PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Perdebatan tentang Siapa yang Terbesar
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
    • Perdebatan tentang Siapa yang Terbesar

      MATIUS 26:31-35 MARKUS 14:27-31 LUKAS 22:24-38 YOHANES 13:31-38

      • YESUS MENASIHATI PARA RASUL UNTUK RENDAH HATI

      • YESUS MENUBUATKAN BAHWA PETRUS AKAN MENYANGKAL DIA

      • KASIH ADALAH CIRI PENGIKUT YESUS

      Pada malam terakhirnya bersama para rasul, Yesus mengajarkan kerendahan hati dengan mencuci kaki mereka. Mengapa nasihat ini cocok? Karena walaupun para rasul bersemangat melayani Allah, mereka berulang kali bertengkar tentang siapa yang terbesar. (Markus 9:33, 34; 10:35-37) Malam ini, kelemahan mereka itu terlihat lagi.

      Para rasul ”berdebat dengan sengit tentang siapa yang terbesar di antara mereka”. (Lukas 22:24) Bayangkan betapa sedihnya Yesus melihat mereka bertengkar lagi! Apa reaksi Yesus?

      Yesus tidak memarahi mereka. Sebaliknya, dia dengan sabar mengajak mereka berpikir. Dia mengatakan, ”Para raja bangsa-bangsa memerintah mereka, dan orang-orang yang berkuasa atas mereka disebut Dermawan. Tapi, kalian tidak boleh seperti itu. . . . Mana yang lebih penting, orang yang makan atau orang yang melayaninya?” Yesus lalu mengingatkan mereka untuk mengikuti teladannya, ”Tapi aku menjadi seperti orang yang melayani kalian.”​—Lukas 22:25-27.

      Meski punya kelemahan, para rasul adalah pengikut Yesus yang setia. Mereka telah menemani Yesus melewati berbagai kesulitan. Karena itu Yesus berkata, ”Aku membuat perjanjian dengan kalian untuk memerintah di suatu kerajaan, sama seperti Bapakku telah membuat perjanjian denganku.” (Lukas 22:29) Dengan membuat perjanjian ini, Yesus menjamin bahwa para rasul akan memerintah bersama dia dalam Kerajaan Allah.

      Walaupun para rasul punya harapan yang luar biasa ini, mereka masih manusia yang tidak sempurna. Yesus memberi tahu mereka, ”Setan telah meminta untuk menampi kalian semua seperti gandum.” (Lukas 22:31) Bulir-bulir gandum yang ditampi biasanya terlempar dan tersebar ke mana-mana. Yesus lalu berkata, ”Malam ini kalian semua akan tersandung karena apa yang akan terjadi padaku, karena ada tertulis, ’Aku akan menyerang gembala itu, dan kawanan dombanya akan tercerai-berai.’”​—Matius 26:31; Zakharia 13:7.

      Petrus dengan yakin berkata, ”Biarpun semua orang lain tersandung karena apa yang terjadi kepadamu, aku tidak akan pernah tersandung!” (Matius 26:33) Namun, Yesus memberi tahu Petrus bahwa malam itu, sebelum ayam jantan berkokok dua kali, Petrus akan menyangkal bahwa dia mengenal Yesus. Yesus menambahkan, ”Tapi aku telah memohon kepada Allah demi kamu, agar kamu tidak kehilangan iman. Setelah kamu bertobat, kuatkanlah saudara-saudaramu.” (Lukas 22:32) Meski begitu, Petrus mengatakan, ”Kalaupun aku harus mati bersamamu, aku tidak bakal menyangkal bahwa aku mengenalmu.” (Matius 26:35) Para rasul lainnya juga mengatakan hal yang sama.

      Yesus memberi tahu para rasulnya, ”Aku bersama kalian hanya sebentar lagi. Kalian akan mencari aku. Tapi, apa yang kukatakan kepada orang Yahudi akan kukatakan juga kepada kalian sekarang, ’Kalian tidak akan bisa datang ke tempat aku pergi.’” Yesus lalu berkata, ”Aku memberi kalian perintah baru ini: Kasihi satu sama lain. Seperti aku sudah mengasihi kalian, kalian juga harus mengasihi satu sama lain. Kalau kalian saling mengasihi, semua orang akan tahu bahwa kalian muridku.”​—Yohanes 13:33-35.

      Ketika mendengar Yesus mengatakan bahwa dia bersama mereka hanya sebentar lagi, Petrus bertanya, ”Tuan akan pergi ke mana?” Yesus menjawab, ”Sekarang kamu tidak bisa ikut denganku ke tempat aku akan pergi, tapi nanti kamu akan ikut.” Karena bingung, Petrus berkata, ”Tuan, kenapa aku tidak bisa ikut denganmu sekarang? Aku akan menyerahkan nyawaku demi Tuan.”​—Yohanes 13:36, 37.

      Sekarang, Yesus membicarakan pengalaman para rasul ketika mereka diutus untuk mengabar di Galilea. Saat itu, mereka diminta untuk tidak membawa kantong uang ataupun kantong makanan. (Matius 10:5, 9, 10) Yesus bertanya, ”Kalian tidak kekurangan apa-apa, kan?” Mereka menjawab, ”Tidak!” Namun Yesus memberikan petunjuk, ”Tapi sekarang, kalau kalian punya kantong uang atau kantong makanan, bawa itu. Kalau kalian tidak punya pedang, jual baju luar kalian dan beli pedang. Ada tertulis, ’Dia dianggap sebagai pelanggar hukum.’ Aku memberi tahu kalian bahwa ayat itu memaksudkan aku. Sebab apa yang ditulis tentang aku itu sedang terjadi.”​—Lukas 22:35-37.

      Yesus sedang membicarakan tentang hukuman mati yang akan dia terima, yaitu dipakukan di tiang bersama para pelanggar hukum. Setelah itu, murid-murid Yesus juga akan dianiaya. Para rasul merasa sudah siap menghadapinya, jadi mereka berkata, ”Tuan, lihat! Ini ada dua pedang.” Yesus menjawab, ”Itu sudah cukup.” (Lukas 22:38) Belakangan, Yesus akan mengajarkan sesuatu yang penting ketika seorang rasulnya menggunakan salah satu pedang itu.

  • Yesus​—⁠Jalan, Kebenaran, Kehidupan
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
    • Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan

      YOHANES 14:1-31

      • YESUS PERGI UNTUK MENYIAPKAN TEMPAT

      • YESUS MENJANJIKAN PENOLONG KEPADA PARA PENGIKUTNYA

      • BAPAK LEBIH BESAR DARIPADA YESUS

      Yesus dan rasul-rasulnya masih berada di ruangan atas. Dia berkata, ”Jangan sampai hati kalian gelisah. Berimanlah kepada Allah, dan berimanlah kepadaku juga.”​—Yohanes 13:36; 14:1.

      Yesus memberitahukan mengapa para rasul tidak perlu khawatir setelah dia pergi. Dia berkata, ”Di rumah Bapakku ada banyak tempat tinggal. . . . Setelah aku pergi dan siapkan tempat bagi kalian, aku akan datang lagi dan membawa kalian ke rumahku, sehingga kalian juga berada di tempat aku berada.” Para rasul tidak mengerti bahwa Yesus berbicara tentang kepergiannya ke surga. Tomas berkata, ”Tuan, kami tidak tahu Tuan akan pergi ke mana. Bagaimana kami bisa tahu jalannya?”​—Yohanes 14:2-5.

      ”Akulah jalan, kebenaran, dan kehidupan,” jawab Yesus. Ya, untuk masuk ke rumah Bapak di surga, seseorang harus menerima Yesus dan ajarannya serta meniru jalan hidupnya. Yesus berkata, ”Tidak ada yang bisa datang kepada Bapak kalau tidak melalui aku.”​—Yohanes 14:6.

      Filipus, yang dari tadi mendengarkan, berkata, ”Tuan, perlihatkanlah Bapak kepada kami, dan itu cukup bagi kami.” Filipus mungkin ingin mendapat penglihatan tentang Allah, seperti yang diterima Musa, Elia, dan Yesaya. Namun, para rasul sebenarnya mendapat sesuatu yang lebih baik daripada penglihatan. Yesus mengatakan, ”Setelah sekian lama aku bersama kalian, apa kamu belum juga mengenal aku, Filipus? Siapa pun yang sudah melihat aku sudah melihat Bapak juga.” Yesus mencerminkan kepribadian Bapaknya dengan sempurna. Jadi, dengan bergaul bersama Yesus dan melihat sikapnya, para rasul sudah seperti melihat Bapak. Namun, Bapak lebih tinggi daripada Putra, karena Yesus mengakui, ”Hal-hal yang kukatakan kepada kalian bukan berasal dari pikiranku sendiri.” (Yohanes 14:8-10) Para rasul bisa melihat bahwa Yesus selalu mengakui Bapaknya sebagai Sumber ajarannya.

      Para rasul sudah melihat Yesus melakukan mukjizat dan mendengar dia memberitakan Kerajaan Allah. Sekarang Yesus memberi tahu mereka, ”Siapa pun yang beriman kepadaku akan melakukan juga pekerjaan yang kulakukan, dan dia akan melakukan pekerjaan yang lebih hebat lagi.” (Yohanes 14:12) Ini bukan berarti mereka akan melakukan mukjizat yang lebih hebat daripada yang Yesus lakukan. Namun, mereka akan mengabar untuk waktu yang lebih lama, di daerah yang lebih luas, dan kepada lebih banyak orang.

      Meski Yesus akan pergi, para rasul tidak akan ditinggalkan begitu saja. Dia berjanji, ”Kalau kalian meminta apa pun dengan namaku, aku akan melakukannya.” Dia juga berkata, ”Aku akan meminta kepada Bapak, dan Dia akan memberi kalian penolong lain yang akan menyertai kalian selamanya, yaitu kuasa kudus yang menyingkapkan kebenaran.” (Yohanes 14:14, 16, 17) Yesus menjamin bahwa mereka akan menerima kuasa kudus. Ini terjadi pada hari Pentakosta.

      ”Sebentar lagi,” kata Yesus, ”dunia tidak akan melihat aku, sedangkan kalian akan melihat aku, karena aku hidup dan kalian akan hidup.” (Yohanes 14:19) Setelah Yesus dibangkitkan, para muridnya akan melihat dia sebelum dia pergi ke surga, dan di masa depan, mereka juga akan berada di surga bersama dia.

      Yesus lalu menyampaikan kebenaran sederhana ini: ”Siapa pun yang menerima perintah-perintahku dan menjalankannya adalah orang yang mengasihi aku. Orang yang mengasihi aku akan dikasihi Bapakku, dan aku juga akan mengasihi dia serta memperlihatkan diriku dengan jelas kepadanya.” Mendengar itu, Rasul Yudas (Tadeus) berkata, ”Tuan, apa yang terjadi sehingga Tuan mau memperlihatkan diri kepada kami, tapi tidak kepada dunia?” Yesus menjawab, ”Orang yang mengasihi aku akan menuruti kata-kataku. Bapakku akan mengasihi dia . . . Orang yang tidak mengasihi aku tidak menuruti kata-kataku.” (Yohanes 14:21-24) Tidak seperti para pengikut Yesus, kebanyakan orang di dunia tidak mengakui bahwa Yesus adalah jalan, kebenaran, dan kehidupan.

      Setelah Yesus pergi, bagaimana para murid bisa mengingat semua ajarannya? Yesus menjelaskan, ”Penolong itu, yaitu kuasa kudus, yang akan Bapak kirimkan dengan namaku, akan mengajari kalian segala sesuatu dan mengingatkan kalian tentang segala hal yang pernah kuberitahukan kepada kalian.” Karena para rasul sudah melihat sendiri betapa hebatnya kuasa kudus, kata-kata Yesus itu pasti membuat mereka tenang. Yesus menambahkan, ”Aku meninggalkan kedamaian bagi kalian. Aku memberi kalian kedamaianku. . . . Jangan sampai hati kalian gelisah atau takut.” (Yohanes 14:26, 27) Ya, para murid bisa yakin bahwa Yehuwa akan mengarahkan dan melindungi mereka.

      Sebentar lagi, mereka akan melihat bukti dari perlindungan Yehuwa. Yesus berkata, ”Penguasa dunia ini akan datang, walaupun dia tidak punya kuasa atas diriku.” (Yohanes 14:30) Iblis berhasil menguasai Yudas, tapi dia tidak bisa menguasai Yesus, karena Yesus tidak punya kelemahan yang bisa dimanfaatkan olehnya. Iblis juga tidak bisa menahan Yesus dalam kematian. Mengapa? Yesus mengatakan, ”Aku melakukan apa yang Bapak perintahkan kepadaku.” Yesus yakin bahwa Bapak, yang lebih besar daripada dia, akan membangkitkannya.​—Yohanes 14:31.

  • Menghasilkan Buah dan Menjadi Sahabat Yesus
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
    • Yesus berbicara dengan para rasulnya seraya mereka meninggalkan ruangan atas

      BAB 120

      Menghasilkan Buah dan Menjadi Sahabat Yesus

      YOHANES 15:1-27

      • TANAMAN ANGGUR SEJATI DAN CABANG-CABANGNYA

      • TETAP BERADA DALAM NAUNGAN KASIH YESUS

      Yesus masih berbicara dari hati ke hati dengan para rasul untuk menguatkan mereka. Kini hari sudah larut, mungkin lewat tengah malam. Yesus memberikan sebuah perumpamaan:

      ”Aku adalah tanaman anggur sejati, dan Bapakku penggarapnya,” kata Yesus. (Yohanes 15:1) Berabad-abad yang lalu, bangsa Israel juga disebut tanaman anggur Yehuwa. (Yeremia 2:21; Hosea 10:1, 2) Namun, Yehuwa sudah menolak bangsa itu. (Matius 23:37, 38) Jadi, Yesus-lah tanaman anggur itu, yang mulai digarap Bapaknya ketika Sang Bapak melantik dia dengan kuasa kudus pada tahun 29 M. Tapi, tanaman anggur itu tidak hanya melambangkan Yesus. Yesus mengatakan:

      ”[Bapak] membuang setiap cabangku yang tidak berbuah, dan Dia membersihkan setiap cabang yang berbuah, supaya cabang itu menghasilkan lebih banyak buah. . . . Cabang tidak bisa berbuah dengan sendirinya kalau tidak tetap menyatu dengan tanaman anggurnya. Begitu juga, kalian tidak bisa menghasilkan buah kalau tidak tetap bersatu dengan aku. Aku adalah tanaman anggur, dan kalian cabang-cabangnya.”​—Yohanes 15:2-5.

      Yesus telah berjanji kepada para muridnya yang setia bahwa setelah kepergiannya, dia akan memberikan penolong, yaitu kuasa kudus. Lima puluh satu hari kemudian, ketika para rasul dan yang lainnya menerima kuasa kudus, mereka menjadi cabang dari tanaman anggur itu. Semua cabang harus tetap bersatu dengan Yesus. Mengapa?

      Yesus menjelaskan, ”Kalau seseorang tetap bersatu dengan aku dan aku bersatu dengan dia, dia akan menghasilkan banyak buah. Tanpa aku, kalian tidak bisa berbuat apa-apa.” Cabang-cabang ini, yaitu para pengikut Yesus yang setia, akan menghasilkan buah dengan meniru sifat Yesus, rajin mengabar, dan menjadikan murid. Bagaimana jika ada yang tidak bersatu dengan Yesus dan tidak berbuah? Yesus berkata, ”Kalau seseorang tidak tetap bersatu dengan aku, dia akan menjadi seperti cabang yang dibuang.” Di sisi lain, Yesus mengatakan, ”Kalau kalian tetap bersatu dengan aku, dan kata-kataku tetap ada dalam hati kalian, mintalah apa pun yang kalian inginkan dan itu akan terkabul.”​—Yohanes 15:5-7.

      Malam itu, Yesus sudah dua kali menandaskan pentingnya menjalankan perintahnya. (Yohanes 14:15, 21) Sekarang, Yesus membahas bagaimana para murid bisa membuktikan bahwa mereka menjalankan perintahnya. Dia berkata, ”Kalau kalian menjalankan perintahku, kalian akan tetap berada dalam naungan kasihku, seperti aku sudah menjalankan perintah Bapak dan tetap berada dalam naungan kasih-Nya.” Jadi, mereka harus ’tetap berada dalam naungan kasih’ Yesus, maksudnya mengasihi Allah Yehuwa dan Putra-Nya. Tapi, itu belum cukup. Yesus melanjutkan, ”Inilah perintahku: Kasihi satu sama lain seperti aku sudah mengasihi kalian. Tidak ada yang memiliki kasih yang lebih besar daripada orang yang menyerahkan nyawanya demi sahabat-sahabatnya. Kalian adalah sahabat-sahabatku kalau kalian melakukan apa yang kuperintahkan.”​—Yohanes 15:10-14.

      Beberapa jam lagi, Yesus akan menunjukkan kasihnya dengan menyerahkan nyawanya bagi semua orang yang beriman. Para pengikut Yesus juga harus saling menunjukkan kasih yang rela berkorban, yang akan menjadi tanda pengenal mereka. Yesus sebelumnya berkata, ”Kalau kalian saling mengasihi, semua orang akan tahu bahwa kalian muridku.”​—Yohanes 13:35.

      Yesus sekarang berkata kepada para rasul, ”Aku menyebut kalian sahabat, karena aku sudah memberi tahu kalian semua hal yang kudengar dari Bapakku.” Para rasul adalah teman dekat Yesus, dan mereka mengetahui hal-hal yang Bapak beri tahukan kepadanya. Ini benar-benar hubungan yang istimewa! Namun, kalau mereka ingin terus menjadi sahabat Yesus, mereka harus ”terus menghasilkan buah”. Jika mereka berbuah, Yesus berkata, ”Apa pun yang kalian minta kepada Bapak dengan namaku akan Dia berikan.”​—Yohanes 15:15, 16.

      Kasih di antara para murid bisa membuat mereka tabah menghadapi apa yang akan terjadi. Yesus memperingatkan bahwa dunia akan membenci mereka, tapi dia berkata, ”Kalau dunia membenci kalian, ingatlah bahwa dunia sudah membenci aku sebelum membenci kalian. Kalau kalian bagian dari dunia, dunia akan mencintai kalian karena kalian miliknya. Sekarang kalian bukan bagian dari dunia . . . Karena itulah dunia membenci kalian.”​—Yohanes 15:18, 19.

      Yesus menjelaskan alasan lain dunia akan membenci para muridnya: ”Mereka akan melakukan semua ini kepada kalian karena namaku, karena mereka tidak mengenal Dia yang mengutus aku.” Yesus lalu berkata bahwa jika orang-orang membenci dia padahal sudah menyaksikan mukjizatnya, mereka berdosa. Dia mengatakan, ”Seandainya aku tidak pernah melakukan pekerjaan-pekerjaan yang belum pernah dilakukan orang lain, mereka tidak berdosa. Tapi sekarang, mereka sudah melihat aku dan juga membenci aku serta Bapakku.” Sebenarnya, kebencian mereka sudah dinubuatkan.​—Yohanes 15:21, 24, 25; Mazmur 35:19; 69:4.

      Sekali lagi, Yesus berjanji bahwa dia akan mengirimkan penolong, yaitu kuasa kudus. Kuasa yang dahsyat itu bisa diperoleh semua pengikutnya dan akan membantu mereka berbuah, atau bersaksi tentang Yesus.​—Yohanes 15:27.

  • ”Tabahlah! Aku Sudah Menaklukkan Dunia”
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
    • Para rasul khawatir ketika Yesus memberikan peringatan

      BAB 121

      ”Tabahlah! Aku Sudah Menaklukkan Dunia”

      YOHANES 16:1-33

      • PARA RASUL TIDAK AKAN MELIHAT YESUS LAGI

      • KESEDIHAN PARA RASUL AKAN BERUBAH MENJADI SUKACITA

      Yesus dan para rasulnya sebentar lagi akan meninggalkan ruangan atas tempat mereka makan jamuan Paskah. Yesus sudah memberi mereka banyak nasihat. Dia sekarang menambahkan, ”Aku mengatakan hal-hal ini kepada kalian supaya kalian tidak tersandung.” Apa yang bisa membuat mereka tersandung? Yesus berkata, ”Orang akan mengeluarkan kalian dari rumah ibadah. Malah suatu saat nanti, setiap orang yang membunuh kalian akan merasa bahwa dia melakukan pelayanan suci kepada Allah.”​—Yohanes 16:1, 2.

      Kata-kata Yesus ini mungkin membuat para rasul khawatir. Yesus sudah mengatakan bahwa dunia akan membenci mereka, tapi dia belum pernah secara langsung berkata bahwa mereka akan dibunuh. Mengapa? Yesus berkata, ”Awalnya aku tidak memberi tahu kalian tentang itu, karena aku masih bersama kalian.” (Yohanes 16:4) Tapi sekarang, sebelum dia pergi, dia ingin memperingatkan para rasul.

      Yesus melanjutkan, ”Sekarang, aku akan pergi kepada Dia yang mengutus aku. Tapi, tidak satu pun dari kalian bertanya kepadaku ke mana aku akan pergi.” Sebenarnya, malam itu para rasul sudah menanyakannya. (Yohanes 13:36; 14:5; 16:5) Namun, setelah mendengar bahwa mereka akan dianiaya, mereka sangat sedih. Jadi, mereka tidak bertanya tentang kemuliaan yang akan Yesus dapatkan dan berkatnya bagi para murid. Yesus tahu perasaan mereka. Dia berkata, ”Karena aku sudah memberi tahu kalian tentang hal-hal ini, hati kalian jadi benar-benar sedih.”​—Yohanes 16:6.

      Yesus berkata, ”Aku pergi demi kebaikan kalian, karena kalau aku tidak pergi, penolong itu tidak akan datang kepada kalian. Tapi kalau aku pergi, aku akan mengirim dia kepada kalian.” (Yohanes 16:7) Para murid baru bisa menerima kuasa kudus jika Yesus mati dan pergi ke surga. Dari sana, Yesus bisa mengirimkan penolong ini kepada para pengikutnya di seluruh dunia.

      Kuasa kudus ”akan memberikan kepada dunia bukti yang meyakinkan tentang dosa, tentang apa yang benar, dan tentang penghakiman”. (Yohanes 16:8) Maksudnya, dunia ini akan terbukti berdosa karena tidak beriman kepada Putra Allah. Selain itu, naiknya Yesus ke surga akan membuktikan bahwa dia adalah orang yang benar sekaligus menunjukkan bahwa Setan, ”penguasa dunia ini”, pantas dihakimi.​—Yohanes 16:11.

      ”Masih banyak yang harus aku katakan kepada kalian,” kata Yesus, ”tapi kalian tidak sanggup memahaminya sekarang.” Setelah Yesus mencurahkan kuasa kudus, barulah mereka ”memahami kebenaran sepenuhnya” dan bisa hidup sesuai dengan kebenaran itu.​—Yohanes 16:12, 13.

      Para rasul bingung karena Yesus selanjutnya berkata, ”Sebentar lagi kalian tidak akan melihat aku lagi, dan sebentar lagi kalian akan melihat aku.” Mereka bertanya satu sama lain apa maksudnya. Yesus tahu bahwa mereka ingin bertanya, jadi dia menjelaskan, ”Dengan sungguh-sungguh aku katakan, kalian akan menangis dan meratap, tapi dunia akan bersukacita. Kalian akan merasa pedih, tapi kepedihan kalian akan berubah menjadi kebahagiaan.” (Yohanes 16:16, 20) Saat Yesus dibunuh besok siangnya, para pemimpin agama bersukacita, tapi para murid bersedih. Namun, kesedihan mereka berubah menjadi kebahagiaan ketika Yesus dibangkitkan! Mereka juga bahagia ketika Yesus mencurahkan kuasa kudus Allah ke atas mereka.

      Untuk menggambarkan apa yang dialami para rasul, Yesus berkata, ”Seorang wanita merasa pedih ketika tiba saatnya untuk melahirkan, tapi setelah melahirkan anaknya, dia tidak lagi mengingat kesengsaraannya. Dia bahagia karena seorang manusia sudah lahir ke dunia.” Yesus lalu menguatkan para rasulnya, ”Kalian juga begitu. Sekarang kalian pedih, tapi saat aku bertemu lagi dengan kalian, hati kalian akan bersukacita, dan tidak seorang pun akan merampas sukacita kalian.”​—Yohanes 16:21, 22.

      Sampai saat itu, para rasul tidak pernah berdoa dengan nama Yesus. Namun Yesus sekarang berkata, ”Pada hari itu, kalian akan meminta kepada Bapak dengan namaku.” Apakah itu berarti Bapak enggan menjawab doa-doa mereka kalau bukan Yesus yang memintanya? Tidak. Yesus berkata, ”Bapak sendiri menyayangi kalian, karena kalian sudah menyayangi aku . . . sebagai wakil Allah.”​—Yohanes 16:26, 27.

      Kata-kata Yesus membesarkan hati para rasul. Kemungkinan, karena itulah mereka berkata, ”Kami percaya bahwa kamu datang dari Allah.” Tapi, apa yang terjadi ketika iman mereka diuji malam itu? Yesus memberitahukan, ”Saatnya akan tiba, bahkan sudah tiba, ketika kalian akan terpencar ke rumah masing-masing dan meninggalkan aku sendirian.” Namun Yesus meyakinkan mereka, ”Aku sudah mengatakan hal-hal ini kepada kalian supaya kalian memiliki kedamaian karena aku. Dalam dunia ini kalian akan sengsara, tapi tabahlah! Aku sudah menaklukkan dunia.” (Yohanes 16:30-33) Jadi, Yesus akan selalu mendukung para pengikutnya. Dia yakin bahwa meski Setan dan dunianya berusaha membuat mereka menyerah, mereka bisa setia seperti dia. Mereka pasti bisa menaklukkan dunia dengan terus melakukan kehendak Allah!

  • Doa Yesus di Ruang Atas
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
    • Yesus memandang ke langit dan berdoa di depan para rasulnya

      BAB 122

      Doa Yesus di Ruang Atas

      YOHANES 17:1-26

      • BERKAT KARENA MENGENAL ALLAH DAN PUTRANYA

      • YEHUWA, YESUS, DAN SELURUH UMAT ALLAH BERSATU

      Yesus sangat menyayangi para rasulnya, jadi dia sudah mempersiapkan mereka untuk menghadapi kepergiannya. Sekarang, dia memandang ke langit dan berdoa kepada Bapaknya, ”Muliakanlah putra-Mu, supaya putra-Mu memuliakan Engkau. Engkau sudah memberi dia kuasa atas semua manusia, supaya dia memberikan kehidupan abadi kepada semua orang yang Kauserahkan kepadanya.”​—Yohanes 17:1, 2.

      Yesus sadar bahwa memuliakan Allah adalah hal yang terpenting. Tapi, Yesus juga menyebutkan harapan yang luar biasa berupa kehidupan abadi. Setelah menerima ”kuasa atas semua manusia”, Yesus sanggup memberikan seluruh manfaat tebusannya kepada manusia. Tapi, tidak semua manusia akan mendapatkannya. Mengapa? Karena Yesus hanya akan memberkati orang-orang yang memenuhi persyaratan ini: ”Untuk mendapat kehidupan abadi, mereka perlu mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang Engkau utus.”​—Yohanes 17:3.

      Kita harus mengenal baik Bapak maupun Putra dan punya hubungan akrab dengan mereka. Kita harus memandang segala sesuatu seperti cara mereka memandangnya dan meniru sifat-sifat mereka saat berurusan dengan orang lain. Kita juga harus sadar bahwa yang paling penting, Allah dimuliakan. Ini bahkan lebih penting daripada harapan kehidupan abadi kita.

      Yesus sekarang mengatakan, ”Aku sudah memuliakan Engkau di bumi dengan menyelesaikan pekerjaan yang Kauberikan kepadaku. Jadi sekarang, Bapak, berilah aku kemuliaan di sisi-Mu, seperti kemuliaan yang kumiliki di sebelah-Mu sebelum dunia ada.” (Yohanes 17:4, 5) Ya, Yesus meminta agar dia dibangkitkan dan kembali mendapat kemuliaan di surga.

      Yesus lalu mengingat apa yang sudah dia lakukan di bumi. Dia berdoa, ”Aku sudah membuat nama-Mu nyata kepada orang-orang yang Kauserahkan kepadaku dari dunia. Mereka itu milik-Mu, dan Engkau menyerahkan mereka kepadaku, dan mereka sudah menjalankan firman-Mu.” (Yohanes 17:6) Yesus tidak sekadar memberitahukan nama Yehuwa. Yesus juga membantu para rasulnya tahu sifat-sifat Yehuwa dan cara Dia berurusan dengan manusia. Dengan begitu, mereka bisa benar-benar mengenal Yehuwa.

      Yesus dengan rendah hati berkata, ”Aku sudah memberi mereka kata-kata yang Kauberikan kepadaku, dan mereka sudah menerimanya. Mereka benar-benar sudah tahu bahwa aku datang sebagai wakil-Mu, dan mereka sudah percaya bahwa Engkau mengutus aku.” (Yohanes 17:8) Jadi, para rasul telah mengenal Yehuwa, memahami peranan Putra-Nya, dan mengerti ajaran Yesus.

      Yesus kemudian menunjukkan perbedaan antara para pengikutnya dan kebanyakan orang di dunia ini: ”Aku tidak berdoa bagi dunia tapi bagi orang-orang yang telah Kauserahkan kepadaku, karena mereka itu milik-Mu. . . . Bapak yang kudus, jagalah mereka demi nama-Mu yang telah Kauberikan kepadaku, supaya mereka menjadi satu, seperti kita adalah satu. . . . Aku sudah melindungi mereka, dan tidak satu pun dari mereka binasa, kecuali dia yang memang akan dibinasakan,” maksudnya Yudas Iskariot, yang sedang menjalankan rencananya untuk mengkhianati Yesus.​—Yohanes 17:9-12.

      Yesus melanjutkan doanya, ”Dunia membenci mereka . . . Aku berdoa, bukan agar Engkau mengambil mereka dari dunia, tapi agar Engkau menjaga mereka dari si jahat. Mereka bukan bagian dari dunia, seperti aku bukan bagian dari dunia.” (Yohanes 17:14-16) Para rasul dan murid-murid lainnya hidup di dunia yang dikuasai Setan, tapi mereka harus terpisah dari dunia yang jahat ini. Bagaimana caranya?

      Yesus berdoa, ”Sucikanlah mereka dengan kebenaran. Firman-Mu adalah kebenaran.” (Yohanes 17:17) Para murid bisa menjaga diri tetap suci, terpisah untuk melayani Allah, jika mereka menjalankan kebenaran yang ada dalam Kitab-Kitab Ibrani dan kebenaran yang Yesus ajarkan. Belakangan, beberapa rasul ini akan menulis buku-buku yang menjadi bagian dari Firman Allah, kebenaran yang bisa menyucikan seseorang.

      Selain para rasul, akan ada orang-orang yang menerima kebenaran itu. Jadi, Yesus berdoa ”bukan bagi mereka saja [11 rasul itu], tapi juga bagi orang-orang yang beriman kepada [Yesus] setelah mendengar perkataan mereka”. Apa yang Yesus doakan? ”Agar mereka semua menjadi satu, seperti Engkau, Bapak, bersatu dengan aku dan aku bersatu dengan Engkau, sehingga mereka pun bersatu dengan kita.” (Yohanes 17:20, 21) Yesus dan Bapaknya dikatakan bersatu karena mereka sepikiran dan sejalan dalam segala hal. Yesus berdoa agar semua pengikutnya juga begitu.

      Malam itu, Yesus sudah memberi tahu Petrus dan para rasul lainnya bahwa dia akan pergi untuk mempersiapkan tempat di surga bagi mereka. (Yohanes 14:2, 3) Yesus sekarang mendoakan hal itu: ”Bapak, aku ingin agar orang-orang yang telah Kauserahkan kepadaku berada bersamaku di tempat aku berada, supaya mereka melihat kemuliaanku, yang telah Kauberikan kepadaku, karena Engkau mengasihi aku sebelum permulaan dunia.” (Yohanes 17:24, catatan kaki) Yesus menunjukkan bahwa sejak dulu, jauh sebelum Adam dan Hawa memiliki keturunan, Allah telah mengasihi dia, Putra tunggal-Nya.

      Di akhir doanya, Yesus kembali menekankan dua hal penting, yaitu nama Bapaknya serta kasih Sang Bapak kepadanya, yang juga akan ditunjukkan kepada para rasul dan orang-orang yang menerima kebenaran. Yesus mengatakan, ”Aku sudah membuat nama-Mu dikenal oleh mereka, dan aku akan terus membuatnya dikenal, agar mereka mengasihi orang lain seperti Engkau mengasihi aku, dan agar aku bersatu dengan mereka.”​—Yohanes 17:26.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan