-
Hidup Menurut Kehendak Allah—Sekarang dan Untuk SelamanyaMenara Pengawal—1986 (Seri 26) | Menara Pengawal—1986 (Seri 26)
-
-
3. Nasihat apa diberikan Petrus mengenai sikap mental kita?
3 Petrus, yang mempunyai banyak pengalaman bersama Yesus, percaya bahwa ada alasan yang sangat baik untuk hidup menurut kehendak Allah dan bukan kemauan kita. Ia mengatakan, ”Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran [”sikap mental,” NW] yang demikian,—karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa—, supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.”—1 Petrus 4:1, 2.
4. Bagaimana Yesus menunjukkan ketundukannya kepada Bapanya?
4 Mengapa Yesus mengalami penderitaan badani? Karena ia mendukung pihak Bapanya dalam sengketa kedaulatan atau pemerintahan universal. Ia membuktikan Allah benar dan Setan pendusta. Dan ia melakukan hal itu dengan membiarkan kehidupannya di bumi dikendalikan oleh Allah, meskipun akibatnya ia harus mati martir.—2 Korintus 5:14, 15.
5. Tantangan apa diajukan oleh teladan Kristus bagi kita?
5 Tetapi kematian tersebut merupakan pernyataan dari kasih Allah melalui Kristus. (1 Yohanes 4:10) Mengapa demikian? Karena sebagai hasilnya, manfaat-manfaat tersedia bagi seluruh umat manusia. (Roma 5:8; 6:23) Namun berapa banyak orang yang mau menerima manfaat-manfaat tersebut? Berapa banyak yang mau meniru Kristus dan mengorbankan keinginan mereka sendiri untuk tunduk kepada kehendak Allah?—Ibrani 13:15, 17.
-
-
Hidup Menurut Kehendak Allah—Sekarang dan Untuk SelamanyaMenara Pengawal—1986 (Seri 26) | Menara Pengawal—1986 (Seri 26)
-
-
Sikap Mental Kristus
9, 10. (a) Dengan apa kita harus mempersenjatai diri sendiri? (Filipi 2:5-8) (b) Apa yang istimewa mengenai kata Yunani yang diterjemahkan ”sikap mental” di 1 Petrus 4:1?
9 Apa yang dapat mempermudah kita untuk tunduk kepada kehendak Allah? Menurut nasihat Petrus, yang dikutip dalam paragraf 3, kita harus mempersenjatai diri dengan ”sikap mental yang demikian” yang dimiliki Yesus.—1 Petrus 4:1.
10 Petrus di sini menggunakan sebuah kata Yunani yang hanya terdapat dua kali dalam Alkitab Yunani—enʹnoi·a. Meskipun ada yang menerjemahkannya ”pikiran,” ini bukan kata Yunani nous yang biasa digunakan untuk ”pikiran.” Karena itu Petrus, di bawah ilham, memaksudkan suatu hal khusus ketika ia memilih kata benda yang kurang umum ini. Sarjana Yunani W. E. Vine mengatakan bahwa enʹnoi·a ”menyatakan tujuan, maksud, rancangan.” Greek-English Lexicon dari J. H. Thayer mendefinisikannya sebagai ”cara berpikir dan merasa.”
11. Apa yang dapat kita pelajari dari teladan Yesus sehubungan dengan cara kita menggunakan kehidupan kita?
11 Haluan tindakan Yesus yang rela berkorban dengan jelas menunjukkan tujuan, atau maksudnya. Ia tidak menempuh kehidupan yang sia-sia, hanya mencari kesenangan dan hiburan belaka. Ia tahu bahwa ia tidak meninggalkan kehidupannya yang terdahulu di surga untuk disia-siakan selama beberapa tahun di atas bumi dengan mengejar perkara-perkara yang mementingkan diri. (Lihat pertentangannya di Kejadian 6:1, 2, 4, dan Yudas 6.) Maka ia menyatakan, ”Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendakKu, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.” (Yohanes 6:38) Yesus tidak bercabang dalam pengabdian kepada maksud-tujuan Bapanya, selalu mengutamakan hal itu di atas kemauannya sendiri, meskipun sampai harus mati secara hina.—Lukas 22:42.
12, 13. (a) Bagaimana Yesus memperlihatkan sikap mentalnya di sumur Yakub? (b) Apa yang Yesus maksudkan ketika ia mengatakan, ”PadaKu ada makanan yang tidak kamu kenal”?
12 Bahkan ketika ia lelah dan lapar, Yesus dengan jelas menunjukkan sikap mentalnya terhadap kehendak Bapanya. Pada satu kesempatan, sementara murid-muridnya pergi mencari makanan, ia beristirahat di sumur Yakub. Ia boleh saja tidur, sampai murid-murid itu kembali, tetapi sebaliknya ia berusaha keras melakukan kehendak Allah. Ia mengambil langkah yang tidak lazim bagi seorang Yahudi. Ia mengadakan percakapan dengan seorang wanita Samaria. Ia membuka mata wanita itu sehingga mengerti tentang Allah yang benar. Hasilnya, ”banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepadaNya karena perkataan perempuan itu.”—Yohanes 4:6-26, 39-42.
13 Ketika murid-muridnya kembali, mereka mendesaknya untuk makan. Tetapi bagaimana jawabannya? ”PadaKu ada makanan yang tidak kamu kenal.” Mereka tercengang mendengar jawabannya sampai ia menambahkan, ”MakananKu ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya.” Jelas, Yesus senang menundukkan diri kepada kehendak Bapanya. Baginya ini seperti makanan dan sebagaimana halnya dengan makanan yang sedap, ia menikmati kepuasan sejati sebagai hasilnya. Jika kita benar-benar ingin merasa puas dalam kehidupan kita, tidak ada hal lain yang lebih baik yang dapat kita lakukan selain mengikuti teladan Yesus Kristus.—Yohanes 4:31-38.
Pengaruh dari Sikap Mental Kristus
14. Apa yang kita butuhkan untuk dapat mempunyai sikap mental seperti Kristus? Beri contoh.
14 Bagaimana memiliki sikap mental seperti Kristus seharusnya mempengaruhi kita? Jika kita belajar untuk berpikir seperti Kristus, maka kita akan mempunyai suatu kekuatan batin yang akan membimbing kita untuk melakukan apa yang akan Yesus lakukan di bawah keadaan apapun. (Lukas 22:42; Efesus 4:23, 24) Kekuatan ini bukan hasil dari sekedar takut mendapat hukuman seperti misalnya disiplin dari para penatua di sidang, melainkan sebaliknya karena penghargaan yang meluap untuk hukum-hukum dan prinsip-prinsip Yehuwa. Kita dapat membandingkan keadaannya dengan seseorang yang mematuhi peraturan-peraturan lalu lintas hanya jika ada polisi—ia hanya menundukkan diri kepada suatu pengaruh dari luar. Namun orang yang menghargai kehidupan, mengasihi sesamanya, dan yang melihat hikmat dari adanya peraturan lalu lintas, akan taat karena menghargai peraturan. Ia mempunyai motif yang kuat dalam batin.—Mazmur 51:12.
15. (a) Apa yang membuktikan bahwa Yesus mempunyai kekuatan dalam batin yang menggerakkan pikirannya? (Efesus 4:23) (b) Teladan-teladan apa dalam hal integritas membuktikan adanya sikap mental seperti Kristus dalam diri orang-orang Kristen jaman modern?
15 Yesus mempunyai ”kekuatan” batin itu ‘yang menggerakkan pikirannya.’
-