-
Perjanjian-Perjanjian yang Menyangkut Maksud-Tujuan Allah yang KekalMenara Pengawal—1989 | 1 Februari
-
-
17 Di Gunung Sinai, Yehuwa membuat suatu perjanjian nasional yang unik antara diri-Nya sendiri dan Israel—perjanjian Taurat, dengan Musa sebagai perantaranya.b (Galatia 4:24, 25) Umat itu setuju untuk berada dalam perjanjian ini, dan ini disahkan dengan darah lembu dan kambing. (Keluaran 24:3-8; Ibrani 9:19, 20) Dengan demikian Israel mendapat hukum-hukum teokratis dan gagasan utama untuk suatu pemerintahan yang benar. Perjanjian ini melarang perkawinan campuran dengan orang-orang kafir atau ambil bagian dalam praktik-praktik agama yang imoral dan palsu. Dengan demikian Taurat melindungi Israel dan merupakan tenaga pendorong dalam memelihara agar garis keturunan benih itu tidak tercemar. (Keluaran 20:4-6; 34:12-16) Tetapi karena tidak ada orang Israel yang tak sempurna yang dapat memelihara Taurat dengan sepenuhnya, hukum tersebut membuat dosa-dosa menjadi nyata. (Galatia 3:19) Taurat juga menyatakan perlunya seorang imam yang sempurna dan kekal dan suatu korban yang tidak perlu diulangi setiap tahun. Taurat adalah bagaikan penuntun atau pelatih yang membimbing seorang anak kepada pengajar yang dibutuhkan, yang akan menjadi Mesias, atau Kristus. (Ibrani 7:26-28; 9:9, 16-22; 10:1-4, 11) Bila telah mencapai tujuannya, perjanjian Taurat akan diakhiri.—Galatia 3:24, 25; Roma 7:6; lihat ”Pertanyaan Pembaca,” halaman 31.
18. Prospek lebih lanjut apa erat hubungannya dengan perjanjian Taurat, namun mengapa hal ini sulit dimengerti?
18 Pada waktu membuat perjanjian yang bersifat sementara ini, Allah juga menyebutkan tujuan yang menggetarkan berikut, ”Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firmanKu dan berpegang pada perjanjianKu, maka kamu akan menjadi harta kesayanganKu . . . Kamu akan menjadi bagiKu kerajaan imam dan bangsa yang kudus.” (Keluaran 19:5, 6) Benar-benar suatu prospek yang bagus! Suatu bangsa yang terdiri dari imam-imam sekaligus raja-raja. Namun, bagaimana hal itu mungkin? Seperti diuraikan oleh hukum Taurat belakangan, suku yang memerintah (Yehuda) dan suku imam-imam (Lewi) diberi tanggung jawab yang berbeda. (Kejadian 49:10; Keluaran 28:43; Bilangan 3:5-13) Tidak seorang pun dapat menjadi penguasa sipil dan pada waktu yang bersamaan juga seorang imam. Namun, kata-kata Allah dalam Keluaran 19:5, 6 memberikan alasan untuk percaya bahwa dengan suatu cara yang belum disingkapkan, mereka yang berada dalam perjanjian Taurat akan mendapat kesempatan untuk menyediakan para anggota dari ”kerajaan imam dan bangsa yang kudus.”
-
-
Perjanjian-Perjanjian yang Menyangkut Maksud-Tujuan Allah yang KekalMenara Pengawal—1989 | 1 Februari
-
-
b ”Gagasan perjanjian merupakan corak istimewa dari agama Israel, satu-satunya yang menuntut keloyalan yang ekslusif dan meniadakan kemungkinan adanya keloyalan ganda atau kepada banyak allah seperti yang diijinkan dalam agama-agama lain.”—Theological Dictionary of the Old Testament, Jilid II, halaman 278.
-