PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w90 1/2 hlm. 4-7
  • Apakah Mereka Sudah Membuktikan Alkitab Tidak Benar?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apakah Mereka Sudah Membuktikan Alkitab Tidak Benar?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Anggapan-Anggapan yang Lemah
  • Apakah Sains Modern Memperlihatkan Alkitab Keliru?
  • Evolusi
  • Seberapa Banyak yang Dapat Mereka Ketahui?
  • Dapatkah Saudara Percaya kepada Alkitab?
  • Sains: Apakah Sains Telah Membuktikan Alkitab Salah?
    Alkitab—Firman dari Allah atau dari Manusia?
  • Pro dan Kontra Seputar Evolusi—Mengapa?
    Kehidupan—Bagaimana Asal Mulanya? Melalui Evolusi atau Penciptaan?
  • Evolusi sedang Diadili
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1994
  • Mengapa Banyak Orang Mempercayai Evolusi?
    Kehidupan—Bagaimana Asal Mulanya? Melalui Evolusi atau Penciptaan?
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
w90 1/2 hlm. 4-7

Apakah Mereka Sudah Membuktikan Alkitab Tidak Benar?

APAKAH para ilmuwan dan kritikus Alkitab benar-benar sudah membuktikan bahwa Alkitab memuat banyak kesalahan dan fiksi? Sebelum saudara mengakui hal itu, saudara perlu mengingat bahwa sekalipun banyak sarjana mengemukakan pendapat mereka secara positif dan berwenang, mereka tidak selalu benar. Sering kali dasar dari ide-ide mereka tidak kuat.

Anggapan-Anggapan yang Lemah

Sebagai contoh dari pernyataan yang kedengaran berwenang dari seorang kritikus Alkitab, pikirkan apa yang dikatakan oleh S. R. Driver mengenai buku Daniel. Berdasarkan tradisi, Daniel sendiri dianggap sebagai penulis buku ini pada abad keenam S.M. di Babel. (Daniel 12:8, 9) Namun Driver menyatakan bahwa buku tersebut ditulis jauh sesudahnya. Apa alasannya? Satu ”bukti” yang dikemukakan adalah bahwa buku itu memuat kata-kata Yunani, dan Driver menegaskan, ”Kata-kata ini, dapat dipastikan dengan yakin, tidak mungkin digunakan dalam Kitab Daniel kecuali [kitab ini] ditulis setelah menyebarnya pengaruh Yunani di Asia melalui banyak penaklukan oleh Iskandar Agung.” Penaklukan Iskandar terjadi sekitar tahun 330 S.M.

Pernyataan Driver memang sangat positif. Namun, untuk mendukungnya, ia hanya menyebutkan tiga kata Yunani, dan semuanya hanya nama dari alat-alat musik. (Daniel 3:5) Karena orang-orang Yunani mempunyai hubungan erat dengan Asia Barat sejak awal dari sejarah yang tercatat, bagaimana seseorang dengan sah dapat menegaskan bahwa alat-alat musik dengan nama Yunani tidak digunakan di Babel pada abad keenam S.M.? Betapa lemah alasan yang dikemukakan untuk mempersoalkan waktu dan penulis dari buku Daniel!

Contoh lain adalah perlakuan terhadap lima buku pertama dari Alkitab. Secara turun-temurun dikatakan bahwa sebagian besar dari buku-buku ini ditulis oleh Musa sekitar tahun 1500 S.M. Namun, para kritikus menyatakan adanya gaya tulisan yang berbeda-beda dalam buku-buku tersebut. Juga, mereka mengatakan bahwa Allah kadang-kadang disebut dengan nama-Nya, Yehuwa, dan kadang-kadang dengan kata Ibrani untuk ”Allah”. Dari pengamatan seperti itu mereka mengambil kesimpulan bahwa buku-buku Alkitab ini sebenarnya merupakan penggabungan dari dokumen-dokumen yang ditulis pada masa yang berbeda dan disusun menjadi bentuknya yang terakhir beberapa waktu setelah tahun 537 S.M.

Teori ini diterima di mana-mana, namun tidak seorang pun menjelaskan mengapa Musa tidak dapat menyebut Sang Pencipta baik sebagai Allah maupun sebagai Yehuwa. Tidak seorang pun telah membuktikan bahwa ia tidak dapat menulis dalam gaya yang berbeda-beda jika ia membicarakan pokok-pokok yang berbeda, menulis pada saat-saat yang berlainan dalam hidupnya, atau menggunakan sumber-sumber yang lebih awal. Selanjutnya, sebagaimana dikatakan John Romer dalam bukunya Testament—The Bible and History (Perjanjian—Alkitab dan Sejarah), ”Keberatan dasar terhadap seluruh metode analisa ini adalah bahwa sampai sekarang tidak ada satu lembar pun dari teks kuno yang telah ditemukan untuk membuktikan adanya unsur-unsur pendukung bagi teori mengenai teks yang berbeda-beda yang sangat digemari dalam bahan pengajaran modern.”

Anggapan dasar dari banyak kritikus Alkitab dijelaskan oleh Cyclopedia dari McClintock dan Strong, ”Para peneliti . . . bermula dari anggapan bahwa fakta-fakta sejarah yang mendasari suatu cerita adalah semata-mata fakta-fakta alamiah, sama sifatnya dengan fakta-fakta lain yang kita ketahui . . . Apakah seorang penulis akan menyatakan sebagai fakta suatu kejadian yang terjadi di luar wawasan hukum-hukum alam yang diketahui? Maka . . . kejadian tersebut dianggap tidak terjadi.”

Jadi, banyak orang menganggap bahwa mukjizat-mukjizat tidak mungkin terjadi, karena sifatnya di luar wawasan hukum-hukum alam yang dikenal. Demikian juga, nubuat-nubuat jangka panjang pasti mustahil, karena manusia tidak dapat melihat jauh ke masa depan. Mukjizat manapun pasti merupakan legenda atau dongeng. Nubuat apapun yang jelas sudah digenapi pasti ditulis setelah penggenapannya.a Maka, beberapa orang berpendapat bahwa nubuat-nubuat dalam buku Daniel digenapi pada abad kedua S.M., jadi, buku tersebut pasti ditulis pada waktu itu.

Tetapi anggapan semacam ini bergantung pada masalah iman: bahwa Allah tidak ada, atau andai kata Ia ada, Ia tidak pernah campur tangan dalam sejarah manusia. Namun jelas, gagasan utama dalam Alkitab adalah bahwa Allah benar-benar ada dan aktif dalam sejarah manusia. Jika ini benar—dan jika bukti menunjukkan demikian—banyak dari dasar kritik Alkitab zaman modern tidak berlaku.

Apakah Sains Modern Memperlihatkan Alkitab Keliru?

Tetapi, bagaimana dengan pernyataan bahwa sains atau ilmu pengetahuan menunjukkan kita tidak dapat percaya kepada Alkitab? Sebenarnya, pada waktu Alkitab berbicara tentang apa yang kita sebut ilmu pengetahuan, kebanyakan yang dikatakannya adalah selaras dengan apa yang diajarkan para ilmuwan modern.

Misalnya, Alkitab memberikan perintah-perintah yang sangat praktis mengenai higiene dan penyakit-penyakit yang menular. Buku Manual of Tropical Medicine (Buku Petunjuk Obat-Obatan Tropis) memberi komentar, ”Tidak ada seorang pun yang tidak akan terkesan oleh nasihat-nasihat pencegahan yang saksama mengenai higiene dari zaman hukum Musa . . . Memang pengelompokan jenis penyakit sangat sederhana—[antara lain] penyakit-penyakit akut, yang disebut ’sampar’; dan penyakit-penyakit kronis, sejenis radang, yang disebut ’kusta’—namun peraturan karantina yang luar biasa keras pasti baik sekali hasilnya.”

Pikirkan juga, pernyataan Alkitab, ”Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tak kunjung penuh. Airnya kembali ke hulu sungai, lalu mulai mengalir lagi.” (Pengkhotbah 1:7, BIS) Ini kedengarannya seperti penjelasan mengenai siklus air yang ada dalam buku-buku pelajaran dewasa ini. Sungai mengalirkan air ke laut, tempat air menguap dan dibawa kembali ke darat dalam bentuk awan, yang akan jatuh sebagai hujan atau salju dan kembali mengalir ke sungai.

Demikian juga, kesimpulan para ilmuwan bahwa gunung-gunung naik dan turun dan bahwa pada suatu waktu gunung-gunung yang ada dewasa ini dulunya berada di bawah laut, selaras dengan kata-kata puitis dari pemazmur, ”Airnyapun meliputi segala gunung. Lalu naiklah segala bukit dan turunlah segala lembah pada tempat yang telah Kautentukan bagi tiap-tiapnya.”—Mazmur 104:6, 8, Klinkert.

Seorang penulis menegaskan, ”Semua penulis Perjanjian Lama menganggap Bumi datar seperti sebuah piring, dan kadang-kadang mereka menyebutkan tentang tiang-tiang yang dianggap menyangganya.” Namun, ini tidak benar. Yesaya berbicara tentang ”Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi.” (Yesaya 40:22) Dan Ayub berkata mengenai Pribadi ini, ”Allah membentangkan utara di atas kekosongan, dan menggantungkan bumi pada kehampaan.” (Ayub 26:7) Gambaran mengenai bumi sebagai benda bulat yang tergantung di ruang angkasa tanpa ada yang menyangga kedengaran sangat modern.

Evolusi

Bagaimana dengan kontradiksi antara Alkitab dengan teori evolusi?b Encyclopædia Britannica melaporkan, ”Teori evolusi diterima oleh mayoritas terbesar kaum cendekiawan.” Namun Alkitab mengajarkan, dalam bahasa yang cukup sederhana untuk dimengerti pada abad prailmiah, bahwa kehidupan merupakan hasil dari penciptaan langsung oleh Allah dan bahwa bentuk dasar dari kehidupan yang berbeda-beda tidak berevolusi melainkan diciptakan.—Kejadian 1:1; 2:7.

Para penganut paham evolusi tidak berbeda dari para kritikus Alkitab. Mereka mempunyai keyakinan yang kuat dan menyatakan diri dengan yakin. Namun hanya sedikit yang cukup jujur untuk mengakui bahwa teori evolusi memiliki banyak kelemahan. Salah seorang mengatakan, ”Model evolusi dari Darwin . . . , yang pada dasarnya merupakan sebuah teori rekonstruksi bersejarah, . . . tidak mungkin dibuktikan dengan percobaan atau pengamatan langsung sebagaimana biasanya dalam ilmu pengetahuan . . . Tambahan pula, teori evolusi berurusan dengan serangkaian kejadian yang unik, asal mula kehidupan, asal mula kecerdasan dan sebagainya. Kejadian-kejadian unik tidak dapat diulang dan tidak dapat diselidiki melalui percobaan apapun.” (Evolution: A Theory in Crisis atau Evolusi: Sebuah Teori Dalam Keadaan Krisis, oleh Michael Denton) Orang yang lain berbicara mengenai ”fakta evolusi”. Sekalipun demikian, ia menyatakan adanya kesulitan besar untuk membuktikan ”fakta” ini, ”Bila anda mencari mata rantai penghubung antara kelompok-kelompok besar binatang, anda tidak akan menemukannya.”—The Neck of the Giraffe (Leher Jerapah), oleh Francis Hitching.

Seberapa Banyak yang Dapat Mereka Ketahui?

Banyak dari bukti untuk evolusi dikemukakan oleh para ahli geologi dan paleontologi—ilmuwan-ilmuwan yang mempelajari masa lampau dari bumi. Kesulitan yang dihadapi para ilmuwan ini tidak berbeda dari problem yang dihadapi para ahli astronomi. Dengan bantuan berbagai jenis alat, ahli-ahli astronomi melihat radiasi yang datang dari jarak yang luar biasa jauh dari bintang-bintang, planet-planet, galaksi-galaksi, dan benda-benda eksotik seperti quasar. Dengan memanfaatkan sebaik-baiknya keterangan yang ada, mereka memperkembangkan teori-teori mengenai hal yang mendalam seperti sifat dari bintang-bintang dan asal mula alam semesta. Mereka jarang memperoleh kesempatan untuk memeriksa teori-teori mereka, tetapi bila kemudian mereka dapat memeriksanya, teori-teori mereka ternyata tidak tepat atau salah sama sekali.

Ahli astronomi radio Gerrit Verschuur menulis, ”Penyelidikan planet oleh A.S. baru-baru ini mengungkapkan kekurangan yang mengejutkan dalam pengetahuan yang sesungguhnya mengenai isi dari kosmos. Dari dekat, Mars ternyata jauh berbeda dari apa yang kita dapat gambarkan dari bumi. . . . Tidak ada ahli astronomi yang menyangka bahwa lingkaran-lingkaran dari Yupiter memiliki stuktur yang begitu hebat . . . Saturnus memberikan kejutan terbesar ketika kamera-kamera Voyager memperlihatkan cincin-cincin yang teranyam, bulan-bulan yang seolah-olah bermain lompat kodok dan lebih dari 1.000 cincin kecil . . . Demikian pula halnya dalam hal spesimen-spesimen di laboratorium yang difoto di bawah pembesaran yang kian meningkat. Setiap pandangan dari jarak lebih dekat mengungkapkan keterangan yang sama sekali tidak disangka sebelumnya sehingga membingungkan kita dan mengubah apa yang kita percayai sebelumnya.”

Para ahli geologi, paleontologi, dan ahli-ahli lain yang mengemukakan banyak dari ”bukti” evolusi, seperti ahli-ahli astronomi, menunjukkan minat terhadap kejadian-kejadian dan hal-hal yang sangat jauh—bukan dalam hal jarak tapi dalam hal tahun. Sama seperti para ahli astronomi, yang untuk mendapatkan keterangan mengandalkan radiasi yang remang-remang yang datang dari jarak yang jauhnya tak terbayangkan, ilmuwan-ilmuwan lain ini dipaksa untuk mengandalkan jejak yang secara kebetulan masih ada dari masa lampau yang jauh dari planet kita. Dengan sendirinya, seperti para ahli astronomi, para ilmuwan yang lain ini juga pasti salah dalam banyak kesimpulan mereka.

Dapatkah Saudara Percaya kepada Alkitab?

Karena itu, orang-orang yang mampu berpikir tidak perlu terlalu terpesona oleh berbagai pendapat ilmiah sehingga saudara tidak dapat percaya kepada Alkitab. Tetapi, hal ini sendiri tidak membuktikan bahwa saudara dapat percaya kepada Alkitab. Untuk itu, saudara perlu melakukan apa yang belum dilakukan banyak kritikus Alkitab—membuka Alkitab saudara, dan membacanya dengan pikiran terbuka. (Kisah 17:11) Beberapa tahun yang lalu, seorang penulis teks Australia, yang dulunya seorang kritikus Alkitab, mengakui, ”Untuk pertama kali dalam hidup saya, saya melakukan apa yang sebenarnya merupakan tugas pertama seorang wartawan: memeriksa fakta-fakta saya. . . . Dan saya terkejut, karena apa yang saya baca [dalam catatan Injil] bukan legenda dan bukan fiksi naturalistik. Keterangan itu merupakan laporan. Catatan yang langsung dan dari tangan kedua mengenai kejadian-kejadian yang luar biasa. . . . Ada citarasa dalam melaporkan, dan citarasa itu ada dalam Injil.”

Kami menganjurkan agar saudara mengikuti teladannya. Bacalah Alkitab. Pada waktu saudara merenungkan hikmat yang dalam dari Alkitab, cara nubuat-nubuatnya digenapi, dan keterpaduannya yang menakjubkan, saudara akan menyadari bahwa Alkitab lebih daripada suatu koleksi dongeng yang tidak ilmiah. (Yosua 23:14) Pada waktu saudara sendiri melihat bagaimana hikmat Alkitab dapat mengubah kehidupan saudara menjadi lebih baik, saudara sama sekali tidak akan meragukan bahwa Alkitab adalah Firman Allah. (2 Timotius 3:16, 17) Ya, saudara dapat percaya kepada Alkitab!—Yohanes 17:17.

[Catatan Kaki]

a Banyak pelajar Alkitab menyadari bahwa teori ini keliru, karena Kitab-Kitab Yunani, yang ditulis pada abad pertama M., mencatat penggenapan dari banyak nubuat dalam Kitab-Kitab Ibrani, yang jelas ditulis berabad-abad sebelumnya. Misalnya, penggenapan atas semua rincian dari Daniel 9:24-27 pada abad pertama dicatat di dalam Kitab-Kitab Yunani atau oleh para sejarawan dunia.

b Untuk pembahasan lengkap mengenai evolusi versus ciptaan, lihat buku Kehidupan—Bagaimana Asal Mulanya? Melalui Evolusi atau Melalui Penciptaan? yang diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc. pada tahun 1985.

[Gambar di hlm. 7]

Para ahli paleontologi sulit mengetahui apa yang terjadi pada zaman dahulu sebagaimana halnya para ahli astronomi sulit mengetahui sifat dari apa yang ada di ruang angkasa yang begitu jauh

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan