PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • yb01 hlm. 43-64
  • Laporan Sedunia

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Laporan Sedunia
  • Buku Kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa 2001
Buku Kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa 2001
yb01 hlm. 43-64

Laporan Sedunia

▪ Afrika

Afrika adalah benua terbesar kedua di planet kita dan meliputi seperlima luas daratan bumi. Di wilayahnya yang dilalui garis khatulistiwa, kita mendapati hutan tropis dan beraneka ragam satwa liar, antara lain gajah, jerapah, dan singa. Di bagian utaranya terdapat Gurun Sahara, gurun terluas di bumi. Di tempat yang pernah dijuluki Benua Hitam ini, terang Firman Allah bersinar sangat benderang.—Mat. 4:16.

Di Ghana, Marie yang berusia enam tahun diseret ke hadapan guru oleh teman-temannya yang mendakwa dia karena tidak ikut menutup mata dan mengatakan ”Amin” pada waktu doa bersama di kelas. Sang guru meminta penjelasannya. Marie dengan tenang menerangkan, ”Soalnya kalian berdoa kepada Yesus, padahal menurut pelajaran Alkitab keluarga saya, kita seharusnya berdoa kepada Yehuwa melalui Yesus. Jadi, bagaimana saya bisa mengatakan ’Amin’ sewaktu kalian berdoa?” Guru itu terdiam dan mengatakan kepada seisi kelas, ”Biarkan saja, Marie adalah Saksi-Saksi Yehuwa.” Kemudian, ibu Marie mengirimkan satu eksemplar Buku Cerita Alkitab kepada sang guru. Guru itu menggunakannya sebagai buku panduan untuk mengajarkan topik-topik pengetahuan Alkitab.

Alfred, yang tinggal di Guinea, mendengar berita kebenaran pada tahun 1996 dan memperoleh beberapa lektur Alkitab. Tidak lama setelah itu, ia kembali ke desanya. Selama kontaknya yang singkat dengan Saksi-Saksi Yehuwa, ia yakin bahwa ia pun mempunyai tanggung jawab untuk memberi tahu orang lain tentang apa yang diketahuinya. Alfred juga memutuskan bahwa sambil menunggu jawaban dari Saksi-Saksi yang disuratinya, ia akan membangun sebuah Balai Kerajaan. Pada tahun 1998, ia membangun sebuah balai sederhana, tetapi orang-orang di desa itu merobohkannya. Ia membangun balai yang kedua, dan balai itu kembali dirusak. Itu pun terjadi lagi untuk ketiga kalinya.

Alfred mengadukan permasalahan ini ke kepala desa. Diadakan pertemuan antara Alfred dan para penentangnya. Setelah mendengarkan dengan saksama, kepala desa mengizinkan Alfred untuk membangun Balai Kerajaan dan memberikan pilihan sebidang lahan di jalan utama di gerbang masuk desa itu. Dengan menggunakan bambu dan bahan-bahan lain dari hutan, Alfred dan siswa Alkitabnya, Daniel, menggunakan waktu 14 hari untuk membangun Balai Kerajaan yang baru.

Serampungnya balai itu, mereka mulai mengadakan perhimpunan, membahas brosur-brosur yang telah mereka miliki. Kepala desa hadir dengan tetap tentu. Ketika kantor cabang mengetahui tentang hal ini, dibuatlah pengaturan agar para perintis istimewa berkunjung secara teratur, mengajar mereka caranya memimpin pelajaran dengan sepatutnya dan cara membantu para peminat. Ketika pengawas wilayah berkunjung ke desa itu, 69 dari 400 penduduk desa menghadiri khotbahnya.

Joshua dan Susan, yang tinggal di bagian barat Kenya, diopname karena kecelakaan lalu lintas yang serius. Teman-teman gereja mereka berkunjung dan berkata bahwa kecelakaan itu pastilah hukuman dari Allah. Setelah membaca Alkitab beserta majalah yang mereka peroleh dari Saksi-Saksi Yehuwa, suami-istri ini tahu bahwa Allah bukanlah penyebab kecelakaan itu. Mereka mengatakan kepada teman-teman yang berkunjung bahwa jika penghiburan mereka masih seperti itu juga, mereka sebaiknya tidak usah datang lagi. Sekeluarnya dari rumah sakit, suami-istri itu menghubungi Saksi-Saksi Yehuwa. Pada bulan November, keduanya telah ikut dalam dinas pengabaran, dan mereka dibaptis pada bulan Februari 2000. Joshua merintis ekstra tetap, dan Susan merintis ekstra pada bulan April.

Otis adalah pejuang selama perang sipil di Liberia. Suatu hari, ia dan seorang ”teman” sedang menuju ke negara tetangga guna menjual sebuah mobil yang mereka curi. Akan tetapi, ”temannya” itu sengaja menabrak Otis sampai kaki dan tulang belakangnya patah, lalu membawa kabur mobil itu. Akibatnya, Otis cacat dan lumpuh dari pinggang ke bawah. Meskipun Otis sering berpikir untuk bunuh diri, keadaannya berubah sewaktu ayahnya mulai belajar Alkitab dengan seorang perintis istimewa. Karena Otis terbaring lumpuh di tempat tidur, berita pengharapan yang ia dengar dari kamar ayahnya membuatnya bersukacita. Ia meminta agar pelajaran Alkitab dilakukan di kamarnya agar ia dapat ikut serta. Karena tersentuh akan apa yang dipelajarinya, Otis berubah. Ia berhenti merokok dan mulai memperbaiki kepribadiannya. Sekarang, Otis tidak lagi khawatir akan kecacatannya. Kini, ia adalah pemberita kabar baik dan selalu memperhatikan orang yang lalu lalang di depan rumahnya agar ia dapat membagikan harapannya kepada mereka. Sewaktu ditanya apa yang membuatnya yakin bahwa ia telah menemukan agama yang benar, jawabannya adalah minat pribadi yang diperlihatkan Saksi-Saksi kepadanya. Otis mengatakan, ”Setiap hari, saudara-saudara mampir untuk menjenguk saya. Ini turut memulihkan harga diri saya.”

Seorang pria bernama Avelino adalah pelanggan majalah kita, tetapi tidak seorang Saksi pun tinggal di daerahnya di Mozambik. Pada waktunya, pelajaran Alkitab diadakan lewat korespondensi. Avelino mulai membagikan pengetahuannya yang baru itu kepada orang lain. Tak lama kemudian, sebuah kelompok mulai berhimpun untuk membaca artikel dari majalah Menara Pengawal dan buku Bertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab. Setelah mengetahui hal ini, beberapa saudara datang ke sana untuk mengabar. Di luar dugaan, mereka mendapati 30 orang bergabung dengan kelompok itu. Sebuah khotbah umum disampaikan, yang dihadiri oleh 90 orang. Ketika kebaktian berikutnya diadakan di Nampula, sepuluh orang dari kelompok itu hadir. Salah seorang di antaranya tetap tinggal di kota dan membaca keseluruhan buku Pengetahuan yang Membimbing kepada Kehidupan Abadi dalam waktu satu minggu. Sebagai hasil dari minat seperti ini, dua perintis biasa pindah ke daerah itu. Kelompok itu membuat kemajuan yang bagus.

Di Rwanda, terdapat puncak 7.435 penyiar pada bulan Juni. Rata-rata, 1 dari 5 penyiar ambil bagian dalam beberapa corak dinas perintis setiap bulan pada tahun dinas itu. Lebih dari 12.000 pengajaran Alkitab dipimpin, dan 30.716 orang menghadiri Peringatan. Selama empat tahun terakhir, 51 Balai Kerajaan telah dibangun dan ditahbiskan, dan 115 proyek pembangunan sedang direncanakan. Meskipun pembangunan giat dilaksanakan, rata-rata penyiar menggunakan 20 jam per bulan dalam dinas pengabaran.

Seorang pemuda yang tinggal di Gambia berharap pindah ke Kanada untuk menjadi pendeta Pantekosta. Sementara itu, ia bekerja sebagai sekretaris di Gereja Pantekosta setempat. Ia dan istrinya menerima pengajaran Alkitab dengan menggunakan brosur Apa yang Allah Tuntut dari Kita? Selama belajar, kepada mereka diperlihatkan fitur-fitur Alkitab Terjemahan Dunia Baru, termasuk ”Topik-Topik Alkitab untuk Diskusi” pada bagian belakang Alkitab. Setelah itu, sebaliknya daripada menyanyikan nyanyian rohani setiap pagi seperti biasa, mereka membahas salah satu topik itu, memeriksa semua ayat yang dikutip. Ketika sepucuk surat tiba dari gereja yang mengundangnya untuk mengikuti pendidikan selama dua tahun di sebuah seminari di Kanada, pemuda ini menjawab, ”Untuk apa lagi? Kami sekarang memiliki kebenaran!” Setelah enam bulan belajar Alkitab, ia dan istrinya dibaptis dan sekarang dengan aktif membagikan kepada orang lain kebenaran yang indah, yang telah mereka pelajari dan yang telah mendatangkan begitu banyak manfaat.

▪ Amerika

Benua Amerika terdiri atas dua bagian. Benua itu membentang dari Kutub Utara yang dingin melewati kawasan tropis yang panas dan lembap hingga ke Kutub Selatan. Ada lebih banyak spesies flora dan fauna di Amerika Selatan ketimbang di tempat lain mana pun di bumi. Di kedua bagian benua itu, kabar baik sedang diberitakan dengan penuh gairah.

Seorang pria di Bolivia menelantarkan istri dan kedua anaknya. Ia telah lama berkecimpung dalam dunia hitam, termasuk mencandu minuman beralkohol dan mengunyah daun kokain. Ia menerima pengajaran Alkitab dan lambat laun mengatasi kebiasaan buruknya. Karena kesal melihat istrinya yang berkukuh menolak untuk ikut belajar Alkitab, ia mengatakan kepada istrinya bahwa ia akan berhenti belajar Alkitab, dan kembali lagi ke kehidupannya yang lama. Kata-katanya itu membuat sang istri terkejut, karena ia jauh lebih menyukai keadaan suaminya yang sekarang. Sang istri bertanya mengapa suaminya sampai tawar hati begitu. Sang suami menjelaskan bahwa ia tidak mau ke Balai Kerajaan tanpa keluarganya. Mendengar hal itu, sang istri bersedia menerima pengajaran Alkitab. Ia juga menghadiri kebaktian distrik tempat suaminya dibaptis.

Pekerjaan pemberitaan kepada sekitar 1,7 juta tunarungu di Brasil kian meningkat pada tahun dinas 2000. Delapan belas perintis istimewa yang fasih menggunakan Bahasa Isyarat Brasil (BSL) ditugaskan untuk melayani di kota-kota besar yang berpopulasi tunarungu yang cukup besar. Selain itu, dengan dibentuknya tim penerjemah BSL pada bulan September 1999, maka untuk pertama kalinya dapat diproduksi video drama Alkitab, khotbah-khotbah utama, dan nyanyian Kerajaan di Kebaktian Distrik ”Pelaku Firman Allah”. Lembaga sekarang ini sedang mempersiapkan beberapa publikasi BSL dalam bentuk video untuk membantu para tunarungu menumbuhkan penghargaan akan kebenaran Alkitab. Sekarang, terdapat 16 sidang berbahasa isyarat dan 87 kelompok di seluruh Brasil.

Setelah mempelajari sosiologi selama empat tahun di sebuah universitas, Michael mendaftar di sebuah seminari Katolik Roma di Toronto, Kanada. Ia ingin menjadi imam. Michael mengenang bahwa dosennya, seorang monsinyur Katolik Roma, menyatakan di hadapan kelas bahwa menghampiri Allah dalam doa dapat dilakukan dengan berbagai cara, bukan hanya melalui Kristus Yesus. Michael menantang sang monsinyur dengan mengutip kata-kata Yesus di Yohanes 14:6, ”Tidak seorang pun datang kepada Bapak kecuali melalui aku.” Monsinyur itu menangkis dengan menyatakan bahwa para siswa sebaiknya menyerahkan urusan Alkitab kepadanya dan berkonsentrasi pada studi-studi lainnya.

Michael menelepon kantor cabang Lembaga di Kanada dan meminta bantuan rohani. Ia meminta pengajaran dua kali seminggu, kadang-kadang mencakup dua pasal buku Pengetahuan yang Membimbing kepada Kehidupan Abadi sekali belajar. Kemudian, Michael meninggalkan institusi agama itu dan mendapat pekerjaan di sebuah kantor. Pada tanggal 9 Oktober 1999, ia mengadakan tur ke fasilitas cabang Lembaga di Kanada. Pengalaman ini mendatangkan pengaruh positif terhadapnya, seraya ia bertekad untuk menghadiri semua perhimpunan sidang, membuat catatan, dan memberikan komentar yang berbobot. Michael dibaptis pada tanggal 19 Februari 2000, dan sejak bulan September telah melayani sebagai perintis biasa.

Seorang saudari di Kosta Rika berkecil hati karena banyaknya problem dan tekanan yang dihadapinya. Karena kecelakaan, ia kini menggunakan kursi roda. Sejak kematian ibunya, ia bertanggung jawab penuh untuk merawat ayahnya, yang tunanetra dan cacat mental, dan merawat kedua adiknya yang telah dewasa, yang juga cacat mental. Ia memasak, membersihkan rumah, mencuci baju, dan mengurus keluarga—semuanya ia lakukan dari kursi roda. Karena ia ingin ambil bagian dalam pelayanan lebih sepenuhnya, para penatua di sidangnya dengan pengasih membantunya menganalisis kesempatan yang terbuka baginya. Disarankan agar ia menggunakan waktu 20 hingga 30 menit setiap hari dengan kursi rodanya di trotoar. Banyak orang melewati rumahnya dalam perjalanan ke halte bus terdekat. Ia dianjurkan untuk berbicara dengan mereka dan menawarkan risalah atau majalah, bahkan mengadakan kunjungan kembali kepada orang-orang yang sering lewat. Dan, ia pun melakukannya. Ia memikirkan dengan serius tentang ungkapan rasul Paulus di Roma 1:14, 15, ”Kepada orang Yunani maupun orang Barbar, kepada orang yang berhikmat maupun yang tidak berakal, aku berutang: maka aku bergairah untuk menyatakan kabar baik juga kepada kamu di Roma.” Saudari ini menyadari bahwa ia pun berutang kepada sesamanya. Bila ia bercerita tentang dinasnya sekarang, tampak jelas bahwa ia benar-benar mendapatkan sukacita dan kepuasan dalam dinas sucinya.

Di Ekuador, sepasang utusan injil berupaya mencapai sebanyak mungkin orang di pusat kota Guayaquil. Akan tetapi, karena ketatnya penjagaan keamanan, mereka tidak diperbolehkan memasuki sebuah bangunan apartemen pencakar langit yang besar. Meskipun mereka dapat memberikan kesaksian kepada sekitar 20 karyawan dan penjaga, sebagian besar melalui interkom, mereka belum berhasil berbicara kepada salah seorang pemilik apartemen. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk menghadap manajer utama bangunan itu. Setelah para utusan injil menjelaskan bahwa tujuan kunjungan mereka adalah untuk menguatkan nilai-nilai moral dan rohani dalam keluarga, sang manajer menjawab, ”Saya rasa setiap orang harus mendengarkan berita ini!” Lalu, ia mendiktekan pesan ini kepada sekretarisnya dan meminta dia untuk memasang pesan itu di papan pengumuman, ”Ny. Gabi März akan mengunjungi apartemen di kondominium ini pada hari Minggu siang untuk suatu pekerjaan pendidikan guna meningkatkan nilai-nilai moral. Jika ada yang berkeberatan untuk menerima beliau, harap beri tahu kami. Manajer Umum.”

Para utusan injil memulai dari bagian penthouse (apartemen di lantai teratas), tempat mereka memulai pengajaran Alkitab kepada seorang kepala sekolah. Di lantai bawahnya, mereka memulai tiga pengajaran Alkitab. Salah satu keluarga menghadiri Peringatan dan kemudian berkunjung ke kantor cabang. Secara keseluruhan, para utusan injil memulai 16 pengajaran Alkitab di bangunan berpenjagaan ketat yang sebelumnya tidak dapat dikunjungi seorang pun.

Jessica, seorang perintis biasa berusia 15 tahun yang tinggal di Peru, adalah satu-satunya Saksi di keluarganya. Sepatu yang biasa digunakannya untuk dinas sudah sangat usang, maka ia meminta ayahnya membelikan dia sepasang sepatu baru. Ayahnya membentak, ”Minta saja sepatumu sama Yehuwa!” Saudari ini pergi berdinas dengan sepatunya yang usang, tetapi sewaktu hendak pulang, ia melewati rumah seorang saudara yang adalah pembuat sepatu. Saudara ini memanggilnya dan berkata, ”Ayo mampir. Saya telah membuatkan sesuatu untukmu!” Lalu, saudara itu memberi dia sepasang sepatu baru. Ayahnya, karena terkejut melihat putrinya mengenakan sepatu baru, bertanya dari mana ia mendapat sepatu itu. Jessica menjawab, ”Ini dari Yehuwa!”

Ladang berbahasa asing di Amerika Serikat semakin berkembang. Lebih dari 16.000 penyiar melayani di ladang ini, menggunakan 31 bahasa selain bahasa Inggris dan Spanyol. Pada tahun dinas 2000, 11 sidang berbahasa asing dibentuk, termasuk sidang berbahasa Kamboja dan Hmong yang pertama di Amerika Serikat.

▪ Asia

Benua ini adalah yang terbesar di bumi serta sangat beragam dalam hal iklim dan tumbuh-tumbuhan dari kawasan kutub hingga tropis. Di wilayah Asia, terdapat dataran tinggi Tibet, yang salah satu puncaknya merupakan gunung tertinggi di bumi. Di Asia, ada begitu banyak orang yang belum pernah mendengar kabar baik, oleh karena itu banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menjangkau sebanyak mungkin orang. Kami akan menceritakan pengalaman dari kepulauan Jepang dan Taiwan, karena kedua negeri ini bertalian erat dengan daratan Asia.

Di Bangladesh, terdapat 140 hadirin di Kebaktian Distrik ”Kata-Kata Nubuat Ilahi” di ibu kota, Dakha. Saudara-saudara bekerja keras untuk membersihkan auditorium dan kemudian menghiasi panggung dengan bunga. Salah seorang pekerja di auditorium itu berkomentar, ”Selama 14 tahun saya bekerja di sini, baru kali ini saya melihat orang-orang yang begitu terorganisasi dan bersih seperti kalian. Kalian membuat tempat ini bersih dan kudus.”

Sebagai sambutan atas pengaturan pengasih dari persaudaraan internasional yang membantu pembangunan Balai Kerajaan, dibuatlah pengaturan di India untuk membangun atau merenovasi 250 Balai Kerajaan. Pengaturan ini menggerakkan saudara-saudara setempat untuk mengulurkan bantuan sebisa-bisanya. Seorang saudara lansia menyumbangkan tanah seluas sekitar 420 meter persegi untuk membangun sebuah Balai Kerajaan. Akan tetapi, saudara-saudara yang meninjau lokasi mendapati bahwa tanah itu kurang cocok karena selalu banjir selama musim monsun. Sewaktu saudara lansia tersebut diberi tahu tentang hal ini, ia memperlihatkan kepada saudara-saudara seluruh tanah miliknya dan meminta mereka memilih lokasi mana yang paling cocok untuk Balai Kerajaan. Katanya, ”Sebelum saya mati, saya ingin melihat sebuah Balai Kerajaan yang bagus di daerah ini, dan saya bersedia memberikan apa saja untuk itu.”

Kim Hyo Sook, yang tinggal di Seoul, Korea, tidak terlalu bersukacita serta tidak banyak berhasil dalam dinas perintis, maka seorang pengawas wilayah menyarankan agar saudari ini mempunyai daerah pribadi. Ia mengatakan, ”Saya menerima saran itu dan tak lama kemudian saya mulai lebih kenal dan akrab dengan para penghuni rumah di daerah pribadi saya. Saya menyesuaikan waktu kunjungan saya menurut keadaan mereka. Sebagai hasilnya, kunjungan kembali saya meningkat dari 35 menjadi lebih dari 80 per bulan, dan saya memimpin tujuh pengajaran Alkitab di rumah. Sekarang, saya merasakan sukacita sejati.”

Sam, yang tinggal di Israel, adalah satu-satunya Saksi di sekolahnya. Ia juga satu-satunya siswa di kelasnya yang tidak mau menerima bocoran soal ujian. Setelah ujian, kepala sekolah mendapati bahwa semua siswa di kelas itu melakukan kecurangan kecuali Sam. Sam diberikan nilai tertinggi untuk ujian itu. Insiden itu menghasilkan kesaksian yang baik kepada seisi kelas yang beragama Katolik dan Muslim beserta para gurunya juga.

Seorang saudari berusia 83 tahun di Jepang merencanakan untuk mengadakan perjalanan dengan kereta peluru untuk mengunjungi putranya. Sewaktu ia mengumpulkan majalah terbaru untuk putranya, ia ingat bahwa ia masih mempunyai banyak majalah yang belum ditempatkan, maka ia membawa majalah-majalah itu dalam tasnya. Ia memperhatikan bahwa para penumpang mulai bosan karena lamanya perjalanan, dan ia mempertimbangkan untuk menempatkan majalah di kereta api. Sepanjang perjalanan, pria yang duduk di sebelahnya bertanya tentang bacaan yang dibacanya dengan serius. Pria itu senang menerima majalah dan mulai membacanya dengan penuh minat. Melihat hal ini, beberapa penumpang lainnya meminta majalah juga. Ketika saudari ini tiba di tempat tujuan dan putranya masih belum datang juga, ia menggunakan waktu untuk memberikan kesaksian kepada orang-orang yang sedang menunggu kereta. Sewaktu putranya tiba, saudari ini telah menempatkan 40 majalah sampai-sampai putranya tidak kebagian!

Meskipun Buddhisme telah lama menjadi agama tradisional di Mongolia, banyak orang sebenarnya ateis. Untuk negeri itu, dipersiapkan sebuah risalah empat halaman berjudul Seberapa Berhargakah Kehidupan bagi Anda? Risalah ini membahas tentang bahayanya merokok, topik yang sangat diminati masyarakat luas. Pada bulan November dan Desember 1999, dilakukan kampanye istimewa, dan ke-22 penyiar ikut serta. Boleh dikata tak seorang pun menolak risalah itu. Hampir 10.000 risalah dibagikan di ibu kota, Ulan Bator, dalam waktu sepuluh hari pertama. Banyak pejabat pemerintah memberikan komentar positif tentang kampanye ini. Kegiatan istimewa ini mendapat liputan TV serta radio beberapa kali dan dimuat di tiga surat kabar. Sejumlah pengajaran Alkitab di rumah dimulai.

Kebenaran mencapai tempat-tempat yang paling jauh. Di Kazakhstan, terdapat sebuah lembaga pemasyarakatan (LP) yang menampung lebih dari 1.000 narapidana. Pada tahun 1997, dua Saksi-Saksi Yehuwa mengunjungi direktur LP, meminta izin untuk mengadakan pembahasan kebenaran Alkitab dengan beberapa narapidana yang telah menulis surat ke perwakilan Saksi-Saksi setempat. Beberapa saat kemudian, Saksi-Saksi Yehuwa mulai memberikan 20 pengajaran Alkitab kepada para narapidana. Pada tahun 1998, empat dari antara mereka menjadi penyiar belum terbaptis dan mereka mendapat izin untuk mengadakan perhimpunan. Setelah melihat dampak positif dari ajaran Saksi-Saksi Yehuwa terhadap para narapidana, pengurus LP memberi izin kepada para penyiar untuk menyampaikan khotbah umum lewat sistem radio penjara. Semua narapidana sekarang berkesempatan untuk mendengar siaran ini.

Pengurus LP semakin yakin bahwa agama Saksi-Saksi Yehuwa bukan sekadar kedok untuk kepentingan diri sendiri. Salah satu pengalaman membantunya melihat hal ini. Para narapidana tidak diperbolehkan menyimpan uang, karena mereka sama sekali tidak boleh membeli barang apa pun, termasuk obat. Akan tetapi, salah seorang narapidana secara teratur menerima uang dalam paket yang dikirimkan kepadanya. Seraya ia membuat kemajuan secara rohani, hati nuraninya yang terlatih Alkitab mulai mengganggunya. Pernah, ia memberikan sejumlah uang kepada seorang penatua yang berkunjung ke LP. Uang itu untuk sumbangan bagi pekerjaan Kerajaan, tetapi penatua itu menolak karena ia tahu bahwa hal itu melanggar peraturan penjara yang melarang membawa uang ke luar LP. Penatua itu mengatakan kepada pemuda itu, ”Gunakanlah uangmu sesuai dengan hati nuranimu.” Narapidana itu menghadap kepala penjara dan meletakkan uang itu di mejanya, mengatakan, ”Hati nurani saya yang dilatih Alkitab tidak membolehkan saya menyimpan uang ini di sini. Gunakanlah sesuka Anda.” Penjaga itu terheran-heran sampai mengatakan, ”Selama 20 tahun saya bekerja di LP ini, baru kali inilah saya melihat narapidana rela menyerahkan uangnya!”

Seorang saudari mengajar di sebuah sekolah di Malaysia. Pada suatu hari, ia berbicara kepada seorang rekannya tentang Yehuwa dan janji-janji-Nya. Rekan sekerjanya berkata bahwa ia sangat kecil hati karena dewa-dewa yang dipujanya tidak membantu dia memecahkan masalah yang dihadapinya. Dia bersembahyang kepada Buddha, berbagai dewa orang Cina, dan bahkan kepada Yesus Kristus. Semuanya tidak dapat menolong.

Wanita itu diganggu oleh hantu-hantu siang dan malam. Di malam hari, ia praktis tidak bisa tidur. Pada siang hari, roh-roh mengganggunya di tempat kerja, sehingga ia tidak bisa bekerja dengan sepatutnya. Kehidupannya sangat sengsara sampai-sampai ia pergi ke dukun, tetapi masalahnya malah memburuk.

Saudari ini memberi tahu rekan sekerjanya bahwa menurut Amsal 18:10, ”nama Yehuwa adalah menara yang kuat”. Ia melindungi siapa pun yang menyerukan nama-Nya dengan penuh iman. Saudari ini menganjurkan rekannya untuk berdoa kepada Allah Yehuwa sewaktu hantu-hantu itu mengganggunya lagi.

Keesokan harinya, wanita itu mengatakan kepada saudari kita bahwa ia meminta bantuan kepada Allah Yehuwa, dan hantu-hantu itu pun meninggalkan dia. Sebuah pengajaran Alkitab mulai diberikan, dan rekannya ini membuat kemajuan pesat. Ia membuang semua hal yang berhubungan dengan ibadat palsu, dan hantu-hantu berhenti mengganggu dia. Wanita ini dibaptis pada kebaktian wilayah baru-baru ini.

Selama hampir 50 tahun, pemuda-pemuda Saksi di Taiwan mendekam cukup lama di penjara karena bertekad memelihara kenetralan Kristen. Pada tahun-tahun belakangan ini, terjadilah perkembangan yang luar biasa. Karena semakin banyaknya pemuda yang direkrut terbukti tidak sanggup mengikuti latihan kemiliteran, diputuskan bahwa undang-undang dinas wajib nasional akan disesuaikan agar sebagian tenaga kerja dapat dialihkan ke dinas nonmiliter. Para pejabat menggunakan informasi tentang dinas serupa yang berlaku di negeri-negeri lain untuk mengakomodasi para pemuda yang hati nuraninya berkeberatan terhadap dinas militer. Para pemuda yang karena keberatan hati nuraninya memilih pekerjaan nonmiliter yang diawasi pemerintah sebagai ganti hukuman penjara harus menyatakan itu sewaktu mengisi formulir permohonan. Di bawah penyelenggaraan baru ini, para pemuda yang telah berdinas selama 33 bulan akan mendapat libur pada akhir pekan dan tampaknya waktu luang pada malam hari, sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam kegiatan rohani.

▪ Eropa

Meskipun Eropa telah lama digolongkan sebagai benua, namun sebenarnya Eropa hanyalah semenanjung besar di bagian barat daratan Eurasia. Rasul Paulus membawakan kabar baik ke bagian selatan Eropa sekitar 2.000 tahun yang lalu. Seperti yang akan saudara lihat, berita kebenaran yang dinamis terus berkembang di penjuru bumi yang satu ini.

Pada suatu hari, seorang saudari sedang duduk di sebuah taman di Zagreb, Kroasia. Ia memperhatikan seorang pemuda bersembunyi di balik semak-semak. Pria ini pucat dan gemetar, maka saudari ini menyangka pria itu sedang sakit. Saudari ini datang mendekat dan berkata, ”Pak, mari saya antar ke dokter kalau bapak merasa kurang sehat.” Pria itu menolak dengan halus, meskipun ia masih gemetar. Lalu, saudari ini bertanya lagi, ”Apakah Bapak lapar? Mau saya ambilkan makanan?” Ia menjawab, ”Tidak usah. Saya mohon, pergilah jauh-jauh. Polisi sedang mencari saya, jangan sampai Anda dikira bersekongkol dengan saya.” Saudari ini bertanya, ”Memangnya, apa yang telah Bapak lakukan?” Pria ini mengaku bahwa ia baru saja merampok sebuah toko, kemudian berkata, ”Semuanya ada di saku saya. Saya takut sekali tertangkap polisi dan masuk penjara.” Saudari ini merasa kasihan dan ingin membantu. Ia mengajak pria itu duduk di sebelahnya agar mereka dapat membicarakan persoalannya. Ia mengatakan bahwa Allah Yehuwa akan memberi pria itu hikmat untuk mengetahui apa yang akan dia katakan sewaktu kembali ke toko yang dirampoknya. Pria itu mendengarkan dengan saksama tetapi masih gemetar ketakutan. Saudari ini memberi saran, ”Temuilah manajernya, dan mengakulah bahwa Bapak telah mencuri uang dan sekarang ingin mengembalikannya.” Sewaktu mereka bercakap-cakap, seorang tetangga lewat dan menyapa saudari ini dengan menyebutkan namanya. Dengan demikian, pria itu tahu nama saudari ini.

Tidak lama kemudian, saudari ini terkejut sewaktu membaca sepucuk surat untuknya yang dimuat di surat kabar setempat. Surat itu berbunyi, ”Ny. Barica, saya berterima kasih atas saran Ibu yang simpatik. Terima kasih banyak—Ibu menyelamatkan saya dari penjara. Sebenarnya, saya ingin berterima kasih secara pribadi, tetapi saya tidak tahu alamat Ibu. Saya menulis surat ini supaya banyak orang yang seperti saya dapat membacanya dan berpaling kepada Allah sejati yang siap membantu, Yehuwa! Saya sudah mengembalikan uang itu. Manajer toko mengatakan bahwa uang yang tercuri adalah 1.500 kuna. Tetapi, saya menyerahkan uang 1.700 kuna dari saku saya. Manajer itu mengatakan bahwa saya boleh mengambil kembali 200 kuna karena uang yang hilang hanya 1.500 kuna. Saya menjawab, ’Tidak, Pak, satu kuna pun saya tak punya, saya bahkan tak punya uang untuk membeli roti.’ Lalu, manajer itu mulai memberi saya barang-barang. Katanya, ’Uang 200 kuna ini milikmu.’ Selain itu, ia memberi saya 500 kuna lagi, dua bongkah roti, dua karton susu, lima botol kecil yogurt, setengah kilogram daging asap, dan makanan bayi. Ia berkata, ’Ini semua saya lakukan karena Anda jujur dan mengakui kesalahan Anda.’ Saya berterima kasih kepada Allah dan juga kepada Ibu karena saya terhindar dari kurungan penjara. Sekali lagi, banyak-banyak terima kasih!”

Di Kopenhagen, Denmark, ada salah satu pelabuhan utama di Eropa. Selain feri, lebih dari 2.000 kapal berlabuh di sana setiap tahun. Ketika saudara-saudara memasuki sebuah kapal dan bertanya kepada awak kapal apakah mereka mengenal Saksi-Saksi Yehuwa, mereka mengiyakan. Kemudian, mereka menambahkan bahwa di kapal mereka bahkan ada seorang Saksi-Saksi Yehuwa. Saudara-saudara ingin bertemu dengan rekan seimannya. Ketika mereka menemui dia, mereka mendapati bahwa dia ternyata belum terbaptis. Ia berasal dari sebuah pulau kecil di Samudra Pasifik yang hanya berpenduduk 2.000 jiwa. Tidak ada seorang Saksi pun di pulau itu, tetapi ia telah belajar kebenaran melalui lektur-lektur yang diterimanya di beberapa pelabuhan di seputar dunia. Ia sendiri telah membaca lektur itu dan membawanya pulang untuk istrinya. Mereka berdua sependapat bahwa mereka telah menemukan kebenaran. Ia memberikan kesaksian dengan penuh gairah kepada awak kapal lainnya tentang apa yang dipelajarinya. Ia mulai berlangganan majalah kita, dan saudara-saudara berjanji untuk memastikan agar sidang terdekat diberi tahu tentang dia dan istrinya.

Para penyiar di Bremerhaven, Jerman, secara tetap tentu mendatangi pelabuhan untuk menawarkan lektur kepada orang-orang yang bekerja di kapal dan kepada para pengemudi yang membongkar-muat truk mereka. Seorang saudara melaporkan bahwa ia telah bertemu dengan para pengemudi truk dari 48 negeri. ”Untuk memenuhi kebutuhan semua orang ini,” jelasnya, ”kami membawa stok lektur dalam 39 bahasa di mobil kami.” Beberapa pengemudi truk dari Rusia telah menghadiri perhimpunan selagi berada di pelabuhan. Pada hari Minggu siang, Fred dan Christian melihat salah satu kapal penumpang terbesar di dunia sedang naik dok. Awak kapalnya berjumlah 950 orang dari 50 bangsa! Begitu kapal itu berlabuh, saudara-saudara didekati oleh salah seorang pelaut dari salah satu pulau di Pasifik, yang bertanya, ”Apakah Anda punya buku bersampul kuning yang banyak gambarnya?” Yang ia maksud adalah Buku Cerita Alkitab. Saudara-saudara tidak mempunyainya, dan pelaut itu tampaknya kecewa. Maka, setelah menyiarkan semua lektur, Fred pergi dengan mobilnya ke Betel di Selters—pulang-pergi selama sepuluh jam—untuk mengambil tambahan lektur. Keesokan harinya, mereka menempatkan 900 majalah, 300 brosur, dan 850 buku kepada awak kapal! Fred juga menemui pelaut yang ramah itu dan memberinya buku bersampul kuning yang dimintanya. ”Ketika ia mengetahui bahwa kami menempuh jarak 1.000 kilometer untuk mengambil buku itu,” jelas Fred, ”matanya berkaca-kaca.”

Pada awal tahun 1998, sebuah stasiun radio swasta kecil di Luksemburg mengadakan suatu jajak pendapat lewat telepon kepada para pendengarnya, menanyakan tentang tujuan hidup dan pengharapan mereka. Sejumlah nomor telepon dipilih secara acak. Sewaktu memutar sebuah nomor, si penyiar radio keliru menekan angka kode area sehingga tersambung ke seorang wanita yang tinggal 400 kilometer jauhnya, dekat Nuremberg, Jerman. Penyiar radio itu terkesan akan luasnya wawasan wanita itu serta sikapnya yang positif terhadap kehidupan dan wanita itu ditanya bagaimana ia mengembangkan pandangan yang bagus seperti itu. Ia langsung memperkenalkan diri sebagai Saksi-Saksi Yehuwa, karena menyadari bahwa ini adalah kesempatan tak terduga untuk menaburkan benih Kerajaan. Percakapan ini membangkitkan minat sang pewawancara itu, dan saudari ini bersedia menelepon lagi. Saudari ini meneleponnya beberapa kali dalam dua bulan berikutnya. Ia menjelaskan lebih banyak tentang Allah, kehidupan, dan Saksi-Saksi Yehuwa, dan ia dapat menjawab banyak pertanyaan. Minat sang penyiar radio ini berkembang sehingga ia ingin tahu lebih banyak. Ia menelepon sebuah sidang di Luksemburg dan meminta pengajaran Alkitab di rumah serta informasi tentang perhimpunan. Di Balai Kerajaan, ia terkesan akan suasana yang hangat dan sambutan ramah yang diterimanya. Ini merupakan awal pengajaran Alkitab yang bagus baginya.

Tiga belas bulan setelah tanpa sengaja menelepon saudari itu di Jerman, sang penyiar radio tersebut dibaptis. Pada bulan Oktober 1999, ia menjadi perintis biasa. Syukurlah saudari kita di Jerman itu menyebutkan dirinya sebagai Saksi dan menggunakan kesempatan tersebut untuk menaburkan benih Kerajaan.

Di Portugal, minat Antonio akan berita Alkitab mulai timbul setelah menikmati diskusi saat ia dikunjungi adik kandungnya yang adalah Saksi-Saksi Yehuwa. Antonio bertekad untuk belajar banyak tentang Alkitab. Ia sering kali berdoa memohon bantuan. Tidak lama kemudian, dua Saksi berkunjung ke rumahnya dan mulai memberikan pengajaran Alkitab kepadanya. Seraya pengetahuannya bertambah, Antonio mulai menyelaraskan kehidupannya dengan kehendak Allah. Pertama, hati nuraninya menggugah dia untuk berhenti berburu, olahraga yang sangat ia gemari. Kemudian, sewaktu ia memahami masalah kenetralan Kristen, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari kedudukannya yang tinggi sebagai walikota, jabatan yang dipegangnya selama 15 tahun. Meskipun ia didesak untuk mempertimbangkan kembali pengunduran dirinya, nasihat di Yakobus 4:4 menguatkan tekadnya untuk menolak desakan itu. Kemajuannya semakin pesat seraya ia dan istrinya memperkuat hubungan mereka dengan Yehuwa dan mulai menghadiri perhimpunan. Dalam waktu singkat, mereka ikut serta dalam dinas pengabaran dan dibaptis.

Dari Spanyol, ada sebuah pengalaman tentang seorang saudara yang, bertahun-tahun lalu, dilecehkan karena imannya oleh seorang rekan sekerjanya. Rekan ini mengejek dan mengkritik agama saudara kita ini selama berbulan-bulan. Saudara itu merasa tidak tahan lagi, maka ia berdoa kepada Yehuwa untuk membantunya bertekun menanggung situasi sulit ini seperti halnya Kristus, tanpa membalas kejahatan dengan kejahatan. Di luar dugaan saudara ini, sikap teman sekerjanya berubah. Ia bahkan meminta maaf dan meyakinkan bahwa ia tidak akan pernah lagi mencela Allah di hadapan saudara kita ini. Tidak lama kemudian, sang rekan tersebut pindah kerja.

Dua puluh empat tahun berlalu dan saudara kita tadi bertemu lagi dengan mantan rekan sekerjanya. Kali ini, pertemuannya di Balai Kerajaan saat saudara tersebut mendapat tugas khotbah. Mantan rekan sekerja itu bercerita bahwa ia telah belajar Alkitab dan menjadi seorang Saksi yang terbaptis. Ia selanjutnya menjelaskan bahwa meskipun bertahun-tahun telah berlalu, ia tidak pernah lupa akan ”seorang Saksi yang begitu sabar menanggung ejekan terhadapnya dan terhadap Allahnya”.

▪ Berbagai Kepulauan

Pulau-pulau di bumi ini sangat bervariasi ukurannya dan sangat berbeda dengan benua, yang jauh lebih besar ukurannya. Meskipun benua Australia kami masukkan dalam kategori ini, pulau terbesar adalah Tanah Hijau, yang luasnya 2,2 juta kilometer persegi. Pulau yang terkecil mempunyai luas wilayah yang lebih kecil daripada sebuah kota. Selain pulau-pulau terbesar dan terkecil, ada ribuan pulau. Perhatikanlah beberapa pengalaman dari kepulauan-kepulauan itu.

Di Australia, seorang saudari yang sedang mengabar dari rumah ke rumah bertemu dengan seorang wanita yang tampaknya tidak terlalu berminat akan Firman Allah. Meskipun wanita itu menerima sebuah risalah, saudari ini tidak terlalu berharap bahwa kunjungan kembalinya akan membuahkan hasil. Meskipun demikian, saudari ini mencoba dengan gigih meski pada kunjungan kembalinya yang pertama, ia tidak berhasil menemui wanita itu di rumah. Ketika belakangan saudari ini mengontaknya lagi, wanita itu menjelaskan bahwa setelah saudari ini datang untuk pertama kalinya, wanita itu membeli sebuah Alkitab yang mahal. Saudari ini mulai memberikan pengajaran Alkitab kepadanya. Sekarang, wanita itu membuat perubahan besar dalam kehidupannya untuk menyelaraskan diri dengan prinsip-prinsip Kristen dan menghadiri semua corak perhimpunan.

Sewaktu mengabar dari rumah ke rumah di Republik Dominika, seorang saudara berjumpa dengan seorang wanita berusia sekitar 60 tahun. Setelah selesai bercakap-cakap, saudara kita mengulurkan tangannya untuk berpamitan. Melihat wanita itu tidak bereaksi, saudara kita baru menyadari bahwa wanita itu buta. Saudara kita berjanji untuk berkunjung kembali.

Sewaktu saudara kita berkunjung kembali, wanita itu berkata bahwa ia memberi tahu putrinya bahwa ternyata masih ada orang yang menaruh perhatian kepadanya meskipun ia buta. Wanita itu kemudian menjelaskan ia telah diberi tahu bahwa tipis harapan penglihatannya dapat pulih. Saudara kita berbicara tentang Allah sumber harapan dan membacakan beberapa kisah Alkitab tentang bagaimana Yesus mencelikkan mata orang buta. (Matius 9:27-30) Percakapan itu sangat berkesan bagi wanita itu.

Saudara kita kemudian menghubungi Lembaga Tunanetra untuk menanyakan sekiranya ada yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan wanita itu. Setelah beberapa kali berkonsultasi, dan ketika wanita itu datang, ia diberi tahu bahwa dengan dioperasi, mungkin penglihatannya dapat pulih. Operasinya berhasil. Selama masa opname, wanita itu terus menimba pengetahuan tentang Alkitab. Setelah operasi, ia mulai membaca Buku Cerita Alkitab dan selesai membacanya dalam beberapa minggu. Berikutnya, wanita itu mempelajari brosur Apa yang Allah Tuntut dari Kita? dan Pengetahuan yang Membimbing Kepada Kehidupan Abadi. Ia menghadiri perhimpunan secara tetap tentu sebelum dioperasi, dan setelah penglihatannya pulih, ia tidak pernah absen. Ia mulai berbicara kepada orang lain tentang apa yang dipelajarinya dan tentang bantuan yang ia peroleh untuk memulihkan penglihatannya. Ia dibaptis pada kebaktian distrik tahun 1999.

Sambil memberikan kesaksian di pulau Réunion, seorang saudari menawarkan majalah kepada seorang wanita. Wanita itu menjawab, ”Percuma, saya tidak tahu membaca.” Saudari ini menyediakan diri untuk mengajarinya membaca, dan wanita itu menyambutnya dengan senang hati. Saudari kita berkunjung kembali dengan membawa brosur Belajar Membaca dan Menulis serta Nikmatilah Hidup Kekal di Bumi! Pelajaran membaca berlangsung selama setengah jam, dan pengajaran Alkitab, selama setengah jam berikutnya. Wanita itu membuat kemajuan dalam membaca dan memahami kebenaran.

Meskipun anak-anaknya berupaya menghalangi ibunya agar tidak belajar, wanita itu mengatakan bahwa ia akan terus belajar. Tak lama kemudian, ia melanjutkan pelajarannya dengan buku Pengetahuan dan mulai menghadiri perhimpunan secara tetap tentu. Baru-baru ini, ia dibaptis. Sekarang ia sudah melek huruf, dapat membaca Alkitab dan publikasi berdasarkan Alkitab.

Seorang saudari mulai memberikan pengajaran Alkitab di rumah kepada seorang wanita muda bernama Hina di North Island, Selandia Baru. Setelah dua kali belajar dengan brosur Apa yang Allah Tuntut, Hina mengatakan kepada saudari kita bahwa ia ingin menjadi Saksi-Saksi Yehuwa dan bahwa ia akan meninggalkan pacarnya, anggota terkemuka geng setempat. Dengan berani, ia menghadapi pacarnya dan mengemukakan rencananya. Di luar dugaan, pacarnya berkata, ”Silakan saja.”

Belakangan, pacarnya berubah pikiran dan ingin balas dendam, bukan hanya kepada Hina tetapi juga kepada Saksi-Saksi Yehuwa. Ia memutuskan untuk menembaki Balai Kerajaan. Akan tetapi, seorang mantan anggota geng menyarankan agar sang pacar menghadiri perhimpunan dan melihat sendiri seperti apa Saksi-Saksi itu sebelum mengambil tindakan drastis. Sang pacar setuju, dan pada malam itu ia menghadiri Sekolah Pelayanan Teokratis. Ia sangat terkesan sehingga ia mengadakan rapat geng untuk memberi tahu rekan-rekannya bahwa ia sekarang ingin menjadi Saksi-Saksi Yehuwa! Kemudian, dalam sebuah rapat geng resmi di sebuah kuburan, ia menguburkan tanda identifikasi keanggotaan gengnya, melambangkan bahwa kehidupan masa lalunya telah mati, yang mencakup penggunaan narkoba dan bisnis alkohol ilegal. Ia dan Hina menghadiri perhimpunan secara tetap tentu. Mereka sekarang telah menikah resmi, dan Hina baru-baru ini dibaptis. Suaminya bertekad untuk memenuhi syarat agar dibaptis juga.

Kantor cabang Trinidad mengadakan kampanye istimewa penyiaran Sedarlah! terbitan 8 dan 22 Februari 2000. Terbitan pertama mengetengahkan seri artikel sampul tentang keluarga tanpa ayah, dan terbitan kedua membahas tentang bunuh diri. Target utama kampanye penyiaran ini antara lain adalah organisasi kesejahteraan sosial, unit layanan kepolisian bagi masyarakat, sekolah, kementerian, anggota parlemen, lembaga swadaya masyarakat, dan orang-orang lain yang berminat akan topik-topik yang dibahas.

Hingga sejauh ini dilaporkan bahwa 14.941 majalah, 1.374 buku, dan 90 brosur telah ditempatkan. Kampanye itu menghasilkan 860 kunjungan kembali dan 29 pengajaran Alkitab di rumah, yang sebagian besar diberikan kepada orang-orang yang belum tentu dapat ditemui dengan metode kesaksian biasa. Beberapa menteri pemerintahan mengirimkan surat penghargaan atas pekerjaan Saksi-Saksi Yehuwa. Salah satu tanggapan positif datang dari Kementerian Urusan Kejaksaan dan Hukum. Katanya, ”Terima kasih atas pemberian . . . majalah Sedarlah! . . . Majalah-majalah itu terbukti sangat informatif. Kami akan sangat berterima kasih jika kami diberi enam eksemplar lagi untuk dibagikan ke berbagai departemen di Kementerian ini. Juga, jika ada bahan bacaan lain yang dapat membantu kami mengembangkan kebijakan seputar kehidupan keluarga, kami dengan senang hati menerima informasi itu.” Surat tersebut ditandatangani langsung oleh sang jaksa agung.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan