PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-2 “Yehosyafat”
  • Yehosyafat

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Yehosyafat
  • Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Bahan Terkait
  • Pandanglah Orang Lain Seperti Yehuwa Memandang Mereka
    Pelayanan dan Kehidupan Kristen—Lembar Pelajaran—2023
  • Yosafat Percaya kepada Yehuwa
    Buku Cerita Alkitab
  • Yehuwa Menolong Yehosyafat
    Belajarlah dari Cerita-Cerita di Alkitab
  • Yehosyafat, Lembah
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 2
it-2 “Yehosyafat”

YEHOSYAFAT

[Yehuwa Adalah Hakim].

1. Putra Ahilud yang melayani sebagai panitera pada masa pemerintahan Daud dan Salomo.—2Sam 8:16; 20:24; 1Raj 4:3; 1Taw 18:15.

2. Salah satu di antara 12 pejabat daerah Raja Salomo. Selama satu bulan dalam setahun, ”putra Paruah” ini menyediakan makanan dari daerah Isakhar bagi raja dan rumah tangganya.—1Raj 4:7, 17.

3. Putra Asa, raja Yehuda; ibunya adalah Azuba, putri Syilhi. Yehosyafat mewarisi takhta ayahnya pada usia 35 tahun dan memerintah selama 25 tahun, dari tahun 936 SM. (1Raj 22:42; 2Taw 20:31) Ia memerintah pada zaman yang sama dengan beberapa raja Israel: Ahab, Ahazia, dan Yehoram. (1Raj 22:41, 51; 2Raj 3:1, 2; 2Taw 17:3, 4) Pemerintahannya ditandai dengan stabilitas, kemakmuran, kemuliaan, dan keadaan yang relatif damai dengan negeri-negeri tetangga. Yehosyafat menerima hadiah dari rakyatnya serta upeti dari orang-orang Filistin dan orang-orang Arab.—2Taw 17:5, 10, 11.

Prestasi. Yehosyafat memperkuat kedudukannya dengan menempatkan pasukan militer di kota-kota berbenteng di Yehuda, serta garnisun-garnisun di tanah Yehuda maupun di daerah Israel yang direbut Asa, ayahnya. Di Yerusalem, sejumlah besar pejuang yang gagah berani melayani kepentingan kerajaan; di Yehuda, Yehosyafat membangun tempat-tempat berbenteng serta kota-kota penyimpanan.—2Taw 17:1, 2, 12-19.

Berbeda dengan raja-raja Israel di kerajaan utara, Yehosyafat sangat memperhatikan ibadat sejati. (2Taw 17:4) Ia memerintahkan beberapa pembesar, orang Lewi, dan imam untuk mengajarkan hukum Yehuwa di kota-kota Yehuda. (2Taw 17:7-9) Yehosyafat juga menyucikan persembahan-persembahan kudus (2Raj 12:18) dan secara pribadi mengadakan perjalanan ke seluruh wilayah kerajaannya, mengarahkan rakyatnya untuk kembali kepada Yehuwa dan melayani Dia dengan setia. (2Taw 19:4) Dengan berani Yehosyafat melanjutkan kampanye melawan penyembahan berhala yang telah dimulai oleh Asa. (1Raj 22:46; 2Taw 17:6) Akan tetapi, ibadat yang tidak patut yang dilakukan di tempat-tempat tinggi begitu berurat berakar di kalangan orang Israel, sehingga upaya Yehosyafat tidak dapat melenyapkannya secara permanen.—1Raj 22:43; 2Taw 20:33.

Pemerintahan Yehosyafat juga menghasilkan pelembagaan sistem peradilan yang lebih baik. Raja sendiri menegaskan kepada para hakim sehubungan dengan pentingnya sikap tidak berat sebelah dan bebas suap, karena mereka menghakimi, bukan bagi manusia, melainkan bagi Yehuwa.—2Taw 19:5-11.

Yehosyafat terbukti sebagai seorang raja yang mengandalkan Yehuwa. Ketika Yehuda mendapat ancaman dari pasukan gabungan Ammon, Moab, dan wilayah pegunungan Seir, ia berdoa kepada Yehuwa meminta tolong dan dengan rendah hati ia mengakui kelemahan bangsanya dalam menghadapi bahaya ini. Setelah itu, Yehuwa berperang bagi Yehuda dengan menimbulkan kekacauan dalam pasukan musuh sehingga mereka saling membantai. Akibatnya, bangsa-bangsa di sekelilingnya menjadi takut, dan Yehuda terus menikmati kedamaian.—2Taw 20:1-30.

Hubungan dengan Kerajaan Sepuluh Suku. Yehosyafat memelihara perdamaian dengan kerajaan utara dan secara tidak bijaksana membentuk persekutuan dengan Ahab melalui pernikahan. (1Raj 22:44; 2Taw 18:1) Karena alasan ini, dalam beberapa kesempatan ia terseret ke dalam persekutuan lainnya dengan kerajaan Israel.

Sewaktu mengunjungi kerajaan utara beberapa waktu setelah pernikahan Atalia, putri Ahab, dengan Yehoram, putra sulungnya, Yehosyafat sepakat untuk menyertai Raja Ahab dalam suatu petualangan militer untuk mendapatkan kembali Ramot-gilead dari orang Siria. Akan tetapi, sebelum berperang, Yehosyafat memohon agar Ahab meminta petunjuk Yehuwa. Empat ratus nabi meyakinkan Ahab bahwa mereka akan menang. Namun, Mikaya, nabi Yehuwa yang sejati, yang dibenci oleh Ahab tetapi dipanggil atas desakan Yehosyafat, menubuatkan bahwa mereka pasti akan kalah. Meskipun demikian, Yehosyafat, mungkin agar ia tidak membatalkan janjinya yang semula untuk menemani Ahab, pergi bertempur dengan mengenakan pakaian kerajaannya. Karena Ahab telah mengadakan tindakan pencegahan dengan cara menyamar, orang-orang Siria keliru menyangka Yehosyafat sebagai raja Israel sehingga ia diserang secara bertubi-tubi. Yehosyafat nyaris kehilangan nyawanya, dan Ahab, walaupun telah menyamar, mendapat luka yang memautkan. (1Raj 22:2-37; 2Taw 18) Sekembalinya ke Yerusalem, Yehosyafat dikecam karena secara tidak bijaksana bersekutu dengan Ahab yang fasik, dan Yehu, si pelihat, mengatakan kepadanya, ”Apakah kepada orang fasik pertolongan harus diberikan, dan apakah bagi orang-orang yang membenci Yehuwa engkau harus memiliki kasih? Karena hal itu, Yehuwa marah terhadap engkau.”—2Taw 19:2.

Belakangan, Yehosyafat menjadi mitra Raja Ahazia, penerus Ahab, dalam membuat kapal-kapal di Ezion-geber, di Tel. Aqaba. Namun, Yehuwa tidak berkenan pada persekutuan maritim dengan Ahazia yang fasik ini. Oleh karena itu, sebagai penggenapan nubuat, kapal-kapal itu hancur.—1Raj 22:48, 49; 2Taw 20:35-37; lihat AHAZIA No. 1.

Beberapa waktu kemudian, Yehosyafat bergabung dengan Yehoram, penerus takhta Ahazia, dan raja Edom dalam suatu serangan militer untuk memadamkan pemberontakan Mesya, raja Moab, terhadap kerajaan sepuluh suku. Namun, persekutuan angkatan bersenjata itu terjebak di padang belantara yang gersang. Oleh karena itu, Yehosyafat memanggil seorang nabi Yehuwa. Hanya karena menghormati Yehosyafat, nabi Elisa bersedia meminta ilham dari Allah, dan nasihat yang selanjutnya ia berikan dapat menyelamatkan ketiga raja itu serta pasukan mereka dari malapetaka.—2Raj 3:4-25.

Yehoram Menjadi Raja. Sewaktu Yehosyafat masih hidup, ia memberikan kekuasaannya sebagai raja kepada putra sulungnya, Yehoram, tetapi kepada putra-putranya yang lain ia menghadiahkan barang-barang berharga dan kota-kota berbenteng di Yehuda. (2Raj 8:16; 2Taw 21:3) Khususnya setelah Yehosyafat meninggal dan dikuburkan di Kota Daud, ikatan perkawinan dengan keluarga Ahab ternyata menjadi bencana bagi kerajaan Yehuda. Di bawah pengaruh Atalia, Yehoram menghidupkan kembali penyembahan berhala.—1Raj 22:50; 2Taw 21:1-7, 11.

4. Ayah dari Yehu, raja Israel.—2Raj 9:2, 14.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan