-
Anda Bisa Hidup Bahagia—Caranya?Sadarlah!—2021 | No. 1
-
-
Anda Bisa Hidup Bahagia—Caranya?
”Memang, saya sedih waktu dengar tentang hal-hal buruk di dunia ini, seperti perang, kemiskinan, penyakit, dan perlakuan buruk pada anak-anak. Tapi sekarang, saya tahu keadaan ini akan berubah.”—RANI.a
Rani benar-benar lega setelah mengenal Sang Pencipta, Tuhan Yang Mahakuasa. Pencipta memberi kita pengetahuan dan nasihat yang bijak supaya kita bisa hidup bahagia. Majalah ini menjelaskan caranya Anda bisa . . .
punya keluarga yang bahagia
hidup damai dengan sesama
merasa bahagia dan puas
tahu kenapa manusia menderita dan mati
yakin bahwa keadaan dunia ini akan jadi lebih baik
mengenal Sang Pencipta dan bersahabat dengan-Nya
Selain itu, majalah ini akan memperlihatkan bahwa pengetahuan dari Sang Pencipta bukan hanya untuk sekelompok orang tertentu, tapi untuk semua orang.
a Nama orang-orang di majalah ini telah diubah.
-
-
Nasihat untuk Kehidupan KeluargaSadarlah!—2021 | No. 1
-
-
Nasihat untuk Kehidupan Keluarga
Perkawinan dan anak-anak adalah hadiah yang berharga dari Pencipta kita. Dia mau kita punya kehidupan keluarga yang bahagia. Jadi, melalui Kitab Suci Alkitab, Dia memberi kita nasihat supaya keluarga kita bisa lebih harmonis dan bahagia. Mari perhatikan beberapa nasihat bijak berikut ini.
Suami, Kasihilah Istrimu
”Suami . . . harus mengasihi istrinya seperti tubuhnya sendiri. Orang yang mengasihi istrinya mengasihi dirinya sendiri. Tidak pernah ada orang yang membenci tubuhnya sendiri. Dia malah memberinya makan dan menyayanginya.”—EFESUS 5:28, 29.
Suami adalah kepala keluarga. (Efesus 5:23) Tapi, suami yang baik itu tidak kasar atau suka menuntut. Dia menafkahi keluarganya. Dia juga selalu berupaya membuat istrinya senang dan merasa disayangi. Dia menghargai istrinya dan tidak memaksakan keinginannya sendiri. (Filipi 2:4) Dia akan menceritakan perasaannya dan pendapatnya dengan leluasa kepada istrinya. Dan waktu istrinya berbicara, dia mau mendengarkan. Dia tidak akan marah-marah atau menyakiti istrinya dengan kata-kata atau tindakan yang kasar.—Kolose 3:19.
Istri, Hormatilah Suamimu
”Istri harus benar-benar menghormati suaminya.”—EFESUS 5:33.
Seorang istri bisa membuat keluarganya lebih harmonis kalau dia menghormati dan mendukung keputusan suaminya. Kalau suaminya membuat kesalahan, dia tidak akan merendahkan suaminya. Tapi, dia akan tetap bersikap lembut dan menghormatinya. (1 Petrus 3:4) Kalau dia mau menyampaikan pendapatnya tentang suatu masalah kepada suaminya, dia akan memilih waktu yang cocok dan menyampaikannya dengan sopan.—Pengkhotbah 3:7.
Setialah kepada Teman Hidupmu
”Seorang pria akan . . . terus bersama istrinya, dan mereka akan menjadi satu.”—KEJADIAN 2:24.
Waktu seorang pria dan seorang wanita menikah, mereka menjadi satu keluarga dan hubungan mereka menjadi sangat dekat. Jadi supaya perkawinan mereka tetap kuat, mereka perlu sering berbicara dari hati ke hati dan saling peduli, bahkan dalam hal-hal kecil. Mereka juga harus saling setia dengan tidak berselingkuh. Orang yang berselingkuh itu melukai perasaan dan mengkhianati pasangannya. Hubungan keluarga mereka juga bisa retak.—Ibrani 13:4.
Orang Tua, Didiklah Anak Kalian
”Latihlah seorang anak menurut jalan yang seharusnya; bahkan di saat tua, dia tidak akan menyimpang darinya.”—AMSAL 22:6.
Sang Pencipta telah memberi orang tua tanggung jawab untuk melatih atau mendidik anak mereka. Ini termasuk mengajar mereka tentang sopan santun dan menjadi teladan bagi mereka. (Ulangan 6:6, 7) Kalau seorang anak berbuat salah, orang tua yang bijak tidak akan bereaksi berlebihan. Mereka akan ”cepat mendengar, tidak cepat bicara, dan tidak cepat marah”. (Yakobus 1:19) Dan kalau seorang anak perlu dihukum, orang tua perlu melakukannya karena menyayangi dia, bukan karena kesal.
Anak-Anak, Taatilah Orang Tua Kalian
”Anak-anak, taati orang tua kalian . . . ’Hormati ayah dan ibumu.’”—EFESUS 6:1, 2.
Anak-anak harus menaati dan menghormati orang tua mereka. Kalau mereka melakukannya, keluarga mereka akan jadi lebih bahagia, damai, dan harmonis. Anak-anak yang sudah dewasa menghormati orang tua mereka dengan memastikan bahwa orang tua mereka terurus dengan baik. Ini mungkin termasuk membantu merawat rumah mereka atau menyediakan kebutuhan jasmani mereka.—1 Timotius 5:3, 4.
-
-
Nasihat untuk Punya Hubungan Baik dengan SesamaSadarlah!—2021 | No. 1
-
-
Nasihat untuk Punya Hubungan Baik dengan Sesama
Sang Pencipta mau kita punya hubungan baik dengan keluarga dan teman kita. Dia memberi kita nasihat bijak tentang hal itu, dan nasihat itu sudah membantu banyak orang. Mari kita perhatikan beberapa di antaranya.
Suka Memaafkan
”Kalaupun ada alasan untuk tersinggung, kalian harus . . . saling memaafkan dengan tulus.”—KOLOSE 3:13.
Kita semua bisa berbuat salah. Kita mungkin pernah menyakiti atau disakiti orang lain. Jadi, kita semua perlu saling memaafkan. Kalau kita sudah memaafkan orang lain, kita tidak akan terus merasa kesal dengan dia. Kita tidak akan ’membalas kejahatan dengan kejahatan’ dan tidak akan mengungkit-ungkit kesalahannya lagi. (Roma 12:17) Tapi, bagaimana kalau kita sangat sakit hati dan sulit melupakan perbuatannya? Kita perlu berbicara empat mata kepadanya dengan baik-baik. Tujuan kita adalah untuk berdamai dengannya, bukan untuk mencari siapa yang benar atau salah.—Roma 12:18.
Rendah Hati
”Dengan rendah hati, anggaplah orang lain lebih tinggi daripada kalian.”—FILIPI 2:3.
Kalau kita rendah hati, kita akan menghormati orang lain. Dengan begitu, orang-orang akan senang berteman dengan kita. Mereka tahu kita akan memperlakukan mereka dengan baik, peduli kepada mereka, dan tidak akan sengaja menyakiti perasaan mereka. Tapi, kalau kita menganggap diri kita lebih hebat daripada orang lain atau selalu mau menang sendiri, orang-orang tidak akan senang berurusan dengan kita. Mereka akan menjauhi kita dan mungkin tidak mau berteman dengan kita.
Tidak Pilih Kasih
”Allah tidak berat sebelah. Semua orang dari bangsa mana pun yang takut kepada-Nya dan melakukan apa yang benar diterima oleh-Nya.”—KISAH 10:34, 35.
Sang Pencipta tidak membeda-bedakan kita berdasarkan bangsa, bahasa, status sosial, atau warna kulit. ”Dari satu orang, Dia membuat semua bangsa.” (Kisah 17:26) Jadi bisa dibilang, kita semua bersaudara. Itulah sebabnya kita mau memperlakukan setiap orang dengan hormat dan baik hati. Dengan begitu, kita akan membuat orang lain dan Pencipta kita senang. Kita juga akan lebih bahagia.
Lembut Hati
’Kenakanlah kelembutan.’—KOLOSE 3:12.
Kalau kita lembut hati, orang-orang akan senang berteman dengan kita. Mereka tidak akan sungkan berbicara kepada kita dan bahkan mengoreksi kita, karena mereka tahu kita tidak akan mudah tersinggung. Dan kalau ada yang marah kepada kita, reaksi kita yang lembut bisa membuat orang itu jadi tenang. Amsal 15:1 mengatakan, ”Jawaban yang lembut menjauhkan amarah, tapi perkataan yang kasar memicu kemarahan.”
Suka Memberi dan Selalu Bersyukur
”Lebih bahagia memberi daripada menerima.”—KISAH 20:35.
Sekarang, ada banyak orang yang serakah dan hanya memikirkan diri sendiri. Mereka pikir itu bisa membuat mereka bahagia. Tapi sebenarnya, seseorang baru bisa benar-benar bahagia kalau dia menganggap orang lain lebih penting daripada dirinya sendiri atau harta benda. Orang yang seperti itu pasti suka memberi. (Lukas 6:38) Selain itu, kalau ada orang yang berbuat baik kepadanya, dia akan selalu bersyukur dan menunjukkan rasa terima kasihnya. (Kolose 3:15) Coba pikirkan: ’Saya senang berteman dengan orang yang seperti apa? Orang yang pelit dan tidak tahu terima kasih atau orang yang suka memberi dan selalu bersyukur?’ Intinya, kalau Anda ingin punya teman yang suka memberi dan selalu bersyukur, jadilah orang yang seperti itu juga.—Matius 7:12.
-
-
Cara untuk Bahagia dan PuasSadarlah!—2021 | No. 1
-
-
Cara untuk Bahagia dan Puas
Tidak soal kita muda atau tua, sudah menikah atau belum, kita semua pasti mau bahagia dan merasa puas. Pencipta kita juga mau kita merasa begitu. Jadi, Dia memberi kita nasihat bijak berikut ini.
Rajin Bekerja
”[Seseorang] harus bekerja keras, melakukan apa yang baik dengan tangannya sendiri, supaya dia bisa berbagi sesuatu dengan orang yang kekurangan.”—EFESUS 4:28.
Pencipta kita mau kita bekerja dengan rajin. Dia tahu itu bisa membuat kita bahagia. Kenapa? Karena dengan begitu, kita bisa menafkahi diri sendiri dan keluarga kita. Bahkan, kita mungkin bisa membantu orang-orang yang membutuhkan. Selain itu, kita akan lebih dihargai oleh atasan kita sehingga kita mungkin tidak akan dipecat. Jadi, ada banyak manfaatnya kalau kita bekerja dengan rajin. Menurut Kitab Suci, semua hal baik itu adalah ”pemberian Allah”.—Pengkhotbah 3:13.
Bersikap Jujur
”Kami yakin bahwa hati nurani kami jujur, dan kami ingin berlaku jujur dalam segala hal.”—IBRANI 13:18.
Kalau kita jujur, kita bisa punya harga diri, merasa tenang, dan tidur lebih nyenyak. Selain itu, orang lain akan percaya kepada kita dan menghormati kita. Semua itu tidak bisa dirasakan oleh orang yang tidak jujur. Mereka mungkin terus merasa bersalah dan takut perbuatan mereka akan ketahuan.
Punya Pandangan yang Benar soal Uang
”Jangan mencintai uang, dan puaslah dengan apa yang ada.”—IBRANI 13:5.
Memang, kita butuh uang untuk membeli makanan dan kebutuhan lain. Tapi, kalau kita sampai ”mencintai uang”, itu sangat berbahaya. Orang yang mencintai uang itu menggunakan sebagian besar waktu dan tenaganya untuk mencari lebih banyak uang. Akibatnya, hubungannya dengan keluarga bisa renggang, bahkan kesehatannya mungkin terganggu. (1 Timotius 6:9, 10) Dia juga bisa tergoda untuk berbuat tidak jujur. Ada kata-kata bijak yang bilang, ”Orang yang setia akan menerima banyak berkat, tapi orang yang ingin cepat kaya tidak akan lepas dari kesalahan.”—Amsal 28:20.
Memilih Pendidikan yang Terbaik
”Jagalah hikmat dan kemampuan berpikirmu.”—AMSAL 3:21.
Pendidikan yang bagus bisa membantu kita menjadi orang yang lebih baik dan orang tua yang bertanggung jawab. Tapi, pendidikan di sekolah tidak menjamin kita bisa sukses dan bahagia. Supaya bisa benar-benar berhasil, kita perlu mendapat pendidikan yang terbaik, yang berasal dari Sang Pencipta. Kalau seseorang mau diajar oleh Pencipta kita, ”semua yang dia lakukan akan berhasil”.—Mazmur 1:1-3.
-
-
Kenapa Kita Menderita, Menjadi Tua, dan Mati?Sadarlah!—2021 | No. 1
-
-
Kenapa Kita Menderita, Menjadi Tua, dan Mati?
Sang Pencipta menganggap kita sebagai anak-anak-Nya. Jadi, Dia sebenarnya tidak mau kita menderita. Kalau begitu, kenapa ada banyak manusia yang menderita?
Kesalahan Manusia Pertama
”Sama seperti dosa masuk ke dalam dunia melalui satu orang, dan kematian masuk melalui dosa, kematian pun menyebar kepada semua orang.”—ROMA 5:12.
Waktu Tuhan menciptakan pasangan manusia pertama, yaitu Adam dan Hawa, Dia memberi mereka tubuh dan kemampuan berpikir yang sempurna. Dia juga memberi mereka tempat tinggal yang indah di bumi, yang disebut Taman Eden. Mereka boleh makan buah dari semua pohon yang ada di taman itu, tapi ada satu pohon yang Dia larang. Sayangnya, Adam dan Hawa tidak menaati-Nya dengan memakan buah dari pohon yang dilarang itu. Apa yang mereka lakukan adalah dosa. (Kejadian 2:15-17; 3:1-19) Akibatnya, Dia mengusir mereka dari taman itu dan hidup mereka jadi susah. Belakangan, waktu mereka punya anak, anak mereka juga hidup susah. Mereka semua menjadi tua dan mati. (Kejadian 3:23; 5:5) Karena kita juga adalah keturunan Adam dan Hawa, kita bisa sakit, menjadi tua, dan mati.
Pengaruh Roh-Roh Jahat
”Seluruh dunia dikuasai oleh si jahat.”—1 YOHANES 5:19.
Yang dimaksud ”si jahat” adalah Setan. Dia adalah malaikat yang memberontak kepada Sang Pencipta. (Yohanes 8:44; Wahyu 12:9) Belakangan, malaikat-malaikat lainnya juga ikut memberontak dan bergabung dengan Setan. Mereka disebut sebagai roh-roh jahat. Mereka menggunakan kekuatan mereka untuk menyesatkan manusia supaya manusia tidak taat kepada Pencipta kita. Mereka memengaruhi banyak orang untuk melakukan apa yang buruk. (Mazmur 106:35-38; 1 Timotius 4:1) Setan dan roh-roh jahat senang membuat kita menderita.
Kesalahan Kita Sendiri
”Apa yang ditabur orang, itu jugalah yang dituainya.”—GALATIA 6:7.
Berbagai masalah di dunia ini terjadi akibat kesalahan Adam dan Hawa dan pengaruh dari Setan. Tapi kadang, hidup kita bisa makin susah karena kesalahan kita sendiri. Apa maksudnya? Kalau seseorang berbuat buruk atau membuat keputusan yang salah, dia biasanya akan menuai akibat buruk. Tapi kalau dia berbuat baik, dia akan menuai hasil yang baik. Misalnya, seorang pria yang jujur, rajin bekerja, dan menyayangi keluarganya akan merasakan banyak manfaat dan membuat keluarganya bahagia. Tapi, orang yang suka berjudi, mabuk-mabukan, atau malas bisa membuat dirinya dan keluarganya jatuh miskin. Jadi, kita sebaiknya menaati Pencipta kita. Dia mau kita menuai banyak hal baik, termasuk merasakan ”kedamaian yang limpah”.—Mazmur 119:165.
Hidup di ”Hari-Hari Terakhir”
’Pada hari-hari terakhir, orang-orang akan mencintai diri sendiri, mencintai uang, tidak taat kepada orang tua, tidak punya pengendalian diri, garang, tidak menyukai kebaikan.’—2 TIMOTIUS 3:1-5.
Sekarang, ada banyak orang yang punya sifat-sifat seperti itu. Ini menjadi salah satu bukti bahwa kita hidup di ”hari-hari terakhir”, atau akhir zaman. Kitab Suci juga mengatakan bahwa di zaman kita akan ada banyak perang, kekurangan makanan, gempa bumi yang besar, dan wabah penyakit. (Matius 24:3, 7, 8; Lukas 21:10, 11) Semua ini menyebabkan banyak manusia menderita dan mati.
-
-
Pengetahuan yang Memberi HarapanSadarlah!—2021 | No. 1
-
-
Pengetahuan yang Memberi Harapan
Pencipta kita berjanji bahwa sebentar lagi keadaan dunia ini akan jadi jauh lebih baik. Dia akan mengakhiri penderitaan, dan manusia akan hidup bahagia di bumi. (Mazmur 37:11) Kenapa kita bisa percaya dengan janji ini? Karena ”Allah tidak seperti manusia yang berkata dusta”. (Bilangan 23:19) Mari kita perhatikan beberapa hal yang akan dilakukan Pencipta kita.
Orang Jahat Akan Dimusnahkan
”Kalau orang jahat bertumbuh seperti rumput dan semua penjahat berkembang, itu hanyalah supaya mereka dimusnahkan selamanya.”—MAZMUR 92:7.
Seperti yang disebutkan di artikel sebelumnya, keadaan di dunia ini akan menjadi semakin buruk. Dan kita tidak heran, karena Kitab Suci sudah memberi tahu kita soal ini. Menurut 2 Timotius 3:1-5, orang-orang akan menjadi semakin jahat selama ”hari-hari terakhir”. Nah, hari-hari terakhir dari apa? Hari-hari terakhir dari orang-orang yang tidak mau menaati Sang Pencipta. Sebentar lagi, Dia akan memusnahkan mereka yang tidak mau bertobat. Jadi, di bumi nanti hanya ada orang-orang baik, yaitu mereka yang menaati Dia. Seperti kata Kitab Suci, ”orang-orang benar akan memiliki bumi, dan mereka akan tinggal di situ selamanya”.—Mazmur 37:29.
Setan Akan Dimusnahkan
”Allah yang memberikan kedamaian akan menghancurkan Setan.”—ROMA 16:20.
Semua hal buruk, termasuk Setan dan roh-roh jahat, tidak akan ada lagi. Jadi, keadaan di bumi akan damai. Pencipta kita berjanji, ”Tidak ada yang akan membuat [manusia] takut.”—Mikha 4:4.
Penyakit dan Kematian Akan Berakhir
”Kemah Allah ada di antara manusia. . . . Dia akan menghapus semua air mata mereka. Kematian tidak akan ada lagi. Perkabungan, tangisan, ataupun rasa sakit juga tidak akan ada lagi.”—WAHYU 21:3, 4.
Penderitaan dan penyakit tidak akan ada lagi, karena Pencipta kita akan memperbaiki semua akibat buruk dari perbuatan Setan, Adam, Hawa, dan kita sendiri. Bahkan, ”kematian tidak akan ada lagi”. Manusia yang menyayangi dan menaati Pencipta akan hidup selamanya. Tapi, mereka akan tinggal di mana?
Bumi Akan Menjadi Tempat yang Indah
”Padang belantara dan tanah yang gersang akan bergembira; padang gurun akan bersukacita dan berbunga seperti safron.”—YESAYA 35:1.
Waktu Pencipta kita mengakhiri semua hal yang buruk, bumi akan dipenuhi dengan taman yang indah dan akan menghasilkan banyak sekali makanan. (Mazmur 72:16) Laut, danau, dan sungai akan jadi bersih dan penuh dengan kehidupan. Bahkan, kita mungkin tidak akan memakai lagi kata ”polusi”! Selain itu, orang-orang akan membangun rumah mereka sendiri dan tinggal di situ. Tidak akan ada lagi orang yang kelaparan, miskin, atau jadi gelandangan.—Yesaya 65:21, 22.
Orang Mati Akan Dibangkitkan
”Akan ada kebangkitan.”—KISAH 24:15.
Apakah Anda mau bertemu lagi dengan sahabat dan keluarga Anda yang sudah meninggal? Sang Pencipta akan menghidupkan mereka lagi di bumi yang indah. Anda akan bisa mengenali mereka, dan mereka juga akan bisa mengenali Anda. Kalian pasti akan sangat bahagia! Tapi, kenapa kita bisa yakin ini akan terjadi? Karena Alkitab mencatat beberapa peristiwa tentang orang dewasa maupun anak-anak yang dibangkitkan sehingga mereka bisa berkumpul lagi dengan keluarga mereka. Selain itu, kebangkitan yang Yesus lakukan sering kali disaksikan oleh banyak orang.—Lukas 8:49-56; Yohanes 11:11-14, 38-44.
-
-
Pengetahuan yang Membuat Kita Dekat dengan PenciptaSadarlah!—2021 | No. 1
-
-
Pengetahuan yang Membuat Kita Dekat dengan Pencipta
Sang Pencipta bukan hanya penuh kuasa, tapi Dia juga punya banyak sifat bagus. Dia mau kita mengenal-Nya dan bersahabat dengan-Nya. (Yohanes 17:3; Yakobus 4:8) Itulah kenapa Dia memberi tahu kita banyak hal tentang diri-Nya.
Pencipta Kita Punya Nama
”Semoga orang-orang tahu bahwa Engkau, yang bernama Yehuwa, Engkau saja Yang Mahatinggi atas seluruh bumi.”—MAZMUR 83:18.
Alkitab mengajarkan bahwa Yehuwa adalah satu-satunya Tuhan yang benar. Dialah yang menciptakan alam semesta dan segala yang hidup. Hanya Dia saja yang seharusnya kita sembah.—Wahyu 4:11.
Yehuwa Itu Penyayang
”Allah adalah kasih.”—1 YOHANES 4:8.
Kita bisa belajar tentang sifat-sifat Yehuwa dari Alkitab dan berbagai ciptaan-Nya. Tapi, sifat utama-Nya adalah kasih. Dia melakukan segala sesuatu karena kasih. Semakin kita mengenal Yehuwa, kita akan semakin menyayangi Dia.
Yehuwa Itu Suka Mengampuni
”Engkau adalah Allah yang siap mengampuni.”—NEHEMIA 9:17.
Yehuwa tahu bahwa kita semua tidak sempurna. Jadi, Dia ”siap mengampuni” kita. Kalau kita mengakui kesalahan kita kepada Yehuwa, menyesalinya, dan berupaya keras untuk tidak melakukannya lagi, Dia akan mengampuni kita. Dia juga tidak akan menghukum kita karena kesalahan kita di masa lalu.—Mazmur 103:12, 13.
Yehuwa Mau Kita Berdoa Kepada-Nya
”Yehuwa dekat dengan semua yang berseru kepada-Nya . . . Dia mendengarkan saat mereka minta tolong.”—MAZMUR 145:18, 19.
Orang tua yang menyayangi anaknya pasti mau mendengarkan waktu anaknya bercerita. Sama seperti itu, Yehuwa juga mau mendengarkan doa-doa kita. Dia tidak meminta kita untuk melakukan ritual tertentu atau menggunakan benda-benda keagamaan waktu beribadah kepada-Nya.
-
-
Dapatkan Pengetahuan dari Sang PenciptaSadarlah!—2021 | No. 1
-
-
Dapatkan Pengetahuan dari Sang Pencipta
”Seluruh isi Kitab Suci berasal dari Allah.” (2 Timotius 3:16) Tuhan Yang Mahakuasa membimbing para penulis Alkitab untuk menuliskan pikiran-Nya.
Sang Pencipta Mau Kita Mendapat Manfaat dari Ajaran-Nya
”Aku, Yehuwa, . . . yang mengajarmu demi kebaikanmu, yang menuntunmu di jalan yang harus kamu tempuh. Aku sungguh ingin agar kamu menaati perintah-Ku, karena damaimu akan menjadi seperti sungai, dan perbuatanmu yang benar seperti ombak di lautan.”—YESAYA 48:17, 18.
Pencipta mengundang kita untuk belajar dari-Nya. Dia mau membantu kita supaya kita bisa benar-benar merasa damai dan hidup bahagia selamanya.
Pengetahuan dari Sang Pencipta Tersedia untuk Semua
”Kabar baik harus diberitakan dulu kepada semua bangsa.”—MARKUS 13:10.
”Kabar baik” ini mencakup janji Yehuwa untuk mengakhiri penderitaan, mengubah bumi menjadi tempat yang indah, serta membangkitkan sahabat dan keluarga kita yang sudah meninggal. Saksi-Saksi Yehuwa memberitakan kabar baik berdasarkan Alkitab di seluruh dunia.
-
-
Mau Tahu Lebih Banyak?Sadarlah!—2021 | No. 1
-
-
Mau Tahu Lebih Banyak?
”Hikmat adalah hal terpenting, jadi dapatkan hikmat, dan dari semua yang kamu dapatkan, dapatkan juga pengertian.” (Amsal 4:7) Kata-kata bijak ini ada dalam Kitab Suci. Pencipta kita mau memberi kita pengetahuan supaya kita punya hikmat, atau menjadi bijaksana. Dengan begitu, kita bisa membuat keputusan yang baik dan hidup bahagia.
Kalau Anda mau tahu lebih banyak tentang nasihat bijak di Kitab Suci Alkitab, bukalah www.pr418.com/id. Apa saja yang ada di situs web itu?
ALKITAB
VIDEO
ANIMASI
WAWANCARA
ARTIKEL
Semuanya gratis dan bisa bermanfaat untuk semua orang, tidak soal umur dan latar belakang mereka.
-