Cemburu untuk Ibadat yang Murni kepada Yehuwa
”[Yehuwa], yang nama-Nya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu.”—KELUARAN 34:14.
1. Apa sifat Allah yang dominan, dan bagaimana ini berkaitan dengan kecemburuan-Nya?
YEHUWA menggambarkan diri-Nya sebagai ”Allah yang cemburu”. Saudara mungkin merasa heran, mengingat kata ”kecemburuan” memiliki konotasi negatif. Tentu saja, sifat Allah yang dominan adalah kasih. (1 Yohanes 4:8) Oleh karena itu, perasaan cemburu apa pun di pihak-Nya pasti demi faedah umat manusia. Sebenarnya, kita akan melihat bahwa kecemburuan Allah penting demi perdamaian dan keselarasan alam semesta.
2. Apa beberapa cara dalam menerjemahkan kata-kata Ibrani untuk ”kecemburuan”?
2 Kata-kata Ibrani yang berhubungan untuk ”kecemburuan” muncul lebih dari 80 kali dalam Kitab-Kitab Ibrani. Hampir setengahnya mengacu kepada Allah Yehuwa. ”Bila diterapkan kepada Allah,” G. H. Livingston menjelaskan, ”konsep kecemburuan tidak memiliki konotasi emosi yang menyimpang, tetapi sebaliknya, suatu tuntutan akan keeksklusifan dalam ibadat kepada Yehuwa.” (The Pentateuch in Its Cultural Environment) Oleh karena itu, New World Translation kadang-kadang menerjemahkan kata benda Ibraninya ”tuntutan akan pengabdian yang eksklusif”. (Yehezkiel 5:13) Terjemahan lain yang cocok adalah ”semangat yang menggebu-gebu” atau ”gairah”.—Mazmur 79:5, NW; Yesaya 9:6.
3. Dengan beberapa cara apa kecemburuan kadang-kadang dapat menghasilkan sesuatu yang baik?
3 Manusia diciptakan dengan kesanggupan untuk merasa cemburu, tetapi kejatuhan manusia ke dalam dosa telah mengakibatkan adanya penyimpangan dalam kecemburuan. Meskipun demikian, kecemburuan manusia dapat menghasilkan sesuatu yang baik. Ini dapat menggerakkan seseorang untuk melindungi orang yang dikasihi dari pengaruh yang buruk. Selain itu, manusia dapat dengan patut memperlihatkan kecemburuan untuk Yehuwa dan ibadat-Nya. (1 Raja 19:10) Untuk menyampaikan pengertian yang benar tentang kecemburuan demikian untuk Yehuwa, kata benda Ibraninya dapat diterjemahkan ”tidak toleran akan persaingan” terhadap Dia.—2 Raja 10:16.
Anak Lembu Emas
4. Perintah apa mengenai kecemburuan yang adil-benar yang menonjol dalam Hukum Allah kepada Israel?
4 Suatu contoh dari kecemburuan yang adil-benar adalah apa yang terjadi setelah orang-orang Israel menerima Hukum di Gunung Sinai. Berulang-kali, mereka telah diperingatkan untuk tidak menyembah allah-allah buatan manusia. Yehuwa memberi tahu mereka, ”Aku Yehuwa Allahmu adalah Allah yang menuntut pengabdian yang eksklusif [atau, ”Allah yang cemburu (bergairah); Allah yang tidak mentoleransi persaingan”].” (Keluaran 20:5, catatan kaki NW Referensi Inggris; bandingkan Keluaran 20:22, 23; 22:20; 23:13, 24, 32, 33.) Yehuwa mengadakan perjanjian dengan orang-orang Israel, berjanji untuk memberkati mereka dan membawa mereka ke Negeri Perjanjian. (Keluaran 23:22, 31) Dan umat tersebut mengatakan, ”Segala firman [Yehuwa] akan kami lakukan dan akan kami dengarkan.”—Keluaran 24:7.
5, 6. (a) Bagaimana orang-orang Israel melakukan dosa yang serius sewaktu berkemah di Gunung Sinai? (b) Bagaimana Yehuwa dan para penyembah-Nya yang loyal memperlihatkan kecemburuan yang adil-benar di Sinai?
5 Akan tetapi, orang-orang Israel tak lama kemudian berdosa terhadap Allah. Mereka masih berkemah di kaki Gunung Sinai. Musa telah berada di atas gunung selama berhari-hari, menerima instruksi lebih lanjut dari Allah, dan umat tersebut mendesak kakak Musa, Harun, untuk membuat suatu allah bagi mereka. Harun menuruti permintaan mereka dan membuat seekor anak lembu dari emas yang disediakan oleh umat tersebut. Mereka menganggap berhala ini menggambarkan Yehuwa. (Mazmur 106:20) Hari berikutnya, mereka mempersembahkan korban dan terus ’sujud menyembah kepadanya’. Kemudian mereka ”bersukaria”.—Keluaran 32:1, 4, 6, 8, 17-19.
6 Musa turun dari gunung ketika orang-orang Israel sedang berpesta. Ketika melihat tingkah laku yang tercela ini, ia berseru, ”Siapa yang memihak kepada [Yehuwa]?” (Keluaran 32:25, 26) Putra-putra Lewi berkumpul kepada Musa, dan ia memerintahkan mereka untuk menghunus pedang dan mengeksekusi para penyembah berhala yang sedang berpesta pora tersebut. Dalam mempertunjukkan kecemburuan mereka untuk ibadat yang murni kepada Allah, orang-orang Lewi membunuh kira-kira 3.000 di antara saudara-saudara mereka yang bersalah. Yehuwa meneguhkan tindakan ini dengan mengirimkan tulah ke atas orang-orang yang lolos. (Keluaran 32:28, 35) Kemudian Allah mengulangi perintah ini, ”Janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena [Yehuwa], yang nama-Nya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu.”—Keluaran 34:14.
Baal Peor
7, 8. (a) Bagaimana banyak orang Israel jatuh ke dalam penyembahan berhala yang mencolok sehubungan dengan Baal Peor? (b) Bagaimana bala dari Yehuwa berakhir?
7 Empat puluh tahun kemudian, ketika bangsa Israel hampir memasuki Negeri Perjanjian, wanita-wanita Moab dan Midian yang menarik hati memikat banyak orang Israel untuk datang menikmati keramahtamahan mereka. Pria-pria ini seharusnya menolak pergaulan yang akrab dengan para penyembah allah-allah palsu. (Keluaran 34:12, 15) Kebalikannya, mereka berlari seperti domba ke pembantaian, melakukan percabulan dengan wanita-wanita ini dan bergabung bersama mereka dalam sujud menyembah Baal Peor.—Bilangan 25:1-3; Amsal 7:21, 22.
8 Yehuwa mendatangkan suatu bala untuk membunuh orang-orang yang terlibat dalam penyembahan seks yang memalukan ini. Allah juga memerintahkan orang-orang Israel yang tidak bersalah untuk membunuh saudara-saudara mereka yang bersalah. Dengan sikap menantang yang keterlaluan, seorang kepala suku Israel bernama Zimri membawa seorang putri Midian ke dalam tendanya untuk mengadakan hubungan dengannya. Ketika melihat ini, Pinehas, imam yang takut akan Allah, mengeksekusi pasangan yang amoral ini. Bala itu kemudian berhenti, dan Allah mengatakan, ”Pinehas . . . telah menyurutkan amarahku dari orang-orang Israel; ia mempertunjukkan di antara mereka amarah kecemburuan yang sama yang menggerakkan aku, dan dengan demikian dalam kecemburuanku aku tidak membasmi orang-orang Israel.” (Bilangan 25:11, The New English Bible) Meskipun bangsa tersebut diluputkan dari kebinasaan, sedikitnya 23.000 orang Israel tewas. (1 Korintus 10:8) Mereka kehilangan harapan mereka yang telah lama didambakan untuk memasuki Negeri Perjanjian.
Pelajaran yang Menjadi Peringatan
9. Apa yang menimpa orang-orang Israel dan Yehuda karena mereka tidak cemburu untuk ibadat yang murni kepada Yehuwa?
9 Sayang sekali, orang-orang Israel segera melupakan pelajaran ini. Mereka tidak terbukti cemburu untuk ibadat yang murni kepada Yehuwa. ”Membuat [Allah] cemburu dengan patung-patung mereka.” (Mazmur 78:58) Sebagai akibatnya, Yehuwa membiarkan sepuluh suku Israel ditawan oleh orang-orang Asyur pada tahun 740 SM. Sisanya, kerajaan Yehuda dua suku menderita hukuman yang serupa sewaktu dihancurkannya ibu kota mereka, Yerusalem, pada tahun 607 SM. Banyak yang terbunuh, dan orang-orang yang selamat ditawan ke Babilon. Sungguh suatu contoh peringatan bagi semua orang Kristen dewasa ini!—1 Korintus 10:6, 11.
10. Apa yang akan terjadi dengan para penyembah berhala yang tidak mau bertobat?
10 Sepertiga dari penduduk bumi—kira-kira 1.900 juta orang—kini mengaku Kristen. (1994 Britannica Book of the Year) Kebanyakan dari antara mereka bergabung dengan gereja-gereja yang menggunakan ikon, patung, dan salib dalam ibadat mereka. Yehuwa tidak menyayangkan umat-Nya sendiri yang membangkitkan kecemburuan-Nya melalui penyembahan berhala mereka. Ia juga tidak akan menyayangkan orang-orang yang mengaku Kristen yang beribadat dengan bantuan benda-benda jasmani. ”Allah adalah Roh, dan mereka yang menyembah dia harus menyembah dengan roh dan kebenaran,” kata Yesus Kristus. (Yohanes 4:24) Selain itu, Alkitab memperingatkan orang-orang Kristen untuk waspada terhadap penyembahan berhala. (1 Yohanes 5:21) Para penyembah berhala yang tidak bertobat berada di antara orang-orang yang tidak akan mewarisi Kerajaan Allah.—Galatia 5:20, 21.
11. Bagaimana seorang Kristen dapat menjadi bersalah karena penyembahan berhala meskipun tidak sujud menyembah kepada berhala, dan apa yang akan membantu seseorang untuk menghindari penyembahan berhala demikian? (Efesus 5:5)
11 Meskipun seorang Kristen sejati tidak akan pernah sujud menyembah kepada sebuah berhala, ia harus menghindari segala sesuatu yang Allah pandang sebagai penyembahan berhala, najis, dan berdosa. Misalnya, Alkitab memperingatkan, ”Matikanlah anggota-anggota tubuhmu yang ada di bumi berkenaan percabulan, kenajisan, nafsu seksual, hasrat yang menyakitkan, dan ketamakan akan milik orang lain, yang merupakan penyembahan berhala. Oleh karena perkara-perkara itu murka Allah akan datang.” (Kolose 3:5, 6) Ketaatan kepada kata-kata ini mengharuskan ditolaknya perilaku amoral. Hal ini menuntut menghindari hiburan yang dirancang untuk membangkitkan nafsu seksual yang najis. Sebaliknya daripada memuaskan nafsu semacam itu, orang-orang Kristen yang sejati cemburu untuk ibadat yang murni kepada Allah.
Contoh-Contoh Lebih Lanjut dari Kecemburuan Ilahi
12, 13. Bagaimana Yesus menyediakan teladan yang menonjol dalam mempertunjukkan kecemburuan untuk ibadat yang murni kepada Allah?
12 Teladan yang paling menonjol dari seseorang yang memperlihatkan kecemburuan untuk ibadat yang murni kepada Allah adalah Yesus Kristus. Pada tahun pertama dari pelayanannya, ia melihat para pedagang yang tamak beroperasi di halaman bait. Orang-orang Yahudi pendatang mungkin membutuhkan jasa penukaran uang untuk menukar mata uang asing mereka dengan uang yang berlaku sebagai pajak bait. Mereka juga perlu membeli binatang-binatang dan burung-burung untuk dipersembahkan sebagai korban yang dituntut oleh Hukum Allah. Transaksi bisnis semacam itu seharusnya dilakukan di luar halaman bait. Yang lebih buruk lagi, para pedagang ini jelas mengambil keuntungan yang tidak patut dari kebutuhan keagamaan saudara-saudara mereka dengan memasang harga yang sangat tinggi. Dipenuhi dengan kecemburuan untuk ibadat yang murni kepada Allah, Yesus menggunakan sebuah cambuk untuk mengusir domba-domba dan ternak. Ia juga menjungkirbalikkan meja-meja para penukar uang, dengan mengatakan, ”Berhentilah menjadikan rumah Bapakku rumah dagang!” (Yohanes 2:14-16) Dengan demikian Yesus menggenapi kata-kata dari Mazmur 69:10, ”Cinta [atau, ”kecemburuan”, Byington] untuk rumah-Mu menghanguskan aku.”
13 Tiga tahun kemudian, Yesus kembali melihat para pedagang yang tamak beroperasi di bait Yehuwa. Apakah ia akan membersihkannya untuk kedua kali? Kecemburuannya untuk ibadat yang murni kepada Allah saat itu sama kuatnya seperti ketika ia mengawali pelayanannya. Ia mengusir para penjual maupun pembeli. Dan ia memberikan alasan yang lebih kuat lagi untuk tindakannya, dengan mengatakan, ”Bukankah ada tertulis, ’Rumahku akan disebut rumah doa bagi semua bangsa’? Akan tetapi, kamu telah menjadikannya gua perampok-perampok.” (Markus 11:17) Sungguh suatu teladan yang menakjubkan dari sifat berkanjang dalam memperlihatkan kecemburuan ilahi!
14. Bagaimana hendaknya kecemburuan Yesus untuk ibadat yang murni mempengaruhi kita?
14 Kepribadian dari Tuan Yesus Kristus yang kini telah dimuliakan tidak berubah. (Ibrani 13:8) Pada abad ke-20 ini, ia sama cemburunya untuk ibadat yang murni kepada Bapaknya seperti sewaktu ia berada di bumi. Hal ini dapat terlihat dalam pesan Yesus kepada tujuh sidang yang dicatat dalam buku Penyingkapan. Hal ini memiliki penggenapannya yang besar sekarang ini, pada ”hari Tuan”. (Penyingkapan 1:10; 2:1–3:22) Dalam penglihatan, rasul Yohanes melihat Yesus Kristus yang telah dimuliakan dengan ”matanya bagaikan api yang bernyala-nyala”. (Penyingkapan 1:14) Hal ini memperlihatkan bahwa tidak ada yang luput dari perhatian Kristus seraya ia memeriksa sidang-sidang untuk memastikan bahwa mereka tetap bersih dan layak untuk dinas Yehuwa. Orang-orang Kristen dewasa ini perlu mengingat peringatan Yesus agar tidak mencoba melayani dua majikan—Allah dan kekayaan. (Matius 6:24) Yesus memberi tahu anggota-anggota sidang Laodikia yang materialistis, ”Karena engkau suam-suam kuku dan tidak panas ataupun dingin, aku akan memuntahkan engkau ke luar dari mulutku. . . . Bergairahlah dan bertobatlah.” (Penyingkapan 3:14-19) Melalui kata-kata dan teladan, para penatua sidang yang terlantik hendaknya membantu rekan-rekan seiman mereka untuk menghindari jerat materialisme. Para penatua juga harus melindungi kawanan dari kerusakan moral dari dunia yang menitikberatkan seks ini. Selain itu, umat Allah tidak berani mentoleransi pengaruh Izebel di dalam sidang.—Ibrani 12:14, 15; Penyingkapan 2:20.
15. Bagaimana rasul Paulus meniru Yesus dalam memperlihatkan kecemburuan untuk ibadat kepada Yehuwa?
15 Rasul Paulus adalah seorang peniru Kristus. Untuk melindungi orang-orang Kristen yang baru dibaptis dari pengaruh yang tidak sehat secara rohani, ia mengatakan, ”Aku cemburu atasmu dengan kecemburuan ilahi.” (2 Korintus 11:2) Sebelumnya, kecemburuan Paulus untuk ibadat yang murni telah menggerakkan dia untuk memerintahkan sidang ini juga agar memecat seorang pelaku percabulan yang tidak mau bertobat yang menjadi pengaruh yang merusak. Perintah terilham yang diberikan pada kesempatan itu menjadi bantuan yang besar bagi para penatua dewasa ini seraya mereka berupaya menjaga bersih lebih dari 75.500 sidang Saksi-Saksi Yehuwa.—1 Korintus 5:1, 9-13.
Kecemburuan Allah Mendatangkan Manfaat bagi Umat-Nya
16, 17. (a) Sewaktu Allah menghukum Yehuda purba, sikap apa yang diperlihatkan oleh bangsa-bangsa? (b) Setelah penawanan Yehuda selama 70 tahun, bagaimana Yehuwa mempertunjukkan kecemburuan-Nya untuk Yerusalem?
16 Ketika Allah menghukum orang-orang Yehuda dengan membiarkan mereka ditawan ke Babilon, mereka dicemooh. (Mazmur 137:3) Dalam kebencian karena cemburu, orang-orang Edom bahkan membantu orang-orang Babilon mendatangkan celaka atas umat Allah, dan Yehuwa memperhatikan hal ini. (Yehezkiel 35:11; 36:15) Dalam penawanan, orang-orang yang selamat bertobat, dan setelah 70 tahun Yehuwa memulihkan mereka ke negeri mereka.
17 Pada mulanya, orang-orang Yehuda berada dalam keadaan yang menyedihkan. Kota Yerusalem dan baitnya tinggal puing-puing. Namun, bangsa-bangsa di sekitar mereka menentang segala upaya untuk membangun kembali bait. (Ezra 4:4, 23, 24) Bagaimana perasaan Yehuwa akan hal ini? Catatan yang terilham menyatakan, ”Beginilah firman [Yehuwa] semesta alam: Sangat besar usaha-Ku [”cemburuku”, NW] untuk Yerusalem dan Sion, tetapi sangat besar murka-Ku terhadap bangsa-bangsa yang merasa dirinya aman, yang, sementara Aku murka sedikit, telah membantu menimbulkan kejahatan. Sebab itu, beginilah firman [Yehuwa], Aku kembali lagi kepada Yerusalem dengan kasih sayang. Rumah-Ku akan didirikan pula di sana, demikianlah firman [Yehuwa] semesta alam.” (Zakharia 1:14-16) Janji ini ditepati, bait dan kota Yerusalem berhasil dibangun kembali.
18. Apa yang dialami orang-orang Kristen sejati selama perang dunia pertama?
18 Sidang Kristen yang sejati memiliki pengalaman yang serupa pada abad ke-20 ini. Selama perang dunia pertama, Yehuwa mendisiplin umat-Nya karena mereka tidak sepenuhnya netral dalam konflik dunia ini. (Yohanes 17:16) Allah membiarkan kuasa-kuasa politik menekan mereka, dan para pemimpin agama Susunan Kristen bersukacita atas bencana ini. Sebenarnya, para pemimpin agama berada di garis depan dalam membuat unsur-unsur politik melarang pekerjaan dari Siswa-Siswa Alkitab, yaitu sebutan bagi Saksi-Saksi Yehuwa pada waktu itu.—Penyingkapan 11:7, 10.
19. Bagaimana Yehuwa telah memperlihatkan kecemburuan untuk ibadat-Nya sejak tahun 1919?
19 Akan tetapi, Yehuwa memperlihatkan kecemburuan untuk ibadat-Nya dan memulihkan umat-Nya yang bertobat kepada perkenan-Nya pada pascaperang tahun 1919. (Penyingkapan 11:11, 12) Sebagai hasilnya, jumlah dari para pemuji Yehuwa telah meningkat, semula kurang dari 4.000 pada tahun 1918 menjadi kira-kira 5 juta dewasa ini. (Yesaya 60:22) Tak lama lagi, kecemburuan Yehuwa untuk ibadat-Nya yang murni akan dimanifestasikan dengan cara-cara yang lebih dramatis.
Tindakan-Tindakan Kecemburuan Ilahi di Masa Depan
20. Apa yang tidak lama lagi akan Allah lakukan dalam memperlihatkan kecemburuan-Nya untuk ibadat yang murni?
20 Selama berabad-abad, gereja-gereja Susunan Kristen telah mengikuti haluan dari orang-orang Yahudi yang murtad yang membangkitkan kecemburuan Yehuwa. (Yehezkiel 8:3, 17, 18) Tidak lama lagi Allah Yehuwa akan bertindak dengan menaruh pikiran yang drastis ke dalam hati para anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Hal ini akan menggerakkan para kuasa politik untuk membuat telantar Susunan Kristen dan selebihnya dari agama palsu. (Penyingkapan 17:16, 17) Para penyembah yang sejati akan selamat dari pelaksanaan penghakiman ilahi yang mengerikan ini. Mereka akan menanggapi kata-kata dari makhluk-makhluk surgawi yang mengatakan, ”Pujilah Yah, kamu sekalian! . . . Sebab ia telah melaksanakan penghakiman ke atas sundal besar itu [agama palsu] yang merusak bumi dengan percabulannya [ajarannya yang palsu dan dukungannya atas politik yang korup], dan ia telah membalaskan darah budak-budaknya dari tangan sundal itu.”—Penyingkapan 19:1, 2.
21. (a) Apa yang akan dilakukan Setan dan sistemnya setelah agama palsu dibinasakan? (b) Bagaimana tanggapan Allah?
21 Apa yang akan terjadi setelah kebinasaan dari imperium agama palsu sedunia? Setan akan menggerakkan para kuasa politik untuk melancarkan serangan global atas umat Yehuwa. Bagaimana reaksi Allah yang benar terhadap upaya Setan ini untuk menghapus ibadat yang sejati dari muka bumi? Yehezkiel 38:19-23 memberi tahu kita, ”Dalam cemburu-Ku dan dalam api kemurkaan-Ku Aku [Yehuwa] akan berfirman: . . . Aku akan menghukum dia [Setan] dengan sampar dan tumpahan darah; Aku akan menurunkan hujan lebat, rambun, api dan hujan belerang ke atasnya dan ke atas tentaranya dan ke atas banyak bangsa yang menyertai dia. Aku akan menunjukkan kebesaran-Ku dan kekudusan-Ku dan menyatakan diri-Ku di hadapan bangsa-bangsa yang banyak, dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah [Yehuwa].”—Lihat juga Zefanya 1:18; 3:8.
22. Bagaimana kita dapat memperlihatkan bahwa kita cemburu untuk ibadat yang murni kepada Yehuwa?
22 Betapa menghibur untuk mengetahui bahwa Penguasa alam semesta dengan kecemburuan memperhatikan para penyembah-Nya yang sejati! Didorong oleh penghargaan yang dalam atas kebaikan-Nya yang tidak layak diterima, marilah kita cemburu untuk ibadat yang murni kepada Allah Yehuwa. Dengan bergairah, semoga kita terus memberitakan kabar baik dan dengan penuh yakin menantikan hari yang besar ketika Yehuwa memuliakan dan menyucikan nama-Nya yang agung.—Matius 24:14.
Pokok-Pokok untuk Renungan
◻ Apa artinya menjadi cemburu untuk Yehuwa?
◻ Apa yang dapat kita pelajari dari contoh orang-orang Israel zaman purba?
◻ Bagaimana kita dapat menghindari membangkitkan kecemburuan Yehuwa?
◻ Bagaimana Allah dan Kristus telah memperlihatkan kecemburuan untuk ibadat yang murni?
[Kotak di hlm. 12]
Kasih Tidak Cemburu
BERKENAAN kedengkian, seorang sarjana Alkitab abad ke-19 bernama Albert Barnes menulis, ”Ini adalah salah satu manifestasi yang paling umum dari kefasikan, dan dengan jelas memperlihatkan kebobrokan yang dalam dari manusia.” Ia selanjutnya mengatakan, ”Orang yang dapat menelusuri semua peperangan dan pertengkaran dan rencana-rencana duniawi sampai pada sumbernya—semua rancangan dan tujuan bahkan dari orang-orang yang mengaku diri Kristen, yang sangat mencemari agama mereka dan membuat mereka berpikir keduniawian, kepada asal mula yang sebenarnya—akan terkejut mendapati betapa banyak hal tersebut disebabkan oleh kedengkian. Kita merasa sakit hati bahwa orang-orang lain lebih makmur daripada kita; kita ingin memiliki apa yang orang-orang lain miliki, meskipun kita tidak berhak untuk itu; dan ini membawa kepada berbagai metode yang patut dicela yang ditempuh untuk membuat mereka kurang menikmati hal-hal itu, atau agar kita dapat memperolehnya bagi diri kita, atau untuk memperlihatkan bahwa mereka tidak memiliki sebanyak yang semestinya mereka miliki. . . . karena dengan demikian semangat kedengkian di dalam diri kita akan dipuaskan.”—Roma 1:29; Yakobus 4:5.
Sebaliknya, Barnes membuat sebuah pernyataan yang menarik berkenaan kasih, yang ”tidak dengki”. (1 Korintus 13:4, King James Version) Ia menulis, ”Kasih tidak mendengki orang-orang lain karena kebahagiaan yang mereka nikmati; kasih senang dengan kesejahteraan mereka; dan seraya kebahagiaan mereka bertambah . . . , orang-orang yang dipengaruhi oleh kasih . . . tidak akan mengurangi kebahagiaan tersebut; mereka tidak akan membuat malu orang-orang yang memilikinya; mereka tidak akan merongrong kebahagiaan tersebut; mereka tidak akan menggerutu atau mengeluh bahwa mereka sendiri tidak begitu beruntung. . . . Jika kita mengasihi orang-orang lain—jika kita bersukacita dalam kebahagiaan mereka, kita hendaknya tidak mendengki mereka.”
[Gambar di hlm. 10]
Pinehas cemburu untuk ibadat yang murni kepada Yehuwa