-
Yudaisme—Upaya Mencari Allah melalui Kitab Suci dan TradisiPencarian Manusia akan Allah
-
-
Kaum Farisi lebih menekankan hukum lisan (lihat kotak, halaman 221) daripada korban di bait.
-
-
Yudaisme—Upaya Mencari Allah melalui Kitab Suci dan TradisiPencarian Manusia akan Allah
-
-
22. (a) Dengan tidak adanya bait di Yerusalem, apa pengaruhnya atas Yudaisme? (b) Bagaimana pembagian Alkitab menurut orang Yahudi? (c) Apa Talmud itu, dan bagaimana proses penyusunannya?
22 Dengan hancurnya bait, kaum Saduki pun lenyap, dan hukum lisan yang telah dijunjung oleh kaum Farisi kini menjadi bagian terpenting Yudaisme baru yang menonjolkan golongan rabi. Pemelajaran yang lebih giat, doa, dan amal saleh menggantikan korban-korban di bait dan ziarah. Jadi, Yudaisme dapat dipraktekkan di mana saja, kapan saja, dan di lingkungan kebudayaan mana saja. Para rabi menuliskan hukum lisan ini, serta membuat ulasannya, selanjutnya ulasan mengenai ulasan itu, yang kesemuanya dikenal sebagai Talmud.—Lihat kotak, halaman 220-1.
23. Di bawah pengaruh pemikiran Yunani, apa yang kemudian lebih ditonjolkan?
23 Apa dampak berbagai pengaruh ini? Max Dimont berkata dalam bukunya Jews, God and History bahwa meskipun orang Farisi membawa obor ideologi dan agama Yahudi, ”obor itu sendiri telah dinyalakan oleh para filsuf Yunani”. Walaupun kebanyakan isi Talmud berkaitan erat dengan hukum, perumpamaan dan ulasannya jelas-jelas mencerminkan pengaruh filsafat Yunani. Contohnya, konsep agama Yunani tentang jiwa yang tak berkematian dinyatakan dengan istilah-istilah Yahudi. Memang, pada zaman baru para Rabi itu, orang Yahudi semakin mengagungkan Talmud—yang pada waktu itu merupakan campuran antara filsafat hukum dan filsafat Yunani—sampai-sampai, pada Abad Pertengahan, mereka menyanjung Talmud lebih daripada Alkitab itu sendiri.
-