-
Mengapa Harus Waspada terhadap Penyembahan Berhala?Menara Pengawal—1993 | 15 Januari
-
-
Mengapa Harus Waspada terhadap Penyembahan Berhala?
”Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala.”—1 YOHANES 5:21.
1. Mengapa ibadat kepada Yehuwa bebas dari penyembahan berhala?
YEHUWA bukanlah berhala yang terbuat dari logam, kayu, atau batu. Sebagai tempat tinggal-Nya, manusia tidak dapat membangun sebuah bait di bumi. Karena Ia adalah Roh yang mahakuasa, tidak dapat dilihat manusia, mustahil untuk membuat sebuah patung dari-Nya. Oleh karena itu, ibadat Yehuwa yang sejati harus benar-benar bebas dari penyembahan berhala.—Keluaran 33:20; Kisah 17:24; 2 Korintus 3:17.
2. Pertanyaan-pertanyaan apa perlu mendapat perhatian kita?
2 Maka, bila saudara seorang penyembah Yehuwa, ada baiknya saudara bertanya, ”Apa penyembahan berhala itu? Bagaimana hamba-hamba Yehuwa dapat menghindarinya di zaman dahulu? Dan mengapa kita dewasa ini harus waspada terhadap penyembahan berhala?’
Apa Penyembahan Berhala Itu
3, 4. Bagaimana penyembahan berhala dapat didefinisikan?
3 Umumnya, penyembahan berhala melibatkan suatu upacara atau ritual. Penyembahan berhala adalah pemujaan, kasih, ibadat, atau pendewaan kepada suatu berhala. Dan apa sebenarnya berhala itu? Itu adalah patung, gambaran dari sesuatu, atau lambang, yang menjadi objek pengabdian. Biasanya, penyembahan berhala ditujukan kepada kuasa yang benar-benar lebih tinggi atau dianggap lebih tinggi, yang dipercayai memiliki eksistensi hidup (manusia, binatang, atau suatu organisasi). Namun penyembahan berhala dapat juga dipraktikkan sehubungan dengan benda-benda mati (suatu kekuatan atau benda alam yang tak bernyawa).
4 Dalam Alkitab, kata-kata Ibrani yang mengacu kepada berhala sering menekankan keadaan sia-sia, atau ungkapan-ungkapan hujah. Di antaranya adalah kata-kata yang diterjemahkan ”patung pahatan atau ukiran” (secara harfiah, sesuatu yang dipahat ke luar); ”patung, lambang atau berhala tuangan” (sesuatu yang dibentuk atau dituang); ”berhala yang keji”; ”berhala kesia-siaan” (secara harfiah, sesuatu yang tak bernilai); dan ”berhala tahi”. Kata Yunani eiʹdo·lon diterjemahkan ”berhala”.
5. Mengapa dapat dikatakan bahwa tidak semua patung adalah berhala?
5 Tidak semua patung adalah berhala. Allah sendiri memberi tahu orang Israel untuk membuat dua kerub emas bagi tabut perjanjian dan untuk menyulam lambang makhluk roh itu pada bagian dalam penutup dari sepuluh kain tenda bagi tabernakel dan pada tirai yang memisahkan ruang Kudus dari ruang Maha Kudus. (Keluaran 25:1, 18; 26:1, 31-33) Hanya imam-imam yang bertugas yang melihat lambang-lambang ini, yang khususnya digunakan sebagai gambar dari kerub-kerub di surga. (Bandingkan Ibrani 9:24, 25.) Jelas bahwa gambar-gambar kerub di tabernakel tidak untuk dipuja-puja, karena malaikat-malaikat yang adil-benar sendiri tidak mau menerima penyembahan.—Kolose 2:18; Wahyu 19:10; 22:8, 9.
Pandangan Yehuwa terhadap Penyembahan Berhala
6. Apa pandangan Yehuwa tentang penyembahan berhala?
6 Hamba-hamba Yehuwa waspada terhadap penyembahan berhala karena Ia menentang semua praktik penyembahan berhala. Allah memerintahkan orang Israel untuk tidak membuat patung-patung sebagai objek pemujaan dan menyembahnya. Di antara Sepuluh Perintah terdapat kata-kata ini, ”Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, [Yehuwa], Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintahKu.”—Keluaran 20:4-6.
7. Mengapa Yehuwa menentang segala bentuk penyembahan berhala?
7 Mengapa Yehuwa menentang semua penyembahan berhala? Pada dasarnya karena Ia menuntut pengabdian yang eksklusif, seperti yang diperlihatkan di atas dalam perintah kedua dari Sepuluh Perintah. Lagi pula, Ia berkata melalui nabi-Nya Yesaya, ”Aku ini [Yehuwa], itulah namaKu; Aku tidak akan memberikan kemuliaanKu kepada yang lain atau kemasyhuranKu kepada patung.” (Yesaya 42:8) Suatu ketika, penyembahan berhala menjerat bangsa Israel demikian rupa sehingga ”mereka mengorbankan anak-anak lelaki mereka, dan anak-anak perempuan mereka kepada roh-roh jahat”. (Mazmur 106:36, 37) Para penyembah berhala tidak hanya menyangkal bahwa Yehuwa adalah Allah yang benar tetapi juga melayani kepentingan Musuh utama-Nya, Setan, beserta hantu-hantunya.
Loyal di Bawah Ujian
8. Ujian apa dihadapi oleh ketiga pemuda Ibrani yaitu Sadrakh, Mesakh, dan Abednego?
8 Loyalitas kepada Yehuwa juga membuat kita waspada terhadap penyembahan berhala. Ini digambarkan oleh sebuah kejadian yang dicatat di Daniel pasal 3. Untuk meresmikan sebuah patung besar dari emas yang didirikannya, raja Babel Nebukadnezar mengumpulkan semua pejabat dari imperiumnya. Perintahnya termasuk bagi Sadrakh, Mesakh, dan Abednego—tiga pejabat Ibrani atas distrik yuridis Babel. Semua yang hadir diperintahkan untuk sujud menyembah patung ini pada waktu alat-alat musik tertentu dibunyikan. Ini merupakan upaya dari ilah Babel yang sebenarnya, Setan, untuk membuat ketiga pemuda Ibrani ini sujud menyembah di hadapan patung yang mewakili Imperium Babel. Bayangkanlah diri saudara hadir di sana.
9, 10. (a) Ketiga pemuda Ibrani mengambil sikap apa, dan bagaimana mereka diberi imbalan? (b) Anjuran apa dapat diperoleh Saksi-Saksi Yehuwa dari haluan ketiga orang Ibrani ini?
9 Lihat! Ketiga pemuda Ibrani tersebut sedang tegak berdiri. Mereka mengingat hukum Allah yang menentang pembuatan dan penyembahan berhala atau patung-patung pahatan. Nebukadnezar memberikan ultimatum kepada mereka—sujud menyembah atau mati! Namun karena loyal kepada Yehuwa, mereka berkata, ”Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”—Daniel 3:16-18.
10 Hamba-hamba Allah yang loyal ini dicampakkan ke dalam dapur api yang dipanaskan secara luar biasa. Terkejut karena melihat empat orang berjalan-jalan di perapian, Nebukadnezar memanggil ke luar ketiga pemuda Ibrani ini, dan mereka keluar tanpa cedera. Raja lalu berkata, ”Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikatNya dan melepaskan hamba-hambaNya, yang telah menaruh percaya kepadaNya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah mereka. . . . tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu.” (Daniel 3:28, 29) Integritas yang dipelihara oleh ketiga pemuda Ibrani tersebut menjadi anjuran bagi Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini untuk loyal kepada Allah, memelihara kenetralan terhadap dunia ini, serta menghindari penyembahan berhala.—Yohanes 17:16.
Berhala-Berhala Kalah dalam Pengadilan
11, 12. (a) Catatan apa yang melibatkan Yehuwa dan ilah-ilah berhala dibuat oleh Yesaya? (b) Bagaimana keadaan ilah-ilah dari bangsa-bangsa ketika ditantang Yehuwa?
11 Alasan lain untuk waspada terhadap penyembahan berhala adalah karena pemujaan berhala itu sia-sia. Meskipun ada berhala buatan manusia yang kelihatannya seperti hidup—sering kali dengan mulut, mata, dan telinga—mereka tidak dapat berbicara, melihat atau mendengar, dan tidak dapat berbuat apa-apa bagi penyembah mereka. (Mazmur 135:15-18) Ini diperlihatkan pada abad kedelapan S.M., ketika nabi Allah mencatat di Yesaya 43:8-28 apa yang sebenarnya merupakan kasus pengadilan antara Yehuwa dan ilah-ilah berhala. Dalam kasus itu, umat Allah Israel berada di satu pihak, dan bangsa-bangsa dunia di pihak yang lain. Yehuwa menantang ilah-ilah palsu dari bangsa-bangsa untuk memberi tahu ”hal-hal yang dahulu”, untuk bernubuat dengan saksama. Tidak ada yang dapat melakukannya. Berpaling kepada umat-Nya, Yehuwa berkata, ”Kamu inilah saksi-saksiKu . . . dan Akulah Allah.” Bangsa-bangsa tidak dapat membuktikan bahwa ilah-ilah mereka telah ada sebelum Yehuwa atau bahwa mereka dapat bernubuat. Namun Yehuwa menubuatkan kehancuran Babel dan pembebasan umat-Nya yang ditawan.
12 Selanjutnya, hamba-hamba Yehuwa yang dibebaskan dapat berkata, sebagaimana diuraikan di Yesaya 44:1-8 bahwa mereka ”kepunyaan [Yehuwa]”. Ia sendiri berkata, ”Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari padaKu.” Tak ada bantahan dari ilah-ilah berhala. ”Kamulah saksi-saksiKu”, Yehuwa kembali berkata mengenai umat-Nya, dengan menambahkan, ”Adakah Allah selain dari padaKu? Tidak ada Gunung Batu yang lain.”
13. Penyembahan berhala menyatakan apa mengenai seorang penyembah berhala?
13 Kita juga waspada terhadap penyembahan berhala karena terlibat di dalamnya memperlihatkan tidak adanya hikmat. Dengan satu bagian dari sebuah pohon yang dipilihnya, seorang penyembah berhala membuat suatu allah untuk disembah, dan dengan bagian lain ia menyalakan api untuk memasak makanannya. (Yesaya 44:9-17) Betapa bodohnya! Seseorang yang membuat dan menyembah ilah berhala juga dipermalukan karena tidak dapat memberikan kesaksian yang meyakinkan untuk membuktikan keilahian mereka. Namun Keilahian Yehuwa tak diragukan, karena Ia tidak hanya menubuatkan pembebasan umat-Nya dari Babel namun juga membuat hal ini terwujud. Yerusalem dihuni kembali, kota-kota Yehuda dibangun kembali, dan ”tubir lautan” Babel—Sungai Efrat—tidak lagi menjadi sumber perlindungan. (Yesaya 44:18-27) Seperti yang juga dinubuatkan Allah, Kores dari Persia menaklukkan Babel.—Yesaya 44:28–45:6.
14. Dalam Pengadilan Tinggi Universal, apa yang akan dibuktikan secara permanen?
14 Ilah-ilah berhala kalah dalam kasus hukum sehubungan dengan keilahian. Dan apa yang menimpa Babel pasti akan menimpa padanannya di zaman modern, Babel Besar, imperium agama palsu sedunia. Ia dan semua allahnya, perlengkapan agama, dan objek penyembahan berhalanya akan segera berlalu selama-lamanya. (Wahyu 17:12–18:8) Dalam Pengadilan Tinggi Universal, barulah akan dibuktikan secara permanen bahwa Yehuwa saja Allah yang hidup dan benar dan bahwa Ia menggenapi Firman nubuat-Nya.
Persembahan kepada Hantu-Hantu
15. Apa yang diperlihatkan oleh roh kudus dan badan pimpinan pada abad pertama berkenaan umat Yehuwa dan penyembahan berhala?
15 Umat Yehuwa juga waspada terhadap penyembahan berhala karena mereka dibimbing oleh roh dan organisasi Allah. Badan pimpinan dari hamba-hamba Yehuwa pada abad pertama memberi tahu rekan-rekan kristiani, ”Adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat.”—Kisah 15:28, 29.
16. Dengan kata-kata saudara sendiri, bagaimana saudara akan menyatakan apa yang diucapkan Paulus mengenai hal-hal yang dipersembahkan kepada berhala-berhala?
16 Alasan lain untuk waspada terhadap penyembahan berhala adalah untuk menghindari spiritisme. Sehubungan dengan Perjamuan Malam Tuhan, rasul Paulus memberi tahu umat kristiani di Korintus, ”Jauhilah penyembahan berhala! . . . Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus? Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu. Perhatikanlah bangsa Israel menurut daging: bukankah mereka yang makan apa yang dipersembahkan mendapat bagian dalam pelayanan mezbah? Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat. Atau maukah kita membangkitkan cemburu Tuhan? Apakah kita lebih kuat dari pada Dia?”—1 Korintus 10:14-22.
17. Pada abad pertama M., di bawah keadaan apa kristiani dapat memakan daging yang dipersembahkan kepada berhala, dan mengapa?
17 Bagian dari seekor binatang dikorbankan kepada berhala, suatu bagian diberikan kepada imam-imam, dan orang yang beribadat mendapat sedikit untuk suatu perjamuan makan. Namun, ada bagian dari daging tadi yang dijual di pasar. Seorang kristiani tidak dianjurkan pergi ke kuil berhala untuk memakan daging meskipun ia tidak memakannya sebagai bagian dari upacara, karena ini dapat menjadi sandungan bagi orang-orang lain atau membawanya kepada ibadat palsu. (1 Korintus 8:1-13; Wahyu 2:12, 14, 18, 20) Mempersembahkan seekor binatang kepada berhala tidak mengubah dagingnya, maka kristiani dapat membelinya di pasar. Ia juga tidak perlu menanyakan sumber daging yang dihidangkan di sebuah rumah. Namun bila seseorang berkata bahwa ini adalah ”persembahan berhala”, ia tidak akan memakannya, agar tidak menjadi sandungan bagi siapa pun.—1 Korintus 10:25-29.
18. Bagaimana mereka yang memakan sesuatu yang dipersembahkan kepada berhala dapat terlibat dengan pengaruh hantu-hantu?
18 Dahulu sering dianggap bahwa seusai upacara pengorbanan, ilah itu berada di dalam daging dan masuk ke dalam tubuh orang yang memakannya pada perjamuan para penyembah. Sebagaimana orang-orang yang makan bersama menjalin hubungan erat di antara mereka, demikian pula mereka yang ambil bagian dalam pengorbanan binatang-binatang bersekutu di altar dan memiliki hubungan erat dengan ilah hantu yang diwakili oleh berhala tersebut. Melalui penyembahan berhala demikian, hantu-hantu mencegah orang-orang agar tidak beribadat kepada satu-satunya Allah yang benar. (Yeremia 10:1-15) Tidak mengherankan bahwa umat Yehuwa harus terus menjauhkan diri dari hal-hal yang dipersembahkan kepada berhala-berhala! Sikap loyal kepada Allah, penerimaan bimbingan roh kudus dan organisasi-Nya, serta tekad untuk menghindari keterlibatan dengan spiritisme juga terbukti menjadi pendorong yang kuat untuk waspada terhadap penyembahan berhala dewasa ini.
Mengapa Perlu Waspada?
19. Bentuk penyembahan berhala apa terdapat di Efesus purba?
19 Umat kristiani terus-menerus waspada terhadap penyembahan berhala karena ada banyak bentuknya, dan bahkan satu tindakan penyembahan berhala dapat mengkompromikan iman mereka. Rasul Yohanes memberi tahu rekan-rekan seiman, ”Waspadalah terhadap segala berhala.” (1 Yohanes 5:21) Peringatan ini dibutuhkan karena ada banyak bentuk penyembahan berhala di sekeliling mereka. Yohanes menulis dari Efesus, sebuah kota yang berkubang dalam praktik-praktik magis dan mitologi tentang dewa-dewa palsu. Di Efesus terdapat satu dari tujuh keajaiban dunia—kuil Artemis, sebuah tempat suaka bagi para penjahat dan pusat upacara-upacara imoral. Filsuf Heracleitus dari Efesus menyamakan jalan gelap menuju altar kuil ini dengan kegelapan kejahatan, dan ia menganggap bahwa moral di dalam kuil lebih buruk daripada moral binatang. Dengan demikian, umat kristiani di Efesus harus berdiri teguh melawan spiritisme, perbuatan amoral, dan penyembahan berhala.
20. Mengapa penting untuk menghindari bentuk penyembahan berhala yang kecil sekalipun?
20 Umat kristiani membutuhkan tekad yang kuat untuk menghindari penyembahan berhala yang kecil sekalipun karena satu saja tindakan penyembahan kepada Iblis akan mendukung tantangannya bahwa umat manusia tidak akan tetap setia kepada Allah di bawah ujian. (Ayub 1:8-12) Sewaktu memperlihatkan ”semua kerajaan dunia dengan kemegahannya” kepada Yesus, Setan berkata, ”Semua itu akan kuberikan kepadaMu, jika Engkau sujud menyembah [”melakukan suatu tindakan penyembahan kepada”, ”NW”] aku.” Penolakan Kristus mendukung pihak Yehuwa dalam sengketa kedaulatan universal dan membuktikan si Iblis pendusta.—Matius 4:8-11; Amsal 27:11.
21. Sehubungan dengan kaisar Roma, umat kristiani yang setia menolak untuk melakukan apa?
21 Para pengikut Yesus pada masa awal juga tidak melakukan suatu tindakan penyembahan yang mendukung pihak Setan dalam sengketa ini. Meskipun mereka memberi hormat yang sepatutnya kepada ”pemerintahan yang di atas”, mereka tidak akan membakar dupa untuk menghormati kaisar Roma, bahkan bila ini merenggut nyawa mereka. (Roma 13:1-7) Sehubungan dengan hal ini Daniel P. Mannix menulis, ”Sedikit sekali dari antara umat kristiani yang mengalah, meskipun sebuah altar dengan api menyala di atasnya biasanya ditaruh di arena untuk memudahkan mereka. Satu-satunya yang harus dilakukan seorang yang dipenjarakan adalah menyebarkan sedikit dupa di atas nyala api itu, maka ia akan diberi sebuah Sertifikat Persembahan Korban dan dibebaskan. Juga dengan saksama dijelaskan kepadanya bahwa ia bukannya menyembah kaisar; hanya mengakui sifat ilahi kaisar sebagai kepala negara Roma. Meskipun demikian, hampir tidak ada kristiani yang memanfaatkan kesempatan untuk meloloskan diri.” (Those About to Die, halaman 137) Bila diuji seperti itu, apakah saudara akan sepenuhnya menolak penyembahan berhala?
Apakah Saudara Akan Waspada terhadap Penyembahan Berhala?
22, 23. Mengapa saudara harus waspada terhadap penyembahan berhala?
22 Jelaslah, umat kristiani harus waspada terhadap segala bentuk penyembahan berhala. Yehuwa menuntut pengabdian yang eksklusif. Ketiga pemuda Ibrani yang setia menyediakan teladan dengan menolak menyembah patung besar yang didirikan oleh Nebukadnezar, raja Babel. Dalam kasus pengadilan universal yang dicatat nabi Yesaya, Yehuwa saja yang diperlihatkan sebagai Allah yang benar dan hidup. Saksi-Saksi Kristen-Nya masa awal harus menjauhkan diri dari hal-hal yang dipersembahkan kepada berhala. Banyak orang yang loyal di antara mereka tidak menyerah kepada tekanan untuk melaksanakan bahkan suatu tindakan kecil dalam penyembahan berhala yang berarti menyangkal Yehuwa.
23 Maka, apakah saudara secara pribadi waspada terhadap penyembahan berhala? Apakah saudara memberikan pengabdian yang eksklusif kepada Allah? Apakah saudara mendukung kedaulatan Yehuwa dan meninggikan Dia sebagai Allah yang hidup dan benar? Bila demikian, itu hendaknya menjadi tekad saudara untuk terus berdiri dengan teguh melawan praktik-praktik penyembahan berhala. Namun pokok-pokok Alkitab lebih jauh apa yang dapat membantu saudara agar waspada terhadap segala jenis penyembahan berhala?
-
-
Waspada terhadap Segala Jenis Penyembahan BerhalaMenara Pengawal—1993 | 15 Januari
-
-
Waspada terhadap Segala Jenis Penyembahan Berhala
”Apakah hubungan bait Allah dengan berhala?”—2 KORINTUS 6:16.
1. Apa yang digambarkan oleh tabernakel dan bait-bait Israel?
YEHUWA memiliki sebuah bait yang tidak menyimpan berhala-berhala. Ini dilambangkan oleh tabernakel bangsa Israel yang dibangun oleh Musa dan oleh bait-bait yang belakangan dibangun di Yerusalem. Bangunan-bangunan tersebut menggambarkan ”kemah sejati”, bait rohani yang mulia dari Yehuwa. (Ibrani 8:1-5) Bait tersebut adalah penyelenggaraan untuk mendekati Allah dalam ibadat atas dasar korban tebusan Kristus Yesus.—Ibrani 9:2-10, 23.
2. Siapa yang menjadi sokoguru dalam bait rohani yang agung dari Allah, dan kedudukan apa dinikmati oleh kumpulan besar?
2 Setiap kristiani yang terurap menjadi ”sokoguru di dalam Bait Suci Allah”, dengan menerima tempat di surga. ”Suatu kumpulan besar” penyembah Yehuwa lainnya sedang ”melayani [Allah]” dalam apa yang digambarkan sebagai pelataran bagi orang-orang kafir dalam bait yang dibangun kembali oleh Herodes. Karena iman pada korban Yesus, mereka memiliki kedudukan yang adil-benar yang menghasilkan penyelamatan melampaui ”kesusahan yang besar”.—Wahyu 3:12; 7:9-15.
3, 4. Sidang yang terdiri dari orang-orang Kristen terurap di bumi disamakan dengan apa, dan dari kenajisan apa ia harus bebas?
3 Sidang yang terdiri dari orang-orang Kristen terurap di bumi juga secara simbolis disamakan dengan bait lain yang bebas dari penyembahan berhala. Kepada orang-orang demikian yang ”dimeteraikan dengan Roh Kudus”, rasul Paulus berkata, ”[Kamu, NW] dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.” (Efesus 1:13; 2:20-22) Ke-144.000 orang yang dimeteraikan ini adalah ”batu hidup” untuk ”pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus”.—1 Petrus 2:5; Wahyu 7:4; 14:1.
4 Karena para imam bawahan ini adalah ”bangunan Allah”, Ia tidak mengizinkan bait tersebut dinajiskan. (1 Korintus 3:9, 16, 17) Paulus memperingatkan, ”Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? Apakah hubungan bait Allah dengan berhala?” Umat kristiani yang terurap, yang adalah milik ”Tuhan, Yang Mahakuasa”, harus bebas dari penyembahan berhala. (2 Korintus 6:14-18) Orang-orang dari kumpulan besar juga harus menghindari segala jenis penyembahan berhala.
5. Menyadari bahwa Yehuwa layak mendapat pengabdian eksklusif, umat kristiani sejati melakukan apa?
5 Ada bentuk penyembahan berhala yang terang-terangan dan ada juga yang samar-samar. Tidak, penyembahan berhala tidak terbatas hanya pada penyembahan kepada dewa dan dewi. Ini adalah penyembahan kepada apa pun atau siapa pun selain daripada Yehuwa. Sebagai Penguasa Universal, Ia berhak menuntut dan layak mendapatkan pengabdian yang eksklusif. (Ulangan 4:24) Menyadari hal ini, umat kristiani sejati menaati peringatan Alkitab yang menentang semua penyembahan berhala. (1 Korintus 10:7) Marilah kita membahas beberapa bentuk penyembahan berhala yang harus dihindari oleh hamba-hamba Yehuwa.
Penyembahan Berhala Susunan Kristen Digambarkan Sebelumnya
6. Perkara-perkara najis apa dilihat Yehezkiel dalam penglihatan?
6 Ketika berada di pembuangan Babel pada tahun 612 S.M., nabi Yehezkiel mendapat penglihatan tentang perkara-perkara najis yang dipraktikkan di dalam bait Yehuwa di Yerusalem oleh orang-orang Yahudi yang murtad. Yehezkiel melihat suatu ”berhala cemburuan”. Tujuh puluh tua-tua terlihat sedang mempersembahkan ukupan di bait. Wanita-wanita tampak menangisi suatu ilah palsu. Dan 25 pria sedang menyembah matahari. Apa makna tindakan-tindakan murtad ini?
7, 8. Apa yang mungkin dimaksudkan dengan ”berhala cemburuan”, dan mengapa ini membangkitkan kecemburuan Yehuwa?
7 Penyembahan berhala dari Susunan Kristen digambarkan sebelumnya oleh perkara-perkara najis yang dilihat Yehezkiel dalam penglihatan. Misalnya, ia berkata, ”Aku melihat ke utara, sungguh, di sebelah utara gerbang mezbah, dekat jalan masuk, terdapat berhala cemburuan tadi. Firman [Allah Yehuwa] kepadaku: ’Hai anak manusia, kaulihatkah apa yang mereka perbuat, yaitu perbuatan-perbuatan kekejian yang besar-besar, yang dilakukan oleh kaum Israel di sini, sehingga Aku harus menjauhkan diri dari tempat kudusKu?’”—Yehezkiel 8:1-6.
8 Berhala cemburuan mungkin berupa sebuah tugu suci yang menggambarkan dewi palsu yang dianggap oleh orang-orang Kanaan sebagai istri dari dewa atau allah mereka Baal. Apa pun berhala tersebut, itu membangkitkan kecemburuan Yehuwa karena ini menyimpangkan pengabdian eksklusif dari bangsa Israel kepada-Nya dengan melanggar perintah-Nya, ”Akulah [Yehuwa], Allahmu . . . Jangan ada padamu allah lain di hadapanKu. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, [Yehuwa], Allahmu adalah Allah yang cemburu [”menuntut pengabdian eksklusif”, NW].”—Keluaran 20:2-5.
9. Bagaimana Susunan Kristen telah membangkitkan kecemburuan Allah?
9 Menyembah berhala cemburuan dalam bait Allah merupakan salah satu perkara yang sangat najis yang dilakukan oleh orang-orang Israel yang murtad. Demikian pula, gereja-gereja Susunan Kristen dinajiskan dengan simbol-simbol dan patung-patung yang tidak menghormati Allah yang menyimpangkan pengabdian eksklusif yang mereka katakan diberikan kepada Pribadi yang mereka akui mereka sembah. Allah juga dibangkitkan kepada kecemburuan karena para pendeta menolak Kerajaan-Nya sebagai satu-satunya harapan bagi umat manusia dan memuja Perserikatan Bangsa-Bangsa—”Pembinasa keji [yang] berdiri di tempat kudus”, di tempat yang tidak patut baginya untuk berdiri.—Matius 24:15, 16; Markus 13:14.
10. Apa yang dilihat Yehezkiel di dalam bait, dan bagaimana hal ini dibandingkan dengan apa yang mencolok dalam Susunan Kristen?
10 Memasuki bait ini, Yehezkiel melaporkan, ”Aku masuk dan melihat, sungguh, segala gambar-gambar binatang melata dan binatang-binatang lain yang menjijikkan dan segala berhala-berhala kaum Israel terukir pada tembok sekelilingnya. Dan di hadapannya berdiri tujuh puluh orang tua-tua kaum Israel . . . masing-masing memegang bokor ukupannya di tangannya, dan keharuman dari asap ukupan itu naik ke atas.” Coba bayangkan! Para tua-tua Israel di bait Yehuwa, mempersembahkan ukupan kepada allah-allah palsu, yang digambarkan oleh ukir-ukiran menjijikkan di tembok. (Yehezkiel 8:10-12) Perbandingannya, burung-burung dan binatang-binatang buas digunakan untuk melambangkan negara-negara Susunan Kristen, dan kepadanya orang-orang mengabdi. Lagi pula, banyak pendeta bersalah dalam membantu menyesatkan masyarakat dengan mendukung teori yang tidak benar tentang evolusi manusia dari bentuk kehidupan binatang yang lebih rendah dari manusia, dan bukannya menjunjung tinggi catatan Alkitab yang benar tentang penciptaan oleh Allah Yehuwa.—Kisah 17:24-28.
11. Mengapa wanita-wanita Israel yang murtad menangisi Tamus?
11 Pada pintu gerbang rumah Yehuwa, Yehezkiel melihat wanita-wanita Israel yang murtad menangisi Tamus. (Yehezkiel 8:13, 14) Orang-orang Babel dan Asyur menganggap Tamus sebagai dewa tumbuh-tumbuhan yang tumbuh pada musim hujan dan mati selama musim kering. Kematian tumbuh-tumbuhan ini menggambarkan kematian Tamus, yang setiap tahun diratapi oleh para penyembahnya pada saat musim panas yang paling terik. Dengan munculnya kembali tumbuh-tumbuhan selama musim hujan, Tamus dianggap datang kembali dari alam berzah. Ia digambarkan dengan huruf pertama dari namanya, tau purba yang merupakan suatu bentuk dari salib. Ini dapat mengingatkan kita kepada penghormatan yang bersifat berhala dari Susunan Kristen terhadap salib.
12. Apa yang dilihat Yehezkiel dilakukan oleh 25 pria Israel yang murtad, dan tindakan serupa apa dilakukan dalam Susunan Kristen?
12 Pada pelataran bait sebelah dalam, Yehezkiel kemudian melihat 25 pria Israel yang murtad menyembah matahari—suatu pelanggaran terhadap perintah Yehuwa sehubungan dengan penyembahan berhala demikian. (Ulangan 4:15-19) Para penyembah berhala ini juga mengacungkan di hadapan hidung Allah sebuah ranting yang cabul, kemungkinan melambangkan alat kelamin pria. Tidak heran bahwa Allah tidak mau menjawab doa-doa mereka, sebagaimana Susunan Kristen akan memohon bantuan-Nya secara sia-sia pada saat ”kesusahan yang besar”, namun sia-sia. (Matius 24:21, Bode) Seperti orang-orang Israel yang murtad menyembah matahari sang pemberi terang dengan punggung mereka membelakangi bait Yehuwa, demikian pula Susunan Kristen membelakangi atau tidak mempedulikan terang dari Allah, mengajarkan doktrin-doktrin palsu, memuja hikmat dunia, dan pura-pura tidak melihat perbuatan seks yang amoral.—Yehezkiel 8:15-18.
13. Dalam cara-cara apa Saksi-Saksi Yehuwa menghindari bentuk-bentuk penyembahan berhala yang tampak dalam penglihatan Yehezkiel?
13 Saksi-Saksi Yehuwa menghindari bentuk-bentuk penyembahan berhala yang dipraktikkan di dalam Susunan Kristen, atau imbangan dari Yerusalem, seperti yang dilihat sebelumnya oleh Yehezkiel. Kita tidak memuja patung-patung yang tidak membawa hormat kepada Allah. Meskipun kita memperlihatkan respek kepada ”pemerintah yang di atas”, ketundukan kita kepada mereka bersifat relatif. (Roma 13:1-7; Markus 12:17; Kisah 5:29) Pengabdian kita yang tulus diberikan kepada Allah dan Kerajaan-Nya. Kita tidak menggantikan teori evolusi untuk Pencipta dan ciptaan-Nya. (Wahyu 4:11) Kita tidak pernah memuja salib atau mengagungkan intelektualisme, filsafat, atau bentuk-bentuk lain dari hikmat duniawi. (1 Timotius 6:20, 21) Kita juga waspada terhadap segala bentuk lain dari penyembahan berhala. Apa beberapa di antaranya?
Jenis-Jenis Lain Penyembahan Berhala
14. Kedudukan apa diambil hamba-hamba Yehuwa berkenaan ”binatang buas” (NW) dari Wahyu 13:1?
14 Umat kristiani tidak ambil bagian bersama umat manusia dalam menyembah ”binatang buas” simbolik. Rasul Yohanes berkata, ”Aku melihat seekor binatang [buas, NW] keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota . . . semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya”. (Wahyu 13:1, 8) Binatang buas dapat melambangkan ”raja-raja”, atau kuasa-kuasa politik. (Daniel 7:17; 8:3-8, 20-25) Maka tujuh kepala dari binatang-binatang buas simbolik menggambarkan kuasa-kuasa dunia—Mesir, Asyur, Babel, Media-Persia, Yunani, Roma, dan Anglo-Amerika yang adalah gabungan Inggris dan Amerika Serikat. Para pendeta Susunan Kristen memperlihatkan sangat tidak respek terhadap Allah dan Kristus dengan menuntun umat manusia untuk menyembah sistem politik Setan, ”penguasa dunia ini”. (Yohanes 12:31) Namun, sebagai umat kristiani yang netral dan pendukung Kerajaan, hamba-hamba Yehuwa menolak penyembahan berhala demikian.—Yakobus 1:27.
15. Bagaimana umat Yehuwa memandang bintang-bintang duniawi, dan apa yang dikatakan oleh seorang Saksi berkenaan hal ini?
15 Umat Allah juga menolak menyembah bintang-bintang hiburan dunia dan olahraga. Setelah menjadi seorang Saksi Yehuwa, seorang musikus berkata, ”Musik untuk hiburan dan untuk berdansa dapat membangkitkan keinginan yang salah . . . Seorang artis menyanyi tentang kebahagiaan dan kelembutan yang dirasakan oleh banyak pendengar sebagai sesuatu yang tidak ada di dalam diri pasangan hidup mereka. Artis itu sering diidentifikasi dengan apa yang dinyanyikannya. Beberapa musikus dan penyanyi profesional yang saya kenal benar-benar dikagumi oleh wanita untuk alasan ini. Sekali seseorang terperosok ke dalam dunia khayalan tersebut, ini dapat menyebabkan ia mengidolakan atau menyembah sang artis. Ini mungkin dimulai dari hal yang tidak begitu salah dengan meminta autograf sebagai suvenir. Namun ada yang mulai memandang sang artis sebagai tokoh ideal mereka, dan dengan memujanya, mereka menjadikannya sebagai suatu berhala. Mereka mungkin menggantungkan gambar sang bintang di dinding dan mulai mengikuti cara berpakaian dan berdandan artis tersebut. Umat kristiani perlu mengingat bahwa penyembahan hanya milik Allah.”
16. Apa yang memperlihatkan bahwa malaikat-malaikat yang benar menolak penyembahan berhala?
16 Ya, hanya Allah yang layak menerima pemujaan atau penyembahan. Ketika Yohanes ”tersungkur di depan kaki malaikat” yang memperlihatkan perkara-perkara yang menakjubkan kepadanya, makhluk roh ini menolak untuk disembah dengan cara apa pun dan berkata, ”[Hati-hatilah!, NW] Jangan berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama seperti engkau dan saudara-saudaramu, para nabi dan semua mereka yang menuruti segala perkataan kitab ini. Sembahlah Allah!” (Wahyu 22:8, 9) Rasa takut kepada Yehuwa, atau hormat yang dalam kepada-Nya, membuat kita beribadat hanya kepada-Nya. (Wahyu 14:7) Maka, pengabdian ilahi yang benar melindungi kita dari penyembahan berhala.—1 Timotius 4:8.
17. Bagaimana kita dapat waspada terhadap perbuatan seks yang amoral yang bersifat penyembahan berhala?
17 Perbuatan seks yang amoral adalah bentuk lain dari penyembahan berhala yang dihindari oleh hamba-hamba Yehuwa. Mereka mengetahui bahwa ”tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah”. (Efesus 5:5) Penyembahan berhala tersangkut di sini karena nafsu akan kesenangan yang tidak halal menjadi objek pengabdian. Sifat-sifat ilahi terancam oleh keinginan seksual yang tidak patut. Dengan mencondongkan mata dan telinganya kepada pornografi, seseorang membahayakan hubungan apa pun yang mungkin ia miliki dengan Yehuwa, Allah yang kudus. (Yesaya 6:3) Maka, untuk waspada terhadap penyembahan berhala demikian, hamba-hamba Allah harus menghindari pornografi dan musik yang merusak. Mereka perlu berpaut kepada nilai-nilai rohani yang kuat yang didasarkan atas Alkitab, dan mereka harus terus memupuk ”manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya”.—Efesus 4:22-24.
Menghindari Ketamakan dan Keserakahan
18, 19. (a) Apakah ketamakan dan keserakahan? (b) Bagaimana kita dapat waspada terhadap ketamakan dan keserakahan yang bersifat penyembahan berhala?
18 Umat kristiani juga waspada terhadap ketamakan dan keserakahan, yang adalah bentuk-bentuk penyembahan berhala yang berkaitan erat. Ketamakan adalah keinginan yang sangat kuat atau rakus, dan keserakahan adalah ketamakan akan apa pun yang dimiliki orang lain. Yesus memperingatkan akan keserakahan dan berbicara tentang seorang kaya yang serakah yang tidak mendapat manfaat dari kekayaannya pada waktu kematian dan berada dalam keadaan yang menyedihkan karena tidak ”kaya di hadapan Allah”. (Lukas 12:15-21) Dengan tepat Paulus menasihati rekan-rekan seiman, ”Matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi . . . keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala.”—Kolose 3:5.
19 Mereka yang terobsesi dengan kasih akan uang, dengan kerakusan akan makanan dan minuman, atau dengan ambisi akan kekuasaan menjadikan keinginan-keinginan demikian ilah mereka. Seperti yang diperlihatkan Paulus, seorang yang tamak adalah seorang penyembah berhala dan tidak akan mewarisi Kerajaan Allah. (1 Korintus 6:9, 10; Efesus 5:5) Oleh karena itu, orang-orang yang dibaptis yang mempraktikkan penyembahan berhala sebagai orang yang tamak dapat dipecat dari sidang Kristen. Namun, dengan menerapkan Alkitab dan berdoa dengan sungguh-sungguh, kita dapat menghindari ketamakan. Amsal 30:7-9 berkata, ”Dua hal aku mohon kepadaMu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkalMu dan berkata: Siapa [Yehuwa] itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.” Semangat demikian dapat membantu kita waspada terhadap ketamakan dan keserakahan yang seperti penyembahan berhala.
Waspada terhadap Pemujaan Diri
20, 21. Bagaimana umat Yehuwa waspada terhadap pemujaan diri?
20 Umat Yehuwa juga waspada terhadap pemujaan diri. Di dunia ini adalah umum untuk memuja diri sendiri dan kehendak pribadi. Hasrat akan ketenaran dan kemasyhuran menyebabkan banyak orang bertindak dalam cara-cara yang licik atau tidak jujur. Mereka ingin agar kehendak mereka dijalankan, bukan kehendak Allah. Namun, kita tidak dapat memiliki hubungan dengan Allah bila kita menyerah kepada pemujaan diri sendiri dengan memaksakan cara kita secara licik dan berupaya menguasai orang-orang lain. (Amsal 3:32; Matius 20:20-28; 1 Petrus 5:2, 3) Sebagai pengikut Yesus, kita menolak segala perbuatan yang tersembunyi dari dunia.—2 Korintus 4:1, 2.
21 Sebaliknya daripada mencari ketenaran, umat Allah menaati nasihat Paulus, ”Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.” (1 Korintus 10:31) Sebagai hamba Yehuwa, kita tidak memaksakan cara kita sendiri sehingga menjadi penyembah berhala, sebaliknya dengan senang hati kita melakukan kehendak ilahi, dengan menerima petunjuk dari ”hamba yang setia dan bijaksana” dan bekerja sama sepenuhnya dengan organisasi Yehuwa.—Matius 24:45-47.
Tetaplah Waspada!
22, 23. Dalam cara apa kita dapat terus waspada terhadap segala jenis penyembahan berhala?
22 Sebagai umat Yehuwa, kita tidak sujud menyembah di hadapan patung-patung berhala. Kita juga waspada terhadap bentuk-bentuk penyembahan berhala yang samar-samar. Sebenarnya, kita harus terus menghindari segala jenis penyembahan berhala. Oleh karena itu kita mematuhi nasihat Yohanes, ”Waspadalah terhadap segala berhala.”—1 Yohanes 5:21.
23 Bila saudara salah seorang hamba Yehuwa, teruslah gunakan hati nurani dan daya pengertian saudara yang terlatih oleh Alkitab. (Ibrani 5:14) Maka saudara tidak akan dicemari oleh semangat dunia yang suka menyembah berhala ini, tetapi akan seperti tiga pemuda Ibrani yang setia dan umat kristiani masa awal yang loyal. Saudara akan memberikan pengabdian eksklusif kepada Yehuwa, dan Ia akan membantu saudara untuk waspada terhadap segala jenis penyembahan berhala.
-