PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Merdeka, Orang
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
    • Sebagaimana ditunjukkan dalam Alkitab, meskipun orang Kristen mungkin menjadi budak seorang majikan di bumi, ia sebenarnya orang yang telah dimerdekakan milik Kristus, dimerdekakan dari belenggu dosa dan kematian. Tetapi karena orang Kristen dibeli dengan harga tertentu, yakni darah Yesus yang berharga, ia adalah budak dari Allah dan Yesus Kristus dan wajib mematuhi perintah-perintah Mereka, meskipun menjadi orang merdeka dalam arti jasmani. Hal ini menunjukkan bahwa bagi manusia, kemerdekaan selalu bersifat relatif, tidak pernah mutlak. Karena itu, dari sudut pandangan Allah, tidak ada perbedaan antara budak dan orang merdeka dalam sidang Kristen. Selain itu, kemerdekaan yang dimiliki orang Kristen tidak memberinya hak menggunakan kemerdekaan ini sebagai selubung untuk menutupi keburukan.—1Kor 7:22, 23; Gal 3:28; Ibr 2:14, 15; 1Ptr 1:18, 19; 2:16.

  • Merdeka, Kemerdekaan
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
    • Semua makhluk harus bergerak dan bertindak dalam batas-batas kesanggupan yang diberikan kepada mereka dan tunduk kepada hukum-hukum universal Allah. (Yes 45:9; Rm 9:20, 21) Misalnya, pertimbangkan gravitasi, dan hukum-hukum yang mengatur reaksi-reaksi kimia, pengaruh dari matahari, serta pertumbuhan; hukum-hukum moral; hak dan tindakan orang lain yang mempengaruhi kemerdekaan seseorang. Karena itu, kemerdekaan semua makhluk ciptaan Allah bersifat relatif.

      Ada perbedaan antara kemerdekaan yang terbatas dan perhambaan. Kemerdekaan dalam batas-batas yang diberikan Allah menghasilkan kebahagiaan; perhambaan kepada manusia lain, kepada ketidaksempurnaan, kepada kelemahan, atau kepada ideologi-ideologi yang salah mengakibatkan penindasan dan ketidakbahagiaan. Kemerdekaan juga tidak sama dengan tindakan menetapkan bagi diri sendiri apa yang benar dan apa yang salah, seraya mengabaikan hukum-hukum Allah. Hal itu akan menyebabkan pelanggaran atas hak-hak orang lain dan menimbulkan masalah, sebagaimana dapat terlihat dari akibat-akibat semangat ingin bebas dan semaunya sendiri yang diperkenalkan oleh si Ular kepada Adam dan Hawa di Eden. (Kej 3:4, 6, 11-19) Kemerdekaan sejati dibatasi oleh hukum, yaitu hukum Allah, yang memperbolehkan seseorang menyatakan diri sepenuhnya dengan cara yang patut, membina, dan bermanfaat, dan yang mengakui hak-hak orang lain, sehingga menyumbang kepada kebahagiaan semua orang.—Mz 144:15; Luk 11:28; Yak 1:25.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan