-
Yehuwalah PenolongkuMenara Pengawal—1989 | 15 Desember
-
-
Yehuwalah Penolongku
”Tabahlah dan katakan: ’Yehuwalah penolongku; aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?’”—IBRANI 13:6, NW.
1, 2. (a) Pemazmur maupun rasul Paulus keduanya mengungkapkan keyakinan apa dalam Yehuwa? (b) Pertanyaan-pertanyaan apa yang timbul?
ALLAH YEHUWA adalah sumber bantuan yang tidak ada habisnya. Sang pemazmur mengetahui ini dari pengalaman dan dapat berkata, ”[Yehuwa] di pihakku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?” (Mazmur 118:6) Perasaan yang sama diungkapkan oleh rasul Paulus ketika ia menulis suratnya yang diilhami ilahi kepada orang Kristen Ibrani.
2 Rupanya Paulus mengutip kata-kata pemazmur dari Septuagint Yunani, ketika ia mengatakan kepada orang-orang Ibrani, sesama penyembah Yehuwa, ”Tabahlah dan katakan: ’Yehuwalah penolongku; aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?’” (Ibrani 13:6, NW) Mengapa sang rasul menulis hal ini? Dan apa yang dapat kita pelajari dari ikatan kalimatnya?
Membutuhkan Bantuan Yehuwa
3. (a) Di bawah keadaan apa Yehuwa terbukti menjadi Penolong Paulus? (b) Mengapa orang-orang Kristen Ibrani terutama membutuhkan Yehuwa sebagai Penolong mereka?
3 Paulus adalah seorang saksi yang rela berkorban yang mempunyai bukti bahwa Yehuwa adalah Penolongnya. Allah telah membantu rasul ini dalam menghadapi banyak kesukaran. Paulus pernah dipenjarakan, dipukuli, dan dilempari batu. Dalam perjalanannya sebagai rohaniwan Kristen, ia mengalami karam kapal maupun banyak bahaya lain. Kerja keras, tidak dapat tidur pada malam hari, perasaan lapar, haus, bahkan keadaan tanpa pakaian tidak asing baginya. ”Di samping semuanya itu,” katanya, ”setiap hari saya cemas juga akan keadaan semua jemaat.” (2 Korintus 11:24-29, BIS) Paulus memiliki keprihatinan semacam itu terhadap orang-orang Kristen Ibrani. Hari-hari Yerusalem makin singkat, dan orang-orang Yahudi saudara-saudari sang rasul di Yudea akan menghadapi ujian iman yang besar. (Daniel 9:24-27; Lukas 21:5-24) Jadi mereka pasti membutuhkan Yehuwa sebagai Penolong mereka.
4. Nasihat dasar apa yang diberikan dalam seluruh surat kepada orang-orang Ibrani?
4 Dalam memulai suratnya kepada orang-orang Kristen Ibrani, Paulus menunjukkan bahwa bantuan ilahi akan diperoleh hanya jika mereka mendengarkan kepada Putra Allah, Yesus Kristus. (Ibrani 1:1, 2) Pokok ini diperkembangkan dalam surat tersebut. Misalnya, untuk mendukung nasihat ini, sang rasul mengingatkan para pembacanya bahwa orang Israel telah dihukum di padang gurun karena mereka tidak taat. Maka orang-orang Kristen Ibrani juga tidak akan luput dari hukuman jika mereka menolak apa yang Allah katakan kepada mereka melalui Yesus dan menjadi murtad dengan berpaut kepada Taurat Musa yang telah disingkirkan oleh korban Kristus!—Ibrani 12:24-27.
Kasih Persaudaraan dalam Perbuatan
5. (a) Nasihat lain apa yang diberikan dalam surat kepada orang Ibrani ini? (b) Apa yang Paulus katakan mengenai kasih?
5 Surat kepada orang-orang Ibrani menasihati para calon pewaris Kerajaan surgawi mengenai caranya meniru Teladan mereka, Yesus Kristus, ’memberikan dinas suci dengan takut ilahi dan hormat’ (NW), dan menjadikan Yehuwa Penolong mereka. (Ibrani 12:1-4, 28, 29) Paulus menganjurkan rekan-rekan seimannya untuk berhimpun dengan tetap tentu dan ”saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik”. (Ibrani 10:24, 25) Kemudian ia menasihati, ”Peliharalah kasih persaudaraan!”—Ibrani 13:1.
6. Dalam arti apa Yesus memberi para pengikutnya ”perintah baru” mengenai kasih?
6 Yesus menuntut kasih semacam itu dari pengikut-pengikutnya, karena ia berkata, ”Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yohanes 13:34, 35) Ini suatu ”perintah baru” karena lebih banyak yang dituntut dibanding dengan perintah yang sama dalam Taurat Musa, yang berbunyi, ”Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. (Imamat 19:18) ”Perintah baru” itu tidak hanya menuntut agar seseorang mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri. Perintah itu menuntut kasih yang rela berkorban sampai menyerahkan nyawa sendiri untuk orang lain. Kehidupan dan kematian Yesus merupakan teladan dari kasih semacam itu. Tertullian menyinggung tanda pengenal ini ketika ia mengutip komentar orang-orang duniawi mengenai orang-orang Kristen dan berkata, ”’Lihatlah’, kata mereka, ’bagaimana mereka saling mengasihi . . . dan bagaimana mereka siap mati demi satu sama lain’.”—Apology, pasal XXXIX, 7.
7. Bagaimana kasih persaudaraan nyata setelah hari Pentakosta 33 M.?
7 Kasih persaudaraan nyata di kalangan murid-murid Yesus setelah hari Pentakosta 33 M. Agar banyak orang beriman yang baru dibaptis dari tempat-tempat jauh dapat tinggal lebih lama di Yerusalem dan belajar lebih banyak tentang persediaan Allah untuk keselamatan melalui Kristus, ”semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing”.—Kisah 2:43-47; 4:32-37.
8. Apa buktinya bahwa ada kasih persaudaraan di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini?
8 Kasih persaudaraan semacam itu ada di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa pada zaman kita. Misalnya, setelah Perang Dunia II, kasih semacam itu menggerakkan umat Allah untuk mengadakan kampanye bantuan selama dua setengah tahun. Saksi-Saksi di Amerika Serikat, Kanada, Swedia, Swiss, dan negeri-negeri lain menyumbang pakaian dan uang untuk membeli makanan kepada rekan-rekan seiman di negeri-negeri yang telah diporakporandakan oleh peperangan yaitu Austria, Belanda, Belgia, Bulgaria, Cina, Cekoslowakia, Denmark, Filipina, Finlandia, Hongaria, Inggris, Italia, Jerman, Yunani, Norwegia, Polandia, Perancis, dan Rumania. Ini hanya suatu contoh, karena hamba-hamba Allah baru-baru ini juga memperlihatkan kasih demikian kepada orang-orang Kristen yang menjadi korban gempa bumi di Peru dan Meksiko, angin taufan di Jamaika, dan bencana-bencana yang serupa di tempat lain. Dengan cara ini dan banyak cara lain, umat Yehuwa ’memelihara kasih persaudaraan mereka.’
Hendaklah Suka Memberi Tumpangan
9. (a) Sifat ilahi apa yang disebutkan dalam Ibrani 13:2? (b) Bagaimana beberapa orang tanpa sepengetahuan telah ”menjamu malaikat-malaikat”?
9 Paulus kemudian menyebutkan sifat lain yang diperlihatkan oleh orang-orang yang meniru Kristus, ’memberikan dinas suci dengan takut ilahi dan hormat’, dan menjadikan Yehuwa Penolong mereka. Ia menganjurkan, ”Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.” (Ibrani 13:2) Siapa yang tanpa sepengetahuannya ”menjamu malaikat-malaikat”? Ya, sang datuk Abraham, menjadi tuan rumah bagi tiga malaikat. (Kejadian 18:1-22) Dua dari malaikat-malaikat itu kemudian pergi, dan Lot, kemenakan Abraham, mengundang orang-orang asing ini ke rumahnya di Sodom. Tetapi, sebelum mereka dapat beristirahat, rumah Lot dikepung oleh suatu gerombolan, ”dari yang muda sampai yang tua”. Mereka menuntut agar Lot menyerahkan tamu-tamunya untuk tujuan yang amoral, tetapi ia dengan gigih menolaknya. Walaupun Lot mula-mula tidak tahu, sebenarnya ia telah menjamu malaikat-malaikat, yang kemudian membantu dia dan putri-putrinya meluputkan diri dari kematian ketika ’Yehuwa menurunkan hujan belerang dan api dari langit atas Sodom dan Gomora’.—Kejadian 19:1-26.
10. Berkat-berkat apa yang dinikmati orang-orang Kristen yang suka memberi tumpangan?
10 Orang-orang Kristen yang suka memberi tumpangan menikmati banyak berkat. Mereka mendengar pengalaman-pengalaman yang membina dari tamu-tamu mereka dan mendapat manfaat dari pergaulan yang penuh berkat rohani. Gayus dipuji karena dengan murah hati menerima rekan-rekan seimannya, ”sekalipun mereka adalah orang-orang asing”, sama seperti banyak dari umat Yehuwa sekarang menjamu para pengawas keliling. (3 Yohanes 1, 5-8) Sifat suka memberi tumpangan merupakan salah satu persyaratan untuk diangkat sebagai penatua. (1 Timotius 3:2; Titus 1:7, 8) Patut diperhatikan juga bahwa Yesus menjanjikan berkat-berkat Kerajaan kepada orang-orang seperti domba yang dengan murah hati memberi tumpangan dan berbuat baik kepada ’saudara-saudaranya’ yang terurap.—Matius 25:34-40.
Ingatlah akan Mereka yang Dianiaya
11. Mengapa nasihat dalam Ibrani 13:3 cocok?
11 Mereka yang ingin mendapat bantuan Yehuwa dan ’memberikan dinas suci kepada-Nya dengan takut ilahi dan hormat’ tidak boleh melupakan rekan-rekan seiman yang sedang menderita. Paulus memahami kesukaran yang harus dialami oleh orang-orang Kristen yang mendapat perlakuan buruk. Beberapa waktu sebelumnya, murid-murid diceraiberaikan oleh pengejaran, dan rekan sekerjanya Timotius baru saja dibebaskan dari penjara. (Ibrani 13:23; Kisah 11:19-21) Para utusan injil Kristen juga mengadakan perjalanan keliling untuk membentuk sidang-sidang baru atau membina sidang-sidang yang sudah ada secara rohani. Karena banyak dari mereka adalah orang Kristen non-Ibrani, ada orang-orang Kristen Ibrani yang mungkin kurang memperhatikan mereka. Maka, nasihat ini tepat, ”Ingatlah orang-orang yang di dalam penjara, seolah-olah kalian juga berada di dalam penjara bersama mereka. Dan orang-orang yang diperlakukan sewenang-wenang, hendaklah kalian ingat kepada mereka seolah-olah kalian juga diperlakukan demikian [”karena kamu sendiri juga masih hidup di dunia ini”, TB].”—Ibrani 13:3, BIS.
12. Bagaimana kita dapat menerapkan nasihat untuk terus mengingat rekan-rekan seiman yang mendapat perlakuan buruk?
12 Orang-orang Ibrani memang ”turut merasakan kesedihan orang yang dipenjarakan” tetapi mereka tidak boleh melupakan sesama penyembah Yehuwa yang setia tersebut, tidak soal apakah mereka orang Yahudi atau Kafir. (Ibrani 10:34, BIS) Namun bagaimana dengan kita? Bagaimana kita dapat memperlihatkan bahwa kita mengingat orang-orang Kristen yang mendapat perlakuan buruk? Dalam beberapa keadaan adalah patut jika kita memohon kepada kalangan berwenang pemerintahan melalui surat, dalam upaya untuk membantu saudara-saudara seiman yang dipenjarakan karena iman mereka di negeri-negeri yang melarang pekerjaan pemberitaan Kerajaan. Khususnya, kita perlu mengingat mereka dalam doa-doa kita, bahkan dengan menyebutkan nama beberapa dari mereka, jika mungkin. Penganiayaan yang mereka alami sangat menyentuh kita, dan Yehuwa mendengar permohonan kita yang sungguh-sungguh demi kepentingan mereka. (Mazmur 65:3; Efesus 6:17-20) Walaupun kita tidak berada dalam sel penjara yang sama, halnya seolah-olah kita juga dipenjarakan bersama mereka dan dapat memberikan bantuan dan anjuran. Orang-orang Kristen yang dilahirkan dengan roh pasti turut merasakan kesedihan orang-orang terurap lain yang mendapat perlakuan buruk. (Bandingkan 1 Korintus 12:19-26.) Mereka juga prihatin terhadap rekan-rekan mereka yang mempunyai harapan di bumi, yang dianiaya dan juga menderita banyak macam perlakuan buruk di tangan para penindas. Sifat seperasaan tersebut sangat patut, karena kita semua masih hidup di dunia ini dan dapat juga mengalami penderitaan dan penganiayaan sebagai penyembah Yehuwa.—1 Petrus 5:6-11.
Perkawinan Harus Terhormat
13. Intinya, apa yang Paulus katakan dalam Ibrani 13:4?
13 Meniru teladan Kristus dan ’memberikan dinas suci kepada Yehuwa dengan takut ilahi dan hormat’ hendaknya mempengaruhi keprihatinan kita akan orang lain dalam banyak hal. Setelah mengatakan bahwa ”kamu sendiri juga masih hidup di dunia ini”, Paulus menyebutkan suatu hubungan yang bersifat jasmani, atau fisik, yang memberi kita kesempatan untuk memperlihatkan perhatian yang sepatutnya terhadap orang lain. (Ibrani 13:3) Ia memberi orang-orang Kristen Ibrani nasihat ini, ”Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.” (Ibrani 13:4) Betapa tepat nasihat ini, karena perbuatan seks amoral sangat umum di Imperium Roma! Orang-orang Kristen zaman sekarang juga perlu menaati kata-kata ini mengingat rendahnya standar moral dunia ini dan kenyataan bahwa setiap tahun ribuan dipecat dari sidang karena perbuatan seks amoral.
14. Mengapa saudara mengatakan bahwa perkawinan itu terhormat?
14 Di kalangan mereka yang tidak menghormati perkawinan terdapat orang-orang Esen dari zaman Paulus. Mereka biasanya hidup melajang oleh karena agama, seperti orang-orang zaman sekarang di kalangan imam yang dengan keliru menganggap melajang lebih suci daripada menikah. Tetapi, melalui apa yang Paulus katakan kepada orang-orang Kristen Ibrani, ia menunjukkan dengan jelas bahwa perkawinan adalah sesuatu yang terhormat. Penghargaan yang tinggi untuk perkawinan nyata ketika Naomi mengungkapkan keinginan berikut ini bagi menantu-menantu perempuannya yang telah menjadi janda, Rut dan Orpa, ”Kiranya atas karunia [Yehuwa] kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya.” (Rut 1:9) Di ayat lain, Paulus sendiri menyatakan bahwa ’di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad dari iman, dengan melarang orang kawin’.—1 Timotius 4:1-5.
15. Siapa yang disebutkan sebagai orang-orang sundal dan pezinah dalam Ibrani 13:4, dan bagaimana Allah akan memvonis mereka?
15 Orang-orang Ibrani yang pernah berada di bawah Taurat tetapi telah dibawa kepada perjanjian baru mengetahui perintah, ”Jangan berzinah.” (Keluaran 20:14) Tetapi mereka hidup di dalam dunia yang amoral dan membutuhkan peringatan, ”Janganlah kamu mencemarkan tempat tidur [perkawinan], sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.” Di kalangan orang-orang sundal terdapat orang-orang yang belum menikah yang melakukan hubungan seksual. Para pezinah khususnya adalah orang-orang yang sudah menikah yang hidup bersama dengan orang yang bukan teman hidup mereka, sehingga mencemarkan tempat tidur perkawinan mereka. Karena orang-orang sundal dan pezinah yang tidak mau bertobat layak mendapat hukuman Allah, mereka tidak akan diterima ke dalam Yerusalem Baru di surga ataupun menikmati hidup kekal di bumi di bawah pemerintahan Kerajaan. (Wahyu 21:1, 2, 8; 1 Korintus 6:9, 10) Peringatan untuk tidak mencemarkan tempat tidur perkawinan hendaknya juga menganjurkan orang-orang Kristen yang sudah menikah untuk tidak menajiskan hubungan seks mereka dengan teman hidup mereka, walaupun tidak ada yang najis sehubungan dengan hubungan intim secara fisik yang sepatutnya dalam perkawinan.—Lihat Brosur wIN No. 56, halaman 1-5.
Puas dengan Apa yang Ada
16, 17. Apa yang dikatakan dalam Ibrani 13:5, dan mengapa orang-orang Ibrani membutuhkan nasihat ini?
16 Kita akan mendapatkan kepuasan jika kita meniru Teladan kita dan ’memberikan dinas suci dengan takut ilahi dan hormat’, yakin bahwa Yehuwa adalah Penolong kita. Menjadi sangat terlibat dalam mengejar hal-hal materi bisa merupakan godaan yang sangat besar. Tetapi orang-orang Kristen tidak boleh menyerah kepada hal itu. Orang-orang Ibrani diberi tahu, ”Janganlah hidupmu dikuasai oleh cinta akan uang, tetapi hendaklah kalian puas dengan apa yang ada padamu. Sebab Allah sudah berkata: ’Aku tidak akan membiarkan atau akan meninggalkan engkau.’” (Ibrani 13:5, BIS) Mengapa orang-orang Ibrani membutuhkan nasihat ini?
17 Mungkin orang-orang Ibrani terlalu memikirkan uang karena mereka masih mengingat ”bahaya kelaparan yang besar” pada zaman pemerintahan Kaisar Klaudius (41-54 M.). Bencana kelaparan itu begitu buruk sehingga orang-orang Kristen di mana-mana mengirimkan bantuan kepada saudara-saudara mereka di Yudea. (Kisah 11:28, 29) Menurut sejarawan Yahudi Yosephus, bencana kelaparan itu berlangsung selama tiga tahun atau lebih, sehingga menimbulkan kemiskinan yang parah di Yudea dan Yerusalem.—Antiquities of the Jews, XX, 2, 5; 5, 2.
18. Nasihat dalam Ibrani 13:5 memberi kita pelajaran apa?
18 Apakah kita dapat menarik pelajaran dari ini? Ya, karena tidak soal betapa miskin kita, kita tidak sepatutnya mencintai uang atau terlalu memikirkan hal itu. Sebaliknya dari mengkhawatirkan jaminan materi, mungkin bahkan menjadi tamak, kita hendaknya ”puas dengan apa yang ada”. Yesus berkata, ”Maka, teruslah cari dahulu kerajaan dan kebenaran [Allah], maka semua hal lain tersebut akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:25-34; NW) Ia juga menunjukkan agar kita memusatkan perhatian untuk menjadi ”kaya di hadapan Allah” karena ’kehidupan kita tidak bergantung pada kekayaan yang kita miliki’. (Lukas 12:13-21) Jika cinta akan uang mengancam kerohanian kita, maka, marilah kita menaati nasihat Paulus kepada orang Ibrani dan juga ingat bahwa ”pengabdian ilahi yang disertai perasaan puas dengan apa yang ada, memberi keuntungan besar”.—1 Timotius 6:6-8, NW.
Percaya kepada Yehuwa
19. Jaminan apa yang Allah berikan kepada Yosua, dan bagaimana seharusnya ini mempengaruhi kita?
19 Seperti para pengikut Yesus yang berupaya ’memberikan dinas suci dengan takut ilahi dan hormat’, kita harus menaruh kepercayaan kita bukan dalam uang tetapi dalam Bapa surgawi kita, yang bantuan-Nya sangat menentukan. Apapun problem yang kita hadapi, kita hendaknya mengingat jaminan ini, ”Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5) Di sini Paulus menyinggung kata-kata Allah kepada Yosua, ”Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.” (Yosua 1:5; bandingkan Ulangan 31:6, 8.) Yehuwa tidak pernah meninggalkan Yosua, dan Ia tidak akan meninggalkan kita jika kita percaya kepada-Nya.
20. (a) Apa ayat tahunan untuk 1990? (b) Tanpa takut, apa yang hendaknya terus kita lakukan?
20 Bantuan Allah yang tidak ada habisnya akan nyata terlihat di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa dalam bulan-bulan mendatang, karena ayat tahunan mereka untuk 1990 berbunyi, ”Tabahlah dan katakan: ’Yehuwalah penolongku.’” Kata-kata ini terdapat dalam Ibrani 13:6 (NW), yang merupakan kutipan dari kata-kata pemazmur yang Paulus tujukan kepada orang Ibrani, ”Agar kita dapat tabah dan berkata: ’Yehuwalah penolongku; aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?’” (Mazmur 118:6) Walaupun dianiaya, kita tidak takut, karena manusia tidak dapat berbuat lebih dari apa yang Allah izinkan. (Mazmur 27:1) Sekalipun kita harus mati sebagai pemelihara integritas, kita mempunyai harapan kebangkitan. (Kisah 24:15) Maka marilah kita terus meniru Teladan kita dalam ’memberikan dinas suci dengan takut ilahi dan hormat’, yakin bahwa Yehuwalah Penolong kita.
-
-
Persembahkan Korban yang Menyenangkan YehuwaMenara Pengawal—1989 | 15 Desember
-
-
Persembahkan Korban yang Menyenangkan Yehuwa
”[Melalui] Yesus itu hendaklah kita senantiasa mempersembahkan kepada Allah korban puji-pujian, yaitu buah-buahan bibir mulut yang mengaku namaNya [di hadapan umum, ”NW”].”—IBRANI 13:5, Bode.
1. Apa yang Yehuwa anjurkan kepada orang-orang Israel yang berdosa?
YEHUWA adalah Penolong dari orang-orang yang mempersembahkan korban-korban yang berkenan kepada-Nya. Karena itu, perkenan-Nya pernah Ia berikan kepada orang Israel yang mempersembahkan korban-korban binatang. Namun apa yang terjadi setelah mereka berulang kali berdosa? Melalui nabi Hosea, mereka didesak, ”Bertobatlah, hai Israel, kepada [Yehuwa], Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu. Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada [Yehuwa]; katakanlah kepadaNya: ’Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami [’buah mulut seperti lembu muda akan korban syukur’, Klinkert].’”—Hosea 14:2, 3.
2. Apa gerangan ’buah mulut seperti lembu muda’, dan bagaimana rasul Paulus menyinggung nubuat Hosea?
2 Demikianlah, umat Allah pada zaman purba dianjurkan untuk mempersembahkan kepada Allah Yehuwa ’buah mulut seperti lembu muda’. Apa gerangan itu? Ya, ini adalah korban puji-pujian yang tulus! Menyinggung nubuat ini, rasul Paulus mendesak orang-orang Kristen Ibrani untuk ”mempersembahkan kepada Allah korban puji-pujian, yaitu buah-buahan bibir mulut yang mengaku namaNya [di hadapan umum, NW]”. (Ibrani 13:15, Bode) Apa yang dapat membantu Saksi-Saksi Yehuwa mempersembahkan korban demikian dewasa ini?
”Contohlah Iman Mereka”
3. Intinya, apa yang rasul Paulus katakan dalam Ibrani 13:7, yang menimbulkan pertanyaan apa?
3 Dengan menerapkan nasihat yang Paulus berikan kepada orang-orang Ibrani, kita dapat mempersembahkan korban yang berkenan kepada Penolong Agung kita, Allah Yehuwa. Misalnya, sang rasul menulis, ”Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah bagaimana mereka membawakan diri dan contohlah iman mereka.” (Ibrani 13:7, NW) Siapakah yang Paulus maksudkan ketika ia berkata, ”Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu” atau ”yang memerintah kamu”?—Catatan kaki New World Translation Reference Bible.
4. (a) Menurut naskah Yunani, apa yang dilakukan oleh mereka ’yang memimpin’? (b) Siapakah mereka yang ’yang memimpin’ di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa?
4 Paulus berbicara mengenai orang-orang yang ’memimpin’, atau memerintah. (Ayat 7, 17, 24) Kata bahasa Inggris ”memerintah” diambil melalui bahasa Latin dari kata Yunani ky.ber.na’o, yang berarti ”mengemudikan sebuah kapal, memimpin, memerintah”. Para penatua Kristen memerintah dengan menggunakan ’kesanggupan mereka untuk membimbing’ (NW; bahasa Yunani, ky.ber.ne’seis) dalam memberikan pimpinan dan petunjuk di sidang-sidang setempat. (1 Korintus 12:28) Tetapi rasul-rasul dan penatua-penatua lain di Yerusalem melayani sebagai suatu badan dalam memberikan bimbingan dan nasihat kepada semua sidang. (Kisah 15:1, 2, 27-29) Maka, dewasa ini, suatu badan pimpinan dari para penatua memberikan pengawasan rohani kepada Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh dunia.
5. Mengapa dan bagaimana seharusnya kita berdoa untuk para penatua sidang dan para anggota Badan Pimpinan?
5 Para penatua setempat dan anggota-anggota Badan Pimpinan menjadi pemimpin di antara kita; maka, kita patut menghormati mereka dan berdoa agar Allah mengaruniai mereka hikmat yang dibutuhkan untuk memimpin sidang. (Bandingkan Efesus 1:15-17.) Maka, betapa tepat untuk mengingat siapapun juga ’yang telah menyampaikan firman Allah kepada kita’! Timotius diajar bukan hanya oleh ibunya dan neneknya tetapi juga belakangan oleh Paulus dan yang lain-lain. (2 Timotius 1:5, 6; 3:14) Maka Timotius dapat merenungkan bagaimana orang-orang yang menjadi pemimpin membawakan diri dan dapat meniru iman mereka.
6. Iman siapakah yang perlu kita tiru, tetapi siapa yang kita ikuti?
6 Orang-orang seperti Habel, Nuh, Abraham, Sarah, Rahab, dan Musa mempraktikkan iman. (Ibrani 11:1-40) Maka, kita dapat mencontoh iman mereka tanpa ragu-ragu karena mereka mati loyal kepada Allah. Tetapi kita dapat juga ’mencontoh iman’ pria-pria loyal yang sekarang memimpin di antara kita. Memang, kita tidak meniru manusia yang tidak sempurna, karena kita memusatkan mata kita pada Kristus. Seperti dikatakan penerjemah Alkitab Edgar J. Goodspeed, ”Pahlawan-pahlawan pada zaman dulu bukanlah anutan orang yang beriman, karena dalam Kristus ia mempunyai pola yang lebih baik . . . Seorang pelari Kristen harus memusatkan matanya pada Yesus.” Ya, ’Kristus telah menderita untuk kita dan telah meninggalkan teladan bagi kita, supaya kita mengikuti jejakNya dengan cermat’.—1 Petrus 2:21, NW; Ibrani 12:1-3.
7. Bagaimana seharusnya Ibrani 13:8 mempengaruhi sikap kita terhadap penderitaan demi Yesus Kristus?
7 Dengan memusatkan perhatian kepada Putra Allah, Paulus menambahkan, ”Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” (Ibrani 13:8) Saksi-Saksi yang setia seperti Stefanus dan Yakobus telah memperlihatkan integritas yang tak tergoyahkan, meniru pola Yesus yang teguh. (Kisah 7:1-60; 12:1, 2) Karena mereka rela mati sebagai pengikut Kristus, iman mereka layak kita tiru. Pada zaman dulu, sekarang, dan bahkan di masa depan, orang-orang yang saleh tidak takut menjadi martir sebagai murid-murid Yesus.
Hindari Ajaran-Ajaran Palsu
8. Bagaimana saudara akan menguraikan dengan kata-kata sendiri apa yang Paulus katakan dalam Ibrani 13:9?
8 Kepribadian dan ajaran Yesus yang tidak pernah berubah hendaknya membuat kita berpaut pada apa yang ia dan rasul-rasulnya ajarkan. Orang-orang Ibrani diberi tahu, ”Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing. Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia dan bukan dengan pelbagai makanan yang tidak memberi faedah kepada mereka yang menuruti aturan-aturan makanan macam itu.”—Ibrani 13:9.
9. Hal-hal lebih unggul apa yang Paulus tandaskan dalam suratnya kepada orang Kristen Ibrani?
9 Orang-orang Yahudi mementingkan hal-hal seperti peristiwa yang sangat menakjubkan ketika Taurat diberikan di Gunung Sinai dan kerajaan Daud yang kekal. Tetapi Paulus memperlihatkan kepada orang Kristen Ibrani bahwa meskipun peristiwa diadakannya perjanjian Taurat memang sangat menakjubkan, Yehuwa memberi kesaksian dengan lebih tegas melalui tanda-tanda, mukjizat-mukjizat, berbagai pernyataan kekuasaan, dan pembagian roh kudus ketika perjanjian baru diresmikan. (Kisah 2:1-4; Ibrani 2:2-4) Kerajaan Kristus di surga tidak dapat digoyahkan sebagaimana terjadi pada kedudukan para penguasa keturunan Daud sebagai raja di bumi pada tahun 607 S.M. (Ibrani 1:8, 9; 12:28) Selain itu, Yehuwa mengumpulkan kaum terurap ke hadapan sesuatu yang jauh lebih dahsyat daripada pertunjukan mukjizat di Gunung Sinai, karena mereka menghampiri Bukit Sion surgawi.—Ibrani 12:18-27.
10. Menurut Ibrani 13:9, melalui apakah hati diperkuat?
10 Karena itu orang-orang Ibrani perlu menjaga diri agar tidak ”disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing” dari para pengikut Yudaisme. (Galatia 5:1-6) Bukan melalui ajaran demikian melainkan ’dengan kasih karunia Allah hati dapat diperkuat’ untuk tetap teguh dalam kebenaran. Rupanya ada orang-orang yang mempersoalkan makanan dan korban-korban, karena Paulus berkata bahwa hati tidak akan diperkuat ”dengan pelbagai makanan yang tidak memberi faedah kepada mereka yang menuruti aturan-aturan makanan macam itu”. Manfaat rohani dapat diperoleh melalui pengabdian ilahi dan penghargaan terhadap tebusan, tidak dengan terlalu mempersoalkan makanan tertentu dan perayaan hari-hari khusus. (Roma 14:5-9) Selain itu, korban Kristus membuat korban imam-imam Lewi tidak berlaku lagi.—Ibrani 9:9-14; 10:5-10.
Korban yang Menyenangkan Allah
11. (a) Apa inti kata-kata Paulus dalam Ibrani 13:10, 11? (b) Mezbah kiasan apa yang dimiliki orang-orang Kristen?
11 Imam-imam Lewi makan daging dari binatang-binatang korban, tetapi Paulus menulis, ”Kita mempunyai suatu mezbah dan orang-orang yang melayani kemah [kemah suci] tidak boleh makan dari apa yang di dalamnya. Karena tubuh binatang-binatang yang darahnya dibawa masuk ke tempat kudus oleh Imam Besar sebagai korban penghapus dosa, dibakar di luar perkemahan” pada Hari Raya Pendamaian. (Ibrani 13:10, 11; Imamat 16:27; 1 Korintus 9:13) Orang-orang Kristen mempunyai mezbah kiasan yang melambangkan tindakan menghampiri Allah atas dasar korban Yesus yang menebus dosa dan menghasilkan pengampunan dari Yehuwa dan keselamatan kepada hidup kekal.
12. Dalam Ibrani 13:12-14, orang-orang Kristen terurap dianjurkan untuk melakukan apa?
12 Paulus tidak menekankan persamaan dengan Hari Raya Pendamaian, namun ia menambahkan, ”Itu jugalah sebabnya Yesus telah menderita di luar pintu gerbang [Yerusalem] untuk menguduskan umatNya dengan darahNya sendiri.” Di sana Kristus mati dan menyediakan korban pendamaian yang benar-benar lengkap dan dapat diterima. (Ibrani 13:12; Yohanes 19:17; 1 Yohanes 2:1, 2) Rasul Paulus menganjurkan rekan-rekan Kristennya yang terurap, ”Karena itu marilah kita pergi kepadaNya [Kristus] di luar perkemahan dan menanggung kehinaanNya. Sebab di sini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap; kita mencari kota yang akan datang.” (Ibrani 13:13, 14; Imamat 16:10) Walaupun kita dicela seperti Yesus, kita bertekun sebagai Saksi-Saksi Yehuwa. Kita ’meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan hidup bijaksana, adil dan dengan pengabdian ilahi di tengah-tengah sistem sekarang’ (NW) sambil menantikan dunia baru. (Titus 2:11-14; 2 Petrus 3:13; 1 Yohanes 2:15-17) Dan kaum terurap di antara kita dengan sungguh-sungguh mencari ”kota”, Kerajaan surgawi.—Ibrani 12:22.
13. Korban-korban yang menyenangkan Allah tidak hanya terdiri dari apa?
13 Paulus selanjutnya menyebutkan korban-korban yang menyenangkan Allah, dengan menulis, ”Dengan jalan Yesus itu hendaklah kita senantiasa mempersembahkan kepada Allah korban puji-pujian, yaitu buah-buahan bibir mulut yang mengaku namaNya [di hadapan umum, NW]. Dan jangan kamu lalai daripada berbuat kebajikan serta menunjukkan murah hati, karena korban yang sedemikian itulah Allah sangat berkenan.” (Ibrani 13:15, 16, Bode) Korban yang dipersembahkan seorang Kristen tidak hanya terdiri dari perbuatan kemanusiaan. Orang-orang pada umumnya melakukan hal itu. Misalnya, ini terjadi ketika orang-orang dari banyak negeri datang untuk memberikan bantuan kepada korban gempa bumi di Armenia Soviet menjelang akhir 1988.
14. Mempersembahkan kepada Allah korban yang berkenan menandaskan pekerjaan apa?
14 Dinas suci yang kita berikan kepada Yehuwa ”dengan takut ilahi dan hormat” didasarkan atas kasih yang rela berkorban yang telah diperlihatkan oleh Yesus. (Ibrani 12:28; Yohanes 13:34; 15:13) Dinas ini menandaskan pekerjaan pengabaran kita, karena melalui Kristus sebagai Imam Besar ’kita mempersembahkan kepada Allah korban puji-pujian, yaitu buah-buahan bibir mulut yang mengaku namaNya di hadapan umum’. (Hosea 14:2, Klinkert; Roma 10:10-15; Ibrani 7:26) Tentu, kita ”tidak lalai daripada berbuat kebajikan serta menunjukkan murah hati”, yang bahkan termasuk kepada orang-orang lain yang bukan ”kawan-kawan kita seiman”. (Galatia 6:10) Khususnya bila rekan-rekan Kristen mengalami bencana atau kekurangan atau dalam keadaan susah, kita memberikan bantuan yang pengasih secara materi dan rohani. Mengapa? Karena kita saling mengasihi. Kita juga ingin agar mereka dapat berpegang teguh pada pernyataan akan harapan mereka di hadapan umum tanpa goyah, ”karena korban yang sedemikian itulah Allah sangat berkenan”.—Ibrani 10:23-25; Yakobus 1:27.
Hendaklah Tunduk
15. (a) Bagaimana saudara akan menguraikan dengan kata-kata sendiri nasihat dalam Ibrani 13:17? (b) Mengapa kita perlu memperlihatkan respek kepada mereka yang menjadi pemimpin?
15 Untuk memberikan korban-korban yang layak, kita harus bekerja sama sepenuhnya dengan organisasi Allah. Tanpa berulang kali mempersoalkan masalah wewenang, Paulus menulis, ”Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.” (Ibrani 13:17) Kita sepatutnya menghormati para penatua yang terlantik, para pemimpin di sidang, agar mereka tidak usah mengeluh karena sedih melihat kurangnya kerja sama kita. Kegagalan kita untuk tunduk pasti akan membebani para pengawas dan akan mengakibatkan kerugian rohani bagi kita. Semangat kerja sama akan mempermudah para penatua memberikan bantuan dan akan menyumbang kepada persatuan dan kemajuan pekerjaan pengabaran Kerajaan.—Mazmur 133:1-3.
16. Mengapa kita patut tunduk kepada mereka yang memimpin di antara kita?
16 Betapa tepat bahwa kita harus tunduk kepada mereka yang menjadi pemimpin! Mereka mengajar di perhimpunan dan membantu kita dalam pelayanan. Sebagai gembala, mereka mengupayakan kesejahteraan kita. (1 Petrus 5:2, 3) Mereka membantu kita memelihara hubungan yang baik dengan Allah dan sidang. (Kisah 20:28-30) Dengan tunduk kepada pengawasan yang bijaksana dan pengasih, kita memperlihatkan respek terhadap Pengawas Tertinggi, Allah Yehuwa, dan Wakil Pengawas-Nya, Yesus Kristus.—1 Petrus 2:25; Wahyu 1:1; 2:1–3:22.
Teruslah Berdoa
17. Doa apakah yang Paulus minta, dan mengapa ia dengan sepatutnya dapat meminta hal itu?
17 Karena Paulus dan rekan-rekannya dipisahkan dari orang-orang Ibrani, mungkin karena penindasan, ia berkata, ”Berdoalah terus untuk kami; sebab kami yakin, bahwa hati nurani kami adalah baik, karena di dalam segala hal kami menginginkan suatu hidup yang baik. Dan secara khusus aku menasihatkan kamu, agar kamu melakukannya, supaya aku lebih lekas dikembalikan kepada kamu.” (Ibrani 13:18, 19) Andaikan Paulus seorang yang suka menipu dan memiliki hati nurani yang telah tumpul, tentu ia tidak berhak meminta orang-orang Ibrani berdoa agar ia dapat bergabung dengan mereka. (Amsal 3:32; 1 Timotius 4:1, 2) Ia pasti seorang rohaniwan yang jujur, yang dengan hati nurani menentang para penganut Yudaisme. (Kisah 20:17-27) Paulus juga yakin bahwa ia akan dapat bergabung kembali dengan orang-orang Ibrani dengan lebih cepat jika mereka mendoakan agar hal itu terjadi.
18. Jika kita mengharapkan orang lain mendoakan kita, pertanyaan-pertanyaan apa dapat kita ajukan kepada diri sendiri?
18 Permohonan Paulus agar orang-orang Ibrani mendoakan dia memperlihatkan bahwa orang-orang Kristen selayaknya saling mendoakan, bahkan dengan menyebutkan nama. (Bandingkan Efesus 6:17-20.) Namun jika kita mengharapkan orang lain berdoa bagi kita, tidakkah kita seharusnya menjadi seperti sang rasul dan memastikan bahwa kita ’mempunyai hati nurani yang baik dan dalam segala hal hidup dengan baik’? Apakah saudara jujur dalam semua urusan saudara? Dan apakah saudara mempunyai keyakinan yang sama terhadap doa seperti halnya Paulus?—1 Yohanes 5:14, 15.
Kata-Kata Penutup dan Nasihat
19. (a) Apa keinginan Paulus yang sungguh-sungguh bagi orang Ibrani? (b) Mengapa perjanjian baru suatu perjanjian yang kekal?
19 Setelah memohonkan agar orang-orang Ibrani berdoa baginya, Paulus mengungkapkan keinginan yang sungguh-sungguh, dengan berkata, ”Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendakNya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepadaNya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.” (Ibrani 13:20, 21) Dengan tujuan bumi yang penuh damai, ”Allah damai sejahtera” membangkitkan Kristus kepada kehidupan tidak berkematian di surga, dan di sanalah Yesus mempersembahkan jasa dari darahnya yang telah dicurahkan yang mengesahkan perjanjian baru. (Yesaya 9:5, 6; Lukas 22:20) Ini suatu perjanjian yang kekal karena orang-orang di bumi mendapat manfaat yang kekal dari pelayanan 144.000 putra-putra rohani Allah yang memerintah bersama Yesus di surga dan yang berada dalam perjanjian baru. (Wahyu 14:1-4; 20:4-6) Melalui Kristuslah, Allah, yang kita berikan kemuliaan, akan ’memperlengkapi kita dengan segala yang baik untuk melakukan kehendakNya, dan mengerjakan apa yang berkenan kepadaNya’.
20. Bagaimana saudara akan menguraikan dengan kata-kata sendiri dan menjelaskan nasihat penutup Paulus kepada orang Kristen Ibrani?
20 Karena tidak tahu bagaimana reaksi orang-orang Ibrani terhadap suratnya, Paulus berkata, ”Aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kata-kata nasihat ini [untuk mendengarkan kepada Putra Allah, bukan kepada para penganut Yudaisme] kamu sambut dengan rela hati, sekalipun pendek saja suratku ini kepada kamu [padahal isinya penting]. Ketahuilah, bahwa Timotius, saudara kita, telah berangkat [dibebaskan dari penjara]. Segera sesudah ia datang, aku akan mengunjungi kamu bersama-sama dengan dia.” Sang rasul mungkin menulis dari Roma, maka ia berharap agar ia bersama Timotius dapat mengunjungi orang-orang Ibrani di Yerusalem. Kemudian Paulus berkata, ”Sampaikanlah salam kepada semua pemimpin kamu [sebagai para penatua yang bekerja keras] dan semua orang kudus [mereka yang mempunyai harapan surgawi]. Terimalah salam dari saudara-saudara di Italia. Kasih karunia [Allah] menyertai kamu sekalian.”—Ibrani 13:22-25.
-