-
Mengapa Kita Perlu Memiliki Rasa Takut kepada Yehuwa?Menara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2023 | Juni
-
-
ARTIKEL PELAJARAN 27
Mengapa Kita Perlu Memiliki Rasa Takut kepada Yehuwa?
”Yehuwa berteman akrab dengan orang-orang yang takut kepada-Nya.”—MZ. 25:14, catatan kaki.
NYANYIAN 8 Yehuwa Benteng Kita
YANG DIBAHASa
1-2. Menurut Mazmur 25:14, apa yang diperlukan supaya kita bisa bersahabat dengan Yehuwa?
MENURUT Saudara, hal apa yang dibutuhkan untuk menjadi sahabat yang baik? Saudara mungkin menjawab bahwa kita perlu menyayangi dan mendukung sahabat kita. Saudara mungkin tidak akan berpikir bahwa rasa takut juga dibutuhkan dalam persahabatan. Tapi, seperti yang dikatakan ayat tema untuk artikel ini, orang yang ingin bersahabat dengan Yehuwa harus ”takut kepada-Nya”.—Baca Mazmur 25:14, catatan kaki.
2 Tidak soal berapa lama kita sudah melayani Yehuwa, kita semua perlu terus memiliki rasa takut kepada-Nya. Apa artinya takut kepada Allah? Bagaimana kita bisa memiliki rasa takut kepada Yehuwa? Dan, apa yang bisa kita pelajari dari seorang pelayan bernama Obaja, Imam Besar Yehoyada, dan Raja Yehoas?
APA ARTINYA TAKUT KEPADA ALLAH?
3. Jelaskan bagaimana rasa takut bisa bermanfaat bagi kita.
3 Kita mungkin merasa takut kalau ada sesuatu yang bisa membuat kita celaka. Rasa takut seperti itu bagus karena bisa membantu kita membuat keputusan yang bijaksana. Misalnya, karena takut jatuh, kita tidak akan berjalan terlalu dekat dengan pinggir jurang. Karena takut terluka, kita akan menghindari situasi yang berbahaya. Dan, karena takut merusak persahabatan, kita tidak akan mengatakan atau melakukan sesuatu yang bisa menyakiti sahabat kita.
4. Setan ingin kita memiliki rasa takut seperti apa terhadap Yehuwa?
4 Setan ingin kita memiliki rasa takut yang tidak benar terhadap Yehuwa. Setan menyebarkan kebohongan bahwa Yehuwa itu Allah yang pemarah, suka menghukum, dan mustahil disenangkan. (Ayb. 4:18, 19) Setan ingin kita ketakutan sampai-sampai kita tidak mau lagi melayani Yehuwa. Supaya tidak tertipu, kita perlu berupaya untuk memiliki rasa takut yang benar terhadap Allah.
5. Apa maksudnya memiliki rasa takut kepada Allah?
5 Orang yang memiliki rasa takut yang benar kepada Allah akan menyayangi Dia dan tidak mau melakukan apa pun yang bisa merusak hubungannya dengan Allah. Seperti itulah perasaan Yesus terhadap Allah. (Ibr. 5:7) Yesus tidak merasa ketakutan. (Yes. 11:2, 3, catatan kaki) Sebaliknya, dia sangat menyayangi Yehuwa dan ingin menaati-Nya. (Yoh. 14:21, 31) Seperti Yesus, kita merasa kagum terhadap Yehuwa dan sangat menghormati Dia karena Dia pengasih, berhikmat, adil, dan mahakuasa. Kita juga tahu bahwa Yehuwa sangat menyayangi kita dan bahwa tanggapan kita terhadap ajaran-Nya bisa memengaruhi perasaan-Nya. Kita bisa membuat Dia senang atau sakit hati.—Mz. 78:41; Ams. 27:11.
BAGAIMANA KITA BISA MEMILIKI RASA TAKUT KEPADA ALLAH?
6. Apa yang perlu kita lakukan untuk memiliki rasa takut kepada Allah? (Mazmur 34:11)
6 Kita tidak secara otomatis memiliki rasa takut kepada Yehuwa. (Baca Mazmur 34:11 dan catatan kaki.) Jadi, apa yang perlu kita lakukan? Salah satunya, kita perlu mengamati ciptaan. Ciptaan Allah menunjukkan bahwa Dia berhikmat, mahakuasa, dan sangat menyayangi kita. Dengan menyadari hal-hal itu, kita akan semakin menghormati dan menyayangi Yehuwa. (Rm. 1:20) Seorang saudari bernama Adrienne berkata, ”Hikmat Yehuwa yang terlihat dari ciptaan-Nya membuat saya kagum, dan saya jadi sadar bahwa Dia tahu yang terbaik untuk saya.” Karena sering merenung seperti itu, Adrienne menyimpulkan, ”Saya tidak mau melakukan apa pun yang bisa merusak persahabatan saya dengan Yehuwa, yang sudah memberi saya kehidupan.” Apakah Saudara bisa meluangkan sedikit waktu minggu ini untuk merenungkan salah satu ciptaan Yehuwa? Kalau Saudara melakukan itu, Saudara akan semakin menghormati dan menyayangi Yehuwa.—Mz. 111:2, 3.
7. Bagaimana doa bisa membantu kita memiliki rasa takut kepada Yehuwa?
7 Kita juga bisa memiliki rasa takut kepada Allah dengan berdoa secara rutin. Semakin sering kita berdoa, Yehuwa akan menjadi semakin nyata bagi kita. Setiap kali kita meminta kekuatan untuk bertekun, kita seperti diingatkan bahwa kekuatan Yehuwa luar biasa. Saat kita bersyukur atas korban tebusan Putra-Nya, kita seperti diingatkan bahwa Yehuwa menyayangi kita. Dan, saat kita meminta bantuan Yehuwa untuk mengatasi masalah, kita seperti diingatkan bahwa Dia sangat berhikmat. Ya, doa seperti itu akan membuat kita semakin menghormati Yehuwa. Dan, itu akan memperkuat tekad kita untuk tidak melakukan apa pun yang bisa merusak persahabatan kita dengan-Nya.
8. Apa yang perlu kita lakukan agar kita bisa terus memiliki rasa takut kepada Allah?
8 Kita bisa terus memiliki rasa takut kepada Allah kalau kita mempelajari Alkitab. Sewaktu membacanya, kita perlu berupaya untuk menarik pelajaran dari contoh baik dan contoh buruk di zaman dulu. Mari kita bahas teladan dari dua hamba Yehuwa yang setia, yaitu Obaja, yang adalah pengawas rumah tangga Raja Ahab, dan Imam Besar Yehoyada. Lalu, kita akan belajar dari contoh buruk Yehoas raja Yehuda, yang awalnya melayani Yehuwa tapi belakangan berhenti melakukannya.
JADILAH BERANI SEPERTI OBAJA
9. Rasa takut kepada Yehuwa membuat Obaja menjadi orang seperti apa? (1 Raja 18:3, 12)
9 Pertama kali nama Obajab muncul di Alkitab, dikatakan bahwa dia ”sungguh-sungguh takut kepada Yehuwa”. (Baca 1 Raja 18:3, 12.) Rasa takut kepada Yehuwa membuat Obaja menjadi orang yang jujur dan bisa dipercaya. Karena itu, Raja memilih dia sebagai pengawas rumah tangga kerajaan. (Bandingkan Nehemia 7:2.) Rasa takut kepada Yehuwa juga membuat Obaja memiliki keberanian yang luar biasa, yang sangat dia butuhkan saat itu. Dia hidup pada masa pemerintahan Raja Ahab yang jahat. Alkitab mengatakan, ”Di mata Yehuwa, Ahab . . . lebih buruk daripada semua pendahulunya.” (1 Raj. 16:30) Selain itu, istri Ahab, Izebel, adalah penyembah Baal. Dia sangat membenci Yehuwa sampai-sampai dia berusaha untuk melenyapkan ibadah sejati dari kerajaan Israel sepuluh suku. Dia bahkan membunuh banyak nabi Allah. (1 Raj. 18:4) Jelaslah, Obaja butuh keberanian untuk bisa melayani Yehuwa selama masa yang sulit itu.
10. Bagaimana Obaja menunjukkan keberanian yang luar biasa?
10 Bagaimana Obaja menunjukkan keberanian yang luar biasa? Saat Izebel berusaha membunuh semua nabi Allah, Obaja ”menyembunyikan 100 nabi Yehuwa di gua-gua, 50 di setiap gua, dan terus menyediakan roti dan air bagi mereka”. (1 Raj. 18:13, 14) Kalau Izebel tahu, Obaja pasti dihukum mati. Memang, Obaja mungkin merasa takut, dan dia juga tidak mau mati. Tapi, Obaja mengasihi Yehuwa dan sesama penyembah Yehuwa lebih dari nyawanya sendiri.
Seorang saudara dengan berani mengantarkan makanan rohani kepada rekan-rekan seimannya meski pekerjaan kita dilarang (Lihat paragraf 11)c
11. Bagaimana hamba-hamba Yehuwa di zaman kita meniru Obaja? (Lihat juga gambar.)
11 Sekarang, banyak hamba Yehuwa tinggal di negeri-negeri yang melarang pekerjaan kita. Saudara-saudari yang kita kasihi itu tetap menghormati pemerintah. Tapi seperti Obaja, mereka mengabdi hanya kepada Yehuwa. (Mat. 22:21) Karena takut kepada Allah, mereka lebih taat kepada-Nya daripada kepada manusia. (Kis. 5:29) Jadi, mereka terus memberitakan kabar baik dan berhimpun bersama secara diam-diam. (Mat. 10:16, 28) Mereka juga berupaya memastikan saudara-saudari mereka mendapat makanan rohani yang dibutuhkan. Perhatikan pengalaman Henri, yang tinggal di sebuah negeri di Afrika. Sewaktu pekerjaan kita dilarang di negeri itu, Henri merelakan diri untuk mengantarkan makanan rohani kepada rekan-rekan seimannya. Dia menulis, ”Saya sebenarnya pemalu. Jadi saya yakin, yang membuat saya berani pastilah rasa takut saya yang dalam kepada Yehuwa.” Apakah Saudara juga bisa berani seperti Henri? Saudara pasti bisa, kalau Saudara berupaya untuk memiliki rasa takut kepada Allah.
TETAPLAH SETIA SEPERTI IMAM BESAR YEHOYADA
12. Bagaimana Imam Besar Yehoyada dan istrinya tetap setia kepada Yehuwa?
12 Imam Besar Yehoyada takut kepada Yehuwa. Karena itu, dia tetap setia dan terus membantu orang-orang menjalankan ibadah sejati. Suatu hari, anak perempuan Izebel, Atalia, merebut takhta dan menjadi ratu di Yehuda. Orang-orang sangat takut kepada Atalia. Dia sangat kejam dan ingin sekali berkuasa sampai-sampai dia berupaya membunuh semua keturunan raja. Padahal, mereka adalah cucunya sendiri! (2 Taw. 22:10, 11) Tapi Yehosyabeat, istri Yehoyada, menyelamatkan salah satu keturunan raja, yaitu Yehoas. Yehoyada dan istrinya menyembunyikan anak itu dan membesarkannya. Dengan melakukan itu, mereka memastikan garis keturunan Raja Daud tidak terputus. Ya, Yehoyada yang sudah lansia itu tetap setia kepada Yehuwa dan tidak takut kepada Atalia.—Ams. 29:25.
13. Bagaimana Yehoyada sekali lagi menunjukkan bahwa dia setia kepada Yehuwa?
13 Sewaktu Yehoas berusia tujuh tahun, Yehoyada sekali lagi menunjukkan bahwa dia setia kepada Yehuwa. Yehoyada menyusun rencana untuk membuat Yehoas menjadi raja, karena dialah yang sebenarnya berhak memerintah sebagai keturunan Daud. Kalau rencana itu gagal, Yehoyada pasti akan dibunuh. Tapi, karena bantuan Yehuwa, rencana itu berhasil. Dengan dukungan para pemimpin pasukan dan orang-orang Lewi, Yehoyada melantik Yehoas menjadi raja dan menyuruh agar Atalia dibunuh. (2 Taw. 23:1-5, 11, 12, 15; 24:1) Lalu, Yehoyada ”membuat perjanjian antara Yehuwa dengan Raja dan rakyat, bahwa mereka akan terus menjadi umat Yehuwa”. (2 Raj. 11:17) Yehoyada juga ”menempatkan para penjaga di gerbang rumah Yehuwa, supaya orang yang najis karena hal apa pun tidak bisa masuk”.—2 Taw. 23:19.
14. Karena Yehoyada menghormati Yehuwa, apa yang Yehuwa lakukan untuknya?
14 Yehuwa pernah mengatakan, ”Orang yang menghormati Aku akan Kuhormati.” Dan memang, itulah yang Dia lakukan untuk Yehoyada. (1 Sam. 2:30) Misalnya, Yehuwa memastikan kebaikan Yehoyada dicatat di Alkitab untuk mengajar kita. (Rm. 15:4) Dan sewaktu Yehoyada meninggal, dia diberi kehormatan yang istimewa dengan dikuburkan ”di Kota Daud bersama para raja, karena hal-hal baik yang dia lakukan di Israel bagi Allah yang benar dan rumah-Nya”.—2 Taw. 24:15, 16.
Seperti Imam Besar Yehoyada, semoga rasa takut kepada Allah menggerakkan kita untuk membantu saudara-saudari dengan setia (Lihat paragraf 15)d
15. Apa saja yang bisa kita pelajari dari kisah Yehoyada? (Lihat juga gambar.)
15 Kisah Yehoyada bisa membantu kita semua untuk memiliki rasa takut kepada Allah. Para penatua bisa meniru Yehoyada dengan selalu mencari cara untuk melindungi kawanan milik Allah. (Kis. 20:28) Para lansia juga bisa belajar dari Yehoyada. Kalau mereka takut kepada Yehuwa dan tetap setia, Yehuwa bisa menggunakan mereka untuk melaksanakan kehendak-Nya. Mereka masih berguna bagi Yehuwa. Anak-anak muda bisa belajar dari cara Yehuwa memperlakukan Yehoyada. Mereka perlu bersikap sopan dan penuh hormat terhadap para lansia, terutama yang sudah lama melayani Yehuwa dengan setia. (Ams. 16:31) Dan, kita semua bisa belajar dari para pemimpin pasukan dan orang-orang Lewi yang mendukung Yehoyada. Kita pasti ingin dengan setia mendukung ”orang-orang yang memimpin” kita dan menaati mereka.—Ibr. 13:17.
JANGAN MENJADI SEPERTI RAJA YEHOAS
16. Apa yang menunjukkan bahwa Raja Yehoas tidak terus memiliki rasa takut kepada Yehuwa?
16 Raja Yehoas belajar banyak dari teladan bagus Yehoyada. (2 Raj. 12:2) Hasilnya, raja yang masih muda itu ingin menyenangkan Yehuwa. Tapi setelah Yehoyada meninggal, Yehoas terpengaruh oleh para pejabat yang murtad. Akibatnya, dia dan rakyatnya mulai ”melayani tiang suci dan patung berhala”. (2 Taw. 24:4, 17, 18) Ini membuat Yehuwa sakit hati. Tapi, ”Yehuwa terus mengutus nabi-nabi kepada mereka untuk membawa mereka kembali kepada-Nya”. Meski begitu, ”mereka tidak mau mendengarkan”. Mereka bahkan tidak mendengarkan Zakharia anak Yehoyada. Padahal, Zakharia bukan hanya nabi Yehuwa dan imam, tapi juga sepupu Yehoas. Yang lebih parah lagi, Raja Yehoas menyuruh agar Zakharia dibunuh, meskipun Yehoas sebenarnya berutang budi kepada keluarga Zakharia.—2 Taw. 22:11; 24:19-22.
17. Apa saja yang Yehoas alami karena dia tidak menghormati Yehuwa?
17 Yehoas tidak terus menghormati Yehuwa, dan akibatnya sangat buruk. Yehuwa pernah berkata, ”[Orang] yang meremehkan Aku akan Kuremehkan.” (1 Sam. 2:30) Dan memang, pasukan Yehoas ”yang sangat besar” belakangan dikalahkan oleh pasukan Siria yang lebih kecil, dan Yehoas ”terluka parah”. Setelah pasukan Siria pergi, Yehoas dibunuh oleh hamba-hambanya sendiri karena dia sudah membunuh Zakharia. Raja yang jahat itu bahkan tidak dianggap layak untuk dikuburkan ”di pekuburan para raja”.—2 Taw. 24:23-25; lihat keterangan tambahan untuk ”anak Barakhia” di Matius 23:35.
18. Sesuai dengan Yeremia 17:7, 8, apa yang perlu kita lakukan agar tidak menjadi seperti Yehoas?
18 Apa yang bisa kita pelajari dari contoh buruk Yehoas? Dia seperti pohon yang akarnya lemah. Pohon itu bisa berdiri hanya karena ditopang oleh sebatang kayu. Setelah Yehoyada meninggal, tidak ada lagi yang seolah-olah menopang Yehoas. Jadi, sewaktu ada pengaruh dari orang-orang murtad, yang bagaikan angin kencang, Yehoas pun jatuh. Dari sini kita belajar bahwa rasa takut kita kepada Allah tidak boleh hanya bergantung pada rekan-rekan seiman kita, termasuk keluarga kita. Agar tetap kuat secara rohani, kita harus berupaya untuk semakin mengasihi dan menghormati Yehuwa. Untuk itu, kita perlu rutin mempelajari Alkitab, merenung, dan berdoa.—Baca Yeremia 17:7, 8; Kol. 2:6, 7.
19. Apa yang sebenarnya Yehuwa minta dari kita?
19 Yehuwa sebenarnya tidak meminta banyak hal dari kita. Malah, permintaan-Nya bisa disimpulkan dengan kata-kata di Pengkhotbah 12:13: ”Takutlah kepada Allah yang benar dan jalankan perintah-Nya, karena ini adalah seluruh kewajiban manusia.” Kalau kita takut kepada Allah, kita pasti bisa menghadapi ujian di masa depan dan tetap setia seperti Obaja dan Yehoyada. Tidak akan ada yang bisa merusak persahabatan kita dengan Yehuwa!
-
-
Takutlah kepada Allah dan Dapatkan ManfaatnyaMenara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2023 | Juni
-
-
ARTIKEL PELAJARAN 28
Takutlah kepada Allah dan Dapatkan Manfaatnya
”Orang yang jalan hidupnya lurus takut kepada Yehuwa.”—AMS. 14:2, catatan kaki.
NYANYIAN 122 Teguh dan Tak Goyah
YANG DIBAHASa
1-2. Seperti Lot, kesulitan apa yang dihadapi orang Kristen sekarang?
SEWAKTU kita melihat standar moral dunia ini yang semakin bejat, perasaan kita sama seperti Lot. Dia ’sangat menderita melihat kelakuan yang tidak tahu malu dari orang-orang jahat’, karena dia tahu Yehuwa membenci kelakuan seperti itu. (2 Ptr. 2:7, 8) Lot takut kepada Allah dan menyayangi Dia. Karena itu, Lot tidak mau mengikuti standar moral orang-orang di sekitarnya. Sekarang, orang-orang di sekitar kita juga meremehkan standar moral Yehuwa. Tapi, kita bisa tetap bersih secara moral kalau kita berupaya untuk terus menyayangi Allah dan memiliki rasa takut kepada-Nya.—Ams. 14:2, catatan kaki.
2 Untuk membantu kita, Yehuwa memberikan nasihat yang pengasih di buku Amsal. Semua orang Kristen, baik pria maupun wanita, anak muda maupun lansia, bisa mendapat manfaat dengan memikirkan nasihat yang diberikan.
RASA TAKUT KEPADA ALLAH MELINDUNGI KITA
Di tempat kerja, kita tidak akan berteman akrab dengan orang yang tidak takut kepada Yehuwa. Kita juga tidak akan menerima ajakan untuk melakukan hal-hal yang bisa membuat Yehuwa tidak senang. (Lihat paragraf 3)
3. Sesuai dengan Amsal 17:3, apa salah satu alasannya kita perlu menjaga hati kita? (Lihat juga gambar.)
3 Salah satu alasan penting kita harus menjaga hati kita adalah karena Yehuwa memeriksa hati kita. Dia melihat diri kita yang sebenarnya, bukan hanya apa yang kelihatan dari luar. (Baca Amsal 17:3.) Dia akan menyayangi kita kalau kita mengisi pikiran kita dengan nasihat-Nya yang bijaksana, yang menghasilkan kehidupan abadi. (Yoh. 4:14) Itu akan melindungi kita dari pengaruh Setan dan dunianya, yang bisa merusak moral dan kerohanian kita. (1 Yoh. 5:18, 19) Kalau kita terus mendekat kepada Yehuwa, kita akan semakin menyayangi dan menghormati Dia. Karena kita tidak mau menyakiti Bapak kita, kita bahkan tidak akan terpikir untuk berbuat dosa. Saat ada godaan, kita akan berpikir, ’Bagaimana mungkin saya menyakiti Yehuwa, yang sangat menyayangi saya dan sudah melakukan banyak hal untuk saya?’—1 Yoh. 4:9, 10.
4. Bagaimana rasa takut kepada Yehuwa melindungi seorang saudari saat ada godaan?
4 Marta, seorang saudari di Kroasia, pernah mendapat godaan untuk melakukan perbuatan cabul. Dia menulis, ”Rasanya sulit untuk berpikiran jernih dan untuk melawan keinginan yang salah. Tapi, saya terlindung karena rasa takut saya kepada Yehuwa.”b Bagaimana rasa takut kepada Yehuwa melindungi Marta? Marta menjelaskan bahwa dia memikirkan apa akibatnya kalau dia mengikuti keinginan yang salah. Akibat yang terburuk adalah membuat Yehuwa sedih dan tidak bisa melayani Dia selamanya. Seperti Marta, kita perlu memikirkan hal itu agar kita bisa melawan godaan.—Kej. 6:5, 6.
5. Apa yang bisa Saudara pelajari dari pengalaman Leo?
5 Kalau kita takut kepada Yehuwa, kita akan berhati-hati untuk tidak berteman dengan orang-orang yang tingkah lakunya buruk. Perhatikan pengalaman Leo, yang tinggal di Kongo. Empat tahun setelah dia dibaptis, dia mulai bergaul dengan orang-orang yang tidak benar. Dia berpikir bahwa selama dia tidak ikut melakukan hal-hal buruk, itu tidak apa-apa. Tapi tidak lama kemudian, dia pun terpengaruh sehingga dia menyalahgunakan alkohol dan melakukan perbuatan cabul. Belakangan, dia mengingat kembali apa yang dulu diajarkan oleh orang tuanya, yang adalah Saksi Yehuwa. Dia juga teringat betapa bahagia kehidupannya dulu sewaktu dia masih melayani Yehuwa. Akhirnya, dia menjadi sadar. Dan dengan bantuan para penatua, dia pun kembali kepada Yehuwa. Sekarang, dia sangat bahagia melayani sebagai penatua dan perintis istimewa.
6. Apa yang digambarkan oleh dua ”perempuan” yang disebutkan di Amsal pasal 9?
6 Dunia Setan tergila-gila dengan seks yang bejat dan pornografi. (Ef. 4:19) Karena itu, kita harus terus memiliki rasa takut kepada Allah dan menjauhi apa yang buruk. (Ams. 16:6, catatan kaki) Apa yang bisa membantu kita? Kita semua, tidak soal pria atau wanita, bisa mendapat manfaat dari Amsal pasal 9. Di pasal itu, hikmat dan kebodohan digambarkan sebagai dua perempuan.c Masing-masing perempuan itu mengundang orang-orang yang ”tidak berakal”, atau yang tidak berpengalaman. Kedua perempuan itu seolah-olah berkata, ’Ayo datang dan makan di rumah saya.’ (Ams. 9:1, 5, 6, 13, 16, 17) Tapi, hasil akhir kedua undangan tersebut sangat berbeda.
TOLAKLAH UNDANGAN ”PEREMPUAN BODOH”
Undangan dari ”perempuan bodoh” bisa berakibat buruk (Lihat paragraf 7)
7. Apa yang terjadi dengan orang-orang yang menerima undangan dari ”perempuan bodoh”? (Amsal 9:13-18) (Lihat juga gambar.)
7 Mari kita bahas undangan dari perempuan yang pertama, yang digambarkan sebagai ”perempuan bodoh”. (Baca Amsal 9:13-18.) Dengan tidak tahu malu, dia mengundang orang-orang yang ”tidak berakal” untuk datang ke rumahnya dan makan bersamanya. Apa yang terjadi pada mereka yang menerima undangan itu? Mereka masuk ke ”Kuburan yang dalam”. Saudara mungkin ingat gambaran serupa yang disebutkan sebelumnya di buku Amsal. Kita diperingatkan tentang ”perempuan bejat” dan ”perempuan nakal”. Kita diberi tahu bahwa ”pergi ke rumahnya seperti pergi menuju kematian”. (Ams. 2:11-19) Amsal 5:3-10 juga memperingatkan kita tentang ”perempuan bejat” lainnya yang ”kakinya turun menuju kematian”.
8. Pilihan apa yang harus kita buat?
8 Orang-orang yang mendapat undangan dari ”perempuan bodoh” harus membuat pilihan: menerima undangan tersebut atau menolaknya. Bagaimana dengan kita? Sewaktu ada godaan untuk melakukan perbuatan cabul atau melihat pornografi, misalnya di televisi atau di Internet, bagaimana reaksi kita?
9-10. Mengapa kita harus menghindari perbuatan cabul?
9 Ada banyak alasan mengapa kita harus menghindari perbuatan cabul. ”Perempuan bodoh” itu mengatakan, ”Air curian itu manis.” Apa yang dimaksud dengan ”air curian”? Alkitab menyamakan hubungan seks yang wajar antara suami istri dengan air yang menyegarkan. (Ams. 5:15-18) Hubungan seperti itu hanya boleh dinikmati pasangan suami istri yang sudah menikah secara sah. Itu sangat berbeda dengan ”air curian”, yang bisa memaksudkan hubungan seks yang menyimpang atau di luar nikah. Orang-orang yang berbuat cabul biasanya melakukannya secara diam-diam seperti seorang pencuri. ”Air curian” itu mungkin terasa ”manis”, terutama karena mereka berpikir bahwa perbuatan mereka tidak akan diketahui siapa pun. Tapi, mereka sebenarnya menipu diri sendiri, karena Yehuwa melihat semuanya. Hubungan mereka dengan Yehuwa pun akan menjadi rusak, dan itu sama sekali tidak ”manis”. Malah, itu akan menjadi hal yang paling pahit yang pernah mereka rasakan. (1 Kor. 6:9, 10) Ada lagi akibat lainnya.
10 Perbuatan cabul bisa membuat seseorang merasa malu dan tidak berharga. Itu juga bisa mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan dan merusak hubungan keluarga. Selain itu, orang-orang yang melakukan perbuatan cabul akan mati secara rohani, dan banyak dari mereka terkena penyakit yang bisa membuat mereka mati secara jasmani. (Ams. 7:23, 26) Karena itulah Amsal 9:18 mengatakan bahwa ’tamu-tamu perempuan bodoh itu ada di Kuburan yang dalam’. Jelaslah, jauh lebih bijaksana kalau kita menolak undangan ”perempuan bodoh” itu. Tapi, mengapa banyak orang masih mau menerima undangannya?—Ams. 9:13-18.
11. Mengapa pornografi sangat berbahaya?
11 Salah satu perangkap yang paling umum adalah pornografi. Ada yang merasa bahwa pornografi itu tidak berbahaya. Padahal, itu sangat merugikan, merendahkan harga diri, dan membuat orang kecanduan. Gambar-gambar yang cabul juga sangat sulit untuk dilupakan. Selain itu, pornografi akan memperkuat keinginan yang salah, dan itu membuat kita sulit untuk mematikannya. (Kol. 3:5; Yak. 1:14, 15) Banyak orang yang menonton pornografi akhirnya melakukan perbuatan cabul.
12. Apa yang harus kita lakukan kalau gambar yang cabul tiba-tiba muncul di perangkat elektronik kita?
12 Sebagai orang Kristen, apa yang harus kita lakukan kalau gambar yang cabul tiba-tiba muncul di perangkat elektronik kita? Kita harus langsung menyingkirkannya. Kita bisa lebih mudah melakukan itu kalau kita mengingat bahwa hubungan kita dengan Yehuwa sangat berharga. Kita juga harus menghindari gambar-gambar yang mungkin tidak termasuk pornografi tapi bisa membuat kita memikirkan hal-hal cabul. Mengapa? Karena gambar-gambar seperti itu bisa membuat kita berzina dalam hati. (Mat. 5:28, 29) Seorang penatua di Thailand bernama David mengatakan, ”Saya berpikir, ’Walaupun gambar-gambar itu bukan pornografi, apakah Yehuwa akan senang kalau saya terus melihatnya?’ Karena berpikir seperti ini, saya bisa bertindak dengan bijaksana.”
13. Bagaimana kita bisa bertindak dengan bijaksana?
13 Kita bisa bertindak dengan bijaksana kalau kita memiliki rasa takut yang benar kepada Yehuwa, atau takut membuat Dia tidak senang. Alkitab mengatakan bahwa ”takut kepada Yehuwa adalah awal dari kebijaksanaan”, atau hikmat. (Ams. 9:10, catatan kaki) Itulah yang ditunjukkan di ayat-ayat pertama dari Amsal pasal 9. Dalam bahasa aslinya, ayat-ayat itu menggambarkan ”hikmat yang benar” sebagai perempuan yang lain lagi.
TERIMALAH UNDANGAN DARI ”HIKMAT YANG BENAR”
14. Undangan apa yang disebutkan di Amsal 9:1-6?
14 Baca Amsal 9:1-6. Di ayat-ayat ini, ada sebuah undangan dari Pencipta kita, yang adalah Sumber hikmat yang benar. (Ams. 2:6; Rm. 16:27) Ayat-ayat itu menyebutkan sebuah rumah besar yang memiliki tujuh pilar. Ini menunjukkan bahwa Yehuwa murah hati dan mau menerima siapa pun yang ingin mendapatkan hikmat-Nya.
15. Allah mengundang kita untuk melakukan apa?
15 Dari ayat-ayat tentang perempuan yang menggambarkan ”hikmat yang benar”, kita belajar bahwa Yehuwa itu murah hati dan senang memberi kita banyak hal yang baik. Perempuan tersebut sudah menyiapkan daging dan anggur serta menghidangkan semua itu untuk tamu-tamunya. (Ams. 9:2) Lalu, ayat 4 dan 5 mengatakan, ”Dia [hikmat yang benar] berkata kepada orang yang tidak berakal, ’Mari, makanlah rotiku.’” Mengapa kita perlu menerima undangan itu? Yehuwa ingin anak-anak-Nya berhikmat sehingga mereka bisa tetap aman. Dia ingin melindungi kita supaya kita tidak harus belajar dari pengalaman pahit yang bisa membuat kita menyesal. Karena itulah ”Dia menyimpan hikmat bagi orang lurus hati”. (Ams. 2:7) Kalau kita takut kepada Yehuwa, kita akan berusaha menyenangkan Dia. Kita akan mendengarkan nasihat-Nya yang bijaksana dan mengikutinya dengan senang hati.—Yak. 1:25.
16. Bagaimana rasa takut kepada Allah membantu Alain membuat keputusan yang bijaksana, dan apa hasilnya?
16 Perhatikan pengalaman Alain, seorang penatua yang bekerja sebagai guru sekolah. Dia berkata, ”Banyak guru menganggap film porno sebagai bagian dari pendidikan seks.” Tapi, Alain tahu itu tidak benar. Dia berkata, ”Karena saya takut kepada Allah, saya dengan tegas menolak untuk menonton film-film seperti itu. Saya juga menjelaskan alasannya kepada guru-guru lain.” Ya, Alain mengikuti ”hikmat yang benar” dengan ’berjalan lurus di jalan pengertian’. (Ams. 9:6) Beberapa guru terkesan dengan pendirian Alain. Sekarang, mereka pun belajar Alkitab dan ikut berhimpun.
Undangan dari ”hikmat yang benar” bisa membuat kita bahagia dan mendapat kehidupan abadi (Lihat paragraf 17-18)
17-18. Berkat apa yang sekarang dinikmati orang-orang yang menerima undangan dari ”hikmat yang benar”, dan seperti apa masa depan mereka? (Lihat juga gambar.)
17 Yehuwa menggunakan gambaran dua perempuan itu untuk menunjukkan caranya kita bisa memiliki masa depan yang bahagia. Orang-orang yang menerima undangan dari ”perempuan bodoh” diam-diam menikmati perbuatan cabul, yang kelihatannya ”manis”. Mereka hanya ingin bersenang-senang dan tidak memikirkan akibatnya di masa depan. Pada akhirnya, mereka akan masuk ke ”Kuburan yang dalam”.—Ams. 9:13, 17, 18.
18 Bagaimana dengan orang-orang yang menerima undangan dari ”hikmat yang benar”? Mereka bisa menikmati makanan rohani yang berlimpah dan menyehatkan. (Yes. 65:13) Melalui Nabi Yesaya, Yehuwa berkata, ”Dengarkan Aku baik-baik, dan makanlah apa yang baik, dan kalian akan sangat menikmati makanan yang terbaik.” (Yes. 55:1, 2) Kita belajar untuk menyukai apa yang Yehuwa sukai dan membenci apa yang Dia benci. (Mz. 97:10) Kita juga senang karena kita bisa mengundang orang lain untuk mendapat manfaat dari ”hikmat yang benar”. Kita seolah-olah ”berseru dari tempat-tempat tinggi di kota, ’Siapa pun yang tak berpengalaman, datanglah ke sini.’” ”Hikmat yang benar” bisa membawa manfaat yang besar, baik sekarang maupun di masa depan. Kita dan orang-orang yang mendengarkan kita bisa terus ’berjalan lurus di jalan pengertian’ dan hidup selamanya.—Ams. 9:3, 4, 6.
19. Sesuai dengan Pengkhotbah 12:13, 14, apa seharusnya tekad kita? (Lihat juga kotak ”Manfaat dari Rasa Takut kepada Allah”.)
19 Baca Pengkhotbah 12:13, 14. Di hari-hari terakhir yang jahat ini, semoga rasa takut kepada Allah terus menjaga hati kita dan membantu kita untuk tetap bersih secara moral dan rohani. Dan, karena memiliki rasa takut kepada Allah, semoga kita terus mengundang sebanyak mungkin orang untuk mencari ”hikmat yang benar” dan mendapatkan manfaatnya.
-