PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Ada Tujuan yang Mulia dalam Kehidupan
    Apa Tujuan Hidup Ini? Bagaimana Saudara Dapat Menemukannya?
    • Bagian 5

      Ada Tujuan yang Mulia dalam Kehidupan

      1, 2. Bagaimana kita tahu bahwa Allah mempedulikan kita, dan ke mana hendaknya kita berpaling untuk jawaban bagi pertanyaan berkenaan kehidupan?

      1 Cara bumi dan makhluk-makhluk hidupnya diciptakan memperlihatkan bahwa Penciptanya adalah Allah yang penuh kasih yang benar-benar peduli. Dan Firman-Nya, Alkitab, memperlihatkan bahwa Ia peduli; buku ini memberi kita jawaban terbaik untuk pertanyaan: Mengapa kita berada di sini di atas bumi? dan, Ke mana tujuan kita?

      2 Kita perlu memeriksa Alkitab untuk mendapatkan jawaban-jawaban tersebut. Firman Allah berkata, ”Bilamana kamu mencariNya, Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi bilamana kamu meninggalkanNya, kamu akan ditinggalkanNya.” (2 Tawarikh 15:2) Maka, setelah memeriksa Firman Allah apa yang disingkapkan Allah tentang maksud-tujuan-Nya bagi kita?

      Mengapa Allah Menciptakan Manusia

      3. Mengapa Allah menciptakan bumi?

      3 Alkitab memperlihatkan bahwa Allah mempersiapkan bumi khususnya dengan memikirkan umat manusia. Yesaya 45:18 berkata berkenaan bumi ini bahwa Allah ”menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami”. Dan Ia memenuhi bumi dengan segala sesuatu yang akan dibutuhkan oleh orang-orang, tidak untuk sekadar hidup, namun untuk menikmati kehidupan sepenuhnya.—Kejadian, pasal 1 dan 2.

      4. Mengapa Allah menciptakan manusia pertama?

      4 Dalam Firman-Nya, Allah memberi tahu tentang penciptaan manusia pertama, Adam dan Hawa, dan menyingkapkan apa yang ada dalam pikiran-Nya untuk keluarga umat manusia. Ia mengatakan, ”Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:26) Manusia harus mengawasi ”seluruh bumi” dan binatang-binatang ciptaan di atasnya.

      5. Di manakah manusia pertama ditempatkan?

      5 Allah menciptakan sebuah kebun besar yang seperti taman dalam suatu daerah yang di sebut Eden, yang terletak di Timur Tengah. Lalu Ia ”menempatkan [manusia] dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu”. Ini adalah sebuah firdaus yang berisi segala sesuatu yang dibutuhkan manusia pertama untuk dimakan. Dan ini termasuk ”berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya”, serta juga tumbuh-tumbuhan lain dan banyak jenis kehidupan binatang yang menarik.—Kejadian 2:7-9, 15.

      6. Dengan sifat-sifat mental dan fisik apa manusia diciptakan?

      6 Tubuh manusia pertama diciptakan sempurna, sehingga mereka tidak akan menjadi sakit, tua, atau mati. Mereka juga dikaruniai sifat-sifat lain, seperti kehendak bebas. Cara mereka diciptakan dijelaskan dalam Kejadian 1:27, ”Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka.” Karena kita diciptakan menurut gambar Allah, kita tidak hanya diberi sifat-sifat fisik dan mental, namun juga aspek-aspek moral dan rohani, dan ini harus dipuaskan bila kita ingin benar-benar bahagia. Allah akan menyediakan sarana untuk memenuhi kebutuhan demikian maupun kebutuhan untuk makanan, air, dan udara. Seperti Yesus Kristus katakan, ”Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”—Matius 4:4.

      7. Perintah apa diberikan kepada pasangan manusia pertama?

      7 Lagi pula, Allah memberikan suatu perintah yang menakjubkan kepada pasangan manusia pertama sewaktu mereka berada di Eden, ”Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi.” (Kejadian 1:28) Jadi, mereka akan dapat berkembang biak dan melahirkan anak-anak yang sempurna. Dan seraya populasi manusia bertambah, mereka akan memiliki pekerjaan yang menyenangkan untuk memperluas batas-batas daerah firdaus yang mula-mula di Eden yang seperti taman itu. Pada akhirnya, seluruh bumi akan dikembangkan menjadi suatu firdaus, yang dihuni oleh orang-orang yang sempurna dan berbahagia yang dapat hidup selama-lamanya. Alkitab memberi tahu kita bahwa setelah semua ini dilaksanakan, ”Allah melihat segala yang dijadikanNya itu, sungguh amat baik.”—Kejadian 1:31; lihat juga Mazmur 118:17.

      8. Bagaimana manusia harus mengurus bumi?

      8 Jelas bahwa umat manusia harus menggunakan bumi yang telah ditaklukkan demi manfaat mereka. Namun ini harus dilakukan dengan cara yang penuh tanggung jawab. Manusia harus menjadi pengurus bumi yang penuh respek, bukan perusaknya. Perusakan bumi yang kita saksikan dewasa ini tidak sesuai dengan kehendak Allah, dan orang-orang yang terlibat di dalamnya bertindak bertentangan dengan tujuan kehidupan di muka bumi. Mereka harus dihukum atas hal itu, karena Alkitab berkata bahwa Allah akan ”membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi”.—Wahyu 11:18.

      Maksud-Tujuan Allah Belum Berubah

      9. Mengapa kita yakin bahwa maksud-tujuan Allah akan digenapi?

      9 Maka, sejak semula, maksud-tujuan Allah ialah agar keluarga manusia yang sempurna tinggal di muka bumi selama-lamanya dalam suatu firdaus. Dan maksud-tujuan-Nya belum berubah! Pasti, maksud-tujuan tersebut akan digenapi. Alkitab berkata, ”[Yehuwa] semesta alam telah bersumpah, firmanNya: ’Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana’”. ”Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya.”—Yesaya 14:24; 46:11.

      10, 11. Bagaimana Yesus, Petrus, dan sang pemazmur Daud berbicara tentang Firdaus?

      10 Yesus Kristus berkata tentang maksud-tujuan Allah untuk memulihkan firdaus di bumi sewaktu ia memberi tahu seorang pria yang menginginkan harapan untuk masa depan, ”Engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Lukas 23:43) Rasul Petrus juga berkata tentang dunia baru yang akan datang sewaktu ia menubuatkan, ”Sesuai dengan janji [Allah], kita menantikan langit yang baru [penyelenggaraan pemerintahan baru yang memerintah dari surga] dan bumi yang baru [masyarakat baru di bumi], di mana terdapat kebenaran.”—2 Petrus 3:13.

      11 Pemazmur Daud juga menulis tentang dunia baru yang akan datang dan berapa lama ini akan bertahan. Ia menubuatkan, ”Orang-orang benar akan mewarisi negeri dan tinggal di sana senantiasa.” (Mazmur 37:29) Itulah sebabnya Yesus berjanji, ”Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.”—Matius 5:5.

      12, 13. Ringkaskan maksud-tujuan Allah bagi umat manusia.

      12 Sungguh mulia prospek ini, hidup selama-lamanya dalam firdaus di bumi, bebas dari segala kefasikan, kejahatan, penyakit, kesedihan, dan rasa sakit! Dalam buku terakhir dari Alkitab, Firman nubuat Allah meringkaskan maksud-tujuan yang mulia ini dengan berkata, ”[Allah] akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” Ditambahkan pula, ”Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: ’Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!’ Dan firmanNya: ’Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar.’”—Wahyu 21:4, 5.

      13 Ya, Allah memikirkan suatu maksud-tujuan yang mulia. Ini kelak adalah suatu dunia baru yang adil benar, suatu firdaus yang kekal, yang dinubuatkan oleh Pribadi yang dapat dan akan melaksanakan apa yang Ia janjikan, karena ’perkataan-Nya tepat dan benar’.

      [Gambar di hlm. 20, 21]

      Allah bermaksud agar manusia hidup selama-lamanya dalam firdaus di bumi. Maksud-tujuan-Nya belum berubah

      [Gambar di hlm. 22]

      Pemilik rumah dapat menuntut pertanggungjawaban penyewa rumah yang merusak rumahnya

  • Mengapa Begitu Banyak Penderitaan dan Ketidakadilan?
    Apa Tujuan Hidup Ini? Bagaimana Saudara Dapat Menemukannya?
    • Bagian 6

      Mengapa Begitu Banyak Penderitaan dan Ketidakadilan?

      1, 2. Mengingat apa yang dialami manusia, pertanyaan apa yang dapat diajukan?

      1 Akan tetapi, jika Pribadi Yang Mahatinggi bermaksud agar orang-orang yang sempurna hidup di bumi selama-lamanya di tengah-tengah keadaan firdaus dan jika maksud-tujuan-Nya belum berubah, mengapa tidak ada firdaus sekarang? Mengapa, sebaliknya, manusia mengalami banyak penderitaan dan ketidakadilan selama berabad-abad?

      2 Tak diragukan, sejarah umat manusia sarat dengan kesengsaraan yang disebabkan oleh peperangan, penaklukan imperialistis, eksploitasi, ketidakadilan, kemiskinan, bencana, penyakit, dan kematian. Mengapa begitu banyak perkara-perkara buruk terjadi atas begitu banyak korban yang tidak bersalah? Jika Allah mahakuasa, mengapa Ia mengizinkan penderitaan yang luar biasa banyak selama ribuan tahun? Karena Allah merancang dan mengatur alam semesta begitu baik, mengapa Ia mengizinkan kekacauan dan kehancuran atas bumi?

      Sebuah Contoh

      3-5 (a) Ilustrasi apa dapat membantu kita mengerti mengapa Allah yang tertib mengizinkan kekacauan di atas bumi? (b) Yang mana dari beberapa alternatif yang cocok dengan keadaan berkenaan bumi?

      3 Marilah kita menggunakan sebuah contoh untuk melukiskan mengapa Allah yang tertib mengizinkan kekacauan di atas bumi. Coba bayangkan, saudara berjalan di sebuah hutan dan melihat sebuah rumah. Ketika saudara memeriksa rumah tersebut, saudara melihat bahwa rumah itu tidak terawat. Jendelanya pecah, atapnya rusak berat, serambi depan penuh dengan lubang-lubang, pintunya bergantung pada satu engsel, dan ledeng-ledengnya tidak berfungsi.

      4 Menghadapi kerusakan ini, apakah saudara akan menyimpulkan bahwa tidak mungkin ada perancang yang cerdas yang telah merancang rumah tersebut? Apakah kerusakan itu meyakinkan saudara bahwa rumah tersebut muncul secara kebetulan saja? Atau jika saudara menyimpulkan bahwa seseorang memang merancang dan mendirikannya, apakah saudara akan merasa bahwa orang tersebut tidak ahli dan tidak berperasaan?

      5 Sewaktu saudara memeriksa bangunannya dengan lebih saksama, saudara melihat bahwa pada mulanya ini dibangun dengan baik dan membuktikan adanya perawatan yang pengasih. Namun sekarang ini benar-benar rusak dan sudah akan roboh. Apa yang dapat diperlihatkan oleh kerusakan dan problem-problemnya? Hal-hal tersebut dapat menyatakan bahwa (1) pemiliknya meninggal dunia; (2) ia adalah pembangun rumah yang cakap namun tidak lagi berminat akan rumah itu; atau (3) ia menyewakan miliknya untuk sementara kepada penghuni yang tidak mempunyai penghargaan. Yang terakhir mirip dengan situasi berkenaan bumi ini.

      Di Mana Letak Kesalahannya

      6, 7. Apa yang terjadi atas Adam dan Hawa sewaktu mereka melanggar hukum Allah?

      6 Dari catatan Alkitab yang mula-mula, kita belajar bahwa bukan maksud-tujuan Allah agar umat manusia menderita atau mati. Orang-tua kita yang pertama, Adam dan Hawa, mati hanya karena mereka tidak menaati Allah. (Kejadian, pasal 2 dan 3) Sewaktu mereka tidak taat, mereka tidak lagi melakukan kehendak Allah. Mereka menarik diri dari pemeliharaan Allah. Sebenarnya, mereka memutuskan hubungan mereka dengan Allah, ”sumber hayat”.—Mazmur 36:10.

      7 Seperti mesin yang menjadi lambat dan berhenti sewaktu hubungannya dengan sumber listrik diputuskan, tubuh dan pikiran mereka memburuk. Sebagai akibatnya, Adam dan Hawa mengalami kemunduran, menjadi tua, dan akhirnya mati. Apa yang kemudian terjadi? Mereka kembali ke tempat asal mereka, ”Engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.” Allah telah memperingatkan mereka bahwa kematian akan menjadi akibat dari ketidaktaatan kepada hukum-hukum-Nya, ”Pastilah engkau mati.”—Kejadian 2:17; 3:19.

      8. Bagaimana dosa orang-tua kita yang pertama mempengaruhi keluarga umat manusia?

      8 Orang-tua kita yang pertama tidak hanya mati namun semua keturunan mereka, seluruh ras manusia, juga ditaklukkan kepada kematian. Mengapa? Karena menurut hukum genetika, anak-anak mewarisi karakteristik orang-tua mereka. Dan apa yang diwarisi oleh semua anak dari orang-tua kita yang pertama adalah ketidaksempurnaan dan kematian. Roma 5:12 memberi tahu kita, ”Dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang [Adam, bapak leluhur manusia], dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa [dengan mewarisi ketidaksempurnaan, yaitu kecenderungan untuk berdosa].” Dan karena hanya dosa, ketidaksempurnaan, dan kematian yang dikenal oleh manusia, ada yang memandangnya sebagai hal yang wajar dan tidak terelakkan. Namun, manusia yang pertama diciptakan dengan kesanggupan dan keinginan untuk hidup selama-lamanya. Itulah sebabnya kebanyakan orang menganggap prospek bahwa kehidupan mereka akan diperpendek oleh kematian sangat mengecewakan.

      Mengapa Begitu Lama?

      9. Mengapa Allah mengizinkan penderitaan berlangsung begitu lama?

      9 Mengapa Allah mengizinkan manusia menempuh jalan mereka sendiri untuk waktu yang begitu lama? Mengapa Ia mengizinkan penderitaan selama berabad-abad? Satu alasan vital adalah bahwa suatu sengketa yang sangat penting diajukan: Siapa yang memiliki hak untuk memerintah? Haruskah Allah menjadi Penguasa manusia, atau apakah mereka dapat memerintah diri sendiri dengan berhasil terpisah dari-Nya?

      10. Kesanggupan apa diberikan kepada manusia, dengan tanggung jawab apa?

      10 Umat manusia diciptakan dengan kehendak bebas, yaitu, kesanggupan untuk memilih. Mereka tidak diciptakan seperti robot atau seperti binatang, yang dibimbing terutama oleh naluri. Maka, manusia dapat memilih siapa yang akan mereka layani. (Ulangan 30:19; 2 Korintus 3:17) Oleh karena itu, Firman Allah menasihati, ”Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.” (1 Petrus 2:16) Namun, meskipun manusia memiliki karunia yang menakjubkan berupa kebebasan memilih, mereka harus menerima akibat dari langkah pilihan mereka.

      11. Apa satu-satunya cara untuk mengetahui apakah haluan bebas dari Allah dapat berhasil?

      11 Orang-tua kita yang pertama membuat pilihan yang salah. Mereka memilih haluan bebas dari Allah. Memang, Allah dapat saja menghukum mati pasangan manusia pertama yang memberontak ini segera setelah mereka menyalahgunakan kehendak bebas mereka. Namun hal ini tidak akan menyelesaikan masalah berkenaan hak Allah untuk memerintah atas umat manusia. Karena pasangan manusia yang pertama ingin bebas dari Allah, pertanyaan ini harus dijawab: Dapatkah haluan tersebut menghasilkan kehidupan yang bahagia dan berhasil? Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan membiarkan orang-tua kita yang pertama dan keturunan mereka menempuh haluan mereka sendiri, karena itu merupakan pilihan mereka. Waktu akan memperlihatkan apakah manusia diciptakan untuk berhasil memerintah diri mereka terlepas dari Pencipta mereka.

      12. Bagaimana Yeremia menilai pemerintahan manusia, dan mengapa demikian?

      12 Penulis Alkitab, Yeremia, mengetahui apa hasilnya kelak. Dibimbing oleh roh kudus atau tenaga aktif Allah yang penuh kuasa, ia dengan jujur menulis, ”Aku tahu, ya [Yehuwa], bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya. Hajarlah [”koreksilah”, NW] aku, ya [Yehuwa].” (Yeremia 10:23, 24) Ia mengetahui bahwa manusia harus memiliki bimbingan dari hikmat surgawi Allah. Mengapa? Jelas karena Allah tidak menciptakan manusia untuk dapat berhasil terpisah dari bimbingan-Nya.

      13. Tanpa keraguan, apa yang diperlihatkan oleh hasil dari pemerintahan manusia selama ribuan tahun?

      13 Hasil dari pemerintahan manusia selama ribuan tahun memperlihatkan tanpa keraguan apa pun bahwa adalah di luar kemampuan manusia untuk mengendalikan urusan-urusan mereka terlepas dari Pencipta mereka. Setelah mencobanya, mereka hanya dapat menyalahkan diri sendiri atas hasil-hasil yang mencelakakan. Alkitab membuatnya jelas, ”Gunung Batu [Allah], yang pekerjaannya sempurna, Karena segala jalannya adil. Allah yang setia, padanya tiada ketidakadilan; Adil benar dan lurus dia. Mereka telah bertindak secara merusak di pihak mereka sendiri; Mereka yang bukan anak-anaknya, cacat itu dari mereka sendiri.”—Ulangan 32:4, 5, NW.

      Allah Akan Segera Campur Tangan

      14. Mengapa Allah tidak akan lagi menunda campur tangan-Nya dalam urusan manusia?

      14 Karena telah mengizinkan ditunjukkannya banyak bukti kegagalan pemerintahan manusia selama waktu berabad-abad, Allah kini dapat mulai campur tangan dalam urusan manusia dan menghentikan penderitaan, kesedihan, penyakit, dan kematian. Karena telah mengizinkan manusia mencapai puncak prestasi mereka dalam sains, industri, kedokteran, dan bidang-bidang lain, Allah tidak perlu lagi memberikan waktu berabad-abad kepada manusia yang bebas dari Pencipta mereka untuk memperlihatkan apakah mereka sanggup menghasilkan dunia yang damai seperti firdaus. Mereka belum dan tidak akan pernah sanggup. Haluan bebas terlepas dari Allah telah menghasilkan dunia yang sangat buruk, penuh kebencian dan membawa maut.

      15. Nasihat Alkitab yang mana sebaiknya kita perhatikan?

      15 Meskipun ada banyak penguasa yang tulus yang ingin membantu manusia, upaya mereka tidak berhasil. Di mana-mana dewasa ini terdapat bukti kegagalan dalam pemerintahan manusia. Itulah sebabnya Alkitab menasihati, ”Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan.”—Mazmur 146:3.

      [Gambar di hlm. 24, 25]

      Bahkan penguasa-penguasa dunia yang tulus tidak dapat mewujudkan dunia yang penuh damai seperti firdaus

  • Maksud-Tujuan Allah Segera Akan Diwujudkan
    Apa Tujuan Hidup Ini? Bagaimana Saudara Dapat Menemukannya?
    • Bagian 7

      Maksud-Tujuan Allah Segera Akan Diwujudkan

      1, 2. Mengapa kita dapat merasa pasti bahwa Allah akan bertindak untuk mengakhiri kejahatan dan penderitaan?

      1 Meskipun Allah telah mengizinkan ketidaksempurnaan dan penderitaan selama jangka waktu yang lama dari sudut pandangan manusia, Ia tidak akan membiarkan keadaan buruk berlangsung sampai waktu yang tidak tertentu. Alkitab memberi tahu kita bahwa dalam mengizinkan segala sesuatu terjadi, Allah memiliki jangka waktu spesifik.

      2 ”Untuk segala sesuatu ada masanya”. (Pengkhotbah 3:1) Bila waktu yang diberikan Allah dalam mengizinkan kejahatan dan penderitaan berakhir, maka Ia akan campur tangan dalam urusan-urusan umat manusia. Ia akan mengakhiri kejahatan serta penderitaan dan akan memenuhi maksud-tujuan-Nya yang semula untuk membuat bumi dipenuhi dengan keluarga umat manusia yang sempurna dan berbahagia yang menikmati perdamaian total dan keamanan ekonomi di tengah-tengah keadaan Firdaus.

      Penghakiman Allah

      3, 4. Bagaimana buku Amsal menggambarkan hasil campur tangan Allah?

      3 Perhatikan beberapa dari banyak nubuat Alkitab yang menyatakan apa artinya campur tangan Allah yang akan segera dilaksanakan, yaitu hasil penghakiman-Nya, bagi keluarga manusia:

      4 ”Orang jujurlah akan mendiami tanah, dan orang yang tak bercelalah yang akan tetap tinggal di situ, tetapi orang fasik akan dipunahkan dari tanah itu, dan pengkhianat akan dibuang dari situ.”—Amsal 2:21, 22.

      5, 6. Bagaimana Mazmur 37 memperlihatkan apa yang akan terjadi sewaktu Allah campur tangan?

      5 ”Orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan [Yehuwa] akan mewarisi negeri. Karena sedikit waktu lagi, maka lenyaplah orang fasik . . . Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.”—Mazmur 37:9-11.

      6 ”Nantikanlah [Yehuwa] dan tetap ikutilah jalanNya, maka Ia akan mengangkat engkau untuk mewarisi negeri, dan engkau akan melihat orang-orang fasik dilenyapkan. Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan; tetapi pendurhaka-pendurhaka akan dibinasakan bersama-sama, dan masa depan orang-orang fasik akan dilenyapkan.”—Mazmur 37:34, 37, 38.

      7. Nasihat yang bijaksana apa diberikan oleh Firman Allah kepada kita?

      7 Oleh karena itu, mengingat masa depan menakjubkan yang akan datang bagi orang-orang yang mengakui hak Pencipta yang mahakuasa untuk memerintah atas kita, kita didesak, ”Biarlah hatimu memelihara perintahku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu.” Sebenarnya, kehidupan kekal akan ditambahkan kepada orang-orang yang memilih untuk melakukan kehendak Allah! Maka, Firman Allah menasihati kita, ”Percayalah kepada [Yehuwa] dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”—Amsal 3:1, 2, 5, 6.

      Pemerintahan Allah dari Surga

      8, 9. Melalui apa Allah akan membersihkan bumi ini?

      8 Allah akan melaksanakan pembersihan bumi melalui pemerintahan terbaik yang dapat dimiliki umat manusia. Ini adalah pemerintahan yang mencerminkan hikmat ilahi karena memerintah dari surga di bawah bimbingan Allah. Dan Kerajaan surgawi tersebut akan meniadakan segala bentuk pemerintahan manusia dari bumi. Manusia tidak pernah akan mempunyai pilihan lagi untuk berupaya memerintah terlepas dari Allah.

      9 Berkenaan hal ini, nubuat di Daniel 2:44 menyatakan, ”Tetapi pada zaman raja-raja [pemerintahan-pemerintahan zaman sekarang], Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan [di surga] yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain [manusia tidak pernah akan diizinkan lagi untuk memerintah terlepas dari Allah]: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan [yang sekarang ada] dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya.”—Lihat juga Wahyu 19:11-21; 20:4-6.

      10. Mengapa kita dapat merasa pasti bahwa di bawah Kerajaan surgawi Allah, tidak pernah akan ada lagi kebejatan dalam pemerintahan?

      10 Maka, umat manusia tidak pernah akan memiliki lagi bentuk-bentuk pemerintahan yang korup, karena setelah Allah mengakhiri sistem ini, pemerintahan manusia yang terlepas dari-Nya tidak pernah akan ada lagi. Dan Kerajaan yang memerintah dari surga tidak akan dirusak, karena Allah adalah Pemula dan Pemeliharanya. Sebaliknya, ini akan beroperasi demi manfaat terbaik rakyat manusiawinya. Kehendak Allah kemudian akan dilaksanakan di seluruh bumi sama seperti di surga. Itulah sebabnya Yesus dapat mengajar murid-muridnya untuk berdoa kepada Allah, ”Datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga.”—Matius 6:10.

      Seberapa Dekatkah Kita?

      11. Dalam Alkitab, di mana kita mendapatkan nubuat-nubuat yang akan membantu menentukan betapa dekatnya kita kepada akhir sistem ini?

      11 Seberapa dekatkah kita dengan akhir dari sistem perkara yang tidak memuaskan ini dan awal dari dunia baru Allah? Nubuat Alkitab dengan jelas memberi kita jawabannya. Misalnya, Yesus sendiri menubuatkan apa yang perlu kita cari agar kita dapat menentukan posisi kita berkenaan, sebagaimana Alkitab katakan, ”kesudahan sistem perkara ini”. [NW] Ini dicatat di Matius pasal 24 dan 25, Markus 13, dan Lukas 21. Juga seperti dicatat di 2 Timotius pasal 3, rasul Paulus menubuatkan bahwa akan ada suatu jangka waktu yang disebut ”hari-hari terakhir” manakala berbagai peristiwa akan membuktikan selanjutnya di mana kita berada dalam arus waktu.

      12, 13. Apa yang dikatakan Yesus dan Paulus mengenai zaman akhir?

      12 Yesus berkata bahwa jangka waktu tersebut dimulai dengan peristiwa-peristiwa ini, ”Bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.” (Matius 24:7) Lukas 21:11 memperlihatkan bahwa ia juga menyebutkan ”di berbagai tempat akan ada penyakit sampar”. Dan ia juga memperingatkan tentang ”makin bertambahnya kedurhakaan”.—Matius 24:12.

      13 Rasul Paulus menubuatkan, ”Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya . . . Orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan.”—2 Timotius 3:1-5, 13.

      14, 15. Bagaimana peristiwa-peristiwa pada abad ke-20 ini meneguhkan bahwa kita benar-benar berada pada hari-hari terakhir?

      14 Apakah hal-hal yang dinubuatkan Yesus dan Paulus telah terjadi pada zaman kita? Ya, memang. Perang Dunia I benar-benar merupakan peperangan terburuk sampai saat itu. Itu merupakan perang dunia pertama dan merupakan titik balik dalam sejarah modern. Bersama dengan peperangan tersebut terdapat kekurangan makanan, epidemi penyakit, dan bencana-bencana lain. Peristiwa-peristiwa tersebut sejak tahun 1914 sampai sekarang merupakan, seperti yang Yesus katakan, ”permulaan penderitaan”. (Matius 24:8) Hal-hal tersebut mengawali jangka waktu yang dinubuatkan yang disebut ”hari-hari terakhir”, awal dari generasi terakhir ketika Allah mengizinkan kejahatan dan penderitaan.

      15 Kemungkinan saudara tidak merasa asing dengan peristiwa-peristiwa pada abad ke-20 ini. Saudara tahu keadaan kacau-balau yang telah muncul. Kira-kira 100 juta orang telah terbunuh dalam banyak peperangan. Ratusan juta lain mati karena kelaparan dan penyakit. Gempa-gempa bumi telah merenggut nyawa yang tidak terhitung banyaknya. Kehidupan dan barang milik semakin tidak dihargai. Perasaan takut akan kejahatan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Standar-standar moral telah dikesampingkan. Ledakan penduduk menimbulkan problem-problem yang tidak teratasi. Polusi merusak mutu kehidupan dan bahkan membahayakannya. Memang, kita telah berada pada hari-hari terakhir sejak tahun 1914 dan sedang mendekati puncak dari nubuat-nubuat Alkitab berkenaan zaman kita.

      16. Hari-hari terakhir meliputi jangka waktu berapa lama?

      16 Berapa lamakah jangka waktu hari-hari terakhir ini? Yesus berkata sehubungan dengan era yang akan mengalami ”permulaan penderitaan” sejak tahun 1914 sampai sekarang, ”Angkatan [”generasi”, NW] ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi.” (Matius 24:8, 34-36) Maka, semua ciri hari-hari terakhir harus terjadi dalam suatu periode tertentu. Wahyu 12:12 mengatakan bahwa setelah setan dicampakkan ke bumi, waktunya sudah singkat.

      17, 18. Nubuat apa memperlihatkan bahwa kita sudah sangat dekat dengan akhir dunia ini?

      17 Nubuat lain yang memperlihatkan bahwa akhir sistem ini sudah sangat dekat diberikan oleh rasul Paulus, yang menubuatkan, ”Hari Tuhan [”Yehuwa”, NW] datang seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman—maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan . . . mereka pasti tidak akan luput.”—1 Tesalonika 5:2, 3; lihat juga Lukas 21:34, 35.

      18 Kini Perang Dingin telah berlalu, dan peperangan internasional mungkin tidak lagi menjadi ancaman utama. Maka bangsa-bangsa mungkin merasa bahwa mereka telah sangat dekat dengan suatu tatanan dunia baru. Namun sewaktu mereka merasa bahwa upaya mereka berhasil, ini akan berarti kebalikan dari apa yang mereka pikirkan, karena itulah kelak tanda terakhir bahwa kebinasaan sistem ini oleh Allah segera terjadi. Ingat, negosiasi dan perjanjian-perjanjian politik tidak membuat perubahan yang berarti dalam diri orang-orang. Hal-hal tersebut tidak membuat orang-orang saling mengasihi. Dan para pemimpin dunia tidak mengakhiri kejahatan, tidak pula menghapus penyakit dan kematian. Maka, jangan menaruh kepercayaan saudara kepada perkembangan apa pun dalam perdamaian dan keamanan manusia dan berpikir bahwa dunia ini sedang mengatasi masalah-masalahnya. (Mazmur 146:3) Apa yang benar-benar dimaksud oleh seruan demikian adalah bahwa dunia ini sudah sangat dekat kepada kebinasaannya.

      Memberitakan Injil

      19, 20. Nubuat apa berkenaan pengabaran pada hari-hari terakhir yang kita lihat sedang digenapi?

      19 Nubuat lain yang memperlihatkan bahwa kita telah berada pada hari-hari terakhir sejak tahun 1914 adalah nubuat yang Yesus berikan, ”Injil harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa.” (Markus 13:10) Atau sebagaimana Matius 24:14 menyatakannya, ”Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.”

      20 Dewasa ini, sebagaimana tidak pernah sebelumnya dalam sejarah, kabar baik tentang akhir dunia ini dan tentang Firdaus dunia baru yang akan datang di bawah Kerajaan Allah sedang diberitakan di seluruh bumi. Oleh siapa? Oleh jutaan Saksi-Saksi Yehuwa. Mereka mengabar di setiap negeri di muka bumi.

      21, 22. Apa yang khususnya mencirikan Saksi-Saksi Yehuwa sebagai umat Kristen sejati?

      21 Selain pengabaran mereka tentang Kerajaan Allah, Saksi-Saksi Yehuwa bertindak dengan cara yang memperlihatkan bahwa mereka adalah pengikut-pengikut Kristus yang sejati, karena ia berkata, ”Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” Oleh karena itu, Saksi-Saksi Yehuwa dipersatukan dalam persaudaraan sedunia oleh pengikat yang tidak terpatahkan yaitu kasih.—Yohanes 13:35; lihat juga Yesaya 2:2-4; Kolose 3:14; Yohanes 15:12-14; 1 Yohanes 3:10-12; 4:20, 21; Wahyu 7:9, 10.

      22 Saksi-Saksi Yehuwa percaya apa yang Alkitab katakan, ”Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepadaNya.” (Kisah 10:34, 35) Mereka memandang sesama Saksi-Saksi di semua negeri sebagai saudara dan saudari rohani mereka, tidak soal ras atau warna kulit. (Matius 23:8) Dan fakta bahwa persaudaraan demikian seluas dunia memang ada di dunia dewasa ini menambah bukti bahwa maksud-tujuan Allah akan segera diwujudkan.

      [Gambar di hlm. 26]

      Kerajaan surgawi Allah yang sempurna akan menjadi satu-satunya pemerintahan atas manusia dalam dunia baru

  • Hidup Selama-lamanya dalam Firdaus di Bumi
    Apa Tujuan Hidup Ini? Bagaimana Saudara Dapat Menemukannya?
    • Bagian 8

      Hidup Selama-lamanya dalam Firdaus di Bumi

      1, 2. Bagaimana kehidupan kelak di bawah pemerintahan Kerajaan Allah?

      1 Seperti apakah kehidupan ini kelak manakala Allah menyingkirkan kejahatan dan penderitaan dari bumi dan mendatangkan dunia baru-Nya di bawah pengawasan yang pengasih dari Kerajaan surgawi-Nya? Allah berjanji untuk ’membuka tangan-Nya dan berkenan mengenyangkan segala yang hidup’.—Mazmur 145:16.

      2 Apa keinginan saudara yang wajar? Bukankah untuk kehidupan yang bahagia, pekerjaan yang berguna, kelimpahan materi, lingkungan yang indah, perdamaian di antara semua orang, dan kebebasan dari ketidakadilan, penyakit, penderitaan, dan kematian? Dan bagaimana dengan prospek rohani yang penuh sukacita? Semua perkara tersebut akan diwujudkan segera di bawah pemerintahan Kerajaan Allah. Perhatikan apa yang dikatakan oleh nubuat-nubuat Alkitab tentang berkat-berkat menakjubkan yang akan datang dalam dunia baru tersebut.

      Perdamaian yang Sempurna di antara Manusia

      3-6. Jaminan apa kita miliki bahwa umat manusia akan menikmati perdamaian dalam dunia baru?

      3 ”[Allah] yang menghentikan peperangan sampai ke ujung bumi, yang mematahkan busur panah, menumpulkan tombak, membakar kereta-kereta perang dengan api!”—Mazmur 46:10.

      4 ”Mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang”.—Yesaya 2:4.

      5 ”Orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah”.—Mazmur 37:11.

      6 ”Segenap bumi sudah aman dan tenteram; orang bergembira dengan sorak-sorai”.—Yesaya 14:7.

      Manusia dan Binatang Berdamai

      7, 8. Perdamaian apa akan ada antara manusia dan binatang?

      7 ”Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk.”—Yesaya 11:6-9.

      8 ”Aku akan mengikat perjanjian bagimu pada waktu itu dengan binatang-binatang di padang dan dengan burung-burung di udara, dan binatang-binatang melata di muka bumi; Aku . . . akan membuat engkau berbaring dengan tenteram”.—Hosea 2:17.

      Kesehatan yang Sempurna, Hidup Kekal

      9-14. Jelaskan keadaan kesehatan dalam dunia baru.

      9 ”Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai”.—Yesaya 35:5, 6.

      10 ”[Allah] akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita”.—Wahyu 21:4.

      11 ”Tidak seorangpun yang tinggal di situ akan berkata: ’Aku sakit’”.—Yesaya 33:24.

      12 ”Maka daging tubuhnya akan segar pula, terlebih daripada masa mudanya, dan iapun akan kembali kepada hal mudanya”.—Ayub 33:25, Klinkert.

      13 ”Karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”.—Roma 6:23.

      14 ”Setiap orang yang percaya kepadaNya [akan] . . . beroleh hidup yang kekal”.—Yohanes 3:16.

      Orang Mati Dihidupkan Kembali

      15-17. Apa harapan bagi orang-orang yang telah meninggal?

      15 ”Akan ada kebangkitan semua orang mati, baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak benar”.—Kisah 24:15.

      16 ”Jamnya akan tiba ketika semua mereka yang di dalam kuburan peringatan [dalam ingatan Allah] akan mendengar suaranya, dan keluar”.—Yohanes 5:28, 29, NW.

      17 ”Laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut [kuburan] menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya”.—Wahyu 20:13.

      Bumi, Firdaus Kelimpahan

      18-22. Seluruh bumi akan diubah menjadi apa?

      18 ”Aku akan menurunkan hujan pada waktunya; itu adalah hujan yang membawa berkat. Pohon-pohon di ladang akan memberi buahnya dan tanah itu akan memberi hasilnya. Mereka akan hidup aman tenteram di tanahnya”.—Yehezkiel 34:26, 27.

      19 ”Tanah telah memberi hasilnya; Allah, Allah kita, memberkati kita”.—Mazmur 67:7.

      20 ”Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorak dan berbunga”.—Yesaya 35:1.

      21 ”Gunung-gunung serta bukit-bukit akan bergembira dan bersorak-sorai di depanmu, dan segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan. Sebagai ganti semak duri akan tumbuh pohon sanobar, dan sebagai ganti kecubung akan tumbuh pohon murad”.—Yesaya 55:12, 13.

      22 ”Engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”.—Lukas 23:43.

      Perumahan yang Baik bagi Semua

      23, 24. Jaminan apa yang kita miliki bahwa akan terdapat cukup perumahan yang baik bagi semua?

      23 ”Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga . . . Mereka tidak akan mendirikan sesuatu, supaya orang lain mendiaminya, dan mereka tidak akan menanam sesuatu, supaya orang lain memakan buahnya; . . . orang-orang pilihanKu akan menikmati pekerjaan tangan mereka. Mereka tidak akan bersusah-susah dengan percuma dan tidak akan melahirkan anak yang akan mati mendadak”.—Yesaya 65:21-23.

      24 ”Mereka masing-masing akan duduk di bawah pohon anggurnya dan di bawah pohon aranya dengan tidak ada yang mengejutkan”.—Mikha 4:4.

      Saudara Dapat Hidup Selama-lamanya dalam Firdaus

      25. Prospek menakjubkan apa kita miliki untuk masa depan?

      25 Betapa menakjubkan prospek untuk masa depan! Kini kehidupan benar-benar ada tujuannya yang nyata bila ditambatkan pada harapan yang teguh bahwa di dalam dunia baru Allah, semua problem yang ada dewasa ini akan berlalu selama-lamanya! ”Hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati”. (Yesaya 65:17) Dan sungguh menghibur untuk mengetahui bahwa kelak kehidupan akan kekal, ”[Allah] akan meniadakan maut untuk seterusnya”.—Yesaya 25:8.

      26. Apa kunci untuk hidup selama-lamanya dalam dunia baru Allah?

      26 Apakah saudara ingin hidup selama-lamanya dalam Firdaus dunia baru tersebut yang kini sudah sangat dekat? ’Apa yang perlu saya lakukan untuk memperoleh perkenan Allah pada akhir dunia ini dan terus hidup memasuki dunia baru-Nya?’ saudara mungkin bertanya. Saudara perlu melakukan apa yang Yesus nyatakan dalam doa kepada Allah, ”Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.”—Yohanes 17:3.

      27. Apa yang harus saudara lakukan untuk ambil bagian dalam maksud-tujuan Allah?

      27 Oleh karena itu, milikilah sebuah Alkitab, dan buktikan kebenaran dari apa yang telah saudara baca dalam brosur ini. Carilah orang-orang yang mempelajari dan mengajarkan kebenaran-kebenaran Alkitab ini. Bebaskan diri dari agama-agama yang munafik yang mengajarkan dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Alkitab. Belajarlah bagaimana saudara, bersama jutaan orang lain yang telah melakukan kehendak Allah, dapat berpartisipasi dalam maksud-tujuan Allah agar manusia hidup selama-lamanya dalam firdaus di bumi. Dan camkan apa yang dikatakan oleh Firman yang diilhami Allah tentang masa depan yang dekat ini, ”Dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”—1 Yohanes 2:17.

      [Gambar di hlm. 31]

      Maksud-tujuan Allah untuk memulihkan firdaus di bumi akan segera diwujudkan

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan