-
Gairah untuk Ibadat YehuwaTokoh Terbesar Sepanjang Masa
-
-
Ketika itu musim semi, dan mereka sedang menuju Yerusalem untuk menghadiri perayaan Paskah tahun 30 M. Selama berada di sana, murid-muridnya menyaksikan sesuatu mengenai Yesus yang mungkin belum pernah mereka lihat sebelumnya.
Menurut Taurat Allah, orang Israel dituntut untuk mempersembahkan korban binatang. Maka, supaya mudah, pedagang-pedagang di Yerusalem menjual binatang atau burung untuk maksud ini. Namun mereka menjualnya di dalam bait itu sendiri, dan mereka menipu orang dengan memasang harga terlalu tinggi.
Yesus menjadi marah sekali. Ia membuat sebuah cambuk dari tali dan mengusir pedagang-pedagang itu ke luar. Ia menyerakkan uang logam dari penukar-penukar uang dan membalikkan meja-meja mereka. ”Ambil semuanya ini dari sini,” katanya kepada pedagang-pedagang merpati. ”Jangan kamu membuat rumah BapaKu menjadi tempat berjualan.”
Ketika murid-murid Yesus menyaksikan hal ini, mereka mengingat nubuat tentang Anak Allah, ”Cinta [”gairah”, NW] untuk rumahMu menghanguskan Aku.” Akan tetapi, orang-orang Yahudi bertanya, ”Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?” Jawab Yesus, ”Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.”
Orang-orang Yahudi mengira bahwa Yesus sedang berbicara mengenai bait harfiah, dan sebab itu mereka bertanya, ”Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?” Akan tetapi, Bait Allah yang Yesus maksudkan adalah tubuhnya sendiri. Tiga tahun kemudian, murid-muridnya mengingat kata-kata ini ketika ia dibangkitkan dari antara orang mati.
-
-
Mengajar NikodemusTokoh Terbesar Sepanjang Masa
-
-
Mengajar Nikodemus
KETIKA Yesus menghadiri Perayaan Paskah tahun 30 M., ia mengadakan tanda-tanda atau mukjizat-mukjizat yang menakjubkan. Hasilnya, banyak orang menaruh iman kepadanya. Nikodemus, seorang anggota Sanhedrin, yakni mahkamah tinggi Yahudi, terkesan dan ingin belajar lebih banyak. Maka ia mengunjungi Yesus pada waktu malam, mungkin karena ia takut nama baiknya di kalangan pemimpin Yahudi yang lain akan rusak bila ketahuan.
”Rabi,” katanya, ”kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.” Sebagai jawaban, Yesus memberi tahu Nikodemus bahwa untuk dapat masuk Kerajaan Allah, seseorang harus ”dilahirkan kembali”.
Namun, cara bagaimana seseorang dapat dilahirkan kembali? ”Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” tanya Nikodemus.
Tidak, bukan itu yang dimaksud dengan dilahirkan kembali. ”Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh,” Yesus menjelaskan, ”ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Jadi, ketika Yesus dibaptis dan roh suci turun ke atasnya, ia dilahirkan ”dari air dan Roh”. Bersama dengan pernyataan dari surga, ”Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan,” Allah memberi tahu bahwa Ia telah melahirkan seorang putra rohani yang mempunyai harapan untuk masuk ke dalam Kerajaan surga. Belakangan, pada hari Pentakosta 33 M., orang-orang lain yang dibaptis akan menerima roh suci dan dengan demikian juga akan dilahirkan kembali sebagai putra rohani Allah.
Akan tetapi, peranan dari Putra Allah jasmani yang istimewa ini penting. ”Sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun,” kata Yesus kepada Nikodemus, ”demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal.” Ya, sebagaimana orang-orang Israel yang digigit ular berbisa harus memandang ular tembaga agar dapat selamat, demikian pula semua manusia perlu menaruh iman kepada Putra Allah, agar dapat diselamatkan dari keadaan mereka yang sekarat.
Menegaskan peranan yang pengasih dari Yehuwa dalam hal ini, Yesus kemudian memberi tahu Nikodemus, ”Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Jadi, di sini di Yerusalem, hanya enam bulan setelah Yesus memulai pelayanannya, ia menjelaskan bahwa ia adalah perantara yang Allah Yehuwa gunakan untuk menyelamatkan umat manusia.
Yesus selanjutnya menjelaskan kepada Nikodemus, ”Sebab Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia,” artinya, tidak menghakiminya secara tidak adil, atau menghukumnya, menjatuhkan hukuman kebinasaan kepada umat manusia. Melainkan, seperti kata Yesus, ia diutus ”untuk menyelamatkannya [”dunia”, NW] oleh Dia”.
Nikodemus dengan perasaan takut datang kepada Yesus secara diam-diam pada malam hari. Jadi menarik bahwa Yesus mengakhiri percakapannya dengan berkata, ”Dan inilah hukuman itu: Terang [yang dipersonifikasikan Yesus dalam kehidupannya dan pengajarannya] telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.”
-