-
”Agama Terlibat dalam Kejatuhan Moral Kita yang Besar”Sedarlah!—1989 (No. 29) | Sedarlah!—1989 (No. 29)
-
-
”Agama Terlibat dalam Kejatuhan Moral Kita yang Besar”
JUDUL pokok berita ini saja dalam El Heraldo dari Barranquilla, Colombia, sudah mengejutkan. Tetapi pribadi yang mengatakannya membuat judul ini lebih berarti—seorang pendeta Katolik Yesuit Alberto Múnera, doktor teologi di Universitas Gregoria, Roma. Ia mengomentari kejatuhan moral di Colombia.
Ia mengatakan, ”Semua orang di Colombia beragama Katolik. Kita tidak dapat mengabaikan kenyataan bahwa agama terlibat dalam kejatuhan moral kita yang besar. Sebagai teolog, kita bertanya kepada diri sendiri: Apa yang terjadi dengan agama Katolik kita karena tampaknya ia tidak memiliki cukup dasar untuk mempertahankan moralitas sekelompok [orang] atau membiarkannya menghadapi perubahan zaman dengan cara yang patut, untuk berpindah situasi dari yang sebelumnya kepada yang baru tanpa membuat seluruh struktur masyarakat runtuh?”
Setelah memerinci bukti dari kejatuhan politik dan moral, termasuk perdagangan obat-obat bius, pembunuhan politik, dan kekerasan bersenjata, ia bertanya, ”Siapa yang melakukan hal-hal ini? Orang-orang yang beragama Islam atau beragama Budha . . . atau orang-orang yang tanpa agama? Atau apakah mereka orang yang anda lihat mengikuti upacara-upacara agama dengan saleh dalam Ekaristi dan berdoa kepada Tuhan Kami agar Ia membantu mereka berhasil baik dalam pekerjaan mereka?”
-
-
”Agama Terlibat dalam Kejatuhan Moral Kita yang Besar”Sedarlah!—1989 (No. 29) | Sedarlah!—1989 (No. 29)
-
-
Sebaliknya dari memberikan perhatian yang sepatutnya kepada pendidikan Alkitab dan kepribadian Kristen yang baru, Gereja Katolik selama berabad-abad telah berpuas diri dengan doa-doa menggunakan rosario, menghadiri Misa, dan mengaku dosa kepada imam. (Efesus 4:17-24) Hasil akhirnya sekarang adalah keruntuhan moral dan berkurangnya dukungan bagi gereja. Yesuit Múnera mengomentari keadaan Gereja Katolik di Colombia, ”Dengan agama seperti itu, jelas kita tidak dapat menanggapi keadaan dalam kehidupan kita. Itu adalah salah satu penyebab dasar mengapa Kekristenan kita tampaknya benar-benar runtuh . . . bahwa [orang-orang Katolik] tampaknya tidak Kristen dalam hal apapun sekarang.”
-