PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Hidup Bahagia—Apakah Memang Mungkin?
    Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
    • Pasal 1

      Hidup Bahagia—Apakah Memang Mungkin?

      Apa yang perlu untuk hidup bahagia? (1-10)

      ”ALANGKAH nikmatnya hidup ini!” Demikianlah perasaan seseorang bila hatinya senang. Tetapi jika kita menghadapi kenyataan, kita tahu bahwa kehidupan tidak selalu demikian. Ada saja problem. Mungkin begitu banyak dan begitu berat sehingga kelihatannya kebahagiaan sejati hanyalah impian belaka. Apakah memang demikian seharusnya?

      2 Anda pun tahu, hidup bahagia itu tergantung pada sekian banyak unsur. Agar hidup ini nikmat perlu cukup makanan, dan pakaian yang pantas. Perlu tempat tinggal untuk berlindung dan beristirahat. Namun, semua ini baru kebutuhan dasar. Selain itu penting juga pergaulan yang menyenangkan dan kesehatan yang baik.

      3 Tetapi, sekalipun hal-hal ini sudah ada, orang masih juga mendambakan kebahagiaan sejati. Bisa timbul rasa kurang puas karena jenis pekerjaan yang kita lakukan, atau kondisi kerja. Juga, di banyak keluarga timbul perselisihan antara suami dan istri atau antara orangtua dan anak-anak. Tak dapat pula diabaikan bahwa kita semua bisa saja sakit dan mengalami kematian tanpa diduga-duga. Menurut anda apakah problem-problem ini maupun yang lain lagi memang mungkin ditanggulangi sehingga kita benar-benar dapat merasakan kepuasan sejati? Ada alasan untuk mengatakan Ya. Tetapi siapa pun yang ingin menikmati kehidupan yang bahagia, pertama-tama ia membutuhkan sesuatu, yang tidak selalu dimiliki oleh setiap orang—apa yang menjadi tujuan hidupnya.

      4 Hidup anda harus punya arti jika anda ingin benar-benar bahagia. Profesor S. M. Jourard menulis dalam bukunya The Transparent Self:

      ”Seseorang hidup selama ia mengalami bahwa hidupnya masih punya arti dan nilai dan selama masih ada sesuatu yang menjadi tujuan dalam hidupnya . . . Begitu ia mulai merasa bahwa makna, nilai dan harapan telah lenyap dari pengalamannya, ia sudah tidak hidup lagi; ia mulai mati.”

      Hal ini diakui sekarang bahkan di bidang industri. Sebuah laporan dari Kanada mengenai kebiasaan karyawan membolos kerja memberi tanggapan:

      ”Banyak orang mencari arti dalam kehidupan mereka dan tidak mau lagi diperlakukan ibarat gigi-gigi roda tanpa identitas tersendiri dan yang bisa diganti begitu saja di dalam mekanisme raksasa masyarakat.”—Atlas World Press Review.

      5 Tidak terlalu mengherankan mengapa banyak orang kaya yang tidak benar-benar merasakan kepuasan. Memang, mereka makan, tidur, punya keluarga dan ikut mencicipi sebagian dari kesenangan dan kenikmatan hidup. Tetapi mereka mungkin dapat merasa bahwa kebanyakan binatang pun tidak kekurangan hal-hal itu. Maka itu saja tidak cukup untuk memberi arti bagi kehidupan.

      6 Umur panjang pun tidak memecahkan persoalannya. Banyak orang yang lanjut usia mengalami bahwa umur panjang justru membosankan, apabila seseorang merasa kurang berhasil atau merasa tidak dibutuhkan lagi. Anda memperhatikan kenyataan ini, bukan?

      7 Bukan hanya orang-orang yang lanjut usia yang merasa tidak mempunyai tujuan hidup yang berarti. Suatu penelitian yang diselenggarakan oleh Universitas Daito Bunka di Jepang menyingkapkan bahwa, dari 1.500 pelajar sekolah menengah atas, 50 persen dari anak gadis dan 34 persen dari para pemuda pernah mempertimbangkan untuk bunuh diri. Mengapa? Yang pertama dari sekian alasan yang diberikan adalah ”kehidupan yang hampa”. Dan bagaimana di Eropa, di Amerika dan di Afrika? Apakah jauh berbeda? Melihat angka bunuh diri yang meningkat tajam di seluruh dunia, kelihatan bahwa memang makin banyak orang tidak bahagia dan bahkan putus asa.

      8 Kita sendiri mungkin belum putus asa seperti itu. Sedikit kebahagiaan mungkin masih bisa kita rasakan walaupun tidak luput dari problem. Namun, mau tak mau pertanyaan ini tak dapat kita elakkan, Apakah hidup ini memang punya arti yang sungguh? Bagaimana caranya agar aku bisa bahagia bukan untuk sebentar saja?

      9 Berabad-abad yang silam seorang raja meneliti banyak hal yang diburu orang dalam hidup ini—memelihara keluarga, menghimpun kekayaan, meningkatkan pendidikan, menikmati makanan yang menyehatkan dan mendirikan bangunan-bangunan yang megah. Semua itu mungkin kedengaran menyenangkan. Namun sang raja menemukan bukti bahwa hal-hal itu dapat juga menimbulkan kekesalan. Ia bertanya:

      ”Apakah faedahnya yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya? Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati, bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram. Inipun sia-sia.”a

      10 Kesia-siaan ini ditegaskan belakangan ketika ia menguraikan apa yang menanti seseorang setelah menjalani kehidupan untuk sekian tahun lamanya—mata mulai kabur, tangan dan kaki tak berdaya, gigi rusak atau rontok, tidur selalu terganggu dan akhirnya mati.b

      Pertanyaan apa yang kita hadapi mengenai kehidupan, dan bagaimana kepercayaan akan Allah tersangkut? (11-13)

      11 Jadi, sekalipun kita merasa bahwa kebahagiaan dapat ditemukan dalam hidup ini, ada juga pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan kita semua. Khususnya di masa sekarang. Mengapa? Ya, redaktur Vermont Royster mengomentari bahwa setelah 50 tahun lebih sedikit manusia telah sangat mengembangkan bidang pengetahuannya serta kemampuan tekniknya, tetapi kemudian ia menambahkan:

      ”Hal ini sangat aneh. Dalam merenungi diri manusia sendiri, jalan buntu yang dihadapinya, tempatnya di alam semesta, kita belum terlalu jauh dari jaman primitif. Kita masih bertanya-tanya siapa kita sebenarnya dan mengapa kita ada serta ke mana tujuan kita.”—Science Digest.

      12 Memang, bisa saja orang mencoba mengelak terhadap pertanyaan sedemikian dan ’hidup bersenang-senang’. Tidak kurang banyaknya yang bisa disebut mengenai soal mencari kesenangan dalam hidup ini walaupun ada problem. Tetapi mata kita tidak terbuka kepada kenyataan jika kita hidup berpura-pura.c Hidup kita baru akan punya arti dan dasar untuk bahagia jika kita bisa mulai mengerti ”siapa kita sebenarnya dan mengapa kita ada serta ke mana tujuan kita”. Bisakah hal ini kita wujudkan?

      13 Para pemikir yang serius telah sering berkesimpulan bahwa jawaban-jawabannya bergantung pada pertanyaan azasi, ’Apakah Allah ada?’ Jika Allah ada, sudah tentu Ia akan mengetahui dari mana kita berasal, mengapa kita ada di sini dan ke mana tujuan kita. Ia tentu akan tahu juga apa sebabnya ada kejahatan, apakah akan ada akhirnya, dan jika ada, bagaimana caranya berakhir. Dan tentu Ia juga akan tahu apa yang dapat kita lakukan agar hidup kita lebih bahagia dan lebih berarti. Kalau begitu, ’Apakah Allah ada?’

  • Masuk Akalkah untuk Mempercayai Adanya Allah?
    Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
    • Pasal 2

      Masuk Akalkah untuk Mempercayai Adanya Allah?

      Mengapa kita patut memikirkan ’Apakah Allah ada?’ (1-3)

      DI ANTARA sekian banyak pertanyaan yang harus anda hadapi selama hidup, salah satu yang terpenting adalah, ’Apakah Allah ada?’ Kesimpulan yang anda ambil dapat mempengaruhi sikap atau pandangan anda terhadap keluarga anda, terhadap masalah pekerjaan, keuangan, akhlak, ya bahkan terhadap kehidupan itu sendiri.

      2 Apabila ditanya, ’Apakah Allah ada?’ banyak orang akan membeo saja, mengulangi pendapat orang lain yang mereka baca atau dengar. Namun, anda secara pribadi patut memikirkan pertanyaan ini. Dalam bukunya yang berjudul Man, God and Magic (Manusia, Allah dan Hal-Hal yang gaib), Dr. Ivar Lissner mengemukakan adanya ”perbedaan pokok antara manusia dan hewan”, yaitu bahwa ”manusia tidak puas sekedar untuk tidur, makan dan menghangatkan tubuhnya”. Manusia memiliki ”hasrat bawaan yang menarik perhatian” yang dapat dinamakan ”kerohanian”. Dr. Lissner menambahkan bahwa ’pangkal semua peradaban manusia dari jaman ke jaman adalah usaha untuk mencari Allah’. Karena itu, jika anda mau memikirkan pertanyaan, ’Apakah Allah ada?’ berarti anda tidak mengabaikan salah satu ciri kemanusiaan—yakni kerohanian anda.

      3 Sebuah kamus memberi batasan [definisi] dari ”Allah” sebagai ’yang membuat dan mengendalikan jagat raya, Pribadi Tertinggi’. Maka, bagaimana cara memastikan apakah benar ada pribadi sedemikian? Berdasarkan akal sehat, jika ’ada yang membuat jagat raya ini’, sudah tentu harus ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa jagat raya ini mempunyai permulaan, serta adanya pola pembuatan dan keteraturan. Anda perlu menyelidiki apakah ada bukti-bukti demikian. Kami ajak anda meninjau apa yang telah diungkapkan oleh para ahli biologi mengenai kehidupan; dan apa yang telah berhasil diketahui mengenai jagat raya kita ini oleh para sarjana ilmu fisika dan ilmu perbintangan melalui teropong bintang serta peluncuran-peluncuran pesawat antariksa.

      KEHIDUPAN ANDA—TERBENTUK SECARA KEBETULAN?

      Kehidupan di bumi menegaskan kebenaran apa? (4-9)

      4 Apa salahnya memulai dari diri anda? Dari mana asal-usul kehidupan anda? Memang, melalui orangtua anda. Tetapi bagaimana asal mula kehidupan di bumi ini?

      5 Sarjana-sarjana ilmu kimia mencoba menciptakan ’benda hidup’ di laboratorium, untuk dapat menerangkan asal mula kehidupan. Untuk itu mereka melakukan percobaan dengan campuran gas-gas tertentu yang dilalui oleh percikan-percikan listrik. Hasilnya adalah semacam asam-asam amino (jenis molekul-molekul yang bisa diumpamakan seperti ’bata-bata bangunan’ pembentuk benda-benda hidup). Tetapi asam-asam amino ini tetap berupa benda mati. Lagi pula, terbentuknya bukan secara kebetulan, tetapi diciptakan oleh para ilmiawan yang terlatih dengan segala persyaratan yang harus dipenuhi di dalam laboratorium modern.

      6 Ada lebih dari 200 macam asam amino alamiah, tetapi hanya 20 di antaranya yang tergolong istimewa yang terdapat dalam protein-protein dari benda-benda hidup. Nah, jika melalui proses kilatan-kilatan listrik paling-paling dapat dihasilkan beberapa jenis asam amino saja, siapa sebenarnya yang memilih dengan begitu tepat justru ke-20 jenis yang berada dalam zat-zat hidup? Dan bagaimana asam-asam amino ini disusun sesuai dengan urutan yang diperlukan dalam protein? Menurut perhitungan Dr. J. F. Coppedge, sarjana analis penelitian, ’kemungkinan untuk bisa menghasilkan satu saja molekul protein melalui penyusunan asam-asam amino secara kebetulan hanya 1 berbanding 10287’. (Angka satu dengan 287 nol di belakangnya.) Ia menambahkan bahwa bukan hanya satu, tetapi ’sedikitnya 239 molekul protein dibutuhkan untuk menghasilkan benda hidup yang paling kecil, menurut teori’. Bagaimana menurut anda, apakah kenyataan di atas menunjukkan bahwa kehidupan timbul secara kebetulan, atau merupakan hasil perencanaan ilmiah yang tinggi?

      7 Pertimbangkan pula percobaan laboratorium lainnya. Percobaan ini pernah disiarkan melalui suratkabar seolah-olah orang telah berhasil ”menciptakan kehidupan”. Dengan memakai peralatan yang serba rumit, para ilmiawan berhasil mengambil sebuah virus yang dihasilkan oleh organisme yang hidup, kemudian memisah-misahkannya dalam berbagai komponen [bagian pembentuk]. Sesudah itu mereka mempersatukan semua komponennya sehingga kembali berbentuk virus. Namun, ahli biologi René Dubos menjelaskan dalam Encyclopœdia Britannica betapa suatu kekeliruan untuk mengatakan bahwa eksperimen ini berhasil ”menciptakan kehidupan”. Hingga kini, mereka maupun para ilmiawan lain belum berhasil membuat kehidupan baru dari benda mati. Percobaan di atas tidak membuktikan bahwa kehidupan terjadi secara kebetulan, malahan menunjukkan bahwa ”segala susunan biologis” yang mutlak perlu untuk kehidupan ”harus diteruskan oleh bentuk kehidupan yang sudah ada”.

      8 Sekalipun para ilmiawan berhasil membuat protein hidup dari benda mati, paling-paling hal itu membuktikan bahwa hasil ini hanya bisa dicapai karena adanya kehidupan yang cerdas untuk menyelenggarakannya. Jelas bahwa semula belum ada manusia untuk memulai kehidupan di bumi. Tetapi nyatanya kehidupan itu berhasil diciptakan, termasuk kehidupan manusia sendiri. Siapa sebenarnya di belakang semua itu? Para penulis Alkitab jaman dulu menarik kesimpulan yang patut kita kaji kembali. Seorang di antaranya berkata, ”Nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup.” Yang lain menambahkan, ”[Allah] yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang.”a

      9 Agar anda lebih yakin akan hal ini, kiranya anda perlu lebih teliti memperhatikan tubuh anda sendiri.

      SEL-SEL TUBUH ANDA—OTAK ANDA—PRIBADI ANDA

      Apa yang dapat kita pelajari tentang sel-sel tubuh kita untuk membantu memikirkan apakah Allah ada? (10-14)

      10 Kehidupan berdenyut di tubuh anda, yang seluruhnya terdiri dari lebih kurang 100.000.000.000.000 sel-sel yang kecil sekali. Sel merupakan komponen dasar dari semua benda hidup di bumi. Semakin mendalam penelitian mengenai sel itu, semakin terlihatlah betapa rumit pembuatannya.

      11 Setiap sel tubuh anda bagaikan kota bertembok tinggi, yang begitu kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Sel itu terdiri dari bagian-bagian yang mirip dengan pembangkit tenaga listrik. Ada juga ”pabrik-pabrik” dalam sel yang membuat protein dan hormon, yang selanjutnya dikirim ke bagian-bagian lain dari tubuh. Ada jaringan saluran-saluran untuk mengangkut bahan-bahan kimia keluar masuk sel. Ada ”pasukan pengawal” yang mengawasi apa yang masuk ke dalam sel, dan menggempur benda asing yang mau menyusup. Pusat semua kegiatan ini disebut nukleus atau inti, seperti ”balai kota” dari sel. Dari sana seluruh kegiatan sel diatur, dan di dalamnya terdapat cetak biru (blueprint) genetik (yang mengatur ciri-ciri keturunan). Beberapa bagian sel begitu kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan jelas, sekalipun dengan mikroskop elektron berkekuatan 200.000. (Jika semut diperbesar sedemikian, panjangnya akan terlihat lebih dari 0,8 km.) Bagaimana cara menerangkan tata-organisasi yang begitu rumit dan menakjubkan dalam setiap sel dari 100.000.000.000.000 sel-sel kecil dari tubuh anda?

      12 Mula-mula anda tidak lebih dari satu sel tunggal yang telah dibuahi di rahim ibu. Sel itu membelah menjadi dua, menjadi empat, dan demikian seterusnya. Kemudian, sebagian sel-sel itu menjadi jaringan otot. Sel-sel lain menjadi mata, tulang-tulang dan jantung. Bagaimana mungkin sel-sel itu membentuk berbagai anggota tubuh anda pada waktu dan tempat yang cocok? Misalnya, mengapa sel-sel membentuk telinga di tempatnya sekarang, dan bukan di dengkul atau di lengan anda?

      13 Periksalah lebih teliti. Dalam tiap sel ada puluhan ribu gen-gen dan DNA yang sangat penting, yang menyuruh sel bagaimana ia harus berfungsi dan berbiak. Kabarnya, DNA di dalam tiap sel mengandung begitu banyak instruksi, cukup untuk dimuat dalam 1.000 jilid ensiklopedia. Instruksi ini mengatur warna rambut, kecepatan pertumbuhan tubuh, lebarnya senyuman dan banyak lagi perincian mengenai diri anda, yang tak terhitung banyaknya. Semua itu ’direkam’ di dalam DNA dari sel tunggal yang berada di rahim ibu anda.

      14 Mengingat beberapa hal ini saja, kita bertanya: Karena mustahil orangtua sengaja mempersiapkan cetak-biru genetik yang menakjubkan ini ataupun sel tersebut, siapakah yang melakukannya? Masuk akalkah untuk tidak mengakui adanya Perancang yang cerdas?

      Bagaimana otak manusia memberi bukti tentang adanya rancangan? (15-17)

      15 Dari semua alat tubuh, barangkali yang paling mengagumkan namun yang tak akan pernah anda lihat seumur hidup—adalah otak anda. Otak terdiri dari sekitar 10.000.000.000 sel saraf. Itu sudah lebih dari dua kali jumlah manusia di bumi ini. Tetapi setiap selnya bisa mempunyai ribuan hubungan dengan sel-sel saraf lainnya. Jumlah hubungan antar sel tidak dapat dibayangkan!

      16 Di dalam otak anda tersimpan ratusan juta fakta dan gambar, tetapi otak bukan sekedar gudang fakta. Dengan otak, anda tahu cara membuat simpul tali, bicara bahasa asing, memanggang roti atau bersiul. Anda dapat membayangkan—bagaimana suasana liburan mendatang atau rasanya buah tertentu. Anda dapat menyelidik dan mencipta. Anda juga dapat merencana, menghargai, mencintai dan pikiran anda dapat dihubungkan ke masa lampau, masa kini maupun masa depan. Pribadi yang merancang konstruksi otak jelas memiliki hikmat yang jauh melampaui hikmat manusia manapun. Bahkan para ilmiawan mengakui:

      ”Sungguh mesin yang bekerja dengan pola yang menakjubkan, begitu teratur namun rumit luar biasa. Cara bekerja otak ini masih samar-samar diketahui. . . . mungkin manusia tidak akan pernah menjawab semua pertanyaan yang diajukan mengenai otak.”—Scientific American.

      17 Sambil merenungkan apakah ada Pencipta sebagai Pribadi Yang Mahatinggi, jangan lupa memperhatikan bagian-bagian lain dari tubuh anda. Mata anda—yang jauh lebih besar daya suai dan ketepatannya dari pada kamera manapun. Telinga—yang sanggup membedakan berbagai macam bunyi, sambil membantu anda mengetahui arah dan memberikan keseimbangan. Jantung—pompa yang kemampuannya belum dapat ditiru bahkan oleh kalangan teknisi yang paling ahli. Lidah, sistem pencernaan dan tangan, dan masih banyak lagi. Seorang ahli mesin yang dibayar untuk merancang dan mengkonstruksi sebuah komputer raksasa pernah berkata:

      ”Jika komputer saya ini memerlukan seorang perancang, apalagi tubuh saya, mesin fisio-kimia-biologis yang serba rumit ini. Padahal tubuh saya ini pun masih merupakan bagian yang kecil sekali dari kosmos [alam semesta] yang praktis tidak terhingga ini!”

      ”PANGKAL PENYEBAB” DARI ALAM SEMESTA

      Apa yang menuntun pikiran banyak orang untuk berkesimpulan bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah? (18-24)

      18 Sekitar 3.000 tahun yang lalu, seorang pria bernama Elihu dari Timur Tengah berkata, ”Arahkan pandanganmu ke langit dan lihatlah.”b

      19 Anda pernah melakukan hal itu di malam hari, ketika langit gelap tidak berawan? Tiap orang patut melakukannya. Dengan mata saja, kita hanya dapat melihat sekitar 5.000 bintang. Tetapi gugusan bintang Bima Sakti kita terdiri dari 100.000.000.000 bintang lebih. Dan berapa banyak gugusan bintang seluruhnya? Para ahli astronomi [ilmu perbintangan] berkata bahwa ada ribuan juta, bukan bintang, tapi gugusan bintang, setiap gugusan itu sendiri terdiri dari bermilyar-milyar bintang! Betapa kecil manusia dibandingkan semua ini! Dari mana asal mulanya semua itu?

      20 Menurut penelitian para ilmiawan nampaknya gugusan-gugusan bintang itu makin menyebar menjauhi titik pusat tertentu. Menurut teori dari banyak ahli astronomi, ribuan juta tahun yang lalu terjadi ledakan dahsyat, suatu ”big bang”, sehingga energi dan benda-benda materi menyebar luas, dan membentuk jagat raya yang ada sekarang. Teori mereka tidak menjelaskan penyebab terjadinya ledakan itu. Tetapi kesimpulannya menarik, yaitu adanya pangkal permulaan, saat lahirnya jagat raya ini.

      ”Bukti yang makin bertambah membenarkan bahwa jagat raya mempunyai permulaan, akibat dari ledakan dahsyat. Maka dewasa ini seakan-akan kita merasakan gemetarnya dunia ilmiah terhadap fakta tersebut. Mau tidak mau timbul pertanyaan mengenai keadaannya sebelum itu. Kepercayaan paling pokok dari para ilmiawan digoncangkan setelah dihadapkan dengan kenyataan bahwa mereka tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menentukan.”—The Wall Street Journal.

      21 Ya, jika orang tidak percaya adanya Allah, ia tidak akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Apa atau siapa yang menempatkan benda materi di jagat raya ini? Apakah jagat raya ini terjadi dari sesuatu yang tidak ada? Oleh karena benda materi dianggap sebagai kumpulan energi, dari mana datangnya energi itu?

      22 Dr. Robert Jastrow, direktur Institut Goddard untuk Penyelidikan Antariksa dari NASA, mengomentari, ”Melihat bukti-bukti seperti itu, gagasan tentang adanya suatu Allah yang telah menciptakan jagat raya ini cukup dapat diterima secara ilmiah seperti gagasan-gagasan lainnya.”

      23 Orang-orang yang paham dalam tiap generasi manusia telah menyimpulkan bahwa pasti ada Pangkal Penyebab yang cerdas, pencipta yang merupakan Pribadi Yang Mahatinggi. Alkitab mengungkapkan perasaan mereka dengan kata-kata berikut, ”Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tanganNya.”c

      24 Entah anda sendiri sudah yakin Allah ada atau tidak, kiranya apa yang telah kita pelajari mengenai kehidupan, mengenai diri kita dan jagat raya seharusnya dapat menjelaskan mengapa banyak orang yang menggunakan pikiran, benar-benar yakin bahwa Allah ada. Ini membawa kita kepada pokok lain: Jika sang Pencipta memang ada, bukankah masuk akal bahwa Ia akan berkomunikasi dengan makhluk-makhlukNya, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan kita: Untuk apa kita hidup? Mengapa begitu banyak kejahatan? Bagaimana masa depan? Bagaimana kita bisa menemukan kebahagiaan?

      [Catatan Kaki]

      a Ayub 33:4; Kisah 17:25.

      b Ayub 35:5.

      c Mazmur 19:2.

      [Kotak di hlm. 13]

      ”Dewasa ini sedikitnya 80% dari para ahli biologi mungkin mengakui bahwa biologi dan kehidupan diatur oleh suatu kuasa yang lebih tinggi.

      ”Keteraturan dan kerapian luar biasa dalam berbagai bentuk kehidupan, dan dalam proses-proses dasar di tingkat sel dan molekul sangat mempengaruhi keyakinan bahwa kuasa yang lebih tinggi memang ada.”—Majalah Ikatan Dokter Amerika.

      [Kotak di hlm. 19]

      DARI MANA DATANGNYA TATA TERTIB?

      Dr. Paul Davies, dosen matematika praktis di King’s College, London, menulis di majalah New Scientist:

      ”Ke manapun kita melayangkan pandangan di Alam Semesta, mulai dari galaksi-galaksi yang paling jauh sampai ke inti yang paling dalam dari atom, kita menemukan tata tertib. . . . Walaupun konsepsi dan tata tertib cenderung untuk menghilang secara alamiah, di mana sebenarnya asal mula dari semua konsepsi yang membuat bumi ini suatu tempat yang demikian istimewa?”

      Sir Bernard Lovell dari Observatorium terkenal Jodrell Bank di Inggris menulis bahwa perasaannya sama seperti Albert Einstein:

      ”Merasa terpukau dan terpesona melihat betapa harmonisnya hukum-hukum alam, yang mengungkapkan suatu kecerdasan yang demikian unggul. Dibandingkan kecerdasan tersebut, semua pola berpikir dan langkah tindakan sistematis dari makhluk manusia sama sekali tidak ada artinya.”—Centre of Immensities.

      [Gambar di hlm. 13]

      SEL-SEL TUBUH ANDA

      MITOKHONDRIUM menghasilkan bahan kimia untuk membangkitkan tenaga

      INTI mengorganisir semua kegiatan di dalam sel

      JARINGAN SALURAN mengangkut bahan kimia keluar masuk sel

      RIBOSOM memproduksi protein-protein dan hormon-hormon untuk dikirimkan ke bagian-bagian lain dari tubuh

      MEMBRAN dan PROTEIN mengawasi apa yang dibawa masuk ke dalam sel dan menggempur benda asing yang mau menyusup

      [Gambar di hlm. 15]

      OTAK DARI ANAK GADIS INI

      memungkinkan dia untuk—

      Menjaga keseimbangan sepeda

      Mendengar suara mobil yang mendekat

      Mencium harumnya bunga-bunga

      Merasakan hembusan angin

      Mengawasi anjingnya

      Mengingat jalan untuk pulang ke rumah

      [Gambar di hlm. 17]

      SIAPA PERANCANG TUBUH MANUSIA?

      OTAK: Lebih dari pada sekedar sebuah komputer, dengan kapasitas yang diperkirakan sampai semilyar kali lipat kapasitas yang dimanfaatkan dalam jangka hidup manusia sekarang.

      MATA: Kamera-film berwarna yang serba otomatis, mengatur sendiri ketajaman gambar dan tanpa ada bagian gambar yang kabur.

      JANTUNG: Sebuah pompa yang jauh lebih efisien dari pada mesin penemuan manusia manapun juga. Memompa 5.700 liter lebih setiap hari.

      HATI (LEVER): Laboratorium kimia dengan lebih dari 500 kegunaan. Memproduksi lebih dari 1.000 enzim.

      TULANG: Kerangka badan yang beratnya hanya 9 kg, tetapi sekuat beton bertulang.

      SUSUNAN SARAF: Jaringan komunikasi yang menerima dan/atau bereaksi atas 100.000.000 macam rasa per detik.

      [Gambar di hlm. 20]

      Bagaimana cara terjadinya alam semesta dengan bermilyar gugusan bintangnya?

  • Di Manakah Bimbingan Dapat Diperoleh?
    Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
    • Pasal 3

      Di Manakah Bimbingan Dapat Diperoleh?

      Mengapa masuk akal bahwa Allah telah menyediakan buku pembimbing? (1-5)

      APA yang merintangi anda dalam meraih kebahagiaan? Problem yang dihadapi? Mungkin problem pribadi—menyangkut kesehatan, keuangan, seks, keluarga. Mungkin juga ancaman kejahatan, kurang terpenuhinya kebutuhan sehari-hari, frustrasi dalam pekerjaan duniawi, sikap prasangka orang-orang, ancaman perang. Ya, kebanyakan orang menghadapi problem yang mempengaruhi kebahagiaan.

      2 Mereka yang paling berpendidikan dan berpengalaman telah berusaha, namun problem tetap ada, malah memburuk. Apa yang ditulis lama berselang telah terbukti, ’Manusia tidak berkuasa menentukan jalannya, orang yang berjalan tidak berkuasa menetapkan langkahnya.’a Jelas, bukan? Kita membutuhkan bimbingan dari sumber yang lebih bijaksana dari pada manusia demi kebahagiaan yang bertahan lama. Tetapi di mana bimbingan sedemikian dapat diperoleh?

      3 Banyak orang percaya bahwa alam semesta dapat disebut ’buku ciptaan’ yang memberi kesaksian mengenai sang Pencipta. Seorang raja Ibrani di jaman purba setuju, dan menulis, ”Langit menceritakan kemuliaan Allah.” Ia juga menyatakan bahwa Pencipta telah menyediakan keterangan dalam sebuah buku aksara yang dapat ‘membuat orang yang tak berpengalaman menjadi bijaksana’ dan bersukacita.b

      4 Manusia memiliki kesanggupan berkomunikasi—bahkan mengirim berita ke bumi dari luar angkasa. Tidakkah masuk akal bahwa Pencipta manusia juga dapat berbuat hal yang sama? Lagi pula, mengingat begitu banyak hal-hal berkenaan bumi ini yang membuktikan minatNya kepada umat manusia, dapat dimengerti bahwa Ia tentu ingin membantu manusia. Tindakan sedemikian dari Pencipta sesuai dengan apa yang kita saksikan di dalam keluarga yang penuh kasih: orangtua meneruskan pengetahuan dan bimbingan kepada anak-anak. Tetapi bagaimana Pencipta manusia melakukan hal ini demi kepentingan kita?

      5 Surat-menyurat telah lama menjadi cara yang sangat bagus untuk menyampaikan keterangan dengan saksama dan dengan sifat yang sangat permanen. Uraian tertulis lebih kecil kemungkinannya berisi kesalahan dari pada berita yang disebarluaskan hanya secara lisan. Juga, buku dapat diperbanyak dan diterjemahkan sehingga orang-orang yang berbahasa apapun dapat membaca beritanya. Tidakkah masuk akal bahwa Pencipta kita telah menggunakan cara tersebut untuk menyediakan keterangan?

      Apa alasannya untuk mempertimbangkan Alkitab? (6-9)

      6 Lebih dari pada tulisan agama lain manapun Alkitab telah dipandang sebagai komunikasi dari Pencipta kita, dan karena itu peredarannya luar biasa. Ini terjadi bukan secara kebetulan. Jika Pencipta umat manusia memang perlu menyediakan buku yang berisi beritaNya bagi seluruh manusia, patut diharap bahwa buku tersebut dapat diperoleh di mana-mana. Alkitab memang demikian. Ia dapat dibaca dalam bahasa-bahasa dari 97 persen penduduk dunia. Belum ada buku agama yang dihasilkan dan disebarluaskan begitu banyak, ratusan juta eksemplar.

      7 Alkitab sesungguhnya buku agama bagi seluruh umat manusia. Sebabnya? Buku ini mulai ditulis sekitar awal peradaban. Satu-satunya kitab suci yang menyelusuri sampai ke awal sejarah dari seluruh umat manusia. Juga, di dalamnya diberitahukan maksud-tujuan Allah untuk memberi kesempatan bagi orang-orang dari ”semua bangsa di bumi” untuk menikmati berkat-berkat yang kekal.—Kejadian 22:18.

      8 Encyclopædia Britannica menyebut Alkitab sebagai ”koleksi buku-buku paling berpengaruh dalam sejarah manusia”. Pengaruh dan akibatnya atas sejarah paling luas dari setiap tulisan suci. Maka, tidak berlebihan untuk menyimpulkan bahwa tidak seorang pun dapat dianggap telah menjalani pendidikan yang lengkap sebelum membaca Alkitab.

      9 Namun ada orang yang menghindari Alkitab. Apa sebabnya? Sering kali karena tingkah laku orang-orang dan bangsa-bangsa yang disangka mengikuti Alkitab. Di beberapa negeri Alkitab dikatakan sebagai penyebab perang, buku kolonialisme, atau ’buku orang kulit putih’. Tetapi pandangan-pandangan ini keliru. Alkitab ditulis di Timur Tengah. Ia tidak menyetujui perang kolonial serta usaha mencari keuntungan yang tamak sebagaimana telah dilakukan atas nama Kekristenan. Sebaliknya, bila anda membaca Alkitab akan terlihat bahwa ia justru sangat mengutuk peperangan yang tamak, imoralitas dan usaha mencari keuntungan dengan mengorbankan orang lain. Yang salah bukan Alkitab, tetapi orang-orang tamak. (Yakobus 4:1-3; 5:1-6) Maka jangan sampai anda kehilangan manfaat dari kekayaannya hanya karena tingkah laku yang buruk dari orang-orang tamak yang kehidupannya bertentangan dengan nasihat Alkitab.

      KENYATAAN APA YANG ANDA TEMUKAN?

      Keterangan yang bagaimana terdapat dalam Alkitab? (10-13)

      10 Banyak orang terkejut ketika pertama kali membaca Alkitab. Kenyataannya buku ini bukan terutama berisi upacara atau kredo agama. Juga bukan koleksi kata-kata yang kabur atau filsafat yang kurang berarti bagi orang kebanyakan. Isinya justru menyangkut manusia apa adanya, yang mengalami kekuatiran dan problem seperti kita. Juga, karena di dalamnya diungkapkan perbuatan Allah terhadap umat manusia di masa lalu, kita mendapat pengertian mengenai kehendakNya bagi kita dewasa ini. Kami menganjurkan anda untuk membaca Kejadian, buku permulaan dari Alkitab. Dari uraian yang menarik di dalamnya anda dapat mengetahui banyak tentang maksud Allah bagi seluruh umat manusia. Ada pelajaran tentang hal-hal yang dapat merusak kebahagiaan. Juga, sifat-sifat dan tindakan-tindakan yang mendatangkan sukses dan yang menyenangkan Allah.

      11 Sebagian dari ke-66 buku dalam Alkitab memuat sejarah dan kegiatan agama Israel kuno. (Keluaran, Yosua dan Satu Samuel adalah beberapa contoh yang pasti akan anda nikmati.) Sejarah ini ditulis agar kita dapat menarik manfaat dari padanya. (1 Korintus 10:11) Karena itu, walaupun Allah tidak lagi membimbing satu bangsa khusus, dan juga tidak mengharapkan setiap orang melakukan hukum-hukum yang Ia berikan hanya kepada Israel dulu, banyak yang dapat kita pelajari dari buku-buku Alkitab ini. Dan, sebagaimana akan kita pahami nanti, apa yang Allah lakukan bagi orang Israel (termasuk korban-korban binatang yang mereka persembahkan kepadaNya) mempunyai arti bagi kehidupan kita.

      12 Untuk mendapatkan gambaran yang lengkap mengenai Alkitab, sebaiknya anda juga membaca paling tidak salah satu dari uraian-uraian tentang kehidupan Yesus. Injil yang ringkas dari Markus adalah contoh yang baik. Setelah itu, nikmatilah catatan yang menggairahkan mengenai pendirian Kekristenan yang dimuat dalam Kisah Para Rasul. Kemudian ambillah salah satu contoh dari nasihat Alkitab yang praktis bagi orang-orang Kristen, yang terdapat dalam Surat Yakobus. Apabila anda mencicipi cita rasa yang utama dari semua bagian yang beraneka ragam dari Alkitab, anda akan lebih mudah mengerti mengapa Alkitab begitu dijunjung tinggi sepanjang abad.

      13 Jika ternyata ada beberapa hal yang kurang jelas dari apa yang anda baca dalam Alkitab, bersabarlah. Di dalamnya memang terdapat banyak perkara yang dalam, sebagaimana tentunya kita harapkan dari suatu buku yang disediakan oleh Pencipta sebagai buku pelajaran bagi umat manusia sepanjang abad. (2 Petrus 3:15, 16) Pada waktunya anda akan menemukan jawaban atas banyak pertanyaan, sebab uraian-uraian dalam Alkitab saling berkaitan. Pertanyaan-pertanyaan yang timbul mengenai bagian tertentu akan dijawab oleh ayat-ayat lain. Makin banyak anda membacanya akan terasa bagi anda bahwa Alkitab itu makin berfaedah dan memuaskan. Juga, akan segera anda ketahui bahwa apa yang Alkitab katakan sangat berbeda dengan ajaran-ajaran dan kebiasaan-kebiasaan dari banyak gereja. Dengan demikian anda akan tergugah untuk ingin membaca seluruh Alkitab, dan, mungkin justru ingin membacanya kembali berulang-ulang.

      ALKITAB—DARI MANA ASALNYA?

      Bukti apa menunjukkan benar-tidaknya Alkitab berasal dari manusia belaka? (14-19)

      14 Mungkin anda mengenal orang-orang yang menghargai Alkitab sebagai karya sastra atau sebagai sumber hikmat yang kuno, tetapi mereka menganggap Alkitab hanya sebagai karya manusia, bukan Firman Allah. Bagaimana sebenarnya?

      15 Sewaktu membaca Alkitab, anda akan mengetahui bahwa berbagai macam orang memang menulis isi Alkitab. Musa adalah yang pertama, yang mulai menulis pada tahun 1513 S.M. Yang terakhir Yohanes, rasul Yesus, yang menulis menjelang akhir abad pertama M. Semuanya, ada 40 pria yang menulis beraneka ragam buku-buku Alkitab. Orang macam apakah mereka? Orang-orang sederhana, yang rela mengungkapkan kelemahan sendiri maupun kelemahan bangsa mereka. Kejujuran mereka sangat menonjol, sebab mereka juga mengatakan bahwa mereka menulis apa yang Allah katakan untuk mereka tulis. Contohnya dapat anda perhatikan di 2 Samuel 23:1, 2; Yeremia 1:1, 2 dan Yehezkiel 13:1, 2. Tidakkah hal ini menggugah kita untuk sungguh-sungguh memikirkan jaminan yang Alkitab berikan bahwa ”semua yang tertulis dalam Alkitab, diilhami oleh Allah dan berguna”?—2 Timotius 3:16, BIS; 2 Petrus 1:20, 21.

      16 Apa yang dicatat oleh para penulis Alkitab, banyak berbeda dengan catatan-catatan kuno umumnya. Setiap siswa yang mempelajari sejarah kuno mengetahui, catatan-catatan dari Mesir, Persia, Babel dan bangsa-bangsa kuno lainnya memasukkan dongeng dan membesar-besarkan para penguasa serta hasil yang mereka capai. Sebaliknya, Alkitab ditandai oleh kejujuran dan kesaksamaan. Di dalamnya terdapat nama-nama yang spesifik serta perincian yang kebenarannya dapat diteguhkan, termasuk penanggalannya. Misalnya, di Daniel pasal lima terdapat keterangan tentang penguasa Babel bernama Belsyazar. Cukup lama para kritikus menyatakan Belsyazar tidak pernah ada, bahwa ia hanyalah sesuatu yang dikhayalkan oleh Daniel. Namun, pada tahun-tahun belakangan ini catatan-catatan pada lempeng tanah liat telah digali dan diterjemahkan yang terbukti sesuai dengan perincian dalam uraian Daniel. Atas dasar ini, Profesor R. P. Dougherty (Yale University) menulis bahwa Alkitab lebih saksama dari pada tulisan-tulisan lain dan ada bukti bahwa buku Daniel ditulis pada waktu yang disebutkan oleh Alkitab.—Nabonidus and Belshazzar.

      17 Apabila anda bepergian ke Yerusalem anda dapat berjalan menyusuri sebuah terowongan air kuno yang dipahat di dalam batu karang yang padat. Terowongan yang panjang ini baru ditemukan dan dibersihkan selama abad yang lalu. Mengapa penemuan ini menarik? Karena hal ini meneguhkan apa yang dicatat dalam Alkitab lebih dari 2.000 tahun yang lalu mengenai Raja Hizkia yang mengalirkan air ke dalam kota Yerusalem.—2 Raja 20:20; 2 Tawarikh 32:30.

      18 Yang di atas barulah dua dari begitu banyak contoh yang membuktikan bahwa Alkitab patut dipercaya dari segi sejarah dan ilmu bumi. Tetapi yang menjadi faktor bukan kesaksamaannya saja, sebab ada juga buku sejarah modern yang saksama. Alkitab memuat hal-hal yang tidak mungkin dijelaskan jika ia sekedar buku yang berasal dari manusia belaka. Hal ini meyakinkan banyak penyelidik yang saksama bahwa Alkitab berasal dari Pribadi Yang Mahatinggi.

      19 Walaupun Alkitab tidak ditulis sebagai buku pelajaran ilmiah apabila ia menyinggung soal-soal ilmiah, ternyata selalu saksama dan mencerminkan pengetahuan yang belum ada pada manusia sewaktu hal-hal tersebut ditulis. Misalnya, Dr. Arno Penzias (pemenang Hadiah Nobel 1978) mengatakan tentang asal-usul alam semesta:

      ”Kesimpulan saya adalah bahwa data terbaik yang memang ada, tidak lain dari apa yang saya perkirakan, yaitu kelima buku Musa, Mazmur, Alkitab keseluruhannya, andai kata tidak ada lagi suatu sumber yang memadai.”

      Lebih jauh, kitab Kejadian mencantumkan bagaimana bentuk-bentuk kehidupan muncul secara bertahap menurut urutan yang justru kini umum diterima oleh para ilmiawan. (Kejadian 1:1-27) Dan walaupun bangsa-bangsa lain mengajarkan dongeng, misalnya bahwa bumi didukung oleh gajah atau raksasa, Alkitab dengan tepat menunjukkan bahwa bumi tergantung pada kehampaan dan bahwa bumi berbentuk bulat. (Ayub 26:7; Yesaya 40:22) Bagaimana para penulis Alkitab mengetahui hal-hal yang baru belakangan ”ditemukan” oleh para ilmiawan? Pastilah keterangan itu berasal dari sumber yang lebih besar dari pada mereka sendiri.

      Makna penting apa terdapat dalam komentar Alkitab mengenai kejadian-kejadian di masa depan? (20-22)

      20 Ada suatu hal yang bahkan lebih berarti lagi yang menerangi asal-usul Alkitab, yaitu nubuat. Manusia dapat menebak kejadian-kejadian yang akan datang, tetapi mereka tidak selalu dapat meramalkan masa depan dengan cermat. (Yakobus 4:13, 14) Namun Alkitab berbuat hal itu. Lama sebelum Babel menjadi imperium sedunia dan membuat Yerusalem sunyi senyap, Allah menggerakkan nabi Yesaya untuk memberitahu sebelumnya bahwa Babel akan dikalahkan. Kira-kira dua abad di muka, Allah menyebut Kores sebagai penakluk Babel dan mengungkapkan bagaimana kota itu akan ditawan. Yesaya juga mencatat perincian yang tepat mengenai kejadian terakhir yang menyebabkan Babel sunyi senyap, padahal bencana tersebut masih akan terjadi lebih dari 1.000 tahun kemudian. (Yesaya 13:17-22; 44:24–45:3) Semuanya itu tergenap. Demikian pula nubuat Alkitab tentang Tirus dan Niniwe. (Yehezkiel 26:1-5; Zefanya 2:13-15) Reruntuhan kota-kota tersebut di Timur Tengah dapat dikunjungi untuk melihat sendiri buktinya.

      21 Jauh sebelumnya, buku Daniel dalam Alkitab secara jelas meramalkan perkembangan-perkembangan internasional lainnya. Babel akan ditaklukkan oleh Medo-Persia, yang selanjutnya akan dikalahkan oleh Yunani. Setelah pemimpin Yunani yang terkemuka (Iskandar Agung) meninggal, empat dari para bawahannya akan mengambil alih pengendalian kekuasaan atas imperium tersebut. (Daniel 8:3-8, 20-22) Ini suatu sejarah jangka panjang yang ditulis jauh di muka, dan ternyata memang terjadi sebagaimana diberitahu sebelumnya. Dari mana Daniel tahu? Satu-satunya jawaban yang memuaskan dinyatakan di dalam Alkitab sendiri, ”Semua yang tertulis dalam Alkitab, diilhami oleh Allah.” Hal ini mempengaruhi kita, sebab sebagaimana akan ditinjau dalam salah satu pasal berikutnya, di dalam Alkitab terdapat nubuat-nubuat mengenai hal-hal yang telah terjadi di jaman kita. Lebih jauh, Alkitab melukiskan dengan cara yang mengesankan hal-hal yang masih akan terjadi di masa depan.c

      22 Selain menyorot masa depan, Alkitab juga membantu kita untuk berhasil menghadapi kejadian masa sekarang. Alkitab menjelaskan mengapa begitu banyak penderitaan, dan kita dibantu untuk memahami maksud-tujuan hidup ini. Di dalamnya diberikan bimbingan dari Pencipta bagi kita masing-masing untuk mengatasi problem serta menemukan kebahagiaan terbesar dalam hidup ini, sekarang maupun di masa depan. Pasal-pasal terakhir akan meninjau beberapa problem kehidupan, maupun nasihat Alkitab yang tidak mengabaikan kenyataan. Tetapi, sebaiknya kita usahakan dulu mengenal Pribadi yang telah menyediakan nasihat ini.

      [Catatan Kaki]

      a Yeremia 10:23.

      b Mazmur 19:2, 8, 9.

      c Jika anda ingin mempelajari lebih banyak tentang Alkitab sebagai buku yang bersumber Ilahi, dapatkanlah buku berjudul ”Apakah Alkitab Benar-Benar Firman Allah?” yang diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society.

      [Gambar di hlm. 22]

      Satelit bikinan manusia dapat mengirim berita ke bumi. Apakah Pencipta tidak sanggup berbuat lebih dari itu?

      [Gambar di hlm. 23]

      Bukankah masuk akal bahwa Allah tentu menyediakan sebuah buku bagi manusia?

      [Gambar di hlm. 27]

      TEROWONGAN HIZKIA

      Anda dapat menyusuri terowongan air kuno ini di Yerusalem. Ini meneguhkan kesaksamaan Alkitab.

  • Belajar tentang Apa yang Tak Dapat Dilihat
    Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
    • Pasal 4

      Belajar tentang Apa yang Tak Dapat Dilihat

      Bagaimana mungkin kita dapat mempelajari tentang Allah yang tidak dapat dilihat? (1-3)

      BANYAK hal yang sangat menakjubkan, namun tidak dapat kita lihat. Misalnya, keajaiban pertumbuhan bayi dalam rahim adalah suatu ”mujizat” yang cukup lama tidak dapat dilihat. Maka, potret-potret yang mula-mula dibuat mengenai proses itu benar-benar menimbulkan rasa kagum.

      2 Ada hal-hal penting lainnya yang tidak mungkin kita lihat, misalnya kekuatan magnit dan gaya berat. Namun hal-hal itu bukan khayalan. Banyak yang dapat kita pelajari tentang kenyataan-kenyataan ini apabila kita mengamati akibat yang dihasilkannya. Demikian juga dengan Allah. Tetapi, jika kita memang sungguh-sungguh ingin mengetahui tentang Pencipta kita—suatu hal yang patut—kita perlu berusaha mengetahuinya.—Bandingkan Yohanes 3:12.

      3 Pada dasarnya, ada dua cara untuk belajar tentang Allah, yang tak dapat kita lihat. Paulus, seorang rasul dari Yesus Kristus, menyebutkan salah satu cara. Ia menulis, ”Sebab apa yang tidak nampak dari padaNya, yaitu kekuatanNya yang kekal dan keilahianNya, dapat nampak kepada pikiran dari karyaNya sejak dunia diciptakan.” (Roma 1:20) Ya, karya ciptaan memberi kesaksian mengenai adanya Pribadi Yang Mahatinggi. Selain itu, karya ciptaan menunjukkan sifat-sifatNya, bagaimana keadaanNya. Cara kedua jauh lebih penting, sebab keterangan tentang Allah diberikan dengan lebih tepat. Cara ini adalah penyingkapan tertulis yang terdapat dalam Alkitab.

      BAGAIMANA KEADAANNYA?

      Apa yang menjamin kekuatan yang maha dahsyat dari Allah serta kemampuanNya untuk menggunakannya? (4-8)

      4 Sebagaimana dicatat dalam Alkitab, Yesus berkata bahwa ”Allah itu Roh”. (Yohanes 4:24) Ini berarti bahwa Pencipta tidak mempunyai tubuh jasmani yang kelihatan seperti yang kita miliki. Ini tentu tidak sulit diterima oleh orang-orang yang memahami kenyataan yang tidak kelihatan seperti gaya berat, kekuatan magnit dan gelombang radio. Namun, perbedaan utama pada diri Allah adalah bahwa Ia merupakan Pribadi yang hidup dan mempunyai sifat-sifat yang dapat kita pahami. Apa antara lain sifat-sifatNya ini?

      5 Pernahkah anda mengamati ombak-ombak raksasa yang menghempas ke pantai berkarang? Atau pernahkah anda memperhatikan kekuatan yang maha dahsyat dari gunung berapi? Semua itu barulah petunjuk kecil-kecilan mengenai kekuatan yang pasti dimiliki oleh Pencipta, sebab Ia menjadikan bumi serta kekuatan-kekuatan yang ada di bumi.

      6 Dengan persamaan Einstein yang termasyhur E=mc2, para ilmiawan menjelaskan bahwa semua zat tidak lain dari pada energi yang terkunci rapat dalam atom-atom yang menjadi unit dasar. Manusia telah membuktikan kenyataan ini melalui ledakan bom-bom atom. Namun, tahukah anda bahwa ledakan-ledakan maha hebat sedemikian hanya melepaskan kurang dari pada satu persen energi yang tersimpan dalam atom-atom tersebut? Bayangkanlah kekuatan maha dahsyat dari Pencipta yang mengikat semua atom-atom di alam semesta. Ribuan tahun sebelum Einstein lahir, Alkitab mengakui bahwa sumber energi yang maha hebat tidak lain dari Pribadi Yang Mahatinggi. (Yesaya 40:29) Cukup beralasan bahwa Alkitab berulang kali menyebutNya ”Allah Yang Mahakuasa”.—Kejadian 17:1; Wahyu 11:17.

      7 Telah sering Allah menggunakan kekuatanNya dengan cara-cara yang langsung mempengaruhi manusia. Salah satu contoh adalah peristiwa Keluaran, sewaktu Allah membebaskan Musa beserta orang Israel keluar dari Mesir. Mungkin anda ingin membaca dengan bersuara catatan ringkas di Keluaran 13:21–14:31. Bayangkan diri anda di antara orang-orang yang dilindungi oleh tiang awan yang dahsyat pada siang hari dan tiang api yang bernyala di malam hari. Bagaimana perasaan anda ketika tentara yang mengejar dan Laut Merah kelihatannya menjebak anda? Namun, bayangkan anda menyaksikan Allah menggunakan kekuatanNya untuk membentuk air menjadi tembok yang menjulang di sebelah kiri dan kanan sehingga anda dapat meluputkan diri. Alangkah hebatnya Allah ini!—Keluaran 15:1, 2, 11; Daniel 4:35.

      8 Kitab Keluaran juga memperlihatkan kesanggupan Allah melakukan sesuatu dari jauh. Untuk ini, Ia menggunakan tenaga aktifNya yang tak kelihatan, rohNya atau roh suci. Walaupun tenaga aktif ini bukan suatu pribadi, ia dapat, seperti hembusan udara yang sangat kuat, menjalankan kuasa. Allah menggunakan rohNya dalam menciptakan alam semesta yang kelihatan. (Mazmur 33:6; Kejadian 1:2) Tetapi Ia juga dapat menggunakannya untuk menguatkan dan membantu pribadi-pribadi lain.—Hakim 14:5, 6; Mazmur 143:10.

      Apa yang hendaknya kita ketahui tentang Allah sehubungan dengan pengetahuan? Sehubungan dengan hikmat? (9-11)

      9 Perancang dan pembuat mesin tentu mengetahui struktur maupun kegunaan mesin itu. Karena itu, bukankah apa yang kita saksikan di bumi maupun di langit memberi jaminan bahwa Allah memiliki pengetahuan yang sangat banyak? Para ahli kimia menggunakan seluruh umur hidup mereka untuk mencoba memahami susunan zat-zat alamiah. Pastilah sangat hebat pengetahuan yang dimiliki oleh Pribadi yang menciptakan zat-zat ini! Juga, para ilmiawan mempelajari sel dan bentuk-bentuk kehidupan yang kecil. Pastilah Pencipta mengetahui bidang-bidang ini dengan saksama agar Ia dapat menghasilkan kehidupan untuk pertama kali!

      10 Pengetahuan Allah meliputi seluruh alam semesta. Ia dapat memanggil nama dari semua bintang ciptaanNya yang bermilyar-milyar jumlahnya. (Yesaya 40:26) Setelah sebagian dari pengetahuan Allah yang luar biasa dituturkan, seorang pria bernama Ayub mengakui dengan rendah hati, ”Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencanaMu yang gagal.” (Ayub 42:2) Apakah tidak cukup alasan bagi kita untuk merasakan hal yang sama?

      11 Allah juga merupakan perwujudan dari hikmat, sebab Ia berhasil menerapkan pengetahuanNya. Umpamanya, Ia merancang tumbuh-tumbuhan sehingga dapat menggabungkan air dan karbon dioksida dari udara untuk membentuk gula dan tepung, sebagai makanan bagi manusia dan binatang. Tumbuh-tumbuhan juga dapat membuat lemak yang rumit, protein dan vitamin yang kita gunakan agar tubuh kita tetap sehat. Semua makanan kita bergantung pada siklus yang menakjubkan yang melibatkan matahari, hujan, kilat dan bakteri dalam tanah. (Yeremia 10:12; Yesaya 40:12-15) Apabila seseorang memahami perbuatan Allah, ia mulai menyadari dalam hatinya mengapa seorang penulis Alkitab menyerukan, ”O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah!” (Roma 11:33) Bukankah perasaan sedemikian yang anda inginkan terhadap suatu Allah yang akan menerima ibadat anda?

      SUATU KEPRIBADIAN YANG MENARIK

      Bagaimana anda memperoleh manfaat dengan memperhatikan kepribadian Allah? (12-14)

      12 Tidak sulit dimengerti bahwa Pencipta adalah penyedia yang penuh perhatian dan murah tangan. Kita telah menyebut beberapa hal mengenai caraNya mengadakan makanan. Tetapi seorang penulis mazmur Alkitab berkata:

      ”Engkau yang melepas mata-mata air ke dalam lembah-lembah, mengalir di antara gunung-gunung, memberi minum segala binatang di padang, . . . Engkau yang menumbuhkan rumput bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan untuk diusahakan manusia, yang mengeluarkan makanan dari dalam tanah dan anggur yang menyukakan hati manusia, yang membuat muka berseri karena minyak, dan makanan yang menyegarkan hati manusia.”—Mazmur 104:10-15.

      Allah mempersiapkan bumi begitu rupa sehingga terdapat lebih dari cukup makanan bagi seluruh umat manusia. Kekurangan makanan yang gawat dan menyedihkan yang menyebabkan begitu banyak penderitaan biasanya timbul karena ketamakan atau salah urus oleh manusia.

      13 Pencipta kita bukan saja menyediakan kebutuhan hidup dengan limpah. Ia juga membuat makanan itu terasa nikmat. Bisa saja Allah menyediakan makanan yang bergizi, namun tanpa cita rasa. Tetapi, justru diadakan variasi yang tak habis-habisnya dari cita rasa makanan yang sehat dan nikmat. Juga, jangan dilupakan bahwa Allah membuat kita sanggup menikmati keindahan warna, misalnya warna bunga dan buah-buah. Dan Ia memberikan kita kesanggupan untuk menikmati bunyi yang indah dari musik. Mengingat semua ini, bagaimana perasaan anda terhadap Allah?

      14 Setelah merenungkan hal ini, banyak orang berkesimpulan bahwa Allah sangat bersifat kasih. Mereka yakin akan hal ini. Alkitab setuju, sebab rasul Yohanes menulis, ”Allah adalah kasih.” (1 Yohanes 4:8) Kepribadian Pencipta penuh dengan kasih; kasih adalah sifatNya yang paling menonjol. Jika ada yang menanyakan anda bagaimana Allah itu, tentu inilah jawaban anda pertama-tama. Dengan penuh kasih Ia menyatakan perasaan sayang yang hangat terhadap manusia. Allah bukan suatu gagasan abstrak atau suatu dewa yang sangat jauh. Ia justru suatu pribadi yang hangat, dan dengan Dia kita dapat mengadakan hubungan yang penuh kasih. Yesus berkata bahwa para pengikutnya dapat berdoa kepada Allah sebagai Bapa mereka, sebagai seseorang yang akrab dengan mereka dan berminat kepada mereka.—Matius 6:9.

      Seberapa nyata minat Allah yang penuh kasih terhadap anda? Bagaimana anda menanggapinya? (Mazmur 30:5, 6) (15-17)

      15 Jika anda benar-benar mencintai seseorang, tentu anda ingin supaya hal-hal yang baik dialami oleh orang itu. Demikian pula perasaan Allah terhadap manusia. Karena kasih, Ia memperingatkan kita terhadap hal-hal yang dapat merugikan. Peringatan-peringatan ini menjadi suatu perlindungan. Juga, ini membantu kita memahami patokan dan cara Allah bertindak atau menanggapi. Misalnya, Alkitab mengatakan bahwa Ia membenci dusta. (Amsal 6:16-19; 8:13; Zakharia 8:17) Ini menjamin bahwa Allah sendiri tak dapat berdusta; kita dapat mempercayai apapun yang Ia katakan. (Titus 1:2; Ibrani 6:18) Jadi jika ada pernyataan Alkitab yang mungkin terasa seolah-olah membatasi, pernyataan demikian patut kita pandang sebagai cermin dari kepribadian Allah yang penuh kasih, adil, serta minatNya kepada kita.

      16 Lebih jauh Alkitab membantu kita memandang Allah sebagai pribadi yang dapat berhubungan dengan kita, yang mempunyai perasaan-perasaan selain kasih. Misalnya, Ia ’Ia sakit hati’ bila manusia memberontak melawan jalanNya yang benar. (Mazmur 78:8-12, 32, 41) Ia ’bersukacita’ bila manusia menjunjung apa yang benar. (Amsal 27:11; Lukas 15:10) Jika kita keliru, Ia turut merasakan, berbelas kasihan dan mengerti. Akan terasa menggugah hati bila anda membacanya di Mazmur 103:8-14. Dan Pencipta tidak berat sebelah. Ia menyediakan matahari dan hujan bagi semua orang, dan menerima penyembahan dari orang-orang tanpa membedakan ras atau kebangsaan.—Kisah 14:16, 17; 10:34, 35.

      17 Semua kita mendambakan kebahagiaan. Maka cukup pantas bagi kita untuk berusaha mengenal Yang Mahatinggi. Alkitab melukiskannya sebagai ”Allah yang . . . maha bahagia” dan Alkitab memperlihatkan bahwa Ia ingin supaya kita bahagia. (1 Timotius 1:11; Ulangan 12:7) Ia selalu memberi imbalan kepada orang-orang yang percaya kepadaNya. (Ibrani 11:6; 13:5) Dan Allah telah memungkinkan manusia untuk sehat dan bahagia selama-lamanya, sebagaimana akan kita bahas dalam pasal-pasal yang menyusul kemudian.

      ”SATU-SATUNYA” ALLAH

      Apa yang dapat kita ketahui tentang nama Allah dan umurNya? (18, 19)

      18 Suatu hal penting lainnya yang diungkapkan oleh Alkitab mengenai Pencipta adalah bahwa Ia memiliki nama pribadi. Dalam bahasa Ibrani nama ini ditulis dengan empat huruf mati, sebagai berikut: יהוה. Kebanyakan bahasa modern dengan seragam menyalin nama yang khas ini. Dalam bahasa Inggris nama ini adalah Jehovah, dan dalam bahasa Indonesia Yehuwa. Mazmur 83:19 memberitahu kita bahwa orang-orang hendaknya ’mengetahui, bahwa Engkau sendiri juga dengan namaMu Hua [Yehuwa] Allah yang Mahatinggi atas seluruh bumi ini’. (Klinkert; bandingkan Yohanes 17:6.) Perhatikan bahwa Ia sendirilah Yang Mahatinggi. Hanya ada satu Pribadi Yang Mahatinggi. Orang Israel purbakala sering mengungkapkan hal ini, ”Sesungguhnya Hua, Allah kita, Hua itu esa adanya. Hendaklah kamu mengasihi akan Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segala kuatmu.”—Ulangan 6:4, 5, Klinkert; bandingkan Yohanes 17:3.

      19 Yehuwa, Allah kita, tidak dibatasi oleh waktu, sebagaimana dapat disimpulkan oleh akal sehat. Para ilmiawan mengatakan bahwa alam semesta telah berusia ribuan juta tahun. Maka tentulah Pencipta alam semesta telah ada sebelumnya. Ini sesuai dengan pernyataan Alkitab yang menyebutNya ”Raja yang kekal”, tanpa permulaan tanpa akhir. (1 Timotius 1:17, Bode; Wahyu 4:11; 10:6) Beberapa ribu tahun yang telah dijalani oleh umat manusia di bumi hanyalah masa yang singkat dibandingkan dengan keadaan Yehuwa yang tidak dibatasi oleh waktu.—Mazmur 90:2, 4.

      PRIBADI-PRIBADI LAIN YANG TAK DAPAT DILIHAT

      Mengapa Allah tidak sendirian di surga? (20, 21)

      20 Alkitab mengungkapkan adanya pribadi-pribadi yang diciptakan sebagai roh. Setelah Yang Mahakuasa lama hidup sendirian, Ia memutuskan untuk menciptakan pribadi-pribadi roh lain. Mula-mula, Ia menghasilkan ”yang sulung, [yang] lebih utama dari segala yang diciptakan” dan ”permulaan dari ciptaan Allah”. (Kolose 1:15; Wahyu 3:14) Yang sulung ini berada bersama Allah Yang Mahakuasa pada awal penciptaan. Belakangan Yehuwa menggunakan dia juga sebagai juru bicara, atau Firman, dalam berkomunikasi dengan pribadi-pribadi lain. (Yohanes 1:1-3; Kolose 1:16, 17) Akhirnya, Putra sulung ini diutus ke bumi untuk menjadi manusia. Ia dikenal sebagai Yesus Kristus.—Galatia 4:4; Lukas 1:30-35.

      21 Allah bekerja melalui Putra yang pertama diciptakan ini, dalam menjadikan makhluk-makhluk roh lain, yang dikenal sebagai malaikat-malaikat. Pribadi-pribadi ini melayani Allah sebagai utusan dan melakukan tugas di alam semesta, termasuk pekerjaan-pekerjaan demi kepentingan manusia.—2 Petrus 2:11; Ibrani 2:6, 7; Mazmur 34:8; 103:20.

      Bagaimana hubungan antara Bapa dan Putra? (22, 23)

      22 Berdasarkan akal sehat maupun Alkitab, dapat dimengerti bahwa Putra sulung ini, yang diciptakan dan diutus ke bumi oleh Allah tentu tidak sama dengan Bapanya. Ada orang yang mengaku diri percaya kepada Alkitab, tetapi mengajarkan bahwa Yesus dan Bapanya adalah bagian-bagian yang sama derajat yang membentuk suatu allah. Ini bukan gagasan baru, sebab banyak agama kuno menyembah kelompok dewa-dewa. Tetapi bertentangan dengan itu, Alkitab jelas mengatakan bahwa Yesus, sebagai pribadi tersendiri, menerima kuasa dari Bapanya yang mahakuasa. Dalam Alkitab ditegaskan bahwa Yang Mahakuasa mengetahui hal-hal yang Yesus tidak ketahui, dan bahwa sewaktu di bumi maupun sesudahnya Yesus Kristus tidak pernah sederajat dengan Bapanya.—Yohanes 5:30; 8:28; 14:10, 28; Markus 13:32.

      23 Selama ribuan tahun di surga, Putra ini memiliki hubungan akrab dengan Allah Yang Mahakuasa, sehingga ia dapat belajar dari Allah dan meniru jalan-jalanNya. Maka sewaktu seorang murid bertanya, ”tunjukkanlah Bapa itu kepada kami”, Yesus menjawab, ”Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.” (Yohanes 14:8, 9; 1:18) Dengan mempelajari uraian Alkitab tentang kehidupan Yesus di bumi, kita dapat belajar banyak tentang Bapa, seperti misalnya tentang alasan di balik perbuatan Allah dan keadaan yang bagaimana Ia harapkan untuk kita capai. Yesus pernah berkata, ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.” (Yohanes 14:6) Sangat penting untuk mengenal Yesus, sebab dengan demikian kita pun mengenal Bapa. Salah satu bantuan yang bagus adalah membaca Injil Yohanes. Jika anda membacanya, janganlah hanya memusatkan perhatian pada fakta atau perincian, tetapi usahakan menyerap semangat dari sifat Kristus. Dialah manusia paling penting yang dapat dipelajari.

      KITA MEMBUTUHKAN ALLAH

      Mengapa sepatutnya Allah penting dalam kehidupan anda? (24, 25)

      24 Dengan belajar tentang Yang Mahakuasa melalui pengamatan atas ciptaan dan dengan membaca Alkitab, jelas bahwa manusia dicipta bukan untuk hidup terpisah dari Dia. Kita dicipta untuk memiliki hubungan dengan Allah, sebab dari Dia kita memperoleh kehidupan dan Dia yang menyediakan kebutuhan hidup kita setiap hari. Mencoba melepaskan diri dari padaNya dan dari firmanNya, Alkitab, sama saja seperti seseorang yang berusaha melintasi padang belantara yang asing baginya tanpa peta yang baik. Suatu waktu ia bisa tersesat sama sekali dan meninggal karena kehabisan perbekalan. Halnya sama jika manusia mengesampingkan Allah dari kehidupannya. Alkitab dan sejarah memberi jaminan bahwa untuk menikmati kehidupan terbaik, yang perlu bukan hanya makanan, pakaian dan perteduhan. Agar benar-benar bahagia, kita membutuhkan bimbingan dan bantuan dari Pribadi yang menjadikan kita.—Matius 4:4; Yohanes 4:34.

      25 Banyak orang lain yang hanya tahu sedikit tentang Pencipta. Apabila anda ketemu orang-orang sedemikian dan ada kesempatan, bukankah patut kalau anda meneruskan beberapa hal bagus yang telah kita bahas? Sungguh hal yang baik apabila orang-orang cenderung memberikan kepada orang lain lagi kebenaran-kebenaran penting yang mereka ketahui tentang Yehuwa, Bapa surgawi kita yang penuh kasih.—Mazmur 40:6.

      [Gambar di hlm. 33]

      Kuasa Allah memisahkan Laut Merah

      [Gambar di hlm. 36]

      Apa yang ditunjukkan oleh matahari, hujan dan tanah yang subur mengenai Allah?

      Bukankah Dia Penyedia yang murah tangan dan penuh kasih?

  • Problem Kehidupan Dapat Ditanggulangi
    Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
    • Pasal 5

      Problem Kehidupan Dapat Ditanggulangi

      Apa alasannya untuk optimis menghadapi problem kehidupan? Bagaimana Allah tersangkut? (1-7)

      ”HIDUP ini penuh dengan problem,” kata orang. Mungkin anda setuju.

      2 Masalah uang membuat banyak orang pusing—rekening, inflasi, pekerjaan yang tidak terjamin, atau usaha mendapatkan perumahan yang layak. Problem keluarga dan problem perkawinan yang serius sangat umum. Masalah seks, alkohol atau narkotika sering dihadapi oleh banyak remaja. Bagi yang lanjut usia, memburuknya kesehatan menimbulkan kesulitan. Kesemuanya ini mengakibatkan ketegangan atau tekanan emosi yang merugikan.

      3 Seberapa baikkah anda menanggulangi problem kehidupan? Laporan berita mengenai meluasnya perasaan murung dan bunuh diri jelas menunjukkan bahwa banyak orang kewalahan. Tetapi ada jutaan orang yang tidak goyah menghadapi kesukaran. Apa sebab?

      4 Mereka yang disebut belakangan ini mengandalkan nasihat dalam Alkitab, nasihat dari Pencipta umat manusia. Ahli ilmu jiwa, penasihat perkawinan, pengasuh ruang nasihat di dalam surat kabar, tidak lebih tahu dari pada Allah tentang kehidupan. Ia menciptakan manusia pertama, maka Ia mengetahui dengan saksama susunan fisik, pikiran dan emosi kita. (Mazmur 100:3; Kejadian 1:27) Lebih dari pada manusia mana pun yang berusia pendek itu, Yehuwa lebih tahu apa yang berlangsung dalam diri kita dan sebab-sebab dari tindakan kita.—1 Samuel 16:7.

      5 Lagi pula, Ia lebih memahami problem-problem yang kita hadapi dalam dunia ini. Bukan hanya beberapa tahun, tetapi sejak masa manusia pertama, Yehuwa telah mengamati problem-problem umat manusia—kesemuanya problem itu. Alkitab mengatakan, ”TUHAN [Yehuwa] memandang dari sorga, Ia melihat semua anak manusia; . . . Ia menilik semua penduduk bumi, . . . memperhatikan segala pekerjaan mereka.” (Mazmur 33:13-15) Ini berarti bahwa Ia mengetahui apa yang berhasil dan tidak berhasil dalam menanggulangi problem apapun juga.

      6 Dengan murah hati, Ia memungkinkan kita untuk menarik manfaat dari pengetahuan dan pengalamanNya. Alkitab memuat nasihatNya, yang dinyatakan begitu rupa sehingga cocok dengan kebutuhan kita bagaimana pun keadaan hidup kita, dan di mana pun kita berada. Sebagaimana dikatakan oleh Mazmur 19:8-12, ”Taurat TUHAN [Yehuwa] itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.”

      7 Mari kita perhatikan secara singkat bagaimana peraturan-peraturanNya dapat membantu seseorang menanggulangi dua problem pribadi yang serius, yaitu ketegangan yang hebat dan rasa kesepian. Setelah memperhatikan bantuan praktis dari Alkitab mengenai hal-hal ini, kita akan memeriksa problem-problem lain yang umum—mengenai keuangan, perkawinan dan narkotika.

      BAGAIMANA KETEGANGAN DAPAT DIATASI?

      Seberapa beratkah masalah ketegangan? (8-11)

      8 Sedikit orang yang dapat mengatakan bahwa mereka tidak pernah mengalami ketegangan yang hebat. Makin banyak kesukaran pribadi—berkenaan keuangan, keluarga, seks, kejahatan—makin hebat ketegangan yang dirasakan. Laporan surat kabar baru-baru ini mengomentari bahwa ciri paling tepat dari jaman kita bukan cara bertindak atau gaya berpakaian, tetapi justru ”perasaan tegang yang hebat”.

      9 Tahukah anda bahwa ketegangan bahkan dapat memperpendek kehidupan anda? Perhatikanlah:

      ”Disebut sebagai ’Pembunuh Abad Keduapuluh’, ketegangan terutama timbul karena tuntutan psikologis dari kehidupan masa kini. Penyakit-penyakit fisik yang ditimbulkannya sekarang ini turut menambah banyak sekali kasus penyakit di rumah sakit serta kematian setiap tahun—paling tidak puluhan juta.”—To the Point, majalah berita di Afrika.

      ”Ketegangan yang terlalu hebat atau terlalu lama dapat membuat tubuh menjadi lebih mudah dikalahkan oleh berbagai gangguan penyakit mulai dari bisul pada kulit dan pilek yang umum sampai kepada serangan jantung dan kanker.”—The Wall Street Journal, A.S.

      Bayi yang belum lahir pun terpengaruh. Ketegangan sang ibu yang hamil, misalnya karena perselisihan suami istri atau takut kehilangan pekerjaan, dapat menyebabkan kerugian fisik, mental dan emosi bagi anak dalam kandungan.

      10 Ketegangan juga merugikan karena menimbulkan problem lain. Karenanya, banyak orang tidak memanfaatkan jam kerja. Kesukaran keuangan pun bertambah. Timbullah sikap kekerasan, bahkan dalam perkawinan. Seorang suami menulis:

      ”Setiap hari saya semakin tegang dan bingung. Saya ingin melampiaskan emosi kepada setiap orang dan biasanya istri saya menjadi korban. Saya ingin bermasa bodoh saja, tetapi sia-sia juga.”

      11 Ada ketegangan yang wajar dalam kehidupan, dan tidak merugikan. Bangun pagi tidak lepas dari ketegangan, seperti juga menonton permainan bola yang menegangkan. Yang merugikan adalah ketegangan yang berat, yang terlalu lama (atau, perasaan tertekan). Memang, banyak tekanan yang kita alami kelihatannya tak dapat dihindari, yang menyangkut orang lain atau keadaan dalam hidup kita sendiri. Namun, adakah sesuatu yang dapat dilakukan terhadap ketegangan yang merugikan? Jika ketegangan makin bisa diatasi, mungkin problem-problem lain akan dikurangi, misalnya problem yang mempengaruhi kesehatan kita.

      Bagaimana nasihat Alkitab dapat membantu kita mengatasi ketegangan? (12-14)

      12 Salah satu kunci mengatasi ketegangan diberikan oleh seorang pria yang diakui di seluruh dunia sebagai salah seorang guru terbesar yang pernah hidup, Yesus Kristus. Ketika ditanya yang mana yang terpenting dari semua perintah Allah, Yesus menjawab, ’Kasihilah Yehuwa dengan segenap hati, jiwa dan pikiranmu. Dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.’ (Matius 22:37-39) Terapkanlah hal itu dan anda akan dibantu mengatasi ketegangan.

      13 Misalnya, anda dengan penuh kasih memperlakukan teman hidup anda atau sanak keluarga anda. Besar kemungkinan bahwa perdamaian akan bertambah. Suasana hangat dan bahagia akan berkembang. Ketegangan akan berkurang. Ya, nasihat Alkitab ini dapat diikuti dengan hasil yang pasti dalam mengurangi ketegangan.

      14 Ketegangan tidak terbatas pada lingkungan keluarga. Terapkanlah nasihat Alkitab untuk memperlihatkan kasih—termasuk ’aturan emas’ dalam memperlakukan orang lain sebagaimana anda ingin diperlakukan—maka orang lain akan lebih senang terhadap anda. (Lukas 6:31) Hal ini terbukti di tempat pekerjaan, di sekolah, dan dalam lingkungan masyarakat. Ya, memang mungkin ada juga ketidakcocokan, tetapi tentu makin sedikit.

      Para ilmiawan telah menyadari apa tentang nasihat Alkitab mengenai kasih? (15, 16)

      15 Bahkan di kalangan ilmiawan kini diakui bahwa anjuran Alkitab akan membantu orang-orang mengurangi ketegangan dan mengatasinya. Professor Hans Selye (Universitas Montreal), salah seorang yang sangat berwenang dalam bidang penelitian akibat-akibat ketegangan, memberi saran:

      ”Dari pada mengandalkan obat atau cara-cara lain, saya kira ada cara yang lebih baik mengatasi ketegangan. Ini mencakup sikap yang berbeda terhadap berbagai kejadian dalam kehidupan kita.”

      Ia menandaskan perlunya ”filsafat tingkah laku untuk dihayati oleh orang-orang”, yang diharapkan akan ”berbuat jauh lebih banyak bagi umat manusia pada umumnya dari pada yang dapat dihasilkan oleh penemuan apapun”. Apakah itu? Setelah 40 tahun menyelidiki masalah ketegangan, ia mengatakan bahwa jalan keluarnya pada dasarnya tidak lain dari kasih.

      16 Mengapakah bahkan dalam kehidupan sehari-hari, begitu praktis untuk mengasihi sebagaimana dianjurkan oleh Alkitab? Mengapa cara ini berhasil? Dr. Selye mengatakan:

      ”Kedua emosi terbesar yang menyebabkan ada tidaknya ketegangan adalah kasih dan benci. Alkitab menandaskan hal ini berulang-ulang. Berita Alkitab adalah bahwa jika kita memang tidak menyetel sifat mementingkan diri yang sudah tertanam, akan timbul rasa takut dan permusuhan dalam diri orang lain. . . . Apabila kita dapat lebih meyakinkan orang lain untuk mengasihi kita sebaliknya dari pada membenci kita, keadaan kita makin aman, dan makin sedikit ketegangan yang harus kita hadapi.”

      Bagaimana lagi nasihat Alkitab dapat membantu kita mengatasi ketegangan? (17, 18)

      17 Kemarahan juga menyebabkan ketegangan. Semuanya kita pernah marah, sebagaimana diakui oleh Alkitab. Namun Alkitab menasihatkan, ”Orang yang sabar [lambat marah] melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” (Amsal 16:32; Efesus 4:26) Jadi jika kita marah, Allah memperingatkan agar jangan sampai terjadi ledakan amarah atau kehilangan pengendalian diri. Orang yang mengabaikan nasihat ini sering melampiaskan kata-kata yang buruk atau terlibat dalam kekerasan. Kadang-kadang timbul kerugian fisik maupun dendam, sehingga ketegangan berlarut-larut. Karen itu, jika anda sebanyak mungkin mengikuti nasihat yang bijaksana dan praktis dari Alkitab mengenai kemarahan, anda akan dibantu mengatasi ketegangan.

      18 Sebagai contoh lain, Alkitab juga membantu kita mengurangi ketegangan dengan menganjurkan kehidupan yang seimbang dan bervariasi. Ada orang yang selalu bekerja mati-matian, yang lain jarang bekerja. Ada orang yang selalu serius, yang lain tidak pernah serius. Kecenderungan yang ekstrim ini kedua-duanya hampir selalu menyebabkan problem dan ketegangan. Tetapi, bacalah komentar di Pengkhotbah 3:1-8. Di sana Allah mengatakan adanya saat tertentu untuk setiap kegiatan. Maka jelas, Alkitab menawarkan pandangan yang lebih seimbang dan sesuai dengan kenyataan mengenai kehidupan. Bekerja itu baik, lawan dari kemalasan. Alkitab juga mendesak orang untuk beristirahat sedikit dan menikmati hasil jerih payahnya. (Pengkhotbah 3:12, 13; 10:18; Amsal 6:9-11) Ada manfaat dari renungan yang serius mengenai arti hidup ini dan bagaimana hendaknya kita menjalaninya. Namun juga berfaedah apabila kita bersantai bersama keluarga dan teman-teman. Jika kita sebanyak mungkin menerapkan nasihat Alkitab mengenai keseimbangan, problem akibat ketegangan akan semakin berkurang.

      MENGATASI DERITA AKIBAT KESEPIAN

      Seberapa seriuskah problem akibat kesepian? (19, 20)

      19 ”Rasa kesepian umum di mana-mana,” demikian pekerja sosial Henry Regehr, di Toronto. ”Cobalah berbicara kepada setiap orang di jalan dan katakan ’ceritakanlah kepadaku rasa kesepian yang anda alami’ maka anda akan mendapatkan cerita demi cerita demi cerita.” Dalam suatu angket yang dilakukan atas 52.000 orang, lebih dari 40 persen mengatakan bahwa mereka ”sering kesepian”. Inilah perasaan yang paling umum menyebabkan kegelisahan, merusak kebahagiaan. Perasaan ini juga tidak pandang orang, baik tua maupun muda, pria dan wanita. Walaupun mungkin orang-orang yang sendirian, misalnya para janda, dianggap sebagai contoh orang yang kesepian, beberapa dari antara mereka yang paling kesepian justru orang-orang yang menikah namun tak dapat berkomunikasi.

      20 Banyak orang mencoba menghilangkan rasa kesepian dengan melibatkan diri dalam seks yang tidak sah, atau membenamkan rasa kesepian di dalam minuman keras atau mencoba mengalahkannya dengan makan berlebihan. Tetapi penyebab rasa kesepian tetap tidak hilang. Salah satu faktor adalah pertumbuhan kota-kota besar, sebab di sana anda mungkin dilingkungi oleh banyak orang namun anda sangat kesepian. Putusnya perkawinan-perkawinan telah menambah problem. Bahkan televisi nampaknya turut menyebabkan rasa kesepian karena banyak mengurangi percakapan.

      Nasihat Alkitab yang mana dapat membantu mengatasi rasa kesepian? Bagaimana caranya? (21-23)

      21 Apa yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi rasa kesepian? Problemnya memang tidak sederhana, namun dapat dikatakan bahwa Alkitab bisa membantu setiap orang untuk lebih sanggup mengatasi rasa kesepian. Apa alasannya? Antara lain, rasa kesepian sering membuat orang masygul dan kehilangan harga diri. Jika hubungan baik dengan Pencipta dipelihara, orang sedemikian dapat dipulihkan. Harga dirinya dapat dikembangkan, dengan menyadari bahwa Allah berminat padanya. Selanjutnya, pandangan hidup yang lebih positif dapat dihasilkan. (Matius 18:10) Lebih jauh, Alkitab menyatakan kepada orang-orang Kristen suatu cara hidup yang dapat membantu mengurangi rasa kesepian.

      22 Orang-orang yang kesepian sering dianjurkan untuk ”selalu sibuk”. Memang ada manfaatnya. Tetapi Alkitab memberikan nasihat yang lebih praktis dan lebih sesuai dengan kenyataan. Alkitab sangat menganjurkan orang Kristen supaya giat melakukan hal-hal yang baik bagi orang lain, yang juga menghasilkan kebahagiaan. (Kisah 20:35) Dorkas adalah salah satu contoh, yang menggunakan waktu untuk membuat barang-barang yang dibutuhkan oleh orang-orang Kristen lainnya, yang kebanyakan telah menjadi janda. Berkat usahanya mereka dibantu secara materi, maupun dalam mengatasi rasa kesepian. Pada waktu yang sama Dorkas sendiri tidak kesepian tetapi merasa dikasihi. Anda mungkin suka membaca hal ini di Kisah 9:36-42.

      23 Yang sangat memberi kepuasan bagi banyak orang Kristen tidak lain dari kegiatan membantu orang lain belajar tentang Allah dan Alkitab. Sebenarnya, rasul Paulus mengatakan bahwa kebebasan untuk lebih banyak melakukan hal itu dapat dinikmati oleh orang-orang yang sendirian, yang tentunya, juga akan membantu mereka mengatasi rasa kesepian. (1 Korintus 7:32-35) Paulus sendiri menjadi contoh. Bacalah di Kisah 17:1-14 bagaimana Paulus tetap sibuk, membantu banyak orang di kota Tesalonika, walaupun menghadapi tantangan yang luar biasa. Kemudian perhatikanlah perasaan akrab yang dihasilkannya di antara mereka sebagaimana disebutkan di 1 Tesalonika 2:8. Ratusan ribu Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini dapat memberi kesaksian mengenai betapa memuaskan untuk sibuk mengajarkan Alkitab kepada orang-orang lain.

      Bagaimanakah nilai dari pergaulan Kristen? (Pengkhotbah 4:9, 10) (24)

      24 Juga, Saksi-Saksi Yehuwa secara teratur mengadakan pertemuan kelompok untuk mempelajari Alkitab. Sementara belajar mereka menikmati pergaulan Kristen yang hangat. Memang, berada di antara orang lain tidak dengan sendirinya mengatasi rasa kesepian, sebagaimana diketahui oleh banyak penduduk kota. Tetapi mereka yang menghadiri perhimpunan sedemikian adalah orang-orang Kristen yang dengan ikhlas berusaha keras menerapkan anjuran Alkitab untuk menaruh minat yang sungguh terhadap orang lain. (Filipi 2:4) Pada perhimpunan ini ada kesempatan yang menggugah dan membahagiakan. Mereka yang hadir turut dalam doa yang singkat kepada Allah. Banyak orang telah merasakannya sebagai bantuan untuk menyadari bahwa mereka tidak pernah sendirian. (Yohanes 16:32) Kami anjurkan anda menghadiri perhimpunan Saksi-Saksi Yehuwa. Di sana anda dapat memperhatikan banyak orang mengikuti nasihat Alkitab, sehingga mereka dibantu mengatasi rasa kesepian serta problem lain, seperti misalnya problem-problem yang menyangkut keuangan atau keluarga.

      [Kotak di hlm. 45]

      PENYEBAB-PENYEBAB ’KETEGANGAN’ PALING UMUM DALAM KEHIDUPAN

      TINGKATAN KEJADIAN DALAM KEHIDUPAN

      1 Kematian teman hidup

      2 Perceraian

      3 Perpisahan suami istri

      4 Hukuman penjara

      5 Kematian anggota keluarga dekat

      6 Kecelakaan atau sakit keras

      7 Perkawinan

      8 Dipecat dari pekerjaan

      9 Suami istri rujuk

      10 Pensiun

      11 Perubahan kesehatan dari anggota keluarga

      12 Kehamilan

      13 Kesulitan-kesulitan seks

      14 Kehadiran anggota baru dalam keluarga

      15 Penyesuaian bidang pekerjaan

      Didasarkan atas penelitian oleh Drs. T. Holmes dan R. H. Rahne—Modern Maturity.

      [Kotak di hlm. 50]

      ”Dalam kehidupan jemaat mereka sendiri, Saksi-Saksi membentuk suatu masyarakat yang murni yang saling percaya dan saling menerima. . . . Saksi-Saksi Yehuwa menawarkan [satu] strategi lain untuk hidup yang memberikan kepada para penganutnya suatu cara untuk menemukan identitas dan harga diri, suatu masyarakat yang saling menerima, dan memiliki harapan untuk masa depan.”—”Gerakan-Gerakan Agama di Amerika Masa Kini.”

      [Gambar di hlm. 41]

      INFLASI

      PENYAKIT

      MASALAH PEKERJAAN

      PROBLEM KELUARGA

      PERUMAHAN

      [Gambar di hlm. 49]

      Seperti Dorkas, berbuat baik untuk orang lain, turut mencegah rasa kesepian.

  • Kesukaran Keuangan—Bagaimana Mengatasinya?
    Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
    • Pasal 6

      Kesukaran Keuangan—Bagaimana Mengatasinya?

      Mengapa perlu bantuan mengatasi masalah uang? (1-3)

      ”UNTUK tertawa orang menghidangkan makanan; anggur meriangkan hidup dan uang memungkinkan semuanya itu.”—Pengkhotbah 10:19.

      2 Uang menjadi masalah besar di setiap negeri. Salah satu alasan adalah inflasi. Setiap hari biaya hidup meningkat. Membeli kebutuhan makanan pun banyak orang tidak mampu. Makin banyak pria yang melakukan dua pekerjaan, dan makin banyak istri ikut mencari nafkah. Keluarga terbengkalai. Kesehatan terganggu. Kesukaran keuangan biasanya membesar jika cara membeli dengan kredit dilakukan. Karena mengandalkan kredit, banyak orang yang sudah tenggelam dalam hutang terus saja membeli barang yang tidak perlu. Bukan hanya di negara maju tetapi juga di negara yang miskin.

      3 Bantuan praktis apa yang Alkitab berikan? Apakah kita dibantu mendapatkan atau memantapkan pekerjaan? Dapatkah dikurangi kekuatiran keluarga akan uang, sehingga kehidupan lebih bahagia?

      APAKAH KEJUJURAN DAN KERJA KERAS BERFAEDAH?

      Alkitab menawarkan pandangan apa mengenai pekerjaan, yang berbeda dan praktis? (Pengkhotbah 8:12, 13) (4-6)

      4 ”Orang yang bekerja keras tidak akan memperoleh imbalan yang sepadan. Setujukah anda?” Dalam suatu penelitian, 85 persen setuju. Sering kelihatan seolah-olah sukses dihasilkan oleh penipuan, pencurian, suap dan koneksi yang berpengaruh. Namun Alkitab menandaskan nilai kejujuran dan kerajinan. Misalnya, Alkitab mengatakan:

      ”Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri.”—Efesus 4:28.

      ”Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan. Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri.”—Amsal 13:4; 22:29.

      ”Berusahalah hidup dengan tenang dan tidak mencampuri persoalan orang lain. Hendaklah saudara bekerja mencari nafkah sendiri, sebagaimana kami dahulu sudah perintahkan kepada saudara. Kalau saudara hidup demikian, saudara tidak bergantung kepada siapapun juga, dan orang-orang yang tidak percaya kepada Kristus, akan menghormati saudara.”—1 Tesalonika 4:11, 12, BIS.

      5 Waktu dan pengalaman yang luas membuktikan betapa praktis nasihat ini. Ya, memang ada orang malas yang kelihatan maju. Tetapi pada umumnya dan pada akhirnya, jika anda menerapkan nasihat Alkitab, anda akan lebih berhasil dari pada orang yang mengabaikannya.

      6 Majikan sering mengeluh bahwa karyawan suka terlambat, buang waktu, kotor dan tak dapat dipercaya. Orang yang mengikuti prinsip Alkitab selalu mengingat waktu, hati-hati, bersih, terpercaya dan rajin sehingga biasanya mendapatkan pekerjaan. Dan mungkin penghasilannya lebih banyak, sebab majikan sering mau membayar pekerjaan yang bermutu. Ada banyak laporan dari Saksi-Saksi Yehuwa mengenai hal ini.

      Seberapa bernilaikah kejujuran? (Roma 2:14, 15) (7, 8)

      7 Tetapi bukankah berbohong dan menipu hampir selalu perlu dewasa ini? Karena menerapkan prinsip Alkitab, orang-orang Kristen menolak untuk mencuri, berbohong atau menipu, dan mereka mengalami bahwa nasihat Alkitab berhasil.

      Suatu perusahaan di Yohannesburg, Afrika Selatan, yang menjual peralatan listrik ternyata kurang maju. Salah satu alasan, banyak karyawan mencuri. Suatu hari pimpinan memanggil semua staf dan memecat mereka. Tetapi esok paginya seorang karyawan bekerja seperti biasa dan bertemu dengan seorang rekan karyawan. ’Bagaimana anda bisa kerja?’ ia bertanya. Karyawan lainnya berkata, pimpinan memberitahu dia secara pribadi bahwa, ia dikecualikan karena ia jujur. Pria pertama berkata bahwa ia pun demikian. Setibanya di tempat kerja mereka bertemu dengan karyawan ketiga yang juga secara pribadi disuruh datang bekerja seperti biasa. Ketiganya orang Kristen sejati.

      Robert bekerja pada perusahaan pembangunan jalan di Inggris. Suatu hari seorang direktur berkata bahwa jika ada yang menelepon, Robert harus menjelaskan bahwa ia tidak ada. Namun ketika Robert menerima telepon ia menjelaskan bahwa direktur tersebut sibuk. Mendengar itu, sang direktur mengecam dia. Tetapi persoalannya selesai ketika Robert menjelaskan bahwa sebagai seorang Saksi Yehuwa ia tidak dapat berbohong. (Efesus 4:25) Belakangan, ketika kedudukan Robert hendak dinaikkan, seorang rekan yang tamak mencoba meragukan kejujuran Robert. Lalu direktur tadi dengan tegas berbicara tentang kejujuran Robert. Dan kedudukannya dinaikkan.

      8 Mungkinkah berlaku jujur jika anda bekerja sendiri? Kadang-kadang berlaku jujur kelihatannya tidak praktis. Namun kejujuran tetap cara terbaik. Hati nurani anda terhadap Allah bersih, dan pikiran anda damai. Lagi pula, banyak orang lebih suka berurusan dengan seseorang yang mereka rasa tidak akan menipu. Seperti kata Alkitab—”orang-orang yang tidak percaya . . . menghormati saudara”.

      MEMBANTU MASALAH PERUMAHAN

      Bagaimana penerapan Alkitab mengatasi problem perumahan? (9-11)

      9 Mendapatkan perumahan yang pantas suatu masalah penting juga. Di beberapa negeri segenap keluarga terpaksa tinggal berdesak-desak dalam satu kamar. Atau, mungkin sulit mendapatkan rumah yang bersih. Dapatkah problem ini diatasi dengan bantuan Alkitab?

      10 Jika anda menyewa (atau mengontrak) rumah, anda mengurus milik orang lain. Menarik bahwa Allah mendesak orang Israel untuk menghargai dan memelihara milik orang lain. (Ulangan 22:1-4) Ia juga menganjurkan kebersihan jasmani. (Ulangan 23:12-14; Keluaran 30:18-21) Sesuai dengan itu, orang Kristen yang hati nuraninya bersih berusaha untuk tidak merusak milik tersebut dan menjaga tetap bersih rumah yang mereka sewa. Karena itu, dan karena mereka ”hidup dengan tenang”, di mana-mana mereka dihargai sebagai penyewa dan ternyata lebih mudah mendapatkan perumahan.

      Satu keluarga Kristen menyewa rumah dari bekas walikota di salah satu ibukota di Afrika. Bangunannya mereka jaga bersih dan sewa dibayar tepat pada waktunya. (Roma 13:8) Sewaktu mereka akan pindah mereka perkenalkan pemilik rumah kepada keluarga lain dari sidang. Pemilik rumah mengatakan bahwa biasanya sewa ”dinaikkan”, artinya menjadi dua kali lipat. Tetapi karena ia tahu orang-orang Kristen ini dapat dipercaya, bersih, ia membiarkan sewa tetap sama, kira-kira separuh dari apa yang diminta untuk rumah-rumah yang serupa di sekitarnya.

      11 Sekalipun keadaan membuat seseorang tidak mungkin mendapatkan perumahan yang lebih bagus, ia masih beruntung. Rumahnya akan selalu bersih dan rapih. Kehidupannya lebih sehat, lebih bahagia.

      MENGGUNAKAN UANG ANDA DENGAN BIJAKSANA

      Nasihat praktis apa tersedia mengenai uang? (12-16)

      12 Raja Salomo yang kaya raya itu menulis, ”Karena hikmat itu seolah-olah pernaungan, dan uangpun seolah-olah pernaungan, tetapi kelebihan ilmu inilah perinya: Bahwa hikmat memberi kehidupan kepada segala orang yang menaruh dia.”—Pengkhotbah 7:12, Klinkert.

      13 Salomo menyadari bahwa uang dapat mengatasi kesukaran akibat kemiskinan. Kita pun patut menyadarinya. Jadi uang bukan untuk diboroskan, tetapi harus digunakan dengan bijaksana. Nasihat praktis apa diberikan oleh Alkitab dalam menggunakan dana?

      14 Yesus bertanya, ”Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia.”—Lukas 14:28-30.

      15 Ini dapat diterapkan kepada keuangan keluarga. Dari pengalaman banyak suami istri, terbukti faedahnya untuk duduk bersama dengan tenang menghitung anggaran apakah suatu barang yang agak mahal memang mungkin dan pantas dibeli. Lebih jauh mereka dibantu oleh peringatan dari Alkitab bahwa kejadian tak terduga memang ada. (Pengkhotbah 9:11) Maka mereka tidak membeli sekedar karena dorongan perasaan atau berhutang untuk jangka waktu lama.

      16 Juga, perhatikan pengertian ini, ”Yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi.” (Amsal 22:7) Alkitab tidak melarang meminjam atau meminjamkan, namun diingatkan bahwa meminjam sembarangan dapat menjadikan seseorang budak dari bank atau orang yang meminjamkan. Bijaksanalah orang yang mengingat bahwa dewasa ini begitu banyak orang tergoda untuk membeli secara kredit, yang hanya mengakibatkan hutang dan bunga yang tinggi.

      Bagaimana nasihat Alkitab telah dimanfaatkan? (17-19)

      17 Alkitab membantu banyak keluarga mengurangi kesukaran keuangan dengan mencegah pemborosan. Yesus memberikan contoh yang baik. Setelah memberi makan orang banyak, ia suruh supaya sisanya dikumpulkan. (Yohanes 6:10-13) Dengan mengikuti contoh ini, orang Kristen, tua dan muda, dapat lebih hati-hati, menghindari pemborosan.

      18 Belajar menerapkan nasihat Alkitab mengenai uang mungkin meminta banyak perubahan pandangan, tetapi hasilnya berfaedah, seperti contoh berikut:

      Segera setelah menikah, sepasang suami istri muda di Zimbabwe mengalami kesukaran keuangan. Gaji suami sedikit; istri menginginkan banyak barang yang baru dan makanan istimewa. Istri juga mulai bekerja, tetapi kelihatannya tidak banyak beda. Ketegangan perkawinan sangat terasa sehingga kelihatannya sulit kalau mereka terus bersama-sama. Beberapa orang penatua Kristen menawarkan bantuan. Dengan menggunakan Alkitab, mereka membahas pentingnya anggaran. (Lukas 14:28-30) Suami istri ini menyadari faedahnya mempersiapkan daftar belanja dengan perkiraan harga dan rencana membeli bahan makanan untuk satu minggu dan menghemat jumlahnya. (Amsal 31:14) Para penatua juga memberi nasihat Alkitab tentang rasa puas dan perlunya menghindari keinginan akan kemewahan yang tidak mungkin. (Lukas 12:22-31) Sungguh menolong nasihat Alkitab ini! Karena masalah uang menjadi lebih teratasi, suami istri itu menjadi lebih bahagia. Bahkan para tetangga memberi tanggapan atas kemajuan dalam perkawinan mereka.

      19 Mereka yang penghasilannya terbatas juga mendapat manfaat dari nasihat Alkitab yang praktis. Demikianlah halnya dengan suami istri yang telah pensiun di Spanyol:

      Penghasilan Francisco dan Maria terbatas dan tidak cukup. Tapi mereka berhasil dengan menerapkan apa yang dipelajari dari Alkitab. Misalnya Amsal 6:6-8 mengatakan, ’Pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak. Ia menyediakan makanannya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.’ Maria berkata ia belajar melakukan hal ini, membeli barang ketika mudah diperoleh sehingga lebih murah, seperti buah pada musimnya. Ia juga menunggu obral besar untuk membeli pakaian buat tahun berikutnya. Mereka ’menyediakan makanan di musim panas’, dengan mengusahakan kebun di sebidang tanah kecil sejauh 45 menit perjalanan dari rumah. Kata-kata di 1 Yohanes 2:16 juga membantu. Mereka belajar untuk puas dengan perabot rumah walaupun sudah ketinggalan jaman. Dan dari pada mencari hiburan yang mahal, mereka senang membantu orang lain untuk mengenal Allah.

      JANGAN MEMPERSULIT DOMPET ANDA

      Mengapa nasihat Alkitab mengenai minuman keras berfaedah? (20-22)

      20 Kebiasaan seperti penyalahgunaan narkotika atau alkohol, merokok dan berjudi dapat mengeringkan dompet anda. Dalam hal ini Alkitab juga membantu.a

      21 Misalnya, minuman keras. Alkitab tidak melarangnya asal tidak berlebihan. Tetapi memang dinasihatkan:

      ”Orang yang suka bersenang-senang akan berkekurangan, orang yang gemar kepada minyak dan anggur tidak akan menjadi kaya.”

      ”Janganlah engkau ada di antara peminum anggur . . . Karena si peminum dan si pelahap menjadi miskin, dan kantuk membuat orang berpakaian compang-camping.”—Amsal 21:17; 23:20, 21.

      22 Minuman keras yang berlebih-lebihan mempersulit keuangan dengan berbagai cara. Minuman beralkohol mahal, dan ada orang yang membelanjakan separuh gaji mingguan untuk minuman keras. Di salah satu propinsi Kanada, di Quebec, lebih dari satu milyar dollar setahun dibelanjakan untuk minuman keras. Satu milyar lagi lenyap untuk hal-hal yang menyangkut minuman keras yang berlebih-lebihan—bolos kerja dan kecelakaan akibat alkohol.

      Di Chili selatan seorang penjual sepatu kehilangan pekerjaan karena suka mabuk. Kemudian ia mencoba pekerjaan mereparasi sepatu di sebuah bangsal di samping rumah yang hampir roboh yang mereka sewa. Namun, kebanyakan uangnya dipakai untuk minum dan istri sering harus menjemputnya dari penjara. Istri juga harus bekerja sampai larut malam membuat rambut palsu supaya ada uang untuk makan. Tetapi istri mulai belajar Alkitab dengan Saksi-Saksi Yehuwa, sehingga tergerak menjadi istri yang lebih menunjukkan pengertian dan dukungan. Akibatnya suami mau belajar. Setelah menyadari bahwa seorang Kristen tidak boleh menjadi pemabuk, ia tidak lagi minum minuman keras. Dengan demikian keluarga mendapat makanan yang lebih baik. Pada waktunya mereka bahkan membeli rumah kecil dan toko. Di sana ia melanjutkan usaha mereparasi sepatu dengan berhasil.

      Bagaimana perjudian turut menambah problem? (23-25)

      23 Bagaimana dengan berjudi? Mungkin taruhan besar-besaran di gelanggang pacuan atau kasino, maupun taruhan tetap dengan karcis undian. Banyak orang mengalami kesukaran keuangan karena perjudian menguasai mereka. Mereka terus mengharapkan kemenangan besar tetapi sebenarnya justru membuang dana yang ada, dan sering kali mengakibatkan beban berat atas keluarga.

      24 Seorang pria Australia mengatakan bahwa selama bertahun-tahun ia ”dikuasai oleh judi. Aku mau berjudi tujuh hari seminggu, dan lebih sering lagi andai kata masih ada hari lain”. Ia meminjam dari teman-teman sampai mereka menghindari dia. ”Kadang-kadang setelah mengalami kekalahan aku membenturkan kepalaku di tembok dan memohon kepada istriku, ’Tolonglah berikan 50 sen. Saya pasti menang.’”

      25 Ketika ia mulai belajar Alkitab, ia terkesan oleh nasihat Yesus, ”Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan.” (Lukas 12:15; 1 Korintus 6:9, 10) Setelah menyimpulkan bahwa perjudiannya mencerminkan ketamakan yang berlebihan, pria ini memaksa diri untuk berhenti. Ia pun dapat menggunakan gajinya untuk membantu keluarganya. Maka ia dapat lebih menyadari maksud dari amsal, ”Harta yang cepat diperoleh [melalui perjudian] akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya.”—Amsal 13:11.

      MERASA PUAS MERUPAKAN KUNCI

      Mengapa nasihat Alkitab mengenai rasa puas berfaedah? (26, 27)

      26 Berkenaan uang, Alkitab dapat menyediakan bantuan terbesar dalam suatu bidang yang menyangkut pandangan pribadi. Di 1 Timotius 6:7-10 kita membaca:

      ”Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, . . . Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”

      27 Baik miskin ataupun kaya, orang yang mencintai uang tidak pernah puas. Seorang pimpinan perusahaan yang penuh ambisi di Kalifornia berkata kepada istrinya, ”Aku ingin menjadi kaya . . . Dan jika aku harus memilih antara engkau dan [perusahaan], engkau saya lepaskan.” Dia menjadi kepala sebuah perusahaan besar, seorang jutawan, dan tinggal di sebuah rumah seharga $700,000 (Rp. 4, 5 milyar). Namun ia berkata, ”Apapun yang ada padaku, tidak cukup.” Ternyata uang tidak menjamin kebahagiaan Dua tahun sebelum meninggal, jutawan dan pengusaha minyak J. P. Getty berkata, ”Belum tentu uang ada hubungannya dengan kebahagiaan. Dengan ketidakbahagiaan mungkin saja.”

      Yesus memberikan nasihat yang bijaksana apa mengenai kekayaan? (28-30)

      28 Walaupun Alkitab tidak mengutuk uang atau harta benda, peringatan keras diberikan untuk tidak mengembangkan kasih akan hal-hal tersebut. Kita diingatkan bahwa kehidupan tidak datang dari apa yang kita miliki.—Lukas 12:16-20.

      29 Jadi dari pada mengisi kehidupan anda dengan kekuatiran karena memburu kekayaan, berpuaslah dengan apa yang anda miliki atau yang memang mungkin anda peroleh. Kata-kata Yesus di Lukas 12:22-31 dapat menolong kita untuk memiliki pandangan tersebut:

      ”Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Sebab hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian. Perhatikanlah burung-burung gagak yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung, namun demikian diberi makan oleh Allah. Betapa jauhnya kamu melebihi burung-burung itu! . . . Jadi, janganlah kamu mempersoalkan apa yang akan kamu makan atau apa yang akan kamu minum dan janganlah cemas hatimu. Semua itu dicari bangsa-bangsa di dunia yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu tahu, bahwa kamu memang memerlukan semuanya itu.”

      30 Pakaian yang mahal, makanan yang lezat dan rumah yang mewah mungkin saja menyenangkan, tetapi tidak dapat memperpanjang kehidupan anda satu tahun pun—malah bisa menguranginya. Namun anda dapat memperoleh banyak kebahagiaan dalam hidup ini tanpa kekayaan.

      Bagaimana nasihat Alkitab dapat membantu anda menikmati kehidupan yang lebih kaya? (31-33)

      31 Juga tidak perlu kekayaan untuk mendapatkan sahabat. Barangsiapa yang mengandalkan uang untuk menarik sahabat sebenarnya keliru. ”Sahabat” seperti itu menikmati makanan anda dan harta milik anda, tetapi apabila uang lenyap mereka pun lenyap.—Pengkhotbah 5:11; Amsal 19:6.

      32 Tetapi bila anda menerima pandangan Alkitab yang seimbang mengenai pekerjaan, bersukacita dalam kehidupan dan berbuat baik kepada orang lain, anda akan mendapatkan ”pemberian Allah”. Sebagaimana dinyatakan di Pengkhotbah 3:12, 13, ”Tak ada yang lebih baik dari pada bersuka-suka dan menikmati kesenangan dalam hidup mereka. Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah.”

      33 Sungguh berhikmat nasihat Allah mengenai hal-hal ini sehingga seseorang pantas bertanya: Apakah Allah suatu hari akan membuka jalan untuk sama sekali mengakhiri kemiskinan, kekurangan makanan dan perumahan yang tidak menyenangkan, yang begitu sering berkaitan dengan kesukaran keuangan? Memang Ia akan mengakhirinya! Dan nanti kita akan mempertimbangkan buktinya sebagai dasar untuk mempercayainya. Namun, marilah kita lihat dulu beberapa problem lain yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia di masa sekarang.

      [Catatan Kaki]

      a Lihat juga Pasal 10, ”Sehat dan Panjang Umur—Caranya?”

      [Kotak di hlm. 53]

      SEORANG WANITA PEDAGANG DI AMERIKA SELATAN

      Di Georgetown, Guyana, Norma yang berusia 48 tahun memiliki beberapa los di salah satu pasar yang terbesar. Ia menipu pada waktu menimbang barang dengan neracanya. Jika orang memesan 4 ons ikan asing, ia menaruh penunjuk neraca pada angka 3, dan seterusnya. Juga, logam-logam pemberat untuk neraca tidak memenuhi ukuran yang sebenarnya. Karena itu, para langganannya tidak pernah mendapat ukuran yang penuh.

      Suatu hari Minggu seorang sanak keluarga memberikan padanya sebuah majalah ”Menara Pengawal” yang membahas prinsip-prinsip Alkitab dalam perdagangan. Apa yang dikatakan tentang praktek ketidakjujuran rupanya langsung kena terhadap dirinya. (Amsal 20:23; Imamat 19:35, 36) Pada hari Senin Norma membuang logam-logam pemberat neraca yang palsu dan menggantikannya dengan ukuran yang saksama. Ia mulai menghadiri perhimpunan di Balai Kerajaan Saksi-Saksi Yehuwa dan menerima pelajaran Alkitab. Walaupun keluarga mengejek, ia menjadi lebih yakin bahwa ia telah melakukan hal yang benar.

      Bagaimana dengan pekerjaannya sebagai pedagang? Ia tidak dapat memperoleh untung dari beberapa barang tanpa menipu, maka ia terpaksa melepaskan barang-barang tersebut. Tetapi mengenai barang-barang lainnya para langganan melihat adanya perubahan dan mereka berkomentar, ’Sejak anda menjadi seorang Kristen anda memberikan kepada kami lebih banyak untuk uang yang kami bayarkan.’ Akibatnya, usaha dagangnya malah makin maju. Dengan keuntungan yang jujur Norma sanggup membayar lunas hipotek atas rumahnya, menyimpan sedikit uang di bank dan memberikan sumbangan-sumbangan amal. Dan kesehatannya membaik, sebab ia tidak lagi merasakan sakit kepala yang mengganggu yang selalu terasa dulu karena takut ketahuan menipu.

      [Kotak di hlm. 59]

      ”Delapan puluh tujuh persen dari penduduk Australia ikut dalam suatu bentuk perjudian selama tiga bulan terakhir.”—The Sunday Mail (Brisbane).

      ”Kami Lebih Suka Berjudi Dari Pada Makan! Penduduk Queensland menggunakan kira-kira $12 juta (Rp. 7,7 milyar) seminggu untuk berjudi—hampir sama banyak yang mereka belanjakan untuk bahan keperluan dapur dan daging.”—The Sunday Mail (Brisbane).

      [Gambar di hlm. 57]

      Nasihat Alkitab membantu menyusun anggaran keluarga

      [Gambar di hlm. 60]

      Betapa praktiskah prinsip Alkitab mengenai pemabukan, merokok dan perjudian?

  • Seks—Nasihat Mana yang Benar-Benar Berhasil?
    Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
    • Pasal 7

      Seks—Nasihat Mana yang Benar-Benar Berhasil?

      Apa alasannya sekarang untuk mempertimbangkan nasihat Alkitab mengenai seks? (Amsal 2:6-12) (1-4)

      JIKA diadakan angket mengenai ”syarat kebahagiaan” banyak jawaban akan menyangkut masalah seks. Hal ini wajar, sebab perasaan dan keinginan seks termasuk karunia Allah kepada setiap orang yang sehat dan normal.

      2 Pembahasan tentang seks kini lebih terbuka dari pada dalam generasi-generasi yang lampau. Juga, tingkah laku seks telah berubah. Makin banyak remaja mulai melakukan hubungan seks pada usia muda, bahkan pada awal masa belasan tahun. Berjuta-juta suami istri, termasuk banyak orang yang telah pensiun, hidup bersama dan melakukan hubungan seks di luar perkawinan. Di kalangan orang-orang yang menikah, banyak yang mencoba seks berkelompok, bertukar istri atau ”perkawinan terbuka”, artinya, suami maupun istri setuju melakukan hubungan seks di luar perkawinan.

      3 Nasihat berkenaan hal-hal ini datang dari berbagai sumber. Apa yang dianggap populer sekarang dianjurkan atau paling tidak disetujui oleh banyak dokter, penasihat perkawinan dan para pendeta. Ada orang yang mendapat gagasan dari buku-buku ”petunjuk” atau artikel majalah. Jalan pikiran orang lain lagi dibentuk oleh pendidikan seks di sekolah. Sedangkan yang lain-lain mengutip saja gagasan dari novel, film dan pertunjukan televisi yang terang-terangan mengetengahkan seks.

      4 Sebagaimana disadari oleh kebanyakan orang, Alkitab juga membahas soal ini. Kini banyak orang cenderung menjauhi patokan Alkitab, merasa bahwa patokan ini terlalu membatasi. Benarkah demikian? Atau apakah penerapan nasihat Alkitab justru melindungi seseorang terhadap banyak kepedihan dan memungkinkan kebahagiaan yang lebih besar dalam hidup ini?

      SEKS SEBELUM PERNIKAHAN—MENGAPA TIDAK?

      Mengapa seks sebelum pernikahan makin meningkat? (5-7)

      5 Keinginan dan kesanggupan seks biasanya timbul dan berkembang selama usia belasan tahun. Maka sepanjang sejarah banyak orang muda melakukan hubungan seks sebelum pernikahan. (Kejadian 34:1-4) Tetapi tahun-tahun belakangan ini seks sebelum pernikahan telah makin meningkat di mana-mana. Di beberapa tempat hampir menjadi kebiasaan. Mengapa demikian?

      6 Salah satu sebab meningkatnya seks sebelum pernikahan ada hubungannya dengan diketengahkannya seks secara terang-terangan dalam film maupun novel-novel populer. Banyak orang muda menjadi ingin tahu, ’bagaimana sebenarnya’. Selanjutnya, ini menimbulkan tekanan dari teman-teman sehingga orang lain pun dipengaruhi supaya ikut-ikutan. Sementara seks sebelum pernikahan dan seks di luar pernikahan begitu meluas, banyak pendeta kini mengatakan bahwa hal itu boleh saja selama keduanya ’saling mencintai’. Maka semakin banyak orang yang tidak menikah menghadapi pertanyaan, ’Mengapa tidak melakukan hubungan seks, apalagi jika kita memakai alat KB?’

      7 Kolumnis kedokteran Dr. Saul Kapel mencantumkan alasan-alasan lain di balik hubungan seks sebelum pernikahan, dan memberi komentar mengenai akibatnya:

      ’Seks disalahgunakan sebagai cara memberontak melawan orangtua. Disalahgunakan untuk menarik perhatian, seperti semacam ”seruan minta tolong”. Disalahgunakan sebagai cara ”membuktikan” kejantanan atau kewanitaan. Disalahgunakan sebagai alat penopang sosial karena usaha yang sia-sia untuk diterima orang lain.

      ’Penyalahgunaan seks sedemikian tidak pernah memecahkan problem yang mendorongnya. Biasanya, justru mengaburkan.’

      Bagaimana pandangan Allah mengenai seks sebelum pernikahan? (8)

      8 Tidak soal apa alasan dari seks sebelum pernikahan, tidak soal betapa umum hal itu, tidak soal berapa banyak penasihat dan pendeta yang menyetujuinya, Alkitab menasihatkan:

      ”Inilah kehendak Allah: . . . supaya kamu menjauhi percabulan, . . . supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan [orang lain] dengan tidak baik atau memperdayakannya.”—1 Tesalonika 4:3-6.

      Mungkin ada yang merasa bahwa Allah terlalu membatasi. Tetapi jangan lupa bahwa seks itu sendiri suatu karunia dari Allah Yehuwa; Dialah Pribadi yang menciptakan manusia dengan kesanggupan berkembang biak. (Kejadian 1:28) Tidakkah masuk akal bahwa Sumber dari seksualitas manusia sanggup menyediakan nasihat terbaik mengenai hal itu, yang benar-benar melindungi kita terhadap dukacita?

      AKIBAT-AKIBATNYA—MENYENANGKAN ATAU MENYAKITKAN?

      Apa akibat-akibat dari seks sebelum pernikahan? (9-12)

      9 Daya tarik dan keinginan seks dapat menghasilkan akibat yang baik apabila cara yang benar diikuti. Salah satu, tentu adalah anak-anak. Contoh pertama yang dicatat mengenai hubungan seks mengatakan, ”Kemudian manusia itu [Adam] bersetubuh dengan Hawa, istrinya, dan mengandunglah perempuan itu.” (Kejadian 4:1) Dalam suatu keluarga, anak-anak yang dihasilkan dapat menjadi sumber kebahagiaan sejati. Namun, bagaimana jika hubungan seks dilakukan oleh orang-orang yang belum menikah? Hasilnya sering kali sama—kehamilan dan anak-anak.

      10 Banyak orang yang melakukan hubungan seks sebelum pernikahan merasa tidak perlu terlalu kuatir. Mereka pikir ada alat pencegah kehamilan. Di beberapa tempat orang-orang berusia belasan tahun dapat memperolehnya tanpa setahu orangtua. Namun, kehamilan pada usia belasan tahun makin banyak terjadi bahkan di kalangan kaum remaja yang berpengalaman, yang berkata, ”Tidak mungkin terjadi atas diriku.” Laporan-laporan berita seperti berikut ini membuktikannya:

      ”Lebih dari satu bayi di antara setiap lima bayi yang lahir di New Zealand tahun lalu mempunyai orangtua yang tidak menikah.”

      ”Dari setiap tiga wanita Inggris di bawah usia 20 tahun yang mengucapkan sumpah perkawinan, salah seorang telah hamil.”

      ”Satu dari setiap lima gadis belasan tahun [di A.S.] akan hamil sebelum ia lulus dari sekolah menengah atas.”

      11 Akibat yang menyakitkan dari seks sebelum pernikahan ini telah menimbulkan tekanan atas banyak wanita muda dan pria muda. Ada yang berusaha melakukan pengguguran. Namun orang-orang yang cukup peka menjadi sangat gelisah memikirkan usaha untuk membinasakan anak yang sedang bertumbuh dalam kandungan sang ibu. (Keluaran 20:13) Emosi wanita dan perasaan hati nurani juga tersangkut. Begitu kuatnya hal-hal ini sehingga banyak yang membiarkan tindakan pengguguran, sangat menyesalinya belakangan.—Roma 2:14, 15.

      12 Kehamilan pada usia belasan tahun menimbulkan risiko yang lebih besar atas sang ibu dan anak dari pada kehamilan pada wanita dewasa. Ada risiko anemia [kurang darah] yang lebih besar, keracunan darah, pendarahan yang tidak normal, proses melahirkan yang terlalu lama dan kelahiran dengan cara paksaan, demikian juga kematian sewaktu melahirkan. Kemungkinan meninggal dalam tahun pertama dua kali lebih besar pada bayi yang dilahirkan oleh ibu berusia di bawah 16 tahun. Kelahiran tidak sah juga menimbulkan banyak masalah pribadi, sosial dan ekonomi bagi orangtua. Lagi pula, rasa aman dan pertumbuhan si anak banyak bergantung pada lingkungan rumah yang mantap. Anak-anak yang tidak mendapatkan hal tersebut oleh karena kelahiran tidak sah bisa mengalami gangguan serius seumur hidup. Maka menurut anda, apakah akibat keseluruhan dari seks sebelum pernikahan menyenangkan atau menyakitkan? Dan apakah nasihat Alkitab supaya ”Menjauhi percabulan,” suatu perlindungan yang bijaksana?

      Alasan-alasan lain apa dapat anda berikan untuk menghargai nasihat Alkitab mengenai seks? (13, 14)

      13 Banyak orang yang mengabaikan nasihat Alkitab juga telah mengalami akibat yang sangat pedih—penyakit. Kemungkinan menderita kanker leher rahim jauh lebih besar pada wanita yang memulai kehidupan seks pada usia belasan tahun dengan banyak partner. Juga ada bahaya yang sangat nyata dari penyakit kelamin. Ada orang yang menipu diri dengan beranggapan bahwa penyakit gonorea dan sifilis mudah diamati dan disembuhkan. Tetapi para ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia di bawah PBB melaporkan bahwa beberapa jenis penyakit kelamin ini sudah kebal terhadap antibiotik. Para dokter juga kuatir mengenai perkembangan yang cepat dari virus penyakit kelamin. Anak yang dilahirkan oleh wanita yang ketularan sering mengalami gangguan. Ya, setelah mengalami dukacita banyak orang muda baru menyadari kebenaran peringatan Alkitab:

      ”Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya [tubuhnya] sendiri.”—1 Korintus 6:18.

      14 Ada yang berpikir bahwa seks sebelum pernikahan menyediakan pengalaman yang dapat mempermudah penyesuaian seks dalam perkawinan. Di beberapa negeri biasa bagi para ayah yang kaya membawa putranya kepada pelacur untuk mendapatkan ”pendidikan”. Orang mungkin menganggap bahwa hal ini berfaedah. Tetapi sesungguhnya tidak, menurut Pencipta kita, yang telah mengamati semua pengalaman manusia. Menjaga kesucian sebelumnya merupakan dasar yang jauh lebih baik untuk perkawinan yang bahagia. Penelitian di Kanada mengungkapkan bahwa orang-orang berusia belasan tahun yang melakukan hubungan seks sebelum pernikahan lebih cenderung memperdayakan teman hidupnya apabila telah menikah. Tetapi orang yang menjaga kesucian sebelumnya lebih cenderung berlaku suci dalam perkawinan; respek dan hormat terhadap perkawinan sebelum hari pernikahan tetap diperlihatkan sampai seterusnya.

      BAGAIMANA DENGAN PERZINAHAN?

      Apa yang diperlihatkan oleh bukti-bukti mengenai nasihat Alkitab tentang perzinahan? (15-18)

      15 Nasihat yang serba bebas dewasa ini mengenai seks juga telah menyebabkan lebih banyak perzinahan. Laporan dari Eropa dan Amerika Utara menunjukkan bahwa kira-kira separuh dari jumlah pria yang menikah mengkhianati istri. Juga makin banyak wanita sekarang menyetujui dan turut melakukan perzinahan. Mereka sering mengharapkan bahwa hal itu akan menambah suasana cinta dalam kehidupan.

      16 Alkitab menawarkan nasihat yang sangat jelas mengenai hal ini, ”Hendaklah suami memenuhi kewajibannya [dalam hal seks] terhadap istrinya, demikian pula istri terhadap suaminya.” (1 Korintus 7:3) Anda dapat juga membaca Amsal 5:15-20, yang mengatakan dalam bahasa kiasan bahwa orang-orang yang menikah hendaknya mendapatkan kesenangan seks dalam perkawinan mereka, bukan dari seseorang di luarnya. Pengalaman berabad-abad membuktikan bahwa nasihat ini suatu perlindungan, terhadap penyakit dan status anak yang tidak sah. Juga melindungi terhadap rasa sakit hati dan dukacita yang sering ditimbulkan oleh perzinahan.

      17 Apabila seorang pria dan seorang wanita menikah, mereka mengikat diri terhadap satu sama lain. Apa yang terjadi apabila salah seorang merusak kepercayaan tersebut dengan mengkhianat? Penelitian mengenai hubungan gelap melaporkan:

      ”Ada rasa bersalah yang hebat karena melanggar janji. Perzinahan suatu kejahatan terhadap pribadi, sebab anda tahu betul siapa yang anda khianati atau sakiti.”

      Hal ini makin jelas setelah banyak suami istri mengikuti anjuran mengenai ”perkawinan terbuka”, yang di dalamnya ada persetujuan untuk melakukan hubungan seks dengan pasangan lain. Pada waktunya para pendukung utama dari ”perkawinan terbuka” terpaksa mengubah pernyataan mereka. Akibat-akibat yang menyedihkan memaksa mereka untuk menarik kesimpulan bahwa ”jaminan kesetiaan dalam hal seks tetap menjadi sifat yang penting dan perlu dari kebanyakan perkawinan”.

      18 Perzinahan cenderung menghasilkan kebencian dan rasa tidak aman secara pribadi. Dengan bijaksana Allah memberitahu kerugian yang diakibatkannya. (Amsal 14:30; 27:4) Jadi, walaupun ada orang yang merasa lebih tahu dan merasa bahwa perzinahan dapat dibenarkan, kenyataan membuktikan sebaliknya. Ahli ilmu jiwa klinis Dr. Milton Matz mengakui dengan terus terang:

      ”Hampir semua kita merasa disakiti jika hubungan seks di luar perkawinan terjadi dalam kehidupan kita, baik kita sebagai pelaku atau sebagai korban. . . .

      ”Dari pengalaman saya dalam hal ini nyata bahwa hubungan gelap sangat menyakitkan bagi setiap orang yang tersangkut. Cara itu tidak berhasil sebagai resep untuk kebahagiaan.”

      HUBUNGAN SEKS DALAM PERKAWINAN

      Apa yang ditawarkan oleh Alkitab sebagai nasihat mengenai seks dalam perkawinan? (19-22)

      19 Mengenai hubungan seks, Alkitab memberi nasihat kepada kita bukan hanya mengenai apa yang harus dihindari. Juga diberikannya nasihat mengenai apa yang harus dilakukan dengan cara positif yang akan turut menghasilkan kehidupan yang memuaskan.

      20 Dari pada mengetengahkan seks sebagai fungsi biologis saja, dengan tepat Alkitab memperlihatkannya sebagai sesuatu yang dapat menghasilkan kesenangan timbal balik bagi suami dan istri. Alkitab menyebut mengenai ”berahi” dan ’rasa puas’ dalam hubungan seks dari perkawinan. (Amsal 5:19) Pernyataan yang begitu terus terang membantu untuk menjauhkan sikap yang terlalu alim atau malu terhadap hubungan yang penuh kasih dan wajar di antara suami dan istri.

      21 Pencipta menasihatkan para suami, ”Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.” (Kolose 3:19) Supaya hubungan seks benar-benar memberikan kepuasan, tidak boleh terdapat rintangan berupa perasaan pahit atau rasa kesal di antara mereka. Dengan demikian hubungan intim antara suami istri dapat dinikmati sebagai apa adanya, suatu cara untuk menyatakan kasih yang dalam, ikatan yang disetujui dan kelembutan.

      22 Lebih jauh, Allah mendesak para suami supaya hidup bersama istri ’dengan bijaksana [menurut pengetahuan, NW]’. (1 Petrus 3:7) Maka seorang suami hendaknya mempertimbangkan emosi dan siklus fisik dari istrinya. Dari pada menuntut secara kasar, dengan penuh perhatian ia akan bersikap peka terhadap perasaan dan kebutuhan istrinya. Dengan demikian kemungkinan sekali istri akan lebih peka dan menyambut terhadap perasaan dan kebutuhan suami. Ini akan menghasilkan kepuasan timbal balik.

      Apa manfaatnya jika nasihat ini diterapkan? (23-26)

      23 Keluhan yang umum adalah bahwa beberapa istri bersikap dingin atau tidak menunjukkan sambutan. Yang mungkin turut menyebabkannya adalah sikap suami yang kelihatannya menjauhkan diri, kurang terbuka atau kasar kecuali ia menginginkan hubungan seks. Tetapi apakah anda tidak setuju bahwa sikap istri yang tidak memberi sambutan akan berkurang jika suami bersikap hangat dan dekat kepada istri? Lebih wajar bagi istri untuk menyambut suaminya yang mengindahkan nasihat supaya mengenakan ”belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran”.—Kolose 3:12, 13.

      24 Alkitab mengatakan, ”Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.” (Kisah 20:35) Hal ini berlaku dalam banyak hal, dan penerapan prinsip ini sesuai dengan kenyataan sebagai bantuan untuk kenikmatan seks. Mengapa demikian? Kenikmatan yang dirasakan oleh istri dari hubungan seks terutama bergantung pada hati dan pikiran. Belakangan ini banyak ditandaskan tentang konsentrasi di pihak wanita terhadap rangsangan serta kesenangan atas tubuh mereka sendiri, tetapi ternyata kepuasan masih tidak dirasakan oleh banyak orang. Namun, Dr. Marie Robinson, yang mempelajari masalah ini, menegaskan bahwa apabila seorang istri memupuk respek terhadap suami dan memandang hubungan seks sebagai cara untuk ’memberi’ sebaliknya dari pada untuk menerima, kemungkinan sekali istri akan merasakan sendiri lebih banyak kepuasan. Dokter ini memberi komentar:

      ”Secara bertahap [istri] mengalami bahwa ia memberikan kelembutan yang baru dan perhatian terhadap suaminya sebagai bagian dari arti sambutan seksuilnya. Ia memahami dan merasakan kesenangan yang dihasilkan bagi suaminya oleh karena kehangatan seksuilnya yang bertambah, dan proses ini berlangsung terus, sehingga kesenangan yang bertambah bagi suaminya memberi lebih banyak kesenangan bagi dia.”

      Jadi nasihat Alkitab supaya suka memberi dan berminat kepada orang lain turut menambah kebahagiaan, bahkan dalam segi yang intim ini dari kehidupan.—Filipi 2:4.

      25 Dengan mengindahkan nasihat ini kita mendapat manfaat dalam segi lain juga. Pandangan kita mengenai seks, yang mencakup kemampuan untuk meneruskan kehidupan, mempengaruhi hubungan kita dengan Allah, sang Pemberi Kehidupan. Jadi, sungguh bijaksana menghindari gendak dan perzinahan, bukan hanya karena kita akan mendapat manfaat secara jasmani, mental dan emosi, tetapi juga karena hal-hal itu merupakan ”dosa terhadap Allah”. (Kejadian 39:9) Dan mengenai kesetiaan kepada teman hidup dalam perkawinan, Ibrani 13:4 menyatakan:

      ”Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.”

      26 Bila kita perhatikan bagaimana seks berkaitan dengan kebahagiaan seseorang, perlu kita pandang ke hari esok. Mengingat kesejahteraan kekal kita, Alkitab membantu kita untuk mempertimbangkan bagaimana hal-hal yang kita lakukan akan mempengaruhi diri kita maupun orang-orang lain besok, tahun depan dan sepanjang hidup kita.

      [Kotak di hlm. 70]

      ”Barangkali ’kebebasan seks’ yang baru adalah sesuatu yang ’membebaskan’, . . . Tetapi apa yang selalu saya dengar di mana-mana justru sesuatu yang sangat berbeda. Apa yang selalu saya dengar adalah bahwa seks yang bebas memang berakibat atas kebanyakan orang. Seks yang bebas menimbulkan rasa sakit hati.”—Kolumnis G. A. Geyer, The Oregonian.

      [Kotak di hlm. 71]

      ”Ketidaksetiaan antara suami istri cenderung menyebabkan rasa bersalah, kepedihan, dan hilangnya kepercayaan, sedangkan kesetiaan membuahkan rasa aman dan sukacita yang dalam.”—Dr. C. B. Broderick, direktur pusat perkawinan dan keluarga.

      [Gambar di hlm. 69]

      Dengan nasihat Alkitab, dapat dihindari akibat-akibat yang menyedihkan dari imoralitas—kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit kelamin

  • Kehidupan Keluarga—Caranya agar Dapat Sukses
    Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
    • Pasal 8

      Kehidupan Keluarga—Caranya agar Dapat Sukses

      Bagaimana kita dapat mengusahakan lebih banyak sukses dalam kehidupan keluarga? (1-3)

      PADA umumnya kebanyakan orang setuju bahwa kehidupan keluarga dan kebahagiaan saling berkaitan. Dalam suatu penelitian, 85 persen dari sekelompok pria mengatakan bahwa mereka ”merasa ’kehidupan keluarga’ sangat penting bagi kehidupan yang bahagia dan memuaskan”. Namun mungkin anda kenal banyak pria yang lebih suka bercerai. Juga, makin banyak wanita yang memilih perceraian untuk mengakhiri perkawinan karena rasa bosan, perselisihan atau rasa tertekan.

      2 Kita tidak dapat mengubah apa yang orang lain perbuat. Tetapi kita patut berminat memperbaiki kehidupan keluarga kita sendiri, teristimewa hubungan antara suami dan istri. Semua kita patut bertanya, ’Bagaimana hubungan ini dalam rumah tangga saya?’

      3 Pencipta adalah Sumber dari penyelenggaraan keluarga. (Efesus 3:14, 15) Ia menyediakan nasihat praktis yang telah membantu sangat banyak suami istri untuk menikmati sukses dalam kehidupan keluarga. Nasihat yang sama dapat anda manfaatkan.

      PELAJARAN PRAKTIS DARI PERKAWINAN PERTAMA

      Apa peranan ikatan yang disetujui dalam perkawinan pertama, dan mengapa hal ini sangat penting? (4-6)

      4 Dalam bagian pembukaan dari Alkitab, terdapat catatan mengenai cara Allah memulai keluarga pertama dari manusia. Beberapa waktu setelah Allah Yehuwa menciptakan Adam, pria yang pertama, Ia berkata:

      ”’Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.’ Dan dari rusuk yang diambil TUHAN [Yehuwa] Allah dari manusia itu, dibangunNyalah seorang perempuan, lalu dibawaNya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: ”Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. . . .’ Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.”—Kejadian 2:18, 22-24.

      5 Perhatikan bahwa keluarga pertama terbentuk bukan karena dua orang sekedar memutuskan untuk hidup bersama. Allah memberi wewenang atas perkawinan itu dan mereka memasuki ikatan yang permanen. Di hadapan Pribadi Yang Maha Berwenang di alam semesta, Adam menerima Hawa sebagai istrinya.

      6 Jika pria dan wanita mengambil langkah-langkah yang dituntut untuk membentuk perkawinan yang sah dan diakui, mereka mengikat diri dengan disaksikan oleh umum. (Kejadian 24:4, 34-67; Matius 25:1-10) Ikatan sedemikian tidak ada jika sepasang pria dan wanita hanya hidup bersama tanpa jaminan dari ikatan perkawinan. Sebaliknya, hubungan mereka tidak lain dari apa yang Alkitab sebut sebagai ’gendak’ atau ”zinah”. (Ibrani 13:4) Sekalipun mereka mengaku saling mencintai, hubungan mereka kemungkinan besar akan mengalami kesulitan pada waktunya, sebab di dalamnya tidak terdapat ikatan perkawinan yang kokoh sebagai hal yang menentukan menurut Alkitab. Misalnya:

      Seorang wanita berusia 34 tahun menjelaskan, ”Mungkin saya ini kolot tetapi ikatan perkawinan membuat saya merasa lebih aman. . . . Saya menyukai ketenangan akibat persetujuan yang kami ambil dan dunia yang kami ingin pegang bersama-sama.”

      Seorang guru pria berusia 28 tahun mengungkapkan kesadarannya, ”Setelah dua tahun, saya mulai merasa seakan-akan saya hidup dalam kehampaan. Hidup bersama [tanpa pernikahan] tidak memberikan arah yang jelas ke masa depan.”

      Dalam penelitian tentang hal ini, ahli sosiologi Nancy M. Clatworthy menyingkapkan fakta bahwa pasangan yang mengikat diri dalam pernikahan, tetapi yang tidak hidup bersama sebelum pernikahan, memperlihatkan ”rasa bahagia dan rasa puas yang lebih besar”.

      Apa yang dapat kita pelajari dari perkawinan pertama mengenai orangtua dan keluarga mertua? (7-9)

      7 Uraian Alkitab mengenai perkawinan pertama juga dapat membantu kita menghindari kesulitan yang menyangkut orangtua dan keluarga mertua. Kesulitan sedemikian, menurut seorang penasihat perkawinan, memang paling banyak terdapat. Tetapi sebelum ada kesulitan dengan orangtua dan keluarga mertua, Alkitab berkata tentang perkawinan pertama, ”Seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya.”—Kejadian 2:24.

      8 Memang, pada umumnya kita mengasihi orangtua kita. Alkitab bahkan menganjurkan agar kita membantu mereka secara materi dalam usia tua mereka, jika dibutuhkan. (1 Timotius 5:8; Ulangan 27:16; Amsal 20:20) Tetapi Alkitab menandaskan bahwa, setelah menikah, teman hidup menjadi sanak keluarga yang terdekat. Suami atau istri menjadi yang paling pertama harus dikasihi, diperhatikan, dan dimintai pendapat.

      9 Pandangan ini tidak menganjurkan seorang yang telah menikah ’pulang’ kepada orangtua jika timbul kesulitan. Maka orangtua akan lebih mengerti bahwa, setelah menikah, anak-anak mereka ”meninggalkan” mereka dan membentuk keluarga sendiri, sekalipun adat kebiasaan atau keadaan keuangan mengharuskan mereka tinggal dekat atau bersama orangtua untuk sementara. Memang sepatutnya anak menghargai dan barangkali menimba hikmat serta pengalaman orangtua mereka. (Ayub 12:12; 32:6, 7) Namun apa yang dikatakan di Kejadian 2:24 memperingatkan orangtua agar tidak mencoba mengatur atau mengendalikan kehidupan anak yang telah menikah. Ya, dengan menerapkan nasihat Alkitab ini sukses dalam perkawinan dapat lebih terjamin.

      BERAPA BANYAK TEMAN HIDUP?

      Pelajaran praktis apa dapat kita ambil dari kitab Kejadian tentang jumlah teman hidup? (10, 11)

      10 Kita juga dapat mengerti dari catatan kitab Kejadian bahwa Allah memberikan satu saja teman hidup bagi Adam. Dalam beberapa peradaban, pria diperbolehkan mempunyai banyak istri. Tetapi apakah poligami menghasilkan kebahagiaan keluarga? Sebaliknya, nyata dari pengalaman bahwa cara ini sering menyebabkan iri hati yang dalam atau persaingan, maupun perlakuan buruk terhadap istri-istri yang lebih tua. (Amsal 27:4; Kejadian 30:1) Poligami maupun kebiasaan menyingkirkan istri melalui perceraian terdapat di kalangan bangsa Ibrani purbakala. Walaupun Allah membiarkan hal itu, Ia memberikan hukum-hukum kepada orang Israel untuk mencegah penyalahgunaan yang merajalela. Namun sewaktu membahas hal ini, Yesus mengarahkan perhatian kepada kehendak Allah yang dinyatakan dalam kitab Kejadian. Ketika ditanyakan tentang perceraian atas berbagai alasan, Yesus berkata:

      ”Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: ’Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,’ . . . Karena itu, apa yang telah dipersatukan [ditaruh di bawah satu kuk oleh] Allah, tidak boleh diceraikan manusia. . . . Karena ketegaran hatimu [orang Ibrani] Musa [dalam hukum Allah] mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah.”—Matius 19:3-9.

      11 Yesus menjelaskan bahwa di kalangan para pengikutnya, yang menjadi patokan bukan poligami, tetapi hanya satu teman hidup, sebagaimana Allah tetapkan pada mulanya. (1 Timotius 3:2) Apabila hikmat dan wewenang Allah diakui dalam hal ini, berarti satu langkah maju menuju kebahagiaan.

      Alkitab menganjurkan pandangan apa tentang perceraian? (12, 13)

      12 Demikian pula dengan pernyataan Yesus tentang perceraian. Jika perceraian mudah diperoleh, perceraian akan terus meningkat. Telah terbukti dewasa ini. Tetapi Allah memandang perkawinan sebagai sesuatu yang permanen. Memang, Yesus mengatakan bahwa jika teman hidup bersalah karena ’gendak’ (Yunani, porneia, artinya imoralitas seks yang keji), sehingga menjadi ”satu daging” dengan orang lain, pihak yang tidak bersalah boleh menceraikannya dan kawin lagi. Tetapi, jika tidak ada kesalahan sedemikian, dalam pandangan Pencipta pasangan yang kawin dipersatukan untuk seterusnya. Jadi mereka yang mengakui wewenang Allah dalam hal itu mempunyai alasan yang lebih besar untuk berusaha memantapkan perkawinan mereka dan mengatasi setiap problem. (Pengkhotbah 4:11, 12; Roma 7:2, 3) Karena itu, dari pada menyebabkan ketidakbahagiaan, pandangan ini mempermudah usaha mencapai sukses dalam perkawinan. Pengalaman membuktikannya.

      13 ’Namun,’ orang mungkin berpendapat, ’ada perkawinan yang mengalami kesulitan serius, atau suami istri tidak bisa saling mengerti.’ Apa yang dapat dilakukan? Ada hal-hal praktis yang dapat dipelajari dari Alkitab.

      SUAMI YANG BENAR-BENAR MENCINTAI ISTRI

      Bagaimana suami dapat menerapkan nasihat Alkitab? (14-16)

      14 Salah satu kunci sukses dalam keluarga adalah cara suami memandang dan memperlakukan istri. Tetapi siapa yang berhak mengatakan cara mana yang terbaik? Keterangan Alkitab tentang perkawinan pertama, sekali lagi menolong kita. Catatan menjelaskan bahwa Allah menggunakan sebagian dari tubuh Adam sendiri untuk menghasilkan teman hidup bagi dia. Belakangan Alkitab memperjelas hal ini:

      ”Suami harus MENGASIHI ISTERINYA SAMA SEPERTI TUBUHNYA SENDIRI: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat.”

      Kemudian, setelah mengutip Kejadian 2:24, Paulus melanjutkan, ”Bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri.”—Efesus 5:28-33.

      15 Ada pria yang menganggap perlu bersikap kasar atau bersikap dingin menghadapi istri. Tetapi Sumber perkawinan mengatakan bahwa cinta suami harus begitu dalam terhadap istrinya dan tidak disembunyikan. Untuk sungguh-sungguh bahagia, istri perlu merasa pasti bahwa dirinya benar-benar dicintai.

      16 Seorang suami yang ’mengasuh dan merawat istrinya seperti tubuhnya sendiri’ juga akan berusaha menyediakan kebutuhan nafkah istri dengan baik. Namun ia tidak patut terlalu sibuk mencari nafkah sehingga tidak pernah ada waktu bersama istri maupun untuk memperlihatkan minat yang hangat terhadap istri sebagai suatu pribadi. Lebih jauh, pria yang waras, sekalipun merasa kurang senang, tidak akan membenci atau kasar terhadap tubuhnya sendiri. Maka, Alkitab tidak membenarkan kemarahan yang hebat dari seorang pria terhadap istrinya.—Mazmur 11:5; 37:8.

      Istri sebagai ”penolong” hendaknya berarti apa bagi suami? (17-19)

      17 Wanita yang pertama dibuat ’sepadan [pasangan] dengan suaminya’. (Kejadian 2:18) Allah menyadari bahwa pria dan wanita memiliki susunan sifat yang berbeda. Sekarang pun demikian halnya. Wanita biasanya berbeda dari pria dalam sifat-sifat dan cara. Misalnya, suami tegas, istri lebih sabar. Mungkin istri suka bergaul, suami lebih suka menyendiri. Mungkin suami mementingkan ketelitian waktu, sedangkan istri lebih ”santai” mengenai waktu. Alkitab memberi komentar mengenai cara Allah menciptakan Hawa sebagai ’pasangan’. Hendaknya hal ini membantu suami memahami perbedaan-perbedaan tersebut.

      18 Rasul Petrus mendesak para suami supaya ’hidup bijaksana dengan istri, menghormatinya sebagai kaum yang lebih lemah’. (1 Petrus 3:7) ”Hormat” ini mencakup pengertian akan selera istri yang mungkin berbeda. Suami mungkin suka olahraga, tetapi istri senang melihat-lihat barang di toko atau menonton pertunjukan balet. Sama seperti selera suami, selera istri tidak dapat diabaikan. Sikap hormat akan menerima perbedaan sedemikian.

      19 Perasaan yang berubah-ubah pada istri, akibat siklus-siklus dalam dirinya, kadang-kadang membingungkan suami, dan barangkali membingungkan istri juga. Tetapi suami dapat memperbesar kebahagiaan bersama dengan berusaha mengerti dan ’hidup bijaksana dengan dia’. Sering kali yang paling dibutuhkan oleh istri adalah agar sang suami memegang dia dengan lembut sambil bercakap-cakap dengan cara yang penuh kasih.

      ISTRI YANG MENYEGANI SUAMI

      Alkitab mendesak istri untuk memiliki pandangan yang bagaimana terhadap suaminya? (20-22)

      20 Karena istri pun harus melakukan peranannya untuk mewujudkan keluarga bahagia, Pencipta memberikan bimbingan bagi istri juga.

      21 Setelah mengatakan supaya para suami mencintai istri, Alkitab langsung menambahkan, ”Dan isteri hendaklah menghormati [memiliki rasa segan yang dalam terhadap, NW] suaminya.” (Efesus 5:33) Dalam perkawinan yang pertama, ada faktor-faktor yang sewajarnya membuat Hawa segan terhadap suaminya. Adam diciptakan lebih dahulu. Ia memiliki lebih banyak pengetahuan serta pengalaman dalam kehidupan, bahkan lebih dahulu menerima petunjuk-petunjuk dari Allah.

      22 Tetapi bagaimana halnya dengan perkawinan dewasa ini? Jika suami dengan sungguh-sungguh berusaha menerapkan nasihat Alkitab yang telah dibahas tadi, kemungkinan sekali rasa segan dari sang istri akan tergugah. Sekalipun istri mungkin unggul dalam hal-hal tertentu, atau suami mungkin kurang mampu, ada alasan untuk mengembangkan sikap segan—didorong oleh sikap hormat terhadap penyelenggaraan Yehuwa, yang mencakup keluarga. Rasul Paulus menulis:

      ”Hai, isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat.”—Efesus 5:22, 23.

      Mengapa istri dapat mempercayai bahwa nasihat ini akan membantu? (23, 24)

      23 Tidak berarti bahwa suami menjadi diktator yang serba tahu dalam keluarga. Hal sedemikian bertentangan dengan teladan Kristus yang penuh kasih, tenggang rasa dan pengertian. Allah mendesak istri untuk mengharapkan kepemimpinan dari suami. Mengenai urusan-urusan keluarga yang penting suami dan istri dapat saling berkonsultasi, seperti bagian-bagian yang berfungsi dari satu tubuh. Namun Allah menganggap suami yang terutama bertanggung jawab atas keluarga.—Kolose 3:18, 19.

      24 Nyata dari pengalaman bahwa apa yang Alkitab katakan tentang pokok ini memang bijaksana. Jika istri berusaha sehingga layak mendapatkan kasih dan perhatian suami, serta mengharapkan bimbingannya dalam urusan keluarga, sering kali suami menjadi lebih rela memikul tanggung jawabnya dan melaksanakannya dengan cara yang penuh kasih.—Amsal 31:26-28; Titus 2:4, 5.

      BEKERJA SAMA MENCAPAI SUKSES KELUARGA

      Peranan apa yang dimainkan oleh komunikasi dalam sukses keluarga? (25-28)

      25 Komunikasi adalah unsur yang sangat penting yang tidak terdapat dalam kebanyakan keluarga. Seorang sarjana sosial mengomentari, ”Kebanyakan pasangan yang kawin tidak saling mendengarkan, dan sebagai akibatnya banyak yang terlibat dalam pertengkaran.” Pasti ada hal-hal yang tidak menyenangkan, membingungkan dan mengecewakan dalam kehidupan. Bagaimana dapat dicegah agar hal-hal ini tidak merusak perkawinan kita? Komunikasi yang baik akan menolong. Hati-hatilah agar komunikasi tidak dianggap enteng, sebab sikap sedemikian hanya akan menyebabkan anda lama-kelamaan makin jarang berbicara satu sama lain.

      26 Usahakanlah berkomunikasi. Apakah anda membiasakan diri untuk membicarakan kegiatan serta perasaan anda? Sering kita terlalu tergesa-gesa untuk berbicara dan tidak mendengarkan apa yang orang lain katakan. (Amsal 10:19, 20; Yakobus 1:19, 26) Dari pada hanya menunggu kesempatan untuk giliran anda berbicara, dengarkanlah, cobalah memahami, barangkali dengan menjawab, ’Apakah kau memaksudkan . . .?’ atau, ’Bagaimana maksudmu . . .?’ (Amsal 15:30, 31; 20:5; 21:28) Suami atau istri yang ikhlas mendengarkan pikiran dan perasaan satu sama lain tidak akan begitu cenderung bertindak dengan cara yang mementingkan diri atau kasar.

      27 Komunikasi menjadi bahkan lebih bernilai jika suami istri mau membahas problem yang dihadapi bersama dengan bimbingan nasihat Alkitab. Misalnya, dasar yang sangat baik untuk membahas penghasilan keluarga dan rencana ekonomi terdapat di 1 Timotius 6:6-10, 17-19 dan Matius 6:24-34. Banyak nasihat Alkitab tentang segi-segi yang umum dari kehidupan keluarga terdapat dalam buku Membina Keluarga Bahagia.a

      28 Karena nasihat Alkitab berasal dari Allah Yehuwa, wewenang terbaik mengenai perkawinan dan kehidupan keluarga, tentu nasihatnya dapat membantu kita dalam mencapai sukses jika kita sabar dan terus menerapkannya. Ribuan suami istri Kristen di seluruh bumi telah melakukan hal ini. Hasilnya, kebahagiaan dalam perkawinan mereka.

      [Catatan Kaki]

      a Diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society.

      [Kotak di hlm. 80]

      ”Selama kehidupan perkawinanku,” demikian seorang pria dari Amerika Serikat bagian barat, ”Aku mendapatkan segala sesuatu yang kuinginkan secara materi—rumah yang bagus, mobil, kapal dan kuda. Namun semua ini tidak mendatangkan kebahagiaan. Istriku tidak berminat akan hal-hal yang kusukai ini. Kami selalu bertengkar. Aku mengisap marihuana untuk mendapatkan ketenangan pikiran.

      ”Akhir pekan kebanyakan kupakai untuk pergi berburu. Juga, pekerjaanku kadang-kadang harus kulakukan jauh dari rumah. Ini menyebabkan kehidupan perzinahan. Saya menganggap istriku tidak mencintai saya, maka aku pindah dan terlibat dengan wanita-wanita sampai kehidupanku kelihatannya menemui jalan buntu.

      ”Selama masa ini aku membaca Alkitab sedikit. Efesus pasal lima meyakinkan saya untuk mencoba sekali lagi dengan istriku. Kusadari bahwa selama ini ia tidak tunduk, dan aku pun tidak mengambil pimpinan yang patut. Tetapi pada suatu perjalanan bisnis minggu berikutnya sekali lagi aku melakukan perzinahan.”

      Seorang teman menyarankan bahwa jika ia benar-benar berminat kepada Allah, Saksi-Saksi Yehuwa dapat membantu dia. Ia melanjutkan, ”Saksi-Saksi benar-benar membantu. Salah seorang pengawas di sidang menyisihkan waktu untuk belajar Alkitab dengan saya. Karena perubahan besar dalam cara hidupku, istriku ikut belajar. Kini untuk pertama kali kehidupan keluarga kami menjadi bahagia, bahkan kedua putri kami dapat melihat perbedaannya. Tiada kata-kata untuk melukiskan kebahagiaan yang menakjubkan setelah istri dan saya menerapkan Alkitab dalam kehidupan kami.”

      [Gambar di hlm. 85]

      Komunikasi—sangat penting bagi perkawinan yang bahagia

  • Kaum Remaja—Bagaimana KALIAN Dapat Bahagia?
    Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
    • Pasal 9

      Kaum Remaja—Bagaimana KALIAN Dapat Bahagia?

      Mengapa kebahagiaan suatu tantangan bagi orang-orang muda? (1-4)

      MASA REMAJA bisa sangat menggairahkan. Hari esok terbentang di hadapan anda. Maka manfaatkanlah masa ini sebaik-baiknya. Perolehlah kebahagiaan.

      2 Tetapi hal ini tidak mudah. Dr. Robert S. Brown menyelidiki orang-orang dewasa yang tergolong muda yang, beberapa tahun lalu, bertekad untuk hidup sesuai dengan citra masyarakat dan pemerintah yang mereka idam-idamkan. Ia melaporkan bahwa melebihi sepertiga dari mereka menjadi kecewa, masygul dan cemas.

      3 Sering anda dengar bahwa pendidikan yang baik merupakan jawaban. Tetapi dewasa ini banyak orang muda yang berpendidikan tetap saja sulit mendapatkan pekerjaan. Yang lain-lain berhasil dalam hal keuangan namun ternyata bahwa pekerjaan dengan bayaran tinggi belum dapat mewujudkan peranan mereka dalam kehidupan. Kehidupan percintaan dari kebanyakan kaum remaja juga tidak menghasilkan kebahagiaan. Di beberapa tempat, 80 persen dari perkawinan belasan tahun bertahan hanya sampai lima tahun.

      4 Apa yang dapat anda lakukan untuk hasil yang berbeda, supaya anda benar-benar bahagia sekarang dan merasa puas di masa depan? Atau, sebagai orangtua, bagaimana anda dapat membantu anak-anak anda mencapai tujuan ini?

      TIDAK MENGESAMPINGKAN SANG PENCIPTA

      Mengapa Allah tidak patut dikesampingkan? (5-8)

      5 Orang-orang muda sering dipengaruhi oleh orang-orang yang sebaya, yang terbatas pengalaman hidupnya. Alkitab menanggapi:

      ”Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.”—Amsal 22:3; 13:20.

      Orang muda yang menyadari kenyataan akan mengakui bahwa kesejahteraannya mungkin diperhatikan dengan sungguh-sungguh hanya oleh sedikit saja dari antara teman-teman sekolah maupun teman-teman lain. Tanya saja, ’Di tahun-tahun mendatang, apakah mereka peduli jika kebahagiaanku dirusak oleh apa yang kulakukan sekarang?’

      6 Tetapi siapakah yang peduli dan yang dapat menawarkan nasihat terbaik? Pencipta anda sendiri. Ia ingin kaum remaja menikmati kehidupan. Ia tidak bersikap negatif mengenai segala sesuatu yang menarik bagi hati dan mata yang muda. Walaupun Ia tidak melindungi kaum remaja terhadap buah-buah pahit dari haluan yang sembrono, Ia melakukan apa yang anda harapkan dari seseorang yang benar-benar berminat kepada anda: Ia memperingatkan anda mengenai hal-hal yang akan mendatangkan dukacita dan bencana, dan Ia menawarkan nasihat mengenai cara menghindari jerat-jerat ini. (Amsal 27:5; Mazmur 119:9) Alkitab mengomentari:

      ”Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu.”—Pengkhotbah 11:9, 10.

      7 Namun, Pencipta tidak patut dikesampingkan bukan saja karena Ia berminat kepada anda. Mungkin anda telah memperhatikan banyak orang muda hanyut tanpa tujuan hidup. Tidak ada sasaran tertentu maupun patokan yang mantap sebagai dasar kehidupan mereka. Mereka sering berpaling kepada narkotika, kebiasaan merokok dan kesenangan-kesenangan lain yang berbahaya untuk mengisi kekosongan hidup atau untuk mendapatkan kegairahan yang dianggap dapat melenyapkan kebosanan hidup. Anda sendiri mungkin telah melakukan beberapa hal seperti itu, baik anda menyadari bahaya-bahayanya atau tidak. Apakah anda puas dengan kehidupan anda sampai sekarang ini maupun dengan apa yang anda lihat di masa depan? Bukankah sudah waktunya untuk merenungkan arti hidup anda?

      8 Sebagaimana telah kita tinjau sebelumnya, supaya kehidupan seseorang punya arti dan sesuai dengan kenyataan, ia harus mengakui adanya Pencipta dari alam semesta. Pribadi tersebut, Yang Menjadikan kita, mempunyai patokan. (Mazmur 100:3) Patokan tersebut selaras dengan cara Dia membuat kita hidup. Patokan itu praktis dan memberi pengaruh positif untuk mencapai kebahagiaan. Buktinya sudah jelas di pasal-pasal sebelumnya, yang membahas hubungan seks sebelum pernikahan, minuman keras yang berlebihan serta perjudian.a Tentu anda menginginkan kehidupan yang menyenangkan. Maka bukankah bijaksana untuk tidak mengesampingkan Pencipta pada waktu anda merenungkan cara anda ingin hidup, patokan apa yang anda akan pertahankan dan ke mana tujuan hidup anda?

      KEHIDUPAN YANG PUNYA MAKSUD DAN HARGA DIRI

      Mengapa wajar untuk memikirkan kehendak Allah? (Mazmur 128:1, 2) (9, 10)

      9 Kita perhatikan di Pengkhotbah 11:9, 10 beberapa tanggapan Alkitab terhadap kaum remaja. Buku Alkitab ini menarik kesimpulan:

      ”Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.”—Pengkhotbah 12:13.

      10 Di seluruh bumi ada ratusan ribu orang muda yang sungguh-sungguh merenungkan kehidupan mereka. Mereka tidak mengesampingkan sang Pencipta dan telah mempelajari FirmanNya. Dan mereka mengerti bahwa salah satu tuntutan dasar untuk bahagia adalah hidup selaras dengan Pribadi Yang Menjadikan mereka. Ini juga patut menjadi kewajiban serta maksud-tujuan anda dalam kehidupan. Hidup menurut apa yang digariskan dalam Alkitab bukan hal yang aneh, ekstrim atau tidak menyenangkan. Sebaliknya, itu merupakan cara hidup yang seimbang dan penuh arti. Hal itu memungkinkan seseorang untuk bijaksana dan berhasil menghadapi masalah uang, pekerjaan, moral, kehidupan keluarga, rekreasi dan hal-hal lain yang kini anda hadapi atau masih akan hadapi. Pengalaman Saksi-Saksi Yehuwa meneguhkan bahwa hikmat yang didasarkan atas Alkitab

      ”menjadi pohon kehidupan bagi orang yang memegangnya, siapa yang berpegang padanya akan disebut berbahagia.”—Amsal 3:18.

      Alkitab menasihatkan, ”Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintah [prinsip-prinsip]ku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera [kebahagiaan] akan ditambahkannya kepadamu.”—Amsal 3:1, 2.

      Jika anda berbeda karena hidup dengan mengingat Allah, apakah hal ini buruk? (11-14)

      11 Jika anda mengikuti nasihat Alkitab, mungkin anda akan berbeda dari kaum remaja lain pada umumnya. Malahan, beberapa orang mungkin mencemoohkan anda. (1 Petrus 2:20; 4:4) Apakah anda akan membiarkan hal ini merintangi anda untuk menempuh haluan yang akan lebih membahagiakan kehidupan anda?

      12 Ada banyak remaja yang menyebut tentang berpikir untuk diri sendiri, namun kenyataannya mereka takut berbeda. Tetapi Alkitab berisi contoh-contoh bagus mengenai orang-orang muda yang tidak mengikuti orang banyak. Walaupun mereka orang-orang muda yang normal, dengan minat, keinginan serta harapan-harapan seperti yang anda miliki, mereka mengarahkan pikiran serta tindakan menurut nasihat yang bijaksana dari Allah.

      13 Satu contoh dapat anda baca di Daniel 1:6-20; 3:1-30. Ketiga pemuda Ibrani rekan Daniel rela untuk berbeda dari orang banyak di sekeliling mereka. Ketika mereka diperintahkan membungkuk di hadapan patung, sesuatu yang dilarang oleh Firman Allah, mereka menolak. Apakah anda akan sanggup bersikap seperti itu? Orang-orang lain bahkan ingin membunuh mereka karena sikap tersebut. Namun mereka berpaut kepada prinsip-prinsip mereka, dan jelas dari uraian kejadian itu bahwa Allah senang dan melindungi mereka. Akhirnya raja Babel menghormati mereka, sehingga meneguhkan apa yang ditulis oleh Salomo, ”Aku tahu, bahwa orang yang takut akan Allah akan beroleh kebahagiaan.”—Pengkhotbah 8:12; Keluaran 20:4, 5.

      14 Pemuda-pemuda ini mendapatkan respek dari orang-orang lain, tetapi juga mempunyai harga diri. Sama halnya dengan banyak pemuda Saksi-Saksi Yehuwa di jaman modern. Teman-teman sekolah kagum akan keyakinan mereka dan karena orang-orang Kristen ini mempunyai tujuan hidup. Tidakkah anda setuju bahwa bila seseorang direspektir dan mempunyai harga diri, kehidupan akan lebih punya arti?

      KEBAHAGIAAN KELUARGA

      Apa alasan anda untuk mengikuti Alkitab dalam keluarga anda? (15-20)

      15 Nasihat Alkitab juga turut menghasilkan lebih banyak kepuasan hidup bagi orang muda dengan menciptakan ikatan keluarga yang lebih erat.

      16 Tentu anda mengenal keluarga-keluarga yang di dalamnya terdapat jurang pemisah antara orangtua dan anak-anak, baik anak-anak yang masih sangat muda maupun belasan tahun. Sering celah ini berkembang apabila orangtua mencoba mengarahkan anak-anak, yang tidak suka kalau diperintahkan melakukan ini atau jangan melakukan itu.

      17 Problem ini dapat lebih mudah diatasi dengan Alkitab. Bimbingan yang seimbang diberikan baik untuk kaum remaja maupun orangtua. Misalnya:

      ”Anak-anak! Adalah kewajibanmu sebagai pengikut Kristus untuk taat kepada ibu-bapamu, karena itulah yang seharusnya kalian lakukan. ’Hormatilah ibumu dan bapakmu.’ Itulah perintah pertama dari Allah yang diberikan bersama-sama dengan sebuah janji; yaitu janji ini, ’Supaya engkau berbahagia dan panjang umurmu di bumi.’ Saudara-saudara yang menjadi orang tua! Janganlah memperlakukan anak-anak saudara sedemikian rupa sehingga mereka menjadi jengkel. Sebaliknya, didiklah mereka dengan peraturan dan pengajaran Tuhan.”—Efesus 6:1-4, BIS.

      18 Tentu saja, tidak ada orangtua yang sempurna. Namun, ”seharusnya”lah orang-orang muda menghormati orangtua mereka. Apa sebabnya? Antara lain, karena orangtua kita telah berbuat begitu banyak bagi kita—memberi kita makan, memelihara kita pada waktu kita sakit, berusaha menyediakan rumah dan memenuhi kebutuhan kita. Tidak mungkin kita menggaji seseorang melakukan semua yang telah mereka perbuat disertai minat kasih yang mereka perlihatkan. Maka secara moral sepatutnyalah mereka dihormati, sebagaimana kita ingin dihormati oleh anak-anak yang mungkin kita dapatkan kelak.

      19 Orang-orang muda yang sungguh-sungguh berusaha menerapkan nasihat Alkitab akan merasa lebih aman. Mereka akan turut menghasilkan keluarga yang lebih intim, yang membuat kehidupan mereka lebih damai dan bahagia. Dan mereka dilindungi terhadap beberapa problem yang dapat diketahui sebelumnya oleh orangtua karena pengalaman mereka lebih banyak dalam kehidupan. (Amsal 30:17) Juga tidak patut diabaikan kepuasan yang dapat dimiliki oleh orang muda karena mengetahui bahwa ia bertindak selaras dengan kehendak Penciptanya.

      20 Dengan menyambut nasihat Alkitab orang-orang muda akan mendapat manfaat-manfaat lain juga. Karena menghargai nilai kerja sama dan hormat terhadap yang berwenang, mereka lebih sanggup untuk berfungsi dengan lancar di sekolah, dalam hubungan karyawan-majikan dan apabila menghadapi para pejabat. (Matius 5:41) Juga, dengan mencamkan nasihat Alkitab, kebahagiaan dihasilkan apabila mereka telah berumah tangga dan mempunyai anak-anak sendiri.

      ORANGTUA MEMAINKAN PERANAN YANG SANGAT PENTING

      Bagaimana orangtua dapat membantu anak-anak mereka untuk mengikuti haluan yang bijaksana? (21)

      21 Supaya orang-orang muda bahagia, tidak dapat diabaikan peranan penting yang dimainkan oleh orangtua. Kebanyakan orangtua dapat merasakan tanggung jawab untuk menyediakan makanan yang baik, pakaian serta rumah yang nyaman bagi anak-anak. Tetapi jika orang-orang muda diharapkan menjadi orang-orang yang baik, mereka membutuhkan petunjuk orangtua, koreksi serta bimbingan moral. Alkitab telah terbukti sebagai dasar yang paling baik untuk ini. (Matius 11:19) Ulangan 6:6, 7 menjelaskan bahwa petunjuk sedemikian hendaknya menjadi bagian yang tetap dari kehidupan keluarga, bukan sesuatu yang hanya disebutkan sewaktu-waktu saja. Juga, petunjuk ini dapat, dan hendaknya, mulai pada usia yang sangat muda.—2 Timotius 3:15; Markus 10:13-16.

      Disiplin yang bagaimana hendaknya diberikan oleh orangtua? (22-24)

      22 Dari antara para orangtua yang mempunyai anak-anak yang masih muda, sedikit saja yang akan merasa heran membaca, ”Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya.” (Amsal 22:15) Apa artinya? Ada orangtua yang begitu keras sampai-sampai secara fisik melukai anak-anak dengan pukulan-pukulan. Yang lain-lain mengakui bahwa anak-anak hendaknya dibiarkan berkembang sendiri. Tidak ada yang benar dari kedua sikap yang ekstrim ini.

      23 Kita membaca sebelumnya bahwa orangtua hendaknya ’mendidik anak-anak mereka dengan peraturan dan pengajaran Kristen’. (Efesus 6:4, BIS) Cara yang kejam bukanlah disiplin Kristen. (Amsal 16:32; 25:28) Disiplin yang penuh kasih dapat disampaikan dengan kata-kata yang tegas, terutama jika orangtua menjelaskan alasan dari peraturan dan bersikap konsekwen dengan ucapan mereka. Apabila kebodohan dalam hati orang orang muda masih mendorong dia untuk tidak taat—hal itu sering terjadi—hukuman tertentu akan mengesankan maksud tersebut. Mungkin berguna jika hak istimewa dicabut. Namun, firman Allah mengatakan bahwa kadang-kadang hukum badani—pukulan, tanpa kemarahan yang hebat—mungkin perlu.—Amsal 23:13, 14; 13:24.

      24 Seraya anak yang kecil bertumbuh, cara memperlakukan mereka akan berubah. Pukulan mungkin paling cocok untuk anak yang masih muda, namun seraya ia bertumbuh cara-cara lain mungkin lebih baik dan lebih sesuai. Demikian pula, hendaknya orangtua secara bertahap memberikan kepada putra atau putri lebih banyak kebebasan bertindak serta tanggung jawab.—1 Korintus 13:11.

      Bagaimana kasih dalam keluarga mempengaruhi problem-problem remaja? (25-27)

      25 Kasih kepada anak-anak anda sangat penting untuk membantu mereka mengatasi problem. Hendaknya kasih menjadi pendorong bagi disiplin. Koreksi akan lebih mudah disambut. Jika anak-anak tidak memperoleh bimbingan dan disiplin, mereka seolah-olah tidak mempunyai orangtua. Hal ini dijelaskan di Ibrani 12:5-11, yang menegaskan bahwa Yehuwa sendiri memberi disiplin didorong oleh kasih.

      26 Kasih kepada Allah juga penting. Ini akan menggugah orangtua untuk membenci hal-hal yang dikutuk oleh Allah, seperti dusta, ketamakan, mencuri, homoseksualitas dan gendak. (1 Korintus 6:9, 10; Mazmur 97:10) Para orangtua yang memperlihatkan kasih demikian terhadap Allah akan menjadi contoh yang baik bagi anak-anak, yang memang penting. Bersama dengan ini, hendaknya orangtua memupuk dalam diri anak-anak mereka kebencian yang sama terhadap apa yang buruk maupun kasih kepada Allah dan kepada apa yang baik.

      27 Karena keluarga merupakan dunia pertama bagi seorang muda, hendaknya orangtua berusaha menjadikannya aman. Sebagaimana dikatakan, salah satu perbuatan terbesar yang seorang ayah dapat lakukan bagi anak-anaknya adalah mengasihi ibu mereka. Apabila kehidupan rumah tangga didasarkan atas kasih dan hikmat Kristen, orang-orang muda akan mempunyai dasar berpijak yang kokoh. Mereka akan mempunyai patokan yang berhikmat dan akan dibantu untuk memikirkan Pencipta mereka sejak masa muda.—Pengkhotbah 12:1, 13, 14.

      [Catatan Kaki]

      a Musik, berpacaran, pakaian, olahraga, sekolah dan hal-hal lain yang menyangkut orang-orang muda dibahas berdasarkan Alkitab dalam buku Your Youth—Getting the Best out of It, diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society.

      [Kotak di hlm. 89]

      MENEMUKAN TUJUAN HIDUP

      Salah satu departemen dari Kantor Perdana Menteri Jepang mengadakan penelitian di berbagai negeri. Pandangan orang-orang muda diteliti, yang menyangkut tujuan hidup dan masa depan. Dengan mempelajari hasilnya, Profesor Sanshiro Shirakashi menyimpulkan bahwa ”kaum muda di dunia ini memiliki pandangan yang pesimis” mengenai masa depan, yang mempengaruhi tingkah laku dan pandangan mereka pada umumnya tentang kehidupan. Tetapi hal itu dapat berubah.

      Seorang mahasiswi bernama Linda menuturkan, ”Dari pelajaran di perguruan tinggi, saya dapat memahami bahwa gaya hidup yang saya tempuh sejak kecil kini telah lenyap. Keadaan di seluruh dunia makin memburuk, dan saya tidak punya jalan keluar dan tidak tahu ke mana harus mencarinya.”

      Ketika ia pulang ke Kalifornia selama libur, dua orang Saksi Yehuwa mengunjungi rumahnya. Ia berkata, ”Mereka mengatakan bahwa jalan keluarnya akan ditemukan dalam Alkitab. Kami membahas bumi firdaus yang Allah akan dirikan di bawah orde baruNya dan juga janjiNya untuk melenyapkan orang-orang jahat. Dulu aku tidak pernah diajar bahwa kebenaran yang begitu hebat dapat ditemukan dalam Alkitab.”

      Setelah Linda kembali ke Arizona, ia menghubungi sidang setempat dari Saksi-Saksi Yehuwa dan menerima pelajaran Alkitab mingguan dengan cuma-cuma. Ia dibantu mengerti patokan yang memberikan kemantapan dalam hidup. Juga, ia mendapatkan tujuan hidup, sehingga dewasa ini kehidupannya jauh lebih bahagia dan lebih memuaskan.

      [Gambar di hlm. 92]

      Siapa merawat anda dulu pada waktu anda sakit?

      [Gambar di hlm. 93]

      Dengan mempelajari Firman Allah orang-orang muda dibantu untuk memperoleh kebahagiaan

  • Sehat dan Panjang Umur—Caranya?
    Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
    • Pasal 10

      Sehat dan Panjang Umur—Caranya?

      Atas dasar apa anda mengetahui bahwa Allah berminat kepada kesehatan anda? (1-6)

      KESEHATAN yang baik dapat membantu seseorang untuk jauh lebih bahagia. Namun semua kita bisa jatuh sakit. Dan penyakit yang parah dapat menyebabkan kematian. Problem ini tidak diabaikan oleh Alkitab yang menyediakan petunjuk sebagai bantuan supaya lebih sehat dan panjang umur.

      2 Alkitab mengingatkan bahwa Allah Yehuwa adalah Sumber hidup. Karena Dialah ”kita hidup, kita bergerak, kita ada”. (Mazmur 36:10; Kisah 17:25, 28) Dan Ia memberitahu kita banyak hal sebagai cara untuk menjaga diri. Ada penyakit-penyakit yang sangat mahal dan melumpuhkan yang dapat dihindari dengan memperhatikan nasihat dalam FirmanNya. Mereka yang berbuat demikian tidak sulit menyetujui pernyataan penulis Alkitab, ”Taurat yang [Allah] sampaikan adalah baik bagiku, lebih dari pada ribuan keping emas dan perak.”—Mazmur 119:72; 73:28; Amsal 4:20-22.

      NASIHAT YANG MENINGKATKAN KESEHATAN

      3 Alkitab bukan buku petunjuk khusus mengenai kesehatan. Tetapi di dalamnya terdapat nasihat yang meningkatkan kesehatan. Ini jelas terlihat dari aturan-aturan Allah bagi bangsa Israel. Beberapa contoh: Lama sebelum praktek kedokteran modern, hukum Allah kepada Israel menuntut bahwa seseorang yang telah menderita penyakit menular harus dikarantina. (Imamat 13:1-5) Tinja harus disingkirkan dari tempat kediaman manusia, untuk mencegah menyebarnya penyakit atau pencemaran air. (Ulangan 23:12-14) Jika pakaian atau perkakas-perkakas bersentuhan dengan binatang yang mati sendiri (barangkali karena sakit), barang-barang tersebut harus dicuci sebelum dipakai kembali, atau dihancurkan. (Imamat 11:27, 28, 32, 33) Imam-imam Israel harus mandi sebelum melayani di mezbah, dengan demikian memberi contoh dalam hal kebersihan.—Keluaran 30:18-21.

      4 Kalangan kedokteran pun telah menyadari nilai praktis dari langkah-langkah sedemikian, yang masih bermanfaat jika diterapkan: Mengurangi kontak dengan orang lain apabila anda atau mereka kelihatannya menderita suatu penyakit yang bisa menular. Berhati-hati agar tidak mencemarkan air minum atau makanan dengan tinja atau sampah. Dengan menjaga perkakas masak dan alat-alat makan selalu bersih. Memperhatikan kesehatan dan kebersihan pribadi dengan mandi teratur, juga dengan mencuci tangan setelah menggunakan kamar kecil.

      5 Penyakit-penyakit kelamin biasanya disebarkan oleh tingkah laku yang imoral, yang dikutuk oleh Allah. (Ibrani 13:4; Efesus 5:5) Tetapi dengan berlaku suci sebelum perkawinan dan membatasi hubungan seks hanya kepada teman hidup dalam perkawinan, orang-orang Kristen dilindungi terhadap penyakit-penyakit yang mengerikan ini.

      6 Juga, orang akan lebih sehat dengan menerapkan nasihat Alkitab mengenai cara hidup secara umum. Misalnya Alkitab menganjurkan kerja keras. Dikatakan bahwa orang yang bekerja sepanjang hari akan tidur lebih nyenyak. Dan sangat dianjurkan untuk menikmati makanan dan minuman yang dapat anda peroleh dari jerih payah anda, sambil menghindari kebiasaan makan minum yang berlebih-lebihan. Tidakkah anda setuju bahwa jika anda bekerja keras, tidur cukup, menikmati makanan anda serta ”dapat menahan diri”, anda akan lebih sehat dan lebih bahagia?—Pengkhotbah 2:24; 5:12; 9:7-9; Efesus 4:28; 1 Timotius 3:2, 11.

      TEMBAKAU, ALKOHOL DAN NARKOTIKA

      Nasihat Alkitab mana yang berhubungan dengan penggunaan tembakau? (7-9)

      7 Dr. Joel Posner melaporkan bahwa di Amerika Serikat, misalnya, 60 persen dari uang yang dibelanjakan untuk perawatan kesehatan adalah untuk penyakit-penyakit yang berkaitan dengan penggunaan tembakau dan alkohol. Bagaimana Alkitab membantu dalam hal ini?

      8 Sesuai dengan nasihat Allah mengenai kebersihan atau kemurnian, rasul Paulus menulis kepada orang-orang Kristen, ”Saudara-saudaraku yang kekasih, . . . marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani.” (2 Korintus 7:1) Banyak orang telah menyadari bahwa penggunaan tembakau bertentangan dengan nasihat ini. Menghirup asap ke dalam paru-paru tidaklah wajar. Badan dicemarkan dan umur kehidupan seseorang diperpendek. Penelitian telah meneguhkan bahwa lebih banyak perokok yang menderita penyakit jantung, kanker paru-paru, tekanan darah tinggi dan radang paru-paru yang memautkan.

      9 Juga perhatikan akibatnya atas orang-orang di sekeliling si perokok—keluarga dan teman-teman sepergaulan. Yesus Kristus mengatakan bahwa perintah kedua dalam hukum Allah kepada orang Israel adalah, ”Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Markus 12:31) Bukankah hal ini yang anda ingin lakukan? Tetapi apa akibat merokok? Si perokok dirugikan dan kesehatan orang lain yang menghirup asapnya juga dirusak.

      Bagaimana Alkitab membantu kita memandang alkohol? Bagaimana dengan narkotika? (10, 11)

      10 Bagaimana dengan penggunaan minuman beralkohol? Banyak orang merasakannya nikmat dan memberi rasa nyaman. Alkitab tidak melarang minuman yang mengandung alkohol, yang dapat ”dibakar” oleh tubuh sebagai bahan bakar atau makanan. (Mazmur 104:15; Pengkhotbah 9:7) Tetapi memang diperingatkan, ”Anggur adalah pencemooh, minuman keras adalah peribut, tidaklah bijak orang yang terhuyung-huyung karenanya.” (Amsal 20:1) Dan dengan tegas Alkitab mengutuk pemabukan. (1 Korintus 6:9, 10; 1 Petrus 4:3) Barangsiapa yang minum minuman keras terlalu banyak dan terlalu sering sudah tentu ’tidak bijaksana’, seperti dikatakan oleh ayat-ayat tadi. Lama-kelamaan, limpa dalam tubuh orang itu bisa rusak, dengan akibat yang parah bahkan memautkan. Lambung bisa rusak. Orang yang menyalahgunakan alkohol lebih mudah mendapat serangan jantung dan kelumpuhan otak. Ingatan dan koordinasi otot juga bisa mengalami gangguan.

      11 Nasihat Alkitab mengenai pemabukan juga bermanfaat diterapkan terhadap narkotika seperti heroin, kokain, buah pinang, marihuana dan LSD. Bahan-bahan ini sangat banyak digunakan, bukan sebagai ”makanan” atau obat, tetapi semata-mata untuk menghasilkan keadaan ”mabuk”, halusinasi atau pelarian dari kenyataan. Narkotika sedemikian mungkin belum digunakan di jaman Alkitab. Namun Alkitab sangat menyalahkan pemabukan serta ”hawa nafsu” yang dihubungkan dengan hal itu. Bukankah nasihat ini juga berlaku atas apa saja yang dapat menyebabkan seseorang menjadi mabuk dan bertindak dengan cara yang tidak terkendali atau penuh hawa nafsu? (Efesus 5:18) Orang yang sedang dipengaruhi oleh narkotika sering melukai diri atau disakiti oleh orang lain. (Bandingkan Amsal 23:29, 35.) Narkotika juga dikaitkan dengan bahaya-bahaya lain atas kesehatan, termasuk penyakit paru-paru, kerusakan otak dan genetika, kekurangan gizi dan hepatitis. Jadi penerapan nasihat Alkitab jelas sekali dapat menghasilkan manfaat atas kesehatan.

      ALASAN DAN CARA MENERAPKAN NASIHAT ALLAH

      Alasan apa yang ada untuk menerapkan nasihat Allah dalam kehidupan anda? Bantuan apa yang tersedia? (12-16)

      12 Kemungkinan untuk lebih sehat dan panjang umur menarik bagi semua orang yang waras. Ini salah satu alasan yang kuat untuk menyambut dan menerapkan nasihat Alkitab yang telah kita tinjau. (Mazmur 16:11) Tetapi apakah alasan ini sudah cukup? Kemungkinan sekali anda mengenal orang-orang yang mau menerima risiko asal saja mendapatkan kesenangan yang mereka harapkan. Namun, sepatutnya ada perbedaan pada orang-orang yang beriman kepada Allah dan yang mengakui bahwa Ia telah menyingkapkan diriNya melalui Alkitab. Karena kehidupan kita berasal dari Dia, hendaknya kita berhati-hati menggunakannya sesuai dengan bimbingan yang Ia berikan dalam Alkitab. Bukanlah sikap berterima kasih jika kita menerima kehidupan dari Yehuwa dan kemudian dengan sengaja mengabaikan nasihatNya yang bijaksana dan penuh kasih tentang cara menggunakan kehidupan kita.

      13 Lebih jauh, sebagai Pemberi hidup, tidakkah Allah berhak mengarahkan cara kita hidup? Dia yang Maha Berwenang di alam semesta. Yakobus, penulis Alkitab, menyebutNya ”Pembuat hukum dan Hakim”. (Yakobus 4:12; bandingkan Yesaya 45:9.) Karena itu, mengenai kebiasaan-kebiasaan pribadi, sepatutnya kita tergugah untuk menerapkan apa yang Allah katakan sebab Ia mengatakan demikian.

      14 Pandangan ini memberikan dorongan yang kuat bagi banyak orang yang telah lama tidak berhasil menghentikan kebiasaan berupa ketagihan yang merugikan. Apa yang selama ini mereka lakukan menjadi lebih serius bila mereka mengerti bahwa mereka perlu berubah, bukan hanya demi kesehatan, tetapi karena hal itu selaras dengan kehendak Allah. Yesus mengatakan kepada para pengikutnya bahwa perintah terbesar adalah mengasihi Yehuwa ”dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu”. (Matius 22:37) Untuk itu, seseorang harus membebaskan diri dari hal-hal yang membius dan merusak pikiran atau mencemarkan tubuh.

      15 Bantuan tambahan adalah pergaulan dengan orang-orang yang berusaha hidup sesuai dengan nasihat Allah. Rasul Petrus menulis bahwa beberapa orang, sebelum menjadi Kristen, ”telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.” (1 Petrus 4:3) Seraya mereka berusaha untuk berubah, mereka dapat dikuatkan oleh pertemuan dengan rekan-rekan Kristen. Dengan demikian mereka akan dianjurkan untuk mempelajari dan menerapkan Firman Allah. Dan jika mereka menjadi lemah atau merasakan ketegangan yang berlebihan, sementara mengusahakan perubahan-perubahan yang perlu, mereka dapat memperoleh bantuan. Caranya? Mengunjungi dan berbicara dengan orang-orang Kristen yang matang, yang akan berlaku simpati, penuh pengertian dan membina.—Pengkhotbah 4:9, 10; Ayub 16:5.

      16 Jika Anda menginginkan bantuan sedemikian, kehadiran anda di perhimpunan Saksi-Saksi Yehuwa akan disambut. Orang-orang Kristen yang berpengalaman di sana senang membantu anda mempelajari dan menerapkan nasihat Alkitab. Seraya anda membuat kemajuan, anda akan puas karena mengetahui bahwa anda berusaha menyenangkan Pencipta anda. Dan anda akan menempuh jalan menuju kesehatan yang lebih baik dan umur panjang, serta kebahagiaan.

      [Kotak di hlm. 99]

      ”Kini ada bukti tambahan bahwa asap rokok merugikan bukan saja atas si perokok tapi juga atas orang-orang di sekelilingnya. . . . Jika anda merokok hendaknya anda pikirkan akibatnya secara fisik dan psikologis atas anak anda maupun anda sendiri. Kebiasaan merokok anda berbahaya bagi kesehatan anak anda.”—Kolumnis kedokteran Dr. Saul Kapel.

      [Kotak di hlm. 101]

      ”Penelitian mengkaitkan marihuana dengan banyak problem kesehatan yang bisa menjadi serius. Antara lain kerusakan paru-paru dan kemungkinan kanker, gangguan mental dan saraf, cacat dalam kemampuan badan untuk melawan penyakit, kesanggupan seksuil yang terganggu dan bahaya kerusakan kromosom serta cacat pada anak sewaktu lahir.”—Newsweek.

      [Gambar di hlm. 97]

      Kebersihan menolong anda tetap sehat

  • Penyakit dan Kematian—Apa Penyebabnya?
    Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
    • Pasal 11

      Penyakit dan Kematian—Apa Penyebabnya?

      Mengapa penyakit dan kematian menyebabkan kebingungan? (1, 2)

      APAPUN yang manusia lakukan untuk menjaga kesehatan, mereka tetap menjadi tua, sakit dan akhirnya mati. Tak seorang pun dapat menghindarinya. Orang-orang yang berbakti kepada Allah pun tidak terkecuali. (1 Raja 1:1; 2:1, 10; 1 Timotius 5:23) Mengapa demikian?

      2 Sel-sel tubuh mempunyai kesanggupan yang lebih lama dari pada yang sekarang, untuk menggantikan sel-sel yang aus, dan kapasitas otak lebih besar dari pada yang dapat kita gunakan dalam masa hidup yang berulang-ulang sekalipun. Jadi untuk apa, jika kemampuan ini tidak digunakan? Memang, para ilmiawan tidak dapat menjelaskan mengapa kita menjadi tua, sakit dan mati. Tetapi Alkitab menjelaskan.

      PENYEBAB PENYAKIT DAN KEMATIAN

      Bagaimana penyakit dan kematian mempengaruhi kita? (3-5)

      3 Rasul Paulus dengan tepat menunjukkan, ”Semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam.” (1 Korintus 15:21, 22) Di sini Paulus menunjuk kepada uraian Alkitab tentang Adam dan Hawa, yang diteguhkan kesaksamaannya oleh Yesus Kristus. (Markus 10:6-8) Pencipta telah menaruh pasangan pertama di suatu taman, dengan harapan bahagia untuk hidup kekal selaras dengan kehendakNya. Ada cukup makanan yang sehat dari berbagai pohon dan tumbuhan lainnya. Lagi pula, Adam dan Hawa adalah manusia sempurna. Pikiran dan tubuh mereka tidak bercacat dan tidak akan merosot, seperti halnya manusia sekarang.—Ulangan 32:4; Kejadian 1:31.

      4 Hanya satu pembatasan yang dikenakan atas pasangan manusia pertama. Allah berkata, ”Pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” (Kejadian 2:17) Jika mereka mentaati pembatasan ini, berarti mereka memperlihatkan pengakuan terhadap wewenang Allah untuk menentukan apa yang baik dan apa yang buruk bagi manusia. Kemudian, ternyata mereka menetapkan sendiri patokan-patokan mengenai baik dan jahat. (Kejadian 3:6, 7) Dengan melanggar perintah Allah yang jelas dinyatakan, mereka melakukan apa yang Alkitab sebut sebagai ”dosa”. Dalam bahasa Ibrani maupun Yunani, ”berdosa” berarti ”tidak mengena pada [sasaran]”. Tindakan Adam dan Hawa tidak mengena pada sasaran atau tidak mengikuti ketaatan yang sempurna. Mereka tidak lagi mencerminkan kesempurnaan Yehuwa, dan mereka mendatangkan atas diri mereka hukuman yang adil dari Allah.—Lukas 16:10.

      5 Dosa Adam dan Hawa mempengaruhi mereka sendiri dan juga kita. Mengapa kita turut dipengaruhi? Ya, Allah tidak segera menjatuhi hukuman mati atas mereka. Karena memperhitungkan segala yang tersangkut, Yehuwa membiarkan pasangan pertama itu menurunkan anak-anak. Tetapi Adam dan Hawa tidak lagi sempurna; setelah berdosa, mereka mulai mengalami kemerosotan jasmani dan pikiran. Mereka tidak dapat lagi menghasilkan anak-anak yang sempurna. (Ayub 14:4) Dapat dibandingkan dengan suami istri dewasa ini yang memiliki cacat genetika yang mereka turunkan kepada anak-anak mereka. Kita mewarisi cacat akibat dosa, sebab kita semua berasal dari pasangan pertama yang tidak sempurna. Paulus menjelaskan, ”Sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang [Adam], dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.”—Roma 5:12; Mazmur 51:5.

      Mengapa jalan keluar bagi penyakit dan kematian ada di tangan Allah? (6, 7)

      6 Apakah ini berarti tidak ada lagi harapan? Sejarah maupun Alkitab meneguhkan bahwa dengan usaha manusia memang tidak ada harapan. Kita tidak sanggup membersihkan diri dari akibat dosa atau membebaskan diri dari kutukan Allah. Kalau memang akan ada pembebasan, Allah yang dapat menyediakannya. HukumNya yang dilanggar, maka Ia yang dapat menentukan bagaimana keadilan yang sempurna dapat dipenuhi seraya pembebasan diadakan. Allah Yehuwa memperlihatkan kemurahanNya yang tidak terhingga dengan memberikan keringanan bagi keturunan Adam dan Hawa; termasuk kita. Alkitab menjelaskan apa persediaan ini dan bagaimana kita dapat mengambil manfaat.

      7 Ayat-ayat berikut ini dapat menjadi dasar untuk memahaminya:

      ”Begitu besar kasih Allah akan dunia ini [umat manusia], sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”—Yohanes 3:16.

      ”Anak Manusia [Yesus] juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.”—Markus 10:45.

      ”Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darahNya.”—Roma 3:23-25.

      APA ARTINYA ”TEBUSAN”?

      Bagaimana tebusan telah disediakan? (8-11)

      8 Dua dari ayat-ayat di atas menyebut tentang ”tebusan”. Pada dasarnya tebusan berarti harga yang dibayarkan untuk membebaskan tawanan. (Yesaya 43:3) Sering kita dengar perkataan yang digunakan sehubungan dengan uang untuk membebaskan korban penculikan. Dalam hal ini, yang ditawan adalah umat manusia. Adam menjual kita ke dalam perbudakan dosa, yang mengakibatkan penyakit dan kematian. (Roma 7:14) Barang apa yang cukup nilainya sehingga dapat membeli umat manusia dan membuka bagi kita kemungkinan untuk hidup bebas dari akibat-akibat dosa?

      9 Ingatlah, Alkitab mengatakan bahwa Yesus ’memberikan kehidupannya sebagai tebusan’. (Markus 10:45) Maka jelas bahwa kehidupan manusia dibutuhkan. Dengan berbuat dosa, Adam telah kehilangan kehidupan manusia sempurna. Supaya jalan terbuka bagi umat manusia untuk memperoleh kembali kehidupan yang sempurna, kehidupan manusia sempurna lainnya dibutuhkan untuk memulihkan atau membeli kembali apa yang dihilangkan oleh Adam. Maka semakin jelas mengapa dari keturunan Adam yang tidak sempurna tidak ada yang dapat menyediakan tebusan ini. Sebagaimana dikatakan di Mazmur 49:8, 9, ”Tidak seorangpun dapat membebaskan dirinya, atau memberi tebusan kepada Allah ganti nyawanya, karena terlalu mahal harga pembebasan nyawanya, dan tidak memadai untuk selama-lamanya.”

      10 Untuk menyediakan harga tebusan, Allah mengutus Putra rohaniNya yang sempurna dari surga untuk dilahirkan sebagai manusia. Seorang malaikat menjelaskan kepada Maria, sang perawan yang suci, bagaimana Allah akan menjamin kesempurnaan Yesus pada waktu lahir, ”Kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” (Lukas 1:35; Galatia 4:4) Karena Yesus tidak mempunyai ayah manusia yang tidak sempurna, ia bebas dari dosa warisan.—1 Petrus 2:22; Ibrani 7:26.

      11 Setelah hidup sebagai manusia yang selaras sepenuhnya dengan kehendak Allah, Kristus menyerahkan kehidupan manusianya yang sempurna. Karena kehidupan tersebut sama seperti yang Adam miliki ketika ia diciptakan, Yesus menjadi suatu ”tebusan yang sesuai bagi sekalian”. (1 Timotius 2:5, 6, NW; 1 Korintus 15:45) Ya, ”bagi sekalian”, karena ia membayarkan harga untuk menebus segenap keluarga manusia. Sesuai dengan itu, Alkitab mengatakan bahwa kita telah ”dibeli dan harganya telah lunas dibayar”. (1 Korintus 6:20) Melalui kematian Yesus, Allah membubuh dasar untuk melenyapkan perbuatan Adam yang mendatangkan dosa, penyakit dan kematian atas umat manusia. Kebenaran ini dapat mempunyai arti yang nyata dalam menjadikan kehidupan kita bahagia.

      BAGAIMANA DOSA-DOSA KITA DAPAT DIAMPUNI?

      Apa dasar yang ada untuk mengampuni dosa kita? (12-17)

      12 Sangat baik untuk mengetahui dari Alkitab bahwa Yesus telah membayar harga tebusan. Tetapi, masih ada sesuatu yang dapat merintangi perkenan dan berkat Allah. Rintangan ini adalah keadaan kita secara pribadi sebagai pedosa. Tindakan kita sering ’tidak mengena pada sasaran’. Paulus menulis, ”Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” (Roma 3:23) Apa yang dapat dilakukan? Bagaimana kita dapat diperkenan oleh Yehuwa, Allah kita yang adil?

      13 Tentu Allah tidak dapat diharapkan memperkenan kita jika kita terus menempuh haluan yang telah kita ketahui bertentangan dengan kehendakNya. Kita harus ikhlas bertobat dari keinginan, tutur kata dan tingkah laku yang salah, kemudian berusaha menyelaraskan diri dengan patokanNya yang dinyatakan dalam Alkitab. (Kisah 17:30) Namun dosa-dosa kita—di masa lalu dan sekarang—perlu dihapuskan. Korban tebusan Yesus menolong kita. Paulus menunjukkan hal ini, dengan menulis bahwa Allah ’menentukan Yesus sebagai suatu korban yang mendamaikan melalui iman kepada darahnya’.—Roma 3:24, 25.

      14 Di sini sang rasul memaksudkan sesuatu yang Allah telah tetapkan lama sebelumnya, yang akan menggambarkan atau menunjuk kepada Kristus. Di jaman Israel purbakala korban-korban binatang untuk dosa secara teratur dipersembahkan demi kepentingan orang banyak. Dan masing-masing mereka dapat membuat korban-korban karena kesalahan untuk kasus pelanggaran yang bersifat khusus. (Imamat 16:1-34; 5:1-6, 17-19) Allah menerima korban-korban berdarah ini untuk menghapuskan atau membatalkan dosa-dosa manusia. Tetapi hal ini tidak menghasilkan pembebasan yang kekal, sebab Alkitab mengatakan bahwa ”tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa”. (Ibrani 10:3, 4) Akan tetapi, corak-corak ibadat ini, yang menyangkut para imam, bait, mezbah dan korban-korban menjadi ”kiasan” atau ”bayangan saja dari keselamatan yang akan datang” yang menyangkut korban Yesus.—Ibrani 9:6-9, 11, 12; 10:1.

      15 Alkitab memperlihatkan betapa penting hal ini bagi kita untuk memperoleh pengampunan, ”Sebab di dalam Dia dan oleh darahNya [Yesus] kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa.” (Efesus 1:7; 1 Petrus 2:24) Jadi, selain bahwa kematiannya menyediakan tebusan, dosa-dosa kita dapat dihapuskan; kita dapat meminta agar dosa-dosa kita diampuni. Tetapi sesuatu dituntut dari kita. Karena kita telah ditebus, ya, ”dan harganya telah lunas dibayar” melalui tebusan Kristus, kita harus rela menyambut Yesus sebagai Pemimpin atau Pemilik kita dan mentaati dia. (1 Korintus 6:11, 20; Ibrani 5:9) Karena itu, kita perlu bertobat dari dosa-dosa kita disertai dengan iman kepada korban Yesus Pemimpin kita.

      16 Jika kita berbuat demikian, kita tidak menunggu pengampunan sampai Allah membebaskan umat manusia dari segala akibat dosa, mengakhiri penyakit dan kematian. Alkitab menyebut tentang pengampunan ini sebagai sesuatu yang dapat kita nikmati sekarang juga, sehingga menghasilkan perasaan hati yang bersih di hadapan Allah.—1 Yohanes 2:12.

      17 Karena itu, hendaknya korban Yesus memberi arti yang sangat bersifat pribadi bagi kita setiap hari. Dengan demikian Allah dapat mengampuni kesalahan-kesalahan yang kita perbuat. Rasul Yohanes menjelaskan, ”Hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil”. (1 Yohanes 2:1; Lukas 11:2-4) Ini merupakan ajaran Alkitab yang utama dan sangat penting untuk kebahagiaan kekal kita.—1 Korintus 15:3.

      APA YANG AKAN ANDA LAKUKAN?

      Bagaimana reaksi anda terhadap apa yang telah dilakukan oleh Allah dan Yesus? (1 Yohanes 4:9-11) (18-21)

      18 Bagaimana reaksi anda terhadap pernyataan Alkitab tentang penyebab penyakit dan kematian, tebusan serta persediaan untuk pengampunan melalui Yesus Kristus? Seseorang bisa saja mengerti perincian-perincian ini secara mental walaupun hal tersebut tidak menyentuh hati dan kehidupannya. Maka lebih banyak yang dituntut dari kita.

      19 Apakah kita menghargai kasih Allah dalam menyediakan tebusan? Rasul Yohanes menulis, ”Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal.” (Yohanes 3:16) Ingat bahwa manusia-manusia yang tersangkut adalah para pedosa, yang terasing jauh dari Allah. (Roma 5:10; Kolose 1:21) Maukah anda menyerahkan orang yang paling anda cintai demi kepentingan orang-orang lain yang kebanyakan di antaranya tidak begitu berminat atau sama sekali tidak berminat kepada anda? Namun Yehuwa telah mengatur supaya PutraNya yang setia dan tidak bercela, Putra SulungNya yang kekasih, datang ke bumi menghadapi penghinaan, cemoohan dan kematian untuk menyediakan pembebasan bagi umat manusia. Hal ini menggugah Paulus untuk menulis, ”Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.”—Roma 5:8.

      20 Sang Putra juga memperlihatkan kasihnya. Setelah tiba waktunya, dengan rela ia merendahkan diri menjadi manusia. Ia menjadi hamba bagi manusia-manusia yang tidak sempurna, mengajar dan menyembuhkan mereka. Dan, walaupun tidak berdosa, ia menerima ejekan, siksaan serta kematian keji di tangan musuh-musuh kebenaran. Untuk menghargai hal ini, bacalah baik-baik uraian kejadian pada waktu Yesus dikhianati, diperiksa, dicaci maki dan dihukum mati, sebagaimana dicatat di Lukas 22:47 sampai 23:47.

      21 Bagaimana reaksi anda terhadap semua ini? Jika seseorang menerima persediaan yang penuh kasih, tentu hal ini bukan alasan untuk melakukan perbuatan yang salah. Sebab jika demikian, persediaan itu menjadi sia-sia, dan sikap sedemikian bahkan bisa menyebabkan dosa yang tidak dapat diampuni. (Ibrani 10:26, 29; Bilangan 15:30) Sebaliknya, kita patut berusaha hidup dengan cara yang mendatangkan hormat bagi Pencipta kita. Dan iman kepada persediaan menakjubkan yang diadakan melalui PutraNya hendaknya menggugah kita untuk berbicara kepada orang-orang lain mengenai hal ini, membantu mereka untuk menyadari bagaimana mereka pun dapat mengambil manfaat.—Kisah 4:12; Roma 10:9, 10; Yakobus 2:26; 2 Korintus 5:14, 15.

      Pengampunan atas dosa-dosa kita dapat melibatkan harapan apa? (22)

      22 Ketika Yesus Kristus ada di bumi ia mengatakan bahwa ia dapat mengulurkan pengampunan Allah atas dosa-dosa. Beberapa musuh mengecam dia atas hal tersebut. Maka Yesus membuktikannya dengan menyembuhkan seorang pria yang lumpuh. (Lukas 5:17-26) Jadi, sebagaimana dosa menyebabkan akibat-akibat jasmani pada diri umat manusia, pengampunan dosa dapat menghasilkan manfaat. Hal ini penting diketahui. Apa yang Yesus lakukan di bumi memperlihatkan bahwa Allah dapat mengakhiri penyakit dan kematian. Hal ini selaras dengan apa yang Yesus Kristus sendiri katakan, yakni, bahwa Allah Yehuwa memberikan PutraNya sehingga orang-orang yang beriman dapat memperoleh ”hidup yang kekal”. (Yohanes 3:16) Tetapi bagaimana caranya? Kapan terwujud? Dan bagaimana dengan orang-orang yang kita cintai yang telah meninggal?

      [Kotak di hlm. 103]

      Isaac Asimov penulis ilmiah, menjelaskan bahwa molekul-molekul RNA dalam otak manusia menyediakan ”suatu sistem arsip yang dengan sempurna mampu menangani setiap beban yang timbul pada waktu belajar dan ingatan yang dimasukkan oleh manusia ke dalamnya—dan satu milyar kali lebih banyak dari pada jumlah itu, juga”.—Times Magazine, New York.

      [Gambar di hlm. 108]

      Korban-korban di jaman Israel menunjuk kepada korban Yesus

  • Kematian Bukanlah Musuh yang Tak Terkalahkan
    Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
    • Pasal 12

      Kematian Bukanlah Musuh yang Tak Terkalahkan

      Mengapa kita patut menyelidiki kematian, ”musuh” itu? (Ayub 14:1, 2) (1-3)

      KEMATIAN adalah musuh kehidupan. Pada setiap upacara penguburan, kematian seolah-olah bagaikan raja yang berhasil mengalahkan segala-galanya. (Roma 5:14) Ada pohon yang hidup lebih dari 1.000 tahun; ikan ada yang hidup 150 tahun; tetapi umur manusia hanya 70 atau 80 tahun sebelum kematian menelannya.—Mazmur 90:10.

      2 Dengan tepat Alkitab menyebut kematian sebagai musuh. Jelas bahwa sejak lahir kita ingin hidup dan belajar tanpa henti-hentinya. Namun, apapun yang telah dipelajari oleh seseorang, apapun keahliannya, betapa terhormat pun ia dalam pandangan sahabat-sahabat serta sanak keluarganya, kematian menelan dia. (Pengkhotbah 3:11; 7:2) Kebanyakan orang, yang setuju bahwa kematian itu suatu musuh, berusaha habis-habisan menunda kemenangan di pihak kematian. Yang lain-lain dengan gila-gilaan mencari segala kesenangan dari kehidupan sebelum mereka dikalahkan.

      3 Namun, sepanjang sejarah banyak orang percaya adanya kehidupan setelah mati. Plato, sang filsuf Yunani, mengajarkan bahwa kita mempunyai jiwa yang tak dapat mati biarpun tubuh telah mati. Benarkah demikian? Minat mengenai hal ini telah digugah oleh cerita-cerita yang dilaporkan belakangan ini, mengenai orang-orang yang dianggap telah mati dan sadar kembali, yang kemudian melukiskan apa yang mereka ’lihat di balik pintu kematian’. Apakah orang mati hidup di tempat lain? Dapatkah kematian dikalahkan?

      KEMENANGAN PERTAMA BAGI KEMATIAN

      Bagaimana kematian menimpa umat manusia? (4, 5)

      4 Alkitab memperlihatkan bahwa manusia diciptakan untuk hidup, bukan untuk mati. Allah menempatkan Adam dan Hawa di suatu taman yang menyenangkan. Di sana mereka dapat menikmati kehidupan. Ia menetapkan salah satu pohon sebagai ”pohon kehidupan”. Rupanya, jika Adam dan Hawa membuktikan penghargaan serta loyalitas kepada Allah, Ia akan mengijinkan mereka makan dari pohon itu, yang melambangkan karuniaNya berupa hidup kekal bagi mereka. (Kejadian 1:30; 2:7-9) Tetapi, Adam dan Hawa lebih suka tidak mentaati Allah. Dosa mereka mendatangkan hukuman mati atas diri mereka.—Kejadian 3:17-19.

      5 Supaya kita mengerti apakah kematian memang musuh yang tak terkalahkan, kita perlu memeriksa akibat dari kemenangan maut atas Adam dan Hawa. Apakah mereka ”mati” sepenuhnya? Atau apakah ”maut” hanya suatu peralihan kepada bentuk kehidupan yang berbeda?

      Apa artinya ”kematian” bagi Adam? (6, 7)

      6 Setelah Adam dengan bodoh berbuat dosa, Yehuwa melaksanakan perkataanNya yang adil dan benar. Ia berkata kepada Adam:

      ”Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.”—Kejadian 3:19.

      Apa artinya ini bagi adam dan bagi kita dewasa ini?

      7 Uraian sebelumnya tentang penciptaan Adam mengatakan, ”Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.” (Kejadian 2:7) Pikirkan apa artinya itu. Sebelum Allah menciptakan dia dari debu, Adam tidak ada. Maka, setelah ia mati dan kembali kepada debu, Adam juga tidak ada.—Kejadian 5:3-5.

      APAKAH ORANG-ORANG MATI SADAR?

      Bagaimana dapat diperlihatkan dari Alkitab kepada seseorang apakah orang mati masih sadar? (8-11)

      8 Mungkin banyak orang kaget mendengar bahwa sekali Adam mati ia tidak ada lagi. Namun hukuman yang dinyatakan untuk dosa—Adam mati dan kembali kepada debu tanah—sedikit pun tidak mengisyaratkan adanya kehidupan setelah itu. Kematian adalah lawan dari kehidupan, bagi manusia maupun binatang. Keduanya memiliki ’roh’, atau daya kehidupan yang sama. Maka Alkitab mengomentari:

      ”Nasib manusia adalah sama dengan nasib binatang, nasib yang sama menimpa mereka; sebagaimana yang satu mati, demikian juga yang lain. Kedua-duanya mempunyai nafas [roh] yang sama, dan manusia tak mempunyai kelebihan atas binatang, . . . kedua-duanya terjadi dari debu dan kedua-duanya kembali kepada debu.”—Pengkhotbah 3:19, 20.

      9 Apakah ini berarti bahwa orang mati tidak dapat berpikir atau merasa? Pengkhotbah 9:4, 5 menjawab, ”Anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati. Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa.” Bila seseorang mati, ”lenyaplah maksud-maksudnya”, ia tidak mampu untuk merasa atau untuk bekerja.—Mazmur 146:3, 4; 31:17.

      10 Karena Alkitab mengatakan dengan pasti bahwa orang mati tidak sadar dan tidak punya perasaan, ini berarti bahwa kematian mengakhiri kepedihan dan penderitaan. Ayub, seorang hamba Allah yang setia mengetahui hal ini. Ketika ia menderita penyakit yang tidak tertahankan ia berkata,

      ”Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir, . . . Mengapa pangkuan menerima aku; mengapa ada buah dada, sehingga aku dapat menyusu? Jikalau tidak, aku sekarang berbaring dan tenang; aku tertidur dan mendapat istirahat.”—Ayub 3:11-13.

      11 Tetapi apakah jiwa juga telah dipertimbangkan dalam hal ini?

      Menurut Alkitab, apakah ”jiwa”? (12, 13)

      12 Secara sederhana, Alkitab mengajarkan bahwa jiwa anda adalah anda. Apa yang anda baca di Kejadian 2:7 memperlihatkan hal ini. Ingatlah bahwa Allah membentuk tubuh manusia dari debu. Kemudian Allah menyediakan kehidupan dan nafas yang perlu untuk kelangsungan hidup. Hasilnya? Menurut firman Allah sendiri, manusia ”menjadi makhluk [jiwa; Ibrani, nefesy] yang hidup”. (Kejadian 2:7) Adam tidak diberikan jiwa, dan dia tidak memiliki jiwa. Dia adalah jiwa. Alkitab konsekwen dalam mengajarkan hal ini. Berabad-abad kemudian rasul Paulus mengutip Kejadian 2:7, dan menulis, ”Manusia pertama, Adam menjadi makhluk [jiwa; Yunani, psykhe] yang hidup.”—1 Korintus 15:45.

      13 Kata Ibrani nefesy dan kata Yunani psykhe, yang terdapat dalam ayat-ayat ini, diterjemahkan dengan berbagai cara. Di Yehezkiel 18:4 dan Matius 10:28 nyata bahwa, dalam banyak versi Alkitab, kata-kata itu disalin sebagai ”jiwa”. Di tempat-tempat lain kata-kata asli yang sama diterjemahkan sebagai ”makhluk”, atau ”pribadi”. Terjemahan-terjemahan ini tepat untuk kata-kata aslinya, dan dengan memperbandingkan kata-kata tersebut nyata bahwa jiwa adalah makhluk atau pribadi itu sendiri, bukan bagian yang tidak kelihatan dari manusia. Alkitab menerapkan kata-kata bahasa asli yang sama terhadap binatang, yang memperlihatkan bahwa binatang juga jiwa atau mempunyai kehidupan sebagai jiwa.—Kejadian 2:19; Imamat 11:46; Wahyu 8:9.

      Dapatkah jiwa mati, dan kesimpulan-kesimpulan lain apa yang timbul? (14-16)

      14 Sebagai jiwa, Adam, atau kita masing-masing, dapat makan, merasa lapar dan lelah. Dalam bahasa Ibrani asli, Alkitab mengatakan bahwa jiwa melakukan semua ini. (Ulangan 23:24; Amsal 19:15; 25:25) Ketika menyatakan suatu larangan yang berlaku atas orang Israel mengenai bekerja pada hari tertentu, Allah menjelaskan pokok penting lain mengenai jiwa, ”Setiap jiwa yang melakukan pekerjaan apa pun pada hari ini juga, aku harus membinasakan jiwa itu dari tengah-tengah bangsanya.” (Imamat 23:30, NW) Karena itu, Alkitab, di sini dan di banyak ayat lain, memperlihatkan bahwa jiwa dapat mati.—Yehezkiel 18:4, 20; Mazmur 33:19.

      15 Dengan mengetahui kebenaran Alkitab sedemikian kita dibantu untuk menilai cerita-cerita yang timbul belakangan ini mengenai orang-orang yang dianggap telah mati (karena tidak adanya denyut jantung yang dapat diamati atau kegiatan otak), tetapi yang kemudian sadar dan setelah itu bercerita seolah-olah mereka melayang-layang di luar tubuh. Satu kemungkinan adalah bahwa mereka mungkin mengalami halusinasi akibat obat-obatan atau keadaan otak yang sangat kekurangan oksigen. Apakah demikian penyebab sepenuhnya atau tidak, kita tahu pasti bahwa tidak ada jiwa yang tidak kelihatan meninggalkan tubuh.

      16 Juga, jika orang mati sama sekali tidak sadar dan tidak ada ”jiwa” yang melayang ke luar dari tubuh, berarti tidak mungkin ada neraka yang bernyala-nyala menanti jiwa dari orang jahat, bukan? Namun banyak gereja mengajarkan bahwa orang jahat akan disiksa setelah mati, patutlah apabila beberapa orang merasa terganggu, sehingga mereka mengajukan pertanyaan, ’Mengapa agama kami tidak memberitahu kebenaran tentang orang mati?’ Bagaimana tanggapan anda sendiri?—Bandingkan Yeremia 7:31.

      MASA DEPAN APA BAGI ORANG MATI?

      Apa yang terjadi atas seseorang setelah kematian? (17-20)

      17 Jika satu-satunya harapan bagi orang-orang yang masih hidup adalah keadaan tidak sadar dalam kematian, berarti kematian merupakan musuh yang tidak terkalahkan. Tetapi Alkitab memperlihatkan bahwa halnya tidak demikian.

      18 Orang mati segera akan masuk ke dalam kuburan. Bahasa-bahasa yang dipakai dalam menulis Alkitab mempunyai kata-kata untuk tempat orang mati, kuburan umum manusia. Dalam bahasa Ibrani tempat itu disebut Syeol, dan Hades dalam bahasa Yunani. Kata-kata ini telah diterjemahkan dalam beberapa Alkitab dengan istilah ”kuburan”, ”lubang”, ”dunia orang mati”, atau ”neraka”. Bagaimanapun kata-kata itu diterjemahkan, arti dari istilah-istilah ini dalam bahasa asli bukan tempat penderitaan yang panas melainkan kuburan dari orang-orang mati yang tidak sadar. Kita membaca:

      ”Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati [Syeol, neraka, Douay Version; kuburan, Authorized Version], ke mana engkau akan pergi.”—Pengkhotbah 9:10.

      Rasul Petrus mengatakan dengan pasti bahwa setelah kematian Yesus sendiri pergi ke kuburan, ke Syeol, Hades atau neraka.—Kisah 2:31; bandingkan Mazmur 16:10.

      19 Tentu saja, orang yang mati tidak berkuasa mengubah keadaan dirinya. (Ayub 14:12) Jadi apakah keadaan tidak sadar dalam kematian satu-satunya yang dapat diharapkan di masa depan? Ya, bagi beberapa orang. Alkitab mengajarkan bahwa orang-orang yang sama sekali ditolak oleh Allah akan tetap mati selama-lamanya.—2 Tesalonika 1:6-9.

      20 Orang-orang Yahudi purbakala percaya bahwa orang-orang yang sangat jahat tidak mempunyai masa depan setelah kematian. Orang-orang Yahudi tidak menguburkan orang-orang sedemikian. Sebaliknya, mereka melemparkan mayat-mayat tersebut ke dalam sebuah lembah di luar Yerusalem. Di sana api terus bernyala menghanguskan sampah-sampah. Ini disebut Lembah Hinnom, atau Gehenna. Sambil menarik perhatian pada kebiasaan ini, Yesus menggunakan Gehenna sebagai lambang pembinasaan yang total, tanpa harapan di masa depan. (Matius 5:29, 30) Misalnya, ia berkata:

      ”Janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka [Yunani, Gehenna].”—Matius 10:28.

      Tetapi, berdasarkan kata-kata Yesus ini dapat kita harapkan bahwa banyak orang yang telah mati akan hidup lagi di masa depan, sehingga akan mengalahkan kematian.

      KEMENANGAN MELALUI KEBANGKITAN

      Bagaimana kemenangan atas kematian dapat dicapai? (21, 22)

      21 Sebagai salah satu perbuatan yang terpenting dalam sejarah, Allah membangkitkan Yesus Kristus kepada kehidupan setelah ia mati selama beberapa hari. Yesus menjadi makhluk roh yang hidup, seperti pada waktu ia belum datang ke bumi. (1 Korintus 15:42-45; 1 Petrus 3:18) Ratusan orang menyaksikan Yesus menampakkan diri setelah ia dibangkitkan. (Kisah 2:22-24; 1 Korintus 15:3-8) Para saksi ini rela mengalami risiko atas kehidupan mereka demi mendukung iman akan kebangkitan Yesus. Kebangkitan Yesus membuktikan bahwa kematian bukan musuh yang tidak terkalahkan. Ternyata kemenangan atas kematian dapat dicapai!—1 Korintus 15:54-57.

      22 Kemenangan lebih jauh atas kematian juga dapat dicapai. Kehidupan manusia di bumi dapat dipulihkan. Yehuwa, yang tidak dapat berdusta, memastikan dalam firmanNya ”bahwa ada kelak kebangkitan dari pada mati, baik bagi orang yang benar [yang mengetahui dan melakukan kehendak Allah], baik bagi orang yang tidak benar [yang tidak mempraktekkan kebenaran]”.—Kisah 24:15, Bode.

      Mengapa masa depan bisa menggairahkan? (23-25)

      23 Kita dapat menaruh keyakinan akan kemampuan Allah untuk memulihkan orang-orang kepada kehidupan manusia. Manusia sanggup merekam gambar, suara dan gerak-gerik seseorang pada film atau pita video. Apakah Allah tidak dapat berbuat jauh lebih dari itu? IngatanNya jauh lebih luas dari pada film atau pita apapun, sehingga dapat dengan sempurna menciptakan kembali orang-orang yang Ia ingin bangkitkan. (Mazmur 147:4) Ia telah membuktikan hal ini. Alkitab memuat sejumlah uraian tentang cara Allah menggunakan PutraNya untuk memulihkan manusia kepada kehidupan. Anda dapat membaca dua uraian yang menggairahkan ini di Yohanes 11:5-44 dan Lukas 7:11-17. Dengan alasan yang kuat para penyembah Allah di masa lampau menanti-nantikan saatnya Ia akan mengingat dan membangkitkan mereka. Kejadian ini akan sama seperti membangunkan mereka dari keadaan tidur yang tidak sadar.—Ayub 14:13-15.

      24 Kebangkitan di masa lampau pasti membuat sanak keluarga dan teman-teman sangat bersukacita. Tetapi kebangkitan ini hanya sementara mengalahkan kematian, sebab orang yang dibangkitkan mati lagi. Namun, hal ini memberikan bagi kita bayangan yang menggairahkan, sebab Alkitab menunjuk kepada ”kebangkitan yang lebih baik” di masa depan. (Ibrani 11:35) Ini akan jauh, jauh lebih baik sebab mereka yang akan dipulihkan kepada kehidupan di bumi tidak perlu mati lagi. Ini berarti kemenangan yang lebih besar atas kematian.—Yohanes 11:25, 26.

      25 Apa kata Alkitab mengenai bagaimana Allah dapat dan akan menaklukkan kematian, tentu menunjukkan minatNya yang penuh kasih kepada manusia. Hendaknya hal ini membantu kita mengerti kepribadian Yehuwa dan menarik kita lebih dekat padaNya. Kebenaran ini juga membantu kita memelihara keseimbangan, sebab kita dilindungi terhadap rasa takut yang tidak sehat yang mencekam banyak orang. Kita dapat memiliki harapan yang membahagiakan bahkan untuk bertemu lagi dengan sanak keluarga serta orang-orang yang kita cintai, manakala, kematian telah dikalahkan, melalui kebangkitan.—1 Tesalonika 4:13; Lukas 23:43.

      [Kotak di hlm. 117]

      ’Patut diperhatikan bahwa dalam Perjanjian Baru tidak terdapat api neraka sebagai bagian dari pengajaran yang mula-mula. Ada beberapa petunjuk dalam Perjanjian Baru bahwa nasib akhir dari orang-orang yang menolak tawaran Allah untuk keselamatan mungkin adalah pembinasaan sebaliknya dari pada siksaan kekal.’—A Dictionary of Christian Theology, diedit oleh Alan Richardson.

      [Gambar di hlm. 114]

      DEBU

      ADAM

      DEBU

      [Gambar di hlm. 119]

      Kebangkitan Lazarus membuktikan bahwa kematian dapat dikalahkan

  • Berkomunikasi dengan Alam Roh
    Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
    • Pasal 13

      Berkomunikasi dengan Alam Roh

      Mengapa kita patut berminat akan komunikasi dengan Pencipta? (1-3)

      ”DORONGAN untuk berkomunikasi sangat besar.” Dengan pernyataan itu, buku Machines memulai sebuah pasal mengenai radio. Dengan radio kita dapat berkomunikasi kepada orang-orang di sekitar bola bumi atau bahkan mendengar suara para astronot di angkasa luar.

      2 Komunikasi radio kini telah menjadi bagian yang diterima dalam kehidupan. Tetapi banyak orang mengabaikan atau salah mengerti terhadap suatu bentuk komunikasi yang lebih penting—dengan alam roh.

      BERBICARA KEPADA PENCIPTA

      3 Berabad-abad sebelum radio ditemukan, Raja Daud menulis:

      ”Berilah telinga kepada perkataanku, ya TUHAN [Yehuwa], . . . Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada-Mulah aku berdoa.”—Mazmur 5:2, 3.

      Apakah tidak masuk akal bahwa yang paling cerdas di alam semesta dapat ’memberi telinga’ kepada doa kita jika Ia ingin mendengarkannya? Dan bukankah bijaksana mencari bantuan dari Allah, yang dapat memberikan bagi kita justru bimbingan yang paling baik?—Mazmur 65:3.

      Apa yang perlu agar doa dijawab? (1 Petrus 3:12) (4, 5)

      4 Alat pemancar dan alat penerima perlu dalam komunikasi radio. Tetapi apa yang kita butuhkan untuk dapat berhubungan dengan Yehuwa dalam doa? Tuntutan pertama adalah iman. ”Barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari dia.” (Ibrani 11:6) Juga, seseorang harus memenuhi patokan-patokan moral Allah serta jalan-jalanNya. Kalau tidak, Allah tidak akan mendengarkan dia sama seperti seorang yang jujur tidak akan mendengarkan acara radio yang ia anggap menjijikkan secara moral.—1 Yohanes 3:22; Yesaya 1:15.

      5 Yehuwa tidak mengadakan ketentuan yang kaku untuk doa yang diterima. Apakah diucapkan atau dalam hati, Ia dapat ”mendengar”. Anda dapat berdoa sambil berdiri, duduk, berlutut atau berbaring di tempat tidur. (1 Samuel 1:12, 13; 1 Raja 8:54) Tidak perlu kata-kata istimewa atau bahasa yang berbau agama. Ketulusan dan semangat yang rendah hati lebih penting. Perhatikan bagaimana Yesus melukiskan hal ini di Lukas 18:10-14.

      Apa yang dapat kita pelajari dari Alkitab mengenai sifat doa-doa kita? (6-8)

      6 Kita masing-masing dapat menghampiri Yehuwa dalam doa kapan saja. Tetapi, Ia juga menyambut doa bersama, misalnya dari sidang Kristen. Dengan mendengarkan doa di perhimpunan sidang beberapa orang yang belum pernah berdoa belajar menggunakan komunikasi yang sangat penting ini. Kelompok keluarga juga dapat dan sepatutnya berdoa bersama. Salah satu kesempatan adalah pada waktu makan, sesuai dengan teladan Yesus yang berterima kasih kepada Allah atas makanan yang Ia sediakan.—Markus 8:6.

      7 Mungkin anda kenal orang-orang yang pernah berdoa tetapi mereka mengeluh bahwa doa tersebut tidak dijawab. Apa sebabnya? Kristus berkata kepada para pengikutnya, ”Segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikanNya kepadamu dalam namaKu.” Yesus Kristuslah satu-satunya jalan untuk menghampiri Allah. Apakah kesulitannya timbul karena hal ini tidak disadari? (Yohanes 16:23; 14:6) Juga, apa yang Yesus maksudkan dengan ”segala sesuatu”? Rasul Yohanes memperlihatkan, yang dimaksudkan adalah ”segala sesuatu” yang ’selaras dengan kehendak Yehuwa’. Tidak mungkin Allah yang adil menerima doa yang meminta hal yang salah, imoral dan tamak. (1 Yohanes 5:14) Tetapi banyak orang memohonkan kekayaan mendadak atau kekuasaan atas orang lain. Tidak heran bahwa Allah tidak menjawab doa sedemikian. Kebutuhan pribadi kita yang memang nyata hendaknya diminta setelah memohonkan agar kehendak Allah jadi di bumi.—Matius 6:9-11.

      8 Doa memberi kesempatan bagi kita untuk berbicara kepada Allah seperti kepada bapa yang pengasih, untuk mengungkapkan sukacita, kesusahan dan kebutuhan kita. Jika anda telah lama tidak melakukannya secara teratur, janganlah menunda-nundanya. Jika anda memiliki hubungan yang penuh kepercayaan dengan Allah dan dapat berkomunikasi dengan Dia setiap waktu, anda akan memperoleh kedamaian pikiran yang besar serta kebahagiaan. Beban anda dapat dilepaskan, karena anda yakin bahwa Ia berminat kepada anda.—Mazmur 86:1-6; Filipi 4:6, 7.

      JAWABAN DARI ALAM ROH

      Bagaimana komunikasi dari Allah dapat diterima? (9, 10)

      9 Salah satu pokok utama yang patut dari doa adalah kebutuhan kita akan hikmat dan bimbingan Allah. (Mazmur 27:11; 119:34-36; Yakobus 1:5) Bagaimana Allah menjawab? Di jaman dulu, kadang-kadang Ia memberikan pesan-pesan lisan, melalui malaikat atau manusia sebagai nabi. Tetapi rasul Paulus berkata bahwa kini Allah ”berbicara kepada kita dengan perantaraan AnakNya”, yang ajaran serta pola hidupnya dinyatakan dalam Alkitab. (Ibrani 1:1, 2; 2:1-3; Yohanes 20:31) Jadi, dari pada mengharapkan Allah berbicara kepada kita secara pribadi, hendaknya kita mencari bantuan melalui Alkitab, sarana yang Ia pilih. Maka, setelah berdoa memohon bimbingan, kita patut melanjutkannya dengan sungguh-sungguh mempelajari FirmanNya. (Amsal 2:1-5) Bantuan tambahan tersedia melalui orang-orang Kristen yang mengabdikan diri, yang secara teratur berhimpun untuk mempelajari dan membahas Alkitab.—2 Timotius 2:1, 2.

      10 Dalam menjawab doa kita, Allah juga dapat menolong kita secara pribadi melalui rohNya. Dengan cara ini, Ia membantu orang-orang Kristen memahami FirmanNya dan menerapkannya. (Yohanes 16:7-13) Daud berdoa, ”Ajarlah aku melakukan kehendakMu, . . . Kiranya RohMu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata [di negeri kejujuran]!”—Mazmur 143:10.

      APAKAH ADA PRIBADI-PRIBADI YANG JAHAT DI ALAM ROH?

      Dari mana kita tahu bahwa Setan memang ada? Dan dari mana asal mulanya? (11-15)

      11 Alkitab bukan hanya menyatakan dengan pasti bahwa Yehuwa, PutraNya serta para malaikat ada di alam roh, dan bahwa kita dapat berkomunikasi dengan Allah melalui doa. Alkitab juga memperlihatkan adanya pribadi-pribadi roh yang cerdas yang kini sangat jahat, yakni Setan dan para malaikatnya.

      12 Ada orang yang menganggap bahwa ”iblis” hanyalah sisa-sisa pemikiran dari takhyul atau dongeng kuno. Yang lain-lain berpikir bahwa apabila Alkitab menyebut ”Setan” yang dimaksudkan hanyalah suatu prinsip kejahatan.

      13 Akan tetapi, Matius 4:1-11 memberitahu tentang suatu waktu ketika Setan menawarkan tiga godaan yang sangat terperinci kepada Yesus. Tentu, yang dimaksudkan dengan Setan di sini bukanlah prinsip kejahatan dalam diri Yesus, sebab Putra Allah bebas dari kejahatan dan dosa. (Ibrani 7:26; 1:8, 9) Tidak, tetapi Setan benar-benar pribadi yang nyata. Ini juga diteguhkan oleh uraian di Ayub 1:6-12, yang mengungkapkan kehadiran Setan di hadapan Yehuwa.

      14 Tetapi dari mana asal mula Setan? Kita tahu bahwa Yehuwa adalah Pencipta segala sesuatu dan bahwa ”pekerjaanNya sempurna”. (Ulangan 32:4; Wahyu 4:11) Karena itu, tidakkah masuk akal bahwa suatu waktu Setan pernah sebagai pribadi roh yang jujur yang diciptakan oleh Yehuwa bersama malaikat-malaikat lain? Maka, bagaimana sampai dia menjadi rusak? Yakobus 1:14, 15 memberikan petunjuk:

      ”Tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa.”

      15 Dari apa yang telah terjadi di tengah-tengah manusia, kita tahu bahwa bahkan seseorang yang memegang kedudukan terpercaya dapat melihat adanya kemungkinan bagi dia untuk menyalahgunakan keadaan demi mendapatkan lebih banyak kekuasaan. Rupanya inilah yang terjadi dengan salah seorang malaikat Allah. Sebagai makhluk yang bebas memilih, makhluk roh ini memilih haluan yang jahat, barangkali menganggap bahwa ia dapat menjadi seperti Allah, dengan harapan bahwa manusia-manusia akan mengikuti dia. Apa yang terjadi ternyata dapat dibandingkan dengan pengalaman seorang raja Tirus, sebagaimana dituturkan di Yehezkiel 28:1-19. Pria ini telah berada dalam kedudukan yang menguntungkan terhadap bangsa Israel kuno, tetapi ia menjadi sombong, sehingga akhirnya jatuh. Demikian pula, kesombongan menyebabkan kerusakan atas oknum yang menjadikan dirinya Setan, penentang Allah.

      Dengan mengetahui adanya Setan dan para hantu, bantuan apa yang kita dapatkan? (16, 17)

      16 Pengertian tentang adanya Setan memberi penerangan mengenai kejadian di taman Eden yang mengakibatkan keadaan kita yang tidak sempurna, sebagai pedosa-pedosa, yang takluk kepada penyakit dan kematian. Dengan kecerdasannya yang melebihi manusia, Setan menggunakan ular untuk menyampaikan suatu tawaran yang penuh dusta dan memautkan kepada Hawa. (Kejadian 3:1-5) Sesuai dengan itu, Wahyu 12:9 menyebut Setan ”ular tua”. Dan Yesus mengatakan bahwa oknum ini tidak ”hidup dalam kebenaran”, tetapi telah menjadi ”bapa segala dusta” dan ”pembunuh manusia”.—Yohanes 8:44.

      17 Setan bukan satu-satunya makhluk roh yang memberontak. Sejarah dalam Kejadian 6:1-3 menjelaskan bahwa pada jaman Nuh beberapa malaikat—barangkali didorong oleh pemberontakan Setan—menjelma dalam bentuk tubuh manusia untuk mendapatkan kesenangan seks dengan para wanita. Hal ini tidak wajar dan keji. (Yudas 6, 7) Ketika Allah melenyapkan kejahatan dari bumi dengan air bah di seluas bumi, para malaikat yang tidak taat ini kembali ke alam roh, tetapi memihak pada Setan, sebagai para hantu. (2 Petrus 2:4, 5) Dongeng-dongeng Yunani dan Roma yang terkenal mengenai dewa-dewa yang bolak-balik antara surga dan bumi, mungkin adalah bentuk-bentuk yang diputarbalik dari kenyataan mengenai para malaikat yang tidak taat sebagaimana dilaporkan dalam Alkitab.

      PENGARUH JAHAT DARI ALAM ROH

      Bagaimana roh-roh jahat telah mempengaruhi manusia? (2 Korintus 11:13-15) (18-20)

      18 Roh-roh jahat tidak berminat kepada kesejahteraan kita melainkan ingin menipu dan menyesatkan manusia, agar manusia jauh dari Allah. Rasul Paulus menyebut Setan ”ilah zaman ini” yang ’telah membutakan pikiran orang-orang yang tidak percaya’ sehingga mereka tidak mengetahui ”Injil” tentang Kristus. (2 Korintus 4:4) Setan telah cukup berhasil dalam hal ini.

      19 Salah satu siasat yang telah ia gunakan adalah dengan memperkembangkan pandangan bahwa Setan atau Iblis tidak ada. Ia bagaikan pelaku kejahatan yang menyebarkan gagasan bahwa sindikat kejahatan sebenarnya tidak ada, sehingga orang-orang terbuai dalam rasa aman yang semu. Taktik lain kelihatan pada perbuatan-perbuatan mengerikan yang dilakukan oleh orang-orang yang bergairah di bidang agama—perang-perang salib, inkwisisi, memberkati peperangan. Hal-hal ini telah membuat banyak orang yang peka menjauhi Allah Yehuwa, karena secara keliru menganggap bahwa gereja-gereja mewakili Dia.

      20 Juga, ingatlah rasul Paulus berkata bahwa Setan adalah ”ilah zaman ini”. Ada orang yang mencemoohkan gagasan bahwa Setan sedang mengatur bangsa-bangsa. Tetapi ketika setan menawarkan kepada Kristus wewenang atas bangsa-bangsa, Yesus tidak menyangkal bahwa Iblis berkuasa atas kerajaan-kerajaan politik. (Lukas 4:5-8) Dan bukankah jelas bahwa ada suatu tenaga yang jahat di balik pergolakan dunia dewasa ini? Dengan mengingat hal ini, bacalah apa yang dikatakan di Wahyu 12:9, 12 tentang usaha-usaha Setan.

      MENGHINDARI KONTAK DENGAN ROH-ROH JAHAT

      Kebiasaan-kebiasaan apa dapat melibatkan seseorang dengan roh-roh jahat? (21-23)

      21 Para ilmiawan telah mengadakan riset mengenai apa yang dikenal sebagai ESP (tanggapan luar indera). Ini mencakup gejala-gejala seperti kemampuan seseorang mengetahui pikiran orang lain, melukiskan kejadian atau benda yang tidak mungkin pernah ia lihat atau ketahui dan menggunakan ’pikiran untuk mengendalikan zat’ sehingga mempengaruhi benda-benda seperti jatuhnya dadu. Para peneliti di bidang psikis [non-materi] telah berusaha mengesampingkan kemungkinan tipuan, namun mereka tidak dapat menjelaskan kenyataan-kenyataan hebat yang di luar kemampuan manusia ini. Mungkinkah hal ini dapat dijelaskan oleh Alkitab?

      22 Setan dan hantu-hantu dapat secara langsung mempengaruhi manusia dan urusan-urusannya. Umpamanya, seorang gadis di Filipi kuno, di Yunani, dapat membuat ramalan. Bagaimana caranya? Catatan sejarah mengatakan bahwa ”suatu roh tenung”, mempengaruhi tutur kata gadis tersebut. Rasul Paulus membantunya untuk bebas dari roh jahat itu.—Kisah 16:16-18.

      23 Karena hantu-hantu memang nyata dan berkuasa, Firman Allah berulang kali memperingatkan agar kita tidak terlibat dengan mereka. Penggunaan mantera dikutuk, begitu pula konsultasi dengan medium (cenayang) atau usaha menghubungi orang mati. (Ulangan 18:10-12; Imamat 20:6, 27; Galatia 5:19-21) Peringatan tersebut masih berlaku. Mungkin anda telah memperhatikan minat yang meluas akan gejala-gejala psikis dan ilmu gaib. Banyak film dan novel menampilkan ’roh-roh’ atau usaha manusia untuk mengusir roh, hantu-hantu. Penggunaan papan Ouija atau astrologi sebagai bimbingan sudah umum.

      Bagaimana anda dapat melindungi diri terhadap komunikasi yang berbahaya dengan alam roh? (24-28)

      24 Komunikasi dengan roh-roh jahat berbahaya. Laporan-laporan menunjukkan bahwa sekali roh-roh jahat memiliki pengaruh atas seseorang, roh-roh tersebut dapat menimbulkan banyak kerugian—secara fisik, mental dan emosi. (Bandingkan Matius 8:28-33.) Roh-roh ini telah mengganggu orang-orang, membuat suara gaduh pada malam hari, menyebabkan benda-benda bergerak, merangsang organ-organ seks dan menyebabkan penyakit. ”Suara-suara” mereka bahkan telah menyebabkan beberapa orang menjadi gila, membunuh atau bunuh diri.

      25 Tentu, beberapa kejadian yang ”aneh” mungkin saja diakibatkan oleh problem fisik, misalnya gangguan susunan kimia tubuh, yang dapat mempengaruhi pikiran dan panca indera. Tetapi tentu sungguh bodoh untuk sama sekali mengesampingkan adanya Setan dan hantu-hantu. Janganlah meremehkan peringatan Alkitab yang serius mengenai mereka.

      26 Jika seseorang diganggu oleh hantu-hantu, apakah ada suatu cara untuk melepaskan diri? Kini Allah tidak menggunakan manusia untuk menyembuhkan orang-orang sakit, mengusir hantu-hantu atau membangkitkan orang mati, sebagaimana Ia menggunakan para rasul. Tetapi Ia akan membantu seseorang untuk melepaskan diri dari ”kuasa Iblis”. (Kisah 26:18; Efesus 6:12) Perlu berpaling kepada Yehuwa dalam doa, dengan menggunakan namaNya dan dengan sungguh-sungguh memohonkan bantuanNya. (Amsal 18:10) Juga, seseorang harus menolak saran-saran dari para hantu, seperti yang Yesus lakukan, menghentikan praktek-praktek spiritisme dan pergaulan yang kurang perlu dengan orang-orang yang terjun dalam ilmu gaib.—Matius 4:1-11; 2 Korintus 6:14-17.

      27 Selain itu, laporan-laporan memperlihatkan bahwa hantu-hantu sering mengadakan kontak dengan manusia melalui suatu benda, sehingga penting untuk menyingkirkan benda-benda yang dulunya digunakan dalam spiritisme (jimat, bola-bola kristal, dan sebagainya). Alkitab memberitahu kita bahwa beberapa orang yang pernah mempraktekkan ilmu gaib di kota Efesus kuno melakukan penyingkiran benda-benda sedemikian.—Kisah 19:18-20.

      28 Tetapi tidak perlu terus-menerus menjadi takut terhadap roh-roh jahat. Sebaliknya, Alkitab mendesak kita untuk mengenakan senjata rohani:

      ”Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan KEBENARAN, dan berbajuzirahkan KEADILAN, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan INJIL DAMAI SEJAHTERA; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai IMAN, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong KESELAMATAN, dan pedang Roh, yaitu FIRMAN ALLAH, . . . BerDOAlah setiap waktu.”—Efesus 6:14-18.

      Sebagaimana diperlihatkan di sini oleh Firman Allah, pelindung yang sangat bagus terhadap komunikasi yang tidak diinginkan dengan roh-roh jahat adalah komunikasi yang teratur dengan Yehuwa melalui doa. Tepat sekali Alkitab berkata, ”Karena itu tunduklah kepada Allah, lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!”—Yakobus 4:7.

      [Gambar di hlm. 123]

      Setiap hari kita dapat berkomunikasi dengan Allah melalui doa

  • Kejahatan—Mengapa Allah Membiarkannya?
    Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
    • Pasal 14

      Kejahatan—Mengapa Allah Membiarkannya?

      Mengapa pantas untuk memeriksa apa kata Alkitab tentang kejahatan? (1-3)

      ANDAI KATA seorang sahabat anda dirampok, diperkosa atau dibunuh dan si pelaku kejahatan dibebaskan, tidakkah anda merasa tak berdaya, sakit hati dan marah? Kejahatan dan ketidakadilan sedemikian hanya mencerminkan sebagian kecil dari apa yang telah menimpa umat manusia.

      2 Sejarah merupakan catatan panjang berisi peperangan keji, kemiskinan yang menghimpit, kejahatan dan penindasan. Akibatnya, beberapa orang mulai meragukan apakah Allah memang ada. Kita mengetahui adanya bukti yang meyakinkan bahwa pencipta ada. (Ibrani 3:4; Roma 1:20) Tetapi kejahatan juga ada. Karena itu, bahkan banyak orang yang percaya kepada Allah bertanya, ’Apakah Ia memang ambil pusing terhadap kita?’ Mereka bertanya, ’Jika memang Allah ambil pusing, mengapa Ia membiarkan kejahatan begitu lama?’

      3 Para ahli pemikir dan kaum pendeta telah sering mengulas perkara ini, tetapi jawaban mereka tidak memuaskan. Apa yang Allah sendiri katakan?

      ALLAH MENJAWAB, ’AKU JUSTRU MENARUH PERHATIAN’

      Apa yang dapat kita pelajari dari Habakuk mengenai hal ini? (4-8)

      4 Berdasarkan pengalaman kita, dapat kita hargai reaksi Habakuk, sang nabi Ibrani, terhadap kekerasan dan ketidakadilan. Ia hidup pada waktu orang Yahudi terjerat dalam banyak praktek kejahatan, yang sangat mengganggu perasaan Habakuk sehingga ia tergugah untuk bertanya kepada Allah:

      ”Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman? Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku; perbantahan dan pertikaian terjadi. Itulah sebabnya hukum kehilangan kekuatannya dan tidak pernah muncul keadilan, sebab orang fasik mengepung orang benar; itulah sebabnya keadilan muncul terbalik.”—Habakuk 1:3, 4.

      Walaupun Habakuk yakin akan keadilan Yehuwa, ia merasa tertekan oleh kekerasan dan ketidakadilan di kalangan bangsanya. Juga, pada waktu itu orang Babel mulai merajalela, mengadakan teror dan merampasi bangsa-bangsa lain. Kelihatannya kejahatan berkuasa di mana-mana. Nabi Habakuk heran, mengapa Allah, yang dapat melihat semua itu seolah-olah tidak berbuat apa-apa.—Habakuk 1:13.

      5 Dalam suatu penglihatan Yehuwa mengatakan dengan pasti kepada Habakuk bahwa kemakmuran yang kelihatannya dimiliki orang-orang jahat hanyalah sementara. Allah bukan saja melihat apa yang terjadi, tetapi juga menaruh perhatian. Ada ”saatnya [masa yang ditetapkan]” bagi Dia untuk menegakkan keadilan ilahi. Walaupun manusia menganggap hal ini lambat, kepada Habakuk dinyatakan dengan pasti, ”Itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.”—Habakuk 2:3.

      6 Untuk memperlihatkan sikap prihatinnya lebih jauh, Allah memperingatkan Habakuk terhadap suatu tantangan yang sedang dihadapi manusia. Yehuwa berkata, ”Orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.” (Habakuk 2:4) Apakah Habakuk akan menghadapi tantangan itu, melakukan yang benar dan bermoral tidak soal apa yang dilakukan oleh orang-orang di sekelilingnya? Ia perlu memperlihatkan iman bahwa Allah akan menangani segala sesuatunya dengan tepat pada ’masa yang ditetapkan’ olehNya.

      7 Sejarah memberitahu kita apa yang terjadi. Setelah waktunya tiba, Allah bertindak mengakhiri kekerasan dan ketidakadilan di kalangan orang Yahudi. Negeri itu dikalahkan dan banyak dari mereka ditawan. Belakangan, Allah mengadakan perhitungan dengan Babel. Sebagaimana Yehuwa nubuatkan melalui para nabiNya, orang Media dan Persia di bawah pimpinan Kores mengalahkan Imperium Babel yang kelihatannya berkuasa atas segala-galanya.—Yeremia 51:11, 12; Yesaya 45:1; Daniel 5:22-31.

      8 Contoh kecil-kecilan ini memperlihatkan bahwa Pencipta kita tidak menutup mata terhadap kejahatan. Ia sungguh mengetahuinya dan prihatin. (Bandingkan Kejadian 18:20, 21; 19:13.) Karena itu, mengapa Allah membiarkan kejahatan berlangsung sampai sekarang? Untuk mengerti penjelasan Alkitab yang masuk akal, kita perlu kembali ke masa ketika kesukaran manusia mulai terjadi.

      SENGKETA-SENGKETA SEMESTA TIMBUL

      Bagaimana sengketa yang sangat penting di alam semesta ini timbul di Eden? Sengketa-sengketa apakah itu? (9-12)

      9 Sebagaimana dituturkan dalam Kejadian pasal tiga, Iblis bertanya kepada Hawa tentang ketaatannya terhadap perintah Allah untuk tidak makan dari pohon yang secara khusus dipisahkan. Hawa menjawab bahwa ketidaktaatan akan mendatangkan hukuman mati. Tetapi setan membalas:

      ”Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”—Kejadian 3:1-5.

      Di sini Setan mengajukan tantangan-tantangan atau sengketa-sengketa yang melibatkan segenap ciptaan Allah, manusia dan para malaikat.

      10 Misalnya, Iblis menantang kejujuran Allah. Renungkanlah semua akibatnya. Jika Allah tidak jujur dalam hal ini, dapatkah Ia dipercaya dalam segala hal lain? Tidakkah para makhlukNya di bumi dan di surga akan selalu curiga mengenai apa yang Allah katakan? Dewasa ini kita tahu betapa curiga orang-orang terhadap politikus yang memerintah dengan memakai dusta.—Bandingkan Mazmur 5:10.

      11 Pernyataan Setan bahwa Allah bersifat menipu dan menyembunyikan hal-hal yang baik bagi makhlukNya turut menimbulkan sengketa ini, Apakah Allah patut memerintah? Pertanyaan mengenai layak tidaknya cara Allah memerintah melibatkan seluruh alam semesta.

      12 Selain itu, Setan menyatakan bahwa manusia dapat berhasil tanpa Allah, bahwa mereka dapat dan sepatutnya memerintah diri sendiri. Pertanyaan ini dihadapkan kepada manusia dan para malaikat, Dapatkah manusia berhasil mengatur urusan sendiri terlepas dari Allah?

      Bagaimana sengketa-sengketa ini akan diselesaikan? (13-15)

      13 Sengketa-sengketa moral yang serius itu menuntut penyelesaian sepenuhnya. Cara yang Allah pilih untuk melakukan hal ini jelas memperlihatkan hikmat dan minatNya kepada kesejahteraan kita, baik sekarang maupun di masa depan. Allah membiarkan waktu berlalu, dan selama itu semua makhluk yang cerdas dapat melihat buktinya. Untuk menghargai hal ini, pertimbangkanlah bagaimana tindakan anda andai kata seseorang terang-terangan menyatakan bahwa anda bukan anggota keluarga yang baik, bahwa anda berdusta dan menjalankan wewenang dengan menanamkan rasa takut. Seorang yang merasa tidak aman mungkin akan memprotes keras atau bahkan menyerang si penuduh. Tetapi karena tahu pasti bahwa tuduhan itu palsu, anda dapat mengesampingkan perasaan ragu-ragu hanya dengan membiarkan waktu berlalu agar semua mengamati cara-cara anda dan hasil-hasil baik di dalam keluarga anda.—Matius 12:33.

      14 Apa yang telah disingkapkan oleh bukti-bukti mengenai sengketa-sengketa yang timbul di Eden? Sebagaimana diperingatkan oleh Allah, ketidaktaatan manusia telah mengakibatkan kematian, yang didahului oleh penyakit dan usia tua. Jadi Allah bukan tidak jujur, dan tidak ada dasar dalam hal ini untuk menantang layak tidaknya kedaulatanNya. Juga ada bukti bahwa manusia tidak dapat menetapkan patokannya sendiri, memerintah diri sendiri terlepas dari Allah. Tidak ada bentuk pemerintahan manusia yang sanggup mencegah peperangan, korupsi, penindasan, kejahatan dan ketidakadilan. Ini meneguhkan apa yang Alkitab katakan, ”Manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa menetapkan langkahnya.” (Yeremia 10:23) Lebih jauh, waktu telah membuktikan bahwa manusia tak dapat mengakhiri penderitaan; sebaliknya, mereka sering menjadi penyebabnya.

      15 Penderitaan dirasakan oleh orang-orang jujur yang rela menerima pemerintahan dan patokan Allah. Mengingat orang-orang ini, Allah akan bertindak terhadap mereka yang melakukan kejahatan, sebagaimana Ia lakukan secara kecil-kecilan seperti yang disebutkan dalam buku Habakuk. Yehuwa akan melenyapkan semua yang di surga dan di bumi yang bertanggungjawab atas kejahatan dan penderitaan. Tepat seperti yang Allah katakan kepada Habakuk, ada ”saatnya” untuk hal ini. Kita yakin bahwa ”itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh”.—Habakuk 2:3.

      MENGAMBIL MANFAAT DARI WAKTU YANG DIBIARKAN

      Bagaimana kita terlibat dalam sengketa lain yang perlu diselesaikan? (16-20)

      16 Mengenai kejahatan yang Allah biarkan, banyak orang hanya memikirkan penderitaan manusia. Mereka tidak menyadari sengketa-sengketa penting yang sedang diselesaikan. Juga, mereka mungkin mengabaikan manfaat yang dapat mereka terima karena Allah telah memberikan waktu untuk penyelesaiannya.—2 Petrus 3:9.

      17 Waktu yang Allah berikan untuk penyelesaian hal-hal ini telah cukup lama sehingga kita sempat dilahirkan. Apa pun kesenangan yang telah kita nikmati, semuanya itu justru karena Allah memberikan waktu. Lebih jauh, kita telah diberikan kesempatan untuk membuktikan kasih dan loyalitas kita kepada Allah. Sebagai tantangan, Setan menyatakan bahwa tidak satu pun manusia akan terbukti setia kepada Allah, dan bahwa Allah tidak mungkin mengatakan tentang salah seorang dari mereka, ”Tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.” Hal ini kita lihat dari buku Ayub dalam Alkitab, pasal 1 dan 2. Mengenai Ayub, orang yang benar ini, Iblis berkata, ”Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah?” Setan menyatakan bahwa Ayub takut akan Allah karena tujuan yang tamak, karena Allah memberikan dia kemakmuran, tetapi bahwa Ayub akan mengutuk Allah jika ia kehilangan hal itu. (Ayub 1:7-12) Dapatkah Setan memalingkan semua manusia dari Allah?

      18 Allah membiarkan Setan mendatangkan banyak kesukaran atas Ayub. Ayub kehilangan kekayaannya. Anak-anaknya dibunuh. Ia dihinggapi penyakit yang menjijikkan. Walaupun tidak mengetahui bahwa Setanlah yang menjadikan dia sasaran dari serangan hebat ini, Ayub tetap setia kepada Allah. (Ayub 27:5) Ia yakin, Yehuwa tidak akan melupakan dirinya dan bahwa pencipta bahkan akan membangkitkannya jika ia mati. (Ayub 14:13-15) Yehuwa tidak pernah meninggalkan orangNya yang loyal. Pada waktunya Ia turut campur tangan dan melenyapkan kerugian yang telah ditimbulkan oleh Setan. Kesehatan Ayub dipulihkan. Belakangan ia mendapat 10 orang anak yang cantik, disertai kemakmuran yang limpah dan umur panjang. Anda dapat membaca perincian yang membesarkan hati ini di Ayub 42:10-17.

      19 Uraian ini juga membantu kita mengerti mengapa Allah membiarkan kejahatan. Dengan cara ini dibuktikan bahwa beberapa dari manusia akan mencintai Allah walaupun adanya problem-problem kehidupan, dan akan loyal kepadaNya menghadapi ujian apapun. Kita patut menanya diri, ’Apakah kita memberi reaksi sedemikian walaupun sedang menderita? Apakah kita menginginkan demikian sehingga turut menjawab tantangan yang diajukan oleh Setan?’ (Amsal 27:11) Buku Ayub juga memberi alasan bagi kita untuk yakin, bahwa Allah dapat melenyapkan segala penderitaan yang dihadapi oleh manusia sementara kejahatan masih dibiarkan.—Bandingkan 2 Korintus 4:16, 17.

      20 Sebagaimana Allah mengamati serta memperkenan Ayub dan Habakuk, kini pun Ia memperhatikan manusia-manusia yang loyal kepadaNya menghadapi keadaan buruk, dan Ia tidak akan lupa memberi upah kepada mereka.—Maleakhi 3:16-18.

      INGINKAH ANDA HIDUP MANAKALA KEJAHATAN TELAH LENYAP?

      Masa depan apa yang diulurkan oleh Alkitab? Apa artinya bagi kita? (21-23)

      21 Alkitab menyatakan dengan pasti bahwa Allah bermaksud memulihkan bumi kepada keadaan firdaus, seperti yang dinikmati oleh Adam dan Hawa sebelum menjadi tidak loyal. (Lukas 23:43; Wahyu 21:4, 5) Pada waktu itu akan terwujud sepenuhnya janji Alkitab berikut ini:

      ”Maka lenyaplah orang fasik; jika engkau memperhatikan tempatnya, maka ia sudah tidak ada lagi. Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.”—Mazmur 37:10, 11; Amsal 24:1, 20.

      22 Banyak orang mengeluh karena kejahatan dan penderitaan, bahkan mempersalahkan Allah atas semua ini. Apa sebenarnya yang mereka inginkan agar dilenyapkan? Apakah kejahatan, atau hanya akibat-akibatnya yang tidak menyenangkan? Banyak penderitaan disebabkan oleh manusia sendiri; ia menuai apa yang ia tabur. (Galatia 6:7; Amsal 19:3) Imoralitas menghasilkan penyakit kelamin, pengguguran, perceraian. Merokok menyebabkan kanker paru-paru. Pemabukan dan penyalahgunaan narkotika merusak limpa dan otak. Pelanggaran undang-undang lalu-lintas menyebabkan kecelakaan yang memautkan. Apakah orang yang berkata, ’Mengapa Allah membiarkan kejahatan? Kapankah Ia akan menghentikannya?’ benar-benar menginginkan agar Allah menghentikannya? Andai kata Allah menghentikannya sekarang juga, dengan mencegah perbuatan-perbuatan mereka, banyak yang mengeluh bahwa Ia membatasi mereka.

      23 Karena itu, Allah membiarkan kejahatan justru supaya kita mengambil sikap, untuk memperlihatkan isi hati kita. Allah berkata kepada Habakuk, ”Orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.” Untuk ini perlu dipupuk kebencian terhadap apa yang Allah nyatakan buruk atau jahat. (Habakuk 2:4; Mazmur 97:10) Cara hidup sedemikian dapat membuat kita kurang disukai oleh beberapa tetangga dan teman. (1 Petrus 4:3-5) Ayub dan Habakuk rela dipandang berbeda demi keloyalan terhadap Allah dan demi perkenanNya. Dan berjuta-juta Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini juga membuktikan bahwa hal itu dapat dilakukan dan mereka menikmati kehidupan yang lebih kaya, lebih memuaskan.

      Bagaimana kita dapat menarik manfaat kekal karena Allah membiarkan kejahatan? (24-26)

      24 Orang-orang yang mengikuti haluan ini menambah bukti bahwa Setan memang pendusta keji. Mereka membuktikan bahwa manusia dapat setia kepada Allah, yakin akan kejujuran dan keadilan dari caraNya memerintah. Akibatnya, Allah mengetahui bahwa orang-orang sedemikian dapat dipercayakan untuk memelihara firdaus yang akan dipulihkan di bumi. Kehidupan pada waktu itu akan nikmat sehingga dukacita dan kejahatan di masa lalu tidak akan diingat. Semua itu akan dilupakan sebagaimana kita telah melupakan kepedihan dan dukacita yang kita rasakan bertahun-tahun yang lalu semasih anak-anak, ketika lutut kita mungkin tergores.—Yesaya 65:17; Yohanes 16:21.

      25 Ini suatu masa depan yang sungguh nikmat yang membantu kita lebih mengerti bahwa Allah membiarkan kejahatan hanya untuk sementara sebagai bagian dari pelaksanaan maksud-tujuan kekalNya. Sengketa-sengketa moral dan menyangkut hukum yang menyebabkan dibiarkannya kejahatan akan diselesaikan untuk selama-lamanya.

      26 Tetapi sekalipun telah dimengerti mengapa Allah membiarkan kejahatan, kita patut bertanya, Kapan kejahatan berakhir? Kapan ”saatnya” bagi Allah untuk mengakhiri kejahatan di seluas bumi? Mari kita lihat sekarang.

      [Kotak di hlm. 131]

      Dr. W. R. Inge, yang pernah menjadi dekan dari Katedral St. Paul, London, berkata beberapa tahun yang lalu:

      ”Sepanjang hidupku aku berjuang menemukan tujuan hidup. Aku telah berusaha menjawab tiga masalah yang selalu kelihatan sangat mendasar bagi diriku: masalah kekekalan; masalah kepribadian manusia; dan masalah kejahatan. Aku gagal. Aku belum memecahkan satu pun.”

      [Gambar di hlm. 137]

      Penderitaan tidak membuat Ayub melawan Allah; ia bertekun dan diberkati

  • Apakah ”Hari Kiamat” Sudah Dekat?
    Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
    • Pasal 15

      Apakah ”Hari Kiamat” Sudah Dekat?

      Mengapa kita patut berminat akan ”Hari Kiamat”? (1-3)

      ”Apakah Anda Siap Menghadapi Hari Kiamat?” Toronto Star bertanya. Pertanyaan ini akan menggugah orang memikirkan laporan-laporan seperti berikut:

      ”Sydney, Australia—Di semak belukar Australia, 100 orang penduduk kota yang telah meninggalkan rumah dan kemewahan hidup masa kini sedang bersiap-siap menghadapi apa yang mereka percayai sebagai ’hari kiamat’ di ambang pintu.”

      2 Namun banyak orang dewasa ini kuatir kalau-kalau ’kiamat’ itu timbul sebagai akibat perang nuklir, polusi atau bahaya-bahaya nyata lainnya. Misalnya:

      ”Isaac Asimov, penulis ilmiah telah menghitung sekitar 20 cara yang dapat membuat kehidupan punah dari bumi, mulai dari kematian akibat panas matahari sampai pada bala kelaparan.”—Toronto Star.

      3 Namun, kita menanggapi hal ini lebih serius berdasarkan alasan yang dapat dipercaya dalam Firman Allah. Banyak yang telah membaca dalam Alkitab tentang ”Hari Kiamat”. (Matius 13:39, 40, BIS; 24:3) Karena kita tahu bahwa apapun yang Allah janjikan pasti terjadi, tentu kita ingin mengerti apa kata Alkitab tentang hal ini dan bagaimana pengaruhnya atas kehidupan kita, sekarang dan di masa depan.

      APA YANG KIAMAT, DAN KAPAN?

      Menurut Alkitab apa yang akan berakhir? (4)

      4 Dengan pasti Alkitab mengatakan bahwa Allah akan memusnahkan orang-orang yang meningkatkan kejahatan dan penderitaan. (Mazmur 37:28; 145:20) Yesus Kristus maupun rasul Petrus membandingkan pelaksanaan hukuman mendatang ini dengan pembinasaan yang selektif atas orang-orang yang Allah hukum di jaman Nuh. Bumi sendiri tidak binasa. Tetapi orang-orang jahat dihukum mati oleh air bah sedunia. Allah memelihara Nuh sekeluarga; mereka membentuk masyarakat yang adil di bumi yang telah dibersihkan. Setelah menyebut hal itu, Petrus diilhami oleh Allah untuk menubuatkan kedatangan ”hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik”. Ini akan disusul oleh ”langit yang baru dan bumi yang baru” yang di dalamnya ”terdapat kebenaran”.—2 Petrus 3:5-7, 13; Pengkhotbah 1:4; Yesaya 45:18.

      Mengapa kita dapat yakin ’kiamat’ itu akan datang? (5, 6)

      5 Tentu, kita ingin tahu kapan datangnya kiamat atas sistem dunia sekarang. Yesus mengatakan bahwa hanya Bapa yang tahu ”hari dan saat itu”. (Matius 24:36) Tetapi apakah hal ini sama sekali gelap bagi kita? Tidak, sebab Allah dengan murah hati menyediakan keterangan dalam firmanNya agar para penyembahNya dapat mengetahui apabila waktunya sudah dekat.—Bandingkan Amos 3:7.

      6 Alkitab memberikan alasan untuk yakin bahwa Allah sanggup menubuatkan perkembangan di masa depan. Misalnya, di Daniel 9:24-27 Ia mencatat nubuat untuk menunjukkan kapan Mesias, atau Kristus akan tiba. Dokter Lukas, di abad pertama, menuturkan bahwa pada tahun 29 M. orang-orang Yahudi, yang mengetahui nubuat Daniel, menanti-nantikan Mesias. (Lukas 3:1, 2, 15) Abba Hillel Silver, sarjana Yahudi, setuju dan menulis, ”Mesias dinanti-nantikan sekitar seperempat abad yang kedua dari abad pertama M.” Yesus dibaptiskan dan menjadi Kristus pada tahun 29 M., justru pada tahun yang ditunjuk oleh nubuat Daniel.

      Apa yang Yesus ramalkan mengenai sistem Yahudi? Dan apa yang terjadi? (7-10)

      7 Nubuat Daniel ini juga memberitahu sebelumnya bahwa setelah kematian Mesias, ’kota dan tempat suci itu akan dimusnahkan’. Ya, Allah memberitahu lebih dulu bahwa Yerusalem dan bait sucinya akan dibinasakan, yang mengakhiri sistem Yahudi yang ada pada waktu itu.—Daniel 9:26.

      8 Tidak lama sebelum kematiannya pada tahun 33 M., Yesus memperinci hal ini. Ia berkata bahwa Allah telah meninggalkan Yerusalem dan baitnya. Juga, ia berkata bahwa ia akan pergi, untuk kembali lagi. (Matius 23:37–24:2) Tetapi murid-muridnya bertanya:

      ”Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatanganMu dan tanda kesudahan dunia atau, [’hari kiamat’]?”—Matius 24:3.

      9 Jawaban Yesus sangat penting karena menyangkut soal hidup atau mati bagi orang-orang Kristen abad pertama. Bagi kita sama pentingnya, sebab, seperti akan kita lihat, jawaban Yesus mempunyai arti lebih jauh dari pada apa yang ditanyakan para rasul atau yang dapat mereka mengerti.—Yohanes 16:4, 12, 13.

      10 Yesus menunjuk kepada nubuat Daniel. (Matius 24:15) Nubuat itu tidak langsung menyebut tahun kebinasaan Yerusalem, dan Yesus pun tidak berbuat demikian. Tetapi ia melukiskan kejadian-kejadian yang membentuk suatu ”tanda” bahwa sistem Yahudi berada dalam hari-hari terakhirnya. Ini dapat dibaca di Matius 24:4-21 dan Lukas 21:10-24. Ia menubuatkan adanya Mesias (Kristus) palsu, peperangan, kekurangan makanan, gempa bumi, wabah penyakit, penindasan atas orang Kristen dan kampanye penginjilan yang luas. Sejarah meneguhkan bahwa hal-hal ini terjadi dalam generasi yang terus hidup sampai orang-orang Roma membinasakan Yerusalem pada tahun 70 M.

      KRISTUS PALSU: Josephus, sejarawan abad pertama, menyebut tiga orang yang mengaku sebagai Mesias

      PEPERANGAN: Ada peperangan Parti di Asia barat daya; pemberontakan di Gaul dan Spanyol; usaha orang Yahudi untuk melawan pemerintah di berbagai bagian imperium; usaha orang-orang Syria dan Samaria melawan orang Yahudi

      BALA KELAPARAN: Bala kelaparan terjadi di Roma, Yunani dan Yudea, yang salah satunya dilaporkan di Kisah 11:28

      GEMPA BUMI: Terjadi di Kreta, di Smirna, Hierapolis, Kolose, Khios, Miletus, Samos, Roma dan Yudea

      ORANG KRISTEN DITINDAS tetapi PENGINJILAN mereka SEMAKIN LUAS: Lihat catatan di Kisah 8:1, 14; 9:1, 2; 24:5; 28:22

      Betapa pentingkah pengertian tentang ”tanda” itu? (11, 12)

      11 Karena orang-orang Kristen mempercayai nubuat Yesus, mereka dapat bertindak sehingga luput dari kebinasaan. Kristus telah memperingatkan, ’Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, larilah.’ (Lukas 21:20-24) Sebagaimana dinubuatkan, orang Roma di bawah Jendral Gallus mengepung Yerusalem pada bulan Oktober 66 M. Bagaimana orang-orang Kristen dapat luput? Tanpa diduga-duga tentara itu menarik diri. Orang-orang Kristen, yang bertindak mengikuti peringatan Yesus, melarikan diri dari kota. Pada tahun 70 M., orang Roma di bawah pimpinan Jendral Titus kembali. Mereka membuat kota itu sunyi-senyap, membunuh lebih dari sejuta orang Yahudi. Jika anda mengunjungi Roma, anda dapat menyaksikan suatu peringatan dari hal ini yang dipahat pada Gapura Titus.

      12 Apa yang terjadi selama hari-hari terakhir dari sistem Yahudi membuktikan bahwa ”tanda” yang Yesus berikan mutlak dapat dipercaya. Ini penting bagi kita sebab nubuat Yesus mengenai ”kesudahan dunia” mempunyai arti yang bahkan lebih besar dewasa ini.

      PENGGENAPAN LAIN DARI NUBUAT YESUS

      Mengapa kita patut mencari penggenapan lain lagi dari ”tanda” itu, dan bagaimana perbedaannya dengan penggenapan pertama? (13-16)

      13 Apa yang Yesus nubuatkan mengenai Kristus-Kristus palsu, peperangan, bela kelaparan dan gempa bumi, serta penindasan atas orang-orang Kristen, tergenap sebelum tahun 70 M. Tetapi, ia meramalkan hal-hal lain yang dengan jelas akan datang kemudian. Ia mengatakan bahwa ”semua bangsa di bumi” terpaksa mengakui kehadirannya dalam kemuliaan surgawi. (Matius 24:30) Juga, ia menubuatkan bahwa orang-orang akan dipisahkan seperti ”domba dari kambing”, dan orang-orang bersifat domba akan memasuki hidup kekal. (Matius 25:32, 46) Hal-hal ini tidak terjadi sebelum atau pada tahun 70 M.

      14 Lebih dari 25 tahun setelah kejatuhan Yerusalem, Allah menggerakkan rasul Yohanes untuk menulis dalam Wahyu mengenai kejadian-kejadian masa depan. Di pasal enam, Yohanes melihat sebelumnya ’para penunggang kuda’ yang akan mendatangkan bencana-bencana atas bumi. Anda akan mengerti dengan membaca Wahyu 6:3-8 bahwa Yohanes menubuatkan (1) peperangan, (2) ”kelaparan” dan (3) ”sampar”. Hal ini justru telah dinubuatkan oleh Yesus dalam ”tanda” tersebut. Jadi terdapat bukti lebih jauh bahwa akan ada penggenapan kedua atau yang lebih besar dari apa yang Yesus telah nubuatkan. Profesor A. T. Robertson berkata tentang hal ini:

      ”Cukup diingat bagaimana Yesus menggunakan kebinasaan bait dan Yerusalem yang memang terjadi dalam generasi itu pada tahun 70 M., juga sebagai lambang dari kedatangannya sendiri yang kedua kali dan dari hari kiamat atau kesudahan abad.”—Word Pictures in the New Testament, Jilid 1, halaman 188.

      15 ’Tetapi,’ mungkin ada yang berkata, ’dari dulu selalu ada perang, kelaparan dan sampar. Jadi bagaimana dapat dikenali penggenapan kedua dari ”tanda” itu?’

      16 Sudah jelas, penggenapan ini harus cukup menyolok, berlainan dengan peperangan setempat, wabah penyakit yang terbatas atau hanya satu gempa bumi. Perhatikan bahwa Wahyu 6:4 mengatakan peperangan itu akan ”mengambil damai sejahtera [bukan dari satu bangsa atau daerah, tetapi] dari atas bumi”. Selain itu, Yesus memperlihatkan bahwa tanda itu merupakan gabungan. Jadi, di samping peperangan yang meluas, akan terjadi bala kelaparan yang menyolok, gempa bumi dan bala-bala lainnya, dan itu baru sebagian. Semua ini akan menimpa satu generasi. (Matius 24:32-34) Menyadari hal ini, dan dengan meninjau jalannya sejarah manusia, banyak orang memahami dengan jelas bahwa ’tanda dari kesudahan dunia’ ini telah kelihatan.

      ”TANDA” DI JAMAN KITA

      Bagaimanakah peperangan yang diberitahu sebelumnya terjadi di jaman kita? (17-19)

      17 Wahyu 6:4 menunjukkan bahwa akan ada peperangan seluas bumi. Apakah hal ini telah terjadi? Ya, mulai perang 1914-1918. Kolumnis Sydney J. Harris menulis bahwa ’Perang Dunia I melibatkan negara-negara yang terdiri dari 90 persen lebih penduduk dunia’. Menurut Encyclopedia Americana, lebih dari 8.000.000 serdadu terbunuh dalam Perang Dunia I dan lebih dari 12.000.000 orang sipil mati dibantai, kelaparan atau kehilangan tempat tinggal.

      18 Ada yang mengesampingkan hal ini dengan mengatakan bahwa dulu manusia tidak memiliki alat angkutan dan teknologi untuk melakukan perang dunia. Tetapi hal itu justru menandaskan betapa unik Perang Dunia I.

      ”Sementara waktu berlalu sejak hari-hari bulan Agustus, 1914, menjadi makin jelas bahwa pecahnya Perang Dunia pertama mengartikan akhir suatu abad.”—The Norton History of Modern Europe.

      ”Perang Dunia I—sungguh suatu Perang Besar bagi orang-orang yang melampauinya—tetap menjadi titik batas sejarah modern dalam pikiran manusia. . . . Ada semacam kebenaran dalam kepercayaan yang tidak disadari oleh kebanyakan orang bahwa masa Modern mulai dengan Perang Dunia I. Saat itulah kita kehilangan keadaan kita yang serba polos.”—Montreal Gazette.

      ”Sembilanbelas-delapanbelas tidaklah memperkenalkan milenium, ia memperkenalkan setengah abad pertikaian—kemelut, perang, revolusi, pembinasaan, kerusakan dalam ukuran yang belum pernah disaksikan atau bahkan dibayangkan.”—Profesor H. S. Commager.

      19 Ya, ’perang diperkenalkan dalam ukuran yang belum pernah dibayangkan’, sebagaimana Alkitab telah tunjukkan. Tak lama kemudian terjadi perang dunia kedua yang menelan korban jiwa antara ”3​5​.​0​0​0​.​0​0​0 dan 6​0​.​0​0​0​.​0​0​0”.

      ”Perang Dunia II menyebarkan kematian dan pembinasaan di sebagian besar dunia dalam ukuran yang belum pernah dialami. . . . percuma untuk mencoba menyebut nilai harta benda dan sumber penghidupan yang dibinasakan dalam bentuk uang: jumlah tersebut mencapai angka yang tak terbayangkan besarnya.”—Encyclopedia Americana.

      Dan anda tahu bahwa di samping banyak perang sejak 1945, kini selalu ada ancaman perang nuklir.

      Penggenapan apa yang terjadi mengenai penyakit sampar? (20)

      20 Penyakit yang tak pernah muncul sebelumnya merupakan bukti lain bahwa penggenapan lebih besar dari ”tanda” itu mulai dengan Perang Dunia I. (Lukas 21:11) Setelah mengakui bahwa bala-bala sebelumnya membunuh jumlah besar selama puluhan tahun, majalah Science Digest memperlihatkan betapa jauh lebih besar korban dari influensa Spanyol tahun 1918:

      ”Perang itu telah membunuh lebih dari 21 juta orang dalam empat tahun pertikaian yang keras; influensa yang begitu meluas menelan jumlah korban yang hampir sama dalam kira-kira empat bulan. Sepanjang sejarah belum pernah ada kedatangan maut yang lebih kejam dan lebih cepat. . . . Seorang dokter menyebutnya bencana kedokteran sepanjang masa.”

      ”Angka dunia yang biasa adalah 21 juta yang mati, tetapi ’kemungkinan sekali jumlah ini terlalu diperkecil.’ Sejumlah itu mungkin telah mati di India saja; angka kematian di sana pada bulan Oktober 1918 ’tidak ada bandingnya dalam sejarah penyakit.’”—Scientific American.

      Para ilmiawan pun belum dapat menghentikan panen kematian akibat penyakit. Bila satu penyakit kelihatannya ”dikalahkan”, yang lain mulai unggul. Manusia mengirim roket ke bulan, tetapi mereka belum dapat mengatasi malaria, kanker dan penyakit jantung.

      Bukti lain apa dapat anda tunjukkan, bahwa ”tanda” itu sedang digenapi? (21-23)

      21 Yesus berkata bahwa ”gempa bumi di berbagai tempat” juga akan menjadi sebagian dari ”tanda”. (Matius 24:7; Lukas 21:11) Gempa bumi telah terjadi sepanjang sejarah. Tetapi bagaimana dengan masa sejak Perang Dunia I? Dalam Il Piccolo, Geo Malagoli mengomentari:

      ”Generasi kita hidup dalam masa berbahaya yang penuh kegiatan gempa bumi berukuran tinggi, sebagaimana diperlihatkan oleh statistik. Sebenarnya, selama 1.059 tahun (dari 856 sampai 1914) sumber-sumber terpercaya hanya mendaftarkan 24 gempa bumi besar yang menyebabkan 1.973.000 kematian. Tetapi [dalam] bencana-bencana belakangan, ternyata 1.600.000 mati hanya dalam 63 tahun, sebagai akibat dari 43 gempa bumi yang terjadi dari 1915 sampai 1978. Penyingkapan yang mengejutkan ini lebih jauh menandaskan kenyataan lain yang tak dapat dibantah—generasi kita sungguh generasi yang malang dalam banyak hal.”

      22 Mungkin orang mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk dunia dan ukuran kota-kota menyebabkan korban kematian gempa bumi yang meningkat sejak Perang Dunia I. Kalaupun ini penyebabnya, apa yang terjadi tidak dapat diubah. Demikian juga bala kelaparan. Walaupun ada kemajuan dalam produksi pangan, seperti Revolusi Hijau, kita membaca berita sebagai berikut:

      ”Sedikit-dikitnya satu dari setiap delapan orang di bumi masih menderita semacam kekurangan gizi.”

      ”Badan Pangan Sedunia dari PBB berunding di Ottawa musim gugur ini dan menegaskan bahwa 50 juta orang mati kelaparan setiap tahun.”

      ”Perwakilan-perwakilan bahan pangan dunia memperkirakan bahwa lebih dari satu milyar orang tidak akan mendapat cukup makanan tahun ini.”

      23 ”Bertambahnya kedurhakaan” dan berkurangnya kasih juga membuktikan ”kesudahan dunia”. (Matius 24:3, 12) Mungkin sekali tidak perlu statistik mengenai kejahatan atau terorisme untuk meyakinkan anda bahwa kini hal tersebut sedang tergenap. Tetapi, dalam hal ini, bacalah lukisan nubuat mengenai ”hari-hari terakhir” dalam 2 Timotius 3:1-5. Lihat betapa cocoknya dengan apa yang kita hadapi sekarang.

      APA ARTINYA BAGI ANDA?

      Apa pengaruh dari penggenapan ”tanda” itu di masa kini atas hidup anda? (24-26)

      24 Yesus menubuatkan bahwa banyak orang akan menjadi kuatir dengan tergenapnya ”tanda” ini. ”Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan [karena mengharapkan] segala apa yang menimpa bumi ini.” Tetapi, berbeda halnya dengan para pengikutnya. Kristus berkata kepada mereka, ”Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.” (Lukas 21:26, 28) Kita tidak boleh mengabaikan apa yang sedang terjadi, juga tidak dengan bodoh mengesampingkan sebagai suatu hal yang kebetulan. Orang-orang di Yerusalem yang mengabaikan penggenapan nubuat Yesus di jaman mereka kehilangan kehidupan. Yesus berkata kepada kita, ”Berjaga-jagalah senantiasa . . . supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput.”—Lukas 21:34-36.

      25 Ya, bukan mustahil untuk hidup melampaui akhir sistem dunia yang jahat ini. Tidak ada manusia yang tahu ”hari dan saat” yang persis dari akhir yang mendatang, tetapi apa yang telah terjadi di bumi di jaman kita membuktikan bahwa saat itu sudah sangat dekat. Tetapi, lebih banyak yang diminta dari kita dari pada sekedar ’tetap berjaga-jaga’. (Matius 24:36-42) Hal ini hendaknya mempengaruhi jalan pikiran dan tingkah laku kita. Petrus menulis, ”Betapa suci dan salehnya kamu harus hidup yaitu kamu yang menantikan. . . . kedatangan hari Allah. . . . kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda.”—2 Petrus 3:11-14.

      26 Sebagai bagian dari ”tanda” itu, Yesus berkata, ”Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” (Matius 24:14) Agar kita betul-betul ikut dalam kegiatan itu, kita perlu mengetahui apa sebenarnya ”Kerajaan” ini dan mengapa ia begitu penting sekarang mengingat akhir itu telah dekat. Marilah kita memeriksanya.

      [Kotak di hlm. 140]

      ”Ramalan-ramalan mengenai hari kiamat telah dibuat sejak jaman purbakala. . . . Tetapi, dewasa ini ada tanda-tanda bahaya yang tak mungkin lenyap; ’masalah orang banyak’ yang jelas tak terpecahkan bahkan oleh para politikus yang paling bijaksana; kelompok ekstrimis dalam dunia nuklir dan perbuatan manusia, yang bagaikan rayap, membinasakan lingkungan yang tak tergantikan.”—The Spectator, Ontario, Kanada.

      [Kotak di hlm. 147]

      ”Tidak pernah ada penjelasan yang mudah mengenai perang dan Perang Dunia I barangkali paling sulit dijelaskan. Uraian yang kering mengenai persaingan dan sekutu-sekutu digunakan oleh para sejarawan untuk menjelaskan perang, tetapi di balik itu dapat dirasakan sesuatu yang jauh lebih besar, suatu perasaan gelisah yang menggoncangkan dunia. . . . Perang ini dapat dikatakan belum berakhir ketika dunia mulai bersiap untuk perang berikutnya.”—Barry Renfrew dari Associated Press.

      ”Peristiwa-peristiwa yang mulai pada tanggal 4 Agustus 1914 . . . membinasakan ketertiban moral dan politik, menghancurkan perimbangan kekuasaan internasional, mengakhiri peranan Eropa sebagai pencipta peristiwa-peristiwa dunia dan, selama masa itu, membunuh beberapa juta manusia. . . . pada tahun 1914 keutuhan dunia telah hilang, yang sejak itu belum berhasil dipulihkan.”—London, The Economist.

      [Kotak di hlm. 149]

      ANGKA KEMATIAN AKIBAT GEMPA BUMI

      (Perkiraan selama masa 1.122 tahun)

      Sampai 1914—1.800 setiap tahun

      Sejak 1914—25.300 setiap tahun

      [Gambar di hlm. 144]

      Mengikuti peringatan Yesus, orang Kristen melarikan diri dari Yerusalem sebelum orang Roma membinasakannya

  • Pemerintahan Damai bagi Seluruh Bumi
    Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
    • Pasal 16

      Pemerintahan Damai bagi Seluruh Bumi

      Hal-hal yang bagus apa yang tidak dapat dicapai oleh pemerintahan manusia? (1, 2)

      Apakah ada pemerintahan yang sanggup membawa damai kekal di bumi? yang dapat memberikan rasa aman dan kebebasan dari kejahatan? yang dapat menyediakan kelimpahan makanan yang sehat bagi semua orang? yang sanggup membersihkan lingkungan dan mengalahkan penyakit?

      2 Perhatikanlah apa yang dicapai oleh manusia dalam bidang pemerintahan—kerajaan, demokrasi dan sosialis atau pemerintahan-pemerintahan Komunis. Tidak satu pun, atau andai kata pun semua digabung, yang dapat melakukan hal-hal baik yang baru disebutkan tadi, walaupun hanya kecil-kecilan, apalagi di seluruh bumi. Namun, ada alasan untuk menaruh harapan.

      ALLAH MERANCANG SUATU PEMERINTAHAN—KERAJAAN

      Bagaimana kita tahu bahwa Allah merancang suatu pemerintahan yang akan membawa damai? (3, 4)

      3 Allah Yehuwa sendiri berjanji untuk menyediakan apa yang kita butuhkan. Bagaimana kita dapat yakin? Ingat bahwa sejak semula Ia bermaksud menciptakan firdaus di seluruh bumi supaya di sana manusia dapat menikmati damai serta kebahagiaan. (Kejadian 1:28; 2:8, 9) Kemudian pemberontakan terjadi di taman Eden. Tetapi apakah anda pikir bahwa Allah akan membiarkan makhluk-makhluk yang tidak menghargai merusak maksud-tujuanNya? Pasti tidak. Malah, segera setelah Adam dan Hawa memberontak, Yehuwa menubuatkan pembebas yang akan datang, ”keturunan” yang akan meremukkan para pengganggu perdamaian di surga dan di bumi. (Kejadian 3:15) ’Tetapi,’ mungkin anda bertanya, ’bagaimana bisa ”pemerintahan” turut berperan?’ ”Keturunan” itu akan menjadi Mesias, Pangeran Perdamaian, dan mengenai dia nabi Yesaya diilhami untuk menulis, ”Kebesaran pemerintahannya [pemerintahan sebagai pangeran, NW] dan selamatnya akan tiada berkesudahan.”—Yesaya 9:5, 6, Klinkert; 11:1-5.

      4 Ya, Yehuwa menjanjikan pemerintahan yang akan menjalankan keadilan dan mendatangkan damai. Alkitab menyebut pemerintahan ini kerajaan Allah. Jutaan orang mendoakan, ”Bapa kami . . . datanglah KerajaanMu.” (Matius 6:9, 10) Jika anda pernah memanjatkan doa ini, berarti anda mendoakan suatu pemerintahan yang nyata—kerajaan surga—yang akan membawa damai di bumi. (Mazmur 72:1-8) Tetapi kapan Allah akan mulai menjalankan pemerintahan ini? Kapan Ia akan memilih dan mengesahkan para penguasanya?

      Langkah-langkah apa telah diambil oleh Allah untuk menghasilkan kerajaan itu? (5, 6)

      5 Abad demi abad maksud-tujuan Allah disingkapkan. Misalnya, Ia memperlihatkan bahwa Mesias akan datang melalui Abraham, melalui Yakub, dan akan berasal dari suku Yehuda. (Kejadian 22:18; 49:10) Kemudian Yehuwa menetapkan atas Israel suatu kerajaan sebagai pola nubuat dari perkara-perkara yang akan datang. Israel menjadi suatu teokrasi (pemerintahan Allah). Raja mereka dikatakan duduk di atas ’takhta Yehuwa’. (1 Tawarikh 29:23) Yehuwa memegang wewenang tertinggi; hukum dan patokanNya membimbing bangsa itu. Pada waktunya, Allah mengatakan kepada Raja Daud bahwa melalui keluarganya akan datang seorang yang akan menjadi raja kekal.—Mazmur 89:21, 22, 30.

      6 Perincian demikian dan keterangan lain dalam Alkitab tentang sejarah Israel penting, sebab hal-hal ini memperlihatkan bagi kita bahwa Allah membubuh dasar hukum yang kokoh bagi kerajaan yang mendatang itu. Selaras dengan ini, belakangan Allah mengutus seorang malaikat kepada gadis perawan dari keluarga Daud untuk memberitahu:

      ”Engkau . . . akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan [Yehuwa] Allah akan mengaruniakan kepadaNya takhta Daud, bapa leluhurNya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan KerajaanNya tidak akan berkesudahan.”—Lukas 1:28-33.

      Mengapa kita yakin bahwa Yesus akan menjadi penguasa yang lain dari yang lain? (7-10)

      7 Inilah Mesias yang dinubuatkan, pribadi yang Allah janjikan untuk diberi pemerintahan kekal atas umat manusia. Apa yang dapat kita harapkan dari Yesus sebagai penguasa? Mari kita periksa sebagian dari fakta kehidupannya.

      8 Yesus selalu berbakti sepenuhnya kepada Allah dan melakukan kehendakNya. (Ibrani 10:9; Yesaya 11:3) Ia memperlihatkan loyalitasnya kepada Allah, antara lain dengan menolak suap berupa kekayaan atau kedudukan, yang sangat bertentangan dengan sifat banyak penguasa manusia. (Lukas 4:5-8) Ia tidak gentar membela kebenaran, sehingga ia tidak segan-segan menyingkapkan kemunafikan agama.—Yohanes 2:13-17; Markus 7:1-13.

      9 Kristus juga mempunyai kasih yang menonjol terhadap umat manusia. Hal ini jelas, sebab ia memberikan kehidupannya demi kepentingan kita. (Yohanes 13:34; 15:12, 13) Tergerak oleh belas kasihan, Yesus menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati dan menyediakan makanan bagi yang kekurangan. (Lukas 7:11-15, 22; 9:11-17) Ia juga berkuasa atas tenaga alam dan menggunakannya demi kefaedahan orang banyak. (Matius 8:23-27) Namun ia mudah didekati; bahkan anak-anak tidak canggung menghadapi pria yang lembut hati ini.—Matius 11:28-30; 19:13-15.

      10 Bayangkan berkatnya apabila ia menjadi Penguasa, dengan sifat-sifatnya dan kesanggupannya! Inilah masa depan yang menakjubkan bagi para penyembah Yehuwa.

      PEMERINTAHAN DARI SURGA

      Dari mana kita tahu bahwa Yesus tidak akan memerintah di atas bumi? (11, 12)

      11 Ketika seorang gubernur Roma bertanya kepada Yesus mengenai kerajaannya, ia menjawab, ”KerajaanKu bukan dari dunia ini.” (Yohanes 18:36) Yesus selalu benar-benar netral terhadap urusan politik bangsa-bangsa, yang menjadi teladan bagi para pengikutnya. (Yohanes 6:15; 2 Korintus 5:20) Lebih jauh, Allah tidak bermaksud supaya PutraNya memerintah dari suatu lokasi di bumi. Ia akan memerintah dari surga, dan dari sana ia dapat menjalankan wewenang adimanusiawi, yang meliputi segala tempat.

      12 Dengan mengingat masa depan ini, setelah Yesus mati setia kepada Allah, Bapanya membangkitkan dia kepada kehidupan sebagai makhluk roh yang tak berkematian. (Kisah 10:39-43; 1 Korintus 15:45) Kristus menampakkan diri kepada para pengikutnya dan menyatakan dengan pasti bahwa ia hidup dan aktif. Kemudian Yesus naik ke surga. Mengenai hal ini, rasul Petrus menulis, ”Yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepadaNya.”—1 Petrus 3:22; Matius 28:18.

      Bukti apa yang menjelaskan kapan Kristus mulai memerintah atas umat manusia? (13-16)

      13 Mulai pada waktu itu, tahun 33 M., Kristus memerintah atas sidang Kristen, dan para pengikutnya dengan bahagia mengakui kedudukannya sebagai pemimpin yang menjalankan wewenang dari surga. (Kolose 1:13, 14) Namun bukan maksud Allah supaya pada waktu itu Yesus mulai memerintah atas dunia umat manusia dan alam semesta.

      14 Allah membiarkan waktu agar manusia melihat sendiri buah dari pemerintahan manusia. Jadi, Kristus harus menunggu sampai masa yang ditetapkan bagi pemerintahan Kerajaan atas dunia ini. Rasul Paulus menulis, ”Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuhNya akan dijadikan tumpuan kakiNya.”—Ibrani 10:12, 13.

      15 Tetapi jika Yesus tidak kelihatan di surga, dari mana kita tahu apabila saatnya telah tiba bagi dia untuk memerintah? Sebagaimana dibahas di pasal sebelumnya, Yesus memberikan ”tanda” yang kelihatan sehingga para pengikutnya di bumi mengetahui bila waktu itu tiba. (Matius 24:3-31) Peperangan, bala kelaparan, gempa bumi, penindasan atas orang Kristen dan pengabaran Injil Kerajaan di seluruh bumi yang kita saksikan sejak Perang Dunia I (1914-1918), meneguhkan bahwa kita telah hidup pada masa kesudahan sistem dunia ini. Kejadian-kejadian ini juga membuktikan bahwa Kristus kini memerintah di surga, sebab setelah melukiskan perang di surga terhadap Setan, Alkitab mengatakan:

      ”Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapiNya [KristusNya]. . . . Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.”—Wahyu 12:7-12.

      16 Jadi, Yesus Kristus kini telah memerintah. Ini berarti bahwa ”waktunya sudah singkat” sebelum ia menjalankan wewenang untuk menyingkirkan semua perlawanan terhadap Kerajaan itu, termasuk Iblis dan semua pemerintahan bikinan manusia. (Daniel 2:44) Setelah itu kita dapat bersukacita karena kerajaan teokratis yang membawa damai kekal.

      REKAN-REKAN PENGUASA DALAM KERAJAAN

      Yesus memerintah dengan siapa dalam Kerajaan? (17, 18)

      17 Segi lain yang menakjubkan dari kerajaan ini diungkapkan dalam Alkitab. Daniel 7:13, 14 [Klinkert] melukiskan Putra Allah sedang menerima ”pemerintahan dan kemuliaan kerajaan”. Kemudian penglihatan ini mengatakan:

      ”Maka pemerintahan, kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah semesta langit akan diberikan kepada orang-orang kudus, umat Yang Mahatinggi: pemerintahan mereka adalah pemerintahan yang kekal, dan segala kekuasaan akan mengabdi dan patuh kepada mereka.”—Daniel 7:27.

      Jadi Allah bermaksud agar Yesus Kristus mempunyai rekan-rekan penguasa. Berarti, beberapa dari antar manusia akan pergi ke surga. Sewaktu di bumi Yesus mulai memilih orang-orang pria dan wanita untuk menjadi rekan-rekan penguasa bersama dia. Ia mengatakan bahwa ia akan pergi ke surga mempersiapkan tempat bagi mereka.—Yohanes 14:1-3.

      18 Ini menjelaskan lebih jauh sesuatu yang tidak dimengerti oleh banyak orang yang mengunjungi gereja sepanjang hidup mereka: Di satu pihak, Alkitab memperlihatkan bahwa Allah bermaksud agar manusia hidup di bumi; namun, di lain pihak, Alkitab menyebut tentang orang-orang yang akan pergi ke surga. Bagaimana hal ini akan terwujud? Ya, Allah telah berjanji untuk mengambil beberapa orang dari antara manusia ke surga untuk bersama-sama dengan putraNya dalam pemerintahan Kerajaan itu. Tetapi bumi akan menjadi firdaus yang dipenuhi dengan manusia-manusia yang bahagia dan damai.—Lihat Mazmur 37:29; Yesaya 65:17, 20-25.

      Berapa banyak orang akan pergi ke surga, dan mengapa tidak semua umat manusia? (19-22)

      19 Berapa banyak yang akan pergi ke surga sebagai bagian dari pemerintahan Kerajaan? Yesus memberi petunjuk, dengan mengatakan, ”Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.” (Lukas 12:32) Ya, jumlahnya terbatas. Wahyu memperlihatkan bahwa mereka yang ”ditebus dari antara manusia” untuk memerintah bersama ”Anak Domba” (Yesus Kristus) berjumlah 144.000. (Wahyu 14:1-5) Ini tidak sulit dimengerti. Bahkan beberapa pemerintahan manusia mempunyai badan pilihan yang terdiri dari pria dan wanita yang akan pergi ke ibukota sebagai bagian pemerintahan.

      20 Tetapi Allah tidak menyerahkan kepada manusia untuk menentukan siapa yang akan pergi ke surga. Ia yang memilih mereka. (1 Petrus 2:4, 5, 9; Roma 8:28-30; 9:16) Ketika Allah memilih rasul Paulus, Ia mencurahkan rohNya atas dia, yang memberikan keyakinan kepada Paulus bahwa ia akan menjadi sebagian dari ”KerajaanNya di sorga”. (2 Timotius 4:18) Paulus menulis, ”Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus.”—Roma 8:16, 17; 2 Korintus 1:22; 5:5.

      21 Relatif sedikit saja dari penyembah-penyembah Allah yang dipilih untuk hidup di surga, sebab maksud Allah adalah agar manusia hidup bahagia di bumi. Yesus adalah yang pertama diambil ke surga. (Ibrani 6:19, 20; Matius 11:11) Setelah itu Allah terus memilih yang lain-lain sejumlah 144.000. Apa yang akan terjadi apabila jumlah itu telah lengkap?

      22 Setelah diberikan penglihatan mengenai jumlah yang terbatas (144.000) di surga bersama Kristus, kepada rasul Yohanes diperlihatkan ”kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya”. (Wahyu 7:4, 9, 10) Mereka ini akan dilindungi oleh Allah melalui akhir yang membinasakan sistem dunia sekarang ini. Mereka mempunyai masa depan menakjubkan untuk hidup kekal di bumi, yang juga dimiliki oleh orang-orang yang setia seperti Nuh, Abraham dan Daud, yang mati sebelum Allah membuka jalan untuk kehidupan di surga bagi ke-144.000.—Kisah 2:34.

      ALASAN UNTUK YAKIN KEPADA PARA PENGUASA INI

      Apa alasan-alasannya untuk yakin kepada rekan-rekan penguasa ini? (23, 24)

      23 Dewasa ini kebanyakan orang hampir tidak yakin kepada para penguasa yang memerintah mereka. Tetapi, mereka yang akan memerintah dalam kerajaan Allah sangat berbeda dengan para penguasa duniawi. Selama berabad-abad Allah telah memilih orang-orang yang terbukti beriman. Dalam segala macam ujian dan godaan, mereka berpaut pada apa yang benar dan adil. Mereka dipercayai oleh Allah, maka apakah kita tidak dapat mempercayai mereka?

      24 Juga, karena mereka pernah menjadi manusia, mereka akan dapat mengerti dan bersimpati terhadap kita. (Bandingkan Ibrani 4:15, 16.) Mereka tahu apa artinya letih, kuatir, tawar hati. Mereka tahu perlunya usaha untuk lebih sabar, tabah dan berbelas kasihan. Dan beberapa dari mereka adalah kaum wanita; mereka mengerti perasaan dan kebutuhan khusus dari kaum wanita di bumi.—Galatia 3:28.

      Bagaimana kita dapat memperlihatkan dukungan terhadap Kerajaan itu? (25-27)

      25 Berjuta-juta Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini membuktikan keyakinan mereka kepada Kristus dan rekan-rekan penguasanya, dan memperlihatkan betapa nyata Kerajaan itu bagi mereka. Ini mereka lakukan dengan menjadi warga-warga yang loyal dari kerajaan Allah. (Amsal 14:28) Mereka menyambut dan menganjurkan orang-orang lain untuk menaati hukum-hukum kerajaan itu yang tertulis dalam Alkitab, karena mereka benar-benar percaya bahwa Kekristenan adalah cara hidup yang terbaik. Mereka turut dalam program pendidikan dari pemerintahan ini. Alkitab adalah buku pelajaran utamanya, yang digunakan bersama buku-buku petunjuk dan alat-alat bantuan pelajaran Kristen. Di perhimpunan sidang, mereka belajar lebih banyak mengenai Kerajaan itu dan cara hidup Kristen. Dan mereka membawa program pendidikan ini kepada orang-orang lain dengan mengajar di hadapan umum dan di rumah-rumah.—Kisah 20:20.

      26 Yesus berkata bahwa salah satu corak dari tanda mengenai ”hari-hari terakhir” adalah, ”Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” (Matius 24:14) Sebelum Yesus naik ke surga ia menandaskan betapa perlu para murid ikut secara aktif dalam pekerjaan penginjilan ini.—Matius 28:19, 20; Kisah 1:8.

      27 Orang-orang Kristen dewasa ini menyadari bahwa keikutsertaan dalam pekerjaan pengabaran dan pengajaran ini suatu cara yang penting untuk membuktikan kasih kepada Allah dan sesama. (Markus 12:28-31) Kehidupan tersangkut, jadi merupakan tanggung jawab yang serius. (Kisah 20:26, 27; 1 Korintus 9:16) Ini juga menjadi sumber kebahagiaan dan kepuasan yang sangat besar. (Kisah 20:35) Saksi-Saksi Yehuwa akan senang membantu anda mengajar orang-orang lain tentang kerajaan Allah yang telah memerintah.

      [Kotak di hlm. 151]

      ”Kegagalan untuk menciptakan dasar yang murni bagi perdamaian dunia . . . langsung disebabkan oleh penolakan bangsa-bangsa, khususnya bangsa-bangsa yang lebih besar, untuk menerima suatu wewenang yang dapat memberitahu mereka apa yang harus dilakukan dalam arena internasional.

      ”Jadi, ini merupakan tantangan dasar dewasa ini—bagaimana menciptakan suatu wewenang atas dunia untuk mempertahankan perdamaian yang didukung oleh keyakinan masyarakat dunia.”—Redaktur Norman Cousins, Saturday Review.

      [Kotak di hlm. 159]

      REALISTIS TENTANG PEMERINTAHAN

      ”Senjata kami terdiri dari gada, pentung berlapis timah, rantai dan senapan.” kata Stelvio, seorang aktifis politik di Eropa Selatan pada tahun 1970-an. Di kamp rahasia yang mirip kepunyaan militer ia belajar mengorganisir massa dan melakukan peperangan dalam kota.

      Tetapi setelah beberapa tahun, terjadi perubahan. Seorang Saksi Yehuwa mengunjungi rumah Stelvio, dan mengajarkan Alkitab. Akibatnya? ”Mataku mulai melihat bahwa nasionalisme dan pengelompokan politik memecah-belah manusia. Saya tahu dari Alkitab bahwa Allah membuat setiap bangsa manusia dari satu manusia, untuk mendiami bumi. (Kisah 17:26) Kesadaran ini menjadi tenaga pemersatu. Aku tidak lagi membenci orang lain hanya karena gagasan politiknya berlainan.”

      Bekas aktifis yang ganas ini menambahkan, ”Saya terus menanya diri: Bagaimana problem manusia dapat dipecahkannya sendiri dengan politik? Politik justru memecah-belah umat manusia. Agar manusia dipersatukan, penyebab perpecahan harus lenyap. Telah kuperhatikan di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa, kulit hitam dan kulit putih dibaptiskan di air yang sama, bekas Protestan dan Katolik di Irlandia tidak lagi saling membenci, Arab dan Yahudi berkumpul bersama selama Perang Enam Hari. Saya telah belajar mencintai orang yang dulunya kubenci.

      ”Tak seorang pun dapat mengatakan bahwa Kerajaan Allah, yang didambakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa, hanya impian belaka. Sudah ada masyarakat internasional yang bersatu di bawah Kerajaan itu. Dengan menerapkan prinsip Alkitab, telah dicapai hasil yang tidak pernah dicapai oleh kelompok agama, politik atau sosial lain manapun.

      ”Kepada mereka yang, seperti saya dulu, berjuang demi keadilan, perdamaian dan ketertiban sosial, kukatakan, ’Hadapilah kenyataan dan akuilah bahwa manusia belum sanggup mewujudkan hal-hal ini. Tetapi, lihat Saksi-Saksi Yehuwa. Bukankah mereka telah mengatasi problem perang, perpecahan politik, diskriminasi ras, problem perdamaian dan persatuan? Manusia bersandar pada manusia dan timbul problem. Saksi-Saksi Yehuwa tunduk kepada Kerajaan Allah dan berhasil menanggulangi problem-problem utama dalam kehidupan.’”

  • Hukum-Hukum Siapa yang Anda Dahulukan?
    Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
    • Pasal 17

      Hukum-Hukum Siapa yang Anda Dahulukan?

      Mengapa kita patut merenungkan cara kita memandang hukum? (1-4)

      HIDUP ini tidak lepas dari hukum—hukum alam, atau hukum ciptaan; hukum Allah mengenai moral dan tingkah laku; hukum duniawi. Kita mudah menerima dan menarik manfaat dari banyak hukum ini. Tetapi bagaimana jika suatu hukum kelihatannya terlalu membatasi? Atau jika timbul bentrok antara dua hukum yang mempengaruhi anda?

      2 Karena hukum alam kelihatannya tidak terlalu melibatkan pribadi, tidak banyak orang yang merasa sulit menerimanya. Siapa yang mau melawan hukum gaya berat dengan mencoba terjun dari tebing yang tinggi? Dan hukum itu berguna; kaki kita selalu berada di tanah dan makanan berada di piring. Hukum alam lainnya menyangkut genetika (sifat keturunan), yang mempengaruhi anak-anak. Dengan menyadari hukum genetika dan tidak mengawini sanak keluarga dekat, kita menghindari bahaya menurunnya cacat tertentu kepada anak-anak kita. (Bandingkan Imamat 18:6-17.) Tetapi bagaimana dengan hukum mengenai tingkah laku atau moral?

      3 Banyak orang mengembangkan sikap tidak menyenangi hukum yang disahkan. Salah satu alasan, manusia suka membuat hukum yang tidak perlu dan menindas orang lain melalui hukum. (Matius 15:2; 23:4) Tetapi, ada bahaya jika semua hukum dianggap buruk atau jika orang biasa mengabaikan hukum.

      4 Manusia mati justru karena berontak melawan hukum. Allah melarang Adam dan Hawa makan dari pohon pengetahuan tentang baik dan jahat. Tetapi Setan mempengaruhi Hawa untuk berpikir bahwa hukum Allah terlalu membatasi. (Kejadian 3:1-6) Maksud Setan adalah—’Tidak ada peraturan. Buat patokan anda sendiri.’ Semangat anti hukum ini populer sepanjang sejarah, bahkan sampai hari ini.

      Apa yang perlu kita akui mengenai hukum Allah? (5, 6)

      5 Yehuwa tidak menindas umatNya dengan hukum yang terlalu merintangi atau membebani, sebab ”di mana ada Roh Allah [Yehuwa], di situ ada kemerdekaan”. (2 Korintus 3:17; Yakobus 1:25) Tetapi, Yehuwa adalah Penguasa Yang Berdaulat di alam semesta, walaupun Setan ingin agar manusia tidak mempercayai hal ini. Dialah Pencipta alam semesta dan juga Pemberi Hidup kita serta Penyedia. (Kisah 4:24; 14:15-17) Jadi Ia berhak mengarahkan kita dan membuat hukum mengenai tingkah laku kita.

      6 Banyak orang setuju bahwa, sebagai yang maha berwenang, Allah berhak memerintahkan apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh manusia. Artinya, mereka setuju, kecuali jika merasa sangat perlu melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah. Jelas, hal ini berbahaya. Cukup bukti bahwa perintah-perintah Allah justru demi kebaikan kita. Misalnya, menghindari pemabukan, amarah dan ketamakan akan membantu kita menikmati kesehatan yang lebih baik dan rasa puas yang lebih besar. (Mazmur 119:1-9, 105) Juga, hukum Allah dapat membantu kita memperoleh perkenanNya dan keselamatan. (Amsal 21:30, 31) Jadi sekalipun belum dimengerti alasan di balik perintah tertentu dari Yehuwa, sangat bodoh jika orang tidak mau mentaatinya, barangkali karena sikap ingin bebas dengan perasaan angkuh.

      Apa alasannya untuk mentaati hukum Allah yang melarang ”percabulan”? (7, 8)

      7 Suatu contoh mengenai perintah Allah bagi orang Kristen adalah keputusan rapat dari para rasul dan para penatua di Yerusalem, yang membentuk badan pimpinan sidang Kristen yang mula-mula:

      ”Adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati lemas dan dari percabulan.”—Kisah 15:22-29.

      8 Ada alasan kuat untuk mentaati hukum Allah mengenai ”percabulan”—menghindari penyakit, status anak tidak sah, hancurnya perkawinan. Hukum itu berarti orang tidak boleh melakukan perbuatan homoseks atau imoralitas seks lain, yang kesemuanya dicakup oleh kata Yunani porneia (percabulan) yang digunakan dalam Kisah 15:29. (Roma 1:24-27, 32) Tetapi bagaimana andai kata bahaya dari ”percabulan” dapat dihindari? Apakah kita masih akan mentaati perintah Allah karena Ia Penguasa kita Yang Berdaulat? Jika kita mentaati, kita turut membuktikan bahwa Setan pendusta, bahwa manusia akan mentaati Yehuwa karena mereka mencintai Dia.—Ayub 2:3-5; 27:5; Mazmur 26:1, 11.

      Bagaimana cara mentaati hukum Allah tentang darah? (9-11)

      9 Perintah di Kisah 15:22-29 menunjukkan bidang lain di mana kita dapat membuktikan ketaatan. Allah memerintahkan supaya ’menjauhkan diri dari darah’ dan dari daging binatang yang mati lemas, sehingga darahnya tertahan. Allah mengatakan kepada Nuh, nenek moyang kita, bahwa manusia boleh makan daging binatang, tetapi tidak boleh menunjang kehidupan mereka dengan makan darah dari makhluk lain. (Kejadian 9:3-6) Ketika mengulangi hukum ini kepada orang Israel, Allah berkata bahwa ”nyawa [atau, kehidupan] makhluk ada di dalam darahnya”. Mereka hanya boleh menggunakan darah di mezbah untuk menghapuskan dosa. Jika tidak, darah dari suatu makhluk harus dicurahkan, yang secara lambang dikembalikan kepada Allah. Ketaatan kepada hukum ini berarti hidup atau mati.—Imamat 17:10-14.

      10 Korban-korban tersebut menggambarkan pencurahan darah Yesus demi kepentingan kita. (Efesus 1:7; Wahyu 1:5; Ibrani 9:12, 23-28) Bahkan setelah Kristus kembali ke surga, Allah memerintahkan orang-orang Kristen ’menjauhkan diri dari darah’. Tetapi berapa banyak orang yang mengaku Kristen mentaati Pemberi Hukum Ilahi dan Pemberi Hidup dalam hal ini? Di beberapa tempat orang-orang memakan daging yang tidak dicurahkan darahnya, sosis darah atau makanan lain yang sengaja dicampur dengan darah.

      11 Demikian pula, banyak orang telah menerima transfusi darah dengan maksud untuk hidup lebih lama. Sering mereka tidak menyadari bahwa transfusi darah justru mendatangkan risiko yang serius atas kesehatan dan bahwa sebenarnya setiap macam pembedahan dapat dilakukan tanpa darah dengan menggunakan cara pengobatan lain.a Tetapi sekalipun kelihatannya kehidupan menjadi terancam, apakah keliru untuk mentaati Allah? Hukum ilahi tidak boleh diabaikan sekalipun dalam keadaan darurat.—1 Samuel 14:31-35.

      Mengapa kita harus mentaati Allah sekalipun hidup kita terancam? (12)

      12 Dalam mempertahankan kebebasan berbicara atau beribadat, atau suatu cita-cita politik, banyak orang mempertaruhkan kehidupan. Mereka mentaati penguasa atau komandan militer tidak soal apapun bahayanya. Apakah tidak lebih banyak alasan yang sangat kuat untuk mentaati Yang Berdaulat di alam semesta? ’Sudah pasti,’ demikian jawaban dari ketulusan hati yang dibuktikan oleh banyak orang beriman. (Daniel 3:8-18; Ibrani 11:35-38) Mereka tahu, sama seperti kita sendiri, bahwa Yehuwa Pemberi Hidup dan akan mengingat serta memberi upah kepada orang-orang yang mentaati Dia—jika perlu memulihkan mereka kepada kehidupan melalui kebangkitan pada waktu yang Ia tetapkan. (Ibrani 5:9; 6:10; Yohanes 11:25) Kita yakin bahwa, dalam keadaan apapun, mentaati Yehuwa merupakan tindakan yang benar dan terbaik untuk selama-lamanya—Markus 8:35.

      MENTAATI HUKUM PEMERINTAHAN

      Bagaimana hendaknya orang Kristen memandang pemerintah duniawi, dan mengapa? (Matius 22:19-21) (13-16)

      13 Banyak hukum lain yang mempengaruhi kita setiap hari berasal dari pemerintah dunia. Bagaimana hendaknya orang Kristen memandang dan menanggapinya? Rasul Paulus menulis, ”Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik [mentaati hukum-hukum, The New American Bible].”—Titus 3:1.

      14 Di abad pertama M., pemerintah Roma tidak selalu adil, dan beberapa penguasanya tidak bermoral dan tidak jujur. Namun Paulus berkata, ”Hendaklah tiap-tiap orang menaklukkan dirinya ke bawah segala kuasa yang di atasnya itu. Karena tiada kuasa melainkan dari pada Allah.” ”Kuasa yang di atasnya” adalah pemerintah dunia yang sedang berkuasa.—Roma 13:1, Bode.

      15 Yehuwa mengakui bahwa sebelum pemerintahanNya dipulihkan sepenuhnya di bumi, pemerintah sipil memenuhi beberapa maksud yang bermanfaat. Mereka membantu ketertiban masyarakat dan menyediakan berbagai pelayanan, termasuk pencatatan pernikahan dan kelahiran. (Bandingkan Lukas 2:1-5.) Jadi orang Kristen biasanya dapat ”hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan”.—1 Timotius 2:2.

      16 Sambil menantikan saatnya kerajaan Allah akan menanggulangi problem peperangan, ketidakadilan dan penindasan, orang Kristen tidak ’menentang kalangan berwenang’ pemerintah sipil. Dengan jujur mereka membayar pajak yang dituntut, mentaati hukum dan bersikap hormat terhadap para penguasa. Karena tindakan sedemikian orang-orang Kristen sejati sering mendapat pujian dan pertolongan dari para pejabat, dan mereka jarang dihukum dengan ”pedang” yang digunakan terhadap para pelanggar hukum.—Roma 13:2-7.

      TUNDUK SECARA RELATIF

      Bagaimana haluan yang benar apabila hukum Allah bentrok dengan hukum duniawi? Berikan contoh. (17-21)

      17 Kadang-kadang timbul bentrok antara hukum-hukum. Pemerintah sipil menuntut sesuatu yang dilarang oleh Allah. Atau hukum sipil melarang sesuatu yang Allah perintahkan bagi orang Kristen. Jika demikian, bagaimana?

      18 Pertentangan sedemikian pernah timbul ketika para penguasa melarang rasul-rasul memberitakan tentang Yesus Kristus yang telah dibangkitkan. Bacalah uraian yang menguatkan iman ini di Kisah 4:1-23; 5:12-42. Walaupun dipenjarakan dan didera, para rasul tidak mau berhenti dari pekerjaan pengabaran. Petrus berkata, ”Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.”—Kisah 5:29.

      19 Jadi ketundukan seorang Kristen kepada kalangan berwenang pemerintah bersifat relatif. Kewajibannya yang pertama adalah untuk mentaati Yang Maha Berwenang. Andai kata, sebagai akibat ketaatannya ia menderita hukuman, ia dapat terhibur karena mengetahui bahwa Allah memperkenan apa yang ia lakukan.—1 Petrus 2:20-23.

      20 Umat Kristen abad pertama menghadapi keputusan dalam bidang lain sehubungan dengan perintah Allah dan apa yang diharapkan oleh pemerintah Roma. Ini menyangkut dukungan atau keanggotaan yang diharapkan dalam tentara Roma. Allah telah mengatakan mengenai umatNya, ”Mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.” (Yesaya 2:4; Matius 26:52) Jadi, jika pemerintah Roma menuntut agar seorang Kristen menjadi anggota tentara atau mendukung usaha peperangan, akan timbul bentrok antara hukum kaisar dan hukum Allah.

      21 Umat Kristen abad pertama juga mendahulukan hukum Allah ketika mereka diperintahkan oleh manusia untuk mempersembahkan dupa kepada dewa yang dipuja oleh kaisar Roma. Orang lain menganggap tindakan itu bersifat patriotik. Tetapi sejarah mengatakan bahwa umat Kristen menganggapnya sebagai pemujaan berhala. Mereka tidak mau menyembah berhala berupa manusia atau benda apapun. Mereka tahu pengabdian mereka adalah milik Yehuwa. (Matius 22:21; 1 Yohanes 5:21) Dan dari pada terlibat dalam urusan politik, sekalipun hanya menyerukan pujian bersifat penyembahan berhala kepada penguasa, mereka tetap netral sehingga ”bukan dari dunia”, sebagaimana didesak oleh Yesus.—Yohanes 15:19; Kisah 12:21-23.

      Ujian-ujian apa kini kita hadapi? (22)

      22 Maukah anda menerima cara berpikir Allah dan perintahNya mengenai hukum? Jika demikian, anda akan dilindungi terhadap banyak duka yang dialami oleh orang-orang yang mengabaikan hukum Allah mengenai tingkah laku dan moral. Dan anda tidak perlu mengalami hukuman dari kalangan berwenang sipil. Tetapi cara berpikir Allah mengenai hal ini, terutama, mencakup pengakuan terhadap diriNya sebagai Penguasa Yang Mahatinggi. Jika anda mengakui hal ini dalam setiap keadaan, anda akan cocok untuk hidup pada waktu hukum kerajaan Allah berkuasa atas segenap bumi tidak lama lagi.—Daniel 7:27.

      [Catatan Kaki]

      a Segi agama, etika dan kedokteran diketengahkan dalam buku kecil Jehovah’s Witnesses and the Question of Blood, diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society.

      [Kotak di hlm. 167]

      ”Tinjauan yang teliti mengenai semua informasi yang tersedia memperlihatkan bahwa, sampai jaman Marcus Aurelius [kaisar dari tahun 161 sampai tahun 180 M.], tidak ada orang Kristen yang menjadi tentara, dan tidak ada tentara, setelah menjadi orang Kristen, tetap dalam dinas militer.”—The Rise of Christianity.

      [Gambar di hlm. 165]

      Pajak anda untuk . . .

      Perlindungan Polisi

      Kesehatan

      Pendidikan

      Kantor Pos

      Air Minum

      Pemadam Kebakaran

  • Apakah Ada Kebaikan dalam Semua Agama?
    Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
    • Pasal 18

      Apakah Ada Kebaikan dalam Semua Agama?

      Mengapa kita patut mempertimbangkan apakah ada kebaikan dalam semua agama? (1, 2)

      APABILA agama dibicarakan, banyak orang berkata, ’Semua agama baik,’ atau, ’Semua agama tidak lain dari jalan yang berbeda-beda menuju Allah.’

      2 Mudah dimengerti mengapa orang-orang mungkin mendapatkan suatu kebaikan dalam hampir setiap agama, sebab kebanyakan agama menyebut-nyebut tentang kasih dan mengajarkan bahwa membunuh, mencuri dan berdusta tidak dapat dibenarkan. Kelompok-kelompok agama telah mengutus misionari-misionari untuk menyelenggarakan rumah sakit dan membantu orang miskin. Dan khususnya dua abad terakhir mereka turut menterjemahkan serta menyebarkan Alkitab, sehingga memungkinkan lebih banyak orang mendapat manfaat dari Firman Allah. (2 Timotius 3:16) Namun kita wajib menanya diri: Bagaimana Yehuwa dan Yesus Kristus memandang agama-agama yang berlainan?

      JALAN YANG BENAR—JALAN YANG SEMPIT

      Bagaimana Yesus memandang agama, dan mengapa? (3-5)

      3 Orang yang menganggap semua agama baik, menilai sebagai sikap yang picik untuk percaya bahwa Allah tidak akan menerima kebanyakan orang tidak soal apa agamanya. Tetapi Yesus, yang mengetahui dan mencerminkan cara berpikir Bapanya, memiliki pandangan yang berbeda. (Yohanes 1:18; 8:28, 29) Tak seorang pun dari kita dapat menuduh Putra Allah berpandangan picik. Perhatikan apa yang ia katakan dalam Khotbah di Bukit:

      ”Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.”—Matius 7:13, 14.

      4 Apa yang perlu untuk berada di jalan sempit dan mendapatkan perkenan Allah? Menurut semangat kebebasan modern atau ekumene, ada yang akan menjawab, ’Asal anda berbuat baik dan jangan menyakiti orang lain,’ atau, ’Yang penting terimalah Yesus sebagai Tuhan.’ Tetapi Yesus mengatakan bahwa jauh lebih banyak yang dibutuhkan:

      ”Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: ’Tuhan, Tuhan!’ akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia YANG MELAKUKAN KEHENDAK BAPAKU yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: ’Tuhan, Tuhan, bukankah kami . . . mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga?’ Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!”—Matius 7:21-23.

      5 Memang Yesus menasihatkan agar jangan mengadili kesalahan yang tidak berarti pada diri orang lain. (Matius 7:3-5; Roma 14:1-4) Tetapi mengenai hal-hal penting yang menyangkut agama, ia sendiri memberi contoh betapa perlu berpaut kepada Alkitab, dan melakukan kehendak Bapa. Yesus mengutuk praktek dan ajaran yang bertentangan dengan Firman Allah. Mengapa? Sebab ia tahu bahwa agama digunakan oleh Iblis untuk menjerat orang banyak. (2 Korintus 4:4) Setan bermaksud menjual kepalsuan, tetapi ditawarkan dengan cara yang menarik. (Kejadian 3:4, 5; 1 Timotius 4:1-3) Bahkan di kalangan orang-orang yang mengaku Kristen ada pemimpin-pemimpin agama yang melayani maksud-maksud iblis. (2 Korintus 11:13-15) Ajaran mereka tidak menggambarkan kasih dan cara Yehuwa yang penuh kemurahan. Maka apakah aneh, bahwa Yesus menyingkapkan kepalsuan para pemimpin agama yang ajarannya bertentangan dengan Alkitab?—Matius 15:1-20; 23:1-38.

      Mengapa pengetahuan yang saksama penting bagi kita? (6, 7)

      6 Banyak orang seolah-olah mewarisi agama mereka. Yang lain ikut-ikutan dengan orang banyak. Tetapi walaupun dilakukan dengan ikhlas, ini dapat menyebabkan seseorang berada di ’jalan lebar menuju kebinasaan’. (Yohanes 16:2; Amsal 16:25) Rasul Paulus (juga bernama Saul) dulunya bergairah dalam agamanya bahkan sampai menindas orang Kristen. Tetapi untuk berkenan pada Allah, dia harus berubah kepada suatu cara ibadat yang baru. (1 Timotius 1:12-16; Kisah 8:1-3; 9:1, 2) Belakangan, ia diilhami untuk menulis bahwa beberapa orang yang sangat bergairah dalam agama pada waktu itu ”sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian [pengetahuan] yang benar”. (Roma 10:2) Apakah anda memiliki pengetahuan yang saksama tentang kehendak Allah yang dinyatakan dalam Alkitab? Apakah anda bertindak sesuai dengan pengetahuan sedemikian?

      7 Jangan menganggap hal ini sepele, barangkali merasa bahwa jika anda tidak sungguh-sungguh pada jalan yang benar, Allah akan mengerti walaupun anda tidak membuat perubahan. Alkitab menyatakan bahwa Allah menginginkan agar manusia ”memperoleh pengetahuan akan kebenaran”, lalu hidup sesuai dengan itu. (1 Timotius 2:3, 4; Yakobus 4:17) Allah memberitahu sebelumnya bahwa pada ”hari-hari terakhir” banyak orang akan ’menjalankan ibadah, tetapi ibadah itu tidak mempengaruhi diri mereka’. Ia memerintahkan, ”Jauhilah mereka itu.”—2 Timotius 3:1-5.

      BAGAIMANA DAPAT DIKENAL?

      Bagaimana beberapa ajaran dan kebiasaan umum bertentangan dengan Alkitab? (8-11)

      8 Walaupun ibadat yang menyenangkan Allah harus sesuai dengan ’pengetahuan yang saksama’, terbukti dari penyelidikan bahwa kebanyakan gereja mengajarkan doktrin yang bertentangan dengan Alkitab. (Roma 10:2) Misalnya, doktrin bahwa manusia mempunyai jiwa yang tidak dapat mati. (Yehezkiel 18:4, 20, Klinkert; lihat halaman 115.) ’Apakah ajaran sedemikian sungguh buruk?’ Mungkin ada yang bertanya. Jangan lupa, dusta pertama dari Setan adalah bahwa dosa tidak akan menyebabkan kematian. (Kejadian 3:1-4) Sekarang kematian tak dapat dihindari, namun ajaran bahwa manusia mempunyai jiwa yang tidak dapat mati justru mendukung dusta dari Setan. Akibatnya berjuta-juta orang dengan ketakutan menghadapi roh-roh jahat yang berpura-pura sebagai jiwa dari orang mati. Dan doktrin ini mengaburkan kebenaran Alkitab tentang kebangkitan orang mati di masa depan.—Kisah 24:15.

      9 Tingkah laku juga tersangkut, sebab banyak agama menerima atau menganjurkan hari raya dan adat kebiasaan yang didasarkan atas kepercayaan bahwa jiwa tidak dapat mati. Halloween, All Souls’ Day [perayaan agama untuk memperingati ”arwah orang-orang mati” di negeri-negeri Kristen] dan lain-lain termasuk di antaranya, yang bercampur dengan kebiasaan-kebiasaan agama-agama bukan Kristen.

      10 Percampuran agama bukan Kristen dan agama yang dianggap Kristen meluas kepada hariraya-hariraya lain, seperti Natal. Allah memerintahkan orang Kristen untuk memperingati kematian Yesus, bukan kelahirannya. (1 Korintus 11:24-26) Dan Alkitab memperlihatkan bahwa Yesus lahir bukan pada bulan Desember, yakni musim hujan yang dingin di Israel. (Lukas 2:8-11) Anda dapat memeriksa hampir setiap ensiklopedia dan menemukan bahwa 25 Desember dipilih oleh karena telah menjadi hari raya Roma. Sir James Frazer mengomentari:

      ”Secara keseluruhan, persamaan dari [Natal dan Easter] dengan hariraya-hariraya kafir begitu dekat dan begitu banyak sehingga tidak nampak sebagai hal yang kebetulan. . . . Menurut paham [para pendeta], jika Kekristenan akan menaklukkan dunia, ini hanya dapat dilakukan dengan melonggarkan prinsip-prinsip yang terlalu ketat dari Pendirinya, dengan sedikit melebarkan pintu sempit yang menuju keselamatan.”—The Golden Bough.

      11 Setelah mempelajari fakta, orang macam apakah yang terus menerima kepercayaan dan kebiasaan yang berdasarkan kompromi dengan ibadat kafir, jika ia ikhlas mencintai Yehuwa? Ajaran atau kebiasaan ini mungkin dianggap sepele oleh beberapa orang. Tetapi Alkitab jelas mengatakan, ”Sedikit ragi mengkhamirkan seluruh adonan.”—Galatia 5:9.

      PEPERANGAN DAN MORAL

      Sehubungan dengan peperangan, bagaimana gereja-gereja dibandingkan dengan Kekristenan sejati? (12, 13)

      12 Yesus Kristus memberikan bantuan lain dalam mengenal agama yang diterima oleh Yehuwa ketika ia berkata kepada para muridnya, ”Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yohanes 13:34, 35) Kebanyakan gereja berbicara mengenai kasih, tetapi apakah mereka benar-benar menganjurkan orang untuk memperlihatkan jenis kasih seperti yang Yesus miliki?

      13 Telah kita pahami bahwa umat Kristen abad pertama hidup selaras dengan uraian nubuat di Yesaya 2:4. Mereka ’akan menempa pedangnya menjadi mata bajak dan tidak lagi mengangkat pedang satu sama lain dan tidak lagi belajar perang’. (Lihat halaman 166, 167.) Bagaimana kedudukan gereja-gereja dan para pendetanya? Banyak orang mengetahui dari pengalaman pribadi bahwa gereja-gereja telah menyetujui dan memberkati peperangan—Katolik membunuh Katolik, Protestan membunuh Protestan. Tentu hal ini tidak mengikuti pola yang Yesus berikan. Menarik, bahwa yang menyetujui pembunuhan Yesus justru para pemimpin agama Yahudi, dengan alasan bahwa kepentingan bangsa mereka terancam.—Yohanes 11:47-50; 15:17-19; 18:36.

      Kekristenan sejati mengambil sikap apa sehubungan dengan mempertahankan patokan moral Allah? (14-16)

      14 Sebagai bantuan lebih jauh untuk menentukan apakah suatu kelompok agama diterima oleh Allah, perhatikanlah apakah agama itu menjunjung patokan moralNya dan tidak mengabaikan perbuatan salah. Yesus berusaha membantu para pedosa, termasuk pemabuk dan orang sundal. Para muridnya harus berbuat yang sama. (Matius 9:10-13; 21:31, 32; Lukas 7:36-48; 15:1-32) Dan jika seseorang yang telah menjadi Kristen berbuat dosa, rekan-rekan Kristen dapat membantunya memperoleh kembali perkenan Allah dan kekuatan rohani. (Galatia 6:1; Yakobus 5:13-16) Tetapi bagaimana orang yang mempraktekkan dosa dan tidak bertobat?

      15 Halnya demikian dengan seorang pria di Korintus. Paulus menulis:

      ”Jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir [tamak, NW], penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama. . . . ’Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu.’”—1 Korintus 5:11-13.

      Saksi-Saksi Yehuwa mengikuti perintah Allah dalam hal ini. Jika pedosa sedemikian tidak menyambut bantuan dan tidak mau meninggalkan jalannya yang imoral, ia harus diusir atau dipecat dari sidang. Barangkali ini akan mengejutkan dia sehingga sadar. Namun, apakah ia sadar atau tidak, tindakan ini akan melindungi anggota-anggota yang jujur dari sidang yang berusaha menjunjung patokan Allah, walaupun mereka tidak sempurna.—1 Korintus 5:1-8; 2 Yohanes 9-11.

      16 Tetapi, mungkin anda mengenal pengunjung gereja yang terang-terangan mempraktekkan dosa, barangkali bahkan mendapatkan kehormatan istimewa di gerejanya karena kekayaan atau kedudukan. Dengan menolak perintah Allah untuk memecat para pedosa yang tidak bertobat, gereja-gereja ini membuat orang-orang lain berpikir bahwa mereka pun dapat berbuat dosa. (Pengkhotbah 8:11; 1 Korintus 15:33) Allah tidak dapat menyambut orang-orang yang menghasilkan buah sedemikian.—Matius 7:15-20; Wahyu 18:4-8.

      TETAP DI JALAN MENUJU KEHIDUPAN

      Bagaimana anda dapat tetap berada di jalan yang menuju kehidupan? (17, 18)

      17 Sekali anda menemukan ”jalan menuju kepada kehidupan”, anda perlu terus belajar Alkitab supaya tetap berada di jalan itu. Berusahalah membaca Alkitab setiap hari; binalah kerinduan kepada Alkitab. (1 Petrus 2:2, 3; Matius 4:4) Ini akan melengkapi anda untuk melakukan ”setiap perbuatan baik”.—2 Timotius 3:16, 17.

      18 Perbuatan-perbuatan baik ini mencakup cara hidup berdasarkan patokan moral Allah, dan juga sikap ramah dan suka membantu orang lain, terutama mereka yang seiman dengan kita. (Yakobus 1:27; Galatia 6:9, 10) Demikianlah cara hidup Yesus. Selain memberikan teladan moral yang baik, ia menyembuhkan orang sakit, memberi makan yang lapar dan menghibur orang yang bersusah hati. Ia terutama mengajar dan menguatkan para muridnya. Kita tidak dapat meniru mujizat-mujizatnya, namun, sesuai dengan kesanggupan kita, bantuan praktis kepada orang lain dapat kita berikan, sehingga beberapa orang mungkin akan tergugah untuk memuliakan Allah—1 Petrus 2:12.

      Pekerjaan tambahan apa yang sangat penting bagi orang Kristen? (19, 20)

      19 Tetapi perbuatan baik dari Yesus lebih dari itu. Ia tahu, pekerjaan terbaik untuk dilakukan kepada orang lain adalah membantu mereka mengenal ibadat yang diterima Allah dan mengajar mereka maksud-maksud Kerajaan Allah. Dengan demikian mereka dapat dibantu untuk meraih tujuan, hidup kekal dalam kebahagiaan.—Lukas 4:18-21.

      20 Orang-orang Kristen dewasa ini juga hendaknya berusaha menjadi saksi-saksi bagi Yehuwa. Mereka dapat memberi kesaksian melalui tingkah laku yang baik, menolong orang lain dan menjaga diri ”tidak dicemarkan oleh dunia”. (Yesaya 43:10-12; Yakobus 1:27; Titus 2:14) Juga, mereka dapat membawa ’kabar baik’ ke rumah orang-orang, dan bertekun melakukan pekerjaan ini sampai Allah mengatakan cukup. (Lukas 10:1-9) Apakah anda tidak ingin membantu tetangga, termasuk keluarga anda, untuk mengenal ibadat yang Yehuwa terima? Jika anda ingin, anda juga hendaknya turut menyatakan iman anda di hadapan umum; dengan demikian orang lain dapat dibantu menemukan jalan menuju kehidupan—Roma 10:10-15.

      [Kotak di hlm. 173]

      ”NILAI-NILAI DAN KEKERASAN DI AUSCHWITZ”

      Dalam bukunya dengan judul di atas, sosiolog Polandia Anna Pawelczynska mengomentari bahwa di Jerman Nazi ”Saksi-Saksi Yehuwa melancarkan penolakan pasif demi kepercayaan mereka, yang menentang segala peperangan dan kekerasan”. Apa hasilnya? Ia menjelaskan:

      ”Kelompok tahanan yang jumlahnya kecil ini merupakan kekuatan ideologi yang kokoh dan mereka memenangkan perang melawan tentara Nazi. Kelompok Jerman dari sekte ini telah menjadi sebuah pulau kecil dengan daya tolak yang tidak pernah kendor di pangkuan sebuah bangsa yang kena teror, dan dengan semangat yang tidak putus asa ini mereka berfungsi dalam kamp di Auschwitz. Mereka memenangkan respek dari sesama tahanan . . . respek dari para petugas penjara dan bahkan dari para perwira SS. Setiap orang tahu bahwa tak seorang pun Saksi Yehuwa mau melakukan perintah yang bertentangan dengan kepercayaan agamanya.”

      [Gambar di hlm. 175]

      Anda berada di jalan lebar . . .

      . . . atau di jalan sempit?

  • Anda Mau Menyembah Allah menurut CaraNYA?
    Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
    • Pasal 19

      Anda Mau Menyembah Allah menurut CaraNYA?

      Siapa yang didahulukan oleh kebanyakan orang, dan mengapa hal ini tidak bijaksana? (1-4)

      DALAM ”hari-hari terakhir”, Alkitab menubuatkan, orang ”akan mencintai dirinya sendiri . . . membual dan menyombongkan diri, . . . Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya”. (2 Timotius 3:1-5) Apakah tidak cocok dengan perkembangan di sekitar kita dewasa ini?

      2 Ya, dalam setiap segi kehidupan, tindakan banyak orang seolah-olah mengatakan, ”Aku dulu”—tingkah laku mereka sewaktu berbelanja atau mengemudikan kendaraan, perhatian yang mereka berikan kepada pakaian serta cara berdandan, dan jenis tarian yang mereka lakukan. Tetapi semua ini tidak menghasilkan kebahagiaan sejati.

      3 Banyak orang bahkan memandang agama menurut apa yang mereka inginkan atau yang mereka rasa mereka butuhkan. Alangkah keliru pandangan ini! Kita tidak berhak mengatakan bagaimana Allah seharusnya disembah. Sebagai Pencipta dan Pemberi Hidup, Yehuwalah yang berhak mengatakan bagaimana Ia seharusnya disembah. (Roma 9:20, 21) Dan apa yang Ia tuntut dari kita justru demi kebaikan kita sendiri. Hal itu mendatangkan kepuasan sekarang dan memelihara pikiran dan hati kita kepada hal-hal menakjubkan yang Ia sediakan di masa depan.—Yesaya 48:17.

      4 Yehuwa tidak membebani orang Kristen dengan upacara yang tidak perlu atau pembatasan yang tidak berguna. Tetapi Allah tahu bahwa kelangsungan hidup bergantung pada hubungan baik dengan Dia dan bahwa kita perlu hidup berdasarkan patokanNya dan memberikan perhatian kepada orang lain jika kita ingin mendapatkan kebahagiaan sejati dalam kehidupan. Jika kita menyembah Allah menurut caraNya, kehidupan menjadi lebih kaya dan semakin berarti.

      MELAKUKAN SEGALA SESUATU MENURUT CARA ALLAH

      Bagaimana Nuh dan Abraham berbeda dari kebanyakan orang dewasa ini? (5, 6)

      5 Nuh menjadi teladan bagus dalam menuruti jalan Allah. Alkitab mengatakan, ”Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul [berjalan, NW] dengan Allah.” Setelah Allah memberi instruksi kepadanya untuk membangun bahtera raksasa yang menyelamatkan kehidupan, ”Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.” (Kejadian 6:9, 22) Karena Nuh bertindak menurut cara Allah, kehidupannya diselamatkan, demikian juga kehidupan keluarganya yang berpaut padanya sebagai nabi Allah di bumi.—2 Petrus 2:5.

      6 Orang lain yang menuruti jalan Allah adalah Abraham. Allah menyuruh dia meninggalkan tanah airnya. Apakah anda akan mentaati perintah sedemikian? Abraham ”pergi . . . seperti yang difirmankan TUHAN [Yehuwa] kepadanya”, walaupun ”tidak mengetahui tempat yang ia tuju”. (Kejadian 12:4; Ibrani 11:8) Karena dengan setia melakukan segala sesuatu menurut cara Allah, Abraham dianggap sebagai ”sahabat Allah”.—Yakobus 2:23; Roma 4:11.

      TERMASUK DI ANTARA UMAT ALLAH

      Di jaman Israel purbakala, bagaimana Allah berurusan dengan orang-orang? (7-9)

      7 Pada waktunya Allah mengambil keputusan untuk berurusan dengan suatu kelompok yang besar, bangsa Israel. Mereka menjadi suatu umat yang ”dipilih TUHAN untuk menjadi umat kesayanganNya dari antara segala bangsa yang di atas muka bumi”. (Ulangan 14:2) Tentu, setiap orang Israel perlu berdoa kepada Allah dan memiliki hubungan pribadi yang erat dengan Dia. Tetapi mereka juga perlu mengakui bahwa Allah memimpin suatu sidang; mereka harus mengikuti tata cara ibadat yang digariskan dalam hukum Allah bagi mereka sebagai suatu umat. Dengan demikian mereka dapat menikmati perlindungan dan berkat yang Allah sediakan bagi sidang itu. (Ulangan 28:9-14) Pikirkan betapa besar hak kehormatan untuk menjadi sebagian dari orang-orang yang disebut oleh Yang Mahakuasa sebagai ”umatKu Israel”.—2 Samuel 7:8.

      8 Bagaimana dengan orang-orang bukan Israel yang ingin menyembah Allah yang benar? Orang-orang sedemikian membentuk ”banyak orang dari berbagai-bagai bangsa” yang ikut dengan bangsa Israel ketika Musa memimpin bangsa itu keluar dari Mesir. (Keluaran 12:38) Andai kata anda juga di Mesir, apakah anda merasa bisa tidak ikut dan menyembah Allah dengan cara anda sendiri?

      9 Bahkan setelah bangsa Israel menetap di Negeri Perjanjian, ada orang-orang asing yang mengakui Yehuwa dan ingin menyembah Dia. Tetapi, supaya dapat diterima, mereka harus menghargai bahwa Allah berurusan dengan suatu umat yang dihimpunkan dan bahwa ibadatNya berpusat di sebuah bait di Yerusalem. (1 Raja 8:41-43; Bilangan 9:14) Orang-orang tidak dapat diterima oleh Allah jika mereka membiarkan keangkuhan atau sikap ingin bebas mendorong mereka untuk mengambil jalan sendiri dalam ibadat.

      PERUBAHAN SIDANG

      Perubahan apa Allah buat dalam caraNya berurusan? (10-12)

      10 Ketika Yesus melakukan pelayanannya di bumi, Allah masih berurusan dengan Israel sebagai umat yang dibaktikan kepadaNya. Jadi setiap orang yang menerima Mesias tidak perlu berhimpun secara teratur bersama Yesus dan pergi bersama dia seperti para rasul. (Markus 5:18-20; 9:38-40) Tetapi bangsa itu secara keseluruhan menolak Mesias dari Yehuwa, sehingga Yesus tergerak untuk mengatakan tidak lama sebelum ia mati, ”Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.”—Matius 21:43.

      11 Siapa yang akan menjadi umat baru ini, apabila cara ibadat yang ditetapkan dalam hukum Allah kepada Israel tidak dituntut lagi? (Kolose 2:13, 14; Galatia 3:24, 25) Pada hari Pentakosta 33 M., sidang Kristen dibentuk dan Allah menjelaskan kepada para pengamat yang jujur bahwa hal itu adalah perbuatanNya. (Kisah 2:1-4, 43-47; Ibrani 2:2-4) Pertama, orang Yahudi dan orang asing yang telah menerima Yudaisme, dan belakangan, orang Kafir, atau orang-orang dari bangsa-bangsa, menjadi ”suatu umat . . . bagi namaNya”. Maka Allah menganggap mereka ”bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri”.—Kisah 15:14-18; 1 Petrus 2:9, 10.

      12 Andai kata anda hidup pada waktu itu dan menginginkan hubungan dengan Allah, anda akan diarahkan kepada sidang Kristen. Inilah yang terjadi dengan pria bangsa Italia, Kornelius serta keluarganya. (Kisah 10:1-48) Orang-orang yang percaya di seluruh dunia membentuk sidang Kristen. (1 Petrus 5:9) Semua sidang-sidang di tempat masing-masing, yang berhimpun di rumah-rumah atau di bangunan-bangunan umum, menjadi bagian dari satu-satunya sidang yang Allah gunakan ini.—Kisah 15:41; Roma 16:5.

      Bagaimana Allah mengorganisir dan memimpin orang-orang Kristen? (13-15)

      13 Sebagai Allah yang tertib, Yehuwa mulai mengatur suatu organisasi dalam sidang-sidang. Untuk memberikan perhatian yang dibutuhkan oleh setiap penyembah, Ia melantik pria-pria untuk melayani sebagai gembala atau pengawas. Mereka adalah pria-pria yang berpengalaman, memenuhi syarat yang dapat mengajarkan Firman Allah dan melatih anggota-anggota sidang untuk membagikan kebenaran Alkitab kepada orang lain, membantu dalam pekerjaan yang sangat penting yakni mengabarkan ’kabar kesukaan’.—2 Timotius 2:1, 2; Efesus 4:11-15; Matius 24:14; Kisah 20:28.

      14 Dengan banyak cara lain, sidang-sidang itu akan memperoleh manfaat dari para pengawas ini. Mereka tidak bersikap memaksakan hukum atau menekan. Sebaliknya, tugas mereka adalah dengan pengasih membantu sesama Kristen memperkokoh hubungan dengan Allah. (Kisah 14:21-23; 1 Petrus 5:2, 3) Setiap orang yang mengalami problem dapat meminta bantuan yang ramah berdasarkan Alkitab dari pria-pria yang tua secara rohani ini. (Yakobus 5:13-16; Yesaya 32:1, 2) Karena orang Kristen masih tidak sempurna, kadang-kadang timbul kesulitan dalam sidang. Para pengawas akan waspada membantu sesama Kristen, dan berjaga-jaga terhadap siapa saja yang mungkin membahayakan kerohanian sidang.—Filipi 4:2, 3; 2 Timotius 4:2-5.

      15 Sidang-sidang mendapatkan petunjuk yang perlu dari badan pimpinan Kristen yang terdiri dari para rasul dan para penatua sidang Yerusalem. Mereka mempelajari dan memecahkan persoalan-persoalan yang disampaikan dari sidang-sidang. Dan badan pimpinan mengutus wakil-wakil untuk mengunjungi sidang-sidang.—Kisah 15:1-3.

      Makna apa sepatutnya anda peroleh dari cara Allah memperlakukan orang-orang Kristen? (16)

      16 Kini Allah Yehuwa masih tetap berurusan dengan umatNya sebagai sekelompok yang dihimpunkan. Di seluruh bumi ada ribuan sidang Saksi-Saksi Yehuwa. Jika anda ingin bergabung dengan ibadat Allah, sambutlah anjuranNya untuk berhimpun dengan rekan-rekan Kristen:

      ”Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, . . . tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”—Ibrani 10:24, 25.

      MENYEMBAH ALLAH DENGAN SEPENUH JIWA

      Kasih akan Allah hendaknya mendorong kita untuk berbuat apa? (17-19)

      17 Sangat baik untuk merenungkan segala sesuatu yang Allah Yehuwa telah lakukan bagi anda. Dari Dia anda memperoleh kehidupan, dan Ia memelihara kehidupan anda tiap hari. Di atas semua itu, Allah telah mengutus PutraNya ke bumi untuk mati sebagai korban. Ini adalah pernyataan kasih Allah yang dalam, kasih yang pasti dan tidak berubah. (Roma 5:8; 8:32, 38, 39) Dengan cara ini Allah memungkinkan anda memperoleh pengampunan dosa dan harapan hidup kekal dalam kebahagiaan.—Yohanes 3:17; 17:3.

      18 Bagaimana kita akan menyambut kasihNya? Tentu kita tidak akan memalingkan punggung kita kepada Allah dan kasihNya. Rasul Petrus mendesak:

      ”Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan.”—Kisah 3:19.

      19 Semua kita perlu ”sadar” atau menyesal, sebab semua kita telah berdosa, tidak memenuhi patokan Allah dalam tingkah laku, tutur kata dan pikiran. (Roma 2:4; 7:14-21; Yakobus 3:2) Untuk sadar berarti kita perlu mengaku diri sebagai pedosa dan merasa sedih karena kita tidak sepenuhnya hidup selaras dengan kehendak Yehuwa. Demikiankah perasaan anda? Selanjutnya, kita perlu ”bertobat”, mengubah cara hidup kita, dan seterusnya berjuang mencerminkan sifat-sifat Yehuwa serta bertindak selalu menurut caraNya. Dengan demikian, kita yakin bahwa Allah akan mengampuni dan menyambut kita.—Mazmur 103:8-14; 2 Petrus 3:9.

      Mengapa baptisan suatu langkah penting, dan apa yang dilambangkannya? (20, 21)

      20 Karena menyadari bahwa Yesus memberi contoh agar kita dapat mengikuti jejaknya dalam melayani Allah, hendaknya kita berusaha meniru teladannya. (1 Petrus 2:21) Ibrani 10:7 mengatakan bahwa sikap Yesus adalah, ”Sungguh, Aku datang . . . untuk melakukan kehendakMu, ya Allahku.” Demikian pula, kalau kita memang mengasihi dan menghargai Allah, kita akan tergerak untuk membaktikan kehidupan kita kepadaNya, melakukan kehendakNya sepenuh jiwa. Tentu, kita masih perlu makan, tidur, mengurus dan mencintai keluarga kita, menikmati santai yang menyenangkan dan turut dalam kegiatan hidup yang normal. Tetapi dengan membaktikan kehidupan kita kepada Allah, berarti kehendak dan ibadatNya harus menjadi yang paling penting, dan di mana pun kita berada atau apapun yang kita lakukan, kita akan sungguh-sungguh menerapkan nasihat Allah dan mengikuti teladan Yesus.—Kolose 3:23, 24.

      21 Alkitab menjelaskan bahwa seseorang yang membaktikan kehidupannya kepada Allah patut memperlihatkan hal itu di hadapan umum dengan jalan dibaptiskan. Yesus berkata kepada para pengikutnya:

      ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu.”—Matius 28:19, 20.

      Jika mereka yang akan dibaptiskan harus lebih dulu belajar Firman Allah dan menjadi murid Kristus, maka jelas bahwa mereka bukan anak kecil. Juga, baptisan mereka, yang melambangkan pembaktian kepada Allah, dilakukan dengan dicelupkan sama sekali dalam air, sebagaimana Yesus dibaptiskan di Sungai Yordan.—Markus 1:9-11; Kisah 8:36-39.

      Apakah anda telah membaktikan kehidupan anda kepada Allah, dan inginkah anda dibaptis? Ini mengartikan apa bagi anda? (22-24)

      22 Setelah dibaptis sebagai murid Kristus, anda akan dapat menikmati kehidupan Kristen sejati yang penuh dan bahagia. Ini bukan kehidupan yang diatur oleh daftar ’boleh dan tidak boleh’ yang tak putus-putusnya, tetapi kehidupan dengan pertumbuhan yang memberi kepuasan. Anda dapat terus meningkatkan pandangan rohani anda serta penerapan Firman Allah, sehingga anda semakin dekat kepada teladan yang Yesus berikan.—Filipi 1:9-11; Efesus 1:15-19.

      23 Ini akan mempengaruhi pemikiran dan tingkah laku anda setiap hari. Seraya dengan tekun menempuh jalan Kristen, keyakinan anda semakin dalam bahwa tidak lama lagi Allah akan membinasakan semua kejahatan, sehingga membuka jalan bagi ’langit baru dan bumi baru, di mana terdapat kebenaran’. Selanjutnya, ini akan meningkatkan dorongan hati anda untuk mengembangkan kepribadian Kristen dan menempuh jalan hidup yang memungkinkan anda mendapatkan tempat dalam orde baru mendatang itu. (Efesus 4:17, 22-24) Rasul Petrus diilhami untuk menulis:

      ”Betapa suci dan salehnya kamu harus hidup. Sambil menantikan semuanya ini [orde baru], kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapanNya, dalam perdamaian dengan Dia.”—2 Petrus 3:11, 14.

      24 Sungguh suatu berkat apabila segenap kehidupan seseorang mencerminkan bahwa ia menyembah Allah Yehuwa! Walaupun dewasa ini banyak orang hidup hanya untuk menyenangkan diri dan dengan tamak mencari segala kesenangan, anda dapat hidup dan menyembah Allah yang benar menurut caraNya. Inilah jalan hidup yang terbaik.

  • Pola Hidup Macam Apa yang Anda Inginkan?
    Kebahagiaan—Cara Memperolehnya
    • Pasal 20

      Pola Hidup Macam Apa yang Anda Inginkan?

      Mengapa melakukan segala sesuatu menurut cara Allah merupakan jalan terbaik dalam memperoleh kebahagiaan? (1-3)

      JIKA seseorang menanyakan anda, ’Bagaimana saya dapat menemukan kebahagiaan sekarang?’ apa yang anda akan jawab? Anda dapat berkata dengan yakin, ’Untuk kehidupan yang penuh, bahagia dan bertahan lama, perbuatlah segala sesuatu menurut cara Allah!’

      2 Dalam pasal-pasal sebelumnya kita telah belajar, bahwa Pencipta betul-betul ada, bahwa melalui Alkitab Ia menawarkan keterangan dan bimbingan yang kita semua butuhkan dan bahwa menerapkan FirmanNya praktis di jaman kita ini. Hidup sebagai orang Kristen sejati, dapat membantu kita mengatasi problem-problem seperti ketegangan dan rasa kesepian. Dengan bersandar kepada bimbingan Alkitab kita dapat dilindungi terhadap problem yang menyakitkan akibat pemabukan, imoralitas, ketidakjujuran dan kebejatan-kebejatan lain. (Amsal 4:11-13) Dengan menerima pandangan Alkitab mengenai uang kita dapat menjadi lebih puas dan ”mencapai hidup yang sebenarnya”.—1 Timotius 6:19.

      3 Bila kita mencamkan apa yang Pencipta katakan, kehidupan kita akan makin berarti dan terarah. Kita mengerti mengapa Allah membiarkan kejahatan dan penderitaan. Dengan memperhatikan penggenapan nubuat-nubuat Alkitab dalam kejadian-kejadian sekarang, kita menyadari, bahwa kita hidup di ”hari-hari terakhir” dari sistem dunia jahat sekarang ini. (2 Timotius 3:1-5) Ini berarti bahwa tidak lama lagi Tuhan akan menghapus semua kerajaan manusia dengan sejarah kebobrokan politiknya dan angkatan bersenjata yang dibiayai dengan pajak yang memberatkan. (Daniel 2:44; Wahyu 16:14, 16) Jadi Allah akan mengakhiri segala usaha manusia untuk memerintah bumi ini dan akan membimbing umat manusia yang selamat melalui kerajaan surgawiNya.—Wahyu 11:17, 18; 21:1-4.

      APAKAH ITU YANG ANDA INGINKAN?

      Mengapa kita harus memutuskan apakah kita ingin menjadi sahabat dunia atau sahabat Allah? (4-6)

      4 Kebanyakan orang akan berkata, ’Alangkah indahnya untuk hidup di antara orang-orang yang takut akan Allah di dalam firdaus.’ (Yesaya 11:9) Tetapi untuk dapat menikmatinya, kasih kita akan keadilan dan juga keinginan kita untuk menyesuaikan diri dengan patokan Allah harus cukup kuat untuk mengatur pola kehidupan kita sekarang. (Matius 12:34; 15:19) Apakah ini yang betul-betul anda inginkan? Mengenai hal ini, sang murid Yakobus diilhami untuk menulis kepada orang-orang Kristen:

      ”Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa HENDAK menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.”—Yakobus 4:4.

      5 Yakobus juga menekankan bahwa dalam ”ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah” termasuk juga ’menjaga diri supaya tidak dicemarkan oleh dunia’. (Yakobus 1:27) Kita harus berjuang untuk itu. Karena orang Kristen hidup di tengah-tengah kekerasan dan kebobrokan dunia, rancangan-rancangannya yang imoral, politik dan nasionalismenya, tidak mudah untuk 100 persen tidak kena pengaruh. Bahkan seorang Kristen yang penuh pengabdian bisa tergelincir atau keliru ketika mencoba menghindari cara-cara dunia. Inilah sebabnya, mengapa orang Kristen perlu berusaha terus membuat perbaikan. (Kolose 3:5-10) Tetapi yang terutama, apa sebenarnya yang kita inginkan?

      6 Sebagai contoh, kita dapat bayangkan dua orang pria yang sedang makan. Yang satu terpercik setitik saus pada dasinya. Yang lain mengambil dasinya dan dengan sengaja mencelup dasinya ke dalam saus; ia ingin berbuat demikian. Seperti orang yang manakah kita? Dari apa yang kita biarkan mempengaruhi diri kita, dan apa yang kita lebih suka lakukan, apakah kita ternyata ingin menjadi sahabat dunia ini, atau menjadi sahabat Allah?

      Cara bagaimana saja seseorang dapat memperlihatkan apakah ia menginginkan persahabatan dengan dunia? (7, 8)

      7 Persahabatan dengan dunia dapat dicerminkan dengan banyak cara. Beberapa orang begitu kuatnya terikat dengan sanak keluarga atau tetangga, sehingga mereka mulai menyetujui, bahkan ikut dalam hal-hal yang mereka tahu tidak disenangi Allah, seperti perayaan-perayaan yang tidak berdasarkan Alkitab, pemabukan, lelucon kotor atau prasangka ras. (1 Petrus 4:3, 4; Efesus 5:3-5; Kisah 10:34, 35) Jika kita ingin menyenangkan Allah, jauh lebih penting bagi kita untuk diterima Allah dari pada diterima oleh sanak keluarga kita sekalipun.—Lukas 14:26, 27; 11:23.

      8 Demikian juga pilihan hiburan kita dapat menunjukkan, apakah kita ingin menjadi sahabat dunia. Orang-orang Kristen abad permulaan tidak akan datang menonton pertarungan gladiator atau menonton sandiwara yang menampilkan adegan-adegan imoral. Bagaimana dengan kita dewasa ini? Kita harus mempertimbangkan pilihan-pilihan kita, dalam hal olahraga, acara televisi, film atau bacaan. Bila kita mulai mengerti bahwa kita sedang dibentuk untuk menginginkan apa yang Allah nasihatkan untuk kita jauhi, kita perlu meninjau kembali pilihan-pilihan kita. Daya pikat dunia dapat juga mempengaruhi bahkan orang-orang muda yang telah dibesarkan dalam keluarga-keluarga Kristen maupun orang-orang yang telah lama mempelajari Alkitab.

      Betapa pentingkah bagi kita untuk menentukan apa yang sebenarnya kita inginkan? (9-12)

      9 Soal persahabatan dengan Allah atau persahabatan dengan dunia berarti hidup atau mati. (1 Yohanes 2:15-17) Kita tidak mungkin berada di kedua pihak, sama seperti bila kita berada di simpang jalan kita tidak mungkin menempuh kedua jalan yang berbeda arah.

      10 Selama masa hidup Elia beberapa orang Yahudi telah dipengaruhi oleh penyembahan Baal yang dilakukan oleh bangsa-bangsa sekeliling mereka. Meskipun mereka masih mempunyai hubungan dengan Yehuwa, Allah yang sejati, mereka tidak sepenuhnya berpaut kepadanya. Elia berkata bahwa mereka ”pincang dan bercabang hati”. Mereka harus membuat keputusan apakah mereka akan berpaut kepada Yehuwa dan jalan-jalanNya atau tidak. Pilihan ini berarti pilihan antara hidup atau mati.—1 Raja 18:21-40; Ulangan 30:19, 20.

      11 Kita tidak dapat menunda-nunda dalam membuat keputusan mengenai apa yang sebenarnya kita inginkan. Di abad pertama M, rasul Petrus mendesak orang-orang Kristen supaya mereka ’tetap mengingat kedatangan hari Yehuwa’ manakala kejahatan di bumi akan dilenyapkan. Mereka perlu memperlihatkan perasaan yang mendesak melalui ’kesucian dan kesalehan’, termasuk semangat dalam menyampaikan berita Kristen. (2 Petrus 3:11, 12) Sementara beberapa orang Kristen memberikan teladan yang baik dalam kehidupan perkawinan, yang lain-lain mengambil keputusan untuk tetap tidak kawin sehingga mereka dapat memberikan ’perhatian yang terus menerus kepada Tuhan’.—1 Korintus 7:29-35.

      12 Jika macamnya kehidupan yang diinginkan oleh orang-orang Kristen sesuatu yang penting di abad pertama, betapa hal itu jauh lebih penting sekarang! Kita dapat mengerti bahwa kerajaan Allah sudah memerintah di surga dan bahwa hanya ’waktu yang singkat’ masih tertinggal sebelum Allah melalui Kristus membinasakan bangsa-bangsa dan mengikat Setan si Iblis. (Wahyu 12:12; 19:11–20:2) Jadi kinilah saatnya untuk memutuskan kehidupan yang bagaimana yang kita inginkan.

      MACAMNYA KEHIDUPAN YANG AKAN ALLAH SEDIAKAN

      Kehidupan yang bagaimanakah akan Allah sediakan dalam orde baru? (13-18)

      13 Kehidupan yang bagaimana yang kita inginkan sekarang akan sangat mempengaruhi apakah kita akan diijinkan menikmati kehidupan yang Allah akan sediakan dalam orde baru mendatang.

      14 Mudah untuk lebih dulu memikirkan banyak berkat jasmani dari firdaus yang dipulihkan. Dalam firdaus yang mula-mula, Adam dan Hawa memperoleh makanan yang limpah dan bergizi. (Kejadian 2:9, 16) Maka, dalam orde baru akan ada kelimpahan makanan yang baik dan sehat.—Mazmur 72:16; 67:7.

      15 Adam dan Hawa menikmati kesehatan yang baik, sebab Allah menciptakan mereka sempurna. Ini menandaskan jaminan Alkitab bahwa dalam orde baru, penyakit, kepedihan akibat penyakit dan air mata dukacita akan berlalu. (Wahyu 21:1-4) Umat manusia akan bertumbuh mencapai kesempurnaan jasmani.

      16 Tidak lagi dirintangi oleh problem dan kemudian mati setelah 70 tahun, pria dan wanita akan menikmati kemampuan untuk meneliti banyak bidang ilmu dan pengalaman. Anda akan dapat menikmati sepenuhnya pengungkapan bakat anda, bahkan memperkembangkan sesuatu yang tidak pernah terpikir oleh anda. Memasak, membangun rumah, membuat lemari, menghias ruangan, bertaman, memainkan alat-alat musik, menjahit, mempelajari bidang ilmu pengetahuan yang luas—anda dapat mengisi terus dalam daftar, hal-hal yang merupakan tantangan dan bermanfaat yang dapat anda lakukan. Yehuwa pernah berkata, ”Dan orang-orang pilihanKu akan menikmati pekerjaan tangan mereka.”—Yesaya 65:22.

      17 Juga, Alkitab mengatakan bahwa di taman Eden binatang-binatang memakan tumbuh-tumbuhan. (Kejadian 1:30) Karena itu, anda dapat mengharapkan bahwa Allah akan mengatur begitu rupa sehingga binatang-binatang tidak lagi bersifat buas dan berbahaya; mereka akan berdamai satu sama lain dan dengan manusia. Anak-anak maupun orang dewasa akan menikmati persahabatan dengan binatang sepenuhnya.—Bandingkan Yesaya 11:6-8; 65:25; Hosea 2:18.

      18 Tetapi Alkitab tidak mulai melukiskan perincian dari segala berkat materi dalam orde baru. Yehuwa, Pencipta kita, mengetahui kebutuhan kita. Alkitab mengatakan dengan pasti tentang Allah, ”Engkau yang membuka tanganMu dan yang berkenan mengenyangkan segala yang hidup.”—Mazmur 145:16.

      Apakah berkat-berkat yang lebih penting yang dijanjikan untuk firdaus yang dipulihkan? (19, 20)

      19 Alkitab dengan tepat menandaskan, bukan kemakmuran atau berkat materi, tetapi justru hal-hal rohani dan mental yang akan menghasilkan kebahagiaan dalam firdaus yang dipulihkan. Misalnya, kita dapat mengharapkan keadaan-keadaan sebagaimana dilukiskan berikut ini:

      ”Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya. Bangsaku akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang aman.”—Yesaya 32:17, 18.

      20 Kita dapat menyadari bahwa sekalipun kita sehat secara jasmani, mempunyai rumah yang bagus dan makanan yang berlimpah, kita tidak akan benar-benar puas andai kata kita dilingkungi oleh perselisihan, ketegangan, kedengkian dan kemarahan. (Amsal 15:17; 21:9) Akan tetapi, orang-orang yang Allah ijinkan untuk hidup dalam firdaus mendatang adalah orang-orang yang dengan segala keikhlasan telah berusaha mengatasi kegagalan-kegagalan manusia sedemikian. Mereka akan membentuk suatu keluarga Kristen sedunia yang memupuk buah-buah roh Allah, termasuk kasih, damai, kebaikan dan pengendalian diri. (Galatia 5:19-23) Dengan jujur mereka akan berjuang untuk memiliki kepribadian yang selaras dengan kepribadian Yehuwa.—Efesus 4:22-24.

      HIDUP UNTUK MENYENANGKAN DAN MEMUJI YEHUWA

      Bagaimana kebahagiaan sejati dapat kita peroleh? (21-24)

      21 Berkat-berkat jasmani dan rohani yang dinubuatkan ini memberi alasan untuk mengharap-harapkan orde baru itu. Tetapi, jika kita membiarkan hal-hal itu sebagai alasan utama untuk menyembah Allah dan menempuh kehidupan Kristen, sedikit banyak kita akan serupa dengan generasi sekarang ini yang selalu mendahulukan kepentingan diri sendiri dan yang lebih memikirkan apa yang mereka ingin dan dapat peroleh.

      22 Sebaliknya, hendaknya kita memupuk keinginan menempuh kehidupan Kristen—sekarang dan di masa depan—karena Allah menginginkan kita berbuat demikian. Hendaknya Ia yang kita dahulukan, bukan diri kita. Yesus memperlihatkan pandangan yang kita butuhkan. Ia mengatakan, ”Sungguh, Aku datang; . . . untuk melakukan kehendakMu, ya Allahku,” dan, ”MakananKu ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya.” (Ibrani 10:7; Yohanes 4:34) Dengan menghargai apa yang telah Allah lakukan sepatutnya kita tergugah untuk mendahulukan Dia.—Roma 5:8.

      23 Maka sepatutnya Alkitab tidak menandaskan keselamatan kita dan berkat-berkat yang dapat kita terima sebagai yang paling utama. Sebaliknya, yang ditekankan adalah pembenaran nama Allah dan betapa pantas kita memuji Allah mengingat sifat-sifatNya dan apa yang Ia telah lakukan. Daud menulis:

      ”Aku hendak mengagungkan Engkau, ya AllahKu, ya Raja, dan aku hendak memuji namaMu untuk seterusnya dan selamanya. Besarlah TUHAN [Yehuwa] dan sangat terpuji, dan kebesaranNya tidak terduga. Semarak kemuliaanMu yang agung dan perbuatan-perbuatanMu yang ajaib akan kunyanyikan.”—Mazmur 145:1, 3, 5.

      24 Mendahulukan Allah dalam kehidupan dan giat memujiNya patut bagi Yesus dan bagi Daud. Hal itu juga sangat patut bagi kita. Apabila kita menggabungkan hal ini dengan jalan hidup Kristen yang praktis, kita telah memperoleh kebahagiaan—sekarang dan di masa depan yang kekal.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan