Laporan Sedunia
Membangun untuk Mengakomodasi Kumpulan Besar
Pada tahun 1935, Saksi-Saksi Yehuwa mendapat pencerahan Alkitab tentang maksud-tujuan Allah untuk menghimpunkan suatu kumpulan besar dewasa ini, selama sistem sekarang, yang akan melayani Yehuwa untuk selama-lamanya di bumi firdaus. (Pny. 7:9, 10) Pada tahun itu pula, untuk pertama kalinya, salah satu tempat berhimpun mereka di Hawaii disebut Balai Kerajaan. Sekarang, ribuan Balai Kerajaan dibanjiri orang yang telah menyambut janji Alkitab yang menghangatkan hati dan yang telah mengakui standar-standarnya yang adil-benar.
Hadirin perhimpunan di Balai Kerajaan berjumlah jutaan setiap minggunya. Dengan ratusan ribu orang yang dibaptis setiap tahunnya, terdapat kebutuhan mendesak untuk menambah jumlah Balai Kerajaan. Sebuah survei pada tahun 1998 menunjukkan bahwa sangat dibutuhkan sekitar 8.000 Balai Kerajaan lagi di 40 negeri berkembang. Apa yang telah dicapai pada tahun dinas lalu untuk memenuhi kebutuhan itu?
Kantor Pembangunan Balai Kerajaan Regional didirikan di lokasi-lokasi strategis seperti Afrika Selatan, Australia, dan Jerman. Kantor-kantor ini menjadi basis kegiatan, dan dari sinilah para pengawas proyek mulai membantu mengorganisasi program pembangunan Balai Kerajaan di Afrika Barat dan Timur, Asia-Pasifik, dan Eropa Timur. Sejauh ini, 77 hamba internasional mendukung pekerjaan ini di 21 negeri di Afrika, 7 di Eropa Timur, dan 4 di Asia-Pasifik. Dua negeri di Amerika Latin juga sedang dibantu. Sedapat mungkin, upaya-upaya dibuat untuk membentuk Regu Konstruksi Balai Kerajaan yang melayani sepenuh waktu. Selama masih mungkin, pembangunannya menggunakan metode dan material lokal, dan saudara-saudara setempat dianjurkan untuk ambil bagian dalam proses pembangunan. Akan tetapi, sebagai langkah permulaan, satu atau dua hamba internasional dapat memimpin kelompok ini untuk memberikan pelatihan yang dibutuhkan. Apabila tempat perhimpunan sangat dibutuhkan, tetapi keadaan ekonomi menyulitkan saudara-saudara setempat untuk membeli bahan bangunan, hamba-hamba internasional juga berupaya menyediakan bantuan dalam bidang ini.
Setelah saudara-saudara di Ghana dibantu untuk mengefisienkan program konstruksi Balai Kerajaan mereka, mereka dapat membangun 13 Balai Kerajaan pada tahun lalu, dibandingkan dengan 4 balai pada tahun-tahun sebelumnya. Di Burundi, dengan bantuan hamba-hamba internasional, 11 Balai Kerajaan dibangun dalam waktu beberapa bulan saja. Kebetulan, Balai Kerajaan di Gitega, Burundi, merupakan bangunan pertama yang didirikan di sebuah bukit di sana. Dan, sesuai dengan kebiasaan setempat, banyak warga di daerah itu menamakan bukit itu Gunung Yehuwa.
Liberia mengalami pertambahan penyiar sebesar 40 persen pada tahun 1998 dan 19 persen pada tahun 1999. Setelah bertahun-tahun dilanda perang sipil, kebanyakan sidang di negeri itu membutuhkan Balai Kerajaan. Namun, mayoritas saudara kita di sana menghadapi problem ekonomi yang serius, antara lain pengangguran. Betapa bersyukurnya mereka atas bantuan finansial yang disediakan saudara-saudara mereka di negeri-negeri lain sehingga mereka dapat membangun Balai Kerajaan! Mereka juga bersyukur atas bantuan lima hamba internasional yang datang untuk mengorganisasi pekerjaan pembangunan.
Di Nigeria, dibutuhkan tambahan lebih dari 1.800 Balai Kerajaan. Di Abeokuta, Nigeria, persatuan dan kerajinan Saksi-Saksi setempat yang ikut serta dalam pembangunan bahkan membuat seorang wanita yang memimpin gereja di dekat situ tergerak untuk menyumbangkan tenaga. Ia sekarang melayani Yehuwa bersama sidang yang pernah ia bantu pembangunan Balai Kerajaannya. Di Togo, terdapat tentangan sengit terhadap pembangunan Balai Kerajaan di sebuah desa sehingga saudara-saudara memindahkan proyek ke lokasi lain. Tetapi, setelah para penentang melihat betapa bagusnya Balai Kerajaan yang sedang dibangun, mereka bertanya apakah Saksi-Saksi masih berminat membangun balai di tanah yang dipersengketakan itu.
Di Sri Lanka, sidang-sidang berhimpun di rumah pribadi, di bangunan darurat yang kecil dari anyaman daun kelapa, dan di bawah naungan awning di halaman belakang. Betapa bersyukurnya mereka karena akan segera mendapat tempat ibadat yang lebih cocok dan lebih bermartabat! Tiga belas proyek Balai Kerajaan sedang digarap di Sri Lanka, 20 proyek sedang dalam tahap persiapan, dan 50 lainnya telah diusulkan untuk lima tahun ke depan.
Sewaktu Balai Kerajaan telah tersedia, orang-orang lebih siap untuk mengambil manfaat dari pengajaran yang Yehuwa sediakan. Oleh karena itu, sewaktu sebuah Balai Kerajaan baru yang besar didirikan di pinggir kota Lima, Peru, hadirin meningkat di ketiga sidang yang menggunakannya, dan dalam waktu setahun, 75 penyiar baru mulai ambil bagian dalam dinas pengabaran.
Di kota-kota besar, yang mempunyai banyak sidang, properti dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan mendirikan bangunan yang dapat menampung lebih dari satu Balai Kerajaan. Pada akhir pekan tanggal 29 dan 30 Mei, tiga kompleks Balai Kerajaan ditahbiskan di Rumania. Di Cluj-Napoca, satu kompleks terdiri dari empat Balai Kerajaan; satu lagi terdiri dari dua balai. Pada hari berikutnya, di Târgu-Mureş, sebuah kompleks yang terdiri dari tujuh Balai Kerajaan ditahbiskan.
Menyediakan Balai Kebaktian
Sebagai tempat pertemuan besar, Balai Kebaktian dibangun di banyak negeri. Di Estonia, dua kompleks Balai Kerajaan/Balai Kebaktian ditahbiskan pada tahun itu. Tiap-tiap kompleks terdiri dari tiga Balai Kerajaan terpisah yang jika digabungkan membentuk Balai Kebaktian besar. Salah satu peristiwa penting di Polandia pada tahun dinas ini adalah ditahbiskannya tiga Balai Kebaktian dalam satu akhir pekan. Dua anggota Badan Pimpinan, Theodore Jaracz dan Daniel Sydlik, turut menghadiri acara istimewa ini dan menyampaikan khotbah yang menganjurkan di tiap-tiap balai. Selain balai-balai yang besar itu, telah dibangun pula sebuah amfiteater berkapasitas 6.400 tempat duduk yang terletak di kota Sosnowiec, dan fasilitas ini digunakan untuk menyelenggarakan lima kebaktian distrik pada bulan Juli.
Di Amerika Serikat, yang sekarang memiliki 980.419 penyiar Kerajaan, empat Balai Kebaktian baru ditahbiskan pada tahun lalu, sehingga seluruhnya berjumlah 40. Di Brasil, yang memiliki 528.034 penyiar, Balai Kebaktian ke-17 ditahbiskan. Balai ini terdiri dari dua auditorium yang berkapasitas 10.000 tempat duduk, berjarak kira-kira satu jam dengan mobil dari São Paulo. Dua Balai Kebaktian baru bersisi terbuka ditahbiskan di Nigeria pada tahun itu—satu di Ota dan yang satu lagi di Ibadan, yang masing-masing berkapasitas 10.000 dan 5.000 tempat duduk.
Fasilitas-fasilitas lain juga sedang dipersiapkan untuk mendukung program pendidikan Alkitab seluas dunia.
Pusat Pendidikan Menara Pengawal
Pada tahun 1986, surat izin mulai diurus guna membangun suatu kompleks yang kini telah memiliki 28 bangunan, bernama Pusat Pendidikan Menara Pengawal di Patterson, New York, Amerika Serikat. Pada tahun 1989, pekerjaan konstruksi sudah dapat dimulai. Pada tahun 1994, berbagai departemen yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan Saksi-Saksi Yehuwa mulai menempati gedung-gedung ini. Pada tahun 1995, Sekolah Gilead dipindahkan ke fasilitas ini. Sekolah bagi para anggota Panitia Cabang dan pengawas keliling juga dilaksanakan di sini. Akhirnya, pada tahun 1999, acara penahbisan diselenggarakan. (Laporan tentang acara ini dimuat dalam Menara Pengawal 15 November 1999.) Puluhan ribu Saksi dan para peminat lainnya berkunjung ke fasilitas ini setiap tahun, dan mereka bersukacita melihat apa yang telah dihasilkan dari sumbangan sukarela mereka, upaya terpadu saudara-saudari yang merelakan diri, dan yang terutama, berkat Yehuwa.
Fasilitas Kantor Cabang yang Dibutuhkan
Pertambahan jumlah pemuji Yehuwa di banyak negeri membutuhkan pembangunan gedung kantor cabang yang baru. Yang melayani di kantor-kantor cabang tersebut, serta di kantor pusat, adalah anggota keluarga Betel, yang merupakan Ordo Pelayan Istimewa Sepenuh Waktu.
BOLIVIA: Ekspansi teokratis yang menakjubkan membuahkan fasilitas kantor cabang yang baru di Santa Cruz, Bolivia, yang ditahbiskan pada tanggal 20 Maret 1999. Dari 714 penyiar pada waktu kantor cabang sebelumnya ditahbiskan pada tahun 1968, jumlah pemberita Kerajaan di Bolivia telah mencapai puncak 15.388, dan hadirin Peringatan pada tahun 1999 berjumlah 53.312 orang.
Kantor cabang baru, yang terletak di dataran rendah tropis Bolivia, dibangun sepenuhnya oleh tenaga kerja lokal—sebagian besar adalah tenaga sukarela Saksi—dan dengan menggunakan bahan-bahan lokal yang bermutu tinggi. Hasilnya adalah suatu bangunan dengan lingkungan yang sejuk tanpa AC dan yang menyatu asri dengan lingkungannya yang banyak ditumbuhi pohon. Pada kunjungan Gerrit Lösch, anggota Badan Pimpinan, Balai Kebaktian yang pertama di negeri ini serta fasilitasnya, ditahbiskan untuk Yehuwa. Ribuan Saksi asal Bolivia serta para undangan dari 11 negeri menghadiri acara yang menyenangkan ini, termasuk para mantan utusan injil yang pernah melayani selama jangka waktu tertentu di sepanjang 54 tahun sejarah pekerjaan utusan injil di sana.
MOZAMBIK: ”Yehuwa itu agung dan patut dipuji.” (Mz. 48:1) Itulah ungkapan favorit Saksi-Saksi Yehuwa di Mozambik, yang sering terdengar pada tanggal 19 Desember 1998, ketika fasilitas kantor cabang yang baru ditahbiskan di Maputo, dekat Samudra Hindia. Beberapa tahun yang lalu, ini tampaknya mustahil. Saksi-Saksi Yehuwa berada di bawah pelarangan pemerintah selama lebih dari dua dekade, hingga tahun 1991. Pada tahun itu, mereka baru berjumlah 6.000 lebih. Pada akhir tahun 1998, dilaporkan terdapat puncak penyiar sebesar 29.514. Fasilitas kantor cabang yang baru pun dibutuhkan.
Bagaimana kantor cabang ini dapat dibangun, mengingat mayoritas saudara-saudara di Mozambik tidak berpengalaman dalam pekerjaan konstruksi? Bantuan datang dari banyak hamba internasional dan pekerja sukarela internasional, yang melatih Saksi-Saksi setempat sementara pekerjaan dilakukan. Para tamu dari 15 negeri menghadiri penahbisannya, dan pada akhir pekan itu pula, di Matola, yang berjarak 26 kilometer, Balai Kebaktian pertama di Mozambik juga ditahbiskan. Memang, Yehuwa itu agung! Tanpa perhatian-Nya yang pengasih, hamba-hamba-Nya di Mozambik tidak akan pernah menyaksikan peristiwa-peristiwa historis ini.
KALEDONIA BARU: Pada tanggal 24 Oktober 1998, sebuah kantor cabang dan Balai Kebaktian ditahbiskan di Kaledonia Baru. Fasilitas ini tiga kali lebih luas daripada kantor cabang semula. Tiga regu penerjemah melayani di sini untuk memenuhi kebutuhan Kaledonia Baru dan daerah-daerah yang berada di bawah kepengawasan kantor cabang ini.
Acara penahbisannya beragam dan sangat menggembirakan. Ditampilkan pula tayangan audiovisual yang mempertunjukkan garis besar proyek konstruksi. Saksi-Saksi Yehuwa di Kaledonia Baru sangat senang karena Lloyd Barry, anggota Badan Pimpinan, turut hadir di antara mereka untuk menyampaikan khotbah penahbisan.
SENEGAL: Sejak Saksi Yehuwa pertama tiba di Senegal pada tahun 1951, banyak upaya dikerahkan untuk menjangkau jutaan orang di wilayah kantor cabang ini. Terdapat 194 utusan injil dari 18 negeri yang pernah melayani di sini. Ratusan orang telah mereka bantu untuk turut melayani Yehuwa di negeri ini yang lebih dari 90 persen populasinya beragama non-Kristen.
Konstruksi kantor cabang yang baru di Cape Almadies, di pinggiran kota Dakar, menggunakan metode yang tampak baru bagi kebanyakan orang di daerah itu. Sewaktu panel-panel pracetak yang besar diangkat dengan derek dan dipasang di tempatnya, orang-orang yang mengamatinya bertepuk tangan dan bersorak. Semuanya pas, tegak lurus, dan terpasang sempurna. Pada akhir acara penahbisan di ujung barat Benua Afrika itu, pada tanggal 19 Juni 1999, seluruh hadirin menyanyi dengan sepenuh hati, ”Syukur Kami, Yehuwa”!
Afrika
Sejarah modern Saksi-Saksi Yehuwa di Afrika bermula dari awal dekade 1880-an. Pada dekade 1920-an, pekerjaan pemberitaan telah dilaksanakan secara intensif di benua itu. Pada tahun lalu, puncak penyiar sebesar lebih dari 830.000 Saksi di seluruh Afrika ambil bagian dalam menceritakan kepada tetangga mereka dan orang-orang lain tentang ”perkara-perkara yang besar dari Allah”.—Kis. 2:11.
Sungguh membesarkan hati melihat banyak remaja menjadikan sekolah mereka sebagai daerah pengabaran. Dorcas, seorang saudari muda di Mozambik, menetapkan target pribadi untuk memberi kesaksian kepada kepala sekolah dan semua guru, serta teman sekolahnya. Ia sekarang memimpin delapan pengajaran Alkitab, dan enam dari antaranya telah hadir di perhimpunan secara tetap tentu. Tiga pelajar lainnya membuat kemajuan, dibaptis, dan kemudian memenuhi syarat untuk menjadi perintis biasa. Empat dari antara guru Dorcas menyambut undangan untuk menghadiri perhimpunan. Ayah Dorcas sekarang belajar dengan seorang dari antara mereka. Seorang ibu guru, yang mendapat kesaksian dari Dorcas lima tahun yang lalu sewaktu ia hendak pindah sekolah, akhirnya menyambut karena kegigihan Dorcas dan bersedia belajar Alkitab dengan Dorcas agar dapat turut melaksanakan ibadat sejati.
Sejak tahun 1995, perhatian telah diberikan kepada sekitar lima juta penyandang tunarungu di Nigeria. Setelah melihat bahwa khotbah-khotbah diterjemahkan ke dalam bahasa isyarat di kebaktian distrik, banyak penyiar berminat belajar caranya berkomunikasi dalam bahasa ini. Dalam waktu setahun lebih sedikit, 216 penyiar dan perintis dari 61 sidang belajar bahasa isyarat dan sanggup memimpin pengajaran Alkitab dan menerjemah di perhimpunan. Lebih dari 80 sidang sekarang mengadakan perhimpunan yang dilengkapi penerjemah bagi para penyandang tunarungu ini.
Di Pantai Gading, seorang wanita muda bernama Florence memutuskan untuk menjadi biarawati. Tetapi, ia kecewa melihat ajaran yang dinyatakan sebagai misteri yang tidak dapat dijelaskan, dan ia terkejut akan rayuan seksual yang berulang kali dilakukan seorang pendeta kepadanya. Ia pun meninggalkan biara. Belakangan di Burkina Faso, Saksi-Saksi Yehuwa menjumpai dia dalam pelayanan dari rumah ke rumah. Setelah mempelajari brosur Apa yang Allah Tuntut dan buku Pengetahuan, ia segera menjadi hamba Yehuwa yang berbahagia.
Tahun lalu, Balai Kerajaan dan rumah-rumah pribadi di Bangui, Republik Afrika Tengah, telah dua kali menerima Saksi-Saksi yang mengungsi dengan menyeberangi sungai dari Republik Demokrasi Kongo yang sedang dilanda perang. Pada bulan Juli, lebih dari 200 saudara-saudari dan keluarga mereka, serta orang-orang lain, harus menyeberang sungai ke Bangui. Sementara sebagian besar pengungsi tetap berada di lapangan terbuka di pelabuhan, saudara-saudara kita terawat secara jasmani dan rohani. Perhimpunan dalam bahasa Lingala diselenggarakan untuk mereka di dua Balai Kerajaan, dan kelima corak perhimpunan masih dapat diadakan. Kalangan berwenang setempat yang mengamati hal ini berkata, ”Menakjubkan sekali apa yang kalian lakukan, membuka balai untuk menampung orang-orang malang ini. Kalian patut dipuji untuk hal ini.” Pria lain yang melewati balai mencegat seorang utusan injil dan mengatakan, ”Kalian memang menerapkan apa yang kalian ajarkan. Semoga Allah memberkati kalian.”
Sewaktu dirawat di rumah sakit beberapa tahun yang lalu, seorang penyiar wanita belum terbaptis di Ghana, memberikan kesaksian dari ranjang ke ranjang. Ada yang menghargai apa yang disampaikan saudari itu; ada pula yang menolaknya; ada seorang wanita yang mendengarkan tetapi tampaknya tidak menunjukkan reaksi. Bertahun-tahun kemudian, sewaktu menghadiri salah satu Kebaktian Distrik ”Jalan Hidup Ilahi” di Ghana, penyiar itu, yang sekarang adalah perintis istimewa, bertemu dengan wanita tersebut. ”Bagaimana ceritanya sampai Zus ada di sini?” tanya sang perintis. ”Yehuwa memang luar biasa,” kata wanita itu. ”Saya ingin sekali bertemu Zus untuk berterima kasih atas kebenaran Kerajaan yang Zus tanamkan di hati saya sewaktu di rumah sakit dulu. Waktu itu, penyakit saya parah sekali sehingga saya tidak bisa banyak bergerak, tetapi saya selalu memikirkan dan merenungkan kata-kata Zus tentang kehidupan di Firdaus di bawah Kerajaan Allah, dan tak seorang pun di sana ’akan mengatakan, ”Aku sakit.”’ Segera setelah saya keluar dari rumah sakit, saya mencari Saksi-Saksi Yehuwa dan mereka mulai mengajarkan banyak hal kepada saya. Tidak lama kemudian, saya pindah rumah. Di tempat saya yang baru, saya mencari Saksi-Saksi Yehuwa dan memulai lagi pelajaran Alkitab. Hasilnya, besok saya akan dibaptis di kebaktian ini.” Kedua wanita itu saling berpelukan dan menitikkan air mata sukacita. Kesaksian di rumah sakit itu benar-benar membuahkan hasil yang baik!
Di Mali, seorang wanita yang lumpuh selama 13 tahun karena guna-guna dikunjungi Saksi-Saksi Yehuwa. Wanita itu hanya mampu berjalan dengan merangkak. Pengajaran Alkitab pun dimulai. Kepadanya diceritakan tentang perhimpunan kita, tetapi mengingat keterbatasan fisik wanita itu, saudari kita tidak terlalu berharap wanita tersebut akan datang ke Balai Kerajaan. Akan tetapi, kebenaran menyentuh hati wanita itu. Bayangkan betapa terkejutnya saudara-saudari melihat seorang wanita di depan Balai Kerajaan, menunggu perhimpunan dimulai. Seorang saudara yang punya mobil mengantarnya pulang seusai perhimpunan. Seraya pelajarannya maju dan imannya akan Yehuwa bertumbuh, ia bebas dari belenggu roh-roh jahat. Lambat laun, ia mulai dapat menggunakan kakinya, dan setelah enam bulan, ia dapat berjalan kembali! Sekarang, ia adalah hamba Yehuwa yang terbaptis.
Sewaktu istirahat makan siang pada hari kedua di tempat kerjanya yang baru, seorang perintis biasa di Uganda memulai percakapan dengan seorang rekan sekerjanya sebagai berikut, ”Halo, saya merasa sulit mengetahui nama semua teman sekerja saya.” ”Jangan khawatir,” kata rekannya, ”sebentar lagi, kamu akan tahu nama semua orang di sini. Nama saya William.” ”Terima kasih atas perkenalannya,” kata perintis itu. ”Anda baik sekali. Memang, berupaya mengenal nama orang lain merupakan problem sedunia.” ”Maksudmu?” tanya William. Perintis itu melanjutkan, ”Misalnya, jika Anda ditanya siapa nama Pencipta alam semesta dan segala isinya, apakah Anda mengetahuinya?” Berawal dari pembahasan tentang nama Allah, mereka memulai pengajaran Alkitab keesokan harinya. William mengundang sang perintis ke rumahnya untuk berbincang-bincang bersama keluarganya. Sekarang, lima anggota keluarganya adalah Saksi-Saksi terbaptis. Sebelum Peringatan, sang perintis menyampaikan undangan dari kantor ke kantor kepada rekan-rekan sekerjanya untuk menghadiri peristiwa penting ini. Alangkah bersukacitanya melihat 40 orang menghadiri acara itu!
Banyak orang di Afrika telah menderita karena perang yang berkecamuk di negara mereka. Sering kali, mereka harus mengungsi. Tetapi, jika pengungsi itu adalah Saksi-Saksi Yehuwa, mereka terus memberitakan kabar baik. Banyak saudara-saudari di ibu kota Guinea-Bissau, Afrika Barat, melarikan diri sejauh 240 kilometer ke kota Buba. Seorang saudara dan istrinya tinggal di sana, tetapi tidak ada sidang di situ. Namun, segera setelah Saksi-Saksi dari ibu kota datang, perhimpunan diadakan dan pekerjaan kesaksian dilaksanakan. Belum lama ini, 40 orang menghadiri perhimpunan dan 70 pelajaran Alkitab diadakan.
Tiga puluh penyiar di Sidang Giteranyi, Burundi, berjalan sekitar 160 kilometer untuk menghadiri kebaktian wilayah di Kayanza. Perjalanan berlangsung selama tiga hari. Saudara-saudara yang punya sepeda memberikan tumpangan hingga jarak tertentu, kembali lagi untuk menjemput yang berjalan di belakang, mengangkutnya lagi hingga jarak tertentu, dan seterusnya. Seluruh keluarga Nzeyimana Jean—istri, ibu mertua, dan tujuh anak, termasuk yang menderita polio dan menggunakan tongkat—menempuh perjalanan. Dengan sukacita yang besar, semua tiba di lokasi kebaktian.
Amerika
Pada abad ke-18, Alkitab lengkap telah tersedia dalam bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, dan Portugis, yang telah menjadi bahasa-bahasa utama di Amerika. Di pengujung abad ke-19, Siswa-Siswa Alkitab, sebutan bagi Saksi-Saksi Yehuwa pada masa itu, melaksanakan program pendidikan Alkitab yang pada tahun 1935 telah mencapai hampir setiap negeri di Amerika. Sekarang, terdapat 2.769.625 Saksi yang bergairah di benua ini.
Di beberapa tempat, cuacanya sangat dingin, namun pemberitaan kabar baik terus dilaksanakan. Seorang penatua dari Sidang North Pole di Alaska memberi tahu kami bahwa pekerjaan dari rumah ke rumah dilakukan bahkan di bawah temperatur -37 derajat Celcius, dan perhimpunan bahkan diadakan meskipun temperatur mencapai -48 derajat Celcius. Melayani di bawah keadaan seperti ini membutuhkan ketekunan.
Di banyak bangunan di beberapa kawasan kota besar, para penghuninya jarang memberi kesempatan kepada para penyiar untuk berbicara berhadapan muka, karena takut akan kejahatan. Di Argentina, ketika sedang memberikan kesaksian di bangunan semacam itu, seorang penyiar berbicara melalui interkom kepada seorang nyonya yang mendengarkan dengan penuh minat. Mereka sepakat untuk melanjutkan percakapan di lain kesempatan. Banyak kunjungan kembali diadakan tanpa bertatap muka. Meskipun demikian, mereka menikmati percakapan yang menarik dan ayat-ayat dibacakan melalui interkom. Akhirnya, setelah empat bulan, nyonya tersebut mengundang sang penyiar ke apartemennya dan pengajaran Alkitab mulai diberikan. Kesabaran dan keuletan sang penyiar membuahkan hasil.
Di Amerika Serikat, terdapat lebih dari 17.000 panti wreda yang merawat ratusan ribu warga lansia. Bagaimana kabar baik dapat disampaikan kepada mereka? Beberapa sidang mencapai hasil yang baik dengan mengadakan pendekatan kepada direktur pelaksana panti itu dan merelakan diri untuk memenuhi kebutuhan rohani para penghuninya. Pada suatu kali, dijelaskan bahwa para relawan sidang akan senang memberikan pengajaran Alkitab gratis kepada siapa pun yang berminat. Tawaran itu diterima dengan senang hati. Sering kali, para staf, anggota keluarga, para tamu serta para pekerja bakti sosial ikut belajar. Direktur pelaksana menulis, ”Kelompok belajar ini memberikan dorongan rohani dan senantiasa menambah kesejahteraan bagi penghuni panti ini. Mereka sangat senang belajar Alkitab.” Ia mengakui bahwa, bagi para lansia, pelajaran Alkitab sangat menggugah secara mental. Yang menyenangkan bagi para staf, seorang wanita lansia yang belum pernah bicara sejak tiba di panti wreda mulai memberikan komentar dalam pelajaran. Seorang pria lansia yang belum pernah mengikuti kegiatan kelompok di panti itu sangat berminat mengikuti pelajaran Alkitab.
Seorang saudari di Cile, sewaktu memberikan kesaksian di taman makam, berbicara kepada seorang wanita yang baru kehilangan putranya yang berusia 12 tahun dalam suatu kecelakaan. Wanita yang sedang berkabung ini mengunjungi makam putranya dua kali sehari. Saksi ini membagikan harapan kebangkitan kepada wanita tersebut, dan pengajaran Alkitab segera dimulai. Wanita itu menceritakan hal ini kepada tetangganya yang sama-sama kehilangan putranya yang masih kecil, yang setiap hari mengunjungi makam putranya itu. Ia pun mulai belajar. Ibu wanita ini, sewaktu datang ke taman makam, meminta imamnya untuk mengadakan misa bagi cucunya yang sudah meninggal. Karena tanggapan sang imam yang tidak menyenangkan, sang nenek ini tidak lagi pergi ke gereja dan mulai belajar Alkitab. Sekarang, ketiga wanita ini membagikan harapan mereka yang baru kepada orang-orang lain di taman makam.
Apakah saudara bersedia digunakan Yehuwa untuk membantu orang lain belajar kebenaran meskipun kesanggupan pribadi saudara terbatas? Seorang saudari utusan injil di Kosta Rika bersedia. Ia masih belum lancar berkomunikasi dalam bahasa Spanyol. Meskipun demikian, ia mulai memberi pengajaran Alkitab kepada Ana, seorang Katolik yang saleh. Pengajaran itu menggunakan brosur Apa yang Allah Tuntut dari Kita? serta Alkitab. Penglihatan Ana kurang begitu bagus, sehingga ia hanya mendengarkan sewaktu paragraf dan ayat-ayat dibacakan; lalu ia mengomentarinya. Pada suatu pekan, Ana mengatakan sesuatu yang membesarkan hati saudari utusan injil ini, ”Meski komunikasi di antara kita belum lancar, itu bukan masalah bagi saya. Banyak hal yang kita bahas sangat berbeda dari ajaran Gereja Katolik. Jika saya diberi penjelasan panjang lebar dengan bahasa yang indah-indah, belum tentu akan saya terima, tetapi saudari menunjukkan hal-hal ini langsung dari Alkitab tanpa berpanjang lebar, jadi saya dapat melihat bahwa itulah yang sesungguhnya Alkitab ajarkan.”
Saksi-Saksi di Nikaragua telah mengerahkan upaya khusus untuk membawakan terbitan-terbitan Sedarlah! tertentu kepada para guru sekolah. Tema ”Apa Harapan Bagi Kaum Muda Sekarang?” merupakan salah satu contoh pembahasan yang dikemukakan. Nilai informasi itu sangat nyata. Di sebuah kota, meskipun seorang ibu guru menolak, seorang kepala sekolah meminta Saksi untuk mengadakan presentasi di hadapan seluruh siswa. Sebuah simposium selama satu setengah jam disajikan, dan banyak siswa memesan lektur. Setelah itu, ibu guru yang tadinya menolak sekarang meminta Saksi-Saksi memberikan presentasi yang sama di sekolah yang dikepalainya. Presentasi itu pun diselenggarakan. Pengajaran Alkitab mulai diberikan kepada ibu guru ini, dan sekarang ia meminta Saksi-Saksi menyampaikan khotbah kepada siswa-siswanya setiap bulan.
Eurasia
Eurasia memaksudkan Eropa dan Asia sebagai satu benua. Di sanalah Yehuwa pertama kali memberitakan kabar baik kepada Abraham. (Gal. 3:8) Di sana pulalah Yesus Kristus membubuh dasar pekerjaan penginjilan yang terus berlangsung hingga zaman kita. (Mat. 28:19, 20) Saksi-Saksi Yehuwa berupaya membagikan kabar baik kepada masyarakat Eurasia, yang kira-kira terdiri dari 80 negeri. Selain ratusan bahasa yang telah digunakan Lembaga Menara Pengawal dalam menerbitkan lektur Alkitab, sejak tahun 1995, telah ditambahkan 36 bahasa lagi, yang berarti menjangkau lebih dari 170.000.000 orang di belahan bumi ini. Dari antaranya adalah bahasa Punjabi (Nastaliq), Uzbek, Kazakh, Tajiki, Azerbaijani, dan Mongolia.
Pada tahun 1999, masalah serius menghebat di Kosovo. Hampir 800.000 warga etnik Albania dari Kosovo menjadi pengungsi di negeri-negeri tetangganya. Hampir 500.000 dari antaranya lari ke Albania. Dari antaranya terdapat 14 Saksi-Saksi Yehuwa beserta 8 anak mereka. Saksi-Saksi dari Albania membuka rumah mereka dan membantu saudara-saudara ini menghadapi masa-masa yang sangat sulit. Seraya konflik etnik kian memburuk, apa yang diprioritaskan saudara-saudara di Kosovo menjadi jelas. Mereka ingin memastikan bahwa saudara-saudara mereka asal Serbia selamat. Sebaliknya, Saksi-Saksi asal Serbia mengadakan upaya khusus untuk menghubungi saudara-saudara asal Albania guna memastikan bahwa mereka selamat. Alangkah kontrasnya kasih mereka dengan kebencian etnik di sekitar mereka! Setelah empat bulan, saudara-saudara di Kosovo ingin kembali. Mereka tidak berminat membawa banyak harta materi. Sebaliknya, mereka memesan berkardus-kardus lektur untuk membagikan berita yang menghibur tentang Kerajaan Allah.
Sewaktu seorang Saksi di Belgia berbicara dengan seorang wanita melalui interkom, wanita itu dengan terus terang mengatakan bahwa ia sedang tidak berminat membicarakan soal Alkitab. Saudari kita berjanji hendak menghubunginya kembali melalui telepon. Wanita itu terkejut sewaktu saudari tersebut benar-benar meneleponnya beberapa hari kemudian. Wanita itu menjelaskan bahwa ia hendak pindah rumah dan meminta Kantor Kesejahteraan Umum untuk membantunya mencarikan apartemen lain. Setelah berbicara sekali lagi lewat telepon, mereka kehilangan kontak, jadi Saksi ini memutuskan untuk menyurati wanita itu dan mengirimkannya melalui Kantor Kesejahteraan Umum. Surat itu disatukan di map wanita itu, dan kontak dilanjutkan kembali setelah wanita itu menerima suratnya beberapa minggu kemudian. Itu bertepatan dengan pernyataan di Pelayanan Kerajaan Kita, ”Jika kita mengerahkan upaya yang terpadu untuk memulai PAR dan jika kita berdoa memohon berkat Yehuwa atas upaya kita, tentu saja kita akan memperoleh PAR baru!” Setelah berdoa kepada Yehuwa dengan sungguh-sungguh, saudari kita menelepon wanita itu untuk mengatakan bahwa ia sangat ingin mengajak wanita itu belajar Alkitab bersamanya. Wanita itu setuju. Sekarang, wanita itu dan suaminya telah menghadiri perhimpunan, dan ia sedang membagikan apa yang telah dipelajarinya kepada sanak saudara dan teman-temannya.
Pada musim hujan, seorang saudari perintis istimewa sementara dan partnernya sedang bercakap-cakap dengan pemilik toko di sebuah kota di Malaysia yang jarang diberi kesaksian. Seorang siswi SMP, yang sedang berteduh di dekat situ, mendekati mereka dan meminta lektur yang sedang mereka tawarkan. Penyelenggaraan pengajaran Alkitab di rumah secara cuma-cuma dijelaskan kepadanya, dan para perintis ini memberikan alamat mereka. Sekitar seminggu kemudian, gadis itu menelepon. Ia telah membaca semua lektur itu dan meminta lektur lainnya. Pengajaran Alkitab pun dimulai. Gadis ini sangat gemar membaca dan ia meminta publikasi baru setiap kali para perintis itu berkunjung. Kadang-kadang, ia menelepon malam-malam untuk meminta lektur yang dirujuk di publikasi yang dibacanya. Karena para perintis itu hanya sementara saja di kota itu, sebagian pelajaran dilakukan secara tatap muka dan sebagian lagi lewat surat. Dalam waktu dua bulan, gadis itu telah menyelesaikan buku Pengetahuan. Ia mengabar kepada teman-temannya dan di bus juga. Ia membuat kemajuan yang bagus dan sekarang adalah penyiar belum terbaptis serta berhasrat memenuhi syarat untuk dibaptis.
Seorang Saksi di Italia berteman dengan tetangga baru. Tetangga ini baru kembali ke Italia dari Jerman karena suaminya dijanjikan suatu pekerjaan di sana. Akan tetapi, janji itu tidak terwujud. Jadi, dengan meninggalkan keluarganya di Italia, sang suami pergi ke luar negeri untuk mencari kerja. Sewaktu sang suami tidak ada, suami-istri Saksi membantu wanita ini berbelanja, mengantar anaknya ke sekolah, mengundang mereka makan, dan memberinya dukungan moril yang sangat dibutuhkan. Wanita itu bertanya, mengapa mereka melakukan ini semua. Jawabannya? ”Karena sebagai Saksi-Saksi Yehuwa, kami mengasihi sesama kami.” Wanita itu berkata bahwa ia tidak pernah sempat mendengarkan Saksi-Saksi, tetapi sekarang, ia ingin tahu apa yang mereka percayai. Pelajaran Alkitab secara teratur diberikan kepadanya, dan ia pun mulai menghadiri perhimpunan. Sementara itu, suaminya pulang. Saksi-Saksi menawarinya pelajaran Alkitab, tetapi ia menolak karena pikirannya sedang kalut. Lagi-lagi ia sulit mendapatkan pekerjaan. Ketika keluarga itu pindah ke kota lain di Italia, Saksi-Saksi mencarikan alamat Balai Kerajaan di sana dan menganjurkan wanita itu untuk pergi ke balai. Akan tetapi, wanita itu malu, jadi ia tidak pergi. Meskipun demikian, saudari kita meneleponnya setiap minggu dan terus menghidupkan minatnya akan Yehuwa. Sementara itu, sewaktu wanita itu melihat dua orang Saksi melakukan kesaksian di jalan, ia mendatangi mereka meminta pelajaran Alkitab. Ia pun mulai berhimpun. Sementara itu, suaminya mendapatkan pekerjaan. Dia pun meminta pelajaran Alkitab. Mereka berdua sekarang adalah orang-orang Kristen yang berbakti dan terbaptis. Dua anak mereka yang besar sudah dibaptis, dan anak yang ketiga adalah penyiar belum terbaptis.
Seorang saudari perintis di Luksemburg sangat berminat untuk mencapai setiap orang di daerah penugasannya. Di sebuah rumah, tirainya selalu tertutup, dan tak seorang pun ada di rumah. Akan tetapi, suatu hari ketika sang perintis hendak menjemput putrinya dari sekolah, ia memperhatikan ada sebuah mobil diparkir di depan rumah yang biasanya tak berpenghuni itu. Sebenarnya, saudari ini sedang tidak ingin berdinas pada waktu itu, tetapi ia tidak ingin membiarkan kesempatan terlewatkan begitu saja. Ia pun memencet bel. Pria yang membukakan pintu mengatakan bahwa ia tidak berminat akan Alkitab, tetapi ia ingin tahu lebih banyak tentang Yesus Kristus. Saudari ini menempatkan buku Tokoh Terbesar Sepanjang Masa. Setelah saudari ini dan suaminya berkunjung beberapa kali, pengajaran Alkitab dimulai. Tetapi, pada mulanya, pria itu bersedia belajar hanya tiga minggu sekali karena jadwal kegiatannya yang penuh. Akan tetapi, lambat laun pandangan hidupnya mulai berubah. Ia sadar bahwa ia perlu menginvestasikan waktunya untuk mempelajari dan melakukan kehendak Allah. Ia rela mengorbankan latihan tenis meja, yang ia jalani empat kali seminggu. Sewaktu ia mulai mengerti lebih jelas masalah kenetralan Kristen, ia keluar dari pekerjaannya dan bekerja di tempat lain meskipun hanya dibayar separuh dari gajinya yang pertama. Bagaimana perasaannya? Ia berkata, ”Saya senang melakukannya. Lagi pula, saya sangat ingin menyelaraskan kehidupan dengan prinsip-prinsip Alkitab. Saya terus membuat kemajuan dalam kebenaran, jadi tidak membiarkan apa pun menghalangi saya untuk menjadi penyiar belum terbaptis dan, lima bulan kemudian, saya melambangkan pembaktian kepada Yehuwa dengan baptisan air.” Betapa bersyukurnya ia kepada saudari perintis itu yang telah melaksanakan pelayanannya dengan saksama!
Berbagai Kepulauan
Yehuwa mengundang semua penduduk bumi, termasuk para penduduk kepulauan, untuk bersukacita akan pemerintahan-Nya sebagai raja. (Mz. 97:1) Pada Pentakosta tahun 33 M, para penduduk asli Pulau Kreta juga menerima undangan ini. Pada abad ke-20 ini, puluhan ribu orang yang tinggal di berbagai kepulauan telah menyambutnya. Di Filipina, terdapat 132.496 pemberita kemuliaan pemerintahan Yehuwa. Di Kepulauan Jepang, terdapat 222.857 yang ikut serta dalam dinas yang membahagiakan ini. Bahkan, di kepulauan yang tidak banyak penduduknya, orang-orang berkesempatan untuk bersukacita akan kabar baik Kerajaan Allah.
Kebaikan hati yang diperlihatkan seorang saudara perintis di Samoa turut mengatasi prasangka terhadap Saksi-Saksi Yehuwa. Ia pergi ke klinik di rumah sakit setempat, diberi nomor, dan dipersilakan menunggu giliran untuk diperiksa dokter. Akan tetapi, sewaktu nomornya dipanggil, di sebelahnya duduk seorang wanita lanjut usia yang penyakitnya tampak lebih parah dari pasien-pasien lainnya, maka saudara kita meminta sang juru rawat untuk menukar nomor wanita itu dengan nomornya. Juru rawat itu keheranan tetapi ia setuju. Pada waktu saudara itu dipanggil kembali, salah seorang kepala kampung (matai) datang dan duduk di sebelahnya. Karena penyakit pria ini tampak lebih parah dari saudara kita, saudara kita sekali lagi merelakan gilirannya diambil oleh pria ini sehingga pria ini dapat langsung diperiksa dokter. Belakangan, saudara kita bertemu lagi dengan wanita lanjut usia itu, kali ini di pasar. Wanita itu senang sekali sewaktu bertemu dengan saudara kita dan bertanya apakah ia Saksi-Saksi Yehuwa. Setelah mendapat jawaban bahwa saudara itu memang seorang Saksi, wanita itu mengatakan bahwa ia tidak pernah menyambut sewaktu Saksi-Saksi mengunjunginya, tetapi sekarang ia tahu bahwa mereka sungguh-sungguh mengasihi sesama. Wanita itu memberikan alamatnya, dan pengajaran Alkitab mulai diberikan secara tetap tentu. Bagaimana dengan kepala kampung? Ia menjelaskan kepada ayah sang perintis bahwa meskipun sebelumnya ia tidak merespek Saksi-Saksi, ia sekarang menyambut mereka jika berkunjung ke rumahnya. Ia menghadiri Peringatan dan mengatakan, ”Sesuatu yang pada awalnya kita benci tidak berarti akan terus kita benci.”
Apakah praktis memulai pengajaran Alkitab di daerah bisnis? Kadang-kadang. Seorang perintis istimewa di Siprus secara tetap tentu mengantarkan majalah kepada seorang pengusaha. Ketika pria itu menyatakan penghargaan akan apa yang dibacanya, perintis itu mempertunjukkan penyelenggaraan pelajaran Alkitab, menggunakan brosur Apa yang Allah Tuntut. Pelajaran diadakan di tempat kerja pria itu, namun mempertimbangkan situasinya, perintis tersebut membatasi setiap pelajaran hanya antara 10 hingga 15 menit.
Di Guadeloupe, perhatian khusus diberikan sehubungan dengan kesaksian di jalan. Dengan rasio penyiar-penduduk 1 berbanding 55, apakah kesaksian di jalan memang dibutuhkan? Sewaktu di rumah, semakin banyak orang asyik menikmati tayangan televisi kabel dan satelit. Akan lebih mudah meminta waktu mereka untuk mendengarkan kabar baik, apabila mereka jauh dari rumah. Seorang pengawas wilayah melaporkan bahwa sekelompok penyiar beranggotakan 15 orang memberikan kesaksian di jalan di St. Martin, menempatkan 250 majalah, serta risalah, selama kira-kira dua jam. Tentu saja, ada yang senang menerima lektur kita, namun mengatakan bahwa mereka tidak punya waktu untuk berbincang-bincang. Tetapi, bila situasi hidup ini mulai menggugah selera rohani mereka, prioritas mereka bisa berubah. Oleh karena itu, di kota Les Abymes, ada seorang wanita yang mengajukan banyak pertanyaan setelah ayahnya meninggal. Sekarang, ia meminta pengajaran diberikan hampir setiap hari—pertama-tama menggunakan brosur Apa yang Allah Tuntut, kemudian buku Pengetahuan. Ia juga melakukan riset di buku Bertukar Pikiran dan menuliskan ayat-ayat yang dikutip di atas selembar kertas. Ia mengatakan bahwa rasanya seperti ”raja Israel yang menyalin sendiri Tulisan-Tulisan Kudus”. Ia menyimpulkan bahwa ”semua yang mengaku beragama Kristen memiliki Alkitab, tetapi hanya satu yang mempraktekkannya—Saksi-Saksi Yehuwa”.
Hatsuko adalah orang-tua tunggal di Jepang yang membesarkan dua orang anak. Untuk menafkahi keluarganya, ia bekerja di dua tempat. Kapan ia dapat memberi kesaksian tentang Yehuwa dan maksud-tujuan-Nya yang pengasih bagi umat manusia? Dibutuhkan waktu 20 menit untuk pergi ke masing-masing tempat kerjanya dengan sepeda. Ia memutuskan agar menggunakan waktu perjalanan itu setiap hari untuk memberikan kesaksian. Ia berbicara kepada orang-orang yang dijumpainya—yang sedang lalu lalang, yang sedang berbelanja di vending machine (mesin berisi barang yang dapat dibeli dengan memasukkan koin ke dalamnya), para pengantar barang, pekerja bangunan, dan lain-lain. Pada mulanya, dibutuhkan upaya yang besar, karena saudari ini pemalu. Ia memutuskan untuk tidak berbicara panjang lebar, melainkan membiarkan majalahnya yang berbicara. Juga, dengan berdoa sebelum berangkat, lambat laun ia merasa lebih mudah untuk berbicara kepada orang lain. Ia terus memberikan kesaksian dengan cara ini selama dua tahun terakhir dan sekarang menempatkan 200 hingga 300 majalah setiap bulannya, termasuk yang ditempatkannya pada trayek majalah di jalan.
Video Saksi-Saksi Yehuwa—Organisasi yang Mendukung Nama Itu merupakan sarana ampuh untuk meningkatkan penghargaan terhadap organisasi yang Yehuwa sedang gunakan. Seorang wanita di Australia telah menerima majalah dan lektur Lembaga lainnya selama lima tahun. Kemudian, pada suatu pekan, Saksi-Saksi meminjamkan video kepadanya. Pada kunjungan berikutnya, ia mengundang para penyiar ke rumahnya. Wanita itu telah menyaksikan video dan tak kuasa menahan air mata. Selama ini, ia percaya kepada Saksi-Saksi yang mengunjunginya, tetapi kini ia merasa dapat mempercayai organisasi juga. Pada hari itu, pengajaran resmi menggunakan buku Pengetahuan mulai diberikan kepadanya, dan pada minggu berikutnya, ia menghadiri perhimpunan di Balai Kerajaan.
Kepada siapa biasanya orang-orang meminta nasihat? Kadang-kadang, kepada kolumnis surat kabar atau majalah. Seorang saudari perintis di Kaledonia Baru mengamati bahwa salah satu pertanyaan yang diulas di majalah duniawi telah dibahas dengan sangat bagus dalam salah satu terbitan Sedarlah! Ia menyurati si penanya dan mengalamatkannya kepada penerbit majalah untuk diteruskan kepada yang bersangkutan. Saudari ini mengatakan bahwa ia mempunyai informasi yang bagus tentang permasalahan itu, menyebutkan temanya, mencantumkan beberapa subjudulnya, termasuk beberapa kutipan pilihan, dan menawarkan majalah itu. Tak lama kemudian, surat balasannya datang, majalah Sedarlah! pun dikirimkan, dan ini membuka kesempatan untuk memberikan bantuan rohani selanjutnya.
Para penyiar di Irlandia berjumpa dengan orang-orang di wilayah mereka yang berasal dari Afrika, Asia, dan Eropa Timur. Sebuah sidang di Belfast menyelenggarakan khotbah umum dan Pelajaran Menara Pengawal dalam bahasa Mandarin. Acara itu dihadiri oleh 22 peminat. Penyelenggaraan ini berkat kerja keras suami-istri utusan injil di antara orang-orang Tionghoa yang bekerja atau kuliah di Belfast. Sejak tahun 1993, suami-istri utusan injil ini telah memberikan pengajaran Alkitab kepada 75 orang dari 17 provinsi di Cina dan dari berbagai kota di Taiwan. Mereka memelihara kontak dengan banyak peminat sekembalinya mereka ke Cina. Pada suatu kesempatan, sepasang suami-istri menikmati pengajaran Alkitab; tapi, sang istri harus kembali ke Cina, dan ia sedih karena menyangka bahwa ia tak akan dapat meneruskan pelajaran Alkitabnya di sana. Akan tetapi, beberapa minggu kemudian, suaminya dengan antusias bercerita bahwa ia telah menerima kabar dari istrinya yang mengatakan bahwa Saksi-Saksi datang berkunjung sewaktu ia sedang bekerja dan meninggalkan secarik pesan, bunyinya, ”Teman-teman Anda di Irlandia meminta kami mengunjungi Anda. Kami akan menghubungi Anda.” Dan, mereka menepati janji! Suami-istri lainnya dari Cina menulis, ”Kami sangat rindu kepada kalian. Ada banyak kenangan manis, tetapi yang paling berharga adalah saat belajar Alkitab bersama kalian. Tampaknya, Alkitab telah menjadi batu penjuru kehidupan kami.”
[Gambar di hlm. 49]
(1) Mozambik, (2) Senegal, (3) Kaledonia Baru, (4) Bolivia