PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w99 15/12 hlm. 14-19
  • Semoga Kita Tidak Pernah Undur Sehingga Binasa!

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Semoga Kita Tidak Pernah Undur Sehingga Binasa!
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1999
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Apa Artinya Undur sehingga Binasa
  • Bagaimana Orang-Orang Kristen Ditekan untuk Undur
  • Mengapa Mereka Tidak Boleh Undur sehingga Binasa
  • Mengapa Kita Pun Tidak Boleh Undur sehingga Binasa
  • Menjangkau Pengharapan yang Ada di Depan Saudara
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1983 (No. 56)
  • Hendaklah Kita Menjadi Jenis yang Memiliki Iman
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1999
  • Seraya Bencana Dunia Mendekat—’Pandanglah Yesus’
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1983 (No. 56)
  • Buku Alkitab Nomor 58​—Ibrani
    “Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1999
w99 15/12 hlm. 14-19

Semoga Kita Tidak Pernah Undur Sehingga Binasa!

”Kita bukan jenis yang undur sehingga binasa.”​—IBRANI 10:39.

1. Keadaan apa saja yang menyebabkan rasul Petrus menyerah pada rasa takut?

PARA RASUL pasti terperanjat sewaktu Majikan yang mereka kasihi, Yesus, memberi tahu bahwa mereka semua akan melarikan diri dan meninggalkan dia. Bagaimana mungkin itu terjadi​—di saat Yesus teramat membutuhkan bantuan? Petrus berkukuh, ”Sekalipun semua orang lain tersandung, aku tidak akan.” Memang, Petrus berani dan tidak kenal gentar. Namun, sewaktu Yesus dikhianati dan ditangkap, para rasul​—termasuk Petrus​—masing-masing lari menyelamatkan diri. Kemudian, sewaktu Yesus diinterogasi di rumah Imam Besar Kayafas, Petrus menunggu dengan gelisah di halaman. Seraya malam yang dingin berlalu, Petrus mulai dihinggapi rasa takut jangan-jangan Yesus dan rekan-rekannya akan dieksekusi. Sewaktu beberapa orang di sana mengenali Petrus sebagai salah seorang rekan dekat Yesus, ia mendadak panik. Tiga kali ia menyangkal hubungannya dengan Yesus. Petrus bahkan menyangkal mengenal Yesus!​—Markus 14:​27-​31, 66-​72.

2. (a) Mengapa haluan Petrus yang pengecut pada malam Yesus ditangkap tidak membuatnya tergolong ”jenis yang undur”? (b) Apa yang seharusnya menjadi tekad kita?

2 Itulah saat terburuk dalam kehidupan Petrus, yang pasti ia sesali seumur hidup. Namun, apakah perbuatan Petrus pada malam itu menjadikannya pengecut? Apakah dengan demikian ia tergolong ”jenis” yang dimaksud rasul Paulus sewaktu belakangan ia menulis, ”Kita bukan jenis yang undur sehingga binasa”? (Ibrani 10:39) Kebanyakan dari antara kita tentu setuju bahwa kata-kata Paulus itu tidak berlaku atas Petrus. Mengapa? Karena rasa takut Petrus hanyalah sementara, kekhilafan sejenak dalam haluan hidupnya yang bercirikan keberanian dan iman yang luar biasa. Demikian pula, banyak dari antara kita pasti mengingat situasi memalukan yang kita alami, sewaktu kita tiba-tiba dicekam rasa takut sehingga tidak sanggup menjunjung kebenaran dengan berani sebagaimana yang kita kehendaki. (Bandingkan Roma 7:​21-​23.) Kita dapat yakin bahwa kekhilafan sejenak seperti itu tidak membuat kita tergolong jenis yang undur sehingga binasa. Meskipun demikian, kita perlu bertekad agar jangan sampai tergolong jenis seperti itu. Mengapa? Dan, bagaimana caranya agar kita tidak menjadi seperti itu?

Apa Artinya Undur sehingga Binasa

3. Bagaimana nabi Elia dan nabi Yunus menyerah pada rasa takut?

3 Sewaktu Paulus menulis tentang ”jenis yang undur”, ia tidak memaksudkan orang-orang yang khilaf sejenak karena hilang keberanian. Paulus pastilah tahu persis pengalaman Petrus dan kasus-kasus lain yang sejenis. Elia, seorang nabi yang berani dan vokal, pernah menyerah pada rasa takut dan lari menyelamatkan diri karena Ratu Izebel yang jahat mengancam hendak membunuhnya. (1 Raja 19:​1-4) Nabi Yunus dicekam rasa takut yang lebih serius. Yehuwa menugaskan Yunus untuk mengadakan perjalanan ke kota Niniwe yang fasik dan terkenal dengan kekerasannya. Yunus segera naik kapal menuju Tarsis​—3.500 kilometer ke arah yang berlawanan! (Yunus 1:​1-3) Namun, nabi-nabi yang setia ini dan rasul Petrus tidak dapat digambarkan sebagai jenis yang undur. Mengapa?

4, 5. (a) Bagaimana konteks ayatnya membantu kita menentukan apa yang dimaksud Paulus dengan kata ”binasa” di Ibrani 10:​39? (b) Apa yang Paulus maksudkan sewaktu mengatakan, ”Kita bukan jenis yang undur sehingga binasa”?

4 Perhatikan kata-kata Paulus selengkapnya, ”Kita bukan jenis yang undur sehingga binasa.” Apa yang ia maksudkan dengan kata ”binasa”? Kata Yunani yang ia gunakan di sini kadang-kadang memaksudkan kebinasaan kekal. Definisi ini cocok dengan konteks ayat tersebut. Paulus baru saja memperingatkan, ”Jika kita mempraktekkan dosa dengan sengaja setelah menerima pengetahuan yang saksama tentang kebenaran, tidak akan ada lagi korban bagi dosa, melainkan penantian akan penghakiman yang disertai rasa takut, dan kecemburuan yang bernyala-nyala yang akan memakan habis orang-orang yang menentang.”​—Ibrani 10:​26, 27.

5 Maka, sewaktu Paulus mengatakan kepada rekan-rekan seimannya, ”Kita bukan jenis yang undur sehingga binasa,” ia memaksudkan bahwa ia dan para pembaca Kristennya yang setia bertekad untuk tidak pernah berpaling dari Yehuwa dan berhenti melayani-Nya. Jika itu sampai terjadi, akibatnya adalah kebinasaan kekal. Yudas Iskariot adalah seorang yang undur sehingga binasa, demikian pula musuh-musuh kebenaran lain yang menentang roh Yehuwa dengan sengaja. (Yohanes 17:12; 2 Tesalonika 2:3) Orang-orang demikian termasuk di antara para ”pengecut” yang mengalami kebinasaan kekal dalam danau api simbolis. (Penyingkapan 21:8) Tidak, kita sama sekali tidak ingin menjadi seperti itu!

6. Setan si Iblis ingin agar kita mengambil haluan apa?

6 Setan si Iblis ingin agar kita undur sehingga binasa. Sebagai ahli ”siasat-siasat licik”, ia tahu bahwa haluan kebinasaan semacam itu sering bermula dari hal-hal kecil. (Efesus 6:​11) Jika penganiayaan langsung tidak mempan, ia berupaya mengikis iman orang-orang Kristen sejati melalui cara-cara yang lebih halus. Ia ingin melihat Saksi-Saksi Yehuwa yang berani dan bergairah dibungkamkan. Marilah kita lihat taktik apa saja yang ia gunakan terhadap orang-orang Kristen Ibrani yang disurati oleh Paulus.

Bagaimana Orang-Orang Kristen Ditekan untuk Undur

7. (a) Seperti apakah riwayat sidang di Yerusalem? (b) Bagaimana keadaan rohani beberapa pembaca surat Paulus?

7 Bukti-bukti memperlihatkan bahwa Paulus menulis suratnya kepada orang-orang Ibrani sekitar tahun 61 M. Sidang di Yerusalem memiliki riwayat yang penuh pergolakan. Setelah kematian Yesus, timbullah gelombang penindasan yang keji, sehingga banyak orang Kristen di kota terpaksa melarikan diri ke berbagai tempat. Namun, setelah itu ada masa damai yang memungkinkan jumlah orang Kristen berlipat ganda. (Kisah 8:4; 9:​31) Seraya tahun-tahun berlalu, penindasan dan kesukaran lainnya sesekali terjadi. Tampaknya, pada saat Paulus menyurati orang-orang Ibrani, sidang ini sedang menikmati suatu masa yang relatif damai. Namun, tekanan masih saja ada. Hampir tiga dekade telah berlalu sejak Yesus menubuatkan kebinasaan Yerusalem. Tampaknya, ada orang-orang yang merasa bahwa akhir itu tertunda tanpa alasan yang jelas dan mungkin tidak terjadi pada masa hidup mereka. Orang-orang lain, khususnya yang masih baru dalam iman, belum teruji melalui penindasan hebat dan belum banyak tahu tentang perlunya bertekun di bawah ujian. (Ibrani 12:4) Tentu saja, Setan berupaya memanfaatkan keadaan demikian. Apa saja ’siasat licik’ yang ia gunakan?

8. Bagaimana sikap banyak orang Yahudi terhadap sidang Kristen yang masih baru?

8 Masyarakat Yahudi di Yerusalem dan Yudea memandang hina sidang Kristen yang masih baru. Dengan menilik isi surat Paulus, kita bisa membayangkan cercaan yang ditujukan kepada orang-orang Kristen oleh para pemimpin agama Yahudi yang sombong serta para pengikutnya. Mereka seolah-olah berkata, ’Kami punya bait yang megah di Yerusalem, yang telah berdiri selama berabad-abad! Kami punya imam besar yang mulia yang bertugas di sana, beserta imam-imam bawahannya. Korban-korban dipersembahkan setiap hari. Kami punya Hukum, yang disampaikan melalui para malaikat kepada Musa dan diteguhkan dengan tanda-tanda yang menakjubkan di Gunung Sinai. Sedangkan sekte yang baru ini, orang-orang Kristen, yang telah murtad dari Yudaisme, tidak punya semua itu!’ Apakah cercaan semacam itu berhasil? Beberapa orang Kristen Ibrani tampaknya merasa tertekan oleh serangan-serangan ini. Surat Paulus tiba pada waktu yang tepat untuk membantu mereka.

Mengapa Mereka Tidak Boleh Undur sehingga Binasa

9. (a) Tema apa yang merupakan karakter surat kepada orang-orang Ibrani? (b) Dalam arti apa orang-orang Kristen melayani di bait yang lebih baik daripada bait Yerusalem?

9 Marilah kita selidiki dua alasan yang Paulus berikan kepada saudara-saudarinya di Yudea agar tidak pernah undur sehingga binasa. Yang pertama​—keunggulan sistem ibadat Kristen​—meliputi isi surat kepada orang-orang Ibrani itu. Dari awal hingga akhir surat itu, Paulus memperkembangkan tema ini. Bait Yerusalem hanyalah tiruan dari suatu realitas yang jauh lebih agung, bait rohani Yehuwa, suatu bangunan ”yang tidak dibuat dengan tangan”. (Ibrani 9:​11) Orang-orang Kristen tersebut memiliki hak istimewa untuk melayani dalam penyelenggaraan rohani bagi ibadat murni. Mereka melayani di bawah perjanjian yang lebih baik, perjanjian baru yang telah lama dijanjikan, yang memiliki Perantara yang jauh lebih unggul daripada Musa, Yesus Kristus.​—Yeremia 31:​31-​34.

10, 11. (a) Mengapa silsilah Yesus tidak membuatnya tidak memenuhi syarat untuk melayani sebagai Imam Besar dalam bait rohani? (b) Bagaimana Yesus menjadi Imam Besar yang jauh mengungguli imam besar yang melayani di bait Yerusalem?

10 Orang-orang Kristen ini juga memiliki Imam Besar yang jauh lebih baik, Yesus Kristus. Ia memang bukan keturunan Harun. Tetapi, ia adalah Imam Besar ”seperti Melkhizedek”. (Mazmur 110:4) Melkhizedek, yang garis keturunannya tidak tercatat, adalah raja Salem zaman dahulu sekaligus menjabat sebagai imam besarnya. Oleh karena itu, ia cocok menjadi gambaran nubuat bagi Yesus, yang keimamannya tidak bergantung pada silsilah manusia, melainkan pada sesuatu yang jauh lebih mulia​—sumpah Allah Yehuwa sendiri. Seperti Melkhizedek, Yesus tidak hanya melayani sebagai Imam Besar melainkan juga sebagai Raja, yang tidak akan pernah mati.​—Ibrani 7:​11-​21.

11 Selain itu, tidak seperti imam besar di bait Yerusalem, Yesus tidak perlu mempersembahkan korban tahun demi tahun. Korbannya adalah kehidupannya sendiri yang sempurna, yang ia persembahkan sekali untuk selama-lamanya. (Ibrani 7:​27) Semua korban yang dipersembahkan di bait hanyalah bayangan, gambaran dari apa yang Yesus akan persembahkan. Korbannya yang sempurna menyediakan pengampunan sejati bagi dosa-dosa semua orang yang menjalankan iman. Yang juga menghangatkan hati adalah komentar-komentar Paulus yang memperlihatkan bahwa Imam Besar ini adalah Yesus yang sama, yang tidak berubah, yang dikenal oleh orang-orang Kristen di Yerusalem. Ia rendah hati, baik hati, dan ”bersimpati terhadap kelemahan-kelemahan kita”. (Ibrani 4:​15; 13:8) Orang-orang Kristen terurap tersebut memiliki prospek untuk melayani sebagai imam-imam bawahan Kristus! Bagaimana mungkin sampai terlintas di pikiran mereka untuk undur ke hal-hal yang ”lemah dan miskin” yang telah merusak Yudaisme?​—Galatia 4:9.

12, 13. (a) Alasan kedua apa yang diberikan Paulus untuk tidak pernah undur? (b) Mengapa riwayat ketekunan orang-orang Kristen Ibrani di masa lalu dapat menguatkan mereka sendiri agar tidak undur sehingga binasa?

12 Seolah bukti-bukti tersebut masih belum cukup, Paulus memberikan alasan kedua kepada orang-orang Ibrani untuk tidak pernah undur sehingga binasa​—riwayat ketekunan mereka. Ia menulis, ”Teruslah ingat masa lalu; pada waktu itu, setelah kamu diterangi, kamu bertekun dalam perjuangan yang hebat di bawah penderitaan.” Paulus mengingatkan mereka bahwa mereka telah ”dijadikan tontonan seperti dalam teater” untuk dicela dan dianiaya. Ada yang menderita pemenjaraan, yang lain-lain bersimpati dan membantu orang-orang yang di penjara. Ya, mereka telah memperlihatkan iman dan ketekunan yang patut diteladani. (Ibrani 10:​32-​34) Namun, mengapa Paulus meminta mereka untuk ’terus mengingat’ pengalaman-pengalaman yang menyakitkan demikian? Bukankah hal itu akan mengecilkan hati?

13 Sebaliknya, ’terus mengingat masa lalu’ akan mengingatkan orang-orang Ibrani tentang bagaimana Yehuwa telah menguatkan mereka di bawah ujian. Dengan bantuan-Nya, mereka telah melawan banyak serangan Setan. Paulus menulis, ”Allah bukannya tidak adil-benar sehingga melupakan perbuatanmu dan kasih yang telah kamu perlihatkan untuk namanya.” (Ibrani 6:​10) Ya, Yehuwa mengingat segala kesetiaan mereka, menyimpannya dalam memori-Nya yang tidak terbatas. Kita diingatkan akan anjuran Yesus untuk menyimpan harta di surga. Tidak ada pencuri yang dapat mencuri harta ini; ngengat atau karat pun tidak dapat menggerogotinya. (Matius 6:​19-​21) Sebenarnya, harta ini dapat musnah hanya bila seorang Kristen undur sehingga binasa. Hal itu akan memboroskan harta yang disimpan di surga. Paulus benar-benar memberikan alasan yang kuat kepada orang-orang Kristen Ibrani agar tidak pernah menempuh haluan semacam itu! Mengapa menyia-nyiakan semua tahun dinas mereka yang setia? Jauh lebih baik untuk terus bertekun.

Mengapa Kita Pun Tidak Boleh Undur sehingga Binasa

14. Kita menghadapi tantangan apa saja yang serupa dengan yang dihadapi orang Kristen abad pertama?

14 Orang-orang Kristen sejati dewasa ini juga memiliki alasan yang sama kuatnya untuk tidak undur. Pertama, marilah kita mengingat berkat luar biasa yang kita miliki berupa ibadat murni yang Yehuwa telah berikan kepada kita. Seperti orang-orang Kristen pada abad pertama, kita hidup pada masa manakala para anggota agama-agama yang lebih populer mencemooh dan melecehkan kita, menyombongkan rumah ibadat mereka yang megah dan kelestarian tradisi agama mereka. Namun, Yehuwa meyakinkan kita bahwa Ia berkenan akan bentuk ibadat kita. Sebenarnya, dewasa ini kita menikmati berkat-berkat yang tidak dimiliki orang-orang Kristen pada abad pertama. Saudara mungkin bertanya-tanya, ’Bagaimana mungkin?’ Sebenarnya, mereka hidup sewaktu bait rohani mulai beroperasi. Kristus menjadi Imam Besarnya setelah ia dibaptis pada tahun 29 M. Beberapa di antara mereka telah melihat mukjizat Putra Allah. Bahkan setelah kematiannya, mukjizat masih dilakukan. Namun, seperti yang dinubuatkan, karunia-karunia demikian akhirnya berhenti.​—1 Korintus 13:8.

15. Dewasa ini, orang-orang Kristen sejati hidup pada masa penggenapan dari nubuat apa, dan apa artinya bagi kita?

15 Akan tetapi, kita hidup pada masa penggenapan besar-besaran dari nubuat agung tentang bait di Yehezkiel pasal 40-​48.a Dengan demikian, kita telah melihat dipulihkannya penyelenggaraan Allah bagi ibadat murni. Bait rohani tersebut telah dibersihkan dari segala bentuk pencemaran agama dan penyembahan berhala. (Yehezkiel 43:9; Maleakhi 3:​1-5) Pikirkanlah keuntungan dari pemurnian ini bagi kita.

16. Kecenderungan yang mengecilkan hati apa dihadapi orang-orang Kristen pada abad pertama?

16 Pada abad pertama, masa depan tampak kelabu bagi sidang Kristen yang terorganisasi. Yesus telah menubuatkan bahwa keadaan mereka diumpamakan seperti ladang gandum yang baru ditanam dan ditumbuhi lalang, sehingga gandum nyaris tidak dapat dibedakan dari lalang. (Matius 13:​24-​30) Dan, itulah yang terjadi. Pada akhir abad pertama, sewaktu rasul Yohanes yang lanjut usia bertindak sebagai penyaring terakhir terhadap kerusakan, kemurtadan telah berkembang. (2 Tesalonika 2:6; 1 Yohanes 2:​18) Tidak lama setelah kematian para rasul, golongan pendeta yang eksklusif muncul, dan menindas kawanan serta mengenakan jubah yang khas. Kemurtadan menyebar seperti gangren. Ini benar-benar mengecilkan hati orang-orang Kristen yang setia! Mereka melihat penyelenggaraan ibadat murni yang baru itu tergeser oleh ibadat yang bejat. Ini berlangsung kurang dari satu abad setelah Kristus mendirikan sidang jemaat.

17. Dalam arti apa sidang Kristen zaman modern berlangsung lebih lama daripada yang di abad pertama dahulu?

17 Sekarang, perhatikan kontrasnya. Dewasa ini, ibadat murni telah berlangsung lebih lama daripada periode hingga kematian para rasul! Sejak terbitan pertama jurnal ini pada tahun 1879, Yehuwa memberkati kita dengan ibadat yang semakin dimurnikan. Yehuwa dan Yesus Kristus memasuki bait rohani pada tahun 1918 untuk membersihkannya. (Maleakhi 3:​1-5) Sejak tahun 1919, penyelenggaraan untuk beribadat kepada Allah Yehuwa telah dimurnikan secara progresif. Pengertian kita akan nubuat dan prinsip Alkitab telah semakin jelas. (Amsal 4:18) Siapa yang layak menerima pujian? Bukan manusia yang tidak sempurna. Hanya Yehuwa, dengan Putra-Nya sebagai Kepala sidang yang dapat melindungi umat-Nya dari kerusakan selama masa yang bejat ini. Maka, jangan sampai kita kehilangan rasa syukur kepada Yehuwa yang memperkenan kita untuk ambil bagian dalam ibadat murni dewasa ini. Dan, marilah kita bertekad kuat untuk tidak pernah undur sehingga binasa!

18. Apa lagi alasan kita untuk tidak pernah undur sehingga binasa?

18 Seperti orang-orang Kristen Ibrani, kita memiliki alasan kedua agar jangan sampai menjadi pengecut dan undur​—yakni, riwayat ketekunan kita sendiri. Tidak soal apakah kita melayani Yehuwa baru beberapa tahun belakangan ini atau telah melayani dengan setia selama beberapa dasawarsa, kita telah mempunyai semacam riwayat pekerjaan Kristen. Banyak dari antara kita telah mengalami penindasan, antara lain dalam bentuk pemenjaraan, pelarangan, kebrutalan, atau kehilangan harta milik. Banyak juga yang menghadapi tentangan, cemoohan, ejekan, dan ketidakacuhan dari keluarga. Kita semua telah bertekun, terus berdinas dengan setia kepada Yehuwa meskipun menghadapi tantangan dan ujian kehidupan. Dengan demikian, kita telah mempunyai suatu riwayat ketekunan yang tidak akan Yehuwa lupakan, suatu gudang harta di surga. Oleh karena itu, sekarang bukanlah waktunya untuk undur ke sistem tua yang bejat yang telah kita tinggalkan! Mengapa kita membiarkan semua kerja keras kita terbuang percuma? Terlebih lagi dewasa ini, sewaktu hanya ”sangat sedikit waktu” yang tersisa sebelum akhir itu datang.​—Ibrani 10:37.

19. Apa yang akan dibahas pada artikel berikut?

19 Ya, marilah kita bertekad agar jangan sampai kita menjadi ”jenis yang undur sehingga binasa”! Sebaliknya, marilah kita menjadi ”jenis yang memiliki iman”. (Ibrani 10:39) Bagaimana kita dapat memastikan agar kita memenuhi syarat untuk menjadi jenis itu, dan bagaimana kita dapat membantu rekan-rekan Kristen untuk berbuat hal yang sama? Artikel kita yang berikut akan membahas hal ini.

[Catatan Kaki]

a Lihat Menara Pengawal, 1 Maret 1999, halaman 8-​23.

Apakah Saudara Ingat?

◻ Apa artinya undur sehingga binasa?

◻ Apa saja tekanan yang dialami orang-orang Kristen Ibrani yang disurati oleh Paulus?

◻ Apa saja alasan untuk tidak undur sehingga binasa yang Paulus berikan kepada orang-orang Ibrani?

◻ Apa saja alasan tekad kita untuk tidak pernah undur sehingga binasa?

[Gambar di hlm. 15]

Meski Petrus khilaf sejenak karena takut, itu tidak membuatnya tergolong ”jenis yang undur sehingga binasa”

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan