PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Orang-Orang Kristen yang Netral dalam suatu Dunia yang Bernoda Darah
    Menara Pengawal—1986 (Seri 28) | Menara Pengawal—1986 (Seri 28)
    • Mereka Tidak Berkompromi

      17. (a) Menurut sebuah buku, bagaimana Saksi-Saksi Yehuwa diperlakukan oleh Nazi? (b) Dalam menghadapi tantangan, bagaimana Saksi-Saksi Yehuwa berbeda dengan orang-orang lain?

      17 Sebuah buku yang baru-baru ini diterbitkan berjudul Of Gods and Men (Tentang Allah-Allah dan Manusia) menyatakan bahwa selama Pemerintahan Hitler yang Ketiga (Third Reich), Saksi-Saksi Yehuwa adalah kelompok agama yang menderita ”perlawanan yang paling hebat.” Saksi-Saksi Yehuwa tidak berkompromi. Orang-orang dari agama-agama lain di Jerman mengikuti imam-imam militer mereka, dengan demikian memberikan dinas keagamaan kepada negara Jerman dan mendapat ”tanda” dari binatang buas politik ”pada tangan kanannya atau pada dahinya.” (Wahyu 13:16) Mereka memberikan dukungan aktif kepada organisasi politik Jerman dan membuat pendirian mereka jelas terlihat dengan memberikan penghormatan yang bersifat memuja kepada Hitler dan memberi salut kepada bendera swastika.

      18. (a) Catatan apa menunjukkan apakah Saksi-Saksi Yehuwa adalah ”’orang-orang yang netral’ secara politik”? (b) Bagaimana seharusnya pengaruh dari kisah sejarah ini atas diri kita secara pribadi dewasa ini?

      18 Sikap apakah yang diambil oleh orang-orang Kristen yang sejati di sana? Hasil penelitian yang disebut di atas menyatakan, ”Hanya Saksi-Saksi Yehuwa saja yang menentang rezim itu. Mereka berjuang sekuat tenaga dan akibatnya separuh dari jumlah mereka dipenjarakan dan seperempat dari padanya dihukum mati.. . . Mereka, berbeda dari [agama-agama lain], tidak bersifat duniawi dalam arti mereka tidak mencari perkenan atau upah dari dunia materi dan tidak menganggap diri menjadi anggotanya. Mereka adalah ’orang-orang yang netral’ secara politik karena mereka sudah menjadi milik dari dunia yang lain—dunia Allah. . . . Mereka tidak mencari atau menawarkan kompromi. . . . Berdinas dalam ketentaraan, atau memberikan suara, atau memberikan penghormatan kepada Hitler berarti mengakui bahwa tuntutan dari dunia ini lebih unggul dari pada tuntutan Allah.” Saksi-Saksi Yehuwa mengejar perdamaian dan tindakan tanpa kekerasan, dan hal ini bahkan diakui di kamp-kamp konsentrasi. Bagaimana? Dalam hal bahwa ”hanya Saksi-Saksi saja yang diijinkan untuk mencukur pengawal-pengawal S.S. memakai pisau-pisau cukur yang sangat tajam, karena hanya mereka saja yang dapat dipercaya tidak akan membunuh.”

  • Orang-Orang Kristen yang Netral dalam suatu Dunia yang Bernoda Darah
    Menara Pengawal—1986 (Seri 28) | Menara Pengawal—1986 (Seri 28)
    • [Kotak di hlm. 12]

      Sebuah Catatan Tentang Iman, Keberanian, dan Integritas

      Buku New Religious Movements: A Perspective for Understanding Society (Gerakan-Gerakan Agama yang Baru: Pandangan untuk Memahami Masyarakat) memberikan komentar lebih lanjut mengenai integritas dari Saksi-Saksi Yehuwa dalam menghadapi penindasan oleh Nazi, sebagai berikut:

      ”Dalam menolak untuk tunduk, Saksi-Saksi Yehuwa mengajukan tantangan kepada konsep masyarakat yang baru dari tokoh negara totaliter itu, dan tantangan ini, maupun ketekunan untuk tetap bertahan, terang-terangan telah mengganggu para arsitek dari orde baru itu. Makin hebat Saksi-Saksi itu dianiaya, mereka makin menjadi suatu tantangan ideologis yang nyata. Cara-cara tradisional dari penganiayaan, penyiksaan, pemenjaraan dan ejekan tidak menghasilkan pertobatan dari salah seorang pun dari Saksi-Saksi itu kepada pihak Nazi dan sebenarnya hasilnya sama sekali tidak diinginkan oleh para penghasut mereka. Orang-orang Nazi panik menghadapi reaksi yang tidak terduga ini.”

      ”Kedua penuntut keloyalan yang saling bersaing ini berjuang dengan keras, lebih-lebih lagi, karena Nazi yang secara fisik lebih kuat dalam banyak hal kurang yakin, kurang berakar dalam keteguhan pada keyakinan mereka sendiri, kurang pasti terhadap kelangsungan dari Reich (pemerintahan) 1.000 tahun mereka. Saksi-Saksi itu tidak meragukan akar mereka sendiri, karena iman mereka sudah nyata sejak jaman Habel. Sementara Nazi harus menindas oposisi dan meyakinkan para pendukung mereka, dan sering kali harus meminjam bahasa dan kiasan dari Kekristenan yang picik, Saksi-Saksi itu yakin akan keloyalan total, dan yang teguh dari anggota-anggota mereka bahkan sampai mati.”

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan