PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Mengajar di Hadapan Umum dan dari Rumah ke Rumah
    Menara Pengawal—1991 | 15 Januari
    • Mengajar di Hadapan Umum dan dari Rumah ke Rumah

      ”Aku tidak mengundurkan diri dari . . . mengajar kamu di hadapan umum dan dari dari rumah ke rumah.”—KISAH 20:20, ”Byington”.

      1. Bagaimana seorang imam Katolik mengomentari efektifnya pelayanan dari rumah ke rumah yang dilakukan Saksi-Saksi Yehuwa?

      ”UMAT Katolik Bawalah Injil Dari Rumah ke Rumah.” Demikianlah bunyi kepala berita dalam The Providence Sunday Journal tanggal 4 Oktober 1987. Surat kabar tersebut melaporkan bahwa tujuan utama kegiatan itu adalah untuk ”mengimbau beberapa anggota paroki mereka yang tidak aktif agar kembali menempuh kehidupan gereja yang lebih aktif”. Imam John Allard, direktur Kantor untuk Penginjilan di Wilayah Keuskupan Providence, dikutip mengatakan, ”Pasti, akan ada banyak sikap skeptis. Orang akan mengatakan, ’Lihatlah mereka, persis seperti Saksi-Saksi Yehuwa.’ Akan tetapi, Saksi-Saksi Yehuwa itu efektif, bukan? Saya berani bertaruh bahwa bila kita pergi ke Balai Kerajaan mana pun di negara bagian [Rhode Island, A.S.,] kita akan menemukan sidang-sidang yang dihadiri oleh bekas-bekas penganut Katolik.”

      2. Pertanyaan apa dapat diajukan dengan tepat?

      2 Ya, Saksi-Saksi Yehuwa sangat dikenal karena pelayanan dari rumah ke rumah yang efektif. Namun apa alasan mereka pergi dari rumah ke rumah?

      Metode para Rasul

      3. (a) Tugas apa yang diberikan Kristus Yesus kepada murid-muridnya? (b) Dengan cara utama apa pengikut-pengikut Kristus masa awal melaksanakan tugas mereka?

      3 Kristus Yesus memberikan kepada pengikut-pengikutnya tugas penting ini, ”Karena itu pergilah, jadikanlah murid-murid dari orang-orang segala bangsa dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir sistem ini.” (Matius 28:19, 20, NW) Cara utama melaksanakan pekerjaan tersebut menjadi jelas segera setelah hari Pentakosta 33 M. ”Setiap hari di Bait Allah dan dari rumah ke rumah mereka terus tanpa henti mengajar dan memberitakan kabar baik tentang Kristus, Yesus.” (Kisah 5:42, NW) Kira-kira 20 tahun kemudian, rasul Paulus sibuk dalam pelayanan dari rumah ke rumah, karena ia mengingatkan para penatua Kristiani dari kota Efesus, ”Aku tidak menahan diri memberitahukan kepada kalian apa yang berguna bagi kalian, juga dalam mengajar kalian di muka umum dan dari rumah ke rumah.”—Kisah 20:20, NW.

      4. Mengapa dapat kita katakan bahwa Kisah 5:42 dan Kisah 20:20 mengartikan bahwa pengabaran yang dilakukan pengikut-pengikut Yesus disebarkan dari rumah ke rumah?

      4 Di Kisah 5:42 (NW) kata-kata ”dari rumah ke rumah” diterjemahkan dari kat’ oiʹkon. Di ayat ini ka·taʹ digunakan dalam arti ”menyebarkan”. Jadi, pengabaran murid-murid disebarkan dari satu rumah ke rumah lain. Mengomentari Kisah 20:20, Randolph O. Yeager menulis bahwa Paulus mengajar ”baik di pertemuan-pertemuan umum [de·mo·siʹa] dan dari rumah ke rumah ([ka·taʹ] dalam arti menyebarkan dengan bentuk akusatif). Paulus melayani di Efesus selama tiga tahun. Ia mengunjungi setiap rumah, atau sekurang-kurangnya ia mengabar kepada semua orang (ayat 26). Ini merupakan tuntutan Alkitab untuk melakukan penginjilan dari rumah ke rumah dan juga dalam pertemuan-pertemuan umum”.

      5. Di Kisah 20:20, mengapa Paulus tidak hanya memaksudkan sekedar kunjungan ramah tamah kepada para penatua atau kunjungan penggembalaan?

      5 Penggunaan serupa dari ka·taʹ terdapat di Lukas 8:1, yang menceritakan tentang Yesus mengabar ”dari kota ke kota dan dari desa ke desa”. Paulus menggunakan bentuk jamak kat’ oiʹkous di Kisah 20:20. Beberapa terjemahan Alkitab menggunakan ”di rumah-rumah kamu”. Akan tetapi, sang rasul tidak memaksudkan sekedar kunjungan ramah tamah kepada para penatua atau kunjungan penggembalaan di rumah rekan-rekan seiman. Apa yang ia ucapkan selanjutnya menunjukkan bahwa ia sedang berbicara tentang pelayanan dari rumah ke rumah kepada orang-orang yang tidak beriman, karena ia mengatakan, ”Aku senantiasa bersaksi [dengan saksama, NW] kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.” (Kisah 20:21) Rekan-rekan seiman sudah bertobat dan sudah percaya kepada Yesus. Jadi, Kisah 5:42 maupun Kisah 20:20 menyinggung tentang pengabaran kepada orang-orang yang tidak beriman ”dari rumah ke rumah”, atau dari pintu ke pintu.

      Tidak Ada Pengganti Untuknya

      6. Apa yang dikatakan mengenai sifat pekerjaan pengabaran Paulus di Efesus?

      6 Mengomentari kata-kata Paulus di Kisah 20:20, pada tahun 1844 Abiel Abbot Livermore menulis, ”Ia tidak puas sekedar menyampaikan ceramah dalam pertemuan-pertemuan umum, dan mengabaikan sarana lain, tetapi dengan giat ia melaksanakan pekerjaan besarnya seorang diri, dari rumah ke rumah, dan secara harfiah mengantarkan kebenaran dari surga ke rumah dan hati orang-orang Efesus.” Belum lama berselang dikatakan, ”Penyebaran injil dari rumah ke rumah menjadi ciri umat Kristiani abad pertama sejak semula (bandingkan Kisah 2:46; 5:42). . . . [Paulus] dengan saksama telah melaksanakan tanggung jawabnya kepada orang Yahudi maupun non-Yahudi di Efesus, dan mereka tidak dapat berdalih jika mereka binasa dalam dosa-dosa mereka.”—The Wesleyan Bible Commentary, Jilid 4, halaman 642-3.

      7. Mengapa dapat dikatakan bahwa Allah berkenan atas pelayanan dari rumah ke rumah yang dilakukan Saksi-Saksi Yehuwa?

      7 Meskipun memberikan ceramah umum juga penting dalam memberitakan kabar baik, ini bukan pengganti untuk kontak secara pribadi di depan pintu. Sehubungan dengan hal ini, sarjana Joseph Addison Alexander berkata, ”Gereja masih belum menciptakan sesuatu untuk mengganti atau menyaingi pengaruh dari pengabaran di gereja dan di rumah-rumah.” Sebagaimana dikatakan oleh sarjana O. A. Hills, ”Pengajaran kepada umum dan dari rumah ke rumah harus berjalan seiring.” Saksi-Saksi Yehuwa memberikan pengajaran melalui ceramah-ceramah di Perhimpunan Umum mereka yang diadakan setiap minggu. Mereka juga memiliki bukti yang jelas bahwa metode para rasul dalam menyebarkan kebenaran Alkitab dari rumah ke rumah adalah efektif. Yehuwa pasti berkenan, karena sebagai hasil pelayanan demikian, setiap tahun Ia menyebabkan ribuan orang datang berduyun-duyun kepada ibadat-Nya yang mulia.—Yesaya 2:1-4; 60:8, 22.

      8. (a) Apa yang dikatakan mengenai alasan mengapa pengabaran dari rumah ke rumah itu efektif? (b) Bagaimana Saksi-Saksi Yehuwa dapat dibandingkan dengan Paulus dalam pengabaran ke pintu rumah dan kesaksian lain?

      8 Seorang pakar lain mengatakan, ”Orang merasa lebih mudah mengingat pengajaran yang diberikan di depan pintu rumah mereka daripada yang diberikan dari mimbar di gereja.” Nah, Paulus dengan tetap tentu berada di depan pintu, memberikan teladan sebagai seorang rohaniwan. ”Ia tidak puas dengan mengajar dan memberi ceramah di sinagoge dan di pasar,” tulis sarjana Alkitab Edwin W. Rice. ”Ia selalu rajin ’mengajar’ ’dari rumah ke rumah’. Ia bertarung dengan kejahatan dari rumah ke rumah, secara langsung, berhadapan muka, dan memenangkan orang kepada Kristus, di Efesus.” Saksi-Saksi Yehuwa menyadari bahwa pembahasan langsung dari orang ke orang di depan pintu rumah adalah efektif. Selain itu, mereka mengadakan kunjungan kembali dan senang berbicara bahkan kepada orang yang menentang jika mereka ini bersedia mengadakan diskusi yang masuk akal. Benar-benar meniru Paulus! Mengenai dia, F. N. Peloubet menulis, ”Tidak semua pekerjaan Paulus dilakukan pada pertemuan-pertemuan. Tidak diragukan ia mengunjungi banyak orang secara pribadi di rumah mereka di mana pun ia tahu ada yang ingin tahu, atau yang begitu berminat atau bahkan yang menentang yang mau berbicara tentang agama.”

      Para Penatua Harus Ambil Pimpinan

      9. Teladan apa yang Paulus berikan kepada rekan-rekan penatua?

      9 Teladan apa yang Paulus berikan kepada rekan-rekan penatua? Ia memperlihatkan bahwa mereka harus berani dan tanpa lelah memberitakan kabar baik dari rumah ke rumah. Pada tahun 1879, J. Glentworth Butler menulis, ”[Para penatua di Efesus] mengetahui bahwa dalam pengabaran [Paulus] ia sama sekali tidak dipengaruhi oleh pikiran akan bahaya secara pribadi atau popularitas; bahwa ia tidak menahan apa pun dari kebenaran yang dibutuhkan; bahwa ia tidak dengan berat sebelah membicarakan segi-segi yang aneh atau baru dari kebenaran, tetapi telah mendesak hanya dan semua hal yang bermanfaat ’guna memperbaiki’, atau membina: seluruh nasihat dari Allah dalam kemurnian dan kelengkapannya! Kemudian ’pertunjukan’ yang setia ini, ’pengajaran’ dengan yakin ini tentang kebenaran Kristen telah menjadi kebiasaannya, tidak saja di ruang kuliah Tiranus dan tempat pertemuan lain dari murid-murid, tetapi dalam setiap rumah tangga yang menerima. Dari rumah ke rumah, dan dari jiwa ke jiwa, hari demi hari ia membawa kabar kesukaan dengan keinginan dan kerinduan seperti yang dimiliki Kristus. Kepada semua golongan dan suku, kepada orang Yahudi yang bersikap memusuhi dan orang Yunani yang mengejek, satu-satunya tema yang ia bawa—yang, bila diuraikan sepenuhnya, termasuk semua kebenaran penting lain yang menyelamatkan—adalah bertobat kepada Allah, dan iman kepada Tuhan kita Kristus Yesus.”

      10, 11. (a) Sehubungan dengan pelayanan Kristen, apa yang Paulus harapkan dari para penatua di Efesus? (b) Seperti Paulus, Saksi-Saksi Yehuwa, termasuk para penatua, ambil bagian dalam pengabaran macam apa?

      10 Maka sebagai intinya, apa yang Paulus harapkan dari para penatua Efesus? Sarjana E. S. Young menyadur kata-kata sang rasul sebagai berikut, ”Saya tidak saja berbicara di hadapan umum, tetapi saya bekerja keras dari rumah ke rumah, dengan semua golongan, orang Yahudi maupun non-Yahudi. Tema pelayanan saya kepada semua golongan adalah ’bertobatlah kepada Allah dan berimanlah kepada Tuhan kita Kristus Yesus’.” Menyatakan kata-kata Paulus dengan cara lain, W. B. Riley menulis, ”Artinya yang jelas adalah, ’Saya harap saudara melanjutkan apa yang telah saya mulai, yaitu melakukan maupun mengajar dan saya harap saudara bertahan sama seperti saya telah bertahan; mengajar secara pribadi dan di hadapan umum seperti yang saya lakukan di jalan-jalan dan dari rumah ke rumah, memberikan kesaksian kepada orang Yahudi dan juga kepada orang Yunani agar bertobat kepada Allah dan beriman kepada Tuhan kita Kristus Yesus, karena ini merupakan hal-hal dasar!’”

      11 Jelaslah, dalam Kisah pasal 20, Paulus memperlihatkan kepada rekan-rekan penatua bahwa mereka diharapkan menjadi saksi-saksi Yehuwa yang pergi dari rumah ke rumah. Sehubungan dengan ini, para penatua abad pertama harus mengambil pimpinan, memberikan teladan yang benar kepada anggota-anggota sidang lainnya. (Bandingkan Ibrani 13:17.) Maka, seperti Paulus, Saksi-Saksi Yehuwa mengabar dari rumah ke rumah, memberi tahu orang-orang dari segala bangsa tentang Kerajaan Allah, pertobatan kepada Dia, dan iman kepada Kristus Yesus. (Markus 13:10; Lukas 24:45-48) Dalam pekerjaan dari rumah ke rumah demikian, para penatua yang dilantik di kalangan Saksi-Saksi zaman modern diharapkan untuk ambil pimpinan.—Kisah 20:28.

      12. Apa yang tidak mau dilakukan oleh beberapa orang yang dulunya menjadi penatua, tetapi dalam pekerjaan apa para penatua sekarang ambil pimpinan?

      12 Pada tahun 1879, Charles Taze Russell mulai menerbitkan Zion’s Watch Tower and Herald of Christ’s Presence, yang sekarang disebut The Watchtower Announcing Jehovah’s Kingdom (Menara Pengawal Mengumumkan Kerajaan Yehuwa). Russell dan Siswa-Siswa Alkitab lain mengumumkan berita Kerajaan dengan cara rasuli. Akan tetapi, dalam tahun-tahun kemudian, beberapa penatua sidang tidak memenuhi tanggung jawab mereka untuk memberikan kesaksian. Misalnya, seorang Saksi menulis, ”Semua berjalan dengan baik sampai pengumuman dikeluarkan bahwa semua harus ambil bagian dalam kesaksian dari rumah ke rumah dengan lektur dan khususnya dalam pekerjaan dari rumah ke rumah pada hari Minggu—ini terjadi pada tahun 1927. Para penatua kita yang dipilih menentang dan mencoba mematahkan semangat seluruh kumpulan agar tidak memulai atau melakukan corak apa pun dari pekerjaan demikian.” Pada waktunya, pria-pria yang tidak mau melakukan pengabaran dari rumah ke rumah tidak lagi mendapat hak istimewa melayani sebagai penatua. Dewasa ini juga, mereka yang melayani sebagai penatua dan pelayan sidang diharapkan ambil pimpinan dalam kesaksian dari rumah ke rumah dan dalam corak-corak lain dari pelayanan Kristen.

      Setiap Orang Menjadi Saksi

      13. (a) Apa yang harus kita lakukan sekalipun orang tidak mau mendengarkan berita Kerajaan? (b) Bagaimana Paulus dibandingkan dengan Yehezkiel?

      13 Dengan bantuan Yehuwa, umat Kristiani harus mengumumkan berita Kerajaan dari rumah ke rumah, sekalipun itu tidak disambut dengan penghargaan. Sebagai penjaga dari Allah, Yehezkiel harus memperingatkan orang-orang tidak soal mereka mau mendengarkan atau tidak. (Yehezkiel 2:5-7; 3:11, 27; 33:1-6) Ketika membuat persamaan antara Yehezkiel dan Paulus, E. M. Blaiklock menulis, ”Dari [ceramah Paulus dalam Kisah pasal 20] terungkap gambaran yang jelas tentang pelayanan di Efesus. Perhatikan hal berikut: Pertama, kesetiaan Paulus yang bersifat mendesak. Ia tidak mencari popularitas atau perkenan dari umum. Seperti Yehezkiel yang dengan tekad bulat melaksanakan tugas sebagai penjaga, ia melaksanakan kewajibannya dengan semangat yang jujur dan integritas untuk mendukung ucapannya. Kedua, perasaan simpatinya yang pengasih. Ia bukan orang yang mengucapkan kata-kata penghukuman tanpa perasaan. Ketiga, penginjilannya yang tidak kenal lelah. Di hadapan umum dan dari rumah ke rumah, di dalam kota dan di seluruh propinsi, ia telah mengabarkan injil.”

      14. Mengapa memberikan kesaksian merupakan tanggung jawab setiap orang yang membuat pembaktian kepada Allah Yehuwa dalam doa melalui Kristus Yesus?

      14 Berkat Allah yang limpah atas hamba-hamba-Nya zaman sekarang tidak sangsi lagi menunjukkan perasaan senang-Nya bahwa mereka menggunakan nama Saksi-Saksi Yehuwa. (Yesaya 43:10-12) Selain itu, mereka juga saksi-saksi dari Kristus, karena Yesus memberi tahu pengikut-pengikutnya, ”Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah 1:8) Jadi memberi kesaksian merupakan tanggung jawab setiap orang yang membuat pembaktian kepada Allah Yehuwa dalam doa melalui Kristus Yesus.

      15. Apa yang dikatakan tentang pekerjaan memberikan kesaksian yang dilakukan umat Kristiani pada masa awal?

      15 Mengenai memberikan kesaksian dikatakan, ”Itu melibatkan seluruh jemaat. Kegiatan misionaris dari gereja pada masa awal bukan tanggung jawab dari Perkumpulan Misionaris Wanita atau Badan Misi Asing. Pekerjaan memberi kesaksian juga tidak diserahkan kepada orang-orang yang profesional seperti penatua, diaken, atau bahkan rasul-rasul. . . . Pada masa awal tersebut gereja adalah misi. Program penginjilan dari gereja awal didasarkan atas dua asumsi: (1) Tugas utama dari gereja adalah penginjilan sedunia. (2) Tanggung jawab melaksanakan tugas ini terletak atas seluruh masyarakat Kristiani.”—J. Herbert Kane.

      16. Bahkan para penulis dalam Susunan Kristen memberikan pengakuan apa mengenai umat Kristiani dan pekerjaan memberi kesaksian?

      16 Meskipun para penulis Susunan Kristen zaman modern tidak menyetujui berita Kerajaan, ada yang mengakui bahwa umat Kristiani mempunyai kewajiban untuk memberikan kesaksian. Misalnya, dalam buku Everyone a Minister, Oscar E. Feucht menyatakan, ”Tidak ada pastor yang dapat mengambil alih pelayanan yang Allah berikan kepada setiap orang beriman. Disayangkan bahwa cara berpikir yang salah selama berabad-abad di dalam gereja telah membuat kewajiban dari 500 anggotanya menjadi kewajiban dari satu orang pastor. Tidak demikian halnya dalam gereja masa awal. Mereka yang beriman pergi ke mana-mana untuk mengabarkan Firman.”

      17. Apa yang dapat dikatakan mengenai tempat dari pekerjaan memberi kesaksian dalam kehidupan umat Kristiani masa awal?

      17 Memberikan kesaksian merupakan hal terpenting dalam kehidupan umat Kristiani masa awal, sebagaimana halnya di kalangan umat Yehuwa sekarang. ”Pada umumnya,” tulis Edward Caldwell Moore dari Universitas Harvard, ”tiga abad pertama dari pergerakan Kristen dicirikan dengan semangat yang besar untuk menyebarkan iman. Kegairahan orang Kristiani adalah penginjilan, menceritakan berita penebusan. . . . Akan tetapi, penyebaran pengaruh dan ajaran Yesus pada masa awal sekali, sebagian kecil adalah berkat upaya pria-pria yang dapat kita sebut misionaris. Itu merupakan prestasi dari setiap orang tidak soal keahlian dan pekerjaannya dan dari setiap golongan dalam masyarakat. [Mereka] membawa sampai ke perbatasan yang paling jauh dari kekaisaran [Roma] rahasia dari kehidupan batin, sikap baru terhadap dunia, yang dalam pengalaman mereka merupakan keselamatan. . . . [Kekristenan awal] sangat yakin akan akhir sistem dunia sekarang yang semakin dekat. Kekristenan percaya kepada didirikannya suatu sistem dunia baru secara tiba-tiba dan secara mukjizat.”

      18. Harapan mulia apa jauh mengungguli impian para pemimpin politik?

      18 Dalam kesaksian dari rumah ke rumah dan corak-corak lain dari pelayanan mereka, Saksi-Saksi Yehuwa dengan riang mengarahkan para pendengar mereka kepada dunia baru yang Allah janjikan. Berkat-berkatnya yang dinubuatkan berupa kehidupan kekal jauh mengungguli impian terbaik dari calon-calon pembangun suatu sistem dunia baru zaman sekarang. (2 Petrus 3:13; Wahyu 21:1-4) Meskipun tampaknya setiap orang pasti ingin hidup dalam dunia baru Allah yang menakjubkan, ternyata tidak demikian halnya. Akan tetapi, marilah kita membahas selanjutnya beberapa cara efektif yang dapat digunakan hamba-hamba Yehuwa dalam mengajar orang-orang yang mencari kehidupan kekal.

  • Carilah Orang-Orang yang Layak Menerima Hidup Kekal
    Menara Pengawal—1991 | 15 Januari
    • Carilah Orang-Orang yang Layak Menerima Hidup Kekal

      ”Semua orang yang layak untuk hidup yang kekal, menjadi percaya.”—KISAH 13:48, ”NW.”

      1. Mengenai hati manusia, Yehuwa sanggup melakukan apa?

      ALLAH YEHUWA dapat membaca hati. Hal ini jelas ketika nabi Samuel ditugaskan mengurapi salah seorang putra Isai untuk menjadi raja Israel. Ketika melihat Eliab, Samuel ”[segera berkata, NW], ’Sungguh, di hadapan [Yehuwa] sekarang berdiri yang diurapiNya.’ Tetapi berfirmanlah [Yehuwa] kepada Samuel, ’Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi [Yehuwa] melihat hati.’” Demikianlah, Samuel diberi petunjuk untuk mengurapi Daud, yang ternyata ’berkenan di hati Allah’.—1 Samuel 13:13, 14; 16:4-13.

      2. Apa yang berakar dalam hati kiasan, dan karena itu apa yang kita baca tentang hal ini dalam Alkitab?

      2 Setiap orang memperlihatkan suatu sikap tertentu yang dominan. Ia memiliki perangai tertentu yang berakar dalam hati kiasannya. (Matius 12:34, 35; 15:18-20) Maka kita membaca tentang orang yang ”dalam hatinya ada kebencian”. (Mazmur 55:21, BIS) Kita diberi tahu bahwa ”orang yang lekas gusar, banyak pelanggarannya”. Dan kita membaca, ”Ada teman yang [cenderung, NW] mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.” (Amsal 18:24; 29:22) Untunglah, ada banyak yang membuktikan diri seperti beberapa orang non-Israel di Antiokhia purba di Pisidia. Setelah mendengar tentang persediaan Yehuwa untuk memperoleh keselamatan, ’mereka bergembira dan memuliakan firman Yehuwa; dan semua orang yang layak menerima hidup yang kekal, menjadi percaya’.—Kisah 13:44-48, NW.

      Orang-Orang yang Percaya ”Murni Hatinya”

      3, 4. (a) Siapa yang murni hatinya? (b) Bagaimana mereka yang murni hatinya dapat melihat Allah?

      3 Orang-orang yang percaya di Antiokhia menjadi orang Kristiani yang terbaptis, dan yang beriman di antara mereka dapat menerapkan atas diri mereka kata-kata Yesus, ”Berbahagialah orang yang suci [”murnI”, BIS] hatinya; karena mereka akan melihat Allah.” (Matius 5:8) Siapa gerangan orang yang ”murni hatinya”? Dan bagaimana mereka dapat ”melihat Allah”?

      4 Orang yang murni hatinya, mempunyai batin yang bersih. Hati mereka dipenuhi penghargaan, kasih, keinginan, dan motif yang tulus. (1 Timotius 1:5) Mereka sekarang melihat Allah dalam arti mereka mengamati Dia bertindak demi kepentingan para pemelihara integritas. (Bandingkan Keluaran 33:20; Ayub 19:26; 42:5.) Kata Yunani yang di sini diterjemahkan ”melihat” juga berarti ”melihat dengan akal, memahami, mengenal”. Karena Yesus mencerminkan kepribadian Allah dengan sempurna, kepribadian tersebut dapat dipahami oleh ”orang yang murni hatinya”, yang mengamalkan iman kepada Kristus dan kepada korbannya yang menebus dosa, memperoleh pengampunan atas dosa-dosanya, dan layak memberikan ibadat yang diperkenan kepada Allah. (Yohanes 14:7-9; Efesus 1:7) Bagi golongan terurap, melihat Allah akan mencapai puncaknya pada waktu mereka dibangkitkan ke surga, tempat mereka benar-benar dapat melihat Allah dan Kristus. (2 Korintus 1:21, 22; 1 Yohanes 3:2) Namun semua orang yang murni hatinya dapat melihat Allah melalui pengetahuan yang saksama dan ibadat yang benar. (Mazmur 24:3, 4; 1 Yohanes 3:6; 3 Yohanes 11) Mereka layak menerima hidup kekal di surga atau di atas bumi firdaus.—Lukas 23:43, NW; 1 Korintus 15:50-57; 1 Petrus 1:3-5.

      5. Hanya dengan cara bagaimana seseorang dapat menaruh iman dan menjadi pengikut Kristus Yesus yang sejati?

      5 Mereka yang tidak layak untuk hidup kekal tidak akan menjadi orang percaya. Mereka tidak mungkin mengamalkan iman. (2 Tesalonika 3:2) Lagi pula, tidak seorang pun dapat menjadi pengikut Kristus Yesus yang sejati kecuali ia rela diajar dan kecuali Yehuwa, yang melihat keadaan hati, menarik orang tersebut. (Yohanes 6:41-47) Tentu, dalam mengabar dari rumah ke rumah, Saksi-Saksi Yehuwa tidak menghakimi siapa pun juga. Mereka tidak dapat membaca hati tetapi menyerahkan hasilnya dalam tangan Allah yang pengasih.

      6. (a) Apa yang dikatakan mengenai kontak pribadi dalam pelayanan dari rumah ke rumah? (b) Penyelenggaraan apa yang diadakan untuk membantu Saksi-Saksi Yehuwa menemukan orang yang layak untuk hidup kekal?

      6 Seorang sarjana dengan tepat berkata, ”[Paulus] mengajarkan kebenaran di hadapan umum dan dari rumah ke rumah. Tidak saja dari mimbar, tetapi melalui kontak pribadi dengan orang-orang yang dikabarinya mengenai Kristus. Pada umumnya bertemu secara pribadi jauh lebih efektif daripada jenis atau metode lain apa pun untuk mencapai jiwa-jiwa.” (August Van Ryn) Publikasi seperti Buku Petunjuk Sekolah Pelayanan Teokratis, Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab, dan Pelayanan Kerajaan Kita membantu Saksi-Saksi Yehuwa memberikan khotbah dan memanfaatkan sebaik-baiknya kontak pribadi dalam dinas pengabaran mereka. Yang juga membantu adalah pertunjukan yang diadakan dalam Perhimpunan Dinas dan nasihat yang diberikan dalam Sekolah Pelayanan Teokratis. Mereka yang menghadiri sekolah menerima pelatihan yang berharga dalam kemahiran berbicara seperti kata pengantar yang baik, penggunaan ayat-ayat Alkitab dengan benar, perkembangan yang logis, argumen yang meyakinkan, penggunaan ilustrasi, dan kata penutup yang efektif. Mari kita lihat bagaimana Alkitab meningkatkan pengajaran ini yang dapat membuat umat Allah lebih efektif seraya mereka mencari orang-orang yang layak untuk hidup kekal.

      Kata Pengantar yang Membuat Orang Berpikir

      7. Kata pembukaan dari Khotbah Yesus di Bukit memberi pelajaran apa mengenai kata pengantar?

      7 Dari teladan Yesus, mereka yang membuat persiapan untuk memberikan kesaksian dari rumah ke rumah dapat belajar sesuatu mengenai kata pengantar yang membangkitkan minat. Dalam Khotbah di Bukit, ia mulai dengan menggunakan kata ”berbahagialah” sembilan kali. Misalnya, ia berkata, ”Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah [”sadar akan kebutuhan rohani mereka”, NW], karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. . . . Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki [”mewarisi”, NW] bumi.” (Matius 5:3-12) Kalimat-kalimatnya langsung dan jelas. Dan kata pengantar tersebut pasti menimbulkan minat dan membuat para pendengarnya terlibat, karena siapa yang tidak ingin berbahagia?

      8. Dalam pelayanan dari rumah ke rumah, bagaimana topik untuk percakapan dapat diantarkan?

      8 Topik percakapan apapun yang digunakan dalam pelayanan dari rumah ke rumah harus diantarkan dengan cara yang positif dan menyenangkan. Akan tetapi jangan menggunakan kata pengantar yang mengejutkan, seperti, ”Saya membawa berita bagi Anda dari ruang angkasa.” Kabar baik memang berasal dari surga, akan tetapi dengan kata pengantar tersebut penghuni rumah mungkin akan bertanya-tanya apakah Saksi itu harus ditanggapi secara serius atau diusir secepat mungkin.

      Mengajarkan Firman Allah dengan Tepat

      9. (a) Bagaimana ayat-ayat harus diantarkan, dibaca dan diterapkan dalam pelayanan? (b) Contoh apa yang dikutip untuk memperlihatkan cara Yesus menggunakan pertanyaan-pertanyaan?

      9 Dalam dinas pengabaran, dan juga di mimbar, ayat-ayat harus diantar dengan sepatutnya, dibacakan dengan tekanan yang tepat, dan diterapkan dengan cara yang jelas dan saksama. Pertanyaan-pertanyaan yang membuat penghuni rumah memikirkan pokok-pokok Alkitab dapat juga berfaedah. Sekali lagi, metode Yesus bersifat mengajar. Pernah pada suatu kesempatan, seorang pria yang ahli dalam Hukum Musa bertanya kepadanya, ”Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Sebagai jawaban Yesus bertanya, ”Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” Tidak diragukan, Yesus tahu bahwa pertanyaan ini dapat dijawab oleh pria tadi. Ia memang menjawab dengan tepat, dengan berkata, ”Kasihilah Tuhan [”Yehuwa”, NW], Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Yesus kemudian memberikan pujian, dan diskusi dapat diadakan.—Lukas 10:25-37.

      10. Apa yang hendaknya diingat sehubungan dengan topik percakapan, dan apa yang hendaknya dihindari pada waktu mengajukan pertanyaan kepada penghuni rumah?

      10 Mereka yang memberi kesaksian dari rumah ke rumah harus menandaskan tema dari topik untuk percakapan dan membuat jelas alasan mengapa ayat Alkitab yang memperkembangkan pokok tersebut dibacakan. Karena Saksi itu berupaya mencapai hati, ia hendaknya tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membuat malu penghuni rumah. Dalam menggunakan Firman Allah, ’hendaklah kata-katamu senantiasa berkat, dimasinkan dengan garam’.—Kolose 4:6, Bode.

      11. Dalam menggunakan ayat-ayat Alkitab untuk mengoreksi pandangan yang salah, contoh apa yang kita miliki dalam godaan yang dilancarkan Setan atas Yesus?

      11 Pada kunjungan kembali khususnya, mungkin pandangan yang salah perlu dikoreksi dengan memperlihatkan apa yang sebenarnya dikatakan atau dimaksudkan oleh ayat-ayat Alkitab tertentu. Hal serupa dilakukan Yesus ketika menghardik Setan, yang berkata, ”Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diriMu ke bawah [dari bubungan bait, seperti upaya bunuh diri], sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikatNya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kakiMu jangan terantuk kepada batu.” Mazmur 91:11, 12, yang dikutip Setan, tidak membenarkan seseorang untuk membahayakan kehidupan, karena kehidupan adalah karunia Allah. Menyadari bahwa mencobai Yehuwa dengan mempertaruhkan kehidupan itu salah, Yesus menyatakan kepada Setan, ”Ada pula tertulis, ’Janganlah engkau mencobai Tuhan [”Yehuwa”, NW], Allahmu.’” (Matius 4:5-7) Memang, Setan bukan pencari kebenaran. Akan tetapi apabila orang yang berakal sehat menyatakan pandangan yang salah yang dapat merintangi kemajuan rohaninya, rohaniwan dari Firman Allah harus dengan bijaksana memperlihatkan apa yang sebenarnya dikatakan dan dimaksudkan oleh Alkitab. Ini semua merupakan bagian dari ”mengajarkan dengan tepat ajaran-ajaran benar dari Allah”—salah satu hal penting yang diajarkan dalam Sekolah Pelayanan Teokratis.—2 Timotius 2:15, BIS.

      Upaya untuk Meyakinkan Ada Tempatnya

      12, 13. Mengapa tepat untuk berusaha meyakinkan dalam pelayanan?

      12 Berupaya untuk meyakinkan ada tempatnya dalam pelayanan Kristen. Misalnya, Paulus mendesak rekan sekerjanya Timotius untuk tetap berpegang pada segala perkara yang telah ia pelajari dan ”diyakinkan untuk percaya”. (2 Timotius 3:14, NW) Di Korintus, Paulus ”[setiap hari Sabat] berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani”. (Kisah 18:1-4) Di Efesus, dengan sukses ia ’memberitakan dan berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah’. (Kisah 19:8) Dan selama dalam tahanan rumah di Roma, sang rasul mengundang orang datang dan ia memberikan kesaksian kepada mereka, ”berusaha meyakinkan”, dan beberapa orang menjadi beriman.—Kisah 28:23, 24.

      13 Tentu saja, tidak soal seberapa besar upaya yang dibuat oleh Saksi itu untuk meyakinkan, hanya mereka yang layak untuk hidup kekal akan menjadi orang beriman. Argumen yang meyakinkan dan penjelasan yang jelas, yang disampaikan dengan bijaksana, dapat meyakinkan mereka untuk percaya. Akan tetapi apa lagi yang dapat membantu meyakinkan mereka?

      Hendaklah Logis dan Meyakinkan

      14. (a) Apa yang tersangkut dalam perkembangan yang logis dan berpautan? (b) Argumen yang meyakinkan menuntut apa?

      14 Salah satu kemahiran berbicara yang ditekankan dalam Sekolah Pelayanan Teokratis adalah perkembangan yang logis dan berpautan. Ini berarti menempatkan semua gagasan kunci dan bahan yang relevan dalam urutan yang masuk akal. Juga penting adalah argumen yang meyakinkan, dan ini menuntut agar saudara membubuh dasar yang baik dan menyediakan bukti yang kuat. Erat hubungannya dengan hal ini adalah membantu pendengar berpikir dengan mempertahankan dasar yang disetujui bersama, mengembangkan pokok-pokok secara memadai, dan menerapkannya dengan efektif. Sekali lagi, Alkitab menyediakan bimbingan.

      15. (a) Bagaimana Paulus memikat perhatian dan membubuh dasar yang disetujui bersama pada waktu ia berbicara di Bukit Mars? (b) Dalam ceramah Paulus, bukti apa yang ada tentang perkembangan yang logis dan berpautan?

      15 Kemahiran berbicara demikian nyata dalam ceramah rasul Paulus yang terkenal di Bukit Mars di Atena purba. (Kisah 17:22-31) Kata pengantarnya memikat perhatian hadirin dan membubuh dasar yang disetujui bersama, karena ia berkata, ”Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa.” Bagi mereka, pasti kata-kata ini tampaknya sebagai pujian. Setelah menyebutkan tentang altar atau mezbah yang dibaktikan ”Kepada Allah yang tidak dikenal”, Paulus melanjutkan dengan perkembangan yang logis dan berpautan, serta argumen yang meyakinkan. Ia menunjukkan bahwa Allah ini yang tidak mereka kenal telah ”menjadikan bumi dan segala isinya”. Tidak seperti Atena atau dewa-dewi Yunani lainnya, ’Ia tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia’. Sang rasul kemudian menunjukkan bahwa Allah ini memberi kita kehidupan dan tidak membuat kita harus meraba-raba dalam kegelapan untuk mencari Dia. Paulus kemudian memberikan argumen bahwa Pencipta kita, yang telah mengabaikan zaman kebodohan karena penyembahan berhala, ’memberi tahu manusia di mana-mana agar bertobat’. Ini secara logis mengarah kepada pokok bahwa ’Allah akan menghakimi penduduk dunia dengan adil melalui seorang yang telah ditentukan yang Ia bangkitkan dari antara orang mati’. Karena Paulus telah ”memberitakan Injil tentang Yesus dan tentang kebangkitannya”, orang-orang Atena tersebut mengetahui bahwa Hakim ini tentu Kristus Yesus.—Kisah 17:18.

      16. Bagaimana pengaruh ceramah Paulus di Bukit Mars dan pelatihan dalam Sekolah Pelayanan Teokratis atas pelayanan seseorang?

      16 Memang, Paulus tidak memberikan kesaksian dari rumah ke rumah di Bukit Mars. Akan tetapi dari khotbahnya dan dari pelatihan yang diberikan di Sekolah Pelayanan Teokratis, Saksi-Saksi Yehuwa dapat belajar banyak hal yang akan memperbaiki dinas pengabaran mereka. Ya, ini semua membantu mereka menjadi rohaniwan yang lebih efektif, sebagaimana penjelasan Paulus yang logis dan argumennya yang meyakinkan telah menarik beberapa dari orang-orang Atena tersebut untuk menjadi beriman.—Kisah 17:32-34.

      Gunakan Ilustrasi yang Mengandung Pelajaran

      17. Ilustrasi macam apa hendaknya digunakan dalam pelayanan?

      17 Sekolah Pelayanan Teokratis juga membantu hamba-hamba Allah menggunakan ilustrasi atau perumpamaan yang baik dalam kesaksian dari rumah ke rumah dan dalam corak-corak lain dari pelayanan mereka. Untuk menekankan pokok-pokok penting, ilustrasi yang sederhana dan dipilih dengan baik hendaknya digunakan. Seorang Saksi hendaknya mengambil ilustrasi tersebut dari situasi yang umum dan jangan lupa menjelaskan penerapannya. Ilustrasi yang digunakan Yesus memenuhi semua persyaratan ini.

      18. Bagaimana Matius 13:45, 46 terbukti bermanfaat dalam pelayanan?

      18 Misalnya, pertimbangkan kata-kata Yesus, ”Kerajaan surga itu seumpama seorang saudagar yang mencari mutiara yang elok. Apabila didapatinya sebiji mutiara yang mahal harganya, pergilah ia menjualkan segala sesuatu yang ada padanya, lalu dibelinya mutiara itu.” (Matius 13:45, 46, Bode) Mutiara adalah permata yang berharga yang terdapat di dalam kulit tiram dan kerang-kerangan lain. Akan tetapi hanya beberapa saja yang ”elok”. Saudagar itu memiliki daya pengamatan yang diperlukan untuk dapat menghargai nilai yang unggul dari satu mutiara ini dan rela berpisah dengan semua hal lain agar dapat memilikinya. Kemungkinan pada waktu kunjungan kembali atau pengajaran Alkitab di rumah, ilustrasi ini dapat digunakan untuk memperlihatkan bahwa seseorang yang benar-benar menghargai Kerajaan Allah akan bertindak seperti pedagang tersebut. Orang demikian akan mengutamakan Kerajaan dalam hidupnya, menyadari bahwa pengorbanan apapun layak dilakukan.

      Akhiri dengan Motivasi

      19. Dalam pelayanan dari rumah ke rumah, apa yang hendaknya diperlihatkan oleh kata penutup kepada penghuni rumah?

      19 Dalam Sekolah Pelayanan Teokratis, umat Allah juga belajar bahwa kata penutup sebuah khotbah atau pembahasan, harus berhubungan langsung dengan tema dan harus memperlihatkan kepada para pendengar apa yang perlu dilakukan dan menganjurkan mereka untuk melakukannya. Dalam pelayanan dari rumah ke rumah, penghuni rumah perlu diberi tahu dengan tegas haluan apa yang diharapkan darinya, seperti menerima publikasi Alkitab atau bersedia dikunjungi kembali.

      20. Contoh baik apa tentang kata penutup yang memberikan motivasi terdapat dalam Matius 7:24-27?

      20 Penutup dari Khotbah Yesus di Bukit merupakan contoh yang baik. Melalui ilustrasi yang mudah dimengerti, Yesus memperlihatkan bahwa mengindahkan kata-katanya adalah haluan yang bijaksana. Ia mengakhiri dengan berkata, ”Setiap orang yang mendengar perkataanKu dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataanKu ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.” (Matius 7:24-27) Betapa tepatnya hal ini memperlihatkan bahwa hamba-hamba Allah harus berupaya memberikan motivasi atau menggerakkan penghuni rumah untuk mengambil tindakan tertentu!

      21. Apa yang digambarkan dalam pembahasan kita, tetapi apa yang harus diakui?

      21 Pokok-pokok di atas menggambarkan bagaimana Sekolah Pelayanan Teokratis dapat membantu banyak orang menjadi pemberita Kerajaan yang cakap. Tentu saja, Allah yang terutama memberi kita kemahiran. (2 Korintus 3:4-6, BIS) Tidak soal seberapa cakap seorang rohaniwan, tidak ada yang akan dapat meyakinkan seseorang untuk menjadi beriman kecuali ia ditarik oleh Allah melalui Kristus. (Yohanes 14:6) Namun, umat Allah tentu harus memanfaatkan semua persediaan rohani yang diadakan oleh Yehuwa seraya mereka mencari orang-orang yang layak untuk hidup kekal.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan