PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • ”Kepala Setiap Laki-Laki Adalah Kristus”
    Menara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2021 | Februari
    • ARTIKEL PELAJARAN 5

      ”Kepala Setiap Laki-Laki Adalah Kristus”

      ”Kepala setiap laki-laki adalah Kristus.”​—1 KOR. 11:3.

      NYANYIAN 12 Allah Yehuwa Mahabesar

      YANG DIBAHASa

      1. Apa saja yang bisa memengaruhi cara seorang pria memperlakukan istri dan anak-anaknya?

      MENURUT Saudara, bagaimana seharusnya seseorang menjalankan kekepalaan, misalnya sebagai seorang kepala keluarga? Beberapa kepala keluarga memperlakukan istri dan anak-anak mereka dengan cara yang umum dilakukan dalam kebudayaan mereka atau dalam keluarga mereka dulu. Yanita, seorang saudari yang tinggal di Eropa, mengatakan, ”Di tempat saya tinggal, orang-orang punya pandangan yang sudah berurat berakar bahwa wanita lebih rendah daripada pria dan seharusnya diperlakukan seperti pembantu.” Seorang saudara bernama Luke, yang tinggal di Amerika Serikat, mengatakan, ”Beberapa ayah mengajar putra mereka bahwa wanita tidak perlu didengarkan karena pendapat mereka tidak penting.” Tapi, Yehuwa tidak mau para pria menjalankan kekepalaan dengan cara seperti itu. (Bandingkan Markus 7:13.) Jadi, bagaimana seorang pria bisa menjadi kepala keluarga yang baik?

      2. Apa yang perlu diketahui seorang kepala keluarga, dan mengapa?

      2 Supaya bisa menjadi kepala keluarga yang baik, seorang pria harus mengetahui apa yang Yehuwa harapkan dari seorang kepala keluarga. Dia juga harus mengetahui mengapa Yehuwa membuat pengaturan kekepalaan dan bagaimana dia bisa meniru teladan Yehuwa dan Yesus. Mengapa seorang pria harus mengetahui hal-hal itu? Karena Yehuwa sudah memberikan wewenang kepada para kepala keluarga, dan Dia ingin mereka menggunakan wewenang itu dengan baik.​—Luk. 12:48b.

      APA KEKEPALAAN ITU?

      3. Dari 1 Korintus 11:3, apa yang bisa kita pelajari tentang kekepalaan?

      3 Baca 1 Korintus 11:3. Ayat ini menjelaskan tentang pengaturan kekepalaan. Yehuwa menggunakan pengaturan itu untuk mengorganisasi keluarga-Nya yang ada di surga dan di bumi. Sebagai Kepala yang tertinggi, Yehuwa punya wewenang yang mutlak. Dan, Yehuwa memberikan wewenang kepada anggota keluarganya. Tapi, mereka semua harus bertanggung jawab kepada Yehuwa atas cara mereka menggunakan wewenang mereka. (Rm. 14:10; Ef. 3:14, 15) Misalnya, Yehuwa memberi Yesus wewenang atas sidang Kristen. Tapi, Yesus harus bertanggung jawab kepada Yehuwa atas cara dia memperlakukan kita. (1 Kor. 15:27) Yehuwa juga memberi para suami wewenang atas istri dan anak-anak mereka. Tapi, para suami harus bertanggung jawab kepada Yehuwa dan Yesus atas cara mereka memperlakukan keluarga mereka.​—1 Ptr. 3:7.

      4. Wewenang apa yang Yehuwa dan Yesus miliki?

      4 Sebagai Kepala dari keluarga-Nya yang ada di surga dan di bumi, Yehuwa punya wewenang untuk membuat aturan bagi anak-anak-Nya. Dan, Dia berhak mewajibkan mereka untuk menaati semua aturan itu. (Yes. 33:22) Sebagai Kepala dari sidang Kristen, Yesus juga berhak membuat aturan dan mewajibkan kita untuk menaatinya.​—Gal. 6:2; Kol. 1:18-20.

      5. Wewenang apa yang dimiliki kepala keluarga Kristen, tapi apa saja batas dari wewenang mereka?

      5 Sama seperti Yehuwa dan Yesus, para kepala keluarga Kristen punya wewenang untuk membuat aturan bagi keluarga mereka. (Rm. 7:2; Ef. 6:4) Tapi, wewenang mereka terbatas. Misalnya, semua aturan yang mereka buat harus sesuai dengan prinsip-prinsip dalam Firman Allah. (Ams. 3:5, 6) Dan, mereka tidak punya wewenang untuk membuat aturan bagi orang-orang yang bukan anggota keluarga mereka. (Rm. 14:4) Selain itu, saat anak-anak mereka sudah dewasa dan meninggalkan rumah, anak-anak itu tetap merespek mereka, tapi mereka bukan lagi kepala keluarga dari anak-anak tersebut.​—Mat. 19:5.

      MENGAPA YEHUWA MEMBUAT PENGATURAN KEKEPALAAN?

      6. Mengapa Yehuwa membuat pengaturan kekepalaan?

      6 Yehuwa membuat pengaturan kekepalaan karena Dia mengasihi keluarga-Nya. Pengaturan ini adalah hadiah dari-Nya. Karena ada pengaturan kekepalaan, segala sesuatu dalam keluarga Yehuwa bisa berjalan dengan damai dan teratur. (1 Kor. 14:33, 40) Kalau Yehuwa tidak menentukan dengan jelas siapa yang bisa menjadi kepala, keluarga-Nya akan menjadi tidak teratur dan tidak bahagia. Misalnya, saat ada keputusan yang harus dibuat, tidak akan ada yang tahu siapa yang harus membuat keputusan itu dan siapa yang harus menjalankannya.

      7. Menurut Efesus 5:25, 28, Yehuwa ingin para suami memperlakukan istri mereka dengan cara seperti apa?

      7 Kalau pengaturan kekepalaan memang bermanfaat, mengapa sekarang ada banyak wanita yang merasa ditindas dan dikendalikan oleh suami mereka? Itu karena banyak pria tidak mengikuti standar Yehuwa dan lebih memilih untuk mengikuti kebudayaan atau tradisi di daerah mereka. Atau, mereka mungkin ingin memuaskan ego mereka sehingga mereka memperlakukan istri mereka dengan seenaknya. Misalnya, seorang suami mungkin mengendalikan istrinya karena dia ingin merasa penting dan ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa dia adalah ”pria sejati”. Dia mungkin berpikir bahwa dia tidak bisa memaksa istrinya untuk mencintai dia, tapi dia bisa membuat istrinya takut kepadanya. Dan dia mungkin merasa bahwa kalau istrinya takut kepadanya, dia bisa mengendalikan istrinya.b Para pria yang berpikir dan bersikap seperti itu tidak merespek wanita, yang seharusnya diperlakukan dengan penuh respek. Cara berpikir dan sikap mereka benar-benar bertentangan dengan apa yang Yehuwa inginkan.​—Baca Efesus 5:25, 28.

      BAGAIMANA SEORANG PRIA BISA BELAJAR MENJADI KEPALA KELUARGA YANG BAIK?

      8. Bagaimana seorang pria bisa belajar menjadi kepala keluarga yang baik?

      8 Seorang pria bisa belajar menjadi kepala keluarga yang baik dengan meniru cara Yehuwa dan Yesus menjalankan kekepalaan mereka. Kita akan membahas dua sifat yang ditunjukkan oleh Yehuwa dan Yesus. Dan kita akan membahas bagaimana para kepala keluarga bisa menunjukkan dua sifat tersebut dalam memperlakukan istri dan anak-anak mereka.

      9. Bagaimana Yehuwa menunjukkan bahwa Dia rendah hati?

      9 Kerendahan hati. Yehuwa adalah Pribadi yang paling bijaksana, tapi Dia mau mendengarkan pendapat hamba-hamba-Nya. (Kej. 18:23, 24, 32) Yehuwa juga mau memberikan kesempatan kepada mereka yang berada di bawah wewenang-Nya untuk memberikan saran. (1 Raj. 22:19-22) Yehuwa itu sempurna, tapi Dia tidak mengharapkan kesempurnaan dari kita. Sebaliknya, Dia bersedia membantu manusia yang tidak sempurna agar bisa melayani Dia dengan sebaik-baiknya. (Mz. 113:6, 7) Alkitab bahkan menyebut Yehuwa sebagai Penolong kita. (Mz. 27:9; Ibr. 13:6) Raja Daud mengatakan bahwa dia bisa melakukan hal-hal yang luar biasa karena Yehuwa rendah hati dan mau membantu dia.​—2 Sam. 22:36.

      10. Bagaimana Yesus menunjukkan bahwa dia rendah hati?

      10 Sekarang mari kita bahas teladan Yesus. Meskipun Yesus adalah Tuan dan Guru dari murid-muridnya, dia mau mencuci kaki mereka. Mengapa Yehuwa memastikan cerita ini ada dalam Alkitab? Salah satu alasannya adalah karena Yehuwa ingin kita semua, termasuk para kepala keluarga, belajar dari teladan Yesus itu. Yesus sendiri mengatakan, ”Aku memberi kalian teladan, supaya kalian juga melakukan apa yang aku lakukan kepada kalian.” (Yoh. 13:12-17) Ya, meski Yesus punya wewenang yang besar, dia tidak ingin dilayani. Sebaliknya, dia rela melayani orang lain.​—Mat. 20:28.

      Beberapa gambar: 1. Seorang suami dengan senang hati membantu istrinya menyiapkan makanan. 2. Suami istri itu melakukan ibadah keluarga.

      Kalau seorang kepala keluarga rendah hati dan pengasih, dia akan membantu melakukan pekerjaan rumah tangga dan memenuhi kebutuhan rohani keluarganya (Lihat paragraf 11, 13)

      11. Bagaimana seorang kepala keluarga bisa meniru kerendahan hati Yehuwa dan Yesus?

      11 Pelajarannya untuk kita. Bagaimana seorang kepala keluarga bisa menunjukkan kerendahan hati? Salah satunya, dia tidak akan mengharapkan istri dan anak-anaknya melakukan segala hal dengan sempurna. Dia juga mau mendengarkan pendapat mereka, bahkan saat pendapat mereka itu berbeda dengan pendapatnya. Seorang saudari bernama Marley, yang tinggal di Amerika Serikat, mengatakan, ”Saya dan suami kadang berbeda pendapat. Tapi, saya tahu dia menghargai dan merespek saya karena dia selalu meminta pendapat saya dan mempertimbangkannya baik-baik sebelum dia membuat keputusan.” Seorang kepala keluarga yang rendah hati juga mau melakukan pekerjaan rumah tangga meskipun masyarakat di sekitarnya menganggap bahwa itu adalah pekerjaan wanita. Ini mungkin tidak mudah. Seorang saudari bernama Rachel bercerita, ”Di daerah asal saya, kalau seorang suami membantu istrinya mencuci piring atau membersihkan rumah, kerabat atau tetangganya akan merasa bahwa dia bukan ’pria sejati’. Mereka menganggap dia tidak bisa mengatur istrinya sendiri.” Kalau masyarakat di daerah Saudara punya pandangan seperti itu, ingatlah bahwa Yesus mau mencuci kaki murid-muridnya meskipun itu dianggap sebagai pekerjaan seorang budak. Seorang kepala keluarga yang baik tidak akan berfokus pada pandangan orang terhadap dirinya. Sebaliknya, dia akan lebih mengutamakan kebahagiaan istri dan anak-anaknya. Sekarang, mari kita bahas sifat lain yang perlu dimiliki seorang kepala keluarga.

      12. Karena mengasihi kita, apa yang Yehuwa dan Yesus lakukan bagi kita?

      12 Kasih. Semua yang Yehuwa lakukan didasarkan atas kasih. (1 Yoh. 4:7, 8) Dia dengan pengasih memenuhi kebutuhan rohani kita melalui Alkitab dan organisasi-Nya. Dia juga memenuhi kebutuhan emosi kita dengan meyakinkan kita bahwa Dia mengasihi kita. Bagaimana dengan kebutuhan jasmani kita? Yehuwa ”dengan limpah menyediakan semua hal yang kita nikmati”. (1 Tim. 6:17) Sewaktu kita melakukan kesalahan, Dia mengoreksi kita, tapi Dia tidak pernah berhenti mengasihi kita. Karena mengasihi kita, Yehuwa menyediakan tebusan untuk kita. Yesus juga begitu mengasihi kita sehingga dia rela menyerahkan nyawanya untuk kita. (Yoh. 3:16; 15:13) Tidak ada yang bisa membuat Yehuwa dan Yesus berhenti mengasihi orang-orang yang setia kepada mereka.​—Yoh. 13:1; Rm. 8:35, 38, 39.

      13. Mengapa seorang kepala keluarga perlu menunjukkan kasih kepada keluarganya? (Lihat juga kotak ”Bagaimana agar Seorang Pria yang Baru Menikah Direspek oleh Istrinya?”)

      13 Pelajarannya untuk kita. Semua yang dilakukan oleh kepala keluarga harus didasarkan atas kasih. Mengapa itu sangat penting? Rasul Yohanes menjawab, ”Orang yang tidak mengasihi saudaranya [atau keluarganya] yang bisa dia lihat tidak bisa mengasihi Allah, yang tidak pernah dia lihat.” (1 Yoh. 4:11, 20) Seorang pria yang mengasihi keluarganya dan ingin meniru Yehuwa dan Yesus akan memenuhi kebutuhan rohani, emosi, dan jasmani keluarganya. (1 Tim. 5:8) Dia juga akan mengajar dan mengoreksi anak-anaknya. Selain itu, dia akan terus berupaya untuk membuat keputusan yang menyenangkan Yehuwa dan bermanfaat bagi keluarganya. Mari kita membahas bagaimana seorang kepala keluarga bisa meniru Yehuwa dan Yesus dalam melakukan semua kewajiban itu.

      Bagaimana agar Seorang Pria yang Baru Menikah Direspek oleh Istrinya?

      • Ingatlah bahwa Saudara dan istri Saudara sekarang sudah ”menjadi satu”. Itu berarti orang lain, termasuk orang tua kalian, anak-anak kalian, atau bahkan para penatua, tidak boleh membuatkan keputusan untuk kalian.​—​Mat. 19:5.

      • Ingatlah bahwa Saudara dan istri Saudara butuh waktu untuk belajar menjadi suami dan istri yang baik.​—​1 Ptr. 3:7.

      • Jangan bandingkan istri Saudara dengan ibu Saudara.​—​Gal. 6:4.

      • Jangan ikuti tradisi atau pandangan umum tentang peranan suami dan istri yang tidak sesuai dengan prinsip Alkitab.​—​Ams. 3:5, 6; Mrk. 7:13.

      • Jangan menuntut istri Saudara untuk menaati Saudara. Sebaliknya, jadilah teladan dengan menaati arahan Yehuwa.​—​1 Kor. 11:3.

      • Jangan menuntut istri Saudara untuk merespek Saudara. Sebaliknya, perlakukanlah istri Saudara dengan baik sehingga dia merespek Saudara.​—​Ef. 5:25; 1 Ptr. 5:3.

      YANG HARUS DILAKUKAN SEORANG KEPALA KELUARGA

      14. Bagaimana seorang kepala keluarga bisa memenuhi kebutuhan rohani keluarganya?

      14 Memenuhi kebutuhan rohani keluarganya. Seperti Bapaknya, Yesus ingin selalu memenuhi kebutuhan rohani para pengikutnya. (Mat. 5:3, 6; Mrk. 6:34) Sama seperti itu, bagi seorang kepala keluarga, memenuhi kebutuhan rohani keluarganya adalah hal terpenting. (Ul. 6:6-9) Untuk itu, dia akan memastikan bahwa dia dan keluarganya selalu membaca dan mempelajari Firman Allah, menghadiri perhimpunan, dan memberitakan kabar baik. Dia juga akan membantu keluarganya menjadi sahabat Yehuwa dan terus bersahabat dengan-Nya.

      15. Apa salah satu cara seorang kepala keluarga bisa memenuhi kebutuhan emosi keluarganya?

      15 Memenuhi kebutuhan emosi keluarganya. Yehuwa menyatakan bahwa Dia mengasihi Yesus, dan Dia melakukannya saat ada orang lain di sekitar Yesus. (Mat. 3:17) Yesus juga sering menunjukkan bahwa dia mengasihi murid-muridnya melalui kata-kata dan tindakannya. Karena itu, murid-muridnya pun tidak ragu untuk memberi tahu dia bahwa mereka mengasihi dia. (Yoh. 15:9, 12, 13; 21:16) Seorang kepala keluarga perlu menunjukkan kepada istri dan anak-anaknya bahwa dia mengasihi mereka. Dia bisa menunjukkannya melalui apa yang dia lakukan, misalnya dengan belajar Alkitab bersama mereka. Dia juga perlu memberi tahu mereka bahwa dia menyayangi dan menghargai mereka. Kalau cocok, dia juga bisa memuji mereka di depan orang lain.​—Ams. 31:28, 29.

      Seorang saudara bekerja sebagai montir di sebuah bengkel.

      Untuk bisa menyenangkan Yehuwa, seorang kepala keluarga harus memenuhi kebutuhan jasmani keluarganya (Lihat paragraf 16)

      16. Apa lagi yang harus dilakukan seorang kepala keluarga, dan mengapa dia harus berhati-hati?

      16 Memenuhi kebutuhan jasmani keluarganya. Yehuwa memenuhi kebutuhan pokok orang Israel bahkan saat mereka sedang dihukum karena tidak taat kepada-Nya. (Ul. 2:7; 29:5) Sekarang pun, Yehuwa selalu memenuhi kebutuhan pokok kita. (Mat. 6:31-33; 7:11) Yesus juga memberi makan orang-orang yang mengikuti dia. (Mat. 14:17-20) Dan Yesus menyembuhkan mereka saat mereka sakit. (Mat. 4:24) Untuk bisa menyenangkan Yehuwa, seorang kepala keluarga harus memenuhi kebutuhan jasmani keluarganya. Tapi, dia harus berhati-hati agar tidak terlalu sibuk bekerja. Kalau dia terlalu sibuk bekerja, dia bisa melalaikan tanggung jawabnya untuk memenuhi kebutuhan rohani dan emosi keluarganya.

      17. Teladan apa yang Yehuwa dan Yesus berikan dalam mengajar dan mengoreksi kita?

      17 Mengajar keluarganya dengan pengasih. Yehuwa mengajar dan mengoreksi kita demi kebaikan kita. (Ibr. 12:7-9) Seperti Bapaknya, Yesus juga mengajar orang-orang yang berada di bawah wewenangnya dengan pengasih. (Yoh. 15:14, 15) Dia menasihati mereka dengan tegas tapi baik hati. (Mat. 20:24-28) Dia memahami bahwa kita tidak sempurna dan sering melakukan kesalahan.​—Mat. 26:41.

      18. Kalau seorang kepala keluarga meniru Yehuwa dan Yesus, apa yang akan selalu dia ingat?

      18 Kalau seorang kepala keluarga meniru Yehuwa dan Yesus, dia akan selalu ingat bahwa istri dan anak-anaknya tidak sempurna. Kalau mereka berbuat salah, dia tidak akan memarahi mereka dengan kasar. (Kol. 3:19, catatan kaki) Sebaliknya, sesuai dengan prinsip di Galatia 6:1, dia akan mengoreksi mereka ”dengan lembut” dan terus mengingat bahwa dia sendiri tidak sempurna. Seperti Yesus, dia tahu bahwa cara terbaik untuk mengajar adalah dengan memberikan teladan.​—1 Ptr. 2:21.

      19-20. Saat membuat keputusan, bagaimana seorang kepala keluarga bisa meniru Yehuwa dan Yesus?

      19 Membuat keputusan yang bermanfaat bagi keluarganya. Yehuwa selalu membuat keputusan yang bermanfaat bagi kita. Contohnya adalah saat Dia memutuskan untuk menciptakan kehidupan. Dia melakukan itu bukan untuk menyenangkan diri-Nya sendiri, tapi agar kita bisa merasakan kehidupan yang bahagia juga. Selain itu, tidak ada yang memaksa Yehuwa untuk memberikan Putra-Nya untuk mati demi kita. Dia melakukan itu dengan rela karena Dia ingin menolong kita. Yesus juga selalu membuat keputusan yang bermanfaat bagi orang lain. (Rm. 15:3) Misalnya, meskipun dia merasa sangat lelah, dia memutuskan untuk mengajar banyak orang, bukannya beristirahat.​—Mrk. 6:31-34.

      20 Seorang kepala keluarga yang baik tahu bahwa salah satu tanggung jawab terberatnya adalah membuat keputusan yang bermanfaat bagi keluarganya, dan dia menganggap penting tanggung jawab tersebut. Dia berupaya untuk tidak membuat keputusan yang alasannya tidak jelas atau yang hanya didasarkan atas emosi sesaat. Sebaliknya, dia mau mengikuti prinsip-prinsip yang Yehuwa ajarkan agar dia bisa membuat keputusan yang baik.c (Ams. 2:6, 7) Dengan begitu, dia akan mendahulukan kepentingan orang lain dan bukan kepentingannya sendiri.​—Flp. 2:4.

      21. Apa yang akan kita bahas di artikel berikutnya?

      21 Yehuwa telah memberi para kepala keluarga tanggung jawab yang berat, dan Dia ingin mereka menjalankannya dengan sebaik-baiknya. Kalau seorang suami berupaya untuk meniru teladan Yehuwa dan Yesus, dia akan menjadi kepala keluarga yang baik. Dan kalau istrinya juga menjalankan tanggung jawabnya, perkawinan mereka akan bahagia. Bagaimana seharusnya sikap seorang istri terhadap kekepalaan suaminya, dan kesulitan apa saja yang mungkin dia hadapi? Pertanyaan-pertanyaan ini akan dibahas di artikel berikutnya.

  • ”Kepala Setiap Perempuan Adalah Laki-Laki”
    Menara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2021 | Februari
    • ARTIKEL PELAJARAN 6

      ”Kepala Setiap Perempuan Adalah Laki-Laki”

      ”Kepala setiap perempuan adalah laki-laki.”​—1 KOR. 11:3.

      NYANYIAN 13 Kristus Teladan Kita

      YANG DIBAHASa

      1. Sewaktu mempertimbangkan untuk menikah dengan seorang saudara, pertanyaan apa saja yang perlu dipikirkan seorang saudari?

      SEMUA orang Kristen berada di bawah kekepalaan Yesus Kristus, dan dia adalah kepala yang sempurna. Tapi, saat seorang wanita Kristen menikah, dia berada di bawah kekepalaan seorang pria yang tidak sempurna. Karena itu, kadang dia mungkin merasa sulit untuk tunduk kepada suaminya. Jadi, saat seorang wanita Kristen mempertimbangkan untuk menikah dengan seorang saudara, dia perlu memikirkan pertanyaan-pertanyaan ini: ’Apa yang menunjukkan bahwa dia bisa menjadi kepala keluarga yang baik? Apakah dia mengutamakan hal-hal rohani? Kalau tidak, apakah dia bisa menjaga kerohanian keluarga kami setelah kami menikah?’ Selain itu, dia juga perlu memeriksa diri dengan memikirkan pertanyaan seperti, ’Apakah sifat-sifat saya bisa membuat perkawinan kami lebih bahagia? Apakah saya sabar dan murah hati? Apakah saya bersahabat akrab dengan Yehuwa?’ (Pkh. 4:9, 12) Kalau seorang wanita membuat pilihan yang tepat sebelum dia menikah, perkawinannya bisa lebih bahagia.

      2. Apa yang akan kita bahas di artikel ini?

      2 Jutaan saudari kita bersikap tunduk kepada suami mereka. Mereka adalah teladan yang sangat bagus! Kita senang bisa melayani Yehuwa bersama para wanita yang setia ini. Di artikel ini, kita akan membahas tiga pertanyaan berikut: (1) Kesulitan apa saja yang dihadapi para istri? (2) Mengapa seorang istri Kristen mau tunduk kepada suaminya? (3) Apa yang bisa dipelajari para suami maupun istri Kristen tentang ketundukan dari catatan Alkitab tentang Yesus, Abigail, dan Maria, istri Yusuf?

      KESULITAN APA SAJA YANG DIHADAPI PARA ISTRI KRISTEN?

      3. Mengapa tidak ada perkawinan yang sempurna?

      3 Perkawinan adalah hadiah yang sempurna dari Allah. Tapi, kita semua tidak sempurna. (1 Yoh. 1:8) Karena itulah Firman Allah memperingatkan bahwa orang yang menikah akan mengalami banyak kesulitan. (1 Kor. 7:28) Mari kita bahas beberapa kesulitan yang mungkin dialami seorang istri.

      4. Mengapa seorang istri mungkin merasa direndahkan kalau dia harus tunduk kepada suaminya?

      4 Kadang, seorang istri mungkin merasa direndahkan kalau dia harus tunduk kepada suaminya. Dia mungkin merasa seperti itu karena cara dia dibesarkan. Marisol, seorang saudari yang tinggal di Amerika Serikat, mengatakan, ”Di tempat saya dibesarkan, wanita selalu diberi tahu bahwa mereka harus setara dengan pria dalam semua hal. Saya tahu bahwa Yehuwa telah menetapkan suami sebagai kepala dari istrinya. Tapi, karena pandangan dunia ini tidak seperti itu, kadang saya sulit untuk terus tunduk kepada suami saya.”

      5. Pandangan salah apa yang dimiliki beberapa pria?

      5 Ada juga wanita yang menikah dengan pria yang merasa bahwa wanita adalah golongan yang lebih rendah. Ivon, seorang saudari yang tinggal di Amerika Selatan, mengatakan, ”Di daerah kami, pria biasanya makan lebih dulu, baru setelah itu wanita boleh makan. Anak perempuan biasanya harus masak dan bersih-bersih, sedangkan anak laki-laki selalu dilayani oleh ibu dan kakak adik perempuan mereka. Anak laki-laki diberi tahu bahwa mereka adalah ’raja di rumah’.” Seorang saudari bernama Yingling, yang tinggal di Asia, mengatakan, ”Dalam bahasa saya, ada pepatah yang intinya mengatakan bahwa wanita tidak perlu pintar atau terampil. Tugas mereka adalah untuk melakukan pekerjaan rumah tangga, dan mereka tidak boleh menyatakan pendapat kepada suami mereka.” Pandangan seperti itu tidak pengasih dan tidak sesuai dengan Alkitab. Kalau seorang suami terpengaruh dengan pandangan seperti itu, dia tidak meniru Yesus, dan dia membuat Yehuwa tidak senang. Selain itu, istrinya juga tidak akan bahagia.​—Ef. 5:28, 29; 1 Ptr. 3:7.

      6. Apa yang perlu dilakukan para istri agar mereka bisa terus bersahabat akrab dengan Yehuwa?

      6 Seperti yang disebutkan di artikel sebelumnya, Yehuwa ingin agar para suami Kristen memenuhi kebutuhan rohani, emosi, dan jasmani keluarganya. (1 Tim. 5:8) Meski begitu, para istri Kristen juga harus meluangkan waktu setiap hari untuk membaca Firman Allah dan merenungkannya serta berdoa kepada Yehuwa dengan sungguh-sungguh. Ini mungkin sulit karena mereka biasanya sibuk. Mereka mungkin merasa tidak punya waktu dan tenaga untuk melakukan hal-hal itu. Tapi, mereka tetap perlu melakukan semua itu. Mengapa? Karena Yehuwa ingin setiap hamba-Nya terus bersahabat akrab dengan-Nya.​—Kis. 17:27.

      7. Bagaimana agar seorang istri bisa lebih mudah menjalankan tugasnya?

      7 Seorang istri mungkin harus berupaya keras untuk tunduk kepada suaminya yang tidak sempurna. Nah, bagaimana agar dia bisa lebih mudah menjalankan tugas yang Yehuwa berikan kepadanya? Dia perlu memahami dan setuju dengan alasan dari Alkitab tentang mengapa dia harus tunduk kepada suaminya.

      MENGAPA SEORANG ISTRI KRISTEN MAU TUNDUK KEPADA SUAMINYA?

      8. Seperti yang ditunjukkan di Efesus 5:22-24, mengapa seorang istri Kristen mau tunduk kepada suaminya?

      8 Mengapa seorang istri Kristen mau tunduk kepada suaminya? Karena itulah yang Yehuwa minta darinya. (Baca Efesus 5:22-24.) Dia percaya kepada Bapaknya yang di surga. Dia tahu bahwa Yehuwa mengasihinya, dan dia yakin bahwa semua perintah yang Yehuwa berikan adalah demi kebaikannya.​—Ul. 6:24; 1 Yoh. 5:3.

      9. Apa hasilnya kalau seorang istri Kristen tunduk kepada suaminya?

      9 Banyak orang menganggap bahwa wanita seharusnya tidak tunduk kepada pria karena hal itu merendahkan para wanita. Pandangan ini membuat banyak wanita tidak mengikuti standar Allah tentang kekepalaan. Orang-orang yang berpandangan seperti itu tidak mengenal Allah kita yang pengasih. Di mata Yehuwa, para wanita Kristen adalah anak-anak perempuan-Nya, yang sangat Dia sayangi. Jadi, Yehuwa tidak mungkin memberi mereka perintah yang merendahkan mereka. Kalau seorang saudari berupaya keras untuk menaati Yehuwa dengan tunduk kepada suaminya, keluarganya akan lebih harmonis. (Mz. 119:165) Dia, suaminya, dan anak-anaknya pun bisa lebih bahagia.

      10. Apa yang bisa kita pelajari dari komentar seorang saudari bernama Carol?

      10 Kalau seorang istri tunduk kepada suaminya yang tidak sempurna, dia membuktikan bahwa dia mengasihi dan merespek Yehuwa, yang membuat pengaturan kekepalaan. Carol, yang tinggal di Amerika Selatan, mengatakan, ”Saya tahu bahwa suami saya tidak sempurna dan bisa melakukan kesalahan. Tapi, saya juga tahu bahwa kalau saya menghargai persahabatan saya dengan Yehuwa, saya tidak akan merendahkan suami saya saat dia melakukan kesalahan. Jadi, saya berusaha untuk selalu tunduk kepada suami saya karena saya ingin menyenangkan Bapak saya yang di surga.”

      11. Apa yang membantu seorang saudari bernama Aneese agar bisa rela mengampuni, dan apa yang kita pelajari dari kata-katanya?

      11 Seorang istri mungkin merasa bahwa suaminya kadang tidak mempertimbangkan perasaan dan pendapatnya. Itu bisa membuat dia sulit merespek suaminya dan tunduk kepadanya. Perhatikan apa yang dilakukan seorang saudari bernama Aneese ketika dia merasa seperti itu. Dia mengatakan, ”Saya berusaha untuk tidak merasa kesal. Saya berupaya mengingat bahwa kita semua pasti pernah melakukan kesalahan. Saya ingin mengampuni dengan tulus, seperti Yehuwa. Setelah saya mengampuni, perasaan saya jadi lebih tenang.” (Mz. 86:5) Ya, kalau seorang istri rela mengampuni, dia bisa lebih mudah untuk tunduk kepada suaminya.

      APA YANG BISA KITA PELAJARI DARI CONTOH-CONTOH DI DALAM ALKITAB?

      12. Contoh apa yang bisa kita temukan dalam Alkitab?

      12 Ada yang mungkin merasa bahwa orang yang tunduk kepada orang lain itu adalah orang yang lemah. Tapi, itu adalah pandangan yang salah. Di dalam Alkitab, ada banyak contoh orang-orang yang menunjukkan ketundukan, tapi mereka sama sekali bukan orang yang lemah. Mari kita bahas apa yang bisa kita pelajari dari Yesus, Abigail, dan Maria.

      13. Mengapa Yesus mau tunduk kepada Yehuwa? Jelaskan.

      13 Yesus tunduk kepada Yehuwa. Tapi, apakah dia tunduk karena dia kurang pintar atau kurang terampil? Tidak. Yesus bisa mengajar dengan cara yang sederhana tapi sangat jelas. Itu menunjukkan bahwa Yesus sangat pintar. (Yoh. 7:45, 46) Yesus juga sangat terampil. Karena itulah, sewaktu Yehuwa menciptakan alam semesta, Dia menjadikan Yesus sebagai pekerja ahli-Nya. (Ams. 8:30; Ibr. 1:2-4) Dan setelah Yesus dibangkitkan, Yehuwa memberi dia ”seluruh kekuasaan di surga dan di bumi”. (Mat. 28:18) Ya, Yesus sangat pintar dan terampil, tapi dia terus tunduk kepada Yehuwa dan meminta bimbingan-Nya. Mengapa? Karena dia mengasihi Bapaknya.​—Yoh. 14:31.

      14. Apa yang bisa dipelajari para suami dari (a) cara Yehuwa memandang para wanita? (b) ayat-ayat di Amsal 31?

      14 Pelajarannya untuk para suami. Yehuwa meminta para istri untuk tunduk kepada suami mereka bukan karena Dia menganggap wanita lebih rendah daripada pria. Buktinya, Yehuwa memilih pria maupun wanita untuk memerintah bersama Yesus. (Gal. 3:26-29) Yehuwa menunjukkan kepercayaan kepada Yesus dengan memberi dia wewenang. Sama seperti itu, seorang suami yang bijaksana tidak akan ragu untuk memberi istrinya wewenang. Alkitab memberitahukan hal-hal seperti apa yang bisa dilakukan seorang istri yang terampil. Misalnya, dia bisa mengawasi pekerjaan dalam rumah tangganya, membeli dan mengurus ladang, dan berbisnis. (Baca Amsal 31:15, 16, 18.) Dia bukanlah seorang budak yang tidak boleh memberikan pendapat. Suaminya percaya kepadanya dan mau mendengarkan pendapatnya. (Baca Amsal 31:11, 26, 27.) Kalau seorang suami memperlakukan istrinya dengan cara yang baik seperti itu, istrinya akan dengan senang hati tunduk kepadanya.

      Di surga, Yesus mengarahkan tangannya ke bumi sambil melihat ke arah Yehuwa untuk meminta petunjuk.

      Apa yang bisa dipelajari para istri dari ketundukan Yesus kepada Yehuwa? (Lihat paragraf 15)

      15. Apa yang bisa dipelajari para istri dari teladan Yesus?

      15 Pelajarannya untuk para istri. Yesus sudah melakukan banyak hal luar biasa. Meski begitu, Yesus tetap tunduk kepada Yehuwa tanpa merasa direndahkan. (1 Kor. 15:28; Flp. 2:5, 6) Seorang wanita mungkin punya banyak keterampilan. Tapi kalau dia meniru teladan Yesus, dia akan terus tunduk kepada suaminya tanpa merasa direndahkan. Dia mau mendukung suaminya karena dia mengasihi suaminya. Tapi yang terutama, dia melakukan hal itu karena dia mengasihi dan merespek Yehuwa.

      Abigail berlutut di depan Daud dan anak buahnya yang bersenjata. Hamba-hamba Abigail menaruh makanan di depan mereka.

      Setelah mengirimkan makanan untuk Daud dan anak buahnya, Abigail menemui Daud. Abigail lalu berlutut dan memohon agar Daud tidak melakukan kesalahan yang besar dengan membalas dendam (Lihat paragraf 16)

      16. Menurut 1 Samuel 25:3, 23-28, kesulitan apa saja yang Abigail hadapi? (Lihat gambar sampul.)

      16 Abigail menikah dengan seorang pria bernama Nabal. Suaminya itu orang yang egois, sombong, dan tidak tahu terima kasih. Abigail bisa saja mengambil jalan pintas untuk mengakhiri perkawinannya, yaitu dengan membiarkan Daud dan anak buahnya membunuh Nabal. Tapi, Abigail tidak melakukan itu. Sebaliknya, dia berupaya sebisa-bisanya untuk melindungi Nabal dan orang-orang dalam rumah tangga mereka. Bayangkan betapa besar keberanian Abigail saat itu. Dia menemui 400 pria yang bersenjata dan dengan sopan berusaha membahas masalahnya dengan Daud. Dia bahkan rela menanggung kesalahan suaminya. (Baca 1 Samuel 25:3, 23-28.) Daud pun menyadari bahwa Yehuwa menggunakan wanita yang berani ini untuk menasihati dia dan mencegah dia melakukan kesalahan yang serius.

      17. Apa yang bisa dipelajari para suami dari kisah Daud dan Abigail?

      17 Pelajarannya untuk para suami. Abigail adalah wanita yang bijaksana. Karena Daud mendengarkan nasihat Abigail, dia bisa membuat keputusan yang tepat dan tidak membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Sama seperti itu, seorang suami yang bijaksana juga akan mempertimbangkan baik-baik pendapat istrinya sebelum membuat keputusan yang penting. Pendapat istrinya itu mungkin bisa membantu dia agar tidak mengambil keputusan yang salah.

      18. Apa yang bisa dipelajari para istri dari teladan Abigail?

      18 Pelajarannya untuk para istri. Kalau seorang istri mengasihi dan merespek Yehuwa, seluruh keluarganya akan merasakan manfaatnya, bahkan kalau suaminya tidak menyembah Yehuwa atau tidak mengikuti standar-Nya. Dia tidak akan berusaha mencari cara untuk mengakhiri perkawinannya. Sebaliknya, dia akan terus merespek suaminya dan tunduk kepadanya supaya suaminya tergerak untuk belajar tentang Yehuwa. (1 Ptr. 3:1, 2) Tapi kalaupun suaminya tetap tidak mau menyembah Yehuwa, Yehuwa tetap menghargai upaya sang istri untuk terus tunduk kepada suaminya dan setia kepada Yehuwa.

      19. Dalam situasi apa seorang istri Kristen tidak akan mengikuti keinginan suaminya?

      19 Meskipun seorang istri Kristen tunduk kepada suaminya, dia tidak akan mendukung suaminya kalau sang suami meminta dia melanggar hukum dan prinsip Alkitab. Misalnya, bagaimana kalau suaminya yang tidak seiman meminta dia untuk berbohong, mencuri, atau melakukan tindakan lain yang tidak menyenangkan Yehuwa? Saudari itu harus menolaknya, lalu dia harus menjelaskan dengan baik hati namun tegas alasannya dia tidak bisa melakukan hal-hal itu. Mengapa? Karena semua orang Kristen, termasuk para saudari yang sudah menikah, harus lebih taat kepada Allah Yehuwa daripada manusia.​—Kis. 5:29.

      Lihat paragraf 20b

      20. Apa buktinya Maria bersahabat akrab dengan Yehuwa?

      20 Maria bersahabat akrab dengan Yehuwa. Apa buktinya? Salah satunya, Alkitab menunjukkan bahwa dia mengenal baik isi Firman Allah. Misalnya, saat Maria berbicara dengan Elisabet, ibu dari Yohanes Pembaptis, Maria mengutip Kitab-Kitab Ibrani lebih dari 20 kali. (Luk. 1:46-55) Selain itu, coba pikirkan: Sewaktu malaikat Yehuwa ingin memberitahukan bahwa Maria akan melahirkan Putra Allah, malaikat itu tidak menemui Yusuf terlebih dulu, meskipun saat itu Maria sudah bertunangan dengan Yusuf. Sebaliknya, malaikat itu langsung menemui Maria. (Luk. 1:26-33) Ya, Yehuwa sangat mengenal Maria dan yakin bahwa Maria akan benar-benar menyayangi dan merawat Putra-Nya. Belakangan, bahkan setelah Yesus meninggal dan dibangkitkan ke surga, Maria pasti terus bersahabat dengan Yehuwa.​—Kis. 1:14.

      21. Apa yang bisa dipelajari para suami dari catatan Alkitab tentang Maria?

      21 Pelajarannya untuk para suami. Seorang suami yang bijaksana akan senang kalau istrinya mengenal baik isi Alkitab. Dia tidak akan merasa tersaingi oleh istrinya. Dia menyadari bahwa kalau istrinya mengenal baik prinsip-prinsip Alkitab, keluarga mereka akan mendapat banyak manfaat. Bagaimana kalau seorang istri punya latar belakang pendidikan yang lebih tinggi daripada suaminya? Sang suami harus tetap menjalankan tanggung jawabnya untuk memimpin keluarganya dalam ibadah keluarga dan kegiatan rohani lainnya.​—Ef. 6:4.

      Seorang saudari membaca Alkitab.

      Dari teladan Maria, ibu Yesus, apa yang bisa dipelajari para istri tentang pentingnya mempelajari dan merenungkan Firman Allah? (Lihat paragraf 22)c

      22. Apa yang bisa dipelajari para istri dari teladan Maria?

      22 Pelajarannya untuk para istri. Seorang istri Kristen menyadari bahwa suaminya bertanggung jawab untuk memimpin keluarga mereka dalam ibadah. Meski begitu, sang istri perlu ingat bahwa dia sendiri juga harus menjaga imannya tetap kuat. (Gal. 6:5) Untuk itu, dia perlu menyisihkan waktu untuk melakukan pelajaran pribadi dan merenung. Dengan begitu, dia bisa terus mengasihi dan merespek Yehuwa dan terus tunduk kepada suaminya dengan senang hati.

      23. Kalau seorang istri tunduk kepada suaminya, apa saja manfaatnya?

      23 Para istri yang tetap tunduk kepada suami mereka karena mengasihi Yehuwa akan merasa lebih bahagia dibandingkan orang-orang yang tidak mau mengikuti pengaturan kekepalaan. Para istri yang tunduk akan menjadi teladan bagi anak-anak muda, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka juga akan membuat suasana dalam keluarga dan sidang menjadi damai. (Tit. 2:3-5) Sekarang ini, sebagian besar penyembah Yehuwa yang setia adalah para wanita. (Mz. 68:11) Tapi kita semua, pria maupun wanita, punya peranan yang penting di sidang. Di artikel berikutnya, kita akan membahas bagaimana kita bisa menjalankan peranan tersebut.

  • Bagaimana Kekepalaan dalam Sidang Dijalankan?
    Menara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2021 | Februari
    • ARTIKEL PELAJARAN 7

      Bagaimana Kekepalaan dalam Sidang Dijalankan?

      ”Kristus adalah kepala sidang jemaat, yang menjadi penyelamat tubuh itu.”​—EF. 5:23.

      NYANYIAN 137 Para Wanita Beriman

      YANG DIBAHASa

      1. Apa salah satu alasan yang membuat keluarga Yehuwa bisa bersatu?

      KITA senang karena bisa menjadi bagian dari keluarga Yehuwa. Mengapa keluarga ini bisa bersatu dengan damai? Salah satu alasannya, kita semua berusaha sebisa-bisanya untuk mengikuti pengaturan kekepalaan yang telah Yehuwa tetapkan. Kalau kita berupaya untuk lebih memahami pengaturan kekepalaan ini, kita pasti akan semakin bersatu.

      2. Pertanyaan apa saja yang akan kita bahas di artikel ini?

      2 Di artikel ini, kita akan membahas kekepalaan di dalam sidang. Kita akan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini: Apa peranan para saudari di dalam sidang? Apakah setiap saudara adalah kepala dari semua saudari? Apakah wewenang para penatua atas saudara-saudari di sidang sama dengan wewenang para kepala keluarga atas istri dan anak mereka? Pertama-tama, mari kita bahas apa peranan para saudari dan bagaimana seharusnya kita memperlakukan mereka.

      BAGAIMANA SEHARUSNYA KITA MEMPERLAKUKAN PARA SAUDARI?

      3. Apa yang bisa membantu kita semakin menghargai kerja keras para saudari?

      3 Kita sangat menghargai kerja keras para saudari untuk mengurus keluarga mereka, memberitakan kabar baik, dan mendukung sidang. Kita akan semakin menghargai mereka kalau kita merenungkan cara Yehuwa dan Yesus memperlakukan mereka. Kita juga bisa belajar dari cara Rasul Paulus memperlakukan para wanita.

      4. Bagaimana Alkitab menunjukkan bahwa Yehuwa menghargai pria maupun wanita?

      4 Alkitab menunjukkan bahwa Yehuwa menghargai pria maupun wanita. Misalnya, pada abad pertama, Yehuwa memberikan kuasa kudus kepada pria maupun wanita sehingga mereka bisa melakukan berbagai mukjizat, seperti berbicara dalam berbagai bahasa. (Kis. 2:1-4, 15-18) Yehuwa juga mengurapi pria dan wanita dengan kuasa kudus untuk memerintah bersama Kristus di surga. (Gal. 3:26-29) Dan baik pria maupun wanita juga diberi kesempatan untuk hidup selamanya di bumi. (Why. 7:9, 10, 13-15) Pria dan wanita juga diberi tugas untuk memberitakan dan mengajarkan kabar baik. (Mat. 28:19, 20) Misalnya, buku Kisah mencatat tentang seorang saudari bernama Priskila. Dia dan suaminya, Akuila, memberikan penjelasan yang lebih tepat tentang kebenaran kepada seorang pria yang terpelajar bernama Apolos.​—Kis. 18:24-26.

      5. Seperti yang ditunjukkan Lukas 10:38, 39, 42, bagaimana sikap Yesus terhadap para wanita?

      5 Yesus sangat merespek para wanita. Pada zaman Yesus, orang Farisi menganggap bahwa wanita adalah golongan yang lebih rendah. Mereka tidak mau berbicara dengan wanita di depan umum, apalagi membahas tentang Kitab Suci dengan para wanita. Tapi, Yesus tidak seperti itu. Dia mau membahas hal-hal yang dalam dari Kitab Suci dengan pria maupun wanita.b (Baca Lukas 10:38, 39, 42.) Dia juga mengizinkan beberapa wanita untuk ikut dalam perjalanan penginjilannya. (Luk. 8:1-3) Dan setelah Yesus dibangkitkan, dia memberi beberapa wanita kehormatan untuk memberi tahu para rasul tentang hal itu.​—Yoh. 20:16-18.

      6. Bagaimana Alkitab menunjukkan bahwa Rasul Paulus merespek para wanita?

      6 Alkitab menunjukkan bahwa Rasul Paulus merespek para wanita. Sebagai contoh, Paulus mengingatkan Timotius untuk merespek para wanita. Dia mengatakan bahwa Timotius harus memperlakukan ’para wanita yang lebih tua seolah mereka ibunya’ dan ’para wanita muda seolah mereka saudara perempuannya’. (1 Tim. 5:1, 2) Paulus banyak membantu Timotius untuk menjadi orang Kristen yang matang. Tapi, Paulus mengakui bahwa ibu dan nenek Timotius juga punya peranan yang penting, karena mereka yang pertama kali mengajarkan isi Kitab Suci kepada Timotius. (2 Tim. 1:5; 3:14, 15) Sewaktu menulis surat kepada sidang di Roma, Paulus menyebutkan nama beberapa saudari. Dia menyebutkan apa yang para saudari itu lakukan dan juga mengatakan bahwa dia sangat menghargai kerja keras mereka.​—Rm. 16:1-4, 6, 12; Flp. 4:3.

      7. Pertanyaan apa saja yang sekarang akan kita bahas?

      7 Seperti yang dibahas dalam paragraf-paragraf sebelumnya, Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa saudari lebih rendah daripada saudara. Saudari-saudari kita yang pengasih dan murah hati sangat berharga bagi sidang. Para penatua tahu bahwa sikap mereka yang baik membuat sidang tetap damai dan bersatu. Sekarang, mari kita bahas pertanyaan-pertanyaan ini: Mengapa Yehuwa meminta para wanita memakai penutup kepala dalam kesempatan tertentu? Selain itu, karena yang bisa dilantik sebagai penatua dan hamba pelayanan hanya para saudara, apakah ini berarti setiap saudara adalah kepala dari semua saudari di sidang?

      APAKAH SETIAP SAUDARA ADALAH KEPALA DARI SEMUA SAUDARI?

      Yesus duduk di takhtanya di surga, dan kemuliaan Yehuwa bersinar di atasnya. Di bawahnya, ada gambar perhimpunan, ibadah keluarga, dan seorang saudari yang sedang melakukan pelajaran pribadi. Gambar-gambar ini akan muncul satu per satu di paragraf 8 dan 11-14.

      8. Menurut Efesus 5:23, apakah setiap saudara adalah kepala dari semua saudari? Jelaskan.

      8 Apakah setiap saudara adalah kepala dari semua saudari? Tidak. Kepala dari semua saudari di sidang adalah Kristus. (Baca Efesus 5:23.) Di dalam keluarga, suami adalah kepala dari istrinya. Seorang anak laki-laki yang terbaptis bukanlah kepala dari ibunya. (Ef. 6:1, 2) Dan di sidang, para penatua hanya punya wewenang yang terbatas atas saudara-saudari. (1 Tes. 5:12; Ibr. 13:17) Saudari lajang yang tidak lagi tinggal bersama orang tuanya harus terus merespek orang tuanya dan para penatua. Tapi, sama seperti para saudara di sidang, kepala mereka hanya satu, yaitu Yesus.

      Seorang saudari yang sedang melakukan pelajaran pribadi.

      Saudara atau saudari lajang yang tidak lagi tinggal bersama orang tuanya berada di bawah kekepalaan Yesus (Lihat paragraf 8)

      9. Mengapa para saudari kadang harus memakai penutup kepala?

      9 Yehuwa ingin agar segala sesuatu dalam sidang berjalan dengan tertib. Karena itu, Dia telah menetapkan Yesus sebagai kepala dari pria. Dan Yehuwa telah menetapkan bahwa yang bisa memimpin kegiatan ibadah di sidang hanyalah para pria. Yehuwa tidak memberikan wewenang itu kepada para wanita. (1 Tim. 2:12) Kalau dalam kesempatan tertentu seorang saudari harus melakukan sesuatu yang biasanya dilakukan oleh seorang saudara, Yehuwa mengharuskan saudari itu untuk memakai penutup kepala.c (1 Kor. 11:4-7) Yehuwa meminta para saudari untuk melakukan hal itu bukan untuk merendahkan mereka. Tapi, Yehuwa ingin mereka menunjukkan bahwa mereka merespek pengaturan kekepalaan yang Dia tetapkan. Sekarang, mari kita bahas pertanyaan ini: Seberapa besar wewenang yang dimiliki para kepala keluarga dan para penatua?

      Kapan Seorang Saudari Harus Memakai Penutup Kepala?

      Seorang saudari memandu pertemuan untuk dinas lapangan. Dia duduk dan memakai penutup kepala.

      Untuk menentukan apakah seorang saudari harus memakai penutup kepala, coba jawab pertanyaan-pertanyaan ini:

      1. 1. Apakah saudari itu akan memimpin doa atau memandu pelajaran Alkitab dan akan ada seorang saudara terbaptis yang menemani dia? Kalaupun saudara itu tidak menemani dia, apakah saudara itu bisa melihat atau mendengar dia?​—1 Kor. 11:4, 5.

      2. 2. Kalaupun tidak ada saudara terbaptis di tempat itu, apakah saudari itu akan melakukan tugas yang biasanya dijalankan oleh seorang saudara terbaptis?​—1 Tim. 2:11, 12; Ibr. 13:17.

      3. 3. Kalau saudari itu sudah menikah, apakah suaminya akan menemani dia saat dia memimpin doa atau memandu pelajaran Alkitab? Kalaupun suaminya tidak menemani dia, apakah suaminya bisa melihat atau mendengar dia?​—1 Kor. 11:3.

      Kalau jawaban untuk salah satu pertanyaan itu adalah ya, saudari itu harus memakai penutup kepala. Kalau jawaban untuk semua pertanyaan itu adalah tidak, dia tidak perlu memakai penutup kepala.e

      WEWENANG KEPALA KELUARGA DAN PENATUA

      10. Mengapa ada penatua yang merasa berhak membuat peraturan bagi saudara-saudari di sidang?

      10 Para penatua mengasihi Kristus, dan mereka juga mengasihi ”domba-domba” yang telah Yehuwa dan Yesus percayakan kepada mereka. (Yoh. 21:15-17) Karena sangat memedulikan saudara-saudari di sidang, seorang penatua mungkin menganggap dirinya sebagai ayah dari saudara-saudari itu. Dia mungkin merasa bahwa dia berhak membuat berbagai peraturan untuk melindungi domba Yehuwa, sama seperti seorang kepala keluarga berhak membuat peraturan bagi keluarganya. Seorang penatua juga mungkin merasa berhak melakukan hal itu karena beberapa saudara-saudari meminta dia untuk membuatkan keputusan bagi mereka. Tapi, apakah para penatua punya wewenang yang sama seperti para kepala keluarga?

      Seorang penatua menyampaikan khotbah di perhimpunan.

      Penatua menjaga kerohanian orang-orang di sidang dan membuat mereka merasa dikasihi. Yehuwa memberi penatua tanggung jawab untuk mengeluarkan pedosa yang tidak bertobat dari sidang (Lihat paragraf 11-12)

      11. Apa beberapa persamaan antara wewenang kepala keluarga dan wewenang penatua?

      11 Rasul Paulus menunjukkan bahwa ada beberapa persamaan antara wewenang kepala keluarga dan wewenang penatua. (1 Tim. 3:4, 5) Misalnya, Yehuwa ingin semua anggota keluarga menaati kepala keluarga mereka. (Kol. 3:20) Yehuwa juga ingin semua orang di sidang menaati para penatua. Selain itu, Yehuwa ingin kepala keluarga maupun penatua memastikan semua orang di bawah wewenang mereka tetap sehat secara rohani. Kepala keluarga dan penatua juga perlu membuat semua orang itu merasa dikasihi dan memberikan bantuan saat mereka menghadapi kesulitan. (Yak. 2:15-17) Yehuwa juga ingin penatua dan kepala keluarga membantu semua orang di dalam sidang atau keluarga untuk menaati hukum-Nya. Dia juga mengingatkan mereka agar tidak bertindak melebihi apa yang tertulis dalam Alkitab.​—1 Kor. 4:6.

      Seorang saudara memandu ibadah keluarga.

      Kepala keluarga diberi wewenang oleh Yehuwa untuk membuat keputusan bagi keluarganya. Sebelum membuat keputusan, seorang kepala keluarga yang baik akan membicarakannya dulu dengan istrinya (Lihat paragraf 13)

      12-13. Seperti yang ditunjukkan di Roma 7:2, apa salah satu perbedaan antara wewenang kepala keluarga dan wewenang penatua?

      12 Selain memiliki beberapa persamaan, ada juga beberapa perbedaan antara wewenang kepala keluarga dan wewenang penatua. Misalnya, Yehuwa memberi para penatua wewenang untuk bertindak sebagai hakim. Dia memberi mereka tanggung jawab untuk mengeluarkan pedosa yang tidak bertobat dari sidang. (1 Kor. 5:11-13) Tapi, Yehuwa tidak memberi kepala keluarga wewenang tersebut.

      13 Ada juga wewenang yang Yehuwa berikan kepada kepala keluarga, tapi tidak Dia berikan kepada penatua. Misalnya, Yehuwa memberi kepala keluarga wewenang untuk membuat peraturan bagi keluarganya dan untuk mewajibkan mereka menaatinya. (Baca Roma 7:2.) Sebagai contoh, seorang kepala keluarga berhak menentukan jam malam untuk anak-anaknya. Dia juga berhak mendisiplin anak-anaknya kalau mereka tidak menaati peraturan itu. (Ef. 6:1) Tapi, sebelum membuat peraturan untuk keluarganya, seorang kepala keluarga yang baik akan membicarakannya dulu dengan istrinya, karena mereka ”bukan lagi dua, tapi satu”.d​—Mat. 19:6.

      TERUSLAH MERESPEK KRISTUS, SANG KEPALA SIDANG

      Yesus duduk di takhtanya di surga, dan kemuliaan Yehuwa bersinar di atasnya.

      Yesus, yang berada di bawah kekepalaan Yehuwa, memberikan arahan kepada sidang Kristen (Lihat paragraf 14)

      14. (a) Seperti yang ditunjukkan di Markus 10:45, mengapa cocok kalau Yehuwa melantik Yesus sebagai kepala sidang? (b) Apa peranan Badan Pimpinan? (Lihat kotak ”Peranan Badan Pimpinan”.)

      14 Yesus mempersembahkan nyawanya sebagai korban, dan dengan korban itu, Yehuwa telah menebus setiap orang di dalam sidang. (Baca Markus 10:45; Kis. 20:28; 1 Kor. 15:21, 22) Karena itu, memang cocok kalau Yehuwa melantik Yesus sebagai kepala sidang. Sebagai kepala sidang, Yesus berhak membuat peraturan untuk setiap orang, keluarga, dan sidang. Dia juga berhak mewajibkan mereka menaati semua peraturan itu. (Gal. 6:2) Tapi, Yesus tidak sekadar membuat peraturan. Dia menyayangi setiap orang di sidang dan mengurus kebutuhan mereka.​—Ef. 5:29.

      Peranan Badan Pimpinan

      Badan Pimpinan sedang melakukan rapat.

      Para anggota Badan Pimpinan bukanlah ”majikan atas iman” saudara-saudari mereka. (2 Kor. 1:24) Mereka mengakui bahwa Yesus Kristus adalah kepala sidang Kristen, dan mereka setuju sepenuhnya dengan kata-kata Yesus kepada murid-muridnya: ”Kalian semua bersaudara.” (Mat. 23:8) Mereka sangat menyayangi saudara-saudari mereka dan berupaya sebisa-bisanya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Mereka diberi wewenang oleh Yesus Kristus untuk memberikan arahan agar seluruh umat Yehuwa bisa terorganisasi. Mereka melantik anggota Panitia Cabang dan juga para pengawas wilayah. (Ef. 4:7-13) Dan para pengawas wilayah itu melantik para penatua di sidang. (Kis. 14:23; Tit. 1:5) Badan Pimpinan juga berupaya sebisa-bisanya menjalankan tugas mereka untuk menyediakan makanan rohani dan memberikan petunjuk berdasarkan Firman Allah. Badan Pimpinan melakukan ini melalui surat, publikasi tercetak, dan video-video JW Broadcasting®, juga melalui sekolah-sekolah teokratis, perhimpunan, pertemuan wilayah, dan pertemuan regional. (Kis. 15:22-35) Para anggota Badan Pimpinan sangat mengasihi saudara-saudari mereka. Jadi, saat ada bencana alam atau musibah lain di suatu daerah, mereka langsung menghubungi kantor cabang setempat untuk memastikan saudara-saudari di daerah itu mendapatkan bantuan.f

      15-16. Apa yang bisa Saudara pelajari dari kata-kata Marley dan Benjamin?

      15 Bagaimana para saudari bisa menunjukkan bahwa mereka merespek Kristus? Mereka perlu mengikuti arahan yang diberikan oleh para saudara yang telah dilantik oleh Yesus untuk mengurus mereka. Banyak saudari setuju dengan kata-kata Marley, seorang saudari yang tinggal di Amerika Serikat. Dia mengatakan, ”Saya sangat menghargai peranan yang diberikan kepada saya sebagai istri dan saudari di sidang. Saya memang perlu terus berusaha keras untuk mengikuti pengaturan kekepalaan yang Yehuwa tetapkan. Tapi, saya bisa lebih mudah melakukannya karena suami saya dan saudara-saudara di sidang merespek saya dan menunjukkan bahwa mereka menghargai kerja keras saya.”

      16 Bagaimana para saudara bisa menunjukkan bahwa mereka memahami pengaturan kekepalaan? Mereka perlu merespek para saudari. Benjamin, seorang saudara yang tinggal di Inggris, mengatakan, ”Saya belajar banyak dari komentar para saudari di perhimpunan. Mereka juga memberikan saran-saran yang bisa membantu saya lebih terampil mengabar dan mengajar. Menurut saya, peranan para saudari sangat penting.”

      17. Mengapa kita semua harus mengikuti pengaturan kekepalaan?

      17 Kalau semua pria, wanita, kepala keluarga, dan penatua di sidang memahami dan mengikuti pengaturan kekepalaan yang Yehuwa tetapkan, sidang akan menjadi damai. Yang lebih penting, kalau orang-orang melihat tingkah laku kita yang baik itu, mereka akan memuji Yehuwa, Bapak kita yang pengasih.​—Mz. 150:6.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan