-
Mengapa Mereka Susah Mengasihi AllahMenara Pengawal—2013 | 1 November
-
-
TOPIK UTAMA | DUSTA-DUSTA YANG MENGHALANGI KITA MENGASIHI ALLAH
Mengapa Mereka Susah Mengasihi Allah
”Engkau harus mengasihi Yehuwa, Allahmu, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan segenap tenaga hidupmu.”—Nabi Musaa
Banyak orang sulit mengasihi Allah. Mereka percaya bahwa sebagai Pribadi Mahatinggi, Allah tidak mau manusia sepenuhnya memahami Dia. Jadi, mereka tidak mungkin bisa mengenal Dia. Ada juga yang berpendapat Allah kejam. Perhatikan beberapa pendapat ini:
”Dulu, saya berdoa minta bantuan Tuhan, tapi saya merasa Ia jauh, sepertinya tidak mungkin mendengarkan saya. Tuhan itu tidak nyata dan tanpa perasaan.”—Antoniob, Italia.
”Saya sangat ingin melayani Allah, tapi rasanya Dia sangat jauh. Dulu, saya merasa Dia kasar dan hanya mau menghukum kita. Rasanya tidak mungkin Allah punya perasaan yang lembut.”—Inez, Guatemala.
”Waktu kecil, saya percaya Allah selalu cari-cari kesalahan kita untuk menghukum kita. Belakangan, saya menganggap Allah masa bodoh. Dia seperti perdana menteri yang mengatur urusan rakyatnya—tapi tidak memedulikan mereka.”—Melanie, Kanada.
Apakah Anda juga merasa mengasihi Allah itu susah? Selama berabad-abad, banyak orang merasa seperti itu meski mereka beragama. Malah, selama Abad Pertengahan, kebanyakan rakyat negeri-negeri Kristen tidak berdoa kepada Allah Yang Mahakuasa. Alasannya? Mereka sangat takut. Seperti kata sejarawan Will Durant, ”Mana mungkin pedosa yang hina layak menghampiri takhta yang begitu menakutkan dan tak terjangkau?”
Mengapa orang sampai merasa seperti itu? Apa yang sebenarnya Alkitab katakan? Bagaimana kebenaran Alkitab bisa membantu Anda mengasihi Allah?
b Nama-nama dalam seri artikel ini telah diubah.
-
-
Dusta 1: Allah Tak BernamaMenara Pengawal—2013 | 1 November
-
-
TOPIK UTAMA | DUSTA-DUSTA YANG MENGHALANGI KITA MENGASIHI ALLAH
Dusta 1: Allah Tak Bernama
YANG DIPERCAYAI ORANG
”Kami tidak bisa sepakat apakah Allah punya nama, dan kalau memang punya, kami tidak bisa menentukan siapa nama-Nya.”—Profesor David Cunningham, Theological Studies.
KEBENARAN DARI ALKITAB
Allah mengatakan, ”Akulah Yehuwa. Itulah namaku.” (Yesaya 42:8) Yehuwa adalah nama Ibrani yang berarti ”Ia Menyebabkan Menjadi”.
Yehuwa ingin kita menggunakan nama-Nya. ”Panggillah nama-Nya, beritahukanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah, bahwa nama-Nya tinggi luhur!”—Yesaya 12:4, Terjemahan Baru (TB).
Banyak nabi menggunakan nama Allah. Misalnya, Daud mengatakan, ”Agar mereka tahu bahwa engkau, yang bernama Yehuwa.” (Mazmur 83:18) Yesus juga menggunakan nama Allah. Ia berdoa kepada Yehuwa, ”Aku telah memberitahukan namamu kepada mereka [murid-murid Yesus] dan akan memberitahukannya.” Mengapa Yesus memberitahukan nama Allah kepada para murid? Ia melanjutkan, ”Agar kasih yang engkau [Allah] limpahkan kepadaku ada dalam diri mereka dan aku dalam persatuan dengan mereka.”—Yohanes 17:26.
MENGAPA KEBENARAN INI PENTING
”Orang yang tidak mengetahui nama Allah tidak mengenal Dia sebagai satu pribadi,” kata teolog Walter Lowrie, ”jadi orang itu tidak bisa mengasihi Dia, karena ia menganggap Allah hanyalah suatu kekuatan.”
Seorang pria bernama Victor rajin ke gereja setiap minggu, tetapi ia tidak merasa mengenal Allah. ”Belakangan, saya tahu bahwa nama Allah adalah Yehuwa, dan saat itulah saya seperti baru berkenalan dengan Dia,” katanya. ”Saya seperti bertemu langsung dengan Pribadi yang selama ini sering saya dengar. Allah mulai nyata bagi saya dan saya bisa bersahabat dengan-Nya.”
Yehuwa dekat dengan orang-orang yang menggunakan nama-Nya. Allah berjanji bahwa bagi orang ”yang memikirkan namanya”, Ia ”akan memperlihatkan keibaan hati kepada mereka, sama seperti seorang pria memperlihatkan keibaan hati kepada putranya yang melayani dia”. (Maleakhi 3:16, 17) Allah juga memberkati orang-orang yang memanggil nama-Nya. Alkitab mengatakan, ”Setiap orang yang berseru kepada nama Yehuwa akan diselamatkan.”—Roma 10:13.
-
-
Dusta 2: Allah MisteriusMenara Pengawal—2013 | 1 November
-
-
TOPIK UTAMA | DUSTA-DUSTA YANG MENGHALANGI KITA MENGASIHI ALLAH
Dusta 2: Allah Misterius
YANG DIPERCAYAI ORANG
Agama-agama Kristen ”dengan tiga kelompok utamanya yaitu Katolik Roma, Ortodoks Timur, dan Protestan memercayai satu Allah dalam tiga Pribadi: Allah Bapak, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus. Menurut teologi Kristen, kepercayaan ini bukanlah pengakuan atas tiga allah namun atas tiga pribadi yang pada dasarnya satu”.—The New Encyclopædia Britannica.
KEBENARAN DARI ALKITAB
Yesus, Putra Allah, tidak pernah mengaku setara atau sama dengan Bapaknya. Sebaliknya, ia mengatakan, ”Aku akan pergi kepada Bapak, karena Bapak lebih besar daripada aku.” (Yohanes 14:28) Ia juga memberi tahu seorang pengikutnya, ”Aku akan naik kepada Bapakku dan Bapakmu dan kepada Allahku dan Allahmu.”—Yohanes 20:17.
Roh kudus bukan pribadi. Orang-orang Kristen masa awal ”dipenuhi dengan roh kudus”, dan Yehuwa mengatakan, ”Aku akan mencurahkan sebagian dari rohku ke atas segala macam orang.” (Kisah 2:1-4, 17) Roh kudus bukan bagian dari suatu Tritunggal. Roh kudus adalah tenaga Allah yang Ia gunakan untuk melakukan segala sesuatu.
MENGAPA KEBENARAN INI PENTING
Pakar Katolik Karl Rahner dan Herbert Vorgrimler menjelaskan bahwa Tritunggal ”tidak dapat dipahami jika tidak disingkapkan, dan meskipun sudah disingkapkan, hal itu tetap tidak bisa dimengerti sepenuhnya”. Jadi, doktrin Tritunggal menghalangi kita mengenal Allah. Nah, kalau Anda tidak mengenal atau memahami seseorang, mana mungkin Anda bisa mengasihi dia?
Antonio, yang dikutip di artikel sebelumnya, pernah merasakan hal ini. Ia mengatakan, ”Saya pikir Allah menyembunyikan identitas-Nya dari saya, dan itu membuat Dia semakin jauh, misterius, dan sulit didekati.” Namun, Allah tidak suka membuat manusia kebingungan. (1 Korintus 14:33) Ia tidak pernah menyembunyikan identitas-Nya dari kita. Ia ingin kita mengenal Dia. Yesus mengatakan, ”Kami menyembah apa yang kami kenal.”—Yohanes 4:22.
”Waktu saya tahu bahwa Allah bukan bagian dari Tritunggal,” kata Antonio, ”saya akhirnya bisa mulai dekat dengan Dia.” Kita tidak akan sulit mengasihi Yehuwa jika kita percaya Dia adalah Pribadi yang nyata dan bisa dikenal, bukan seseorang yang asing dan misterius. ”Ia yang tidak mengasihi tidak mengenal Allah,” kata Alkitab, ”karena Allah adalah kasih.”—1 Yohanes 4:8.
-
-
Dusta 3: Allah KejamMenara Pengawal—2013 | 1 November
-
-
TOPIK UTAMA | DUSTA-DUSTA YANG MENGHALANGI KITA MENGASIHI ALLAH
Dusta 3: Allah Kejam
YANG DIPERCAYAI ORANG
”Jiwa orang-orang yang mati dalam keadaan dosa berat, masuk langsung sesudah kematian ke dunia orang mati, di mana mereka mengalami siksa neraka, ’api abadi’.”(Katekismus Gereja Katolik) Ada juga pemimpin agama yang mengatakan bahwa neraka adalah keadaan terasing dan terpisah dari Allah.
KEBENARAN DARI ALKITAB
”Jiwa yang berbuat dosa—jiwa itulah yang akan mati.” (Yehezkiel 18:4) Orang mati ”sama sekali tidak sadar akan apa pun”. (Pengkhotbah 9:5) Apakah jiwa yang mati dan tidak sadar bisa merasa menderita karena disiksa dalam ”api abadi” atau karena terpisah selamanya dari Allah?
Dalam Alkitab, kata Ibrani dan Yunani yang sering diterjemahkan menjadi ”neraka” sebenarnya memaksudkan kuburan manusia. Misalnya, ketika Ayub menderita penyakit parah, ia berdoa, ”Andaikan Engkau dapat menyembunyikan aku dalam kubur [”dalam neraka, ” Douay-Rheims Version].” (Ayub 14:13, Kitab Suci Komunitas Kristiani) Kalau neraka adalah tempat penyiksaan atau keadaan terasing dari Allah, Ayub tidak mungkin ingin beristirahat di sana.
MENGAPA KEBENARAN INI PENTING
Kalau Allah kejam, kita tidak akan mau mendekati Dia; kita akan menjauhi Dia. ”Sejak kecil saya diajar tentang neraka,” kata Maria, yang tinggal di Meksiko. ”Saya ketakutan sampai-sampai saya tidak bisa membayangkan kalau Allah punya sifat-sifat baik. Saya pikir dia pemarah dan kaku.”
Kata-kata Alkitab yang jelas tentang penghakiman Allah dan keadaan orang mati mengubah pendapat Maria tentang Allah. ”Saya tadinya sangat terbeban secara emosi, tapi sekarang saya merasa lega,” katanya. ”Saya mulai percaya bahwa Allah menginginkan yang terbaik bagi kita, bahwa Dia mengasihi kita, dan bahwa saya bisa mengasihi Dia. Dia seperti ayah yang menggandeng tangan anak-anaknya dan menginginkan yang terbaik bagi mereka.”—Yesaya 41:13.
Banyak orang berusaha mati-matian untuk hidup saleh karena takut masuk neraka. Tetapi, Allah tidak mau Anda melayani-Nya karena ketakutan. Apa yang Allah inginkan? Yesus mengatakan, ”Engkau harus mengasihi Yehuwa, Allahmu.” (Markus 12:29, 30) Selain itu, jika kita tahu Allah itu adil, kita bisa yakin bahwa Allah akan menghakimi kita dengan adil. Seperti teman Ayub, Elihu, kita bisa dengan yakin mengatakan, ”Allah tidak berlaku curang, Yang Mahakuasa tidak membengkokkan keadilan.”—Ayub 34:10, TB.
-
-
Kebenaran Bisa MemerdekakanMenara Pengawal—2013 | 1 November
-
-
TOPIK UTAMA | DUSTA-DUSTA YANG MENGHALANGI KITA MENGASIHI ALLAH
Kebenaran Bisa Memerdekakan
Sewaktu sedang mengajar di Yerusalem, Yesus berbicara tentang Bapaknya, Yehuwa, dan ia juga membuka kedok para pemimpin agama gadungan pada zaman itu. (Yohanes 8:12-30) Apa yang Yesus katakan saat itu bisa membantu kita memeriksa kepercayaan banyak orang tentang Allah. Yesus mengatakan, ”Jika kamu tetap ada dalam perkataanku, kamu benar-benar muridku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”—Yohanes 8:31, 32.
”Tetap ada dalam perkataanku.” Melalui kata-kata itu, Yesus memberikan standar untuk menentukan apakah suatu ajaran itu benar. Sewaktu mendengar pernyataan tentang Allah, cobalah pikirkan, ’Apakah ini sesuai dengan kata-kata Yesus dan isi Alkitab?’ Tirulah orang-orang yang mendengarkan rasul Paulus dan yang ”memeriksa Tulisan-Tulisan Kudus dengan teliti untuk mengetahui apakah hal-hal itu [yang mereka pelajari] benar demikian”.—Kisah 17:11.
Antonio, Inez, dan Melanie, yang dikutip dalam artikel pertama, secara teliti memeriksa kepercayaan mereka. Caranya? Dengan belajar Alkitab bersama Saksi-Saksi Yehuwa. Apa yang mereka simpulkan?
Antonio: ”Guru Alkitab kami menggunakan Alkitab untuk menjawab setiap pertanyaan saya dan istri. Kasih kami kepada Yehuwa makin dalam, dan hubungan saya dan istri makin dekat!”
Inez: ”Awalnya, saya pikir Alkitab cuma buku filsafat yang isinya pendapat manusia tentang Allah. Tapi lama-lama, saya sadar bahwa Alkitab bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya. Sekarang, Yehuwa nyata bagi saya. Saya bisa memercayai Dia.”
Melanie: ”Saya berdoa kepada Allah agar saya dibantu belajar tentang Dia. Tidak lama kemudian, saya dan suami saya mulai belajar Alkitab. Akhirnya, kami tahu kebenaran tentang Yehuwa! Kami sangat senang waktu tahu Allah seperti apa Dia.”
Alkitab bukan hanya meluruskan kebohongan tentang Allah, tetapi juga memberitahukan kebenaran tentang sifat-sifat-Nya yang menarik. Alkitab adalah Firman Allah yang terilham, yang membantu kita ”mengetahui perkara-perkara yang dengan baik hati telah Allah berikan kepada kita”. (1 Korintus 2:12) Buktikan sendiri bagaimana Alkitab bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan penting tentang Allah, makna kehidupan, dan masa depan kita! Silakan kunjungi situs www.pr418.com/id, dan lihat bagian ”Ajaran Alkitab > Pertanyaan Alkitab Dijawab”. Jika ingin belajar Alkitab, Anda bisa memintanya melalui situs itu atau menghubungi seorang Saksi Yehuwa. Dengan belajar Alkitab, Anda akan merasa bahwa dekat dengan Allah dan mengasihi-Nya tidak susah.
-