PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Bagian 3: 1935-1940 Liga Bangsa Bangsa Terhuyung-huyung menuju Kematian
    Sedarlah!—1987 (No. 22) | Sedarlah!—1987 (No. 22)
    • Negara-negara demokrasi, yang mengamati perkembangan di panggung dunia, merasa prihatin. Inggris memperkenalkan wajib militer. Kemudian pada bulan Agustus 1939 Jerman dan Uni Soviet mengejutkan dunia dengan menandatangani pakta nonagresi. Kenyataannya ini merupakan perjanjian rahasia untuk membagi Polandia di antara mereka. Dengan taruhan bahwa sekali lagi negara-negara demokrasi Barat tidak akan campur tangan, Hitler menggerakkan pasukannya memasuki Polandia pada jam 4:45 pagi tanggal l September 1939.

      Tetapi kali ini ia keliru. Dua hari kemudian Inggris dan Prancis memaklumkan perang melawan Jerman. Pada tanggal 17 September, pasukan Soviet memasuki Polandia dari timur, dan pada akhir bulan itu, demi tujuan yang praktis, masalah Polandia telah diselesaikan. Perang Dunia II telah mulai, yang dicetuskan oleh suatu kampanye militer kilat yang patut mendapat julukan dalam bahasa Jerman Blitzkrieg, yang artinya ”perang kilat”. Dalam kemenangan yang gemilang, Hitler menawarkan untuk mengadakan perdamaian dengan negara-negara Barat. ”Apakah ia serius dengan ini,” tulis sejarawan Jerman Walther Hofer, ”merupakan pertanyaan yang tidak dapat dijawab dengan kepastian apapun.”

      Beberapa tahun peperangan yang pertama dicirikan dengan serangan-serangan mendadak, yang dilaksanakan secepat kilat dan dengan akibat yang menghancurkan. Rusia dengan cepat memaksa Estonia, Latvia, dan Lithuania untuk mengijinkan pasukan Soviet mendirikan pos-posnya di tanah mereka. Finlandia, ketika diminta untuk melakukan hal yang sama, menolak dan diserbu oleh Soviet pada tanggal 30 Nopember 1939. Finlandia memohon perdamaian di bawah ketentuan Soviet pada bulan Maret berikut.

      Namun, sementara itu, Inggris dan Prancis bermaksud membantu Finlandia dengan melewati Norwegia yang masih netral. Tetapi ketika Finlandia memohon perdamaian, Sekutu, yang tidak lagi mempunyai dalih untuk berbuat demikian, menunda rencana itu. Sebelum belakangan mendarat, mereka mulai meranjau perairan Norwegia pada tanggal 8 April 1940. Keesokan harinya; ketika orang-orang Norwegia sedang sibuk memprotes operasi pemasangan ranjau ini, Jerman dengan tidak terduga mendaratkan pasukannya di Norwegia dan juga Denmark. Kurang dari satu minggu kemudian, pasukan Inggris mendarat di Norwegia, tetapi setelah beberapa kemenangan, mereka dipaksa mengundurkan diri karena laporan-laporan yang tidak menentu dari selatan.

      Selama berbulan-bulan pertanyaannya di sana ialah, Kapan dan di mana Jerman akan bergerak melawan Prancis? Waktu berlalu dan hanya ada aksi-aksi militer yang kebanyakan terjadi di laut. Di darat semua tenang. Beberapa wartawan mulai berbicara tentang ”perang palsu”, bukan lagi suatu blitzkrieg tetapi sebaliknya suatu sitzkrieg, yang secara aksara berarti ”perang duduk”.

      Tetapi, tidak ada yang palsu berkenaan serangan tiba-tiba oleh Jerman pada tanggal 10 Mei 1940. Dengan melanggar Garis Maginot, garis pertahanan yang melindungi Prancis di perbatasannya dengan Jerman, mereka menyerang lewat Negeri-Negeri Rendah, dengan cepat melewati Belgia, dan mencapai perbatasan Prancis pada tanggal 12 Mei. Pada tanggal 14 Mei negeri Belanda jatuh. Kemudian terus ke bawah melewati Prancis Utara, pasukan Jerman menjebak ribuan tentara Inggris, Prancis, dan Belgia dengan terusan Inggris di belakang mereka. Sebaliknya dari suatu sitzkrieg, ini benar-benar blitzkrieg dalam skala penuh!

      Pada tanggal 26 Mei, di Dunkirk, Prancis, salah satu operasi penyelamatan yang paling hebat dalam sejarah peperangan dimulai. Selama sepuluh hari kapal-kapal angkatan laut, dan ratusan kapal sipil, mengangkut kira-kira 340.000 pasukan menyeberangi Terusan Inggris dengan selamat menuju Britania. Tetapi tidak semua selamat. Dalam tiga minggu orang-orang Jerman menangkap lebih dari satu juta tahanan.

      Pada tanggal 10 Juni, Italia memaklumkan perang melawan Inggris dan Prancis. Empat hari kemudian, Paris jatuh ke tangan orang-orang Jerman. Sebelum bulan itu berakhir, suatu gencatan senjata Franko-Jerman telah ditandatangani. Inggris sekarang berdiri sendiri. Seperti digambarkan oleh Hofer, ”Dengan kecepatan blitzkrieg yang bahkan dia sendiri menganggap tak mungkin, Hitler telah menjadi penguasa atas Eropa Barat.”

      Bertentangan dengan apa yang diharapkan oleh Hitler, orang-orang Inggris tidak memohon perdamaian. Jadi pada tanggal 16 Juli, ia memerintahkan dibuatnya rencana untuk ”Operasi Singa Laut”, yaitu penyerbuan atas Kepulauan Inggris. Inggris menggalang kekuatan untuk menghadapi kilat yang tidak lama akan menyambar lagi.

  • Bagian 3: 1935-1940 Liga Bangsa Bangsa Terhuyung-huyung menuju Kematian
    Sedarlah!—1987 (No. 22) | Sedarlah!—1987 (No. 22)
    • 1940—Inggris memanfaatkan radar yang baru diperkembangkan

      dalam perang udara

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan