PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Menghargai Yehuwa Sang Tukang Tembikar
    Menara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2016 | Juni
    • Seorang perajin membentuk tanah liat menjadi pot

      Menghargai Yehuwa Sang Tukang Tembikar

      ”Oh, Yehuwa, . . . engkaulah Tukang Tembikar kami; dan kami semua adalah buatan tanganmu.”​—YES. 64:8.

      NYANYIAN: 89, 26

      PELAJARAN APA YANG KITA DAPATKAN DARI . . .

      • cara Yehuwa memilih orang yang akan Ia bentuk?

      • alasan Yehuwa membentuk umat-Nya?

      • cara Allah membentuk orang yang tunduk kepada-Nya?

      1. Mengapa Yehuwa adalah Tukang Tembikar terhebat?

      PADA November 2010, ada yang ingin membeli sebuah vas tanah liat dari Cina dengan harga sekitar 900 miliar rupiah di Inggris. Sungguh hebat bahwa seorang perajin, atau tukang tembikar, bisa membentuk tanah liat yang murah menjadi vas yang bagus dan mahal. Yehuwa, Sang Tukang Tembikar, jauh lebih hebat. Menurut Alkitab, Dia menciptakan manusia sempurna hanya ”dari debu tanah”. (Kej. 2:7) Manusia itu, Adam, disebut ”putra Allah” dan sanggup meniru sifat-sifat Allah.​—Luk. 3:38.

      2, 3. Bagaimana kita bisa meniru orang Israel yang bertobat?

      2 Setelah Adam memberontak terhadap Penciptanya, dia bukan lagi putra Allah. Tapi banyak dari keturunannya tetap setia dan mengakui Yehuwa sebagai Penguasa mereka. (Ibr. 12:1) Mereka dengan rendah hati taat kepada-Nya. Dengan begitu, mereka menolak Setan dan ingin agar Yehuwa menjadi Bapak dan Tukang Tembikar mereka. (Yoh. 8:44) Kita jadi teringat dengan kata-kata orang Israel yang bertobat, ”Oh, Yehuwa, engkaulah Bapak kami. Kami adalah tanah liat, dan engkaulah Tukang Tembikar kami; dan kami semua adalah buatan tanganmu.”​—Yes. 64:8.

      3 Sekarang, hamba-hamba Yehuwa juga berusaha keras untuk tetap rendah hati dan tunduk. Bagi mereka, menyebut Yehuwa sebagai Bapak adalah suatu kehormatan. Mereka juga mau dibentuk oleh Sang Tukang Tembikar. Apakah kita mau menjadi seperti tanah liat yang lembek yang bisa dibentuk menjadi barang berharga? Apakah kita memandang saudara-saudari sebagai orang yang masih terus dibentuk oleh Allah? Agar memiliki pandangan yang benar, kita akan membahas cara Yehuwa memilih orang yang akan Ia bentuk serta alasan dan cara Yehuwa membentuk mereka.

      YEHUWA MEMILIH ORANG YANG AKAN IA BENTUK

      4. Bagaimana Yehuwa memilih orang-orang yang Ia tarik kepada-Nya? Berikan contoh.

      4 Cara Yehuwa memandang manusia tidak seperti kita. Dia memeriksa hati. (Baca 1 Samuel 16:7b.) Dia menunjukkan ini sewaktu mendirikan sidang Kristen. Dia menarik banyak orang yang dianggap tidak berharga untuk bisa dekat dengan-Nya dan Yesus. (Yoh. 6:44) Contohnya adalah Saul, seorang Farisi yang dikenal sebagai ”penghujah dan penganiaya dan orang yang suka menghina”. (1 Tim. 1:13) Yehuwa memeriksa hatinya dan tidak menganggapnya sebagai tanah liat yang keras. (Ams. 17:3) Dia menganggap Saul bisa dibentuk menjadi ’bejana terpilih’ yang akan mengabar ”kepada bangsa-bangsa maupun kepada raja-raja dan putra-putra Israel”. (Kis. 9:15) Yehuwa juga memilih orang-orang yang bisa dibentuk ”untuk tujuan yang terhormat”. Mereka termasuk bekas pemabuk, orang yang tidak bermoral, dan pencuri. (Rm. 9:21; 1 Kor. 6:9-11) Dengan terus belajar Alkitab, iman mereka semakin kuat dan mereka mau dibentuk oleh Yehuwa.

      5, 6. Karena yakin kepada Yehuwa sebagai Sang Tukang Tembikar, bagaimana seharusnya pandangan kita terhadap (a) orang-orang di daerah pengabaran kita? (b) saudara-saudari?

      5 Kita yakin Yehuwa bisa memilih dan menarik orang yang tepat. Itulah sebabnya kita tidak boleh menghakimi orang di daerah pengabaran maupun di sidang kita. Misalnya, perhatikan tanggapan Michael sewaktu didatangi Saksi Yehuwa. Dia berkata, ”Saya langsung tutup pintunya dan anggap mereka tidak ada. Saya kasar sekali! Belakangan, saya ketemu satu keluarga yang saya kagumi karena tingkah laku mereka baik. Suatu hari, saya kaget. Ternyata mereka Saksi Yehuwa! Saya jadi berpikir kenapa saya tidak suka dengan Saksi Yehuwa. Saya langsung sadar bahwa saya sebenarnya tidak tahu apa-apa tentang mereka dan hanya dengar kata orang.” Michael ingin tahu lebih banyak dan mau belajar Alkitab. Akhirnya, dia dibaptis dan melayani Yehuwa sepenuh waktu.

      6 Kalau kita menghargai Yehuwa sebagai Tukang Tembikar, kita akan berpikiran positif terhadap saudara-saudari. Yehuwa menganggap mereka masih perlu terus dibentuk. Kita juga harus menganggap mereka masing-masing seperti itu. Allah melihat diri mereka yang sebenarnya dan tahu bahwa sementara ini mereka masih belum sempurna. Ia juga tahu mereka nantinya bisa menjadi orang seperti apa. (Mz. 130:3) Kita bisa meniru Yehuwa dengan memiliki pandangan yang sama terhadap saudara-saudari. Kita bahkan bisa bekerja sama dengan Sang Tukang Tembikar untuk membantu saudara-saudari membuat kemajuan. (1 Tes. 5:14, 15) Para penatua di sidang perlu memberikan teladan dalam hal ini.​—Ef. 4:8, 11-13.

      ALASAN YEHUWA MEMBENTUK KITA

      7. Mengapa Saudara menghargai disiplin dari Yehuwa?

      7 Ada yang mengatakan, ’Saya baru benar-benar menghargai disiplin dari orang tua saya setelah saya sendiri punya anak.’ Dengan bertambahnya usia, kita pun menghargai disiplin karena kita menganggap itu sebagai ungkapan kasih. (Baca Ibrani 12:5, 6, 11.) Ya, Yehuwa mengasihi kita sebagai anak-anak-Nya. Karena itu, Ia dengan sabar membentuk kita dengan mendisiplin kita. Ia ingin agar kita menjadi bijak, bahagia, dan mengasihi Dia sebagai Bapak. (Ams. 23:15) Ia tidak ingin kita hidup menderita dan mati sebagai orang berdosa yang tidak bertobat.​—Ef. 2:2, 3.

      8, 9. (a) Bagaimana Yehuwa mengajar kita sekarang? (b) Bagaimana Ia mengajar kita di dunia baru?

      8 Sebelum mengenal Yehuwa, kita mungkin memiliki banyak sifat buruk. Tapi, Yehuwa membentuk kita dan membantu kita berubah. Hasilnya, sekarang kita punya sifat-sifat bagus. (Yes. 11:6-8; Kol. 3:9, 10) Itulah sebabnya kita berada di firdaus rohani. Ini adalah lingkungan yang Yehuwa buat pada zaman kita yang bisa membentuk kita. Kita merasa aman dan damai di dalamnya meski kita berada di dunia yang jahat. Orang yang dibesarkan tanpa kasih sayang merasakan kasih sejati dari saudara-saudari di firdaus rohani. (Yoh. 13:35) Dan, kita belajar mengasihi orang lain. Yang terpenting, kita telah mengenal Yehuwa dan sekarang merasakan kasih-Nya sebagai Bapak kita.​—Yak. 4:8.

      9 Di dunia baru, kita akan merasakan sepenuhnya berkat-berkat dari firdaus rohani. Kita juga akan menikmati kehidupan di firdaus jasmani. Pada masa itu, Yehuwa akan terus membentuk dan mendidik kita dengan cara yang saat ini sulit dibayangkan. (Yes. 11:9) Yehuwa juga akan membuat pikiran dan tubuh kita sempurna. Maka, kita akan lebih mudah mengerti dan menaati perintah-Nya. Jadi, kita hendaknya terus bersedia dibentuk oleh Yehuwa. Dan, mari kita tunjukkan kepada-Nya bahwa kita menghargai bukti kasih-Nya.​—Ams. 3:11, 12.

      CARA YEHUWA MEMBENTUK KITA

      10. Bagaimana Yesus sabar dan terampil seperti Sang Tukang Tembikar?

      10 Tukang tembikar yang terampil mengenal jenis tanah liat yang ia bentuk. Tukang Tembikar kita, Yehuwa, juga sangat mengenal kita. Ia mengetahui kelemahan, keterbatasan, dan kemajuan rohani kita. Dan, Ia membentuk kita masing-masing sesuai dengan keadaan kita. (Baca Mazmur 103:10-14.) Kita bisa tahu bagaimana Yehuwa memandang kita dengan memperhatikan cara Yesus memperlakukan para rasul yang tidak sempurna. Para rasul kadang bertengkar tentang siapa yang terbesar di antara mereka. Kalau Saudara berada di sana, bagaimana Saudara memandang mereka? Mungkin Saudara merasa mereka bukan seperti tanah liat yang lembek. Tapi bagi Yesus, mereka bisa dibentuk. Jadi, ia menasihati mereka dengan lembut dan sabar. Mereka bisa berubah kalau mau mendengarkan Yesus dan rendah hati seperti dia. (Mrk. 9:33-37; 10:37, 41-45; Luk. 22:24-27) Setelah Yesus dibangkitkan, para rasul menerima roh kudus dan tidak lagi memikirkan siapa yang terbesar. Mereka berfokus pada pekerjaan yang Yesus berikan.​—Kis. 5:42.

      11. (a) Bagaimana Daud terbukti sebagai tanah liat yang lembek? (b) Bagaimana kita bisa meniru Daud?

      11 Saat ini, Yehuwa menggunakan Alkitab, roh kudus, dan sidang untuk membentuk kita. Bagaimana Alkitab bisa membentuk kita? Kita perlu membacanya, merenungkannya, dan meminta bantuan Yehuwa supaya bisa menerapkan apa yang dipelajari. Raja Daud menulis, ”Apabila aku mengingat engkau di peraduanku, sepanjang giliran jaga malam aku merenungkan engkau.” (Mz. 63:6) Dia juga menulis, ”Aku akan mengagungkan Yehuwa, yang telah memberikan nasihat kepadaku. Sungguh, pada waktu malam ginjalku mengoreksi aku.” (Mz. 16:7) Daud merenungkan nasihat Yehuwa dan rela agar ’ginjalnya’, yaitu pikiran dan perasaannya, dibentuk meski nasihat itu tegas. (2 Sam. 12:1-13) Daud taat dan rendah hati sehingga menjadi contoh bagus bagi kita. Maka renungkanlah, ’Sewaktu membaca Alkitab, apakah saya merenungkan dan menanamkan nasihatnya dalam pikiran dan perasaan saya? Apakah saya bisa lebih sering melakukannya?’​—Mz. 1:2, 3.

      12, 13. Bagaimana Yehuwa menggunakan roh kudus dan sidang untuk membentuk kita?

      12 Roh kudus bisa membentuk kita dengan beberapa cara. Contohnya, kita dibantu untuk meniru sifat-sifat Yesus dan memiliki berbagai segi buah roh. (Gal. 5:22, 23) Salah satunya adalah kasih. Kita mengasihi Allah dan ingin menaati-Nya dan dibentuk oleh-Nya karena kita tahu perintah-Nya bermanfaat. Roh kudus juga bisa menguatkan kita sehingga kita tidak mau dibentuk oleh dunia yang jahat ini. (Ef. 2:2) Sewaktu rasul Paulus masih muda, dia dipengaruhi oleh para pemimpin agama Yahudi yang sombong. Tapi roh kudus membantunya berubah. Belakangan, dia menulis, ”Dalam segala perkara aku mempunyai kekuatan melalui dia yang memberikan kuasa kepadaku.” (Flp. 4:13) Kita juga perlu meminta roh kudus kepada Yehuwa karena kita yakin Dia akan menjawab doa kita yang tulus.​—Mz. 10:17.

      Dua penatua membuat persiapan, lalu memberikan pandangan dari Alkitab kepada seorang saudara, yang belakangan belajar pribadi

      Yehuwa menggunakan penatua untuk membentuk kita, tapi kita harus mengikuti nasihat mereka (Lihat paragraf 12, 13)

      13 Yehuwa juga menggunakan sidang dan penatua untuk membentuk kita masing-masing. Contohnya, jika penatua tahu bahwa kita punya kelemahan tertentu, mereka berupaya membantu. Tapi, nasihat mereka tidak berdasarkan pikiran sendiri. (Gal. 6:1) Mereka dengan rendah hati berdoa meminta hikmat dan pengertian. Lalu, mereka menggunakan Alkitab dan publikasi untuk mencari informasi yang sesuai dengan kebutuhan kita. Jadi, jika para penatua mendekati dan dengan lembut dan pengasih menasihati Saudara, mungkin tentang cara Saudara berpakaian, ingatlah bahwa ini adalah bukti bahwa Allah menyayangi Saudara. Jika Saudara mengikuti nasihat itu, Saudara seperti tanah liat yang lembek yang bisa Yehuwa bentuk.

      14. Yehuwa bisa membentuk kita sesuka hati-Nya, tapi Ia tidak melakukannya. Mengapa?

      14 Jika kita mengerti cara Yehuwa membentuk kita, kita bisa punya hubungan baik dengan saudara-saudari. Kita juga akan berpikiran positif terhadap orang-orang di daerah pengabaran kita, termasuk pelajar Alkitab kita. Sebelum membentuk tanah liat, seorang perajin harus membersihkan tanah liat itu dengan menyingkirkan batu serta benda-benda lain darinya. Sang Tukang Tembikar, Yehuwa, tidak memaksa orang untuk berubah. Ia membantu mereka dengan memberitahukan hukum-Nya. Lalu, mereka harus memutuskan sendiri apakah mereka mau membersihkan diri mereka atau tidak.

      15, 16. Bagaimana pelajar Alkitab menunjukkan bahwa mereka ingin dibentuk Yehuwa? Berikan contoh.

      15 Perhatikan pengalaman Tessie di Australia sebelum menjadi Saksi. Dia tidak sulit untuk mengerti ajaran Alkitab. Namun, dia tidak membuat banyak kemajuan dan tidak pernah berhimpun. Guru studinya berdoa dan memutuskan untuk menghentikan pelajaran Alkitab dengannya. Tanpa diduga, pada pelajaran Alkitab berikutnya, Tessie memberi tahu mengapa ia tidak membuat kemajuan. Dia merasa dirinya munafik karena suka berjudi. Tapi, dia sudah memutuskan untuk berhenti berjudi.

      16 Lalu, Tessie mulai berhimpun dan mengubah sifat-sifat buruknya meski diejek beberapa temannya. Akhirnya, Tessie dibaptis. Dan meski dia punya anak-anak yang masih kecil, dia merintis. Jadi, sewaktu pelajar Alkitab mulai membuat perubahan untuk menyenangkan Allah, Yehuwa akan mendekat kepada mereka dan membentuk mereka menjadi barang yang berharga.

      17. (a) Apa yang Saudara sukai dari Yehuwa sebagai Tukang Tembikar Saudara? (b) Apa yang akan dibahas dalam artikel berikutnya?

      17 Beberapa perajin masih membentuk tanah liat dengan tangan mereka untuk menghasilkan karya yang indah. Yehuwa juga dengan sabar membentuk kita dengan nasihat-Nya, dan Ia memperhatikan baik-baik tanggapan kita. (Baca Mazmur 32:8.) Bisakah Saudara merasakan bahwa Yehuwa peduli kepada Saudara? Apakah Saudara merasakan bahwa Yehuwa dengan sabar sedang membentuk Saudara? Jika begitu, sifat apa yang dibutuhkan untuk bisa menjadi seperti tanah liat yang lembek agar bisa terus dibentuk? Sifat apa yang harus dibuang agar tidak menjadi seperti tanah liat yang keras? Dan, bagaimana orang tua bisa bekerja sama dengan Yehuwa untuk membentuk anak mereka? Artikel berikut akan menjawabnya.

  • Apakah Saudara Rela Dibentuk?
    Menara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2016 | Juni
    • Sebagai contoh dari orang yang dibentuk oleh Sang Tukang Tembikar, seorang saudara pergi meninggalkan dua penatua tapi belakangan kembali untuk berbicara dengan mereka

      Apakah Saudara Rela Dibentuk?

      ”Lihat! Seperti tanah liat di tangan tukang tembikar, demikianlah kamu di tanganku.”​—YER. 18:6.

      NYANYIAN: 60, 22

      BISAKAH SAUDARA MENJELASKAN?

      • Sifat apa saja yang bisa membuat kita menolak nasihat Yehuwa?

      • Sifat apa saja yang kita butuhkan supaya bisa terus dibentuk oleh Allah?

      • Bagaimana orang tua bisa bekerja sama dengan Yehuwa sewaktu membentuk anak mereka?

      1, 2. (a) Mengapa Allah menganggap Daniel sebagai ”orang yang sangat dikasihi”? (b) Bagaimana kita bisa taat seperti Daniel?

      ORANG Yahudi yang ditawan ke Babilon tinggal di kota yang penuh dengan orang-orang yang menyembah roh jahat dan berhala. Tapi, beberapa orang Yahudi tetap setia kepada Yehuwa, seperti Daniel dan ketiga temannya. Mereka tidak mau dibentuk oleh orang Babilon. (Dan. 1:6, 8, 12; 3:16-18) Daniel dan teman-temannya hanya menyembah Yehuwa dan mau dibentuk oleh Sang Tukang Tembikar. Hampir sepanjang hidupnya, Daniel tinggal di lingkungan yang buruk. Tapi, malaikat Allah menyebutnya sebagai ”orang yang sangat dikasihi”.​—Dan. 10:11, 19.

      2 Seorang perajin kadang menaruh tanah liat dalam cetakan untuk menghasilkan bentuk tertentu. Hamba Allah tahu bahwa Yehuwa adalah Penguasa alam semesta yang berhak membentuk bangsa-bangsa. (Baca Yeremia 18:6.) Dia juga berhak membentuk kita secara perorangan. Tapi, Dia tidak memaksa siapa pun untuk berubah. Dia ingin kita rela dibentuk oleh-Nya. Dalam artikel ini, kita akan belajar caranya menjadi seperti tanah liat yang lembek di tangan Allah. Ada tiga hal yang akan kita bahas. (1) Caranya membuang sifat-sifat yang bisa membuat kita menolak nasihat Allah dan menjadi seperti tanah liat yang keras. (2) Caranya memiliki sifat-sifat yang membuat kita tetap taat, seperti tanah liat yang lembek. (3) Caranya orang tua bisa bekerja sama dengan Yehuwa sewaktu membentuk anak mereka.

      BUANGLAH SIFAT YANG MEMBUAT HATI KITA KERAS

      3. Sifat apa yang membuat hati kita keras? Berikan contoh.

      3 Amsal 4:23 berkata, ”Lebih daripada semua hal lain yang harus dijaga, jagalah hatimu, karena dari situlah keluar sumber kehidupan.” Supaya hati kita tidak menjadi keras, kita perlu membuang hal-hal negatif seperti kesombongan, perbuatan dosa, dan hilangnya iman. Hal-hal itu bisa membuat kita tidak taat dan menolak nasihat. (Dan. 5:1, 20; Ibr. 3:13, 18, 19) Itulah yang terjadi dengan Raja Uzzia dari Yehuda. (Baca 2 Tawarikh 26:3-5, 16-21.) Awalnya, dia taat dan akrab dengan Allah sehingga ia diberkati. Tapi, ”segera setelah ia menjadi kuat, hatinya menjadi angkuh”. Begitu sombongnya dia sehingga dia mencoba mempersembahkan dupa di bait, padahal hanya imam yang boleh melakukannya. Sewaktu ditegur para imam, Uzzia sangat marah! Maka, Yehuwa merendahkan raja yang sombong itu. Dia menderita kusta sampai ia meninggal.​—Ams. 16:18.

      4, 5. Apa yang bisa terjadi jika kita tidak segera menyingkirkan kesombongan? Berikan contoh.

      4 Kita harus segera menyingkirkan kesombongan. Jika tidak, kita bisa mulai merasa bahwa kita lebih baik dari yang lain dan bahkan tidak mau menerima nasihat dari Alkitab. (Ams. 29:1; Rm. 12:3) Contohnya adalah seorang penatua yang bernama Jim. Dia tidak setuju dengan penatua lainnya tentang suatu masalah di sidangnya. Jim berkata, ”Saya bilang ke mereka kalau mereka tidak punya kasih. Lalu, saya tinggalkan rapat penatua itu.” Sekitar enam bulan kemudian, dia pindah sidang, tapi dia tidak dilantik sebagai penatua di sana. Jim sangat kecewa. Dia begitu yakin bahwa dia benar. Dia pun tidak mau melayani Yehuwa lagi. Jim menjadi tidak aktif selama sepuluh tahun. Dia mengakui bahwa dia dulu sombong sehingga mulai menyalahkan Yehuwa atas apa yang terjadi. Selama bertahun-tahun, saudara-saudara mengunjungi dan berupaya membantunya. Tapi, Jim menolak bantuan mereka.

      5 Jim berkata, ”Dulu, saya selalu merasa bahwa mereka yang salah.” Dari pengalaman ini, kita belajar bahwa jika kita sombong, kita bisa membenarkan tindakan kita yang salah. Dan, kita bukan lagi seperti tanah liat yang lembek. (Yer. 17:9) Apakah Saudara pernah tersinggung dengan rekan seiman? Pernahkah Saudara sedih karena kehilangan hak istimewa? Bagaimana tanggapan Saudara? Apakah Saudara menjadi sombong? Atau, apakah Saudara menyadari bahwa yang terpenting adalah berdamai dengan rekan seiman dan tetap setia kepada Yehuwa?​—Baca Mazmur 119:165; Kolose 3:13.

      6. Kalau kita terus berbuat dosa, apa yang bisa terjadi?

      6 Jika seseorang terus berbuat dosa dan bahkan menyembunyikannya, dia akan sulit menerima nasihat Alkitab yang diberikan. Lalu, dia akan terbiasa berbuat dosa. Seorang saudara berkata bahwa lama-lama dia tidak lagi merasa bersalah atas tingkah lakunya yang buruk. (Pkh. 8:11) Saudara lain yang dulunya suka melihat pornografi berkata, ”Saya akhirnya suka mengkritik penatua.” Kebiasaan itu merusak hubungannya dengan Yehuwa. Sewaktu perbuatannya tersingkap, ia mendapat bantuan dari penatua. Memang, kita semua tidak sempurna. Jadi, sewaktu berbuat salah, kita harus meminta pengampunan dan bantuan dari Allah. Jika kita malah membenarkan perbuatan kita yang salah atau mengkritik orang yang menasihati kita, hati kita bisa menjadi keras.

      7, 8. (a) Apa yang menunjukkan bahwa orang Israel tidak beriman? (b) Apa pelajarannya bagi kita?

      7 Orang Israel melihat banyak mukjizat sewaktu Yehuwa membebaskan mereka dari Mesir. Tapi, sewaktu mereka akan masuk ke Tanah Perjanjian, hati mereka menjadi keras. Mengapa? Karena mereka tidak beriman kepada Allah. Bukannya percaya kepada Yehuwa, mereka mulai takut dan mengeluh terhadap Musa. Mereka bahkan mau pulang ke Mesir, tempat mereka diperbudak! Yehuwa sangat sakit hati dan berkata, ”Berapa lama bangsa ini akan memperlakukan aku tanpa respek?” (Bil. 14:1-4, 11; Mz. 78:40, 41) Mereka pun mati di padang gurun karena tidak beriman dan hati mereka keras.

      8 Saat ini, dunia baru sudah sangat dekat. Iman kita sedang diuji. Jadi, kita perlu memeriksa mutu iman kita. Apakah kita yakin bahwa iman kita kuat? Kita bisa merenungkan kata-kata Yesus di Matius 6:33. ’Apakah cita-cita dan keputusan saya membuktikan bahwa saya yakin dengan kata-kata Yesus? Apakah saya kadang tidak berhimpun atau tidak mengabar karena mencari lebih banyak uang? Bagaimana jika pekerjaan saya menyita lebih banyak waktu dan tenaga? Apakah dunia ini mulai membentuk saya dan bahkan mungkin membuat saya berhenti melayani Yehuwa?’

      9. Mengapa kita perlu ’terus menguji’ apakah kita berada dalam iman, dan bagaimana caranya?

      9 Kalau kita tidak mengikuti petunjuk Alkitab tentang pergaulan, pemecatan, atau hiburan, hati kita bisa menjadi keras. Bagaimana kalau itu mulai terjadi atas diri Saudara? Saudara harus segera memeriksa iman Saudara! Alkitab berkata, ”Teruslah uji apakah kamu berada dalam iman, teruslah periksa bagaimana diri kamu sebenarnya.” (2 Kor. 13:5) Saudara perlu jujur dan memperbaiki cara berpikir Saudara dengan menggunakan Alkitab.

      TETAPLAH MUDAH DIBENTUK

      10. Apa yang harus kita lakukan agar menjadi seperti tanah liat yang lembek di tangan Yehuwa?

      10 Supaya bisa tetap menjadi seperti tanah liat yang lembek, Allah membantu kita melalui Alkitab, sidang, dan pelayanan. Jika kita membaca Alkitab dan merenungkannya setiap hari, kita akan menjadi seperti tanah liat yang lembek di tangan Yehuwa sehingga Dia bisa membentuk kita. Yehuwa memberi perintah kepada raja-raja Israel untuk menyalin Hukum Allah dan membacanya setiap hari. (Ul. 17:18, 19) Para rasul tahu bahwa membaca Firman Allah dan merenungkannya sangat penting bagi pelayanan mereka. Sewaktu menulis Firman Allah, mereka ratusan kali mengutip Kitab-Kitab Ibrani. Sewaktu mengabar, mereka menyarankan orang-orang untuk juga membaca dan merenungkan Firman Allah. (Kis. 17:11) Kita pun tahu bahwa membaca Alkitab dan merenungkannya setiap hari itu penting. (1 Tim. 4:15) Dengan melakukannya, kita bisa tetap rendah hati dan dibentuk oleh Yehuwa.

      11, 12. Bagaimana Yehuwa menggunakan sidang untuk membentuk kita sesuai dengan kebutuhan kita? Berikan contoh.

      11 Yehuwa menggunakan sidang untuk membentuk kita sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Jim, yang disebutkan sebelumnya, mulai berubah setelah seorang penatua memberikan perhatian kepadanya. Jim berkata, ”Dia tidak pernah menyalahkan atau mengkritik saya. Dia tetap positif dan benar-benar ingin membantu.” Sekitar tiga bulan kemudian, penatua itu mengajak Jim berhimpun. Jim bercerita bahwa cara berpikirnya berubah setelah melihat kasih dan sambutan yang hangat dari saudara-saudari. Dia mulai menyadari bahwa yang paling penting bukanlah perasaannya. Istrinya dan para penatua menguatkan dia. Lalu, dia perlahan-lahan kembali melayani Yehuwa. Jim juga terbantu setelah membaca artikel ”Yehuwa Tidak Dapat Dipersalahkan” dan ”Melayani Yehuwa dengan Loyal” di Menara Pengawal 15 November 1992.

      Seorang saudari dibentuk oleh Sang Tukang Tembikar sewaktu ia membaca Alkitab, berdoa, berhimpun, dan mengabar

      Manfaatkan bantuan Allah agar Saudara tetap menjadi seperti tanah liat yang lembek (Lihat paragraf 10-13)

      12 Akhirnya, Jim menjadi penatua lagi. Sejak itu, dia sudah membantu saudara-saudara lain menyelesaikan masalah yang sama dan menguatkan iman mereka. Dia berpikir bahwa tadinya dia akrab dengan Yehuwa, tapi ternyata tidak! Dia menyesal bahwa karena sombong, dia mengabaikan hal-hal yang lebih penting dan hanya memperhatikan kesalahan orang.​—1 Kor. 10:12.

      13. Sifat apa yang bisa kita dapatkan dengan mengabar, dan apa lagi manfaatnya?

      13 Pengabaran juga bisa membentuk kita menjadi orang yang lebih baik. Bagaimana caranya? Sewaktu kita memberitakan kabar baik, kita harus rendah hati dan memiliki berbagai segi buah roh. (Gal. 5:22, 23) Cobalah renungkan sifat-sifat bagus apa yang telah kita miliki karena rajin mengabar. Kalau kita meniru Kristus, orang-orang mau mendengarkan berita kita dan mungkin mengubah sikap mereka terhadap kita. Contohnya, dua Saksi di Australia mencoba mengabar kepada seorang wanita di rumahnya. Wanita itu menjadi sangat marah dan kasar kepada mereka. Tapi, dua Saksi itu mendengarkan dia dengan tenang. Belakangan, wanita itu menyesal dan mengirimkan surat ke kantor cabang. Dia meminta maaf atas sikapnya. Dia menulis, ”Saya merasa diri konyol karena telah mengusir dua orang yang memberitakan Firman Allah.” Pengalaman ini membuktikan pentingnya bersikap lembut dalam pengabaran. Selain bermanfaat bagi orang lain, pelayanan membantu kita memperbaiki sifat-sifat kita.

      BEKERJA SAMALAH DENGAN ALLAH SEWAKTU MEMBENTUK ANAK SAUDARA

      14. Apa yang harus orang tua lakukan agar berhasil membentuk anak mereka?

      14 Anak-anak biasanya rendah hati dan senang belajar. (Mat. 18:1-4) Jadi, orang tua perlu menanamkan kebenaran dan mengajar anak mereka untuk mengasihi kebenaran sejak kecil. (2 Tim. 3:14, 15) Supaya berhasil, orang tua sendiri harus mengasihi kebenaran dan menerapkannya. Maka, anak-anak akan lebih tergerak untuk mengasihi kebenaran. Anak-anak juga akan menyadari bahwa disiplin yang mereka terima adalah bukti kasih dari orang tua dan Yehuwa.

      15, 16. Jika seorang anak dipecat, bagaimana orang tua harus menunjukkan iman kepada Allah?

      15 Meski orang tua sudah mengajarkan kebenaran kepada anak mereka, ada anak yang meninggalkan Yehuwa atau dipecat. Jika itu terjadi, keluarga pasti sangat sedih. Seorang saudari di Afrika Selatan berkata, ”Waktu kakak laki-laki saya dipecat, dia seolah-olah sudah mati. Hati kami hancur!” Tapi, apa yang dilakukan saudari itu dan orang tuanya? Mereka menaati petunjuk Alkitab. (Baca 1 Korintus 5:11, 13.) Orang tuanya tahu bahwa semua akan mendapat manfaat kalau mereka menaati nasihat Allah. Mereka tahu bahwa pemecatan adalah disiplin yang penuh kasih dari Yehuwa. Maka, mereka hanya menghubungi anak itu kalau ada urusan keluarga yang sangat penting.

      16 Bagaimana perasaan anak yang dipecat itu? Belakangan dia bercerita, ”Saya tahu keluarga saya tidak membenci saya. Mereka menaati Yehuwa dan organisasi-Nya.” Dia melanjutkan, ”Sewaktu tidak ada jalan lain kecuali memohon bantuan dan pengampunan Yehuwa, kita baru tahu bahwa kita sangat membutuhkan Dia.” Bayangkan betapa senangnya keluarga itu sewaktu sang anak kembali kepada Yehuwa! Jelaslah, kita akan mendapat hasil yang baik kalau kita selalu menaati Allah.​—Ams. 3:5, 6; 28:26.

      17. Apa manfaatnya kalau kita selalu menaati Yehuwa?

      17 Nabi Yesaya menubuatkan bahwa orang Yahudi di Babilon yang bertobat akan mengatakan, ”Oh, Yehuwa, engkaulah Bapak kami. Kami adalah tanah liat, dan engkaulah Tukang Tembikar kami; dan kami semua adalah buatan tanganmu.” Mereka juga akan memohon, ”Janganlah mengingat kesalahan kami untuk selama-lamanya. Lihatlah: kami semua adalah umatmu.” (Yes. 64:8, 9) Kalau kita rendah hati dan selalu menaati Yehuwa, kita akan sangat Ia kasihi, seperti Daniel. Yehuwa akan terus membentuk kita dengan menggunakan Alkitab, roh kudus, dan organisasi-Nya supaya di masa depan kita akan menjadi ”anak-anak Allah” yang sempurna.​—Rm. 8:21.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan