PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Apakah Neraka Suatu Tempat Penyiksaan?
    Sedarlah!—1986 (No. 18) | Sedarlah!—1986 (No. 18)
    • Alkitab mengatakan tentang orang yang dilempar ke dalam api. Tetapi Alkitab sering menggunakan bahasa kiasan. Maka, apakah api itu bersifat harfiah atau kiasan? Dan jika bersifat kiasan, apa yang digambarkan oleh hal Itu?

      Misalnya, Wahyu pasal 20, ayat 15 (King James Version), mengatakan, ”Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.” Tetapi ayat 14 mengatakan, ”Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api.” Aneh! Apakah neraka itu sendiri dapat disiksa? Dan bagaimana maut, suatu keadaan, dapat dilemparkan ke dalam api yang harfiah? Ayat 14 bagian terakhir mengatakan, ”Itulah kematian yang kedua: lautan api.” Wahyu 21, ayat 8, mengulangi pokok ini. Apakah ”kematian yang kedua” ini? Jerusalem Bible dari Katolik menambahkan catatan kaki ini berkenaan ”kematian yang kedua”: ”Kematian kekal. Api . . . itu bersifat lambang.” Memang benar, karena itu melambangkan kebinasaan total, atau pemusnahan.

  • Apakah Neraka Suatu Tempat Penyiksaan?
    Sedarlah!—1986 (No. 18) | Sedarlah!—1986 (No. 18)
    • Namun, beberapa mungkin bertanya, ’Mengapa Wahyu 20, ayat 10, mengatakan bahwa Iblis akan disiksa dalam lautan api?’ Jika, sebagaimana telah kita lihat, lautan api itu bersifat lambang, maka, masuk akal, siksaan juga berarti demikian.

      Dalam jaman Alkitab, penjaga penjara sering kali dengan kejam menyiksa para tahanan mereka, sehingga mereka disebut ”algojo”. Dalam salah satu perumpamaannya, Yesus menceritakan tentang hamba yang kejam sedang ’diserahkan kepada algojo’ (bahasa Yunani, ba·sa·ni·stesʹ, yang sebenarnya berarti ”penganiaya” dan ditulis demikian oleh beberapa terjemahan). (Matius 18:34) Maka sewaktu Wahyu membicarakan tentang Iblis dan lain-lain ”disiksa . . . selama-lamanya” dalam lautan api, berarti bahwa mereka akan ’dipenjara’ selama-lamanya dalam kematian kedua yaitu kebinasaan total. Iblis, kematian yang diwarisi dari Adam, dan orang-orang jahat yang tidak bertobat, semua dikatakan akan dibinasakan selama-lamanya—’dipenjara’ dalam lautan api.—Bandingkan Ibrani 2:14; 1 Korintus 15:26; Mazmur 37:38.

      Memahami bahasa lambang dari Alkitab membantu kita mengerti apa yang Yesus maksudkan sewaktu ia berkata tentang pedosa-pedosa yang ”dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam”. (Markus 9:47, 48) Kata Yunani yang digunakan di sini, yang diterjemahkan sebagai ”neraka”, adalah geʹen·na, atau Gehenna. Sebuah lembah dengan nama itu terletak di luar Yerusalem dan digunakan sebagai tempat pembuangan sampah. Api menyala terus siang dan malam di sana untuk menghabiskan sampah-sampah kota tersebut. Kadang-kadang ini termasuk tubuh penjahat-penjahat yang dianggap tidak layak untuk dikuburkan dengan baik atau untuk dibangkitkan. Ulat-ulat juga ada di lembah tersebut sebagai alat-alat pemusnah, tetapi ulat-ulat tersebut tentunya tidak bersifat kekal! Yesus hanya menggambarkan secara jelas dengan cara yang dapat dimengerti oleh orang-orang Yudea, bahwa orang-orang jahat yang tidak bertobat akan dibinasakan untuk selama-lamanya. Maka, Gehenna memiliki arti yang sama dengan ”lautan api”—yang menggambarkan kematian kedua yakni kebinasaan kekal.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan