PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w87_s-35 hlm. 3-6
  • Bagaimana Kita Dapat Mengenal Allah

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Bagaimana Kita Dapat Mengenal Allah
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1987 (s-35)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Alkitab—Buku Allah
  • Mengenal Allah dengan Akrab
  • Pembacaan Alkitab Mendekatkan Kita kepada Allah
  • Manfaat yang Besar dengan Mengenal Allah
  • Bagaimana Anda Bisa Dekat dengan Allah?
    Pertanyaan Alkitab Dijawab
  • Siapakah Allah?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2002
  • Apakah Saudara Benar-Benar Dapat ’Mendekat kepada Allah’?
    Mendekatlah kepada Yehuwa
  • Menghargai Sifat-Sifat Allah yang Unggul
    Apa Kunci Kehidupan yang Bahagia?
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1987 (s-35)
w87_s-35 hlm. 3-6

Bagaimana Kita Dapat Mengenal Allah

ADA orang yang percaya bahwa Allah ada di mana-mana, dalam bintang-bintang dan planet-planet, dalam pelangi, dalam sayap burung, dalam setangkai rumput. Tetapi, Alkitab mengajarkan bahwa Allah, sebagai suatu Pribadi mempunyai tempat tertentu. Raja Salomo yang bijaksana mengatakan dalam doa kepada Allah, ”Engkau kiranya mendengarkan di sorga, tempat kediamanMu yang tetap.” Dan dalam Alkitab di kitab Yesaya, Allah sendiri dikutip telah mengatakan, ”Langit adalah takhtaKu.”—1 Raja 8:49; Yesaya 66:1.

Meskipun Allah sendiri tidak diam dalam ciptaanNya, ciri-ciri kepribadianNya dicerminkan di dalamnya. Rasul Paulus mengatakan di Roma 1:20, ”Apa yang tidak nampak dari padaNya, yaitu kekuatanNya yang kekal dan keilahianNya, dapat nampak kepada pikiran dari karyaNya sejak dunia diciptakan.” Pemazmur Daud juga menulis, ”Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tanganNya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.”—Mazmur 19:2, 3.

Ya, amatilah langit yang penuh bintang dan renungkan sejenak hikmat dan kuasa luar biasa yang dibutuhkan untuk menciptakan dan memelihara jagat raya kita! (Bandingkan Yesaya 40:26.) Sesungguhnya, ciptaan merupakan sumber keterangan yang tidak habis-habisnya mengenai kepribadian Allah. Dan manusia tidak pernah dapat memahami sepenuhnya kesaksian luar biasa yang dipancarkannya berkenaan sifat-sifat dan watak Allah. Buku Ayub mengingatkan kita, ”Sesungguhnya, semuanya itu hanya ujung-ujung jalanNya; betapa lembutnya bisikan yang kita dengar dari padaNya!” (Ayub 26:14) Sebuah pepatah Swedia kuno berbunyi, ’Pekerja ahli lebih hebat dari pada karya ciptaannya.’ Maka, jika ciptaan begitu hebat, Allah pastilah lebih agung lagi; jika ciptaan memperlihatkan hikmat, Allah pasti lebih berhikmat; jika ciptaan memperlihatkan kuasa, Allah pasti jauh lebih berkuasa!

Alkitab—Buku Allah

Jadi ciptaan memberikan banyak keterangan tentang Allah. Tetapi, apakah saudara dapat mengetahui nama Allah dengan mempelajari ciptaan? Apakah ciptaan akan menyingkapkan maksud-tujuan di balik ciptaan itu atau mengapa Ia mengijinkan kejahatan? Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sedemikian lebih banyak yang dituntut dari hanya sekedar mempelajari karya materi Allah. Untunglah, Allah telah mengatur agar keterangan sedemikian tentang Dia dicantumkan dalam Alkitab.

Di dalamnya Allah tidak pernah dinyatakan sebagai suatu kecerdasan yang abstrak, yang tidak dapat dilukiskan, atau suatu kekuatan atau kuasa yang terdapat di mana-mana. Dalam Kisah 3:19 (NW) kita membaca tentang ”pribadi Yehuwa”. Ketika PutraNya, Yesus Kristus, dibangkitkan dari antara orang mati, Alkitab mengatakan bahwa ia masuk ke dalam surga untuk menghadap ”hadirat [”pribadi”, NW, secara aksara, ”wajah”] Allah”. (Ibrani 9:24, Kingdom Interlinear) Yesus pasti tidak pernah menyebut Allah suatu Kekuatan Yang Agung, Kecerdasan Yang Tidak Terbatas, atau ungkapan abstrak lain pada waktu ia berbicara tentang Dia atau berdoa kepadaNya. Sebaliknya, ia sering menyebutNya Bapa surgawi, suatu ungkapan yang menyatakan bahwa ia sangat akrab dengan Allah.—Matius 5:48; 6:14, 26, 32.

Maka Allah bukan ”Sesuatu” yang tidak bernama melainkan suatu Pribadi dengan sebuah nama. Mazmur 83:19 (Klinkert) mengatakan, ”Supaya diketahuinya, bahwa Engkau sendiri jua dengan Namamu Hua Allah yang Maha Tinggi atas seluruh bumi ini.” Ya, Alkitab juga menggunakan gelar-gelar atau istilah-istilah yang bersifat menggambarkan untuk Allah, ”Yang Mahakuasa”, ”Raja yang kekal”, ”juruselamat”, ’Gembala’, ”Yang Lanjut Usianya”, ”pemelihara jiwamu”, ’Pengajar’, ’Pencipta’, ”Gunung Batu”. (Rut 1:20; 1 Timotius 1:17, Bode; Yesaya 43:11; Mazmur 23:1; Daniel 7:9, 13, 22; 1 Petrus 2:25; Yesaya 30:20; 54:5, BIS; Ulangan 32:4) Tetapi, ungkapan-ungkapan itu menyingkapkan segi-segi lain lagi dari kepribadian Allah, seperti misalnya kemahakuasaanNya, perhatianNya yang pengasih untuk umatNya, dan hikmatNya yang tidak terbatas.

Karena Allah suatu Pribadi, ada hal-hal yang Ia senangi dan tidak senangi; Ia bahkan mempunyai perasaan. Alkitab memberitahu kita bahwa Ia mengasihi umatNya (1 Raja 10:9), bersukacita dalam karya ciptaanNya (Mazmur 104:31), membenci berhala (Ulangan 16:22), dan merasa sakit hati atas kejahatan. (Kejadian 6:6) Di 1 Timotius 1:11 Ia bahkan disebut ’Allah yang maha bahagia.’

Mengenal Allah dengan Akrab

Memang, pikiran manusia tidak cukup luas untuk menampung seluruh penyingkapan tentang kepribadian Allah. ”0, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran [Yehuwa]? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihatNya?” (Roma 11:33, 34) Meskipun demikian, bagi orang beriman, Allah bisa nyata sama seperti orang lain manapun. Alkitab memberitahu kita bahwa ”Nuh itu hidup bergaul dengan Allah”, seolah-olah Yehuwa benar-benar ada di sampingnya. (Kejadian 6:9) Allah juga nyata bagi Musa sehingga ia seolah-olah ”melihat Allah yang tidak kelihatan itu”. (Ibrani 11:27, BIS) Dan mengenai Abraham dikatakan bahwa ia adalah ”Sahabat [Yehuwa]”.—Yakobus 2:23.

Memang, Allah secara pribadi menyingkapkan diriNya kepada Nuh, Abraham, dan Musa. Mungkin ada yang mengatakan, ’Nah, jika Allah mau menyingkapkan diriNya kepada saya dengan cara yang demikian pribadi, Ia akan nyata bagi saya juga.’ Tetapi, ingat, Nuh, Abraham, dan Musa tidak mempunyai Alkitab. Mereka tidak tahu tentang Yesus Kristus atau puluhan nubuat yang ia genapi. Jadi, semua yang Yesus Kristus singkapkan tentang Allah tidak mereka ketahui. Di bawah keadaan sedemikian, memang perlu dan layak jika Allah secara langsung menyingkapkan diriNya sendiri.

Tetapi, dewasa ini, kita mempunyai Alkitab dan kita juga memahami penggenapan atas nubuat-nubuat Alkitab selama berabad-abad. Kita mempunyai catatan Injil tentang kehidupan, pekerjaan, dan ucapan-ucapan Yesus Kristus. Dan Paulus mengatakan, ”Dalam Dialah [Kristus] berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan keAllahan.” (Kolose 2:9) Ya, kita kini dapat mengenal Allah dengan akrab, sesuatu yang tidak mungkin pada jaman para datuk. Bukankah hal ini secara luar biasa mengimbangi kenyataan bahwa Ia tidak menyingkapkan diriNya secara langsung kepada kita?

Pembacaan Alkitab Mendekatkan Kita kepada Allah

Kita membaca di Yakobus 4:8, ”Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.” Dengan membaca Alkitab, kita dapat mendekat kepada Allah. Tetapi bagaimana? Antara lain, dengan membaca sebagian dari Alkitab tiap hari, saudara belajar ciri-ciri dan sifat-sifat yang baru tentang kepribadianNya. Pada waktu saudara membaca, berhentilah berulang kali dan tanyakan diri saudara, ’Apa yang saya pelajari tentang Allah dalam ayat atau bagian ini?’ Selain itu, saudara dapat berdoa agar roh Allah berperan sebagai ”Penolong” dalam usaha saudara untuk memahami dan mendekat kepada Allah.—Yohanes 14:26.

”Saya menghargai karena mendapatkan pengertian yang jauh lebih baik tentang Yehuwa sebagai suatu pribadi,” kata seorang wanita Kristen yang membaca Alkitab dari awal sampai akhir. Ia seorang siswa pada Sekolah Alkitab Gilead Menara Pengawal, yang melatih utusan-utusan injil yang akan diutus ke seluruh dunia. Metode apa yang digunakan dalam mempelajari Alkitab di sekolah ini? Salah seorang instrukturnya menjelaskan, ”Kami memulai proyek mempelajari seluruh Alkitab secara kelompok-kelompok. Kami membahas 10 sampai 15 halaman tiap hari, dan semua . . . siswa mengadakan riset dan menyumbang kepada pembahasan kami. Jika kami menjumpai ayat yang sulit, kami membahas (1) ikatan kalimatnya, (2) keadaan pada saat penulisannya, dan (3) arti kata-kata kunci dalam ayat itu. Kami selalu bertanya, ’Apa yang disingkapkan oleh hal ini mengenai Yehuwa dan sifat-sifatNya?’ Kami mendapati bahwa hal itu selalu menyingkapkan sesuatu kepada kita tentang Dia.”

Meskipun saudara mungkin tidak mendapat hak istimewa untuk mempelajari Alkitab secara formal di sekolah ini, beberapa dari metode belajar ini mungkin berguna bagi saudara dan keluarga saudara. Sebagai contoh, di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa ada kebiasaan untuk mempelajari beberapa pasal dari Alkitab tiap minggu berkaitan dengan perhimpunan-perhimpunan mereka. Ada baiknya saudara mengikuti rencana pembacaan Alkitab ini secara keluarga. Selain itu, Lembaga Menara Pengawal menerbitkan alat-alat bantuan riset, seperti misalnya Aid to Bible Understanding dan New World Translation Reference Bible, yang dapat membantu saudara dengan ayat-ayat Alkitab yang sulit.a Program pembacaan Alkitab secara tetap tentu dapat sangat meningkatkan penghargaan saudara terhadap kepribadian Yehuwa.

Saudara juga dapat memilih satu bagian dari Alkitab yang khususnya menarik bagi saudara. Misalnya, jika saudara memilih untuk mempelajari ke-17 ayat dalam Mazmur 86, saudara akan menemukan sedikitnya 15 sifat dalam kepribadian Allah: Ia baik, suka mengampuni, berlimpah dalam kasih sayang, mau menjawab doa, tiada bandingnya di kalangan allah-allah lain, tiada bandingnya sebagai pekerja yang kreatif, penguasa yang berdaulat, pelaku agung dari perkara-perkara yang menakjubkan, penyelamat dari kematian, berbelas kasihan, murah hati, lambat marah, berlimpah dalam kebenaran, penolong, dan penghibur. Tidak ada cita-cita yang lebih baik yang dapat saudara miliki selain berusaha belajar tentang Pencipta saudara.

Manfaat yang Besar dengan Mengenal Allah

Mencapai tujuan akhir kita yaitu kehidupan kekal hanya salah satu manfaat dari mengenal Allah. (Yohanes 17:3) Selain itu, ada manfaat mempunyai rekan setiap hari yang menyayangi saudara dan yang mantap seperti batu karang. (Mazmur 18:32) Ketika Raja Daud merasa dikelilingi oleh musuh dan dibebani oleh problem-problem, ia mendapati bahwa Allah adalah satu-satunya penolong sejati yang ada. Karena itu ia mengatakan, ”Serahkanlah kuatirmu kepada [Yehuwa], maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkanNya orang benar itu goyah.”—Mazmur 55:23.

Saudara, juga, dapat menikmati hubungan sedemikian dengan Allah, kalau saja saudara mengadakan waktu untuk mengenal Dia. Hal ini tidak terlalu sulit. Kerahkan usaha untuk membaca FirmanNya. Bergaullah dengan orang-orang yang kehidupannya memperlihatkan bahwa mereka mengenal Allah, seperti misalnya orang-orang yang menyampaikan brosur ini kepada saudara. Berserulah kepada Yehuwa dalam doa. Karena Allah bukan kekuatan abstrak yang tuli terhadap seruan-seruan saudara. Ia Allah yang hidup dan ”yang mendengarkan doa”. Dan ”jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu”.—Mazmur 65:3; 1 Tawarikh 28:9.

[Catatan Kaki]

a Watch Tower Publications Index 1930-1985 akan membantu saudara menemukan penjelasan dan pembahasan tentang bagian-bagian sedemikian dalam alat-alat bantuan riset ini.

[Gambar di hlm. 4]

Allah secara pribadi menyingkapkan diriNya kepada Nuh, Abraham, dan Musa

[Gambar di hlm. 6]

Ciptaan merupakan sumber keterangan yang tidak habis-habisnya tentang kepribadian Allah

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan