PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Mengapa Berminat pada Agama Lain?
    Pencarian Manusia akan Allah
    • Pasal 1

      Mengapa Berminat pada Agama Lain?

      1-7. Apa beberapa perwujudan berbagai agama dunia?

      TIDAK soal di mana Anda tinggal, pasti Anda telah melihat sendiri bagaimana pengaruh agama atas kehidupan jutaan orang, mungkin kehidupan Anda sendiri juga. Di negeri-negeri yang mayoritas penduduknya menganut Hinduisme, Anda akan sering melihat orang melakukan puja—upacara yang antara lain mencakup memberikan sesajen kepada dewa-dewi, berupa kelapa, bunga, dan buah. Seorang pendeta akan membubuhkan setitik pewarna merah atau kuning, yaitu tilak, di dahi para penganut. Selain itu, jutaan orang setiap tahun berkumpul di Sungai Gangga untuk disucikan oleh airnya.

      2 Di negeri-negeri Katolik, Anda akan melihat orang-orang berdoa di gereja dan di katedral sambil memegang salib atau rosario. Manik-manik rosario digunakan untuk menghitung doa yang dipanjatkan sebagai pemujaan kepada Maria. Dan, tidaklah sulit mengenali biarawati dan imam dari jubah mereka yang khas.

      3 Di negeri-negeri Protestan, ada banyak sekali rumah ibadat dan gereja, dan pada hari Minggu jemaatnya biasa mengenakan pakaian yang paling bagus dan berkumpul untuk menyanyikan kidung pujian serta mendengarkan khotbah. Pendeta mereka sering kali mengenakan jas hitam dan kerah kependetaan yang khas.

      4 Di negeri-negeri Islam, Anda dapat mendengar suara para muazin, orang yang menyerukan azan dari menara masjid lima kali sehari, memanggil umat yang saleh untuk salat, atau sembahyang. Mereka menganggap Alquran sebagai kitab suci agama Islam. Menurut kepercayaan Islam, kitab ini diwahyukan oleh Allah dan diturunkan kepada nabi Muhammad melalui malaikat Jibril pada abad ketujuh M.

      5 Di jalan-jalan banyak negeri Buddhis terlihat para biksu yang umumnya mengenakan jubah berwarna kuning-jingga, hitam, atau merah, sebagai tanda kesalehan. Candi-candi dengan patung sang Buddha yang berwajah tenang merupakan bukti bahwa kepercayaan Buddhis sudah ada sejak zaman dulu.

      6 Shinto, agama yang kebanyakan penganutnya ada di Jepang, terlihat pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari dengan adanya kuil keluarga dan persembahan bagi para leluhur. Orang Jepang tidak segan-segan berdoa memohon hal-hal duniawi, bahkan keberhasilan dalam ujian sekolah.

      7 Kegiatan keagamaan lain yang dikenal di seluruh dunia adalah kegiatan orang-orang yang pergi dari rumah ke rumah dan berbicara kepada orang-orang di jalan sambil membawa Alkitab dan bahan bacaan Alkitab. Dengan majalah Menara Pengawal dan Sedarlah! di tangan, hampir setiap orang mengenali mereka sebagai Saksi-Saksi Yehuwa.

      8. Apa yang ditunjukkan oleh sejarah tata cara ibadat?

      8 Apa yang ditunjukkan oleh begitu banyak ragam tata cara ibadat di seluruh dunia? Yaitu, bahwa selama ribuan tahun manusia membutuhkan dan merindukan hal-hal rohani. Manusia tidak lepas dari cobaan dan beban, serta keraguan dan pertanyaan, termasuk teka-teki tentang kematian. Perasaan religius diungkapkan dengan banyak cara sewaktu orang-orang berpaling kepada Allah atau dewa-dewi mereka, memohon berkat dan penghiburan. Agama juga mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan penting: Mengapa kita dilahirkan? Bagaimana seharusnya cara hidup kita? Apa masa depan umat manusia?

      9. Dalam arti apa kebanyakan orang punya suatu bentuk agama dalam kehidupan mereka?

      9 Di pihak lain, ada jutaan orang yang mengaku tidak beragama atau tidak percaya kepada suatu allah. Mereka adalah orang ateis. Yang lainnya, yaitu orang agnostik, percaya bahwa Allah tidak dikenal dan mungkin tidak dapat dikenal. Namun, tentu tidak berarti bahwa mereka tidak punya prinsip atau etika, sebagaimana seseorang yang mengaku beragama belum tentu punya agama. Akan tetapi, jika seseorang mengakui bahwa agama adalah ”pengabdian kepada suatu prinsip; kesetiaan; kesungguhan; kecintaan atau keterikatan religius”, jelaslah bahwa kebanyakan orang, termasuk orang ateis dan orang agnostik, punya suatu bentuk agama dalam kehidupan mereka.—The Shorter Oxford English Dictionary.

      10. Apakah agama mempunyai pengaruh yang kuat dalam dunia modern? Lukiskan.

      10 Dengan adanya begitu banyak agama dalam dunia yang semakin kecil saja karena semakin cepatnya perjalanan dan komunikasi, pengaruh beragam kepercayaan dirasakan di seluruh dunia, tidak soal kita suka atau tidak. Kemarahan masyarakat yang berkobar pada tahun 1989 karena buku The Satanic Verses, yang menurut beberapa orang adalah karangan ’seorang Muslim murtad’, merupakan bukti nyata bahwa sentimen agama dapat berskala dunia. Ada seruan dari para pemimpin Islam agar buku tersebut dilarang dan bahkan agar pengarangnya dihukum mati. Apa yang membuat orang-orang bereaksi begitu keras dalam soal agama?

      11. Mengapa tidak salah untuk memeriksa kepercayaan lain?

      11 Untuk menjawab pertanyaan itu, kita perlu tahu sedikit tentang latar belakang agama-agama dunia. Sebagaimana dinyatakan oleh Geoffrey Parrinder dalam buku World Religions—From Ancient History to the Present, ”Meneliti berbagai agama tidak berarti seseorang tidak setia kepada kepercayaannya sendiri.” Pengetahuan membuat orang berpengertian, dan pengertian membuat orang toleran terhadap orang lain yang berbeda pandangan.

      Mengapa Menyelidiki?

      12. Faktor-faktor apa yang biasanya menentukan agama seseorang?

      12 Pernahkah Anda berpikir atau mengatakan, ’Saya punya agama sendiri. Ini soal yang sifatnya sangat pribadi. Saya tidak membahasnya dengan orang lain’? Memang, agama sifatnya sangat pribadi—boleh dibilang sejak kita lahir orang tua dan sanak keluarga telah menanamkan dalam benak kita gagasan-gagasan agama atau etika. Maka, kita biasanya akan mengikuti standar-standar agama orang tua dan kakek nenek kita. Agama bisa dikatakan menjadi soal tradisi keluarga. Apa hasil dari proses ini? Sering kali, orang lainlah yang memilihkan agama untuk kita. Agama akhirnya hanya soal di mana dan kapan kita dilahirkan. Atau, seperti diperlihatkan oleh sejarawan Arnold Toynbee, keterpautan seseorang pada suatu kepercayaan sering kali ditentukan oleh ”tempat seseorang kebetulan dilahirkan”.

      13, 14. Mengapa tidak masuk akal untuk beranggapan bahwa agama seseorang sejak lahir pasti diperkenan Allah?

      13 Apakah masuk akal untuk beranggapan bahwa agama yang telah ditentukan atas seseorang pada waktu ia lahir pastilah kebenaran? Seandainya Anda dilahirkan di Italia atau di Amerika Selatan, misalnya, mau tidak mau, Anda mungkin akan dibesarkan sebagai seorang Katolik. Jika Anda dilahirkan di India, kemungkinan besar Anda otomatis menjadi seorang Hindu atau, jika Anda dari daerah Punjab, mungkin menjadi orang Sikh. Andaikata orang tua Anda dari Pakistan, Anda tentulah menjadi seorang Muslim. Dan, jika Anda dilahirkan di sebuah negeri Sosialis beberapa dasawarsa yang lalu, Anda kemungkinan tidak punya pilihan selain dibesarkan sebagai seorang ateis.—Galatia 1:13, 14; Kisah 23:6.

      14 Oleh karena itu, apakah agama seseorang sejak lahir pasti agama yang benar, yang diperkenan Allah? Seandainya konsep itulah yang diikuti selama ribuan tahun, banyak orang tentu masih mempraktekkan syamanisme primitif dan kultus-kultus kesuburan kuno, dengan anggapan bahwa ’apa yang cukup baik bagi nenek moyang saya cukup baik bagi saya’.

      15, 16. Apa manfaatnya memeriksa agama-agama lain?

      15 Karena ada banyak ragam ekspresi keagamaan yang berkembang di seluruh dunia selama 6.000 tahun belakangan ini, dengan memahami kepercayaan orang lain dan asal usul kepercayaan mereka setidaknya kita menambah pengetahuan dan memperluas wawasan. Dan, hal itu juga dapat membuat kita memiliki harapan yang lebih nyata akan masa depan.

      16 Di banyak negeri dewasa ini, karena imigrasi dan perpindahan penduduk, orang-orang dari berbagai agama tinggal di lingkungan yang sama. Jadi, memahami pandangan orang lain dapat menghasilkan komunikasi dan percakapan yang lebih berbobot di antara orang-orang yang berbeda kepercayaan. Mungkin juga, pemahaman ini dapat menghilangkan sebagian kebencian di dunia yang disebabkan oleh perbedaan agama. Memang, orang mungkin sangat tidak sepaham dengan keyakinan agama orang lain, tetapi tidaklah beralasan untuk membenci seseorang hanya karena ia menganut pandangan yang berbeda.—1 Petrus 3:15; 1 Yohanes 4:20, 21; Penyingkapan (Wahyu) 2:6.

      17. Mengapa kita hendaknya tidak membenci orang yang pandangan agamanya berbeda dengan kita?

      17 Hukum Yahudi kuno mengatakan, ”Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia. Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN [Yehuwa].” (Imamat 19:17, 18, TB) Pendiri Kekristenan mengatakan, ”Tetapi kepada kamu yang mendengarkan, aku mengatakan: Teruslah kasihi musuh-musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu, . . . dan upahmu akan besar, dan kamu akan menjadi putra-putra dari Yang Mahatinggi, karena ia baik hati kepada orang yang tidak berterima kasih dan fasik.” (Lukas 6:27, 35) Di bawah judul ”Perempuan yang Diuji”, Quran menyatakan prinsip serupa (surat 60:7, Al Qur’an dan Terjemahnya, karya Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an), ”Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

      18. Mengapa kepercayaan seseorang perlu dipertimbangkan?

      18 Namun, sekalipun toleransi dan pengertian itu diperlukan, bukan berarti apa yang dipercayai seseorang tidak menjadi soal. Sebagaimana dikatakan oleh sejarawan Geoffrey Parrinder, ”Kadang-kadang dikatakan bahwa semua agama mempunyai tujuan yang sama, atau adalah berbagai jalan yang paralel menuju kebenaran, atau bahkan bahwa semua mengajarkan doktrin yang sama . . . Namun, orang Aztek kuno, yang mengacungkan jantung korban-korban mereka yang masih berdenyut ke matahari, agamanya pasti tidak sebaik agama sang Buddha yang cinta damai.” Selanjutnya, sehubungan dengan ibadat, bukankah Allah sendiri yang harus menentukan apa yang dapat diterima dan yang tidak?—Mikha 6:8.

      Bagaimana Menilai Agama?

      19. Bagaimana agama seharusnya mempengaruhi tingkah laku seseorang?

      19 Kebanyakan agama mempunyai sekumpulan kepercayaan atau doktrin, tetapi doktrin-doktrin ini sering kali menjadi teologi yang sangat rumit, yang tidak dapat dipahami oleh orang awam pada umumnya. Namun, prinsip sebab-akibat berlaku dalam setiap kasus. Ajaran suatu agama harus mempengaruhi kepribadian dan tingkah laku sehari-hari setiap pemeluknya. Jadi, tingkah laku setiap orang biasanya, sedikit atau banyak, adalah cerminan dari latar belakang agamanya. Apa pengaruh agama Anda atas diri Anda? Apakah agama Anda menghasilkan pribadi yang lebih baik hati? Lebih murah hati, jujur, rendah hati, toleran, dan berbelas kasihan? Pertanyaan-pertanyaan ini masuk akal, karena seperti dikatakan oleh seorang guru besar agama, Yesus Kristus, ”Setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, tetapi setiap pohon yang busuk menghasilkan buah yang tidak berguna; pohon yang baik tidak dapat menghasilkan buah yang tidak berguna, demikian pula pohon yang busuk tidak dapat menghasilkan buah yang baik. Setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik ditebang dan dilemparkan ke dalam api. Maka sebenarnya, dari buah-buahnya kamu akan mengenali orang-orang itu.”—Matius 7:17-20.

      20. Pertanyaan-pertanyaan apa yang muncul mengenai agama dan sejarah?

      20 Sejarah dunia pasti membuat kita berpikir dan bertanya-tanya tentang apa peranan agama dalam banyak peperangan yang memorak-porandakan umat manusia dan menimbulkan penderitaan yang tak terlukiskan. Mengapa begitu banyak orang membunuh dan dibunuh atas nama agama? Perang Salib, Inkwisisi, pertikaian di Timur Tengah dan di Irlandia Utara, pembantaian antara Irak dan Iran (1980-88), bentrokan Hindu-Sikh di India—semua peristiwa ini tentu membuat orang yang berpikir logis mengajukan pertanyaan mengenai kepercayaan agama dan etika.—Lihat kotak di bawah.

      21. Apa beberapa contoh buah Susunan Kristen?

      21 Negeri-negeri Susunan Kristen terkenal dengan kemunafikannya dalam bidang ini. Dalam dua perang dunia, orang Katolik membunuh orang Katolik dan orang Protestan membunuh orang Protestan atas perintah para pemimpin politik mereka yang ”Kristen”. Padahal, Alkitab dengan jelas mempertentangkan perbuatan daging dan buah roh. Sehubungan dengan perbuatan daging, Alkitab menyatakan, ”Ini adalah percabulan, kenajisan, tingkah laku bebas, penyembahan berhala, praktek spiritisme, permusuhan, percekcokan, kecemburuan, ledakan kemarahan, pertengkaran, perpecahan, sekte-sekte, kedengkian, bermabuk-mabukan, pesta pora, dan hal-hal seperti ini semua. Sehubungan dengan hal-hal ini aku memperingatkan kamu sebelumnya, dengan cara yang sama sebagaimana aku sudah memperingatkan kamu sebelumnya, bahwa orang yang mempraktekkan hal-hal demikian tidak akan mewarisi kerajaan Allah.” Namun, mereka yang mengaku beragama Kristen sudah biasa melakukan hal-hal ini selama berabad-abad, dan tingkah laku mereka sering kali dibiarkan oleh para pemimpin agama mereka.—Galatia 5:19-21.

      22, 23. Berbeda dengan kenyataannya, buah apa yang seharusnya dihasilkan oleh agama yang sejati?

      22 Sebaliknya, buah-buah yang positif dari roh adalah ”kasih, sukacita, damai, kepanjangsabaran, kebaikan hati, kebaikan, iman, kelemahlembutan, pengendalian diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal demikian”. Semua agama harus menghasilkan buah perdamaian semacam ini. Tetapi, apakah demikian? Bagaimana dengan agama Anda?—Galatia 5:22, 23.

      23 Jadi, pengkajian dalam buku ini tentang pencarian manusia akan Allah melalui agama-agama dunia dimaksudkan untuk menjawab beberapa pertanyaan kita. Tetapi, apa standar untuk menilai suatu agama? Standar siapa yang digunakan?

      ’Agama Saya Cukup Baik bagi Saya’

      24, 25. Tantangan apa yang dihadapkan kepada setiap orang sehubungan dengan agamanya?

      24 Banyak orang tidak mau membahas soal agama dengan mengatakan, ’Agama saya cukup baik bagi saya. Saya tidak berbuat jahat kepada siapa pun, dan saya menolong orang jika saya sanggup.’ Tetapi, apakah itu sudah cukup? Apakah standar pribadi kita untuk menilai agama sudah memadai?

      25 Jika agama, seperti dinyatakan oleh sebuah kamus, merupakan ”ungkapan kepercayaan manusia dan hormatnya kepada suatu kekuatan adimanusiawi yang diakui sebagai pencipta dan penguasa alam semesta”, tentu timbul pertanyaan, Apakah agama saya cukup baik bagi sang pencipta dan penguasa alam semesta? Jika demikian, Pencipta seharusnya juga berhak menentukan tingkah laku, ibadat, dan doktrin yang diperkenan dan yang tidak. Untuk itu, Ia harus menyingkapkan kehendak-Nya kepada manusia, dan apa yang Ia singkapkan harus mudah tersedia dan diperoleh semua orang. Selanjutnya, penyingkapan itu, walaupun diberikan dalam selang waktu berabad-abad, harus selalu selaras dan konsisten. Maka, tantangan yang dihadapkan kepada setiap orang adalah memeriksa bukti-bukti yang ada dan menyimpulkan kehendak Allah yang diperkenan.

      26. Buku suci mana yang hendaknya menjadi tolok ukur untuk ibadat yang sejati? Dan, mengapa?

      26 Salah satu buku paling kuno yang mengaku diilhami Allah adalah Alkitab. Alkitab juga adalah buku yang paling banyak diedarkan dan diterjemahkan sepanjang sejarah. Hampir dua ribu tahun yang lalu, salah seorang penulisnya mengatakan, ”Berhentilah dibentuk menurut sistem ini, tetapi berubahlah dengan mengubah pikiranmu, agar kamu dapat menyimpulkan kehendak Allah yang baik dan diperkenan dan sempurna.” (Roma 12:2) Dari manakah kita bisa menyimpulkan kehendak Allah? Penulis yang sama mengatakan, ”Segenap Tulisan Kudus diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menegur, untuk meluruskan perkara-perkara, untuk mendisiplin dalam keadilbenaran, agar abdi Allah menjadi cakap sepenuhnya, diperlengkapi secara menyeluruh untuk setiap pekerjaan yang baik.” Jadi, Alkitab yang terilham seharusnya menjadi tolok ukur yang dapat dipercaya untuk ibadat yang sejati dan yang diperkenan.—2 Timotius 3:16, 17.

      27. (a) Apa saja kitab suci beberapa agama dunia? (b) Bagaimana seharusnya ajarannya jika dibandingkan dengan ajaran Alkitab?

      27 Bagian yang tertua dalam Alkitab lebih tua daripada semua kitab agama lainnya di dunia. Taurat, atau lima buku pertama dalam Alkitab, yaitu Hukum yang ditulis oleh Musa di bawah ilham, berasal dari abad ke-15 dan ke-16 SM. Sebagai perbandingan, kitab Hindu Rig-Weda (kumpulan himne) selesai ditulis kira-kira tahun 900 SM dan tidak mengaku diilhami. ”Kanon Tiga Keranjang” milik orang Buddhis berasal dari abad kelima SM. Quran, yang mengaku diturunkan Allah melalui malaikat Jibril, berasal dari abad ketujuh M. Kitab Mormon, yang kabarnya diberikan kepada Joseph Smith di Amerika Serikat oleh seorang malaikat bernama Moroni, berasal dari abad ke-19. Seandainya sejumlah kitab itu memang terilham, seperti pengakuan beberapa orang, bimbingan agama yang diberikannya seharusnya tidak bertentangan dengan ajaran Alkitab, yang merupakan sumber terilham pertama. Kitab-kitab tersebut juga harus menjawab beberapa pertanyaan yang paling membingungkan manusia.

      Pertanyaan-Pertanyaan yang Perlu Dijawab

      28. Pertanyaan apa saja yang perlu dijawab?

      28 (1) Apakah Alkitab mengajarkan apa yang kebanyakan agama ajarkan dan apa yang kebanyakan orang percayai, misalnya, bahwa manusia mempunyai jiwa yang tidak berkematian dan bahwa pada waktu mati jiwa akan pindah ke alam lain, ”akhirat”, surga, neraka, atau api penyucian, atau bahwa jiwa akan kembali dalam suatu reinkarnasi?

      (2) Apakah Alkitab mengajarkan bahwa Tuan Yang Berdaulat di alam semesta tidak bernama? Apakah Alkitab mengajarkan bahwa Dia adalah Allah yang esa? atau tiga pribadi dalam satu Allah? atau banyak allah?

      (3) Menurut Alkitab, apa maksud-tujuan Allah yang semula sewaktu menciptakan manusia untuk hidup di bumi?

      (4) Apakah Alkitab mengajarkan bahwa bumi akan dihancurkan? Atau, apakah Alkitab hanya menyebutkan akhir, atau penutup, bagi sistem dunia yang bejat ini?

      (5) Bagaimana kedamaian batin dan keselamatan dapat benar-benar dicapai?

      29. (a) Apa prinsip dasar yang harus membimbing kita dalam pencarian akan kebenaran? (b) Jawaban apa yang Alkitab sediakan untuk pertanyaan-pertanyaan kita?

      29 Setiap agama mempunyai jawaban yang berbeda, tetapi dalam pencarian kita akan ’agama yang murni’, kita akhirnya harus sampai pada kesimpulan yang Allah inginkan. (Yakobus 1:27, BIS) Mengapa kita dapat berkata demikian? Karena prinsip dasar kita ialah, ”Biarlah Allah didapati benar, meskipun setiap orang didapati pendusta, sebagaimana ada tertulis, ’Supaya engkau adil-benar dalam firmanmu dan menang pada waktu engkau dihakimi.’”—Roma 3:4.a

      30. Pertanyaan apa saja yang akan dibahas dalam pasal berikut?

      30 Setelah kita mempunyai dasar untuk mengkaji agama-agama dunia, marilah kita beralih ke awal pencarian manusia akan hal-hal rohani. Apa yang kita ketahui mengenai asal mula agama? Apa pola ibadat orang-orang zaman dulu dan yang mungkin primitif?

  • Agama—Bagaimana Asal Mulanya?
    Pencarian Manusia akan Allah
    • Pasal 2

      Agama—Bagaimana Asal Mulanya?

      1, 2. Apa yang diamati berkenaan dengan umur dan keragaman agama?

      SEJARAH agama sudah setua sejarah manusia itu sendiri. Demikianlah kata para arkeolog dan para antropolog. Dalam berbagai peradaban yang paling ”primitif” pun, yaitu yang belum maju, ditemukan bukti adanya ibadat dalam bentuk tertentu. Malahan, The New Encyclopædia Britannica mengatakan bahwa ”sejauh yang telah ditemukan oleh para pakar, tidak pernah ada seorang pun, di mana pun, dan kapan pun, yang sama sekali tidak religius”.

      2 Selain sudah ada sejak purbakala, agama juga banyak variasinya. Para pemburu kepala manusia di hutan belantara di Kalimantan, orang Eskimo di Kutub Utara yang dingin membeku, orang nomad di Gurun Sahara, penduduk kota-kota metropolis besar di dunia—setiap orang dan setiap bangsa di bumi mempunyai allah atau dewa-dewi dan cara beribadatnya sendiri. Keanekaragaman agama benar-benar mencengangkan.

      3. Pertanyaan apa saja mengenai agama-agama dunia perlu dipikirkan?

      3 Maka, timbullah berbagai pertanyaan. Dari mana munculnya semua agama ini? Karena ada perbedaan maupun kesamaan yang mencolok, apakah agama-agama ini muncul sendiri-sendiri, atau mungkin berkembang dari satu sumber? Kita bahkan mungkin bertanya: Mengapa ada agama? Dan, bagaimana asal mulanya? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini benar-benar penting bagi semua orang yang berminat mengetahui kebenaran tentang agama dan kepercayaan agama.

      Masalah Asal Usul

      4. Apa yang kita ketahui tentang para pendiri agama?

      4 Jika kita berbicara tentang asal usul agama, nama-nama seperti Muhammad, Buddha, Konghucu, dan Yesus terlintas dalam benak orang-orang dari berbagai agama. Dalam hampir setiap agama, ada seorang tokoh utama yang diakui sebagai pendiri ’iman yang benar’. Beberapa di antaranya adalah reformis yang menentang penyembahan berhala. Yang lainnya, filsuf moral. Yang lain lagi, pahlawan rakyat yang tidak mementingkan diri. Banyak dari mereka meninggalkan tulisan atau kata-kata mutiara yang menjadi dasar suatu agama baru. Lambat laun, apa yang mereka katakan dan lakukan dikembangkan, dibumbui, dan diberi kesan mistis. Beberapa dari para pemimpin ini bahkan didewakan.

      5, 6. Bagaimana banyak agama terbentuk?

      5 Walaupun pribadi-pribadi ini dianggap sebagai pendiri agama-agama besar yang kita kenal, perlu diperhatikan bahwa mereka tidak benar-benar menciptakan agama. Dalam kebanyakan kasus, ajaran mereka berkembang dari gagasan-gagasan keagamaan yang sudah ada, meskipun sebagian besar pendiri mengaku bahwa sumber ajaran mereka terilham. Atau, mereka mengganti dan memodifikasi sistem keagamaan yang sudah ada, yang dalam segi tertentu bisa jadi tidak memuaskan lagi.

      6 Sebagai contoh, menurut sejarah yang dapat dikatakan akurat, Buddha dulunya adalah seorang pangeran yang terkejut melihat penderitaan dan keadaan yang memilukan di sekelilingnya dalam masyarakat yang didominasi oleh Hinduisme. Buddhisme adalah hasil pencariannya akan jalan keluar dari problem-problem kehidupan yang menyedihkan. Demikian pula, Muhammad sangat resah melihat penyembahan berhala dan perbuatan amoral dalam ibadat di sekelilingnya. Ia belakangan mengaku menerima wahyu istimewa dari Allah, yang kemudian disusun menjadi Quran serta menjadi dasar suatu gerakan agama baru, Islam. Protestanisme muncul dari Katolikisme sebagai hasil Reformasi yang dimulai pada awal abad ke-16, ketika Martin Luther memprotes penjualan surat pengampunan dosa oleh gereja Katolik pada masa itu.

      7. Pertanyaan apa yang masih perlu dijawab sehubungan dengan agama?

      7 Jadi, sehubungan dengan agama-agama yang ada sekarang, tersedia cukup banyak informasi mengenai asal usul dan perkembangannya, para pendirinya, tulisan-tulisan sucinya, dan sebagainya. Tetapi, bagaimana dengan agama-agama yang ada sebelum itu dan bahkan yang lebih awal lagi? Jika kita mundur cukup jauh dalam sejarah, cepat atau lambat kita akan dihadapkan pada pertanyaan: Bagaimana asal mulanya agama? Jelaslah, untuk mendapatkan jawabannya, kita harus mempertimbangkan faktor-faktor di luar agama-agama itu sendiri.

      Banyak Teori

      8. Selama berabad-abad, bagaimana sikap orang terhadap agama?

      8 Penelitian mengenai asal usul dan perkembangan agama merupakan bidang yang relatif baru. Selama berabad-abad, orang sedikit banyak telah menganut agama yang diwarisi sejak lahir dan yang diperoleh dari lingkungan mereka. Kebanyakan orang puas dengan penjelasan yang mereka dapatkan dari nenek moyang mereka, merasa bahwa agama merekalah yang benar. Mereka hampir tidak pernah mempunyai alasan untuk bertanya-tanya, atau untuk merasa perlu menyelidiki bagaimana, kapan, atau mengapa sesuatu ada. Bahkan, selama berabad-abad, karena terbatasnya sarana transportasi dan komunikasi, tidak banyak orang yang tahu bahwa ada berbagai sistem keagamaan lain.

      9. Sejak abad ke-19, upaya apa yang sudah dilakukan untuk mengetahui bagaimana dan mengapa ada agama?

      9 Namun, pada abad ke-19, keadaan mulai berubah. Teori evolusi cepat menyebar di kalangan cendekiawan. Hal itu, sejalan dengan munculnya penelitian ilmiah, menyebabkan banyak orang mempertanyakan sistem-sistem yang sudah ada, termasuk agama. Menyadari terbatasnya petunjuk yang mereka dapatkan dari agama yang ada, beberapa pakar beralih ke peninggalan-peninggalan peradaban masa awal atau ke ujung-ujung dunia, tempat orang-orang masih hidup dalam masyarakat primitif. Mereka mencoba menerapkan metode-metode psikologi, sosiologi, antropologi, dan sebagainya, dengan harapan mendapatkan petunjuk tentang bagaimana dan mengapa ada agama.

      10. Apa hasil berbagai penelitian mengenai asal usul agama?

      10 Apa hasilnya? Tiba-tiba, muncul banyak teori, tampaknya sebanyak jumlah penelitinya, yang saling bertentangan dan saling berupaya mengalahkan dalam hal kehebatan dan keaslian. Ada yang sampai pada kesimpulan yang berbobot, tetapi ada juga yang hasil penelitiannya dilupakan. Mendapatkan pandangan sekilas mengenai hasil-hasil penelitian ini akan menambah pengetahuan sekaligus membuka mata kita. Dengan demikian, kita dapat dibantu untuk lebih mengerti perilaku religius orang-orang yang kita jumpai.

      11. Jelaskan teori animisme.

      11 Sebuah teori, yang umumnya disebut teori animisme, dikemukakan oleh seorang antropolog asal Inggris, Edward Tylor (1832-1917). Ia mengemukakan bahwa pengalaman seperti mimpi, penglihatan, halusinasi, ditambah dengan fakta bahwa mayat tidak bernyawa lagi menyebabkan orang-orang primitif menyimpulkan bahwa tubuh dihuni oleh suatu jiwa (Latin, anima). Menurut teori ini, karena orang sering bermimpi tentang orang-orang tercinta yang sudah meninggal, mereka menyimpulkan bahwa jiwa tetap hidup setelah kematian, bahwa jiwa meninggalkan tubuh dan mendiami pohon, batu karang, sungai, dan sebagainya. Akhirnya, orang mati dan benda-benda yang konon dihuni oleh jiwa disembah sebagai dewa-dewi. Maka, kata Tylor, lahirlah agama.

      12. Jelaskan teori animatisme.

      12 Seorang antropolog lain asal Inggris, R. R. Marett (1866-1943), mengajukan perbaikan atas teori animisme, yang ia sebut teori animatisme. Setelah meneliti berbagai kepercayaan orang Melanesia di Kepulauan Pasifik serta penduduk asli Afrika dan Amerika, Marett menyimpulkan bahwa orang-orang primitif tidak menganggap jiwa itu suatu pribadi, tetapi bahwa ada suatu kekuatan abstrak atau tenaga gaib yang menghidupkan segala sesuatu; kepercayaan itu membangkitkan perasaan hormat dan takut dalam diri manusia, yang menjadi dasar untuk agama primitif mereka. Menurut Marett, agama pada dasarnya merupakan tanggapan emosional manusia terhadap apa yang tidak diketahui. Pernyataannya yang terkenal ialah bahwa agama ”sebenarnya bukan hasil pemikiran melainkan luapan batin”.

      13. Teori apa mengenai agama yang dikemukakan oleh James Frazer?

      13 Pada tahun 1890, pakar cerita rakyat kuno asal Skotlandia, James Frazer (1854-1941), menerbitkan buku yang berpengaruh, The Golden Bough. Di dalam buku itu, ia mengemukakan bahwa agama berasal dari ilmu gaib. Menurut Frazer, manusia mula-mula mencoba mengendalikan kehidupannya sendiri dan lingkungannya dengan meniru apa yang ia lihat terjadi di alam. Sebagai contoh, orang berpikir bahwa ia dapat mendatangkan hujan dengan memercikkan air ke tanah diiringi pukulan gendang yang seperti bunyi guntur atau bahwa ia dapat melukai musuhnya dengan menusuk-nusukkan jarum ke orang-orangan. Hasilnya, mereka mulai menggunakan upacara keagamaan, mantra, dan benda-benda bertuah dalam banyak segi kehidupan. Jika hal ini tidak manjur, ia kemudian akan menenangkan tenaga-tenaga gaib serta meminta bantuan mereka, ketimbang mencoba mengendalikan mereka. Dari upacara keagamaan serta pelantunan mantra berkembanglah korban-korban dan doa-doa, sehingga lahirlah agama. Mengutip kata-kata Frazer, agama adalah ”tindakan berdamai atau rujuk dengan kuasa-kuasa yang lebih tinggi daripada manusia”.

      14. Bagaimana Sigmund Freud menjelaskan asal usul agama?

      14 Bahkan psikoanalis terkemuka asal Austria, Sigmund Freud (1856-1939), dalam bukunya Totem and Taboo, mencoba menjelaskan asal usul agama. Berdasarkan ilmu yang ditekuninya, Freud menjelaskan bahwa agama yang paling awal berasal dari kelainan yang ia sebut neurosis figur ayah. Ia berteori bahwa, sebagaimana kuda liar dan kawanan ternak, dalam masyarakat primitif sang bapak menguasai suatu kaum. Anak laki-laki, yang membenci sekaligus mengagumi sang bapak, memberontak dan membunuhnya. Untuk mendapatkan kekuatan sang bapak, menurut Freud, ’orang-orang biadab kanibal ini memakan korban mereka’. Kemudian, karena menyesal, mereka membuat ritus untuk menebus kesalahan mereka. Menurut teori Freud, sosok bapak menjadi Allah, ritus menjadi agama yang paling awal, dan memakan bapak yang terbunuh menjadi tradisi komuni dalam banyak agama.

      15. Apa yang terjadi atas kebanyakan teori yang dikemukakan mengenai asal usul agama?

      15 Ada banyak teori lain yang mencoba menjelaskan asal usul agama. Namun, kebanyakan sudah dilupakan, dan tak satu pun benar-benar kelihatan lebih dapat dipercaya atau berterima daripada yang lainnya. Mengapa? Karena tidak pernah ada bukti sejarah bahwa teori-teori ini benar. Teori-teori ini murni hasil imajinasi atau karangan para peneliti, yang tak lama kemudian diganti dengan teori baru berikutnya.

      Dasar yang Salah

      16. Mengapa penelitian selama bertahun-tahun tidak dapat memberikan penjelasan tentang asal usul agama?

      16 Setelah bertahun-tahun bergumul dengan persoalan ini, sekarang banyak orang berkesimpulan bahwa tampaknya mustahil akan ada terobosan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tentang asal usul agama. Pertama-tama, alasannya adalah tulang-tulang dan peninggalan bangsa-bangsa kuno tidak memberi tahu kita tentang cara berpikir orang-orang tersebut, apa yang mereka takuti, atau mengapa mereka menyembah sesuatu. Kesimpulan apa pun yang ditarik berdasarkan temuan-temuan arkeologis ini paling-paling merupakan perkiraan ilmiah belaka. Kedua, kebiasaan agama orang-orang dewasa ini yang disebut primitif, seperti orang Aborigin Australia, tidak selalu menjadi tolok ukur yang dapat diandalkan untuk memperkirakan apa yang dilakukan dan dipikirkan orang-orang zaman dulu. Tidak seorang pun mengetahui dengan pasti apakah atau bagaimana caranya kebudayaan mereka berubah dari abad ke abad.

      17. (a) Apa yang diketahui para sejarawan agama dewasa ini? (b) Sewaktu menganalisis agama, tampaknya apa yang terutama ingin dilakukan oleh banyak teoretikus?

      17 Karena semua ketidakpastian ini, buku World Religions—From Ancient History to the Present menyimpulkan bahwa ”para sejarawan agama dewasa ini tahu bahwa mereka tidak mungkin mengetahui asal usul agama”. Namun, sehubungan dengan upaya para sejarawan, buku itu menyatakan, ”Di masa lalu, terlalu banyak teoretikus tidak sekadar ingin melukiskan atau menjelaskan agama tetapi mendiskreditkannya, dengan anggapan bahwa jika bentuk-bentuk awalnya ternyata didasarkan atas khayalan, agama-agama yang belakangan dan lebih maju dapat dianggap tidak penting.”

      18. (a) Mengapa banyak peneliti tidak berhasil menjelaskan asal usul agama? (b) Tampaknya, apa tujuan sebenarnya para peneliti ”ilmiah” agama?

      18 Komentar terakhir tadi memberi kita petunjuk tentang mengapa berbagai peneliti ”ilmiah” mengenai asal usul agama tidak dapat menemukan penjelasan yang dapat dipertahankan. Secara masuk akal, kesimpulan yang benar hanya dapat diperoleh berdasarkan asumsi yang benar. Jika seseorang memulai dengan asumsi yang salah, ia tidak mungkin akan mencapai kesimpulan yang benar. Kegagalan yang terus-menerus dialami para peneliti ”ilmiah” untuk memperoleh penjelasan yang masuk akal menimbulkan keraguan yang besar terhadap asumsi yang mendasari pandangan mereka. Dengan mengikuti konsep yang sudah mereka miliki, dalam upaya ’mendiskreditkan agama’ mereka mencoba mendiskreditkan Allah.

      19. Apa prinsip dasar di balik suksesnya penelitian ilmiah? Lukiskan.

      19 Keadaan ini dapat disamakan dengan berbagai cara yang digunakan oleh para astronom sebelum abad ke-16 untuk mencoba menjelaskan peredaran planet-planet. Ada banyak teori, tetapi tidak satu pun benar-benar memuaskan. Mengapa? Karena teori-teori tersebut didasarkan atas asumsi bahwa bumi adalah pusat alam semesta yang dikitari oleh bintang-bintang serta planet-planet. Kemajuan yang nyata baru dihasilkan setelah para ilmuwan—dan Gereja Katolik—mau menerima fakta bahwa bumi bukanlah pusat alam semesta tetapi berputar mengelilingi matahari, pusat tata surya. Karena banyak teori gagal menjelaskan fakta-fakta tersebut, pribadi-pribadi yang berpikiran terbuka tidak berupaya menyodorkan teori-teori baru, tetapi menguji kembali asumsi yang mendasari penelitian mereka. Dan, hal ini mendatangkan sukses.

      20. (a) Apa asumsi keliru yang mendasari penelitian ”ilmiah” mengenai asal usul agama? (b) Menurut Voltaire, hal mendasar apa yang perlu dilakukan?

      20 Prinsip yang sama dapat diterapkan untuk meneliti asal usul agama. Karena munculnya ateisme dan diterimanya teori evolusi secara luas, banyak orang beranggapan bahwa Allah tidak ada. Berdasarkan asumsi ini, mereka merasa bahwa penjelasan mengenai keberadaan agama harus dicari dalam diri manusia itu sendiri—dalam proses berpikirnya, kebutuhannya, ketakutannya, ”kelainan mental”-nya. Voltaire mengatakan, ”Jika Allah tidak ada, kita perlu menciptakan dia.” Jadi, mereka berpendapat bahwa manusia telah menciptakan Allah.—Lihat kotak, halaman 28.

      21. Kesimpulan yang masuk akal apa dapat kita tarik dari kegagalan banyak teori mengenai asal usul agama?

      21 Karena banyak teori gagal memberikan jawaban yang benar-benar memuaskan, bukankah sekarang sudah waktunya untuk menguji kembali asumsi yang mendasari penelitian-penelitian ini? Sebaliknya dari mengerahkan upaya tanpa hasil dalam alur yang itu-itu terus, tidakkah masuk akal untuk mencari jawabannya di tempat lain? Jika kita mau berpikiran terbuka, kita akan setuju bahwa tindakan itu masuk akal dan ilmiah. Malah, ada contoh yang membantu kita melihat mengapa tindakan tersebut perlu.

      Penelitian sejak Zaman Dulu

      22. Bagaimana banyak teori orang Athena mengenai dewa-dewi mereka mempengaruhi cara mereka beribadat?

      22 Pada abad pertama tarikh Masehi, kota Athena, Yunani, menjadi pusat ilmu pengetahuan yang terkemuka. Namun, di kalangan orang Athena, ada banyak aliran, seperti dari orang Epikuros dan orang Stoa, masing-masing dengan gagasannya sendiri mengenai dewa-dewi. Berdasarkan berbagai gagasan ini, banyak dewa dipuja, dan berkembanglah berbagai tata cara ibadat. Hasilnya, kota itu penuh dengan berhala dan kuil buatan manusia.—Kisah 17:16.

      23. Pandangan apa yang sama sekali berbeda mengenai Allah yang rasul Paulus kemukakan kepada orang Athena?

      23 Kira-kira pada tahun 50 M, rasul Kristen Paulus mengunjungi Athena dan mengemukakan sudut pandangan yang sama sekali berbeda kepada orang Athena. Ia berkata kepada mereka, ”Allah yang menjadikan dunia dan segala sesuatu di dalamnya, Pribadi yang adalah Tuan atas langit dan bumi, tidak tinggal di kuil-kuil buatan tangan, juga tidak dilayani oleh tangan manusia seolah-olah ia membutuhkan sesuatu, karena dialah yang memberikan kehidupan dan napas dan segala sesuatu kepada semua orang.”—Kisah 17:24, 25.

      24. Intinya, apa yang Paulus katakan kepada orang Athena mengenai ibadat yang sejati?

      24 Dengan kata lain, Paulus memberi tahu orang Athena bahwa Allah yang benar, yang ”menjadikan dunia dan segala sesuatu di dalamnya”, bukanlah karya imajinasi manusia, dan Ia pun tidak dilayani dengan cara-cara yang mungkin dirancang manusia. Agama yang sejati bukan sekadar upaya sepihak dari manusia yang mencoba memenuhi kebutuhan psikologis atau menyingkirkan perasaan takut tertentu. Sebaliknya, karena Allah yang benar adalah Pencipta, yang memberi manusia kesanggupan berpikir dan daya nalar, tentu masuk akal jika Ia akan memberi tahu manusia cara menjalin hubungan yang memuaskan dengan-Nya. Menurut Paulus, itulah tepatnya yang Allah lakukan. ”Dari satu orang ia menjadikan setiap bangsa manusia, untuk tinggal di atas seluruh permukaan bumi, . . . agar mereka mencari Allah, jika mereka mungkin mencari-cari dia dan benar-benar menemukan dia, meskipun dia sebenarnya tidak jauh dari kita masing-masing.”—Kisah 17:26, 27.

      25. Jelaskan gagasan utama argumen Paulus mengenai asal usul manusia.

      25 Perhatikan gagasan utama Paulus, ”Dari satu orang [Allah] menjadikan setiap bangsa manusia.” Walaupun dewasa ini ada banyak bangsa manusia di seluruh bumi, para ilmuwan tahu bahwa sebenarnya semua manusia berasal dari satu leluhur. Konsep ini sangat penting karena apabila kita mengatakan bahwa semua manusia berasal dari satu leluhur, berarti hubungan antarmanusia lebih dari sekadar hubungan biologis dan genetis. Mereka juga berkerabat dalam bidang-bidang lain.

      26. Apa yang diketahui mengenai bahasa, yang mendukung gagasan utama Paulus?

      26 Sebagai contoh, perhatikan apa yang dikatakan buku Story of the World’s Worship mengenai bahasa manusia. ”Orang-orang yang telah meneliti bahasa-bahasa dunia dan membanding-bandingkannya mencapai satu kesimpulan, yaitu: Semua bahasa dapat dikelompokkan ke dalam berbagai keluarga atau rumpun bahasa, dan nyata bahwa semua rumpun bahasa ini berasal dari satu sumber.” Dengan kata lain, bahasa-bahasa dunia tidak muncul sendiri-sendiri, sebagaimana yang selama ini digembar-gemborkan oleh para ahli teori evolusi. Mereka berteori bahwa manusia yang menghuni gua-gua di Afrika, Eropa, dan Asia mula-mula berkomunikasi dengan mendengkus serta menggeram dan akhirnya menciptakan bahasa mereka sendiri. Tetapi, kenyataannya tidak demikian. Faktanya ialah bahasa-bahasa ”berasal dari satu sumber”.

      27. Mengapa masuk akal untuk berpikir bahwa gagasan manusia mengenai Allah dan agama berasal dari satu sumber?

      27 Jika memang demikian halnya dengan sesuatu yang merupakan ciri khas manusia, seperti bahasa, tidakkah masuk akal bahwa gagasan manusia mengenai Allah dan agama seharusnya juga berasal dari satu sumber? Faktanya ialah agama berkaitan dengan pikiran, dan pikiran berkaitan dengan kesanggupan manusia untuk berbahasa. Tidak berarti bahwa semua agama benar-benar berasal dari satu agama, tetapi seandainya gagasan dan pemikirannya ditelusuri kita seharusnya sampai pada satu sumber atau pangkal. Apakah ada bukti yang mendukung hal ini? Dan, jika agama-agama manusia memang berpangkal dari satu sumber, apa gerangan sumber itu? Bagaimana kita dapat mengetahuinya?

      Berbeda namun Serupa

      28. Bagaimana kita dapat mengetahui apakah agama-agama dunia berasal dari sumber yang sama?

      28 Kita dapat memperoleh jawaban dengan cara yang sama seperti cara para ahli bahasa memperoleh jawaban mengenai asal usul bahasa. Dengan membandingkan bahasa-bahasa dan memperhatikan kesamaannya, seorang ahli etimologi dapat menelusuri pangkal berbagai bahasa itu. Demikian pula, dengan membandingkan agama-agama, kita dapat memeriksa doktrin, legenda, ritus, upacara, lembaganya, dan sebagainya, dan melihat apakah ada kesamaan yang mendasar dan, jika ya, di manakah awalnya.

      29. Apa yang bisa jadi menyebabkan timbulnya banyak perbedaan agama?

      29 Sekilas, banyak agama yang ada dewasa ini tampaknya sangat berbeda satu sama lain. Namun, jika kita melucuti embel-embelnya dan hal-hal yang ditambahkan di kemudian hari, atau jika kita menyingkirkan perbedaan-perbedaan akibat pengaruh iklim, bahasa, kekhasan negeri asalnya, dan faktor-faktor lain, sungguh menakjubkan bahwa ternyata kebanyakan agama sangat serupa.

      30. Kesamaan apa saja yang Anda lihat antara Katolikisme dan Buddhisme?

      30 Sebagai contoh, kebanyakan orang berpikir bahwa Gereja Katolik Roma dari Barat sangat jauh berbeda dengan Buddhisme dari Timur. Namun, apa yang kita lihat apabila kita menyingkirkan perbedaan-perbedaan yang mungkin disebabkan oleh bahasa dan kebudayaan? Jika kita bersikap objektif mengenai hal ini, kita harus mengakui bahwa ada banyak kesamaan di antara keduanya. Katolikisme maupun Buddhisme sarat dengan ritus dan upacara, antara lain penggunaan lilin, dupa, air suci, rosario (tasbih), patung orang-orang suci, nyanyian yang diulang-ulang dan buku doa, bahkan tanda salib. Kedua-duanya mengorganisasi biarawan serta biarawati dan terkenal dengan imam-imam yang hidup selibat, jubah khusus, hari-hari suci, makanan khusus. Daftar ini bisa lebih panjang, tetapi apa yang disebutkan sudah cukup untuk melukiskan duduk perkaranya. Maka, timbul pertanyaan, Mengapa dua agama yang kelihatannya begitu berbeda mempunyai begitu banyak kesamaan?

      31. Kesamaan apa saja yang Anda lihat dalam agama-agama lain?

      31 Karena pembandingan kedua agama ini ternyata benar-benar membuka mata kita, hal serupa dapat dilakukan terhadap agama-agama lain. Dengan melakukan hal itu, kita akan mendapati bahwa ajaran dan kepercayaan tertentu hampir selalu ada dalam agama-agama tersebut. Kebanyakan di antara kita mengenal doktrin seperti jiwa manusia yang tidak berkematian, pahala surgawi bagi semua orang baik, siksaan kekal bagi orang fasik di alam baka, api penyucian, allah tiga serangkai atau dewa-dewi yang memiliki kodrat allah, dan bunda allah atau dewi ratu surga. Selain itu, agama-agama tersebut memiliki banyak legenda dan mitos yang sama. Misalnya, ada legenda-legenda mengenai hilangnya perkenan ilahi atas manusia karena upayanya yang terlarang untuk mendapatkan peri tidak berkematian, perlunya mempersembahkan korban untuk menebus dosa, pencarian pohon kehidupan atau mata air awet muda, dewa-dewi dan manusia-manusia setengah dewa yang tinggal di antara manusia dan menghasilkan keturunan adimanusiawi, serta bencana banjir besar yang membinasakan hampir semua manusia.a

      32, 33. (a) Apa yang dapat kita simpulkan dari kesamaan-kesamaan yang mencolok dalam agama-agama dunia? (b) Pertanyaan apa yang perlu dijawab?

      32 Apa yang dapat kita simpulkan dari semua ini? Kita melihat bahwa orang-orang yang mempercayai mitos-mitos dan legenda-legenda ini tinggal di negeri-negeri yang berjauhan. Kebudayaan dan tradisi mereka berbeda dan khas. Adat istiadat mereka tidak ada hubungannya satu sama lain. Meskipun demikian, dalam hal agama, mereka mempercayai gagasan-gagasan yang sangat serupa. Walaupun tidak setiap orang mempercayai semua hal yang disebutkan tadi, mereka semua mempercayai beberapa dari antaranya. Maka, pasti timbul pertanyaan, Mengapa hal itu bisa terjadi? Sepertinya, setiap agama mengambil kepercayaan dasarnya dari satu sumber, ada yang mengambil banyak, ada yang sedikit. Seraya waktu berlalu, gagasan dasar ini dibumbui dan diubah di sana sini, dan ajaran-ajaran lain berkembang darinya. Tetapi, garis besarnya jelas.

      33 Secara masuk akal, kesamaan konsep dasar banyak agama dunia merupakan bukti yang kuat bahwa agama-agama tidak bermula sendiri-sendiri. Sebaliknya, apabila kita menelusurinya cukup jauh ke masa lampau, gagasan-gagasannya pasti berasal dari sumber yang sama. Apa gerangan sumber itu?

      Zaman Keemasan pada Masa Awal

      34. Legenda apa mengenai asal mula manusia terdapat dalam banyak agama?

      34 Yang menarik, salah satu legenda yang terdapat dalam banyak agama adalah legenda yang menceritakan bahwa kehidupan manusia dimulai pada suatu zaman keemasan saat manusia tidak mempunyai kesalahan, hidup bahagia nan damai dalam hubungan yang akrab dengan Allah, dan bebas dari penyakit serta kematian. Walaupun perinciannya mungkin berbeda, konsep yang sama mengenai adanya firdaus yang sempurna di masa lampau terdapat dalam tulisan dan legenda banyak agama.

      35. Lukiskan kepercayaan Zoroaster kuno mengenai zaman keemasan pada masa awal.

      35 Avesta, kitab suci agama Zoroaster dari Persia kuno, berkisah tentang ”Yima yang tampan, gembala yang baik”, manusia pertama yang diajak berbicara oleh Ahura Mazda (sang pencipta). Ia diperintahkan oleh Ahura Mazda ”untuk memelihara, memerintah, dan menjaga duniaku”. Untuk itu, ia harus membangun ”sebuah Vara”, tempat tinggal bawah tanah bagi semua makhluk hidup. Di dalamnya, ”tidak ada kesombongan ataupun semangat yang jahat, kebodohan ataupun kekerasan, kemiskinan ataupun tipu daya, kelemahan ataupun cacat, gigi yang sangat besar ataupun tubuh yang ukurannya tidak normal. Penduduknya tidak dicemari oleh roh jahat. Mereka tinggal di antara pepohonan yang harum semerbak dan pilar-pilar emas; ini adalah yang terbesar, terbaik, dan terindah di atas bumi; mereka sendiri adalah ras berperawakan tinggi dan tampan”.

      36. Bagaimana penyair Yunani, Hesiodus, menggambarkan ”Zaman Keemasan”?

      36 Di antara orang Yunani kuno, Hesiodus, dalam puisinya Works and Days berbicara mengenai Lima Zaman Manusia; zaman yang pertama adalah ”Zaman Keemasan” ketika manusia menikmati kebahagiaan sepenuhnya. Ia menulis,

      ”Dewa-dewi abadi, yang berjalan-jalan di taman surgawi,

      Mula-mula membuat ras manusia emas.

      Bak dewa mereka hidup, dengan jiwa yang bahagia, tanpa rasa khawatir,

      Bebas dari kerja keras dan rasa sakit; usia tua yang celaka juga tidak menggerogoti mereka, tetapi seluruh kehidupan mereka dihabiskan

      Dalam pesta pora, dan tubuh mereka tidak mengenal perubahan.”

      Menurut mitos Yunani, zaman keemasan yang legendaris itu hilang ketika Epimeteus memperistri si cantik Pandora, pemberian dewa Zeus dari Olimpus. Pada suatu hari, Pandora membuka tutup vasnya yang besar, dan tiba-tiba dari dalamnya keluarlah kesulitan, kesengsaraan, dan penyakit yang tidak akan pernah dapat dielakkan oleh manusia.

      37. Lukiskan legenda Cina kuno mengenai suatu ”firdaus” pada awal sejarah.

      37 Legenda-legenda Cina kuno juga menceritakan zaman keemasan pada masa Huangdi (Kaisar Kuning), yang konon telah memerintah selama seratus tahun pada abad ke-26 SM. Ia dianggap sebagai penemu segala sesuatu yang berkaitan dengan peradaban—pakaian dan penaungan, kendaraan, senjata dan peperangan, manajemen tanah, sistem kerja massal, pembudidayaan ulat sutera, musik, bahasa, matematika, penanggalan, dan sebagainya. Selama pemerintahannya, kata orang, ”tidak ada pencurian atau perkelahian di Cina, dan orang-orang hidup dengan rendah hati dan damai. Hujan dan cuaca yang tepat waktu menyebabkan panenan berlimpah tahun demi tahun. Yang paling menakjubkan, bahkan binatang buas tidak membunuh, dan burung-burung pemangsa tidak mencelakakan. Singkatnya, sejarah Cina berawal dengan suatu firdaus”. Sampai sekarang, orang Cina masih mengaku sebagai keturunan Kaisar Kuning.

      38. Kesimpulan apa dapat kita tarik dari semua legenda yang serupa tentang asal mula manusia?

      38 Legenda-legenda yang serupa mengenai zaman kebahagiaan dan kesempurnaan pada awal sejarah manusia dapat ditemukan dalam agama-agama banyak bangsa lain—Mesir, Tibet, Peru, Meksiko, dan lain-lain. Apakah kebetulan saja bahwa semua bangsa ini, yang tinggal berjauhan dan yang budaya, bahasa, serta adat istiadatnya sama sekali berbeda, mempunyai gagasan yang sama mengenai asal usul mereka? Apakah kebetulan saja bahwa semuanya menjelaskan asal usul mereka dengan cara yang sama? Menurut akal sehat dan pengalaman, hal ini mustahil. Sebaliknya, dalam semua legenda ini, pasti ada unsur-unsur kebenaran yang sama tentang asal mula manusia dan agamanya.

      39. Gambaran utuh apa dapat diperoleh dengan memadukan unsur-unsur yang sama dalam banyak legenda mengenai asal mula manusia?

      39 Sebenarnya, ada banyak unsur serupa yang terlihat dalam semua legenda mengenai asal mula manusia. Jika kita menggabungkannya, gambaran yang lebih utuh mulai tampak. Gambaran itu adalah tentang diciptakannya pria serta wanita pertama oleh Allah dan ditempatkannya mereka dalam suatu firdaus. Pada mulanya, mereka sangat puas dan sangat bahagia, tetapi tidak lama kemudian mereka memberontak. Pemberontakan itu menyebabkan hilangnya firdaus yang sempurna, dan sebagai gantinya adalah kerja keras, rasa sakit, dan penderitaan. Akhirnya, manusia menjadi begitu jahat sampai-sampai Allah menghukum mereka dengan mendatangkan banjir besar yang menghancurkan semua orang, kecuali satu keluarga. Seraya keluarga ini berlipat ganda, beberapa dari keturunannya bersatu dan mulai membangun menara yang sangat besar untuk menentang Allah. Allah menggagalkan rencana itu dengan mengacaukan bahasa mereka dan mencerai-beraikan mereka ke ujung-ujung bumi.

      40. Jelaskan kaitan Alkitab dengan berbagai legenda mengenai asal usul agama-agama manusia.

      40 Apakah gambaran utuh itu semata-mata adalah hasil imajinasi seseorang? Tidak. Pada dasarnya, itulah gambaran yang disajikan dalam Alkitab, di ke-11 pasal pertama buku Kejadian. Walaupun kita tidak akan membahas keautentikan Alkitab di sini, perlu diperhatikan bahwa kisah Alkitab mengenai sejarah awal manusia terlihat pada unsur-unsur utama dalam banyak legenda.b Catatan Alkitab memperlihatkan bahwa ketika umat manusia mulai berpencar dari Mesopotamia, mereka membawa serta kenangan, pengalaman, dan gagasan mereka ke mana pun mereka pergi. Seraya waktu berlalu, apa yang mereka bawa itu ditambahi perincian lain, diubah, dan menjadi dasar bagi agama di setiap penjuru dunia. Dengan kata lain, jika kita kembali ke analogi tadi, kisah dalam buku Kejadian berisi gagasan dasar yang asli dan murni mengenai asal mula manusia dan asal mula ibadat dalam berbagai agama dunia. Gagasan dasar ini kemudian ditambahi doktrin-doktrin dan praktek-praktek tertentu, tetapi kaitannya dengan pangkal itu sangat jelas.

      41. Apa yang hendaknya Anda ingat sewaktu meneliti pasal-pasal berikut dalam buku ini?

      41 Dalam pasal-pasal berikut dari buku ini, kita akan membahas dengan lebih terperinci bagaimana agama-agama tertentu bermula dan berkembang. Maka, Anda akan dengan jelas melihat perbedaan setiap agama dan juga kesamaannya. Anda juga dapat melihat kecocokan setiap agama dengan urutan waktu dalam sejarah manusia dan sejarah agama, keterkaitan setiap kitab suci atau tulisan suci, pengaruh gagasan agama lain atas pendiri atau pemimpinnya, dan pengaruh setiap agama terhadap tingkah laku dan sejarah manusia. Dengan meneliti pencarian manusia yang panjang akan Allah sambil mengingat pokok-pokok ini, Anda akan melihat dengan lebih jelas kebenaran mengenai agama dan ajaran-ajaran agama.

      [Catatan Kaki]

      a Untuk daftar yang terperinci mengenai berbagai legenda air bah di antara bangsa-bangsa, silakan lihat buku Pemahaman Alkitab, yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa, Jilid 1, halaman 71, 72, dan 328.

      b Untuk mendapat keterangan yang terperinci mengenai pokok ini, silakan periksa buku Alkitab—Firman dari Allah atau dari Manusia?, yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.

      [Blurb di hlm. 23]

      Munculnya penelitian ilmiah dan teori evolusi menyebabkan banyak orang mempertanyakan agama

      [Blurb di hlm. 34]

      Sepertinya, kepercayaan dasar setiap agama berasal dari satu sumber

      [Kotak di hlm. 28]

      Mengapa Manusia Itu Religius?

      ▪ John B. Noss memperlihatkan dalam bukunya Man’s Religions, ”Semua agama pada dasarnya mengatakan bahwa manusia tidak, dan tidak dapat, berdiri sendiri. Kehidupannya berkaitan dengan dan bahkan bergantung pada kekuatan di Alam dan Masyarakat di luar dirinya sendiri. Secara samar-samar atau jelas, ia tahu bahwa ia bukan pusat kekuatan yang berdiri sendiri yang sanggup terpisah dari dunia.”

      Demikian pula, buku World Religions—From Ancient History to the Present mengatakan, ”Penelitian atas agama memperlihatkan bahwa suatu segi penting dari agama adalah kerinduan akan nilai dalam kehidupan, kepercayaan bahwa kehidupan bukanlah suatu kebetulan dan tanpa arti. Pencarian akan arti tersebut menghasilkan kepercayaan bahwa ada suatu kekuatan yang lebih besar daripada manusia, dan akhirnya bahwa ada suatu pikiran yang universal atau adimanusiawi yang memiliki niat dan keinginan untuk mempertahankan nilai-nilai yang paling luhur bagi kehidupan manusia.”

      Maka, agama memuaskan kebutuhan dasar manusia, sebagaimana makanan memuaskan rasa lapar kita. Kita tahu bahwa makan sembarangan sewaktu perut kita kosong mungkin akan menghilangkan rasa lapar; namun, dalam jangka panjang, ini akan merusak kesehatan. Agar kita sehat, kita membutuhkan makanan yang menyehatkan dan bergizi. Demikian juga, kita membutuhkan makanan rohani yang sehat agar tetap sehat secara rohani. Itulah sebabnya Alkitab memberi tahu kita, ”Bukan dengan roti saja manusia hidup, melainkan dengan setiap pernyataan dari mulut Yehuwa.”—Ulangan 8:3.

      [Peta di hlm. 39]

      (Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)

      Seraya umat manusia berpencar dari Mesopotamia, mereka membawa serta gagasan agama dan kenangan mereka

      LIDIA

      SIRIA

      MESIR

      BABILON

      ASIRIA

      MEDIA

      ELAM

      PERSIA

      [Gambar di hlm. 21]

      Tokoh-tokoh seperti Buddha, Konghucu, dan Luther mengubah sistem agama yang sudah ada; mereka tidak menciptakan agama

      [Gambar di hlm. 25]

      Menurut psikoanalis asal Austria, Sigmund Freud, agama muncul dari rasa takut kepada figur ayah

      [Gambar di hlm. 27]

      Asumsi bahwa bumi adalah pusat alam semesta mengarah ke kesimpulan yang salah mengenai peredaran planet

      [Gambar di hlm. 33]

      Buddhisme dan Katolikisme Roma—mengapa tampaknya mempunyai banyak kesamaan?

      Dewi belas kasihan dengan bayi dalam Buddhisme Cina

      Perawan Maria dengan bayi Yesus dalam Katolikisme

      Orang Buddhis Tibet menggunakan roda doa dan tasbih

      Orang Katolik menggunakan rosario

      [Gambar di hlm. 36]

      Legenda Cina menceritakan zaman keemasan selama pemerintahan Huangdi (Kaisar Kuning)

  • Unsur yang Sama dalam Mitos-Mitos
    Pencarian Manusia akan Allah
    • Pasal 3

      Unsur yang Sama dalam Mitos-Mitos

      1-3. (a) Mengapa mitos menarik bagi kita? (b) Apa yang akan kita bahas dalam pasal ini?

      UNTUK apa membahas mitos? Bukankah mitos sekadar imajinasi orang zaman dulu? Walaupun banyak mitos memang didasarkan atas imajinasi, ada juga yang didasarkan atas fakta. Contohnya adalah mitos dan legenda di seluruh dunia yang didasarkan atas fakta mengenai Air Bah, atau Banjir sedunia, yang diceritakan dalam Alkitab.

      2 Kita membahas mitos karena mitos merupakan dasar untuk kepercayaan dan ritus yang masih terdapat dalam agama-agama dewasa ini. Sebagai contoh, jika dilacak, kepercayaan akan jiwa yang tidak berkematian ternyata berawal dari mitos-mitos Asiria-Babilonia kuno, lalu Mesir, Yunani, serta Romawi, hingga Susunan Kristen, yang menjadikan kepercayaan itu sebagai ajaran dasar dalam teologinya. Mitos merupakan bukti bahwa manusia zaman dulu mencari allah-allah, dan juga mencari makna kehidupan. Dalam pasal ini, kita akan membahas secara singkat beberapa tema yang selalu muncul di berbagai mitos kebudayaan-kebudayaan besar dunia. Seraya kita memeriksa mitos-mitos ini, kita akan melihat bahwa penciptaan, Air Bah, dewa-dewi dan manusia-manusia setengah dewa, jiwa yang tidak berkematian, dan penyembahan matahari selalu ada sebagai unsur yang sama dalam berbagai mitos. Mengapa demikian?

      3 Sering sekali, ada suatu bagian penting dari suatu fakta sejarah, seorang tokoh, atau suatu peristiwa yang kemudian dibesar-besarkan atau disimpangkan menjadi mitos. Salah satu fakta sejarah demikian adalah catatan penciptaan dalam Alkitab.a

      Fakta dan Imajinasi mengenai Penciptaan

      4, 5. Apa beberapa kepercayaan dalam mitos Yunani?

      4 Ada banyak sekali mitos tentang penciptaan, tetapi tidak ada satu pun yang selogis catatan penciptaan dalam Alkitab. (Kejadian, pasal 1, 2) Sebagai contoh, mitos Yunani tentang penciptaan berkesan tidak beradab. Orang Yunani pertama yang mencatat mitos secara sistematis adalah Hesiodus, yang menulis Theogony pada abad kedelapan SM. Ia menjelaskan asal mula dewa-dewi dan dunia. Ia mulai dengan Gaea, atau Gaia (Bumi), yang melahirkan Uranus (Langit). Kelanjutannya dijelaskan oleh pakar Jasper Griffin dalam The Oxford History of the Classical World:

      5 ”Hesiodus menuturkan cerita, yang juga diakui oleh Homerus, tentang silih bergantinya dewa-dewa langit. Mula-mula Uranus yang paling berkuasa, tetapi ia menindas anak-anaknya, dan Gaia mendesak Kronos, putranya, untuk mengebiri Uranus. Tetapi, Kronos menelan anak-anaknya sendiri, sampai Rea, sang istri, memberinya batu untuk dimakan sebagai pengganti Zeus; Zeus, sang anak, yang dibesarkan di Kreta, memaksa ayahnya untuk memuntahkan kembali saudara-saudara kandungnya, lalu bersama mereka dan bala bantuan lain ia mengalahkan Kronos beserta para Titan-nya dan mencampakkan mereka ke Tartarus.”

      6. Menurut Jasper Griffin, apa yang mungkin menjadi sumber banyak mitos Yunani?

      6 Dari mana orang Yunani mendapat mitos yang aneh ini? Pengarang yang sama menjawab, ”Tampaknya, mitos ini bersumber dari orang Sumer. Dalam kisah-kisah Timur itu, kita mendapati adanya dewa-dewi yang silih berganti dan pola berupa pengebirian, penelanan, serta sebuah batu yang berulang kali muncul sehingga, meskipun bervariasi, menunjukkan bahwa kesamaannya dengan [kisah] Hesiodus bukanlah suatu kebetulan.” Kita harus berpaling ke Mesopotamia dan Babilon kuno sebagai sumber banyak mitos yang menyusup ke dalam kebudayaan lain.

      7. (a) Mengapa sulit memperoleh keterangan mengenai mitos-mitos Cina kuno? (b) Bagaimana sebuah mitos Cina menjelaskan penciptaan bumi dan manusia? (Bandingkan Kejadian 1:27; 2:7.)

      7 Mitos kuno agama rakyat Cina tidak selalu mudah dijabarkan karena banyak catatan dimusnahkan pada periode 213-191 SM.b Namun, beberapa mitos masih ada, seperti mitos yang menceritakan bagaimana bumi ini dibentuk. Seorang profesor kesenian Timur, Anthony Christie, menulis, ”Kabarnya, Khaos bagaikan sebutir telur ayam. Baik Langit maupun Bumi tidak ada. Dari telur itu, lahirlah Pan Gu, dan dari unsur-unsurnya yang berat Bumi dibuat, dan Langit, dari unsur-unsur yang ringan. Pan Gu dilukiskan sebagai orang kerdil yang mengenakan kulit beruang atau jubah dari dedaunan. Selama 18.000 tahun, jarak antara Bumi dan Langit bertambah tiga meter setiap hari, dan Pan Gu tumbuh dengan kecepatan yang sama sehingga tubuhnya mengisi jarak di antara keduanya itu. Ketika ia mati, bagian-bagian tubuhnya menjadi berbagai unsur alam. . . . Kutu-kutu tubuhnya menjadi ras manusia.”

      8. Menurut mitos Inka, bagaimana munculnya bahasa-bahasa?

      8 Di Amerika Selatan terdapat sebuah legenda Inka tentang bagaimana seorang pencipta memberikan bahasa kepada setiap bangsa. ”Ia memberi tiap-tiap bangsa bahasa yang harus mereka gunakan . . . Ia memberikan kehidupan dan jiwa kepada setiap orang, laki-laki maupun perempuan, dan memerintahkan setiap bangsa untuk turun ke bagian bawah bumi. Kemudian, setiap bangsa berjalan di bawah tanah dan muncul di tempat-tempat yang ia tetapkan bagi mereka.” (The Fables and Rites of the Yncas, oleh Cristóbal de Molina of Cuzco, dikutip dalam South American Mythology) Dalam hal ini, tampaknya catatan Alkitab mengenai dikacaukannya bahasa di Babel adalah fakta yang merupakan inti mitos Inka tersebut. (Kejadian 11:1-9) Sekarang, marilah kita mengalihkan perhatian ke Air Bah yang dilukiskan dalam Alkitab di Kejadian 7:17-24.

      Air Bah—Fakta atau Mitos?

      9. (a) Apa yang Alkitab ceritakan mengenai keadaan di bumi pada zaman pra-Air Bah? (b) Apa yang harus dilakukan oleh Nuh dan keluarganya agar selamat dari Air Bah?

      9 Menurut Alkitab, kira-kira 4.500 tahun silam, yaitu sekitar tahun 2.500 SM, putra-putra rohani Allah yang memberontak menjelma menjadi manusia dan ”mengambil istri-istri”. Perkawinan campuran yang tidak wajar ini melahirkan Nefilim yang kejam, ”orang-orang perkasa pada zaman dahulu, pria-pria yang termasyhur”. Tingkah laku jahat mereka mempengaruhi dunia pra-Air Bah sampai-sampai Yehuwa mengatakan, ”’Aku akan menghapuskan manusia yang telah kuciptakan itu dari permukaan bumi . . . karena aku sungguh menyesal bahwa aku telah membuat mereka.’ Tetapi Nuh mendapat perkenan di mata Yehuwa.” Kisah itu kemudian dilanjutkan dengan langkah-langkah spesifik dan praktis yang harus diambil oleh Nuh agar ia beserta keluarganya dan berbagai jenis binatang selamat dari Air Bah.—Kejadian 6:1-8, 13–8:22; 1 Petrus 3:19, 20; 2 Petrus 2:4; Yudas 6.

      10. Mengapa kisah Alkitab mengenai Air Bah hendaknya tidak dianggap sebagai mitos?

      10 Catatan tentang peristiwa-peristiwa pra-Air Bah yang diceritakan dalam Kejadian dianggap sebagai mitos oleh para kritikus modern. Namun, sejarah tentang Nuh diterima dan dipercayai oleh orang-orang beriman, seperti Yesaya, Yehezkiel, Yesus Kristus, juga rasul Petrus dan rasul Paulus. Ini juga didukung oleh fakta bahwa peristiwa ini tersirat dalam begitu banyak mitos di seluruh dunia, termasuk epik kuno mengenai Gilgames maupun mitos-mitos Cina, Aztek, Inka, dan Maya. Dengan mempertimbangkan catatan Alkitab, marilah kita sekarang membahas mitos-mitos Asiria-Babilonia dan apa yang dikatakan mitos-mitos ini mengenai suatu banjir.c—Yesaya 54:9; Yehezkiel 14:20; Matius 24:37; Ibrani 11:7.

      Air Bah dan Gilgames si Manusia Dewa

      11. Apa dasar pengetahuan kita mengenai Epik Gilgames?

      11 Jika kita mundur kira-kira 4.000 tahun, kita menemukan mitos Akad yang terkenal yang disebut Epik Gilgames. Apa yang kita ketahui mengenai mitos itu terutama didasarkan atas teks berhuruf paku yang berasal dari perpustakaan Asyurbanipal, yang memerintah pada tahun 668-627 SM, di Niniwe kuno.

      12. Siapakah Gilgames, dan mengapa ia tidak disukai? (Bandingkan Kejadian 6:1, 2.)

      12 Ini adalah kisah tentang kegagahberanian Gilgames, yang dilukiskan sebagai dua pertiga dewa dan sepertiga manusia. Salah satu versi epik itu menyatakan, ”Di Uruk, ia membangun tembok-tembok, kubu yang besar, dan kuil Eanna suci bagi Anu sang dewa cakrawala, dan bagi Istar sang dewi cinta . . . , sang bunda cinta dan perang.” (Lihat kotak, halaman 45, untuk daftar dewa-dewi Asiria-Babilonia.) Namun, Gilgames sebenarnya bukan makhluk yang menyenangkan. Penduduk Uruk mengeluh kepada dewa-dewi, ”Karena nafsunya, tidak seorang gadis pun masih perawan bagi kekasihnya, tidak soal putri seorang pejuang ataupun istri seorang bangsawan.”

      13. (a) Tindakan apa yang diambil dewa-dewi, dan apa yang Gilgames lakukan? (b) Siapakah Utnapistim?

      13 Tindakan apa yang diambil dewa-dewi sebagai tanggapan atas keluhan penduduk? Dewi Aruru menciptakan Enkidu untuk menjadi manusia saingan Gilgames. Tetapi, bukannya menjadi musuh, mereka menjadi sahabat karib. Dalam epik tersebut, Enkidu akhirnya mati. Dengan hati yang hancur, Gilgames menangis, ”Jika aku mati, tidakkah aku akan menjadi seperti Enkidu? Celaka telah memasuki perutku. Karena takut mati, aku mengembara di padang rumput.” Ia ingin mendapat rahasia peri tidak berkematian dan pergi mencari Utnapistim, orang yang selamat dari air bah yang diberi peri tidak berkematian bersama dewa-dewi.

      14. (a) Apa yang diperintahkan kepada Utnapistim? (Bandingkan Kejadian 6:13-16.) (b) Bagaimana akhir epik perjalanan Gilgames?

      14 Gilgames akhirnya bertemu dengan Utnapistim, yang menceritakan kisah air bah kepadanya. Seperti ditemukan dalam Epik lempeng XI, yang dikenal sebagai Lempeng Air Bah, Utnapistim menuturkan perintah yang diberikan kepadanya sehubungan dengan banjir tersebut, ”Robohkan rumah (ini), buatlah sebuah kapal! Tinggalkan harta benda, selamatkan nyawamu. . . . Bawalah besertamu dalam kapal benih semua makhluk hidup.” Bukankah epik ini agak mirip dengan keterangan Alkitab mengenai Nuh dan Air Bah? Tetapi, Utnapistim tidak dapat memberikan peri tidak berkematian kepada Gilgames. Gilgames dengan kecewa pulang ke Uruk. Kisah itu berakhir dengan kematiannya. Secara keseluruhan, inti epik itu adalah kesedihan serta frustrasi karena kematian dan akhirat. Orang-orang zaman dulu tersebut tidak menemukan Allah kebenaran dan Allah harapan. Namun, kaitan antara epik tersebut dengan catatan Alkitab yang sederhana mengenai zaman pra-Air Bah cukup jelas. Sekarang, marilah kita beralih ke kisah Air Bah yang muncul dalam legenda-legenda lain.

      Legenda Air Bah dalam Kebudayaan Lain

      15. Mengapa legenda banjir besar orang Sumer menarik bagi kita?

      15 Bahkan jauh sebelum kisah dalam Epik Gilgames, ada mitos orang Sumer yang bertutur tentang ”Ziusudra, padanan Nuh dalam Alkitab, yang digambarkan sebagai seorang raja yang saleh dan takut akan allah, yang terus mencari wahyu ilahi melalui mimpi atau pelantunan mantra”. (Ancient Near Eastern Texts Relating to the Old Testament) Menurut sumber yang sama, mitos inilah yang ”dalam kesusastraan orang Sumer memiliki kesamaan yang paling dekat dan paling mencolok dengan keterangan Alkitab”. Peradaban orang Babilonia dan Asiria, yang muncul belakangan, dipengaruhi oleh peradaban Sumer.

      16. Bisa jadi, dari mana sumber legenda-legenda Cina mengenai banjir besar?

      16 Buku China—A History in Art menceritakan bahwa salah seorang penguasa kuno Cina adalah Yu, ”sang penakluk Banjir Besar. Yu mengalirkan air banjir ke sungai-sungai dan laut-laut untuk memindahkan rakyatnya”. Pakar mitologi, Joseph Campbell, menulis tentang ”Periode Sepuluh Besar” Cina, ”Dalam mitos-mitos awal zaman Zhou, ada sepuluh kaisar pada periode [Sepuluh Besar] yang penting itu, yang berakhir dengan suatu Banjir Besar. Jadi, tampaknya apa yang kita lihat di sini mungkin adalah perubahan setempat terhadap rangkaian daftar raja orang Sumer kuno.” Campbell kemudian menyebutkan unsur-unsur lain dalam legenda-legenda Cina yang kelihatannya ”menguatkan argumen bahwa sumber [legenda-legenda] itu dari Mesopotamia”. Hal ini membawa kita kembali ke satu sumber utama banyak mitos. Namun, cerita mengenai Air Bah juga terdapat di benua Amerika, misalnya, di Meksiko pada zaman orang Aztek, abad ke-15 dan abad ke-16 M.

      17. Legenda-legenda banjir besar apa yang dimiliki orang Aztek?

      17 Mitos-mitos Aztek menyebutkan empat zaman awal. Pada zaman yang pertama, bumi dihuni oleh raksasa-raksasa. (Ini mengingatkan kita juga kepada Nefilim, raksasa-raksasa yang disebutkan dalam Alkitab di Kejadian 6:4.) Dalam salah satu mitos terdapat legenda kuno tentang banjir besar saat ”air yang ada di atas bersatu dengan yang ada di bawah, sehingga memusnahkan cakrawala dan membuat segala sesuatu menjadi samudra kosmis abadi”. Dewa yang mengendalikan hujan dan air adalah Tlaloc. Namun, hujannya tidak diperoleh dengan murah, tetapi ”ditukar dengan darah orang-orang yang dikorbankan yang cucuran air matanya akan menyerupai dan dengan demikian memicu curah hujan”. (Mythology—An Illustrated Encyclopedia) Menurut legenda lainnya, zaman keempat diperintah oleh Khalkhiuhtlikue sang dewi air yang alamnya dibinasakan oleh suatu banjir. Manusia diselamatkan dengan menjadi ikan!

      18. Cerita-cerita apa yang umum dalam mitos-mitos Amerika Selatan? (Bandingkan Kejadian 6:7, 8; 2 Petrus 2:5.)

      18 Demikian pula, orang Inka mempunyai legendanya sendiri tentang Banjir Besar. Penulis asal Inggris, Harold Osborne, mengatakan, ”Mungkin unsur yang paling banyak ditemui dalam mitos Amerika Selatan adalah cerita mengenai banjir besar . . . Mitos mengenai suatu banjir sangat umum di antara orang-orang di dataran tinggi maupun suku-suku di dataran rendah tropis. Banjir besar itu biasanya dikaitkan dengan penciptaan dan dengan pemunculan allah-pencipta. . . . Banjir ini kadang-kadang dianggap sebagai penghukuman ilahi yang menyingkirkan umat manusia yang ada untuk mempersiapkan munculnya ras baru.”

      19. Jelaskan legenda banjir besar orang Maya.

      19 Demikian pula, orang Maya di Meksiko dan di Amerika Tengah mempunyai legenda Air Bah, yaitu tentang banjir universal, atau haiyococab, yang berarti ”air yang meliputi bumi”. Uskup Katolik bernama Las Casas menulis bahwa orang Indian Guatemala ”menyebutnya Butic, yaitu kata yang berarti banjir air yang banyak dan mengartikan penghakiman terakhir, dan itu sebabnya mereka percaya bahwa suatu Butic lain akan datang, yang merupakan banjir dan penghakiman lain, bukan dengan air, melainkan dengan api”. Masih ada banyak legenda lain tentang banjir besar di seputar dunia, tetapi beberapa yang sudah dikutip cukup meneguhkan inti legenda tersebut, yaitu peristiwa sejarah yang diceritakan dalam buku Kejadian.

      Kepercayaan yang Sangat Umum—Jiwa Tak Berkematian

      20. Apa kepercayaan orang Asiria-Babilonia tentang akhirat?

      20 Namun, tidak semua mitos didasarkan atas fakta atau Alkitab. Dalam pencariannya akan Allah, manusia telah berpegang pada sesuatu yang rapuh, diperdayakan oleh ilusi tentang peri tidak berkematian. Seperti akan kita lihat dalam buku ini, kepercayaan akan jiwa yang tidak berkematian atau variasinya kita warisi secara turun-temurun selama ribuan tahun. Orang-orang dari kebudayaan Asiria-Babilonia kuno percaya akan kehidupan di akhirat. New Larousse Encyclopedia of Mythology menjelaskan, ”Di bawah bumi, jauh di bawah jurang Apsu [yang penuh dengan air tawar dan yang mengelilingi bumi], terdapat neraka, tempat tinggal orang setelah ia mati. Ini adalah ’Negeri tempat orang tidak dapat keluar’ . . . Di daerah kegelapan kekal ini, jiwa orang yang mati—edimmu—’berpakaian, seperti burung, mengenakan sayap’, semuanya campur aduk.” Berdasarkan mitos itu, dunia bawah tanah ini diperintah oleh dewi Ereskigal sang ”Putri bumi yang besar”.

      21. Menurut kepercayaan Mesir, apa yang terjadi dengan orang mati?

      21 Orang Mesir juga mempunyai gagasan tentang jiwa yang tidak berkematian. Sebelum jiwa dapat mencapai tempat yang tenang dan bahagia, jiwa harus ditimbang menggunakan batu timbangan Maat. Maat adalah dewi kebenaran dan keadilan, yang dilambangkan dengan bulu kebenaran. Anubis sang dewa berkepala serigala ataupun Horus sang burung falkon turut berperan dalam prosedur itu. Jika disetujui oleh Osiris, jiwa tersebut akan terus hidup untuk menikmati kebahagiaan bersama dewa-dewi. (Lihat gambar, halaman 50.) Seperti sering kita temui, di sini ada unsur yang sama berupa konsep Babilon tentang jiwa yang tidak berkematian, yang mempengaruhi agama, kehidupan, dan tindakan manusia.

      22. Apa konsep Cina mengenai orang mati, dan apa yang dilakukan untuk menolong orang mati?

      22 Mitos-mitos Cina kuno mencakup kepercayaan tentang kehidupan di alam lain setelah kematian dan pentingnya membuat para leluhur tetap bahagia. Para leluhur ”dianggap sebagai roh yang hidup dan berkuasa, yang sangat memperhatikan kesejahteraan keturunan mereka yang masih hidup, tetapi mereka dapat marah dan memberikan hukuman jika tidak disenangkan”. Orang mati harus diberi segala macam bantuan, termasuk pendamping dalam kematian. Jadi, ”beberapa raja Shang . . . dimakamkan bersama kira-kira seratus sampai tiga ratus korban manusia, yang akan menjadi pelayannya di alam berikutnya. (Kebiasaan ini mengaitkan Cina kuno dengan Mesir, Afrika, Jepang, dan tempat-tempat lain, yang mengorbankan manusia untuk tujuan serupa.)” (Man’s Religions, oleh John B. Noss) Dalam kasus-kasus ini, kepercayaan akan jiwa yang tidak berkematian mengarah ke korban manusia.—Pertentangkan dengan Pengkhotbah 9:5, 10; Yesaya 38:18, 19.

      23. (a) Dalam mitos-mitos Yunani, siapa dan apa Hades itu? (b) Menurut Alkitab, apa Hades itu?

      23 Orang Yunani, yang telah merumuskan banyak dewa-dewi dalam mitos-mitosnya, juga prihatin akan orang mati dan nasib akhir mereka. Menurut mitos, pribadi yang harus mengawasi wilayah kegelapan yang suram itu adalah saudara kandung Zeus dan Poseidon, putra-putra Kronus, yang bernama Hades, dan wilayahnya dinamai sesuai dengan namanya. Bagaimana jiwa orang mati sampai di Hades?d

      24. (a) Menurut mitos-mitos Yunani, apa yang terjadi di alam baka? (b) Apa saja kesamaan mitos-mitos Yunani dengan Epik Gilgames?

      24 Penulis Ellen Switzer menjelaskan, ”Ada . . . makhluk-makhluk yang menakutkan di alam baka. Ada Kharon, si pendayung perahu penyeberangan yang mengangkut orang yang baru meninggal dari negeri orang hidup ke alam baka. Kharon meminta bayaran untuk jasa penyeberangannya [di sungai Styx], dan orang Yunani sering mengubur orang-orang mati bersama sebuah uang logam yang diletakkan di bawah lidah agar mereka mempunyai cukup ongkos. Jiwa orang mati yang tidak mampu membayar dibiarkan di sisi sungai yang salah, di suatu daerah antah-berantah, dan bisa kembali untuk menghantui orang yang hidup.”e

      25. Siapa yang dipengaruhi oleh pemikiran Yunani sehubungan dengan jiwa?

      25 Mitos-mitos Yunani mengenai jiwa selanjutnya mempengaruhi konsep Romawi. Dan, para filsuf Yunani seperti Plato (kira-kira 427-347 SM), sangat mempengaruhi para pemikir Kristen yang murtad pada masa awal yang memasukkan ajaran jiwa yang tidak berkematian ke dalam doktrin mereka, walaupun ajaran ini tidak berdasarkan Alkitab.

      26, 27. Bagaimana orang Aztek, Inka, dan Maya memandang kematian?

      26 Orang Aztek, Inka, dan Maya juga percaya akan jiwa yang tidak berkematian. Kematian merupakan misteri bagi mereka sebagaimana bagi peradaban lain. Mereka memiliki berbagai upacara dan kepercayaan untuk membantu mereka menerima kematian sebagai kenyataan hidup. Sebagaimana dijelaskan oleh ahli sejarah kepurbakalaan, Victor W. von Hagen, dalam bukunya The Ancient Sun Kingdoms of the Americas, ”Orang mati sebenarnya hidup: mereka sekadar melewati satu tahap menuju tahap lain; mereka tidak kelihatan, tidak dapat diraba, tidak dapat dicelakai. Orang mati . . . menjadi anggota keluarga yang tidak kelihatan.”—Pertentangkan dengan Hakim 16:30; Yehezkiel 18:4, 20.

      27 Sumber yang sama memberi tahu kita bahwa ”orang Indian [Inka] percaya akan peri tidak berkematian; sebenarnya mereka percaya bahwa seseorang tidak pernah mati, . . . tubuh yang mati sekadar berubah menjadi tidak mati dan memiliki pengaruh sebagai penguasa yang tidak kelihatan”. Orang Maya juga mempercayai adanya jiwa dan 13 surga serta 9 neraka. Jadi, ke mana pun kita berpaling, orang tidak mau menerima kematian sebagai kenyataan hidup, dan jiwa yang tidak berkematian adalah doktrin yang menopang mereka.—Yesaya 38:18; Kisah 3:23.

      28. Apa beberapa kepercayaan yang umum di Afrika?

      28 Mitos-mitos Afrika juga menyebutkan tentang jiwa yang terus hidup. Banyak orang Afrika hidup dengan perasaan takut kepada jiwa orang mati. New Larousse Encyclopedia of Mythology menyatakan, ”Kepercayaan ini terkait dengan kepercayaan lain—jiwa yang terus hidup setelah kematian. Tukang-tukang sihir sanggup memanggil jiwa-jiwa untuk menambah kekuatan mereka. Jiwa orang mati sering kali berpindah ke dalam tubuh binatang, atau mungkin bahkan menjelma kembali sebagai tumbuh-tumbuhan.” Akibatnya, orang Zulu tidak mau membunuh ular tertentu yang dipercayai sebagai roh sanak keluarga.

      29. Jelaskan legenda-legenda beberapa suku di Afrika bagian tenggara serta selatan. (Bandingkan Kejadian 2:15-17; 3:1-5.)

      29 Orang Masai di Afrika bagian tenggara percaya akan seorang pencipta yang disebut ’Ng ai, yang menempatkan seorang malaikat pelindung di sisi setiap orang Masai. Pada saat kematian, malaikat itu membawa jiwa si pejuang Masai tersebut ke akhirat. Dalam ensiklopedia Larousse yang dikutip sebelumnya, terdapat legenda Zulu mengenai kematian. Manusia pertama, Unkulunkulu, dalam mitos ini adalah pribadi tertinggi. Ia mengutus seekor bunglon untuk memberi tahu umat manusia, ”Manusia tidak akan mati!” Sang bunglon bergerak lambat dan disimpangkan dalam perjalanannya. Maka, Unkulunkulu mengirimkan pesan yang berbeda melalui seekor kadal, yang berbunyi, ”Manusia akan mati!” Sang kadal tiba lebih dulu, ”dan sejak itu tidak ada manusia yang luput dari kematian”. Dengan berbagai variasi, legenda yang sama ini ditemukan di antara suku-suku Bekhuana, Basuto, dan Baronga.

      30. Dalam buku ini, apa yang akan kita lihat lebih jauh mengenai jiwa?

      30 Seraya kita meneruskan penelitian kita tentang pencarian manusia akan Allah, kita akan melihat lebih jauh lagi betapa pentingnya mitos mengenai jiwa yang tidak berkematian bagi manusia, dari dulu sampai sekarang.

      Penyembahan Matahari dan Korban Manusia

      31. (a) Apa yang dipercayai orang Mesir mengenai Ra sang dewa matahari? (b) Bagaimana hal itu bertentangan dengan apa yang Alkitab katakan? (Mazmur 19:4-6)

      31 Dalam mitos Mesir, ada banyak sekali dewa-dewi. Sebagaimana banyak masyarakat kuno lainnya, dalam upaya mencari Allah, orang Mesir cenderung menyembah sesuatu yang menunjang kehidupan mereka sehari-hari—matahari. Jadi, mereka memuja sang penguasa tertinggi langit, yang bernama Ra (Amon-Ra), yang setiap hari naik perahu dari timur ke barat. Pada malam hari, ia mengadakan perjalanan yang berbahaya melalui bagian bawah bumi.

      32. Jelaskan salah satu perayaan bagi Xiuhtekutli (Huehueteotl) sang dewa api.

      32 Korban manusia merupakan segi yang umum dalam penyembahan matahari di agama-agama orang Aztek, Inka, dan Maya. Orang Aztek menjalankan suatu siklus perayaan keagamaan yang berkesinambungan, dengan mempersembahkan korban manusia untuk berbagai dewa-dewi mereka, terutama dalam penyembahan Tezkatlipoka sang dewa matahari. Selain itu, dalam perayaan bagi Xiuhtekutli (Huehueteotl) sang dewa api, ”para tahanan perang menari bersama para penawan dan . . . diputar-putar mengelilingi kobaran api, kemudian dicampakkan ke bara api, lalu ditarik dalam keadaan masih hidup agar jantungnya yang masih berdenyut dapat diambil untuk dipersembahkan kepada dewa-dewi”.—The Ancient Sun Kingdoms of the Americas.

      33. (a) Apa yang juga terdapat dalam ibadat orang Inka? (b) Apa yang Alkitab katakan mengenai korban manusia? (Bandingkan 2 Raja 23:5, 11; Yeremia 32:35; Yehezkiel 8:16.)

      33 Di daerah yang lebih ke selatan, agama orang Inka mempunyai korban dan mitosnya sendiri. Dalam ibadat orang Inka zaman dulu, anak-anak dan binatang dikorbankan kepada Inti sang dewa matahari dan kepada Virakokha sang pencipta.

      Dewa-dewi dalam Mitos

      34. Siapa saja anggota dewa-dewi tiga serangkai Mesir yang paling terkemuka, dan apa peranan mereka?

      34 Dewa-dewi tiga serangkai Mesir yang paling terkemuka terdiri dari Isis, lambang peribuan; Osiris, saudara dan suaminya; serta Horus, putra mereka, yang biasanya digambarkan sebagai burung falkon. Isis kadang-kadang dilukiskan dalam patung-patung orang Mesir sedang menyusui anaknya dengan pose yang sangat menyerupai patung dan lukisan sang perawan beserta anaknya dalam Susunan Kristen, yang muncul lebih dari dua ribu tahun kemudian. Lambat laun, suami Isis, Osiris, terkenal sebagai dewa orang mati karena ia menawarkan harapan hidup kekal yang bahagia bagi jiwa orang mati di akhirat.

      35. Siapakah Hator, dan apa perayaan tahunan utama baginya?

      35 Hator di kalangan orang Mesir adalah dewi cinta, sukacita, musik, dan tarian. Ia menjadi ratu orang mati, yang membantu mereka mencapai surga dengan sebuah tangga. Sebagaimana dijelaskan dalam New Larousse Encyclopedia of Mythology, orang memujanya dengan perayaan-perayaan besar, ”terutama pada Tahun Baru, yang merupakan hari ulang tahunnya. Sebelum fajar menyingsing, imam-imam wanita membawa patung Hator ke teras agar dapat diterpa oleh sinar matahari terbit. Perasaan sukacita yang menyusul setelah itu merupakan dalih untuk mengadakan semacam karnaval, dan hari itu diakhiri dengan bernyanyi dan bermabuk-mabukan”. Perayaan ini tidak jauh berbeda dengan perayaan Tahun Baru ribuan tahun kemudian, bukan?

      36. (a) Pada abad ke-16 SM, bangsa Israel berada dalam lingkungan keagamaan seperti apa? (b) Apa makna khusus Sepuluh Tulah?

      36 Orang Mesir juga mempunyai banyak dewa-dewi binatang, seperti Apis si sapi jantan, Banaded si domba jantan, Heqt si katak, Hator si sapi, dan Sebek si buaya. (Roma 1:21-23) Di lingkungan keagamaan seperti inilah bangsa Israel diperbudak pada abad ke-16 SM. Untuk membebaskan mereka dari cengkeraman kuat Firaun, Yehuwa, Allah Israel, harus menimpakan sepuluh tulah ke atas Mesir. (Keluaran 7:14–12:36) Tulah-tulah tersebut merupakan penghinaan yang tepat terhadap dewa-dewi Mesir.—Lihat kotak, halaman 62.

      37. (a) Bagaimana perilaku beberapa dewa-dewi Romawi? (b) Apa pengaruh tingkah laku dewa-dewi atas penyembahnya? (c) Apa yang dialami oleh Paulus dan Barnabas di Listra?

      37 Sekarang mari kita beralih ke dewa-dewi orang Yunani dan Romawi kuno. Orang Romawi meminjam banyak dewa-dewi orang Yunani kuno, beserta sifat baik dan sifat buruknya. (Lihat kotak, halaman 43 dan 66.) Sebagai contoh, Venus dan Flora adalah pelacur-pelacur yang tidak tahu malu; Bakkhus, pemabuk dan suka berpesta pora; Merkurius, perampok jalanan; dan Apolo, perayu wanita. Konon, Yupiter, ayah para dewa, melakukan perzinaan atau inses dengan kira-kira 59 wanita! (Benar-benar mengingatkan kita kepada para malaikat pemberontak yang hidup bersama tanpa menikah dengan para wanita sebelum Air Bah!) Karena para penyembah cenderung meniru tingkah laku dewa-dewi mereka, apakah mengherankan jika para kaisar Romawi seperti Tiberius, Nero, dan Kaligula hidup bejat sebagai pezina, pelaku percabulan, dan pembunuh?

      38. (a) Jelaskan agama yang terdapat di Roma. (b) Bagaimana agama mempengaruhi prajurit Romawi?

      38 Dalam agama mereka, orang Romawi mengambil dewa-dewi dari banyak budaya. Sebagai contoh, mereka dengan antusias mengambil alih penyembahan kepada Mitras sang dewa terang dari Persia, yang kemudian dijadikan dewa matahari mereka (lihat kotak, halaman 60-1), dan mengambil dewi Atargatis (Istar) dari Siria. Mereka mengubah Artemis sang dewi pemburu dari Yunani menjadi Diana dan mempunyai berbagai variasi dewi Isis dari Mesir. Mereka juga mengambil alih dewi kesuburan tiga serangkai dari orang Kelt.—Kisah 19:23-28.

      39. (a) Siapa yang berkuasa atas imam-imam Romawi? (b) Jelaskan salah satu upacara keagamaan Romawi.

      39 Dalam peribadatan umum mereka di ratusan tempat pemujaan dan kuil, mereka memiliki bermacam-macam imam, yang semuanya ”berada di bawah wewenang Pontifex Maximus [Imam Tertinggi], yang mengepalai agama negara”. (Atlas of the Roman World) Buku yang sama menyatakan bahwa salah satu upacara orang Romawi adalah taurobolium, yaitu ”si pemuja berdiri di dalam sebuah lubang dan dimandikan dengan darah sapi jantan yang dikorbankan di atasnya. Ia keluar dari upacara ini dalam keadaan sudah dimurnikan tanpa dosa”.

      Mitos dan Legenda Kristen?

      40. Bagaimana pandangan banyak pakar terhadap peristiwa-peristiwa pada awal Kekristenan?

      40 Menurut beberapa kritikus modern, Kekristenan juga mempunyai mitos dan legenda. Apakah memang demikian? Banyak pakar menganggap kelahiran Yesus dari seorang perawan, mukjizat-mukjizatnya, dan kebangkitannya sebagai mitos belaka. Ada yang bahkan mengatakan bahwa ia tidak pernah ada dan bahwa mitos tentang dia diambil dari mitos-mitos yang lebih kuno dan dari penyembahan matahari. Seperti ditulis oleh pakar mitologi, Joseph Campbell, ”Jadi, beberapa pakar menyatakan bahwa Yohanes [Pembaptis] maupun Yesus tidak pernah ada, yang ada hanya dewa air dan dewa matahari.” Tetapi, kita perlu ingat bahwa banyak dari pakar-pakar ini ateis dan, karena itu, sama sekali menolak kepercayaan apa pun akan Allah.

      41, 42. Apa bukti yang ada untuk mendukung kebenaran sejarah Kekristenan pada masa awal?

      41 Namun, pandangan yang skeptis ini gugur ketika dihadapkan dengan fakta sejarah. Sebagai contoh, sejarawan Yahudi, Yosefus (±37-±100 M), menulis, ”Bagi beberapa orang Yahudi, penghancuran tentara Herodes tampaknya merupakan pembalasan ilahi, dan pastilah pembalasan yang adil, atas perlakuannya terhadap Yohanes, yang dijuluki si Pembaptis. Karena Herodes telah membunuhnya, padahal ia adalah orang yang baik.”—Markus 1:14; 6:14-29.

      42 Sejarawan yang sama ini juga memberi bukti bahwa Yesus Kristus adalah tokoh sejarah, ketika ia menulis tentang munculnya ”seseorang yang bernama Yesus, seorang manusia berkekuatan gaib, itu pun kalau ia masih bisa disebut sebagai manusia . . . yang disebut oleh murid-muridnya sebagai putra Allah”. Ia melanjutkan, ”Pilatus telah menghukum dia . . . Dan bahkan sekarang kelompok yang disebut ’Mesianis’ sesuai dengan namanya, tidak punah.”f—Markus 15:1-5, 22-26; Kisah 11:26.

      43. Apa dasar rasul Petrus untuk percaya kepada Kristus?

      43 Karena itu, Petrus sang rasul Kristen, sebagai saksi mata transfigurasi Yesus, dapat menulis dengan penuh keyakinan, ”Tidak, sewaktu kami memperkenalkan kepadamu kuasa dan kehadiran Tuan kita, Yesus Kristus, kami tidak melakukannya dengan mengikuti cerita bohong [Yunani, myʹthos] yang dirancang dengan licik, tetapi dengan menjadi saksi mata kebesarannya. Sebab dari Allah, sang Bapak, ia menerima kehormatan dan kemuliaan, ketika kata-kata seperti ini disampaikan kepadanya dengan kemuliaan yang besar, ’Inilah putraku, yang kukasihi, kepadanyalah aku berkenan.’ Ya, kami mendengar kata-kata ini disampaikan dari surga ketika kami berada bersama dia di gunung yang kudus.”—2 Petrus 1:16-18.g

      44. Prinsip Alkitab apa yang harus berlaku dalam setiap konflik antara pendapat manusia dan pendapat Firman Allah?

      44 Dalam konflik antara pendapat ”pakar” manusia dan pendapat Firman Allah, kita harus menerapkan prinsip yang pernah dinyatakan dahulu, ”Maka, apa persoalannya? Jika ada yang tidak menyatakan iman, apakah ketiadaan iman mereka mungkin akan membuat kesetiaan Allah sia-sia? Jangan sekali-kali itu terjadi! Tetapi biarlah Allah didapati benar, meskipun setiap orang didapati pendusta, sebagaimana ada tertulis, ’Supaya engkau adil-benar dalam firmanmu dan menang pada waktu engkau dihakimi.’”—Roma 3:3, 4.

      Unsur-Unsur yang Sama

      45. Apa beberapa unsur yang sama yang terdapat dalam mitos-mitos di dunia ini?

      45 Tinjauan singkat mengenai beberapa mitos di dunia ini dimaksudkan untuk memperlihatkan beberapa unsur yang sama, yang banyak di antaranya dapat ditelusuri jejaknya sampai ke Babilon, Mesopotamia, tempat lahirnya kebanyakan agama. Ada unsur-unsur yang sama, entah yang berkaitan dengan fakta penciptaan ataupun kisah mengenai suatu masa manakala manusia-manusia setengah dewa dan raksasa-raksasa menduduki negeri dan suatu banjir besar memusnahkan orang fasik, atau unsur yang sama dalam konsep dasar agama berupa penyembahan matahari dan jiwa yang tidak berkematian.

      46, 47. (a) Penjelasan apa berdasarkan Alkitab yang dapat kita berikan berkenaan dengan asal usul dan unsur yang sama dalam mitos-mitos? (b) Segi-segi apa lagi tentang ibadat zaman dulu yang akan kita bahas?

      46 Kita dapat menjelaskan berdasarkan Alkitab mengapa unsur-unsur yang sama ini selalu muncul, apabila kita ingat bahwa setelah Air Bah, Allah memerintahkan manusia untuk berpencar dari Babel di Mesopotamia lebih dari 4.200 tahun yang lalu. Walaupun mereka berpencar, membentuk keluarga-keluarga dan suku-suku dengan bahasa-bahasa yang berbeda, mereka membawa serta pengetahuan dasar yang sama tentang sejarah dan konsep keagamaan sebelum itu. (Kejadian 11:1-9) Selama berabad-abad, pengetahuan ini berubah dan dibumbui dalam setiap kebudayaan, sehingga menghasilkan banyak imajinasi, legenda, dan mitos yang diteruskan kepada kita dewasa ini. Mitos-mitos ini, yang menyimpang dari kebenaran Alkitab, tidak lebih mendekatkan manusia kepada Allah yang benar.

      47 Namun, manusia juga mengungkapkan perasaan religius mereka dengan berbagai cara lain—spiritisme, syamanisme, ilmu gaib, penyembahan leluhur, dan sebagainya. Apakah ada yang bisa kita pelajari dari semua hal tersebut tentang pencarian manusia akan Allah?

      [Catatan Kaki]

      a Untuk pembahasan yang terperinci mengenai penciptaan, lihat buku Kehidupan—Bagaimana Asal Mulanya? Melalui Evolusi atau melalui Penciptaan?, yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.

      b Mitos-mitos Cina yang lebih belakangan, hasil pengaruh Buddhisme, Taoisme, dan Konfusianisme, akan dibahas dalam Pasal 6 dan 7.

      c Untuk pembahasan yang lebih terperinci mengenai bukti-bukti bahwa Air Bah adalah fakta sejarah, lihat Pemahaman Alkitab, Jilid 1, halaman 69-73, 327-8, diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.

      d ”Hades” disebutkan sepuluh kali dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen, bukan sebagai tokoh mitos, tetapi sebagai kuburan umum umat manusia. Kata Yunani ini, sama artinya dengan kata Ibrani sye’ohlʹ.—Bandingkan Mazmur 16:10; Kisah 2:27, Kingdom Interlinear.—Lihat Pemahaman Alkitab, Jilid 1, halaman 839-41, yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.

      e Yang menarik, Utnapistim, sang pahlawan dalam Epik Gilgames, menyuruh tukang perahunya, Ursyanabi, untuk membawa Gilgames menyeberangi perairan kematian guna menemui orang yang selamat dari banjir besar.

      f Menurut teks tradisional Yosefus, catatan kaki, halaman 48 edisi Harvard University Press, Jilid IX.

      g Untuk mendapat keterangan lebih jauh mengenai Kekristenan, lihat Pasal 10.

      [Kotak di hlm. 43]

      Dewa-dewi Yunani dan Romawi

      Banyak dewa-dewi dalam mitos-mitos Yunani mempunyai kedudukan yang sama dalam mitos-mitos Romawi. Daftar di bawah ini menyebutkan beberapa dari antaranya.

      Yunani    Romawi    Peranan

      Afrodit    Venus    Dewi cinta

      Apolo    Apolo    Dewa terang, pengobatan, dan puisi

      Ares    Mars    Dewa perang

      Artemis    Diana    Dewi perburuan dan persalinan

      Asklepius    Aeskulapius  Dewa penyembuhan

      Athena    Minerva    Dewi kerajinan tangan, perang, dan hikmat

      Demeter    Seres    Dewi segala yang bertumbuh

      Dionisus    Bakkhus    Dewa anggur, kesuburan, dan perilaku liar

      Eros    Kupid    Dewa cinta

      Gaea    Tera    Lambang bumi, dan ibu serta istri Uranus

      Hefaestus    Vulkanus    Pandai besi para dewa, dan dewa api serta pandai logam

      Hera    Yuno    Pelindung perkawinan dan wanita. Dalam mitos Yunani, saudara dan istri Zeus; dalam mitos Romawi, istri Yupiter

      Hermes    Merkurius    Utusan para dewa; dewa perdagangan dan ilmu pengetahuan; serta pelindung para pelancong, pencuri, dan pengembara

      Hestia    Vesta    Dewi perapian

      Hipnos    Somnus    Dewa tidur

      Kronus    Saturnus    Dalam mitos Yunani, penguasa para Titan dan ayah Zeus. Dalam mitos Romawi, dewa pertanian juga

      Pluto, Hades   Pluto    Dewa alam baka

      Poseidon    Neptunus    Dewa laut. Dalam mitos Yunani, dewa gempa bumi dan kuda juga

      Rea    Ops    Istri dan saudara Kronus

      Uranus    Uranus    Putra serta suami Gaea dan ayah para Titan

      Zeus    Yupiter    Penguasa dewa-dewi

      Berdasarkan The World Book Encyclopedia, 1987, Jilid 13.

      [Kotak di hlm. 45]

      Dewa-dewi Asiria-Babilonia

      Anu—dewa tertinggi, memerintah atas langit; ayah Istar

      Assyur—dewa pejuang nasional orang Asiria; dewa kesuburan juga

      Ea—dewa air. Ayah Marduk. Memperingatkan Utnapistim tentang banjir

      Enlil (Bel)—penguasa udara; belakangan disejajarkan dengan Zeus dalam mitos-mitos Yunani. Diserap oleh orang Babilonia menjadi Marduk (Bel)

      Istar—dewi yang memersonifikasi planet Venus; pelacuran suci merupakan bagian dari penyembahan kepadanya. Ia adalah Astarte di Fenisia, Atargatis di Siria, Astoret dalam Alkitab (1 Raja 11:5, 33), Afrodit di Yunani, Venus di Roma

      Marduk—dewa Babilonia yang pertama; ”menyerap semua dewa lain dan mengambil alih semua fungsi mereka”. Disebut Merodakh oleh bangsa Israel

      Sin—dewa bulan, anggota dewa tiga serangkai yang mencakup Syamas (matahari) dan Istar (planet Venus)

      Syamas—dewa matahari, berkuasa atas terang dan keadilan. Pendahulu Apolo, dewa Yunani

      Tamuz (Dumuzi)—dewa panen. Kekasih Istar

      (Berdasarkan New Larousse Encyclopedia of Mythology)

      [Kotak/Gambar di hlm. 60, 61]

      Dewa-Dewa Prajurit Romawi

      Roma terkenal dengan bala tentaranya yang berdisiplin. Kesatuan imperium itu bergantung pada semangat juang dan keefektifan legiun militernya. Apakah agama berperan dalam hal itu? Ya, dan kita mengetahuinya karena orang Romawi meninggalkan jejak yang jelas tentang pendudukan mereka, berupa jalan raya, benteng, saluran air, stadion besar, dan kuil. Sebagai contoh, di Northumbria, Inggris bagian utara, ada Tembok Hadrianus yang termasyhur, yang dibangun kira-kira tahun 122 M. Apa yang diungkapkan oleh penggalian mengenai kegiatan garnisun Romawi dan peranan agama?

      Di Museum Housesteads, tidak jauh dari lokasi penggalian reruntuhan pos militer Romawi di Tembok Hadrianus, terdapat keterangan, ”Kehidupan keagamaan seorang prajurit Romawi dibagi tiga. Yang pertama . . . penyembahan kepada para Kaisar yang Didewakan dan penyembahan kepada dewa-dewa pelindung Roma seperti Yupiter, Viktorius, dan Mars. Sebuah altar dibaktikan kepada Yupiter setiap tahun di lapangan parade di setiap benteng. Semua prajurit wajib berpartisipasi dalam perayaan hari ulang tahun, kenaikan takhta, dan kemenangan para Kaisar yang Didewakan.” Ini sangat mirip dengan kebiasaan dalam ketentaraan dewasa ini yang memiliki pendeta atau imam, altar, dan bendera sebagai unsur yang tetap dalam ibadat mereka.

      Apa segi kedua dalam kehidupan keagamaan prajurit Romawi? Yaitu, penyembahan kepada dewa-dewa pelindung dan roh penjaga pasukan mereka sendiri ”maupun dewa-dewa yang dibawa dari negeri asal mereka”.

      ”Akhirnya, ada berbagai bentuk ibadat perorangan. Selama seorang prajurit memenuhi kewajibannya dalam bentuk ibadat resmi, ia bebas menyembah dewa mana pun yang ia inginkan.” Sepertinya ada kebebasan beribadat yang sangat besar, tetapi ”ada agama-agama yang dikecualikan, misalnya Druidisme, yang tata cara ibadatnya dianggap tidak berperikemanusiaan, dan agama yang keloyalannya kepada Negara diragukan, seperti Kekristenan”.—Bandingkan Lukas 20:21-25; 23:1, 2; Kisah 10:1, 2, 22.

      Yang menarik, pada tahun 1949 sebuah kuil untuk Mitras ditemukan dalam rawa-rawa di Carrawburgh, cukup dekat dengan Tembok Hadrianus. (Lihat foto.) Para arkeolog memperkirakan kuil tersebut didirikan sekitar tahun 205 M. Kuil ini berisi patung dewa matahari, altar-altar, dan inskripsi dalam bahasa Latin yang sebagian berbunyi, ”Kepada dewa Mitras yang tak terkalahkan.”

      [Kotak di hlm. 62]

      Dewa-dewi Mesir dan Sepuluh Tulah

      Yehuwa menghukum dewa-dewi Mesir yang tidak berdaya melalui Sepuluh Tulah.—Keluaran 7:14–12:32.

      Tulah Uraian

      1 Sungai Nil dan perairan lain berubah menjadi darah. Hapi sang dewa Sungai Nil direndahkan

      2 Katak. Heqt sang dewi katak tidak berdaya untuk mencegahnya

      3 Debu menjadi agas. Tot sang penguasa ilmu gaib, tidak dapat membantu para ahli ilmu gaib Mesir

      4 Lalat pikat di seluruh Mesir kecuali Gosyen, tempat bangsa Israel berdiam. Tidak ada dewa yang mampu mencegahnya—bahkan Ptah sang pencipta alam semesta, atau Tot sang penguasa ilmu gaib

      5 Sampar atas ternak. Hator sang dewi sapi suci maupun Apis sang sapi jantan tidak dapat mencegah tulah ini

      6 Bisul. Dewa-dewi penyembuh, yakni Tot, Isis, dan Ptah, tidak dapat menolong

      7 Guntur dan hujan es. Menyingkapkan ketidakmampuan Respu sang pengendali kilat, serta Tot sang dewa hujan dan guntur

      8 Belalang. Pukulan bagi Min sang dewa kesuburan, pelindung tanaman budi daya

      9 Kegelapan selama tiga hari. Ra sang dewa matahari yang terkemuka dan Horus, salah satu dewa surya, direndahkan

      10 Kematian putra sulung termasuk putra Firaun, yang dianggap sebagai titisan dewa. Ra (Amon-Ra) sang dewa matahari dan kadang-kadang digambarkan sebagai domba jantan, tidak sanggup menghalangi tulah ini

      [Kotak di hlm. 66]

      Mitos dan Kekristenan

      Penyembahan kepada dewa-dewi mitologis Yunani dan Romawi kuno sedang marak-maraknya ketika Kekristenan muncul hampir dua ribu tahun yang lalu. Di Asia Kecil, nama-nama Yunani masih dipakai. Itulah sebabnya setelah Paulus dan Barnabas, keduanya orang Kristen, menyembuhkan orang di Listra (sekarang Turki), mereka dianggap sebagai ’allah’, atau dewa, bernama Hermes dan Zeus, bukannya Merkurius dan Yupiter, yakni nama Romawi dewa-dewa tersebut. Catatan Alkitab mengatakan, ”Imam dari Zeus, yang kuilnya berada di depan kota, membawa lembu-lembu jantan dan mahkota-mahkota dedaunan ke gerbang-gerbang dan ingin mempersembahkan korban bersama kumpulan orang itu.” (Kisah 14:8-18) Paulus dan Barnabas harus dengan bersusah payah meyakinkan kumpulan orang itu agar tidak memberikan persembahan kepada mereka. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang pada waktu itu tidak menganggap mitos-mitos mereka sebagai khayalan belaka.

      [Gambar di hlm. 42]

      Gunung Olimpus, Yunani, konon tempat dewa-dewi berdiam

      [Gambar di hlm. 47]

      Lempeng tanah liat berhuruf paku yang memuat sebagian Epik Gilgames

      [Gambar di hlm. 50]

      Anubis sang dewa berkepala serigala, menimbang sebuah jantung-jiwa, di sebelah kiri, dan di kanan, batu timbangan Maat sang dewi kebenaran dan keadilan, yang dilambangkan oleh sehelai bulu; Tot menuliskan hasilnya pada sebuah lempeng sebelum memberitahukannya kepada Osiris

      [Gambar di hlm. 55]

      Khalkhiuhtlikue sang dewi air tawar orang Aztek; bejana berbentuk burung hantu, rongganya diperkirakan adalah tempat menyimpan jantung yang dikorbankan

      [Gambar di hlm. 57]

      Dewa-dewi tiga serangkai Mesir: dari kiri, Horus, Osiris, dan Isis

      [Gambar di hlm. 58]

      Penyembahan matahari dipraktekkan oleh orang Inka di Makhu Pikkhu, Peru

      Inset: Intihuatana,”tiang” matahari, mungkin digunakan untuk penyembahan kepada matahari di Makhu Pikkhu

      [Gambar di hlm. 63]

      Patung burung falkon Horus, sapi jantan Apis, dan katak Heqt. Dewa-dewi orang Mesir tidak dapat menangkal tulah-tulah yang Yehuwa timpakan, termasuk mengubah air Sungai Nil menjadi darah

      [Gambar di hlm. 64]

      Dewa-dewi Yunani, dari kiri, Afrodit; Zeus menggendong Ganimede, pembawa minuman dewa-dewi; dan Artemis

  • Mencari yang Tidak Dikenal melalui Ilmu Gaib dan Spiritisme
    Pencarian Manusia akan Allah
    • Pasal 4

      Mencari yang Tidak Dikenal melalui Ilmu Gaib dan Spiritisme

      1. Apa yang Paulus katakan kepada orang-orang Athena di Areopagus? Mengapa?

      ”ORANG-ORANG Athena, aku memperhatikan bahwa dalam segala hal kamu tampaknya lebih cenderung untuk takut kepada dewa-dewa, dibanding orang-orang lain.” (Kisah 17:22) Itulah yang rasul Kristen Paulus katakan kepada kumpulan orang banyak di Areopagus, atau Bukit Mars, yang terletak di kota Athena kuno, Yunani. Kata-kata tersebut Paulus ucapkan karena sebelumnya ia telah melihat bahwa ”kota itu penuh dengan berhala”. (Kisah 17:16) Apa yang telah ia lihat?

      2. Apa yang memperlihatkan bahwa orang Athena takut kepada dewa-dewi?

      2 Paulus pasti telah melihat beragam dewa-dewi Yunani dan Romawi di kota kosmopolitan tersebut, dan nyata bahwa penyembahan kepada dewa-dewi sangat mendominasi kehidupan penduduknya. Karena khawatir, kalau-kalau secara tidak sengaja mereka lupa memuja dewa yang penting atau yang sangat berkuasa sehingga dapat membangkitkan amarahnya, orang Athena bahkan menyembah ”Allah Yang Tidak Dikenal”. (Kisah 17:23) Hal itu jelas memperlihatkan ketakutan mereka kepada dewa-dewi.

      3. Apakah orang Athena saja yang takut kepada dewa-dewi?

      3 Tentu saja, bukan hanya orang Athena abad pertama yang takut kepada dewa-dewi, khususnya yang tidak dikenal. Selama ribuan tahun, perasaan ini telah mendominasi hampir seluruh umat manusia. Di banyak bagian dunia, hampir setiap segi kehidupan orang secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan dewa, dewi, atau roh tertentu. Seperti telah kita lihat dalam pasal sebelumnya, mitos-mitos orang Mesir, Yunani, Romawi, Cina, dan bangsa-bangsa kuno lainnya bersumber dari gagasan tentang dewa-dewi dan roh-roh, yang sangat berperan dalam urusan pribadi dan nasional. Selama Abad Pertengahan, cerita-cerita tentang para ahli alkimia [ilmu kimia dan filsafat spekulatif] serta tukang sihir marak di negeri-negeri Susunan Kristen. Dan, situasinya sangat serupa dewasa ini.

      Ritus dan Takhayul Dewasa Ini

      4. Apa beberapa kebiasaan populer yang jelas berkaitan dengan dewa-dewi atau roh?

      4 Entah sadar atau tidak, banyak hal yang orang-orang lakukan ada hubungannya dengan kebiasaan atau kepercayaan yang bersifat takhayul, beberapa di antaranya dengan dewa-dewi atau roh-roh. Sebagai contoh, tahukah Anda bahwa perayaan hari lahir berasal dari astrologi, yang menganggap tanggal kelahiran sangat penting? Bagaimana dengan kue ulang tahun? Rupanya, kebiasaan ini berkaitan dengan dewi Yunani Artemis, yang hari lahirnya dirayakan dengan kue madu berbentuk bulan yang diberi lilin-lilin di atasnya. Atau, tahukah Anda bahwa mengenakan pakaian hitam pada acara pemakaman semula bertujuan mengelabui roh-roh jahat yang konon pada saat-saat seperti itu sedang mengintai? Agar tidak dikenali oleh roh-roh itu, ada orang Afrika berkulit hitam yang mengecat diri mereka dengan warna putih, dan di negeri-negeri lain, orang yang berkabung memakai warna-warna yang mencolok.

      5. Apa saja takhayul umum yang Anda ketahui?

      5 Selain kebiasaan-kebiasaan yang populer ini, di mana-mana orang memiliki takhayul dan rasa takut. Di Barat, memecahkan sebuah cermin, melihat seekor kucing hitam, berjalan di bawah tangga, dan hari Selasa atau hari Jumat tanggal 13, semuanya dianggap sebagai pertanda buruk. Di Timur, sisi kanan kimono orang Jepang diselipkan ke bawah sisi kirinya, karena kebalikannya khusus untuk jenazah. Jendela atau pintu rumah mereka tidak dibuat menghadap ke timur laut agar para hantu, yang konon datang dari arah itu, tidak menemukan jalan masuk. Di Filipina, sepatu orang yang meninggal dilepas dan ditaruh di samping kakinya sebelum ia dimakamkan agar ia disambut oleh ”Santo” Petrus. Supaya anak-anak berkelakuan baik, para orang tua memberi tahu mereka bahwa tingkah laku mereka diamat-amati dan dicatat oleh ”Santo” Mikhael yang wujudnya terlihat di bulan.

      6. Sejauh manakah orang-orang terlibat dengan spiritisme dewasa ini?

      6 Namun, kepercayaan kepada roh-roh dan dewa-dewi bukan hanya dimanifestasikan dalam kebiasaan dan takhayul yang kelihatannya tidak merugikan. Dalam masyarakat primitif maupun modern, orang-orang berupaya dengan berbagai cara untuk mengendalikan atau menenangkan roh-roh yang menyeramkan dan untuk memperoleh perkenan roh-roh yang baik. Memang, pada mulanya kita mungkin berpikir bahwa hal ini hanya dilakukan oleh orang-orang yang tinggal di hutan belantara dan pegunungan yang meminta bantuan para cenayang, dukun, dan syaman sewaktu sakit atau mengalami kesukaran besar. Namun, orang-orang di kota-kota besar serta kecil pun pergi ke para astrolog, paranormal, dan peramal guna menanyakan masa depan mereka atau mendapatkan bantuan untuk membuat keputusan penting. Ada yang, walaupun mengaku beragama, melakukan hal-hal itu dengan antusias. Bagi banyak orang lainnya, spiritisme, ilmu hitam, dan ilmu gaib adalah agama mereka.

      7. Pertanyaan apa saja perlu kita bahas?

      7 Apa sumber atau asal usul semua kebiasaan dan takhayul ini? Apakah semuanya sekadar cara yang berbeda-beda untuk menghampiri Allah? Dan, yang paling penting, apa pengaruhnya atas orang-orang yang mempraktekkannya? Untuk mendapatkan jawabannya, kita harus meninjau sejarah manusia dan melihat sekilas tata cara ibadat mereka pada zaman dulu.

      Upaya Menjangkau Yang Tidak Dikenal

      8. Sifat unik apa yang membedakan manusia dari makhluk-makhluk yang lebih rendah?

      8 Bertentangan dengan apa yang mungkin dikatakan oleh para penganut evolusi, manusia memiliki kesadaran rohani yang membuatnya berbeda dan lebih unggul daripada makhluk-makhluk yang lebih rendah. Manusia terlahir dengan dorongan yang kuat untuk mencari tahu apa yang tidak dikenal. Ia selalu bergumul dengan pertanyaan-pertanyaan seperti: Apa makna kehidupan ini? Apa yang terjadi setelah seseorang meninggal? Apa hubungan manusia dengan dunia yang kelihatan dan, bahkan, dengan alam semesta? Manusia juga dimotivasi oleh keinginan untuk menjangkau sesuatu yang lebih tinggi atau lebih kuat daripada dirinya sendiri agar ia dapat mengendalikan lingkungan dan kehidupannya.—Mazmur 8:3, 4; Pengkhotbah 3:11; Kisah 17:26-28.

      9. Bagaimana seorang pakar menjabarkan ’kerohanian’?

      9 Ivar Lissner dalam bukunya Man, God and Magic menyatakannya sebagai berikut, ”Kita benar-benar mengagumi ketekunan manusia dalam perjuangan seumur hidup untuk menjangkau sesuatu yang ada di luar dirinya. Energinya tidak pernah semata-mata dikerahkan untuk memenuhi kebutuhan pokok. Ia selamanya mencari, meraba-raba untuk maju, mengejar apa yang tidak dapat ia capai. Dorongan bawaan yang ganjil dalam diri manusia ini adalah kerohaniannya.”

      10. Apa yang memperlihatkan bahwa manusia memiliki dorongan bawaan untuk menjangkau Allah?

      10 Tentu, mereka yang tidak percaya kepada Allah tidak sepandangan dengan pakar tersebut. Mereka biasanya menghubungkan kecenderungan ini dengan kebutuhan manusia, secara psikologis ataupun dalam hal lain, sebagaimana telah ditinjau dalam Pasal 2. Namun, jika menghadapi bahaya atau keadaan yang sangat sulit, bukankah reaksi pertama kebanyakan orang pada umumnya adalah memohon bantuan kepada Allah atau kepada kekuatan tertentu yang lebih tinggi? Memang benar demikian, baik sekarang maupun di masa lalu. Jadi, Lissner selanjutnya mengatakan, ”Siapa pun yang telah mengadakan penelitian tentang orang-orang yang paling primitif tidak mungkin tidak melihat bahwa semua orang tersebut membayangkan adanya Allah, bahwa mereka memiliki kesadaran yang nyata akan adanya suatu pribadi yang tertinggi.”

      11. Apa hasil upaya manusia untuk menjangkau yang tidak dikenal? (Bandingkan Roma 1:19-23.)

      11 Tetapi, masih ada hal lain, yakni cara orang berupaya memuaskan keinginan bawaan untuk menjangkau yang tidak dikenal itu. Para pemburu dan gembala nomad gentar terhadap kekuatan binatang buas. Para petani khususnya peka terhadap perubahan cuaca dan musim. Reaksi orang-orang yang tinggal di hutan sangat berbeda dengan reaksi orang-orang yang tinggal di gurun atau pegunungan. Untuk mengatasi bermacam-macam rasa takut dan kebutuhan ini, orang-orang menciptakan berbagai tata cara ibadat yang membingungkan dengan harapan dapat meminta bantuan dewa-dewi yang baik hati dan menenteramkan dewa-dewi yang menyeramkan.

      12. Apa ciri-ciri yang sama yang dapat terlihat dalam berbagai tata cara ibadat di mana-mana?

      12 Namun, meski ada banyak perbedaan, ada ciri-ciri tertentu yang sama yang dapat dikenali dalam berbagai tata cara ibadat ini. Di antaranya adalah perasaan hormat dan takut kepada roh-roh sakti dan kekuatan-kekuatan supernatural, penggunaan ilmu gaib, peramalan masa depan melalui tanda-tanda dan pertanda, astrologi, dan bermacam-macam metode meramal nasib. Seraya kita meneliti ciri-ciri ini, kita akan melihat bahwa semuanya memainkan peranan penting dalam pembentukan pola pikir keagamaan orang-orang di seputar dunia dan selama berabad-abad, bahkan termasuk orang-orang zaman sekarang.

      Roh Sakti dan Kekuatan Supernatural

      13. Apa saja yang mungkin membingungkan orang-orang di masa lalu?

      13 Bagi orang pada zaman dulu, kehidupan tampaknya penuh misteri. Ada banyak peristiwa yang membingungkan dan tidak dapat mereka jelaskan. Misalnya, mereka tidak dapat mengerti mengapa seseorang yang sehat walafiat tiba-tiba jatuh sakit, atau mengapa langit tidak menurunkan hujan pada musimnya, atau mengapa pohon yang gundul, yang kelihatannya mati, berubah menjadi hijau dan tumbuh subur pada saat tertentu setiap tahun. Bahkan bayangan, detak jantung, dan napas mereka sendiri merupakan misteri.

      14, 15. Karena kurang pengertian dan bimbingan, dengan apa manusia kemungkinan besar menghubungkan hal-hal yang tidak dapat mereka jelaskan? (Bandingkan 1 Samuel 28:3-7.)

      14 Karena memiliki kecenderungan rohani bawaan, wajarlah jika manusia menghubungkan hal-hal dan peristiwa-peristiwa yang misterius ini dengan suatu kekuatan supernatural. Namun, karena kurang bimbingan dan pengertian yang tepat, dunia manusia tersebut lalu menjadi penuh dengan jiwa, roh, hantu, dan setan. Sebagai contoh, orang Indian Algonquian di Amerika Utara menyebut jiwa manusia otahkhuk, yang berarti ”bayangannya”, dan orang Melayu di Asia Tenggara percaya bahwa pada waktu seseorang mati, jiwanya keluar melalui lubang hidung. Dewasa ini, kepercayaan akan roh dan jiwa orang mati—serta upaya untuk berkomunikasi dengan mereka melalui cara tertentu—hampir terdapat di mana-mana.

      15 Demikian pula, hal-hal lain di alam—matahari, bulan, bintang, laut, sungai, gunung—seolah-olah hidup dan berpengaruh langsung atas kegiatan manusia. Karena kelihatannya memiliki dunianya sendiri, hal-hal ini dipersonifikasi sebagai roh-roh dan dewa-dewi, ada yang baik hati dan suka menolong, ada juga yang jahat dan berbahaya. Penyembahan kepada ciptaan akhirnya menjadi hal utama dalam hampir semua agama.

      16. Bagaimana wujud penyembahan kepada roh, dewa, dewi, dan benda keramat?

      16 Kita dapat menjumpai kepercayaan semacam ini dalam agama-agama dari hampir setiap peradaban kuno. Orang Babilonia dan Mesir menyembah dewa matahari, dewa bulan, dan dewa berbagai konstelasi bintang. Hewan dan binatang buas juga menjadi objek pemujaan mereka. Orang Hindu terkenal dengan dewa-dewi mereka, yang berjumlah jutaan. Orang Cina selalu memiliki gunung-gunung keramat serta dewa-dewi sungai, dan mereka menyembah leluhur sebagai tanda bakti kepada orang tua. Orang Druid kuno dari Kepulauan Inggris menganggap keramat pohon ek, khususnya tanaman mistletoe yang tumbuh pada pohon itu. Kemudian, orang Yunani dan Romawi menyumbangkan gagasan mereka sehingga kepercayaan akan roh, dewa, dewi, jiwa, hantu, dan benda keramat tertanam dengan kuat.

      17. Bagaimana penyembahan kepada ciptaan masih jelas terlihat dewasa ini?

      17 Walaupun dewasa ini ada yang mungkin menganggap semua kepercayaan demikian sebagai takhayul, gagasan-gagasan tersebut masih ditemukan dalam tata cara ibadat banyak orang di seputar dunia. Ada yang masih percaya bahwa gunung, sungai, batu yang berbentuk aneh, pohon tua, dan sejumlah benda lain adalah keramat, dan mereka menjadikannya sebagai objek penyembahan. Di tempat-tempat ini, mereka mendirikan altar, tempat pemujaan, dan kuil. Sebagai contoh, Sungai Gangga dianggap keramat oleh umat Hindu. Semasih hidup, mereka sangat ingin mandi di sana, dan setelah mati mereka menghendaki abu jenazah mereka ditebarkan di sungai ini. Umat Buddha menganggap beribadat di kuil di Boddh Gaya, India, sebagai sesuatu yang luar biasa, karena konon di sanalah sang Buddha mencapai pencerahan di bawah pohon bodhi. Umat Katolik berjalan dengan bertumpu pada lutut mereka menuju Basilika Sang Perawan Guadalupe di Meksiko atau mandi air ”suci” di tempat ziarah di Lourdes, Prancis, untuk mencari kesembuhan secara mukjizat. Penyembahan kepada ciptaan, dan bukannya kepada sang Pencipta, masih sangat jelas terlihat dewasa ini.—Roma 1:25.

      Munculnya Ilmu Gaib

      18. Kepercayaan akan roh-roh dan dewa-dewi menghasilkan apa?

      18 Setelah orang percaya bahwa dunia benda-benda tak bernyawa penuh dengan roh, yang baik dan yang jahat, otomatis tahap berikutnya adalah upaya untuk berkomunikasi dengan roh yang baik guna meminta bimbingan serta berkat, dan menenangkan roh yang jahat. Hasilnya adalah ilmu gaib, yang berkembang hampir di setiap bangsa baik di masa lalu maupun masa sekarang.—Kejadian 41:8; Keluaran 7:11, 12; Ulangan 18:9-11, 14; Yesaya 47:12-15; Kisah 8:5, 9-13; 13:6-11; 19:18, 19.

      19. (a) Apa ilmu gaib itu? (b) Mengapa ilmu gaib kelihatannya benar-benar dapat dipercaya oleh banyak orang?

      19 Dalam pengertiannya yang paling mendasar, ilmu gaib adalah upaya mengendalikan atau memaksa kekuatan alam atau kekuatan supernatural untuk menuruti perintah manusia. Karena tidak mengetahui penyebab sebenarnya dari banyak peristiwa sehari-hari, masyarakat zaman dulu percaya bahwa mengucapkan jampi-jampi atau mantra-mantra tertentu, ataupun mengadakan ritus tertentu, dapat menghasilkan apa yang diinginkan. Orang akhirnya mempercayai ilmu gaib seperti ini karena beberapa ritus ternyata manjur. Sebagai contoh, para dukun—yang sebenarnya adalah tukang sihir atau tukang tenung—dari Kepulauan Mentawai di Sumatra Barat kabarnya sangat sakti karena bisa menyembuhkan penderita diare. Resep ajaibnya adalah si penderita harus menelungkup di tebing sebuah jurang dan menjilati tanahnya. Apa yang membuat resep ajaib ini manjur? Tanah di tebing itu mengandung kaolin, yaitu tanah liat putih yang biasa digunakan sebagai bahan dasar beberapa obat diare dewasa ini.

      20. Bagaimana ilmu gaib akhirnya mendominasi kehidupan manusia?

      20 Segelintir keberhasilan semacam itu langsung membuat orang mengabaikan semua ketidakberhasilan, sehingga orang-orang yang memiliki ilmu gaib tersebut terkenal, serta menjadi anggota masyarakat yang ditakuti dan sangat dihormati—imam, kepala suku, syaman, dukun, medium. Orang-orang mendatangi mereka untuk memecahkan berbagai problem, seperti mengobati dan mencegah penyakit, menemukan barang hilang, mengetahui jati diri si pencuri, menangkal pengaruh jahat, dan membalas dendam. Akhirnya, lahirlah sekumpulan kebiasaan dan ritus yang bersifat takhayul untuk menangani problem-problem tadi maupun peristiwa lainnya dalam kehidupan, seperti kelahiran, akil balig, pertunangan, perkawinan, kematian, serta pemakaman. Kekuatan dan misteri ilmu gaib tak lama kemudian mendominasi setiap segi kehidupan manusia.

      Tarian dan Mantra Hujan

      21, 22. Apa yang dimaksud dengan ”ilmu meniru”? Berikan contoh.

      21 Walaupun ada begitu banyak variasi praktek ilmu gaib dari berbagai bangsa, gagasan dasar di balik semua ini sangat mirip. Pertama, ada gagasan bahwa suatu tindakan akan menghasilkan tindakan yang serupa, bahwa sesuatu yang diinginkan dapat dihasilkan dengan menirukannya. Hal ini kadang-kadang disebut ilmu meniru. Sebagai contoh, apabila kurangnya curah hujan membahayakan panen, orang Indian Omaha di Amerika Utara menari mengelilingi sebuah bejana berisi air. Kemudian, salah seorang dari mereka meminum air tersebut dan menyemburkannya ke udara untuk menirukan titik-titik air atau curah hujan. Atau, seorang pria akan berguling-guling di tanah seperti seekor beruang yang terluka supaya ia dapat sukses berburu beruang.

      22 Ada ritus yang lebih rumit lagi, yang mencakup mantra dan persembahan. Orang Cina membuat naga besar, yaitu dewa hujan mereka, dari kertas atau kayu lalu mengaraknya, atau membawa patung dewa mereka ke luar kuil dan menjemurnya agar kepanasan sehingga ia mungkin akan mengirimkan hujan. Dalam ritus orang Ngoni di Afrika Timur, mereka menuangkan bir ke sebuah belanga yang terkubur dalam tanah di sebuah kuil hujan lalu berdoa, ”Tuan Khauta, engkau telah mengeraskan hatimu terhadap kami, apa yang mesti kami lakukan? Kami pasti akan binasa. Berilah anak-anakmu hujan, dan bir ini untukmu.” Kemudian, mereka meminum sisa birnya. Ini dilanjutkan dengan nyanyian serta tarian dan mengguncangkan ranting-ranting pohon yang sudah dicelup dalam air.

      23. Bagaimana ilmu gaib, ilmu sihir, dan guna-guna muncul? (Bandingkan Imamat 19:31; 20:6, 27; Ulangan 18:10-13.)

      23 Gagasan lain di balik praktek-praktek ilmu gaib adalah bahwa benda-benda milik seseorang akan terus mempengaruhi dia bahkan setelah benda-benda itu tidak ada padanya. Maka, timbullah kebiasaan mengguna-gunai seseorang dengan memantrai sesuatu milik orang itu. Bahkan pada abad ke-16 dan ke-17 di Eropa dan Inggris, orang masih percaya kepada tukang sihir dan pandai gaib yang dapat mencelakai seseorang dengan kekuatan tersebut. Caranya antara lain ialah membuat patung lilin seseorang dan menusuk-nusuknya dengan jarum, menulis namanya di atas secarik kertas lalu membakarnya, mengubur sehelai pakaiannya, atau melakukan hal lain terhadap rambut, potongan kuku, keringat, atau bahkan kotorannya. Maraknya praktek ini dan praktek lainnya nyata dari diberlakukannya Undang-Undang Parlemen di Inggris pada tahun 1542, 1563, dan 1604 yang menyatakan ilmu sihir sebagai kejahatan dengan ancaman hukuman mati. Dengan satu atau lain cara, bentuk ilmu gaib ini telah dipraktekkan di hampir setiap bangsa sepanjang zaman.

      Melihat Masa Depan melalui Tanda

      24. (a) Apa tenung itu? (b) Bagaimana orang Babilonia bertenung?

      24 Sering kali ilmu gaib digunakan untuk menyingkapkan keterangan yang tersembunyi atau mengintip masa depan melalui tanda dan pertanda. Ilmu ini dikenal sebagai tenung, dan orang Babilonia terkenal dengan praktek ini. Menurut buku Magic, Supernaturalism, and Religion, ”mereka adalah ahli ilmu ramal, meramalkan masa depan melalui liver dan usus binatang yang disembelih, melalui api dan asap, dan melalui kilauan batu-batu berharga; mereka meramalkan peristiwa-peristiwa melalui gemercik sumber air dan bentuk tanaman. . . . Tanda-tanda di atmosfer, hujan, awan, angin, dan kilat diartikan sebagai pertanda buruk; retak pada perabot dan papan-papan kayu memberi tahu apa yang bakal terjadi. . . . Lalat dan serangga lainnya, maupun anjing, adalah pembawa pesan gaib”.

      25. Bagaimana Yehezkiel dan Daniel menyinggung praktek tenung di Babilonia kuno?

      25 Buku Yehezkiel dalam Alkitab menceritakan bahwa dalam sebuah kampanye militer, ”raja Babilon berdiri di persimpangan jalan, di hulu kedua jalan itu, untuk meminta bantuan melalui tenungan. Ia telah mengguncangkan anak-anak panah. Ia telah bertanya dengan bantuan terafim; ia telah menilik liver”. (Yehezkiel 21:21) Para dukun, tukang sihir, dan imam yang mempraktekkan ilmu gaib juga merupakan anggota tetap istana Babilonia.—Daniel 2:1-3, 27, 28.

      26. Apa salah satu bentuk tenung yang populer di kalangan orang Yunani?

      26 Orang-orang dari bangsa-bangsa lain, di negeri-negeri Timur maupun Barat, juga mencoba-coba banyak bentuk tenung. Orang Yunani berkonsultasi dengan orakel, atau peramal, mengenai peristiwa-peristiwa politik yang besar maupun masalah pribadi dalam kehidupan sehari-hari seperti perkawinan, perjalanan, dan anak-anak. Yang paling terkenal adalah orakel Delfi. Jawaban, yang dianggap berasal dari dewa Apolo, diberikan melalui imam wanita, atau Pitia, berupa bunyi-bunyian yang sulit dimengerti dan kemudian ditafsirkan oleh imam-imam menjadi syair-syair yang bermakna ganda. Contoh klasik adalah jawaban yang diberikan kepada Kroesus, raja dari Lidia, yang berbunyi, ”Jika Kroesus menyeberangi Halis, ia akan menghancurkan sebuah imperium yang kuat.” Ternyata imperium kuat yang dihancurkan itu adalah imperiumnya sendiri. Kroesus mengalami kekalahan di tangan Kores dari Persia ketika ia menyeberangi Halis untuk menyerbu Kapadokia.

      27. Seberapa jauhkah orang Romawi mempraktekkan tenung?

      27 Di Barat, seni tenung mencapai puncaknya pada zaman orang Romawi, yang sangat terobsesi dengan tanda dan pertanda dalam hampir setiap hal yang mereka lakukan. Orang-orang dari setiap lapisan masyarakat mempercayai astrologi, ilmu sihir, jimat, ilmu ramal, dan banyak bentuk tenung lainnya. Dan, menurut seorang pakar sejarah Romawi Edward Gibbon, ”berbagai tata cara ibadat, yang umum di dunia Romawi, semuanya dianggap benar oleh orang-orang”. Negarawan dan orator ternama, Sisero, adalah ahli mencari pertanda dari cara terbangnya burung. Sejarawan Romawi, Petronius, mengamati bahwa jika ditinjau dari banyaknya agama dan sistem ibadat di beberapa kota Imperium Romawi, pastilah jumlah dewa-dewi mereka lebih banyak daripada jumlah penduduk mereka.

      28. Bagaimana orang Cina bertenung pada zaman dulu?

      28 Dalam penggalian di Cina, ditemukanlah lebih dari 100.000 potong tulang dan cangkang yang digunakan untuk meramal yang berasal dari milenium kedua SM (dinasti Shang). Benda-benda itu digunakan oleh para imam Shang untuk mencari petunjuk ilahi dalam segala sesuatu, dari cuaca sampai kegiatan pasukan tentara. Para imam menulis pertanyaan-pertanyaan dengan huruf kuno pada tulang-tulang ini. Kemudian, mereka memanaskan tulang-tulang tersebut dan memeriksa retak-retak yang muncul lalu mencatat jawabannya pada tulang-tulang yang sama. Beberapa pakar percaya bahwa huruf-huruf Cina berkembang dari huruf-huruf kuno ini.

      29. Prinsip tenung apa yang diuraikan dalam Yi Jing?

      29 Karya tulis Cina kuno yang paling terkenal mengenai tenung adalah Yi Jing (Kanon Perubahan), yang konon ditulis oleh dua kaisar Zhou yang pertama, Wen Wang dan Zhou Gong, pada abad ke-12 SM. Isinya adalah penjelasan terperinci mengenai interaksi dua kekuatan yang berlawanan, yin dan yang (gelap-terang, negatif-positif, wanita-pria, bulan-matahari, bumi-langit, dan sebagainya), yang masih dipercayai banyak orang Cina sebagai prinsip-prinsip yang mengendalikan semua masalah kehidupan. Karya tulis ini memberikan gambaran bahwa segala sesuatu selalu berubah dan tidak ada yang tetap. Agar berhasil dalam setiap tindakan, seseorang harus tanggap terhadap dan bertindak selaras dengan semua perubahan. Jadi, orang-orang mengajukan pertanyaan dan membuang undi, kemudian melihat Yi Jing untuk mendapat jawaban. Selama berabad-abad, Yi Jing menjadi dasar dari semua cara meramal nasib, geomansi [meramal menggunakan garis atau gambar], dan bentuk-bentuk tenung lainnya di Cina.

      Dari Astronomi ke Astrologi

      30. Jelaskan perkembangan astronomi pada masa awal.

      30 Keteraturan matahari, bulan, bintang-bintang, dan planet-planet sudah lama dikagumi orang di bumi. Katalog-katalog bintang yang berasal dari tahun 1800 SM telah ditemukan di Mesopotamia. Berdasarkan keterangan tersebut, orang Babilonia dapat meramalkan banyak peristiwa astronomis, seperti gerhana bulan, terbit dan tenggelamnya konstelasi bintang, dan gerakan tertentu planet-planet. Orang Mesir, Asiria, Cina, Indian, Yunani, Romawi, dan bangsa-bangsa kuno lainnya juga mengamati langit dan mencatat secara terperinci berbagai peristiwa astronomis. Dari catatan-catatan inilah mereka menyusun kalender dan mengatur kegiatan tahunan mereka.

      31. Bagaimana astronomi melahirkan astrologi?

      31 Dari pengamatan astronomis, nyatalah bahwa peristiwa-peristiwa tertentu di bumi tampaknya terjadi selaras dengan peristiwa-peristiwa tertentu di angkasa. Sebagai contoh, perubahan musim persis dengan gerakan matahari, pasang-surut air laut sejalan dengan fase-fase bulan, banjir tahunan Sungai Nil selalu terjadi setelah munculnya Sirius, bintang yang paling terang. Kesimpulan yang wajar adalah benda-benda langit ini sangat berperan dalam peristiwa-peristiwa tersebut dan peristiwa-peristiwa lain di bumi. Maka, tidaklah mengherankan jika orang Mesir menyebut Sirius si Pembawa Sungai Nil. Gagasan bahwa bintang-bintang mempengaruhi peristiwa-peristiwa di bumi akhirnya menghasilkan gagasan bahwa benda-benda langit dapat diandalkan untuk meramalkan masa depan. Jadi, astronomi melahirkan astrologi. Tidak lama kemudian, para raja dan kaisar mempunyai ahli-ahli nujum, atau astrolog, kerajaan di istana mereka untuk meminta petunjuk dari bintang-bintang tentang masalah-masalah nasional yang penting. Dan, rakyat pun mengamati bintang-bintang untuk mencari tahu nasib mereka.

      32. Dengan cara apa saja orang Babilonia mempraktekkan astrologi?

      32 Sekali lagi, orang Babilonia turut berperan. Mereka menganggap bintang-bintang sebagai tempat tinggal dewa-dewi di langit, sebagaimana kuil-kuil adalah tempat tinggal dewa-dewi di bumi. Hal ini melahirkan konsep pengelompokan bintang menjadi berbagai konstelasi dan juga kepercayaan bahwa keanehan di langit, seperti gerhana atau munculnya bintang-bintang yang cemerlang atau komet-komet tertentu, menjadi pertanda penderitaan dan perang di bumi. Ratusan laporan dari para ahli nujum kepada raja-raja ditemukan di antara artefak-artefak di Mesopotamia. Sebagai contoh, beberapa laporan ini menyatakan bahwa gerhana bulan yang bakal terjadi merupakan tanda bahwa musuh akan kalah. Laporan-laporan lainnya menyatakan bahwa munculnya suatu planet di konstelasi bintang tertentu berarti ”kemurkaan besar” di bumi.

      33. Apa yang Yesaya katakan mengenai para ”pelihat bintang” Babilonia?

      33 Tingkat ketergantungan orang Babilonia pada bentuk tenung ini lebih jauh terlihat dalam celaan yang nabi Yesaya lontarkan terhadap mereka ketika ia menubuatkan kehancuran Babilonia, ”Diamlah, tetaplah pada jampi-jampimu dan dengan sihirmu yang banyak, yang dengannya engkau telah berjerih lelah sejak masa mudamu . . . Biarlah mereka bangkit, dan menyelamatkan engkau, penyembah langit, pelihat bintang, mereka yang pada bulan-bulan baru membagikan pengetahuan mengenai hal-hal yang akan menimpamu.”—Yesaya 47:12, 13.

      34. Siapakah ”orang-orang majus” yang mengunjungi Yesus yang masih kecil?

      34 Dari Babilonia, astrologi diekspor ke Mesir, Asiria, Persia, Yunani, Roma, dan Arab. Di Timur, orang Hindu dan orang Cina juga mempunyai sistem astrologi yang rumit. ”Orang-orang Majus”, yang berdasarkan laporan penginjil Matius mengunjungi Yesus yang masih kecil, adalah ”ahli-ahli nujum dari bagian timur”. (Matius 2:1, 2) Beberapa pakar percaya bahwa para ahli nujum ini kemungkinan berasal dari aliran astrologi Khaldea dan Media-Persia dari Partia, yang pernah menjadi provinsi Persia dan yang kemudian menjadi Imperium Partia yang merdeka.

      35. Apa yang muncul dalam astrologi sejak zaman orang Yunani?

      35 Namun, orang Yunani-lah yang memperkembangkan astrologi menjadi bentuknya yang sekarang. Pada abad kedua M, Klaudius Ptolemeus, seorang astronom asal Yunani di Aleksandria, Mesir, mengumpulkan semua informasi yang ada mengenai astrologi ke dalam empat buku, yang disebut Tetrabiblos, yang menjadi buku utama astrologi sampai sekarang. Dari bentuk ini berkembanglah apa yang umum disebut astrologi kelahiran, yaitu sistem untuk meramalkan masa depan seseorang dengan meneliti bagan kelahirannya, atau horoskop—sebuah bagan yang memperlihatkan posisi matahari, bulan, dan berbagai planet di antara konstelasi-konstelasi yang terlihat dari tempat kelahiran seseorang pada saat ia lahir.

      36. Apa buktinya bahwa astrologi menjadi ilmu yang terhormat?

      36 Sekitar abad ke-14 dan ke-15, astrologi diterima secara luas di Barat. Universitas-universitas mengajarkannya sebagai disiplin ilmu, yang mengharuskan seseorang memiliki cukup pengetahuan tentang bahasa dan matematika. Para astrolog dianggap sebagai ilmuwan. Karya tulis Shakespeare banyak menyinggung pengaruh astrologi atas hal ihwal manusia. Setiap istana dan banyak bangsawan mempunyai astrolog pribadi yang siap dimintai nasihat. Hampir tidak ada proyek—perang, pembangunan, bisnis, atau perjalanan—yang dilakukan tanpa terlebih dahulu meminta petunjuk dari bintang-bintang. Astrologi menjadi ilmu yang terhormat.

      37. Bagaimana kemajuan ilmu pengetahuan mempengaruhi astrologi?

      37 Meskipun karya para astronom seperti Kopernikus dan Galileo, seiring dengan kemajuan penelitian ilmiah, telah sangat mendiskreditkan astrologi sehingga tidak lagi dianggap sebagai ilmu, astrologi tetap ada sampai sekarang. (Lihat kotak, halaman 85.) Keahlian yang misterius ini, yang diprakarsai oleh orang Babilonia, dikembangkan oleh orang Yunani, dan selanjutnya disebarluaskan oleh orang Arab, masih sangat berpengaruh dewasa ini, baik atas kepala negara maupun orang biasa, entah dari negeri yang maju secara teknologi ataupun desa terpencil di negara-negara berkembang.

      Nasib Tertera pada Wajah dan Telapak Tangan

      38. Apa yang mengarah ke bentuk tenung yang lain, yaitu membaca tangan dan wajah manusia?

      38 Jika mencari tanda dan pertanda untuk masa depan dengan melihat ke langit tampaknya sulit, ada cara-cara lain yang lebih cepat dan mudah bagi mereka yang mencoba-coba seni tenung. Zohar, atau Sefer ha-zohar (Kitab Cahaya Kemuliaan; bahasa Ibrani), teks tentang mistisisme Yahudi dari abad ke-13, menyatakan, ”Di angkasa yang menyelimuti alam semesta, kita melihat banyak gambar yang dibentuk oleh bintang-bintang dan planet-planet. Gambar-gambar itu menyingkapkan hal-hal yang tersembunyi dan misteri-misteri yang pelik. Demikian pula, pada kulit yang menyelubungi manusia terdapat bentuk-bentuk dan ciri-ciri yang bagaikan bintang-bintang tubuh kita.” Filsafat ini mengarah ke teknik tenung atau teknik meramal yang lain, yaitu membaca wajah dan telapak tangan untuk mencari tanda-tanda. Praktek seperti ini masih umum di negeri-negeri Timur maupun Barat. Tetapi, jelas bahwa praktek ini berasal dari astrologi dan ilmu gaib.

      39. Apa fisiognomi itu, dan bagaimana penerapannya?

      39 Fisiognomi adalah ilmu meramal nasib dengan membaca ciri-ciri wajah, seperti bentuk mata, hidung, gigi, dan telinga. Di Strasbourg pada tahun 1531, seseorang bernama John de Indagine menerbitkan sebuah buku tentang fisiognomi yang dilengkapi sketsa wajah yang jelas dengan berbagai bentuk mata, hidung, telinga, dan sebagainya, berikut tafsirannya. Menarik sekali, ia mengutip kata-kata Yesus Kristus di Matius 6:22, ”Jika matamu sederhana, seluruh tubuhmu akan cemerlang,” sebagai dasar untuk mengatakan bahwa mata yang besar, bersinar, dan bulat menandakan orang yang berintegritas dan sehat, sedangkan mata yang kecil dan cekung menandakan orang yang iri hati, berniat jahat, dan penuh curiga. Namun, dalam buku yang serupa, yakni Compendium of Physiognomy yang diterbitkan pada tahun 1533, pengarangnya, Bartolommeo Cocle, menyatakan bahwa mata yang besar dan bulat menandakan orang yang tidak berpendirian dan malas.

      40. (a) Apa khiromansi itu? (b) Bagaimana Alkitab digunakan untuk mendukung khiromansi?

      40 Menurut para penenung, bagian tubuh selain kepala yang lebih menggambarkan kekuatan dari atas ialah tangan. Jadi, membaca garis-garis tangan untuk menentukan kepribadian dan nasib merupakan bentuk tenung lain yang populer—khiromansi, yang biasanya disebut palmistri. Para ahli khiromansi Abad Pertengahan meneliti Alkitab untuk mendukung keahlian mereka. Mereka menemukan ayat-ayat seperti, ”Pada tangan setiap manusia ia membubuhkan meterai agar setiap manusia yang berkematian mengetahui pekerjaannya” dan ”Umur panjang ada di tangan kanannya; di tangan kirinya ada kekayaan dan kemuliaan.” (Ayub 37:7; Amsal 3:16) Tonjolan-tonjolan pada telapak tangan juga ditelaah karena dianggap menggambarkan planet-planet, sehingga mengungkapkan sesuatu tentang orang tersebut dan masa depannya.

      41. Bagaimana orang di negeri-negeri Timur bertenung?

      41 Ilmu meramal nasib dengan membaca ciri-ciri wajah dan tangan sangat populer di negeri-negeri Timur. Selain para pembaca dan penasihat profesional yang menawarkan jasa mereka, ada begitu banyak orang yang amatir dan yang belajar sendiri karena buku dan publikasi tentang ilmu tersebut dengan berbagai tingkat keahlian tersedia di mana-mana. Meski orang sering mencoba-coba membaca garis-garis tangan sebagai hiburan, banyak juga yang menekuninya. Namun, orang-orang umumnya jarang merasa puas dengan satu metode tenung saja. Jika mereka menghadapi masalah yang berat atau harus mengambil keputusan yang penting, mereka akan pergi ke kuil mereka, entah itu kuil Buddhis, Taois, Shinto, atau kuil lain, untuk bertanya kepada dewa-dewi, kemudian menemui para astrolog untuk meminta petunjuk bintang, lalu ke tukang ramal untuk dibacakan telapak tangan serta wajahnya, dan setelah melakukan semuanya itu, mereka pulang dan meminta petunjuk para leluhur mereka. Melalui berbagai cara tersebut mereka berharap mendapatkan jawaban yang kelihatannya cocok bagi mereka.

      Sekadar Iseng?

      42. Keinginan yang wajar untuk mengetahui masa depan mengarah ke mana?

      42 Wajarlah jika setiap orang ingin mengetahui masa depannya. Selain itu, keinginan untuk bernasib baik dan menghindari apa yang mungkin merugikan adalah hal yang umum. Itulah sebabnya orang-orang sepanjang zaman meminta petunjuk roh-roh dan dewa-dewi. Akibatnya, mereka terlibat dengan spiritisme, ilmu gaib, astrologi, dan praktek lain yang bersifat takhayul. Di masa lalu, orang-orang mengenakan jimat untuk melindungi diri dan pergi berobat ke dukun. Dewasa ini, orang-orang masih mengenakan jimat ”keberuntungan” atau liontin-liontin bergambar ”Santo” Christopher, dan mereka berhubungan dengan roh orang mati, menggunakan papan Ouija, bola kristal, horoskop, serta kartu ramal. Dalam hal spiritisme dan takhayul, manusia kelihatannya tidak banyak berubah.

      43. (a) Bagaimana perasaan banyak orang tentang spiritisme, ilmu gaib, dan tenung? (b) Pertanyaan apa saja yang timbul tentang praktek yang bersifat takhayul?

      43 Tentu saja, banyak orang sadar bahwa ini hanya takhayul dan tidak berdasar. Dan, menurut mereka hal itu dilakukan sekadar untuk iseng. Orang lain bahkan berpendapat bahwa ilmu gaib dan tenung sebenarnya bermanfaat karena memberikan perasaan tenteram bagi orang-orang yang mungkin terlalu khawatir menghadapi kesulitan-kesulitan hidup. Tetapi, apakah ini semua sekadar keisengan yang tak berbahaya atau pembangkit semangat hidup? Apa sebenarnya sumber praktek-praktek spiritisme dan ilmu gaib yang telah kita bahas dalam pasal ini maupun banyak praktek lainnya yang belum kita sebutkan?

      44. Pada hakikatnya, apa dasar semua praktek tersebut?

      44 Sewaktu meneliti berbagai segi spiritisme, ilmu gaib, dan tenung, kita memperhatikan bahwa semuanya berkaitan erat dengan kepercayaan akan jiwa orang mati dan keberadaan roh-roh, yang baik dan yang jahat. Jadi, pada hakikatnya, kepercayaan akan roh-roh, ilmu gaib, dan tenung didasarkan atas suatu bentuk politeisme yang bersumber dari doktrin tentang jiwa manusia yang tidak berkematian. Apakah ini merupakan dasar yang kuat untuk membangun agama seseorang? Menurut Anda, apakah ibadat yang memiliki dasar seperti itu akan diperkenan?

      45. Pertanyaan apa yang harus dihadapi orang Kristen abad pertama mengenai makanan yang dipersembahkan kepada berhala?

      45 Orang Kristen abad pertama menghadapi pertanyaan-pertanyaan serupa. Mereka dikelilingi oleh orang Yunani dan Romawi, dengan dewa-dewinya maupun ritus-ritusnya yang bersifat takhayul. Salah satu ritus adalah mempersembahkan makanan kepada berhala dan ikut memakan persembahan tersebut. Patutkah orang yang mengasihi Allah yang benar dan ingin menyenangkan Dia ikut menjalankan ritus seperti itu? Perhatikan jawaban rasul Paulus.

      46. Apa yang dipercayai oleh Paulus dan orang Kristen masa awal mengenai Allah?

      46 ”Mengenai makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, kita tahu bahwa berhala tidak ada artinya di dunia ini, dan bahwa hanya ada satu Allah, tidak ada yang lain. Karena meskipun ada yang disebut ’allah-allah’, baik itu di surga maupun di bumi, sebagaimana ada banyak ’allah’ dan banyak ’tuan’, sesungguhnya bagi kita hanya ada satu Allah, sang Bapak, yang darinya segala sesuatu ada, dan kita, untuk dia.” (1 Korintus 8:4-6) Bagi Paulus dan orang Kristen abad pertama, agama yang sejati bukan penyembahan kepada banyak allah, bukan politeisme, melainkan pengabdian yang hanya ditujukan kepada ”satu Allah, sang Bapak” yang nama-Nya dinyatakan dalam Alkitab sebagai berikut, ”Agar mereka tahu bahwa engkau, yang bernama Yehuwa, engkau sajalah Yang Mahatinggi atas seluruh bumi.”—Mazmur 83:18.

      47. Bagaimana Paulus menyingkapkan siapa sebenarnya ’allah dan tuan di surga maupun di bumi’?

      47 Namun, patut diperhatikan bahwa walaupun rasul Paulus mengatakan ”berhala tidak ada artinya”, ia tidak mengatakan bahwa ”allah” dan ”tuan” yang disembah orang-orang melalui ilmu gaib, tenung, dan persembahan mereka itu tidak ada. Jadi, apa maksudnya? Belakangan, Paulus menjelaskan hal ini dalam surat yang sama ketika ia menulis, ”Tetapi aku mengatakan bahwa perkara-perkara yang dikorbankan oleh bangsa-bangsa, mereka korbankan kepada hantu-hantu dan bukan kepada Allah.” (1 Korintus 10:20) Ya, melalui banyak allah atau dewa, dan tuan atau tuhan, yang mereka sembah, bangsa-bangsa sebenarnya menyembah hantu-hantu—malaikat-malaikat atau makhluk-makhluk roh yang memberontak terhadap Allah yang benar dan bergabung dengan pemimpin mereka, Setan si Iblis.—2 Petrus 2:4; Yudas 6; Penyingkapan 12:7-9.

      48. Bahaya apa dari ilmu gaib masih ada sampai sekarang, dan bagaimana ini dapat dihindari?

      48 Sering kali, orang merasa kasihan kepada kelompok masyarakat yang disebut primitif yang diperbudak oleh takhayul dan rasa takut. Mereka mengaku jijik terhadap korban-korban yang bersimbah darah dan ritus yang biadab. Dan memang begitulah seharusnya. Namun, sampai sekarang kita masih mendengar tentang praktek voodoo, kultus setan, bahkan korban manusia. Walaupun praktek-praktek seperti itu mungkin adalah contoh yang ekstrem, jelaslah bahwa ilmu gaib masih sangat diminati. Pada awalnya, mungkin orang sekadar ’iseng’ dan penasaran, tetapi sering kali hal itu berakhir dengan tragedi dan kematian. Betapa bijaksana untuk mengindahkan peringatan Alkitab, ”Pertahankanlah kesadaranmu, waspadalah. Musuhmu, si Iblis, berjalan keliling seperti singa yang mengaum, berupaya melahap orang.”—1 Petrus 5:8; Yesaya 8:19, 20.

      49. Apa yang akan kita kaji dalam pasal-pasal selanjutnya?

      49 Setelah membahas asal mula agama, keanekaragaman mitos-mitos kuno, dan berbagai bentuk spiritisme, ilmu gaib, dan takhayul, sekarang kita akan beralih ke agama-agama besar yang lebih terorganisasi di dunia—Hinduisme, Buddhisme, Taoisme, Konfusianisme, Shinto, Yudaisme, gereja-gereja Susunan Kristen, dan Islam. Bagaimana agama-agama itu terbentuk? Apa saja ajarannya? Apa pengaruh tiap-tiap agama ini atas penganutnya? Semua pertanyaan ini beserta pertanyaan lainnya akan dibahas dalam pasal-pasal berikut.

      [Blurb di hlm. 76]

      Ada ilmu gaib yang kelihatannya manjur

      [Kotak di hlm. 85]

      Apakah Astrologi Itu Ilmiah?

      Menurut astrologi, matahari, bulan, bintang, dan planet-planet dapat mempengaruhi hal ihwal di bumi dan bahwa konfigurasi benda-benda langit ini pada saat kelahiran seseorang berperan dalam kehidupannya. Namun, penemuan ilmiah sangat meragukan hal itu:

      ▪ Karya para astronom seperti Kopernikus, Galileo, dan Kepler dengan jelas memperlihatkan bahwa bumi bukan pusat alam semesta. Selain itu, sekarang diketahui bahwa sering kali bintang-bintang yang kelihatannya berada dalam satu konstelasi tidak benar-benar terikat dalam satu kelompok. Beberapa di antaranya mungkin berada sangat jauh di ruang angkasa, sedangkan yang lainnya mungkin relatif dekat. Jadi, zodiak yang dikaitkan dengan berbagai konstelasi itu khayalan belaka.

      ▪ Planet Uranus, Neptunus, dan Pluto tidak dikenal oleh para astrolog zaman dulu karena planet-planet itu baru diketahui setelah ditemukannya teleskop. Jadi, berdasarkan peta astrologi yang dibuat berabad-abad sebelumnya, bagaimana ”pengaruh” ketiga planet tersebut? Selain itu, mengapa ”pengaruh” satu planet harus ”baik” dan lainnya ”jahat”, padahal sekarang menurut ilmu pengetahuan pada dasarnya semua planet adalah massa batu-batuan atau gas yang tak bernyawa, yang bergerak dengan cepat di angkasa?

      ▪ Menurut ilmu genetika, dasar ciri-ciri kepribadian kita dibentuk, bukan pada saat kelahiran, tetapi pada saat pembuahan, ketika salah satu dari jutaan sel sperma sang ayah bersatu dengan sebuah sel telur sang ibu. Tetapi, astrologi menentukan horoskop seseorang pada saat kelahiran. Selisih waktu sekitar sembilan bulan pastilah membuat seseorang memiliki pola kepribadian yang sama sekali berbeda secara astrologis.

      ▪ Dewasa ini, waktu peredaran matahari di antara konstelasi-konstelasi bintang sebagaimana terlihat oleh seorang pengamat dari bumi telah bergeser kira-kira satu bulan dibandingkan 2.000 tahun yang lalu ketika peta dan tabel astrologi dibuat. Jadi, jika astrologi menyatakan bahwa orang yang lahir pada akhir Juni atau awal Juli adalah seorang Cancer (yang sangat sensitif, perasa, tertutup), pada saat itu sebenarnya matahari berada pada konstelasi Gemini, sehingga orang itu seharusnya komunikatif, cerdas, dan suka berbicara.

      Jelaslah, astrologi tidak memiliki dasar yang masuk akal ataupun ilmiah.

      [Gambar di hlm. 71]

      Kaca yang pecah, kucing hitam, dan beberapa angka ditakhayulkan. Huruf Cina untuk ”empat” sama lafalnya dengan kata ”kematian” dalam bahasa Cina dan Jepang

      [Gambar di hlm. 74]

      Kiri, Basilika Sang Perawan Guadalupe di Meksiko, tempat orang Katolik berdoa memohon penyembuhan mukjizat.

      Kanan, Stonehenge, Inggris, konon tempat orang Druid kuno menyembah matahari

      [Gambar di hlm. 80]

      Ada yang meminta petunjuk dukun

      [Gambar di hlm. 81]

      Yang lainnya berhubungan dengan roh, menggunakan papan Ouija, bola kristal, kartu ramal, dan tukang ramal

      [Gambar di hlm. 82]

      Tenung di Timur, yang menggunakan tulisan pada cangkang kura-kura dan simbol yin-yang, memiliki sejarah yang panjang

      [Gambar di hlm. 87]

      Banyak orang melihat horoskop, percaya bahwa posisi matahari, bulan, planet-planet, dan bintang-bintang pada saat kelahiran mempengaruhi kehidupan mereka

      [Gambar di hlm. 90]

      Dengan mengocok wadah berisi batang-batang ramalan, orang mendapat pesan berikut tafsirannya

  • Hinduisme—Pencarian akan Kelepasan
    Pencarian Manusia akan Allah
    • Pasal 5

      Hinduisme—Pencarian akan Kelepasan

      ”Menurut kebiasaan masyarakat Hindu, hal pertama yang dilakukan setiap pagi ialah mandi di sungai terdekat atau di rumah jika tidak ada sungai atau kali. Mereka percaya bahwa hal ini akan menyucikan mereka. Selanjutnya, masih dengan perut kosong, mereka pergi ke kuil setempat dan mempersembahkan bunga dan makanan kepada dewa di sana. Ada yang memandikan berhala itu dan menghiasinya dengan bedak berwarna merah dan kuning.

      ”Hampir setiap rumah mempunyai sudut atau bahkan ruangan untuk memuja dewa favorit keluarga. Dewa yang populer di beberapa daerah adalah Ganesa, dewa gajah. Orang khususnya berdoa kepada dia meminta keberuntungan, karena dia dikenal sebagai penyingkir segala rintangan. Di tempat lain, Krisna, Rama, Siwa, Durga, atau dewa lain mungkin dipuja sebagai dewa atau dewi utama.”—Tara C., Kathmandu, Nepal.

      1. (a) Jelaskan beberapa kebiasaan Hindu. (b) Apa saja perbedaan antara pandangan orang Barat dan pandangan orang Hindu?

      APA Hinduisme itu? Apakah sama dengan konsep orang Barat tentang Hinduisme bahwa itu sekadar pemujaan binatang, mandi di Sungai Gangga, dan pembagian kasta? Atau lebih dari itu? Jawabannya: Sama sekali tidak sesederhana itu. Hinduisme adalah cara lain untuk memahami kehidupan, yang sama sekali berbeda dengan norma-norma Barat. Orang Barat cenderung memandang kehidupan sebagai serentetan peristiwa kronologis dalam sejarah. Orang Hindu memandang kehidupan sebagai siklus yang terus berulang dengan sendirinya, dan sejarah manusia dianggap kurang penting.

      2, 3. (a) Mengapa sulit untuk mendefinisikan Hinduisme? (b) Bagaimana seorang penulis asal India menjelaskan Hinduisme dan politeisme?

      2 Tidaklah mudah untuk mendefinisikan Hinduisme karena tidak adanya kredo yang pasti, hierarki keimaman, atau lembaga kepemimpinan. Meskipun demikian, ada swami (pengajar) dan guru (penuntun spiritual). Sebuah buku sejarah memberikan definisi umum bahwa Hinduisme adalah ”seluruh kumpulan kepercayaan dan kebiasaan yang muncul sejak ditulisnya kitab-kitab kuno (dan paling suci) mereka, yakni Weda, hingga sekarang”. Buku lain menyatakan, ”Kita dapat mengatakan bahwa Hinduisme adalah kesetiaan atau pemujaan kepada dewa Wisnu, atau dewa Syiwa [Siwa], atau dewi Sakti, atau penjelmaan, aspek, pasangan, atau keturunan mereka.” Itu termasuk sistem pemujaan kepada Rama dan Krisna (penjelmaan Wisnu), Durga (istri Siwa), serta Skanda dan Ganesa (putra-putra Siwa). Konon, Hinduisme memiliki 330 juta dewa-dewi, namun dikatakan bahwa Hinduisme tidak politeistis. Bagaimana mungkin?

      3 Penulis asal India A. Parthasarathy menjelaskan, ”Umat Hindu tidak politeistis. Hinduisme percaya kepada satu Tuhan . . . Berbagai dewa-dewi Hindu hanyalah perwujudan kuasa dan peranan dari satu-satunya Tuhan yang mahatinggi dalam dunia nyata.”

      4. Apa yang tercakup dalam istilah ”Hinduisme”?

      4 Umat Hindu sering kali menyebut kepercayaan mereka sebagai sanatana dharma, yang berarti hukum atau perintah yang kekal. Hinduismea sebenarnya merupakan istilah umum yang menggambarkan sekumpulan agama dan sekte (sampradaya) yang telah berkembang dan tumbuh subur selama ribuan tahun di bawah naungan berbagai mitos Hindu kuno yang kompleks. Begitu rumitnya mitos tersebut sehingga New Larousse Encyclopedia of Mythology menyatakan, ”Mitos India merupakan hutan belantara lebat yang tidak dapat ditembus. Apabila Anda memasukinya, Anda tidak akan melihat lagi cahaya matahari dan semua petunjuk arah yang jelas.” Walaupun demikian, pasal ini akan membahas beberapa ciri dan ajaran kepercayaan tersebut.

      Asal Usul Kuno Hinduisme

      5. Seberapa luaskah penyebaran Hinduisme?

      5 Walaupun Hinduisme tidak tersebar luas seperti beberapa agama besar lainnya, pengikut setianya hampir berjumlah 800 juta pada tahun 2000, atau kira-kira 1 di antara 8 (13%) penduduk dunia. Namun, kebanyakan dari mereka ada di India. Maka, masuk akal untuk bertanya: Bagaimana dan mengapa Hinduisme sampai berpusat di India?

      6, 7. (a) Menurut beberapa sejarawan, bagaimana Hinduisme sampai ke India? (b) Bagaimana legenda banjir besar menurut Hinduisme? (c) Menurut arkeolog Marshall, bentuk ibadat apa yang dipraktekkan di Lembah Indus sebelum orang Aria datang?

      6 Beberapa sejarawan mengatakan bahwa Hinduisme bermula lebih dari 3.500 tahun yang lalu sewaktu banyak orang Aria berkulit pucat bermigrasi dari daerah barat laut ke Lembah Indus, yang sebagian besar sekarang menjadi lokasi Pakistan dan India. Dari sana mereka menyebar ke dataran Sungai Gangga dan ke seluruh India. Beberapa pakar mengatakan bahwa gagasan keagamaan para migran itu didasarkan atas ajaran orang Iran dan Babilonia kuno. Satu unsur yang sama dalam banyak kebudayaan yang juga terdapat dalam Hinduisme ialah legenda banjir besar.—Lihat kotak, halaman 120.

      7 Tetapi, bentuk ibadat apa yang dipraktekkan di Lembah Indus sebelum orang Aria datang? Seorang arkeolog, Sir John Marshall, menyebutkan tentang ”’Dewi Bunda Agung’, yang antara lain dilambangkan dengan patung wanita hamil, yang kebanyakan telanjang dan mengenakan hiasan leher yang tinggi serta hiasan kepala. . . . Selanjutnya adalah ’Dewa Laki-Laki’, ’yang dapat langsung dikenali sebagai prototipe Siwa yang terkenal’, yang duduk dengan kedua telapak kakinya bersentuhan (posisi yoga), dengan alat kelamin tegak (mengingatkan pada pemujaan lingga [kelamin pria]), dikelilingi oleh binatang-binatang (yang melukiskan julukan Syiwa, ’Penguasa Binatang’). Ada banyak sekali patung batu yang menggambarkan kelamin pria dan kelamin wanita, . . . yang menunjukkan pemujaan lingga Syiwa dan yoni istrinya”. (World Religions—From Ancient History to the Present) Sampai sekarang, Siwa dipuja sebagai dewa kesuburan, dewa kelamin pria, atau lingga. Lembu jantan Nandi adalah kendaraannya.

      8, 9. (a) Bagaimana seorang pakar Hindu menyatakan ketidaksetujuannya dengan teori Marshall? (b) Komentar balasan apa yang diajukan mengenai objek-objek pemujaan dalam Hinduisme dan ”Kekristenan”? (c) Apa yang mendasari kitab-kitab suci Hinduisme?

      8 Pakar Hindu Swami Sankarananda tidak setuju dengan tafsiran Marshall, dan ia menyatakan bahwa pada mulanya batu-batu yang dipuja itu, yang beberapa dikenal sebagai Siwalingga, melambangkan ”api dari langit atau matahari, dan api dari matahari, yakni sinarnya”. (The Rigvedic Culture of the Pre-Historic Indus) Ia menyatakan bahwa ”pemujaan seks . . . pada mulanya bukan pemujaan yang bersifat agama, namun muncul belakangan sebagai hasilnya. Itu merupakan kemunduran dari yang asli. Orang-oranglah yang menurunkan apa yang ideal, yang terlalu tinggi untuk mereka pahami, sampai ke taraf mereka sendiri”. Sebagai argumen balasan atas kritik Barat terhadap Hinduisme, ia mengatakan bahwa, karena orang Kristen memuja salib, yakni lambang kafir kelamin pria, ”orang Kristen . . . adalah penganut pemujaan seks”.

      9 Dengan berlalunya waktu, berbagai kepercayaan, mitos, dan legenda India itu mulai ditulis, yang dewasa ini menjadi kitab-kitab suci Hinduisme. Walaupun cukup ekstensif, kitab-kitab suci itu tidak berupaya mengemukakan doktrin Hindu yang terpadu.

      Kitab Suci Hinduisme

      10. Sebutkan beberapa kitab tertua Hinduisme.

      10 Kitab tertua adalah Weda, kumpulan doa dan himne yang dikenal sebagai Rig-Weda, Sama-Weda, Yajur-Weda, dan Atharwa-Weda. Semuanya itu ditulis selama beberapa abad dan selesai sekitar tahun 900 SM. Weda kemudian ditambah dengan kitab-kitab lain, termasuk kitab Brahmana dan Upanisad.

      11. (a) Apa perbedaan antara Brahmana dan Upanisad? (b) Doktrin apa saja yang diungkapkan dalam Upanisad?

      11 Kitab Brahmana menguraikan bagaimana upacara dan korban harus dilakukan, baik di rumah maupun bersama umat, dan membahas maknanya yang dalam dengan sangat terperinci. Brahmana mulai ditulis sekitar tahun 300 SM atau setelah itu. Upanisad (secara harfiah, ”duduk dekat guru”), yang juga dikenal sebagai Wedanta dan ditulis sekitar tahun 600-300 SM, merupakan uraian yang mengemukakan alasan di balik semua pemikiran dan tindakan, menurut filsafat Hindu. Doktrin samsara (perpindahan jiwa) dan doktrin Karma (kepercayaan bahwa perbuatan seseorang selama kehidupan sebelumnya adalah penyebab kondisi hidupnya sekarang) diungkapkan dalam kitab ini.

      12. Siapakah Rama, dan di mana kisahnya dimuat?

      12 Kumpulan tulisan lainnya adalah Purana, atau kisah-kisah alegoris yang panjang yang memuat banyak mitos Hindu mengenai dewa-dewi maupun pahlawan Hindu. Perpustakaan Hindu yang ekstensif ini juga mencakup epik Ramayana dan Mahabharata. Epik pertama adalah cerita tentang ”Pangeran Rama . . . tokoh yang paling agung dalam kesusastraan kitab suci”, menurut A. Parthasarathy. Ramayana adalah salah satu kitab yang paling disukai umat Hindu, yang dibuat sekitar abad keempat SM. Ini berkisah tentang sang pahlawan Rama, atau Ramachandra, yang dipandang oleh umat Hindu sebagai putra, saudara, dan suami teladan. Ia dianggap sebagai awatara (penjelmaan) ketujuh dari Wisnu, dan namanya sering disebut sebagai ucapan salam.

      13, 14. (a) Menurut sebuah sumber Hindu, apa Bhagawad Gita itu? (b) Apa arti Sruti dan Smriti, dan apa Manu Smriti itu?

      13 Menurut Bhaktiwedanta Swami Prabhupada, pendiri Lembaga Internasional bagi Kesadaran Krisna, ”Bhagawad-gītā [bagian dari Mahabharata] merupakan ajaran tertinggi mengenai moralitas. Ajaran Bhagawad-gītā merupakan proses agama yang tertinggi dan proses moralitas tertinggi. . . . Ajaran terakhir Gītā adalah ajaran terakhir dari semua moralitas dan agama: tunduk kepada Kṛṣṇa [Krisna].”—BG.

      14 Bhagawad Gita (Nyanyian Surgawi), yang oleh beberapa orang dianggap sebagai ”permata dari hikmat-spiritual India”, berisi percakapan di medan perang ”antara Raja Śrī Kṛṣṇa [Krisna], Pribadi Ilahi Tertinggi, dan Arjuna, teman karib dan pengikut-Nya, yang diajari-Nya ilmu realisasi diri”. Namun, Bhagawad Gita hanyalah salah satu bagian dari perpustakaan suci Hindu yang ekstensif. Beberapa kitab (Weda, Brahmana, dan Upanisad) dianggap sebagai Sruti, atau ”didengar”, dan karena itu dianggap sebagai tulisan suci yang diwahyukan secara langsung. Kitab lainnya, seperti epik-epik dan Purana, adalah Smriti, atau ”diingat”, dan karena itu ditulis oleh para pengarang manusia, walaupun diperoleh melalui wahyu. Salah satunya adalah Manu Smriti, yang menguraikan hukum agama dan hukum sosial Hindu, selain menjelaskan dasar sistem kasta. Apa saja kepercayaan yang muncul dari kitab-kitab Hindu ini?

      Ajaran dan Tingkah Laku—Ahimsa dan Warna

      15. (a) Definisikan ahimsa, dan jelaskan bagaimana orang Jain menerapkannya. (b) Bagaimana pandangan Gandhi mengenai ahimsa? (c) Apa perbedaan orang Sikh dengan orang Hindu dan orang Jain?

      15 Dalam Hinduisme, sebagaimana dalam agama-agama lainnya, ada beberapa konsep dasar yang mempengaruhi pemikiran dan tingkah laku sehari-hari. Salah satunya yang menonjol ialah ahimsa (bahasa Sanskerta, ahinsa), atau tanpa kekerasan. Mohandas Gandhi (1869-1948), yang dikenal sebagai Mahatma, menjadi sangat terkenal karena konsep ini. (Lihat kotak, halaman 113.) Berdasarkan filsafat ini, umat Hindu tidak boleh membunuh atau melakukan kekerasan terhadap makhluk lain, yang menjadi salah satu alasan mereka memuja binatang tertentu, misalnya sapi, ular, dan kera. Pendukung terkuat ajaran ahimsa dan respek terhadap kehidupan adalah pengikut Jainisme (didirikan pada abad keenam SM), yang selalu bertelanjang kaki dan bahkan mengenakan penutup mulut agar tidak menelan serangga tanpa disengaja. (Lihat kotak, halaman 104, dan foto, halaman 108.) Sebagai kontras, orang Sikh dikenal karena tradisi keprajuritan mereka. Nama belakang yang umum mereka gunakan, yaitu Singh, berarti singa.—Lihat kotak, halaman 100-101.

      16. (a) Bagaimana kebanyakan orang Hindu memandang sistem kasta? (b) Apa yang Gandhi katakan mengenai sistem kasta?

      16 Konsep Hinduisme yang dikenal di seluruh dunia adalah warna, atau sistem kasta, yang membagi masyarakat ke dalam golongan-golongan secara kaku. (Lihat kotak, halaman 113.) Pembagian berdasarkan kasta dalam masyarakat Hindu masih terlihat jelas dewasa ini, walaupun sistem itu ditolak oleh umat Buddha dan Jain. Namun, sama seperti diskriminasi rasial tetap ada di Amerika Serikat dan tempat-tempat lain, sistem kasta pun tertanam kuat dalam jiwa orang India. Sedikit banyak, ini adalah suatu bentuk kesadaran akan perbedaan golongan yang, dengan cara serupa, masih ada sampai sekarang dalam kadar yang lebih kecil di masyarakat Inggris dan negeri-negeri lain. (Yakobus 2:1-9) Jadi, di India seseorang dilahirkan ke dalam suatu sistem kasta yang kaku, dan hampir-hampir tidak ada jalan keluar. Selain itu, kebanyakan orang Hindu tidak mencari jalan keluar. Baginya, itu adalah sesuatu yang sudah ditakdirkan dan yang tak terelakkan dalam kehidupan, akibat perbuatannya selama kehidupan sebelumnya, atau Karma. Tetapi bagaimana asal mula sistem kasta ini? Sekali lagi kita harus meneliti mitos Hindu.

      17, 18. Menurut mitos Hindu, bagaimana asal mula sistem kasta?

      17 Menurut mitos Hindu, semula ada empat kasta utama yang berasal dari anggota tubuh Purusa, bapak seluruh umat manusia. Himne-himne dalam Rig-Weda mengatakan,

      ”Ketika mereka membagi-bagi Purusa, berapa bagian yang mereka buat?

      Nama apa yang mereka berikan untuk mulutnya, lengannya? Paha dan kakinya?

      Brahmana [kasta tertinggi] adalah mulutnya, dan dari kedua lengan dibuatlah Rajanya.

      Pahanya menjadi Waisya, dan dari kakinya Sudra dihasilkan.”—The Bible of the World.

      18 Jadi, golongan imam Brahmana, kasta tertinggi, dianggap berasal dari mulut Purusa, anggota tubuhnya yang tertinggi. Golongan pemimpin, atau prajurit (Kesatria atau Rajanya), berasal dari lengannya. Golongan saudagar dan petani, yang disebut Waisya, berasal dari pahanya. Kasta yang lebih rendah, Sudra, atau golongan buruh, dihasilkan dari anggota tubuh yang paling rendah, yaitu kakinya.

      19. Kasta-kasta lain apa yang muncul?

      19 Selama berabad-abad, muncullah kasta-kasta yang lebih rendah lagi, yaitu golongan orang buangan dan Paria. Mahatma Gandhi menamai kaum Paria dengan sebutan yang lebih baik, yaitu golongan Harijan, atau ”orang-orang milik dewa Wisnu”. Walaupun penggolongan orang menjadi Paria sudah tidak diperbolehkan di India sejak tahun 1948, kaum Paria masih hidup dalam keadaan sangat sulit.

      20. Apa aspek-aspek lain dari sistem kasta?

      20 Seraya waktu berlalu, jumlah kasta berlipat ganda sesuai dengan hampir setiap profesi dan keahlian dalam masyarakat India. Sistem kasta kuno ini, yang menetapkan setiap orang dalam kedudukan sosialnya, ternyata juga bersifat rasial dan ”mencakup berbagai jenis ras, mulai dari apa yang dikenal sebagai orang Aria [yang berkulit terang] sampai keturunan orang pra-Drawida [yang berkulit gelap]”. Warna, atau kasta, berarti ”warna”. ”Tiga kasta pertama adalah orang Aria, yang berkulit paling putih; kasta keempat, yang terdiri dari penduduk asli yang berkulit hitam, adalah orang non-Aria.” (Myths and Legends Series—India, oleh Donald A. Mackenzie) Suatu fakta dalam kehidupan di India ialah bahwa sistem kasta, yang dibentengi ajaran agama tentang Karma, telah membelenggu jutaan orang dalam kemiskinan dan ketidakadilan abadi.

      Siklus Kehidupan yang Menimbulkan Frustrasi

      21. Menurut Garuda Purana, bagaimana Karma mempengaruhi nasib seseorang?

      21 Kepercayaan dasar lainnya yang mempengaruhi etika dan tingkah laku orang Hindu, dan salah satu yang paling penting, adalah ajaran Karma. Ini adalah prinsip bahwa setiap tindakan mempunyai akibat, baik positif maupun negatif; ini menentukan kondisi setiap kehidupan yang dijalani oleh jiwa yang berpindah atau bereinkarnasi. Seperti dijelaskan Garuda Purana:

      ”Manusia adalah pencipta takdirnya sendiri, dan bahkan sejak dalam kandungan ia dipengaruhi oleh dinamika perbuatan dalam kehidupan sebelumnya. Tidak soal ia dilindungi dalam tempat tersembunyi di sebuah gunung atau beristirahat di jantung laut, tidak soal ia terlindung di pangkuan ibunya atau diangkat tinggi di atas kepala sang ibu, manusia tidak dapat menghindari akibat tindakannya di masa lalu. . . . Apa pun yang harus terjadi atas seseorang pada umur atau saat tertentu pasti akan menimpa dia pada saat dan tanggal tersebut.”

      Garuda Purana melanjutkan,

      ”Pengetahuan yang diperoleh seseorang dalam kelahiran sebelumnya, kekayaan yang didermakan pada masa hidup sebelumnya, dan pekerjaan yang dilakukannya dalam inkarnasi sebelumnya, akan mendahului jiwanya di tempat persinggahannya.”

      22. (a) Apa perbedaan antara Hinduisme dan Susunan Kristen tentang apa yang terjadi dengan jiwa setelah kematian? (b) Apa ajaran Alkitab tentang jiwa?

      22 Apa dasar kepercayaan ini? Jiwa yang tidak berkematian sangat penting bagi ajaran Karma, dan Karma itulah yang membuat pandangan Hinduisme berbeda dengan pandangan Susunan Kristen mengenai jiwa. Umat Hindu percaya bahwa setiap jiwa orang atau pran,b melewati banyak reinkarnasi dan mungkin ”neraka”. Jiwa harus berjuang untuk bersatu dengan ”Realitas Tertinggi”, yang juga disebut Brahman, atau Brahm (bukan dewa Brahma orang Hindu). Di pihak lain, doktrin-doktrin Susunan Kristen memberikan beberapa pilihan bahwa jiwa bisa pergi ke surga, neraka, api penyucian, atau Limbo, bergantung pada keyakinan agamanya.—Pengkhotbah 9:5, 6, 10; Mazmur 146:4.

      23. Bagaimana Karma mempengaruhi pandangan hidup orang Hindu? (Bandingkan Galatia 6:7-10.)

      23 Sebagai akibat dari Karma, umat Hindu cenderung pasrah kepada nasib. Mereka percaya bahwa status dan kondisi seseorang sekarang merupakan hasil dari kehidupan sebelumnya dan karena itu sudah selayaknya diterima, tidak soal baik atau buruk. Seorang Hindu bisa berupaya membuat catatan hidup yang lebih baik agar kehidupan berikutnya lebih menyenangkan. Jadi, ia lebih pasrah menerima nasib hidupnya daripada orang Barat. Seorang Hindu menganggap ini semua sebagai hasil bekerjanya hukum sebab-akibat yang berkaitan dengan kehidupan dia sebelumnya. Ini adalah prinsip menuai apa yang ditabur dalam kehidupan yang konon pernah ia jalani sebelumnya. Ini semua pasti didasarkan atas asumsi bahwa manusia memiliki jiwa yang tidak berkematian yang berlanjut ke kehidupan lain, entah sebagai manusia, binatang, ataupun tumbuhan.

      24. Apa moksa itu, dan menurut orang Hindu bagaimana cara mencapainya?

      24 Jadi, apa tujuan akhir dalam kepercayaan Hindu? Untuk mencapai moksa, yang berarti pembebasan, atau kelepasan, dari perputaran roda kelahiran kembali dan berbagai bentuk kehidupan. Jadi, ini adalah kelepasan dari kehidupan yang berwujud, bukan bagi tubuh, melainkan bagi ”jiwa”. ”Karena moksa, atau kelepasan dari rangkaian panjang inkarnasi, merupakan tujuan setiap orang Hindu, peristiwa terbesar dalam kehidupannya sebenarnya adalah kematiannya,” kata seorang komentator. Moksa dapat dicapai dengan mengikuti berbagai marga, atau cara. (Lihat kotak, halaman 110.) Jelas sekali, ajaran agama ini sangat berpaut pada konsep tentang jiwa yang tidak berkematian, yang berasal dari Babilon kuno.

      25. Bagaimana konsep Hindu mengenai kehidupan berbeda dengan sudut pandangan Alkitab?

      25 Namun, menurut Alkitab, konsep bahwa kehidupan jasmani adalah sesuatu yang hina dan rendah sangatlah bertentangan dengan maksud-tujuan Allah Yehuwa yang semula bagi umat manusia. Ketika menciptakan pasangan manusia pertama, Ia memberi mereka kehidupan yang bahagia dan penuh sukacita di bumi. Kisah Alkitab memberi tahu kita,

      ”Kemudian Allah menciptakan manusia menurut gambarnya, menurut gambar Allah diciptakannya dia; laki-laki dan perempuan diciptakannya mereka. Selanjutnya, Allah memberkati mereka dan Allah berfirman kepada mereka, ’Beranakcuculah dan bertambah banyak dan penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, tundukkanlah ikan-ikan di laut dan makhluk-makhluk terbang di langit dan segala makhluk hidup yang merayap di bumi.’ . . . Setelah itu Allah melihat segala sesuatu yang telah ia buat dan lihat! semuanya itu sangat baik.” (Kejadian 1:27-31)

      Alkitab menubuatkan bahwa tidak lama lagi akan ada suatu masa penuh perdamaian dan keadilan bagi bumi, masa manakala setiap keluarga akan memiliki tempat tinggalnya sendiri yang layak, kesehatan yang sempurna, dan kehidupan yang kekal.—Yesaya 65:17-25; 2 Petrus 3:13; Penyingkapan 21:1-4.

      26. Sekarang, pertanyaan apa yang timbul?

      26 Pertanyaan berikutnya yang timbul: Siapakah dewa-dewi yang harus disenangkan oleh seorang Hindu agar memperoleh Karma yang baik?

      Dewa-dewi Hindu

      27, 28. (a) Trimurti Hindu terdiri dari dewa mana saja? (b) Siapakah istri atau pasangan mereka? (c) Sebutkan beberapa dewa-dewi Hindu lainnya.

      27 Walaupun Hinduisme mungkin mengaku memiliki jutaan dewa-dewi, pada kenyataannya ada dewa-dewi favorit yang diutamakan oleh berbagai sekte Hindu. Tiga dewa yang paling menonjol tercakup dalam apa yang orang Hindu sebut sebagai Trimurti, suatu tritunggal, atau dewa tiga serangkai.—Untuk dewa-dewi Hindu lainnya, lihat kotak, halaman 116-17.

      28 Dewa tiga serangkai ini terdiri dari Brahma sang Pencipta, Wisnu sang Pemelihara, serta Siwa sang Perusak, dan masing-masing memiliki setidaknya satu istri atau pasangan. Brahma menikah dengan Saraswati, dewi pengetahuan. Istri Wisnu adalah Laksmi, sedangkan istri pertama Siwa adalah Sati, yang bunuh diri. Dialah wanita pertama yang masuk ke dalam api pengorbanan, dan menjadi suti pertama. Karena mitos ini, selama berabad-abad ribuan janda Hindu telah mengikuti jejaknya dengan mengorbankan diri ke atas api pembakaran mayat suaminya, meskipun praktek ini sekarang dinyatakan ilegal. Siwa juga mempunyai istri lain yang dikenal dengan beberapa nama dan gelar. Dalam penampilannya yang lembut, ia adalah Parwati dan Uma, dan juga Gauri, Pribadi Emas. Sebagai Durga atau Kali, ia adalah dewi yang menakutkan.

      29. Bagaimana Brahma dipandang oleh umat Hindu? (Bandingkan Kisah 17:22-31.)

      29 Walaupun Brahma adalah tokoh utama dalam mitos Hindu, ia tidak memiliki kedudukan penting dalam ibadat orang Hindu pada umumnya. Malah, hanya sedikit kuil yang dibaktikan kepadanya, walaupun ia disebut Brahma sang Pencipta. Meskipun demikian, dalam mitos Hindu alam semesta fisik diciptakan oleh suatu pribadi, sumber, atau inti tertinggi—Brahman, atau Brahm, mitos yang dinyatakan dengan suku kata suci OM atau AUM. Semua anggota trimurti tersebut dianggap sebagai bagian dari ”Pribadi” itu, dan semua dewa lain dianggap sebagai beragam manifestasinya. Dewa mana pun yang dipuja sebagai yang tertinggi, dewa tersebut dianggap mencakup semuanya. Jadi, walaupun umat Hindu terang-terangan memuja jutaan dewa, kebanyakan hanya mengakui satu Dewa sejati, yang dapat menggunakan berbagai wujud: pria, wanita, atau bahkan binatang. Karena itu, para pakar Hindu akan langsung menyatakan bahwa agama Hindu sesungguhnya adalah monoteistis, bukan politeistis. Namun, belakangan ada pemikiran berdasarkan Weda yang menyingkirkan konsep tentang suatu pribadi tertinggi, dan menggantikannya dengan suatu sumber atau realitas ilahi yang abstrak.

      30. Sebutkan beberapa awatara dewa Wisnu.

      30 Wisnu, dewa matahari dan jagat raya yang baik hati, dipuja sebagai dewa utama para pengikut Waisnawisme. Ia tampil dalam sepuluh awatara, atau penjelmaan, termasuk Rama, Krisna, dan menurut daftar yang lebih belakangan, juga Buddha.c Awatara lain ialah Wisnu Narayana, ”yang digambarkan seperti manusia yang sedang tidur di atas ular Sesa atau Ananta yang melingkar, terapung di atas perairan jagat raya bersama istrinya, dewi Laksmi”.—The Encyclopedia of World Faiths.

      31. Dewa macam apakah Siwa itu?

      31 Siwa, yang juga biasa disebut Mahesa (Penguasa Tertinggi) dan Mahadewa (Dewa Agung), merupakan dewa Hindu terbesar kedua, dan penyembahan yang ditujukan kepadanya disebut Saiwisme. Ia digambarkan sebagai ”petapa agung, yogi utama yang duduk asyik bermeditasi di lereng Pegunungan Himalaya, tubuhnya berlumuran abu dan rambutnya gimbal”. Ia juga terkenal ”karena erotismenya, sebagai pembawa kesuburan dan penguasa tertinggi makhluk ciptaan, Mahadewa”. (The Encyclopedia of World Faiths) Siwa disembah dengan menggunakan lingga, atau lambang kelamin pria.—Lihat foto-foto, halaman 99.

      32. (a) Dalam sosok apa saja dewi Kali tampil? (b) Bagaimana ia dipuja?

      32 Seperti banyak agama dunia lainnya, agama Hindu mempunyai dewi tertinggi, yang bisa tampil cantik atau menakutkan. Dalam penampilannya yang lebih menyenangkan, ia dikenal sebagai Parwati dan Uma. Sifatnya yang menakutkan tampil dalam sosok Durga atau Kali, dewi haus darah yang menyukai korban-korban darah. Sebagai Dewi Bunda, Kali Ma (Bunda-Tanah Hitam), ia adalah dewi utama sekte Sakti. Ia dilukiskan telanjang hingga pinggul dan mengenakan perhiasan berupa mayat, ular, dan tengkorak. Di masa lampau, manusia bahkan dikorbankan kepadanya, setelah terlebih dahulu dicekik.

      Hinduisme dan Sungai Gangga

      33. Mengapa Gangga dianggap suci oleh umat Hindu?

      33 Kita tidak mungkin membicarakan dewa-dewi Hindu tanpa menyebutkan sungainya yang paling suci—Gangga. Banyak mitos Hindu berkaitan langsung dengan Sungai Gangga, atau Gangga Ma (Bunda Gangga), sebutan yang diberikan oleh umat Hindu yang saleh. (Lihat peta, halaman 123.) Mereka mengulang-ulangi doa yang berisi 108 nama untuk sungai itu. Mengapa Gangga begitu dipuja oleh umat Hindu yang tulus? Karena Gangga sangat erat kaitannya dengan kelangsungan hidup mereka sehari-hari dan dengan mitos kuno mereka. Mereka percaya bahwa sebelumnya Gangga berada di langit sebagai galaksi Bima Sakti. Lalu, bagaimana Gangga menjadi sebuah sungai?

      34. Bagaimana sebuah mitos Hindu menjelaskan terjadinya Sungai Gangga?

      34 Dengan beberapa variasi kebanyakan orang Hindu akan menjelaskannya seperti ini: Maharaja Sagara mempunyai 60.000 putra yang terbunuh oleh api Kapila, salah satu manifestasi Wisnu. Jiwa mereka akan dihukum ke neraka kecuali dewi Gangga turun dari langit untuk membersihkan dan membebaskan mereka dari kutukan. Bhagiratha, cicit Sagara, memohon kepada Brahma agar memperbolehkan Gangga suci turun ke bumi. Sebuah kisah melanjutkan, ”Gangga menjawab, ’Aku adalah aliran air yang begitu deras sehingga aku akan menghancurkan dasar-dasar bumi.’ Maka [Bhagiratha], setelah menjalani hukuman selama seribu tahun untuk menebus dosanya, pergi menemui dewa Syiwa, petapa terbesar, dan membujuknya untuk berdiri di atas bumi di tengah-tengah batu karang dan es Pegunungan Himalaya. Syiwa mempunyai rambut yang gimbal, dan ia mengizinkan Gangga turun menggemuruh dari langit ke rambutnya yang berpilin-pilin, yang dengan lembut menahan guncangan yang mengancam bumi. Gangga kemudian mengalir dengan lembut ke bumi, menuruni pegunungan, melintasi dataran, dan membawa air sehingga mendatangkan kehidupan ke tanah yang kering.”—From the Ocean to the Sky, oleh Sir Edmund Hillary.

      35. Bagaimana para pengikut Wisnu menjelaskan munculnya sungai itu?

      35 Para pengikut Wisnu memiliki versi yang agak berbeda mengenai asal mula Gangga. Menurut teks kuno, Wisnu Purana, versi mereka adalah,

      ”Dari daerah ini [takhta suci Wisnu] keluarlah Sungai Gangga, yang menyingkirkan semua dosa . . . Ia keluar dari kuku ibu-jari kaki kiri Wisnu.”

      Atau, seperti dikatakan para pengikut Wisnu dalam bahasa Sanskerta, ”Wisnu-padabja-sambhuta”, yang berarti ”Lahir dari kaki Wisnu yang seperti teratai”.

      36. Apa yang dipercayai umat Hindu mengenai kekuatan air Sungai Gangga?

      36 Umat Hindu percaya bahwa Gangga memiliki kekuatan untuk membebaskan, menyucikan, membersihkan, dan menyembuhkan orang-orang yang percaya. Wisnu Purana menyatakan,

      ”Orang-orang suci, yang disucikan dengan mandi di sungai ini, dan yang pikirannya dipusatkan kepada Kesawa [Wisnu], memperoleh kelepasan terakhir. Sungai suci ini, bila didengar, diinginkan, dilihat, disentuh, dipakai mandi, atau diberi nyanyian pujaan, hari demi hari akan menyucikan semua makhluk. Dan orang-orang yang tinggal di tempat yang jauh pun . . . yang menyerukan ’Gangga dan Gangga’ akan dibebaskan dari dosa yang dilakukan selama tiga kehidupan sebelumnya.”

      Brahmandapurana menyatakan,

      ”Orang-orang yang dengan saleh mandi di aliran Gangga yang suci, suku mereka akan dilindungi oleh-Nya dari ratusan ribu bahaya. Kejahatan yang bertumpuk selama beberapa generasi akan disingkirkan. Hanya dengan mandi di Gangga, seseorang akan segera disucikan.”

      37, 38. Mengapa jutaan umat Hindu pergi ke Sungai Gangga?

      37 Orang India berduyun-duyun ke sungai itu untuk melakukan puja, atau ibadat, dengan memberikan bunga sesajen, melantunkan doa, dan menerima tilak dari seorang imam, yaitu tanda berwarna merah atau kuning di dahi. Kemudian mereka masuk ke dalam air untuk mandi. Banyak orang juga meminum airnya, sekalipun sangat tercemar oleh limbah, bahan kimia, dan bangkai. Namun, daya tarik spiritual Gangga begitu besar sehingga jutaan orang India bercita-cita untuk paling tidak satu kali mandi di ’sungai suci’ mereka, tidak soal tercemar atau tidak.

      38 Yang lainnya membawa jenazah orang yang mereka kasihi untuk dibakar di atas tumpukan kayu di tepi sungai, lalu menebarkan abunya ke sungai tersebut. Mereka percaya bahwa ini akan menjamin kebahagiaan kekal bagi jiwa orang yang mati itu. Orang yang terlalu miskin sehingga tidak mampu membayar biaya upacara pembakaran mayat akan mendorong saja jenazah yang terbungkus kafan ke dalam sungai, yang kemudian akan diserbu oleh burung pemakan bangkai atau membusuk. Ini menimbulkan pertanyaan: Selain hal-hal yang sudah kita bahas, apa yang diajarkan Hinduisme tentang kehidupan setelah kematian?

      Hinduisme dan Jiwa

      39, 40. Apa yang dikatakan oleh seorang komentator Hindu tentang jiwa?

      39 Bhagawad Gita memberikan jawabannya,

      ”Seraya jiwa yang berwujud itu terus hidup, dalam tubuh ini, sejak masa kanak-kanak sampai remaja, kemudian sampai usia tua, dengan cara serupa jiwa itu akan berpindah ke dalam tubuh lain pada saat kematian.”—Pasal 2, ayat 13.

      40 Seorang Hindu yang mengomentari ayat ini mengatakan, ”Mengingat setiap wujud kehidupan adalah suatu jiwa individual, masing-masing mengganti tubuhnya setiap saat, kadang-kadang berwujud sebagai seorang anak, kadang-kadang sebagai remaja, dan kadang-kadang sebagai orang lanjut usia—walaupun jiwa roh yang sama tetap ada dan tidak mengalami perubahan apa pun. Jiwa individual ini akhirnya mengganti tubuhnya sendiri, dengan berpindah dari satu tubuh ke tubuh lainnya, dan karena jiwa itu pasti memiliki tubuh lain dalam kelahiran berikutnya—jasmani ataupun rohani—tidak ada alasan bagi Arjuna untuk meratapi kematian.”

      41. Menurut Alkitab, perbedaan apa harus diperhatikan berkenaan dengan jiwa?

      41 Perhatikan bahwa komentar itu menyatakan, ”Setiap wujud kehidupan adalah suatu jiwa individual.” Pernyataan itu selaras dengan apa yang Alkitab katakan di Kejadian 2:7,

      ”Kemudian Allah Yehuwa membentuk manusia dari debu tanah dan mengembuskan ke dalam lubang hidungnya napas kehidupan, dan manusia itu menjadi jiwa yang hidup.”

      Tetapi, ada perbedaan penting yang harus diperhatikan: Apakah manusia adalah jiwa yang hidup dengan semua fungsi dan kemampuannya, atau apakah ia mempunyai jiwa yang terpisah dari fungsi tubuhnya? Apakah manusia adalah suatu jiwa, atau apakah ia mempunyai jiwa? Kutipan berikut memperjelas konsep Hindu.

      42. Apa perbedaan antara Hinduisme dan Alkitab dalam hal pemahaman tentang jiwa?

      42 Bhagawad Gita pasal 2, ayat 17, menyatakan,

      ”Sesuatu yang memenuhi seluruh tubuh itu tidak dapat dibinasakan. Tidak ada yang bisa menghancurkan jiwa yang tak dapat musnah.”

      Ayat ini kemudian dijelaskan,

      ”Setiap tubuh berisi suatu jiwa individual, dan tanda-tanda kehadiran jiwa dirasakan sebagai kesadaran individual.”

      Jadi, Alkitab menyatakan bahwa manusia adalah jiwa, sedangkan ajaran Hindu menyatakan bahwa ia mempunyai jiwa. Hal ini mengakibatkan perbedaan yang sangat besar, yang begitu mempengaruhi ajaran-ajaran yang timbul dari kedua sudut pandangan itu.—Imamat 24:17, 18.

      43. (a) Apa sumber ajaran tentang jiwa yang tidak berkematian? (b) Apa hasilnya?

      43 Ajaran tentang jiwa yang tidak berkematian ini ternyata berasal dari sekumpulan pengetahuan agama Babilon kuno. Secara masuk akal, hal ini menghasilkan konsep tentang ’kehidupan setelah kematian’ yang ditonjolkan dalam ajaran begitu banyak agama—reinkarnasi, surga, neraka, api penyucian, Limbo, dan sebagainya. Bagi orang Hindu, surga dan neraka adalah tempat penantian sebelum jiwa mendapatkan reinkarnasi berikutnya. Konsep Hindu mengenai neraka sungguh menarik.

      Ajaran Hindu mengenai Neraka

      44. Bagaimana kita tahu bahwa Hinduisme mengajarkan adanya neraka tempat siksaan?

      44 Sebuah ayat dari Bhagawad Gita menyatakan,

      ”Bila hukum-hukum keluarga dirusak, Janardana, orang-orang itu pasti akan hidup di neraka.”—I.44, Harvard Oriental Series, Jil. 38, 1952.

      Sebuah ulasan mengatakan, ”Orang yang sangat berdosa dalam kehidupannya di bumi harus menjalani berbagai jenis hukuman di planet-planet yang seperti neraka.” Namun, ada sedikit perbedaan dengan konsep Susunan Kristen tentang siksaan kekal dalam api neraka, ”Hukuman ini . . . tidak kekal.” Jadi, apa sebenarnya neraka Hindu itu?

      45. Bagaimana siksaan dalam neraka Hindu digambarkan?

      45 Berikut ini adalah gambaran mengenai nasib seorang pedosa, yang diambil dari Markandeya Purana:

      ”Kemudian, para utusan Yama [dewa orang mati] segera mengikat dia dengan jerat yang menakutkan dan menyeretnya ke selatan, dalam keadaan gemetar karena pukulan tongkat. Lalu, ia diseret oleh para utusan Yama, yang memekikkan teriakan-teriakan yang mengerikan dan menyeramkan, melewati tanah yang tidak rata karena penuh dengan [tanaman] Kusa, duri, sarang semut, jarum dan batu, serta yang berkobar dengan nyala api di berbagai tempat, berlubang-lubang, yang bernyala oleh terik matahari dan terbakar oleh sinarnya. Setelah diseret oleh para utusan yang mengerikan itu dan dimakan oleh ratusan anjing hutan, si pedosa pergi menuju rumah Yama melewati lorong yang menakutkan. . . .

      ”Ketika tubuhnya dibakar, ia merasakan panas yang hebat; dan ketika tubuhnya dipukuli atau dipotong, ia merasa sangat kesakitan.

      ”Demikianlah tubuhnya dibinasakan, dan sebagai makhluk, walaupun ia pindah ke tubuh lain, ia menderita sengsara yang kekal akibat perbuatan jahatnya. . . .

      ”Kemudian, agar dosa-dosanya dibersihkan, ia dibawa ke neraka lain yang seperti itu. Sesudah melewati semua neraka, si pedosa menjalani kehidupan sebagai binatang. Lalu, setelah ia hidup sebagai cacing, serangga, dan lalat, binatang pemangsa, agas, gajah, pohon, kuda, sapi, dan menjalani berbagai kehidupan lainnya yang buruk dan menyengsarakan, ia kembali menjadi ras manusia, namun dilahirkan sebagai orang bungkuk, atau orang buruk rupa atau orang cebol atau Chandala Pukkasa.”

      46, 47. Apa yang Alkitab katakan tentang keadaan orang mati, dan kesimpulan apa yang dapat kita tarik?

      46 Bandingkan gambaran tadi dengan apa yang Alkitab katakan mengenai orang mati,

      ”Sebab yang hidup sadar bahwa mereka akan mati; tetapi orang mati, mereka sama sekali tidak sadar akan apa pun, dan tidak ada upah lagi bagi mereka, karena kenangan akan mereka telah dilupakan. Juga, kasih mereka dan kebencian mereka serta kecemburuan mereka sudah lenyap, dan mereka tidak mempunyai bagian lagi sampai waktu yang tidak tertentu dalam segala yang harus dilakukan di bawah matahari. Semua yang dijumpai tanganmu untuk dilakukan, lakukanlah dengan segenap kekuatanmu, sebab tidak ada pekerjaan atau rancangan atau pengetahuan atau hikmat di Syeol, tempat ke mana engkau akan pergi.”—Pengkhotbah 9:5, 6, 10.

      47 Pasti, jika seperti yang Alkitab katakan, manusia tidak mempunyai jiwa tetapi adalah jiwa, maka tidak ada kehidupan dalam keadaan sadar setelah kematian. Tidak ada kebahagiaan, dan tidak ada penderitaan. Semua kerumitan yang tidak masuk akal tentang ”alam baka” pun sirna.d

      Saingan Hinduisme

      48, 49. (a) Sebagai tinjauan, sebutkan beberapa ajaran Hindu. (b) Mengapa beberapa orang meragukan kebenaran Hinduisme? (c) Siapa yang muncul untuk menantang pemikiran Hindu?

      48 Tinjauan singkat mengenai Hinduisme ini telah memperlihatkan bahwa itu adalah sebuah agama politeisme yang didasarkan atas monoteisme—kepercayaan akan Brahman, Pribadi Tertinggi, sumber, atau intisari, yang dilambangkan dengan suku kata OM atau AUM, yang memiliki banyak segi atau manifestasi. Hinduisme juga agama yang mengajarkan toleransi dan menganjurkan belas kasihan terhadap binatang.

      49 Di pihak lain, beberapa unsur ajaran Hindu, seperti Karma dan ketidakadilan dari sistem kasta, juga penyembahan berhala serta pertentangan dalam mitos-mitosnya, telah membuat orang-orang yang suka berpikir meragukan kebenaran kepercayaan tersebut. Salah seorang yang meragukan hal itu muncul di India bagian timur laut kira-kira pada tahun 560 SM. Ia adalah Siddhartha Gautama. Ia mendirikan kepercayaan baru yang tidak berhasil berkembang di India tetapi tumbuh subur di tempat-tempat lain, sebagaimana akan dijelaskan dalam pasal berikut. Kepercayaan baru tersebut adalah Buddhisme.

      [Catatan Kaki]

      a Sebutan Hinduisme diciptakan oleh orang Eropa.

      b Dalam bahasa Sanskerta, atma, atau atman, sering diterjemahkan menjadi ”jiwa”, tetapi ”roh” adalah terjemahan yang lebih akurat.—Lihat A Dictionary of Hinduism—Its Mythology, Folklore and Development 1500 B.C.–A.D. 1500, halaman 31, dan buku kecil Victory Over Death—Is It Possible for You? yang diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc., 1986.

      c Awatara yang kesepuluh dan yang akan muncul ialah Awatara Kalki ”yang digambarkan sebagai pemuda gagah yang menunggang kuda putih besar dan membawa pedang seperti meteor yang menaburkan kematian dan kebinasaan di semua sisi”. ”Kedatangannya akan memulihkan kembali keadilbenaran di bumi, dan kembalinya zaman kemurnian tanpa dosa.”—Religions of India; A Dictionary of Hinduism.—Bandingkan Penyingkapan 19:11-16.

      d Ajaran Alkitab tentang kebangkitan orang mati berbeda dengan doktrin jiwa yang tidak berkematian. Lihat Pasal 10.

      [Kotak/Gambar di hlm. 100, 101]

      Sikhisme—Agama Pembaruan

      Sikhisme, yang dilambangkan dengan tiga pedang dan sebuah lingkaran, merupakan agama yang dianut oleh lebih dari 17 juta orang. Kebanyakan tinggal di Punjab. Kuil Emas Sikh, yang didirikan di tengah-tengah sebuah danau buatan, terletak di Amritsar, kota suci orang Sikh. Pria-pria Sikh mudah dikenali dari serban berwarna biru, putih, atau hitam, yang harus dikenakan sebagai bagian penting praktek keagamaan mereka, demikian juga rambut mereka yang dibiarkan tumbuh panjang.

      Kata Hindi sikh berarti ”murid”. Orang Sikh adalah murid Guru Nanak, pendiri agama ini, dan mereka mengikuti ajaran dari sepuluh guru (Nanak dan sembilan penerus) yang tulisannya terdapat dalam kitab suci Sikh, yakni Guru Granth Sahib. Agama ini muncul pada awal abad ke-16 ketika Guru Nanak ingin mengambil yang terbaik dari Hinduisme dan Islam lalu membentuk suatu agama paduan.

      Misi Nanak dapat dinyatakan dalam sebuah kalimat, ”Karena hanya ada satu Tuhan, dan Ia Bapak kita; maka, kita semua pasti bersaudara.” Seperti orang Muslim, orang Sikh percaya kepada Tuhan yang esa dan melarangkan penggunaan berhala. (Mazmur 115:4-9; Matius 23:8, 9) Mereka menganut kepercayaan turun-temurun Hindu mengenai jiwa yang tidak berkematian, reinkarnasi, dan Karma. Tempat ibadat orang Sikh disebut gurdwara.—Bandingkan Mazmur 103:12, 13; Kisah 24:15.

      Salah satu perintah utama Guru Nanak adalah, ”Selalu ingat akan Tuhan, ulangi nama-Nya.” Tuhan dinyatakan sebagai ”Pribadi Yang Benar”, tetapi namanya tidak disebutkan. (Mazmur 83:17-19) Perintah lain adalah, ”Bagikanlah apa yang kalian peroleh kepada orang yang kurang beruntung.” Selaras dengan perintah itu, ada sebuah langar, atau dapur umum, di setiap kuil Sikh, tempat segala macam orang boleh makan gratis. Bahkan ada kamar-kamar penginapan gratis bagi orang-orang yang bepergian.—Yakobus 2:14-17.

      Guru terakhir, Gobind Singh (1666-1708), mendirikan paguyuban kaum Sikh yang disebut Khalsa, yang mengikuti apa yang dikenal sebagai lima K, yaitu: kesh, rambut yang tidak dipotong, melambangkan kerohanian; kangha, sebuah sisir di rambut, melambangkan ketertiban dan disiplin; kirpan, sebuah pedang, menggambarkan martabat, keberanian, dan sifat rela berkorban; kara, gelang baja, melambangkan persatuan dengan Tuhan; kachh, celana pendek sebagai pakaian dalam, menyiratkan kesederhanaan dan dikenakan untuk melambangkan pengendalian moral.—Lihat Encyclopedia of World Faiths, halaman 269.

      [Gambar]

      Kuil Emas Sikh, di Amritsar, Punjab, India

      [Gambar]

      Serban biru menggambarkan wawasan yang luas seperti langit, tidak boleh berprasangka

      Serban putih berarti orang suci yang hidupnya patut diteladani

      Serban hitam adalah pengingat akan penindasan orang Sikh oleh Inggris pada tahun 1919

      Warna-warna lain hanya soal selera

      [Gambar]

      Dalam upacara keagamaan, imam Sikh mempertunjukkan dan menceritakan sejarah senjata-senjata suci

      [Kotak/Gambar di hlm. 104]

      Jainisme—Penyangkalan Diri dan Tanpa Kekerasan

      Agama ini, yang berlambangkan swastika India kuno, didirikan pada abad keenam SM oleh pangeran India kaya bernama Nataputta Wardhamana, yang lebih dikenal sebagai Wardhamana Mahawira (gelar yang berarti ”Orang Besar” atau ”Pahlawan Besar”). Ia kemudian menjalani kehidupan menyangkal diri dan bertapa. Dengan telanjang ia pergi mencari pengetahuan ”melintasi desa-desa dan dataran-dataran di India Tengah untuk mencari kelepasan dari siklus kelahiran, kematian, dan kelahiran kembali”. (Man’s Religions, oleh John B. Noss) Ia percaya bahwa keselamatan jiwa hanya dapat diperoleh melalui penyangkalan diri dan disiplin diri yang ekstrem serta penerapan ahimsa secara ketat, yaitu tidak melakukan kekerasan terhadap semua makhluk. Ia menerapkan ahimsa secara ekstrem dengan membawa sapu halus untuk mengusir dengan lembut serangga apa pun yang mungkin ada di jalan yang ia lewati. Respeknya terhadap kehidupan juga dimaksudkan untuk melindungi kemurnian dan integritas jiwanya sendiri.

      Para pengikutnya dewasa ini, dalam upaya memperbaiki Karma mereka, menjalani kehidupan yang sama berupa penyangkalan diri dan respek kepada semua makhluk lain. Sekali lagi kita melihat kuatnya pengaruh kepercayaan akan jiwa manusia yang tidak berkematian atas kehidupan manusia.

      Dewasa ini, ada kurang dari empat juta pemeluk kepercayaan ini, dan kebanyakan berada di daerah Bombay dan Gujarat, India.

      [Gambar]

      Seorang Jain beribadat di kaki patung orang suci Gomateswara setinggi 17 meter di Karnataka, India

      [Kotak/Gambar di hlm. 106, 107]

      Petunjuk Singkat tentang Istilah-Istilah Hindu

      ahimsa (Sanskerta, ahinsa)—tanpa kekerasan; tidak menyakiti atau membunuh apa pun. Inilah yang mendasari orang Hindu untuk menjadi vegetarian dan merespek binatang

      ashram—kuil atau tempat seorang guru (pembimbing spiritual) mengajar

      atman—roh; dikaitkan dengan sesuatu yang tidak berkematian. Sering salah diterjemahkan sebagai jiwa. Lihat jiwa

      awatara—manifestasi atau penjelmaan dewa atau dewi Hindu

      bhakti—pengabdian kepada dewa yang mendatangkan keselamatan

      bindi—bintik merah di dahi, tanda seorang wanita sudah menikah

      Brahmana—golongan imam dan tingkat tertinggi dalam sistem kasta. Lihat halaman 116

      dharma—hukum tertinggi bagi segala sesuatu; yang menentukan benar salahnya perbuatan

      ghat—undak-undakan atau panggung dekat sungai

      guru—pengajar atau pembimbing spiritual

      Harijan—anggota kasta Paria; yang berarti ”umat sang Dewa”, sebutan simpatik yang diberikan oleh Mahatma Gandhi

      japa—pemujaan Dewa dengan mengulang-ulangi salah satu namanya; sebuah mala, atau tasbih dengan 108 manik-manik, digunakan untuk menghitung

      jiwa (atau pran, prani)—jiwa pribadi atau makhluk

      Karma—prinsip bahwa setiap tindakan berakibat positif atau negatif bagi kehidupan berikutnya setelah jiwa berpindah

      Kesatria—golongan ahli, pemimpin, dan prajurit; tingkat kedua dalam sistem kasta

      mahant—orang suci atau pengajar

      mahatma—orang suci Hindu, kata ini berasal dari maha, tinggi atau besar, dan atman, roh

      mantra—perkataan suci, yang dipercayai mempunyai kekuatan gaib, digunakan pada waktu upacara memasuki sebuah sekte dan diulang-ulangi dalam doa dan pengucapan jampi

      maya—dunia khayal

      moksa, atau mukti—kelepasan dari siklus kelahiran kembali; akhir perjalanan jiwa. Dikenal juga sebagai Nirwana, persatuan pribadi tersebut dengan Wujud Tertinggi, Brahman

      OM, AUM—kata yang melambangkan Brahman, digunakan untuk meditasi; bunyi yang dianggap sebagai getaran mistis; digunakan sebagai mantra suci

      paramatman—Roh Dunia, atman universal, atau Brahman

      puja—ibadat

      sadhu—orang suci; petapa atau yogi

      Sakti—kekuatan wanita atau istri dewa, khususnya istri Siwa

      samsara—perpindahan jiwa yang kekal dan tidak dapat binasa

      sraddha—upacara penting untuk menghormati leluhur dan membantu jiwa-jiwa orang mati mencapai moksa

      Sudra—pekerja, yang terendah dari empat kasta utama

      swami—pengajar atau pembimbing spiritual yang lebih tinggi

      tilak—tanda di dahi yang melambangkan tetap diingatnya Tuhan dalam semua kegiatan seseorang

      Trimurti—dewa tiga serangkai Hindu, yaitu Brahma, Wisnu, dan Siwa

      Upanisad—kitab suci kuno Hindu yang puitis. Juga dikenal sebagai Wedanta, atau penutup dari kitab Weda

      Waisya—golongan pedagang dan petani; kelompok ketiga dalam sistem kasta

      Weda—kitab suci Hindu tertua, berisi puisi

      Yoga—berasal dari kata yuj, artinya menggabungkan; menyangkut bergabungnya seseorang dengan pribadi ilahi di jagat raya. Umum dikenal sebagai disiplin meditasi yang mencakup sikap tubuh dan pengaturan napas. Hinduisme setidaknya mengenal empat Yoga, atau jalan, utama. Lihat halaman 110

      [Gambar]

      Dari kiri, mahant Hindu; sadhu, bermeditasi sambil berdiri; guru dari Nepal

      [Kotak di hlm. 110]

      Empat Cara Mencapai Moksa

      Menurut kepercayaan Hindu, sedikitnya ada empat cara untuk mencapai moksa, atau kelepasan jiwa. Ini dikenal sebagai yoga atau marga, jalan menuju moksa.

      1. Karma Yoga—”Jalan tindakan, atau karma yoga, disiplin tindakan. Pada dasarnya, karma marga berarti melaksanakan dharma seseorang sesuai dengan kedudukannya dalam kehidupan. Ada kewajiban yang dituntut dari semua orang, misalnya ahimsa dan pantangan alkohol serta daging, tetapi dharma yang spesifik untuk setiap individu bergantung pada kasta dan tahap kehidupannya.”—Great Asian Religions.

      Karma ini dilaksanakan secara ketat menurut batas-batas kasta. Kemurnian kasta dipertahankan dengan tidak menikah ataupun makan dengan kasta lain, yang ditentukan oleh Karma seseorang dalam kehidupan sebelumnya. Jadi, kasta seseorang tidak dianggap sebagai ketidakadilan tetapi sebagai warisan dari inkarnasi sebelumnya. Dalam filsafat Hindu, pria dan wanita tidak semuanya sederajat. Mereka dibagi-bagi berdasarkan kasta serta jenis kelamin dan, sebenarnya, berdasarkan warna kulit. Biasanya semakin putih warna kulit seseorang, semakin tinggi kastanya.

      2. Jnana Yoga—”Jalan pengetahuan, atau jnana yoga, disiplin pengetahuan. Berbeda dengan jalan tindakan, atau karma marga, yang memiliki berbagai kewajiban untuk setiap peristiwa dalam kehidupan, jnana marga memberikan cara filosofis dan psikologis untuk mengenal diri dan alam semesta. Menjadi, bukan melakukan, adalah kunci jnana marga. [Cetak miring red.] Yang paling penting, cara ini memungkinkan pelakunya mencapai moksa dalam kehidupan.” (Great Asian Religions) Ini menyangkut yoga mawas diri serta tindakan menarik diri dari dunia dan menjauhi kenyamanan. Ini adalah ungkapan pengendalian diri dan penyangkalan diri.

      3. Bhakti Yoga—”Bentuk tradisi Hindu yang paling populer dewasa ini. Ini adalah jalan pengabdian, bhakti marga. Berbeda dengan karma marga . . . jalan ini lebih mudah, lebih spontan, dan dapat diikuti oleh orang-orang dari segala kasta, jenis kelamin, atau umur. . . . Emosi dan keinginan manusia dibiarkan mengalir bebas tanpa perlu ditekan dengan menjadi Yogi petapa . . . [Yoga ini] secara eksklusif adalah pengabdian kepada pribadi-pribadi ilahi.” Dan, berdasarkan tradisi ada 330 juta pribadi ilahi yang harus dipuja. Menurut tradisi ini, mengenal berarti mencintai. Sesungguhnya, bhakti berarti ”keterikatan emosi kepada dewa pilihan seseorang”.—Great Asian Religions.

      4. Raja Yoga—Sebuah metode berupa ”sikap tubuh khusus, metode pernapasan, dan konsentrasi pikiran pada sesuatu yang diulang-ulangi secara ritmis”. (Man’s Religions) Ada delapan langkah dalam yoga ini.

      [Kotak/Gambar di hlm. 113]

      Mahatma Gandhi dan Sistem Kasta

      ”Tanpa kekerasan adalah unsur pertama iman saya. Ini juga adalah pokok terakhir kepercayaan saya.”—Mahatma Gandhi, 23 Maret 1922.

      Mahatma Gandhi, yang terkenal karena kepemimpinannya yang tanpa kekerasan sewaktu membantu India mencapai kemerdekaannya dari Inggris (diberikan pada tahun 1947), juga berkampanye untuk memperbaiki nasib jutaan sesama orang Hindu. Sebagaimana dijelaskan profesor asal India M. P. Rege, ”Ia menyerukan ahimsa (tanpa kekerasan) sebagai nilai moral yang mendasar, yang ia tafsirkan sebagai keprihatinan atas martabat dan kesejahteraan setiap orang. Ia menolak wewenang kitab-kitab suci Hindu apabila ajarannya bertentangan dengan ahimsa, berjuang tanpa gentar agar tidak ada lagi kaum Paria dan sistem kasta yang hierarkis, dan menganjurkan persamaan hak wanita dalam semua bidang kehidupan.”

      Apa pandangan Gandhi tentang nasib kaum Paria? Dalam sepucuk surat kepada Jawaharlal Nehru, tertanggal 2 Mei 1933, ia menulis, ”Upaya intelektual belaka tidaklah memadai untuk gerakan Harijan. Tidak ada yang seburuk itu di dunia. Namun, saya tidak dapat meninggalkan agama dan tentunya Hinduisme. Kehidupan saya akan terbebani jika Hinduisme mengecewakan saya. Saya mencintai Kekristenan, Islam, dan banyak kepercayaan lain melalui Hinduisme. . . . Walaupun demikian, saya tidak dapat mentoleransi Hinduisme yang memiliki kaum Paria.”—The Essential Gandhi.

      [Gambar]

      Mahatma Gandhi (1869-1948), pemimpin Hindu dan pengajar ahimsa yang sangat dihormati

      [Kotak/Gambar di hlm. 116, 117]

      Hinduisme—Beberapa Dewa dan Dewi

      Aditi—ibu para dewa; dewi langit; Yang Tak Terhingga

      Agni—dewa api

      Brahma—Dewa Pencipta, sumber penciptaan di alam semesta. Salah satu dewa dalam Trimurti (tiga serangkai)

      Brahman, atau Brahm—Wujud Tertinggi yang ada di mana-mana di alam semesta, dilambangkan dengan bunyi OM atau AUM. (Lihat lambang di atas.) Juga disebut Atman. Beberapa orang Hindu menganggap Brahman sebagai Prinsip Ilahi atau Realitas Tertinggi yang abstrak

      Buddha—Gautama, pendiri Buddhisme; umat Hindu menganggapnya sebagai penjelmaan (awatara) Wisnu

      Durga—istri (Sakti) Siwa dan sama dengan Kali

      Ganesa (Ganesha)—dewa berkepala gajah, putra Siwa, Penguasa Segala Rintangan, dewa keberuntungan. Juga disebut Ganapati dan Gajanana

      Gangga—dewi, salah satu istri Siwa dan personifikasi Sungai Gangga

      Hanoman—dewa kera dan pengikut setia Rama

      Himalaya—tempat kediaman salju, ayah Parwati

      Kali—istri (Sakti) Siwa yang berkulit hitam dan dewi perusak yang haus darah. Sering kali digambarkan dengan lidah besar berwarna merah yang menjulur

      Krisna—dewa yang suka bersenang-senang, penjelmaan kedelapan Wisnu dan dewa dari Bhagawad Gita. Kekasihnya adalah para gopi, atau gadis-gadis pemerah susu

      Laksmi—dewi kecantikan dan keberuntungan; istri Wisnu

      Manasa—dewi ular

      Manu—leluhur manusia; diselamatkan oleh seekor ikan besar dari banjir yang membinasakan

      Mitra—dewa terang. Dikenal sebagai Mitras oleh orang Romawi

      Nandi—lembu jantan, kendaraan atau sarana transportasi Siwa

      Nataraja—Siwa dalam posisi menari dan dikelilingi lingkaran api

      Parwati atau Uma—dewi, istri Siwa. Juga tampil sebagai dewi Durga atau Kali

      Prajapati—Pencipta alam semesta, Penguasa Segala Makhluk, ayah para dewa, hantu, dan semua makhluk lain. Belakangan dikenal sebagai Brahma

      Purusa—manusia kosmis. Empat kasta utama terbentuk dari tubuhnya

      Radha—istri Krisna

      Rama, Ramachandra—penjelmaan ketujuh dewa Wisnu. Kisah epik Ramayana bercerita tentang Rama dan Sinta, istrinya

      Saraswati—dewi pengetahuan dan istri Brahma, sang Pencipta

      Sasti—dewi pelindung wanita dan anak-anak pada saat kelahiran

      Siwa—dewa kesuburan, kematian, perusak; anggota Trimurti. Dilambangkan dengan trisula (tombak bermata tiga) dan kelamin pria

      Soma—dewa maupun obat; eliksir kehidupan

      Wisnu—dewa pemelihara kehidupan; anggota ketiga dalam Trimurti

      [Keterangan]

      (Berdasarkan daftar dalam Mythology—An Illustrated Encyclopedia)

      [Gambar]

      Dari kiri atas, searah jarum jam: Nataraja (Siwa yang sedang menari), Saraswati, Krisna, Durga (Kali)

      [Kotak di hlm. 120]

      Legenda Hindu tentang Banjir Besar

      ”Pada pagi hari mereka membawakan air kepada Manu [leluhur umat manusia dan pembuat hukum yang pertama] untuk mandi . . . Ketika ia sedang mandi, seekor ikan [Wisnu yang menjelma sebagai Matsya] menghampiri tangannya.

      ”Ikan tersebut berkata kepadanya, ’Peliharalah aku, aku akan menyelamatkanmu!’ ’Dari apa engkau akan menyelamatkanku?’ ’Banjir akan memusnahkan semua makhluk: dari itulah aku akan menyelamatkanmu!’ ’Bagaimana cara aku memeliharamu?’”

      Ikan tersebut memberikan petunjuk kepada Manu cara memelihara dia. ”Lalu ikan itu berkata, ’Pada tahun sekian akan ada banjir. Pada waktu itu, engkau akan mengindahkanku (nasihatku) dengan mempersiapkan sebuah kapal; dan apabila banjir telah naik engkau harus masuk ke dalam kapal itu, dan aku akan menyelamatkan engkau dari banjir itu.’”

      Manu mengikuti petunjuk ikan tersebut, dan selama banjir sang ikan menarik kapal itu ke ”gunung di sebelah utara. Kemudian ia berkata, ’Aku telah menyelamatkanmu. Tambatkan kapal itu ke sebuah pohon; tetapi jangan sampai air menghanyutkanmu pada waktu engkau ada di atas gunung. Seraya airnya surut, engkau boleh turun perlahan-lahan!’”—Satapatha-Brahmana; bandingkan Kejadian 6:9–8:22.

      [Peta/Gambar di hlm. 123]

      (Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)

      Sungai Gangga mengalir sepanjang lebih dari 2.400 kilometer dari Pegunungan Himalaya ke Kalkuta dan bermuara di Bangladesh

      INDIA

      Kalkuta

      Sungai Gangga

      [Gambar]

      Gangga Ma, di atas kepala Siwa, turun melalui rambutnya

      Umat Hindu yang saleh di sebuah ghat, mandi di Sungai Gangga di Varanasi, atau Benares

      [Gambar di hlm. 96]

      Ganesa, dewa keberuntungan Hindu berkepala gajah, putra Siwa dan Parwati

      [Gambar di hlm. 99]

      Lingga (lambang kelamin pria) dipuja umat Hindu.

      Siwa (dewa kesuburan) berada di dalam sebuah lingga dan di sekelilingnya ada empat kepala

      [Gambar di hlm. 108]

      Biarawati Jain mengenakan mukha-wastrika, atau penutup mulut, yang mencegah serangga masuk dan terbunuh

      [Gambar di hlm. 115]

      Dewa penjaga di Tamilnadu memantrai ular. Manasa, dewi ular, dipuja di Bengal sebagai perlindungan terhadap ular berbisa

      [Gambar di hlm. 118]

      Wisnu, dan Laksmi istrinya, di atas ular Ananta yang melingkar dengan Brahma berkepala empat di atas bunga teratai yang tumbuh dari pusar Wisnu

  • Buddhisme—Pencarian akan Pencerahan tanpa Allah
    Pencarian Manusia akan Allah
    • Pasal 6

      Buddhisme—Pencarian akan Pencerahan tanpa Allah

      1. (a) Bagaimana sampai Buddhisme dikenal dalam masyarakat Barat? (b) Apa yang menyebabkan Buddhisme berkembang di negeri-negeri Barat?

      BUDDHISME, yang hampir tidak dikenal di luar Asia pada awal abad ke-20, sekarang dianggap sebagai agama dunia. Bahkan, banyak orang di negeri-negeri Barat tidak menduga bahwa agama tersebut bisa tumbuh subur di lingkungan mereka. Hal ini terutama disebabkan oleh gelombang pengungsi internasional. Banyak orang Asia menetap di Eropa Barat, Amerika Utara, Australia, dan tempat-tempat lain. Seraya makin banyak imigran bermukim di negeri yang baru, mereka membawa serta agama mereka. Dengan sendirinya, semakin banyak orang di negeri-negeri Barat berkenalan dengan Buddhisme. Hal tersebut, ditambah dengan sikap serba boleh dan kemunduran rohani dalam gereja-gereja tradisional, menyebabkan sejumlah orang berpindah ke agama yang ”baru” ini.—2 Timotius 3:1, 5.

      2. Dewasa ini, para penganut Buddhisme terdapat di mana saja?

      2 Hasilnya, menurut The World Almanac and Book of Facts 2001, Buddhisme mengaku mempunyai kira-kira 356 juta penganut di seluruh dunia, sekitar 1,5 juta di Eropa, 2,6 juta di Amerika Utara, dan 635.000 di Amerika Latin. Akan tetapi, sebagian besar pengikut Buddhisme tetaplah terdapat di negeri-negeri Asia, seperti Sri Lanka, Myanmar, Thailand, Jepang, Korea, dan Cina. Sebenarnya, siapakah Buddha? Bagaimana Buddhisme terbentuk? Apa ajaran dan tata cara ibadat Buddhisme?

      Masalah Sumber yang Tepercaya

      3. Apa sumber keterangan yang tersedia tentang kehidupan Buddha?

      3 ”Apa yang diketahui tentang kehidupan Buddha terutama didasarkan pada teks-teks kanonis; yang paling banyak dan lengkap di antaranya adalah yang ditulis dalam bahasa Pali, sebuah bahasa India kuno,” kata buku World Religions—From Ancient History to the Present. Dengan kata lain, sebenarnya tidak ada keterangan yang berasal dari zaman Siddharta Gautama sendiri, pendiri Buddhisme, yang hidup di India bagian utara pada abad keenam SM. Hal ini tentu menimbulkan masalah. Namun, masalah yang lebih serius adalah bilamana dan bagaimana ”teks-teks kanonis” itu dibuat.

      4. Bagaimana ajaran asli Buddha dilestarikan pada mulanya?

      4 Menurut ajaran turun-temurun Buddhis, tidak lama setelah kematian Gautama suatu dewan yang terdiri dari 500 biarawan bersidang untuk memutuskan apa sebenarnya ajaran asli sang Guru. Entah persidangan seperti itu pernah ada atau tidak sering diperdebatkan di kalangan para cendekiawan dan sejarawan Buddhis. Namun, pokok penting yang patut diperhatikan adalah teks-teks Buddhis pun mengakui bahwa ajaran asli yang disepakati itu tidak dicatat tetapi dihafalkan oleh murid-muridnya. Teks-teks suci baru ditulis lama setelah itu.

      5. Kapan teks-teks berbahasa Pali itu ditulis?

      5 Menurut buku-buku sejarah Sri Lanka dari abad keempat dan keenam M, ”teks-teks kanonis” berbahasa Pali yang tertua ini ditulis selama pemerintahan Raja Vatagamani Abhaya pada abad pertama SM. Kisah tertulis lain tentang kehidupan Buddha baru ada sekitar abad pertama atau bahkan abad kelima M, hampir seribu tahun setelah masa hidupnya.

      6. Kritik apa yang dilontarkan terhadap ”teks-teks kanonis”? (Bandingkan 2 Timotius 3:16, 17.)

      6 Maka, menurut Abingdon Dictionary of Living Religions, ”’Riwayat hidupnya’, dibuat jauh setelah masa hidupnya dan penuh dengan legenda serta mitos, sedangkan teks-teks kanonis yang tertua didasarkan atas cerita dari mulut ke mulut dalam kurun waktu yang panjang dan tampaknya sudah direvisi di sana sini serta banyak ditambahi.” Bahkan, seorang pakar ”berpendapat bahwa tidak ada satu kata pun dari ajaran yang tertulis itu yang dapat dipastikan berasal dari Gautama sendiri”. Apakah kritik ini beralasan?

      Pembuahan dan Kelahiran sang Buddha

      7. Menurut teks-teks Buddhis, bagaimana sampai ibunda Buddha mengandung dia?

      7 Pertimbangkan kutipan berikut dari Jataka, bagian dari kanon Pali, dan dari Buddha-charita, sebuah teks Sanskerta abad kedua M tentang kehidupan Buddha. Pertama, kisah tentang bagaimana ibunya, Ratu Maha-Maya, sampai mengandung dia dalam suatu mimpi.

      ”Keempat malaikat pelindung datang dan mengangkat [sang Ratu], beserta pembaringannya, dan membawanya ke Pegunungan Himalaya. . . . Kemudian, datanglah istri-istri para malaikat pelindung ini, dan mengantarnya ke Danau Anotata, serta memandikannya, untuk membersihkan segala noda insani. . . . Tidak jauh dari situ terdapat Bukit Perak, dan di atasnya ada sebuah rumah mewah dari emas. Di sana mereka menyiapkan sebuah pembaringan dewi dengan bagian kepalanya menghadap ke timur, lalu membaringkan [sang Ratu] di atasnya. Sementara itu, calon Buddha telah menjadi seekor gajah putih yang sangat gagah . . . Ia [calon Buddha] mendaki Bukit Perak, dan . . . tiga kali ia berjalan mengelilingi pembaringan ibunya, dengan sisi kanan tubuhnya mengarah ke pembaringan itu, dan setelah memukul sisi kanan tubuh ibunya, ia tampaknya memasuki rahim ibunya. Demikianlah terjadinya pembuahan itu pada perayaan pertengahan musim panas.”

      8. Apa yang diramalkan mengenai masa depan Buddha?

      8 Ketika ratu menceritakan mimpi tersebut kepada suaminya, sang raja kemudian memanggil 64 pendeta Hindu yang terkemuka, dan setelah menjamu serta mendandani mereka, ia menanyakan tafsiran mimpi itu. Inilah jawaban mereka:

      ”Jangan cemas, baginda raja! . . . Baginda akan mendapat seorang putra. Dan, seandainya ia terus menempuh kehidupan berumah tangga, ia akan menjadi raja jagat raya; tetapi jika ia berhenti berumah tangga dan mengundurkan diri dari dunia, ia akan menjadi seorang Buddha, dan menggulung awan dosa serta kebodohan dunia ini.”

      9. Peristiwa luar biasa apa saja yang konon menyusul maklumat tentang masa depan Buddha?

      9 Sesudah itu konon terjadi 32 mukjizat:

      ”Kesepuluh ribu dunia tiba-tiba bergoyang, bergetar, dan berguncang. . . . Api padam di semua neraka; . . . penyakit hilang dari antara manusia; . . . semua alat musik mengalunkan nadanya tanpa dimainkan; . . . di samudra raya, air menjadi manis; . . . kesepuluh ribu dunia menjadi sekumpulan rangkaian bunga yang luar biasa indah.”

      10. Bagaimana teks suci Buddhis melukiskan kelahiran Buddha?

      10 Kemudian, tibalah saat kelahiran Buddha secara tidak lazim di Taman Lumbini yang ditumbuhi pohon sal. Ketika sang ratu hendak memegang salah satu cabang pohon sal yang tertinggi di taman itu, pohon tersebut dengan baik hati melengkungkan diri sampai dapat teraih. Sambil berdiri dan terus memegangi cabang itu, sang ratu melahirkan.

      ”Ia keluar dari rahim ibunya bak seorang pengkhotbah turun dari mimbar, atau seorang pria menuruni tangga, sambil menjulurkan kedua tangan dan kakinya, tak ternoda oleh segala kecemaran dari rahim ibunya. . . . ”

      ”Segera setelah ia lahir, [calon Buddha] dengan kukuh menjejakkan kedua kakinya di tanah, berjalan tujuh langkah ke arah utara, bertudung putih, dan mengamat-amati setiap penjuru dunia, sambil berseru dengan suara yang dahsyat: Di segenap dunia akulah kepala, yang terbaik dan yang terkemuka; inilah kelahiranku yang terakhir kali; aku tidak akan dilahirkan lagi.”

      11. Apa kesimpulan sejumlah pakar tentang kisah hidup Buddha yang dimuat dalam teks-teks suci?

      11 Ada juga kisah-kisah yang sama rumitnya tentang masa kanak-kanaknya, perjumpaannya dengan gadis-gadis pengagumnya, pengembaraannya, dan tentang segala kejadian dalam hidupnya. Tidaklah mengherankan jika mungkin kebanyakan pakar menganggap semua kisah ini sebagai legenda dan mitos. Seorang staf British Museum bahkan berpendapat bahwa karena ”banyaknya legenda dan keajaiban, . . . riwayat hidup Buddha yang sebenarnya mustahil diketahui lagi”.

      12, 13. (a) Bagaimana riwayat hidup Buddha menurut kisah turun-temurun? (b) Tahun berapa diakui oleh umum sebagai tahun kelahiran Buddha? (Bandingkan Lukas 1:1-4.)

      12 Walaupun ada mitos-mitos tersebut, terdapat sebuah kisah turun-temurun yang sangat umum tentang kehidupan Buddha. Sebuah teks modern, A Manual of Buddhism, yang diterbitkan di Kolombo, Sri Lanka, memuat kisah yang disederhanakan berikut ini.

      ”Pada suatu hari bulan purnama di bulan Mei tahun 623 SM, lahirlah di distrik Nepal seorang pangeran India dari suku Sakya bernama Sidhatha Gotama.a Ayahandanya adalah Raja Sudhodana, dan ibundanya, Ratu Maha Maya. Sang ibu meninggal beberapa hari setelah sang anak lahir, lalu Maha Pajapati Gotami menjadi ibu angkatnya.

      ”Pada umur enam belas tahun, ia menikahi sepupunya, si jelita Putri Yasodhara.

      ”Selama hampir tiga belas tahun usia perkawinannya yang bahagia, ia hidup mewah, sama sekali tidak tahu-menahu tentang penderitaan di luar gerbang istana.

      ”Seraya waktu berlalu, kebenaran perlahan-lahan meneranginya. Ketika ia berumur 29 tahun, yang merupakan titik balik dalam kariernya, lahirlah putranya, Rahula. Ia menganggap putranya sebagai penghalang, sebab ia menyadari bahwa semua orang tanpa terkecuali harus mengalami kelahiran, penyakit, dan kematian. Setelah memahami bahwa duka ada di mana-mana, ia memutuskan untuk mencari obat mujarab bagi penyakit umat manusia tersebut.

      ”Maka, ia meninggalkan kenikmatan di istananya, ia pergi dari rumah pada suatu malam . . . mencukur rambutnya, mengenakan pakaian sederhana seorang petapa, dan mengembara sebagai Pencari Kebenaran.”

      13 Jelaslah, kisah hidup yang ringkas ini sangat berbeda dengan kisah fantastis yang terdapat dalam ”teks-teks kanonis”. Dan, kecuali tahun kelahirannya, kisah ini diakui oleh umum.

      Pencerahan—Bagaimana Terjadinya

      14. Apa titik balik dalam kehidupan Gautama?

      14 Apa yang menjadi ”titik balik dalam kariernya” seperti disebutkan sebelumnya? Titik baliknya adalah ketika untuk pertama kali dalam hidupnya, ia melihat orang sakit, orang tua, dan orang mati. Pengalaman ini membuat hatinya tersiksa karena memikirkan arti kehidupan—Mengapa manusia dilahirkan jika akhirnya hanya menderita, menjadi tua, dan mati? Konon, ia kemudian melihat orang suci, yang telah meninggalkan dunia guna mencari kebenaran. Hal ini mendorong Gautama untuk meninggalkan keluarga, harta benda, serta kepangeranannya dan menghabiskan enam tahun berikutnya untuk mencari jawaban dari para begawan dan guru Hindu, tetapi tanpa hasil. Kisah itu mengatakan bahwa ia terus bermeditasi, berpuasa, beryoga, dan menyangkal diri secara ekstrem, namun ia tidak kunjung menemukan ketenteraman rohani atau pencerahan.

      15. Bagaimana Gautama akhirnya mencapai apa yang dianggapnya sebagai pencerahan?

      15 Akhirnya, Gautama sadar bahwa penyangkalan diri ekstrem yang ia tempuh sama sia-sianya dengan kehidupan pemuasan diri yang dulu dijalaninya. Ia sekarang menempuh haluan yang disebutnya Jalan Tengah, tidak lagi menempuh dua jalan hidup ekstrem sebelumnya. Setelah yakin bahwa jawabannya terdapat dalam kesadarannya sendiri, ia duduk bermeditasi di bawah sebuah pohon pipal, atau pohon ara India. Sambil melawan serangan maupun godaan Mara si iblis, ia terus bermeditasi selama empat minggu (ada yang mengatakan tujuh minggu) sampai ia konon sudah sangat menguasai semua pengetahuan serta pengertian dan mencapai pencerahan.

      16. (a) Gautama menjadi apa? (b) Apa berbagai pendapat mengenai Buddha?

      16 Menurut peristilahan Buddhis, melalui proses inilah Gautama menjadi Buddha—Yang Telah Sadar, atau Yang Telah Mencapai Pencerahan. Ia telah mencapai tujuan akhir, Nirwana, yakni ketenteraman dan pencerahan yang sempurna, bebas dari nafsu dan penderitaan. Ia kemudian juga dikenal sebagai Sakyamuni (begawan dari suku Sakya), dan ia sering menyebut dirinya sebagai Tathagata (orang yang datang [untuk mengajar]). Namun, berbagai sekte Buddhis memiliki berbagai pendapat tentang pokok ini. Ada yang menganggap dia semata-mata sebagai manusia yang telah menemukan jalan menuju pencerahan bagi dirinya lalu mengajarkannya kepada para pengikutnya. Ada juga yang menganggapnya sebagai yang terakhir dari serangkaian Buddha yang datang ke dunia untuk memberitakan atau menghidupkan kembali dharma (bahasa Pali, Dhamma), yaitu ajaran atau jalan Buddha. Yang lain lagi menganggapnya sebagai bodhisatwa, orang yang telah mencapai pencerahan, tetapi menunda memasuki Nirwana guna membantu orang lain yang sedang mencari pencerahan. Apa pun pendapat mereka, peristiwa ini, yakni Pencerahan, amat penting bagi semua aliran dalam Buddhisme.

      Apakah Pencerahan Itu?

      17. (a) Di mana dan kepada siapa Buddha menyampaikan khotbahnya yang pertama? (b) Jelaskan secara singkat Empat Kesunyataan Mulia.

      17 Setelah mencapai pencerahan, dan setelah mengatasi keragu-raguan yang semula ia miliki, Buddha mulai mengajarkan kebenaran yang baru ditemukannya, yaitu dharmanya, kepada orang-orang lain. Khotbahnya yang pertama dan barangkali yang paling penting disampaikannya di kota Benares, di sebuah taman rusa, kepada lima biksu—murid atau biarawan. Dalam khotbahnya itu, ia mengajarkan bahwa supaya selamat, orang harus menjauhi jalan pemuasan hawa nafsu maupun jalan sebagai petapa dan mengikuti Jalan Tengah. Kemudian, orang harus mengerti dan mengikuti Empat Kesunyataan Mulia (lihat kotak, halaman sebelah), yang dapat diringkaskan sebagai berikut:

      (1) Seluruh kehidupan adalah penderitaan.

      (2) Penderitaan timbul dari nafsu atau keinginan.

      (3) Berhentinya nafsu berarti berakhirnya penderitaan.

      (4) Berhentinya nafsu dicapai dengan mengikuti Jalan Beruas Delapan, yang mengendalikan tingkah laku, pikiran, dan kepercayaan seseorang.

      18. Apa yang Buddha katakan mengenai sumber pencerahannya? (Bandingkan Ayub 28:20, 21, 28; Mazmur 111:10.)

      18 Khotbah mengenai Jalan Tengah dan mengenai Empat Kesunyataan Mulia ini merupakan inti Pencerahan dan dianggap sebagai ringkasan seluruh ajaran Buddha. (Sebagai kontras, bandingkan Matius 6:25-34; 1 Timotius 6:17-19; Yakobus 4:1-3; 1 Yohanes 2:15-17.) Menurut Gautama, khotbah tersebut bukan bersumber dari ilham ilahi, melainkan ”ditemukan oleh Tathagata”, yaitu dirinya sendiri. Kabarnya, menjelang wafat, Buddha berpesan kepada para muridnya, ”Carilah keselamatan hanya dalam kebenaran; jangan mencari bantuan siapa pun selain dirimu sendiri.” Jadi, menurut Buddha, pencerahan bukan berasal dari Allah melainkan dari upaya sendiri dengan cara mengembangkan pikiran yang benar dan perbuatan yang baik.

      19. Mengapa ajaran Buddha disambut pada zaman itu?

      19 Tidaklah sulit untuk memahami mengapa ajaran ini disambut oleh masyarakat India pada zaman itu. Di satu pihak, ajaran ini mengutuk praktek-praktek keagamaan yang tamak dan bejat yang dipropagandakan oleh para pendeta Hindu dari kasta Brahmana, dan di pihak lain mengutuk jalan hidup penyangkalan diri yang keras yang ditempuh kaum Jain dan kultus mistis lainnya. Ajaran ini juga menghapus korban dan ritus, ribuan dewa-dewi, serta sistem kasta yang membebani, yang selama ini mendominasi dan mengendalikan setiap aspek kehidupan rakyat. Singkatnya, ajaran ini menjanjikan kebebasan kepada setiap orang yang bersedia mengikuti jalan Buddha.

      Penyebaran Pengaruh Buddhisme

      20. (a) Sebutkan ”Tiga Permata” Buddhisme. (b) Sampai sejauh manakah Buddha menyebarkan ajarannya?

      20 Sewaktu kelima biksu menerima ajaran Buddha, mereka menjadi sangha, atau kelompok biksu, yang pertama. Maka, lengkaplah ”Tiga Permata” (Triratna, atau Trimestika) Buddhisme, yakni Buddha, dharma, dan sangha, yang diharapkan membantu orang-orang menempuh jalan menuju pencerahan. Setelah siap, Buddha Gautama menyebarkan ajarannya di seluruh Lembah Gangga. Orang-orang dari segala lapisan masyarakat datang untuk mendengarkannya, lalu menjadi muridnya. Menjelang kematiannya pada usia 80 tahun, ia sudah terkenal dan sangat dihormati. Konon, pesan terakhirnya kepada murid-muridnya adalah, ”Semua unsur mau tidak mau mengalami pembusukan. Upayakan keselamatanmu sendiri dengan sungguh-sungguh.”

      21. (a) Siapa yang berjasa dalam penyebaran Buddhisme? (b) Apa hasil upayanya?

      21 Pada abad ketiga SM, kira-kira 200 tahun setelah kematian Buddha, muncullah pendukung terkuat Buddhisme, Raja Asoka, yang berhasil menguasai sebagian besar India. Karena sedih melihat pembantaian dan kekacauan akibat penaklukannya, ia memeluk Buddhisme dan memberikan dukungan kenegaraan kepadanya. Ia mendirikan monumen-monumen keagamaan, mengadakan persidangan, dan mendesak rakyat untuk hidup menurut ajaran Buddha. Asoka juga mengutus para penyebar Buddhisme ke seluruh India dan juga ke Sri Lanka, Siria, Mesir, dan Yunani. Terutama berkat upaya Asoka inilah Buddhisme berkembang dari sebuah sekte di India menjadi agama dunia. Sudah sepantasnyalah jika ada yang menganggapnya sebagai pendiri kedua Buddhisme.

      22. Bagaimana sampai Buddhisme mapan di seluruh Asia?

      22 Dari Sri Lanka, Buddhisme menyebar ke timur ke Myanmar, Thailand, dan bagian-bagian lain Indocina. Di utara, Buddhisme menyebar ke Kashmir dan Asia Tengah. Dari daerah-daerah inilah sejak abad pertama M para biksu Buddhis membawa agama mereka ke Cina melewati pegunungan serta padang pasir yang angker. Dari Cina, Buddhisme segera menyebar ke Korea dan Jepang. Buddhisme juga diperkenalkan di Tibet, tetangga India di sebelah utara. Berbaur dengan kepercayaan setempat, Buddhisme muncul sebagai Lamaisme, yang mendominasi kehidupan agama dan politik di sana. Pada abad keenam atau ketujuh M, Buddhisme sudah mapan di seluruh Asia Tenggara dan Timur Jauh. Tetapi, apa yang terjadi di India?

      23. Apa yang terjadi dengan Buddhisme di India?

      23 Sementara pengaruhnya meluas ke negeri-negeri lain, Buddhisme perlahan-lahan mengalami kemunduran di India. Karena asyik mendalami filsafat dan metafisika, para biksu mulai kehilangan kontak dengan para pengikut mereka. Selain itu, hilangnya dukungan kerajaan dan diterimanya gagasan serta tata cara ibadat Hinduisme mempercepat kejatuhan Buddhisme di India. Bahkan, tempat-tempat suci Buddhis, seperti Lumbini, tempat Gautama lahir, dan Boddh Gaya, tempat ia mengalami ”pencerahan”, menjadi telantar. Pada abad ke-13, Buddhisme bisa dikatakan telah lenyap dari India, negeri asalnya.

      24, 25. Bagaimana perkembangan Buddhisme selanjutnya pada abad ke-20?

      24 Pada abad ke-20, Buddhisme mengalami perubahan wajah lagi. Pergolakan politik di Cina, Mongolia, Tibet, dan negeri-negeri di Asia Tenggara merupakan pukulan maut bagi Buddhisme. Ribuan biara serta kuil dihancurkan dan ratusan ribu biksu serta biksuni diusir, dipenjarakan, atau bahkan dibunuh. Namun demikian, pengaruh Buddhisme masih terasa kuat dalam cara berpikir dan kebiasaan rakyat di negeri-negeri tersebut.

      25 Di Eropa dan Amerika Utara, gagasan Buddhisme tentang mencari ”kebenaran” dalam diri sendiri tampaknya menarik bagi banyak orang, dan kebiasaan bermeditasi menjadi pelarian dari hiruk pikuk kehidupan Barat. Sungguh menarik, dalam kata pengantar buku Living Buddhism, Tenzin Gyatso sang Dalai Lama Tibet yang berada di pengasingan menulis, ”Barangkali dewasa ini Buddhisme dapat berperan sebagai pengingat bagi orang-orang Barat akan segi rohani kehidupan mereka.”

      Berbagai Jalur Buddhisme

      26. Dalam hal apa Buddhisme terbagi-bagi?

      26 Walaupun umumnya disebut sebagai satu agama, dalam kenyataannya Buddhisme terbagi menjadi beberapa aliran. Berbagai penafsiran mengenai sifat Buddha dan ajarannya menghasilkan banyak aliran yang mempunyai doktrin, tata cara ibadat, dan kitabnya sendiri. Aliran-aliran ini selanjutnya terbagi menjadi sejumlah kelompok dan sekte, banyak di antaranya sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dan tradisi setempat.

      27, 28. Bagaimana Anda akan menjelaskan aliran Therawada? (Bandingkan Filipi 2:12; Yohanes 17:15, 16.)

      27 Aliran Therawada (Jalan para Tua-Tua), atau Hinayana (Kereta Kecil), berkembang di Sri Lanka, Myanmar, Thailand, Kamboja, dan Laos. Ada yang menganggap aliran ini konservatif. Aliran ini menandaskan perlunya memperoleh kebijaksanaan dan mengusahakan keselamatan diri sendiri dengan meninggalkan dunia dan hidup sebagai biksu, terus bermeditasi dan belajar di biara.

      28 Di beberapa negeri tadi, sering terlihat kelompok-kelompok pemuda berkepala gundul, berjubah kuning-jingga, bertelanjang kaki, dan membawa mangkok sedekah untuk makanan sehari-hari yang wajib disumbangkan oleh para penganut. Ada kebiasaan bagi pria-pria untuk masuk biara, walaupun hanya untuk suatu waktu. Tujuan utama kehidupan di biara adalah untuk menjadi seorang arahat, yaitu orang yang telah mencapai kesempurnaan rohani dan kelepasan dari rasa sakit serta penderitaan dalam siklus kelahiran kembali. Buddha telah menunjukkan jalannya; terserah apakah seseorang mau mengikutinya atau tidak.

      29. Apa ciri-ciri aliran Mahayana? (Bandingkan 1 Timotius 2:3, 4; Yohanes 3:16.)

      29 Aliran Mahayana (Kereta Besar) umumnya terdapat di Cina, Korea, Jepang, dan Vietnam. Aliran ini dinamai demikian karena menandaskan ajaran Buddha bahwa ”kebenaran dan jalan keselamatan terbuka bagi siapa saja, tidak soal ia tinggal di gua, biara, atau rumah . . . Jalan ini bukan hanya bagi mereka yang meninggalkan dunia”. Konsep dasar Mahayana adalah bahwa kasih dan belas kasihan Buddha begitu besar sehingga siapa pun dapat memperoleh keselamatan. Mahayana mengajarkan bahwa karena sifat Buddha ada dalam diri kita semua, siapa pun dapat menjadi Buddha, yaitu orang yang telah mencapai pencerahan, atau bodhisatwa (calon Buddha). Pencerahan tidak dicapai melalui disiplin diri yang keras, tetapi melalui kepercayaan akan Buddha dan belas kasihan terhadap semua makhluk hidup. Jelaslah, aliran ini lebih menarik bagi orang-orang yang berpikiran praktis atau pragmatis. Akan tetapi, sikap yang lebih liberal ini melahirkan banyak kelompok dan kultus.

      30. Apa tujuan yang dikejar penganut saleh aliran ”Negeri Murni”? (Bandingkan Matius 6:7, 8; 1 Raja 18:26, 29.)

      30 Di antara begitu banyak sekte Mahayana yang berkembang di Cina dan Jepang terdapat aliran Negeri Murni dan Zen. Kepercayaan aliran Negeri Murni berkisar pada iman akan kuasa penyelamatan dari Amida Buddha, yang menjanjikan para pengikutnya kelahiran kembali di Negeri Murni, atau Firdaus Barat, yakni negeri sukacita dan kesenangan yang didiami oleh dewa-dewi dan manusia. Dari sana, Nirwana tinggal selangkah lagi. Dengan mengulang-ulang doa, ”Saya percaya kepada Amida Buddha,” kadang-kadang ribuan kali sehari, penganut saleh aliran ini memurnikan dirinya untuk mencapai pencerahan atau memperoleh kelahiran kembali dalam Firdaus Barat.

      31. Apa ciri-ciri aliran Zen? (Bandingkan Filipi 4:8.)

      31 Aliran Zen (aliran Chan di Cina) namanya berasal dari chan (bahasa Cina) dan zen (bahasa Jepang), yang merupakan variasi dari kata Sanskerta dhyana dan berarti ”meditasi”. Aliran ini mengajarkan bahwa belajar, berbuat baik, dan melakukan ritus hanya sedikit manfaatnya. Seseorang dapat mencapai pencerahan hanya dengan memikirkan teka-teki yang sulit seperti, ’Bagaimana bunyi tepukan sebelah tangan?’ dan ’Apa yang kita temukan di tempat yang kosong?’ Sifat mistis aliran Zen ini diwujudkan dalam kesenian yang halus berupa merangkai bunga, kaligrafi, melukis dengan tinta, berpuisi, berkebun, dan lain-lain, dan hal-hal ini diterima dengan baik di negeri-negeri Barat. Dewasa ini, pusat meditasi Zen terdapat di banyak negeri Barat.

      32. Bagaimana tata cara ibadat Buddhisme Tibet?

      32 Akhirnya, masih ada Buddhisme Tibet atau Lamaisme. Bentuk Buddhisme ini kadang-kadang disebut Mantrayana (Kereta Mantra) karena banyak menggunakan mantra, yaitu rangkaian suku kata dengan atau tanpa makna, dalam pembacaan yang panjang. Sebaliknya dari menandaskan kebijaksanaan atau belas kasihan, bentuk Buddhisme ini menandaskan ritus, doa, ilmu gaib, dan spiritisme dalam ibadat. Doa diulang-ulang ribuan kali sehari menggunakan tasbih dan roda doa. Ritus-ritus yang rumit dapat dipelajari hanya dengan pengarahan lisan para lama, atau pemimpin biara, dan yang paling terkenal di antaranya adalah Dalai Lama serta Panchen Lama. Setelah kematian seorang lama, dicarilah seorang anak yang konon adalah reinkarnasi lama yang mati itu untuk menjadi pemimpin rohani berikutnya. Tetapi, istilah lama juga umum dipakai untuk semua biksu yang menurut perkiraan pernah berjumlah sekitar seperlima seluruh penduduk Tibet. Para lama itu juga bekerja sebagai guru, dokter, tuan tanah, dan tokoh politik.

      33. Bagaimana berbagai aliran Buddhisme serupa dengan yang ada dalam Susunan Kristen? (Bandingkan 1 Korintus 1:10.)

      33 Bagian-bagian utama Buddhisme ini seterusnya terbagi lagi menjadi banyak kelompok atau sekte. Ada yang mengikuti satu pemimpin, seperti Nichiren di Jepang, yang mengajarkan bahwa hanya Lotus Sutra dari aliran Mahayana yang memuat ajaran yang pasti dari Buddha, dan Biksuni Qin Hai di Taiwan, yang mempunyai banyak pengikut. Dalam hal ini, Buddhisme tidak jauh berbeda dengan Susunan Kristen yang memiliki bermacam-macam denominasi dan sekte. Malah, sudah umum jika orang yang mengaku Buddhis mengikuti tata cara ibadat Taoisme, Shinto, penyembahan leluhur, dan bahkan Susunan Kristen.b Semua sekte Buddhis ini mengaku mendasarkan kepercayaan dan tata cara ibadat mereka pada ajaran Buddha.

      Tiga Keranjang dan Tulisan Buddhis Lainnya

      34. Apa yang harus kita ingat apabila membahas ajaran Buddhisme?

      34 Ajaran yang dikatakan berasal dari Buddha, diteruskan secara lisan dan baru mulai ditulis berabad-abad setelah ia wafat. Jadi, sebenarnya, tulisan-tulisan itu menyajikan apa yang dianggap sebagai ucapan dan perbuatan Buddha oleh para pengikutnya beberapa generasi kemudian. Hal ini diperumit lagi karena, pada waktu itu, Buddhisme sudah terpecah menjadi banyak aliran. Maka, ada bermacam-macam teks yang memuat banyak versi Buddhisme.

      35. Apa teks suci tertua Buddhis?

      35 Teks Buddhis tertua ditulis dalam bahasa Pali, yang konon serumpun dengan bahasa yang Buddha gunakan, kira-kira pada abad pertama SM. Menurut aliran Therawada, teks inilah yang autentik. Teks ini terdiri dari 31 tulisan yang disusun menjadi tiga kumpulan yang disebut Tipitaka (bahasa Sanskerta, Tripitaka), artinya ”Tiga Keranjang”, atau ”Tiga Kumpulan”. Vinaya Pitaka (Keranjang Disiplin) terutama memuat kaidah dan peraturan bagi biarawan dan biksuni. Sutta Pitaka (Keranjang Wacana) berisi khotbah, perumpamaan, dan peribahasa yang diucapkan oleh Buddha dan murid-muridnya yang menonjol. Yang terakhir, Abhidhamma Pitaka (Keranjang Ajaran Tertinggi) memuat komentar-komentar mengenai doktrin Buddhis.

      36. Apa ciri tulisan-tulisan aliran Mahayana?

      36 Sebaliknya, tulisan-tulisan aliran Mahayana sebagian besar berbahasa Sanskerta, Cina, dan Tibet, dan jumlahnya amat banyak. Teks bahasa Cina saja jumlahnya lebih dari 5.000 jilid. Teks-teks ini berisi banyak gagasan yang tidak terdapat dalam tulisan-tulisan yang lebih tua, seperti kisah tentang para Buddha yang jumlahnya seperti pasir di Sungai Gangga, yang konon hidup berjuta-juta tahun, masing-masing memimpin dunia Buddha-nya sendiri. Tidaklah berlebihan apabila seorang penulis mengemukakan bahwa teks-teks ini ”bercirikan keanekaragaman, khayalan yang berlebihan, berbagai watak, dan pengulangan yang tidak pada tempatnya”.

      37. Masalah apa yang ditimbulkan oleh tulisan-tulisan Mahayana? (Bandingkan Filipi 2:2, 3.)

      37 Dengan sendirinya hanya sedikit orang yang dapat memahami uraian yang sangat abstrak dalam tulisan-tulisan ini. Akibatnya, perkembangan yang belakangan ini telah sangat menyimpangkan Buddhisme dari tujuan semula Buddha. Menurut Vinaya Pitaka, Buddha ingin agar ajarannya tidak hanya dimengerti oleh golongan terpelajar tetapi juga oleh segala macam orang. Untuk itu, ia berkeras agar buah-buah pikirannya diajarkan dalam bahasa rakyat jelata, bukan dalam bahasa suci Hinduisme yang sudah tidak dipakai lagi. Jadi, ketika kaum Buddhis Therawada menyatakan bahwa tulisan-tulisan Mahayana itu tidak kanonis, kaum Mahayana membantah dengan mengatakan bahwa Buddha Gautama pada mulanya memang mengajar orang-orang yang sederhana dan bodoh, tetapi ia juga mengajar orang-orang yang terpelajar dan bijaksana, dan belakangan ajarannya ini terdapat dalam tulisan-tulisan Mahayana.

      Siklus Karma dan Samsara

      38. (a) Jelaskan persamaan dan perbedaan ajaran Buddhis dan Hindu. (b) Menurut teori, apa konsep Buddhis mengenai jiwa, tetapi bagaimana kenyataannya?

      38 Meskipun Buddhisme sampai taraf tertentu membebaskan orang dari belenggu Hinduisme, ajaran Hindu mengenai Karma dan samsara masih tetap menjadi gagasan dasar Buddhis. Buddhisme, seperti yang semula diajarkan oleh Buddha, berbeda dengan Hinduisme karena menolak adanya jiwa yang tak berkematian tetapi mengajarkan bahwa setiap individu adalah ”perpaduan berbagai daya atau energi fisik dan mental”.c Tetapi, ajarannya masih berpusat pada gagasan bahwa semua manusia mengembara dari satu kehidupan ke kehidupan lain melalui tak terhitung banyaknya kelahiran kembali (samsara) dan menderita akibat perbuatan di masa lalu dan sekarang (Karma). Walaupun ajarannya tentang pencerahan dan kelepasan dari siklus itu mungkin kelihatannya menarik, ada yang bertanya: Seberapa kuatkah fondasinya? Apa buktinya bahwa semua penderitaan diakibatkan oleh perbuatan seseorang dalam kehidupan sebelumnya? Dan, apa buktinya bahwa memang ada kehidupan sebelumnya?

      39. Bagaimana sebuah teks Buddhis menjelaskan hukum Karma?

      39 Satu penjelasan yang diberikan mengenai hukum Karma adalah,

      ”Kamma [bahasa Pali, Karma] sendiri adalah suatu hukum. Tetapi, tidak harus ada seorang pembuat hukum. Hukum alam biasa, seperti hukum gaya berat, tidak harus ada pembuatnya. Hukum Kamma juga tidak mengharuskan ada pembuatnya. Hukum ini bekerja dalam medannya sendiri tanpa campur tangan pihak luar yang independen dan berkuasa.”—A Manual of Buddhism.

      40. (a) Apa yang ditunjukkan oleh hukum-hukum alam? (b) Apa yang Alkitab katakan tentang sebab-akibat?

      40 Apakah ini kedengarannya masuk akal? Apakah hukum alam memang tidak harus ada pembuatnya? Seorang ahli roket, Dr. Wernher von Braun, pernah berkata, ”Hukum-hukum alam di jagat raya begitu cermat sehingga tidak sulit bagi kami untuk membuat pesawat ruang angkasa guna pergi ke bulan serta mengatur waktu penerbangan dengan sangat teliti sampai hitungan sepersekian detik. Pastilah ada yang menetapkan hukum-hukum ini.” Alkitab juga berbicara tentang hukum sebab-akibat, yaitu, ”Allah tidak dapat dicemoohkan. Sebab apa pun yang ditabur orang, ini juga yang akan dituainya.” (Galatia 6:7) Alkitab tidak mengatakan bahwa hukum ini ada dengan sendirinya, tetapi mengatakan bahwa ”Allah tidak dapat dicemoohkan”, yang menyiratkan bahwa hukum ini diberlakukan oleh Pembuatnya, Yehuwa.

      41. (a) Apa perbedaan antara hukum Karma dan hukum pengadilan manusia? (b) Kontraskan Karma dengan janji Alkitab.

      41 Selain itu, Alkitab mengajarkan bahwa ”upah yang dibayarkan oleh dosa adalah kematian”, dan ”ia yang mati telah dibebaskan dari dosanya”. Bahkan dalam pengadilan manusia, tidak ada tindak pidana dengan dua ancaman hukuman. Maka, mengapa orang yang sudah membayar dosanya dengan kematiannya harus dilahirkan kembali hanya untuk menderita lagi akibat perbuatannya di masa lalu? Selanjutnya, bagaimana mungkin ia dapat bertobat dan memperbaiki diri jika ia tidak tahu untuk perbuatan apa di masa lalu ia kini dihukum? Dapatkah ini dianggap adil? Apakah ini konsisten dengan belas kasihan, yang konon adalah sifat Buddha yang paling menonjol? Sebagai kontras, sesudah menyatakan bahwa ”upah yang dibayarkan oleh dosa adalah kematian”, Alkitab berkata, ”Tetapi karunia yang Allah berikan adalah kehidupan abadi melalui Kristus Yesus, Tuan kita.” Ya, Alkitab berjanji bahwa Allah akan melenyapkan segala kebejatan, dosa, serta kematian dan akan mendatangkan kebebasan serta kesempurnaan bagi seluruh umat manusia.—Roma 6:7, 23; 8:21; Yesaya 25:8.

      42. Bagaimana seorang cendekiawan Buddhis menjelaskan kelahiran kembali?

      42 Mengenai kelahiran kembali, berikut ini penjelasan seorang cendekiawan Buddhis, Dr. Walpola Rahula,

      ”Suatu makhluk hanyalah perpaduan berbagai daya atau energi fisik dan mental. Apa yang kita sebut kematian adalah tidak berfungsinya tubuh jasmani secara total. Apakah semua daya dan energi ini berhenti sama sekali pada saat tubuh tidak berfungsi lagi? Menurut Buddhisme, ’Tidak.’ Kehendak, kemauan, keinginan, hasrat untuk hidup, untuk terus ada, untuk bertambah-tambah, adalah suatu daya yang hebat yang menggerakkan seluruh kehidupan, seluruh eksistensi, yang bahkan menggerakkan seluruh dunia. Inilah daya terbesar, energi terbesar di dunia. Menurut ajaran Buddhis, daya ini tidak berhenti bekerja ketika tubuh tidak berfungsi lagi, yakni ketika mati; tetapi terus mewujudkan dirinya dalam bentuk lain, menghasilkan kehidupan kembali yang disebut kelahiran kembali.”

      43. (a) Secara biologis, bagaimana susunan gen seseorang terbentuk? (b) ”Bukti” apa yang kadang-kadang diajukan untuk mendukung kelahiran kembali? (c) Apakah ”bukti” kelahiran kembali itu masuk akal?

      43 Pada saat pembuahan, 50 persen gen seseorang diperoleh dari ayahnya dan 50 persen dari ibunya. Karena itu, ia tidak mungkin 100 persen menyerupai seseorang dalam kehidupan sebelumnya. Jadi, proses kelahiran kembali sampai saat ini tidak dapat didukung oleh prinsip ilmiah mana pun. Kerap kali, orang yang mempercayai doktrin kelahiran kembali menggunakan bukti berupa pengalaman orang-orang yang mengaku mengingat wajah, peristiwa, dan tempat yang belum pernah mereka kenal sebelumnya. Apakah ini masuk akal? Andaikata seseorang yang dapat menceritakan hal-hal di masa silam sudah pasti pernah hidup di masa itu, tentulah seseorang yang dapat meramal masa depan—dan banyak orang mengaku bisa melakukannya—sudah pasti pernah hidup di masa depan. Dan, hal ini jelas tidak mungkin.

      44. Bandingkan ajaran Alkitab tentang ”roh” dengan doktrin Buddhis mengenai kelahiran kembali.

      44 Lebih dari 400 tahun sebelum Buddha, Alkitab menyebutkan tentang suatu daya kehidupan. Mengenai apa yang terjadi pada saat seseorang mati, Alkitab mengatakan, ”Debu kembali ke tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang benar yang telah memberikannya.” (Pengkhotbah 12:7) Kata ”roh” diterjemahkan dari bahasa Ibrani ruʹakh, yang berarti daya hidup yang menggerakkan semua makhluk hidup, baik manusia maupun binatang. (Pengkhotbah 3:18-22) Akan tetapi, perbedaan yang penting ialah bahwa ruʹakh adalah daya yang abstrak, atau yang bukan suatu pribadi; daya ini tidak mempunyai kehendak sendiri atau memiliki kepribadian, atau ciri, dari orang yang sudah meninggal. Daya ini tidak berpindah ke orang lain pada waktu kematian tetapi ”kembali kepada Allah yang benar yang telah memberikannya”. Dengan kata lain, kemungkinan untuk hidup lagi di masa depan—harapan kebangkitan—sepenuhnya berada di tangan Allah.—Yohanes 5:28, 29; Kisah 17:31.

      Nirwana—Mencapai Apa yang Mustahil Dicapai?

      45. Apa konsep Buddhis tentang Nirwana?

      45 Sekarang kita akan membahas ajaran Buddha tentang pencerahan dan keselamatan. Menurut Buddhisme, gagasan dasar tentang keselamatan adalah kelepasan dari hukum Karma dan hukum samsara, serta mencapai Nirwana. Lalu, apakah Nirwana itu? Teks-teks Buddhis menyatakan bahwa Nirwana mustahil dilukiskan atau dijelaskan, tetapi hanya bisa dialami. Nirwana bukanlah surga, yakni tempat yang dituju setelah seseorang mati, melainkan sesuatu yang dapat dicapai oleh semua orang, di sini dan saat ini juga. Kata itu sendiri konon berarti ”meniup, memadamkan”. Karena itu, ada yang mendefinisikan Nirwana sebagai berhentinya semua nafsu dan keinginan; kehidupan yang bebas dari segala perasaan yang berhubungan dengan indra, seperti rasa sakit, takut, ingin, cinta, atau benci; keadaan tenteram, tenang, dan mapan yang abadi. Pada hakikatnya, Nirwana konon adalah berhentinya keberadaan seseorang sebagai individu.

      46, 47. (a) Menurut ajaran Buddhis, bagaimana keselamatan dapat diperoleh? (b) Mengapa pandangan Buddhis tentang cara memperoleh keselamatan bertentangan dengan pengalaman sehari-hari?

      46 Buddha mengajarkan bahwa pencerahan dan keselamatan—kesempurnaan Nirwana—tidak berasal dari suatu Allah atau kekuatan luar, tetapi dari dalam diri seseorang melalui upayanya sendiri dengan perbuatan yang baik dan pikiran yang benar. Hal ini menimbulkan pertanyaan: Dapatkah sesuatu yang sempurna dihasilkan dari sesuatu yang tidak sempurna? Bukankah pengalaman kita sehari-hari menunjukkan, seperti yang diperlihatkan oleh seorang nabi Ibrani, Yeremia, bahwa ”manusia tidak mempunyai kuasa untuk menentukan jalannya sendiri. Manusia, yang berjalan, tidak mempunyai kuasa untuk mengarahkan langkahnya”? (Yeremia 10:23) Jika tidak seorang pun dapat mengendalikan sepenuhnya tindak tanduknya bahkan dalam masalah sehari-hari yang sederhana, apakah masuk akal bahwa seseorang dapat memperoleh keselamatan kekal dengan upayanya sendiri?—Mazmur 146:3, 4.

      47 Sebagaimana seseorang yang terjebak dalam pasir isap tidak mungkin keluar dari pasir itu dengan kekuatannya sendiri, segenap umat manusia telah terjebak dalam dosa dan kematian, dan tidak seorang pun sanggup membebaskan dirinya sendiri. (Roma 5:12) Namun, Buddha mengajarkan bahwa keselamatan semata-mata bergantung pada upaya sendiri. Nasihat perpisahannya kepada murid-muridnya adalah, ”Bersandarlah pada dirimu sendiri dan jangan bersandar pada bantuan dari luar; peganglah teguh kebenaran bagaikan sebuah pelita; carilah keselamatan hanya dalam kebenaran; jangan mencari bantuan siapa pun selain dirimu sendiri.”

      Pencerahan atau Kekecewaan?

      48. (a) Bagaimana sebuah buku melukiskan hasil gagasan-gagasan Buddhis yang rumit seperti Nirwana? (b) Minat terhadap bidang ajaran Buddhis belakangan ini menghasilkan apa?

      48 Apa hasil doktrin tersebut? Apakah ajaran itu menggerakkan para penganutnya untuk memiliki iman sejati dan pengabdian? Buku Living Buddhism melaporkan bahwa di beberapa negeri Buddhis, bahkan ”para biksu tidak terlalu menghiraukan unggul tidaknya agama mereka. Banyak yang menganggap upaya mencapai Nirwana sebagai ambisi yang sangat tidak realistis, dan meditasi jarang dilakukan. Selain hanya sesekali mempelajari Tipitaka, mereka lebih senang menjadi orang yang memberikan pengaruh yang bermanfaat dan mengharmoniskan bagi masyarakat”. Demikian pula, World Encyclopedia (bahasa Jepang), dalam ulasannya mengenai bangkitnya minat akan ajaran Buddhis belakangan ini, mengatakan, ”Seraya bidang ajaran Buddhis dipersempit, semakin besar penyimpangan ajaran itu dari tujuannya yang semula—untuk membimbing umat manusia. Dari sudut pandangan itu, tren untuk mendalami Buddhisme belakangan ini tidak secara otomatis berarti kebangkitan iman yang hidup. Sebaliknya, patut diperhatikan bahwa apabila suatu agama menjadi objek penelitian metafisika yang rumit, agama itu kehilangan kekuatannya sebagai suatu iman yang hidup.”

      49. Akhirnya, apa makna Buddhisme bagi banyak orang?

      49 Konsep dasar Buddhisme adalah bahwa pengetahuan dan pengertian menghasilkan pencerahan dan keselamatan. Tetapi, doktrin yang rumit dari berbagai alirannya justru membuat Buddhisme menjadi sesuatu yang ”sangat tidak realistis” seperti disebutkan di atas, di luar jangkauan kebanyakan penganutnya. Bagi mereka, menganut Buddhisme semata-mata berarti melakukan kebaikan dan menjalani beberapa ritus serta perintah yang sederhana. Buddhisme tidak dapat menjawab beberapa pertanyaan yang membingungkan dalam kehidupan, seperti: Dari mana asalnya kita? Mengapa kita dilahirkan? Apa masa depan umat manusia dan bumi?

      50. Dari apa yang dirasakan oleh sejumlah umat Buddha yang tulus, pertanyaan apa yang timbul? (Bandingkan Kolose 2:8.)

      50 Sejumlah umat Buddha yang tulus sadar bahwa doktrin dan ritus Buddhis zaman sekarang yang rumit dan membebani ini telah menimbulkan kekacauan dan kekecewaan. Upaya kemanusiaan dari berbagai kelompok dan perkumpulan Buddhis di beberapa negeri mungkin telah meringankan rasa sakit dan penderitaan banyak orang. Tetapi, sebagai sumber pencerahan dan kelepasan sejati bagi semua orang, sudahkah Buddhisme memenuhi janjinya?

      Pencerahan Tanpa Allah?

      51. (a) Apa yang ditunjukkan oleh sebuah kisah tentang ajaran Buddha? (b) Hal penting apa yang tidak disebutkan dalam ajaran Buddha? (Bandingkan 2 Tawarikh 16:9; Mazmur 46:1; 145:18.)

      51 Menurut berbagai kisah hidup tentang kehidupan Buddha, pada suatu peristiwa ia dan para muridnya berada di sebuah hutan. Ia mengambil segenggam daun dan berkata kepada para muridnya, ”Apa yang telah saya ajarkan kepada kalian ibarat daun-daun dalam tangan saya, apa yang belum saya ajarkan ibarat jumlah daun yang ada di hutan.” Berarti, Buddha baru mengajarkan sebagian kecil dari apa yang ia ketahui. Akan tetapi, ada satu hal penting yang tidak disebutkan—Buddha Gautama tidak mengatakan apa-apa tentang Allah; ia pun tidak pernah mengaku sebagai Allah. Malah, ia konon berkata kepada para muridnya, ”Seandainya Allah itu ada, saya tidak dapat membayangkan bahwa Ia akan memedulikan hal ihwal saya sehari-hari” dan ”tidak ada dewa-dewi yang sanggup atau mau menolong manusia.”

      52. (a) Bagaimana pandangan Buddhisme tentang Allah? (b) Apa yang telah diabaikan oleh Buddhisme?

      52 Jika dilihat dari sudut tersebut, Buddhisme tidak banyak membantu dalam pencarian manusia akan Allah yang benar. The Encyclopedia of World Faiths mengemukakan bahwa ”Buddhisme masa awal tampaknya mengabaikan persoalan tentang Allah, dan pasti tidak mengajarkan atau mengharuskan orang mempercayai Allah”. Dalam ajarannya yang menandaskan agar setiap orang mengupayakan keselamatannya sendiri, dengan melihat ke dalam pikiran atau kesadarannya sendiri untuk mencapai pencerahan, Buddhisme sesungguhnya adalah agnostisis, atau malah ateistis. (Lihat kotak, halaman 145.) Dalam upaya mematahkan belenggu takhayul Hinduisme beserta dewa-dewinya yang begitu banyak, Buddhisme telah berayun ke ekstrem yang lain. Buddhisme mengabaikan konsep dasar tentang Pribadi Yang Tertinggi, yang melalui kehendak-Nyalah segala sesuatu ada dan bergerak.—Kisah 17:24, 25.

      53. Apa yang dapat dikatakan tentang pencarian akan pencerahan tanpa Allah? (Bandingkan Amsal 9:10; Yeremia 8:9.)

      53 Karena cara berpikir yang berpusat pada diri sendiri dan independen ini, muncullah banyak legenda, tradisi, doktrin yang rumit, serta tafsiran yang bagaikan benang kusut yang diciptakan oleh banyak aliran dan sekte selama berabad-abad. Apa yang semula dimaksudkan untuk menghasilkan solusi sederhana untuk berbagai masalah yang rumit dalam kehidupan telah berubah menjadi sistem keagamaan dan filosofis yang tidak dapat dimengerti oleh kebanyakan orang. Sebaliknya, para pengikut awam Buddhisme sibuk menyembah berhala dan relik, dewa-dewi dan hantu-hantu, roh dan leluhur, serta melakukan banyak ritus dan kebiasaan lain yang tidak ada kaitannya dengan ajaran Buddha Gautama. Jelaslah, pencarian akan pencerahan tanpa Allah tidak membawa hasil.

      54. Ajaran dari para pemikir religius mana lagi dari negeri Timur yang akan dibahas selanjutnya?

      54 Kira-kira pada waktu yang bersamaan ketika Buddha Gautama sedang mencari jalan untuk mencapai pencerahan, di bagian lain dari benua Asia ada dua orang filsuf yang gagasannya mempengaruhi jutaan orang. Kedua orang itu bernama Laozi dan Konghucu, dua orang bijak yang dipuja oleh orang Cina dan bangsa lain secara turun-temurun. Apa yang mereka ajarkan, dan apa pengaruh mereka atas pencarian manusia akan Allah? Itulah yang akan kita bahas dalam pasal berikut.

      [Catatan Kaki]

      a Ini adalah transliterasi namanya dari bahasa Pali. Transliterasi namanya dari bahasa Sanskerta adalah Sidhartha Gautama. Tetapi, tahun kelahirannya berbeda-beda, ada yang menyebutkan tahun 560, 563, atau 567 SM. Kebanyakan narasumber mengakui tahun 560 atau sedikitnya abad keenam SM.

      b Banyak umat Buddha di Jepang merayakan ”Hari Natal” secara besar-besaran.

      c Doktrin Buddhis, seperti anata (tidak ada diri sendiri), tidak mengakui bahwa jiwa itu terus ada atau kekal. Akan tetapi, kebanyakan umat Buddha dewasa ini, khususnya yang tinggal di Timur Jauh, percaya akan perpindahan jiwa yang tak berkematian. Hal ini nyata dari kebiasaan menyembah leluhur dan kepercayaan akan siksaan dalam neraka sesudah kematian.

      [Kotak di hlm. 139]

      Empat Kesunyataan Mulia Buddha

      Buddha menjabarkan ajaran dasarnya dalam Empat Kesunyataan (Kebenaran) Mulia. Berikut adalah kutipan dari Dhammacakkappavattana Sutta (Dasar Kerajaan Kebajikan) yang diterjemahkan oleh T. W. Rhys Davids,

      ▪ ”Wahai para Biksu, inilah kesunyataan mulia tentang penderitaan, atau duka. Kelahiran disertai oleh rasa sakit, keuzuran itu menyakitkan, penyakit itu menyakitkan, kematian itu menyakitkan. Bersatu dengan yang tak disenangi itu menyakitkan, berpisah dari yang disenangi itu menyakitkan; dan keinginan apa pun yang tak terpuaskan itu pun menyakitkan. . . .

      ▪ ”Wahai para Biksu, inilah kesunyataan mulia tentang sumber penderitaan. Sesungguhnya, sumbernya adalah nafsu, yang memperbarui suatu keberadaan, yang disertai kesenangan sensual, yang mencari pemuasan di sana sini—yaitu, keinginan untuk memuaskan nafsu, atau keinginan untuk hidup, atau keinginan untuk sukses. . . .

      ▪ ”Wahai para Biksu, inilah kesunyataan mulia tentang lenyapnya penderitaan. Sesungguhnya, akhir itu adalah akhir hasrat ini, tanpa nafsu sedikit pun; nafsu ini disingkirkan, dibuang, dilenyapkan, tidak dipendam lagi. . . .

      ▪ ”Wahai para Biksu, inilah kesunyataan mulia mengenai jalan menuju lenyapnya duka. Sesungguhnya, jalan itu adalah jalan beruas delapan; yaitu: pandangan yang benar; pikiran yang benar; tutur kata yang benar; tingkah laku yang benar; mata pencaharian yang benar; upaya yang benar; perhatian yang benar; dan perenungan yang benar.”

      [Kotak di hlm. 145]

      Buddhisme dan Allah

      ”Buddhisme mengajarkan jalan menuju kebaikan dan kebijaksanaan yang sempurna tanpa suatu pribadi Allah; pengetahuan tertinggi tanpa ’wahyu’; . . . kemungkinan penebusan tanpa seorang penebus pengganti, keselamatan melalui diri sendiri sebagai juru selamat.”—The Message of Buddhism, karya Biksu Subhadra, sebagaimana dikutip dalam buku What Is Buddhism?

      Jadi, apakah umat Buddha itu ateis? Buku What Is Buddhism? yang diterbitkan oleh Buddhist Lodge, London, menjawab, ”Jika yang Anda maksudkan adalah seseorang yang menolak konsep tentang suatu pribadi Allah, kami memang demikian.” Selanjutnya, buku itu berkata, ”Pikiran yang berkembang dapat dengan mudah mencerna gagasan bahwa Jagat Raya dibimbing oleh Hukum yang tidak berubah, semudah mencerna konsep tentang suatu Pribadi yang jauh yang tak akan pernah dilihatnya, yang tinggal di tempat yang tidak diketahuinya, dan yang pada suatu waktu menciptakan dari ketiadaan suatu Jagat Raya yang dipenuhi permusuhan, ketidakadilan, tidak meratanya kesempatan, dan penderitaan serta perselisihan yang tiada henti-hentinya.”

      Jadi, dalam teori, Buddhisme tidak mengajarkan kepercayaan akan Allah atau Pencipta. Tetapi, candi dan stupa Buddhis dewasa ini terdapat hampir di setiap negeri yang ada umat Buddha-nya, dan patung serta relik Buddha dan bodhisatwa telah menjadi objek doa, persembahan, dan pemujaan oleh umat Buddha yang saleh. Buddha, yang tidak pernah mengaku sebagai Allah, telah menjadi suatu allah.

      [Peta di hlm. 142]

      (Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)

      Menjelang abad ketujuh M, Buddhisme telah menyebar dari India ke seluruh Asia bagian timur

      INDIA

      Benares

      Boddh Gaya

      ABAD KE-3 SM SRI LANKA

      ABAD KE-1 SM KASHMIR

      ASIA TENGAH

      ABAD KE-1 M CINA

      MYANMAR

      THAILAND

      KAMBOJA

      JAWA

      ABAD KE-4 M KOREA

      ABAD KE-6 M JEPANG

      ABAD KE-7 M TIBET

      [Gambar di hlm. 131]

      Kuil Buddhis dengan beragam model di seluruh dunia

      Zhengteh, Cina bagian utara

      Kofu, Jepang

      New York City, AS

      Chiang Mai, Thailand

      [Gambar di hlm. 133]

      Relief dari Gandhara, Pakistan, tentang Mimpi Maya; calon Buddha sebagai gajah putih berhalo memasuki sisi kanan tubuh Ratu Maya sehingga sang ratu hamil

      [Gambar di hlm. 134]

      Biksu dan umat Buddha di sebuah kuil di New York City

      [Gambar di hlm. 141]

      Arca Buddha dengan berbagai sikap tubuh

      memasuki Nirwana

      mengajar

      bermeditasi

      menolak godaan

      [Gambar di hlm. 147]

      Pawai menghormati hari lahir Buddha, di Tokyo, Jepang. Gajah putih di belakang melambangkan Buddha

      [Gambar di hlm. 150]

      Lembar-lembar Lotus Sutra (abad ke-10), dalam bahasa Cina, melukiskan kuasa bodhisatwa Guanyin untuk menyelamatkan dari api dan banjir. Kanan: Bodhisatwa Ksitigarbha populer di Korea pada abad ke-14

      [Gambar di hlm. 155]

      Gulungan Buddhis dari Kyoto, Jepang, menggambarkan siksaan ”neraka”

      [Gambar di hlm. 157]

      Seperti tampak dalam gambar dari kiri atas, searah jarum jam, umat Buddha dewasa ini menyembah: lingga di Bangkok, Thailand; relik Gigi Buddha di Kandy, Sri Lanka; patung Buddha di Singapura dan New York

      [Gambar di hlm. 158]

      Seorang wanita Buddhis bersembahyang di depan altar keluarga, dan anak-anak ikut bersembahyang di kuil

  • Taoisme dan Konfusianisme—Pencarian akan Jalan Langit
    Pencarian Manusia akan Allah
    • Pasal 7

      Taoisme dan Konfusianisme—Pencarian akan Jalan Langit

      Taoisme, Konfusianisme, dan Buddhisme merupakan tiga agama besar di Cina dan Timur Jauh. Namun, berbeda dengan Buddhisme, Taoisme dan Konfusianisme tidak menjadi agama dunia tetapi pada dasarnya tetap berada di Cina dan di tempat mana pun yang dipengaruhi kebudayaan Cina. Walaupun tidak ada angka resmi jumlah pengikutnya di Cina, Taoisme beserta Konfusianisme telah menguasai kehidupan agama hampir seperempat penduduk dunia selama 2.000 tahun terakhir.

      1. (Termasuk kata pengantar.) (a) Di mana saja Taoisme dan Konfusianisme dianut orang, dan seberapa luas pengaruhnya? (b) Untuk memeriksa ajarannya, zaman mana yang akan kita bahas?

      ’BIARKAN seratus kuntum bunga berkembang; biarkan seratus aliran bertanding.’ Ungkapan itu, yang dimasyhurkan oleh Mao Zedong dari Republik Rakyat Cina dalam sebuah pidato pada tahun 1956, sebenarnya disadur dari ungkapan para pakar Tionghoa untuk melukiskan zaman di Cina dari abad kelima sampai abad ketiga SM, yang disebut zaman Peperangan Antarnegara. Pada waktu itu, dinasti Zhou yang perkasa (± 1122-256 SM) sudah merosot dan kerajaan-kerajaan kecilnya tidak kompak dan terus saling berperang sehingga rakyat jelata sangat menderita.

      2. (a) Apa yang memicu timbulnya ”seratus aliran” pemikiran? (b) Apa yang tersisa dari perkembangan ”seratus aliran”?

      2 Kekacauan dan penderitaan akibat peperangan tersebut sangat melemahkan wewenang golongan penguasa tradisional. Rakyat jelata tidak tahan lagi untuk terus tunduk kepada kaum bangsawan yang sewenang-wenang dan untuk pasrah menanggung derita yang diakibatkannya. Alhasil, gagasan dan aspirasi yang sudah lama terpendam merebak bagaikan ”seratus kuntum bunga”. Berbagai aliran pemikiran mengemukakan gagasan mereka mengenai pemerintahan, hukum, ketertiban masyarakat, budi pekerti, dan etika, juga mengenai soal-soal seperti pertanian, musik, dan sastra, sebagai sarana untuk memulihkan kehidupan yang normal. Ini semua kemudian dikenal sebagai ”seratus aliran”. Kebanyakan aliran itu tidak menghasilkan pengaruh yang bertahan lama. Namun, ada dua aliran yang menjadi sangat terkemuka sehingga mempengaruhi kehidupan di Cina selama 2.000 tahun lebih. Kedua aliran ini kemudian dikenal sebagai Taoisme dan Konfusianisme.

      Tao—Apa Itu?

      3. (a) Apa konsep bangsa Cina tentang Tao? (b) Ketimbang mempercayai Pencipta, apa yang dipercayai bangsa Cina sebagai penyebab segala sesuatu? (Bandingkan Ibrani 3:4.)

      3 Untuk memahami mengapa Taoisme dan Konfusianisme sampai mempunyai pengaruh yang begitu dalam dan bertahan lama atas bangsa Cina, juga atas orang Jepang, Korea, dan bangsa-bangsa lain di sekitarnya, kita perlu sedikitnya memahami konsep dasar bangsa Cina mengenai Tao. Kata itu sendiri berarti ”jalan, atau jalur”. Dalam makna yang lebih luas, kata itu bisa juga berarti ”cara, prinsip, atau doktrin”. Bagi bangsa Cina, keserasian dan ketertiban yang mereka amati di alam semesta merupakan perwujudan dari Tao, semacam kehendak ilahi atau undang-undang yang ada di dan yang mengatur alam semesta. Dengan kata lain, ketimbang mempercayai Allah Pencipta yang mengendalikan alam semesta, mereka mempercayai suatu kekuatan pemelihara, suatu kehendak di langit, atau langit itu sendiri sebagai penyebab segala sesuatu.

      4. Bagaimana bangsa Cina menerapkan konsep Tao pada kehidupan manusia? (Bandingkan Amsal 3:5, 6.)

      4 Berdasarkan penerapan konsep Tao pada kehidupan manusia, bangsa Cina percaya bahwa ada cara yang alami dan benar untuk melakukan segala sesuatu dan bahwa setiap hal serta setiap orang mempunyai tempat dan fungsinya masing-masing. Misalnya, mereka percaya bahwa jika seorang penguasa melakukan tugasnya dengan berlaku adil terhadap rakyat serta menjalankan upacara persembahan bagi langit, bangsanya pun akan damai dan makmur. Begitu juga, jika rakyat mau mencari jalan itu, atau Tao, dan mengikutinya, segala sesuatu akan serasi, damai, dan berhasil. Tetapi, jika mereka menentang atau menolak jalan itu, akibatnya adalah kekacauan dan bencana.

      5. (a) Bagaimana pendekatan Taoisme terhadap Tao? (b) Bagaimana pendekatan Konfusianisme terhadap Tao? (c) Pertanyaan apa saja yang timbul?

      5 Gagasan untuk bertindak sejalan dengan Tao dan tidak menghalangi alirannya merupakan unsur utama pemikiran filosofis dan religius orang Tionghoa. Dapat dikatakan bahwa Taoisme dan Konfusianisme merupakan dua pengungkapan yang berbeda untuk konsep yang sama. Taoisme mengambil pendekatan yang mistis dan, dalam bentuknya yang semula, menganjurkan sikap tidak aktif, berdiam diri, serta pasif, menjauhi masyarakat dan kembali ke alam. Gagasan dasarnya adalah bahwa segala sesuatu akan menjadi benar jika orang mau duduk tenang, tidak berbuat apa-apa, dan membiarkan alam berjalan dengan sendirinya. Di pihak lain, Konfusianisme mengambil pendekatan yang pragmatis (praktis dan berguna). Paham ini mengajarkan bahwa ketertiban masyarakat akan terjaga apabila setiap orang memainkan peranannya dan melaksanakan kewajibannya. Untuk maksud itu, Konfusianisme mengatur semua hubungan manusia dan masyarakat—penguasa-rakyat, ayah-anak, suami-istri, dan seterusnya—dan menyediakan pedoman yang membimbing mereka semua. Maka, wajarlah apabila timbul pertanyaan: Bagaimana kedua sistem ini muncul? Siapa pendirinya? Bagaimana kedua paham tersebut dipraktekkan dewasa ini? Dan, apa peranannya dalam pencarian manusia akan Allah?

      Taoisme—Awalnya Adalah Filsafat

      6. (a) Apa yang diketahui tentang pendiri Taoisme? (b) Bagaimana pendiri Taoisme sampai dikenal sebagai Laozi?

      6 Pada tahap awalnya, Taoisme lebih cocok disebut filsafat daripada agama. Pendirinya, Laozi (Lao-tzu), tidak tahan melihat kekacauan dan kerusuhan pada zamannya dan mencari ketenangan dengan menjauhi masyarakat dan kembali ke alam. Tidak banyak yang diketahui tentang pria itu, yang kabarnya hidup pada abad keenam SM, meski ini pun tidak pasti. Ia biasa dipanggil Laozi, yang berarti ”Guru Tua” atau ”Orang Tua”, karena, menurut legenda, ia berada di kandungan ibunya begitu lama sehingga rambutnya sudah memutih ketika dilahirkan.

      7. Apa yang kita pelajari tentang Laozi dari ”Catatan Sejarah”?

      7 Satu-satunya catatan resmi mengenai Laozi terdapat dalam Shi Ji (Catatan Sejarah), karya Sima Qian, seorang sejarawan istana yang terhormat pada abad kedua dan pertama SM. Menurut sumber ini, nama Laozi yang sebenarnya adalah Li Er. Ia bekerja sebagai pengurus arsip kekaisaran di Luoyang, Cina Tengah. Tetapi yang lebih penting, sumber itu memberi keterangan ini mengenai Laozi:

      ”Laozi menghabiskan sebagian besar kehidupannya di Zhou. Ketika ia melihat gelagat kemunduran Zhou, ia pergi dan sampai ke daerah perbatasan. Pejabat pabean Yin Xi berkata, ’Tuan, karena tuan senang menyendiri, saya mohon agar tuan menulis sebuah buku untuk saya.’ Maka, Laozi menulis sebuah buku yang terdiri dari dua bagian, berisi kira-kira lima ribu kata yang tidak jelas, yang membahas konsep tentang Jalan [Tao, atau Dao] dan Kekuatan [De]. Lalu ia pergi. Tak seorang pun tahu di mana ia meninggal.”

      8. (a) Buku apa yang konon ditulis oleh Laozi? (b) Mengapa buku itu dapat ditafsirkan dengan beragam cara?

      8 Banyak pakar meragukan keautentikan kisah ini. Bagaimanapun juga, buku yang dihasilkan itu dikenal sebagai Dao De Jing (umumnya diterjemahkan ”Buku Klasik tentang Jalan dan Kekuatan”) dan dipandang sebagai buku pelajaran utama Taoisme. Buku ini ditulis dengan kalimat-kalimat yang singkat dan maknanya tersembunyi, bahkan ada yang hanya terdiri dari tiga atau empat kata. Selain itu, arti beberapa huruf sudah banyak berubah sejak zaman Laozi, itu sebabnya buku tersebut dapat ditafsirkan dengan beragam cara.

      Sekilas tentang ”Dao De Jing”

      9. Bagaimana Laozi menguraikan Tao dalam Dao De Jing?

      9 Dalam Dao De Jing, Laozi menjabarkan Tao, jalan alam yang tertinggi, dan menerapkannya pada setiap tingkat kegiatan manusia. Berikut ini kutipan dari terjemahan modern karya Giafu Feng dan Jane English untuk mendapatkan sedikit gambaran tentang Dao De Jing. Mengenai Tao dikatakan,

      ”[Ada] sesuatu yang terbentuk secara misterius,

      Yang lahir sebelum langit dan bumi. . . .

      Barangkali itu ibu dari sepuluh ribu hal.

      Aku tidak tahu namanya.

      Sebut saja itu Tao.”—Pasal 25.

      ”Segala sesuatu timbul dari Tao.

      Segalanya dipelihara oleh Kebajikan [De].

      Segalanya dibentuk dari zat.

      Segalanya dibentuk oleh lingkungan.

      Maka kesepuluh ribu hal itu semuanya merespek Tao

      dan menghormati Kebajikan [De].”—Pasal 51.

      10. (a) Apa tujuan Taoisme? (b) Bagaimana pandangan Taois ini diterapkan pada tingkah laku manusia?

      10 Apa yang dapat kita simpulkan dari kalimat-kalimat yang penuh misteri ini? Bahwa bagi umat Taois (penganut Taoisme), Tao adalah semacam kekuatan kosmis misterius yang menyebabkan adanya alam semesta fisik. Tujuan Taoisme adalah mencari Tao, meninggalkan dunia, dan menyatu dengan alam. Konsep ini juga dicerminkan dalam pandangan Taois mengenai tingkah laku manusia. Berikut ini pernyataan tentang tujuan tersebut dalam Dao De Jing:

      ”Lebih baik berhenti dalam keadaan kurang daripada mengisi sampai penuh.

      Asahlah pisau sampai berlebihan, maka matanya akan segera tumpul.

      Timbunlah banyak emas dan batu giok, maka tak seorang pun dapat melindunginya.

      Carilah kekayaan dan gelar, maka bencana akan menyusul.

      Beristirahatlah apabila pekerjaan sudah selesai.

      Inilah jalan langit.”—Pasal 9.

      11. Bagaimana cita-cita kaum Taois dapat dilukiskan?

      11 Beberapa contoh ini menunjukkan bahwa paling tidak pada mulanya, Taoisme sebenarnya adalah suatu aliran filsafat. Sebagai reaksi terhadap kelaliman, penderitaan, perusakan, dan kesia-siaan yang timbul akibat pemerintahan yang kejam oleh sistem feodal pada waktu itu, kaum Taois percaya bahwa jalan untuk mendapatkan perdamaian dan keserasian adalah kembali ke tradisi orang-orang dahulu kala sebelum adanya raja-raja dan menteri-menteri yang menguasai rakyat jelata. Mereka bercita-cita untuk hidup tenang di desa, menyatu dengan alam.—Amsal 28:15; 29:2.

      Cendekiawan Kedua dalam Taoisme

      12. (a) Siapakah Zhuang Zhou? (b) Apa yang ia tambahkan kepada ajaran Laozi yang semula?

      12 Filsafat Laozi dibawa satu langkah lebih maju oleh Zhuang Zhou, atau Zhuangzi, artinya ”Guru Zhuang” (369-286 SM), yang dianggap penerus Laozi yang paling terkemuka. Dalam bukunya, Zhuang Zi, ia tidak saja menguraikan Tao tetapi juga menjelaskan secara terperinci gagasan tentang yin dan yang, yang awalnya dikembangkan dalam buku Yi Jing. (Lihat halaman 83.) Menurut pandangannya, tidak ada yang benar-benar permanen atau mutlak, tetapi segala sesuatu terus berubah di antara dua kutub yang berlawanan. Dalam pasal ”Banjir Musim Gugur”, ia menulis,

      ”Tiada yang permanen di alam semesta, sebab segala sesuatu hanya hidup secukupnya lalu mati. Hanya Tao, yang tidak berawal atau berakhir, yang kekal selama-lamanya. . . . Hidup dapat diibaratkan seekor kuda tangkas yang berpacu dengan kecepatan penuh—ia selalu dan senantiasa berubah, tiap sepersekian detik. Apa yang seharusnya Anda lakukan? Apa yang tidak boleh Anda lakukan? Sebenarnya tidak menjadi soal.”

      13. (a) Berdasarkan uraian Zhuangzi, bagaimana pandangan Taois mengenai kehidupan? (b) Mimpi Zhuangzi mana yang paling diingat orang?

      13 Karena filsafat inersia (kelembaman) ini, Taoisme berpandangan bahwa tidak ada gunanya seseorang berbuat sesuatu untuk mencampuri apa yang telah digerakkan oleh alam. Cepat atau lambat, segala sesuatu akan kembali pada kebalikannya. Tidak soal seberapa buruk suatu situasi, itu akan segera membaik. Seberapa menyenangkannya suatu keadaan, itu akan segera memudar. (Sebagai kontras, lihat Pengkhotbah 5:18, 19.) Pandangan filosofis mengenai kehidupan ini diperlihatkan dalam mimpi Zhuangzi. Karena mimpi inilah ia terutama dikenang oleh rakyat jelata:

      ”Suatu waktu, Zhuang Zhou bermimpi bahwa dirinya adalah seekor kupu-kupu, yang terbang kian ke mari, merasa bahagia dan dapat berbuat sesuka hati. Ia tidak tahu bahwa ia adalah Zhuang Zhou. Tiba-tiba ia terjaga, dan ternyata ia adalah, tak salah lagi, Zhuang Zhou. Akan tetapi, ia tidak tahu apakah ia Zhuang Zhou yang bermimpi menjadi kupu-kupu, atau ia seekor kupu-kupu yang bermimpi bahwa dirinya adalah Zhuang Zhou.”

      14. Dalam bidang apa saja pengaruh Taoisme tercermin?

      14 Pengaruh filsafat ini terlihat dalam gaya puisi dan lukisan yang dikembangkan oleh para seniman Tionghoa dari generasi-generasi belakangan. (Lihat halaman 171.) Akan tetapi, Taoisme tidak berlama-lama menjadi filsafat yang pasif.

      Dari Filsafat Menjadi Agama

      15. (a) Karena terpesona dengan alam, para Taois sampai pada gagasan apa? (b) Pernyataan apa dalam Dao De Jing yang turut mendukung gagasan tersebut?

      15 Dalam upaya menyatu dengan alam, para Taois terobsesi oleh keabadian dan ketangguhan alam. Mereka berspekulasi bahwa barangkali bila seseorang hidup serasi dengan Tao, atau jalan alam, ia akan dapat memanfaatkan rahasia alam sehingga kebal terhadap celaka fisik, penyakit, bahkan maut. Walaupun Laozi tidak mempersoalkannya, suatu bagian dalam Dao De Jing tampaknya menyiratkan gagasan ini. Misalnya, pasal 16 berkata, ”Menyatu dengan Tao berarti kekal. Dan walaupun tubuh mati, Tao sekali-kali tidak akan lenyap.”a

      16. Bagaimana tulisan Zhuangzi menambah kepercayaan Taois akan hal-hal gaib?

      16 Zhuangzi juga turut mendukung spekulasi demikian. Misalnya, buku Zhuang Zi memuat percakapan seorang tokoh dongeng yang bertanya kepada tokoh yang lain, ”Usiamu sudah lanjut, tetapi wajahmu masih seperti anak-anak. Mengapa demikian?” Yang ditanya menjawab, ”Aku telah mempelajari Tao.” Mengenai seorang filsuf Taois lainnya, Zhuangzi menulis, ”Lieze kini dapat mengendarai angin. Ia melayang bahagia di angin sejuk sampai lima belas hari sebelum ia kembali. Di antara insan fana yang mencapai kebahagiaan, jarang ada orang seperti itu.”

      17. Praktek Taois apa saja yang timbul dari spekulasi di atas, dan apa hasilnya? (Bandingkan Roma 6:23; 8:6, 13.)

      17 Cerita-cerita semacam ini menghidupkan imajinasi kaum Taois, dan mereka mulai mencoba-coba meditasi, diet, serta latihan pernapasan yang dianggap dapat memperlambat kemunduran jasmani dan kematian. Tak lama kemudian, beredarlah legenda tentang manusia abadi, yang dapat terbang di atas awan, bisa muncul dan menghilang sesukanya, dan tinggal di gunung keramat atau pulau terpencil selama waktu yang tak terhitung lamanya, hidup dari embun atau buah-buah ajaib. Sejarah Cina melaporkan bahwa pada tahun 219 SM, Kaisar Shi Huangdi dari dinasti Qin mengirimkan sebuah armada kapal dengan 3.000 anak lelaki dan perempuan untuk mencari Pulau Penglai yang menurut legenda adalah tempat tinggal para manusia abadi, guna membawa kembali tanaman yang berkhasiat mendatangkan kehidupan abadi. Tentu saja, mereka tidak kembali membawa eliksir itu, tetapi menurut kisah turun-temurun, mereka mendiami kepulauan yang kemudian dikenal sebagai Jepang.

      18. (a) Apa gagasan Taois di balik pembuatan ’pil keabadian’? (b) Praktek gaib apa lagi yang diperkembangkan oleh Taoisme?

      18 Selama dinasti Han (206 SM–220 M), praktek-praktek gaib Taois mencapai kejayaan. Konon Kaisar Wudi, walaupun mendukung Konfusianisme sebagai ajaran resmi Negara, sangat tertarik pada gagasan Taois tentang kekekalan jasmani. Ia khususnya tertarik pada pembuatan ’pil keabadian’ secara alkimia. Menurut pandangan Taois, kehidupan terjadi apabila dua kekuatan yang berlawanan, yin dan yang (perempuan dan lelaki), bergabung. Jadi, dengan meleburkan timah hitam (gelap, atau yin) dan merkuri (terang, atau yang), para ahli alkimia meniru proses alam, dan hasilnya, menurut mereka, adalah pil keabadian. Para Taois juga mengembangkan latihan yang mirip Yoga, teknik mengatur pernapasan, pantangan makan, dan kebiasaan seksual yang dianggap akan menguatkan tenaga vital seseorang dan memperpanjang kehidupannya. Perlengkapan mereka antara lain adalah jimat gaib yang konon bisa membuat seseorang tidak terlihat dan kebal terhadap senjata atau bisa berjalan di atas air atau terbang di angkasa. Mereka juga mempunyai meterai gaib, yang biasanya memuat lambang yin-yang, yang ditempel pada gedung-gedung dan di atas pintu untuk menolak roh jahat serta binatang buas.

      19. Bagaimana Taoisme diorganisasi?

      19 Pada abad kedua M, Taoisme diorganisasi. Ada seseorang bernama Zhang Ling, atau Zhang Daoling, yang mendirikan perkumpulan rahasia Taois di bagian barat Cina dan melakukan penyembuhan gaib serta praktek alkimia. Karena setiap anggota dikenakan iuran sebanyak lima takar beras, gerakannya dikenal sebagai Taoisme Lima-Takar-Beras (wudoumi dao).b Zhang mengaku mendapat wahyu langsung dari Laozi, dan ia menjadi ”penguasa langit” yang pertama. Akhirnya, konon ia berhasil membuat eliksir kehidupan dan naik ke langit hidup-hidup dengan menunggangi seekor harimau dari Gunung Longhu (Gunung Harimau-Naga) di Provinsi Jiangxi. Berawal dari Zhang Daoling, dimulailah suatu rentetan panjang ”penguasa langit” Taois yang masing-masing mengaku sebagai reinkarnasi Zhang.

      Menjawab Tantangan Buddhisme

      20. Bagaimana Taoisme mencoba menandingi pengaruh Buddhisme?

      20 Pada abad ketujuh, selama dinasti Tang (618-907 M), Buddhisme mulai mempengaruhi kehidupan religius bangsa Cina. Untuk menandinginya, Taoisme menyatakan diri sebagai agama asli Cina. Laozi didewakan, dan tulisan-tulisan Taois dinyatakan sebagai naskah resmi. Kelenteng dan biara untuk laki-laki serta perempuan dibangun, dan golongan biksu serta biksuni dibentuk, serupa dengan yang ada dalam Buddhisme. Selain itu, Taoisme juga menambahkan banyak dewa, dewi, peri, dan manusia abadi dari cerita rakyat Cina, seperti Delapan Manusia Abadi (Ba Xian), dewa perapian (Zao Shen), dewa kota (Cheng Huang), dan penjaga pintu (Men Shen), ke dalam jajaran dewa-dewinya. Hasilnya ialah campuran yang mengandung unsur-unsur Buddhisme, takhayul turun-temurun, spiritisme, dan penyembahan leluhur.—1 Korintus 8:5.

      21. Pada akhirnya, Taoisme berubah menjadi apa, dan bagaimana caranya?

      21 Seraya waktu berlalu, Taoisme perlahan-lahan merosot menjadi suatu sistem pemujaan berhala dan takhayul. Setiap orang memuja dewa-dewi yang disukainya di kelenteng setempat, memohonkan perlindungan terhadap yang jahat dan bantuan untuk mengumpulkan kekayaan di bumi. Para pendeta dapat disewa untuk memimpin upacara penguburan; memilih tempat yang baik untuk kuburan, rumah, dan bisnis; berkomunikasi dengan orang mati; mengusir roh jahat dan hantu; menyelenggarakan hari raya; dan melakukan berbagai upacara lain. Jadi, apa yang semula adalah aliran filsafat yang mistis telah berubah menjadi agama yang sangat dipengaruhi oleh kepercayaan kepada roh-roh yang abadi, api neraka, dan manusia setengah dewa—gagasan yang diambil dari sekumpulan kepercayaan palsu Babilon kuno.

      Cendekiawan Cina yang Terkemuka Lainnya

      22. Aliran filsafat mana yang menjadi dominan di Cina, dan pertanyaan apa saja yang perlu kita bahas?

      22 Sementara kita menyelidiki pemunculan, perkembangan, dan kemerosotan Taoisme, kita hendaknya ingat bahwa ini hanyalah satu dari ”seratus aliran” yang berkembang di Cina selama zaman Peperangan Antarnegara. Aliran lain yang akhirnya mencuat, bahkan dominan, adalah Konfusianisme. Tetapi, mengapa Konfusianisme sampai begitu terkemuka? Dari semua cendekiawan di Cina, Konghucu memang yang paling terkenal di luar Cina, tetapi siapakah dia sebenarnya? Dan, apa yang ia ajarkan?

      23. Data pribadi apa mengenai Konghucu terdapat dalam buku ”Catatan Sejarah”?

      23 Mengenai Konghucu, kita sekali lagi melihat buku Shi Ji (Catatan Sejarah) karangan Sima Qian. Berbeda dengan uraian singkat mengenai Laozi, kita bisa memperoleh banyak informasi tentang riwayat hidup Konghucu. Berikut adalah data pribadinya yang dikutip dari terjemahan Lin Youdang, seorang pakar Tionghoa,

      ”Konghucu dilahirkan di kota Zou, di provinsi Changbing, di wilayah Lu. . . . [Ibunya] berdoa di bukit Niqiu dan sebagai jawaban atas doanya, ia melahirkan Konghucu pada tahun kedua puluh dua pemerintahan Pangeran Xiang dari Lu (551 SM). Ada suatu benjolan yang mencolok di kepalanya ketika ia dilahirkan, dan itu sebabnya ia disebut ’Qiu’ (yang berarti ”bukit”). Dalam kesusastraan, namanya dikenal sebagai Zhongni, dan nama panggilannya adalah Kong.”c

      24. Apa yang terjadi pada awal kehidupan Konghucu?

      24 Ayahnya meninggal tak lama setelah ia lahir, tetapi ibunya, walaupun miskin, berusaha memberinya pendidikan yang baik. Anak itu sangat berminat pada sejarah, puisi, dan musik. Menurut kitab Sabda Suci, salah satu dari Kitab Suci yang Empat dalam Konfusianisme, ia mengabdikan kehidupannya untuk melakukan penelitian ilmiah ketika berusia 15 tahun. Pada usia 17 tahun, ia diberi jabatan rendah dalam pemerintahan di wilayah asalnya, Lu.

      25. Bagaimana kematian ibunda Konghucu mempengaruhi dia? (Bandingkan Pengkhotbah 9:5, 6; Yohanes 11:33, 35.)

      25 Keadaan keuangannya tampak membaik, sehingga ia menikah pada usia 19 tahun dan mendapatkan seorang anak lelaki pada tahun berikutnya. Akan tetapi, ketika ia berusia kira-kira 25 tahun, ibunya meninggal. Kejadian ini rupanya sangat berpengaruh atas dirinya. Karena ia orang yang teliti menjalankan tradisi kuno, Konghucu mengundurkan diri dari kegiatan bermasyarakat dan meratap di makam ibunya selama 27 bulan. Bagi orang Tionghoa, hal itu menjadi teladan klasik bakti anak kepada orang tua.

      Konghucu sang Guru

      26. Apa pekerjaan Konghucu setelah kematian ibunya?

      26 Sesudah itu, ia meninggalkan keluarganya dan bekerja sebagai guru keliling. Hal-hal yang ia ajarkan antara lain ialah musik, puisi, sastra, tata negara, etika, dan sains, atau apa pun yang disebut sains pada waktu itu. Ia tentu memiliki reputasi yang baik, sebab konon ia pernah mempunyai murid sampai 3.000 orang.

      27. Apa yang diketahui tentang Konghucu sebagai seorang guru? (Bandingkan Matius 6:26, 28; 9:16, 17; Lukas 12:54-57; Yohanes 4:35-38.)

      27 Di negeri-negeri Timur, Konghucu dihormati terutama sebagai guru besar. Sesungguhnya, batu nisannya di Qufu, Provinsi Shandong, menyebut dia ”Guru yang Mahasuci di Masa Lampau”. Seorang penulis Barat melukiskan metode pengajarannya sebagai berikut, ”Ia berjalan dari ’satu tempat ke tempat lain ditemani oleh orang-orang yang menyerap pandangannya mengenai kehidupan’. Apabila perjalanannya jauh, ia naik pedati sapi. Karena hewan itu lambat jalannya, murid-muridnya dapat mengikuti dia dengan berjalan kaki, dan jelas bahwa bahan ceramahnya sering diambil dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di jalan.” Menarik bahwa Yesus belakangan, tanpa meniru, menggunakan metode serupa.

      28. Menurut penulis Tionghoa, Lin Youdang, apa yang menjadikan Konghucu guru yang dihormati?

      28 Tidak diragukan, yang menjadikan Konghucu guru yang dihormati di kalangan orang Timur ialah fakta bahwa ia sendiri seorang pelajar yang baik, teristimewa di bidang sejarah dan etika. ”Orang-orang tertarik pada Konghucu, bukan karena ia orang yang paling bijak pada zamannya, melainkan karena ia seorang pakar yang amat terpelajar, satu-satunya orang pada zamannya yang dapat mengajarkan buku-buku kuno dan ilmu pengetahuan kuno,” tulis Lin Youdang. Ketika memperlihatkan bahwa kegemaran belajar itulah yang mungkin menjadi alasan kunci unggulnya Konfusianisme atas aliran-aliran filsafat lainnya, Lin meringkaskannya sebagai berikut, ”Para guru Konfusianis mempunyai sesuatu yang pasti untuk diajarkan dan murid-murid Konfusianis mempunyai sesuatu yang pasti untuk dipelajari, yakni ilmu sejarah, sedangkan aliran-aliran lain terpaksa mengemukakan pendapat mereka sendiri saja.”

      ”Langitlah yang Mengenal Aku!”

      29. (a) Apa ambisi Konghucu yang sebenarnya dalam kehidupan? (b) Bagaimana ia berupaya mencapai ambisinya, dan apa hasilnya?

      29 Walaupun ia berhasil sebagai guru, Konghucu tidak menganggapnya sebagai pekerjaan seumur hidupnya. Ia merasa bahwa gagasannya tentang etika dan moral dapat menyelamatkan dunia yang kacau pada zamannya asalkan para penguasa mau menerapkannya dengan mempekerjakan dia atau para muridnya dalam pemerintahan. Untuk maksud itu, ia dan sekelompok kecil muridnya yang paling akrab meninggalkan Lu, wilayah asal mereka, dan pergi mengembara dari satu wilayah ke wilayah lain untuk mencari penguasa bijak yang mau menerima gagasannya tentang pemerintahan dan ketertiban masyarakat. Apa hasilnya? Kitab Shi Ji menyatakan, ”Akhirnya ia pergi dari Lu, ditinggalkan di Qi, diusir dari Song dan Wei, hidup berkekurangan di antara Chen dan Cai.” Setelah 14 tahun mengembara, ia kembali ke Lu, kecewa tetapi tidak patah semangat.

      30. Karya sastra apa saja yang menjadi dasar Konfusianisme?

      30 Selama sisa hidupnya, ia mencurahkan perhatiannya untuk menulis karya sastra dan mengajar. (Lihat kotak di halaman 177.) Walaupun ia pasti meratapi keadaannya yang kurang dikenal, ia berkata, ”Aku tidak bersungut-sungut terhadap Langit. Aku tidak menggerutu terhadap manusia. Aku melakukan pengkajianku di bumi di sini, dan aku berhubungan dengan Langit di atas. Langitlah yang mengenal aku!” Akhirnya, pada tahun 479 SM, ia meninggal di usia 73 tahun.

      Intisari Gagasan Konfusianis

      31. Apa yang diajarkan Konghucu sebagai cara mencapai ketertiban masyarakat?

      31 Walaupun Konghucu unggul sebagai cendekiawan maupun guru, pengaruhnya tidak terbatas pada kalangan terpelajar. Sesungguhnya, tujuan Konghucu tidak hanya untuk mengajarkan patokan tingkah laku atau moral, tetapi juga untuk memulihkan perdamaian dan ketertiban dalam masyarakat yang pada waktu itu telah diporak-porandakan oleh perang antarpenguasa feodal yang tak henti-hentinya. Agar tujuan itu tercapai, Konghucu mengajarkan bahwa setiap orang, mulai dari kaisar hingga rakyat jelata, harus belajar tentang peranannya dalam masyarakat dan hidup sesuai dengan itu.

      32, 33. (a) Bagaimana konsep Konfusianis mengenai li? (b) Menurut Konghucu, apa hasilnya jika li diterapkan?

      32 Dalam Konfusianisme, konsep ini dikenal sebagai li, yang berarti kepantasan, kesopanan, ketertiban dan, dalam arti yang lebih luas, tata cara, upacara, serta penghormatan. Sebagai jawaban atas pertanyaan, ”Apakah li yang mulia ini?” Konghucu memberikan penjelasan berikut,

      ”Dari semua pedoman hidup, li adalah yang paling mulia. Tanpa li, kita tidak tahu cara yang benar untuk memuja roh-roh alam semesta; atau cara yang benar untuk menetapkan status raja dan para menteri, penguasa dan yang dikuasai, kaum lanjut usia dan kaum muda; atau cara menetapkan hubungan moral di antara orang-orang yang berlainan jenis, di antara orang tua dan anak-anak, serta di antara kakak dan adik; atau cara untuk membedakan berbagai tingkatan dalam ikatan keluarga. Itu sebabnya orang yang berbudi luhur akan menjunjung tinggi li.”

      33 Jadi, li adalah aturan tingkah laku yang diterapkan oleh orang yang benar-benar berbudi luhur (junzi, kadang-kadang diterjemahkan sebagai ”orang yang unggul”) dalam semua hubungan bermasyarakat. Apabila setiap orang berupaya berbuat demikian, ”segala sesuatu menjadi benar dalam keluarga, negara, dan dunia”, kata Konghucu, dan pada saat itulah Tao, atau jalan langit, terlaksana. Akan tetapi, bagaimana li diterapkan? Untuk itu, kita akan membahas konsep penting lain dalam Konfusianisme—ren, yaitu kemanusiaan.

      34. Bagaimana konsep Konfusianis mengenai ren, dan apa peranannya dalam mengatasi masalah sosial?

      34 Bila li menekankan pengekangan oleh aturan eksternal, ren berkaitan dengan perangai, atau batin, manusia. Konsep Konfusianis, khususnya yang diungkapkan oleh murid utama Konghucu, Mensius, adalah bahwa perangai manusia pada dasarnya baik. Jadi, pemecahan untuk segala masalah sosial terletak pada pembinaan diri sendiri, dan ini dimulai dengan pendidikan dan pengetahuan. Pasal pembukaan kitab Ajaran Besar mengatakan,

      ”Apabila pengetahuan sejati diperoleh, kemauan pun menjadi tulus; apabila kemauan tulus, hati pun akan diluruskan . . . ; apabila hati lurus, kehidupan seseorang pun terbina; apabila kehidupan seseorang terbina, kehidupan keluarga pun teratur; apabila kehidupan keluarga teratur, kehidupan negara pun tertib; dan apabila kehidupan negara tertib, akan ada perdamaian di dunia ini. Dari kaisar hingga orang biasa, semua harus memandang pembinaan kehidupan perorangan sebagai akar atau fondasi.”

      35. (a) Bagaimana prinsip li dan ren dapat diringkaskan? (b) Bagaimana semua ini tercermin dalam pandangan hidup orang Tionghoa?

      35 Jadi, menurut Konghucu, orang yang menjalankan li akan dapat bertingkah laku baik dalam setiap situasi, dan orang yang mengembangkan ren akan dapat memperlakukan semua orang lain dengan baik hati. Hasilnya, secara teoretis, ialah perdamaian dan keserasian dalam masyarakat. Cita-cita Konfusianis, yang didasarkan atas prinsip li dan ren, dapat diringkaskan sebagai berikut:

      ”Kebaikan hati seorang bapak, bakti anak laki-laki

      Budi bahasa yang halus kakak tertua, kerendahan hati dan hormat

      adik-adiknya

      Tingkah laku yang lurus seorang suami, ketaatan seorang istri

      Timbang rasa para tua-tua, respek dan hormat di pihak kaum muda

      Kebajikan seorang penguasa, keloyalan di pihak para menteri dan rakyat.”

      Ini semua turut menjelaskan mengapa kebanyakan orang Tionghoa, bahkan orang-orang Timur lainnya, begitu menjunjung ikatan kekeluargaan, kerajinan, pendidikan, dan sikap tahu diri serta tindakan yang sesuai dengan kedudukan seseorang. Entah hasilnya lebih baik atau lebih buruk, konsep Konfusianis telah meresap ke dalam sanubari orang Tionghoa karena terus-menerus ditanamkan selama berabad-abad.

      Konfusianisme Menjadi Sistem Ibadat Negara

      36. Bagaimana Konfusianisme mendapat status sebagai sistem ibadat Negara?

      36 Dengan bangkitnya Konfusianisme, berakhirlah masa ”seratus aliran”. Para kaisar dari dinasti Han menganggap ajaran Konfusianis mengenai keloyalan kepada penguasa sebagai resep yang justru mereka butuhkan untuk memperkuat kekuasaan kaisar. Di bawah pemerintahan Kaisar Wudi, yang sudah kita sebutkan dalam pembahasan tentang Taoisme, Konfusianisme dinaikkan statusnya menjadi sistem ibadat Negara. Hanya orang-orang yang benar-benar menguasai kitab-kitab klasik Konfusianis yang dipilih sebagai pejabat Negara, dan siapa pun yang ingin menjadi pegawai negeri harus lulus ujian nasional yang didasarkan atas kitab-kitab klasik Konfusianis. Tata cara dan upacara Konfusianis menjadi agama keluarga kekaisaran.

      37. (a) Bagaimana Konfusianisme menjadi agama? (b) Mengapa Konfusianisme sebenarnya lebih dari sekadar filsafat?

      37 Perubahan ini sangat meninggikan kedudukan Konghucu di kalangan masyarakat Tionghoa. Kaisar-kaisar Han memulai tradisi memberikan persembahan di makam Konghucu. Beberapa gelar kehormatan dianugerahkan kepadanya. Kemudian, pada tahun 630 M, kaisar Tang, Tai Zong, memerintahkan agar sebuah kuil Negara untuk menghormati Konghucu dibangun di setiap provinsi dan kabupaten di seluruh kekaisaran dan agar persembahan diberikan secara teratur. Untuk kepraktisan, Konghucu dinaikkan statusnya menjadi dewa, dan Konfusianisme menjadi agama yang sulit dibedakan dari Taoisme atau Buddhisme.—Lihat kotak, halaman 175.

      Warisan Hikmat dari Timur

      38. (a) Apa yang telah terjadi dengan Taoisme dan Konfusianisme sejak tahun 1911? (b) Meski begitu, apa yang dapat dikatakan sehubungan dengan konsep dasar kedua agama ini?

      38 Sejak berakhirnya kekaisaran di Cina pada tahun 1911, Konfusianisme dan Taoisme menerima banyak kritik pedas, bahkan penindasan. Taoisme dicela karena praktek gaib dan takhayulnya. Dan, Konfusianisme dicap feodalistis karena menganjurkan mentalitas budak agar rakyat, teristimewa kaum wanita, tetap tunduk. Akan tetapi, meskipun dikecam secara resmi, konsep dasar kedua agama ini begitu berakar dalam pikiran orang Tionghoa sehingga masih sangat berpengaruh atas banyak orang.

      39. Apa yang dilaporkan sebuah berita mengenai praktek keagamaan yang bersifat takhayul di Cina?

      39 Misalnya, di bawah kepala berita ”Upacara Keagamaan Cina Jarang Ada di Beijing tetapi Berkembang di Daerah Pesisir”, surat kabar Kanada Globe and Mail pada tahun 1987 melaporkan bahwa setelah hampir 40 tahun pemerintahan ateis di Cina, upacara penguburan, kebaktian di kelenteng, dan banyak praktek takhayul masih umum di daerah-daerah pedesaan. ”Kebanyakan kampung mempunyai seorang ahli fengshui, yang biasanya adalah seorang warga yang sudah berumur yang tahu caranya membaca kekuatan angin (feng) dan air (shui) guna menentukan lokasi yang paling baik untuk segala sesuatu mulai dari kuburan nenek moyang, rumah baru, atau perabot dalam ruang keluarga,” demikian bunyi laporan itu.

      40. Praktek keagamaan apa saja yang terdapat di Taiwan?

      40 Di tempat lain, Taoisme dan Konfusianisme dianut oleh orang-orang di tempat mana pun yang masih mempertahankan kebudayaan tradisional Cina. Di Taiwan, seorang pria yang mengaku keturunan Zhang Daoling memegang wewenang sebagai ”penguasa langit” untuk melantik pendeta Tao (Dao Shi). Dewi Mazu yang populer, yang disebut ”Bunda Suci di Langit”, dipuja sebagai dewi pelindung pulau, pelaut, dan nelayan. Sedangkan rakyat jelata, mereka kebanyakan sibuk memberikan persembahan dan korban untuk roh sungai, roh gunung, dan roh bintang; dewa-dewa pelindung semua profesi; dan dewa kesehatan, dewa keberuntungan, serta dewa kekayaan.d

      41. Bagaimana Konfusianisme sebagai agama dijalankan dewasa ini?

      41 Bagaimana dengan Konfusianisme? Peranannya sebagai agama telah diperkecil sebatas monumen nasional saja. Di Qufu, Cina, tempat kelahiran Konghucu, Negara mempertahankan Kuil Konghucu dan tanah keluarganya sebagai objek wisata. Di sana, menurut majalah China Reconstructs, diadakan pertunjukan yang ”memperagakan upacara pemujaan Konghucu”. Dan di Singapura, Taiwan, Hong Kong, serta tempat-tempat lain di Asia Timur, orang masih merayakan hari lahir Konghucu.

      42. Bagaimana Taoisme dan Konfusianisme tidak berhasil menjadi pembimbing dalam pencarian akan Allah yang benar?

      42 Dari Konfusianisme dan Taoisme, kita mengerti bagaimana sebuah sistem yang berlandaskan hikmat dan penalaran manusia, sekalipun masuk akal dan penuh itikad baik, pada akhirnya tidak berhasil dalam pencarian akan Allah yang benar. Mengapa? Karena ada satu unsur penting yang diabaikan, yakni kehendak dan tuntutan dari Allah yang adalah suatu pribadi. Konfusianisme berfokus pada perangai manusia sebagai tenaga penggerak untuk berbuat baik, dan Taoisme berfokus pada alam itu sendiri. Tetapi, ini adalah kepercayaan yang salah tempat karena sama saja dengan menyembah benda-benda ciptaan dan bukannya sang Pencipta.—Mazmur 62:9; 146:3, 4; Yeremia 17:5.

      43. Bagaimana tradisi keagamaan orang Tionghoa telah menghalangi mereka secara keseluruhan dalam pencarian akan Allah yang benar?

      43 Di pihak lain, tradisi penyembahan leluhur dan berhala, penghormatan kepada langit, dan pemujaan roh-roh di alam, maupun tata cara dan upacara keagamaan yang berkaitan dengan hal-hal itu, sudah sedemikian berurat berakar dalam cara berpikir orang Tionghoa sehingga diyakini sebagai kebenaran. Sering kali, sangatlah sulit untuk berbicara dengan orang Tionghoa tentang Allah atau Pencipta sebagai suatu pribadi karena konsep itu amat asing baginya.—Roma 1:20-25.

      44. (a) Bagaimana tanggapan orang-orang yang suka berpikir terhadap keajaiban alam? (b) Kita dianjurkan untuk melakukan apa?

      44 Tak dapat disangkal bahwa alam penuh dengan keajaiban serta hikmat yang menakjubkan dan bahwa kita manusia dikaruniai nalar dan hati nurani yang luar biasa. sebagaimana dikemukakan dalam pasal tentang Buddhisme, keajaiban yang kita lihat di alam ini telah membuat orang-orang yang suka berpikir menyimpulkan bahwa pasti ada Perancang atau Pencipta. (Lihat halaman 151-2.) Karena itu, tidakkah masuk akal bahwa kita seharusnya berupaya mencari sang Pencipta? Sesungguhnya, sang Pencipta mengundang kita untuk berbuat demikian, ”Layangkanlah pandanganmu ke tempat tinggi dan lihatlah. Siapa yang menciptakan hal-hal ini? Ini adalah Pribadi yang membawa keluar pasukan mereka menurut jumlahnya, yang semuanya ia panggil dengan namanya.” (Yesaya 40:26) Dengan berbuat demikian, kita tidak hanya akan mengenal siapa sang Pencipta, yakni Allah Yehuwa, tetapi juga mengetahui apa yang Ia sediakan bagi kita di masa depan.

      45. Selanjutnya, agama mana lagi dari Timur yang akan kita bahas?

      45 Bersama Buddhisme, Konfusianisme, dan Taoisme, yang telah memainkan peranan penting dalam kehidupan agama orang-orang Timur, ada satu agama lagi, yang hanya dianut oleh bangsa Jepang—Shinto. Apa bedanya? Dari mana asalnya? Sudahkah agama itu membimbing manusia kepada Allah yang benar? Hal ini akan kita bahas dalam pasal berikut.

      [Catatan Kaki]

      a Terjemahan Lin Youdang untuk bagian tadi berbunyi, ”Karena selaras dengan Tao, ia kekal, dan seluruh hidupnya terlindung dari celaka.”

      b Satu takar hampir setara dengan 9 liter.

      c Kata ”Konghucu” adalah transliterasi dari bahasa Cina Kongfuzi, yang berarti ”Guru Kong”. Para pastor Yesuit yang datang ke Cina pada abad ke-16 melatinkan nama itu ketika mereka menyarankan kepada paus di Roma agar Konghucu diangkat menjadi ”santo” Gereja Katolik Roma.

      d Satu kelompok Taois di Taiwan, yang disebut Tian Dao (Jalan Langit) mengaku sebagai pembauran lima agama dunia—Taoisme, Konfusianisme, Buddhisme, Kekristenan, dan Islam.

      [Kotak di hlm. 175]

      Konfusianisme—Filsafat atau Agama?

      Karena Konghucu tidak banyak berkomentar tentang Allah, banyak orang memandang Konfusianisme hanya sebagai filsafat, dan bukan agama. Namun, ucapan dan perbuatannya menunjukkan bahwa ia orang yang religius, dan ini terlihat dalam dua aspek. Pertama, ia memiliki rasa takut yang penuh hormat kepada suatu kekuatan roh kosmis yang mahabesar, yang oleh orang Tionghoa disebut Tian, atau Langit, yang ia anggap sebagai sumber segala kebajikan dan kebaikan moral. Ia merasa bahwa kehendak Tian itulah yang mengatur segala sesuatu. Kedua, ia menandaskan pentingnya secara saksama menjalankan tata cara dan upacara yang berkaitan dengan penyembahan langit dan roh leluhur yang sudah meninggal.

      Walaupun Konghucu tidak pernah menyatakan gagasan-gagasannya itu sebagai agama, bagi orang Tionghoa gagasan-gagasan tersebut telah menjadi agama selama turun-temurun.

      [Kotak/Gambar di hlm. 177]

      Kitab-Kitab Suci Konfusianis dan Kitab Suci yang Lima

      Kitab Suci yang Empat

      1. Ajaran Besar (Da Xue), dasar pendidikan orang yang berbudi luhur, buku pelajaran pertama yang dipelajari oleh anak-anak lelaki di Cina zaman dahulu

      2. Tengah Sempurna (Zhong Yong), sebuah tulisan mengenai pengembangan perangai manusia melalui kesahajaan

      3. Sabda Suci (Lun Yu), analekta, atau kumpulan, ucapan Konghucu yang dipandang sebagai sumber utama gagasan Konfusianisme

      4. Kitab Mensius (Mengzi), tulisan dan ucapan murid terkemuka Konghucu, yaitu Mengzi, atau Mensius

      Kitab Suci yang Lima

      1. Kitab Sanjak (Shi Jing), 305 puisi yang memberikan gambaran tentang kehidupan sehari-hari pada awal zaman Zhou (1000-600 SM)

      2. Kitab Hikayat (Shu Jing), meninjau sejarah Cina selama 17 abad mulai dari dinasti Shang (1766-1122 SM)

      3. Kitab Perubahan (Yi Jing), sebuah kitab ramalan, berdasarkan penafsiran untuk 64 kemungkinan kombinasi enam garis utuh atau garis terputus

      4. Kitab Tata Cara (Li Ji), kumpulan peraturan mengenai tata cara dan upacara keagamaan

      5. Sejarah Musim Semi dan Musim Gugur (Chun Qiu), sejarah Lu, wilayah asal Konghucu, dari tahun 721 SM hingga tahun 478 SM

      [Gambar]

      Atas: Kitab Suci yang Lima, dan kiri: sebagian dari Ajaran Besar (salah satu dari Kitab Suci yang Empat), yang dikutip di halaman 180-1

      [Gambar di hlm. 163]

      Tao, ’jalan yang patut ditempuh seseorang’

      [Gambar di hlm. 165]

      Laozi, filsuf Taoisme, menunggang seekor kerbau

      [Gambar di hlm. 166]

      Kelenteng Taois untuk memuja Mazu, ”Bunda Suci di Langit”, di Taiwan

      [Gambar di hlm. 171]

      Pemandangan gunung berkabut, air yang tenang, pepohonan yang bergoyang, dan cendekiawan yang menyepi—tema populer dalam lukisan Cina—mencerminkan cita-cita Taois untuk hidup serasi dengan alam

      [Gambar di hlm. 173]

      Kiri, ukiran Taois kuno menggambarkan Dewa Panjang Umur dengan Delapan Manusia Abadi.

      Kanan, pendeta Taois berpakaian khusus sedang memimpin upacara pemakaman

      [Gambar di hlm. 179]

      Konghucu, cendekiawan terkemuka di Cina, dihormati sebagai guru moral dan etika

      [Gambar di hlm. 181]

      Perayaan, diiringi musik, di Sung Kyun Kwan, pusat pendidikan Konfusianis abad ke-14 di Seoul, Korea, melestarikan upacara keagamaan Konfusianis

      [Gambar di hlm. 182]

      Tidak soal menganut Buddhisme, Taoisme, atau Konfusianisme, orang Tionghoa pada umumnya, (dari kiri) menghormati leluhur di rumah, memuja dewa kekayaan, dan memberikan persembahan di kelenteng pada hari-hari raya

  • Shinto—Pencarian Orang Jepang akan Allah
    Pencarian Manusia akan Allah
    • Pasal 8

      Shinto—Pencarian Orang Jepang akan Allah

      ”Karena ayah saya seorang pendeta Shinto, setiap pagi sebelum sarapan kami disuruh mempersembahkan segelas air dan semangkuk nasi di kamidana [kuil keluarga]. Setelah itu, kami mengambil nasi tersebut dan memakannya. Dengan begitu, saya yakin dewa-dewi akan melindungi kami.

      ”Ketika membeli rumah, kami dengan saksama meminta petunjuk seorang syaman, atau dukun, untuk memastikan bahwa lokasi rumah baru kami menguntungkan dalam kaitannya dengan rumah lama kami. Ia memperingatkan kami terhadap tiga gerbang hantu dan menyuruh kami mengikuti ritus pembersihan yang ayah tetapkan. Maka, kami membersihkan ketiga tempat itu dengan garam sebulan sekali.”—Mayumi T.

      1. (Termasuk kata pengantar.) Di mana agama Shinto terutama dianut orang, dan apa yang biasa dilakukan oleh sebagian pengikutnya?

      SHINTO terutama dianut di Jepang. Menurut Nihon Shukyo Jiten (Ensiklopedia Agama-Agama Jepang), ”Bisa dikatakan Shintoisme terbentuk seiring dengan budaya etnis Jepang, dan Shintoisme adalah budaya keagamaan yang hanya dijalankan oleh masyarakat etnis ini.” Tetapi, pengaruh bisnis dan kebudayaan Jepang sekarang begitu meluas sehingga kita tentu tertarik untuk mengetahui apa saja segi keagamaan yang membentuk sejarah dan kepribadian orang Jepang.

      2. Sejauh mana agama Shinto mempengaruhi kehidupan orang Jepang?

      2 Walaupun Shinto mengaku memiliki lebih dari 91.000.​000 penganut di Jepang, yaitu kira-kira tiga perempat jumlah penduduknya, suatu survei menyingkapkan bahwa hanya 2.000.000 orang, atau 3 persen dari penduduk dewasanya yang benar-benar mengaku menganut Shinto. Akan tetapi, Sugata Masaaki, seorang peneliti agama Shinto, berkata, ”Shinto terjalin begitu erat dengan struktur kehidupan sehari-hari orang Jepang sehingga mereka hampir-hampir tidak menyadari keberadaannya. Bagi orang Jepang, Shinto tidak dianggap sebagai agama, tetapi lebih sebagai kelengkapan yang sudah semestinya ada, seperti udara yang mereka hirup.” Bahkan, orang yang mengaku masa bodoh terhadap agama membeli jimat Shinto agar selamat di jalan, menyelenggarakan perkawinan dengan tradisi Shinto, dan menghamburkan uang mereka dalam perayaan-perayaan tahunan Shinto.

      Bagaimana Asal Mulanya?

      3, 4. Bagaimana agama Jepang mulai dikenal sebagai Shinto?

      3 Pada abad keenam M, nama ”Shinto” diberikan untuk agama yang dianut di Jepang guna membedakannya dari Buddhisme, yang saat itu sedang diperkenalkan di Jepang. ”Memang, ’Agama Orang Jepang’ . . . sudah ada sebelum diperkenalkannya Buddhisme,” jelas Sachiya Hiro, seorang peneliti agama-agama di Jepang, ”tetapi Shinto adalah suatu agama bawah sadar, yang terdiri dari kebiasaan dan ’norma-norma’. Namun, masuknya Buddhisme menyadarkan orang bahwa norma-norma tersebut selama ini menjadi agama orang Jepang, berbeda dengan Buddhisme yang berasal dari negeri lain.” Bagaimana agama orang Jepang ini berkembang?

      4 Sulit untuk menentukan kapan tepatnya Shinto asli, atau ”Agama Orang Jepang”, muncul. Sejak padi ditanam di sawah, ”masyarakat harus terorganisasi dengan baik dan stabil”, kata Kodansha Encyclopedia of Japan, ”dan sejak itu pula muncullah ritus-ritus pertanian—yang belakangan memainkan peranan yang begitu penting dalam Shinto”. Orang-orang pada zaman itu membayangkan bahwa ada banyak dewa-dewi alam dan selanjutnya mereka memuja dewa-dewi ini.

      5. (a) Bagaimana pandangan Shinto tentang orang mati? (b) Bagaimana pandangan Shinto ini jika dibandingkan dengan pandangan Alkitab?

      5 Selain memuja dewa-dewi alam, orang Jepang menciptakan ritus-ritus untuk menenangkan jiwa yang telah mati karena mereka merasa takut kepada jiwa-jiwa itu. Hal ini belakangan berkembang menjadi penyembahan kepada roh-roh leluhur. Menurut kepercayaan Shinto, jiwa yang telah ”mati” masih memiliki kepribadian dan tidak lama kemudian dicemari oleh polusi kematian. Apabila keluarga yang ditinggalkan melakukan ritus-ritus peringatan kematian, jiwa itu dibersihkan sehingga bebas dari segala niat jahat, lalu jiwa itu menjadi suka damai dan suka berbuat baik. Roh leluhur kemudian naik pangkat menjadi dewa leluhur, atau dewa pelindung. Dari kasus ini terlihat jelas bahwa kepercayaan kepada jiwa yang tidak berkematian lagi-lagi menjadi dasar suatu agama dan membentuk sikap serta tindakan para penganutnya.—Mazmur 146:4; Pengkhotbah 9:5, 6, 10.

      6, 7. (a) Bagaimana umat Shinto memandang dewa-dewi mereka? (b) Apa shintai itu, dan mengapa ini penting dalam Shinto? (Bandingkan Keluaran 20:4, 5; Imamat 26:1; 1 Korintus 8:5, 6.)

      6 Dewa-dewi alam dan dewa-dewi leluhur dianggap sebagai roh-roh yang ”melayang” di udara dan memenuhinya. Pada waktu perayaan, orang-orang memohon agar dewa-dewi itu turun ke tempat-tempat tertentu yang disucikan untuk peristiwa tersebut. Konon, dewa-dewi itu berdiam sementara di shintai, yaitu objek pemujaan seperti pohon, batu, cermin, dan pedang. Para syaman, atau dukun, memimpin ritus untuk memanggil dewa-dewi tersebut.

      7 Lambat laun, ”lokasi pendaratan” dewa-dewi itu, yang semula dibersihkan hanya pada saat perayaan-perayaan itu, menjadi tempat yang lebih permanen bagi dewa-dewi. Orang-orang membangun kuil bagi dewa-dewi yang baik hati, yang datang untuk memberkati mereka. Pada mulanya, mereka tidak membuat patung dewa-dewi tetapi menyembah shintai, tempat yang konon dihuni oleh roh dewa-dewi itu. Bahkan seluruh gunung, seperti Fuji, dapat menjadi shintai. Seraya waktu berlalu, ada begitu banyak dewa-dewi sehingga orang Jepang menciptakan ungkapan yaoyorozu-no-kami, yang secara harfiah berarti ”delapan juta dewa-dewi” (”kami” berarti ”dewa-dewi”). Kini, ungkapan itu berarti ”tak terhitung banyaknya dewa-dewi” karena jumlah dewa-dewi Shinto terus bertambah.

      8. (a) Menurut mitos Shinto, bagaimana Amaterasu Omikami lahir dan dipaksa memancarkan sinar? (b) Bagaimana Amaterasu Omikami sampai menjadi dewi nasional, dan bagaimana para kaisar dikaitkan dengannya?

      8 Dengan dipusatkannya ritus Shinto di kuil, setiap kaum membuat kuil bagi dewa atau dewi pelindungnya sendiri. Tetapi, ketika keluarga kekaisaran menyatukan seluruh bangsa pada abad ketujuh M, mereka mengangkat dewi matahari mereka, Amaterasu Omikami, sebagai dewi nasional dan dewi Shinto yang utama. (Lihat kotak, halaman 191.) Belakangan, muncullah sebuah mitos bahwa kaisar adalah keturunan langsung dewi matahari. Untuk memperkuat kepercayaan tersebut, disusunlah dua tulisan utama Shinto, Kojiki dan Nihon shoki, pada abad kedelapan M. Tulisan-tulisan ini, yang berisi berbagai mitos yang meninggikan keluarga kekaisaran sebagai keturunan dewa-dewi, turut mengukuhkan supremasi para kaisar.

      Agama yang Penuh Perayaan dan Ritus

      9. (a) Mengapa Shinto disebut agama dengan sejumlah ”tanpa” oleh seorang cendekiawan? (b) Seberapa ketatkah ajaran-ajaran Shinto? (Bandingkan Yohanes 4:22-24.)

      9 Namun, kedua tulisan mitologis Shinto tersebut tidak dianggap sebagai kitab suci yang terilham. Yang menarik, agama Shinto tidak memiliki tokoh pendiri ataupun Kitab Suci. ”Shinto adalah agama dengan sejumlah ’tanpa’,” jelas Shouichi Saeki, seorang cendekiawan Shinto. ”Agama ini tanpa doktrin yang pasti dan tanpa teologi yang terperinci. Bisa dikatakan agama ini tanpa hukum apa pun yang harus ditaati. . . . Walaupun saya dibesarkan dalam keluarga yang secara turun-temurun menganut Shinto, seingat saya, saya belum pernah benar-benar diberi pendidikan agama.” (Cetak miring red.) Bagi umat Shinto, doktrin, hukum, dan, kadang-kadang, apa yang mereka sembah pun tidak penting. ”Di satu kuil saja,” kata seorang peneliti Shinto, ”dewa-dewinya sering kali diganti, dan orang yang menyembah serta berdoa kepadanya kadang-kadang tidak sadar bahwa dewanya diganti.”

      10. Apa yang terpenting bagi umat Shinto?

      10 Kalau begitu, apa yang terpenting bagi umat Shinto? ”Pada mulanya,” kata sebuah buku mengenai kebudayaan Jepang, ”Shinto menganggap perbuatan yang memajukan keharmonisan dan mata pencaharian masyarakat kecil itu ’baik’, sedangkan perbuatan yang menghambatnya dianggap ’buruk’.” Keharmonisan dengan dewa-dewi, alam, dan masyarakat dianggap paling penting. Segala sesuatu yang mengganggu keharmonisan dan kedamaian masyarakat dianggap buruk, apa pun nilai moralnya.

      11. Apa peranan perayaan-perayaan dalam ibadat Shinto dan kehidupan sehari-hari?

      11 Karena tidak mempunyai doktrin atau ajaran resmi, Shinto memajukan keharmonisan masyarakat melalui ritus dan perayaan. Menurut ensiklopedia Nihon Shukyo Jiten, ”Yang terpenting dalam Shintoisme ialah apakah kita melaksanakan perayaan atau tidak.” (Lihat kotak, halaman 193.) Berpesta bersama dalam perayaan bagi dewa-dewi leluhur turut menghasilkan semangat kerja sama di tengah masyarakat petani padi. Perayaan-perayaan utama dari dulu sampai sekarang berkaitan dengan penanaman padi. Pada musim semi, penduduk desa berdoa memohon agar ”dewa padi” turun ke desa mereka dan memberikan panenan yang baik. Pada musim gugur, mereka mengucapkan syukur kepada dewa-dewi untuk panenan mereka. Sewaktu perayaan berlangsung, mereka mengarak dewa-dewi mereka di atas mikoshi, atau kuil portabel, dan minum sake (arak beras) serta makan bersama dewa-dewi.

      12. Ritus pembersihan apa yang dilakukan dalam Shinto, dan apa tujuannya?

      12 Tetapi, agar dapat bersatu dengan dewa-dewi, umat Shinto percaya bahwa mereka harus dibersihkan dan dimurnikan dari semua kenajisan moral serta dosa. Itulah sebabnya ritus diadakan. Ada dua cara untuk membersihkan seseorang atau sebuah benda. Yang pertama disebut oharai dan yang kedua, misogi. Pada oharai, pendeta Shinto mengayunkan ranting pohon cemara sakaki, yang ujungnya dipasangi kertas atau rami, untuk membersihkan sebuah benda atau seseorang, sedangkan dalam misogi, pendeta menggunakan air. Ritus-ritus pembersihan ini begitu penting bagi agama Shinto sampai-sampai seorang pakar Jepang mengatakan, ”Dengan tepat bisa dikatakan bahwa tanpa ritus-ritus ini Shinto tidak ada [sebagai agama].”

      Kemampuan Shinto Menyesuaikan Diri

      13, 14. Bagaimana Shinto menyesuaikan diri dengan agama-agama lain?

      13 Perayaan dan ritus tetap melekat pada Shinto meski agama ini mengalami banyak perubahan seraya tahun-tahun berlalu. Perubahan apa? Seorang peneliti Shinto menyamakan Shinto dengan boneka yang berganti-ganti pakaian. Ketika Buddhisme masuk ke Jepang, Shinto mengenakan ajaran Buddhis. Pada waktu umat membutuhkan patokan moral, Shinto mengenakan Konfusianisme. Agama Shinto sangat mudah menyesuaikan diri.

      14 Sinkretisme, atau bercampurnya unsur-unsur suatu agama ke agama lain, telah terjadi sejak awal sejarah Shinto. Meskipun agama Shinto telah disusupi Konfusianisme dan Taoisme, yang dikenal di Jepang sebagai ”Jalan yin dan yang”, Buddhisme adalah unsur utama yang bercampur dengan Shinto.

      15, 16. (a) Bagaimana reaksi umat Shinto terhadap Buddhisme? (b) Bagaimana Shinto membaur dengan Buddhisme?

      15 Ketika Buddhisme masuk melalui Cina dan Korea, orang Jepang menyebut tata cara ibadat tradisional mereka sendiri sebagai Shinto, atau ”jalan para dewa”. Tetapi, munculnya agama baru ini membuat Jepang terpecah, apakah menerima Buddhisme atau menolaknya. Kubu pro-Buddhisme berkeras, ’Semua negara tetangga beribadat dengan cara demikian. Mengapa Jepang harus berbeda?’ Golongan anti-Buddhisme membantah, ’Jika kita menyembah dewa-dewi negara tetangga, kita akan membangkitkan murka dewa-dewi kita sendiri.’ Setelah puluhan tahun berselisih, kubu pro-Buddhisme menang. Menjelang akhir abad keenam M, ketika Pangeran Shotoku memeluk Buddhisme, agama baru ini mulai berakar.

      16 Seraya menyebar ke pedesaan, Buddhisme harus berhadapan dengan dewa-dewi Shinto setempat yang pengaruhnya sangat kuat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Kedua agama harus berkompromi agar dapat hidup berdampingan. Para biksu Buddhis yang hidup menyangkal diri di gunung ikut membaurkan kedua agama itu. Karena gunung dianggap sebagai tempat tinggal dewa-dewi Shinto, kebiasaan hidup menyangkal diri para biksu di gunung melahirkan gagasan untuk mencampur Buddhisme dan Shinto, dan juga untuk membangun jinguji, atau ”kuil-wihara”.a Secara bertahap kedua agama itu membaur dan Buddhisme bertindak sebagai pemrakarsa pembentukan teori-teori keagamaan.

      17. (a) Apa artinya kamikaze? (b) Bagaimana kamikaze berkaitan dengan kepercayaan bahwa Jepang adalah suatu bangsa dewa?

      17 Sementara itu, kepercayaan bahwa Jepang adalah suatu bangsa dewa mulai berakar. Ketika orang Mongol menyerang Jepang pada abad ke-13, timbul kepercayaan kepada kamikaze, yang secara harfiah berarti ”angin dewa”. Dua kali orang Mongol menyerbu Pulau Kyushu dengan armada yang amat besar, dan dua kali pula mereka dihalau oleh badai. Orang Jepang percaya bahwa badai, atau angin (kaze), itu didatangkan oleh dewa-dewi (kami) Shinto mereka, sehingga semakin harumlah nama dewa-dewi ini.

      18. Bagaimana Shinto bersaing dengan agama-agama lain?

      18 Seraya kepercayaan kepada dewa-dewi Shinto bertambah kuat, mereka dianggap sebagai dewa-dewi sejati, sedangkan para Buddha (”yang mencapai pencerahan”) dan para bodhisatwa (calon Buddha yang membantu orang lain mencapai pencerahan; lihat halaman 136-8, 144) hanya dipandang sebagai penjelmaan dewa-dewi setempat dan bersifat sementara. Akibat pertentangan antara Shinto dan Buddhisme ini, timbullah berbagai aliran Shinto. Ada aliran yang menandaskan Buddhisme, yang lain meninggikan dewa-dewi Shinto, dan aliran lain lagi menggunakan Konfusianisme versi yang belakangan agar ajaran mereka lebih menarik.

      Penyembahan Kaisar dan Shinto Negara

      19. (a) Apa tujuan umat Shinto Pemulihan? (b) Ajaran Norinaga Motoori mengarah ke gagasan apa? (c) Allah mengundang kita untuk melakukan apa?

      19 Setelah berkompromi selama berpuluh-puluh tahun, para teolog Shinto berkesimpulan bahwa agama mereka telah dicemari oleh gagasan keagamaan bangsa Cina. Maka, mereka berkeras untuk kembali ke cara Jepang kuno. Muncullah satu aliran Shinto yang baru, yang dikenal sebagai Shinto Pemulihan, dengan Norinaga Motoori, seorang cendekiawan abad ke-18, sebagai salah seorang teolognya yang terkemuka. Dalam upaya menemukan asal mula kebudayaan Jepang, Motoori mempelajari tulisan-tulisan kuno, khususnya tulisan Shinto yang disebut Kojiki. Meski ia mengajarkan bahwa dewi matahari Amaterasu Omikami itulah yang unggul, secara samar-samar ia menyatakan bahwa fenomena alam adalah perbuatan dewa-dewi. Selain itu, ia mengajarkan bahwa ketetapan dewa-dewi berubah-ubah, dan jika manusia mencoba memahaminya berarti menunjukkan sikap tidak respek. Gagasan Motoori adalah jangan bertanya, tetapi tunduk saja kepada ketetapan dewa-dewi.—Yesaya 1:18.

      20, 21. (a) Bagaimana seorang teolog Shinto berusaha membersihkan Shinto dari pengaruh ”bangsa Cina”? (b) Filsafat Hirata menyebabkan munculnya gerakan apa?

      20 Salah seorang pengikutnya, Atsutane Hirata, mengembangkan gagasan Norinaga dan berusaha membersihkan Shinto dari semua pengaruh ”bangsa Cina”. Apa yang Hirata lakukan? Ia menggabungkan agama Shinto dengan teologi ”Kristen” yang murtad! Ia menyamakan Amenominakanushi-no-kami, dewa dalam Kojiki, dengan Allah ”Kekristenan” dan melukiskan bahwa dewa penguasa alam semesta ini mempunyai dua dewa bawahan, ”Yang Menghasilkan Banyak (Takami-musubi) dan Yang Menghasilkan Dewa-dewi (Kami-musubi), yang kelihatannya melambangkan hakikat pria dan hakikat wanita”. (Religions in Japan) Ya, ia mengambil alih ajaran allah tiga serangkai dari Katolikisme Roma, walaupun ajaran itu tidak pernah menjadi ajaran utama Shinto. Tetapi, pembauran ”Kekristenan” dengan Shinto oleh Hirata akhirnya menyebabkan bentuk monoteisme Susunan Kristen tertanam dalam pikiran umat Shinto.—Yesaya 40:25, 26.

      21 Teologi Hirata menjadi dasar gerakan ’Sanjunglah Kaisar’, yang mengakibatkan jatuhnya para diktator militer feodal, yaitu para syogun, dan pulihnya pemerintahan kaisar pada tahun 1868. Dengan dikukuhkannya pemerintahan kaisar, para murid Hirata diangkat menjadi pejabat tinggi pemerintah yang mengawasi ibadat Shinto, dan mereka menggalakkan gerakan untuk menjadikan Shinto sebagai agama negara. Shinto jenis ini disebut Shinto Negara. Menurut konstitusi yang baru pada waktu itu, kaisar, yang dipandang sebagai keturunan langsung Amaterasu Omikami sang dewi matahari, dianggap ”suci dan tidak dapat diganggu gugat”. Dengan demikian, kaisar menjadi dewa tertinggi Shinto Negara.—Mazmur 146:3-5.

      ”Kitab Suci” Shinto

      22, 23. (a) Dua dekret apa dikeluarkan oleh kaisar? (b) Mengapa kedua dekret ini dianggap suci?

      22 Meskipun Shinto sudah mempunyai tulisan-tulisan kuno, ritus, dan doa dalam Kojiki, Nihongi, dan Yengishiki, Shinto Negara membutuhkan sebuah kitab suci. Pada tahun 1882, Kaisar Meiji mengeluarkan Dekret Kekaisaran bagi Prajurit di Darat dan Laut. Karena datangnya dari kaisar, dekret itu dipandang oleh orang Jepang sebagai kitab suci, dan menjadi dasar renungan harian para anggota angkatan bersenjata. Dekret itu menandaskan bahwa kewajiban seseorang untuk melunasi utang dan kewajibannya kepada kaisar-dewa melebihi segala kewajibannya terhadap siapa pun.

      23 Hal lain ditambahkan pada kitab suci Shinto ketika kaisar mengeluarkan Dekret Kekaisaran mengenai Pendidikan pada tanggal 30 Oktober 1890. Dekret ini ”tidak hanya menetapkan dasar-dasar untuk pendidikan sekolah tetapi bisa dikatakan menjadi kitab suci Shinto Negara”, demikian penjelasan Shigeyoshi Murakami, seorang peneliti Shinto Negara. Dekret kaisar tersebut menegaskan bahwa hubungan ”historis” antara leluhur kaisar yang mitologis dan rakyatnya merupakan dasar pendidikan. Bagaimana orang Jepang memandang dekret-dekret kaisar ini?

      24. (a) Berikan contoh bagaimana rakyat memandang dekret kaisar. (b) Bagaimana Shinto Negara melahirkan penyembahan kaisar?

      24 ”Ketika saya masih kecil, wakil kepala [sekolah] biasanya mengangkat sebuah kotak kayu setinggi matanya dan dengan khusyuk membawanya ke podium,” kenang Asano Koshino. ”Kepala sekolah menerima kotak itu lalu mengeluarkan gulungan yang memuat Dekret Kekaisaran mengenai Pendidikan. Pada waktu dekret itu dibacakan, kami harus menundukkan kepala sampai kami mendengar kata-kata penutupnya, ’Nama Baginda Kaisar dan meterai-Nya’. Begitu seringnya kami mendengar dekret itu sampai-sampai kami hafal kata demi kata.” Melalui sistem pendidikan yang berlandaskan mitos ini, seluruh bangsa diarahkan untuk mengabdi kepada kaisar, namun ini berakhir pada tahun 1945. Shinto Negara dipandang sebagai agama super, sedangkan ke-13 sekte Shinto lain yang mengajarkan doktrin-doktrin yang berbeda hanya dianggap sebagai Shinto Sekte.

      Misi Keagamaan Jepang—Menaklukkan Dunia

      25. Bagaimana kaisar Jepang dipandang oleh rakyatnya?

      25 Shinto Negara juga dilengkapi dengan berhala. ”Setiap pagi saya bertepuk tangan ke arah matahari, lambang dewi Amaterasu Omikami, kemudian menghadap ke timur ke arah Istana Kekaisaran dan menyembah kaisar,” kenang Masato, seorang pria Jepang yang sudah lanjut usia. Kaisar disembah oleh rakyatnya sebagai dewa. Ia dipandang mahatinggi dari sudut politik dan agama karena ia keturunan dewi matahari. Seorang dosen asal Jepang berkata, ”Kaisar adalah dewa yang menjelma menjadi manusia. Ia adalah penjelmaan Dewa.”

      26. Ajaran apa yang timbul dari penyembahan kaisar?

      26 Sebagai hasilnya, berkembanglah ajaran bahwa ”pusat dunia fisik ini adalah negeri sang Mikado [Kaisar]. Dari pusat inilah kita harus meluaskan Roh Agung ini ke seluruh dunia. . . . Perluasan Jepang Raya ke seluruh dunia dan ditinggikannya seluruh dunia ke negeri Dewa-dewi merupakan pekerjaan yang mendesak sekarang ini dan, sekali lagi, merupakan tujuan kita yang kekal dan tidak berubah”. (The Political Philosophy of Modern Shinto, oleh D. C. Holtom) Di sana, Agama dan Negara tidak terpisahkan!

      27. Bagaimana penyembahan kepada kaisar Jepang dimanfaatkan oleh militer?

      27 Dalam bukunya, Man’s Religions, John B. Noss berkomentar, ”Militer Jepang tidak membuang waktu untuk memanfaatkan sudut pandangan ini. Sewaktu berbicara tentang perang, mereka selalu menyatakan bahwa penaklukan adalah misi suci Jepang. Dari kata-kata itu kita bisa melihat dengan jelas apa hasilnya jika nasionalisme disusupi semua nilai agama.” Mitos Shinto bahwa kaisar itu dewa dan pencampuran agama dengan nasionalisme adalah bibit-bibit tragedi yang sungguh dahsyat bagi bangsa Jepang dan bangsa-bangsa lain!

      28. Apa peranan agama Shinto dalam kampanye militer Jepang?

      28 Orang Jepang pada umumnya tidak punya pilihan lain kecuali menyembah kaisar berdasarkan Shinto Negara dan sistem kekaisarannya. Ajaran Norinaga Motoori untuk ’jangan bertanya tetapi tunduk saja kepada ketetapan dewa-dewi’ mengendalikan dan meresap ke dalam cara berpikir orang Jepang. Pada tahun 1941, seluruh bangsa dikerahkan untuk maju berperang pada Perang Dunia II demi Shinto Negara dan demi sang ”manusia-dewa yang hidup”. ’Jepang adalah bangsa dewa,’ pikir rakyat, ’dan kamikaze, angin dewa, akan berembus apabila ada krisis.’ Para prajurit dan keluarga mereka memohon kemenangan dalam perang ini kepada dewa-dewi pelindung mereka.

      29. Apa yang membuat banyak orang Jepang kehilangan iman setelah Perang Dunia II?

      29 Ketika bangsa ”dewa” itu dikalahkan pada tahun 1945 karena ledakan dua bom atom yang menghancurkan Hiroshima dan sebagian besar Nagasaki, Shinto mengalami krisis yang parah. Dalam sekejap, Hirohito, yang dianggap sebagai penguasa dewa yang tak tertandingi, menjadi seorang kaisar manusia biasa yang kalah. Hancurlah kepercayaan bangsa Jepang. Kamikaze telah mengecewakan bangsa itu. Menurut ensiklopedia Nihon Shukyo Jiten, ”Salah satu penyebabnya adalah bangsa itu kecewa karena dikhianati. . . . Lebih buruk lagi, dunia Shinto tidak memberikan penjelasan keagamaan yang berbobot dan benar untuk mengikis keraguan yang timbul akibat [kekalahan] itu. Maka, kecenderungan yang umum adalah memberikan tanggapan religius yang kekanak-kanakan, yakni, ’Tidak ada dewa atau Buddha.’”

      Jalan menuju Keharmonisan Sejati

      30. (a) Pelajaran apa yang dapat ditarik dari pengalaman Shinto dalam Perang Dunia II? (b) Mengapa kita sangat perlu menggunakan daya nalar sehubungan dengan ibadat kita?

      30 Haluan yang ditempuh Shinto Negara menandaskan perlunya setiap individu menyelidiki kepercayaan turun-temurun yang dianutnya. Ketika mendukung militerisme, umat Shinto mungkin memang mencari jalan agar harmonis dengan sesama orang Jepang. Tetapi, tindakan tersebut tentu saja tidak ada sumbangsihnya bagi keharmonisan dunia, dan gugurnya para pencari nafkah serta anak-anak dalam pertempuran pun tidak membawa keharmonisan dalam rumah tangga. Sebelum kita mengabdi kepada seseorang, kita harus tahu pasti kepada siapa dan untuk tujuan apa kita mengabdi. ”Aku memohon,” tulis seorang guru Kristen kepada orang-orang di Roma yang tadinya menyembah kaisar, ”agar kamu, saudara-saudara, mempersembahkan tubuhmu sebagai korban yang hidup, kudus, diperkenan Allah, dinas suci dengan daya nalarmu.” Orang Kristen di Roma harus menggunakan daya nalar untuk memilih kepada siapa mereka harus mengabdi, demikian pula kita harus menggunakan daya nalar untuk menentukan siapa yang harus kita sembah.—Roma 12:1, 2.

      31. (a) Apa yang dianggap sudah cukup bagi kebanyakan umat Shinto? (b) Pertanyaan apa yang timbul?

      31 Bagi umat Shinto pada umumnya, faktor penting dalam agama mereka bukanlah siapa sebenarnya dewa mereka. ”Bagi rakyat biasa,” kata Hidenori Tsuji, seorang pengajar sejarah agama Jepang, ”dewa-dewi atau para Buddha tidak ada bedanya. Entah itu dewa-dewi atau para Buddha, selama permohonan untuk mendapat panenan yang baik, untuk melenyapkan penyakit, dan untuk menyejahterakan keluarga didengar, itu sudah cukup bagi mereka.” Tetapi, apakah sikap seperti ini menuntun mereka kepada Allah yang benar dan memperoleh berkat-Nya? Sejarah telah memberikan jawaban yang jelas.

      32. Apa yang akan dibahas dalam pasal berikut?

      32 Dalam upaya mencari suatu allah, umat Shinto, yang mendasarkan kepercayaan mereka pada mitos, telah menjadikan seorang manusia biasa, yaitu kaisar mereka, sebagai dewa yang konon adalah keturunan Amaterasu Omikami sang dewi matahari. Namun, ribuan tahun sebelum lahirnya Shinto, Allah yang benar telah menyingkapkan diri-Nya kepada seorang pria yang beriman berkebangsaan Semit di Mesopotamia. Pasal berikut akan membahas peristiwa bersejarah itu serta hasilnya.

      [Catatan Kaki]

      a Di Jepang, kuil adalah sebutan untuk bangunan keagamaan umat Shinto, sedangkan wihara, untuk umat Buddha.

      [Kotak di hlm. 191]

      Dewi Matahari dalam Mitos Shinto

      Menurut mitos Shinto, lama berselang dewa Izanagi ”mencuci mata kirinya, sehingga lahirlah dewi agung Amaterasu, sang dewi Matahari”. Belakangan, Susanoo sang dewa dasar laut, membuat Amaterasu begitu ketakutan sehingga sang dewi ”bersembunyi dalam sebuah gua batu di Langit, menutup pintu masuk dengan sebuah batu besar. Dunia pun gelap gulita”. Jadi, dewa-dewi merancang siasat agar Amaterasu mau keluar dari gua itu. Mereka mengumpulkan ayam jantan yang berkokok pada waktu fajar dan membuat sebuah cermin besar. Pada pohon-pohon sakaki, mereka menggantungkan batu-batu permata dan umbul-umbul dari kain. Kemudian, dewi Ama no Uzume mulai menari dan membunyikan tong dengan kakinya. Sewaktu menari dengan gila-gilaan, ia menanggalkan pakaiannya, sehingga dewa-dewi tertawa terbahak-bahak. Semua kegiatan ini membangkitkan rasa ingin tahu Amaterasu, yang mengintip dan melihat bayangan dirinya dalam cermin. Bayangan itu membuat ia keluar dari gua, dan seketika itu juga dewa Kekuatan mencengkeram tangannya dan membawanya ke tempat terbuka. ”Sekali lagi dunia diterangi oleh sinar dewi Matahari.”—New Larousse Encyclopedia of Mythology.—Bandingkan Kejadian 1:3-5, 14-19; Mazmur 74:16, 17; 104:19-23.

      [Kotak di hlm. 193]

      Shinto—Agama yang Penuh Perayaan

      Kalender Jepang penuh dengan perayaan keagamaan, atau matsuri. Berikut ini adalah beberapa perayaan penting:

      ▪ Sho-gatsu, atau Perayaan Tahun Baru, 1-3 Januari.

      ▪ Setsubun, penaburan kacang-kacangan di dalam dan di luar rumah, sambil berteriak, ”Iblis-iblis keluar, keberuntungan masuk”; 3 Februari.

      ▪ Hina Matsuri, atau Perayaan Boneka untuk anak perempuan, 3 Maret. Panggung boneka yang menggambarkan keluarga kekaisaran kuno dipajang.

      ▪ Perayaan untuk Anak Lelaki, 5 Mei; Koi-nobori (umbul-umbul berbentuk ikan yang melambangkan kekuatan) dikibarkan pada tiang.

      ▪ Tsukimi, mengagumi bulan purnama pada pertengahan musim gugur, sambil mempersembahkan kue bundar kecil dari tepung beras serta hasil pertama panenan.

      ▪ Kanname-sai, atau persembahan beras baru yang pertama oleh kaisar, pada bulan Oktober.

      ▪ Niiname-sai dirayakan oleh keluarga kaisar pada bulan November, ketika beras yang baru dicicipi oleh kaisar, yang bertindak sebagai imam kepala Shinto Kekaisaran.

      ▪ Shichi-go-san, yang berarti ”tujuh-lima-tiga”, dirayakan oleh keluarga-keluarga Shinto, 15 November. Tujuh, lima, dan tiga dipandang sebagai tahun peralihan yang penting; anak-anak dengan kimono berwarna-warni mengunjungi kuil keluarga.

      ▪ Banyak perayaan Buddhis, di antaranya hari lahir Buddha, 8 April, dan Perayaan Obon, 15 Juli, yang diakhiri dengan mengapungkan lentera di laut atau sungai ”untuk membimbing roh-roh leluhur kembali ke dunia lain”.

      [Gambar di hlm. 188]

      Seorang penganut Shinto sedang berdoa

      [Gambar di hlm. 189]

      Shinto, ’Jalan para Dewa’

      [Gambar di hlm. 190]

      Gunung, seperti Fuji, kadang-kadang dianggap sebagai shintai, atau objek pemujaan

      [Gambar di hlm. 195]

      Umat Shinto menggotong mikoshi, atau kuil portabel, dan (atas), mengenakan daun aoi pada Perayaan Aoi di Kyoto

      [Gambar di hlm. 196]

      Mengibaskan ranting cemara yang berujung kertas atau rami dianggap dapat membersihkan manusia dan benda, menjamin keselamatan

      [Gambar di hlm. 197]

      Orang Jepang tidak merasa terganggu untuk bersembahyang baik di kuil Shinto, kiri, maupun di depan altar Buddha

      [Gambar di hlm. 198]

      Kaisar Hirohito (di atas podium) disembah sebagai keturunan dewi matahari

      [Gambar di hlm. 203]

      Seorang wanita menempelkan ema (plaket kayu doa) pada kuil

  • Yudaisme—Upaya Mencari Allah melalui Kitab Suci dan Tradisi
    Pencarian Manusia akan Allah
    • Pasal 9

      Yudaisme—Upaya Mencari Allah melalui Kitab Suci dan Tradisi

      1, 2. (a) Siapa saja orang Yahudi terkemuka yang telah mempengaruhi sejarah dan kebudayaan? (b) Pertanyaan apa yang mungkin diajukan oleh beberapa orang?

      MUSA, Yesus, Mahler, Marx, Freud, dan Einstein—apa kesamaan mereka? Semuanya adalah orang Yahudi, dan dengan berbagai cara mereka telah mempengaruhi sejarah serta kebudayaan manusia. Selama ribuan tahun, orang Yahudi memang memiliki peranan yang mencolok. Alkitab sendiri adalah buktinya.

      2 Tidak seperti agama dan kebudayaan kuno lainnya, Yudaisme berakar pada sejarah, bukan pada mitos. Namun, mungkin ada yang bertanya: Orang Yahudi hanyalah minoritas kecil, kira-kira 14,5 juta di antara penduduk dunia yang berjumlah lebih dari 6 miliar orang, jadi untuk apa kita berminat pada agama mereka, Yudaisme?

      Mengapa Yudaisme Seharusnya Menarik Minat Kita?

      3, 4. (a) Kitab-Kitab Ibrani terdiri dari apa? (b) Apa saja seharusnya alasan kita meninjau agama Yahudi dan akarnya?

      3 Satu alasannya ialah karena akar agama Yahudi sudah ada kira-kira 4.000 tahun yang lalu dalam sejarah, dan agama-agama besar lainnya sedikit banyak berutang budi pada Kitab-kitabnya. (Lihat kotak, halaman 220.) Kekristenan, yang didirikan oleh Yesus (bahasa Ibrani, Ye·syuʹa‛), seorang Yahudi abad pertama, berakar pada Kitab-Kitab Ibrani. Dan sebagaimana diperlihatkan dalam ayat-ayat Quran, Islam pun banyak berutang budi pada kitab-kitab itu. (Quran, surat 2:49-57; 32:23, 24) Jadi, apabila kita meneliti agama Yahudi, berarti kita juga meneliti akar dari ratusan agama dan sekte lainnya.

      4 Alasan kedua yang sangat penting ialah karena agama Yahudi adalah mata rantai yang mutlak diperlukan dalam pencarian manusia akan Allah yang benar. Menurut Kitab-Kitab Ibrani, Abram, leluhur orang Yahudi, sudah menyembah Allah yang benar sejak hampir 4.000 tahun yang lalu.a Maka, masuk akal jika kita bertanya: Bagaimana orang Yahudi dan kepercayaannya berkembang?—Kejadian 17:18.

      Dari Mana Orang Yahudi Berasal?

      5, 6. Secara singkat, bagaimana sejarah asal mula orang Yahudi dan nama mereka?

      5 Secara umum, orang Yahudi adalah keturunan salah satu cabang ras Semitik kuno yang berbahasa Ibrani. (Kejadian 10:1, 21-32; 1 Tawarikh 1:17-28, 34; 2:1, 2) Hampir 4.000 tahun yang lalu, Abram, leluhur mereka, beremigrasi ke negeri Kanaan dari Ur, kota metropolitan orang Khaldea yang sangat makmur di Sumer. Tentang Kanaan, Allah telah mengatakan, ”Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.”b (Kejadian 11:31–12:7) Ia disebut sebagai ”Abram, orang Ibrani” di Kejadian 14:13, meskipun belakangan namanya diubah menjadi Abraham. (Kejadian 17:4-6) Dari Abraham-lah silsilah orang Yahudi bermula yang kemudian diteruskan melalui Ishak putranya serta Yakub cucunya, yang namanya diubah menjadi Israel. (Kejadian 32:27-29) Israel mempunyai 12 putra, yang menjadi leluhur 12 suku. Salah satunya adalah suku Yehuda, dan dari nama itulah kata ”Yahudi” berasal.—2 Raja 16:6, JP.

      6 Belakangan, istilah ”Yahudi” digunakan untuk semua orang Israel, bukan keturunan Yehuda saja. (Ester 3:6; 9:20) Karena catatan silsilah orang Yahudi dimusnahkan pada tahun 70 M ketika orang Romawi menghancurkan Yerusalem, orang Yahudi dewasa ini tidak dapat dengan akurat menentukan dari suku mana dirinya berasal. Akan tetapi, selama ribuan tahun, agama Yahudi kuno telah berkembang dan berubah. Dewasa ini, Yudaisme dianut oleh jutaan orang Yahudi di Republik Israel dan orang Yahudi dari masyarakat Diaspora (yang tersebar di seluruh dunia). Apa dasar agama ini?

      Musa, Taurat, dan Suatu Bangsa

      7. Sumpah apa yang Allah nyatakan kepada Abraham, dan mengapa?

      7 Pada tahun 1943 SM,c Allah memilih Abram menjadi hamba-Nya yang istimewa dan belakangan dengan penuh kesungguhan bersumpah kepadanya karena terbukti setia sewaktu ia rela mempersembahkan Ishak anaknya sebagai korban, meskipun Ishak akhirnya tidak jadi dikorbankan. (Kejadian 12:1-3; 22:1-14) Dalam sumpah-Nya Allah berkata, ”Demi diri-Ku sendiri Aku bersumpah, TUHAN [bahasa Ibrani: יהוה, YHWH] menyatakan: Karena engkau telah berbuat demikian dan tidak menahan putramu, yang engkau kasihi, Aku akan memberikan berkat-Ku kepadamu dan membuat keturunanmu sama banyaknya seperti bintang di langit . . . Semua bangsa di bumi akan memperoleh berkat melalui keturunanmu [”benih”, JP], karena engkau telah menaati perintah-Ku.” Sumpah ini diulangi kepada putra dan cucu Abraham, dan kemudian diteruskan kepada suku Yehuda dan garis keturunan Daud. Di dunia kuno kala itu, hanya orang Yahudi-lah yang memiliki konsep yang sepenuhnya monoteistis tentang satu pribadi Allah yang berhubungan langsung dengan manusia, dan konsep itu menjadi dasar agama Yahudi.—Kejadian 22:15-18; 26:3-5; 28:13-15; Mazmur 89:4, 5, 29, 30, 36, 37 (Mazmur 89:3, 4, 28, 29, 35, 36, NW).

      8. Siapakah Musa, dan apa peranannya bagi bangsa Israel?

      8 Untuk melaksanakan janji-Nya kepada Abraham, Allah meletakkan fondasi bagi suatu bangsa melalui perjanjian khusus yang diadakan dengan keturunan Abraham. Perjanjian ini diadakan melalui Musa, pemimpin besar Ibrani dan perantara antara Allah dan Israel. Siapakah Musa, dan mengapa ia begitu penting bagi orang Yahudi? Catatan tentang Eksodus dalam Alkitab memberi tahu kita bahwa ia lahir di Mesir (1593 SM) dari orang tua berkebangsaan Israel yang ditawan dalam perbudakan bersama orang-orang Israel lainnya. Ia adalah orang ”yang TUHAN pilih” untuk membebaskan umat-Nya dan membimbing mereka ke Kanaan, Tanah Perjanjian. (Ulangan 6:23; 34:10) Musa memenuhi peranan penting sebagai perantara perjanjian Taurat (Hukum) yang Allah berikan kepada Israel, juga sebagai nabi, hakim, pemimpin, dan sejarawan.—Keluaran 2:1–3:22.

      9, 10. (a) Hukum apa yang disampaikan melalui Musa? (b) Segi-segi kehidupan apa yang tercakup dalam Sepuluh Perintah? (c) Dengan adanya perjanjian Taurat, apa kewajiban bangsa Israel?

      9 Taurat yang Israel terima terdiri atas Sepuluh Firman, atau Perintah, dan lebih dari 600 hukum yang merupakan daftar petunjuk dan bimbingan yang komprehensif untuk tingkah laku sehari-hari. (Lihat kotak, halaman 211.) Taurat itu mencakup tuntutan-tuntutan untuk kehidupan sehari-hari, secara jasmani serta moral, dan juga untuk hal-hal suci, yakni ibadat kepada Allah.

      10 Perjanjian Taurat ini, atau undang-undang keagamaan, membentuk dan menjadi dasar iman para patriark. Hasilnya, keturunan Abraham menjadi bangsa yang dibaktikan untuk melayani Allah. Demikianlah agama Yahudi mulai memiliki bentuk yang jelas, dan orang Yahudi menjadi bangsa yang diorganisasi untuk menyembah dan melayani Allah mereka. Di Keluaran 19:5, 6, Allah berjanji kepada mereka, ”Jika kamu dengan setia menaati Aku dan berpegang pada perjanjian-Ku, . . . kamu akan menjadi kerajaan imam dan bangsa yang kudus bagi-Ku.” Jadi, bangsa Israel akan menjadi ’umat pilihan’ untuk melaksanakan maksud-tujuan Allah. Akan tetapi, penggenapan janji-janji tersebut bergantung pada syarat ’Jika kamu taat’. Bangsa yang dibaktikan itu kini bertanggung jawab kepada Allahnya. Karena itu, belakangan (abad kedelapan SM), Allah dapat berkata kepada orang Yahudi, ”Kamulah saksi-saksi-Ku—kata TUHAN [bahasa Ibrani: יהוה, YHWH]—hamba-Ku, yang telah Kupilih.”—Yesaya 43:10, 12.

      Bangsa yang Mempunyai Imam, Nabi, dan Raja

      11. Bagaimana keimaman dan kerajaan berkembang?

      11 Ketika bangsa Israel masih berada di padang gurun menuju Tanah Perjanjian, keimaman ditetapkan dalam garis keturunan Harun, kakak Musa. Bagi bangsa Israel, tabernakel (kemah besar yang portabel) menjadi pusat ibadat dan persembahan korban. (Keluaran, pasal 26-28) Pada waktunya, bangsa Israel tiba di Tanah Perjanjian itu, Kanaan, dan menaklukkannya, tepat seperti yang Allah perintahkan. (Yosua 1:2-6) Akhirnya, mereka mempunyai raja di bumi, dan pada tahun 1077 SM, Daud, dari suku Yehuda, menjadi raja. Selama pemerintahannya, kerajaan maupun keimaman diteguhkan di ibu kota yang baru, Yerusalem.—1 Samuel 8:7.

      12. Apa yang Allah janjikan kepada Daud?

      12 Setelah kematian Daud, Salomo putranya membangun bait yang megah di Yerusalem, yang menggantikan tabernakel. Karena Allah telah mengadakan perjanjian dengan Daud bahwa kerajaan itu akan dipegang oleh garis keturunannya selama-lamanya, Mesias, Raja yang diurapi, suatu saat akan datang dari garis keturunan Daud. Nubuat menyatakan bahwa melalui Raja Mesianik, atau ’benih’, inilah Israel dan semua bangsa akan menikmati pemerintahan yang sempurna. (Kejadian 22:18, JP) Harapan ini mulai berakar, dan agama Yahudi yang berpusat pada Mesias mulai terbentuk.—2 Samuel 7:8-16; Mazmur 72:1-20; Yesaya 11:1-10; Zakharia 9:9, 10.

      13. Siapa yang Allah gunakan untuk mengoreksi bangsa Israel yang mengalami kemerosotan? Berikan contoh.

      13 Akan tetapi, orang Yahudi membiarkan diri dipengaruhi oleh agama palsu orang Kanaan dan bangsa-bangsa lain di sekitarnya. Akibatnya, mereka mengingkari hubungan perjanjian mereka dengan Allah. Untuk mengoreksi dan membimbing mereka supaya kembali, Yehuwa mengutus sederetan nabi sebagai penyampai berita. Maka, nubuat menjadi corak unik lain dalam agama Yahudi dan membentuk banyak bagian Kitab-Kitab Ibrani. Malah, 18 buku dalam Kitab-Kitab Ibrani menyandang nama para nabi.—Yesaya 1:4-17.

      14. Bagaimana sejarah membuktikan kebenaran nubuat para nabi di Israel?

      14 Beberapa nabi yang terkemuka ialah Yesaya, Yeremia, dan Yehezkiel. Ketiganya menyampaikan peringatan bahwa Yehuwa akan segera menghukum bangsa itu karena menyembah berhala. Karena kemurtadan Israel ini, hukuman dilaksanakan pada tahun 607 SM ketika Yehuwa membiarkan Babilon, kuasa dunia yang dominan pada waktu itu, merobohkan Yerusalem dan baitnya serta menawan bangsa itu. Nubuat para nabi itu terbukti benar, dan 70 tahun masa pembuangan Israel, hampir sepanjang abad keenam SM, menjadi catatan sejarah.—2 Tawarikh 36:20, 21; Yeremia 25:11, 12; Daniel 9:2.

      15. (a) Bagaimana bentuk ibadat yang baru mulai berakar di kalangan orang Yahudi? (b) Apa pengaruh munculnya sinagoga atas ibadat di Yerusalem?

      15 Pada tahun 539 SM, Kores dari Persia menaklukkan Babilonia dan mengizinkan orang Yahudi menghuni kembali negeri mereka serta membangun bait di Yerusalem. Namun, hanya sedikit orang Yahudi yang menyambut kesempatan itu, karena sebagian besar dari mereka tetap tinggal di bawah pengaruh masyarakat Babilonia. Belakangan, orang Yahudi dipengaruhi oleh kebudayaan Persia. Akibatnya, permukiman Yahudi bermunculan di Timur Tengah dan di sekitar Laut Tengah. Di setiap komunitas, berkembanglah suatu bentuk ibadat baru yang dilakukan di sinagoga, tempat orang Yahudi berjemaat di tiap kota. Tentu saja, penyelenggaraan ini mengurangi arti penting bait yang telah dibangun kembali di Yerusalem. Orang Yahudi yang sudah tersebar luas benar-benar menjadi suatu masyarakat Diaspora.—Ezra 2:64, 65.

      Yudaisme Muncul dengan Jubah Yunani

      16, 17. (a) Pengaruh baru apa melanda daerah Laut Tengah pada abad keempat SM? (b) Siapa yang menjadi alat penyebaran kebudayaan Yunani, dan bagaimana? (c) Lalu, bagaimana Yudaisme muncul di panggung dunia?

      16 Pada abad keempat SM, masyarakat Yahudi berada dalam keadaan yang tidak stabil sehingga diombang-ambingkan oleh gelombang kebudayaan non-Yahudi yang melanda daerah Laut Tengah dan sekitarnya. Banjir kebudayaan itu berasal dari Yunani, dan muncullah Yudaisme dengan penampilan barunya yang Helenistik (berbau Yunani).

      17 Pada tahun 332 SM, jenderal Yunani Aleksander Agung dengan secepat kilat menaklukkan Timur Tengah dan disambut oleh orang Yahudi setibanya di Yerusalem.d Para pengganti Aleksander meneruskan rencana Helenisasinya, sehingga seluruh wilayah imperium itu dipenuhi dengan bahasa, kebudayaan, dan filsafat Yunani. Akibatnya, kebudayaan Yunani dan Yahudi bercampur dengan hasil yang mengejutkan.

      18. (a) Mengapa Kitab-Kitab Ibrani terjemahan Septuaginta Yunani dibutuhkan? (b) Segi kebudayaan Yunani apa yang khususnya mempengaruhi orang Yahudi?

      18 Orang Yahudi Diaspora tidak lagi menggunakan bahasa Ibrani tetapi bahasa Yunani. Jadi, menjelang permulaan abad ketiga SM, terjemahan pertama Kitab-Kitab Ibrani dalam bahasa Yunani, yang disebut Septuaginta, mulai dibuat sehingga banyak orang non-Yahudi mulai menghormati dan mengenal agama Yahudi, bahkan ada yang mulai menganutnya.e Sebaliknya, orang Yahudi menjadi terbiasa dengan pemikiran Yunani dan bahkan ada yang menjadi filsuf, sesuatu yang sama sekali baru bagi orang Yahudi. Contohnya adalah Filo asal Aleksandria dari abad pertama M, yang berupaya menerangkan Yudaisme menurut filsafat Yunani, seolah-olah keduanya menyatakan kebenaran-kebenaran dasar yang sama.

      19. Bagaimana seorang penulis Yahudi menggambarkan masa pencampuran kebudayaan Yunani dan Yahudi?

      19 Ketika meringkaskan masa pertukaran kebudayaan Yunani dan Yahudi ini, penulis Yahudi Max Dimont berkata, ”Diperkaya dengan pemikiran Plato, logika Aristoteles, dan ilmu pengetahuan Euklides, para pakar Yahudi mulai menelaah Taurat dengan alat-alat baru. . . . Kemudian, mereka menambahkan penalaran Yunani pada apa yang disingkapkan Allah kepada orang Yahudi.” Peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di bawah pemerintahan Romawi, yang mengambil alih Imperium Yunani dan kemudian Yerusalem pada tahun 63 SM, membuka jalan bagi perubahan-perubahan yang bahkan lebih penting.

      Yudaisme di bawah Pemerintahan Romawi

      20. Apa yang terjadi dengan agama Yahudi pada abad pertama M?

      20 Yudaisme selama abad pertama tarikh Masehi berada pada tahap yang unik. Max Dimont menyatakan bahwa Yudaisme berada di antara ”pemikiran Yunani dan pedang Roma”. Harapan orang Yahudi membubung karena tekanan politik dan penafsiran nubuat-nubuat tentang Mesias, terutama yang ada dalam buku Daniel. Agama Yahudi terbagi-bagi ke dalam banyak golongan. Kaum Farisi lebih menekankan hukum lisan (lihat kotak, halaman 221) daripada korban di bait. Kaum Saduki menekankan pentingnya bait dan keimaman. Selain itu, ada kaum Eseni, kaum Zealot, dan pengikut Herodes. Dari segi agama dan filsafat, semuanya berbeda. Para pemimpin Yahudi disebut rabi (guru), dan karena pengetahuan Taurat mereka, prestise mereka semakin melambung dan mereka pun menjadi suatu golongan baru pemimpin spiritual.

      21. Kejadian apa saja yang secara drastis mempengaruhi orang Yahudi pada abad pertama dan kedua M?

      21 Akan tetapi, perpecahan di dalam dan di luar Yudaisme terus berlanjut, khususnya di negeri Israel. Akhirnya, pecahlah pemberontakan terbuka melawan Roma, dan pada tahun 70 M, tentara Romawi mengepung Yerusalem, memorak-porandakan kota, membakar habis baitnya, dan mencerai-beraikan penduduknya. Belakangan, Yerusalem resmi dinyatakan terlarang bagi orang Yahudi. Dengan tidak adanya bait, tidak adanya negeri, dan terpencarnya bangsa itu di seluruh Imperium Romawi, Yudaisme perlu menyesuaikan cara beribadat mereka agar dapat bertahan.

      22. (a) Dengan tidak adanya bait di Yerusalem, apa pengaruhnya atas Yudaisme? (b) Bagaimana pembagian Alkitab menurut orang Yahudi? (c) Apa Talmud itu, dan bagaimana proses penyusunannya?

      22 Dengan hancurnya bait, kaum Saduki pun lenyap, dan hukum lisan yang telah dijunjung oleh kaum Farisi kini menjadi bagian terpenting Yudaisme baru yang menonjolkan golongan rabi. Pemelajaran yang lebih giat, doa, dan amal saleh menggantikan korban-korban di bait dan ziarah. Jadi, Yudaisme dapat dipraktekkan di mana saja, kapan saja, dan di lingkungan kebudayaan mana saja. Para rabi menuliskan hukum lisan ini, serta membuat ulasannya, selanjutnya ulasan mengenai ulasan itu, yang kesemuanya dikenal sebagai Talmud.—Lihat kotak, halaman 220-1.

      23. Di bawah pengaruh pemikiran Yunani, apa yang kemudian lebih ditonjolkan?

      23 Apa dampak berbagai pengaruh ini? Max Dimont berkata dalam bukunya Jews, God and History bahwa meskipun orang Farisi membawa obor ideologi dan agama Yahudi, ”obor itu sendiri telah dinyalakan oleh para filsuf Yunani”. Walaupun kebanyakan isi Talmud berkaitan erat dengan hukum, perumpamaan dan ulasannya jelas-jelas mencerminkan pengaruh filsafat Yunani. Contohnya, konsep agama Yunani tentang jiwa yang tak berkematian dinyatakan dengan istilah-istilah Yahudi. Memang, pada zaman baru para Rabi itu, orang Yahudi semakin mengagungkan Talmud—yang pada waktu itu merupakan campuran antara filsafat hukum dan filsafat Yunani—sampai-sampai, pada Abad Pertengahan, mereka menyanjung Talmud lebih daripada Alkitab itu sendiri.

      Yudaisme selama Abad Pertengahan

      24. (a) Dua komunitas Yahudi apa muncul selama Abad Pertengahan? (b) Apa pengaruhnya atas Yudaisme?

      24 Selama Abad Pertengahan (dari kira-kira tahun 500 sampai 1500 M), muncullah dua komunitas Yahudi yang menonjol—kaum Sefardi, yang berkembang di bawah pemerintahan Islam di Spanyol, dan kaum Askenazi di Eropa Tengah dan Timur. Kedua komunitas ini menghasilkan golongan Rabi terpelajar yang tulisan dan pemikirannya menjadi dasar penafsiran agama Yahudi sampai sekarang. Menarik bahwa banyak kebiasaan dan praktek keagamaan Yudaisme yang ada dewasa ini sebenarnya lahir selama Abad Pertengahan.—Lihat kotak, halaman 231.

      25. Belakangan, apa tindakan Gereja Katolik terhadap orang Yahudi di Eropa?

      25 Pada abad ke-12, mulailah gelombang pengusiran orang Yahudi dari berbagai negara. Seperti dijelaskan oleh penulis asal Israel Abba Eban dalam My People—The Story of the Jews, ”Di setiap negara . . . yang berada di bawah pengaruh unilateral Gereja Katolik, ceritanya sama: penghinaan yang mengerikan, siksaan, pembunuhan massal, dan pengusiran.” Akhirnya pada tahun 1492, Spanyol, yang sekali lagi berada di bawah pemerintahan Katolik, melakukan hal yang sama dan mengusir semua orang Yahudi dari wilayahnya. Maka pada akhir abad ke-15, orang Yahudi telah dipaksa keluar dari hampir seluruh Eropa Barat, sehingga melarikan diri ke Eropa Timur dan negeri-negeri di sekitar Laut Tengah.

      26. (a) Apa yang mengakibatkan kekecewaan di antara orang Yahudi? (b) Golongan-golongan utama apa mulai berkembang di antara orang Yahudi?

      26 Selama abad-abad penindasan dan penganiayaan itu, banyak orang yang mengaku Mesias muncul dari antara orang Yahudi di berbagai bagian dunia, dan semuanya sedikit banyak mendapat sambutan, meski berakhir dengan kekecewaan. Pada abad ke-17, langkah-langkah baru diperlukan untuk mengobarkan kembali semangat orang Yahudi dan menarik mereka keluar dari masa kegelapan ini. Pada pertengahan abad ke-18, muncullah suatu solusi bagi keputusasaan orang Yahudi. Ini adalah aliran Hasidim (lihat kotak, halaman 226), campuran antara mistisisme dan luapan emosi keagamaan yang dinyatakan dalam pengabdian dan kegiatan sehari-hari. Sebaliknya, pada waktu yang sama, filsuf Moses Mendelssohn, seorang Yahudi asal Jerman, menawarkan jalan keluar lain, yakni cara Haskala, atau pencerahan, yang mengarah pada apa yang dalam sejarah dianggap sebagai ”Yudaisme Modern”.

      Dari ”Pencerahan” sampai Zionisme

      27. (a) Bagaimana Moses Mendelssohn mempengaruhi sikap orang Yahudi? (b) Mengapa banyak orang Yahudi tidak mau lagi mengharapkan seorang Mesias?

      27 Menurut Moses Mendelssohn (1729-86), orang Yahudi akan diterima asalkan mereka keluar dari kungkungan Talmud dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan Barat. Pada zamannya, ia menjadi salah seorang Yahudi yang paling dihormati oleh kalangan non-Yahudi. Akan tetapi, ledakan kekerasan anti-Semitisme yang berulang pada abad ke-19, khususnya di Rusia yang ”Kristen”, membuat para pengikut gerakan ini kecewa, dan banyak yang selanjutnya memusatkan perhatian untuk mencari suaka politik bagi orang Yahudi. Mereka menolak gagasan tentang seorang Mesias yang akan memimpin orang Yahudi kembali ke Israel dan mulai berusaha mendirikan Negara Yahudi dengan cara lain. Ini kemudian menjadi konsep Zionisme, yang menurut sebuah sumber adalah ”sekularisasi . . . mesianisme Yahudi”.

      28. Kejadian apa saja pada abad ke-20 yang mempengaruhi sikap orang Yahudi?

      28 Karena pembantaian massal (Holocaust) atas kira-kira enam juta orang Yahudi di Eropa oleh Nazi (1935-45), Zionisme mendapat banyak dukungan dan simpati dari seluruh dunia. Impian Zionisme menjadi kenyataan pada tahun 1948 dengan didirikannya Negara Israel, sehingga muncullah Yudaisme modern dan pertanyaan: Apa yang dipercayai oleh orang Yahudi modern?

      Allah Itu Esa

      29. (a) Secara sederhana, apa yang dimaksud dengan Yudaisme modern? (b) Apa beberapa ciri pengenal orang Yahudi? (c) Apa saja perayaan dan kebiasaan Yahudi?

      29 Secara sederhana, Yudaisme merupakan agama suatu bangsa. Karena itu, seorang penganut baru Yudaisme akan menjadi bagian dari bangsa Yahudi maupun agama Yahudi. Yudaisme adalah agama yang sepenuhnya monoteistis dan menganggap bahwa Allah campur tangan dalam sejarah manusia, khususnya yang berkaitan dengan orang Yahudi. Dalam ibadat Yahudi, ada beberapa perayaan tahunan dan berbagai kebiasaan. (Lihat kotak, halaman 230-1.) Meskipun tidak ada kredo atau dogma yang diterima oleh semua orang Yahudi, pengakuan keesaan Allah yang dinyatakan dalam Syema, yaitu doa berdasarkan Ulangan 6:4 (JP), menjadi bagian penting dalam ibadat di sinagoga, ”DENGARLAH, HAI ISRAEL: TUHAN ITU ALLAH KITA, TUHAN ITU ESA.”

      30. (a) Bagaimana pengertian orang Yahudi mengenai Allah? (b) Bagaimana pandangan orang Yahudi mengenai Allah bertentangan dengan pandangan Susunan Kristen?

      30 Kepercayaan akan Allah yang esa ini diteruskan kepada Kekristenan dan Islam. Menurut Dr. J. H. Hertz, seorang rabi, ”Pernyataan luhur mengenai monoteisme yang mutlak ini adalah pernyataan perang melawan semua politeisme . . . Dengan cara yang sama, Syema menolak tritunggal dalam kredo Kristen karena dianggap sebagai pelanggaran atas Keesaan Allah.”f Namun sekarang, mari kita arahkan perhatian pada kepercayaan Yahudi mengenai akhirat.

      Kematian, Jiwa, dan Kebangkitan

      31. (a) Bagaimana doktrin jiwa yang tak berkematian memasuki ajaran Yudaisme? (b) Dilema apa yang ditimbulkan oleh ajaran tentang jiwa yang tak berkematian?

      31 Salah satu kepercayaan dasar Yudaisme modern adalah bahwa manusia mempunyai jiwa yang tak berkematian yang terus hidup setelah tubuhnya mati. Tetapi, apakah kepercayaan ini berasal dari Alkitab? Encyclopaedia Judaica terus terang mengakui, ”Bisa jadi, doktrin jiwa yang tak berkematian memasuki Yudaisme karena pengaruh Yunani.” Akan tetapi, doktrin ini menciptakan dilema, sebab sumber yang sama menyatakan, ”Pada dasarnya, kepercayaan mengenai kebangkitan bertentangan dengan kepercayaan mengenai jiwa yang tak berkematian. Yang satu menunjuk pada kebangkitan kolektif pada akhir zaman, yaitu bahwa orang mati yang tidur di dalam tanah akan bangun dari kuburan, sedangkan yang lain menunjuk pada keadaan jiwa setelah tubuh mati.” Bagaimana dilema ini diatasi dalam teologi Yahudi? ”Ada anggapan bahwa ketika seseorang mati, jiwanya masih hidup di alam lain (sehingga muncullah semua kepercayaan yang berkaitan dengan surga dan neraka) sedangkan tubuhnya terbaring dalam kuburan menunggu kebangkitan jasmani semua orang mati di bumi ini.”

      32. Apa yang Alkitab katakan mengenai orang mati?

      32 Seorang dosen bernama Arthur Hertzberg menulis, ”Dalam Alkitab [Ibrani] itu sendiri arena kehidupan manusia adalah dunia ini. Tidak ada doktrin mengenai surga dan neraka, yang ada hanyalah konsep yang berkembang mengenai kebangkitan orang mati yang akan terjadi pada akhir zaman.” Ini merupakan penjelasan yang sederhana dan saksama tentang konsep Alkitab, yaitu bahwa ”orang yang mati tak tahu apa-apa . . . Karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan, hikmat dalam Syeol [kuburan umum umat manusia], ke mana engkau akan pergi”.—Pengkhotbah 9:5, 10; Daniel 12:1, 2; Yesaya 26:19.

      33. Pada mulanya, apa pandangan orang Yahudi mengenai doktrin kebangkitan?

      33 Menurut Encyclopaedia Judaica, ”Pada zaman para rabi, doktrin kebangkitan orang mati dianggap sebagai salah satu doktrin utama Yudaisme” dan ”harus dibedakan dari kepercayaan akan . . . jiwa yang tak berkematian.”g Akan tetapi, dewasa ini, meski doktrin jiwa yang tak berkematian diterima oleh semua golongan Yudaisme, tidaklah demikian halnya dengan doktrin kebangkitan orang mati.

      34. Berbeda dengan pandangan Alkitab, bagaimana Talmud menggambarkan jiwa? Apa yang dikomentari para penulis yang belakangan?

      34 Berbeda dengan Alkitab, Talmud, yang dipengaruhi oleh Helenisme, sarat dengan penjelasan, cerita, bahkan gambaran mengenai jiwa yang tak berkematian. Belakangan, bacaan mistis Yahudi, Kabbala, bahkan berani mengajarkan reinkarnasi (perpindahan jiwa), yang pada dasarnya adalah ajaran Hindu kuno. (Lihat Pasal 5.) Di Israel dewasa ini, ajaran itu secara luas diterima sebagai ajaran Yahudi, dan juga memainkan peranan penting dalam kepercayaan dan kitab-kitab Hasidim. Sebagai contoh, dalam bukunya Tales of the Hasidim—The Later Masters, Martin Buber memasukkan sebuah cerita tentang jiwa menurut aliran Elimelekh, seorang rabi dari Lizhensk, ”Pada Hari Pendamaian, sewaktu Rabi Abraham Yehosyua mengucapkan Avodah, doa yang menceritakan dinas imam besar di Bait Yerusalem, dan tiba pada bagian, ’Dan demikianlah ia berkata,’ ia tidak akan sekali-kali mengucapkan kata-kata itu, tetapi mengucapkan, ’Dan demikianlah saya berkata.’ Karena ia tidak lupa saat jiwanya berada dalam tubuh seorang imam besar di Yerusalem.”

      35. (a) Bagaimana sikap Yudaisme Reformasi tentang ajaran jiwa yang tak berkematian? (b) Apa ajaran yang jelas dari Alkitab mengenai jiwa?

      35 Yudaisme Reformasi bahkan tidak mau mempercayai kebangkitan. Golongan ini menyingkirkan kata kebangkitan dari buku-buku doa Reformasi, dan hanya mengakui kepercayaan tentang jiwa yang tak berkematian. Betapa jauh lebih jelas gagasan Alkitab yang dinyatakan di Kejadian 2:7, ”TUHAN Allah membentuk manusia dari debu tanah, dan mengembuskan ke dalam lubang hidungnya napas kehidupan; dan manusia menjadi jiwa yang hidup.” ( JP) Gabungan tubuh dan roh, atau daya hidup, menjadi ”jiwa yang hidup”.h (Kejadian 2:7; 7:22; Mazmur 146:4) Sebaliknya, bila manusia yang berdosa mati, jiwa pun mati. (Yehezkiel 18:4, 20) Jadi, pada waktu manusia mati, ia tidak memiliki kesadaran lagi. Daya kehidupannya kembali kepada Allah yang memberikannya. (Pengkhotbah 3:19; 9:5, 10; 12:7) Harapan sejati yang dijanjikan Alkitab bagi orang mati adalah kebangkitan—bahasa Ibrani: tekhi·yathʹ ham·me·thimʹ, atau ”orang mati hidup kembali”.

      36, 37. Apa yang dipercayai orang Ibrani yang setia pada zaman Alkitab mengenai kehidupan di masa depan?

      36 Walaupun kesimpulan ini mungkin mengejutkan bahkan bagi banyak orang Yahudi, kebangkitan merupakan harapan yang pasti bagi para penyembah Allah yang benar selama ribuan tahun. Kira-kira 3.500 tahun yang lalu, dalam penderitaannya, Ayub yang setia berbicara tentang masa depan ketika Allah akan membangkitkannya dari Syeol, atau kuburan. (Ayub 14:14, 15) Nabi Daniel juga diyakinkan bahwa ia akan dibangkitkan ”pada akhir masa itu”.—Daniel 12:2, 12 (13, JP; NW).

      37 Tidak ada dasar Alkitab untuk mengatakan bahwa orang-orang Ibrani yang setia itu percaya mereka memiliki jiwa tak berkematian yang akan terus hidup di suatu alam baka. Mereka jelas memiliki cukup alasan untuk percaya bahwa Tuan yang Berdaulat, yang menghitung dan mengendalikan bintang-bintang di alam semesta, akan mengingat mereka juga pada saat kebangkitan. Mereka telah setia kepada Dia dan nama-Nya. Ia akan setia kepada mereka.—Mazmur 18:26 (25, NW); 147:4; Yesaya 25:7, 8; 40:25, 26.

      Yudaisme dan Nama Allah

      38. (a) Selama berabad-abad, apa yang terjadi dengan penggunaan nama Allah? (b) Apa unsur pembentuk nama Allah?

      38 Yudaisme mengajarkan bahwa walaupun nama Allah ada dalam bentuk tertulis, nama itu terlalu suci untuk diucapkan.i Akibatnya, selama 2.000 tahun terakhir ini, pengucapannya yang tepat tidak diketahui lagi. Namun, orang Yahudi tidak selalu berpendirian demikian. Kira-kira 3.500 tahun yang lalu, Allah berbicara kepada Musa, demikian, ”Beginilah hendaknya kaukatakan kepada bangsa Israel: TUHAN (bahasa Ibrani: יהוה, YHWH], Allah bapak-bapak leluhurmu, Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: Inilah nama-Ku selama-lamanya, inilah sebutan-Ku kekal selama-lamanya.” (Keluaran 3:15; Mazmur 135:13) Apa nama dan sebutan itu? Catatan kaki dalam Tanakh menyatakan, ”Nama YHWH (secara turun-temurun dibaca Adonai ”TUHAN”) di sini dihubungkan dengan kata dasar hayah, yang artinya ’menjadi’.” Dengan demikian, inilah nama kudus Allah, Tetragramaton, empat konsonan Ibrani YHWH (Yahweh) yang bentuk Latinnya telah dikenal selama berabad-abad dalam bahasa Indonesia sebagai YEHUWA.

      39. (a) Mengapa nama Allah penting? (b) Mengapa orang Yahudi tidak lagi mengucapkan nama Allah?

      39 Sepanjang sejarah, orang Yahudi selalu menganggap penting nama pribadi Allah, meskipun penandasan untuk menggunakan nama itu telah berubah drastis dibandingkan dengan zaman dahulu. Sebagaimana dikatakan oleh Dr. A. Cohen dalam Everyman’s Talmud, ”Penghormatan istimewa diberikan kepada ’Nama khas’ (Syem Hameforas) Allah, yang telah Ia beri tahukan kepada orang Israel, yaitu tetragramaton, YHWH.” Nama Allah dihormati karena mewakili dan mencirikan pribadi Allah sendiri. Lagi pula, Allah sendirilah yang mengumumkan nama-Nya dan menyuruh para penyembah-Nya untuk menggunakannya. Ini ditandaskan dengan munculnya nama itu sebanyak 6.828 kali dalam Alkitab Ibrani. Akan tetapi, orang Yahudi yang saleh merasa bahwa tidaklah sopan untuk mengucapkan nama pribadi Allah.j

      40. Apa yang dinyatakan oleh beberapa narasumber Yahudi mengenai penggunaan nama Allah?

      40 Mengenai perintah para rabi zaman dahulu (yang tidak berdasarkan Alkitab) agar tidak mengucapkan nama itu, A. Marmorstein, seorang rabi, menulis dalam bukunya The Old Rabbinic Doctrine of God, ”Ada masanya ketika larangan [menggunakan nama Allah] ini sama sekali tidak dikenal oleh orang Yahudi . . . Baik di Mesir maupun di Babilonia, orang Yahudi tidak mengetahui ataupun menjalankan hukum yang melarangkan penggunaan nama Allah, Tetragramaton, dalam percakapan atau salam sehari-hari. Tetapi, dari abad ketiga SM sampai abad ketiga M, larangan tersebut mulai dikenal dan dipatuhi oleh sebagian orang.” Penggunaan nama itu tidak saja diizinkan pada masa-masa permulaan tetapi, seperti dikatakan oleh Dr. Cohen, ”Ada masanya ketika orang awam sekalipun dianjurkan untuk menggunakan Nama itu secara bebas dan terbuka . . . Terdapat petunjuk bahwa anjuran itu didasarkan atas keinginan untuk membedakan orang Israel dari orang [non-Yahudi].”

      41. Menurut seorang rabi, pengaruh apa yang menyebabkan timbulnya larangan menggunakan nama Allah?

      41 Jadi, apa yang menyebabkan timbulnya larangan untuk menggunakan nama Allah? Dr. Marmorstein menjawab, ”Tentangan Helenistik [pengaruh Yunani] terhadap agama Yahudi dan kemurtadan para imam serta bangsawan menghasilkan dan mengukuhkan aturan untuk tidak mengucapkan Tetragramaton di Tempat Suci [bait di Yerusalem].” Karena terlalu bersemangat untuk tidak menyebut nama Allah dengan sia-sia, mereka akhirnya sama sekali tidak menggunakannya dalam percakapan sehingga merusak serta mengaburkan identitas Allah yang benar. Di bawah tekanan gabungan berupa tentangan agama dan kemurtadan, nama Allah tidak digunakan lagi oleh orang Yahudi.

      42. Apa yang diperlihatkan oleh catatan Alkitab mengenai penggunaan nama Allah?

      42 Akan tetapi, sebagaimana dikatakan Dr. Cohen, ”Pada zaman Alkitab, orang tampaknya tidak ragu-ragu menggunakan [nama Allah] dalam percakapan sehari-hari.” Abraham sang patriark ”memanggil nama TUHAN”. (Kejadian 12:8) Kebanyakan penulis Alkitab Ibrani dengan leluasa tetapi penuh respek menggunakan nama itu sampai ditulisnya buku Maleakhi pada abad kelima SM.—Rut 1:8, 9, 17.

      43. (a) Apa yang sangat jelas sehubungan dengan penggunaan nama Allah oleh orang Yahudi? (b) Apa salah satu dampak tak langsung dari tidak digunakannya nama Allah oleh orang Yahudi?

      43 Jelas sekali bahwa orang Ibrani zaman dahulu menggunakan dan mengucapkan nama Allah. Mengenai perubahan yang kemudian terjadi, Marmorstein mengakui, ”Pada masa itu, yakni pada paruh pertama abad ketiga [SM], perubahan besar dalam penggunaan nama Allah nyata terlihat, yang menghasilkan banyak perubahan dalam pengetahuan teologi serta filsafat Yahudi, yang pengaruhnya masih dirasakan sampai hari ini.” Salah satu dampak hilangnya nama itu adalah bahwa konsep Allah tanpa nama telah turut menciptakan kekosongan teologis sehingga doktrin Tritunggal Susunan Kristen lebih mudah berkembang.k—Keluaran 15:1-3.

      44. Apa dampak lain dari upaya menghindari nama Allah?

      44 Tidak digunakannya nama Allah melemahkan ibadat kepada Allah yang benar. Sebagaimana dikatakan oleh seorang komentator, ”Sangat disayangkan, apabila Allah disebut sebagai ’Tuhan’, meskipun memang tepat, ungkapan ini dingin dan hambar . . . Perlu diingat bahwa dengan menerjemahkan YHWH atau Adonai sebagai ’Tuhan’, banyak bagian Perjanjian Lama akan bernada umum, formal, dan tidak akrab, yang jauh berbeda dengan teks aslinya.” (The Knowledge of God in Ancient Israel) Betapa menyedihkan melihat nama Yahweh, atau Yehuwa, yang agung dan penuh arti itu hilang dari banyak terjemahan Alkitab meski sebenarnya nama itu muncul ribuan kali dalam teks Ibrani asli!—Yesaya 43:10-12.

      Apakah Orang Yahudi Masih Menantikan Mesias?

      45. Ayat-ayat mana yang mendasari kepercayaan akan Mesias?

      45 Sejak lebih dari 2.000 tahun yang lalu, orang Yahudi mengharapkan Mesias berdasarkan banyak nubuat dalam Kitab-Kitab Ibrani. Dua Samuel 7:11-16 menunjukkan bahwa Mesias akan muncul dari garis keturunan Daud. Yesaya 11:1-10 menubuatkan bahwa ia akan mendatangkan keadilan dan perdamaian untuk umat manusia. Daniel 9:24-27 memberikan kronologi mengenai saatnya Mesias akan muncul dan dibunuh.

      46, 47. (a) Mesias seperti apa yang dinantikan oleh orang Yahudi jajahan Roma? (b) Perubahan apa terjadi sehubungan dengan harapan orang Yahudi akan Mesias?

      46 Sebagaimana dijelaskan oleh Encyclopaedia Judaica, Mesias sangat dinanti-nantikan pada abad pertama. Mereka menantikan Mesias sebagai ”keturunan Daud yang berkarisma yang menurut keyakinan orang Yahudi zaman Romawi akan dibangkitkan oleh Allah untuk mematahkan kuk kafir dan memerintah atas kerajaan Israel yang dipulihkan”. Akan tetapi, Mesias yang penuh semangat tempur sebagaimana dinantikan orang Yahudi itu tak kunjung datang.

      47 Meskipun demikian, harapan akan Mesias ini penting untuk mempersatukan bangsa Yahudi melewati banyak cobaan berat, seperti dinyatakan oleh The New Encyclopædia Britannica, ”Tidak diragukan, Yudaisme dapat bertahan, terutama sekali, karena keteguhan imannya pada janji dan masa depan yang berkaitan dengan mesias.” Namun, dengan munculnya Yudaisme modern antara abad ke-18 dan ke-19, banyak orang Yahudi tidak lagi menantikan Mesias secara pasif. Akhirnya, dengan terjadinya Pembantaian Massal (Holocaust) oleh Nazi, banyak orang Yahudi kehilangan kesabaran dan harapan mereka. Mereka mulai memandang berita tentang Mesias sebagai sumber masalah sehingga mereka mulai menafsir ulang berita tersebut semata-mata sebagai suatu zaman baru penuh kemakmuran dan perdamaian. Sejak saat itu, meskipun ada perkecualian, dapat dikatakan bahwa orang Yahudi pada umumnya tidak menantikan suatu pribadi Mesias.

      48. Pertanyaan apa saja yang layak diajukan mengenai Yudaisme?

      48 Berubahnya Yudaisme menjadi agama yang tidak mempercayai Mesias menimbulkan pertanyaan yang serius. Apakah dengan mempercayai Mesias sebagai suatu pribadi, Yudaisme telah keliru selama ribuan tahun? Bentuk Yudaisme manakah yang akan membantu seseorang mencari Allah? Apakah Yudaisme kuno dengan berbagai atribut filsafat Yunaninya? Atau, salah satu bentuk Yudaisme yang tidak lagi mempercayai Mesias, yang berkembang selama 200 tahun terakhir ini? Atau masih adakah jalur lain yang dengan setia dan benar mempertahankan harapan akan Mesias?

      49. Undangan apa diulurkan kepada orang Yahudi yang tulus?

      49 Sambil mengingat pertanyaan-pertanyaan ini, kami menyarankan agar orang Yahudi yang tulus memeriksa kembali pokok mengenai Mesias dengan menyelidiki pernyataan-pernyataan tentang Yesus dari Nazaret, bukan seperti yang digambarkan oleh Susunan Kristen, melainkan seperti yang digambarkan oleh orang-orang Yahudi yang menulis Kitab-Kitab Yunani. Ada perbedaan besar di antara keduanya. Agama-agama Susunan Kristen telah ikut menyebabkan orang Yahudi menolak Yesus melalui doktrin Tritunggal mereka yang tidak berdasarkan Alkitab, yang tentu tidak dapat diterima oleh setiap orang Yahudi yang sangat menghargai ajaran murni bahwa ”TUHAN ITU ALLAH KITA, TUHAN ITU ESA”. (Ulangan 6:4, JP) Karena itu, kami mengundang Anda untuk membaca pasal berikut dengan pikiran terbuka agar dapat mengenal Yesus yang disebutkan dalam Kitab-Kitab Yunani.

      [Catatan Kaki]

      a Bandingkan Kejadian 5:22-24, New World Translation of the Holy Scriptures—With References, catatan kaki kedua untuk ayat 22.

      b Semua kutipan dalam pasal ini, kecuali disebutkan lain, diterjemahkan dari Tanakh, A New Translation of the Holy Scriptures modern (1985) karya para pakar dari Jewish Publication Society.

      c Kronologi yang disajikan di sini didasarkan atas teks Alkitab sebagai sumbernya. (Lihat buku ”Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”, yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa, Pelajaran 3, ”Menetapkan Tanggal Peristiwa-Peristiwa dalam Arus Waktu”.)

      d Sejarawan Yahudi abad pertama Yusuf ben Matityahu (Flavius Yosefus) menceritakan bahwa setibanya Aleksander di Yerusalem, orang Yahudi membukakan gerbang baginya dan memperlihatkan kepadanya nubuat dari buku Daniel yang ditulis lebih dari 200 tahun sebelumnya yang secara jelas menggambarkan penaklukan oleh Aleksander sebagai ’Raja Yunani’.—Jewish Antiquities, Buku XI, Pasal VIII 5; Daniel 8:5-8, 21.

      e Selama zaman Makabe (kaum Hasmon, dari tahun 165 sampai 63 SM), para pemimpin Yahudi seperti Yohanes Hirkanus bahkan melakukan pemaksaan besar-besaran terhadap orang-orang yang ia taklukkan untuk menganut Yudaisme. Menarik bahwa pada permulaan tarikh Masehi, 10 persen daerah Laut Tengah beragama Yahudi. Angka tersebut jelas memperlihatkan pengaruh proselitisme Yahudi.

      f Menurut The New Encyclopædia Britannica, ”Kredo tritunggal dalam Kekristenan . . . memisahkannya dari dua agama klasik monoteistis lainnya [Yudaisme dan Islam].” Tritunggal dikembangkan oleh gereja sekalipun ”dalam Alkitab orang Kristen, tidak ada pernyataan yang secara spesifik menyebutkan bahwa Allah itu tritunggal”.

      g Selain terdapat dalam Alkitab, doktrin kebangkitan diajarkan sebagai sesuatu yang harus dipercayai dalam Misnah (Sanhedrin 10:1) dan dicantumkan sebagai dalil terakhir dari 13 dalil iman Maimonides. Sampai abad ke-20, menyangkal kebangkitan dipandang sebagai bidah.

      h ”Alkitab tidak mengatakan bahwa kita mempunyai jiwa. ’Nefes’ adalah orang itu sendiri, kebutuhannya untuk makan, darah dalam pembuluhnya, dirinya.”—Dr. H. M. Orlinsky dari Hebrew Union College.

      i Lihat Keluaran 6:3 dalam terjemahan Alkitab Tanakh, yang mencantumkan Tetragramaton Ibrani dalam teks Inggris.

      j Encyclopaedia Judaica berkata, ”Pengucapan nama YHWH dihindari . . . karena Perintah Ketiga (Kel. 20:7; Ul. 5:11) disalahartikan menjadi ’Jangan menyebut nama YHWH Allahmu dengan sia-sia’, padahal sebenarnya berarti ’Jangan bersumpah palsu demi nama YHWH Allahmu’.”

      k George Howard, lektor kepala madya bidang agama dan bahasa Ibrani di University of Georgia, menyatakan, ”Seraya waktu berlalu, kedua pribadi ini [Allah dan Kristus] semakin dipersatukan sampai-sampai sering kali mustahil untuk membedakan mereka. Maka, disingkirkannya Tetragramaton mungkin menjadi faktor penting yang memicu perdebatan yang terjadi belakangan mengenai Kristologi dan Tritunggal yang merongrong gereja pada abad-abad permulaan. Bagaimanapun, disingkirkannya Tetragramaton mungkin telah menciptakan iklim teologis yang berbeda dengan iklim yang ada pada masa Perjanjian Baru di abad pertama.”—Biblical Archaeology Review, Maret 1978.

      [Blurb di hlm. 217]

      Orang Yahudi Sefardi dan Askenazi membentuk dua komunitas

      [Kotak/Gambar di hlm. 211]

      Sepuluh Perintah untuk Ibadat dan Tingkah Laku

      Jutaan orang pernah mendengar tentang Sepuluh Perintah, tetapi hanya sedikit yang pernah membacanya. Karena itu, kami menyajikan sebagian besar teksnya di sini.

      ▪ ”Jangan ada padamu allah lain selain Aku.

      ▪ ”Jangan membuat bagimu patung pahatan, atau yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau di bumi di bawah, atau di dalam air di bawah bumi. Jangan membungkuk kepadanya atau melayaninya. . . . [Pada zaman lampau ini, 1513 SM, itulah satu-satunya perintah yang melarangkan penyembahan berhala.]

      ▪ ”Jangan bersumpah palsu demi nama TUHAN [bahasa Ibrani: יהוה] Allahmu . . .

      ▪ ”Ingatlah hari Sabat dan kuduskanlah itu. . . . TUHAN memberkati hari sabat dan menyucikannya.

      ▪ ”Hormatilah ayahmu dan ibumu . . .

      ▪ ”Jangan membunuh.

      ▪ ”Jangan melakukan perzinaan.

      ▪ ”Jangan mencuri.

      ▪ ”Jangan memberikan kesaksian palsu terhadap sesamamu.

      ▪ ”Jangan mengingini rumah sesamamu . . . istri . . . budak laki-laki atau perempuan . . . lembu atau keledainya, atau apa pun milik sesamamu.”—Keluaran 20:3-14.

      Walaupun hanya empat perintah pertama yang berkaitan langsung dengan kepercayaan agama dan ibadat, perintah yang lain memperlihatkan kaitan antara tingkah laku yang benar dan hubungan yang baik dengan sang Pencipta.

      [Gambar]

      Meskipun mendapatkan hukum dari Allah, Israel meniru penyembahan anak lembu oleh bangsa-bangsa kafir di sekitarnya (Anak lembu emas, Byblos)

      [Kotak/Gambar di hlm. 220, 221]

      Tulisan-Tulisan Suci Orang Ibrani

      Tulisan-tulisan suci Ibrani dimulai dengan ”Tanakh”. Nama ”Tanakh” berasal dari tiga bagian Alkitab Yahudi dalam bahasa Ibrani: Tohrah (Taurat atau Hukum), Nevi’im (Kitab Para Nabi), dan Kethuvim (Tulisan-Tulisan), dengan mengambil huruf pertama dari setiap bagian untuk membentuk kata TaNaKh. Kitab-kitab ini ditulis dalam bahasa Ibrani dan Aram mulai abad ke-16 sampai abad ke-5 SM.

      Orang Yahudi percaya bahwa pengilhaman kitab-kitab itu tidak sama kadarnya, dan semakin berkurang. Maka, mereka menyusun kitab-kitab itu menurut urutan pentingnya sebagai berikut:

      Tohrah—kelima kitab Musa, atau Pentateukh (kata Yunani yang berarti ”lima gulungan”), Hukum, yang terdiri dari Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Tetapi, istilah ”Tohrah” dapat juga digunakan untuk memaksudkan Kitab Suci Yahudi secara keseluruhan dan juga hukum lisan serta Talmud (lihat halaman berikut).

      Nevi’im—Kitab Para Nabi, dari buku Yosua sampai nabi-nabi besar, yaitu Yesaya, Yeremia, dan Yehezkiel, lalu 12 nabi-nabi ”kecil” dari Hosea sampai Maleakhi.

      Kethuvim—Tulisan-Tulisan, yang terdiri dari karya puisi, yaitu Mazmur, Amsal, Ayub, Kidung Agung, dan Ratapan. Termasuk juga Rut, Pengkhotbah, Ester, Daniel, Ezra, Nehemia, serta Satu dan Dua Tawarikh.

      Talmud

      Dari pandangan orang non-Yahudi, ”Tanakh”, atau Kitab Suci Yahudi, merupakan tulisan Yahudi yang paling penting. Namun, tidak demikian pandangan orang Yahudi. Banyak orang Yahudi akan sependapat dengan komentar Adin Steinsaltz, seorang rabi, ”Jika Alkitab adalah batu penjuru Yudaisme, maka Talmud adalah tiang utamanya, yang menjulang dari fondasinya dan menopang seluruh bangunan rohani dan intelektual . . . Tidak ada karya lain yang sebanding pengaruhnya atas teori dan praktek hidup orang Yahudi.” (The Essential Talmud) Kalau begitu, apa Talmud itu?

      Orang Yahudi Ortodoks percaya bahwa Allah tidak hanya memberikan hukum tertulis, atau Taurat, kepada Musa di Gunung Sinai, tetapi juga menyingkapkan penjelasan yang spesifik tentang cara menjalankan Taurat itu, dan bahwa ini harus disampaikan secara lisan. Ini disebut hukum lisan. Jadi, Talmud adalah ringkasan tertulis mengenai hukum lisan itu, disertai ulasan dan penjelasannya. Talmud disusun oleh para rabi mulai abad kedua SM sampai Abad Pertengahan.

      Talmud biasanya dibagi menjadi dua bagian utama:

      Misnah: Kumpulan ulasan yang melengkapi Hukum dalam Kitab Suci, didasarkan atas penjelasan para rabi yang disebut Tannaim (para guru). Misnah disusun dalam bentuk tertulis pada akhir abad kedua dan permulaan abad ketiga M.

      Gemara (semula disebut Talmud): Kumpulan ulasan tentang Misnah karya para rabi masa belakangan (abad ketiga sampai keenam M).

      Selain dua bagian utama ini, Talmud juga dapat mencakup ulasan mengenai Gemara yang dibuat oleh para rabi sampai Abad Pertengahan. Yang menonjol di antaranya ialah Rabi Rashi (Solomon ben Isaac, 1040-1105), yang membuat bahasa Talmud yang sukar itu jauh lebih dapat dimengerti, dan Rabi Rambam (Moses ben Maimon, lebih dikenal sebagai Maimonides, 1135-1204), yang menyusun kembali Talmud menjadi versi singkat (”Taurat Misneh”), sehingga dapat digunakan oleh semua orang Yahudi.

      [Gambar]

      Bawah: Taurat kuno dari lokasi yang dikenal sebagai Makam Ester, Iran; kanan: himne pujian berbahasa Ibrani dan Yiddish yang didasarkan atas ayat-ayat Kitab Suci

      [Kotak/Gambar di hlm. 226, 227]

      Yudaisme—Agama dengan Banyak Suara

      Ada perbedaan besar di antara berbagai golongan Yudaisme. Pada umumnya, Yudaisme menekankan praktek keagamaan. Masalah praktek keagamaan itulah, bukannya masalah kepercayaan, yang telah diperdebatkan dan menimbulkan ketegangan serius di antara orang Yahudi sehingga terbentuklah tiga golongan utama dalam Yudaisme.

      YUDAISME ORTODOKS—Cabang ini tidak hanya meyakini bahwa ”Tanakh” Ibrani adalah Kitab yang terilham tetapi juga percaya bahwa Musa menerima hukum lisan dari Allah di Gunung Sinai pada saat yang sama ketika ia menerima Hukum tertulis. Orang Yahudi Ortodoks dengan teliti menjalankan perintah-perintah dalam kedua hukum itu. Mereka percaya bahwa Mesias masih akan datang dan membawa bangsa Israel menuju zaman keemasan. Karena adanya perbedaan pendapat di dalam kelompok Ortodoks, muncullah berbagai golongan. Satu contoh adalah Hasidim.

      Hasidim (Khasidim, artinya ”orang-orang saleh”)—Mereka dianggap sangat ortodoks. Golongan ini didirikan oleh Israel ben Eliezer, yang dikenal sebagai Baal Syem Tob (”Tuan dari Nama Baik”), pada pertengahan abad ke-18 di Eropa Timur. Mereka mengikuti ajaran yang sangat mementingkan musik dan tari-tarian, sehingga menghasilkan kesenangan mistis. Banyak dari kepercayaan mereka, termasuk reinkarnasi, didasarkan atas buku-buku mistis Yahudi yang dikenal sebagai Kabbala. Dewasa ini, mereka dipimpin oleh para rebe (bahasa Yiddish untuk ”rabi”), atau zadikim, yang oleh para pengikut mereka dianggap sebagai pria yang luar biasa saleh atau orang suci.

      Dewasa ini, Hasidim terutama terdapat di Amerika Serikat dan Israel. Mereka mengenakan busana khas orang Eropa Timur abad ke-18 dan ke-19, yang terutama berwarna hitam, sehingga mereka tampak sangat mencolok, khususnya dalam suasana kota yang modern. Dewasa ini, mereka terbagi dalam sekte-sekte yang mengikuti berbagai rebe yang terkemuka. Salah satu kelompok yang sangat aktif adalah Lubavitcher, yang dengan giat mencari umat di kalangan orang Yahudi. Beberapa kelompok percaya bahwa hanya Mesias yang berhak memulihkan Israel sebagai bangsa Yahudi dan karenanya menentang Negara Israel sekuler.

      YUDAISME REFORMASI (juga dikenal sebagai kaum ”Liberal” dan ”Progresif”)—Gerakan ini dimulai di Eropa Barat menjelang permulaan abad ke-19. Gerakan ini didasarkan atas ide Moses Mendelssohn, seorang cendekiawan Yahudi abad ke-18. Ia percaya bahwa orang Yahudi harus berasimilasi dengan kebudayaan Barat dan tidak memisahkan diri dari bangsa-bangsa non-Yahudi. Para penganut Yudaisme Reformasi menyangkal bahwa Taurat adalah kebenaran yang disingkapkan Allah. Menurut mereka, hukum Yahudi mengenai aturan makanan, kemurnian, dan pakaian sudah ketinggalan zaman. Mereka percaya pada apa yang mereka sebut ”era Mesianik berupa persaudaraan Universal”. Akhir-akhir ini, mereka kembali ke arah Yudaisme yang lebih tradisional.

      YUDAISME KONSERVATIF—Ini dimulai di Jerman pada tahun 1845 sebagai cabang Yudaisme Reformasi, yang dirasa telah menolak terlalu banyak tradisi Yahudi. Yudaisme Konservatif tidak mengakui bahwa Musa menerima hukum lisan dari Allah tetapi menganggap bahwa para rabi, yang berusaha menyesuaikan Yudaisme dengan zaman baru, telah mengarang-ngarang Taurat lisan. Orang Yahudi Konservatif tunduk pada ajaran Alkitab dan hukum Rabi jika ”dapat memenuhi tuntutan kehidupan Yahudi modern”. (The Book of Jewish Knowledge) Mereka menggunakan bahasa Ibrani dan Inggris dalam liturginya dan memegang teguh hukum aturan makanan (kasruth). Pria dan wanita diizinkan duduk bersama selama beribadat, yang dilarang oleh golongan Ortodoks.

      [Gambar]

      Kiri: orang Yahudi di Tembok Ratapan di Yerusalem dan, atas: seorang Yahudi berdoa, berlatar Yerusalem

      [Kotak/Gambar di hlm. 230, 231]

      Beberapa Perayaan dan Kebiasaan Penting

      Kebanyakan perayaan Yahudi didasarkan pada Alkitab dan umumnya merupakan perayaan musiman yang berkaitan dengan masa panen atau dengan peristiwa bersejarah.

      ▪ Sabat—Hari ketujuh pada pekan Yahudi (dari matahari terbenam hari Jumat sampai matahari terbenam hari Sabtu) dipandang sebagai hari yang menyucikan pekan itu, dan diperingati secara khusus sebagai bagian penting dalam ibadat. Orang Yahudi datang ke sinagoga untuk mendengarkan pembacaan Taurat dan berdoa.—Keluaran 20:8-11.

      ▪ Yom Kipur—Hari Pendamaian, suatu perayaan khidmat yang kegiatan utamanya adalah berpuasa dan introspeksi diri. Hari ini adalah puncak dari Sepuluh Hari Pertobatan yang diawali dengan Ros Hasyanah, Tahun Baru Yahudi, yang jatuh pada bulan September menurut kalender sekuler Yahudi.—Imamat 16:29-31; 23:26-32.

      ▪ Sukot (atas, kanan)—Perayaan Pondok, atau Tabernakel, atau Pengumpulan. Merayakan panen dan akhir dari sebagian besar musim bercocok tanam. Diselenggarakan pada bulan Oktober.—Imamat 23:34-43; Bilangan 29:12-38; Ulangan 16:13-15.

      ▪ Hanukah—Perayaan Penahbisan. Perayaan populer yang diselenggarakan pada bulan Desember untuk memperingati aksi orang Makabe guna memulihkan kemerdekaan Yahudi dari kekuasaan Siria-Yunani dan memperingati penahbisan kembali bait di Yerusalem pada bulan Desember 165 SM. Biasanya ada penyalaan lilin selama delapan hari.

      ▪ Purim—Perayaan Undi. Dirayakan pada akhir bulan Februari atau permulaan Maret, memperingati luputnya orang Yahudi di Persia pada abad kelima SM dari Haman dan rencana genosidanya.—Ester 9:20-28.

      ▪ Pesakh—Perayaan Paskah. Diadakan untuk memperingati pembebasan Israel dari perbudakan di Mesir (1513 SM). Ini merupakan perayaan Yahudi yang terbesar dan tertua. Diadakan pada tanggal 14 Nisan (kalender Yahudi), yang biasanya jatuh pada akhir Maret atau awal April. Setiap keluarga Yahudi berkumpul untuk menikmati jamuan Paskah, atau Seder. Selama tujuh hari berikutnya, mereka tidak boleh makan ragi. Masa ini disebut Perayaan Kue Tidak Beragi (Matzot).—Keluaran 12:14-20, 24-27.

      Beberapa Kebiasaan Yahudi

      ▪ Sunat—Bagi anak laki-laki Yahudi, sunat merupakan upacara penting yang dilakukan sewaktu berumur delapan hari. Sering disebut Perjanjian Abraham, karena sunat adalah tanda perjanjian Allah dengannya. Pria-pria yang baru menjadi penganut Yudaisme juga harus disunat.—Kejadian 17:9-14.

      ▪ Bar Mitzvah (bawah)—Ini adalah upacara agama Yahudi lain yang penting, yang secara harfiah berarti ”putra di bawah perintah”, suatu ”istilah yang menunjukkan saat tercapainya kedewasaan secara keagamaan dan hukum serta saat status ini secara formal diberikan kepada anak laki-laki berumur 13 tahun lebih satu hari”. Kebiasaan ini baru dipraktekkan orang Yahudi pada abad ke-15 M.—Encyclopaedia Judaica.

      ▪ Mezuzah (atas)—Rumah orang Yahudi biasanya mudah dikenali karena adanya mezuzah, atau kotak berisi gulungan, di sisi kanan tiang pintu dari arah masuk. Dalam prakteknya, mezuzah adalah perkamen kecil yang bertuliskan kutipan dari Ulangan 6:4-9 dan 11:13-21, yang kemudian digulung dan dimasukkan ke dalam kotak kecil. Kotak ini selanjutnya dipasang pada setiap pintu kamar yang dihuni.

      ▪ Yarmulke (penutup ubun-ubun untuk pria)—Menurut Encyclopaedia Judaica, ”Orang Yahudi ortodoks . . . menganggap penggunaan penutup kepala, di luar maupun di dalam sinagoga, sebagai tanda kesetiaan kepada tradisi Yahudi.” Mengenakan penutup kepala selama ibadat tidak disebutkan di mana pun dalam Tanakh, maka Talmud menyebutnya sebagai soal pilihan. Wanita Yahudi Hasidim senantiasa mengenakan penutup kepala atau mencukur kepala mereka dan memakai rambut palsu.

      [Gambar di hlm. 206]

      Abram (Abraham), leluhur orang Yahudi, menyembah Allah Yehuwa hampir 4.000 tahun yang lalu

      [Gambar di hlm. 208]

      Bintang Daud—simbol Israel dan Yudaisme yang tidak berdasarkan Alkitab

      [Gambar di hlm. 215]

      Seorang penulis Yahudi menyalin teks Ibrani

      [Gambar di hlm. 222]

      Keluarga Yahudi Hasidim merayakan Sabat

      [Gambar di hlm. 233]

      Orang Yahudi yang saleh mengenakan filakteri, atau kotak berisi gulungan doa, pada lengan dan dahi

  • Kekristenan—Apakah Yesus Jalan menuju Allah?
    Pencarian Manusia akan Allah
    • Pasal 10

      Kekristenan—Apakah Yesus Jalan menuju Allah?

      Sejauh ini, kecuali pasal mengenai Yudaisme, kita telah membahas agama-agama besar yang banyak didasarkan atas mitos. Sekarang kita akan mengkaji agama lain yang mengaku mendekatkan manusia kepada Allah—Kekristenan. Apa dasar Kekristenan—mitos atau fakta sejarah?

      1. (a) Mengapa sejarah Susunan Kristen menyebabkan orang sangat meragukan Kekristenan? (b) Apa bedanya Susunan Kristen dengan Kekristenan?

      SEJARAH Susunan Kristen,a yang diwarnai banyak peperangan, inkwisisi, perang salib, dan kemunafikan, tidak mendukung gerakan Kekristenan. Kebejatan dan kemerosotan moral dunia Barat yang ”Kristen” menjadi alasan bagi umat Muslim yang saleh dan umat agama lain untuk menolak Kekristenan. Ya, bangsa-bangsa yang disebut Kristen telah kehilangan kendali moral mereka dan telah kandas di batu-batu karang ketiadaan iman, ketamakan, dan pemuasan hawa nafsu.

      2, 3. (a) Apa perbedaan antara tingkah laku orang Kristen masa awal dan tingkah laku orang-orang Susunan Kristen zaman modern? (b) Pertanyaan apa saja yang timbul?

      2 Bukti bahwa standar Kekristenan yang tulen berbeda dengan norma yang serbaboleh dewasa ini dinyatakan oleh Profesor Elaine Pagels dalam bukunya Adam, Eve, and the Serpent, demikian, ”Banyak orang Kristen selama empat abad pertama bangga akan pengendalian diri mereka dalam hal seks; mereka menghindari poligami dan sering kali juga perceraian, yang diizinkan dalam tradisi Yahudi; dan mereka menolak hubungan seks di luar perkawinan yang merupakan kebiasaan umum di kalangan orang non-Yahudi pada zaman itu, termasuk praktek pelacuran dan homoseksualitas.”

      3 Maka, sepantasnyalah kita bertanya: Apakah sejarah Susunan Kristen dan keadaan moralnya pada zaman modern benar-benar mencerminkan ajaran Yesus Kristus? Pribadi seperti apakah Yesus? Apakah dia membantu mendekatkan umat manusia kepada Allah? Apakah dia Mesias yang dijanjikan dalam nubuat Ibrani? Beberapa pertanyaan ini akan kita bahas dalam pasal ini.

      Siapa Sebenarnya Yesus?

      4. Dalam pengkajian kita, perbedaan nyata apa yang ada antara asal usul Kekristenan dan asal usul agama-agama besar dunia?

      4 Dalam pasal-pasal terdahulu, kita telah melihat peranan penting mitos dalam hampir semua agama besar dunia. Namun, apabila kita melihat asal usul Yudaisme di pasal sebelumnya, kita tidak bertolak dari mitos tetapi dari kenyataan berupa sejarah Abraham, leluhurnya, dan keturunannya. Demikian pula, tentang Kekristenan dan pendirinya, Yesus, kita tidak bertolak dari mitos tetapi dari seorang tokoh yang benar-benar ada dalam sejarah.—Lihat kotak, halaman 237.

      5. (a) Apa tiga bukti yang menunjukkan jati diri Yesus sebagai ’benih’ Abraham? (b) Siapa yang menulis Kitab-Kitab Yunani Kristen?

      5 Ayat pertama dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen, yang biasanya dikenal sebagai Perjanjian Baru (lihat kotak, halaman 241), menyatakan, ”Buku mengenai sejarah Yesus Kristus, putra Daud, putra Abraham.” (Matius 1:1) Apakah ayat ini merupakan pernyataan tak berdasar dari Matius, seorang Yahudi mantan pemungut cukai yang adalah murid langsung Yesus dan penulis biografinya? Tidak. Lima belas ayat berikutnya memuat silsilah dari Abraham hingga Yakub, yang ”memperanakkan Yusuf, suami Maria, yang darinya Yesus dilahirkan, yang disebut Kristus”. Jadi, Yesus benar-benar keturunan Abraham, Yehuda, dan Daud, dan dengan demikian memiliki tiga bukti yang meneguhkan jati dirinya sebagai ’benih’ yang dinubuatkan dalam Kejadian 3:15 dan benih Abraham.—Kejadian 22:18; 49:10; 1 Tawarikh 17:11.

      6, 7. Mengapa tempat kelahiran Yesus penting?

      6 Bukti lain yang menjadi tanda pengenal Mesias sang Benih adalah tempat kelahirannya. Di mana Yesus dilahirkan? Matius memberi tahu kita bahwa Yesus ”dilahirkan di Betlehem di Yudea pada zaman raja Herodes”. (Matius 2:1) Catatan dokter Lukas meneguhkan kenyataan itu sewaktu ia memberikan keterangan tentang calon ayah angkat Yesus, ”Yusuf juga pergi dari Galilea, dari kota Nazaret, ke Yudea, ke kota Daud yang disebut Betlehem, oleh karena ia anggota dari keturunan dan keluarga Daud, untuk mendaftarkan diri bersama Maria, yang telah diberikan kepadanya sebagai istri, dan yang sekarang sedang hamil tua.”—Lukas 2:4, 5.

      7 Mengapa Yesus harus lahir di Betlehem dan tidak di Nazaret atau di kota lain? Oleh karena sebuah nubuat yang diucapkan pada abad kedelapan SM oleh nabi Ibrani Mikha, ”Dan engkau, oh, Betlehem Efrata, yang terlalu kecil untuk berada di antara ribuan dari Yehuda, darimu akan keluar kepadaku pribadi yang akan menjadi penguasa di Israel, yang asal-usulnya sejak purbakala, sejak zaman lampau yang tidak tertentu.” (Mikha 5:2) Jadi, tempat kelahirannya menjadi bukti lain yang meneguhkan jati diri Yesus sebagai Mesias dan Benih yang dijanjikan.—Yohanes 7:42.

      8. Sebutkan beberapa nubuat yang tergenap dalam diri Yesus.

      8 Bahkan, Yesus menggenapi banyak nubuat lain dalam Kitab-Kitab Ibrani, yang menunjukkan bahwa ia memiliki semua bukti yang meneguhkan jati dirinya sebagai Mesias yang dijanjikan. Anda dapat memeriksa beberapa di antaranya dalam Alkitab. (Lihat kotak, halaman 245.)b Tetapi, sekarang marilah kita periksa sejenak berita dan pelayanan Yesus.

      Kehidupan Yesus Itulah Jalannya

      9. (a) Bagaimana Yesus memulai pelayanannya kepada umum? (b) Bagaimana kita tahu bahwa Yesus mendapat perkenan Allah?

      9 Catatan Alkitab memberi tahu kita bahwa Yesus dibesarkan sebagai seorang remaja Yahudi biasa pada zamannya, beribadat di sinagoga setempat dan bait di Yerusalem. (Lukas 2:41-52) Sewaktu berumur 30 tahun, ia memulai pelayanannya kepada umum. Pertama-tama, ia mendatangi Yohanes saudara sepupunya, yang membaptis orang Yahudi di Sungai Yordan sebagai lambang pertobatan. Catatan Lukas memberi tahu kita, ”Sewaktu semua orang itu dibaptis, Yesus juga dibaptis dan, seraya ia berdoa, langit terbuka dan roh kudus dalam bentuk jasmani seperti seekor merpati turun ke atasnya, dan suatu suara keluar dari langit, ’Engkaulah Putraku, yang kukasihi; aku berkenan kepadamu.’”—Lukas 3:21-23; Yohanes 1:32-34.

      10, 11. (a) Apa beberapa ciri khas metode pengabaran dan pengajaran Yesus? (b) Bagaimana Yesus menunjukkan pentingnya nama Bapaknya?

      10 Pada waktunya, Yesus memulai pelayanannya sebagai Putra terurap Allah. Ia pergi ke seluruh Galilea serta Yudea untuk mengabarkan berita Kerajaan Allah dan melakukan berbagai mukjizat, seperti menyembuhkan orang sakit. Ia tidak menerima bayaran dan tidak mencari kekayaan ataupun kemuliaan pribadi. Malah, ia mengatakan bahwa lebih bahagia memberi daripada menerima. Ia juga mengajar murid-muridnya cara mengabar.—Matius 8:20; 10:7-13; Kisah 20:35.

      11 Jika kita menganalisis berita Yesus dan metode yang ia gunakan, kita melihat perbedaan yang mencolok antara gayanya dan gaya banyak pengkhotbah Susunan Kristen. Ia tidak memanipulasi kumpulan orang dengan mengumbar emosi mereka atau menggunakan api neraka untuk menakut-nakuti mereka. Sebaliknya, Yesus menggunakan penalaran yang sederhana dan perumpamaan, atau ilustrasi, dari kehidupan sehari-hari untuk mencapai hati dan pikiran. Khotbahnya yang terkenal di Gunung adalah contoh yang luar biasa tentang ajaran dan metode pengajarannya. Dalam khotbah itu, Yesus menyertakan contoh doa yang menunjukkan dengan jelas prioritas orang Kristen, yakni menomorsatukan penyucian nama Allah. (Lihat kotak, halaman 258-9.)—Matius 5:1–7:29; 13:3-53; Lukas 6:17-49.

      12. (a) Bagaimana Yesus memperlihatkan kasih dalam ajaran dan perbuatannya? (b) Seberapa berbedakah dunia ini seandainya kasih Kristen benar-benar dipraktekkan?

      12 Sewaktu berurusan dengan para pengikutnya dan masyarakat pada umumnya, Yesus memperlihatkan kasih serta keibaan hati. (Markus 6:30-34) Pada waktu mengabarkan berita tentang Kerajaan Allah, ia pun mempraktekkan kasih dan kerendahan hati. Jadi, pada saat-saat terakhir kehidupannya, ia dapat berkata kepada murid-muridnya, ”Aku memberikan kepadamu perintah baru, agar kamu mengasihi satu sama lain; sebagaimana aku telah mengasihi kamu, agar kamu juga mengasihi satu sama lain. Dengan inilah semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-muridku, jika kamu mempunyai kasih di antara kamu.” (Yohanes 13:34, 35) Oleh karena itu, hakikat cara hidup Kekristenan adalah kasih yang rela berkorban berdasarkan prinsip. (Matius 22:37-40) Dalam kehidupan sehari-hari, seorang Kristen bahkan harus mengasihi musuh-musuhnya, meskipun ia mungkin membenci perbuatan jahat mereka. (Lukas 6:27-31) Coba bayangkan. Betapa berbedanya dunia ini seandainya setiap orang benar-benar mempraktekkan kasih seperti itu!—Roma 12:17-21; 13:8-10.

      13. Apa bedanya ajaran Yesus dengan ajaran Konghucu, Laozi, dan Buddha?

      13 Tetapi, Yesus tidak sekadar mengajarkan etika atau filsafat, seperti yang diajarkan oleh Konghucu dan Laozi. Selain itu, tidak seperti Buddha, Yesus tidak mengajarkan bahwa seseorang dapat mengupayakan keselamatannya sendiri melalui jalan pengetahuan dan pencerahan. Ia menandaskan Allah sebagai sumber keselamatan ketika ia berkata, ”Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, ia memberikan Putra satu-satunya yang diperanakkan, agar setiap orang yang memperlihatkan iman akan dia tidak akan dibinasakan melainkan memperoleh kehidupan abadi. Karena Allah mengutus Putranya ke dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan agar dunia diselamatkan melalui dia.”—Yohanes 3:16, 17.

      14. Mengapa Yesus dapat berkata, ”Akulah jalan dan kebenaran dan kehidupan”?

      14 Dengan memanifestasikan kasih Bapaknya melalui kata-kata dan perbuatan, Yesus mendekatkan umat manusia kepada Allah. Itulah satu alasan ia dapat berkata, ”Akulah jalan dan kebenaran dan kehidupan. Tidak seorang pun datang kepada Bapak kecuali melalui aku. . . . Ia yang telah melihat aku telah melihat Bapak juga. Bagaimana engkau mengatakan, ’Perlihatkanlah Bapak kepada kami’? Tidakkah engkau percaya bahwa aku dalam persatuan dengan Bapak dan Bapak dalam persatuan dengan aku? Apa yang aku katakan kepada kamu sekalian tidak kukatakan dari diriku sendiri; tetapi Bapak, yang tetap dalam persatuan dengan aku, dialah yang melakukan pekerjaan-pekerjaannya. . . . Kamu telah mendengar bahwa aku mengatakan kepadamu: Aku akan pergi dan aku akan datang kembali kepadamu. Jika kamu mengasihi aku, kamu akan bersukacita bahwa aku akan pergi kepada Bapak, karena Bapak lebih besar daripada aku.” (Yohanes 14:6-28) Ya, Yesus adalah ”jalan dan kebenaran dan kehidupan” karena ia membimbing orang-orang Yahudi kembali kepada Bapaknya, Allah mereka yang benar, Yehuwa. Karena Allah, dengan kasih-Nya yang terunggul, telah mengutus Yesus ke bumi sebagai mercu suar terang dan kebenaran untuk membimbing manusia kepada sang Bapak, pencarian manusia akan Allah seperti mendapat daya dorong melalui Yesus.—Yohanes 1:9-14; 6:44; 8:31, 32.

      15. (a) Apa yang harus kita lakukan untuk menemukan Allah? (b) Apa yang bisa kita lihat di bumi ini sebagai bukti kasih Allah?

      15 Atas dasar pelayanan dan teladan Yesus, belakangan Paulus sang utusan injil dapat mengatakan kepada orang-orang Yunani di Athena, ”Dan dari satu orang [Allah] menjadikan setiap bangsa manusia, untuk tinggal di atas seluruh permukaan bumi, dan ia menetapkan waktu-waktu yang telah ditentukan dan batas-batas yang tetap untuk tempat tinggal manusia, agar mereka mencari Allah, jika mereka mungkin mencari-cari dia dan benar-benar menemukan dia, meskipun dia sebenarnya tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab oleh dialah kita mempunyai kehidupan, kita bergerak, dan kita ada.” (Kisah 17:26-28) Ya, Allah dapat ditemukan jika seseorang mau berupaya mencari Dia. (Matius 7:7, 8) Allah telah menyatakan diri dan kasih-Nya dengan melengkapi bumi ini sehingga dapat menunjang beraneka ragam kehidupan yang seakan tak ada habisnya. Ia memenuhi kebutuhan seluruh umat manusia, tidak soal apakah mereka adil-benar atau tidak. Ia juga telah menyediakan Firman tertulis-Nya, Alkitab, bagi umat manusia, dan Ia mengutus Putra-Nya sebagai korban tebusan.c Di samping itu, Allah menyediakan bantuan yang orang-orang butuhkan untuk menemukan jalan menuju Dia.—Matius 5:43-45; Kisah 14:16, 17; Roma 3:23-26.

      16, 17. Bagaimana kasih Kristen yang sejati harus dimanifestasikan?

      16 Tentu saja, kasih Kristen harus dimanifestasikan tidak hanya melalui kata-kata tetapi yang lebih penting melalui perbuatan. Karena itulah, rasul Paulus menulis, ”Kasih itu panjang sabar dan baik hati. Kasih tidak cemburu, tidak membual, tidak menjadi besar kepala, tidak berlaku tidak sopan, tidak memperhatikan kepentingan diri sendiri, tidak terpancing menjadi marah. Kasih tidak mencatat kerugian. Kasih tidak bersukacita karena ketidakadilbenaran, tetapi bersukacita karena kebenaran. Kasih menanggung segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mempunyai harapan akan segala sesuatu, bertekun menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan.”—1 Korintus 13:4-8.

      17 Yesus juga menjelaskan betapa pentingnya memberitakan Kerajaan surga—pemerintahan Allah atas umat manusia yang tunduk.—Matius 10:7; Markus 13:10.

      Setiap Orang Kristen Adalah Penginjil

      18. (a) Apa yang Yesus tonjolkan dalam Khotbah di Gunung? (b) Apa tanggung jawab setiap orang Kristen? (c) Bagaimana Yesus mempersiapkan murid-muridnya untuk pelayanan mereka, dan berita apa yang harus mereka kabarkan?

      18 Dalam Khotbah di Gunung, Yesus menandaskan kepada kumpulan orang tanggung jawab mereka untuk menerangi orang lain melalui perkataan dan perbuatan. Ia berkata, ”Kamu adalah terang dunia. Suatu kota tidak dapat disembunyikan bila terletak di atas gunung. Orang menyalakan pelita dan meletakkannya, bukan di bawah keranjang takaran, tetapi di atas kaki pelita, dan itu bersinar atas semua orang yang ada di rumah. Demikian pula biarlah terangmu bersinar di hadapan manusia, agar mereka melihat perbuatan baikmu dan memuliakan Bapakmu yang di surga.” (Matius 5:14-16) Dalam perjalanan keliling sebagai rohaniwan, Yesus melatih murid-muridnya cara mengabar dan mengajar. Lalu, apa yang harus mereka kabarkan? Berita yang dikabarkan oleh Yesus sendiri, yaitu tentang Kerajaan Allah yang akan memerintah bumi dengan keadilbenaran. Seperti yang pernah Yesus jelaskan, ”Juga ke kota-kota lain aku harus menyatakan kabar baik tentang kerajaan Allah, karena untuk itulah aku diutus.” (Lukas 4:43; 8:1; 10:1-12) Ia juga mengatakan bahwa salah satu bagian dari tanda hari-hari terakhir ialah ”kabar baik kerajaan ini akan diberitakan di seluruh bumi yang berpenduduk sebagai suatu kesaksian kepada semua bangsa; dan kemudian akhir itu akan datang”.—Matius 24:3-14.

      19, 20. (a) Mengapa Kekristenan yang sejati selalu merupakan agama yang aktif mengabar? (b) Pertanyaan-pertanyaan mendasar apa yang perlu dijawab sekarang?

      19 Pada tahun 33 M, sebelum naik ke surga, Yesus yang telah dibangkitkan memberi murid-muridnya perintah, ”Semua wewenang di surga dan di bumi telah diberikan kepadaku. Karena itu pergilah dan buatlah orang-orang dari segala bangsa menjadi murid, baptislah mereka dengan nama Bapak dan Putra dan roh kudus, ajarlah mereka untuk menjalankan semua perkara yang aku perintahkan kepadamu. Dan, lihat! aku menyertai kamu sepanjang masa sampai penutup sistem ini.” (Matius 28:18-20) Itulah salah satu alasan mengapa sejak Kekristenan berdiri, agama yang aktif mencari pengikut ini memicu kemarahan dan kecemburuan para penganut agama Yunani dan Romawi yang populer pada zaman itu, yang berlandaskan mitos. Penganiayaan terhadap Paulus di Efesus adalah contoh yang nyata tentang fakta tersebut.—Kisah 19:23-41.

      20 Pertanyaannya sekarang: Menurut injil Kerajaan Allah, apa yang terjadi dengan orang mati? Harapan apa bagi orang mati yang Kristus beritakan? Apakah ia menawarkan keselamatan dari ”api neraka” bagi ”jiwa-jiwa tak berkematian” milik orang-orang yang beriman kepadanya? Atau, yang lain?—Matius 4:17.

      Harapan Kehidupan Abadi

      21, 22. (a) Dengan apa Yesus menyamakan keadaan Lazarus yang sudah meninggal, dan mengapa? (b) Harapan apa yang Marta miliki sehubungan dengan almarhum saudaranya?

      21 Harapan yang Yesus kabarkan itu mungkin dapat lebih kita pahami melalui kata-kata dan tindakannya ketika Lazarus sahabatnya meninggal. Bagaimana Yesus memandang kematian sahabatnya? Dalam perjalanan ke rumah Lazarus, Yesus berkata kepada murid-muridnya, ”Lazarus, sahabat kita, telah pergi beristirahat, tetapi aku mengadakan perjalanan ke sana untuk membangunkan dia dari tidur.” (Yohanes 11:11) Yesus menyamakan kematian Lazarus dengan tidur. Pada waktu tidur nyenyak, kita sama sekali tidak sadar, sesuai dengan ungkapan Ibrani di Pengkhotbah 9:5, ”Sebab yang hidup sadar bahwa mereka akan mati; tetapi orang mati, mereka sama sekali tidak sadar akan apa pun.”

      22 Meskipun Lazarus telah mati selama empat hari, kita perhatikan bahwa Yesus sama sekali tidak menyinggung apakah jiwa Lazarus ada di surga, di neraka, atau di api penyucian! Ketika Yesus tiba di Betani dan ditemui oleh Marta, saudara perempuan Lazarus, Yesus berkata kepadanya, ”Saudaramu akan bangkit.” Bagaimana jawaban Marta? Apakah ia mengatakan bahwa Lazarus sudah berada di surga? Marta berkata, ”Aku tahu ia akan bangkit dalam kebangkitan pada hari terakhir.” Jawaban itu dengan jelas menunjukkan bahwa orang Yahudi pada waktu itu memiliki harapan kebangkitan, yakni hidup kembali di bumi ini.—Yohanes 11:23, 24, 38, 39.

      23. Mukjizat apa yang Yesus lakukan, dan apa pengaruhnya atas para pengamat?

      23 Yesus menjawab, ”Akulah kebangkitan dan kehidupan. Ia yang memperlihatkan iman akan aku, meskipun ia mati, ia akan hidup; dan setiap orang yang hidup dan memperlihatkan iman akan aku tidak akan pernah mati. Apakah engkau percaya akan hal ini?” (Yohanes 11:25, 26) Untuk membuktikan kata-katanya, Yesus pergi ke gua tempat Lazarus dimakamkan lalu meminta dia bangkit di hadapan saudara-saudara perempuannya, Maria dan Marta, serta tetangga-tetangganya. Kisah itu selanjutnya berbunyi, ”Banyak orang Yahudi yang telah datang kepada Maria dan yang melihat apa yang telah dia lakukan, beriman kepadanya . . . Oleh karena itu, kumpulan orang yang ada bersamanya sewaktu ia memanggil Lazarus keluar dari makam peringatan dan membangkitkan dia dari antara orang mati, terus memberikan kesaksian.” (Yohanes 11:45; 12:17) Mereka menyaksikan sendiri mukjizat tersebut, sehingga mereka percaya dan memberi kesaksian tentang kenyataan itu. Para penentang Yesus dari kalangan agama pasti juga percaya akan kejadian ini, karena catatan itu memberi tahu kita bahwa para imam kepala dan orang Farisi berkomplot untuk membunuh Yesus ”karena orang itu mengadakan banyak tanda”.—Yohanes 11:30-53.

      24. (a) Ke manakah Lazarus selama empat hari? (b) Apa kata Alkitab tentang peri tidak berkematian?

      24 Ke manakah Lazarus ketika ia mati selama empat hari? Tidak ke mana-mana. Ia tidak sadar, tidur dalam kubur menunggu kebangkitan. Yesus memberkati dia dengan secara mukjizat membangkitkannya dari antara orang mati. Menurut catatan Yohanes, Lazarus sama sekali tidak mengatakan bahwa selama empat hari itu ia berada di surga, neraka, atau api penyucian. Mengapa tidak? Pastilah karena ia tidak mempunyai jiwa tak berkematian yang dapat mengembara ke tempat-tempat itu.d—Ayub 36:14; Yehezkiel 18:4.

      25. (a) Apabila Alkitab menyebutkan kehidupan abadi, apa yang dimaksud? (b) Kedatangan Kerajaan yang Allah janjikan bergantung pada apa?

      25 Oleh karena itu, apabila Yesus berbicara tentang kehidupan abadi, yang ia maksudkan adalah kehidupan abadi di surga sebagai makhluk yang telah diubah menjadi pribadi roh yang tidak berkematian untuk memerintah bersama Yesus dalam Kerajaannya, atau kehidupan abadi sebagai manusia dalam firdaus di bumi di bawah pemerintahan Kerajaan itu.e (Lukas 23:43; Yohanes 17:3) Menurut janji Allah, Yesus secara kiasan akan tinggal bersama umat manusia yang taat di bumi untuk mendatangkan berkat yang limpah atas bumi. Tentu, semuanya bergantung pada apakah Yesus benar-benar pribadi yang diutus dan diperkenan oleh Allah.—Lukas 22:28-30; Titus 1:1, 2; Penyingkapan 21:1-4.

      Perkenan Allah—Kenyataan, Bukan Mitos

      26. Peristiwa luar biasa apa terjadi di hadapan Petrus, Yakobus, dan Yohanes?

      26 Bagaimana kita tahu bahwa Yesus mendapat perkenan Allah? Pertama, ketika Yesus dibaptis, terdengar suara dari langit mengatakan, ”Inilah Putraku, yang kukasihi, kepadanyalah aku berkenan.” (Matius 3:17) Belakangan, perkenan ini ditegaskan di hadapan saksi-saksi lain. Tiga murid asal Galilea, yakni Petrus, Yakobus, dan Yohanes, yang tadinya bekerja sebagai nelayan, menyertai Yesus ke sebuah gunung yang tinggi (mungkin Gunung Hermon, yang tingginya 2.814 meter). Di sana, terjadilah hal yang luar biasa di depan mata mereka, ”Lalu [Yesus] ditransfigurasi di hadapan mereka, dan mukanya bersinar seperti matahari, dan pakaian luarnya menjadi cemerlang seperti terang. Dan, lihat! tampak kepada mereka Musa dan Elia, sedang bercakap-cakap dengan dia. . . . Lihat! suatu awan yang cemerlang menaungi mereka, dan, lihat! suatu suara keluar dari awan, mengatakan, ’Inilah Putraku, yang kukasihi, kepadanyalah aku berkenan; dengarkan dia.’ Mendengar ini murid-murid tersungkur dan sangat ketakutan.”—Matius 17:1-6; Lukas 9:28-36.

      27. (a) Apa pengaruh transfigurasi atas murid-murid? (b) Bagaimana kita tahu bahwa Yesus bukan tokoh mitos?

      27 Penegasan dari Allah ini, yang dapat didengar dan disaksikan, sangat memperkuat iman Petrus sampai-sampai ia belakangan menulis, ”Tidak, sewaktu kami memperkenalkan kepadamu kuasa dan kehadiran Tuan kita, Yesus Kristus, kami tidak melakukannya dengan mengikuti cerita bohong [Yunani: myʹthois, mitos] yang dirancang dengan licik, tetapi dengan menjadi saksi mata kebesarannya. Sebab dari Allah, sang Bapak, ia menerima kehormatan dan kemuliaan, ketika kata-kata seperti ini disampaikan kepadanya dengan kemuliaan yang besar, ’Inilah putraku, yang kukasihi, kepadanyalah aku berkenan.’ Ya, kami mendengar kata-kata ini disampaikan dari surga ketika kami berada bersama dia di gunung yang kudus.” (2 Petrus 1:16-18) Tiga murid Yahudi, yakni Petrus, Yakobus, dan Yohanes melihat sendiri mukjizat transfigurasi Yesus dan mendengar suara Allah yang menyatakan perkenan-Nya dari surga. Iman mereka didasarkan atas kenyataan yang telah mereka lihat dan dengar, bukan atas mitos-mitos atau ”dongeng-dongeng Yahudi”. (Lihat kotak, halaman 237.)—Matius 17:9; Titus 1:13, 14.f

      Kematian Yesus dan Mukjizat Lain

      28. Pada tahun 33 M, tuduhan palsu apa yang dilancarkan terhadap Yesus?

      28 Pada tahun 33 M, Yesus ditangkap dan diadili oleh kalangan berwenang agama Yahudi, dengan tuduhan palsu menghujat karena mengaku-aku sebagai Putra Allah. (Matius 26:3, 4, 59-67) Orang-orang Yahudi itu tampaknya lebih suka jika kalangan berwenang sekuler Romawi yang menghukum mati dia, maka mereka mengirimnya ke Pilatus dan sekali lagi melontarkan tuduhan palsu, kali ini bahwa dia melarang orang membayar pajak kepada Kaisar dan bahwa dia mengaku sebagai raja.—Markus 12:14-17; Lukas 23:1-11; Yohanes 18:28-31.

      29. Ceritakan bagaimana Yesus mati.

      29 Setelah Yesus dibawa dari satu penguasa ke penguasa lain, gubernur Romawi Pontius Pilatus mengikuti orang banyak dan menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus atas desakan massa yang dikobarkan oleh fanatisme agama. Akibatnya, Yesus mati secara hina pada sebuah tiang, dan mayatnya diletakkan dalam sebuah makam. Tetapi, tiga hari kemudian terjadilah suatu peristiwa yang membuat murid-murid Yesus yang berdukacita menjadi orang-orang beriman yang bersukacita dan penginjil yang bersemangat.—Yohanes 19:16-22; Galatia 3:13.

      30. Langkah-langkah apa diambil para pemimpin agama untuk mencegah terjadinya penipuan?

      30 Para pemimpin agama, yang curiga kalau-kalau para pengikut Yesus akan menggunakan tipu daya, menghadap Pilatus dan mengajukan permintaan, ”’Pak, kami ingat bahwa penipu itu ketika masih hidup mengatakan, ”Setelah tiga hari aku akan dibangkitkan.” Karena itu perintahkanlah agar kuburan itu dijaga dengan ketat hingga hari ketiga, supaya murid-muridnya jangan sekali-kali datang dan mencuri dia dan mengatakan kepada orang-orang, ”Dia telah dibangkitkan dari antara orang mati!” dan tipuan yang terakhir ini akan lebih buruk daripada yang pertama.’ Pilatus mengatakan kepada mereka, ’Kamu mempunyai penjaga. Pergilah, jagalah kuburan itu seketat mungkin seperti yang kamu tahu.’ Maka mereka pergi dan menjaga ketat kuburan itu dengan memeteraikan batunya dan menempatkan penjaga.” (Matius 27:62-66) Ternyata, seberapa amankah penjagaan mereka?

      31. Apa yang terjadi ketika wanita-wanita yang beriman mendatangi makam Yesus?

      31 Pada hari ketiga setelah kematian Yesus, tiga wanita pergi ke makam untuk mengolesi mayatnya dengan minyak wangi. Apa yang mereka dapati? ”Pagi-pagi sekali pada hari pertama minggu itu, mereka datang ke makam peringatan, setelah matahari terbit. Dan mereka berkata satu sama lain, ’Siapa yang akan menggulingkan batu itu dari pintu makam peringatan bagi kita?’ Tetapi ketika mereka memandang, mereka melihat bahwa batu itu telah digulingkan, meskipun batu itu sangat besar. Sewaktu mereka masuk ke dalam makam peringatan, mereka melihat seorang pria muda yang mengenakan jubah putih duduk di sebelah kanan, dan mereka termangu. Ia mengatakan kepada mereka, ’Janganlah termangu. Kamu mencari Yesus, orang Nazaret, yang telah dipantek itu. Dia telah dibangkitkan, dia tidak ada di sini. Lihatlah! Tempat mereka membaringkan dia. Tetapi pergilah, beri tahu murid-muridnya dan Petrus, ”Dia pergi mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat dia, sebagaimana telah dia katakan kepadamu.”’” (Markus 16:1-7; Lukas 24:1-12) Meskipun para pemimpin agama menyiapkan penjagaan khusus di tempat itu, Yesus telah dibangkitkan oleh Bapaknya. Apakah ini mitos atau fakta sejarah?

      32. Apa alasan-alasan kuat yang membuat Paulus percaya bahwa Yesus telah dibangkitkan?

      32 Kira-kira 22 tahun setelah peristiwa ini, Paulus, seorang bekas penganiaya orang Kristen, menulis dan menjelaskan bagaimana ia sampai percaya bahwa Kristus telah dibangkitkan, ”Karena aku meneruskan kepadamu, di antara hal-hal pertama, apa yang juga aku terima, yaitu bahwa Kristus mati bagi dosa-dosa kita sesuai dengan Tulisan-Tulisan Kudus; dan bahwa ia dikuburkan, ya, bahwa ia dibangkitkan pada hari ketiga sesuai dengan Tulisan-Tulisan Kudus; dan bahwa ia menampakkan diri kepada Kefas, kemudian kepada kedua belas murid itu. Setelah itu ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus, yang sebagian besar di antaranya masih ada sampai sekarang, tetapi beberapa telah tidur dalam kematian. Setelah itu ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul.” (1 Korintus 15:3-7) Ya, Paulus mempunyai dasar yang nyata untuk mempertaruhkan nyawanya demi Yesus yang telah dibangkitkan, dan ini termasuk kesaksian sekitar 500 saksi mata yang telah melihat sendiri Yesus yang telah dibangkitkan! (Roma 1:1-4) Paulus tahu bahwa Yesus telah dibangkitkan, dan ia mempunyai alasan yang bahkan jauh lebih kuat untuk mengatakan demikian, seperti yang ia jelaskan selanjutnya, ”Namun yang paling akhir ia menampakkan diri juga kepadaku seolah-olah kepada seseorang yang dilahirkan sebelum waktunya.”—1 Korintus 15:8, 9; Kisah 9:1-19.

      33. Mengapa orang Kristen masa awal rela mati sebagai martir demi iman mereka?

      33 Orang Kristen masa awal rela mati sebagai martir di arena-arena Romawi. Mengapa? Karena mereka tahu bahwa iman mereka bukan berdasarkan mitos, melainkan kenyataan sejarah. Bukanlah khayalan bahwa Yesus adalah Kristus, atau Mesias, yang dijanjikan dalam nubuat dan bahwa Ia telah diutus ke bumi oleh Allah, menerima perkenan Allah, mati di tiang sebagai Putra Allah yang memelihara integritas, dan telah dibangkitkan dari antara orang mati.—1 Petrus 1:3, 4.

      34. Menurut rasul Paulus, mengapa kebangkitan Yesus begitu penting bagi iman orang Kristen?

      34 Kami menganjurkan Anda membaca seluruh pasal 15 dari surat Paulus yang pertama kepada orang-orang Korintus untuk memahami apa yang Paulus percayai tentang kebangkitan dan mengapa hal itu sangat penting bagi iman orang Kristen. Inti beritanya dinyatakan dalam kata-kata ini, ”Tetapi sekarang Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai buah sulung dari antara orang-orang yang telah tidur dalam kematian. Karena, mengingat kematian datang melalui seorang manusia [Adam], kebangkitan orang mati juga melalui seorang manusia. Karena sebagaimana semua manusia mati sehubungan dengan Adam, demikian juga semua manusia akan dihidupkan sehubungan dengan Kristus.”—1 Korintus 15:20-22.

      35. Berkat-berkat apa yang Allah janjikan untuk bumi dan umat manusia? (Yesaya 65:17-25)

      35 Jadi, kebangkitan Kristus Yesus mempunyai tujuan yang akhirnya akan bermanfaat bagi seluruh umat manusia.g Hal itu juga membuka jalan bagi Yesus untuk akhirnya menggenapi nubuat-nubuat Mesianik lainnya. Tidak lama lagi, pemerintahannya yang adil-benar dari surga pasti akan menjangkau bumi yang sudah dibersihkan. Kemudian, terwujudlah apa yang Alkitab lukiskan sebagai ”langit baru dan bumi baru” yang di dalamnya Allah ”akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan kematian tidak akan ada lagi, juga tidak akan ada lagi perkabungan atau jeritan atau rasa sakit. Perkara-perkara yang terdahulu telah berlalu”.—Penyingkapan 21:1-4.

      Kemurtadan dan Penganiayaan

      36. Apa yang terjadi pada hari Pentakosta 33 M, dan apa hasilnya?

      36 Tidak lama setelah kematian dan kebangkitan Yesus, terjadilah mukjizat lain yang menguatkan dan mendorong pengabaran yang dilakukan oleh orang Kristen masa awal. Pada hari Pentakosta tahun 33 M, Allah mencurahkan roh kudus atau tenaga aktif-Nya dari surga, ke atas kira-kira 120 orang Kristen yang berkumpul di Yerusalem. Hasilnya? ”Lalu terlihatlah oleh mereka lidah-lidah seperti api yang dibagi-bagikan dan hinggap di atas mereka masing-masing, dan mereka semua dipenuhi dengan roh kudus dan mulai berbicara dengan berbagai bahasa, tepat seperti yang dikaruniakan roh itu kepada mereka untuk diucapkan.” (Kisah 2:3, 4) Pada waktu itu, orang Yahudi dan proselit Yahudi yang berbahasa asing yang sedang berada di Yerusalem tercengang mendengar orang-orang Yahudi dari Galilea yang dianggap bodoh itu berbicara dalam bahasa-bahasa asing. Hasilnya, banyak yang menjadi orang percaya. Berita Kristen ini tersebar secepat kilat ketika orang-orang Yahudi yang baru percaya itu kembali ke negeri-negeri mereka.—Kisah 2:5-21.

      37. Bagaimana reaksi beberapa penguasa Romawi terhadap agama Kristen yang baru?

      37 Tetapi, tidak lama kemudian keadaan menjadi suram. Orang Romawi khawatir terhadap agama baru ini yang mereka pikir ateistis lantaran tidak memiliki berhala. Bermula dari Kaisar Nero, orang Romawi melancarkan penganiayaan yang kejam atas orang Kristen selama tiga abad pertama tarikh Masehi.h Banyak orang Kristen dihukum mati di stadion besar untuk memuaskan para kaisar dan massa yang sadis serta haus darah, yang datang berduyun-duyun untuk menyaksikan para tahanan dilemparkan ke binatang-binatang buas.

      38. Keadaan apa yang dinubuatkan akan mengganggu sidang Kristen masa awal?

      38 Faktor lain yang mengganggu orang Kristen pada masa awal itu adalah sesuatu yang telah dinubuatkan oleh para rasul. Misalnya, Petrus berkata, ”Akan tetapi, dahulu juga ada nabi-nabi palsu di antara orang-orang, sebagaimana akan ada juga guru-guru palsu di antara kamu. Orang-orang ini dengan diam-diam akan membawa masuk sekte-sekte yang membinasakan dan akan menyangkal bahkan pemilik yang membeli mereka, sehingga mendatangkan kebinasaan yang akan menimpa mereka dengan cepat.” (2 Petrus 2:1-3) Kemurtadan! Kemurtadan adalah penyimpangan dari ibadat sejati, kompromi dengan tren keagamaan terkini dalam dunia Romawi, yang sarat dengan filsafat dan pemikiran Yunani. Bagaimana hal itu dapat terjadi? Pertanyaan tersebut dan pertanyaan-pertanyaan yang terkait akan dijawab dalam pasal berikut.—Kisah 20:30; 2 Timotius 2:16-18; 2 Tesalonika 2:3.

      [Catatan Kaki]

      a Istilah ”Susunan Kristen” yang digunakan di sini memaksudkan wilayah kegiatan sekte-sekte dan agama-agama yang mengaku Kristen. ”Kekristenan” memaksudkan bentuk ibadat dan jalan yang tulen menuju Allah, sebagaimana diajarkan oleh Yesus Kristus.

      b Lihat juga Pemahaman Alkitab, diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa, Jilid 2, halaman 90-3, di bawah judul ”Mesias”.

      c Ajaran Alkitab tentang tebusan dan makna pentingnya akan dijelaskan di Pasal 15.

      d Ungkapan ”jiwa tak berkematian” tidak terdapat dalam Alkitab. Kata Yunani yang diterjemahkan ”peri tidak berkematian” hanya muncul tiga kali dan memaksudkan tubuh roh yang baru, yang merupakan pemberian, bukan merupakan kodrat manusia. Kata tersebut berlaku untuk Kristus dan orang-orang Kristen terurap, yang menjadi rekan penguasa bersama Kristus dalam Kerajaan surgawinya.—1 Korintus 15:53, 54; 1 Timotius 6:16; Roma 8:17; Efesus 3:6; Penyingkapan 7:4; 14:1-5.

      e Untuk pembahasan yang lebih terperinci mengenai pemerintahan Kerajaan ini, lihat Pasal 15.

      f ”Musa” dan ”Elia” dalam penglihatan itu melambangkan kaum terurap. Untuk penjelasan yang lebih terperinci mengenai transfigurasi, lihat Menara Pengawal, 15 Mei 1997, halaman 11-12.

      g Untuk pembahasan yang terperinci tentang kebangkitan Yesus, lihat buku Alkitab—Firman dari Allah atau dari Manusia?, yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa, halaman 78-86.

      h Penyusun biografi asal Roma, Suetonius (± 69-140 M) menulis bahwa selama pemerintahan Nero, ”hukuman . . . dijatuhkan atas orang-orang Kristen, suatu sekte yang mengaku memiliki kepercayaan agama yang baru dan merugikan”.

      [Kotak/Gambar di hlm. 237]

      Apakah Yesus Tokoh Mitos?

      ”Apakah kisah hidup sang pendiri Kekristenan adalah hasil kesedihan, imajinasi, dan pengharapan manusia—suatu mitos yang setara dengan legenda-legenda tentang Krisna, Osiris, Atis, Adonis, Dionisus, dan Mitras?” tanya sejarawan Will Durant. Ia menjawab bahwa pada abad pertama, menyangkal keberadaan Kristus ”tampaknya tidak pernah terpikirkan bahkan oleh orang non-Yahudi ataupun orang Yahudi yang paling menentang Kekristenan yang baru lahir”.—The Story of Civilization: Part III—Caesar and Christ.

      Sejarawan Romawi, Suetonius (± 69-140 M), dalam buku sejarahnya The Twelve Caesars, menyatakan tentang Kaisar Klaudius, ”Karena orang Yahudi di Roma terus menimbulkan kekacauan atas hasutan Krestus [Kristus], ia mengusir mereka dari kota.” Peristiwa ini terjadi kira-kira tahun 50 M. (Bandingkan Kisah 18:1, 2.) Perhatikan bahwa Suetonius tidak meragukan keberadaan Kristus. Atas dasar yang nyata ini dan meskipun mengalami penganiayaan yang mengancam jiwa, umat Kristen masa awal sangat aktif memberitakan kepercayaan mereka. Mereka tidak mungkin mempertaruhkan nyawa mereka demi suatu mitos. Kematian dan kebangkitan Yesus terjadi pada masa hidup mereka, dan beberapa di antara mereka menjadi saksi mata peristiwa-peristiwa itu.

      Sejarawan Durant menarik kesimpulan, ”Fakta bahwa beberapa orang yang sederhana dalam satu generasi telah menciptakan tokoh yang begitu berkuasa dan menarik, etika yang begitu luhur, dan visi persaudaraan manusia yang begitu menggugah merupakan mukjizat yang jauh lebih sulit dipercaya daripada mukjizat apa pun yang dicatat dalam Injil.”

      [Gambar]

      Yesus mengabar dan mengadakan mukjizat di daerah Galilea ini di Palestina zaman dulu

      [Kotak/Gambar di hlm. 241]

      Siapa yang Menulis Alkitab?

      Alkitab Kristen terdiri dari 39 buku dalam Kitab-Kitab Ibrani (lihat kotak, halaman 220), yang oleh banyak orang disebut Perjanjian Lama, dan 27 buku dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen, yang sering disebut Perjanjian Baru.i Jadi, Alkitab adalah perpustakaan kecil berisi 66 buku yang ditulis oleh kira-kira 40 orang dalam kurun waktu 1.600 tahun (dari 1513 SM sampai 98 M).

      Kitab-Kitab Yunani terdiri dari empat Injil, atau kisah hidup Yesus dan kabar baik yang ia beritakan. Dua di antaranya ditulis oleh pengikut langsung Kristus, yakni Matius seorang pemungut cukai dan Yohanes seorang nelayan. Dua Injil lainnya ditulis oleh orang-orang percaya masa awal, Markus serta seorang dokter, Lukas. (Kolose 4:14) Keempat Injil diikuti oleh buku Kisah Para Rasul, yaitu catatan kegiatan penginjilan orang Kristen masa awal yang disusun oleh Lukas. Berikutnya, 14 surat rasul Paulus kepada beberapa orang Kristen dan sidang-sidang, disusul surat-surat dari Yakobus, Petrus, Yohanes, dan Yudas. Buku terakhir adalah Penyingkapan (Wahyu), yang ditulis oleh Yohanes.

      Fakta bahwa begitu banyak orang dengan berbagai latar belakang dan dari zaman serta kebudayaan yang berbeda dapat menghasilkan sebuah buku yang begitu selaras merupakan bukti kuat bahwa Alkitab bukan sekadar hasil kecerdasan manusia, melainkan diilhamkan Allah. Alkitab sendiri berkata, ”Segenap Tulisan Kudus diilhamkan Allah [harfiah, ”dinapaskan oleh Allah”] dan bermanfaat untuk mengajar.” Jadi, Alkitab ditulis di bawah bimbingan roh kudus Allah, atau tenaga aktif-Nya.—2 Timotius 3:16, 17, Int.

      [Gambar]

      Penggalan inskripsi Romawi ini, yang menyebutkan nama Pontius Pilatus dalam bahasa Latin (baris kedua, ”IVS PILATVS”), meneguhkan bahwa ia adalah tokoh yang berpengaruh di Palestina, seperti yang dicatat dalam Alkitab

      [Catatan Kaki]

      i Alkitab Katolik menyertakan beberapa buku tambahan yang merupakan Apokrifa dan yang tidak dianggap kanonis oleh orang Yahudi dan Protestan.

      [Kotak di hlm. 245]

      Mesias dalam Nubuat Alkitab

      Nubuat Peristiwa Penggenapan

      Kej. 49:10 Lahir dari suku Yehuda Mat. 1:2-16; Luk. 3:23-33

      Mz. 132:11; Yes. 9:7 Dari keluarga Daud putra Isai Mat. 1:1, 6-16; 9:27; Kis. 13:22, 23

      Mi. 5:2 Lahir di Betlehem Luk. 2:4-11; Yoh. 7:42

      Yes. 7:14 Lahir dari perawan Mat. 1:18-23; Luk. 1:30-35

      Hos. 11:1 Dipanggil dari Mesir Mat. 2:15

      Yes. 61:1, 2 Diberi tugas Luk. 4:18-21

      Yes. 53:4 Menanggung penyakit kita Mat. 8:16, 17

      Mz. 69:9 Bergairah untuk rumah Yehuwa Mat. 21:12, 13; Yoh. 2:13-17

      Yes. 53:1 Tidak dipercayai Yoh. 12:37, 38; Rm. 10:11, 16

      Za. 9:9; Mz. 118:26 Dielu-elukan sebagai raja dan pribadi yang datang dengan nama Yehuwa Mat. 21:1-9; Mrk. 11:7-11

      Yes. 28:16; Mz. 118:22, 23 Ditolak tetapi menjadi batu penjuru utama Mat. 21:42, 45, 46; Kis. 3:14; 4:11; 1 Ptr. 2:7

      Mz. 41:9; 109:8 Seorang rasul mengkhianatinya Mat. 26:47-50; Yoh. 13:18, 26-30

      Za. 11:12 Dikhianati demi 30 keping perak Mat. 26:15; 27:3-10; Mrk. 14:10, 11

      Yes. 53:8 Diadili dan divonis mati Mat. 26:57-68; 27:1, 2, 11-26

      Yes. 53:7 Bungkam di hadapan pendakwa Mat. 27:12-14; Mrk. 14:61; 15:4, 5

      Mz. 69:4 Dibenci tanpa alasan Luk. 23:13-25; Yoh. 15:24, 25

      Yes. 50:6; Mi. 5:1 Dipukul, diludahi Mat. 26:67; 27:26, 30; Yoh. 19:3

      Mz. 22:18 Pakaian diundi Mat. 27:35; Yoh. 19:23, 24

      Yes. 53:12 Digolongkan dengan pedosa Mat. 26:55, 56; 27:38; Luk. 22:37

      Mz. 69:21 Diberi minum cuka dan empedu Mat. 27:34, 48; Mrk. 15:23, 36

      Mz. 22:1 Ditinggalkan oleh Allah Mat. 27:46; Mrk. 15:34

      Mz. 34:20; Kel. 12:46 Tak satu tulang pun dipatahkan Yoh. 19:33, 36

      Yes. 53:5; Za. 12:10 Ditusuk Mat. 27:49; Yoh. 19:34, 37; Pny. 1:7

      Yes. 53:5, 8, 11, 12 Mati sebagai korban, menyingkirkan dosa Mat. 20:28; Yoh. 1:29; Rm. 3:24; 4:25

      Yes. 53:9 Dikubur di antara orang kaya Mat. 27:57-60; Yoh. 19:38-42

      Yun. 1:17; 2:10 Dalam kuburan selama sebagian dari tiga hari, lalu dibangkitkan Mat. 12:39, 40; 16:21; 17:23; 27:64

      [Kotak/Gambar di hlm. 258, 259]

      Yesus dan Nama Allah

      Ketika mengajar murid-muridnya cara berdoa, Yesus mengatakan, ”Beginilah kamu harus berdoa: ’Bapak kami yang di surga, biarlah namamu disucikan. Biarlah kerajaanmu datang. Biarlah kehendakmu terjadi, seperti di surga, demikian pula di atas bumi.’”—Matius 6:9, 10.

      Yesus tahu bahwa nama Bapaknya sangat penting dan ia menegaskan hal itu. Misalnya, kepada para musuh religiusnya, ia berkata, ”Aku telah datang dengan nama Bapakku, tetapi kamu tidak menerima aku; jika orang lain datang dengan namanya sendiri, kamu akan menerima orang itu. . . . Aku telah mengatakan kepadamu, tetapi kamu tidak percaya. Pekerjaan-pekerjaan yang aku lakukan dengan nama Bapakku, itulah yang memberikan kesaksian mengenai aku.”—Yohanes 5:43; 10:25; Markus 12:29, 30.

      Dalam doa kepada Bapaknya, Yesus berkata, ”’Bapak, muliakanlah namamu.’ Maka keluarlah suatu suara dari langit, ’Aku telah memuliakannya dan akan memuliakannya lagi.’”

      Pada kesempatan lain, Yesus berdoa, ”Aku telah membuat namamu nyata kepada orang-orang yang engkau berikan kepadaku dari dunia. Mereka adalah milikmu, dan engkau memberikan mereka kepadaku, dan mereka telah menjalankan firmanmu. Dan aku telah memberitahukan namamu kepada mereka dan akan memberitahukannya, agar kasih yang engkau limpahkan kepadaku ada dalam diri mereka dan aku dalam persatuan dengan mereka.”—Yohanes 12:28; 17:6, 26.

      Sebagai orang Yahudi, Yesus pasti terbiasa dengan nama Bapaknya, yaitu Yehuwa, atau Yahweh, karena ia mengenal ayat yang berbunyi, ”’Kamulah saksi-saksiku,’ demikian ucapan Yehuwa, ’hambaku yang telah kupilih, supaya kamu mengenal dan beriman kepadaku, dan agar kamu mengerti bahwa aku adalah Pribadi yang sama. Sebelum aku tidak ada Allah yang dibentuk, dan setelah aku tetap tidak ada yang lain. . . . Maka, kamu adalah saksi-saksiku,’ demikian ucapan Yehuwa, ’dan aku adalah Allah.’”—Yesaya 43:10, 12.

      Jadi, orang Yahudi sebagai bangsa dipilih menjadi saksi-saksi Yehuwa. Sebagai seorang Yahudi, Yesus pun adalah seorang saksi Yehuwa.—Penyingkapan 3:14.

      Tampaknya pada abad pertama, kebanyakan orang Yahudi tidak lagi mengucapkan nama Allah itu. Meskipun demikian, ada manuskrip-manuskrip yang membuktikan bahwa umat Kristen masa awal yang menggunakan Kitab-Kitab Ibrani terjemahan Septuaginta Yunani pastilah melihat Tetragramaton Ibrani digunakan dalam teks Yunani. Sebagaimana dikatakan oleh George Howard, seorang profesor dalam bidang agama dan bahasa Ibrani, ”Sewaktu Septuaginta yang digunakan dan dikutip oleh gereja Perjanjian Baru memuat nama Allah dalam bahasa Ibrani, para penulis Perjanjian Baru tentu memasukkan Tetragramaton dalam kutipan-kutipan mereka. Tetapi [belakangan], ketika Septuaginta menghapus nama Allah dalam bahasa Ibrani dan menggantinya dengan istilah Yunani, nama Allah turut dihapus dari kutipan-kutipan Septuaginta yang muncul dalam Perjanjian Baru.”

      Karena itu, Profesor Howard bernalar bahwa umat Kristen abad pertama pasti mengerti dengan jelas ayat-ayat seperti Matius 22:44, yang berisi kata-kata Yesus kepada para musuhnya yang ia kutip dari Kitab-Kitab Ibrani. Howard berkata, ”Gereja abad pertama mungkin membaca, ’YHWH berfirman kepada Tuanku’” dan bukan versi yang belakangan, ”’Tuhan telah berfirman kepada Tuanku,’ . . . yang tidak jelas dan juga tidak tepat.”—Mazmur 110:1.

      Yesus pastilah menggunakan nama Allah karena berabad-abad setelah kematiannya orang Yahudi menuduh bahwa mukjizat-mukjizat Yesus ”bisa ia lakukan hanya karena ia fasih mengucapkan nama Allah yang ’rahasia’”.—The Book of Jewish Knowledge.

      Yesus tentu mengetahui nama Allah yang unik ini. Tidak soal tradisi Yahudi pada waktu itu, Yesus pasti menggunakan nama tersebut. Ia tidak membiarkan tradisi manusia mengungguli hukum Allah.—Markus 7:9-13; Yohanes 1:1-3, 18; Kolose 1:15, 16.

      [Gambar]

      Fragmen papirus (abad pertama SM) yang menunjukkan nama Allah dalam bahasa Ibrani pada teks Septuaginta Yunani

      [Gambar di hlm. 238]

      Yesus menggunakan banyak perumpamaan dalam pengajarannya—antara lain, menabur benih, menuai, menangkap ikan, menemukan mutiara, kawanan domba dan kambing, serta kebun anggur (Matius 13:3-47; 25:32)

      [Gambar di hlm. 243]

      Dengan kuasa Allah, Yesus mengadakan banyak mukjizat, termasuk meredakan badai

      [Gambar di hlm. 246]

      Tetragramaton, atau empat konsonan YHWH (Yehuwa)

      [Gambar di hlm. 251]

      Catatan kebangkitan Lazarus tidak menyebutkan atau bahkan menyinggung bahwa ia mempunyai jiwa tak berkematian

      [Gambar di hlm. 253]

      Petrus, Yakobus, dan Yohanes tahu bahwa perkenan Allah atas Yesus bukan suatu mitos—mereka mendengar dan menyaksikan perkenan itu saat transfigurasi Yesus

  • Kemurtadan—Jalan menuju Allah Terhalang
    Pencarian Manusia akan Allah
    • Pasal 11

      Kemurtadan—Jalan menuju Allah Terhalang

      1, 2. (a) Mengapa 400 tahun pertama sejarah Susunan Kristen penting? (b) Kebenaran apa yang Yesus nyatakan sehubungan dengan pilihan?

      MENGAPA 400 tahun pertama sejarah Susunan Kristen begitu penting? Alasannya sama dengan pentingnya tahun-tahun pertama kehidupan seorang anak—karena periode itu merupakan tahun-tahun pembentukan yang menjadi dasar kepribadian individu tersebut di masa depan. Apa yang disingkapkan oleh abad-abad permulaan Susunan Kristen?

      2 Sebelum menjawab pertanyaan itu, mari kita ingat suatu kebenaran yang dinyatakan oleh Yesus Kristus, ”Masuklah melalui gerbang yang sempit; karena lebar dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; sebab sempitlah gerbang dan sesaklah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang menemukannya.” Jalan yang sesuai dengan kemauan kita itu lebar; jalan yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar itu sempit.—Matius 7:13, 14.

      3. Dua haluan apa yang terbentang pada awal Kekristenan?

      3 Pada awal Kekristenan terbentanglah dua jalan di hadapan orang-orang yang mendukung iman yang tidak populer itu—tanpa kompromi berpegang pada ajaran-ajaran dan prinsip-prinsip dari Kristus dan Alkitab atau tertarik ke jalan kompromi yang lebar dan mudah bersama dunia zaman itu. Seperti yang akan kita lihat, 400 tahun pertama sejarah tersebut memperlihatkan jalan mana yang akhirnya dipilih oleh kebanyakan orang.

      Rayuan Filsafat

      4. Menurut sejarawan Durant, bagaimana Roma kafir mempengaruhi Gereja masa awal?

      4 Sejarawan Will Durant menjelaskan, ”Gereja mengadopsi beberapa kebiasaan dan bentuk ibadat yang umum di Roma pra-Kristen [kafir]—selendang dan jubah keagamaan para imam kafir, penggunaan kemenyan dan air suci untuk pemurnian, penyalaan lilin dan lampu abadi di depan altar, penyembahan santo, arsitektur basilika, hukum Roma sebagai dasar hukum kanonis, gelar Pontifex Maximus bagi Imam Tertinggi, dan pada abad keempat, bahasa Latin . . . Tak lama kemudian, para uskuplah, bukannya para penguasa daerah Romawi, yang mengeluarkan peraturan dan memegang tampuk kekuasaan di kota-kota; para uskup agung akan mendukung, atau bahkan menggantikan, gubernur provinsi; dan sinode para uskup menggantikan dewan provinsi. Gereja Roma mengikuti jejak negara Roma.”—The Story of Civilization: Part III—Caesar and Christ.

      5. Bagaimana sikap kompromi dengan dunia Roma kafir bertentangan dengan tulisan-tulisan Kristen masa awal?

      5 Sikap kompromi dengan dunia Roma ini bertentangan sekali dengan ajaran Kristus dan para rasul. (Lihat kotak, halaman 262.) Rasul Petrus menasihati, ”Saudara-saudara yang kukasihi, . . . aku membangunkan kemampuan berpikirmu yang tajam melalui suatu pengingat, agar kamu mengingat perkataan yang telah disampaikan sebelumnya oleh nabi-nabi kudus dan perintah Tuan dan Juru Selamat itu melalui rasul-rasulmu. Maka, hai, saudara-saudara yang kukasihi, karena kamu telah mengetahui ini sebelumnya, waspadalah agar kamu tidak terbawa oleh mereka, melalui kesalahan orang-orang yang menentang hukum dan jatuh dari keadaanmu yang kokoh.” Paulus dengan jelas menasihati, ”Jangan memikul kuk secara tidak seimbang bersama orang-orang yang tidak percaya. Karena apakah ada persekutuan antara keadilbenaran dengan pelanggaran hukum? Atau apakah ada persamaan antara terang dengan kegelapan? . . . ’”Karena itu keluarlah dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu,” kata Yehuwa, ”dan berhentilah menyentuh perkara yang najis”’; ’”dan aku akan menerima kamu.”’”—2 Petrus 3:1, 2, 17; 2 Korintus 6:14-17; Penyingkapan 18:2-5.

      6, 7. (a) Bagaimana ”bapak-bapak” Gereja masa awal dipengaruhi oleh filsafat Yunani? (b) Pengaruh Yunani khususnya terlihat dalam ajaran apa saja? (c) Sehubungan dengan filsafat, peringatan apa yang Paulus berikan?

      6 Meskipun adanya pengingat yang jelas ini, orang Kristen yang murtad pada abad kedua mengadopsi atribut-atribut agama Romawi kafir. Mereka tidak mempertahankan kemurnian awal yang berdasarkan Alkitab, tetapi sebaliknya mengenakan jubah serta gelar-gelar Romawi kafir dan sangat dipengaruhi oleh filsafat Yunani. Profesor Wolfson dari Harvard University menjelaskan dalam The Crucible of Christianity bahwa pada abad kedua, banyak sekali ”orang kafir yang paham filsafat” memasuki Kekristenan. Mereka mengagumi hikmat orang Yunani dan menyangka bahwa ada persamaan antara filsafat Yunani dan ajaran Alkitab. Wolfson melanjutkan, ”Adakalanya mereka menyatakan diri dengan berbagai cara untuk menunjukkan bahwa filsafat adalah karunia istimewa Allah untuk orang Yunani melalui penalaran manusia seperti halnya Alkitab untuk orang Yahudi melalui penyingkapan langsung.” Ia melanjutkan, ”Bapak-Bapak Gereja . . . memulai upaya yang sistematis untuk memperlihatkan bahwa, di balik bahasa sederhana yang Alkitab gunakan, tersembunyi ajaran-ajaran para filsuf yang diutarakan dengan istilah-istilah teknis yang samar-samar yang diciptakan di Akademi, Lyceum, dan Beranda [pusat-pusat diskusi filsafat] mereka.”

      7 Sikap demikian membuka jalan bagi filsafat dan peristilahan Yunani untuk memasuki ajaran Susunan Kristen, khususnya di bidang doktrin Tritunggal dan kepercayaan akan jiwa yang tak berkematian. Sebagaimana Wolfson nyatakan, ”Bapak-Bapak [Gereja] mulai mencari dua istilah teknis yang baik dalam perbendaharaan istilah filsafat. Yang satu digunakan untuk menunjukkan kenyataan bahwa setiap anggota Tritunggal adalah pribadi yang terpisah, dan yang satu lagi digunakan untuk menunjukkan kesatuan mereka yang mendasar.” Namun, mereka harus mengakui bahwa ”konsep Allah tiga serangkai merupakan misteri yang tidak dapat dipecahkan oleh penalaran manusia”. Sebaliknya, Paulus dengan jelas menyadari bahaya pencemaran dan ’pemutarbalikan kabar baik’ demikian ketika ia menulis kepada orang-orang Kristen di Galatia dan Kolose, ”Berhati-hatilah: mungkin ada orang yang akan membawa kamu pergi sebagai mangsanya melalui filsafat [bahasa Yunani, fi·lo·so·fiʹas] dan tipu daya kosong menurut ajaran turun-temurun dari manusia, menurut hal-hal dasar dari dunia dan bukan menurut Kristus.”—Galatia 1:7-9; Kolose 2:8; 1 Korintus 1:22, 23.

      Kebangkitan Ditiadakan

      8. Manusia bergumul dengan misteri apa, dan bagaimana kebanyakan agama mencoba mengatasinya?

      8 Seperti telah kita bahas dalam buku ini, manusia terus bergumul dengan misteri kehidupannya yang singkat dan terbatas yang berakhir dengan kematian. Seorang penulis asal Jerman Gerhard Herm menyatakan dalam bukunya The Celts—The People Who Came Out of the Darkness, ”Agama adalah salah satu jalan untuk membuat orang bisa menerima kenyataan bahwa suatu hari mereka pasti mati, entah dengan janji akan kehidupan yang lebih baik di alam baka, kelahiran kembali, atau keduanya.” Hampir setiap agama bergantung pada kepercayaan bahwa jiwa manusia itu tak berkematian dan bahwa setelah mati jiwa akan pergi ke alam baka atau pindah ke makhluk lain.

      9. Apa kesimpulan Miguel de Unamuno, seorang pakar asal Spanyol, mengenai kepercayaan Yesus akan kebangkitan?

      9 Hampir semua agama Susunan Kristen dewasa ini juga menganut kepercayaan itu. Miguel de Unamuno, seorang pakar terkemuka abad ke-20 asal Spanyol, menulis mengenai Yesus, ”Sebaliknya, ia percaya pada kebangkitan jasmani [misalnya kasus Lazarus (lihat halaman 248-51)], seperti yang dianut orang Yahudi, dan bukan pada jiwa yang tak berkematian, seperti yang dianut Plato [Yunani]. . . . Bukti mengenai hal ini dapat dilihat dalam setiap buku tafsiran yang jujur.” Ia menyimpulkan, ”Jiwa yang tak berkematian . . . adalah dogma filsafat kafir.” (La Agonía Del Cristianismo [Penderitaan Kekristenan]) ”Dogma filsafat kafir” itu menyusup ke dalam ajaran Susunan Kristen, meskipun Kristus jelas-jelas tidak memiliki gagasan demikian.—Matius 10:28; Yohanes 5:28, 29; 11:23, 24.

      10. Apa saja akibat dari kepercayaan akan jiwa yang tak berkematian?

      10 Pengaruh filsafat Yunani yang tidak kentara ini merupakan faktor kunci dari kemurtadan setelah kematian para rasul. Ajaran jiwa yang tak berkematian dari Yunani menyiratkan perlunya berbagai tujuan bagi jiwa—surga, api neraka, api penyucian, firdaus, Limbo.a Dengan memanipulasi ajaran-ajaran demikian, mudahlah bagi golongan imam untuk membuat kawanan mereka tetap patuh dan takut pada Akhirat serta untuk menarik pemberian dan sumbangan dari mereka. Hal ini membuat kita bertanya lebih jauh: Bagaimana asal mula golongan imam dan pendeta yang eksklusif dalam Susunan Kristen?—Yohanes 8:44; 1 Timotius 4:1, 2.

      Terbentuknya Golongan Klerus

      11, 12. (a) Apa tanda lain dari kemurtadan yang timbul? (b) Apa peranan para rasul dan penatua di Yerusalem?

      11 Petunjuk lain kemurtadan adalah mundurnya semua orang Kristen dari pelayanan umum yang diajarkan oleh Yesus serta para rasul, dan berkembangnya golongan pemimpin agama yang eksklusif serta hierarki dalam Susunan Kristen. (Matius 5:14-16; Roma 10:13-15; 1 Petrus 3:15) Pada abad pertama, setelah kematian Yesus, para rasul beserta penatua Kristen lainnya yang memenuhi syarat secara rohani di Yerusalem bertugas untuk memberikan nasihat dan bimbingan kepada sidang Kristen. Tidak seorang pun merasa lebih tinggi daripada yang lain.—Galatia 2:9.

      12 Pada tahun 49 M, mereka perlu mengadakan rapat di Yerusalem untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang mempengaruhi orang Kristen pada umumnya. Catatan Alkitab menceritakan bahwa setelah pembahasan secara terbuka, ”rasul-rasul dan para tua-tua [pre·sbyʹte·roi] bersama segenap sidang jemaat berkenan mengutus pria-pria yang dipilih dari antara mereka ke Antiokhia bersama Paulus dan Barnabas, . . . dan melalui tangan pria-pria itu, mereka menulis, ’Dari rasul-rasul dan para tua-tua, saudara-saudara, kepada saudara-saudara yang ada di Antiokhia, Siria, dan Kilikia, yang berasal dari bangsa-bangsa: Salam!’” Jelaslah, para rasul dan penatua melayani sebagai badan pimpinan yang mengurus sidang-sidang Kristen yang tersebar luas.—Kisah 15:22, 23.

      13. (a) Apa penyelenggaraan untuk mengawasi langsung setiap sidang Kristen masa awal? (b) Apa persyaratan bagi para penatua sidang?

      13 Jika badan pimpinan di Yerusalem merupakan penyelenggaraan Kristen masa awal untuk mengawasi semua orang Kristen secara umum, sistem pengarahan apa yang ada di setiap sidang, di tingkat lokal? Dari surat Paulus kepada Timotius jelaslah bahwa sidang-sidang mempunyai pengawas-pengawas (bahasa Yunani, e·piʹsko·pos, asal kata ”episkopal”) yang adalah para penatua (pre·sbyʹte·roi), pria-pria yang memenuhi syarat untuk mengajar rekan-rekan Kristen karena tingkah laku dan kerohanian mereka. (1 Timotius 3:1-7; 5:17) Pada abad pertama, pria-pria ini tidak membentuk golongan klerus yang eksklusif. Mereka tidak mengenakan jubah yang khas. Kerohanian merekalah ciri khasnya. Bahkan, setiap sidang memiliki badan penatua (pengawas), bukan kekuasaan oleh satu orang semacam sistem monarki.—Kisah 20:17; Filipi 1:1.

      14. (a) Bagaimana para pengawas Kristen akhirnya digantikan oleh para uskup Susunan Kristen? (b) Siapa yang berupaya meraih kedudukan tertinggi di antara para uskup?

      14 Seraya waktu berlalu, kata e·piʹsko·posb (pengawas, penanggung jawab) berubah menjadi ”uskup”, artinya imam yang mempunyai wewenang atas klerus lainnya di wilayah keuskupannya. Sebagaimana dijelaskan Bernardino Llorca, seorang Yesuit Spanyol, ”Mula-mula, tidak dibuat perbedaan yang besar antara uskup dan presbiter, dan yang diperhatikan hanyalah arti kata-kata tersebut: uskup sama dengan penanggung jawab; presbiter sama dengan tua-tua. . . . Tetapi, sedikit demi sedikit perbedaannya semakin jelas, yang disebut uskup adalah penanggung jawab yang lebih penting dengan wewenang keimaman tertinggi dan kemampuan untuk menumpangkan tangan serta menganugerahkan keimaman.” (Historia de la Iglesia Católica [Sejarah Gereja Katolik]) Sebenarnya, para uskup mulai menjalankan peranan dalam semacam sistem monarki, khususnya sejak permulaan abad keempat. Suatu hierarki, atau kelompok klerus yang memerintah, dibentuk dan belakangan uskup Roma yang mengaku sebagai pengganti Petrus diakui oleh banyak orang sebagai uskup tertinggi dan paus.

      15. Perbedaan besar apa yang ada antara kepemimpinan Kristen masa awal dan kepemimpinan Susunan Kristen?

      15 Dewasa ini, kedudukan uskup di berbagai gereja Susunan Kristen merupakan kedudukan yang bergengsi dan berkuasa, biasanya dengan gaji besar, dan sering disejajarkan dengan golongan penguasa elit setiap negara. Tetapi, ada perbedaan yang mencolok antara status mereka yang ditinggikan serta dimuliakan dan kesederhanaan organisasi di bawah Kristus serta para penatua, atau pengawas, sidang Kristen masa awal. Dan, apa yang dapat dikatakan mengenai perbedaan besar antara Petrus dan orang-orang yang menyebut diri para penggantinya, yang memerintah di lingkungan Vatikan yang mewah?—Lukas 9:58; 1 Petrus 5:1-3.

      Kekuasaan dan Prestise Kepausan

      16, 17. (a) Bagaimana kita tahu bahwa sidang Roma masa awal tidak berada di bawah pengawasan seorang uskup atau paus? (b) Bagaimana penggunaan gelar ”paus” berkembang?

      16 Salah satu sidang Kristen masa awal yang menerima pengarahan dari para rasul dan penatua di Yerusalem adalah sidang di Roma, yang dijangkau oleh kebenaran Kristen mungkin tidak lama setelah Pentakosta 33 M. (Kisah 2:10) Seperti halnya sidang Kristen lain pada masa itu, sidang tersebut memiliki penatua-penatua, yang melayani sebagai suatu badan pengawas tanpa seorang pun yang berkedudukan lebih tinggi. Pasti tidak ada pengawas masa awal di sidang Roma itu yang dipandang oleh orang-orang sezamannya sebagai uskup atau paus, karena keuskupan monarki di Roma belum terbentuk. Kapan mulainya keuskupan yang bersifat monarki, atau dipimpin oleh satu orang, sulit untuk dipastikan. Bukti menunjukkan bahwa itu mulai terbentuk pada abad kedua.—Roma 16:3-16; Filipi 1:1.

      17 Gelar ”paus” (dari bahasa Yunani paʹpas, bapak) tidak digunakan selama dua abad pertama. Seorang mantan Yesuit bernama Michael Walsh menjelaskan, ”Tampaknya pada abad ketigalah pertama kalinya seorang Uskup Roma disebut ’Paus’, dan gelar itu diberikan kepada Paus Kalistus . . . Pada akhir abad kelima, ’Paus’ biasanya memaksudkan Uskup Roma dan bukan orang lain. Tetapi, baru pada abad kesebelaslah seorang Paus dapat menuntut agar gelar itu berlaku untuk dirinya saja.”—An Illustrated History of the Popes.

      18. (a) Siapakah salah seorang uskup Roma pertama yang menegakkan wewenangnya? (b) Berdasarkan apa paus menyatakan keunggulannya? (c) Apa pengertian yang benar tentang Matius 16:18, 19?

      18 Salah seorang uskup Roma pertama yang menegakkan wewenangnya adalah Paus Leo I (paus, 440-461 M). Michael Walsh selanjutnya menjelaskan, ”Leo mengambil gelar Pontifex Maximus yang berasal dari kekafiran, yang masih digunakan oleh para paus dewasa ini, dan yang menjelang akhir abad keempat, masih disandang oleh Kaisar-Kaisar Romawi.” Tindakan Leo I didasarkan pada tafsiran Katolik atas kata-kata Yesus di Matius 16:18, 19. (Lihat kotak, halaman 268.) Ia ”menyatakan bahwa karena St.  Petrus adalah yang utama di antara para Rasul, gereja St.  Petrus harus dipandang unggul di antara gereja-gereja”. (Man’s Religions) Melalui langkah ini, Leo I membuat jelas bahwa walaupun kaisar memegang kekuasaan sementara di Konstantinopel di Timur, ia menjalankan kekuasaan rohani dari Roma di Barat. Kekuasaan ini lebih diperjelas ketika Paus Leo III menobatkan Charlemagne sebagai kaisar Imperium Romawi Suci pada tahun 800 M.

      19, 20. (a) Bagaimana paus dipandang pada zaman modern? (b) Apa saja gelar resmi paus? (c) Perbedaan mencolok apa dapat terlihat antara tingkah laku para paus dan tingkah laku Petrus?

      19 Sejak tahun 1929, pemerintah sekuler memandang paus Roma sebagai penguasa suatu negara yang berdaulat, yakni Kota Vatikan. Jadi, tidak seperti organisasi agama lainnya, Gereja Katolik Roma dapat mengirim wakil-wakil diplomatik, nunsius (duta besar), ke berbagai pemerintahan dunia. (Yohanes 18:36) Paus dihormati dengan banyak gelar, di antaranya Vikaris (Wakil) Yesus Kristus, Pengganti sang Pemimpin para Rasul, Imam Tertinggi Gereja Universal, Patriark Barat, Uskup Agung Italia, Penguasa Kota Vatikan. Ia disambut dengan kebesaran dan upacara. Ia diberi kehormatan bagaikan seorang kepala negara. Sebagai kontras, perhatikan bagaimana reaksi Petrus, yang dianggap sebagai paus dan uskup Roma pertama, ketika perwira Romawi Kornelius berlutut di kaki Petrus untuk sujud kepadanya, ”Petrus menarik dia berdiri, dan mengatakan, ’Bangunlah; aku juga seorang manusia.’”—Kisah 10:25, 26; Matius 23:8-12.

      20 Pertanyaannya sekarang: Bagaimana gereja yang murtad pada abad-abad permulaan itu bisa memperoleh kekuasaan dan prestise yang begitu besar? Bagaimana kesederhanaan dan kerendahan hati Kristus serta orang Kristen masa awal berubah menjadi keangkuhan dan kemegahan Susunan Kristen?

      Fondasi Susunan Kristen

      21, 22. Perubahan besar apa konon terjadi dalam kehidupan Konstantin, dan bagaimana ia memanfaatkan hal itu?

      21 Titik balik untuk agama baru ini dalam Imperium Romawi adalah tahun 313 M, ketika Kaisar Konstantin konon ditobatkan ke ”Kekristenan”. Bagaimana pertobatan ini terjadi? Pada tahun 306 M, Konstantin menggantikan ayahnya dan belakangan, ia bersama Lisinius memerintah Imperium Romawi. Ia dipengaruhi oleh pengabdian ibunya kepada Kekristenan dan kepercayaannya sendiri pada perlindungan ilahi. Sebelum ia pergi bertempur di dekat Roma di Jembatan Milvian pada tahun 312 M, ia mengaku mendapat mimpi dan diperintahkan untuk menuliskan monogram ”Kristen”—huruf-huruf Yunani khi dan rho, dua huruf pertama dari nama Kristus dalam bahasa Yunani—pada perisai prajuritnya.c Dengan ’jimat suci’ ini, bala tentara Konstantin mengalahkan musuhnya, Maxentius.

      22 Tak lama setelah memenangkan pertempuran itu, Konstantin menyatakan bahwa ia telah menjadi orang percaya, meskipun ia baru dibaptis tepat sebelum kematiannya kira-kira 24 tahun kemudian. Ia selanjutnya berupaya memperoleh dukungan orang-orang yang mengaku Kristen dalam imperiumnya dengan ”menggunakan [huruf-huruf Yunani] Khi-Rho [Artwork—Greek characters] sebagai lambangnya . . . Akan tetapi, Khi-Rho telah lebih dahulu digunakan sebagai ligatur [gabungan huruf-huruf] dalam konteks kafir maupun Kristen”.—The Crucible of Christianity, disunting oleh Arnold Toynbee.

      23. (a) Menurut seorang komentator, kapan Susunan Kristen dimulai? (b) Mengapa dapat kita katakan bahwa Kristus tidak mendirikan Susunan Kristen?

      23 Alhasil, fondasi Susunan Kristen diletakkan. Seperti ditulis oleh penyiar radio Inggris Malcolm Muggeridge dalam bukunya The End of Christendom, ”Susunan Kristen dimulai dari Kaisar Konstantin.” Namun, ia juga membuat komentar yang jeli, ”Anda bahkan dapat mengatakan bahwa Kristus sendiri telah meniadakan Susunan Kristen sebelum terbentuk dengan mengatakan bahwa kerajaannya bukan dari dunia ini—salah satu pernyataannya yang berdampak paling luas dan penting.” Dan, itu merupakan pernyataan yang paling diabaikan oleh para penguasa agama dan politik Susunan Kristen.—Yohanes 18:36.

      24. Dengan ”pertobatan” Konstantin, perubahan apa terjadi di dalam Gereja?

      24 Dengan dukungan Konstantin, agama Susunan Kristen menjadi agama resmi Negara di Imperium Romawi. Seorang profesor agama, Elaine Pagels, menjelaskan, ”Para uskup Kristen, yang tadinya menjadi sasaran penangkapan, penyiksaan, dan eksekusi, kini mendapat pembebasan pajak, hadiah-hadiah dari perbendaharaan kaisar, prestise, dan bahkan pengaruh di istana; gereja-gereja mereka kini memperoleh kekayaan, kekuasaan, dan kedudukan terkemuka.” Mereka telah menjadi sahabat kaisar, sahabat dunia Roma.—Yakobus 4:4.

      Konstantin, Bidah, dan Ortodoksi

      25. (a) Debat teologi apa yang sedang berkecamuk pada zaman Konstantin? (b) Sebelum abad keempat, bagaimana pengertian mengenai hubungan Kristus dengan Bapaknya?

      25 Mengapa ”pertobatan” Konstantin begitu penting? Karena sebagai kaisar ia memiliki pengaruh kuat dalam urusan Gereja ”Kristen” yang terpecah belah secara doktrin, dan ia menginginkan persatuan dalam imperiumnya. Pada masa itu, para uskup yang berbahasa Yunani dan Latin sedang berdebat sengit tentang ”hubungan antara ’Firman’ atau ’Putra Allah’ yang telah menjelma sebagai Yesus, dan ’Allah’ sendiri, sekarang disebut ’sang Bapak’—yang nama-Nya, yakni Yahweh, umumnya telah dilupakan”. (The Columbia History of the World) Ada yang lebih menyukai pandangan yang didukung Alkitab bahwa Kristus, Loʹgos, diciptakan sehingga kedudukannya lebih rendah daripada sang Bapak. (Matius 24:36; Yohanes 14:28; 1 Korintus 15:25-28) Di antaranya ialah Arius, seorang imam di Aleksandria, Mesir. Malah, R. P. C. Hanson, seorang profesor teologi, menyatakan, ”Sebelum pecahnya Kontroversi Arius [pada abad keempat], tidak ada teolog di Gereja Timur ataupun Barat yang dalam beberapa hal tidak menganggap Putra lebih rendah kedudukannya daripada Bapak.”—The Search for the Christian Doctrine of God.

      26. Bagaimana situasi pada awal abad keempat berkenaan dengan ajaran Tritunggal?

      26 Yang lain menganggap pandangan tentang kedudukan Kristus yang lebih rendah itu sebagai bidah dan lebih condong kepada penyembahan Yesus sebagai ”Allah yang Menjelma”. Namun, Profesor Hanson menyatakan bahwa periode yang dipersoalkan (abad keempat) ”bukanlah sejarah tentang upaya membela ortodoksi [Tritunggal] yang telah dimufakati dan mapan terhadap serangan-serangan dari bidah terbuka [Arianisme]. Mengenai pokok yang khususnya sedang dibahas, belum ada doktrin ortodoks apa pun”. Ia melanjutkan, ”Semua pihak yakin bahwa mereka didukung oleh Alkitab sebagai sumber wewenang. Masing-masing menggambarkan pihak lain tidak ortodoks, tidak tradisional, dan tidak berdasarkan Alkitab.” Kalangan agama terpecah belah akibat sengketa teologis ini.—Yohanes 20:17.

      27. (a) Apa yang Konstantin lakukan dalam upaya menyelesaikan debat mengenai kodrat Yesus? (b) Apakah Konsili Nicea dapat dikatakan mewakili Gereja? (c) Apakah Kredo Nicea menyelesaikan kontroversi mengenai doktrin Tritunggal yang sedang berkembang?

      27 Konstantin menginginkan persatuan dalam wilayah kekuasaannya, dan pada tahun 325 M ia mengadakan suatu konsili bagi para uskupnya di Nicea, yang terletak di wilayah Timur imperiumnya yang berbahasa Yunani, di seberang Selat Bosporus dari kota baru Konstantinopel. Konon, ada sekitar 250 sampai 318 uskup yang hadir, hanya sebagian kecil dari jumlah keseluruhan, dan kebanyakan yang hadir berasal dari daerah yang berbahasa Yunani. Bahkan, Paus Silvester I tidak hadir.d Setelah perdebatan sengit, konsili yang tidak bersifat mewakili itu menghasilkan Kredo Nicea yang sangat condong kepada gagasan Tritunggal. Akan tetapi, konsili itu gagal menyelesaikan perdebatan doktrinal tersebut. Peranan roh kudus Allah dalam teologi Tritunggal tidak dijelaskan. Perdebatan berkecamuk selama puluhan tahun, lebih banyak konsili harus diadakan dan wewenang dari berbagai kaisar serta hukuman pengasingan harus digunakan sebelum akhirnya tercapai kesepakatan. Itu merupakan kemenangan bagi teologi dan kekalahan bagi mereka yang berpegang pada Alkitab.—Roma 3:3, 4.

      28. (a) Apa saja konsekuensi doktrin Tritunggal? (b) Mengapa tidak ada dasar Alkitab untuk memuja Maria sebagai ”Bunda Allah”?

      28 Seraya abad-abad berlalu, salah satu dampak ajaran Tritunggal adalah bahwa satu-satunya Allah yang benar, Yehuwa, telah tenggelam dalam teologi Susunan Kristen yang rumit tentang Allah-Kristus.e Konsekuensi logis selanjutnya dari teologi itu ialah bahwa jika Yesus benar-benar Allah yang Menjelma, maka ibu Yesus, Maria, tentunya adalah ’Bunda Allah’. Bertahun-tahun kemudian, ini menghasilkan beragam bentuk pemujaan Maria, meskipun sama sekali tidak ada ayat tentang peranan penting Maria selain sebagai ibu biologis Yesus.f (Lukas 1:26-38, 46-56) Selama berabad-abad, ajaran tentang Bunda-Allah itu telah dikembangkan dan dibumbui oleh Gereja Katolik Roma, sehingga banyak orang Katolik lebih bersungguh-sungguh memuja Maria daripada menyembah Allah.

      Skisma dalam Susunan Kristen

      29. Perkembangan apa yang Paulus peringatkan?

      29 Ciri lain kemurtadan adalah munculnya perpecahan. Rasul Paulus telah menubuatkan, ”Aku tahu bahwa setelah kepergianku, serigala-serigala yang menindas akan masuk di antara kamu dan tidak akan memperlakukan kawanan dengan lembut, dan dari antara kamu sendiri akan muncul pria-pria yang membicarakan perkara-perkara yang belat-belit untuk menjauhkan murid-murid agar mengikuti mereka.” Paulus telah memberikan nasihat yang jelas kepada orang Korintus ketika ia menyatakan, ”Sekarang aku menasihati kamu, saudara-saudara, melalui nama Tuan kita, Yesus Kristus, agar kamu semua selaras dalam hal berbicara, dan agar jangan ada perpecahan di antara kamu melainkan agar kamu bersatu dengan sepatutnya dalam pikiran yang sama dan dalam jalan pikiran yang sama.” Meskipun adanya desakan Paulus ini, kemurtadan dan perpecahan berkembang tak lama kemudian.—Kisah 20:29, 30; 1 Korintus 1:10.

      30. Situasi apa yang tak lama kemudian berkembang dalam gereja masa awal?

      30 Dalam waktu beberapa dasawarsa setelah kematian para rasul, skisma (perpecahan) sudah nyata di kalangan orang Kristen. Will Durant menyatakan, ”Selsus [penentang Kekristenan pada abad kedua] sendiri dengan pedas mengomentari bahwa umat Kristen ’terpecah menjadi begitu banyak golongan, setiap orang ingin memiliki kelompoknya sendiri’. Kira-kira pada tahun 187 [M] Ireneus menyebutkan ada dua puluh macam Kekristenan; kira-kira pada tahun 384 [M] Epifanius mencatat jumlahnya ada delapan puluh.”—The Story of Civilization: Part III—Caesar and Christ.

      31. Bagaimana perpecahan besar berkembang dalam Gereja Katolik?

      31 Konstantin lebih menyukai bagian Timur kekaisarannya yang berbahasa Yunani, dengan membangun ibu kota baru yang luas di daerah yang sekarang adalah Turki. Ia menamai kota itu Konstantinopel (sekarang Istambul). Akibatnya, selama berabad-abad Gereja Katolik terpolarisasi dan terbagi secara bahasa maupun geografi—Roma yang berbahasa Latin di Barat versus Konstantinopel yang berbahasa Yunani di Timur.

      32, 33. (a) Apa penyebab lain perpecahan dalam Susunan Kristen? (b) Apa yang Alkitab katakan mengenai penggunaan patung dalam ibadat?

      32 Perdebatan yang memecah belah mengenai aspek-aspek ajaran Tritunggal yang masih berkembang terus menimbulkan pergolakan dalam Susunan Kristen. Konsili lain diselenggarakan pada tahun 451 M di Kalsedon untuk mendefinisikan ciri ”kodrat” Kristus. Gereja-gereja Barat menerima kredo yang dikeluarkan konsili ini, namun gereja-gereja Timur tidak setuju, sehingga terbentuklah Gereja Koptik di Mesir serta Abisinia dan gereja-gereja ”Yakub” di Siria serta Armenia. Persatuan Gereja Katolik terus terancam oleh perpecahan mengenai soal-soal teologi yang sulit dipahami, terutama definisi doktrin Tritunggal.

      33 Penyebab lain perpecahan adalah pemujaan patung-patung. Selama abad kedelapan, para uskup Timur menentang pemujaan berhala ini dan memasuki apa yang disebut periode penghancuran patung atau ikonoklasme. Belakangan, mereka kembali menggunakan ikon (patung dan gambar suci).—Keluaran 20:4-6; Yesaya 44:14-18.

      34. (a) Apa penyebab keretakan besar dalam Gereja Katolik? (b) Apa hasil akhir keretakan ini?

      34 Ujian besar berikutnya terjadi pada abad keenam sewaktu gereja Barat menambahkan kata Latin filioque (”dan dari Putra”) pada Kredo Nicea untuk menunjukkan bahwa Roh Kudus keluar dari Bapak dan juga Putra. Penambahan ini mengakibatkan keretakan ketika ”pada tahun 876 suatu sinode [para uskup] di Konstantinopel mengecam paus karena kegiatan politiknya maupun karena ia tidak mengoreksi bidah yang menggunakan klausa filioque. Inilah salah satu tindakan dari penolakan gereja-gereja Timur atas hak paus untuk memiliki yurisdiksi universal atas Gereja”. (Man’s Religions) Pada tahun 1054, perwakilan paus mengekskomunikasi patriark (uskup agung) Konstantinopel, yang sebagai balasannya mengutuk paus. Perpecahan itu akhirnya menyebabkan terbentuknya Gereja-Gereja Ortodoks Timur—Yunani, Rusia, Rumania, Polandia, Bulgaria, Serbia, dan gereja-gereja lain yang berdiri sendiri.

      35. Siapakah kaum Waldens, dan bagaimana kepercayaan mereka berbeda dengan kepercayaan Gereja Katolik?

      35 Ada gerakan lain yang juga mulai menyebabkan pergolakan dalam Gereja. Pada abad ke-12, Peter Waldo, dari Lyons, Prancis, ”mengerahkan beberapa pakar untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam langue d’oc [bahasa daerah] di Prancis Selatan. Ia mempelajari terjemahan itu dengan bersemangat, dan menyimpulkan bahwa umat Kristen harus hidup seperti para rasul—tanpa harta benda pribadi”. (The Age of Faith, oleh Will Durant) Ia memulai gerakan pengabaran yang dikenal sebagai gerakan kaum Waldens. Mereka menolak keimaman Katolik, surat pengampunan dosa, api penyucian, transubstansiasi, dan praktek serta kepercayaan tradisional Katolik lainnya. Mereka menyebar ke negeri-negeri lain. Konsili Toulouse mencoba menghalangi mereka pada tahun 1229 dengan melarangkan kepemilikan buku-buku Alkitab. Hanya buku liturgi yang diperbolehkan, itu pun dalam bahasa Latin yang sudah tidak digunakan lagi. Akan tetapi, masih akan ada lebih banyak perpecahan dan penganiayaan agama.

      Penganiayaan terhadap Kaum Albigensia

      36, 37. (a) Siapakah kaum Albigensia, dan apa yang mereka percayai? (b) Bagaimana kaum Albigensia ditindas?

      36 Gerakan lain terbentuk pada abad ke-12 di Prancis Selatan—gerakan kaum Albigensia (juga dikenal sebagai orang Kathar), yang namanya diambil dari kota Albi, tempat banyak pengikutnya berada. Mereka memiliki golongan klerus sendiri yang hidup selibat, yang ingin disapa dengan sebutan kehormatan. Mereka percaya bahwa Yesus berbicara secara kiasan pada perjamuan malamnya yang terakhir ketika ia berkata mengenai roti, ”Inilah tubuh-Ku.” (Matius 26:26, TB) Mereka menolak doktrin Tritunggal, Kelahiran oleh Perawan, api neraka, dan api penyucian. Jadi, mereka secara aktif meragukan ajaran-ajaran Gereja Roma. Paus Inocentius III memerintahkan agar kaum Albigensia ditindas. ”Kalau perlu,” katanya, ”ganyang mereka dengan pedang.”

      37 Perang salib dilancarkan terhadap ”kaum bidah”, dan para prajurit Katolik membantai 20.000 pria, wanita, dan anak-anak di Béziers, Prancis. Setelah banyak menumpahkan darah, perdamaian terwujud pada tahun 1229, dengan kekalahan di pihak kaum Albigensia. Konsili Narbonne ”melarang kaum awam memiliki bagian mana pun dari Alkitab”. Akar problem yang dihadapi Gereja Katolik ternyata adalah keberadaan Alkitab dalam bahasa rakyat.

      38. Apa Inkuisisi itu, dan bagaimana cara kerjanya?

      38 Langkah berikut yang diambil Gereja adalah membentuk Inkuisisi, suatu pengadilan untuk menindas para bidah. Semangat tidak toleran telah merasuki orang banyak, yang percaya kepada takhayul dan yang dengan senang hati menggantung serta membunuh ”kaum bidah”. Situasi pada abad ke-13 menjadi ladang subur untuk penyalahgunaan kekuasaan oleh Gereja. Akan tetapi, ”kaum bidah yang dikutuk oleh Gereja harus diserahkan kepada ’tangan sekuler’—kalangan berwenang setempat—dan dibakar sampai mati”. (The Age of Faith) Dengan menyerahkan pelaksanaan eksekusi kepada kalangan berwenang sekuler, Gereja tampaknya bebas dari utang darah. Inkuisisi memulai suatu era penganiayaan agama yang mengakibatkan perlakuan kasar, pengaduan palsu dan tanpa nama, pembunuhan, perampokan, penyiksaan, dan kematian perlahan-lahan atas ribuan orang yang berani mempercayai sesuatu yang berbeda dengan Gereja. Kebebasan berekspresi di bidang agama diberangus. Adakah harapan bagi orang-orang yang mencari Allah yang benar? Pasal 13 akan menjawabnya.

      39. Gerakan keagamaan apa muncul pada abad ketujuh, dan bagaimana mulainya?

      39 Sementara semua hal itu berlangsung dalam Susunan Kristen, seorang Arab di Timur Tengah tampil menentang apatisme agama dan penyembahan berhala dari bangsanya sendiri. Ia memulai suatu gerakan keagamaan pada abad ketujuh yang dewasa ini berhasil memenangkan ketaatan dan ketundukan dari hampir semiliar orang. Gerakan itu adalah Islam. Pasal berikut akan membahas sejarah nabi pendirinya dan menjelaskan beberapa ajaran serta sumbernya.

      [Catatan Kaki]

      a Ungkapan ”jiwa yang tak berkematian”, ”api neraka”, ”api penyucian”, dan ”Limbo” tidak terdapat dalam Alkitab bahasa Ibrani dan Yunani asli. Sebaliknya, kata Yunani ”kebangkitan” (a·naʹsta·sis) muncul 42 kali.

      b Kata Yunani e·piʹsko·pos secara harfiah berarti ’orang yang mengawasi’. Dalam bahasa Latin, kata ini menjadi episcopus, dan dalam bahasa Inggris Kuno diubah menjadi ”biscop” dan belakangan, dalam bahasa Inggris Abad Pertengahan, menjadi ”bishop” (uskup).

      c Menurut suatu legenda yang populer, Konstantin mendapat penglihatan tentang sebuah salib bertuliskan kata-kata Latin ”In hoc signo vinces” (Dengan tanda ini taklukkanlah). Menurut beberapa sejarawan, kata-kata itu kemungkinan besar ditulis dalam bahasa Yunani, yakni ”En toutoi nika” (Dengan ini taklukkanlah). Legenda ini diragukan oleh beberapa pakar karena kronologinya tumpang-tindih.

      d The Oxford Dictionary of Popes menyatakan tentang Silvester I, ”Meskipun menjadi paus selama hampir dua puluh dua tahun semasa pemerintahan Konstantin Agung (306-37), suatu era perkembangan yang dramatis bagi Gereja, ia tampaknya tidak memiliki peranan penting dalam peristiwa-peristiwa besar yang terjadi. . . . Memang, ada beberapa uskup yang dijadikan orang kepercayaan Konstantin untuk merumuskan kebijakan-kebijakan gerejawinya; tetapi [Silvester] bukan salah seorang dari mereka.”

      e Untuk pembahasan yang terperinci mengenai masalah Tritunggal, lihat brosur 32 halaman Haruskah Anda Percaya kepada Tritunggal? yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.

      f Maria, ibu Yesus, disebutkan namanya atau sebagai ibunya di 24 ayat dalam keempat Injil dan satu kali di buku Kisah. Ia tidak disebutkan dalam surat para rasul mana pun.

      [Kotak di hlm. 262]

      Orang Kristen Masa Awal dan Roma Kafir

      ”Munculnya gerakan Kristen di dalam Imperium Romawi menantang orang-orang kafir yang telah ditobatkan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka juga. Banyak orang kafir, yang telah dididik untuk menganggap perkawinan semata-mata sebagai penyelenggaraan sosial dan ekonomi, hubungan homoseksual sebagai unsur yang dipandang wajar dalam pendidikan kaum lelaki, pelacuran baik pria maupun wanita sebagai hal yang biasa dan sah, serta perceraian, aborsi, kontrasepsi, dan pembunuhan bayi-bayi yang tidak diinginkan sebagai masalah kepraktisan, telah menerima berita Kristen yang menentang praktek-praktek tersebut, yang membuat keluarga mereka terheran-heran.”—Adam, Eve, and the Serpent, oleh Elaine Pagels.

      [Kotak di hlm. 266]

      Kekristenan versus Susunan Kristen

      Porfiria, seorang filsuf abad ketiga dari Tirus yang menentang Kekristenan, mengajukan pertanyaan ”tentang apakah para pengikut Yesus, dan bukannya Yesus sendiri, yang bertanggung jawab atas bentuk khas agama Kristen. Porfiria (dan Yulianus [kaisar Romawi abad keempat yang menentang Kekristenan]) memperlihatkan, berdasarkan Perjanjian Baru, bahwa Yesus tidak menyebut dirinya Allah dan bahwa ia memberitakan, bukan mengenai dirinya, melainkan mengenai Allah yang esa, Allah atas semua. Para pengikutnyalah yang meninggalkan ajarannya dan memperkenalkan suatu jalan baru rekaan sendiri dengan menjadikan Yesus (bukannya Allah yang esa) objek penyembahan dan pemujaan. . . . [Porfiria] mengungkapkan suatu masalah yang sukar bagi para pemikir Kristen: Apakah iman Kristen bertumpu pada pemberitaan Yesus atau pada ide-ide tempaan para muridnya selama generasi-generasi setelah kematiannya?”—The Christians as the Romans Saw Them.

      [Kotak di hlm. 268]

      Petrus dan Kepausan

      Di Matius 16:18, Yesus berkata kepada rasul Petrus, ”Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus [bahasa Yunani, Peʹtros] dan di atas batu karang [bahasa Yunani, peʹtra] ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” (TB) Berdasarkan ayat ini, Gereja Katolik menyatakan bahwa Yesus mendirikan jemaatnya, atau gerejanya, di atas Petrus, yang menurut mereka adalah uskup pertama dari deretan uskup Roma yang berkesinambungan, dan para pengganti Petrus.

      Siapakah batu karang yang Yesus nyatakan di Matius 16:18, Petrus atau Yesus? Konteksnya memperlihatkan bahwa pokok yang sedang dibahas adalah identitas Yesus sebagai ”Mesias, Anak Allah yang hidup”, seperti yang diakui oleh Petrus sendiri. (Matius 16:16, TB) Jadi, masuk akal bahwa Yesus sendirilah batu karang yang kokoh serta fondasi gereja itu, dan bukan Petrus yang belakangan menyangkal Kristus tiga kali.—Matius 26:33-35, 69-75.

      Bagaimana kita tahu bahwa Kristus adalah batu fondasinya? Melalui kesaksian Petrus sendiri, ketika ia menulis, ”Dengan datang kepadanya seperti kepada batu yang hidup, yang ditolak manusia, tetapi yang dipilih, berharga, di hadapan Allah . . . Karena ada tertulis dalam Tulisan-Tulisan Kudus, ’Lihat! Aku meletakkan di Zion sebuah batu, yang dipilih, batu penjuru fondasi, yang berharga; dan tidak seorang pun yang memperlihatkan iman akan dia akan dikecewakan.’” Paulus juga menyatakan, ”Dan kamu dibangun di atas fondasi rasul-rasul dan nabi-nabi, sedangkan Kristus Yesus adalah batu penjuru fondasi.”—1 Petrus 2:4-8; Efesus 2:20.

      Tidak ada bukti dalam Alkitab ataupun sejarah bahwa Petrus dianggap memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada rekan-rekannya. Ia tidak menyebutkan hal ini dalam surat-suratnya sendiri, dan ketiga Injil lain—termasuk Injil Markus (rupanya diceritakan oleh Petrus kepada Markus)—bahkan tidak menyebutkan pernyataan Yesus kepada Petrus.—Lukas 22:24-26; Kisah 15:6-22; Galatia 2:11-14.

      Bahkan, tidak ada bukti mutlak bahwa Petrus pernah berada di Roma. (1 Petrus 5:13) Ketika Paulus mengunjungi Yerusalem, ”Yakobus, Kefas [Petrus] dan Yohanes, orang-orang yang dipandang sebagai pilar-pilar”, memberinya dukungan. Jadi, pada masa itu Petrus adalah salah seorang dari sedikitnya tiga pilar dalam sidang. Ia bukan seorang ”paus”, dan ia pun tidak dikenal sebagai paus atau sebagai ”uskup” tertinggi di Yerusalem.—Galatia 2:7-9; Kisah 28:16, 30, 31.

      [Gambar di hlm. 264]

      Segitiga Misteri Tritunggal Susunan Kristen

      [Gambar di hlm. 269]

      Vatikan (benderanya terlihat di bawah) mengutus diplomat ke berbagai pemerintahan dunia

      [Gambar di hlm. 275]

      Konsili Nicea meletakkan dasar untuk perkembangan doktrin Tritunggal

      [Gambar di hlm. 277]

      Pemujaan Maria dengan anak, di tengah, sangat menyerupai ibadat yang lebih kuno kepada dewi-dewi kafir—kiri, Isis dan Horus dari Mesir; kanan, Mater Matuta dari Roma

      [Gambar di hlm. 278]

      Gereja Ortodoks Timur—Sveti Nikolaj, Sofia, Bulgaria, dan di bawah, St. Vladimir, New Jersey, AS

      [Gambar di hlm. 281]

      Para prajurit ”Kristen” diorganisasi tidak saja untuk membebaskan Yerusalem dari Islam tetapi juga untuk membantai ”kaum bidah”, seperti kaum Waldens dan Albigensia

      [Gambar di hlm. 283]

      Tomás de Torquemada, biarawan Dominikan, memimpin Inkuisisi Spanyol yang kejam, dengan alat-alat penyiksa untuk memaksakan pengakuan

  • Islam—Jalan menuju Allah melalui Ketaatan
    Pencarian Manusia akan Allah
    • Pasal 12

      Islam—Jalan menuju Allah melalui Ketaatan

      [Huruf-huruf Arab]

      1, 2. (a) Apa kata-kata pembukaan Quran? (b) Mengapa kata-kata ini penting bagi orang Muslim? (c) Apa bahasa asli Quran, dan apa arti kata ”Quran”?

      ”DENGAN menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” Kalimat ini adalah terjemahan dari teks Quran dalam bahasa Arab yang tertera di atas. Kelanjutan teks itu berbunyi, ”Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni’mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”—Quran, surat 1:1-7.a

      2 Kata-kata ini merupakan Al Faatihah (”Pembukaan”), surat pertama kitab suci orang Muslim Al Quran, atau Quran. Karena lebih dari 1 di antara 5 penduduk dunia beragama Islam dan setiap hari orang Muslim yang saleh melantunkan ayat-ayat ini lebih dari satu kali pada kelima waktu salat, kata-kata ini pasti termasuk kata-kata yang paling banyak diucapkan di muka bumi.

      3. Seberapa luaskah penyebaran agama Islam dewasa ini?

      3 Menurut sebuah sumber, ada lebih dari 1.250 juta orang Muslim di dunia, sehingga Islam menjadi agama terbesar di dunia. Bisa dikatakan, Islam adalah agama besar yang berkembang paling cepat di dunia, seiring dengan semakin meluasnya gerakan Muslim di Afrika dan dunia Barat.

      4. (a) Apa arti kata ”Islam”? (b) Apa arti kata ”Muslim”?

      4 Nama Islam penting bagi seorang Muslim, karena kata ini berarti ”taat”, ”berserah diri”, atau ”ikrar” kepada Allah, dan menurut seorang sejarawan, ”Islam menyatakan sikap batin orang-orang yang mendengarkan penyiaran Muhammad.” ”Muslim” berarti ”orang yang melaksanakan atau menjalankan Islam”.

      5. (a) Apa yang dipercayai oleh orang Muslim mengenai keyakinan mereka? (b) Apa saja persamaan antara Alkitab dan Quran?

      5 Orang Muslim percaya bahwa keyakinan mereka adalah penyempurna wahyu yang diturunkan kepada orang Ibrani dan orang Kristen, atau Nasrani, yang setia pada zaman dulu. Akan tetapi, dalam beberapa hal ajaran mereka menyimpang dari Alkitab, walaupun Quran mengutip Kitab-Kitab Ibrani dan Yunani.b (Lihat kotak, halaman 285.) Untuk lebih memahami keyakinan orang Muslim, kita perlu mengetahui bagaimana, di mana, dan kapan agama ini mulai.

      Muhammad Menerima Panggilan

      6. (a) Di mana pusat ibadat orang Arab pada zaman Muhammad? (b) Apa kisah turun-temurun tentang Ka’bah?

      6 Muhammad dilahirkan di Mekah, Arab Saudi, sekitar tahun 570 M. Ayahnya, Abdullah, meninggal sebelum Muhammad lahir. Ibunya, Aminah, meninggal ketika Muhammad baru berumur kira-kira enam tahun. Pada masa itu, orang Arab menjalankan suatu bentuk ibadat kepada Allah yang berpusat di Lembah Mekah, di lokasi suci Ka’bah, yaitu bangunan sederhana berbentuk kubus tempat sebuah meteorit hitam dipuja. Menurut kisah turun-temurun Islam, ”Ka’bah pada mulanya dibangun oleh Adam berdasarkan contoh baku yang berasal dari surga dan setelah Air Bah dibangun kembali oleh Ibrahim dan Ismael.” (History of the Arabs, oleh Philip K. Hitti) Ka’bah menjadi tempat penyimpanan 360 berhala, satu berhala untuk satu hari sepanjang tahun kamariah.

      7. Praktek keagamaan apa saja yang meresahkan Muhammad?

      7 Seraya Muhammad semakin dewasa, ia mempertanyakan berbagai praktek keagamaan pada zamannya. John Noss, dalam bukunya Man’s Religions, menyatakan, ”[Muhammad] tidak senang dengan pertikaian yang tak ada habisnya di antara para pemuka kaum Quraisy [kaumnya Muhammad] yang konon adalah demi agama dan kehormatan. Ia merasa lebih tidak puas lagi terhadap unsur-unsur primitif yang terus dihidupkan dalam agama Arab, yaitu politeisme serta animisme yang penuh berhala, amoralitas pada pertemuan serta perayaan keagamaan, minuman keras, perjudian, serta tari-tarian yang populer pada waktu itu, dan penguburan hidup-hidup bayi perempuan yang tidak diinginkan, yang tidak hanya dipraktekkan di Mekah tetapi juga di seluruh jazirah Arab.”—Surat 6:137.

      8. Bagaimana kisahnya ketika Muhammad menerima panggilan untuk menjadi nabi?

      8 Muhammad terpanggil untuk menjadi nabi ketika ia berumur kira-kira 40 tahun. Ia mempunyai kebiasaan menyepi di gua sebuah gunung yang tidak jauh, yang disebut Gua Hira, untuk bertafakur (merenung), dan pada salah satu kesempatan inilah ia mengaku menerima panggilan untuk menjadi nabi. Menurut kisah turun-temurun orang Muslim, ketika ia berada di sana, seorang malaikat, yang kemudian dikenal sebagai Jibril, menyuruhnya membaca dengan menyebut nama Allah. Muhammad tidak dapat melakukannya, maka malaikat itu ’merengkuhnya kuat-kuat hingga nafasnya sesak’. Kemudian malaikat itu mengulangi perintahnya. Sekali lagi, Muhammad tidak dapat melakukannya, sehingga malaikat itu ’merengkuhnya’ lagi. Hal ini terjadi tiga kali sampai Muhammad mulai membaca kata-kata yang dianggap sebagai wahyu pertama dari serangkaian wahyu yang kemudian menjadi Quran. (”Sejarah Ringkas Nabi Muhammad saw” dalam ”Muqaddimah” Al Qur’an dan Terjemahnya) Menurut kisah lain, wahyu diturunkan kepada Muhammad seperti gemerincing lonceng.

      Diturunkannya Quran

      9. Apa yang dianggap sebagai wahyu pertama yang diterima Muhammad? (Bandingkan Penyingkapan 22:18, 19.)

      9 Apa yang dianggap sebagai wahyu pertama yang diterima oleh Muhammad? Narasumber Muslim pada umumnya sepakat bahwa wahyu pertama itu adalah lima ayat pertama dalam surat 96, berjudul Al-’Alaq, ”Segumpal Darah”, yang berbunyi,

      ”Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

      Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,

      Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal darah.

      Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah,

      Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.

      Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

      10-12. Bagaimana Quran dilestarikan?

      10 Menurut keterangan dalam ”Muqaddimah” Al Qur’an dan Terjemahnya, Muhammad menjawab, ”Aku tidak dapat membaca.” Jadi, ia harus menghafal wahyu-wahyu tersebut agar ia dapat mengulangi dan melantunkannya. Orang Arab kuat menghafal, dan tidak terkecuali Muhammad. Berapa banyak waktu yang ia butuhkan untuk menerima semua wahyu Quran? Menurut pendapat umum, wahyu-wahyu tersebut diturunkan dalam kurun waktu 20 sampai 23 tahun, sejak kira-kira tahun 610 M sampai wafatnya Muhammad pada tahun 632 M.

      11 Para narasumber Muslim menjelaskan bahwa setelah menerima setiap wahyu, Muhammad segera melantunkannya di depan orang-orang yang kebetulan berada di dekatnya. Orang-orang ini kemudian menghafalkan dan melantunkannya berulang-ulang. Karena orang Arab belum mengenal cara pembuatan kertas, Muhammad menyuruh para penyalin menuliskan wahyu-wahyu itu di atas bahan-bahan primitif yang tersedia ketika itu, seperti tulang belikat unta, pelepah kurma, kayu, dan perkamen. Akan tetapi, baru setelah sang nabi wafat, semua wahyu tersebut disusun menjadi Quran seperti yang ada sekarang, di bawah bimbingan para penerus dan sahabat Muhammad. Hal itu terjadi selama masa pemerintahan tiga khalifah, atau pemimpin Muslim, yang pertama.

      12 Seorang penerjemah bernama Muhammad Pickthall menulis, ”Semua surat Quran telah dicatat dalam bentuk tulisan sebelum sang Nabi wafat, dan banyak orang Muslim menghafalkan seluruh isi Quran. Tetapi, surat-surat yang tertulis telah tersebar di antara banyak orang; dan ketika dalam suatu pertempuran . . . sejumlah besar orang yang hafal seluruh isi Quran terbunuh, seluruh isi Quran dikumpulkan dan disusun dalam bentuk tertulis.”

      13. (a) Apa tiga sumber ajaran dan bimbingan agama Islam? (b) Apa pandangan beberapa pakar agama Islam tentang penerjemahan Quran?

      13 Kehidupan orang Muslim diatur oleh tiga sumber—Quran, Hadis, dan Syariat. (Lihat kotak di bawah.) Orang Muslim percaya bahwa Quran dalam bahasa Arab adalah bentuk wahyu yang paling murni karena menurut mereka bahasa inilah yang Allah gunakan sewaktu berbicara melalui Jibril. Surat 43:3 menyatakan, ”Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya).” Jadi, setiap terjemahan dianggap sebagai pengenceran belaka sehingga tidak murni lagi. Malah, beberapa pakar agama Islam menolak untuk menerjemahkan Quran. Mereka berpandangan bahwa ”menerjemahkan berarti tidak loyal”, dan karena itu, sebagaimana dikatakan oleh Dr. J. A. Williams, seorang dosen sejarah Islam, ”Orang Muslim selalu mencela dan bahkan adakalanya melarang setiap upaya untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa lain.”

      Penyebaran Agama Islam

      14. Peristiwa apa menjadi tonggak penting dalam awal sejarah agama Islam?

      14 Muhammad menghadapi tentangan besar sewaktu mendirikan iman barunya. Penduduk Mekah, bahkan dari kaumnya sendiri, menolak dia. Setelah 13 tahun dianiaya dan dibenci, ia memindahkan pusat kegiatannya ke utara ke Yatsrib, yang kemudian dikenal sebagai Madinatun Nabiy (Madinah), yang berarti ”Kota Nabi”. Perpindahan ini, atau hijrah, pada tahun 622 M merupakan tonggak penting dalam sejarah Islam, dan tahun tersebut kemudian dipakai sebagai titik awal penanggalan Islam.c

      15. Bagaimana Mekah sampai menjadi pusat ibadah haji?

      15 Di kemudian hari, Muhammad memperoleh kekuasaan ketika Mekah takluk pada bulan Januari 630 M (8 H) dan ia menjadi penguasanya. Dengan memegang kendali sekuler dan religius sekaligus, ia dapat menyingkirkan berhala dari Ka’bah dan menjadikannya pusat ibadah haji di Mekah, yang terus berlangsung sampai sekarang.—Lihat halaman 289, 303.

      16. Sejauh mana penyebaran agama Islam?

      16 Dalam beberapa dasawarsa setelah wafatnya Muhammad pada tahun 632 M, Islam telah menyebar sejauh Afghanistan dan bahkan sampai ke Tunisia di Afrika Utara. Pada awal abad kedelapan, keyakinan akan Quran telah menembus Spanyol dan mencapai perbatasan Prancis. Seperti dinyatakan oleh Profesor Ninian Smart dalam bukunya Background to the Long Search, ”Jika dilihat dari sudut pandangan manusia, apa yang dicapai seorang nabi berkebangsaan Arab pada abad keenam dan ketujuh setelah Kristus sangat menakjubkan. Di mata manusia secara umum, dari dialah suatu peradaban baru lahir. Tetapi, tentu saja di mata seorang Muslim apa yang dicapai itu berasal dari Allah.”

      Wafatnya Muhammad Melahirkan Perpecahan

      17. Problem besar apa dihadapi agama Islam sewaktu Muhammad wafat?

      17 Wafatnya sang nabi memicu krisis. Ia tidak mempunyai keturunan laki-laki dan tidak menetapkan seorang penerus yang pasti. Sebagaimana dikatakan Philip Hitti, ”Itu sebabnya, soal khalifah adalah problem tertua bagi agama Islam. Masalah ini belum selesai. . . . Menurut sejarawan Muslim al-Shahrastani [1086-1153], ’Masalah Islam yang paling banyak menimbulkan pertumpahan darah adalah masalah khalifah (imamah).’” Bagaimana problem itu diselesaikan pada tahun 632 M? ”Abu Bakar . . . ditunjuk (8 Juni 632) sebagai penerus Muhammad melalui pemilihan oleh para pemimpin di ibu kota, al-Madinah.”—History of the Arabs.

      18, 19. Apa perbedaan pandangan antara kaum Sunni dan Syiah?

      18 Penerus sang nabi akan menjadi pemimpin, seorang khalifah. Akan tetapi, masalah tentang penerus sejati Muhammad menjadi penyebab perpecahan dalam tubuh agama Islam. Orang Muslim Sunni menganut prinsip bahwa yang berhak menjadi pemimpin adalah yang terpilih, tidak soal ia keturunan sang nabi atau tidak. Karena itu, mereka percaya bahwa ketiga khalifah pertama, Abu Bakar (mertua Muhammad), Umar (penasihat sang nabi), dan Utsman (menantu sang nabi), adalah para penerus sah Muhammad.

      19 Pernyataan itu ditentang oleh orang Muslim Syiah, yang mengatakan bahwa pemimpin yang sejati berasal dari garis keturunan sang nabi dan melalui sepupu serta menantunya, Ali bin Abi Thalib, imam (pemimpin dan penerus) pertama, yang menikah dengan Fatimah, putri kesayangan Muhammad. Dari pernikahan mereka lahirlah cucu-cucu lelaki Muhammad, yaitu Hasan dan Husein. Kaum Syiah juga menyatakan ”bahwa sejak semula Allah dan Nabi-Nya jelas-jelas menunjuk Ali sebagai satu-satunya penerus yang sah, tetapi ketiga khalifah yang pertama merebut jabatannya yang sah”. (History of the Arabs) Tentu saja, kaum Sunni memiliki pandangan yang berlawanan.

      20. Apa yang terjadi dengan Ali, menantu Muhammad?

      20 Apa yang terjadi dengan Ali? Selama kepemimpinannya sebagai khalifah keempat (656-661 M), timbullah perebutan kepemimpinan antara dirinya dan gubernur Siria, Muawiyah. Mereka bertempur, tetapi agar tidak terjadi lebih banyak pertumpahan darah di kalangan orang Muslim, mereka mengajukan persengketaan mereka ke pihak penengah. Diterimanya tawaran damai oleh Ali melemahkan kedudukannya dan membuat banyak pengikutnya meninggalkan dia, termasuk kaum Khawarij (Sempalan), yang menjadi seteru besarnya. Pada tahun 661 M, Ali dibunuh dengan pedang beracun oleh seorang Khawarij fanatik. Kedua belah pihak (Sunni dan Syiah) masih saja bertikai. Belakangan, kaum Sunni memilih seorang pemimpin dari antara Umayyad, yaitu para pemuka Mekah yang kaya, yang bukan keluarga nabi.

      21. Apa pandangan kaum Syiah tentang para penerus Muhammad?

      21 Bagi kaum Syiah, penerus sejati Muhammad adalah cucunya, Hasan, putra sulung Ali. Akan tetapi, ia mengundurkan diri dan dibunuh. Adiknya, Husein, menjadi imam yang baru, tetapi ia pun dibunuh oleh pasukan Umayyad pada tanggal 10 Oktober 680 M. Kematian Husein, yang menurut kaum Syiah mati syahid, berdampak besar atas Syiat Ali, atau partai Ali, sampai sekarang. Mereka percaya bahwa Ali adalah penerus sejati Muhammad dan ’imam [pemimpin] pertama yang mendapat perlindungan Allah terhadap kesalahan dan dosa’. Ali dan para penerusnya dianggap oleh orang Syiah sebagai guru-guru yang tidak pernah keliru, yang mendapat ”anugerah Allah berupa keadaan tak bercela”. Golongan mayoritas dalam Syiah percaya bahwa hanya ada 12 imam yang sejati, dan imam yang terakhir, Muhammad al-Muntazar, menghilang (878 M) ”di gua masjid raya di Samarra tanpa meninggalkan keturunan”. Maka, ”ia menjadi imam ’yang bersembunyi (mustatir)’ atau ’yang diharapkan (muntazar)’. . . . Pada saatnya ia akan muncul sebagai imam Mahdi (pribadi yang mendapat bimbingan ilahi) untuk memulihkan Islam yang sejati, menaklukkan seluruh dunia dan memulai zaman keemasan yang singkat sebelum akhir segala sesuatu”.—History of the Arabs.

      22. Bagaimana orang Syiah memperingati mati syahidnya Husein?

      22 Setiap tahun, kaum Syiah memperingati mati syahidnya Imam Husein. Mereka mengadakan arak-arakan, ada yang menyiksa diri dengan pisau serta pedang dan dengan cara-cara lain. Pada zaman yang lebih modern, kaum Syiah banyak mendapat sorotan karena semangat mereka demi gerakan Islam. Akan tetapi, jumlah mereka hanya kira-kira 20 persen jumlah orang Muslim di dunia, yang mayoritasnya adalah kaum Sunni. Akan tetapi, sekarang mari kita beralih ke beberapa ajaran Islam dan memperhatikan bagaimana keyakinan agama Islam mempengaruhi tingkah laku sehari-hari orang Muslim.

      Yang Mahatinggi itu Allah, Bukan Yesus

      23, 24. Bagaimana Muhammad dan orang Muslim memandang Yudaisme dan Kekristenan?

      23 Tiga agama besar yang monoteis di dunia adalah Yudaisme, Kekristenan, dan Islam. Akan tetapi, pada saat Muhammad berkiprah menjelang awal abad ketujuh M, dua agama yang pertama tadi, menurut dia, sudah menyimpang dari jalan kebenaran. Bahkan, Quran secara tidak langsung mengutuk orang Yahudi dan orang Kristen sewaktu mengatakan, ”Bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (Surat 1:7) Mengapa demikian?

      24 Quran menyatakan, ’Ahli kitab dikutuk: orang Yahudi karena melanggar perjanjian itu dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam; dan orang Nasrani karena mengatakan Nabi Isa a.s. itu Allah’ melalui doktrin Tritunggal.—Surat 4:153-176.

      25. Pernyataan serupa apa terdapat dalam Quran dan Alkitab?

      25 Secara ringkas, ajaran utama agama Islam adalah syahadat, atau pengakuan iman, yang dihafalkan setiap orang Muslim, ”Laa Ilaaha Illallah; Muhammadar Rasulullah” (Tiada Tuhan selain Allah; Muhammad adalah utusan Allah). Ini sesuai dengan pernyataan dalam Quran, ”Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (Surat 2:163) Gagasan seperti itu telah dinyatakan 2.000 tahun sebelumnya dalam imbauan kepada Israel, ”Dengarkanlah, hai, Israel: Yehuwa adalah Allah kita; Yehuwa itu esa.” (Ulangan 6:4) Yesus mengulangi perintah yang terpenting ini, yang dicatat dalam Markus 12:29, kira-kira 600 tahun sebelum Muhammad, dan Yesus tidak pernah mengaku sebagai atau setara dengan Allah.—Markus 13:32; Yohanes 14:28; 1 Korintus 15:28.

      26. (a) Apa pandangan agama Islam tentang Tritunggal? (b) Apakah Tritunggal berdasarkan Alkitab?

      26 Mengenai keesaan Allah, Quran menyatakan, ”Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan, ’(Tuhan itu) tiga’, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa.” (Surat 4:171) Akan tetapi, patut diperhatikan bahwa Kekristenan sejati tidak mengajarkan Tritunggal. Doktrin ini berasal dari kekafiran yang diperkenalkan oleh orang-orang murtad dalam Susunan Kristen setelah kematian Kristus dan para rasul.—Lihat Pasal 11.d

      Jiwa, Kebangkitan, Firdaus, dan Api Neraka

      27. Apa yang Quran katakan mengenai jiwa dan dihidupkannya orang mati? (Kontraskan dengan Imamat 24:17, 18; Pengkhotbah 9:5, 10; Yohanes 5:28, 29.)

      27 Agama Islam mengajarkan bahwa manusia mempunyai jiwa yang kelak pindah ke akhirat. Quran menyatakan, ”Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya: maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya.” (Surat 39:42) Selain itu, seluruh surat 75 berbicara tentang ”Hari Kiamat”, atau hari dihidupkannya orang mati. Sebagian isinya berbunyi, ”Aku bersumpah dengan hari kiamat . . . Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? . . . Ia bertanya: ’Bilakah hari kiamat itu?’ . . . Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?”—Surat 75:1, 3, 6, 40.

      28. Apa yang Quran katakan mengenai neraka? (Kontraskan dengan Ayub 14:13; Yeremia 19:5; 32:35; Kisah 2:25-27; Roma 6:7, 23.)

      28 Menurut Quran, jiwa bisa memiliki nasib akhir yang berbeda, yakni pergi ke taman firdaus di surga atau ke tempat penghukuman di api neraka. Seperti dikatakan Quran, ”Mereka bertanya: ’Bilakah hari pembalasan itu?’ (Hari pembalasan itu ialah) pada hari ketika mereka diazab di atas api neraka. (Dikatakan kepada mereka): ’Rasakanlah azabmu itu.’” (Surat 51:12-14) ”Bagi mereka [para pedosa] azab dalam kehidupan dunia dan sesungguhnya azab akhirat adalah lebih keras dan tak ada bagi mereka seorang pelindungpun dari (azab) Allah.” (Surat 13:34) Pertanyaannya adalah, ”Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.” (Surat 101:10, 11) Nasib yang mengerikan ini digambarkan secara terperinci, ”Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Surat 4:56) Uraian lebih jauh berbunyi, ”Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai, . . . mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya, mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah.”—Surat 78:21, 23-25.

      29. Kontraskan ajaran agama Islam dengan ajaran Alkitab tentang jiwa dan nasib akhirnya.

      29 Orang Muslim percaya bahwa jiwa orang mati pergi ke alam barzakh, atau ”dinding”, ”suatu kehidupan baru, yaitu kehidupan dalam kubur, yang membatasi antara dunia dan akhirat”. (Surat 23:99, 100, catatan kaki) Di sana, jiwa tersebut sadar dan mengalami apa yang disebut ”Siksa Kubur” jika orang tersebut fasik, atau menikmati kebahagiaan jika ia seorang mukmin (orang yang beriman). Akan tetapi, orang mukmin pun harus mengalami sedikit penyiksaan karena sedikit dosa yang mereka lakukan sewaktu masih hidup. Di akhirat, setiap orang menemui nasib kekalnya, yang mengakhiri keadaan peralihan tersebut.e

      30. Menurut Quran, apa yang dijanjikan kepada orang-orang saleh? (Kontraskan dengan Yesaya 65:17, 21-25; Lukas 23:43; Penyingkapan 21:1-5.)

      30 Sebaliknya, orang-orang yang saleh dijanjikan taman firdaus di surga, ”Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam syurga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya.” (Surat 4:57) ”Sesungguhnya penghuni syurga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan.” (Surat 36:55, 56) ”Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam Lauhul Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh).” (Surat 21:105) Kata-kata dalam surat ini selaras dengan isi kitab yang diturunkan kepada Daud, khususnya di Mazmur 25:13 dan 37:11, 29, juga dengan kata-kata Yesus dalam Matius 5:5. Namun, disebutkannya istri-istri di surat tadi memicu timbulnya pertanyaan lain.

      Monogami atau Poligami?

      31. Apa yang Quran katakan mengenai poligami? (Kontraskan dengan 1 Korintus 7:2; 1 Timotius 3:2, 12.)

      31 Apakah poligami merupakan kebiasaan umum orang Muslim? Quran mengizinkan poligami, namun banyak orang Muslim hanya mempunyai satu istri. Mengingat ada banyak janda akibat peperangan, poligami ditoleransi dalam Quran sebagai berikut, ”Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki.” (Surat 4:3) Sebuah biografi Muhammad karya Ibnu-Hisham menjelaskan bahwa Muhammad menikahi seorang janda kaya, Siti Khadijah, yang usianya 15 tahun lebih tua daripada dia. Setelah istrinya ini meninggal, ia menikahi banyak wanita. Ketika ia wafat, ia meninggalkan sembilan janda.

      32. Apa yang dimaksud dengan mutah?

      32 Bentuk pernikahan lain dalam agama Islam disebut mutah. Pernikahan ini adalah ”perjanjian khusus antara seorang pria dan seorang wanita melalui penawaran dan persetujuan untuk menikah selama periode yang terbatas dan dengan maskawin yang sudah ditentukan seperti dalam perjanjian untuk pernikahan yang permanen”. (Islamuna, oleh Mustafa al-Rafii) Kaum Sunni menyebutnya pernikahan demi kesenangan, sedangkan kaum Syiah menyebutnya pernikahan yang harus diakhiri dalam periode tertentu. Menurut sumber yang sama, ”Anak-anak [hasil pernikahan demikian] itu sah dan mempunyai hak yang sama seperti anak-anak hasil pernikahan yang permanen.” Tampaknya bentuk pernikahan sementara ini biasa dilakukan pada zaman Muhammad, dan dia mengizinkannya. Kaum Sunni berkeras bahwa hal ini belakangan dilarang, sedangkan golongan Imami, kelompok mayoritas dalam Syiah, percaya bahwa ini masih berlaku. Sebenarnya, banyak orang melakukan hal itu, terutama apabila seorang pria tidak bersama istrinya untuk jangka waktu yang lama.

      Islam dan Kehidupan Sehari-hari

      33. Apa Rukun Islam dan Rukun Iman itu?

      33 Agama Islam memiliki lima Rukun Islam, atau kewajiban utama, dan enam Rukun Iman, atau keyakinan dasar. (Lihat kotak, halaman 296, 303.) Salah satu kewajiban orang Muslim yang saleh adalah melakukan sembahyang (salat) lima kali sehari dengan menghadap ke Mekah. Pada hari Jumat, pria-pria Muslim umumnya melakukan salat berjamaah di masjid setelah mendengar alunan azan yang diserukan muazin dari menara masjid. Dewasa ini, banyak masjid hanya memutar rekaman azan.

      34. Apakah masjid itu, dan apa fungsinya?

      34 Masjid adalah tempat ibadat orang Muslim, yang oleh Raja Fahd Bin Abdul Aziz dari Arab Saudi digambarkan sebagai ”batu penjuru untuk menyebut nama Allah”. Ia mendefinisikan masjid sebagai ”tempat salat, belajar, kegiatan hukum dan peradilan, konsultasi, dakwah, penyuluhan, pendidikan dan persiapan. . . . Masjid adalah jantung masyarakat Muslim”. Sekarang tempat ibadat ini terdapat di seluruh dunia. Salah satu yang paling terkenal dalam sejarah adalah Masjid Raya Kordoba, Spanyol, yang selama berabad-abad merupakan masjid terbesar di dunia. Sekarang, bangunan utama masjid itu menjadi katedral Katolik.

      Konflik dengan dan dalam Susunan Kristen

      35. Pada masa lalu, bagaimana hubungan antara agama Islam dan Katolikisme?

      35 Mulai abad ketujuh, Islam menyebar ke arah barat ke Afrika Utara, ke arah timur ke Pakistan, India, serta Bangladesh, dan ke selatan ke Indonesia. Dalam penyebarannya, agama ini terlibat konflik dengan Gereja Katolik yang militan, yang mengorganisasi Perang Salib untuk merebut kembali Tanah Suci dari orang Muslim. Pada tahun 1492, pada masa pemerintahan Ratu Isabella dan Raja Ferdinand, Spanyol ditaklukkan kembali sepenuhnya oleh orang Katolik. Orang Muslim dan orang Yahudi harus berganti agama, kalau tidak, mereka akan diusir dari Spanyol. Toleransi yang telah terbina selama pemerintahan orang Muslim di Spanyol belakangan lenyap akibat Inkuisisi Katolik. Akan tetapi, agama Islam bertahan dan pada abad ke-20 bangkit serta berkembang pesat.

      36. Perkembangan apa yang terjadi dalam Gereja Katolik seraya agama Islam berkembang?

      36 Seraya agama Islam berkembang, Gereja Katolik mengalami gejolak internal, berjuang untuk mempertahankan kesatuan dalam tubuhnya. Akan tetapi, dua pengaruh kuat sudah di ambang pintu dan akan lebih mengguncangkan kekuatan tunggal gereja tersebut. Dua pengaruh itu adalah mesin cetak dan Alkitab dalam bahasa rakyat jelata. Pasal berikut akan membahas perpecahan lebih jauh dalam tubuh Susunan Kristen di bawah pengaruh tersebut dan pengaruh-pengaruh lain.

      [Catatan Kaki]

      a ”Quran” (yang berarti ”Bacaan”) adalah pengejaan yang akan kita gunakan di sini. Perlu diperhatikan bahwa bahasa asli Quran adalah bahasa Arab, dan terjemahan dalam bahasa Indonesia yang dipakai di seluruh pasal ini diambil dari Al Qur’an dan Terjemahnya karya Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, di bawah pengawasan Departemen Agama Republik Indonesia, Jakarta, 1989. Dalam kutipan-kutipan, nomor pertama menunjukkan surat, surah atau pasal, dan yang kedua adalah nomor ayat.

      b Orang Muslim percaya bahwa Alkitab berisi wahyu-wahyu Allah tetapi beberapa di antaranya kemudian dipalsukan.

      c Jadi, tahun Islam disebut tahun H (tarikh Hijriah atau tahun perpindahan) dan bukan M (tarikh Masehi).

      d Untuk mendapat lebih banyak keterangan mengenai Tritunggal dan Alkitab, lihat brosur Haruskah Anda Percaya kepada Tritunggal? yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.

      e Tentang jiwa dan api neraka, bandingkan dengan ayat-ayat Alkitab ini: Kejadian 2:7; Yehezkiel 18:4; Kisah 3:23. Lihat Bertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab, halaman 151-5; 235-41, yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.

      [Kotak di hlm. 285]

      Quran dan Alkitab

      ”Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil sebelum (Al Quran), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan [kitab yang membedakan antara yang benar dan yang salah].”—Surat 3:3, 4.

      ”Hampir semua kisah sejarah dalam Quran mirip kisah dalam Alkitab . . . Adam, Nuh, Ibrahim (namanya disebutkan kira-kira tujuh puluh kali dalam dua puluh lima surat dan dijadikan judul surat 14), Ismael, Luth, Yusuf (seluruh surat 12 berisi kisahnya), Musa (namanya muncul dalam tiga puluh empat surat), Saul, Daud, Sulaiman, Elia, Ayub, dan Yunus (namanya menjadi judul surat 10) merupakan tokoh-tokoh yang menonjol. Kisah tentang penciptaan dan kejatuhan Adam disebutkan lima kali, sedangkan air bah dan Sodom, masing-masing delapan kali. Sebenarnya, Quran lebih banyak persamaannya dengan Pentateukh daripada dengan bagian lain Alkitab. . . .

      ”Tokoh-tokoh Perjanjian Baru yang ditonjolkan hanya Zakharia, Yohanes Pembaptis, Yesus (Isa) dan Maria (Maryam). . . . Studi banding mengenai . . . kisah-kisah dalam Quran dan Alkitab . . . memperlihatkan bahwa tidak ada kata-kata yang persis sama [tidak ada kutipan langsung].”f—History of the Arabs.

      [Catatan Kaki]

      f Akan tetapi, lihat halaman 300, paragraf 30, tentang Surat 21:105.

      [Kotak di hlm. 291]

      Tiga Sumber Ajaran dan Bimbingan

      Alquran, menurut laporan diturunkan kepada Muhammad oleh malaikat Jibril. Makna dan kata Arab dalam Quran dianggap terilham.

      Hadis, atau Sunah, yaitu ”perbuatan, perkataan, dan peneguhan (takrir) sang Nabi . . . ditetapkan dalam bentuk hadis tertulis pada abad kedua [H]. Jadi, hadis adalah catatan mengenai perbuatan atau perkataan sang Nabi”. Hadis juga dapat mencakup perbuatan atau perkataan setiap ’Sahabat Muhammad atau Penerus mereka’. Dalam hadis, hanya maknanya yang dianggap terilham.—History of the Arabs.

      Syariat, atau hukum agama, yang didasarkan atas prinsip-prinsip Quran, mengatur seluruh kehidupan seorang Muslim dalam bidang agama, politik, dan sosial. ”Semua tindakan manusia dikelompokkan dalam lima kategori yang sah: (1) apa yang dianggap sebagai kewajiban mutlak (fardu) [berpahala kalau dilakukan atau berdosa kalau tidak dilakukan]; (2) perbuatan yang patut dipuji atau layak dihargai (mustahak) [berpahala tetapi tidak berdosa kalau tidak dilakukan]; (3) perbuatan yang diizinkan (jaiz, mubah), tidak berdosa dan tidak berpahala; (4) perbuatan yang tercela (makruh), dianjurkan untuk ditinggalkan, tetapi tidak berdosa apabila dilakukan; (5) perbuatan terlarang (haram), berdosa apabila dilakukan.”—History of the Arabs.

      [Kotak di hlm. 296]

      Enam Rukun Iman

      1. Iman kepada Allah yang Esa (Surat 23:116, 117)

      2. Iman kepada malaikat-malaikat (Surat 2:177)

      3. Iman kepada kitab-kitab Allah: Taurat, Injil, Zabur, Gulungan Ibrahim, Quran

      4. Iman kepada para rasul Allah tetapi kepada satu wahyu saja. Yang pertama, nabi Adam. Yang lainnya termasuk Ibrahim, Musa, Isa, dan ”Nabi yang Terakhir”, Muhammad (Surat 4:136; 33:40)

      5. Hari akhir: ketika semua orang mati dibangkitkan dari kubur

      6. Iman kepada takdir, yang baik maupun yang buruk. Tidak ada yang terjadi di luar kehendak Allah

      [Kotak di hlm. 303]

      Lima Rukun Islam

      1. Mengucapkan syahadat, ”Tiada Tuhan selain Allah; Muhammad adalah utusan Allah” (Surat 33:40)

      2. Melakukan salat lima waktu, dengan menghadap ke Mekah (Surat 2:144)

      3. Memberikan zakat, kewajiban menyisihkan sebagian dari penghasilan dan dari nilai suatu harta (Surat 24:56)

      4. Menunaikan puasa (shaum), khususnya selama bulan Ramadan (Surat 2:183-185)

      5. Menunaikan haji. Satu kali dalam kehidupannya, setiap orang Muslim harus melakukan perjalanan ke Mekah. Hanya penyakit dan kemiskinan yang boleh dijadikan alasan yang sah untuk tidak melakukannya (Surat 3:97)

      [Kotak di hlm. 304, 305]

      Kepercayaan Bahai—Mengupayakan Persatuan Dunia

      1, 2. Bagaimana asal mula kepercayaan Bahai?

      1 Kepercayaan Bahai bukanlah suatu sekte Islam melainkan sempalan dari agama Babi, sebuah kelompok di Persia (sekarang Iran) yang memisahkan diri dari kaum Syiah pada tahun 1844. Pemimpin kelompok Babi adalah Mirza Ali Mohammad dari Shiraz, yang menyatakan diri sebagai sang Bab (”Gapura”) dan sang imam Mahdi (”pemimpin yang dibimbing dengan benar”) dari garis keturunan Muhammad. Ia dieksekusi oleh pemerintah Persia pada tahun 1850. Pada tahun 1863, Mirza Husein Ali Nuri, seorang anggota terkemuka dari kelompok Babi, ”menyatakan diri sebagai ’Dia yang akan Allah nyatakan’, yang telah diramalkan oleh Bab”. Ia juga menggunakan nama Baha Ullah (”Kemuliaan Allah”) dan membentuk agama baru, yakni kepercayaan Bahai.

      2 Baha Ullah diusir dari Persia dan akhirnya dipenjarakan di Ako (sekarang Akra, Israel). Di sana ia menulis karya utamanya, al-Kitab al-Aqdas (Kitab Paling Suci), dan memperkembangkan doktrin kepercayaan Bahai menjadi ajaran yang komprehensif. Ketika Baha Ullah meninggal, kepemimpinan agama yang masih baru ini diteruskan oleh putranya, Abdul-Baha, kemudian oleh cicitnya, Shoghi Effendi Rabbani, dan pada tahun 1963, oleh badan pengelola terpilih, yang dikenal sebagai Dewan Keadilan Universal.

      3-7. (a) Apa beberapa kepercayaan Bahai? (b) Apa perbedaan kepercayaan Bahai dengan ajaran Alkitab?

      3 Orang Bahai percaya bahwa Allah menyatakan dirinya kepada manusia melalui ”Perwujudan Allah”, termasuk Abraham, Musa, Krisna, Zoroaster, Buddha, Yesus, Muhammad, Bab, dan Baha Ullah. Mereka percaya bahwa para utusan ini ditetapkan untuk membimbing umat manusia melalui proses evolusi, dan munculnya Bab menjadi permulaan suatu zaman baru bagi umat manusia. Orang Bahai mengatakan bahwa sejauh ini berita dari Bab adalah wahyu yang paling lengkap tentang kehendak Allah dan bahwa berita itu adalah sarana utama dari Allah yang memungkinkan terwujudnya persatuan dunia.—1 Timotius 2:5, 6.

      4 Salah satu ajaran dasar Bahai adalah ”bahwa semua agama besar di dunia berasal dari Allah, bahwa prinsip-prinsip dasar mereka benar-benar selaras”. ’Perbedaannya hanya dalam aspek-aspek doktrinal yang tidak penting.’—2 Korintus 6:14-18; 1 Yohanes 5:19, 20.

      5 Kepercayaan Bahai mencakup keesaan Allah, jiwa yang tidak berkematian, dan evolusi umat manusia (secara biologi, rohani, dan sosial). Sebaliknya, mereka menolak konsep umum tentang malaikat. Mereka juga menolak Tritunggal, ajaran reinkarnasi Hinduisme, dan kejatuhan manusia dari kesempurnaan yang diikuti oleh tebusan dengan darah Yesus Kristus.—Roma 5:12; Matius 20:28.

      6 Persaudaraan manusia dan persamaan hak kaum wanita merupakan corak utama dalam kepercayaan Bahai. Orang Bahai bermonogami. Sedikitnya satu kali sehari, mereka memanjatkan satu dari tiga doa yang pernah diajarkan oleh Baha Ullah. Mereka berpuasa dari matahari terbit sampai matahari terbenam selama 19 hari pada bulan Ala, yang jatuh pada bulan Maret. (Penanggalan Bahai terdiri dari 19 bulan, masing-masing panjangnya 19 hari, yang disisipi hari-hari tertentu.)

      7 Kepercayaan Bahai tidak memiliki banyak upacara keagamaan maupun ulama. Siapa pun yang mengaku beriman kepada Baha Ullah dan menerima ajarannya dapat menjadi anggota. Mereka mengadakan pertemuan ibadat pada hari pertama setiap bulan Bahai.

      8, 9. Apa misi Bahai itu?

      8 Kelompok Bahai menganggap diri mereka mempunyai misi menaklukkan planet ini secara rohani. Mereka berupaya menyebarkan kepercayaan mereka melalui percakapan, teladan, partisipasi dalam proyek-proyek masyarakat, dan kampanye penyuluhan. Mereka percaya akan ketaatan mutlak kepada hukum negara tempat mereka tinggal, dan walaupun mereka ikut pemilihan umum, mereka tidak berpartisipasi dalam politik. Jika mungkin, mereka lebih menyukai tugas nonperang dalam angkatan bersenjata tetapi mereka tidak menolak wajib militer.

      9 Sebagai kepercayaan yang memiliki misi penyebaran, Bahai mengalami perkembangan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir ini. Menurut data terkini, ada sekitar 7.500.000 penganut kepercayaan Bahai di seluruh dunia, tetapi beberapa sumber lain menyebutkan sekitar 5.000.000.

      [Gambar]

      Kuil di pusat kegiatan Bahai sedunia, Haifa, Israel

      [Gambar di hlm. 286]

      Menurut kisah turun-temurun Muslim, Muhammad naik ke surga dari batu ini di Kubah Batu Cadas, Yerusalem

      [Gambar di hlm. 289]

      Orang Muslim yang naik haji di Mekah berjalan mengelilingi Ka’bah tujuh kali dan menyentuh atau mencium Batu Hitam, kiri bawah

      [Gambar di hlm. 290]

      Quran harus dibaca dalam bahasa Arab

      [Gambar di hlm. 298]

      Searah jarum jam dari kiri atas: Kubah Batu Cadas, Yerusalem; masjid di Iran, Afrika Selatan, dan Turki

      [Gambar di hlm. 303]

      Masjid Raya Kordoba pernah menjadi masjid terbesar di dunia (kini menjadi katedral Katolik)

  • Reformasi—Pencarian Menempuh Arah Baru
    Pencarian Manusia akan Allah
    • Pasal 13

      Reformasi—Pencarian Menempuh Arah Baru

      1, 2. (a) Bagaimana sebuah buku tentang Reformasi menggambarkan Gereja Katolik Roma pada abad pertengahan? (b) Pertanyaan apa saja yang timbul mengenai keadaan Gereja Roma?

      ”TRAGEDI yang sesungguhnya dalam gereja abad pertengahan adalah kegagalannya untuk bergerak mengikuti waktu. . . . Gereja sama sekali tidak progresif, sama sekali tidak memberikan bimbingan rohani, malah kian memburuk dan merosot, semua anggotanya korup.” Demikianlah kata buku The Story of the Reformation tentang Gereja Katolik Roma yang kuat, yang mendominasi sebagian besar Eropa dari abad ke-5 sampai abad ke-15 M.

      2 Bagaimana Gereja Roma bisa jatuh dari kedudukannya yang sangat kuat hingga ’merosot dan korup’? Bagaimana kepausan, yang mengaku sebagai penerus kerasulan, ternyata gagal memberikan ”bimbingan rohani”? Dan, apa akibat kegagalan ini? Untuk mendapatkan jawabannya, kita perlu meninjau secara singkat apa saja sepak terjang Gereja dan apa peranannya dalam pencarian manusia akan Allah yang benar.

      Gereja dalam Keadaan Terpuruk

      3. (a) Bagaimana keadaan materi Gereja Roma pada akhir abad ke-15? (b) Bagaimana Gereja berupaya mempertahankan kemegahannya?

      3 Pada akhir abad ke-15, Gereja Roma, yang memiliki banyak paroki dan biara di seluruh wilayah kekuasaannya, telah menjadi tuan tanah terbesar di seluruh Eropa. Menurut laporan, gereja memiliki setengah wilayah Prancis serta Jerman, dan dua perlima atau lebih wilayah Swedia serta Inggris. Hasilnya? ”Kejayaan Roma berkembang tak terkira selama akhir tahun 1400-an serta awal tahun 1500-an, dan peranannya secara politik maju untuk sementara,” kata buku A History of Civilization. Akan tetapi, semua kemegahan itu membutuhkan biaya, dan untuk mempertahankannya, kepausan harus menemukan sumber-sumber pendapatan baru. Ketika menguraikan berbagai cara yang digunakan, sejarawan Will Durant menulis,

      ”Setiap petugas gereja dituntut untuk menyetorkan kepada Kuria kepausan—dewan administrasi kepausan—setengah pendapatan dari jabatannya selama tahun pertama (”annates”), dan setelah itu sepersepuluhnya setiap tahun. Seorang uskup agung baru harus memberi paus sejumlah besar uang untuk membayar pallium—pita wol putih sebagai tanda pengesahan dan simbol wewenangnya. Pada waktu seorang kardinal, uskup agung, uskup, atau kepala biara meninggal, milik pribadinya dikembalikan kepada kepausan. . . . Setiap keputusan atau perkenan yang diperoleh dari Kuria menuntut hadiah sebagai imbalan, dan keputusan itu kadang-kadang ditentukan oleh hadiahnya.”

      4. Bagaimana masuknya kekayaan ke dalam Gereja mempengaruhi kepausan?

      4 Banyaknya uang yang mengalir ke perbendaharaan kepausan tahun demi tahun akhirnya mengakibatkan banyak penyelewengan dan korupsi. Ada pepatah yang mengatakan bahwa ’seorang paus sekalipun tidak mungkin menyentuh ter tanpa mengotori jarinya’, dan sejarah gereja pada masa ini menyaksikan apa yang disebut seorang sejarawan ”silih bergantinya paus yang sangat duniawi”. Salah satunya ialah Sikstus IV (paus, 1471-84), yang menghabiskan sejumlah besar uang untuk membangun Kapel Sistina, yang disebut menurut namanya sendiri, dan untuk memperkaya banyak kemenakannya; Aleksander VI (paus, 1492-1503), Rodrigo Borgia yang bereputasi buruk, yang terang-terangan mengakui dan memberikan kedudukan tinggi kepada anak-anak haramnya; dan Yulius II (paus, 1503-13), kemenakan Sikstus IV, yang lebih mementingkan perang, politik, dan seni daripada tugas-tugas gerejawinya. Pakar Katolik berkebangsaan Belanda, Erasmus, dapat dibenarkan sepenuhnya ketika pada tahun 1518 ia menulis, ”Perbuatan Kuria Roma yang tak tahu malu telah mencapai puncaknya.”

      5. Apa yang diperlihatkan laporan pada zaman itu mengenai tingkah laku moral klerus?

      5 Korupsi dan amoralitas tidak terbatas di kalangan kepausan. Pepatah yang umum pada masa itu ialah, ”Jika Anda ingin merusak putra Anda, jadikan dia imam.” Ini didukung oleh catatan-catatan pada masa itu. Menurut Durant, di Inggris, dari semua ”tuduhan kebejatan [seksual] yang diajukan pada tahun 1499, . . . 23 persen dari semua pelanggarnya berasal dari kalangan klerus, meskipun jumlah klerus mungkin tidak sampai 2 persen dari jumlah penduduk. Beberapa imam meminta pelayanan seksual dari para wanita yang mengaku dosa. Ribuan imam mempunyai gundik; di Jerman hampir semuanya”. (Kontraskan dengan 1 Korintus 6:9-11; Efesus 5:5.) Penyelewengan moral juga terjadi di bidang-bidang lain. Seorang Spanyol dari zaman itu konon pernah mengeluh, ”Saya melihat bahwa tanpa uang kita nyaris tidak bisa memperoleh apa pun dari pelayan-pelayan Kristus; uang untuk pembaptisan . . . uang untuk perkawinan, uang untuk pengakuan dosa—tidak, tidak ada perminyakan terakhir [bagi orang yang akan meninggal] tanpa uang! Mereka tidak akan membunyikan lonceng tanpa uang, tidak ada upacara penguburan di gereja tanpa uang; sehingga kelihatannya Firdaus tertutup bagi orang yang tidak punya uang.”—Kontraskan dengan 1 Timotius 6:10.

      6. Bagaimana Machiavelli menggambarkan Gereja Roma? (Roma 2:21-24)

      6 Untuk meringkaskan keadaan Gereja Roma pada permulaan abad ke-16, kami mengutip kata-kata Machiavelli, seorang filsuf Italia yang terkenal pada zaman itu,

      ”Seandainya agama Kristen dijaga sesuai dengan peraturan-peraturan Pendirinya, negara dan serikat Susunan Kristen akan jauh lebih bersatu dan bahagia daripada sekarang. Bukti terbesar kemerosotannya adalah fakta bahwa semakin seseorang mendekat ke Gereja Roma, kepala dari agamanya, semakin ia menjadi tidak religius.”

      Upaya Awal menuju Reformasi

      7. Upaya lemah apa saja yang Gereja adakan untuk menangani beberapa penyelewengan?

      7 Krisis dalam Gereja tidak saja diperhatikan oleh orang-orang seperti Erasmus dan Machiavelli, tetapi juga oleh Gereja sendiri. Konsili-konsili Gereja diadakan untuk menangani beberapa pengaduan dan penyelewengan, namun tanpa hasil yang bertahan lama. Para paus, yang menikmati kekuasaan dan kehormatan pribadi, tidak mendukung upaya nyata apa pun untuk reformasi.

      8. Apa akibat kelalaian Gereja yang terus berlanjut?

      8 Seandainya saja Gereja lebih serius membenahi masalah internalnya, mungkin tidak akan ada Reformasi. Tetapi kenyataannya, seruan untuk reformasi mulai terdengar dari dalam maupun luar Gereja. Di Pasal 11, kami telah menyebutkan kaum Waldens dan Albigensia. Meskipun dikutuk sebagai bidah dan ditindas dengan kejam, mereka telah membangkitkan ketidaksenangan masyarakat terhadap penyelewengan klerus Katolik dan telah mengobarkan keinginan untuk kembali kepada Alkitab. Perasaan seperti itu tersalurkan melalui sejumlah reformis masa awal.

      Protes dari Dalam Gereja

      9. Siapakah John Wycliffe, dan ia angkat suara menentang apa?

      9 John Wycliffe (1330?-84), yang sering disebut sebagai ”bintang fajar Reformasi”, adalah seorang imam Katolik dan profesor teologi di Oxford, Inggris. Ia tahu betul tentang berbagai penyelewengan dalam Gereja, dan ia menulis serta angkat suara menentang hal-hal seperti korupsi di kalangan biarawan, pajak kepausan, doktrin transubstansiasi (pernyataan bahwa roti dan anggur yang digunakan dalam Misa benar-benar berubah menjadi tubuh dan darah Yesus Kristus), pengakuan dosa, dan campur tangan gereja dalam urusan duniawi.

      10. Bagaimana Wycliffe memperlihatkan pengabdiannya untuk Alkitab?

      10 Wycliffe khususnya terus terang apabila menyinggung kelalaian Gereja untuk mengajarkan Alkitab. Ia pernah menyatakan, ”Andaikan setiap paroki gereja di negeri ini memiliki sebuah Alkitab yang baik dan penjelasan yang terperinci mengenai injil, para imam mempelajarinya dengan baik, lalu benar-benar mengajarkan injil dan perintah Allah kepada umat!” Demi tujuan ini, Wycliffe, pada tahun-tahun terakhir kehidupannya, menerjemahkan Alkitab Vulgata Latin ke dalam bahasa Inggris. Dengan bantuan rekan-rekannya, khususnya Nicholas dari Hereford, ia menghasilkan Alkitab lengkap pertama dalam bahasa Inggris. Tidak diragukan, inilah sumbangsih terbesar Wycliffe bagi pencarian manusia akan Allah.

      11. (a) Apa hasil yang dicapai para pengikut Wycliffe? (b) Apa yang terjadi dengan kaum Lollard?

      11 Tulisan-tulisan Wycliffe dan bagian-bagian Alkitab disebarkan ke seluruh Inggris oleh sekelompok penginjil yang sering disebut ”Imam-Imam Miskin” karena mereka berkeliling dengan berpakaian sederhana, bertelanjang kaki, dan tidak memiliki harta benda. Mereka juga diejek dengan julukan kaum Lollard, dari kata Lollaerd dalam bahasa Belanda Abad Pertengahan, atau ”orang yang menggumamkan doa atau himne”. (Brewer’s Dictionary of Phrase and Fable) ”Dalam beberapa tahun, jumlah mereka menjadi sangat banyak,” kata buku The Lollards. ”Diperkirakan bahwa setidaknya seperempat dari bangsa itu benar-benar atau sekadar mengaku mendukungnya.” Tentu saja, itu semua tidak luput dari perhatian Gereja. Karena kedudukannya yang terkemuka di kalangan penguasa dan ilmuwan, Wycliffe dibiarkan meninggal dengan tenang pada hari terakhir tahun 1384. Para pengikutnya kurang beruntung. Selama pemerintahan Henry IV dari Inggris, mereka dicap sebagai bidah, dan banyak yang dipenjarakan, disiksa, atau dibakar sampai mati.

      12. Siapakah Jan Hus, dan ia angkat suara menentang apa?

      12 Yang sangat dipengaruhi oleh John Wycliffe adalah seorang Bohemia (Ceko) bernama Jan Hus (1369?-1415), yang juga seorang imam Katolik dan rektor Universitas Praha. Seperti Wycliffe, Hus angkat suara menentang kebejatan Gereja Roma dan menekankan pentingnya membaca Alkitab. Hal itu segera mendatangkan kemarahan hierarki terhadapnya. Pada tahun 1403, kalangan berwenang menyuruhnya berhenti menyebarkan gagasan-gagasan Wycliffe yang antikepausan, dan buku-bukunya pun dibakar di depan umum. Akan tetapi, Hus terus menulis kecaman-kecaman yang sangat pedas terhadap praktek-praktek Gereja, termasuk penjualan indulgensi.a Ia dinyatakan bersalah dan diekskomunikasi pada tahun 1410.

      13. (a) Menurut ajaran Hus, apa gereja sejati itu? (b) Apa akibat dari keteguhan Hus?

      13 Hus tidak berkompromi dalam upayanya mendukung Alkitab. ”Memberontak terhadap seorang paus yang keliru berarti menaati Kristus,” tulisnya. Ia juga mengajarkan bahwa gereja sejati, yang sama sekali bukan paus dan lembaga-lembaga Romawi, ”adalah semua orang terpilih dan tubuh rohani Kristus, dengan Kristus sebagai kepala; dan pengantin perempuan Kristus, yang ia tebus dengan darahnya sendiri karena kasihnya yang besar”. (Bandingkan Efesus 1:22, 23; 5:25-27.) Karena semua ini, ia diadili oleh Konsili Konstans dan dinyatakan bersalah sebagai seorang bidah. Dengan menyatakan ”lebih baik mati dengan benar daripada hidup bejat”, ia menolak untuk mengaku salah dan dibakar sampai mati di tiang pada tahun 1415. Konsili yang sama juga memerintahkan agar tulang-tulang Wycliffe digali dan dibakar meskipun ia telah mati dan dikubur lebih dari 30 tahun!

      14. (a) Siapakah Girolamo Savonarola? (b) Upaya apa yang dilakukan Savonarola, dan apa akibatnya?

      14 Reformis masa awal lainnya adalah biarawan Dominikan Girolamo Savonarola (1452-98) dari biara San Marcos di Florence, Italia. Terbawa oleh semangat Renaisans Italia, Savonarola berbicara dengan terus terang menentang kebobrokan Gereja dan Negara. Ia berupaya mendirikan suatu negara Kristen, atau tatanan teokratis, dengan mengaku bahwa dasarnya adalah Alkitab, dan penglihatan serta penyingkapan yang katanya telah ia terima. Pada tahun 1497, paus mengekskomunikasi dia. Pada tahun berikutnya, ia ditahan, disiksa, dan digantung. Kata-katanya yang terakhir adalah, ”Tuanku mati untuk dosa-dosaku; tidakkah aku dengan senang hati memberikan kehidupan yang hina ini kepadanya?” Mayatnya dibakar dan abunya dibuang ke Sungai Arno. Dengan tepat Savonarola menyebut dirinya ”seorang pelopor dan korban”. Hanya beberapa tahun kemudian, Reformasi melanda seluruh Eropa dengan kekuatan penuh.

      Rumah Tangga yang Terbagi

      15. Bagaimana Susunan Kristen di Eropa Barat terbagi-bagi oleh gerakan Reformasi?

      15 Badai Reformasi akhirnya berkecamuk dan memecah belah rumah tangga Susunan Kristen di Eropa Barat. Jika tadinya Gereja Katolik Roma mendominasi hampir seluruh rumah tangga Susunan Kristen, kini rumah tangga itu terbagi-bagi. Eropa Selatan—Italia, Spanyol, Austria, dan sebagian Prancis—kebanyakan tetap Katolik. Sisanya terbagi menjadi tiga golongan utama: Lutheran di Jerman dan Skandinavia; Calvinisme (atau Reformasi) di Swiss, Belanda, Skotlandia, serta sebagian dari Prancis; dan Anglikan di Inggris. Tiga golongan itu terbagi lagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil tetapi lebih radikal, mula-mula kaum Anabaptis dan selanjutnya kaum Menno, Hutter, dan Puritan, yang belakangan membawa kepercayaan mereka ke Amerika Utara.

      16. Akhirnya, apa yang terjadi dengan rumah tangga Susunan Kristen? (Markus 3:25, TB)

      16 Selama bertahun-tahun, tiga golongan utama ini terbagi lagi menjadi ratusan sekte yang ada sekarang—beberapa di antaranya ialah Presbiterian, Episkopal, Metodis, Baptis, Kongregasional. Susunan Kristen benar-benar menjadi rumah tangga yang terbagi-bagi. Bagaimana golongan-golongan ini muncul?

      Luther dan Tesisnya

      17. Tanggal mana yang dapat disebut sebagai titik awal resmi Reformasi Protestan?

      17 Jika kita harus menyebutkan titik awal yang menentukan dari Reformasi Protestan, itu adalah 31 Oktober 1517, ketika Martin Luther (1483-1546), biarawan ordo St. Agustinus, menurut cerita turun-temurun memakukan 95 tesisnya pada pintu gereja kastel di Wittenberg di negara bagian Saxony, Jerman. Akan tetapi, apa yang memicu terjadinya peristiwa dramatis ini? Siapakah Martin Luther? Dan, apa yang ia protes?

      18. (a) Siapakah Martin Luther? (b) Apa yang mendorong Luther untuk mengeluarkan tesisnya?

      18 Seperti Wycliffe dan Hus pendahulunya, Martin Luther adalah seorang cendekiawan dan biarawan. Ia juga seorang doktor teologi dan profesor di bidang penelitian Alkitab di Universitas Wittenberg. Nama Luther cukup termasyhur karena pemahaman Alkitabnya. Meskipun memiliki pendapat yang kuat mengenai pokok keselamatan, atau pembenaran, melalui iman dan bukan melalui perbuatan atau pengakuan dosa, ia tidak bermaksud memisahkan diri dari Gereja Roma. Tesis-tesis yang ia keluarkan sebenarnya adalah reaksi terhadap sebuah kejadian spesifik, bukannya pemberontakan terencana. Ia memprotes penjualan indulgensi.

      19. Pada zaman Luther, bagaimana indulgensi dieksploitasi?

      19 Pada masa Luther, indulgensi dari paus dijual kepada umum tidak saja bagi orang yang hidup tetapi juga bagi yang sudah mati. Ada peribahasa umum, ”Begitu uang logam yang masuk ke peti berdenting, jiwa di Api Penyucian pun akan keluar.” Bagi rakyat jelata, selembar indulgensi hampir menjadi polis asuransi guna menghindari hukuman untuk segala dosa, dan pertobatan tidak diperlukan. ”Di mana-mana,” tulis Erasmus, ”pengampunan dari siksaan api penyucian dijual; tidak sekadar dijual, tetapi dipaksakan kepada mereka yang menolaknya.”

      20. (a) Mengapa John Tetzel pergi ke Jüterbog? (b) Apa reaksi Luther terhadap penjualan indulgensi oleh Tetzel?

      20 Pada tahun 1517, John Tetzel, seorang rahib Dominikan, pergi ke Jüterbog, dekat Wittenberg, untuk menjual indulgensi. Uang yang diperoleh sebagian dipakai untuk membiayai pembangunan kembali Basilika St. Petrus di Roma. Uang itu juga digunakan untuk membantu Albert dari Brandenburg mengembalikan uang yang ia pinjam guna membayar Kuria Roma sebagai imbalan atas kedudukan uskup agung di Mainz. Tetzel mengerahkan segenap keterampilannya sebagai penjual, dan orang-orang mengerumuninya. Luther marah, dan ia menggunakan cara tercepat yang ada untuk menyatakan pendapatnya di depan umum mengenai ulah Tetzel yang bagaikan sirkus itu—dengan memakukan 95 pokok sanggahan di pintu gereja.

      21. Argumen apa yang Luther gunakan untuk menentang penjualan indulgensi?

      21 Luther menyebut 95 tesisnya Sanggahan yang Menuntut Penjelasan tentang Kuasa Indulgensi. Tujuannya sejauh ini bukan untuk menantang wewenang gereja, melainkan untuk menunjukkan efek samping dan penyalahgunaan yang berkaitan dengan penjualan indulgensi dari paus. Ini dapat terlihat dari tesis berikut:

      ”5. Paus tidak memiliki kehendak atau kuasa untuk mengampuni setiap hukuman, kecuali yang ia berikan dengan wewenangnya sendiri. . . .

      20. Karena itu, jika paus berbicara mengenai pengampunan penuh dari semua hukuman, sesungguhnya tidak berarti semuanya, tetapi hanya hukuman yang diberikan olehnya sendiri. . . .

      36. Setiap orang Kristen yang benar-benar merasa menyesal berhak mendapat pengampunan penuh dari hukuman dan kesalahan bahkan tanpa surat pengampunan.”

      22. (a) Perkembangan apa terjadi seraya berita Luther menyebar? (b) Apa yang terjadi atas Luther pada tahun 1520, dan apa hasilnya?

      22 Dengan bantuan mesin cetak yang baru ditemukan, dalam waktu singkat gagasan-gagasan yang menggegerkan ini mencapai bagian-bagian lain di Jerman—dan Roma. Apa yang awalnya adalah perdebatan akademis mengenai penjualan indulgensi segera menjadi kontroversi mengenai masalah iman dan wewenang kepausan. Pada mulanya, Gereja Roma mengikutsertakan Luther dalam perdebatan dan menyuruh dia mengaku salah. Ketika Luther menolak, kekuasaan gerejawi maupun kekuasaan politik dikerahkan untuk menekan dia. Pada tahun 1520, paus mengeluarkan bula, atau maklumat, yang melarang Luther berkhotbah dan memerintahkan agar buku-bukunya dibakar. Dengan sikap menantang, Luther membakar bula kepausan itu di muka umum. Paus mengekskomunikasi dia pada tahun 1521.

      23. (a) Apa Diet di Worms itu? (b) Bagaimana Luther menyatakan pendiriannya di Worms, dan apa hasilnya?

      23 Belakangan pada tahun itu, Luther dipanggil menghadap diet, atau majelis para petinggi, di Worms. Ia diadili oleh kaisar Imperium Romawi Suci, Charles V, seorang Katolik yang fanatik, dan enam elektor (orang yang memiliki hak suara) dari negara-negara bagian Jerman, serta para pemimpin serta pembesar lain di bidang keagamaan dan sekuler. Ketika sekali lagi dipaksa untuk mengaku salah, Luther membuat pernyataan yang terkenal, ”Kecuali saya dinyatakan bersalah oleh Alkitab dan alasan yang jelas . . . , saya tidak dapat dan tidak mau mengakui kesalahan apa pun, karena melawan hati nurani itu tidak benar dan tidak aman. Semoga Allah menolong saya. Amin.” Akibatnya, ia dinyatakan melanggar hukum oleh kaisar. Akan tetapi, penguasa negara bagian Jerman tempat ia tinggal, yaitu Elektor Frederick dari Saxony, menolongnya dan memberinya perlindungan di kastel Wartburg.

      24. Apa yang dicapai Luther selama berada di kastel Wartburg?

      24 Namun, langkah-langkah ini tidak dapat membendung penyebaran gagasan Luther. Selama sepuluh bulan, dalam perlindungan Wartburg, Luther mencurahkan perhatiannya untuk menulis dan menerjemahkan Alkitab. Ia menerjemahkan Kitab-Kitab Yunani dari teks Yunani Erasmus ke dalam bahasa Jerman. Kitab-Kitab Ibrani menyusul belakangan. Alkitab Luther ternyata sangat dibutuhkan masyarakat umum. Menurut laporan, ”lima ribu eksemplar terjual dalam waktu dua bulan, dua ratus ribu eksemplar dalam waktu dua belas tahun”. Pengaruhnya atas bahasa dan kebudayaan Jerman sering disejajarkan dengan pengaruh King James Version atas bahasa dan kebudayaan Inggris.

      25. (a) Bagaimana nama Protestan tercipta? (b) Apa Pengakuan Iman Augsburg itu?

      25 Pada tahun-tahun sesudah Diet di Worms, gerakan Reformasi mendapat dukungan dari begitu banyak orang sehingga pada tahun 1526 kaisar memberikan hak kepada setiap negara bagian Jerman untuk memilih bentuk agamanya sendiri, Lutheran atau Katolik Roma. Tetapi pada tahun 1529, ketika kaisar mengubah keputusan tersebut, beberapa pangeran Jerman memprotes; itu sebabnya nama Protestan diciptakan untuk gerakan Reformasi. Pada tahun berikutnya, 1530, dalam Diet di Augsburg, kaisar berupaya menjembatani perbedaan di antara kedua pihak. Kaum Lutheran menyatakan kepercayaan mereka dalam sebuah dokumen, yang disebut Pengakuan Iman Augsburg, disusun oleh Philipp Melanchthon namun didasarkan atas ajaran Luther. Meskipun dokumen itu bernada mendamaikan, Gereja Roma menolaknya, dan keretakan antara Protestan dan Katolik tak dapat dipulihkan lagi. Banyak negara bagian Jerman berpihak kepada Luther, dan belakangan ini diikuti oleh negara-negara bagian Skandinavia.

      Reformasi atau Pemberontakan?

      26. Menurut Luther, pokok mendasar apa saja yang memisahkan Protestan dengan Katolik?

      26 Pokok-pokok mendasar apa yang memisahkan kelompok Protestan dengan Katolik Roma? Menurut Luther, ada tiga. Pertama, Luther percaya bahwa keselamatan diperoleh melalui ”pembenaran oleh iman saja” (bahasa Latin, sola fide)b dan bukan melalui pengampunan dosa oleh imam atau laku tobat. Kedua, ia mengajarkan bahwa pengampunan dikaruniakan semata-mata karena rahmat Allah (sola gratia) dan bukan dengan wewenang para imam atau paus. Akhirnya, Luther berpendapat bahwa semua masalah doktrinal harus diteguhkan oleh Kitab Suci saja (sola scriptura) dan bukan oleh paus atau konsili gereja.

      27. (a) Ajaran dan praktek Katolik apa yang tidak berdasarkan Alkitab namun tetap dipertahankan oleh kelompok Protestan? (b) Perubahan apa yang dituntut oleh kelompok Protestan?

      27 Meskipun demikian, menurut The Catholic Encyclopedia, Luther ”mempertahankan sebanyak mungkin kepercayaan dan liturgi kuno yang bisa disesuaikan dengan pandangan-pandangannya yang khas mengenai dosa dan pembenaran”. Pengakuan Iman Augsburg menyatakan mengenai kepercayaan Lutheran bahwa ”tidak ada apa pun yang bertentangan dengan Alkitab, atau dengan Katolik Gereja, atau bahkan dengan Gereja Roma, sejauh yang dikenal dari para penulis [Bapak Gereja].” Sebenarnya, kepercayaan Lutheran, sebagaimana yang diuraikan dalam Pengakuan Iman Augsburg, mencakup doktrin-doktrin yang tidak berdasarkan Alkitab seperti Tritunggal, jiwa yang tak berkematian, dan siksaan kekal, juga praktek-praktek seperti pembaptisan bayi dan hari peringatan serta perayaan gereja. Di pihak lain, kaum Lutheran menuntut beberapa perubahan, seperti diizinkannya orang-orang menerima anggur maupun roti pada waktu Komuni dan dihapuskannya hidup selibat, sumpah biarawan, dan pengakuan-dosa-wajib.c

      28. Reformasi berhasil dalam hal apa, namun gagal dalam hal apa?

      28 Secara keseluruhan, Reformasi yang didukung oleh Luther dan para pengikutnya berhasil melepaskan diri dari kuk kepausan. Akan tetapi, seperti yang Yesus nyatakan di Yohanes 4:24, ”Allah adalah Roh, dan orang yang menyembah dia harus menyembah dengan roh dan kebenaran.” Sehubungan dengan Martin Luther, dapat dikatakan bahwa pencarian manusia akan Allah yang benar hanya menempuh arah baru; jalan kebenaran yang sempit masih jauh.—Matius 7:13, 14; Yohanes 8:31, 32.

      Reformasi Zwingli di Swiss

      29. (a) Siapakah Ulrich Zwingli, dan ia angkat suara menentang apa? (b) Bagaimana reformasi Zwingli berbeda dengan reformasi Luther?

      29 Sementara Luther sibuk melawan para duta kepausan dan kalangan berwenang sipil di Jerman, imam Katolik Ulrich Zwingli (1484-1531) memulai gerakan reformasinya di Zurich, Swiss. Karena orang-orang di wilayah itu berbahasa Jerman, mereka sudah dipengaruhi oleh gelombang reformasi dari utara. Sekitar tahun 1519, Zwingli mulai angkat suara menentang indulgensi, pemujaan Perawan Maria, keselibatan klerus, dan doktrin Gereja Katolik lainnya. Meskipun mengaku tidak ada kaitannya dengan Luther, Zwingli sependapat dengan Luther dalam banyak hal dan menyiarkan risalah Luther ke seluruh negeri. Akan tetapi, berbeda dengan Luther yang lebih konservatif, Zwingli menganjurkan agar semua sisa Gereja Roma disingkirkan—patung, salib, jubah kependetaan, dan bahkan musik liturgi.

      30. Apa masalah utama yang menyebabkan Zwingli dan Luther berpisah?

      30 Akan tetapi, kontroversi yang lebih serius antara kedua reformis itu adalah mengenai masalah Ekaristi, atau Misa (Komuni). Luther berkeras bahwa kata-kata Yesus, ’Inilah tubuhKu,’ harus ditafsirkan secara harfiah, dan percaya bahwa tubuh dan darah Kristus secara mukjizat ada dalam roti dan anggur yang disajikan pada waktu Komuni. Sebaliknya, Zwingli berargumentasi dalam karya tulisnya On the Lord’s Supper bahwa pernyataan Yesus ”harus dipahami secara kiasan; ’Inilah tubuh-Ku’, maksudnya, ’Roti mengartikan tubuh-Ku’, atau ’melambangkan tubuh-Ku’”. Karena perbedaan itu, kedua reformis tersebut berpisah.

      31. Apa yang dicapai Zwingli di Swiss?

      31 Zwingli terus menyebarkan doktrin reformasinya di Zurich dan menghasilkan banyak perubahan di sana. Penduduk di kota-kota lain segera mengikuti dia, tetapi kebanyakan orang di pedesaan, karena lebih konservatif, tetap berpaut pada Katolik. Pertentangan antara dua golongan itu kian memanas sehingga pecahlah perang sipil antara orang Protestan dan orang Katolik Roma di Swiss. Zwingli, yang menjadi pendeta tentara, tewas dalam pertempuran di Kappel, dekat Danau Zug, pada tahun 1531. Seusai perang, setiap distrik diberi hak untuk memutuskan bentuk agamanya sendiri, Protestan atau Katolik.

      Kaum Anabaptis, Menno, dan Hutter

      32. Siapakah kaum Anabaptis, dan mengapa mereka mendapat sebutan demikian?

      32 Akan tetapi, beberapa orang Protestan merasa bahwa para reformis belum cukup kuat menolak kelemahan gereja kepausan Katolik. Mereka percaya bahwa gereja Kristen seharusnya hanya terdiri dari orang-orang beriman yang mengamalkan agamanya dan dibaptis, bukannya semua orang dalam suatu masyarakat atau bangsa. Karena itu, mereka menolak pembaptisan bayi dan berkukuh bahwa Gereja dan Negara harus terpisah. Mereka secara diam-diam membaptis kembali para pengikut mereka dan karena itu disebut kaum Anabaptis (ana berarti ”lagi” dalam bahasa Yunani). Karena menolak angkat senjata, mengucapkan sumpah, atau menerima jabatan di pemerintahan, mereka dipandang sebagai ancaman bagi masyarakat dan dianiaya oleh orang Katolik maupun Protestan.

      33. (a) Apa pemicu tindak kekerasan terhadap kaum Anabaptis? (b) Bagaimana pengaruh Anabaptis menyebar?

      33 Pada mulanya kaum Anabaptis tinggal dalam kelompok-kelompok kecil yang terpencar di Swiss, Jerman, dan Belanda. Seraya mereka menyebarkan kepercayaannya ke mana saja mereka pergi, jumlah mereka bertambah pesat. Sekelompok orang Anabaptis, karena terhanyut oleh semangat agama mereka, meninggalkan paham suka damai lalu merebut kota Münster pada tahun 1534 dan berupaya menjadikannya Yerusalem Baru yang komunal dan poligamis. Gerakan itu segera dipadamkan dengan kekerasan besar. Hal itu mencoreng nama kaum Anabaptis, dan mereka hampir saja dilenyapkan. Namun, kebanyakan orang Anabaptis sebenarnya religius dan sederhana, yang berupaya hidup menyendiri dan tenang. Salah satu cabang kaum Anabaptis yang lebih terorganisasi adalah kaum Menno, pengikut reformis Belanda Menno Simons, dan kaum Hutter, yang dipimpin Jacob Hutter, orang Tirol. Untuk menghindari penganiayaan, beberapa dari mereka pindah ke Eropa Timur—Polandia, Hongaria, bahkan Rusia—yang lainnya ke Amerika Utara, yang belakangan dikenal sebagai komunitas Hutter dan Amish.

      Lahirnya Calvinisme

      34. (a) Siapakah John Calvin? (b) Buku penting apa yang ia tulis?

      34 Kegiatan reformasi di Swiss terus maju di bawah pimpinan seorang Prancis bernama Jean Cauvin, atau John Calvin (1509-64), yang mengenal ajaran Protestan selama ia bersekolah di Prancis. Pada tahun 1534, Calvin meninggalkan Paris karena penganiayaan agama dan menetap di Basel, Swiss. Untuk membela orang Protestan, ia menerbitkan Institutes of the Christian Religion, yang berisi ringkasan ide-ide para bapak Gereja masa awal dan teolog abad pertengahan, juga ide-ide Luther dan Zwingli. Karyanya itu dianggap sebagai fondasi doktrinal bagi semua gereja Reformasi yang belakangan didirikan di Eropa dan Amerika.

      35. (a) Bagaimana Calvin menjelaskan doktrinnya mengenai takdir? (b) Bagaimana kekakuan doktrin ini tercermin dalam aspek-aspek lain ajaran Calvin?

      35 Dalam Institutes, ia menguraikan teologinya. Bagi Calvin, Allah adalah penguasa mutlak, yang kehendak-Nya menentukan dan menguasai segala sesuatu. Sebaliknya, manusia penuh dosa dan sama sekali tidak layak. Karena itu, keselamatan tidak bergantung pada perbuatan baik manusia tetapi pada Allah; ini melahirkan doktrin Calvin mengenai takdir, yang tentangnya ia menulis,

      ”Kami menyatakan, bahwa melalui kehendak kekal yang tak dapat diubah, Allah telah menentukan sekali untuk selamanya, siapa yang akan Ia selamatkan, dan siapa yang akan Ia binasakan. Kami menegaskan bahwa kehendak ini, sehubungan dengan orang yang terpilih, didasarkan atas belas kasihan-Nya yang yang tidak selayaknya diperoleh, sama sekali tidak bergantung pada jasa manusia; tetapi mengenai orang yang Ia tentukan untuk dihukum, gerbang kehidupan tertutup oleh vonis yang adil dan tanpa cela, namun yang tidak dapat dipahami.”

      Kekakuan ajaran tersebut juga tercermin dalam bidang-bidang lain. Calvin menandaskan bahwa umat Kristen harus hidup suci dan saleh, menjauhkan diri bukan saja dari dosa melainkan juga dari kesenangan dan senda gurau. Lebih lanjut, ia memperlihatkan bahwa Gereja, yang terdiri dari orang-orang terpilih, harus bebas dari semua pembatasan sipil dan bahwa masyarakat yang betul-betul saleh hanya dapat dibentuk melalui Gereja.

      36. (a) Apa yang Calvin dan Farel upayakan di Jenewa? (b) Peraturan ketat apa saja yang ditetapkan? (c) Apa salah satu akibat buruk tindakan ekstrem Calvin, dan bagaimana ia membenarkan tindakannya?

      36 Tidak lama setelah menerbitkan Institutes, Calvin dibujuk oleh William Farel, reformis lain dari Prancis, untuk menetap di Jenewa. Mereka bekerja sama untuk menerapkan Calvinisme. Mereka bertujuan mengubah Jenewa menjadi kota Allah, suatu pemerintahan teokratis Allah yang menggabungkan fungsi Gereja dan Negara. Mereka menetapkan peraturan-peraturan yang ketat, disertai sanksi, yang mencakup segala sesuatu mulai dari pengajaran keagamaan dan kebaktian gereja sampai aturan moral masyarakat, bahkan soal kebersihan dan pencegahan kebakaran. Sebuah teks sejarah melaporkan bahwa ”seorang penata rambut, misalnya, karena menata rambut pengantin dengan gaya yang dianggap tidak pantas, dipenjarakan selama dua hari; dan sang ibu, bersama dua teman wanitanya, yang turut membantu, menerima hukuman yang sama. Berdansa dan bermain kartu juga dihukum oleh hakim”. Perlakuan keras dikenakan pada orang-orang yang menyimpang dari teologi Calvin, kasus terburuk adalah pembakaran seorang Spanyol, Miguel Serveto, atau Michael Servetus.—Lihat kotak, halaman 322.

      37. Bagaimana pengaruh Calvin jauh melampaui batas negeri Swiss?

      37 Calvin terus menerapkan gaya reformasinya di Jenewa hingga kematiannya pada tahun 1564, dan gereja Reformasi terbentuk secara mapan. Para reformis Protestan, yang melarikan diri dari penganiayaan di negeri-negeri lain, berkumpul di Jenewa, menganut ide-ide Calvin, dan menjadi pelopor gerakan reformasi di negeri asal mereka masing-masing. Tak lama kemudian, Calvinisme menyebar ke Prancis, tempat kaum Huguenot (sebutan bagi orang Protestan pengikut Calvin di Prancis) menderita penganiayaan hebat di tangan orang Katolik. Di Belanda, pengikut Calvin turut mendirikan Gereja Reformasi Belanda. Di Skotlandia, di bawah kepemimpinan mantan imam Katolik yang bersemangat yang bernama John Knox, Gereja Presbiterian Skotlandia didirikan menurut Calvinisme. Calvinisme juga memainkan peranan dalam Reformasi di Inggris, dan dari situ dibawa oleh kaum Puritan ke Amerika Utara. Jadi, meskipun Luther yang memulai Reformasi Protestan, Calvin jauh lebih berpengaruh dalam hal perkembangannya.

      Reformasi di Inggris

      38. Bagaimana semangat Protestan di Inggris dikobarkan oleh pekerjaan John Wycliffe?

      38 Reformasi Inggris sama sekali terpisah dari gerakan reformasi di Jerman maupun di Swiss, dan asal usulnya dapat ditelusuri ke zaman John Wycliffe. Pemberitaannya yang menentang klerus dan penandasan Alkitab telah mengobarkan semangat Protestan di Inggris. Upaya dia untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Inggris diikuti oleh orang-orang lain. William Tyndale, yang harus lari dari Inggris, menghasilkan Perjanjian Barunya pada tahun 1526. Belakangan, ia dikhianati di Antwerpen dan mati digantung pada tiang, lalu mayatnya dibakar. Miles Coverdale merampungkan terjemahan Tyndale, dan seluruh Alkitab terbit pada tahun 1535. Diterbitkannya Alkitab dalam bahasa rakyat pasti merupakan satu faktor paling kuat yang turut menghasilkan Reformasi di Inggris.

      39. Apa peranan Henry VIII dalam Reformasi di Inggris?

      39 Pemutusan hubungan secara resmi dengan Katolik Roma terjadi ketika Henry VIII (1491-1547), yang oleh paus dijuluki Pembela Iman, mengumumkan Undang-Undang Supremasi pada tahun 1534, dan mengangkat dirinya sebagai kepala Gereja Inggris. Henry juga menutup biara-biara dan membagikan propertinya kepada kaum bangsawan. Selain itu, ia memerintahkan agar sebuah Alkitab berbahasa Inggris tersedia di setiap gereja. Akan tetapi, tindakan Henry lebih bersifat politis daripada keagamaan. Ia ingin bebas dari wewenang kepausan, terutama menyangkut soal perkawinannya.d Walaupun ia disebut seorang Protestan, secara agama ia tetap Katolik dalam segala hal.

      40. (a) Perubahan apa saja terjadi dalam Gereja Inggris selama pemerintahan Elizabeth I? (b) Kaum yang tidak sepaham mana saja yang akhirnya berkembang di Inggris, Belanda, dan Amerika Utara?

      40 Selama masa pemerintahan Elizabeth I yang panjang (1558-1603), Gereja Inggris sudah menjalankan praktek-praktek Protestan meskipun sebagian besar strukturnya tetap Katolik. Tidak ada lagi kesetiaan kepada paus, keselibatan klerus, pengakuan dosa, dan praktek Katolik lainnya, namun struktur gereja berupa keuskupan dengan hierarkinya yang terdiri dari para uskup agung dan uskup biasa, maupun ordo biarawan dan biarawati, tetap dipertahankan.e Sikap konservatif ini menimbulkan banyak ketidakpuasan, dan muncullah berbagai kelompok yang tidak sepaham. Kaum Puritan menuntut reformasi yang lebih menyeluruh untuk memurnikan gereja dari semua praktek Katolik Roma; kaum Separatis dan kaum Independen berkukuh bahwa masalah gereja seharusnya ditangani oleh para penatua (presbiter) setempat. Banyak dari orang-orang yang tidak sepaham itu lari ke Belanda atau Amerika Utara, lalu mengembangkan gereja Kongregasional dan gereja Baptis. Di Inggris muncullah juga Perkumpulan Sahabat (Society of Friends atau Quakers) di bawah George Fox (1624-91) dan kaum Metodis di bawah John Wesley (1703-91).—Lihat bagan di bawah.

      Apa Saja Pengaruhnya?

      41. (a) Menurut beberapa pakar, apa pengaruh Reformasi atas sejarah manusia? (b) Pertanyaan apa saja yang patut dipertimbangkan dengan serius?

      41 Setelah membahas tiga aliran besar Reformasi—Lutheran, Calvinisme, dan Anglikan—kita perlu merenung sejenak untuk menilai apa yang telah dicapai Reformasi. Tidak dapat disangkal, Reformasi mengubah jalannya sejarah dunia Barat. ”Reformasi mempengaruhi orang-orang untuk menjadi haus akan kemerdekaan dan menjadi warga negara yang lebih luhur serta lebih murni. Ke mana pun gerakan Protestan menyebar, masyarakat menjadi lebih berani menyatakan diri,” tulis John F. Hurst dalam bukunya Short History of the Reformation. Banyak pakar percaya bahwa peradaban Barat tidak mungkin menjadi seperti yang kita kenal sekarang tanpa Reformasi. Maka, kita patut bertanya: Apa yang dicapai Reformasi secara keagamaan? Apa peranannya dalam pencarian manusia akan Allah yang benar?

      42. (a) Tidak diragukan, hal terbaik apa yang dicapai Reformasi? (b) Pertanyaan apa harus diajukan mengenai hasil nyata Reformasi?

      42 Tidak diragukan, hal terbaik yang dicapai Reformasi adalah membuat Alkitab tersedia bagi rakyat jelata dalam bahasa mereka sendiri. Untuk pertama kalinya, orang memiliki Firman Allah secara lengkap untuk dibaca, sehingga mereka dapat memperoleh makanan rohani. Tetapi, membaca Alkitab saja tentu tidak cukup. Apakah Reformasi memerdekakan orang bukan saja dari wewenang kepausan melainkan juga dari kekeliruan doktrin dan dogma yang telah mereka anut selama berabad-abad?—Yohanes 8:32.

      43. (a) Kebanyakan gereja Protestan dewasa ini menganut kredo dan kepercayaan apa saja? (b) Apa pengaruh semangat kebebasan dan beragam aliran hasil Reformasi atas pencarian manusia akan Allah yang benar?

      43 Hampir semua gereja Protestan menganut kredo yang sama—Kredo Nicea, Kredo Athanasia, dan Pengakuan Iman Rasuli—dan mereka berpegang pada beberapa doktrin yang telah Katolik ajarkan selama berabad-abad, seperti Tritunggal, jiwa yang tak berkematian, dan api neraka. Ajaran-ajaran yang tidak berdasarkan Alkitab demikian memberikan gambaran yang menyimpang tentang Allah dan maksud-tujuan-Nya. Bukannya membantu orang mencari Allah yang benar, sejumlah besar sekte dan aliran yang muncul sebagai hasil semangat kebebasan Reformasi Protestan hanya mengarahkan orang ke banyak jurusan yang berlainan. Malah, keanekaragaman dan kesimpangsiuran itu telah menyebabkan banyak orang mempertanyakan keberadaan Allah. Akibatnya? Pada abad ke-19 timbullah gelombang ateisme dan agnostisisme, yang akan kita bahas di pasal berikut.

      [Catatan Kaki]

      a Surat pengampunan dosa yang dikeluarkan oleh paus.

      b Luther sangat berkukuh pada konsep ”pembenaran oleh iman saja” sehingga dalam terjemahan Alkitabnya, ia menambahkan kata ”saja” di Roma 3:28. Ia juga mencurigai buku Yakobus yang menyatakan bahwa ”iman tanpa perbuatan adalah mati”. (Yakobus 2:17, 26) Ia tidak memahami bahwa yang Paulus maksudkan dalam buku Roma adalah perbuatan menurut Hukum Yahudi.—Roma 3:19, 20, 28.

      c Martin Luther menikah pada tahun 1525 dengan Katharina von Bora, mantan biarawati yang lari dari biara Cistercian. Mereka mempunyai enam anak. Ia menyatakan bahwa ia menikah karena tiga alasan: untuk menyenangkan ayahnya, untuk menjengkelkan paus dan Iblis, dan untuk memeteraikan kesaksiannya sebelum mati sebagai martir.

      d Henry VIII mempunyai enam istri. Perkawinan pertamanya dibatalkan sekalipun paus tidak menyetujuinya, dan perkawinan lainnya berakhir dengan perceraian. Dua istrinya dihukum pancung atas perintahnya, dan dua lagi meninggal secara alamiah.

      e Kata Yunani e·piʹsko·pos diterjemahkan menjadi ”uskup” dalam Alkitab bahasa Inggris seperti King James Version.

      [Kotak/Gambar di hlm. 322]

      ”Kekeliruan Tritunggal”

      Pada usia 20 tahun, Michael Servetus (1511-53), seorang Spanyol yang mahir dalam ilmu hukum dan kedokteran, menerbitkan De Trinitatis erroribus (Kekeliruan Tritunggal), yang berisi pernyataan bahwa ia ”tidak akan menggunakan kata Tritunggal, yang tidak ada dalam Alkitab, dan yang kelihatannya hanya mengabadikan kekeliruan filosofis”. Ia mencela Tritunggal sebagai doktrin ”yang tidak dapat dimengerti, yang mustahil dalam kodrat alam, dan yang mungkin bahkan bisa dianggap menghujat!”

      Karena keterusterangannya itu, Servetus dinyatakan bersalah oleh Gereja Katolik. Tetapi, para pengikut Calvin-lah yang menangkap, mengadili, dan mengeksekusi dia dengan membakarnya pelan-pelan. Calvin membenarkan tindakannya dengan berkata, ”Jika orang Katolik Roma sebegitu kejam dan bengisnya membela takhayul sampai-sampai mereka menumpahkan darah orang tak bersalah dalam kemurkaan mereka, tidakkah seharusnya hakim-hakim Kristen malu jika mereka kurang gigih membela kebenaran yang pasti?” Fanatisme agama dan kebencian pribadi Calvin membutakan pertimbangannya serta mengaburkan prinsip-prinsip Kristen.—Bandingkan Matius 5:44.

      [Gambar]

      John Calvin, kiri, memerintahkan agar Michael Servetus, kanan, dibakar sampai mati sebagai seorang bidah

      [Bagan di hlm. 327]

      (Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)

      Bagan Sederhana Agama-Agama Utama Susunan Kristen

      Awal Kemurtadan - Abad ke-2

      Gereja Katolik Roma

      Abad ke-4 (Konstantin)

      Abad ke-5 Koptik

      Gereja Yakub

      1054 M Ortodoks Timur

      Rusia

      Yunani

      Rumania dan lain-lain

      Abad ke-16 Reformasi

      Lutheran

      Jerman

      Swedia

      Amerika dan lain-lain

      Anglikan

      Episkopal

      Metodis

      Bala Keselamatan

      Baptis

      Pantekosta

      Kongregasional

      Calvinisme

      Presbiterian

      Gereja-Gereja Reformasi

      [Gambar di hlm. 307]

      Ukiran kayu abad ke-16 ini mempertentangkan tindakan Yesus mengusir para penukar uang dengan penjualan indulgensi oleh paus

      [Gambar di hlm. 311]

      Jan Hus di tiang

      John Wycliffe, reformis Inggris dan penerjemah Alkitab

      [Gambar di hlm. 314]

      Kanan: Martin Luther, memprotes penjualan indulgensi oleh rahib John Tetzel

  • Ketidakpercayaan Zaman Modern—Haruskah Pencarian Dilanjutkan?
    Pencarian Manusia akan Allah
    • Pasal 14

      Ketidakpercayaan Zaman Modern—Haruskah Pencarian Dilanjutkan?

      ”Allah tidak penting lagi bagi umat manusia. Mereka semakin jarang memikirkan Dia dalam kehidupan sehari-hari atau dalam pengambilan keputusan. . . . Allah telah diganti dengan nilai-nilai lain: penghasilan dan produktivitas. Dia dulu mungkin dianggap sebagai pemberi makna semua kegiatan manusia, tetapi dewasa ini Dia sudah dibuang ke lubang rahasia dalam sejarah. . . . Allah telah lenyap dari kesadaran manusia.”—The Sources of Modern Atheism.

      1. (Termasuk kata pengantar.) (a) Bagaimana buku The Sources of Modern Atheism menjelaskan kepercayaan akan Allah di antara orang-orang dewasa ini? (b) Bagaimana ketidakpercayaan zaman modern sangat berlawanan dengan keadaan belum lama berselang?

      BELUM lama berselang, peranan Allah sangat penting dalam kehidupan orang-orang di dunia Barat. Agar dapat diterima dalam masyarakat, seseorang harus mengaku percaya akan Allah, walaupun belum tentu ia sungguh-sungguh menjalankan kepercayaannya. Ia tidak berani mengungkapkan keraguan atau ketidakpastian apa pun di hadapan umum karena hal itu akan mengagetkan dan mungkin bahkan dapat membuat dirinya dikecam.

      2. (a) Mengapa banyak orang tidak lagi mencari Allah? (b) Pertanyaan apa saja yang timbul?

      2 Akan tetapi, keadaannya terbalik dewasa ini. Orang yang keyakinan keagamaannya kuat dianggap picik, dogmatis, bahkan fanatik. Di banyak negeri, kita menyaksikan semakin maraknya sikap masa bodoh, atau kurangnya minat, akan Allah dan agama. Kebanyakan orang tidak lagi mencari Allah karena mereka tidak percaya bahwa Ia ada atau tidak yakin mengenai hal itu. Bahkan, ada yang menggunakan istilah ”pasca-Kristen” untuk menggambarkan zaman kita. Maka, timbullah beberapa pertanyaan: Bagaimana sampai gagasan mengenai Allah tersisih sedemikian jauh dari kehidupan orang-orang? Kekuatan apa saja yang memicu perubahan ini? Adakah alasan yang kuat untuk melanjutkan pencarian akan Allah?

      Imbas Reformasi

      3. Apa salah satu hasil Reformasi Protestan?

      3 Seperti kita lihat dalam Pasal 13, Reformasi Protestan pada abad ke-16 melahirkan perubahan penting dalam cara orang memandang wewenang, agama, ataupun hal-hal lain. Keberanian dan kebebasan mengemukakan pendapat menggantikan sikap mengalah dan ketundukan. Walaupun kebanyakan orang tidak beranjak dari sistem agama tradisional, ada yang menempuh jalur yang lebih radikal, mempertanyakan dogma dan ajaran dasar gereja-gereja yang sudah mapan. Orang lain lagi, yang mengamati peranan agama dalam peperangan, penderitaan, dan ketidakadilan sepanjang sejarah, menjadi benar-benar skeptis terhadap agama.

      4. (a) Seberapa berterimakah ateisme di Inggris dan Prancis pada abad ke-16 dan ke-17 berdasarkan catatan yang ada pada masa itu? (b) Kelompok mana yang muncul ke permukaan sebagai imbas Reformasi, yang semula hanya berupaya mematahkan kuk kepausan?

      4 Pada tahun 1572 saja, ada laporan berjudul Discourse on the Present State of England yang menyatakan, ”Dunia dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu Katolik Roma, Ateis, dan Protestan. Ketiga-tiganya disukai: kelompok yang pertama dan kedua, karena jumlah pengikutnya banyak, kita tidak berani membangkitkan amarah mereka.” Di Paris, pada tahun 1623 diperkirakan ada 50.000 orang ateis, walaupun mungkin bukan ateis murni. Maka, jelaslah bahwa Reformasi, dalam upayanya menumbangkan dominasi kepausan, secara tidak sengaja memunculkan juga orang-orang yang menggugat pendirian agama-agama yang mapan. Sebagaimana dinyatakan oleh Will dan Ariel Durant dalam The Story of Civilization: Part VII—The Age of Reason Begins, ”Para cendekiawan Eropa—pelopor pemikiran Eropa—tidak lagi membicarakan wewenang paus; mereka memperdebatkan keberadaan Allah.”

      Serangan dari Ilmu Pengetahuan dan Filsafat

      5. Kekuatan apa saja yang mempercepat bangkitnya ketidakpercayaan akan Allah?

      5 Selain perpecahan dalam Susunan Kristen itu sendiri, ada berbagai kekuatan lain yang memperlemah kedudukannya. Ilmu pengetahuan, filsafat, sekularisme, dan materialisme turut membangkitkan keraguan dan mengembangkan skeptisisme terhadap Allah dan agama.

      6. (a) Bagaimana perkembangan sains mempengaruhi banyak ajaran gereja? (b) Apa yang dilakukan oleh sejumlah orang yang merasa dirinya modern?

      6 Perkembangan sains membuat orang mempertanyakan banyak ajaran gereja yang didasarkan pada penafsiran yang salah atas ayat-ayat Alkitab. Sebagai contoh, temuan astronomis oleh orang-orang seperti Kopernikus dan Galileo, merupakan gugatan langsung terhadap doktrin geosentris gereja bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Selain itu, pemahaman akan hukum alam menyebabkan orang tidak lagi menganggap bahwa fenomena yang sampai saat itu dianggap misterius, seperti guntur dan kilat atau bahkan munculnya bintang-bintang dan komet-komet tertentu, adalah perbuatan Allah. ”Mukjizat” dan ”campur tangan Allah” dalam urusan manusia juga disangsikan. Tiba-tiba, Allah dan agama tampak ketinggalan zaman di mata banyak orang, dan sejumlah orang yang merasa dirinya modern segera berpaling dari Allah dan menyembah berhala ilmu pengetahuan.

      7. (a) Tidak disangsikan, apa yang merupakan pukulan paling telak terhadap agama? (b) Apa tanggapan gereja-gereja atas Darwinisme?

      7 Tidak disangsikan, pukulan yang paling telak terhadap agama adalah teori evolusi. Pada tahun 1859, seorang ahli alam berkebangsaan Inggris, Charles Darwin (1809-82), menerbitkan bukunya Origin of Species dan secara langsung mempertanyakan ajaran Alkitab tentang penciptaan oleh Allah. Apa tanggapan gereja-gereja? Mula-mula, para pemimpin agama di Inggris dan di tempat lain mengecam teori itu. Akan tetapi, kecaman cepat mereda. Tampaknya, spekulasi-spekulasi Darwin justru merupakan dalih yang dicari-cari oleh banyak pemimpin agama yang diam-diam memiliki keraguan. Maka, pada masa hidup Darwin, ”pemimpin agama yang paling banyak berpikir dan pandai berbicara sampai pada kesimpulan bahwa evolusi cocok benar dengan pemahaman yang lebih modern tentang Alkitab”, kata The Encyclopedia of Religion. Bukannya membela Alkitab, Susunan Kristen malah menyerah kepada tekanan pandangan ilmiah dan mengikuti pendapat yang populer. Dengan berbuat demikian, Susunan Kristen melemahkan iman akan Allah.—2 Timotius 4:3, 4.

      8. (a) Apa yang dipertanyakan oleh para kritikus agama abad ke-19? (b) Apa beberapa teori populer yang diajukan oleh para kritikus agama? (c) Mengapa banyak orang cepat menerima gagasan-gagasan antiagama?

      8 Semakin jauh memasuki abad ke-19, para kritikus agama semakin berani menyerang. Karena sudah tidak puas lagi dengan sekadar menunjukkan kegagalan gereja-gereja, mereka mulai mempertanyakan fondasi agama. Mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti: Apa gerangan Allah itu? Mengapa perlu ada Allah? Bagaimana kepercayaan akan Allah mempengaruhi masyarakat manusia? Orang-orang seperti Ludwig Feuerbach, Karl Marx, Sigmund Freud, dan Friedrich Nietzsche mengajukan argumen-argumen mereka dengan pendekatan filsafat, psikologi, dan sosiologi. Teori-teori seperti ’Allah hanyalah hasil imajinasi manusia’, ’Agama adalah candu masyarakat’, dan ’Allah sudah mati’ kedengaran begitu baru dan mengasyikkan dibandingkan dengan dogma dan tradisi gereja yang membosankan dan tak dapat dipahami. Tampaknya, banyak orang akhirnya menemukan cara yang jitu untuk menyalurkan keraguan dan kecurigaan yang selama ini terpendam. Dengan cepat dan senang hati mereka menerima gagasan-gagasan ini laksana injil kebenaran yang baru.

      Kompromi Besar

      9. (a) Apa yang dilakukan gereja-gereja ketika diserang oleh sains dan filsafat? (b) Apa akibat dari kompromi gereja-gereja?

      9 Ketika diserang dan disidik oleh sains dan filsafat, apa yang dilakukan oleh gereja-gereja? Bukannya mendukung ajaran Alkitab, mereka malah menyerah kepada tekanan dan berkompromi bahkan dalam pokok-pokok dasar iman seperti penciptaan oleh Allah dan keautentikan Alkitab. Akibatnya? Gereja-gereja Susunan Kristen mulai kehilangan kredibilitas, dan banyak orang mulai kehilangan iman. Ketidaksanggupan gereja untuk membela diri menyebabkan orang berbondong-bondong meninggalkannya. Bagi banyak orang, agama sekadar menjadi peninggalan sejarah, hanya untuk menandai saat-saat bersejarah dalam kehidupan seseorang—kelahiran, perkawinan, kematian. Banyak yang nyaris berhenti mencari Allah yang benar.

      10. Pertanyaan penting apa saja yang harus dipikirkan?

      10 Mengingat semua hal ini, masuk akal jika kita bertanya: Apakah sains dan filsafat benar-benar telah membunuh kepercayaan akan Allah? Apakah ketidakberdayaan gereja berarti Alkitab pun, yang katanya mereka ajarkan, tidak berdaya? Haruskah pencarian akan Allah dilanjutkan? Mari kita periksa pokok ini sejenak.

      Dasar untuk Percaya kepada Allah

      11. (a) Dua buku mana yang sudah lama menjadi dasar kepercayaan akan Allah? (b) Bagaimana buku-buku ini telah mempengaruhi orang-orang?

      11 Konon, ada dua buku yang menjelaskan mengenai keberadaan Allah—”buku” ciptaan, atau alam sekitar, dan Alkitab. Keduanya telah menjadi dasar kepercayaan jutaan orang di masa lalu dan sekarang. Sebagai contoh, seorang raja dari abad ke-11 SM mengagumi apa yang ia amati di langit yang berbintang, lalu ia menyatakan secara puitis, ”Langit menyatakan kemuliaan Allah; dan angkasa menceritakan pekerjaan tangannya.” (Mazmur 19:1) Pada abad ke-20, seorang astronaut, yang menyaksikan pemandangan bumi yang menakjubkan dari pesawat antariksanya seraya pesawat tersebut mengelilingi bulan, tergerak untuk mengulangi kata-kata Alkitab, ”Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.”—Kejadian 1:1.

      12. Bagaimana buku ciptaan dan Alkitab diserang?

      12 Akan tetapi, kedua buku ini diserang oleh mereka yang mengaku tidak percaya akan Allah. Mereka mengatakan bahwa penelitian ilmiah atas alam sekitar kita telah membuktikan bahwa kehidupan terbentuk bukan melalui penciptaan oleh pribadi yang cerdas melainkan secara kebetulan semata dan melalui proses evolusi yang acak. Jadi, mereka berargumentasi bahwa tidak ada Pencipta sehingga pertanyaan mengenai Allah sia-sia saja. Selain itu, banyak dari mereka percaya bahwa Alkitab sudah ketinggalan zaman dan tidak masuk akal, sehingga tidak layak dipercayai. Akibatnya, bagi mereka, tidak ada lagi dasar apa pun untuk percaya akan keberadaan Allah. Apakah semua ini benar? Apa yang diperlihatkan oleh fakta-fakta?

      Secara Kebetulan atau Dirancang?

      13. Apa yang harus terjadi agar kehidupan muncul secara kebetulan?

      13 Andaikan tidak ada Pencipta, kehidupan pasti dimulai secara spontan dan kebetulan. Agar kehidupan terbentuk, zat-zat kimia yang tepat harus bersatu dalam kadar yang tepat, entah bagaimana caranya, pada suhu serta tekanan udara yang tepat dan diatur oleh faktor-faktor lainnya, dan semuanya harus dipertahankan selama jangka waktu yang tepat. Selain itu, agar kehidupan dapat mulai dan terus berlangsung di bumi, berbagai peristiwa kebetulan ini harus diulang-ulang sampai ribuan kali. Akan tetapi, seberapa besar kemungkinan terjadinya bahkan satu peristiwa seperti ini?

      14. (a) Seberapa kecil kemungkinan terbentuknya satu molekul protein yang sederhana secara kebetulan? (b) Bagaimana perhitungan matematika mempengaruhi konsep tentang mulainya kehidupan secara spontan?

      14 Para penganut paham evolusi mengakui bahwa kemungkinan menyatunya atom-atom dan molekul-molekul yang tepat untuk membentuk satu molekul protein yang sederhana adalah 1 berbanding 10113 (1 dengan 113 nol). Angka tersebut lebih besar daripada perkiraan jumlah semua atom di alam semesta! Menurut para ahli matematika, segala sesuatu yang kemungkinan terjadinya lebih kecil daripada 1 berbanding 1050, jelas mustahil. Namun, agar terbentuk kehidupan tentu dibutuhkan jauh lebih banyak daripada hanya satu molekul protein yang sederhana. Satu sel saja membutuhkan sekitar 2.000 protein agar dapat tetap berfungsi, dan kemungkinan bahwa semuanya itu terjadi secara acak adalah 1 berbanding 1040.000! ”Seandainya pun seseorang, tanpa dipengaruhi oleh pendapat umum atau oleh pendidikan ilmiah, memiliki keyakinan bahwa kehidupan bermula [secara spontan] di Bumi, perhitungan sederhana ini meruntuhkan sama sekali keyakinan itu,” kata astronom Fred Hoyle.

      15. (a) Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan setelah mempelajari dunia fisik? (b) Apa yang dikatakan oleh seorang guru besar fisika mengenai hukum-hukum di alam?

      15 Sebaliknya, dengan mempelajari dunia fisik, dari partikel-partikel subatom hingga galaksi-galaksi raksasa, para ilmuwan telah menemukan bahwa semua fenomena alam yang dikenal tampaknya mengikuti hukum-hukum dasar tertentu. Dengan kata lain, mereka telah menemukan adanya logika dan ketertiban dalam segala sesuatu yang terjadi di alam semesta, dan mereka dapat menuangkan logika dan ketertiban ini dalam bahasa matematika yang sederhana. ”Hanya segelintir ilmuwan yang tidak akan terkesan oleh hukum-hukum yang luar biasa sederhana dan bagus ini,” tulis seorang guru besar fisika, Paul Davies, dalam majalah New Scientist.

      16. (a) Apa beberapa faktor dasar yang nilainya konstan dalam hukum alam? (b) Apa yang terjadi jika nilai faktor-faktor tersebut diubah sedikit saja? (c) Apa yang disimpulkan seorang guru besar fisika mengenai alam semesta dan keberadaan kita?

      16 Akan tetapi, ada suatu fakta yang sangat menarik mengenai hukum-hukum ini, yaitu ada faktor-faktor tertentu dalam hukum-hukum itu yang nilainya sudah ditentukan dengan tepat agar alam semesta, yang kita kenal ini, terbentuk. Faktor-faktor dasar yang nilainya konstan atau tidak berubah tersebut antara lain adalah satuan muatan listrik pada proton, massa partikel-partikel dasar tertentu, dan konstanta gravitasi universal Newton, yang biasanya dilambangkan dengan huruf G. Mengenai hal ini, Profesor Davies melanjutkan, ”Bahkan pergeseran yang sangat kecil pada nilai beberapa faktor tadi akan secara drastis mengubah penampilan Alam Semesta. Sebagai contoh, Freeman Dyson memperlihatkan bahwa jika daya antarnukleon (proton dan neutron) lebih kuat beberapa persen saja, tidak akan ada hidrogen di Alam Semesta. Bintang seperti Matahari, apalagi air, tidak mungkin ada. Kehidupan, setidaknya seperti yang kita kenal, mustahil ada. Brandon Carter memperlihatkan bahwa perubahan-perubahan yang jauh lebih kecil dalam G akan mengubah semua bintang menjadi blue giant [raksasa biru] atau red dwarf [kurcaci merah], dengan akibat buruk yang sama bagi kehidupan.” Jadi, Davies menyimpulkan, ”Oleh karena itu, masuk akal bahwa hanya mungkin ada satu Alam Semesta. Jika memang demikian, benar-benar suatu gagasan yang luar biasa bahwa keberadaan kita sendiri sebagai makhluk yang memiliki kesadaran diri tak dapat dipungkiri adalah hasil logika.”—Cetak miring red.

      17. (a) Apa yang dengan jelas diperlihatkan oleh adanya rancangan dan tujuan di alam semesta? (b) Bagaimana hal ini diteguhkan dalam Alkitab?

      17 Apa yang dapat kita simpulkan dari semua ini? Pertama-tama, jika alam semesta diatur oleh hukum-hukum, tentu harus ada pribadi pembuat hukum yang cerdas, yang merumuskan atau menetapkan hukum tersebut. Selain itu, karena hukum-hukum yang mengatur bekerjanya alam semesta tampaknya dibuat agar dapat membentuk kehidupan dan kondisi yang menunjang kehidupan, tentu ada tujuan di balik semua itu. Rancangan dan tujuan—ini bukan ciri-ciri peristiwa kebetulan; kedua hal ini justru menunjukkan bahwa ada Pencipta yang cerdas. Dan, itulah yang Alkitab tunjukkan ketika menyatakan, ”Apa yang dapat diketahui tentang Allah nyata di antara mereka, sebab Allah membuatnya nyata kepada mereka. Sebab sifat-sifatnya yang tidak kelihatan, yaitu kuasanya yang kekal dan Keilahiannya, jelas terlihat sejak penciptaan dunia, karena sifat-sifat tersebut dipahami melalui perkara-perkara yang diciptakan.”—Roma 1:19, 20; Yesaya 45:18; Yeremia 10:12.

      Berlimpah Bukti di Sekitar Kita

      18. (a) Dalam hal apa lagi rancangan dan tujuan dapat terlihat? (b) Berikan contoh-contoh umum mengenai perancangan oleh pribadi yang cerdas.

      18 Memang, rancangan dan tujuan tidak hanya terlihat dalam ketertiban alam semesta tetapi juga dalam cara makhluk hidup, baik yang sederhana maupun yang rumit, melakukan kegiatan sehari-hari, serta dalam cara mereka berinteraksi dengan sesama dan dengan lingkungan. Sebagai contoh, hampir setiap bagian tubuh manusia—otak, mata, telinga, tangan—menunjukkan adanya rancangan yang begitu rumit yang tidak dapat sepenuhnya dijelaskan oleh sains modern. Selain itu, ada dunia flora dan fauna. Migrasi tahunan burung-burung tertentu yang melintas sejauh ribuan kilometer di atas daratan dan lautan, proses fotosintesis pada tanaman, dan perkembangan satu sel telur yang dibuahi menjadi organisme kompleks dengan jutaan sel yang memiliki fungsi-fungsi khusus barulah beberapa contoh yang merupakan bukti yang sangat jelas tentang perancangan oleh pribadi yang cerdas.a

      19. (a) Apakah penjelasan ilmiah mengenai cara kerja beberapa benda membuktikan tidak adanya perancangan atau perancang yang cerdas? (b) Apa yang dapat kita ketahui dengan mempelajari alam sekitar kita?

      19 Akan tetapi, ada yang berargumentasi bahwa banyak hal luar biasa ini bisa dijelaskan melalui sains yang semakin berkembang. Memang, sampai taraf tertentu sains telah menyingkapkan banyak hal yang dulu merupakan misteri. Akan tetapi, fakta bahwa seorang anak bisa mengetahui cara kerja jam tidak membuktikan bahwa jam tersebut tidak dirancang dan dibuat oleh seseorang. Demikian pula, fakta bahwa kita bisa memahami betapa luar biasa cara kerja banyak hal dalam dunia fisik tidak membuktikan bahwa tidak ada perancang yang cerdas di balik semua itu. Sebaliknya, semakin banyak pengetahuan kita tentang alam sekitar, semakin banyak bukti yang kita miliki tentang adanya Pencipta yang cerdas, yaitu Allah. Jadi, dengan pikiran terbuka, kita dapat menyetujui pemazmur yang mengakui, ”Betapa banyak pekerjaanmu, oh, Yehuwa! Semuanya itu kaubuat dengan hikmat. Bumi penuh dengan hasil kerjamu.”—Mazmur 104:24.

      Alkitab—Dapatkah Anda Mempercayainya?

      20. Apa yang memperlihatkan bahwa kepercayaan akan keberadaan Allah tidak cukup untuk menggerakkan seseorang mencari Dia?

      20 Akan tetapi, sekadar percaya bahwa Allah itu ada tidaklah cukup untuk menggerakkan orang mencari Dia. Dewasa ini, jutaan orang tidak sepenuhnya menolak keberadaan Allah, tetapi hal itu tidak menggerakkan mereka untuk mencari Allah. George Gallup, Jr., pengorganisasi jajak pendapat berkebangsaan Amerika menyatakan, ”Dalam hal menipu, menghindari pajak, dan mencuri, Anda tidak akan menemukan perbedaan besar antara orang yang pergi ke gereja dan yang tidak, khususnya karena ada banyak agama sosial.” Ia menambahkan, ”Banyak orang sekadar membuat agama sendiri yang nyaman dan menyenangkan serta tidak terlalu menyulitkan mereka. Ada orang yang menyebutnya agama à la carte [sesuai pesanan]. Itulah kelemahan utama Kekristenan di negeri kita [AS] dewasa ini: Tidak ada keyakinan yang teguh.”

      21, 22. (a) Apa yang menjadikan Alkitab buku yang luar biasa? (b) Apa bukti dasar mengenai keautentikan Alkitab? Jelaskan.

      21 ”Kelemahan utama” itu sebagian besar diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan dan iman akan Alkitab. Namun, adakah dasar untuk mempercayai Alkitab? Pertama-tama, patut diperhatikan bahwa selama berabad-abad, Alkitab dapat dikatakan sebagai buku yang paling banyak dikritik secara tidak adil, disalahgunakan, dibenci, dan diserang. Akan tetapi, Alkitab berhasil melewati semua itu dan terbukti sebagai buku yang paling banyak diterjemahkan dan diedarkan. Hal itu sendiri menjadikan Alkitab buku yang luar biasa. Namun, ada bukti yang melimpah serta meyakinkan bahwa Alkitab adalah buku yang diilhamkan Allah dan patut kita percayai.—Lihat kotak, halaman 340-1.

      22 Walaupun banyak orang beranggapan bahwa Alkitab tidak ilmiah, isinya saling bertentangan, dan ketinggalan zaman, fakta-fakta memperlihatkan kebalikannya. Penulisannya yang unik, keakuratannya dalam hal sejarah dan sains, dan nubuat-nubuatnya yang tidak pernah meleset, semua menunjuk ke satu kesimpulan yang tidak bisa dipungkiri: Alkitab adalah Firman Allah yang terilham. Seperti yang rasul Paulus katakan, ”Segenap Tulisan Kudus diilhamkan Allah dan bermanfaat.”—2 Timotius 3:16.

      Menghadapi Ketidakpercayaan

      23. Apa yang dapat kita simpulkan mengenai buku ciptaan dan Alkitab jika kita melihat fakta-faktanya?

      23 Setelah membahas bukti dari buku ciptaan dan Alkitab, apa yang dapat kita simpulkan? Ringkasnya, buku-buku itu terbukti benar dari dulu sampai sekarang. Apabila kita mau melihat permasalahannya secara objektif dan tidak terpengaruh oleh gagasan-gagasan yang sudah terbentuk, kita mendapati bahwa bantahan apa pun dapat diatasi dengan cara yang masuk akal. Jawabannya tersedia, asalkan kita mau mencarinya. Yesus mengatakan, ”Teruslah cari, dan kamu akan menemukan.”—Matius 7:7; Kisah 17:11.

      24. (a) Mengapa banyak orang berhenti mencari Allah? (b) Apa yang dapat membuat kita terhibur? (c) Apa yang akan dibahas dalam dua pasal terakhir buku ini?

      24 Pada akhirnya, kebanyakan orang menghentikan pencarian akan Allah bukan karena mereka sudah meneliti sendiri buktinya dengan cermat dan mendapati bahwa Alkitab tidak benar. Banyak dari mereka terpengaruh oleh kegagalan Susunan Kristen untuk memperkenalkan Allah yang benar dari Alkitab. Seperti dikatakan penulis berkebangsaan Prancis, P. Valadier, ”Tradisi Kristen-lah yang membuahkan ateisme; tradisi itulah yang menyebabkan dibunuhnya Allah dalam hati nurani orang-orang karena mereka diperkenalkan dengan Allah yang tidak dapat dipercaya.” Walaupun demikian, kita bisa merasa terhibur oleh kata-kata rasul Paulus, ”Maka, apa persoalannya? Jika ada yang tidak menyatakan iman, apakah ketiadaan iman mereka mungkin akan membuat kesetiaan Allah sia-sia? Jangan sekali-kali itu terjadi! Tetapi biarlah Allah didapati benar, meskipun setiap orang didapati pendusta.” (Roma 3:3, 4) Ya, ada alasan yang kuat untuk terus mencari Allah yang benar. Dalam dua pasal terakhir buku ini, kita akan melihat bagaimana pencarian telah mencapai akhir yang gemilang dan apa masa depan yang terbentang bagi umat manusia.

      [Catatan Kaki]

      a Untuk penjelasan yang terperinci mengenai bukti-bukti keberadaan Allah, lihat buku Kehidupan—Bagaimana Asal Mulanya? Melalui Evolusi atau melalui Penciptaan? yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa, halaman 142-78.

      [Kotak di hlm. 340, 341]

      Bukti Keautentikan Alkitab

      Unik dalam Hal Penulisan: Alkitab, dari buku pertama Kejadian sampai buku terakhir Penyingkapan (Wahyu), terdiri atas 66 buku yang ditulis oleh kira-kira 40 orang dengan latar belakang sosial, pendidikan, dan pekerjaan yang sangat berbeda. Penulisannya berlangsung dalam kurun waktu 16 abad, dari tahun 1513 SM sampai tahun 98 M. Namun, hasil akhirnya adalah sebuah buku yang isinya selaras dan saling terkait, dengan urutan yang logis menguraikan tema yang penting—pembenaran kedaulatan Allah dan maksud-tujuan-Nya melalui Kerajaan Mesianik.—Lihat kotak, halaman 241.

      Akurat dalam Hal Sejarah: Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam Alkitab benar-benar selaras dengan fakta-fakta sejarah yang sah. Buku A Lawyer Examines the Bible mengatakan, ”Dalam roman, legenda, dan kesaksian palsu, peristiwa-peristiwa yang diceritakan terjadi di tempat dan waktu yang tidak jelas, . . . sedangkan dalam Alkitab, tanggal dan tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang disebutkan sangat akurat.” (Yehezkiel 1:1-3) Dan, The New Bible Dictionary menyatakan, ”[Penulis buku Kisah] menyajikan kisahnya dalam kerangka sejarah kontemporer; halaman-halamannya banyak menyebutkan nama hakim kota, gubernur provinsi, raja bawahan, dan lain-lain, dan nama-nama ini berulang kali terbukti cocok dengan tempat serta waktunya.”—Kisah 4:5, 6; 18:12; 23:26.

      Akurat dalam Hal Sains: Hukum mengenai karantina dan higiene diberikan kepada bangsa Israel dalam buku Imamat ketika bangsa-bangsa sekeliling mereka tidak tahu apa-apa tentang hal-hal itu. Siklus air, berupa turunnya hujan dan menguapnya air laut, yang tidak diketahui pada zaman dulu, dijelaskan dalam Pengkhotbah 1:7. Fakta bahwa bumi ini bulat dan tergantung pada ketiadaan, yang baru diteguhkan oleh sains pada abad ke-16, dinyatakan di Yesaya 40:22 dan Ayub 26:7. Jadi, walaupun Alkitab bukan buku pelajaran sains, apabila menyinggung masalah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, Alkitab memperlihatkan pemahaman yang dalam, yang sangat maju untuk zamannya.

      Tidak Pernah Meleset dalam Penubuatan: Kehancuran Tirus kuno, kejatuhan Babilon, pembangunan kembali Yerusalem, serta jatuh bangunnya raja-raja Media-Persia dan Yunani dinubuatkan dengan begitu terperinci sehingga para kritikus menuduh, namun sia-sia, bahwa nubuat-nubuat tersebut ditulis setelah kejadiannya. (Yesaya 13:17-19; 44:27–45:1; Yehezkiel 26:3-7; Daniel 8:1-7, 20-22) Nubuat-nubuat mengenai Yesus, yang dinyatakan berabad-abad sebelum kelahirannya, tergenap sampai dengan perincian yang terkecil. (Lihat kotak, halaman 245.) Nubuat-nubuat Yesus sendiri mengenai kehancuran Yerusalem tergenap dengan saksama. (Lukas 19:41-44; 21:20, 21) Nubuat-nubuat mengenai zaman akhir yang disampaikan oleh Yesus dan rasul Paulus sedang tergenap pada zaman kita sendiri. (Matius 24; Markus 13; Lukas 21; 2 Timotius 3:1-5) Namun, Alkitab menyatakan bahwa semua nubuat ini berasal dari satu Sumber, Allah Yehuwa.—2 Petrus 1:20, 21.

      [Gambar di hlm. 333]

      Darwin, Marx, Freud, Nietzsche, dan yang lainnya mengemukakan teori-teori yang melemahkan iman akan Allah

      [Gambar di hlm. 335]

      ”Buku” ciptaan dan Alkitab memberikan dasar bagi kepercayaan akan Allah

      [Gambar di hlm. 338]

      Semakin banyak pengetahuan kita tentang alam sekitar, semakin banyak bukti yang kita miliki tentang adanya Pencipta yang cerdas

      [Diagram/Gambar di hlm. 337]

      Kehidupan dan alam semesta mustahil ada seandainya faktor-faktor tertentu dalam perancangan meleset sedikit saja

      [Diagram]

      (Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)

      KOMPONEN ATOM HIDROGEN

      Kulit Elektron

      Proton + Nukleus

      ELEKTRON −

  • Kembali kepada Allah yang Benar
    Pencarian Manusia akan Allah
    • Pasal 15

      Kembali kepada Allah yang Benar

      ”Aku memberikan kepadamu perintah baru, agar kamu mengasihi satu sama lain; sebagaimana aku telah mengasihi kamu, agar kamu juga mengasihi satu sama lain. Dengan inilah semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-muridku, jika kamu mempunyai kasih di antara kamu.”—Yohanes 13:34, 35.

      1, 2. Apa seharusnya pengaruh kasih di antara orang-orang Kristen sejati?

      DENGAN kata-kata itu, Yesus menetapkan patokan bagi orang yang mengaku sebagai pengikutnya yang sejati. Kasih Kristen mengatasi semua perbedaan ras, suku, dan bangsa. Dengan demikian, orang Kristen sejati harus ”bukan bagian dari dunia” seperti halnya Yesus, dahulu dan sekarang, ”bukan bagian dari dunia”.—Yohanes 17:14, 16; Roma 12:17-21.

      2 Bagaimana seorang Kristen menunjukkan bahwa dia ”bukan bagian dari dunia”? Contohnya, bagaimana seharusnya tindakan dia sehubungan dengan pergolakan politik, revolusi, dan peperangan pada zaman ini? Selaras dengan kata-kata Yesus di atas, rasul Kristen Yohanes menulis, ”Setiap orang yang tidak terus melakukan keadilbenaran tidak berasal dari Allah, demikian juga orang yang tidak mengasihi saudaranya. Karena inilah pesan yang telah kamu dengar sejak awal, yaitu bahwa kita harus mengasihi satu sama lain.” Dan, Yesus sendiri menjelaskan mengapa murid-muridnya tidak bertempur untuk membebaskan dia, dengan berkata, ”Kerajaanku bukan bagian dari dunia ini. Jika kerajaanku bagian dari dunia ini, pelayan-pelayanku pasti sudah akan berjuang . . . Tetapi kerajaanku bukan dari sumber ini.” Bahkan ketika nyawa Yesus terancam, para pengikutnya tidak mengikuti cara dunia ini menyelesaikan pertikaian, yaitu dengan berperang.—1 Yohanes 3:10-12; Yohanes 18:36.

      3, 4. (a) Apa yang Yesaya nubuatkan tentang ”akhir masa itu”? (b) Pertanyaan apa saja yang perlu dijawab?

      3 Lebih dari 700 tahun sebelum kedatangan Kristus, Yesaya bernubuat bahwa orang-orang dari segala bangsa akan berduyun-duyun menuju ibadat sejati Yehuwa dan tidak akan belajar perang lagi. Ia berkata, ”Pasti terjadi pada akhir masa itu bahwa gunung rumah Yehuwa akan berdiri teguh mengatasi puncak gunung-gunung, . . . dan ke sana semua bangsa akan berduyun-duyun. Banyak suku bangsa pasti akan pergi dan mengatakan, ’Marilah, kamu sekalian, mari kita naik ke gunung Yehuwa, ke rumah Allah Yakub; dan ia akan mengajar kita tentang jalan-jalannya, dan kita akan berjalan di jalan-jalannya.’ Karena hukum akan keluar dari Zion, dan firman Yehuwa dari Yerusalem. Dan ia pasti akan melaksanakan penghakiman di antara bangsa-bangsa dan meluruskan perkara-perkara sehubungan dengan banyak suku bangsa. Mereka akan menempa pedang-pedang mereka menjadi mata bajak dan tombak-tombak mereka menjadi pisau pemangkas. Bangsa tidak akan mengangkat pedang melawan bangsa, mereka juga tidak akan belajar perang lagi.”a—Yesaya 2:2-4.

      4 Dari semua agama di dunia, mana yang secara mencolok memenuhi tuntutan-tuntutan itu? Siapa yang tidak mau belajar perang meskipun dipenjarakan, dimasukkan ke kamp konsentrasi, dan dihukum mati?

      Kasih Kristen dan Kenetralan

      5. Bagaimana riwayat Saksi-Saksi Yehuwa secara perorangan sehubungan dengan kenetralan Kristen, dan mengapa?

      5 Saksi-Saksi Yehuwa dikenal di seluruh dunia karena kenetralan Kristen yang menjadi pendirian mereka masing-masing atas dasar hati nurani. Mereka dipenjarakan, dimasukkan ke kamp konsentrasi, disiksa, diasingkan, dan dianiaya sepanjang abad ke-20 karena menolak untuk mengorbankan kasih dan persatuan mereka sebagai jemaat Kristen sedunia yang mendekat kepada Allah. Di Jerman Nazi selama tahun 1933-45, kira-kira seribu Saksi tewas dan ribuan dipenjarakan, karena mereka menolak untuk bekerja sama dengan gerakan perang Hitler. Demikian juga, pada zaman Franco di Spanyol Fasis dahulu, ratusan Saksi muda dipenjarakan dan banyak yang mendekam dalam penjara militer selama rata-rata sepuluh tahun karena tidak mau belajar perang. Sampai sekarang di beberapa negeri, banyak Saksi muda mengalami penderitaan di penjara karena kenetralan Kristen mereka. Akan tetapi, Saksi-Saksi Yehuwa tidak mengganggu program militer pemerintah mereka. Para Saksi selalu berpegang teguh pada kenetralan Kristen selama terjadinya semua konflik politik dan peperangan pada abad ke-20. Hal itu menjadi ciri mereka sebagai pengikut sejati Kristus dan membedakan mereka dari agama-agama Susunan Kristen.—Yohanes 17:16; 2 Korintus 10:3-5.

      6, 7. Apa pengertian Saksi-Saksi Yehuwa mengenai Kekristenan?

      6 Dengan berpegang pada Alkitab dan teladan Kristus, Saksi-Saksi Yehuwa membuktikan bahwa mereka mempraktekkan ibadat kepada Allah yang benar, Yehuwa. Mereka menghargai kasih Allah yang tercermin dalam kehidupan dan pengorbanan Yesus. Mereka mengerti bahwa kasih Kristen sejati menghasilkan persaudaraan sedunia yang bersatu padu—mengatasi perbedaan politik, ras, dan bangsa. Dengan kata lain, Kekristenan bukan sekadar bersifat internasional melainkan supranasional, melampaui batas-batas, wewenang, atau kepentingan nasional. Menurut pandangan Kekristenan, ras manusia adalah satu keluarga dari leluhur yang sama dan Pencipta yang sama, Allah Yehuwa.—Kisah 17:24-28; Kolose 3:9-11.

      7 Meskipun hampir semua agama lain pernah terlibat dalam perang—membunuh sesama saudara dan sesama manusia—Saksi-Saksi Yehuwa memperlihatkan bahwa mereka menghayati nubuat dalam Yesaya 2:4, yang dikutip di atas. ’Tetapi,’ Anda mungkin bertanya, ’dari mana asalnya Saksi-Saksi Yehuwa? Bagaimana cara kerja mereka?’

      Barisan Panjang Saksi-Saksi Allah

      8, 9. Undangan apa yang Allah ulurkan kepada umat manusia?

      8 Lebih dari 2.700 tahun yang lalu, nabi Yesaya juga mengucapkan undangan berikut, ”Hai, kamu sekalian, carilah Yehuwa sementara ia dapat ditemui. Berserulah kepadanya sementara ia dekat. Biarlah orang yang fasik meninggalkan jalannya, dan orang yang suka mencelakakan meninggalkan niatnya; dan biarlah dia kembali kepada Yehuwa, yang akan berbelaskasihan kepadanya, dan kepada Allah kita, karena ia akan memberi ampun dengan limpah.”—Yesaya 55:6, 7.

      9 Berabad-abad setelah itu, rasul Kristen Paulus menjelaskan kepada orang-orang Yunani di Athena yang ”cenderung untuk takut kepada dewa-dewa [mitos]”, ”Dari satu orang [Allah] menjadikan setiap bangsa manusia, untuk tinggal di atas seluruh permukaan bumi, dan ia menetapkan waktu-waktu yang telah ditentukan dan batas-batas yang tetap untuk tempat tinggal manusia, agar mereka mencari Allah, jika mereka mungkin mencari-cari dia dan benar-benar menemukan dia, meskipun dia sebenarnya tidak jauh dari kita masing-masing.”—Kisah 17:22-28.

      10. Bagaimana kita tahu bahwa Allah tidak jauh dari Adam dan Hawa serta anak-anak mereka?

      10 Tentu Allah tidak jauh dari manusia ciptaan-Nya, Adam dan Hawa. Ia berbicara kepada mereka, menyampaikan perintah serta keinginan-Nya. Selain itu, Allah tidak menyembunyikan diri dari putra-putra mereka, Kain dan Habel. Allah menasihati Kain yang diliputi kebencian karena dengki atas persembahan adiknya kepada Allah. Akan tetapi, bukannya mengubah cara beribadatnya, Kain malah memperlihatkan intoleransi keagamaan yang penuh kecemburuan dan membunuh adiknya, Habel.—Kejadian 2:15-17; 3:8-24; 4:1-16.

      11. (a) Apa arti kata ”martir”? (b) Bagaimana Habel menjadi martir pertama?

      11 Karena setia kepada Allah bahkan sampai mati, Habel menjadi martir pertama.b Ia juga saksi Yehuwa pertama dan pelopor barisan panjang saksi-saksi pemelihara integritas sepanjang sejarah. Jadi, Paulus dapat menyatakan, ”Karena beriman, Habel mempersembahkan kepada Allah korban yang nilainya lebih besar daripada korban Kain; melalui imannya ia menerima kesaksian mengenai dirinya bahwa ia adil-benar, Allah memberikan kesaksian berkenaan dengan pemberiannya; dan melalui itu, meskipun ia sudah mati, ia masih berbicara.”—Ibrani 11:4.

      12. Siapa lagi yang menjadi contoh saksi Yehuwa yang setia?

      12 Dalam surat yang sama kepada orang Ibrani, Paulus menyebutkan sederetan pria dan wanita yang setia, seperti Nuh, Abraham, Sara, dan Musa yang, melalui riwayat integritas mereka, termasuk di antara ”banyak saksi [bahasa Yunani, mar·tyʹron] bagaikan awan” yang menjadi teladan dan anjuran bagi orang lain yang ingin mengenal serta melayani Allah yang benar. Mereka adalah pria dan wanita yang memiliki hubungan baik dengan Allah Yehuwa. Mereka mencari dan telah menemukan Dia.—Ibrani 11:1–12:1.

      13. (a) Mengapa Yesus adalah bukti yang luar biasa akan kasih Allah? (b) Dengan cara khusus apa Yesus menjadi teladan bagi para pengikutnya?

      13 Yang menonjol di antara para saksi itu adalah pribadi yang digambarkan dalam buku Penyingkapan, ”Yesus Kristus, ’Saksi yang Setia’”. Yesus adalah bukti nyata lainnya akan kasih Allah, karena seperti yang Yohanes tulis, ”Kita sendiri telah mengamati dan memberikan kesaksian bahwa Bapak telah mengutus Putranya sebagai Juru Selamat dunia. Barang siapa mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah, Allah tetap berada dalam persatuan dengan orang tersebut dan ia dalam persatuan dengan Allah. Dan kita sendiri telah mengenal dan percaya akan kasih Allah kepada kita.” Sebagai orang Yahudi, Yesus menjadi saksi sejati serta mati sebagai martir yang setia demi Bapaknya, Yehuwa. Para pengikut sejati Kristus sepanjang zaman tentu juga ingin menjadi saksi bagi dia dan bagi Allah yang benar, Yehuwa.—Penyingkapan 1:5; 3:14; 1 Yohanes 4:14-16; Yesaya 43:10-12; Matius 28:19, 20; Kisah 1:8.

      14. Pertanyaan apa yang sekarang timbul?

      14 Nubuat Yesaya menunjukkan bahwa sebagai ciri dari ”akhir masa itu”, atau yang ayat lain katakan sebagai ”hari-hari terakhir”, orang-orang akan kembali kepada Allah yang benar, Yehuwa.c Mengingat keanekaragaman dan kesimpangsiuran agama yang telah kami uraikan dalam buku ini, timbul pertanyaan: Siapakah yang pada hari-hari terakhir sekarang ini benar-benar mencari Allah yang benar, untuk melayani Dia ”dengan roh dan kebenaran”? Guna menjawab pertanyaan itu, pertama-tama kita harus mengarahkan perhatian kepada kejadian-kejadian pada abad ke-19.—Yesaya 2:2-4; 2 Timotius 3:1-5; Yohanes 4:23, 24.

      Pria Muda yang Mencari Allah

      15. (a) Siapakah Charles Taze Russell? (b) Apa saja ajaran agama yang ia ragukan?

      15 Pada tahun 1870, seorang pria muda yang bersemangat, Charles Taze Russell (1852-1916), mulai mengajukan banyak pertanyaan mengenai ajaran turun-temurun Susunan Kristen. Ketika masih remaja, ia bekerja di toko pakaian pria milik ayahnya di kota industri yang ramai, Allegheny (sekarang bagian dari Pittsburgh), Pennsylvania, AS. Latar belakang agamanya adalah Presbiterian dan Kongregasional. Akan tetapi, ia terusik oleh ajaran-ajaran seperti takdir dan siksaan kekal dalam api neraka. Mengapa ia meragukan doktrin-doktrin dasar beberapa agama Susunan Kristen itu? Ia menulis, ”Allah yang menggunakan kuasa-Nya untuk menciptakan manusia yang telah Ia ketahui sebelumnya dan telah Ia takdirkan untuk disiksa selama-lamanya, tidaklah mungkin bersifat bijaksana, adil, atau pengasih. Standar-Nya akan lebih rendah daripada standar banyak manusia.”—Yeremia 7:31; 19:5; 32:35; 1 Yohanes 4:8, 9.

      16, 17. (a) Ajaran apa yang sangat diminati kelompok pelajaran Alkitab Russell? (b) Perbedaan pendapat yang besar apa timbul, dan bagaimana Russell menanggapinya?

      16 Menjelang akhir masa remajanya, Russell membentuk kelompok pelajaran Alkitab mingguan bersama pemuda-pemuda lain. Mereka mulai menganalisis ajaran Alkitab tentang pokok-pokok lain, seperti jiwa yang tak berkematian maupun korban tebusan Kristus dan kedatangannya yang kedua. Pada tahun 1877, di usia 25 tahun, Russell menjual sahamnya dalam bisnis ayahnya yang sukses dan memulai karier pengabaran sepenuh waktu.

      17 Pada tahun 1878, timbul perbedaan pendapat yang besar antara Russell dan salah seorang rekannya, yang menolak ajaran bahwa kematian Kristus dapat menjadi pendamaian bagi para pedosa. Dalam bantahannya Russell menulis, ”Kristus melaksanakan berbagai hal baik bagi kita melalui kematian dan kebangkitannya. Ia mati menggantikan kita; ia mati sebagai orang yang benar bagi orang-orang yang tidak benar—semua orang tidak benar. Yesus Kristus melalui rahmat Allah mengecap kematian bagi setiap manusia. . . . Ia menjadi sumber keselamatan kekal bagi semua orang yang taat kepadanya.” Ia melanjutkan, ”Menebus berarti membeli kembali. Apa yang Kristus beli kembali bagi semua manusia? Kehidupan. Kehidupan kita hilang karena ketidaktaatan dari Adam yang pertama. Adam yang kedua [Kristus] membelinya kembali dengan kehidupannya sendiri.”—Markus 10:45; Roma 5:7, 8; 1 Yohanes 2:2; 4:9, 10.

      18. (a) Apa yang terjadi menyusul ketidaksepakatan mengenai tebusan itu? (b) Pola apa yang diikuti Siswa-Siswa Alkitab berkenaan dengan sumbangan?

      18 Sebagai pendukung setia doktrin tebusan, Russell memutuskan semua hubungan dengan mantan rekannya itu. Pada bulan Juli 1879, Russell mulai menerbitkan Zion’s Watch Tower and Herald of Christ’s Presence, yang kini dikenal di seluruh dunia sebagai Menara Pengawal—Memberitakan Kerajaan Yehuwa. Pada tahun 1881, bersama orang-orang Kristen berbakti lainnya, ia mendirikan sebuah lembaga Alkitab nirlaba. Ini disebut Lembaga Risalah Menara Pengawal Zion, yang kini dikenal sebagai Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal Pennsylvania, badan hukum untuk kepentingan Saksi-Saksi Yehuwa. Sejak permulaan sekali, Russell berkukuh bahwa tidak akan ada kolekte yang dipungut di perhimpunan sidang maupun sumbangan yang diminta melalui publikasi-publikasi Menara Pengawal. Orang-orang yang bergabung dengan Russell dalam pelajaran Alkitab yang mendalam hanya dikenal sebagai Siswa-Siswa Alkitab.

      Kembali ke Kebenaran Alkitab

      19. Ajaran Susunan Kristen mana saja yang ditolak Siswa-Siswa Alkitab?

      19 Sebagai hasil pelajaran Alkitab mereka, Russell dan rekan-rekannya menolak ajaran Susunan Kristen mengenai ”Tritunggal Mahakudus” yang misterius, jiwa manusia yang tak berkematian sejak lahir, dan siksaan kekal dalam api neraka. Mereka juga menolak perlunya golongan klerus eksklusif yang dilatih di seminari. Mereka ingin kembali kepada Kekristenan awal yang sederhana, dengan para penatua yang memenuhi syarat secara rohani untuk memimpin sidang tanpa memikirkan gaji atau upah.—1 Timotius 3:1-7; Titus 1:5-9.

      20. Apa yang dipahami Siswa-Siswa Alkitab itu mengenai pa·rou·siʹa Kristus dan tahun 1914?

      20 Ketika meneliti Firman Allah, Siswa-Siswa Alkitab itu sangat tertarik pada nubuat-nubuat dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen tentang ”kesudahan dunia” dan ’kedatangan’ Kristus. (Matius 24:3, TB) Dengan memeriksa teks bahasa Yunani, mereka mendapati bahwa ’kedatangan’ Kristus sebenarnya adalah ”pa·rou·siʹa”, atau kehadiran yang tidak kelihatan. Itulah sebabnya, Kristus telah memberikan informasi kepada murid-muridnya mengenai bukti kehadirannya yang tidak kelihatan pada zaman akhir, bukan kedatangan yang kelihatan di masa depan. Sejalan dengan penelitian ini, siswa-siswa Alkitab itu pun ingin sekali memahami kronologi Alkitab yang berkaitan dengan kehadiran Kristus. Tanpa memahami semua perinciannya, Russell dan rekan-rekannya sadar bahwa tahun 1914 akan menjadi tahun penting dalam sejarah manusia.—Matius 24:3-22; Lukas 21:7-33, Int.

      21. Tanggung jawab apa yang dirasakan oleh Russell dan rekan-rekan seimannya?

      21 Russell tahu bahwa pekerjaan pengabaran besar-besaran harus dilakukan. Ia memahami kata-kata Yesus yang dicatat oleh Matius, ”Dan kabar baik kerajaan ini akan diberitakan di seluruh bumi yang berpenduduk sebagai suatu kesaksian kepada semua bangsa; dan kemudian akhir itu akan datang.” (Matius 24:14; Markus 13:10) Sebelum tahun 1914, Siswa-Siswa Alkitab melakukan kegiatan dengan perasaan yang mendesak. Mereka yakin bahwa kegiatan pengabaran mereka akan mencapai puncaknya pada tahun tersebut, dan karena itu mereka merasa harus mengerahkan segenap upaya untuk membantu orang lain mengetahui ”kabar baik kerajaan ini”. Akhirnya, khotbah-khotbah Alkitab C. T. Russell diterbitkan dalam ribuan surat kabar di seluruh dunia.

      Ujian dan Perubahan

      22-24. (a) Secara umum, bagaimana reaksi Siswa-Siswa Alkitab ketika C. T. Russell meninggal? (b) Siapa yang menggantikan Russell sebagai presiden Lembaga Menara Pengawal?

      22 Pada tahun 1916, di usia 64 tahun, Charles Taze Russell tiba-tiba meninggal dalam tur pengabarannya ke seluruh Amerika Serikat. Sekarang, apa yang terjadi dengan Siswa-Siswa Alkitab? Apakah mereka akan gulung tikar seolah-olah mereka adalah pengikut manusia belaka? Bagaimana mereka akan menghadapi ujian selama Perang Dunia I (1914-18), yang akan segera melibatkan Amerika Serikat?

      23 Secara umum, reaksi Siswa-Siswa Alkitab terwakili oleh kata-kata W. E. Van Amburgh, seorang penanggung jawab Lembaga Menara Pengawal, ”Pekerjaan besar sedunia ini bukan pekerjaan satu orang. Benar-benar terlalu besar untuk itu. Ini adalah pekerjaan Allah dan tidak akan berubah. Allah telah menggunakan banyak hamba-Nya di masa lalu dan Ia pasti akan menggunakan banyak hamba-Nya di masa depan. Pembaktian kita bukan untuk seorang manusia, atau untuk pekerjaan manusia, tetapi untuk melakukan kehendak Allah, yang akan Ia singkapkan kepada kita melalui Firman-Nya dan petunjuk yang Ia berikan. Allah masih tetap memimpin.”—1 Korintus 3:3-9.

      24 Pada bulan Januari 1917, Joseph F. Rutherford, seorang pengacara dan siswa Alkitab yang tekun, dipilih menjadi presiden kedua Lembaga Menara Pengawal. Ia memiliki kepribadian yang dinamis dan tidak bisa diintimidasi. Ia tahu bahwa Kerajaan Allah harus diberitakan.—Markus 13:10.

      Semangat yang Diperbarui dan Nama Baru

      25. Bagaimana Siswa-Siswa Alkitab menanggapi tantangan pada tahun-tahun setelah perang dunia pertama?

      25 Lembaga Menara Pengawal mengorganisasi kebaktian-kebaktian di Amerika Serikat pada tahun 1919 dan 1922. Setelah penganiayaan pada Perang Dunia I di Amerika Serikat, bagi beberapa ribu Siswa-Siswa Alkitab pada saat itu situasinya hampir seperti Pentakosta. (Kisah 2:1-4) Ketimbang menyerah kepada rasa takut akan manusia, mereka malah semakin bersemangat memenuhi panggilan Alkitab untuk pergi dan mengabar kepada berbagai bangsa. Pada tahun 1919, Lembaga Menara Pengawal menghasilkan rekan majalah Menara Pengawal, yaitu The Golden Age, yang kini dikenal di seluruh dunia sebagai Sedarlah! Majalah ini telah menjadi alat yang ampuh untuk membuat orang sadar akan makna penting zaman kita dan membina keyakinan kepada janji sang Pencipta tentang suatu dunia baru yang penuh damai.

      26. (a) Tanggung jawab apa yang semakin ditekankan oleh Siswa-Siswa Alkitab? (b) Pemahaman yang lebih jelas apa dari Alkitab yang diperoleh Siswa-Siswa Alkitab?

      26 Selama tahun 1920-an dan 1930-an, Siswa-Siswa Alkitab semakin menekankan metode pengabaran umat Kristen masa awal—dari rumah ke rumah. (Kisah 20:20) Setiap orang yang percaya bertanggung jawab untuk memberikan kesaksian kepada sebanyak mungkin orang tentang pemerintahan Kerajaan Kristus. Mereka mulai mengerti dengan jelas dari Alkitab bahwa manusia dihadapkan pada sengketa besar mengenai kedaulatan universal dan bahwa ini akan dibereskan oleh Allah Yehuwa dengan memusnahkan Setan serta semua pekerjaannya yang merusak di bumi. (Roma 16:20; Penyingkapan 11:17, 18) Dalam kaitannya dengan sengketa ini, dipahami bahwa keselamatan manusia merupakan hal kedua setelah pembenaran Allah sebagai Penguasa yang sah. Karena itu, di bumi harus ada saksi-saksi yang setia yang mau memberikan kesaksian tentang maksud-tujuan dan keunggulan Allah. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi?—Ayub 1:6-12; Yohanes 8:44; 1 Yohanes 5:19, 20.

      27. (a) Peristiwa penting apa yang terjadi pada tahun 1931? (b) Apa saja kepercayaan Saksi-Saksi yang berbeda?

      27 Pada bulan Juli 1931, Siswa-Siswa Alkitab mengadakan kebaktian di Columbus, Ohio, AS, dan ada sebuah resolusi yang disetujui oleh ribuan hadirin. Dalam resolusi itu, mereka dengan penuh sukacita menerima ”nama yang telah disebutkan oleh mulut Tuan Allah kita”, dan mereka menyatakan, ”Kami ingin dikenal dan dipanggil dengan nama ’saksi-saksi Yehuwa’.” Sejak saat itu, Saksi-Saksi Yehuwa dikenal di seluruh dunia tidak saja karena kepercayaan mereka yang berbeda, tetapi juga karena pelayanan mereka yang bersemangat dari rumah ke rumah dan di jalan-jalan. (Lihat halaman 356-7.)—Yesaya 43:10-12; Matius 28:19, 20; Kisah 1:8.

      28. Pada tahun 1935, Saksi-Saksi mendapat pengertian yang lebih jelas apa tentang pemerintahan Kerajaan?

      28 Pada tahun 1935, Saksi-Saksi mendapat pengertian yang lebih jelas tentang golongan Kerajaan surgawi, yang akan memerintah bersama Kristus, dan mengenai rakyatnya di bumi. Mereka sudah tahu bahwa orang Kristen terurap yang dipanggil untuk memerintah bersama Kristus dari surga hanya berjumlah 144.000. Maka, apa harapan bagi manusia lainnya? Suatu pemerintahan memerlukan rakyat agar keberadaannya dapat diakui. Pemerintahan surgawi, atau Kerajaan itu, juga akan mempunyai jutaan rakyat yang taat di bumi ini. Mereka adalah ”kumpulan besar dari orang-orang yang jumlahnya tidak seorang pun dapat menghitungnya, dari semua bangsa dan suku dan umat dan bahasa”, yang berseru, ”Kami berutang keselamatan kepada Allah kami [Yehuwa], yang duduk di atas takhta, dan kepada Anak Domba [Yesus Kristus].”—Penyingkapan 7:4, 9, 10; 14:1-3; Roma 8:16, 17.

      29. Tantangan apa yang dipahami dan diterima Saksi-Saksi?

      29 Pengertian mengenai kumpulan besar ini membantu Saksi-Saksi Yehuwa memahami bahwa ada tantangan yang sangat besar di hadapan mereka—untuk mencari dan mengajar jutaan orang yang mencari Allah yang benar dan yang akan membentuk ”kumpulan besar”. Untuk itu kampanye pendidikan internasional dibutuhkan, demikian juga para pembicara dan rohaniwan yang terlatih. Sekolah-sekolah diperlukan. Semua ini sudah terbayangkan oleh presiden Lembaga Menara Pengawal yang berikutnya.

      Upaya Sedunia untuk Menemukan Orang-Orang yang Mencari Allah

      30. Kejadian-kejadian apa pada tahun 1930-an dan 1940-an yang mempengaruhi Saksi-Saksi?

      30 Pada tahun 1931, jumlah Saksi tidak sampai 50.000 orang di hampir 50 negeri. Kejadian-kejadian pada tahun 1930-an dan 1940-an tidak mempermudah pengabaran mereka. Pada masa itu Fasisme serta Nazisme muncul, dan Perang Dunia II meletus. Pada tahun 1942, J. F. Rutherford meninggal. Lembaga Menara Pengawal memerlukan kepemimpinan yang penuh semangat untuk semakin menggiatkan pengabaran Saksi-Saksi Yehuwa.

      31. Apa yang mulai berfungsi pada tahun 1943 untuk memperluas pemberitaan kabar baik?

      31 Pada tahun 1942, di usia 36 tahun, Nathan H. Knorr dipilih menjadi presiden ketiga Lembaga Menara Pengawal. Ia seorang organisator energik yang sangat memahami perlunya memajukan pemberitaan kabar baik di seluruh dunia secepat mungkin, meskipun bangsa-bangsa masih berseteru dalam Perang Dunia II. Hasilnya, ia segera mewujudkan rencana pendirian sekolah untuk melatih para utusan injil, yang disebut Sekolah Alkitab Gilead Menara Pengawal.d Seratus siswa pertama, semuanya rohaniwan sepenuh waktu, mengikuti sekolah ini pada bulan Januari 1943. Mereka secara intensif mempelajari Alkitab dan pokok-pokok pelayanan terkait selama hampir enam bulan sebelum diutus ke daerah tugas mereka, terutama ke negeri-negeri asing. Sampai tahun 2005, sudah diadakan 118 kelas, dan ribuan rohaniwan telah lulus dari Gilead dan melayani di seluruh dunia.

      32. Kemajuan apa yang dibuat Saksi-Saksi Yehuwa sejak tahun 1943?

      32 Pada tahun 1943, hanya ada 126.329 Saksi yang mengabar di 54 negeri. Meskipun mendapat tentangan kejam dari Nazisme, Fasisme, Komunisme, dan Aksi Katolik, juga dari negara-negara yang katanya demokratis selama Perang Dunia II, pada tahun 1946 Saksi-Saksi Yehuwa mencapai puncak lebih dari 176.000 pemberita Kerajaan. Lima puluh lima tahun kemudian, ada lebih dari 6,5 juta Saksi yang aktif di 235 negeri, pulau, dan wilayah. Tidak diragukan, identitas mereka yang jelas melalui nama dan tindakan telah membuat mereka terkenal di seluruh dunia. Akan tetapi, ada faktor-faktor lain yang sangat mempengaruhi keefektifan mereka.—Zakharia 4:6.

      Organisasi Pendidikan Alkitab

      33. Mengapa Saksi-Saksi Yehuwa memiliki Balai-Balai Kerajaan?

      33 Saksi-Saksi Yehuwa mengadakan perhimpunan, atau pertemuan, mingguan untuk mempelajari Alkitab di Balai-Balai Kerajaan yang digunakan oleh lebih dari 90.000 sidang, atau jemaat, di seluruh dunia. Perhimpunan ini tidak didasarkan pada upacara atau emosi tetapi pada tujuan memperoleh pengetahuan yang saksama tentang Allah, Firman-Nya, dan maksud-tujuan-Nya. Karena itu, Saksi-Saksi Yehuwa berkumpul tiga kali seminggu guna meningkatkan pemahaman Alkitab dan belajar cara mengabarkan serta mengajarkan beritanya kepada orang lain.—Roma 12:1, 2; Filipi 1:9-11; Ibrani 10:24, 25.

      34. Apa tujuan Sekolah Pelayanan Teokratis?

      34 Contohnya, salah satu perhimpunan tengah pekan ialah Sekolah Pelayanan Teokratis, yang boleh diikuti oleh para anggota sidang. Sekolah ini, yang dipimpin oleh seorang penatua Kristen yang cakap, dimaksudkan untuk melatih pria, wanita, dan anak-anak tentang seni mengajar dan cara mengutarakan diri menurut prinsip-prinsip Alkitab. Rasul Paulus menyatakan, ”Hendaklah ucapanmu selalu menyenangkan, dibumbui dengan garam, sehingga kamu mengetahui bagaimana seharusnya memberikan jawaban kepada setiap orang.” Dalam perhimpunan Kristen mereka, Saksi-Saksi juga belajar cara menyampaikan berita Kerajaan ”dengan cara yang lembut dan respek yang dalam”.—Kolose 4:6; 1 Petrus 3:15.

      35. Pertemuan lain apa yang diadakan Saksi-Saksi, dan apa manfaatnya?

      35 Pada hari lain, Saksi-Saksi juga berhimpun untuk mendengarkan khotbah Alkitab selama 45 menit yang dilanjutkan dengan pembahasan tanya-jawab selama satu jam mengenai sebuah tema Alkitab yang berkaitan dengan ajaran atau tingkah laku Kristen. Para anggota sidang bisa berpartisipasi dengan bebas. Setiap tahun, Saksi-Saksi juga menghadiri tiga pertemuan yang lebih besar, yaitu kebaktian selama satu sampai empat hari, yang biasanya dihadiri oleh ribuan orang yang berkumpul untuk mendengarkan khotbah Alkitab. Selama kebaktian dan perhimpunan lain yang cuma-cuma itu, setiap Saksi memperdalam pengetahuannya tentang janji-janji Allah bagi bumi ini dan umat manusia, selain memperoleh pendidikan moral Kristen yang sangat baik. Dengan mengikuti ajaran dan teladan Kristus Yesus, setiap orang menjadi lebih dekat kepada Allah yang benar, Yehuwa.—Yohanes 6:44, 65; 17:3; 1 Petrus 1:15, 16.

      Bagaimana Saksi-Saksi Diorganisasi?

      36. (a) Apakah Saksi-Saksi mempunyai golongan klerus yang digaji? (b) Jadi, siapa yang mengambil pimpinan dalam sidang?

      36 Secara masuk akal, jika Saksi-Saksi Yehuwa mengadakan perhimpunan dan diorganisasi untuk mengabar, harus ada seseorang yang mengambil pimpinan. Akan tetapi, mereka tidak memiliki golongan klerus yang digaji ataupun pemimpin karismatik yang dipuja. (Matius 23:10) Yesus berkata, ”Kamu menerima dengan cuma-cuma, berikan dengan cuma-cuma.” (Matius 10:8; Kisah 8:18-21) Di setiap sidang, ada penatua-penatua dan hamba-hamba pelayanan yang cakap secara rohani, yang secara sukarela mengambil pimpinan dalam mengajar dan mengatur sidang. Banyak dari mereka mempunyai pekerjaan sekuler dan berkeluarga. Ini persis seperti pola yang ditetapkan oleh orang Kristen abad pertama.—Kisah 20:17; Filipi 1:1; 1 Timotius 3:1-10, 12, 13.

      37. Bagaimana para penatua dan hamba pelayanan dilantik?

      37 Bagaimana para penatua dan hamba pelayanan ini dilantik? Pelantikan mereka dilakukan di bawah pengawasan suatu badan pimpinan yang terdiri atas para penatua terurap dari berbagai negeri yang fungsinya sejajar dengan badan para rasul dan penatua di Yerusalem yang mengambil pimpinan di sidang Kristen masa awal. Seperti telah kita bahas dalam Pasal 11, tidak ada rasul yang lebih unggul daripada yang lain. Mereka mengambil keputusan sebagai suatu badan, dan keputusan itu dihormati oleh sidang-sidang yang tersebar di seluruh dunia Romawi kuno.—Kisah 15:4-6, 22, 23, 30, 31.

      38. Bagaimana cara kerja Badan Pimpinan?

      38 Penyelenggaraan yang sama berlaku bagi Badan Pimpinan Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini. Mereka mengadakan rapat mingguan di kantor pusat sedunia di Brooklyn, New York, dan dari sana berbagai instruksi dikirimkan kepada Panitia-Panitia Cabang di seluruh dunia yang mengawasi kegiatan pelayanan di setiap negeri. Dengan mengikuti contoh umat Kristen yang paling awal, Saksi-Saksi Yehuwa memberitakan kabar baik Kerajaan Allah di banyak sekali daerah di bumi. Pekerjaan itu terus berlangsung dalam skala global.—Matius 10:23; 1 Korintus 15:58.

      Datang Berduyun-duyun ke Allah yang Benar

      39. (a) Mengapa Saksi-Saksi berpendirian netral dalam masalah politik? (b) Bagaimana Saksi-Saksi berkembang di bawah pelarangan?

      39 Selama abad ke-20, Saksi-Saksi Yehuwa telah berkembang di seluruh bumi, bahkan di negeri-negeri yang melarang mereka. Pelarangan ini diberlakukan khususnya oleh rezim-rezim yang tidak dapat memahami pendirian netral Saksi-Saksi Yehuwa sehubungan dengan kesetiaan politis dan nasionalistis dunia ini. (Lihat kotak, halaman 347.) Meskipun demikian, di negeri-negeri itu, puluhan ribu orang berpaling kepada Kerajaan Allah sebagai satu-satunya harapan sejati untuk perdamaian dan keamanan umat manusia. Di kebanyakan bangsa kesaksian yang luar biasa telah diberikan, dan sekarang ada jutaan Saksi yang aktif di mana-mana.—Lihat bagan, halaman 361.

      40, 41. (a) Apa yang sekarang dinantikan oleh Saksi-Saksi Yehuwa? (b) Pertanyaan apa yang masih harus dijawab?

      40 Dengan kasih Kristen dan harapan mereka akan ”langit baru dan bumi baru”, Saksi-Saksi Yehuwa menantikan kejadian-kejadian yang mengguncangkan dunia yang tak lama lagi akan mengakhiri semua ketidakadilan, korupsi, dan kefasikan di bumi ini. Karena itu, mereka akan terus mengunjungi sesama mereka sebagai upaya yang tulus untuk mendekatkan orang-orang berhati jujur kepada Allah yang benar, Yehuwa.—Penyingkapan 21:1-4; Markus 13:10; Roma 10:11-15.

      41 Sementara itu, menurut nubuat Alkitab, apa masa depan yang terbentang bagi umat manusia, agama, dan bumi yang tercemar ini? Pasal terakhir akan menjawab pertanyaan penting itu.—Yesaya 65:17-25; 2 Petrus 3:11-14.

      [Catatan Kaki]

      a Dua kalimat terakhir ini tertera pada ”Tembok Yesaya” di depan gedung PBB maupun pada patung di taman PBB, dan sebenarnya, penggenapan kata-kata itu merupakan salah satu tujuan PBB.

      b Kata ”martir” (”orang yang memberikan kesaksian melalui kematiannya”, An Expository Dictionary of New Testament Words, oleh W. E. Vine) berasal dari kata Yunani marʹtyr yang sebenarnya berarti ”saksi” (”orang yang meneguhkan, atau dapat meneguhkan, apa yang telah ia lihat atau dengar atau ketahui dengan cara lain”, A Greek-English Lexicon of the New Testament, oleh J. H. Thayer).

      c Untuk pembahasan yang terperinci mengenai ”hari-hari terakhir”, lihat Pengetahuan yang Membimbing kepada Kehidupan Abadi, diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa, pasal 11.

      d Gilead, diambil dari kata Ibrani Gal·‛edhʹ, berarti ”Tumpukan yang Menjadi Saksi”. Lihat juga Pemahaman Alkitab, Jilid 1, halaman 758, 811.—Kejadian 31:47-49.

      [Kotak hlm. 347]

      Kenetralan Kristen di Roma Kafir

      Selaras dengan prinsip kasih dan kedamaian yang Yesus ajarkan, dan berdasarkan pelajaran Firman Allah secara pribadi, umat Kristen masa awal tidak mau ambil bagian dalam perang atau latihan perang. Yesus berkata, ”Kerajaanku bukan bagian dari dunia ini. Jika kerajaanku bagian dari dunia ini, pelayan-pelayanku pasti sudah akan berjuang agar aku tidak diserahkan kepada orang-orang Yahudi. Tetapi kerajaanku bukan dari sumber ini.”—Yohanes 18:36.

      Pada tahun 295 M, Maximilianus dari Theveste, putra seorang veteran tentara Romawi, diwajibkan memasuki dinas militer. Ketika prokonsul menanyakan namanya, ia menjawab, ”Mengapa Anda ingin tahu nama saya? Saya menolak dinas militer dengan alasan hati nurani: Saya orang Kristen. . . . Saya tidak bisa memasuki dinas ini; saya tidak dapat berdosa melawan hati nurani saya.” Sang prokonsul memperingatkan bahwa ia akan kehilangan nyawanya jika ia tidak taat. ”Saya tidak mau. Anda bisa memenggal kepala saya, tetapi saya tidak mau berdinas untuk kuasa-kuasa Dunia Ini; saya mau melayani Allah saya.”—An Historian’s Approach to Religion, oleh Arnold Toynbee.

      Pada zaman modern, pelajaran Alkitab secara pribadi telah membimbing setiap Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh dunia untuk mengikuti hati nurani dan mengambil pendirian yang sama. Di beberapa negeri, banyak yang harus membayarnya dengan harga yang sangat mahal. Khususnya di Jerman Nazi, mereka ditembak, digantung, dan dipenggal selama Perang Dunia II. Tetapi, persatuan mereka di seluruh dunia, yang didasarkan atas kasih Kristen, tidak pernah terpatahkan. Tidak seorang pun tewas dalam peperangan di tangan salah seorang Kristen Saksi-Saksi Yehuwa. Betapa berbedanya sejarah dunia seandainya setiap orang yang mengaku Kristen juga hidup selaras dengan perintah Kristus tentang kasih!—Roma 13:8-10; 1 Petrus 5:8, 9.

      [Kotak/Gambar di hlm. 356, 357]

      Apa yang Dipercayai Saksi-Saksi Yehuwa

      Tanya: Apa gerangan jiwa itu?

      Jawab: Dalam Alkitab, jiwa (bahasa Ibrani, neʹfes; bahasa Yunani, psy·kheʹ) adalah orang atau binatang atau kehidupan yang dimiliki oleh orang ataupun binatang itu.

      ”Selanjutnya Allah berfirman, ’Biarlah bumi mengeluarkan jiwa-jiwa yang hidup menurut jenisnya, binatang peliharaan dan binatang merayap dan binatang liar di bumi menurut jenisnya.’ Kemudian Allah Yehuwa membentuk manusia dari debu tanah dan mengembuskan ke dalam lubang hidungnya napas kehidupan, dan manusia itu menjadi jiwa yang hidup.”—Kejadian 1:24; 2:7.

      Binatang dan manusia ADALAH jiwa yang hidup. Jiwa bukan sesuatu yang terpisah. Jiwa bisa mati dan memang mati. ”Lihat! Semua jiwa—milikkulah mereka. Baik jiwa bapak maupun jiwa anak—milikkulah mereka. Jiwa yang berbuat dosa—jiwa itulah yang akan mati.”—Yehezkiel 18:4.

      Tanya: Apakah Allah suatu Tritunggal?

      Jawab: Saksi-Saksi Yehuwa percaya bahwa Yehuwa adalah Tuan Yang Berdaulat atas alam semesta, yang tiada bandingnya. ”Dengarkanlah, hai, Israel: Yehuwa adalah Allah kita; Yehuwa itu esa.” (Ulangan 6:4) Kristus Yesus sebagai Firman adalah makhluk roh dan datang ke bumi karena menaati kehendak Bapaknya. Ia tunduk kepada Yehuwa. ”Namun apabila segala sesuatu sudah ditundukkan kepadanya [Kristus], Putra sendiri juga akan menundukkan diri kepada Pribadi yang menundukkan segala sesuatu kepadanya, agar Allah menjadi segala sesuatu bagi setiap orang.”—1 Korintus 15:28; lihat juga Matius 24:36; Markus 12:29; Yohanes 1:1-3, 14-18; Kolose 1:15-20.

      Roh kudus adalah tenaga aktif Allah, atau energi yang digunakan untuk melakukan sesuatu, bukan suatu pribadi.—Kisah 2:1-4, 17, 18.

      Tanya: Apakah Saksi-Saksi Yehuwa menyembah atau memuja patung?

      Jawab: Saksi-Saksi Yehuwa tidak mempraktekkan bentuk penyembahan berhala apa pun, tidak soal itu patung, pribadi, atau organisasi.

      ”Kita tahu bahwa berhala tidak ada artinya di dunia ini, dan bahwa hanya ada satu Allah, tidak ada yang lain. Karena meskipun ada yang disebut ’allah-allah’, baik itu di surga maupun di bumi, sebagaimana ada banyak ’allah’ dan banyak ’tuan’, sesungguhnya bagi kita hanya ada satu Allah, sang Bapak, yang darinya segala sesuatu ada, dan kita, untuk dia; dan ada satu Tuan, Yesus Kristus, yang melalui dia segala sesuatu ada, dan kita, melalui dia.”—1 Korintus 8:4-6; lihat juga Mazmur 135:15-18.

      Tanya: Apakah Saksi-Saksi Yehuwa mengadakan Misa atau Komuni?

      Jawab: Saksi-Saksi Yehuwa tidak mempercayai ajaran Katolik Roma tentang transubstansiasi. Mereka mengadakan Perjamuan Malam Tuan pada tanggal yang sama dengan 14 Nisan kalender Yahudi (biasanya bulan Maret atau April) sebagai peringatan tahunan kematian Kristus. Pada pertemuan ini, mereka mengedarkan kepada seluruh jemaat roti tidak beragi dan anggur merah sebagai lambang tubuh Kristus yang tidak berdosa dan darah Kristus yang dikorbankan. Hanya orang-orang yang memiliki harapan untuk memerintah bersama Kristus dalam Kerajaan surgawinya yang ambil bagian dari lambang-lambang itu.—Markus 14:22-26; Lukas 22:29; 1 Korintus 11:23-26; Penyingkapan 14:1-5.e

      [Gambar]

      Saksi-Saksi Yehuwa berhimpun secara rutin di Balai Kerajaan untuk mempelajari Alkitab

      Balai-Balai Kerajaan: Kota Ichihara, Jepang (halaman sebelah), dan Boituva, Brasil

      [Catatan Kaki]

      e Untuk pembahasan lebih lanjut mengenai pokok ini, lihat Bertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab, diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa, halaman 218-23 dan 294-7.

      [Tabel di hlm. 361]

      Beberapa Negeri Tempat Saksi-Saksi Mengabar

      Negeri Saksi yang Aktif

      Afrika Selatan 76.000

      Amerika Serikat 1.019.000

      Argentina 130.000

      Australia 62.000

      Brasil 621.000

      El Salvador 30.000

      Filipina 144.000

      Finlandia 19.000

      Hongaria 21.000

      India 25.000

      Inggris 125.000

      Italia 233.000

      Jepang 217.000

      Jerman, R. F. 165.000

      Kanada 110.000

      Kolombia 125.000

      Korea 90.000

      Lebanon 3.500

      Meksiko 585.000

      Nigeria 270.000

      Polandia 128.000

      Portugal 48.000

      Prancis 118.000

      Puerto Riko 25.000

      Spanyol 105.000

      Venezuela 97.000

      Yunani 28.000

      Zambia 123.000

      29 negeri di bawah

      pelarangan 12.000

      Jumlah Sedunia 2004 96.894 Sidang 6.513.000 Saksi

      [Gambar di hlm. 346]

      Patung perdamaian PBB memuat tulisan, ”Kita akan menempa pedang-pedang kita menjadi mata bajak”; ”Tembok Yesaya” dengan ayat Alkitab

      [Gambar di hlm. 351]

      Saksi-Saksi Yehuwa percaya akan korban tebusan Kristus bagi dosa umat manusia

      [Gambar di hlm. 363]

      Balai-Balai Kebaktian Saksi-Saksi Yehuwa: Pemandangan dari udara, balai di East Pennines, Inggris

      Balai Kebaktian, Fort Lauderdale, Florida, AS, untuk acara berbahasa Inggris, Spanyol, dan Prancis

      [Gambar di hlm. 364]

      Kantor Pusat Sedunia Lembaga Menara Pengawal, Brooklyn, New York; (dari kiri atas) kantor, percetakan, dan tempat tinggal (disoroti)

      [Gambar di hlm. 365]

      Kantor-kantor cabang Menara Pengawal (dari kiri atas) di Afrika Selatan, Spanyol, dan Selandia Baru

  • Allah yang Benar dan Masa Depan Anda
    Pencarian Manusia akan Allah
    • Pasal 16

      Allah yang Benar dan Masa Depan Anda

      ”Di alam semesta yang misterius ini, Manusia dapat merasa pasti akan satu hal. Manusia sendiri pasti bukan wujud rohaniah paling mulia di Alam Semesta. . . . Ada suatu wujud di Alam Semesta yang secara rohaniah lebih mulia daripada Manusia sendiri. . . . Tujuan Manusia adalah mencari kerukunan dengan wujud di balik fenomena ini, dan mencarinya dengan maksud menyelaraskan dirinya dengan realitas rohaniah yang mutlak ini.”—An Historian’s Approach to Religion, oleh Arnold Toynbee.

      1. (Termasuk kata pengantar.) (a) Apa yang sejarawan Toynbee akui tentang manusia dan alam semesta? (b) Menurut Alkitab, siapakah ”realitas rohaniah yang mutlak” itu?

      SELAMA bagian terbesar dari enam ribu tahun terakhir, manusia telah mencari ”realitas rohaniah yang mutlak” itu dengan kadar semangat yang berbeda-beda. Setiap agama besar—Hinduisme, Islam, Buddhisme, Shinto, Konfusianisme, Taoisme, Yudaisme, Kristen, atau lainnya—mempunyai nama yang berbeda untuk ”realitas rohaniah yang mutlak” itu. Akan tetapi, Alkitab mengungkapkan bahwa realitas ini mempunyai nama, jenis kelamin, dan kepribadian—Yehuwa, Allah yang hidup. Allah yang tidak ada duanya ini berfirman kepada Kores Agung dari Persia, ”Akulah Yehuwa, dan tidak ada yang lain. Kecuali aku tidak ada Allah. . . . Akulah yang membuat bumi dan menciptakan manusia di atasnya.”—Yesaya 45:5, 12, 18; Mazmur 68:19, 20.

      Yehuwa—Allah Nubuat yang Dapat Diandalkan

      2. Jika kita ingin memperoleh keterangan yang dapat dipercaya mengenai masa depan, kepada siapa hendaknya kita bertanya, dan mengapa?

      2 Yehuwa adalah tujuan akhir yang sejati dalam pencarian manusia akan Allah. Yehuwa telah menyingkapkan diri-Nya sebagai Allah nubuat, yang sejak awal bisa mengetahui apa yang akan terjadi pada akhirnya. Ia berfirman melalui nabi Yesaya, ”Ingatlah akan hal-hal yang pertama di masa lampau, bahwa akulah Pribadi Ilahi dan tidak ada Allah lain, atau satu pribadi pun yang seperti aku; Pribadi yang sejak awal memberitahukan kesudahannya, dan dari masa lampau, hal-hal yang belum terlaksana; Pribadi yang mengatakan, ’Rancanganku akan tetap bertahan, dan segala sesuatu yang aku sukai akan kulakukan’; . . . Aku telah mengatakannya; aku juga akan mewujudkannya. Aku telah membentuknya, aku juga akan melakukannya.”—Yesaya 46:9-11; 55:10, 11.

      3. (a) Melalui nubuat Alkitab, kejadian-kejadian apa dapat kita ketahui lebih dahulu? (b) Apa yang telah dilakukan Setan terhadap orang-orang yang tidak percaya, dan mengapa?

      3 Dari Allah nubuat yang begitu dapat diandalkan ini kita bisa mengetahui apa yang bakal terjadi atas sistem agama-agama yang terpecah belah di dunia. Kita juga dapat meramalkan masa depan organisasi-organisasi politik yang kuat, yang tampaknya mengendalikan nasib dunia. Selain itu, kita dapat mengetahui sebelumnya apa akhir bagi Setan, ”allah sistem ini”, yang ”membutakan pikiran orang-orang yang tidak percaya” melalui banyak sekali agama yang telah menjauhkan manusia dari Allah yang benar, Yehuwa. Nah, mengapa Setan membutakan pikiran orang-orang? Yaitu, agar ”penerangan dari kabar baik yang mulia mengenai Kristus, yang adalah gambar Allah, tidak dapat menembus”.—2 Korintus 4:3, 4; 1 Yohanes 5:19.

      4. Pertanyaan apa saja yang timbul tentang bumi dan masa depan manusia?

      4 Kita juga dapat mengetahui apa yang akan terjadi setelah kejadian-kejadian yang dinubuatkan ini. Bagaimana keadaan bumi pada akhirnya nanti? Tercemar? Rusak? Gundul? Atau, apakah bumi dan umat manusia akan diperbarui? Sebagaimana akan kita lihat, Alkitab menjawab semua pertanyaan ini. Akan tetapi, pertama-tama baiklah kita mengarahkan perhatian pada kejadian-kejadian yang sebentar lagi terjadi.

      Menyingkap ”Babilon Besar”

      5. Gambaran apa yang dilihat Yohanes?

      5 Pada tahun 96 M, rasul Yohanes yang berada di Pulau Patmos mendapat penyingkapan, yang dilestarikan dalam Alkitab dengan nama Penyingkapan, atau Wahyu. Buku ini memberikan gambaran yang hidup tentang kejadian-kejadian besar yang akan terjadi pada akhir zaman, yaitu masa yang, menurut bukti Alkitab, telah dijalani manusia sejak 1914.a Salah satu gambaran yang Yohanes lihat itu berupa seorang sundal yang dandanannya mencolok dan tingkahnya tidak sopan, yang disebut ”Babilon Besar, ibu para sundal dan ibu dari perkara-perkara yang menjijikkan di bumi”. Bagaimana kondisinya? ”Aku melihat bahwa wanita itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus.”—Penyingkapan 17:5, 6.

      6. Mengapa Babilon Besar tidak menggambarkan unsur politik yang berkuasa di dunia?

      6 Siapa yang digambarkan oleh wanita ini? Kita tidak perlu menebak-nebak identitasnya. Melalui suatu proses eliminasi, identitasnya bisa tersingkap. Dalam penglihatan yang sama, Yohanes mendengar seorang malaikat berkata, ”Mari, aku akan memperlihatkan kepadamu penghakiman atas sundal besar yang duduk di atas air yang banyak; dengan dialah raja-raja di bumi melakukan percabulan, sedangkan mereka yang mendiami bumi menjadi mabuk oleh anggur percabulannya.” Jika raja-raja, atau para penguasa, di bumi berbuat cabul dengannya, berarti sundal itu tidak mungkin menggambarkan unsur politik yang berkuasa di dunia.—Penyingkapan 17:1, 2, 18.

      7. (a) Mengapa Babilon Besar tidak menggambarkan unsur perdagangan? (b) Apa yang digambarkan oleh Babilon Besar?

      7 Catatan yang sama memberi tahu kita bahwa ”para saudagar keliling di bumi menjadi kaya karena kuasa kemewahan [sundal itu] yang tidak bermalu”. Karena itu, Babilon Besar tidak mungkin menggambarkan unsur perdagangan, atau ”para saudagar”, di dunia. Namun, ayat terilham itu mengatakan, ”Air yang engkau lihat, tempat sundal itu duduk, berarti berbagai umat dan kumpulan orang dan bangsa-bangsa dan bahasa-bahasa.” Unsur utama lain apa yang masih tersisa dalam sistem dunia ini, yang cocok dengan uraian tentang seorang sundal simbolis yang berbuat cabul dengan para penguasa politik, berdagang dengan dunia usaha, dan dengan megahnya menduduki umat, kumpulan orang, bangsa, dan bahasa? Unsur ini adalah agama palsu dengan rupa-rupa samarannya!—Penyingkapan 17:15; 18:2, 3.

      8. Fakta lebih jauh apa yang meneguhkan identitas Babilon Besar?

      8 Identitas Babilon Besar ini diteguhkan sewaktu seorang malaikat menyatakan hukuman untuknya, ’sebab oleh praktek spiritismenya semua bangsa disesatkan’. (Penyingkapan 18:23) Segala bentuk spiritisme bersifat keagamaan dan didalangi oleh hantu-hantu. (Ulangan 18:10-12) Jadi, Babilon Besar pasti melambangkan suatu badan agama. Bukti Alkitab memperlihatkan bahwa ia adalah imperium agama palsu sedunia milik Setan, yaitu semua agama yang dikembangkan oleh Setan dalam pikiran manusia untuk mengalihkan perhatian mereka dari Allah yang benar, Yehuwa.—Yohanes 8:44-47; 2 Korintus 11:13-15; Penyingkapan 21:8; 22:15.

      9. Unsur-unsur yang sama apa terdapat dalam banyak agama?

      9 Seperti telah kita lihat dalam seluruh buku ini, ada unsur-unsur yang sama dalam jalinan agama-agama dunia yang kacau. Banyak agama didasarkan atas mitos. Hampir semua agama terjalin oleh suatu bentuk kepercayaan akan jiwa manusia yang konon tidak berkematian dan pergi ke alam baka atau pindah ke makhluk lain. Banyak agama memiliki kepercayaan yang sama akan neraka, sebutan untuk suatu tempat siksaan yang mengerikan. Agama-agama lain terjalin oleh kepercayaan kafir kuno kepada dewa-dewi tiga serangkai, tritunggal, dan dewi bunda. Karena itu, tepatlah jika mereka semua dikelompokkan di bawah satu simbol berupa sundal ”Babilon Besar”.—Penyingkapan 17:5.

      Saat untuk Lari dari Agama Palsu

      10. Apa akhir yang dinubuatkan bagi si sundal agama?

      10 Menurut nubuat Alkitab, bagaimana nasib akhir si sundal sedunia itu? Buku Penyingkapan dengan kata-kata lambang menggambarkan kebinasaan sundal itu di tangan unsur-unsur politik. Unsur-unsur ini dilambangkan oleh ”kesepuluh tanduk” yang mendukung Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu ”seekor binatang buas berwarna merah marak” yang adalah patung sistem politik yang bernoda darah milik Setan.—Penyingkapan 16:2; 17:3-16.b

      11. (a) Mengapa agama palsu dijatuhi hukuman oleh Allah? (b) Apa yang akan dialami oleh Babilon Besar?

      11 Kebinasaan imperium agama palsu sedunia milik Setan ini terjadi karena Allah menjatuhkan hukuman atas agama-agama ini. Mereka terbukti bersalah melakukan percabulan rohani, yaitu bersekongkol dengan dan mendukung kekasih gelap politis mereka yang bersifat menindas. Gaun agama palsu telah bernoda darah orang yang tidak bersalah karena agama palsu dengan semangat patriotik telah ikut-ikutan dalam peperangan kelompok penguasa elite di setiap bangsa. Maka, Yehuwa menggerakkan unsur-unsur politik untuk melaksanakan kehendak-Nya terhadap Babilon Besar dan menghancurkannya.—Penyingkapan 17:16-18.

      12. (a) Apa yang harus Anda lakukan sekarang agar selamat sewaktu Babilon Besar dibinasakan? (b) Apa saja ajaran yang mencirikan agama yang sejati?

      12 Karena seperti itulah masa depan agama-agama dunia, apa yang harus Anda lakukan? Jawabannya terdapat dalam kata-kata dari surga yang Yohanes dengar, ”Hai, umatku, keluarlah dari dalamnya, jika kamu tidak ingin mengambil bagian bersama dia dalam dosa-dosanya, dan jika kamu tidak ingin menerima bagian dari tulah-tulahnya. Karena dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat tindakan-tindakan ketidakadilannya.” Jadi, sekaranglah waktunya untuk menaati perintah malaikat itu agar keluar dari imperium agama palsu Setan dan bergabung dengan ibadat sejati Yehuwa. (Lihat kotak, halaman 377.)—Penyingkapan 17:17; 18:4, 5; bandingkan Yeremia 2:34; 51:12, 13.

      Armagedon Sudah Dekat

      13. Peristiwa-peristiwa apa yang tidak lama lagi pasti terjadi?

      13 Penyingkapan menyatakan bahwa ”dalam satu hari tulah-tulahnya akan datang, kematian dan perkabungan dan bala kelaparan, dan dia akan dibakar habis dengan api”. Berdasarkan petunjuk-petunjuk dari nubuat Alkitab, ”satu hari” itu, atau pelaksanaan penghukuman secepat kilat itu, sekarang sudah dekat. Bahkan, dengan kebinasaan Babilon Besar ini dimulailah periode ”kesengsaraan besar” yang akan memuncak dalam ”perang pada hari besar Allah Yang Mahakuasa . . . Har–Magedon”. Dalam perang, atau pertempuran, Armagedon ini sistem politik Setan akan dikalahkan dan Setan akan dicampakkan ke jurang yang tidak terduga dalamnya. Lalu, tibalah masanya untuk dunia baru yang adil-benar!—Penyingkapan 16:14-16; 18:7, 8; 21:1-4; Matius 24:20-22.

      14, 15. Nubuat Alkitab apa yang tampaknya tak lama lagi akan tergenap?

      14 Suatu nubuat Alkitab lain yang luar biasa sudah akan digenapi di depan mata kita. Rasul Paulus menubuatkan dan memperingatkan, ”Saudara-saudara, tentang masa dan musim, tidak ada yang perlu dituliskan kepadamu. Sebab kamu sendiri tahu benar bahwa hari Yehuwa akan datang seperti pencuri pada waktu malam. Apabila mereka sedang mengatakan, ’Perdamaian dan keamanan!’ maka tiba-tiba kebinasaan menimpa mereka dalam sekejap, sama seperti sengat penderitaan menimpa seorang wanita yang sedang hamil; dan mereka pasti tidak akan luput.”—1 Tesalonika 5:1-3.

      15 Bangsa-bangsa yang tadinya bertikai dan saling mencurigai sekarang tampaknya sedang bergerak dengan hati-hati menuju suatu situasi yang memungkinkan mereka mengumumkan perdamaian dan keamanan dunia. Dengan demikian, kita mempunyai petunjuk lain lagi bahwa hari penghukuman Yehuwa atas agama palsu, bangsa-bangsa, dan penguasa mereka, Setan, sudah dekat.—Zefanya 2:3; 3:8, 9; Penyingkapan 20:1-3.

      16. Mengapa nasihat Yohanes begitu tepat dewasa ini?

      16 Cara hidup jutaan orang dewasa ini menunjukkan bahwa seolah-olah nilai-nilai jasmani saja yang berharga dan langgeng. Namun, apa yang ditawarkan dunia yang bejat ini tidak berbobot dan umurnya pendek. Itulah sebabnya nasihat Yohanes begitu tepat, ”Jangan mengasihi dunia maupun perkara-perkara yang ada di dunia. Jika seseorang mengasihi dunia, kasih akan Bapak tidak ada dalam dirinya; karena segala sesuatu yang ada di dunia—keinginan daging, keinginan mata, dan pameran sarana kehidupan seseorang—tidak berasal dari Bapak, tetapi berasal dari dunia. Selanjutnya, dunia ini sedang berlalu, demikian pula keinginannya, tetapi ia yang melakukan kehendak Allah akan tetap hidup untuk selamanya.” Tentu, Anda lebih suka hidup selamanya, bukan?—1 Yohanes 2:15-17.

      Dunia Baru yang Dijanjikan

      17. Apa masa depan yang terbentang bagi orang-orang yang mencari Allah yang benar?

      17 Karena Allah akan menghukum dunia melalui Kristus Yesus, apa yang terjadi selanjutnya? Lama berselang, dalam Kitab-Kitab Ibrani, Allah menubuatkan bahwa Ia akan melaksanakan maksud-tujuan-Nya yang semula bagi umat manusia di bumi ini, yaitu agar satu keluarga besar manusia yang taat menikmati kehidupan sempurna dalam firdaus di bumi. Upaya Setan untuk menggagalkan maksud-tujuan itu tidak membatalkan janji Allah. Maka, Raja Daud dapat menulis, ”Karena para pelaku kejahatan akan dimusnahkan, tetapi orang-orang yang berharap kepada Yehuwa adalah yang akan memiliki bumi. Dan hanya sedikit waktu lagi, orang fasik tidak akan ada lagi . . . Orang-orang adil-benar akan memiliki bumi, dan mereka akan mendiaminya selama-lamanya.”—Mazmur 37:9-11, 29; Yohanes 5:21-30.

      18-20. Perubahan-perubahan apa akan terjadi di bumi ini?

      18 Bagaimana keadaan bumi pada waktu itu? Tercemar seluruhnya? Habis terbakar? Gundul? Sama sekali tidak! Yehuwa semula bermaksud agar bumi menjadi taman firdaus yang bersih dan seimbang. Meski manusia merusak bumi, potensi bumi untuk menjadi firdaus masih ada. Dan, Yehuwa telah berjanji bahwa Ia akan ”membinasakan orang-orang yang sedang membinasakan bumi”. Nah, pada abad ke-20 situasi bumi bisa dikatakan benar-benar menuju kebinasaan, maka ada alasan yang kuat untuk percaya bahwa tidak lama lagi Yehuwa akan mengambil tindakan untuk melindungi milik-Nya, ciptaan-Nya.—Penyingkapan 11:18; Kejadian 1:27, 28.

      19 Perubahan ini tak lama lagi akan terjadi di bawah tatanan Allah, yakni ”langit baru dan bumi baru”. Ini bukan berarti langit jasmani baru dan planet baru, melainkan suatu pemerintahan rohani baru atas bumi yang diperbarui yang dihuni oleh masyarakat manusia yang diperbarui. Dalam dunia baru itu, tidak akan ada lagi eksploitasi atas sesama manusia ataupun binatang. Tidak akan ada kekerasan ataupun pertumpahan darah. Tidak akan ada masalah tunawisma, kelaparan, atau penindasan.—Penyingkapan 21:1; 2 Petrus 3:13.

      20 Firman Allah menyatakan, ”’Mereka akan membangun rumah dan menghuninya; dan mereka akan membuat kebun anggur dan memakan buahnya. Mereka tidak akan membangun dan orang lain yang menghuni; mereka tidak akan menanam dan orang lain yang makan. Karena umur umatku akan seperti umur pohon; dan orang-orang pilihanku akan menggunakan sepenuhnya hasil karya tangan mereka. . . . Serigala dan anak domba akan makan bersama-sama, dan singa akan makan jerami seperti lembu; dan mengenai ular, debu akan menjadi makanannya. Mereka tidak akan melakukan apa pun yang membawa celaka atau yang menimbulkan kerusakan di seluruh gunung kudusku,’ kata Yehuwa.”—Yesaya 65:17-25.

      Dasar bagi Dunia Baru

      21. Mengapa dunia baru itu pasti?

      21 Anda barangkali bertanya, ’Bagaimana mungkin semua ini terjadi?’ Mungkin saja, karena ’sebelum zaman yang telah lama berlalu, Allah yang tidak dapat berdusta telah menjanjikan’ bahwa umat manusia akan dipulihkan dan menikmati kehidupan kekal dalam kesempurnaan. Dan, dasar bagi harapan ini dinyatakan oleh rasul Petrus dalam suratnya yang pertama kepada rekan Kristennya yang terurap, ”Diagungkanlah Allah dan Bapak dari Tuan kita, Yesus Kristus, karena berdasarkan belas kasihannya yang besar kita dilahirkan kembali kepada harapan yang hidup, melalui kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada warisan yang tidak fana dan tidak tercemar dan yang tidak akan pudar.”—Titus 1:1, 2; 1 Petrus 1:3, 4.

      22. Apa dasar bagi harapan akan dunia baru, dan mengapa?

      22 Kebangkitan Yesus Kristus adalah dasar bagi harapan akan dunia baru yang adil-benar karena ia telah dilantik Allah untuk memerintah dari surga atas bumi yang telah dibersihkan. Paulus juga menekankan betapa pentingnya kebangkitan Kristus ketika ia menulis, ”Tetapi sekarang Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai buah sulung dari antara orang-orang yang telah tidur dalam kematian. Karena, mengingat kematian datang melalui seorang manusia, kebangkitan orang mati juga melalui seorang manusia. Karena sebagaimana semua manusia mati sehubungan dengan Adam, demikian juga semua manusia akan dihidupkan sehubungan dengan Kristus.”—1 Korintus 15:20-22.

      23. (a) Mengapa kebangkitan Kristus penting? (b) Perintah apa diberikan oleh Yesus yang telah dibangkitkan kepada para pengikutnya?

      23 Kematian Kristus sebagai korban tebusan yang sepadan dan kebangkitannya adalah dasar bagi harapan akan ”langit baru”, yakni pemerintahan Kerajaan, serta harapan akan ”bumi baru”, yakni suatu keluarga manusia yang telah ditransformasi, atau diperbarui. Kebangkitannya juga memberikan dorongan bagi kegiatan pengabaran dan pengajaran yang dilaksanakan oleh rasul-rasulnya yang setia. Catatan Injil memberi tahu kita, ”Akan tetapi, kesebelas murid itu pergi ke Galilea ke gunung, tempat yang telah Yesus [yang sudah dibangkitkan] tetapkan bagi mereka, dan ketika mereka melihat dia mereka sujud, tetapi beberapa ragu-ragu. Dan Yesus datang mendekat dan berbicara kepada mereka, dengan mengatakan, ’Semua wewenang di surga dan di bumi telah diberikan kepadaku. Karena itu pergilah dan buatlah orang-orang dari segala bangsa menjadi murid, baptislah mereka dengan nama Bapak dan Putra dan roh kudus, ajarlah mereka untuk menjalankan semua perkara yang aku perintahkan kepadamu. Dan, lihat! aku menyertai kamu sepanjang masa sampai penutup sistem ini.’”—Matius 19:28, 29; 28:16-20; 1 Timotius 2:6.

      24. Berkat lain apa dijamin oleh kebangkitan Yesus?

      24 Kebangkitan Yesus juga menjamin terwujudnya berkat lain bagi umat manusia—kebangkitan orang mati. Dibangkitkannya Lazarus dari antara orang mati oleh Yesus merupakan bukti akan adanya kebangkitan bagi lebih banyak orang di masa depan. (Lihat halaman 248-50.) Yesus berkata, ”Janganlah heran akan hal ini, karena jamnya akan tiba ketika semua orang yang di dalam makam peringatan akan mendengar suaranya lalu keluar, mereka yang melakukan perkara-perkara baik kepada kebangkitan kehidupan, mereka yang mempraktekkan perkara-perkara keji kepada kebangkitan penghakiman.”—Yohanes 5:28, 29; 11:39-44; Kisah 17:30, 31.

      25. (a) Apa pilihan bagi semua orang di dunia baru? (b) Bentuk agama apa yang akan terus ada di dunia baru?

      25 Betapa senangnya menyambut kembali orang-orang yang kita kasihi, mungkin satu generasi menyambut generasi sebelumnya! Di dunia baru nanti, setiap orang dapat memutuskan di bawah kondisi yang sempurna apakah ia akan menyembah Allah yang benar, Yehuwa, atau menentang-Nya dan kehilangan nyawa. Ya, di dunia baru, hanya akan ada satu agama, satu bentuk ibadat. Semua pujian akan ditujukan kepada Pencipta yang pengasih, dan setiap manusia yang taat akan menggemakan kata-kata pemazmur, ”Aku akan meninggikan engkau, oh, Allahku, sang Raja, dan aku akan mengagungkan namamu sampai waktu yang tidak tertentu, bahkan selama-lamanya. . . . Yehuwa itu agung dan patut sekali dipuji, dan kebesarannya tidak terselidiki.”—Mazmur 145:1-3; Penyingkapan 20:7-10.

      26. Mengapa Anda sebaiknya menyelidiki Firman Allah, Alkitab?

      26 Setelah Anda membandingkan agama-agama besar dunia, kami mengundang Anda untuk mendalami Firman Allah, Alkitab, yang menjadi dasar kepercayaan Saksi-Saksi Yehuwa. Buktikan sendiri bahwa Allah yang benar dapat ditemukan. Entah Anda pemeluk Hinduisme, Islam, Buddhisme, Shinto, Konfusianisme, Taoisme, Yudaisme, Kristen, atau lainnya, sekaranglah waktunya untuk memeriksa hubungan Anda dengan Allah yang benar dan yang hidup. Mungkin agama Anda sekarang ditentukan oleh tempat kelahiran Anda, yang di luar kendali Anda. Namun, tentu tidak ada ruginya untuk menyelidiki apa yang Alkitab katakan tentang Allah. Malah, ini adalah kesempatan emas bagi Anda untuk benar-benar mengetahui maksud-tujuan Allah Yang Berdaulat bagi bumi ini dan umat manusia. Ya, pencarian Anda yang sungguh-sungguh akan Allah yang benar dapat terpenuhi dengan mempelajari Alkitab bersama utusan-utusan Yehuwa, Saksi-Saksi-Nya, yang mengantarkan buku ini kepada Anda.

      27. (a) Undangan apa yang Yesus ulurkan kepada Anda? (b) Selaras dengan tema buku ini, Yesaya mengundang setiap orang untuk melakukan apa?

      27 Pasti Yesus tidak asal mengatakan, ”Teruslah minta, dan itu akan diberikan kepadamu; teruslah cari, dan kamu akan menemukan; teruslah ketuk, dan itu akan dibukakan bagimu.” Anda bisa termasuk di antara orang yang menemukan Allah yang benar jika Anda mengindahkan pesan nabi Yesaya, ”Hai, kamu sekalian, carilah Yehuwa sementara ia dapat ditemui. Berserulah kepadanya sementara ia dekat. Biarlah orang yang fasik meninggalkan jalannya, dan orang yang suka mencelakakan meninggalkan niatnya; dan biarlah dia kembali kepada Yehuwa, yang akan berbelaskasihan kepadanya, dan kepada Allah kita, karena ia akan memberi ampun dengan limpah.”—Matius 7:7; Yesaya 55:6, 7.

      28. Siapa yang dapat membantu Anda menemukan Allah yang benar?

      28 Jika Anda sedang mencari-cari Allah yang benar, jangan ragu-ragu untuk menghubungi Saksi-Saksi Yehuwa.c Dengan senang hati dan tanpa bayaran mereka akan membantu Anda lebih mengenal sang Bapak dan kehendak-Nya selagi masih ada waktu.—Zefanya 2:3.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan