PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Bencana yang Mendadak di Jepang​—Bagaimana Orang-Orang Menghadapinya
    Sedarlah!—1995 | 8 Agustus
    • Saksi-Saksi Segera Menanggapi

      Pada waktu Keiji Koshiro, seorang penatua Kristen, mengunjungi bagian tengah kota Kobe pada pagi terjadinya gempa dan melihat kehancuran yang mengerikan, ia kembali ke rumah dan mengatur sidang setempat untuk memasak makanan bagi rekan-rekan Kristen yang menderita lebih serius. Menjelang petang, ia mengantarkan makanan dan minuman dengan mobil ke sidang-sidang di pusat Kobe. Keesokan paginya, lebih banyak makanan dan minuman disediakan. Karena lalu lintas macet, Saksi-Saksi mengatur suatu konvoi yang terdiri dari 16 sepeda motor untuk mengantarkan persediaan bala bantuan.

      Banyak orang lain juga segera mengambil inisiatif untuk mencari dan menolong saudara-saudara Kristen mereka. Tomoyuki Tsuboi dan penatua lain berangkat dengan sepeda motor menuju Ashiya, kota tetangga Kobe yang juga rusak berat. Di Balai Kerajaan di tengah kota Ashiya, mereka mendapati bahwa pengawas keliling, Yoshinobu Kumada, telah mendirikan pusat bala bantuan di sana.

      Hubungan telepon dibuat untuk memberi tahu saudara-saudara tentang adanya kebutuhan, dan segera persediaan dikumpulkan. Sembilan mobil yang membawa selimut, makanan, dan air segera menuju Ashiya. Persediaan-persediaan ini diantar ke dua Balai Kerajaan di kota itu, tempat kira-kira 40 hingga 50 orang mengungsi. Yang lain-lain mendapatkan pernaungan di rumah rekan-rekan seiman. Keesokan harinya, Saksi-Saksi di daerah yang terdekat menyiapkan makanan untuk 800 orang. Makanan yang disediakan untuk orang-orang yang membutuhkan berlimpah, maka Saksi-Saksi membaginya kepada tetangga-tetangga yang membutuhkan.

      Di seluruh daerah yang terkena gempa, Saksi-Saksi Yehuwa segera datang membantu rekan-rekan seiman mereka. Hal ini mengesankan banyak pengamat. Seminggu setelah gempa, seorang pilot helikopter mendekati seorang Saksi di Yokohama dan mengatakan, ”Saya pergi ke tempat bencana pada waktu terjadinya gempa dan menghabiskan waktu seminggu di sana. Saksi-Saksi Yehuwa merupakan satu-satunya yang bergegas ke tempat kejadian. Saya sungguh terkesan.”

      Program Bala Bantuan Didirikan

      Kantor cabang dari Saksi-Saksi Yehuwa, yang terletak di Ebina, Jepang, segera mengutus empat orang wakil ke daerah Kobe untuk mengatur pekerjaan bala bantuan. ”Kami segera setuju untuk mencari Balai-Balai Kerajaan yang tidak hancur dan mengirimkan persediaan bala bantuan ke sana,” demikian seorang wakil melaporkan. ”Enam balai ditemukan, dan dalam lima jam semua balai ini diisi sampai penuh. Persediaan-persediaan lain dikirim ke dua Balai Kebaktian yang besar dari Saksi-Saksi Yehuwa terdekat.”

      Rekening bank untuk dana bala bantuan dibuka, dan sidang-sidang dari Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh Jepang diberi tahu. Dalam tiga hari kerja pertama, sejuta dolar AS telah disumbangkan. Uang tersebut dengan cepat didistribusikan untuk digunakan oleh orang-orang yang membutuhkan.

      Sidang-sidang diberi tahu bahwa mereka dapat mengambil persediaan yang dibutuhkan di pusat-pusat bala bantuan yang ditunjuk. Para penatua di tiap-tiap sidang mengatur pendistribusian persediaan bagi anggota-anggota yang membutuhkan dari sidang mereka masing-masing. Anggota-anggota keluarga yang tidak seiman dari Saksi-Saksi tidak diabaikan. Ayah dari seorang penatua Kristen di daerah yang terkena bencana​—yang sebelumnya tidak suka kepada Saksi-Saksi Yehuwa​—terdengar dengan sombong mengatakan melalui telepon kepada seorang kerabat, ”Orang-orang dari agama putra saya datang dan menolong kami!”

      Lebih dari Sekadar Bantuan Materi

      Segera, perhimpunan-perhimpunan Kristen diatur. Satu sidang berkumpul di sebuah taman untuk mengadakan perhimpunan mereka pada hari Selasa, hari terjadinya gempa. Pada hari Minggu kebanyakan sidang di daerah yang terkena bencana mengadakan Pelajaran Menara Pengawal mereka yang tetap tentu, baik dalam kelompok-kelompok kecil atau di Balai-Balai Kerajaan yang telah terhindar dari kerusakan yang berat. Tepat sekali, Menara Pengawal 1 Desember 1994, yang dipelajari pekan itu membahas hak istimewa menggunakan sumber-sumber daya ”untuk menolong korban-korban bencana alam”. Seorang wanita di perhimpunan berkomentar, ”Untuk pertama kali, kami adalah resipien dari pekerjaan bala bantuan. Saya dipenuhi dengan perasaan terima kasih yang tidak dapat saya ungkapkan dengan kata-kata. Begitu nanti kami kembali ke rutin yang normal, saya akan melakukan bagian saya untuk memberikan sumbangan.”

      Wakil-wakil dari kantor cabang menggunakan sepeda motor untuk mengunjungi daerah-daerah yang paling parah. ”Sungguh mengharukan melihat saudara-saudara meneteskan air mata,” seorang dari mereka melaporkan. ”Mereka akan memberi tahu kita, ’Kami tidak menangis karena kami telah kehilangan segala sesuatu tetapi karena hati kami tersentuh oleh kalian saudara-saudara yang datang dari jauh mengunjungi kami dari Ebina.’”

      Dalam waktu 24 jam setelah terjadinya gempa, Badan Pimpinan dari Saksi-Saksi Yehuwa di Brooklyn, New York, AS, dan juga kantor-kantor cabang dari tempat-tempat lain di dunia, mengirimkan berita-berita yang mengungkapkan rasa prihatin. Semakin banyak berita semacam itu diterima beberapa hari setelahnya. Sebuah surat melalui faksimile dari Sidang Wonju Barat, Republik Korea, yang telah kehilangan 15 anggotanya dalam peledakan bom dua tahun sebelumnya, khususnya sangat mengharukan.a Surat itu ditutup dengan kata-kata, ”Kepedihan saudara-saudara kami di Kobe merupakan kepedihan dan kesedihan kami. Ingatlah, sebagaimana kami telah mengalami, saudara tidak sendirian bila saudara berada dalam kesukaran. Saudara-saudara yang kami kasihi, janganlah menyerah!”

      Wakil-wakil cabang membuat penyelenggaraan untuk dukungan rohani yang berkesinambungan. Misalnya, pengawas-pengawas keliling tambahan untuk sementara ditugaskan ke daerah Kobe untuk menyediakan anjuran. Dan para penatua Kristen dari tempat-tempat lain di Jepang juga diundang untuk mengunjungi Kobe selama seminggu atau lebih secara bergantian untuk menyediakan dukungan rohani dan emosi bagi orang-orang yang menderita.

      Dengan perhatian dan anjuran demikian dari rekan-rekan seiman di seluas dunia, Saksi-Saksi di daerah yang terkena bencana mempertahankan sikap positif dan penuh penghargaan. Setelah menghadiri perhimpunan pertama sesudah terjadinya gempa, seorang Saksi mengatakan, ”Kami sedikit cemas hingga kemarin, karena kami tidak dapat pergi ke mana-mana. Tetapi dengan datang ke sini dan mendengar penyelenggaraan yang baik hati yang telah dibuat demi manfaat kita, termasuk pelayanan penatu, sarana untuk mandi, dan untuk menggunakan Balai-Balai Kebaktian sebagai tempat tinggal sementara, benar-benar telah melegakan kami dari kekhawatiran. Sungguh ini adalah organisasi Allah!”

      Memang, menaruh perhatian pada kekayaan rohani telah membantu Saksi-Saksi untuk menghadapi ini semua. Seorang wanita di awal usia 20-an mengatakan, ”Ibu mengajar saya sejak saya berusia tiga tahun untuk menaruh kepercayaan saya kepada Yehuwa. Pelatihannya dan yang diterima melalui sidang Kristen telah membantu saya untuk menanggung pengalaman yang menyusahkan ini.”

      Diorganisasi untuk Membangun Kembali

      Kira-kira 350 rumah Saksi-Saksi rusak berat atau hancur; seratus di antaranya adalah milik pribadi. Lebih dari 630 rumah tambahan dari Saksi-Saksi membutuhkan perbaikan-perbaikan kecil. Juga, sepuluh Balai Kerajaan rusak berat sehingga tidak dapat digunakan.

      Dengan cepat, penyelenggaraan dibuat untuk membangun kembali Balai-Balai Kerajaan bagi sidang-sidang yang telah kehilangan Balai Kerajaannya. Dan 11 Panitia Pembangunan Regional di Jepang masing-masing mengorganisasi sebuah tim yang terdiri dari 21 orang untuk memperbaiki rumah-rumah yang rusak milik Saksi-Saksi.

  • Bencana yang Mendadak di Jepang​—Bagaimana Orang-Orang Menghadapinya
    Sedarlah!—1995 | 8 Agustus
    • [Gambar di hlm. 16]

      Saksi-Saksi dengan cepat mendirikan program bala bantuan untuk para korban

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan