-
Senangkan Yehuwa dengan Menunjukkan Kebaikan HatiMenara Pengawal—1991 | 15 Juli
-
-
Senangkan Yehuwa dengan Menunjukkan Kebaikan Hati
”Apakah yang dituntut Yehuwa daripadamu selain berlaku adil dan mengasihi kebaikan hati dan dengan bersahaja hidup dengan Allahmu?”—MIKHA 6:8, ”NW”.
1. Mengapa seharusnya tidak mengejutkan kita bahwa Yehuwa mengharapkan umat-Nya untuk menunjukkan kebaikan hati?
YEHUWA mengharapkan umat-Nya untuk menunjukkan kebaikan hati. Hal ini seharusnya tidak mengejutkan kita. Allah sendiri berlaku baik hati kepada semua, bahkan kepada orang-orang jahat yang tidak tahu berterima kasih. Sehubungan dengan hal ini Kristus Yesus berkata kepada murid-muridnya, ”Kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.”—Lukas 6:35, 36.
2. Pertanyaan-pertanyaan apa yang patut kita pertimbangkan berkenaan kebaikan hati?
2 Seperti dinyatakan dalam Mikha 6:8, mereka yang berjalan dengan Allah harus sungguh-sungguh ”mengasihi kebaikan hati”. Jelaslah, Yehuwa berkenan bila hamba-hamba-Nya mengasihi kebaikan hati dan menunjukkannya dengan sepenuh hati. Akan tetapi, apakah kebaikan hati? Apakah manfaat-manfaat yang dihasilkannya dengan menunjukkannya? Dan bagaimana sifat ini dapat ditunjukkan?
Apa Kebaikan Hati Itu
3. Apakah definisi kebaikan hati?
3 Kebaikan hati adalah sifat suka menunjukkan minat aktif terhadap orang-orang lain. Itu ditunjukkan dengan perbuatan yang bersifat menolong dan tutur kata yang penuh timbang rasa. Berlaku baik hati berarti melakukan apa yang baik dan bukan apa yang merugikan. Seorang yang baik hati bersikap ramah, lembut, simpatik, dan sopan. Dia memiliki sikap murah hati dan penuh timbang rasa terhadap orang-orang lain. Dan kebaikan hati merupakan bagian tenunan dari pakaian lambang setiap orang kristiani sejati, karena Paulus mendesak, ”Kenakanlah belas kasihan, kemurahan [”kebaikan hati”, NW], kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.”—Kolose 3:12.
4. Bagaimana Yehuwa telah mengambil prakarsa di dalam menunjukkan kebaikan hati kepada umat manusia?
4 Yehuwa yang mengambil prakarsa dalam menunjukkan kebaikan hati. Seperti rasul Paulus katakan, adalah ”ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasihNya kepada manusia” bahwa ”Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus”. (Titus 3:4, 5) Allah membersihkan, atau ’memandikan’, orang-orang kristiani terurap di dalam darah Yesus, menerapkan jasa korban tebusan Yesus demi kepentingan mereka. Mereka juga diperbaharui melalui roh suci-Nya menjadi ”ciptaan baru” sebagai putra-putra Allah yang diperanakkan roh. (2 Korintus 5:17) Tentu saja, kebaikan hati Allah dan kasih-Nya terhadap manusia juga mencakup suatu ”kumpulan besar” internasional, yang telah ”mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba”. (Wahyu 7:9, 14; 1 Yohanes 2:1, 2) Selain itu, kaum terurap dan kumpulan besar, dengan suatu harapan di bumi, semuanya berada di bawah kuk Yesus yang ”menyenangkan”.—Matius 11:30, BIS.
5. Mengapa hendaknya kita mengharapkan mereka yang dibimbing oleh roh Allah menunjukkan kebaikan hati kepada orang-orang lain?
5 Kebaikan hati juga merupakan bagian dari buah roh suci Allah, atau tenaga aktif-Nya. Paulus berkata, ”Buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan [”kebaikan hati”, NW], kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” (Galatia 5:22, 23) Jadi apa yang hendaknya kita harapkan dari mereka yang dibimbing oleh roh Allah? Pasti, mereka akan menunjukkan kebaikan hati kepada orang-orang lain.
6. Kebaikan hati seharusnya menggerakkan para penatua dan orang-orang kristiani lainnya untuk bertindak dengan cara bagaimana?
6 Kebaikan hati dapat dipertunjukkan dalam banyak cara. Kita menunjukkan kebaikan hati bila kita berbelas kasihan. Misalnya, para penatua Kristen berlaku baik hati bila mereka memberikan pengampunan kepada seorang pedosa yang bertobat dan berupaya membantunya secara rohani. Sifat kebaikan hati yang diberikan Allah ini membuat para pengawas berlaku sabar, memperlihatkan timbang rasa, berbelas kasihan, dan lembut. Itu menggerakkan mereka untuk ”menyayangkan kawanan”. (Kisah 20:28, 29) Sesungguhnya, buah roh kebaikan hati hendaknya menggerakkan semua orang kristiani untuk suka mengampuni, sabar, memperlihatkan timbang rasa, berbelas kasihan, ramah, dan suka menyediakan tumpangan.
Hindari Kebaikan Hati yang Keliru
7. Mengapa kebaikan hati yang keliru merupakan kelemahan?
7 Beberapa orang memandang kebaikan hati sebagai kelemahan. Mereka merasa bahwa seseorang harus keras, bahkan kasar sewaktu-waktu, sehingga orang-orang lain akan terkesan oleh kekuatannya. Akan tetapi, tepatlah kata orang bahwa ”kekasaran adalah tiruan dari kekuatan seorang yang lemah”. Sesungguhnya, dibutuhkan kekuatan yang sejati untuk betul-betul berlaku baik hati dan untuk menghindari kebaikan hati yang keliru. Kebaikan hati yang merupakan salah satu buah roh Allah bukanlah suatu sikap lemah dan berkompromi terhadap tingkah laku salah. Sebaliknya, sifat kebaikan hati yang keliru adalah suatu kelemahan yang menyebabkan seseorang membiarkan perbuatan salah.
8. (a) Sehubungan dengan putra-putranya, bagaimanakah Eli terbukti lemah? (b) Mengapa para penatua hendaknya waspada agar tidak menyerah kepada kebaikan hati yang keliru?
8 Eli, imam besar Israel, lemah dalam mendisiplin putra-putranya, Hofni dan Pinehas, yang berdinas sebagai imam-imam di kemah ibadat. Tidak puas dengan bagian korban yang ditetapkan bagi mereka menurut hukum Allah, mereka menyuruh seorang pembantu meminta daging mentah dari seorang yang akan mempersembahkan korban sebelum lemak dari korban itu dibakar di atas mezbah. Putra-putra Eli juga mengadakan hubungan amoral dengan wanita-wanita yang melayani di pintu kemah ibadat. Namun, Eli bukannya memecat Hofni dan Pinehas dari jabatan mereka, ia hanya menegur mereka secara lembut, lebih menghormati putra-putranya daripada Allah. (1 Samuel 2:12-29) Tidak heran bahwa ”pada masa itu firman [Yehuwa] jarang”! (1 Samuel 3:1) Jadi para penatua Kristen tidak boleh menyerah kepada cara berpikir yang salah atau mempertunjukkan kebaikan hati yang keliru yang dapat membahayakan kerohanian sidang. Kebaikan hati yang sejati tidak buta terhadap tutur kata dan perbuatan jahat yang melanggar patokan-patokan Allah.
9. (a) Sikap apa dapat menolong kita agar tidak menyerah kepada kebaikan hati yang keliru? (b) Bagaimana Yesus menunjukkan kekuatan di dalam menangani ahli-ahli agama yang murtad?
9 Bila kita ingin menghindari agar tidak menunjukkan kebaikan hati yang keliru, kita harus berdoa memohon bantuan Allah untuk memiliki kekuatan sedemikian seperti nyata dalam kata-kata pemazmur, ”Menjauhlah dari padaku, hai penjahat-penjahat; aku hendak memegang perintah-perintah Allahku.” (Mazmur 119:115) Kita juga perlu mengikuti teladan Kristus Yesus yang tidak pernah bersalah menunjukkan kebaikan hati yang keliru. Sesungguhnya, Yesus merupakan lambang dari kebaikan hati yang sejati itu. Misalnya, ’dia merasa kasihan kepada orang-orang karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala’. Karena itu, orang-orang yang berhati jujur merasa bebas untuk menghampiri Yesus, bahkan membawa anak-anak mereka yang masih kecil kepadanya. Coba bayangkan kebaikan hati dan belas kasihan yang ia perlihatkan ketika ”Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tanganNya atas mereka Ia memberkati mereka!” (Matius 9:36; Markus 10:13-16) Meskipun Yesus baik hati, namun dia teguh untuk apa yang benar dalam pandangan Bapak surgawinya. Yesus tidak pernah membiarkan kejahatan; dia memiliki kekuatan yang diberikan Allah untuk mengecam pemimpin-pemimpin agama yang munafik. Di Matius 23:13-26, beberapa kali Yesus mengulangi pernyataan, ”Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik!” Setiap kali, Yesus memberikan alasan untuk penghukuman ilahi.
Kebaikan Hati Dihubungkan dengan Kasih
10. Bagaimana murid-murid Yesus menunjukkan kebaikan hati dan kasih kepada rekan-rekan seiman?
10 Mengenai para pengikutnya, Yesus berkata, ”Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yohanes 13:35) Dan apakah satu aspek dari kasih yang merupakan tanda pengenal murid-murid Yesus yang sejati? Paulus berkata, ”Kasih itu panjang sabar dan baik hati.” (1 Korintus 13:4, NW) Berlaku panjang sabar dan baik hati berarti kita menahan ketidaksempurnaan dan kegagalan orang-orang lain, seperti yang Yehuwa lakukan dengan baik hati. (Mazmur 103:10-14; Roma 2:4; 2 Petrus 3:9, 15) Kasih dan kebaikan hati Kristen juga nyata pada waktu kesulitan-kesulitan menimpa rekan-rekan seiman di suatu tempat di bumi. Memberikan tanggapan dengan berlaku lebih daripada hanya ”sangat ramah” secara manusiawi, umat kristiani di mana-mana menunjukkan kasih persaudaraan dengan menyumbangkan harta benda untuk menolong penyembah-penyembah Yehuwa yang mengalami kesulitan demikian.—Kisah 28:2.
11. Menurut Alkitab, apakah kebaikan hati yang penuh kasih sayang itu?
11 Kebaikan hati dihubungkan dengan kasih di dalam ungkapan ”kebaikan hati yang penuh kasih sayang” yang sering digunakan di dalam Alkitab. Ini merupakan kebaikan hati yang memancar dari kasih yang loyal. Kata kerja Ibrani yang diterjemahkan ”kebaikan hati yang penuh kasih sayang” (cheʹsedh) mencakup lebih daripada hanya perhatian yang lembut. Ini adalah kebaikan hati yang dengan pengasih mengikatkan diri kepada satu obyek sampai maksud-tujuan yang berhubungan dengannya terwujud. Kebaikan hati yang penuh kasih sayang dari Yehuwa, atau kasih-Nya yang loyal, dipertunjukkan dalam berbagai cara. Misalnya, itu ditunjukkan dalam tindakan-Nya untuk mendatangkan kelepasan dan perlindungan.—Mazmur 6:5; 40:12; 143:12.
12. Sewaktu hamba-hamba Yehuwa berdoa memohon bantuan atau kelepasan, mengenai apakah mereka dapat yakin?
12 Tidak heran kebaikan hati yang penuh kasih sayang dari Yehuwa menggerakkan orang-orang untuk menghampiri Dia! (Yeremia 31:3) Sewaktu hamba-hamba Yehuwa yang setia membutuhkan kelepasan atau bantuan, mereka tahu bahwa kebaikan hati yang penuh kasih sayang dari Yehuwa sungguh-sungguh merupakan kasih yang loyal, yang tidak akan mengecewakan mereka. Karena itu, mereka dapat berdoa dalam iman, seperti yang dilakukan penggubah mazmur yang berkata, ”Tetapi aku, kepada kasih setiaMu [”kebaikan hati yang penuh kasih sayang”, NW] aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatanMu.” (Mazmur 13:6) Karena kasih Allah bersifat loyal, hamba-hamba-Nya tidaklah dengan sia-sia percaya akan kebaikan hati yang penuh kasih sayang dari Allah. Sewaktu mereka berdoa memohon bantuan atau kelepasan mereka memiliki jaminan ini, ”[Yehuwa] tidak akan membuang umatNya, dan milikNya sendiri tidak akan ditinggalkanNya.”—Mazmur 94:14.
Imbalan dari Kebaikan Hati
13, 14. Mengapa seorang yang baik hati memiliki sahabat-sahabat yang loyal?
13 Dalam meniru Yehuwa, hamba-hamba-Nya ’menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih sayang dan belas kasihan kepada masing-masing’. (Zakharia 7:9, NW; Efesus 5:1) ”Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya [”kebaikan hati yang penuh kasih sayang”, NW]” dan seseorang yang menunjukkan sifat ini menuai imbalan yang limpah. (Amsal 19:22) Apakah beberapa di antaranya?
14 Kebaikan hati membuat kita bijaksana dan dengan demikian membantu kita mempertahankan hubungan yang baik dengan orang-orang lain. Seorang yang bijaksana mengatakan dan melakukan hal-hal atau menangani situasi yang sulit dengan cara yang penuh timbang rasa dan tidak bersifat menyerang. Seorang yang kejam dijauhi masyarakat, ”orang yang murah hati [”memiliki kebaikan hati yang penuh kasih sayang”, NW] berbuat baik kepada diri sendiri”. (Amsal 11:17) Orang menghindari seorang yang kejam tetapi tertarik kepada orang yang menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih sayang kepada mereka. Karena itu, seorang yang baik hati memiliki sahabat-sahabat yang loyal.—Amsal 18:24.
15. Akibat apa yang dapat ditimbulkan oleh kebaikan hati di dalam suatu rumah tangga yang terbagi secara agama?
15 Seorang istri kristiani dengan suami yang tidak beriman dapat menarik suaminya kepada kebenaran Allah dengan sifat baik hati demikian. Sebelum belajar kebenaran dan mengenakan manusia baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya, dia mungkin tidak bersifat baik hati, bahkan suka bertengkar. (Efesus 4:24) Bila suaminya telah mengetahui amsal-amsal tertentu, boleh jadi dia setuju sekali bahwa ”pertengkaran seorang isteri adalah seperti tiris yang tidak henti-hentinya menitik” dan ”lebih baik tinggal di padang gurun dari pada tinggal dengan perempuan yang suka bertengkar dan pemarah”. (Amsal 19:13; 21:19) Akan tetapi, kini tingkah laku istri Kristen yang murni dan respeknya yang dalam disertai sifat-sifat seperti kebaikan hati, dapat membantu untuk memenangkan teman hidupnya kepada iman yang sejati. (1 Petrus 3:1, 2) Ya, ini mungkin salah satu berkat dari kebaikan hatinya.
16. Bagaimana kita dapat memperoleh manfaat dari kebaikan hati yang ditunjukkan kepada kita?
16 Kebaikan hati yang ditunjukkan kepada kita mungkin mendatangkan manfaat dengan membuat kita menjadi lebih berbelas kasihan dan suka mengampuni. Misalnya, bila kita membutuhkan bantuan rohani dan diperlakukan secara baik hati dan lembut, bukankah ini akan membuat kita lebih cenderung untuk berurusan dengan orang-orang lain dengan cara serupa? Nah, penanganan yang baik hati dan lembut dapat diharapkan dari pria-pria yang memenuhi syarat secara rohani karena Paulus menulis, ”Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.” (Galatia 6:1) Penatua yang terlantik berkata-kata dengan lembut dan baik hati sewaktu mereka berupaya menolong rekan-rekan seiman yang berbuat salah. Tidak soal apakah secara pribadi kita telah menerima bantuan baik hati sedemikian atau tidak, apa yang Allah harapkan dari semua yang melayani Dia? Semua orang kristiani harus menunjukkan kebaikan hati kepada orang-orang lain dan hendaknya mengindahkan nasihat Paulus, ”Hendaklah kamu ramah [”baik hati”, NW] seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” (Efesus 4:32) Tentu saja, jikalau kita telah diampuni oleh seseorang atau telah ditolong mengatasi kesulitan rohani dengan cara yang baik hati, ini hendaknya meningkatkan kapasitas kita sendiri untuk memberikan pengampunan, belas kasihan dan kebaikan hati.
Menghargai Kasih Kemurahan Allah
17. Karena kita adalah pedosa-pedosa sejak lahir, untuk kebaikan hati apakah kita khususnya harus berterima kasih?
17 Karena kita semua dilahirkan sebagai pedosa yang sudah dijatuhi hukuman mati, ada suatu kebaikan hati yang kita khususnya perlu berterima kasih. Itu adalah kasih kemurahan atau kebaikan hati yang tidak layak kita terima dari Allah Yehuwa. Membebaskan para pedosa dari kutukan maut dan menyatakan mereka benar merupakan suatu kebaikan hati yang betul-betul tidak layak diberikan. Paulus, yang 90 kali menyebut tentang kasih kemurahan Allah di dalam 14 suratnya yang diilhami ilahi, memberi tahu umat kristiani di Roma purba, ”Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” (Roma 3:23, 24) Betapa kita patut menghargai kasih kemurahan yang ditunjukkan oleh Allah Yehuwa!
18, 19. Bagaimana kita dapat menghindari agar tidak menyia-nyiakan kasih kemurahan Allah?
18 Dengan tidak menunjukkan penghargaan, kita dapat menyia-nyiakan kasih kemurahan Allah. Sehubungan dengan hal ini Paulus berkata, ”Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima. Sebab Allah berfirman [di Yesaya 49:8]: ’Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.’ Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu. Dalam hal apapun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah.” (2 Korintus 5:20–6:4) Apa yang ada dalam pikiran Paulus?
19 Umat kristiani terurap adalah duta-duta yang mewakili Kristus, dan kumpulan besar adalah utusan-utusannya. Mereka bersama-sama mendesak orang-orang untuk diperdamaikan dengan Allah agar dapat memperoleh keselamatan. Paulus tidak ingin siapa pun menerima kasih kemurahan Allah Yehuwa melalui Kristus Yesus dan menyia-nyiakan maksud-tujuan-Nya. Itu dapat terjadi atas diri kita bila kita gagal menunaikan pekerjaan yang dimungkinkan bagi kita oleh kasih kemurahan tersebut. Berada dalam perdamaian dengan Allah sebagai orang-orang yang telah diperdamaikan dengan Dia, kita tidak akan menerima kasih kemurahan-Nya dengan sia-sia bila kita menunaikan ”pelayanan pendamaian, yaitu bahwa Allah dengan perantaraan Kristus mendamaikan dunia kepada diri-Nya”. (2 Korintus 5:18, 19, NW) Kita akan juga menunjukkan kebaikan hati yang besar kepada orang-orang lain dengan menolong mereka untuk diperdamaikan dengan Allah.
20. Apa yang akan kita periksa selanjutnya?
20 Hamba-hamba Yehuwa menggunakan waktu dan sumber daya mereka di dalam perbuatan kebaikan hati sewaktu mereka berupaya menolong orang-orang secara rohani melalui pelayanan Kristen. Akan tetapi, apa yang dapat kita pelajari dari contoh-contoh Alkitab mengenai kebaikan hati yang dipraktikkan? Marilah kita memeriksa beberapa dari contoh ini dan mempertimbangkan cara-cara lain untuk menyenangkan Yehuwa dengan memperlihatkan kebaikan hati.
-
-
Kejarlah Selalu Kebaikan Hati yang Penuh Kasih SayangMenara Pengawal—1991 | 15 Juli
-
-
Kejarlah Selalu Kebaikan Hati yang Penuh Kasih Sayang
”Siapa mengejar kebenaran dan kasih [”kebaikan hati yang penuh kasih sayang”, ”NW”] akan memperoleh kehidupan, kebenaran dan kehormatan.”—AMSAL 21:21.
1. Mengapa kita hendaknya mengharapkan mereka yang dibimbing oleh roh Allah untuk menunjukkan kebaikan hati?
YEHUWA baik hati dan timbang rasa. Ia adalah ”Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasihNya dan setiaNya”. (Keluaran 34:6, 7) Maka, bisa dimengerti bahwa buah-buah dari roh suci-Nya mencakup kasih dan kebaikan hati.—Galatia 5:22, 23.
2. Teladan-teladan manakah yang kini akan kita pertimbangkan?
2 Mereka yang dibimbing oleh roh suci, atau tenaga aktif Yehuwa, memperlihatkan buahnya berupa kebaikan hati. Mereka menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih sayang dalam hubungan mereka dengan orang-orang lain. Sungguh, mereka mengikuti teladan rasul Paulus, memujikan diri mereka sebagai rohaniwan Allah dengan ”kemurahan hati [”kebaikan hati”, NW]” dan dengan cara-cara lain. (2 Korintus 6:3-10) Sikap mereka yang baik hati, timbang rasa dan suka mengampuni selaras dengan kepribadian Yehuwa, yang ”berlimpah kebaikan hati yang penuh kasih sayang” dan yang Firman-Nya berisi banyak contoh tentang kebaikan hati. (Mazmur 86:15, NW; Efesus 4:32) Apa yang dapat kita pelajari dari beberapa contoh ini?
Kebaikan Hati Membuat Kita Tidak Mementingkan Diri dan Suka Menyediakan Tumpangan
3. Bagaimana Abraham merupakan teladan dalam menunjukkan kebaikan hati, dan anjuran apa yang diberikan Paulus sehubungan dengan hal ini?
3 Sang datuk Abraham (Abram)—”Sahabat Allah [”Yehuwa”, NW]” dan ”bapa dari segala orang yang beriman”—memberikan teladan yang bagus dalam menunjukkan kebaikan hati. (Yakobus 2:23; Roma 4:11, NW) Dia dan keluarganya, termasuk keponakannya Lot, meninggalkan kota Ur di negeri Kasdim dan memasuki Kanaan atas perintah Allah. Meskipun Abraham seorang yang lebih tua dan kepala keluarga, dia dengan baik hati dan tidak mementingkan diri mempersilakan Lot mengambil padang rumput yang terbaik, sedangkan bagi dia sendiri ia mengambil sisanya. (Kejadian 13:5-18) Kebaikan hati yang serupa juga dapat menggerakkan kita untuk membiarkan orang-orang lain mendapat manfaat dengan pengorbanan di pihak kita. Kebaikan hati yang tidak mementingkan diri demikian selaras dengan nasihat rasul Paulus, ”Jangan seorangpun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.” Paulus sendiri ’menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan dirinya, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat’.—1 Korintus 10:24, 33.
4. Bagaimana Abraham dan Sara diberi imbalan karena menunjukkan kebaikan hati dengan menyediakan tumpangan?
4 Kadang-kadang kebaikan hati bisa berupa secara tulus menyediakan tumpangan. Abraham dan istrinya, Sara, berlaku baik hati dan menyediakan tumpangan bagi tiga orang asing yang singgah pada suatu hari. Abraham membujuk mereka untuk tinggal sementara seraya dia dan Sara bergegas mempersiapkan suatu hidangan yang lezat untuk para tamu tersebut. Orang-orang asing itu ternyata adalah malaikat-malaikat Yehuwa, salah seorang dari antaranya menyampaikan janji bahwa Sara yang telah berusia lanjut dan tidak mempunyai anak akan memperoleh seorang anak laki-laki. (Kejadian 18:1-15) Betapa besar imbalannya karena dengan baik hati menyediakan tumpangan!
5. Dalam cara apakah Gayus menunjukkan kebaikan hati, dan bagaimana kita dapat melakukan suatu hal yang serupa?
5 Suatu cara semua orang kristiani dapat menunjukkan kebaikan hati adalah dengan suka menyediakan tumpangan. (Roma 12:13; 1 Timotius 3:1, 2) Karena itu, hamba-hamba Yehuwa dengan baik hati memberikan tumpangan kepada para pengawas keliling. Ini mengingatkan kita kepada kebaikan hati yang ditunjukkan oleh orang kristiani abad pertama, Gayus. Dia ’berbuat baik’ dalam menyambut saudara-saudara yang datang berkunjung dengan ramah—dan mereka adalah ”orang-orang asing” yang belum pernah dikenal sebelumnya. (3 Yohanes 5-8) Biasanya, kita mengenal orang-orang bagi siapa kita dengan baik hati menyediakan tumpangan. Mungkin kita memperhatikan bahwa seorang saudari sedang bersedih hati. Teman hidupnya boleh jadi seorang yang tidak beriman atau bahkan seorang yang dipecat. Betapa bagusnya kesempatan untuk menunjukkan kebaikan hati dengan mengundang dia menikmati pergaulan rohani dan makan bersama dengan keluarga kita dari waktu ke waktu! Meskipun kita mungkin tidak menyediakan suatu perjamuan besar, pastilah keluarga kita akan menikmati sukacita dalam menunjukkan kebaikan hati kepada saudari itu. (Bandingkan Amsal 15:17.) Dan tidak sangsi lagi dia tentu akan menyatakan terima kasihnya atas hal ini secara lisan atau dengan kartu ucapan terima kasih.
6. Bagaimana Lidia menunjukkan kebaikan hati, dan mengapa penting memperlihatkan penghargaan atas perbuatan-perbuatan baik hati?
6 Setelah Lidia wanita yang berbakti itu dibaptis, ”ia mengajak kami, katanya: ’Jika kamu [Paulus dan rekan-rekannya] berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan [”Yehuwa”, NW], marilah menumpang di rumahku.’ Ia mendesak sampai kami menerimanya”, tambah Lukas. Tidak sangsi lagi, kebaikan hati Lidia dihargai. (Kisah 16:14, 15, 40) Akan tetapi, kelalaian untuk menunjukkan penghargaan dapat menghancurkan hati. Pada suatu kejadian, seorang saudari yang berusia 80 tahun yang terbatas kekuatan dan harta miliknya dengan baik hati mempersiapkan makanan untuk beberapa tamu. Dia khususnya kecewa sewaktu seorang pemuda bahkan tidak memberi tahu dia bahwa dia tidak dapat datang. Di suatu kejadian lain, dua saudari tidak dapat memenuhi undangan makan yang telah khusus dipersiapkan seorang wanita muda bagi mereka. ”Saya sedih sekali,” katanya, ”mereka tidak datang bukan karena mereka lupa. . . . Saya lebih senang mendengar bahwa mereka memang lupa tentang makan malam itu, tetapi sebaliknya tak seorang saudari pun cukup berbaik hati atau pengasih untuk memberi tahu saya.” Apakah buah roh suci Allah berupa kebaikan hati menggerakkan saudara untuk tahu berterima kasih dan bijaksana dalam keadaan-keadaan yang serupa?
Kebaikan Hati Membuat Kita Timbang Rasa
7. Pokok apa sehubungan dengan kebaikan hati dilukiskan dengan upaya yang dibuat untuk bertindak selaras dengan keinginan pemakaman dari Yakub?
7 Kebaikan hati hendaknya membuat kita memperlihatkan timbang rasa terhadap orang-orang lain dan keinginan mereka yang patut. Sebagai contoh: Yakub (Israel) meminta Yusuf putranya untuk menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih sayang dengan tidak menguburkan dia di Mesir. Meskipun ini menuntut agar jenazah Yakub dibawa menempuh perjalanan yang cukup jauh, Yusuf dan putra-putranya yang lain ”mengangkut dia ke tanah Kanaan, dan mereka menguburkan dia dalam gua di ladang Makhpela yang telah dibeli Abraham dari Efron, orang Het itu, untuk menjadi kuburan milik, yaitu ladang yang di sebelah timur Mamre”. (Kejadian 47:29; 49:29-31; 50:12, 13) Selaras dengan contoh tersebut, apakah kebaikan hati yang penuh kasih sayang tidak menggerakkan kita untuk bertindak selaras dengan penyelenggaraan pemakaman yang sesuai dengan Alkitab yang dikehendaki oleh seorang anggota keluarga kristiani?
8. Apa yang diajarkan oleh kasus Rahab kepada kita tentang membalas kebaikan hati?
8 Sewaktu orang-orang lain menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih sayang kepada kita apakah kita tidak seharusnya menyatakan penghargaan atau membalas dengan cara yang sama? Pasti kita harus. Rahab wanita pelacur itu menunjukkan kebaikan hati dengan menyembunyikan kedua mata-mata Israel. Karena itu, orang-orang Israel menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih sayang dengan menyelamatkan dia dan seisi rumahnya sewaktu mereka membinasakan kota Yerikho. (Yosua 2:1-21; 6:20-23) Betapa bagusnya contoh yang menunjukkan bahwa kita membalas kebaikan hati dengan memperlihatkan timbang rasa dan baik hati juga!
9. Mengapa saudara dapat berkata bahwa adalah patut untuk meminta seseorang menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih sayang kepada kita?
9 Sehubungan dengan hal itu, adalah patut untuk meminta seseorang agar menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih sayang kepada kita. Hal ini dilakukan oleh Yonatan, putra Saul, raja Israel yang pertama. Yonatan meminta sahabatnya yang lebih muda Daud yang ia kasihi untuk menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih sayang terhadapnya dan seisi rumahnya. (1 Samuel 20:14, 15; 2 Samuel 9:3-7) Daud mengingat hal ini sewaktu dia mengadakan pembalasan bagi orang-orang Gibeon yang telah diperlakukan secara salah oleh Saul. Seraya mengingat ”sumpah demi [Yehuwa]” antara dia dengan Yonatan, Daud menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih sayang dengan melindungi jiwa putra Yonatan, Mefiboset. (2 Samuel 21:7, 8) Demikian pula apakah ’Ya kita berarti Ya’? (Yakobus 5:12) Dan bila kita adalah penatua-penatua sidang, apakah dengan cara yang serupa kita memperlihatkan timbang rasa sewaktu kebaikan hati yang penuh kasih sayang perlu ditunjukkan kepada rekan-rekan seiman?
Kebaikan Hati Memperkuat Ikatan
10. Bagaimana kebaikan hati yang penuh kasih sayang dari Rut diberkati?
10 Kasih setia memperkuat ikatan keluarga dan meningkatkan kebahagiaan. Ini terlihat dalam kasus Rut orang Moab. Dia membanting tulang untuk mengumpulkan sisa-sisa gandum di ladang Boas yang telah lanjut usia dekat Betlehem, sebagai makanan bagi dirinya dan Naomi, mertuanya, seorang janda yang miskin. (Rut 2:14-18) Belakangan Boas memberi tahu Rut, ”[Kali ini, NW] engkau menunjukkan kasihmu [”kebaikan hati yang penuh kasih sayang”, NW] lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.” (Rut 3:10) Pertama-tama, Rut menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih sayang kepada Naomi. ”Kali ini” wanita Moab itu menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih sayang karena bersedia menikah dengan Boas yang telah lanjut usia itu agar dapat memelihara nama bagi suaminya yang telah meninggal dan Naomi yang telah lanjut usia. Dengan Boas, Rut menjadi ibu dari nenek Daud, Obed. Dan Allah ”membalas perbuatan”-nya dengan menjadikan dia salah seorang nenek moyang Kristus Yesus. (Rut 2:12; 4:13-17; Matius 1:3-6, 16; Lukas 3:23, 31-33) Betapa besar imbalan yang diterima Rut dan keluarganya karena ia menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih sayang! Dewasa ini, imbalan, kebahagiaan, dan diperkuatnya ikatan keluarga juga dirasakan bila kebaikan hati yang penuh kasih sayang berkembang di dalam rumah tangga yang saleh.
11. Kebaikan hati Filemon mendatangkan hasil apa?
11 Kebaikan hati memperkuat ikatan di dalam sidang-sidang umat Yehuwa. Filemon, orang kristiani itu terkenal karena menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih sayang kepada rekan-rekan seiman. Paulus berkata kepadanya, ”Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap kali aku mengingat engkau dalam doaku, karena aku mendengar tentang kasihmu kepada semua orang kudus dan tentang imanmu kepada Tuhan Yesus . . . Dari kasihmu sudah kuperoleh kegembiraan besar dan kekuatan, sebab hati orang-orang kudus telah kauhiburkan, saudaraku.” (Filemon 4-7) Alkitab tidak memberitahukan bagaimana hati orang-orang kudus telah dihibur oleh Filemon. Akan tetapi, pasti dia telah menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih sayang kepada sesama rekan terurap dengan berbagai cara yang terbukti menghibur atau menyegarkan mereka, dan hal ini tentu telah memperkuat ikatan di antara mereka. Hal yang sama juga terjadi bila umat kristiani menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih sayang dewasa ini.
12. Apa yang dihasilkan oleh kebaikan hati yang ditunjukkan oleh Onesiforus?
12 Kebaikan hati Onesiforus juga mendatangkan hasil yang baik. ”Tuhan kiranya mengaruniakan rahmatNya kepada keluarga Onesiforus,” kata Paulus, ”yang telah berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara. Ketika di Roma, ia berusaha mencari aku dan sudah juga menemui aku. Kiranya Tuhan menunjukkan rahmatNya kepadanya pada hariNya. Betapa banyaknya pelayanan yang ia lakukan di Efesus engkau lebih mengetahuinya dari padaku.” (2 Timotius 1:16-18) Bila kita mengerahkan upaya untuk menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih sayang kepada rekan-rekan seiman, kita akan berbahagia dan akan memperkuat ikatan kasih persaudaraan di dalam sidang Kristen.
13, 14. Sidang Filipi menjadi teladan dalam hal apa, dan bagaimana Paulus menyambut kebaikan hati mereka?
13 Bila seluruh sidang menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih sayang terhadap rekan-rekan seiman, ini memperkuat ikatan di antara mereka. Ikatan erat demikian terdapat antara Paulus dan sidang di Filipi. Sesungguhnya, suatu alasan mengapa dia menulis suratnya kepada orang-orang Filipi adalah untuk menyatakan terima kasihnya atas kebaikan hati dan bantuan materi mereka. Dia menulis, ”Pada waktu aku baru mulai mengabarkan Injil, ketika aku berangkat dari Makedonia, tidak ada satu jemaatpun yang mengadakan perhitungan hutang dan piutang dengan aku selain dari pada kamu. Karena di Tesalonikapun kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan kepadaku. . . . Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.”—Filipi 4:15-18.
14 Tidak heran orang-orang Filipi yang baik hati diingat dalam doa-doa Paulus! Dia berkata, ”Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita. Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini.” (Filipi 1:3-5) Dukungan yang baik hati dan murah hati terhadap pemberitaan pengabaran Kerajaan demikian tidak pernah membuat suatu sidang menjadi miskin. Setelah orang-orang Filipi dengan baik hati melakukan sedapat-dapatnya dalam hal ini, Paulus menjamin mereka, ”Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:19) Ya, Allah membalas kebaikan hati dan kemurahan. Firman-Nya berkata, ’Setiap orang, apa pun perbuatan baik yang mungkin dilakukannya, akan menerima balasannya dari Tuhan Yehuwa.’—Efesus 6:8.
Bila para Wanita Menunjukkan Kebaikan Hati
15, 16. (a) Bagaimana kebaikan hati Dorkas diingat, dan apa yang terjadi sewaktu dia meninggal? (b) Bagaimana wanita-wanita kristiani yang tulus berlimpah dalam perbuatan baik dewasa ini?
15 Kebaikan hati yang penuh kasih sayang yang diperlihatkan sang murid Dorkas (Tabita) dari Yope tidaklah berlalu tanpa diberi imbalan. ”Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah,” dan ketika ”ia sakit lalu meninggal,” murid-murid mengutus seseorang untuk menjemput Petrus di Lida. Sewaktu dia tiba, ”ia dibawa ke ruang atas dan semua janda datang berdiri dekatnya dan sambil menangis mereka menunjukkan kepadanya semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup.” Bayangkan suasananya: Para janda dengan sedih dan penuh airmata memberi tahu sang rasul betapa baik hatinya Dorkas dan menunjukkan kepadanya pakaian-pakaian itu sebagai bukti kasih dan kebaikan hatinya. Seraya menyuruh semua orang ke luar, Petrus berlutut dan berdoa dan berpaling kepada mayat itu. Dengarkan! Ia berkata, ”Tabita, bangkitlah!” Dan lihat! ”Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk. Petrus memegang tangannya dan membantu dia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup.” (Kisah 9:36-41) Betapa besarnya berkat Allah itu!
16 Ini merupakan kebangkitan pertama yang dicatat yang dilakukan oleh seorang rasul Kristus Yesus. Dan keadaan-keadaan yang menuntun kepada mukjizat yang menakjubkan ini berakar pada kebaikan hati. Siapa dapat mengatakan bahwa Dorkas akan dibangkitkan kepada kehidupan jika dia tidak berlimpah dalam perbuatan baik dan pemberian belas kasihan—jika dia tidak berlimpah di dalam kebaikan hati yang penuh kasih sayang? Bukan hanya Dorkas dan para janda itu yang diberkati tetapi mukjizat kebangkitannya memberikan kesaksian untuk kemuliaan Allah. ”Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan.” (Kisah 9:42) Dewasa ini, wanita-wanita Kristen yang tulus hati juga berlimpah dalam perbuatan baik—mungkin menjahit pakaian bagi rekan-rekan seiman, mempersiapkan makanan bagi orang-orang berusia lanjut di kalangan kita, menyediakan tumpangan bagi orang-orang lain. (1 Timotius 5:9, 10) Betapa kesaksian yang baik kepada para pengamat! Lebih daripada semuanya, betapa berbahagianya kita bahwa pembaktian ilahi dan kebaikan hati yang penuh kasih sayang telah menggerakkan ’tentara yang besar yang terdiri dari dari para wanita untuk membawa kabar baik’ demi kemuliaan Yehuwa Allah kita!—Mazmur 68:12, NW.
Teruslah Kejar Kebaikan Hati yang Penuh Kasih Sayang
17. Apa yang dikatakan dalam Amsal 21:21, dan bagaimana kata-kata tersebut diterapkan kepada orang-orang yang saleh?
17 Semua orang yang mengharapkan perkenan Allah harus mengejar kebaikan hati yang penuh kasih sayang. ”Siapa mengejar kebenaran dan kasih [”kebaikan hati yang penuh kasih sayang”, NW] akan memperoleh kehidupan, kebenaran dan kehormatan,” kata amsal yang bijaksana. (Amsal 21:21) Seorang yang saleh dengan rajin mengejar kebenaran Allah, selalu dibimbing oleh patokan-patokan ilahi. (Matius 6:33) Ia senantiasa menunjukkan kasih yang loyal atau kebaikan hati yang penuh kasih sayang kepada orang-orang lain secara materi dan khususnya secara rohani. Jadi, dia mendapatkan kebenaran karena roh Yehuwa membantu dia untuk hidup dengan cara yang benar. Sesungguhnya, dia ”berpakaian kebenaran” seperti Ayub orang yang saleh itu. (Ayub 29:14) Orang demikian tidak mencari kemuliaannya sendiri. (Amsal 25:27) Sebaliknya, dia menerima kemuliaan apa pun yang Yehuwa izinkan untuk ia terima, mungkin dalam bentuk respek dari sesama manusia yang digerakkan Allah untuk memperlakukan dia dengan baik hati oleh karena ia sendiri menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih sayang terhadap mereka. Selanjutnya, mereka yang dengan loyal melakukan kehendak Allah akan memperoleh kehidupan—bukan hanya selama beberapa tahun saja tetapi selama-lamanya.
18. Mengapa kita harus mengejar kebaikan hati yang penuh kasih sayang?
18 Karena itu, marilah kita semua yang mengasihi Allah Yehuwa terus mengejar kebaikan hati yang penuh kasih sayang. Sifat ini akan mendekatkan kita kepada Allah dan orang-orang lain. Itu memajukan sifat suka menyediakan tumpangan dan membuat kita memperlihatkan timbang rasa. Kebaikan hati memperkuat ikatan dalam keluarga dan dalam sidang Kristen. Para wanita yang menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih sayang dihargai dan sangat dihormati. Semua yang mengejar sifat yang bagus ini mendatangkan kemuliaan kepada Allah kebaikan hati yang penuh kasih sayang, Yehuwa.
-