-
Membuat Keputusan: Cara yang Digunakan Banyak OrangMenara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Umum)—2024
-
-
Apakah perasaan kita selalu bisa diandalkan?
Membuat Keputusan: Cara yang Digunakan Banyak Orang
Kebanyakan orang setuju bahwa ada beberapa tindakan yang jelas-jelas benar atau jelas-jelas salah. Misalnya, pembunuhan, pemerkosaan, dan pelecehan anak dianggap sebagai perbuatan yang sangat keji, sementara sikap tidak berat sebelah, kebaikan hati, dan empati dianggap sebagai hal yang terpuji. Tapi dalam berbagai hal lain, banyak orang merasa bahwa tidak ada pilihan yang benar atau yang salah. Mereka merasa semua pilihan sah-sah saja. Contohnya adalah pilihan soal hubungan seks, kejujuran, dan cara membesarkan anak. Untuk membuat keputusan dalam hal-hal itu, mereka biasanya mengandalkan perasaan mereka atau pandangan orang-orang di sekitar mereka. Tapi, apakah itu cara yang terbaik?
PERASAAN KITA
Sewaktu membuat keputusan, kita sering kali mengandalkan perasaan kita tentang apa yang benar dan salah. Perasaan itu disebut hati nurani, dan itu sudah tertanam dalam diri manusia sejak lahir. (Roma 2:14, 15) Bahkan anak-anak yang masih kecil pun sudah bisa membedakan apa yang adil dan tidak adil, dan mereka juga bisa merasa bersalah. Seiring waktu, hati nurani kita juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut keluarga kita, orang-orang di sekitar kita, juga agama dan budaya kita. Waktu kita membuat keputusan, hati nurani kita akan memberi tahu kita apakah keputusan itu sesuai dengan nilai-nilai yang kita percayai.
Hati nurani kita bisa membuat kita tergerak untuk berempati, menunjukkan rasa terima kasih, bersikap tidak berat sebelah, dan berbelaskasihan. Hati nurani juga bisa mencegah kita melakukan hal-hal yang bisa menyakiti orang yang kita sayangi atau yang mungkin akan membuat kita merasa bersalah dan malu.
Apakah perasaan kita selalu bisa diandalkan? Sewaktu masih muda, seorang pria bernama Garrick merasa bahwa dia bebas melakukan apa pun yang dia inginkan. Tapi belakangan, dia menyadari bahwa dengan mengikuti perasaannya, ada banyak akibat buruk yang dia rasakan. Dia bercerita bahwa dia jadi suka mabuk-mabukan, melakukan seks bebas, menyalahgunakan narkoba, dan terlibat banyak kekerasan.
PANDANGAN ORANG LAIN
Selain dipengaruhi oleh perasaan kita, keputusan kita juga bisa dipengaruhi oleh pandangan orang lain tentang hal itu. Sewaktu kita mempertimbangkan pandangan orang lain, kita jadi bisa mendapat nasihat dari mereka atau mendengar pengalaman mereka. Dan kalau kita membuat keputusan yang dianggap bijaksana oleh keluarga, teman, dan orang-orang di sekitar kita, mereka akan semakin merespek kita.
Apakah pandangan orang lain selalu bisa diandalkan? Sewaktu masih muda, seorang wanita bernama Priscila sering melakukan seks bebas, seperti yang biasa dilakukan oleh anak-anak muda seusianya. Tapi belakangan, dia menyadari bahwa mengikuti pandangan orang lain tidak membuat hidupnya bahagia. Dia mengatakan, ”Karena ikut-ikutan orang lain, saya jadi melakukan banyak hal yang bodoh dan berbahaya. Itu sama sekali tidak membuat saya puas atau bahagia.”
APAKAH ADA CARA YANG LEBIH BAIK?
Memang, perasaan kita dan pandangan orang lain bisa bermanfaat sewaktu kita membuat keputusan. Tapi, kedua hal itu tidak selalu bisa diandalkan. Kita tidak selalu bisa memastikan hasil dari keputusan kita. Jadi kadang, keputusan kita malah merugikan diri kita atau orang lain. (Amsal 14:12) Selain itu, kalaupun kita dan orang lain merasa bahwa suatu hal itu benar, pandangan tersebut bisa jadi salah dan bisa berubah di kemudian hari. Misalnya, beberapa hal yang dulu dianggap tabu sekarang sudah dianggap berterima, sementara beberapa hal yang dulunya dianggap normal sekarang dianggap tidak pantas.
Apakah pandangan orang lain selalu bisa diandalkan?
Apakah ada petunjuk yang lebih bisa diandalkan untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah? Apakah ada petunjuk yang bisa membantu kita membuat keputusan yang baik, yang tidak akan kita sesali di masa mendatang?
Ternyata, ada satu sumber yang berisi petunjuk yang selalu bisa diandalkan dan bisa bermanfaat bagi semua orang, di mana pun mereka berada. Itu akan dibahas di artikel berikutnya.
-
-
Membuat Keputusan: Alkitab—Sumber Petunjuk yang Bisa DiandalkanMenara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Umum)—2024
-
-
Membuat Keputusan: Alkitab—Sumber Petunjuk yang Bisa Diandalkan
Kalau kita hanya mengandalkan perasaan kita atau pandangan orang lain saat membuat keputusan yang penting, hasilnya belum tentu baik. Alkitab memberitahukan kenapa kedua hal itu tidak selalu bisa diandalkan. Selain itu, Alkitab juga memberikan petunjuk yang bisa dipercaya tentang apa yang benar dan yang salah. Kalau kita mengikutinya, kita akan benar-benar bahagia dan puas.
KITA BUTUH BIMBINGAN ALLAH
Di dalam Alkitab, Allah Yehuwaa menjelaskan bahwa manusia butuh bimbingan-Nya dan tidak bisa mengandalkan diri mereka sendiri. (Yeremia 10:23) Karena itu, melalui Alkitab, Allah memberikan petunjuk tentang apa yang benar dan yang salah. Dia menyayangi manusia, dan Dia tidak ingin kita membuat keputusan yang buruk, yang akan merugikan kita dan membuat kita menderita. (Ulangan 5:29; 1 Yohanes 4:8) Selain itu, sebagai Pencipta, Allah pasti sangat bijaksana dan bisa memberikan petunjuk yang terbaik. (Mazmur 100:3; 104:24) Meski begitu, Dia tidak pernah memaksa manusia untuk mengikuti petunjuk-Nya.
Sewaktu Yehuwa menciptakan pria dan wanita yang pertama, yaitu Adam dan Hawa, Dia menyediakan banyak hal baik yang bisa membuat mereka benar-benar bahagia. (Kejadian 1:28, 29; 2:8, 15) Allah juga memberi mereka beberapa petunjuk untuk mereka ikuti. Tapi, Dia tidak memaksa mereka untuk mengikutinya. Mereka diberi kebebasan memilih. (Kejadian 2:9, 16, 17) Sayangnya, Adam dan Hawa memilih untuk mengikuti standar mereka sendiri, bukannya standar Allah. (Kejadian 3:6) Apa hasilnya? Apakah manusia memang bisa bahagia kalau mereka menentukan sendiri apa yang benar dan yang salah? Tidak. Sejarah menunjukkan bahwa manusia tidak akan benar-benar damai dan bahagia kalau tidak mengikuti petunjuk Allah.—Pengkhotbah 8:9.
Alkitab memberikan berbagai petunjuk yang bisa membantu kita membuat keputusan yang baik, tidak soal apa latar belakang kita. (2 Timotius 3:16, 17; lihat kotak ”Buku untuk Semua Orang”.) Petunjuk apa saja yang Alkitab berikan?
Cari tahu apa yang membuktikan bahwa Alkitab memang berisi ”kata-kata Allah”.—1 Tesalonika 2:13. Coba tonton video Siapa Pengarang Alkitab? di jw.org.
PETUNJUK APA SAJA YANG ALLAH BERIKAN DALAM ALKITAB?
Di Alkitab, kita bisa membaca catatan tentang hubungan antara Allah dan manusia sejak awal manusia diciptakan. Dengan membaca Alkitab, kita bisa tahu apa yang Allah anggap benar dan salah, juga apa yang Dia anggap bermanfaat dan berbahaya untuk manusia. (Mazmur 19:7, 11) Meskipun zaman terus berubah, petunjuk dari Alkitab selalu bisa diandalkan. Kalau kita mengikutinya, kita pasti bisa membuat keputusan-keputusan yang bijaksana.
Salah satunya adalah petunjuk yang ada di Amsal 13:20: ”Orang yang berjalan dengan orang bijaksana akan menjadi bijaksana, tapi orang yang berurusan dengan orang bodoh akan celaka.” Meskipun ditulis di zaman dulu, kata-kata itu masih bermanfaat untuk kita sekarang. Di Alkitab, ada banyak petunjuk lain yang bermanfaat seperti itu.—Lihat kotak ”Petunjuk Alkitab Selalu Bermanfaat”.
Tapi Anda mungkin bertanya-tanya, ’Apakah petunjuk Alkitab memang bermanfaat untuk saya sekarang?’ Artikel berikutnya akan membahas manfaat yang sudah dirasakan beberapa orang karena mengikuti petunjuk Alkitab.
a Yehuwa adalah nama Allah.—Mazmur 83:18.
-
-
Membuat Keputusan: Petunjuk Alkitab Terbukti BermanfaatMenara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Umum)—2024
-
-
Membuat Keputusan: Petunjuk Alkitab Terbukti Bermanfaat
Jutaan orang sudah merasakan sendiri bahwa petunjuk Alkitab memang bermanfaat dan bisa dipercaya. Perhatikan beberapa contohnya dalam empat hal berikut.
1. Perkawinan
Ada banyak pandangan yang berbeda-beda tentang perkawinan dan tentang hal-hal yang bisa membuat perkawinan bahagia.
ALKITAB MENGATAKAN: ”Kalian masing-masing harus mengasihi istri kalian seperti diri sendiri, sedangkan istri harus benar-benar menghormati suaminya.”—Efesus 5:33.
ARTINYA: Perkawinan adalah pengaturan yang dibuat oleh Allah, jadi Dia tahu apa yang bisa membuat pasangan suami istri bahagia. (Markus 10:6-9) Mereka bisa bahagia kalau mereka lebih memikirkan kepentingan pasangan mereka di atas kepentingan mereka sendiri. Seorang suami harus menyayangi istrinya. Dia harus memperlakukan istrinya dengan baik hati dan mengurus kebutuhan istrinya. Seorang istri harus menghormati suaminya melalui kata-kata dan tindakannya.
MANFAAT PETUNJUK ALKITAB: Quang dan Thi, yang berasal dari Vietnam, sempat merasa bahwa perkawinan mereka tidak akan pernah bahagia. Quang sering memperlakukan Thi dengan buruk. Dia bercerita, ”Dulu, saya tidak peduli dengan perasaan istri saya, dan saya sering membuat dia sakit hati.” Sikap Quang sempat membuat Thi ingin bercerai. Thi mengatakan, ”Rasanya saya tidak bisa lagi percaya kepada suami saya atau menghormati dia.”
Belakangan, Quang dan Thi belajar Alkitab, dan mereka berupaya mengikuti nasihat di Efesus 5:33. Quang mengatakan, ”Setelah mempelajari ayat ini, saya sadar saya perlu memperlakukan istri saya dengan baik. Saya perlu membuat dia merasa disayangi dan perlu memenuhi kebutuhan materi, jasmani, dan emosinya. Waktu saya melakukan itu, Thi semakin menyayangi dan merespek saya.” Thi mengatakan, ”Setelah saya mengikuti nasihat di Efesus 5:33 dan berupaya untuk lebih merespek suami saya, dia menjadi suami yang lebih baik. Saya jadi merasa semakin disayangi. Saya juga merasa aman dan lebih tenang.”
Untuk mendapat lebih banyak tips tentang perkawinan, bacalah Sadarlah! No. 2 2018, yang berjudul ”12 Kunci Keluarga Bahagia” di jw.org.
2. Cara Memperlakukan Orang Lain
Banyak orang diperlakukan dengan buruk karena ras, kebangsaan, penampilan, agama, atau orientasi seksual mereka.
ALKITAB MENGATAKAN: ”Hormatilah segala macam orang.”—1 Petrus 2:17.
ARTINYA: Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa kita boleh membenci orang dari ras atau bangsa lain atau membenci orang-orang yang menyukai sesama jenis. Alkitab menasihati kita untuk menghormati semua orang, tidak soal apa ras, kebangsaan, atau status sosial mereka. (Kisah 10:34) Kita mungkin tidak setuju dengan pandangan atau tindakan orang lain, tapi kita tetap perlu memperlakukan mereka dengan baik hati dan penuh respek.—Matius 7:12.
MANFAAT PETUNJUK ALKITAB: Dulu, Daniel diajar bahwa orang dari Asia adalah ancaman bagi negaranya. Dia pun membenci semua orang Asia yang dia temui, dan dia sering menghina mereka di tempat umum. Daniel mengatakan, ”Saya merasa itu adalah bentuk dukungan untuk negara saya. Saya tidak pernah merasa cara berpikir atau tindakan saya itu salah.”
Belakangan, Daniel belajar Alkitab. Dia bercerita, ”Saya harus benar-benar mengubah cara berpikir saya. Bagi Allah, semua orang itu sama, tidak soal dari mana asal mereka. Saya juga harus mengikuti pandangan Allah.” Bagaimana pandangan Daniel sekarang? Dia mengatakan, ”Saya tidak lagi mempermasalahkan dari mana seseorang berasal. Sekarang, saya mengasihi semua orang, dan saya punya banyak sahabat dari berbagai negara.”
Untuk mendapat lebih banyak informasi, bacalah Sadarlah! No. 3 2020, yang berjudul ”Membuang Prasangka Buruk—Mungkinkah?” di jw.org.
3. Uang
Banyak orang berupaya menjadi kaya karena mereka ingin bahagia dan punya masa depan yang lebih baik.
ALKITAB MENGATAKAN: ”Hikmat adalah perlindungan, seperti uang adalah perlindungan, tapi pengetahuan ditambah hikmat bermanfaat untuk menjaga kehidupan pemiliknya.”—Pengkhotbah 7:12.
ARTINYA: Kita memang membutuhkan uang. Tapi, uang tidak bisa menjamin kebahagiaan atau masa depan kita. (Amsal 18:11; 23:4, 5) Kita baru bisa benar-benar bahagia dan memiliki masa depan yang cerah kalau kita mengikuti petunjuk yang Allah berikan di dalam Alkitab.—1 Timotius 6:17-19.
MANFAAT PETUNJUK ALKITAB: Cardo, seorang pria di Indonesia, dulu berfokus untuk mencari kekayaan. Dia bercerita, ”Saya bisa menikmati berbagai hal yang banyak orang dambakan. Saya bisa jalan-jalan, membeli barang mahal, dan punya beberapa mobil dan rumah.” Tapi, kekayaannya itu tidak bertahan lama. ”Saya ditipu orang, dan uang yang saya kumpulkan selama bertahun-tahun lenyap dalam sekejap mata,” kata Cardo. ”Dulu, saya sibuk mencari kekayaan, tapi pada akhirnya, saya merasa kecewa, hampa, dan tidak berharga.”
Belakangan, Cardo mulai mengikuti nasihat Alkitab tentang uang. Dia memutuskan untuk hidup lebih sederhana dan tidak lagi berfokus mencari kekayaan. Dia mengatakan, ”Sekarang, saya bisa bersahabat dengan Allah, dan itu adalah harta yang tidak akan pernah lenyap. Saya bisa tidur nyenyak setiap malam, dan saya benar-benar bahagia.”
Untuk mendapat informasi tentang pandangan Alkitab soal uang, bacalah artikel ”Apakah Pendidikan dan Uang Bisa Menjamin Masa Depan?” di Menara Pengawal No. 3 2021, di jw.org.
4. Seks
Orang-orang punya berbagai pendapat tentang tindakan seksual seperti apa yang berterima.
ALKITAB MENGATAKAN: ”Kalian [harus] menghindari perbuatan cabul. Kalian masing-masing harus tahu caranya mengendalikan tubuh supaya tetap suci dan terhormat.”—1 Tesalonika 4:3, 4.
ARTINYA: Menurut Alkitab, kita tidak boleh memuaskan keinginan seksual semau kita. Kita harus menghindari ”perbuatan cabul”, yang mencakup perzinaan, prostitusi, hubungan seks antara dua orang yang belum menikah, hubungan seks sesama jenis, dan hubungan seks dengan binatang. (1 Korintus 6:9, 10) Hubungan seks adalah karunia dari Allah, dan Dia ingin hal itu hanya dinikmati oleh satu pria dan satu wanita yang sudah terikat perkawinan yang sah.—Amsal 5:18, 19.
MANFAAT PETUNJUK ALKITAB: Kylie, seorang wanita di Australia, mengatakan, ”Waktu saya masih lajang, saya pikir kalau saya berhubungan seks, saya akan merasa aman dan disayang. Tapi, kenyataannya malah sebaliknya. Saya justru jadi sering khawatir dan merasa tidak berharga.”
Belakangan, Kylie belajar Alkitab dan mulai mengikuti petunjuk Alkitab tentang seks. Dia mengatakan, ”Saya bisa melihat bahwa standar Allah sebenarnya melindungi kita dari akibat-akibat buruk dan perasaan sakit hati. Sekarang, setelah mengikuti standar Yehuwa, saya jadi tenang dan merasa disayang. Dengan mengikuti petunjuk Alkitab, saya terlindung dari banyak hal yang menyakitkan!”
Untuk mendapat lebih banyak informasi, bacalah artikel ”Apa Kata Alkitab tentang Tinggal Bersama Sebelum Menikah?” di jw.org.
Pencipta kita bisa membantu kita untuk tahu apa yang benar dan yang salah. Memang, mengikuti petunjuk-Nya tidak selalu mudah, tapi upaya kita tidak akan sia-sia. Kalau kita mengikutinya, hidup kita akan bahagia sekarang dan selamanya.
-
-
Membuat Keputusan: Petunjuk Siapa yang Mau Anda Ikuti?Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Umum)—2024
-
-
Membuat Keputusan: Petunjuk Siapa yang Mau Anda Ikuti?
Standar yang kita ikuti untuk menentukan apa yang benar dan yang salah bisa sangat memengaruhi kehidupan kita. Allah Yehuwa tahu fakta itu. Karena itulah Dia ingin kita mengikuti standar-Nya.
Yehuwa ingin kita menikmati kehidupan yang damai dan bahagia.
”Aku, Yehuwa, adalah Allahmu, yang mengajarmu demi kebaikanmu, yang menuntunmu di jalan yang harus kamu tempuh. Aku sungguh ingin agar kamu menaati perintah-Ku, karena damaimu akan menjadi seperti sungai, dan perbuatanmu yang benar seperti ombak di lautan.”—Yesaya 48:17, 18.
Sebagai Pencipta kita, Allah tahu apa yang bisa membuat kita benar-benar bahagia. Dia ingin kita mengikuti petunjuk-Nya karena Dia tahu itu bermanfaat untuk kita. Kalau kita mengikuti petunjuk Allah setiap kali kita membuat keputusan, kita pasti akan selalu mendapat hasil yang baik. Semua keputusan kita akan membuat kita merasa damai dan bahagia.
Yehuwa tidak pernah meminta kita melakukan sesuatu di luar kesanggupan kita.
”Perintah-perintah [Yehuwa] tidaklah sulit ataupun terlalu jauh untuk diraih.”—Ulangan 30:11.
Agar hidup kita sesuai dengan standar Allah, kita mungkin perlu mengubah cara berpikir dan tingkah laku kita. Tapi, Yehuwa tidak pernah meminta kita melakukan sesuatu di luar kesanggupan kita. Sebagai Pencipta kita, Dia memahami kesanggupan kita. Dan kalau kita belajar lebih banyak tentang Yehuwa, kita akan merasakan sendiri bahwa ”perintah-perintah-Nya tidak membebani”.—1 Yohanes 5:3.
Yehuwa berjanji bahwa Dia akan membantu orang-orang yang mengikuti petunjuk-Nya.
”Aku, Yehuwa Allahmu, memegang erat tangan kananmu dan berkata kepadamu, ’Jangan takut. Aku akan menolongmu.’”—Yesaya 41:13.
Kita pasti bisa mengikuti standar Allah karena Dia akan membantu kita. Salah satu cara Allah membantu kita adalah melalui Firman-Nya, Alkitab, yang bisa menghibur kita dan memberi kita harapan.
Jutaan orang di seluruh dunia sudah mengikuti petunjuk Alkitab dan merasakan manfaatnya. Kehidupan mereka menjadi jauh lebih baik. Anda juga bisa mendapatkan manfaat dari petunjuk Alkitab. Untuk mencari tahu lebih banyak tentang hal itu, pelajarilah brosur berdasarkan Alkitab yang berjudul Hidup Bahagia Selamanya! Brosur ini bisa didapatkan secara gratis di situs web jw.org. Ada tiga topik yang dibahas di dalamnya:
Apa Manfaat Alkitab untuk Anda?
Janji Alkitab Bisa Memberi Kita Harapan
Apakah Alkitab Bisa Dipercaya?
Sewaktu Anda mempelajari Alkitab, Anda akan merasakan bahwa petunjuk Alkitab tidak ketinggalan zaman. Nasihatnya masih bermanfaat sekarang dan sampai ”selama-lamanya”. (Mazmur 111:8) Kalau kita mengikuti petunjuk Alkitab, kita akan benar-benar bahagia. Meski begitu, Allah tidak akan memaksa kita untuk melakukan itu. (Ulangan 30:19, 20; Yosua 24:15) Itu adalah pilihan yang harus kita putuskan masing-masing.
-
-
Di Mana Anda Bisa Mendapat Petunjuk yang Bisa Diandalkan?Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Umum)—2024
-
-
Di Mana Anda Bisa Mendapat Petunjuk yang Bisa Diandalkan?
Dunia ini berubah-ubah dengan sangat cepat. Apa yang sekarang dianggap berterima bisa jadi akan dianggap salah di masa mendatang. Jadi, bagaimana Anda bisa membuat keputusan yang terbaik dan tidak akan pernah Anda sesali?
Alkitab bisa membantu Anda membuat keputusan seperti itu. Kenapa? Karena Alkitab berasal dari Pencipta kita, dan Dia tahu apa yang bisa membuat kita benar-benar merasa damai dan bahagia.
”Dia telah memberitahumu apa yang baik.”—Mikha 6:8.
Petunjuk dari Alkitab selalu bisa dipercaya. Itu akan selalu bermanfaat, baik sekarang maupun ”selama-lamanya”.—Mazmur 111:8.
-