-
”Disucikanlah Nama-Mu”Menara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2020 | Juni
-
-
BAGAIMANA NAMA ALLAH PERTAMA KALI DIFITNAH?
8. Apa yang Adam dan Hawa ketahui, dan pertanyaan apa saja yang muncul?
8 Adam dan Hawa tahu bahwa nama Allah adalah Yehuwa, dan mereka juga tahu banyak hal penting tentang Dia. Misalnya, mereka tahu bahwa Yehuwa adalah Sang Pencipta, yang memberi mereka kehidupan, tempat tinggal yang indah, dan teman hidup yang sempurna. (Kej. 1:26-28; 2:18) Tapi, apakah mereka akan terus menggunakan pikiran mereka yang sempurna untuk merenungkan semua berkat dari Yehuwa? Apakah mereka akan terus berupaya untuk semakin menyayangi dan menghargai Yehuwa? Pertanyaan-pertanyaan ini terjawab ketika mereka dicobai oleh musuh Allah.
9. Menurut Kejadian 2:16, 17 dan 3:1-5, apa yang Yehuwa katakan kepada Adam dan Hawa, dan bagaimana Setan membohongi mereka?
9 Baca Kejadian 2:16, 17 dan 3:1-5. Dengan menggunakan seekor ular, Setan bertanya kepada Hawa, ”Apa benar Allah berkata bahwa kalian tidak boleh makan buah dari semua pohon di taman ini?” Setan sedang berupaya membohongi Hawa supaya Hawa berpikiran negatif tentang Allah. Allah sebenarnya hanya melarang Adam dan Hawa memakan buah dari satu pohon saja. Tapi, Dia mengizinkan mereka makan buah dari semua pohon lainnya. Pasti ada banyak sekali jenis buah yang bisa dinikmati oleh Adam dan Hawa. (Kej. 2:9) Yehuwa sangat murah hati kepada mereka. Jadi pertanyaan Setan tadi berisi kebohongan. Setan membuat Hawa berpikir bahwa Allah tidak murah hati. Itu mungkin membuat Hawa bertanya-tanya, ’Apakah Allah menahan sesuatu dari saya?’
10. Bagaimana Setan dengan terang-terangan memfitnah nama Allah, dan apa akibatnya?
10 Saat Setan bertanya seperti itu, Hawa masih menaati Allah sebagai Penguasa. Hawa memberitahukan kepada Setan perintah Allah yang sangat jelas. Hawa juga mengatakan bahwa dia dan Adam bahkan tidak boleh menyentuh pohon itu. Hawa tahu bahwa kalau mereka tidak taat, mereka akan mati. Tapi Setan berkata, ”Kalian pasti tidak akan mati.” (Kej. 3:2-4) Jadi sekarang, Setan dengan terang-terangan menyebut Allah sebagai pembohong. Dia memfitnah Allah dan merusak nama baik-Nya. Pada saat itulah Setan menjadi Iblis, yang berarti ”pemfitnah”. Hawa percaya apa yang Setan katakan. Dia ”benar-benar tertipu”. (1 Tim. 2:14) Karena lebih memercayai Setan daripada Yehuwa, Hawa akhirnya membuat keputusan yang sangat buruk. Dia tidak menaati Yehuwa, dan dia memakan buah yang Yehuwa larang. Belakangan, dia juga memberikan buah itu kepada Adam.—Kej. 3:6.
11. Apa yang seharusnya dilakukan oleh Adam dan Hawa?
11 Coba pikirkan tentang apa yang seharusnya Hawa katakan kepada Setan. Bayangkan dia berkata begini: ”Saya tidak tahu siapa kamu. Tapi saya tahu seperti apa Bapak saya, Yehuwa. Saya sayang dan percaya kepada Dia. Dia sudah berikan semuanya untuk saya dan Adam. Berani-beraninya kamu bicara seperti itu! Pergi kamu!” Seandainya saja Hawa tetap setia dan berkata seperti itu, Yehuwa pasti sangat senang! (Ams. 27:11) Tapi, Hawa maupun Adam tidak menunjukkan kasih setia kepada Yehuwa. Karena itulah mereka tidak membela nama Yehuwa yang difitnah oleh Setan.
12. Bagaimana Setan berupaya merusak nama baik Yehuwa di Taman Eden, dan apa yang tidak dilakukan Adam dan Hawa?
12 Seperti yang sudah kita bahas, Setan mulai berupaya merusak nama baik Yehuwa di Taman Eden. Dia membuat Hawa merasa ragu apakah Yehuwa memang Bapak yang baik. Dan karena Adam dan Hawa tidak membela nama Yehuwa, Setan akhirnya berhasil memengaruhi mereka untuk memberontak terhadap Bapak mereka. Sekarang, Setan juga menggunakan cara yang sama. Dia menyebarkan fitnah tentang Yehuwa untuk merusak nama baik-Nya. Banyak orang memercayai kebohongan Setan. Akibatnya, mereka bisa dengan mudah dipengaruhi untuk menolak Yehuwa sebagai Penguasa mereka.
-
-
”Disucikanlah Nama-Mu”Menara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2020 | Juni
-
-
Setan memfitnah Yehuwa serta berbohong kepada Hawa, dan selama ribuan tahun, dia terus memfitnah Allah (Lihat paragraf 9-10, 15)b
15. Bagaimana Setan memfitnah nama Allah sekarang, dan apa akibatnya?
15 Sampai sekarang, Setan masih memfitnah nama Allah. Dia berupaya membuat orang-orang merasa ragu apakah Allah memang mahakuasa, adil, bijaksana, dan pengasih. Misalnya, Setan berupaya meyakinkan orang-orang bahwa Pencipta itu tidak ada. Dan kalaupun orang-orang percaya bahwa Allah itu ada, Setan berupaya membuat mereka merasa bahwa Allah itu terlalu kaku dan tidak adil. Dia bahkan menyebarkan ajaran bahwa Yehuwa adalah Allah yang tidak berperasaan dan kejam, yang membakar orang dalam api neraka. Kalau orang-orang memercayai kebohongan Setan, mereka kemungkinan besar akan menolak Yehuwa sebagai Penguasa mereka. Selama Setan belum dibinasakan, dia akan terus memfitnah nama Yehuwa. Dan dia juga akan berupaya memengaruhi Saudara untuk meninggalkan Yehuwa.
-