PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-2 “Pawai Kemenangan”
  • Pawai Kemenangan

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pawai Kemenangan
  • Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Bahan Terkait
  • ”Dalam Pawai Kemenangan”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Arak-arakan
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Tahukah Anda?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2010
  • Menyebarkan Keharuman Pengetahuan tentang Allah
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 2
it-2 “Pawai Kemenangan”

PAWAI KEMENANGAN

Pawai atau arak-arakan resmi untuk merayakan kemenangan atas musuh. Kata Yunani thri·am·beuʹo, artinya ”dibawa dalam suatu pawai kemenangan”, hanya muncul dua kali dalam Alkitab, dan setiap kali dalam makna kiasan yang agak berbeda.—2Kor 2:14; Kol 2:15.

Pawai Kemenangan di antara Bangsa-Bangsa. Mesir, Asiria, dan bangsa-bangsa lain merayakan kemenangan militer mereka dengan pawai kemenangan. Pada zaman republik Romawi, salah satu penghargaan tertinggi yang dapat dianugerahkan Senat kepada seorang jenderal yang menang adalah mengizinkan dia merayakan kemenangannya dengan pawai kemenangan yang resmi dan mahal dengan segala pameran kemewahan dan kemuliaan.

Arak-arakan Romawi bergerak perlahan di sepanjang Via Triumphalis, mendaki jalan yang berkelok-kelok sampai ke kuil Yupiter di puncak Bukit Kapitolin. Para musikus yang memainkan dan menyanyikan lagu-lagu kemenangan berada di bagian depan, diikuti para pemuda yang menggiring hewan korban. Kemudian menyusul kereta-kereta terbuka yang sarat dengan hasil jarahan, dan kereta-kereta pamer yang besar dengan gambar-gambar yang menampilkan adegan peperangan atau pembinasaan kota-kota dan kuil-kuil, dan mungkin gambar komandan yang dikalahkan terpampang di bagian atas. Para raja, pembesar, dan jenderal yang menjadi tawanan perang, beserta anak-anak dan pembantu mereka, diarak dengan rantai yang bersambung, sering kali dalam keadaan telanjang bulat untuk menghina dan mempermalukan mereka.

Berikutnya adalah kereta sang jenderal, dengan hiasan dari gading dan emas, dengan rangkaian-rangkaian daun salam, dan ditarik oleh empat kuda putih atau, kadang-kadang, oleh gajah, singa, harimau, atau kijang. Anak-anak sang penakluk duduk di kakinya atau mengendarai kereta lain di belakang dia. Para konsul dan pejabat Romawi ikut berjalan kaki di belakangnya, kemudian diikuti para letnan dan tribun militer beserta pasukan yang menang—semuanya berhiaskan rangkaian daun salam dan membawa hadiah-hadiah, menyanyikan lagu-lagu yang memuji pemimpin mereka. Di bagian depan pasukan ada para imam dan pelayan-pelayan mereka membawa hewan korban utama, seekor sapi putih.

Seraya arak-arakan itu melewati kota, penduduk melemparkan bunga-bungaan di depan kereta perang si pemenang, dan kemenyan yang dibakar di mezbah-mezbah kuil mengharumkan jalan yang dilalui. Bau harum ini berarti kehormatan, kenaikan pangkat, kekayaan, dan kehidupan yang lebih terjamin bagi para prajurit yang menang, tetapi berarti kematian bagi para tawanan yang tidak mendapat pengampunan, yang akan dieksekusi pada akhir arak-arakan. Fakta ini menjelaskan penerapan rohani yang dibuat Paulus atas ilustrasi di 2 Korintus 2:14-16.

Gapura-gapura kemenangan dibangun demi menghormati beberapa jenderal. Gapura Titus di Roma masih berdiri untuk memperingati kejatuhan Yerusalem pada tahun 70 M. (GAMBAR, Jil. 2, hlm. 536) Ditemani bapaknya, Kaisar Vespasianus, Titus merayakan kemenangannya atas Yerusalem dengan pawai kemenangan. Ada gapura-gapura yang berfungsi sebagai gerbang kota, tetapi kebanyakan hanya sebagai monumen. Desain gapura mungkin menggambarkan kuk ketundukan dan para tawanan dipaksa berbaris di bawah kuk tersebut.

Orang Kristen Ikut dalam Pawai Kemenangan. Contoh-contoh demikian dan pengetahuan yang umum diketahui pada zaman itu digunakan oleh Paulus secara kiasan ketika ia menulis surat kepada orang-orang di Korintus, ”Namun syukur bagi Allah yang selalu membawa kami dalam suatu pawai kemenangan bersama Kristus.” (2Kor 2:14-16) Di situ digambarkan bahwa, ”bersama Kristus”, Paulus dan sesama orang Kristen yang merupakan rakyat yang setia dari Allah, semuanya ikut dalam rombongan Allah sebagai putra-putra, para perwira berpangkat tinggi, dan prajurit-prajurit yang menang dan dibawa oleh-Nya dalam pawai kemenangan sepanjang rute yang diharumkan.

Di Kolose 2:15, situasinya agak berbeda. Di ayat itu, para musuh, yakni pemerintah dan kalangan berwenang di bawah Setan, digambarkan sebagai tawanan dan tahanan dalam pawai kemenangan. Yehuwa, sang Penakluk, menelanjangi dan mempertontonkan mereka kepada umum sebagai orang-orang yang dikalahkan, yang ditaklukkan ”melalui tiang siksaan”. Kematian Kristus pada tiang siksaan tidak saja menyediakan dasar untuk menghapus ”dokumen yang ditulis dengan tangan”, yakni perjanjian Hukum, tetapi juga memungkinkan orang Kristen untuk dibebaskan dari belenggu kuasa-kuasa kegelapan yang jahat.

Arak-arakan Lain. Alkitab juga menyebutkan tentang arak-arakan lain, kesempatan ketika kumpulan orang banyak pergi bersama-sama merayakan peristiwa-peristiwa khusus. Daud menguraikan pawai atau arak-arakan kemenangan Yehuwa dari Sinai ke lokasi bait yang kudus di Yerusalem—kereta-kereta perang Allah, para tawanan, penyanyi dan musikus, serta jemaat yang berkumpul yang mengagungkan Pribadi Kudus Israel. (Mz 68:17, 18, 24-26) Sebuah arak-arakan diadakan pada perayaan peresmian setelah tembok-tembok Yerusalem selesai dibangun kembali pada zaman Nehemia. (Neh 12:31) Dan sebuah ”arak-arakan perayaan” disebutkan di Mazmur 118:27, tampaknya sehubungan dengan Perayaan Pondok tahunan.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan