PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Janji tentang Pangeran Perdamaian
    Nubuat Yesaya—Terang bagi Seluruh Umat Manusia I
    • Negeri yang ’Diperlakukan dengan Hina’

      13. Apa yang dimaksud dengan ”Galilea bangsa-bangsa”, dan bagaimana wilayah ini ’diperlakukan dengan hina’?

      13 Sekarang Yesaya menyinggung salah satu bencana terburuk yang menimpa keturunan Abraham, ”Kekelaman itu tidak akan sama seperti ketika negeri itu mengalami tekanan, sebagaimana dahulu ketika orang memperlakukan tanah Zebulon dan tanah Naftali dengan hina dan ketika setelah itu orang menyebabkan itu dihormati—jalan di tepi laut, di wilayah Sungai Yordan, Galilea bangsa-bangsa.” (Yesaya 9:1) Galilea adalah suatu daerah di kerajaan Israel di utara. Dalam nubuat Yesaya, daerahnya mencakup ”tanah Zebulon dan tanah Naftali” serta ”jalan di tepi laut”, yakni jalan pada zaman dahulu di tepi Laut Galilea dan menuju ke Laut Tengah. Pada zaman Yesaya, wilayah itu disebut ”Galilea bangsa-bangsa”, mungkin karena banyak di antara kota-kotanya ditinggali oleh orang-orang non-Israel.c Bagaimana dapat dikatakan bahwa negeri ini ’diperlakukan dengan hina’? Orang Asiria yang kafir menaklukkannya, membawa orang Israel ke pembuangan, dan memenuhi wilayah itu dengan orang kafir, yang bukan keturunan Abraham. Demikianlah kerajaan sepuluh suku di utara lenyap dari sejarah sebagai suatu bangsa!​—2 Raja 17:5, 6, 18, 23, 24.

      14. Dalam arti apa ”kekelaman” Yehuda tidak akan seburuk yang dialami kerajaan sepuluh suku?

      14 Yehuda juga mendapat tekanan dari Asiria. Apakah ia akan tenggelam ke dalam ”kekelaman” untuk selamanya, seperti halnya kerajaan sepuluh suku yang diwakili Zebulon dan Naftali? Tidak. Pada suatu waktu ”setelah itu”, Yehuwa akan mendatangkan berkat ke atas wilayah kerajaan Yehuda di selatan dan bahkan ke atas negeri yang sebelumnya dikuasai oleh kerajaan utara. Dengan cara bagaimana?

      15, 16. (a) Apa yang dimaksud dengan waktu ”setelah itu” ketika keadaan akan berubah bagi ”tanah Zebulon dan tanah Naftali”? (b) Bagaimana negeri yang diperlakukan dengan hina ini kemudian dihormati?

      15 Rasul Matius menjawab pertanyaan ini dalam catatannya yang terilham mengenai pelayanan Yesus di bumi. Pada waktu menggambarkan masa awal dari pelayanan itu, Matius mengatakan, ”Setelah meninggalkan Nazaret, [Yesus] datang dan diam di Kapernaum di tepi laut di distrik Zebulon dan distrik Naftali, agar tergenap apa yang diucapkan melalui nabi Yesaya, yang bunyinya, ’Oh, tanah Zebulon dan tanah Naftali, di sepanjang jalan di tepi laut, di seberang Sungai Yordan, Galilea bangsa-bangsa! orang-orang yang duduk dalam kegelapan melihat terang yang besar, sedangkan mengenai mereka yang duduk di daerah bayangan kematian, terang terbit ke atas mereka.’”​—Matius 4:13-16.

      16 Ya, masa ”setelah itu” yang dinubuatkan Yesaya memaksudkan masa pelayanan Kristus di bumi. Sebagian besar dari kehidupan Yesus sewaktu di bumi dilewatkan di Galilea. Di distrik Galilea-lah ia memulai pelayanannya dan mulai mengumumkan, ”Kerajaan surga sudah dekat.” (Matius 4:17) Di Galilea, ia menyampaikan khotbahnya yang terkenal di atas gunung, memilih rasul-rasulnya, mengadakan mukjizatnya yang pertama, dan muncul di hadapan 500 pengikutnya setelah ia dibangkitkan. (Matius 5:1–7:27; 28:16-20; Markus 3:13, 14; Yohanes 2:8-11; 1 Korintus 15:6) Dengan demikian, Yesus menggenapi nubuat Yesaya dengan menghormati ”tanah Zebulon dan tanah Naftali”. Tentu saja Yesus tidak membatasi pelayanannya kepada orang-orang Galilea. Dengan memberitakan kabar baik ke seluruh negeri, Yesus menyebabkan seluruh bangsa Israel, termasuk Yehuda, ’dihormati’.

      ”Terang yang Besar”

      17. Bagaimana ”terang yang besar” bersinar di Galilea?

      17 Namun, apa maksudnya ”terang yang besar” di Galilea yang disebutkan oleh Matius? Ini pun kutipan dari nubuat Yesaya. Yesaya menulis, ”Orang-orang yang berjalan dalam kegelapan telah melihat terang yang besar. Mengenai mereka yang tinggal di negeri yang tertutup bayang-bayang yang kelam, terang telah bersinar ke atas mereka.” (Yesaya 9:2) Sampai abad yang pertama M, terang kebenaran tertutupi kepalsuan ajaran-ajaran kafir. Para pemimpin agama Yahudi telah memperbesar problem yang ada dengan berpegang pada tradisi agama yang membuat ”firman Allah tidak berlaku”. (Matius 15:6) Orang-orang yang rendah hati merasa tertekan dan bingung, karena mengikuti ”penuntun-penuntun buta”. (Matius 23:2-4, 16) Sewaktu Yesus sang Mesias muncul, mata orang-orang yang rendah hati terbuka secara menakjubkan. (Yohanes 1:9, 12) Pekerjaan Yesus sewaktu berada di bumi dan berkat-berkat yang dihasilkan oleh pengorbanannya dengan tepat digambarkan sebagai ”terang yang besar” dalam nubuat Yesaya.​—Yohanes 8:12.

      18, 19. Alasan apa dimiliki orang-orang yang menyambut terang itu untuk bersukacita?

      18 Orang-orang yang menyambut terang itu memiliki banyak alasan untuk bersukacita. Selanjutnya Yesaya mengatakan, ”Engkau telah membuat bangsa itu banyak penduduknya; untuknya engkau telah membuat sukacita besar. Mereka bersukacita di hadapanmu seperti sukacita pada waktu panen, seperti mereka yang bergembira pada waktu membagi-bagi jarahan.” (Yesaya 9:3) Sebagai hasil dari kegiatan pengabaran Yesus dan para pengikutnya, terkumpullah orang-orang yang berhati jujur, yang memperlihatkan keinginan untuk beribadat kepada Yehuwa dengan roh dan kebenaran. (Yohanes 4:24) Dalam waktu kurang dari empat tahun, sejumlah besar orang memeluk Kekristenan. Tiga ribu orang dibaptis pada hari Pentakosta tahun 33 M. Tidak lama setelah itu, ”jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu pria”. (Kisah 2:41; 4:4) Seraya para murid dengan bergairah memantulkan terang itu, ”jumlah murid semakin berlipat ganda secara luar biasa di Yerusalem; dan sekumpulan besar imam mulai taat kepada iman itu”.​—Kisah 6:7.

      19 Seperti orang-orang yang bersukacita atas panenan yang limpah atau bergembira karena mendapat bagian jarahan yang berharga setelah kemenangan besar dalam peperangan, para pengikut Yesus pun bersukacita atas pertambahan ini. (Kisah 2:46, 47) Pada waktunya, Yehuwa membuat terang itu bersinar di antara bangsa-bangsa. (Kisah 14:27) Maka, orang-orang dari segala suku bangsa bersukacita karena jalan untuk mendekati Yehuwa telah terbuka bagi mereka.​—Kisah 13:48.

      ”Seperti pada Hari Midian”

      20. (a) Dengan cara apa sajakah orang Midian menjadi musuh orang Israel, dan bagaimana Yehuwa mengakhiri ancaman mereka? (b) Pada ”hari Midian” kelak, bagaimana Yesus akan mengakhiri ancaman musuh-musuh umat Allah?

      20 Kegiatan sang Mesias membawa pengaruh yang permanen, sebagaimana kita lihat dari perkataan Yesaya berikutnya, ”Kuk tanggungan mereka dan tongkat di bahu mereka, tongkat orang yang menekan mereka untuk bekerja, telah kauhancurkan seperti pada hari Midian.” (Yesaya 9:4) Berabad-abad sebelum zaman Yesaya, orang Midian berkomplot dengan orang Moab untuk memikat Israel kepada dosa. (Bilangan 25:1-9, 14-18; 31:15, 16) Kemudian, orang Midian meneror orang Israel dengan menyergap dan menjarah desa-desa serta ladang-ladang mereka selama tujuh tahun. (Hakim 6:1-6) Namun kemudian, Yehuwa, melalui hamba-Nya, Gideon, mengacaubalaukan tentara Midian. Setelah ”hari Midian” itu, tidak ada bukti bahwa umat Yehuwa pernah menderita lagi di tangan orang Midian. (Hakim 6:7-16; 8:28) Dalam waktu dekat, Yesus Kristus, Gideon yang lebih besar, akan memberikan pukulan maut kepada musuh-musuh umat Yehuwa di zaman modern. (Penyingkapan 17:14; 19:11-21) Pada waktu itu, ”seperti pada hari Midian”, kemenangan yang tuntas akan diperoleh, bukan karena ketangguhan manusia, melainkan karena kuasa Yehuwa. (Hakim 7:2-22) Umat Allah tidak akan pernah lagi menderita di bawah kuk penindasan!

      21. Apa yang dinyatakan nubuat Yesaya sehubungan dengan nasib peperangan?

      21 Pertunjukan kuasa ilahi tidak berarti pengagungan peperangan. Yesus yang sudah dibangkitkan adalah Pangeran Perdamaian, dan dengan membinasakan musuh-musuhnya, ia akan mendatangkan perdamaian abadi. Sekarang Yesaya berbicara tentang perlengkapan tentara yang sama sekali dimusnahkan api, ”Setiap sepatu bot dari orang yang menjejakkan kaki dengan getaran dan mantel yang bergulingan dalam darah akan dibakar sebagai makanan api.” (Yesaya 9:5) Orang tidak akan lagi merasakan getaran akibat entakan sepatu bot tentara yang sedang berbaris. Seragam yang berlumuran darah dari para pejuang yang telah dikeraskan oleh pertempuran tidak akan terlihat lagi. Peperangan tidak akan ada lagi!​—Mazmur 46:9.

      ”Penasihat yang Menakjubkan”

      22. Apa nama majemuk yang bersifat nubuat yang diberikan kepada Yesus dalam buku Yesaya?

      22 Pada waktu kelahirannya yang ajaib, pribadi yang lahir untuk menjadi Mesias dinamai Yesus, yang berarti ”Yehuwa Adalah Keselamatan”. Tetapi, ia mempunyai nama-nama lain yang bersifat nubuat dan yang menggambarkan peran utamanya serta kedudukannya yang ditinggikan. Salah satunya adalah Imanuel, artinya ”Beserta Kitalah Allah”. (Yesaya 7:14, catatan kaki NW Ref.) Yesaya sekarang menguraikan nama lain lagi yang bersifat nubuat, ”Seorang anak telah lahir bagi kita, seorang putra telah diberikan kepada kita; dan kekuasaan sebagai pangeran akan ada di atas bahunya. Ia akan dinamai Penasihat yang Menakjubkan, Allah yang Perkasa, Bapak yang Kekal, Pangeran Perdamaian.” (Yesaya 9:6) Perhatikan nama majemuk yang bersifat nubuat dan kaya makna ini.

      23, 24. (a) Mengapa Yesus disebut sebagai ”Penasihat yang Menakjubkan”? (b) Bagaimana para penasihat Kristen dewasa ini dapat meniru teladan Yesus?

      23 Penasihat adalah seseorang yang memberikan nasihat, atau petuah. Sewaktu berada di bumi, Yesus Kristus memberikan nasihat yang menakjubkan. Dalam Alkitab, kita membaca bahwa ”kumpulan orang itu terpukau oleh cara ia mengajar”. (Matius 7:28) Ia adalah Penasihat yang bijaksana dan berempati, yang sangat mengerti watak manusia. Nasihatnya tidak hanya dalam bentuk teguran yang keras atau kecaman. Lebih sering, itu disampaikan dalam bentuk pengajaran dan petunjuk yang pengasih. Nasihat Yesus menakjubkan karena selalu bijaksana, sempurna, dan tidak pernah salah. Jika diikuti, nasihatnya membimbing kepada kehidupan abadi.​—Yohanes 6:68.

      24 Nasihat Yesus bukanlah sekadar hasil pemikirannya yang cemerlang. Sebaliknya, ia mengatakan, ”Apa yang aku ajarkan bukanlah milikku, melainkan milik dia yang telah mengutus aku.” (Yohanes 7:16) Seperti pada kasus Salomo, Allah Yehuwa adalah Sumber hikmat Yesus. (1 Raja 3:7-14; Matius 12:42) Teladan Yesus hendaknya memotivasi para guru dan penasihat dalam sidang Kristen untuk selalu menggunakan Firman Allah sebagai dasar pengajaran mereka.​—Amsal 21:30.

      ”Allah yang Perkasa” dan ”Bapak yang Kekal”

      25. Dari nama ”Allah yang Perkasa”, apa yang dapat kita simpulkan mengenai Yesus yang sudah berada di surga?

      25 Yesus juga disebut ”Allah yang Perkasa” dan ”Bapak yang Kekal”. Ini tidak berarti bahwa ia merebut wewenang dan kedudukan Yehuwa, yang adalah ”Allah, Bapak kita”. (2 Korintus 1:2) Ia ”tidak pernah mempertimbangkan untuk merebut kedudukan, yakni agar ia setara dengan Allah”. (Filipi 2:6) Ia disebut Allah yang Perkasa, bukan Allah yang Mahakuasa. Yesus tidak pernah menganggap dirinya Allah yang Mahakuasa, karena ia berbicara mengenai Bapaknya sebagai ”satu-satunya Allah yang benar”, yaitu satu-satunya Allah yang harus disembah. (Yohanes 17:3; Penyingkapan 4:11) Dalam Alkitab, kata ”allah” dapat berarti ”yang perkasa” atau ”yang kuat”. (Keluaran 12:12; Mazmur 8:5; 2 Korintus 4:4) Sebelum Yesus datang ke bumi, ia adalah ”suatu allah”, ”ada dalam wujud Allah”. Setelah kebangkitannya, ia kembali untuk memegang kedudukan yang bahkan lebih tinggi di surga. (Yohanes 1:1; Filipi 2:6-11) Selanjutnya, gelar ”allah” mengandung implikasi tambahan. Para hakim di Israel disebut ”allah-allah”, bahkan Yesus pernah menyebut mereka demikian. (Mazmur 82:6; Yohanes 10:35) Yesus adalah Hakim yang ditunjuk Yehuwa, ”ditentukan untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati”. (2 Timotius 4:1; Yohanes 5:30) Jelaslah, ia cocok disebut Allah yang Perkasa.

      26. Mengapa Yesus dapat disebut sebagai ”Bapak yang Kekal”?

      26 Gelar ”Bapak yang Kekal” menunjukkan kuasa dan wewenang sang Raja Mesias untuk memberi manusia prospek kehidupan abadi di bumi. (Yohanes 11:25, 26) Warisan dari orang-tua kita yang pertama, Adam, adalah kematian. Yesus, Adam yang terakhir, ”menjadi roh yang memberikan kehidupan”. (1 Korintus 15:22, 45; Roma 5:12, 18) Sebagaimana Yesus, Bapak yang Kekal, akan hidup selamanya, demikian juga umat manusia yang taat akan menikmati untuk selamanya manfaat-manfaat dari kedudukannya sebagai bapak.​—Roma 6:9.

      ”Pangeran Perdamaian”

      27, 28. Apa manfaat luar biasa yang dinikmati rakyat ”Pangeran Perdamaian” sekarang dan di masa yang akan datang?

      27 Selain kehidupan abadi, manusia juga membutuhkan perdamaian, baik dengan Allah maupun dengan sesamanya. Bahkan dewasa ini, mereka yang tunduk kepada peraturan ”Pangeran Perdamaian” telah ”menempa pedang-pedang mereka menjadi mata bajak dan tombak-tombak mereka menjadi pisau pemangkas”. (Yesaya 2:2-4) Mereka tidak menyimpan kebencian karena perbedaan politik, teritorial, rasial, atau ekonomi. Mereka bersatu dalam ibadat kepada satu-satunya Allah yang benar, Yehuwa, dan mereka berupaya memelihara hubungan damai dengan orang lain, baik yang di dalam maupun di luar sidang Kristen.​—Galatia 6:10; Efesus 4:2, 3; 2 Timotius 2:24.

      28 Pada waktu yang ditentukan Allah, Kristus akan mewujudkan perdamaian global di atas bumi, mengokohkannya secara permanen. (Kisah 1:7) ”Kekuasaannya yang sangat besar sebagai pangeran, dan perdamaian tidak akan ada akhirnya, atas takhta Daud dan atas kerajaannya agar itu ditetapkan dengan kokoh dan ditunjang dengan keadilan dan dengan keadilbenaran, dari sekarang sampai waktu yang tidak tertentu.” (Yesaya 9:7a) Dalam menjalankan wewenangnya sebagai Pangeran Perdamaian, Yesus tidak akan menggunakan cara-cara yang lalim. Kebebasan memilih tidak akan dirampas dari rakyatnya; dan mereka tidak akan ditaklukkan secara paksa. Sebaliknya, ia akan melaksanakan segalanya ”dengan keadilan dan dengan keadilbenaran”. Suatu perubahan yang sungguh menyegarkan!

      29. Apa yang hendaknya kita lakukan jika kita ingin menikmati berkat perdamaian abadi?

      29 Mengingat hal-hal menakjubkan yang terkait dalam nama Yesus yang bersifat nubuat, kata-kata penutup Yesaya untuk bagian nubuat ini sungguh menggetarkan. Ia menulis, ”Gairah Yehuwa yang berbala tentara akan melakukan hal ini.” (Yesaya 9:7b) Ya, Yehuwa bertindak dengan bergairah. Tidak ada yang Dia kerjakan dengan setengah hati. Kita bisa yakin bahwa apa pun yang Dia janjikan akan Dia penuhi seluruhnya. Maka, jika ada yang mendambakan perdamaian yang abadi, hendaknya ia melayani Yehuwa dengan segenap hati. Seperti Allah Yehuwa dan Yesus, sang Pangeran Perdamaian, semoga semua hamba Allah ”bergairah untuk pekerjaan yang baik”.​—Titus 2:14.

  • Janji tentang Pangeran Perdamaian
    Nubuat Yesaya—Terang bagi Seluruh Umat Manusia I
    • c Ada yang berpendapat bahwa ke-20 kota di Galilea yang diserahkan Raja Salomo kepada Hiram, raja Tirus, mungkin didiami oleh orang-orang non-Israel.​—1 Raja 9:10-13.

  • Janji tentang Pangeran Perdamaian
    Nubuat Yesaya—Terang bagi Seluruh Umat Manusia I
    • [Gambar di hlm. 127]

      Yesus adalah terang di negeri itu

  • Celaka bagi Para Pemberontak!
    Nubuat Yesaya—Terang bagi Seluruh Umat Manusia I
    • Pasal Sebelas

      Celaka bagi Para Pemberontak!

      Yesaya 9:8–10:4

      1. Apa kesalahan fatal yang Yeroboam lakukan?

      SEWAKTU umat perjanjian Yehuwa terbagi menjadi dua kerajaan, kerajaan utara sepuluh suku diperintah oleh Yeroboam. Raja baru ini adalah penguasa yang cakap dan energik. Tetapi, ia tidak benar-benar beriman kepada Yehuwa. Oleh karena itu, ia melakukan kesalahan fatal yang benar-benar mencoreng sejarah kerajaan utara. Di bawah Hukum Musa, orang Israel diperintahkan untuk pergi tiga kali setahun ke bait di Yerusalem, yang saat itu berada di wilayah kerajaan Yehuda di selatan. (Ulangan 16:16) Yeroboam takut kalau-kalau perjalanan dengan jadwal yang tetap seperti itu akan membuat rakyatnya berpikir untuk bersatu kembali dengan saudara-saudara mereka di selatan; oleh karena itu, ia ”membuat dua anak lembu emas dan mengatakan kepada rakyat, ’Terlalu berat bagimu untuk pergi ke Yerusalem. Inilah Allahmu, hai, Israel, yang telah membawamu keluar dari tanah Mesir.’ Lalu ia menempatkan yang satu di Betel, dan yang lain ditaruhnya di Dan”.​—1 Raja 12:28, 29.

      2, 3. Apa pengaruh kesalahan Yeroboam atas Israel?

      2 Untuk sementara waktu, rencana Yeroboam tampaknya berhasil. Lambat laun rakyat tidak lagi pergi ke Yerusalem dan mulai beribadat di hadapan kedua anak lembu itu. (1 Raja 12:30) Akan tetapi, praktek keagamaan yang murtad itu merusak kerajaan sepuluh suku. Bertahun-tahun kemudian, bahkan Yehu, yang memperlihatkan gairah yang terpuji dalam menyingkirkan penyembahan Baal dari Israel, tetap menyembah patung-patung anak lembu emas itu. (2 Raja 10:28, 29) Apa lagi akibat keputusan Yeroboam yang sangat buruk itu? Ketidakstabilan politik dan penderitaan rakyat.

      3 Karena Yeroboam murtad, Yehuwa berfirman bahwa benihnya tidak akan memerintah negeri itu, dan bahwa pada akhirnya kerajaan utara akan mengalami bencana yang mengerikan. (1 Raja 14:14, 15) Firman Yehuwa terbukti benar. Tujuh raja Israel hanya memerintah selama dua tahun atau kurang—bahkan ada yang hanya beberapa hari. Salah seorang rajanya bunuh diri, dan enam lainnya dibunuh oleh pria-pria ambisius yang ingin merebut takhta. Khususnya setelah masa pemerintahan Yeroboam II, yang berakhir sekitar tahun 804 SM sewaktu Uzzia memerintah di Yehuda, Israel dirongrong oleh kerusuhan, kekerasan, dan banyak pembunuhan. Di tengah-tengah keadaan inilah Yehuwa melalui Yesaya mengirimkan suatu peringatan langsung, atau ”firman”, kepada kerajaan utara. ”Ada firman yang disampaikan Yehuwa kepada Yakub, dan itu menimpa Israel.”​—Yesaya 9:8.a

      Keangkuhan dan Sifat Tinggi Hati Mendatangkan Murka Allah

      4. Apa ”firman” yang Yehuwa kirimkan kepada Israel, dan mengapa?

      4 ”Firman” Yehuwa tidak mungkin diabaikan. ”Bangsa itu pasti akan mengetahuinya, bahkan mereka semua, Efraim dan penduduk Samaria, karena . . . angkuh dan tinggi hati.” (Yesaya 9:9) ”Yakub”, ”Israel”, ”Efraim”, dan ”Samaria”, semuanya memaksudkan kerajaan Israel di utara, mengingat Efraim adalah suku utama di sana dan Samaria adalah ibu kotanya. Firman Yehuwa untuk kerajaan itu merupakan pernyataan hukum yang tegas, sebab Efraim telah berkeras dalam kemurtadan dan ia berani menghina Yehuwa. Allah tidak akan melindungi orang-orang itu dari akibat haluan mereka yang fasik. Mereka akan dipaksa mendengar atau memperhatikan firman Allah.​—Galatia 6:7.

      5. Bagaimana orang Israel menunjukkan bahwa mereka tidak terpengaruh oleh tindakan penghakiman Yehuwa?

      5 Seraya keadaan memburuk, orang-orang kehilangan banyak hal, termasuk rumah mereka—yang umumnya terbuat dari batu bata dan kayu murahan. Apakah hal itu membuat hati mereka lembut? Apakah mereka akan mengindahkan nabi-nabi Yehuwa dan kembali kepada Allah yang benar?b Yesaya mencatat tanggapan orang-orang yang tinggi hati itu, ”Batu-batu bata telah jatuh, tetapi dengan batu potongan, kami akan membangun. Pohon-pohon ara hutan telah ditebang, tetapi dengan pohon-pohon aras, kami akan menggantinya.” (Yesaya 9:10) Orang Israel menantang Yehuwa dan menolak nabi-nabi-Nya yang memberi tahu mereka mengapa mereka mengalami kesulitan-kesulitan tersebut. Dengan kata lain, orang-orang itu mengatakan, ’Kami mungkin kehilangan rumah yang terbuat dari batu bata yang rapuh serta kayu yang murah, tetapi sebagai gantinya, kami justru akan membangun kembali rumah-rumah kami dengan bahan-bahan yang lebih bagus—batu potongan dan kayu aras!’ (Bandingkan Ayub 4:19.) Karena sikap mereka ini, Yehuwa mau tidak mau mendisiplin mereka lebih jauh.​—Bandingkan Yesaya 48:22.

      6. Bagaimana Yehuwa menggagalkan rencana yang dibuat oleh aliansi Siria-Israel terhadap Yehuda?

      6 Yesaya melanjutkan, ”Yehuwa akan meninggikan lawan-lawan Rezin melawan dia.” (Yesaya 9:11a) Raja Pekah dari Israel beraliansi dengan Raja Rezin dari Siria. Mereka mengatur siasat untuk menaklukkan kerajaan Yehuda dua suku dan menempatkan seorang raja boneka—seseorang yang disebut ”putra Tabeel”—di atas takhta Yehuwa di Yerusalem. (Yesaya 7:6) Tetapi, komplotan tersebut pasti akan gagal. Rezin mempunyai musuh-musuh yang kuat, dan Yehuwa akan ”meninggikan” musuh-musuh ini untuk melawan ”dia”, yaitu Israel. Kata ”meninggikan” berarti mengizinkan mereka melancarkan peperangan yang efektif, yang akan menghancurkan aliansi itu dan tujuan-tujuannya.

      7, 8. Bagi Israel, apa akibat kemenangan Asiria atas Siria?

      7 Aliansi ini mulai runtuh ketika Asiria menyerang Siria. ”Raja Asiria pun maju ke Damaskus [ibu kota Siria], merebutnya dan menggiring penduduknya ke pembuangan di Kir, dan Rezin dibunuhnya.” (2 Raja 16:9) Setelah kehilangan sekutunya yang kuat itu, Pekah menyadari bahwa rencana-rencananya atas Yehuda telah gagal. Malah, tidak lama setelah kematian Rezin, Pekah sendiri dibunuh oleh Hosyea, yang kemudian merebut takhta Samaria.​—2 Raja 15:23-25, 30.

      8 Siria, bekas sekutu Israel, sekarang tunduk di bawah Asiria, penguasa yang dominan di wilayah itu. Yesaya menubuatkan bagaimana Yehuwa akan menggunakan keadaan politik yang baru itu, ”Musuh-musuhnya [Israel] akan ia [Yehuwa] gerakkan, Siria dari timur dan orang Filistin dari belakang, dan mereka akan memakan habis Israel dengan mulut terbuka. Mengingat semua ini, kemarahannya belum surut, tetapi tangannya tetap teracung.” (Yesaya 9:11b, 12) Ya, sekarang Siria adalah musuh Israel, dan Israel harus bersiap-siap menghadapi serangan dari Asiria dan Siria. Penyerbuan itu berhasil. Asiria membuat Hosyea, si perebut takhta itu, menjadi hambanya dan menuntut upeti yang sangat berat. (Beberapa puluh tahun sebelumnya, Asiria menerima upeti yang besar jumlahnya dari raja Israel, Menahem.) Sungguh benar kata-kata nabi Hosea, yang berbunyi, ”Orang-orang yang tidak dikenal telah memakan habis kekuatannya [Efraim]”!​—Hosea 7:9; 2 Raja 15:19, 20; 17:1-3.

      9. Mengapa kita dapat mengatakan bahwa orang Filistin menyerang ”dari belakang”?

      9 Tidakkah Yesaya juga mengatakan bahwa orang Filistin akan menyerbu ”dari belakang”? Ya. Sebelum kompas magnet ditemukan, orang Ibrani menentukan arah dari sudut pandangan seseorang yang menghadap ke arah matahari terbit. Jadi, ”timur” adalah depan, sedangkan barat, yaitu daerah pesisir tempat tinggal orang Filistin, adalah bagian ”belakang”. ”Israel” yang disebutkan di Yesaya 9:12 dapat mencakup Yehuda, karena orang Filistin menyerbu Yehuda pada masa pemerintahan Ahaz yang sezaman dengan Pekah; mereka merebut dan menduduki sejumlah kota dan benteng di Yehuda. Seperti Efraim yang ada di utara, Yehuda pantas mendapat disiplin itu dari Yehuwa, sebab kemurtadan pun telah menyebar di sana.​—2 Tawarikh 28:1-4, 18, 19.

      Dari ’Kepala hingga Ekor’—Bangsa Pemberontak

      10, 11. Hukuman apa yang akan Yehuwa datangkan atas Israel karena mereka terus memberontak?

      10 Walaupun sudah mengalami semua penderitaan itu—dan meskipun adanya pernyataan-pernyataan tegas dari nabi-nabi Yehuwa—kerajaan utara terus memberontak terhadap Yehuwa. ”Bangsa ini tidak kembali kepada Pribadi yang memukul mereka, dan Yehuwa yang berbala tentara tidak mereka cari.” (Yesaya 9:13) Oleh karena itu, sang nabi berkata, ”Yehuwa akan memotong dari Israel kepala dan ekor, cabang muda dan tangkai kercut, dalam satu hari. Orang yang sudah berumur dan sangat direspek adalah kepala, dan nabi yang memberikan pengajaran palsu adalah ekor. Mereka yang memimpin bangsa ini ternyata adalah orang-orang yang menyebabkan bangsa ini menyimpang; dan orang-orang yang dipimpin adalah orang-orang yang dikacaukan.”​—Yesaya 9:14-16.

      11 ”Kepala” dan ”cabang muda” menggambarkan ”orang yang sudah berumur dan sangat direspek”—para pemimpin bangsa itu. ”Ekor” dan ”tangkai kercut” memaksudkan nabi-nabi palsu yang mengucapkan kata-kata yang menyenangkan kepada para pemimpin mereka. Seorang pakar Alkitab menulis, ”Nabi-nabi palsu disebut ekor, sebab secara moral mereka adalah bagian yang paling dasar dari bangsa itu, dan karena mereka adalah orang-orang yang dengan munafik mengikuti dan mendukung para penguasa yang fasik.” Profesor Edward J. Young mengatakan tentang nabi-nabi palsu ini, ”Mereka bukanlah pemimpin, melainkan ekor anjing yang mengibas-ngibas, karena mereka hanya bisa menyanjung dan menjilat serta mengekor para pemimpin.”​—Bandingkan 2 Timotius 4:3.

      ’Janda dan Anak Lelaki Yatim’ pun Memberontak

      12. Seberapa jauh kerusakan telah menggerogoti masyarakat Israel?

      12 Yehuwa adalah Pejuang hak-hak para janda dan anak-anak yatim. (Keluaran 22:22, 23) Namun, dengarlah apa yang sekarang dikatakan Yesaya, ”Yehuwa tidak akan bersukacita bahkan atas pemuda-pemudanya, dan kepada anak-anak lelaki yatimnya dan kepada janda-jandanya ia tidak akan menaruh belas kasihan; sebab mereka semua adalah orang-orang murtad dan para pelaku kejahatan dan setiap mulut membicarakan hal yang tidak berakal. Mengingat semua ini kemarahannya belum surut, tetapi tangannya tetap teracung.” (Yesaya 9:17) Kemurtadan telah merusak semua lapisan masyarakat, termasuk para janda dan anak-anak yatim! Dengan sabar, Yehuwa mengutus para nabi-Nya, dengan harapan bahwa umat-Nya akan berubah haluan. Sebagai contoh, Hosea memohon, ”Hai, Israel, kembalilah kepada Yehuwa, Allahmu, karena engkau telah tersandung dalam kesalahanmu.” (Hosea 14:1) Betapa pedih hati sang Pejuang hak-hak para janda dan anak-anak yatim itu, karena Dia harus melaksanakan penghakiman atas mereka juga!

      13. Apa yang dapat kita pelajari dari situasi pada zaman Yesaya?

      13 Seperti Yesaya, kita hidup pada masa kritis menjelang hari penghakiman Yehuwa atas orang fasik. (2 Timotius 3:1-5) Jadi, bagaimana pun situasi kehidupan orang Kristen sejati, mereka sangat perlu tetap bersih secara rohani, moral, dan mental, agar tetap diperkenan Allah. Marilah kita masing-masing waspada untuk terus menjaga hubungan kita dengan Yehuwa. Jangan sampai orang yang telah melarikan diri dari ”Babilon Besar” kembali ”mengambil bagian bersama dia dalam dosa-dosanya”.​—Penyingkapan 18:2, 4.

      Ibadat Palsu Menghasilkan Kekerasan

      14, 15. (a) Apa hasil dari ibadat kepada hantu-hantu? (b) Berdasarkan nubuat Yesaya, penderitaan apa akan terus dialami Israel?

      14 Ibadat palsu pada dasarnya adalah ibadat kepada hantu-hantu. (1 Korintus 10:20) Sebagaimana nyata pada zaman sebelum Air Bah, pengaruh hantu-hantu menghasilkan kekerasan. (Kejadian 6:11, 12) Jadi, tidaklah mengherankan kalau kekerasan dan kefasikan merajalela di negeri itu sewaktu orang Israel menjadi murtad dan mulai beribadat kepada hantu-hantu.​—Ulangan 32:17; Mazmur 106:35-38.

      15 Dengan kata-kata kiasan yang hidup, Yesaya menggambarkan bagaimana kefasikan dan kekerasan menyebar ke seluruh Israel, ”Kefasikan sudah menyala seperti api; semak berduri dan lalang akan dimakannya sampai habis. Itu akan terbakar dalam belukar di hutan, dan mereka akan dibawa ke atas seperti gumpalan asap. Dalam kemurkaan Yehuwa yang berbala tentara, negeri itu telah dibakar, dan bangsa itu akan menjadi seperti makanan api. Tidak seorang pun akan memperlihatkan keibaan hati bahkan kepada saudaranya. Orang akan memotong di sebelah kanan dan pasti lapar; dan orang akan makan di sebelah kiri, dan mereka pasti tidak kenyang. Mereka masing-masing akan makan daging lengannya sendiri, Manasye memakan Efraim, dan Efraim memakan Manasye. Mereka bersama-sama akan melawan Yehuda. Mengingat semua ini, kemarahannya belum surut, tetapi tangannya tetap teracung.”​—Yesaya 9:18-21.

      16. Bagaimana kata-kata di Yesaya 9:18-21 tergenap?

      16 Seperti nyala api yang menyebar dari satu semak berduri ke semak berduri lainnya, kekerasan menjalar tanpa kendali dan dengan cepat mencapai ”belukar di hutan” sehingga seluruh hutan terbakar oleh api kekerasan. Keil dan Delitzsch, komentator Alkitab, menggambarkan tingkat kekerasan itu sebagai ”penghancuran diri sendiri yang paling tidak berperi kemanusiaan selama suatu perang saudara yang anarkis. Tanpa belas kasihan, mereka melahap satu sama lain dan tidak pernah puas”. Kemungkinan besar, suku Efraim dan Manasye khususnya disebutkan di ayat ini karena mereka adalah wakil-wakil utama dari kerajaan utara dan, sebagai keturunan dari kedua putra Yusuf, merekalah yang paling erat hubungannya di antara kesepuluh suku itu. Meskipun demikian, kekerasan antarsaudara ini terhenti hanya pada waktu mereka berperang melawan Yehuda di selatan.​—2 Tawarikh 28:1-8.

  • Celaka bagi Para Pemberontak!
    Nubuat Yesaya—Terang bagi Seluruh Umat Manusia I
    • a Yesaya 9:8–10:4 terdiri dari empat bait (bagian dari suatu syair yang berirama), yang masing-masing diakhiri dengan refrein yang memuat ancaman ini, ”Mengingat semua ini kemarahannya belum surut, tetapi tangannya tetap teracung.” (Yesaya 9:12, 17, 21; 10:4) Teknik sastra ini menjalin Yesaya 9:8–10:4 menjadi satu ”firman” majemuk. (Yesaya 9:8) Perhatikan juga bahwa ’tangan Yehuwa tetap teracung’, bukan untuk mengajak berdamai, melainkan untuk menghakimi.​—Yesaya 9:13.

      b Nabi-nabi Yehuwa untuk kerajaan Israel di utara antara lain ialah Yehu (yang bukan raja), Elia, Mikaya, Elisa, Yunus, Oded, Hosea, Amos, dan Mikha.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan