-
Cara Setan Memerintah Pasti GagalMenara Pengawal—2010 | 15 Januari
-
-
Cara Setan Memerintah Pasti Gagal
”Orang fasik sama sekali tidak akan memperoleh kebaikan.”—PKH. 8:13.
1. Mengapa penghakiman yang bakal dilaksanakan atas orang fasik merupakan berita yang menghibur?
CEPAT atau lambat orang-orang fasik kelak harus diadili. Mereka harus mempertanggungjawabkan perbuatan yang telah mereka lakukan. (Ams. 5:22; Pkh. 8:12, 13) Berita itu sungguh menghibur, khususnya bagi orang-orang yang mengasihi keadilbenaran dan yang telah menderita ketidakadilan serta perlakuan buruk orang fasik. Oknum yang paling fasik yang akan diadili ialah bapak kefasikan, Setan si Iblis.—Yoh. 8:44.
2. Mengapa dibutuhkan waktu untuk menuntaskan sengketa yang timbul di Eden?
2 Di Eden, Setan, yang termakan oleh perasaan bahwa dirinya penting, menyebabkan manusia menolak cara Yehuwa memerintah. Akibatnya, orang tua pertama kita bergabung dengan Setan untuk menantang wewenang Yehuwa yang sah dan menjadi pedosa dalam pandangan-Nya. (Rm. 5:12-14) Tentu, Yehuwa tahu bagaimana hasil akhir dari sikap tidak respek dan pemberontakan mereka. Namun, hasil yang tak terelakkan itu harus dinyatakan dengan jelas kepada semua makhluk cerdas. Jadi, dibutuhkan waktu untuk menuntaskan sengketa itu dan untuk membuktikan secara meyakinkan bahwa para pemberontak tersebut salah besar.
3. Bagaimana sikap kita terhadap pemerintahan manusia?
3 Karena manusia menolak kepemimpinan Yehuwa, mereka harus mendirikan bentuk pemerintahan sendiri. Ketika menulis kepada rekan seiman di Roma, rasul Paulus menyebut pemerintahan manusia itu sebagai ”kalangan berwenang yang lebih tinggi”. Di zaman Paulus, kalangan berwenang yang lebih tinggi terutama adalah pemerintah Roma di bawah Kaisar Nero, yang memerintah tahun 54-68 M. Paulus mengatakan bahwa kalangan berwenang yang lebih tinggi demikian ”ditempatkan oleh Allah dalam kedudukan mereka yang bersifat relatif”. (Baca Roma 13:1, 2.) Apakah hal itu berarti Paulus menyatakan bahwa pemerintahan manusia lebih unggul daripada cara Allah memerintah? Sama sekali tidak. Ia hanya mengatakan bahwa selama Yehuwa mengizinkan pemerintahan manusia ada, orang Kristen harus merespek ”pengaturan Allah” dan menerima penguasa demikian.
Jalan Menuju Bencana
4. Jelaskan mengapa pemerintahan manusia sudah pasti gagal.
4 Namun, pemerintahan manusia yang dipengaruhi Setan pasti gagal. Mengapa? Antara lain karena pemerintahan itu tidak didasarkan atas hikmat ilahi. Hanya Yehuwa yang memiliki hikmat yang sempurna. Jadi, hanya Dia sajalah pembimbing yang dapat diandalkan sehubungan dengan cara menghasilkan pemerintahan yang sukses. (Yer. 8:9; Rm. 16:27) Tidak seperti manusia, yang sering kali belajar lewat kegagalan demi kegagalan, Yehuwa selalu tahu cara terbaik untuk bertindak. Pemerintahan mana pun yang tidak mengikuti bimbingan-Nya sudah pasti tidak berhasil. Karena alasan itu saja—belum termasuk motifnya yang fasik—pemerintahan tandingan oleh Setan melalui pemerintahan manusia dipastikan gagal sejak awal.
5, 6. Apa yang agaknya mengarahkan Setan untuk menentang Yehuwa?
5 Orang yang berakal sehat biasanya tidak akan memulai suatu upaya yang sudah pasti gagal. Jika ia berkeras untuk melakukannya, ia akan terpaksa mengakui kekeliruannya. Sejarah telah berulang kali membuktikan bahwa tidak ada gunanya menentang Pencipta Yang Mahakuasa. (Baca Amsal 21:30.) Namun, Setan yang dibutakan oleh kesombongan dan keangkuhan berpaling dari Yehuwa. Dengan demikian, si Iblis tetap nekat menempuh jalan yang jelas-jelas berujung pada bencana.
6 Sikap Setan yang lancang belakangan dicerminkan oleh seorang penguasa Babilon yang membual, ”Ke langit aku akan naik. Jauh di atas bintang-bintang Allah aku akan mengangkat takhtaku, dan aku akan duduk di atas gunung pertemuan, di bagian yang paling jauh di utara. Aku akan naik melebihi tempat-tempat yang tinggi di awan; aku akan membuat diriku mirip Yang Mahatinggi.” (Yes. 14:13-15) Upaya bodoh penguasa itu gagal, dan dinasti Babilon berakhir dengan memalukan. Demikian pula, Setan dan dunianya akan segera jatuh ke dalam kekalahan total.
Mengapa Diizinkan?
7, 8. Sebutkan manfaat yang dihasilkan karena Yehuwa mengizinkan kefasikan untuk sementara waktu.
7 Mungkin ada yang bertanya-tanya mengapa Yehuwa tidak mencegah manusia berpihak kepada Setan dan mengikuti rencana untuk membuat pemerintahan tandingan yang sudah pasti gagal. Sebagai Allah Yang Mahakuasa, Ia pasti bisa mencegahnya. (Kel. 6:3) Akan tetapi, Ia menahan diri. Karena hikmat-Nya, Ia tahu bahwa dengan tidak turun tangan untuk sementara waktu, hasil terbaik akan dicapai dalam jangka panjang. Pada akhirnya, Yehuwa akan diteguhkan sebagai Penguasa yang adil-benar serta pengasih, dan manusia yang setia akan mendapat manfaat dari keputusan Allah.
8 Betapa banyak kesengsaraan yang tidak akan terjadi atas keluarga manusia seandainya manusia menampik upaya Setan dan menolak untuk menuntut kemerdekaan dari pemerintahan Allah! Namun, keputusan Yehuwa untuk mengizinkan manusia memerintah diri sendiri selama suatu masa ada manfaatnya. Hal itu telah meninggalkan kesan yang dalam pada diri orang-orang berhati jujur tentang pentingnya mendengarkan Allah dan percaya kepada-Nya. Selama berabad-abad, manusia telah mencoba-coba berbagai jenis pemerintahan, namun tidak satu pun terbukti ideal. Fakta itu telah memperkuat keyakinan para penyembah Allah bahwa cara Yehuwa memerintah memang yang terbaik. Tentu, karena Yehuwa mengizinkan pemerintahan fasik Setan, umat manusia menderita, termasuk orang-orang yang dengan setia menyembah Allah. Tetapi, dengan diizinkannya kefasikan untuk sementara waktu, para penyembah yang setia ini juga mendapat manfaat.
Pemberontakan yang Malah Memuliakan Yehuwa
9, 10. Jelaskan bagaimana pemerintahan Setan menghasilkan kemuliaan bagi Yehuwa.
9 Dengan membiarkan manusia dipengaruhi Setan dan memerintah diri, tidak berarti bahwa cara Yehuwa memerintah tidak baik. Justru sebaliknya! Sejarah membuktikan bahwa pernyataan Yeremia, yang diucapkan di bawah ilham, tentang ketidakmampuan manusia untuk memerintah diri sendiri ternyata benar. (Baca Yeremia 10:23.) Selain itu, pemberontakan Setan telah memberi Yehuwa kesempatan untuk mempertunjukkan sifat-sifat baik-Nya secara lebih nyata. Mengapa demikian?
10 Selama pemerintahan Setan yang membawa bencana, sifat-sifat Yehuwa yang sempurna malah lebih diperjelas lagi. Dengan cara ini, Ia telah diagungkan di mata orang-orang yang mengasihi-Nya. Ya, walaupun kedengarannya bertentangan, cara Setan memerintah justru memuliakan Allah. Hal itu menonjolkan keunggulan cara Yehuwa menangani tantangan terhadap kedaulatan-Nya. Untuk mengilustrasikan kebenaran itu, mari kita bahas dengan singkat beberapa sifat Yehuwa dan bagaimana pemerintahan Setan yang fasik telah menggerakkan Yehuwa untuk memperlihatkan sifat-sifat ini dengan cara-cara lain.
11. Bagaimana kasih Yehuwa dinyatakan?
11 Kasih. Alkitab memberi tahu kita bahwa ”Allah adalah kasih”. (1 Yoh. 4:8) Penciptaan manusia memang merupakan pernyataan kasih Allah. Selain itu, cara kita dibuat dengan menakjubkan dan membangkitkan rasa takut menjadi bukti kasih Allah. Yehuwa juga dengan pengasih memberi manusia tempat tinggal yang indah dengan segala hal yang diperlukan agar mereka bahagia. (Kej. 1:29-31; 2:8, 9; Mz. 139:14-16) Tetapi, ketika kefasikan mulai ada dalam keluarga manusia, Yehuwa menyatakan kasih-Nya dengan cara baru. Bagaimana? Rasul Yohanes mengutip kata-kata Yesus, ”Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, ia memberikan Putra satu-satunya yang diperanakkan, agar setiap orang yang memperlihatkan iman akan dia tidak akan dibinasakan melainkan memperoleh kehidupan abadi.” (Yoh. 3:16) Tidak ada cara yang lebih menakjubkan yang bisa Allah perlihatkan terhadap umat manusia selain mengutus Putra satu-satunya yang diperanakkan ke bumi untuk menebus para pedosa. (Yoh. 15:13) Pernyataan kasih yang besar ini juga menjadi pola bagi manusia, memberi mereka kesempatan untuk mencerminkan kasih Allah yang rela berkorban dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang Yesus lakukan.—Yoh. 17:25, 26.
12. Dengan cara apa kuasa Yehuwa dipertunjukkan?
12 Kuasa. Hanya ’Allah Yang Mahakuasa’ yang memiliki kuasa untuk menciptakan kehidupan. (Pny. 11:17; Mz. 36:9) Sewaktu dilahirkan, manusia seakan-akan memulai kehidupannya seperti selembar kertas kosong. Ketika mati, ia telah mengisi lembaran kosong itu dengan berbagai keputusan, tindakan, dan pengalaman seumur hidup yang membentuk kepribadian yang khas. Informasi ini dapat disimpan dalam ingatan Yehuwa. Pada waktunya, Yehuwa dapat menghidupkan kembali orang itu, lengkap dengan segala keunikannya. (Yoh. 5:28, 29) Jadi, meskipun bukan maksud-tujuan Allah yang semula bagi manusia, kematian telah memberi Yehuwa kesempatan untuk mempertunjukkan bahwa kuasa-Nya sanggup menaklukkan kematian. Sungguh, Yehuwa adalah ’Allah Yang Mahakuasa’.
13. Bagaimana korban Yesus merupakan pertunjukan keadilan Yehuwa yang sempurna?
13 Keadilan. Yehuwa tidak berdusta ataupun bertindak tidak adil. (Ul. 32:4; Tit. 1:2) Ia selalu berpegang pada standar tertinggi kebenaran dan keadilan, meskipun Ia tampaknya dirugikan. (Rm. 8:32) Pasti Yehuwa merasa sangat pedih hati ketika melihat Putra yang Ia kasihi mati di tiang siksaan, seolah-olah Yesus adalah penghujah yang tidak setia! Namun, karena mengasihi manusia yang tidak sempurna, Yehuwa bersedia mengizinkan peristiwa yang menyakitkan ini terjadi demi menjunjung standar keadilan-Nya yang sempurna. (Baca Roma 5:18-21.) Dunia yang penuh ketidakadilan memberi Yehuwa kesempatan untuk mempertunjukkan bahwa Dialah pribadi yang paling adil.
14, 15. Dengan cara apa saja hikmat dan kesabaran Yehuwa yang unggul dinyatakan?
14 Hikmat. Segera setelah Adam dan Hawa berdosa, Yehuwa menyingkapkan cara Ia akan meniadakan semua pengaruh buruk akibat pemberontakan mereka. (Kej. 3:15) Tindakan yang cepat itu, juga tindakan-Nya untuk menyingkapkan secara progresif perincian maksud-tujuan ini kepada para hamba-Nya, sangat menonjolkan hikmat Yehuwa. (Rm. 11:33) Tidak ada yang dapat menghalangi kesanggupan Allah untuk menangani persoalan dengan sukses. Di dunia yang diwarnai amoralitas, peperangan, sikap tidak masuk akal, ketidaktaatan, sikap tidak suka mengampuni, sikap berat sebelah, dan kemunafikan, Yehuwa punya banyak kesempatan untuk menunjukkan kepada makhluk ciptaan-Nya apa hikmat sejati itu. Sang murid Yakobus mengatakan, ”Hikmat yang datang dari atas adalah pertama-tama murni, lalu suka damai, bersikap masuk akal, siap untuk taat, penuh belas kasihan dan buah yang baik, tidak membeda-bedakan orang, tidak munafik.”—Yak. 3:17.
15 Kepanjangsabaran. Kepanjangsabaran Yehuwa mungkin tidak akan menonjol seandainya Ia tidak perlu berurusan dengan ketidaksempurnaan, dosa, dan kelemahan manusia. Kerelaan Yehuwa untuk melakukannya selama ribuan tahun memperlihatkan bahwa Ia memiliki sifat yang menakjubkan ini secara sempurna, dan karena itu kita semestinya sangat bersyukur. Rasul Petrus dengan tepat menyatakan bahwa kita seharusnya ’menganggap kesabaran Tuan kita sebagai keselamatan’.—2 Ptr. 3:9, 15.
16. Mengapa kerelaan Yehuwa untuk mengampuni adalah alasan untuk sangat bersukacita?
16 Kerelaan untuk Mengampuni. Kita semua adalah pedosa, dan kita semua sering tersandung. (Yak. 3:2; 1 Yoh. 1:8, 9) Betapa bersyukurnya kita bahwa Yehuwa rela mengampuni ”dengan limpah”! (Yes. 55:7) Perhatikan juga fakta ini: Karena terlahir sebagai manusia berdosa dan tidak sempurna, kita berkesempatan untuk merasakan sukacita yang besar ketika Allah mengampuni kesalahan kita. (Mz. 51:5, 9, 17) Dengan merasakan sendiri sifat Yehuwa yang menghangatkan hati itu, kasih kita kepada-Nya akan diperkuat dan kita akan terdorong untuk mengikuti teladan-Nya ketika berurusan dengan orang lain.—Baca Kolose 3:13.
Mengapa Dunia Ini Sakit
17, 18. Dengan cara apa saja pemerintahan Setan telah gagal?
17 Seluruh sistem dunia Setan—produk dari cara ia memerintah—sudah berulang kali dan terus-menerus gagal selama berabad-abad. Pada tahun 1991, surat kabar The European menyatakan, ”Apakah dunia ini sakit? Ya, memang, tetapi . . . bukan karena perbuatan Allah—dunia ini sakit karena ulah penduduknya.” Sungguh tepat! Karena dipengaruhi Setan, orang tua pertama kita memilih pemerintahan manusia ketimbang pemerintahan Yehuwa. Dengan demikian, mereka memulai dijalankannya suatu pemerintahan yang sudah pasti gagal. Penderitaan dan kesengsaraan yang dialami orang-orang di seluruh dunia adalah tanda bahwa pemerintahan manusia terkena penyakit yang mengerikan.
18 Daya tarik pemerintahan Setan adalah sifat mementingkan diri. Namun, sifat mementingkan diri tidak pernah menaklukkan kasih, yang mendasari cara Yehuwa memerintah. Cara Setan memerintah telah gagal menghasilkan kestabilan, kebahagiaan, atau keamanan. Cara Yehuwa memerintah tetap diteguhkan! Apakah kita memiliki bukti di zaman modern tentang hal itu? Ya, seperti yang akan kita lihat di artikel berikut.
-
-
Cara Yehuwa Memerintah Diteguhkan!Menara Pengawal—2010 | 15 Januari
-
-
Cara Yehuwa Memerintah Diteguhkan!
”Yang Mahatinggi adalah Penguasa atas kerajaan manusia.”—DAN. 4:17.
1, 2. Apa saja alasannya pemerintahan manusia telah gagal?
PEMERINTAHAN manusia telah gagal! Itu tidak diragukan lagi. Alasan utama kegagalan tersebut adalah karena manusia tidak memiliki hikmat yang dibutuhkan untuk memerintah dengan sukses. Kegagalan pemerintahan manusia khususnya nyata dewasa ini ketika banyak sekali penguasanya terbukti sebagai ’pencinta diri sendiri, pencinta uang, congkak, angkuh, tidak loyal, tidak suka bersepakat, pemfitnah, tidak mempunyai pengendalian diri, garang, tidak mengasihi kebaikan, pengkhianat, besar kepala karena sombong’.—2 Tim. 3:2-4.
2 Lama berselang, orang tua pertama kita menolak cara Allah memerintah. Dengan melakukannya, mereka bisa jadi berpikir mereka memilih kebebasan. Namun, kenyataannya mereka menaklukkan diri kepada cara Setan memerintah. Salah kelola oleh manusia selama enam milenium—yang sangat dipengaruhi ”penguasa dunia ini”, Setan—telah membawa kita ke titik yang rendah dalam sejarah manusia. (Yoh. 12:31) Sewaktu mengomentari keadaan manusia dewasa ini, The Oxford History of the Twentieth Century menyatakan bahwa tidak ada gunanya ”mencari dunia yang sempurna”. Buku itu menjelaskan, ”Hal itu tidak hanya mustahil ditemukan, tetapi upaya menciptakannya mengarah pada bencana, pemerintahan totaliter, dan yang paling buruk, peperangan.” Benar-benar pengakuan yang terus terang tentang kegagalan pemerintahan manusia!
3. Apa yang dapat kita katakan tentang cara Allah akan memerintah seandainya Adam dan Hawa tidak berdosa?
3 Maka, sungguh tragis bahwa orang tua pertama kita menolak satu-satunya jenis pemerintahan yang berhasil—pemerintahan oleh Allah! Memang, kita tidak tahu tepatnya bagaimana Yehuwa akan mewujudkan cara Ia memerintah bumi seandainya Adam dan Hawa tetap setia kepada-Nya. Namun, kita bisa yakin bahwa pemerintahan ilahi yang diterima seluruh umat manusia akan bercirikan kasih dan sikap tidak berat sebelah. (Kis. 10:34; 1 Yoh. 4:8) Karena Allah memiliki hikmat yang tiada duanya, kita juga bisa yakin bahwa seandainya umat manusia tetap berada di bawah pemerintahan Yehuwa, semua kekeliruan yang dibuat oleh pendukung pemerintahan manusia bisa dihindari. Pemerintahan Allah, teokrasi, akan berhasil ”memuaskan keinginan segala yang hidup”. (Mz. 145:16) Singkatnya, itu akan menjadi pemerintahan yang sempurna. (Ul. 32:4) Sungguh tragis bahwa manusia menolaknya!
4. Sejauh mana Setan diizinkan untuk memerintah?
4 Akan tetapi, perlu diingat bahwa meskipun Yehuwa mengizinkan manusia memerintah diri sendiri, Ia tidak pernah menyerahkan hak-Nya untuk memerintah atas makhluk ciptaan-Nya. Bahkan raja Babilon yang hebat dipaksa untuk mengakui bahwa pada akhirnya, ”Yang Mahatinggi adalah Penguasa atas kerajaan manusia”. (Dan. 4:17) Dalam jangka panjang, Kerajaan Allah akan mewujudkan kehendak-Nya. (Mat. 6:10) Memang, untuk waktu yang singkat, Yehuwa membiarkan Setan bertindak sebagai ”allah sistem ini” agar dapat memberikan jawaban yang meyakinkan atas sengketa yang ditimbulkan oleh penentang itu. (2 Kor. 4:4; 1 Yoh. 5:19) Walau begitu, Setan tidak pernah bisa bertindak melampaui apa yang Yehuwa izinkan. (2 Taw. 20:6; bandingkan Ayub 1:11, 12; 2:3-6.) Dan, selalu ada orang yang memilih untuk menundukkan diri kepada Allah, meskipun mereka hidup di dunia yang diperintah oleh Musuh besar Allah.
Pemerintahan Allah atas Israel
5. Perjanjian apa yang Israel buat dengan Allah?
5 Sejak zaman Habel hingga zaman para patriark, sejumlah orang yang setia menyembah Yehuwa dan menaati perintah-Nya. (Ibr. 11:4-22) Pada zaman Musa, Yehuwa mengadakan perjanjian dengan keturunan sang patriark Yakub, dan mereka ini menjadi bangsa Israel. Pada tahun 1513 SM, orang-orang Israel membuat perjanjian bahwa mereka dan keturunan mereka menerima Yehuwa sebagai Penguasa, dengan mengatakan, ”Semua hal yang Yehuwa katakan, kami bersedia lakukan.”—Kel. 19:8.
6, 7. Apa ciri pemerintahan Allah atas Israel?
6 Yehuwa memiliki maksud-tujuan ketika memilih orang Israel sebagai umat-Nya. (Baca Ulangan 7:7, 8.) Pilihan ini tidak hanya melibatkan kesejahteraan orang Israel. Nama Allah dan kedaulatan-Nya juga terlibat, dan hal itu jauh lebih penting. Israel akan menjadi saksi tentang fakta bahwa Yehuwa adalah satu-satunya Allah yang benar. (Yes. 43:10; 44:6-8) Maka, Yehuwa mengatakan kepada bangsa itu, ”Engkau adalah bangsa yang kudus bagi Yehuwa, Allahmu, dan Yehuwa telah memilih engkau menjadi umatnya, suatu milik yang istimewa, dari antara segala bangsa yang ada di permukaan bumi.”—Ul. 14:2.
7 Cara Allah memerintah orang Israel mempertimbangkan bahwa mereka tidak sempurna. Pada saat yang sama, hukum-Nya sempurna dan mencerminkan sifat Pemberinya. Perintah Yehuwa yang diberikan melalui Musa dengan jelas menonjolkan kekudusan Allah, kasih-Nya akan keadilan, kesediaan-Nya untuk mengampuni, dan kesabaran-Nya. Belakangan, pada zaman Yosua dan orang-orang sezamannya, bangsa itu menaati perintah Yehuwa dan menikmati kedamaian serta berkat rohani. (Yos. 24:21, 22, 31) Periode dalam sejarah Israel tersebut mempertunjukkan keberhasilan cara Yehuwa memerintah.
Kerugian Akibat Pemerintahan Manusia
8, 9. Hal apa yang dengan tidak bijaksana diminta Israel, dan apa akibatnya?
8 Namun, seraya waktu berlalu, orang Israel sering kali berpaling dari pemerintahan Allah sehingga kehilangan perlindungan-Nya. Pada akhirnya, melalui nabi Samuel, Israel meminta seorang raja manusia yang kelihatan. Yehuwa menginstruksikan Samuel untuk mengabulkan permintaan mereka. Namun, Yehuwa menambahkan, ”Bukan engkau yang mereka tolak, tetapi akulah yang mereka tolak agar tidak menjadi raja atas mereka.” (1 Sam. 8:7) Walaupun Yehuwa mengizinkan Israel untuk memiliki raja yang kelihatan, Ia memperingatkan mereka bahwa pemerintahan oleh raja manusia bakal merugikan mereka.—Baca 1 Samuel 8:9-18.
9 Sejarah menunjukkan benarnya peringatan Yehuwa. Karena diperintah oleh raja manusia, berbagai problem serius timbul di Israel, khususnya ketika sang raja tidak setia. Mengingat contoh Israel itu, tidaklah mengherankan bahwa dari zaman ke zaman pemerintahan di tangan manusia yang tidak mengenal Yehuwa telah gagal menghasilkan hal-hal baik yang langgeng. Memang, ada politikus yang meminta berkat Allah atas upaya mereka untuk menghasilkan kedamaian dan keamanan, tetapi bagaimana Allah bisa memberkati orang-orang yang tidak tunduk kepada cara Ia memerintah?—Mz. 2:10-12.
Bangsa Baru di Bawah Pemerintahan Allah
10. Mengapa Israel diganti dari kedudukan mereka sebagai bangsa pilihan Allah?
10 Bangsa Israel terbukti tidak mau melayani Yehuwa dengan setia. Pada akhirnya, mereka menolak Mesias yang dilantik Allah, dan Yehuwa menolak mereka serta bermaksud mengganti mereka dengan sekelompok orang yang membentuk sebuah bangsa baru. Akibatnya, pada tahun 33 M lahirlah sidang Kristen yang terdiri dari penyembah Yehuwa yang terurap. Sidang itu dapat dikatakan adalah sebuah bangsa baru di bawah wewenang pemerintahan Yehuwa. Paulus menyebutnya sebagai ”Israel milik Allah”.—Gal. 6:16.
11, 12. Dalam hal pengawasan, apa persamaan antara Israel dan ”Israel milik Allah”?
11 Antara bangsa Israel yang semula dan ”Israel milik Allah” yang baru, ada perbedaan dan persamaannya. Tidak seperti Israel zaman dahulu, sidang Kristen tidak memiliki raja manusia dan tidak perlu mempersembahkan korban binatang bagi para pedosa. Salah satu persamaan antara bangsa Israel dan sidang Kristen adalah penyelenggaraan tua-tua, atau penatua. (Kel. 19:3-8) Para penatua Kristen tersebut tidak memerintah atas kawanan. Tetapi, mereka menggembalakan sidang dan dengan penuh kerelaan memimpin kegiatan Kristen. Mereka berurusan dengan setiap orang di sidang dengan pengasih, memberikan kehormatan dan martabat kepada semua orang.—2 Kor. 1:24; 1 Ptr. 5:2, 3.
12 Dengan merenungkan cara Allah berurusan dengan Israel, anggota ”Israel milik Allah” dan ”domba-domba lain” rekan mereka mengembangkan penghargaan yang lebih besar terhadap Yehuwa dan cara Ia memerintah. (Yoh. 10:16) Misalnya, sejarah memperlihatkan bahwa penguasa manusia di Israel sangat memengaruhi rakyatnya, entah baik atau buruk. Fakta itu menegaskan kepada orang-orang yang menjalankan kepemimpinan di antara orang Kristen bahwa, meskipun mereka bukan penguasa seperti raja-raja di zaman dahulu, mereka harus selalu menjadi teladan iman yang baik.—Ibr. 13:7.
Cara Yehuwa Memerintah Dewasa Ini
13. Tonggak sejarah yang penting apa dicapai pada tahun 1914?
13 Orang Kristen dewasa ini mengumumkan kepada dunia bahwa pemerintahan manusia atas manusia akan segera berakhir. Pada tahun 1914, Yehuwa telah mendirikan Kerajaan-Nya di surga di bawah Raja yang Ia lantik, Yesus Kristus. Pada saat itu, Ia memberi Yesus wewenang untuk ”menaklukkan dan menyelesaikan penaklukannya”. (Pny. 6:2) Raja yang baru ditakhtakan itu diperintahkan, ”Lakukanlah penaklukan di antara musuh-musuhmu.” (Mz. 110:2) Sayangnya, bangsa-bangsa hingga kini menolak untuk tunduk kepada pemerintahan Yehuwa. Mereka terus bertindak seolah-olah ”tidak ada Yehuwa”.—Mz. 14:1.
14, 15. (a) Bagaimana kita diperintah oleh Kerajaan Allah dewasa ini, dan karena itu, pertanyaan apa saja yang hendaknya kita ajukan kepada diri sendiri? (b) Bagaimana keunggulan pemerintahan Allah nyata bahkan dewasa ini?
14 Sejumlah anggota terurap dari ”Israel milik Allah” masih hidup hingga sekarang, dan sebagai saudara-saudara Yesus, mereka terus bertindak sebagai ”duta-duta yang menggantikan Kristus”. (2 Kor. 5:20) Mereka telah dilantik sebagai golongan budak yang setia dan bijaksana untuk mengurus kaum terurap serta kumpulan orang Kristen yang terus bertambah dan sekarang mencakup jutaan orang yang memiliki harapan hidup di bumi selamanya, serta menyediakan makanan rohani bagi mereka. (Mat. 24:45-47; Pny. 7:9-15) Berkat Yehuwa atas pengaturan itu nyata dari kemakmuran rohani yang dinikmati para penyembah sejati dewasa ini.
15 Kita masing-masing sebaiknya menanyai diri: ’Apakah saya benar-benar menyadari tanggung jawab yang harus saya emban di sidang Kristen? Apakah saya dengan sepatutnya mendukung cara Yehuwa memerintah? Apakah saya bangga menjadi rakyat Kerajaan Yehuwa yang sedang memerintah? Apakah saya bertekad untuk terus memberi tahu orang lain tentang Kerajaan Allah sebisa mungkin?’ Sebagai kelompok, kita dengan rela menundukkan diri kepada pengarahan yang diberikan Badan Pimpinan dan bekerja sama dengan para penatua terlantik di sidang. Dengan cara demikian, kita mempertunjukkan bahwa kita menerima cara Allah memerintah. (Baca Ibrani 13:17.) Ketundukan yang disertai kerelaan menghasilkan persatuan sedunia yang unik di tengah-tengah dunia yang terpecah belah ini. Hal itu juga menghasilkan kedamaian dan keadilbenaran serta mendatangkan kemuliaan bagi Yehuwa, yang membuktikan bahwa cara Ia memerintah adalah yang terbaik.
Pemerintahan Yehuwa Berkemenangan
16. Keputusan apa yang harus dibuat setiap orang dewasa ini?
16 Waktu dituntaskannya sengketa di Eden sudah semakin dekat. Jadi, kinilah waktunya bagi orang-orang untuk membuat keputusan. Setiap orang harus memutuskan apakah ia akan menerima cara Yehuwa memerintah atau akan berpaut pada pemerintahan manusia. Kita memiliki hak istimewa membantu orang-orang yang lembut hati untuk membuat keputusan yang benar. Tidak lama lagi, di Armagedon, cara Yehuwa memerintah akan secara permanen menggantikan pemerintah-pemerintah manusia yang berada di bawah pengaruh Setan. (Dan. 2:44; Pny. 16:16) Pemerintahan manusia akan berakhir, dan Kerajaan Allah akan pegang kendali atas seluruh bumi. Cara Yehuwa memerintah akan diteguhkan sepenuhnya.—Baca Penyingkapan 21:3-5.
17. Fakta-fakta apa yang akan membantu orang lembut hati membuat keputusan yang benar tentang pemerintahan?
17 Orang-orang yang belum membuat keputusan yang pasti untuk berpihak kepada Yehuwa hendaknya berdoa dan merenungkan berbagai manfaat yang akan dihasilkan pemerintahan Allah atas manusia. Pemerintahan manusia tidak mampu menyelesaikan problem kejahatan, termasuk terorisme. Pemerintahan Allah akan menyingkirkan semua orang fasik dari muka bumi. (Mz. 37:1, 2, 9) Pemerintahan manusia telah menimbulkan peperangan yang berkepanjangan, tetapi pemerintahan Allah akan ”menghentikan peperangan sampai ke ujung bumi”. (Mz. 46:9) Bahkan, pemerintahan Allah akan memulihkan perdamaian antara manusia dan binatang! (Yes. 11:6-9) Kemiskinan dan kelaparan terus mewarnai pemerintahan manusia, namun pemerintahan Allah akan melenyapkannya. (Yes. 65:21) Penguasa manusia yang berniat baik sekalipun tidak mampu melenyapkan penyakit dan kematian, tetapi di bawah pemerintahan Allah, orang yang tua dan yang sakit akan bersukacita ketika ia kembali menikmati kesegaran masa muda. (Ayb. 33:25; Yes. 35:5, 6) Sungguh, bumi akan menjadi firdaus dan bahkan akan ada kebangkitan bagi orang mati.—Luk. 23:43; Kis. 24:15.
18. Bagaimana kita bisa mempertunjukkan bahwa kita percaya bahwa cara Allah memerintah adalah yang terbaik?
18 Ya, pemerintahan Allah akan meniadakan semua kerugian yang disebabkan Setan sewaktu ia memengaruhi orang tua pertama kita untuk berpaling dari Pencipta mereka. Dan pikirkan, Setan telah menimbulkan kerugian selama kira-kira 6.000 tahun, tetapi Allah, melalui Kristus, akan memperbaikinya dalam waktu 1.000 tahun! Lengkaplah sudah bukti tentang keunggulan cara Allah memerintah! Sebagai Saksi-Saksi bagi Allah kita, kita menerima Dia sebagai Penguasa kita. Jadi, marilah kita mempertunjukkan setiap hari, bahkan setiap jam, dari kehidupan kita bahwa kita adalah penyembah Yehuwa, rakyat Kerajaan-Nya, dan bangga menjadi Saksi-Nya. Dan, marilah kita menggunakan setiap kesempatan untuk memberi tahu siapa saja yang mau mendengarkan bahwa cara Yehuwa memerintah adalah yang terbaik.
-