-
Nasihat yang ”Dimasinkan dengan Garam”Menara Pengawal—1986 (Seri 28) | Menara Pengawal—1986 (Seri 28)
-
-
Ketika Yunus, yang marah karena Niniwe tidak dibinasakan, minta supaya mati saja, Yehuwa mengatakan, ”Layakkah engkau marah?” Yunus tidak menjawab. Maka, Yehuwa membiarkan pohon jarak itu tumbuh dan kemudian mati. Akibatnya Yunus merasa lebih marah lagi. Maka Yehuwa bertanya kepadanya, ”Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?” Kali ini Yunus menjawab, ”Selayaknyalah aku marah sampai mati.” Karena nabi itu menjawab Yehuwa, Ia selanjutnya membandingkan sikap Yunus terhadap sebuah tanaman belaka dengan sikapNya sendiri terhadap Niniwe, dengan mengajukan pertanyaan yang mengakhiri masalahnya, ”Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe?” (Yunus 4:4, 9, 11) Jadi Yunus dinasihati untuk meniru sikap Yehuwa terhadap orang-orang Niniwe yang bertobat.
-
-
Nasihat yang ”Dimasinkan dengan Garam”Menara Pengawal—1986 (Seri 28) | Menara Pengawal—1986 (Seri 28)
-
-
Ketika Yunus marah karena Yehuwa menyelamatkan orang-orang Niniwe yang bertobat, Allah memberinya sebatang pohon jarak sebagai pernaungan. Kemudian, ketika tanaman itu menjadi layu dan Yunus mengeluh, Yehuwa mengatakan, ”Engkau sayang kepada pohon jarak itu . . . Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang?” (Yunus 4:5-11) Benar-benar suatu nasihat yang ampuh!
-