PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Kehidupan Abadi di Bumi​—Harapan dari Allah
    Menara Pengawal—2009 | 15 Agustus
    • Kehidupan Abadi di Bumi​—Harapan dari Allah

      ”Ciptaan telah ditundukkan kepada kesia-siaan . . . atas dasar harapan.”​—RM. 8:20.

      1, 2. (a) Mengapa harapan kehidupan abadi di bumi penting bagi kita? (b) Mengapa banyak orang tidak memercayai adanya kehidupan abadi di bumi?

      SAUDARA mungkin ingat betapa senangnya Saudara saat pertama kali mengetahui bahwa sebentar lagi, orang tidak akan menjadi tua dan mati tetapi akan hidup kekal di bumi. (Yoh. 17:3; Pny. 21:3, 4) Saudara mungkin juga senang menceritakan harapan dari Alkitab itu kepada orang lain. Bagaimana tidak? Harapan kehidupan abadi adalah salah satu bagian terpenting dari kabar baik yang kita beritakan. Harapan itu membentuk cara pandang kita terhadap kehidupan.

      2 Pada umumnya, agama-agama Susunan Kristen mengabaikan harapan kehidupan abadi di bumi. Meskipun Alkitab mengajarkan bahwa jiwa dapat mati, kebanyakan gereja mengajarkan doktrin yang tidak berdasarkan Alkitab bahwa manusia memiliki jiwa yang tidak berkematian yang terus hidup di alam roh setelah kematian. (Yeh. 18:20) Maka, banyak orang tidak memercayai adanya kehidupan abadi di bumi. Karena itu, kita mungkin bertanya: Apakah Alkitab benar-benar mendukung harapan tersebut? Jika ya, kapan Allah pertama kali menyingkapkannya kepada manusia?

      ”Ditundukkan kepada Kesia-siaan . . . atas Dasar Harapan”

      3. Bagaimana maksud-tujuan Allah bagi manusia dinyatakan sejak awal sejarah manusia?

      3 Maksud-tujuan Yehuwa bagi umat manusia dinyatakan sejak awal sejarah manusia. Allah dengan jelas menunjukkan bahwa Adam akan hidup selama-lamanya jika ia taat. (Kej. 2:9, 17; 3:22) Anak cucu Adam yang mula-mula pasti tahu bahwa manusia sudah tidak sempurna lagi, sebagaimana diteguhkan oleh bukti-bukti yang kelihatan. Jalan masuk ke Taman Eden diblokir, dan orang-orang menjadi tua dan mati. (Kej. 3:23, 24) Seiring dengan berlalunya waktu, umur manusia makin pendek. Adam hidup selama 930 tahun. Sem, yang selamat dari Air Bah, hanya berumur 600 tahun, dan putranya, Arpakhsyad, 438 tahun. Terah, ayah Abraham, hidup selama 205 tahun. Masa hidup Abraham 175 tahun, Ishak putranya 180 tahun, dan Yakub 147 tahun. (Kej. 5:5; 11:10-13, 32; 25:7; 35:28; 47:28) Banyak orang pasti menyadari apa artinya kemerosotan ini​—prospek kehidupan abadi sudah hilang! Apakah mereka mempunyai alasan untuk mengharapkan kehidupan abadi lagi?

      4. Dasar apa yang dimiliki pria-pria setia pada zaman dahulu untuk percaya bahwa Allah akan memulihkan berkat-berkat yang dihilangkan Adam?

      4 Firman Allah mengatakan, ”Ciptaan [yakni manusia] ditundukkan kepada kesia-siaan . . . atas dasar harapan.” (Rm. 8:20) Harapan apa? Nubuat paling pertama dalam Alkitab menunjukkan bahwa suatu ’benih’ akan ’meremukkan kepala ular’. (Baca Kejadian 3:1-5, 15.) Bagi manusia yang setia, janji tentang Benih itu menjadi dasar untuk berharap bahwa Allah tidak akan membatalkan maksud-tujuan-Nya bagi manusia. Karena janji itu, Habel dan Nuh percaya bahwa Allah akan memulihkan berkat-berkat yang dihilangkan Adam. Pria-pria itu mungkin menyadari bahwa ’peremukan tumit benih’ akan berkaitan dengan penumpahan darah.​—Kej. 4:4; 8:20; Ibr. 11:4.

      5. Apa yang memperlihatkan bahwa Abraham beriman akan kebangkitan?

      5 Perhatikan Abraham. Sewaktu diuji, Abraham ”sama seperti telah mempersembahkan Ishak, . . . putra satu-satunya yang diperanakkan”. (Ibr. 11:17) Mengapa ia mau melakukan hal itu? (Baca Ibrani 11:19.) Ia percaya akan kebangkitan! Abraham mempunyai dasar untuk percaya. Ya, Yehuwa telah menghidupkan kembali kemampuan reproduktif Abraham sehingga ia dan istrinya, Sara, bisa mempunyai anak pada usia tua. (Kej. 18:10-14; 21:1-3; Rm. 4:19-21) Abraham juga memiliki janji Yehuwa. Allah pernah mengatakan kepadanya, ”Melalui Ishak-lah apa yang disebut benihmu akan muncul.” (Kej. 21:12) Karena itu, Abraham punya alasan-alasan yang kuat untuk yakin bahwa Allah akan membangkitkan Ishak.

      6, 7. (a) Perjanjian apa yang Yehuwa adakan dengan Abraham? (b) Bagaimana janji Yehuwa kepada Abraham memberikan harapan bagi umat manusia?

      6 Karena iman Abraham yang luar biasa, Yehuwa mengadakan perjanjian dengannya sehubungan dengan keturunan, atau ’benihnya’. (Baca Kejadian 22:18.) Bagian utama ’benih’ itu ternyata adalah Yesus Kristus. (Gal. 3:16) Yehuwa memberi tahu Abraham bahwa ’benihnya’ akan berlipat ganda ”seperti bintang-bintang di langit dan seperti butir-butir pasir yang ada di tepi laut”​—jumlah yang tidak diketahui Abraham. (Kej. 22:17) Namun, belakangan jumlah itu disingkapkan. Yesus Kristus dan ke-144.000 orang, yang kelak memerintah bersamanya di Kerajaannya, akan menjadi ”benih” tersebut. (Gal. 3:29; Pny. 7:4; 14:1) Kerajaan Mesianik adalah sarana yang melaluinya ”semua bangsa di bumi . . . akan memperoleh berkat”.

      7 Abraham tentu tidak mengerti sepenuhnya makna perjanjian yang Yehuwa adakan dengannya. Meskipun demikian, ”ia menantikan kota yang mempunyai fondasi yang tetap”, kata Alkitab. (Ibr. 11:10) Kota itu adalah Kerajaan Allah. Untuk menerima berkat di bawah Kerajaan itu, Abraham harus hidup kembali. Kehidupan abadi di bumi akan dapat ia nikmati melalui kebangkitan. Dan, kehidupan kekal akan dapat dinikmati oleh orang-orang yang selamat dari Armagedon atau yang akan dibangkitkan dari antara orang mati.​—Pny. 7:9, 14; 20:12-14.

      ”Roh Telah Mendatangkan Tekanan ke Atasku”

      8, 9. Mengapa buku Ayub bukan sekadar cerita tentang satu orang pria yang dicobai?

      8 Setelah Yusuf, cicit Abraham, meninggal dan sebelum nabi Musa muncul, hiduplah seorang pria bernama Ayub. Buku Ayub, yang kemungkinan besar ditulis oleh Musa, menjelaskan mengapa Yehuwa membiarkan Ayub menderita dan bagaimana hasil akhirnya. Namun, buku Ayub bukan sekadar cerita tentang satu orang pria yang dicobai; buku itu membahas masalah yang memengaruhi semua ciptaan, di bumi maupun di surga. Buku itu menjelaskan keadilbenaran Yehuwa dalam menjalankan kedaulatan-Nya, dan menyingkapkan bahwa integritas serta prospek kehidupan semua hamba Allah di bumi berkaitan dengan sengketa yang diajukan di Eden. Meskipun Ayub tidak memahami sengketa ini, ia tidak membiarkan ketiga temannya membuat dia merasa gagal mempertahankan integritas. (Ayb. 27:5) Hal ini tentu menguatkan iman kita dan membantu kita menyadari bahwa kita bisa mempertahankan integritas dan menjunjung kedaulatan Yehuwa.

      9 Setelah ketiga penghibur palsu itu selesai berbicara kepada Ayub, ”Elihu putra Barakhel, keturunan Buz, menjawab”. Apa yang menggerakkan dia berbicara? ”Aku telah menjadi penuh dengan kata-kata,” ujarnya. ”Roh telah mendatangkan tekanan ke atasku, dalam perutku.” (Ayb. 32:5, 6, 18) Meskipun apa yang Elihu katakan di bawah ilham digenapi sewaktu Yehuwa memulihkan Ayub, kata-katanya juga penuh arti bagi orang-orang lain karena mengulurkan harapan bagi semua orang yang mempertahankan integritas.

      10. Apa yang memperlihatkan bahwa pesan Yehuwa untuk satu orang kadang-kadang berlaku untuk seluruh umat manusia?

      10 Yehuwa kadang-kadang memberikan pesan kepada satu orang yang juga berlaku untuk seluruh umat manusia. Contohnya, nubuat Daniel menyangkut mimpi Raja Nebukhadnezar dari Babilon tentang pohon raksasa yang ditebang. (Dan. 4:10-27) Meskipun digenapi dalam diri Nebukhadnezar, mimpi itu juga memaksudkan sesuatu yang jauh lebih besar. Mimpi itu menunjukkan bahwa pemerintahan Allah atas bumi yang dinyatakan melalui kerajaan dalam dinasti Raja Daud akan diwujudkan kembali setelah periode 2.520 tahun, yang dimulai pada tahun 607 SM.a Kedaulatan Allah atas bumi mulai ditegaskan kembali dengan dilantiknya Yesus Kristus sebagai Raja surgawi pada tahun 1914. Pemerintahan Kerajaan tentu akan segera mewujudkan harapan dari umat manusia yang taat!

      ”Bebaskan Dia agar Tidak Turun ke Dalam Lubang Kubur!”

      11. Apa yang ditunjukkan kata-kata Elihu tentang Allah?

      11 Ketika menjawab Ayub, Elihu berbicara tentang ”seorang juru bicara, satu dari antara seribu, untuk menceritakan kepada orang tentang kelurusan hatinya”. Apa yang terjadi ketika utusan itu membuat ”permohonan kepada Allah agar dia senang kepadanya”? Elihu mengatakan, ”Maka ia [Allah] akan berkenan kepadanya dan mengatakan, ’Bebaskan dia agar tidak turun ke dalam lubang kubur! Aku telah mendapatkan tebusan! Biarlah tubuhnya menjadi lebih segar daripada semasa muda; biarlah ia kembali ke hari-hari kegagahan masa mudanya.’” (Ayb. 33:23-26) Kata-kata itu menunjukkan bahwa Allah mau menerima ”tebusan”, atau penutup, demi kepentingan manusia yang bertobat.—Ayb. 33:24.

      12. Kata-kata Elihu memberikan harapan apa bagi seluruh umat manusia?

      12 Elihu mungkin tidak memahami sepenuhnya makna tebusan, seperti para nabi yang tidak sepenuhnya mengerti setiap hal yang mereka tulis. (Dan. 12:8; 1 Ptr. 1:10-12) Namun, kata-kata Elihu mencerminkan harapan bahwa Allah pada suatu hari akan menerima tebusan dan membebaskan manusia dari proses penuaan dan dari kematian. Kata-kata Elihu memberikan prospek kehidupan abadi yang menakjubkan. Buku Ayub juga memperlihatkan bahwa akan ada kebangkitan.​—Ayb. 14:14, 15.

      13. Apa makna kata-kata Elihu bagi orang Kristen?

      13 Dewasa ini, kata-kata Elihu juga bermakna bagi jutaan orang Kristen yang berharap untuk selamat dari pembinasaan sistem sekarang ini. Kaum lansia yang selamat akan kembali ke hari-hari kegagahan masa muda mereka. (Pny. 7:9, 10, 14-17) Selain itu, orang-orang yang setia terus bersukacita atas prospek untuk melihat orang-orang yang dibangkitkan dipulihkan menjadi seperti pada masa muda mereka. Tentu saja, hanya dengan memperlihatkan iman akan korban tebusan Kristus, barulah orang Kristen terurap akan mendapatkan peri tidak berkematian dan ”domba-domba lain” akan memperoleh kehidupan abadi di bumi.​—Yoh. 10:16; Rm. 6:23.

      Kematian Ditelan Habis dari Bumi

      14. Apa yang memperlihatkan bahwa sesuatu yang lebih besar daripada Hukum Musa dibutuhkan agar bangsa Israel bisa mengharapkan kehidupan abadi?

      14 Keturunan Abraham menjadi bangsa yang merdeka sewaktu mereka memasuki hubungan perjanjian dengan Allah. Sewaktu memberi mereka Hukum itu, Yehuwa berfirman, ”Kamu harus menjalankan ketetapanku dan keputusan hukumku, apabila seseorang melakukannya, ia juga akan hidup oleh karenanya.” (Im. 18:5) Tetapi, karena mereka tidak bisa hidup sesuai dengan standar Hukum yang sempurna itu, bangsa Israel menjadi terkutuk, karena dinyatakan bersalah oleh Hukum, dan perlu dilepaskan dari kutuk tersebut.​—Gal. 3:13.

      15. Daud diilhami untuk menulis tentang berkat apa di masa depan?

      15 Setelah Musa, Yehuwa mengilhami penulis-penulis Alkitab lain untuk menyatakan harapan kehidupan abadi. (Mz. 21:4; 37:29) Misalnya, di penutup salah satu mazmur tentang persatuan penganut ibadat sejati di Zion, pemazmur Daud mengatakan, ”Ke sanalah Yehuwa memerintahkan berkat, kehidupan sampai waktu yang tidak tertentu.”—Mz. 133:3.

      16. Melalui Yesaya, apa yang Yehuwa janjikan tentang masa depan ”seluruh bumi”?

      16 Yehuwa mengilhami Yesaya untuk bernubuat tentang kehidupan abadi di bumi. (Baca Yesaya 25:7, 8.) Bagaikan ”selubung”​—atau selimut—​yang menyesakkan, dosa dan kematian telah sangat membebani umat manusia. Yehuwa meyakinkan umat-Nya bahwa dosa dan kematian akan ditelan habis, atau disingkirkan, ”dari seluruh bumi”.

      17. Sesuai dengan gambaran nubuatnya, peranan apa yang dimiliki Mesias yang membuka prospek kehidupan abadi?

      17 Perhatikan juga tata cara dalam Hukum Musa mengenai kambing bagi Azazel. Setahun sekali, pada Hari Pendamaian, imam besar ’meletakkan kedua tangannya di atas kepala kambing yang hidup itu dan mengakui di atasnya semua kesalahan putra-putra Israel, dan ia menaruh itu semua di atas kepala kambing tersebut dan kambing itu mengangkut semua kesalahan mereka ke tanah gurun’. (Im. 16:7-10, 21, 22) Yesaya menubuatkan kedatangan Mesias, yang akan melakukan peranan serupa dan membawa pergi ”penyakit”, ”rasa sakit”, serta ”dosa banyak orang”, dengan demikian membuka prospek kehidupan abadi.​—Baca Yesaya 53:4-6, 12.

      18, 19. Harapan apa yang disoroti dalam Yesaya 26:19 dan Daniel 12:13?

      18 Melalui Yesaya, Yehuwa memberi tahu umat-Nya Israel, ”Orang-orangmu yang mati akan hidup. Mayat-mayat kami—itu akan bangun. Bangunlah dan bersoraklah dengan sukacita, kamu penghuni debu! Karena embunmu adalah seperti embun tanaman malow, dan bumi akan membiarkan lahir bahkan orang-orang yang tidak berdaya dalam kematian.” (Yes. 26:19) Kitab-Kitab Ibrani dengan jelas menyatakan harapan kebangkitan dan kehidupan di bumi. Sewaktu Daniel hampir berumur 100 tahun, misalnya, Yehuwa meyakinkan dia, ”Engkau akan beristirahat, tetapi engkau akan bangkit berdiri untuk mendapat bagianmu pada akhir masa itu.”​—Dan. 12:13.

      19 Karena harapan kebangkitan, Marta bisa mengatakan kepada Yesus mengenai saudara lelakinya yang meninggal, ”Aku tahu ia akan bangkit dalam kebangkitan pada hari terakhir.” (Yoh. 11:24) Apakah ajaran Yesus dan tulisan terilham dari murid-muridnya mengubah harapan ini? Apakah kehidupan abadi di bumi masih merupakan harapan yang Yehuwa ulurkan kepada umat manusia? Kita akan memeriksa jawabannya dalam artikel berikut.

      [Catatan Kaki]

      a Lihat pasal 6 buku Perhatikanlah Nubuat Daniel!

  • Kehidupan Abadi di Bumi​—Harapan Kristen?
    Menara Pengawal—2009 | 15 Agustus
    • Kehidupan Abadi di Bumi​—Harapan Kristen?

      ”[Allah] akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan kematian tidak akan ada lagi.”​—PNY. 21:4.

      1, 2. Dari mana kita tahu bahwa banyak orang Yahudi abad pertama mempunyai harapan kehidupan abadi di bumi?

      SEORANG pemuda yang kaya dan terkemuka berlari menemui Yesus, berlutut di hadapannya, dan bertanya, ”Guru Yang Baik, apa yang harus kulakukan untuk mewarisi kehidupan abadi?” (Mrk. 10:17) Pria muda itu menanyakan cara mewarisi kehidupan abadi—tetapi di mana? Sebagaimana telah kita bahas di artikel terdahulu, berabad-abad sebelumnya Allah telah memberikan harapan kebangkitan dan kehidupan abadi di bumi kepada orang Yahudi. Harapan itu diyakini oleh banyak orang Yahudi abad pertama.

      2 Sahabat Yesus, Marta, tampaknya berpikir tentang kebangkitan di bumi saat ia berkata mengenai saudaranya yang meninggal, ”Aku tahu ia akan bangkit dalam kebangkitan pada hari terakhir.” (Yoh. 11:24) Memang, orang Saduki kala itu tidak memercayai kebangkitan. (Mrk. 12:18) Akan tetapi, dalam bukunya Judaism in the First Centuries of the Christian Era, George Foot Moore mengatakan, ”Tulisan-tulisan . . . dari abad pertama atau kedua SM membuktikan adanya kepercayaan bahwa pada suatu titik balik yang dinanti-nantikan dalam sejarah dunia, orang mati dari generasi-generasi terdahulu akan dibangkitkan untuk hidup lagi di bumi.” Pria kaya yang mendekati Yesus ingin memperoleh kehidupan kekal di bumi.

      3. Pertanyaan apa saja yang akan dibahas dalam artikel ini?

      3 Dewasa ini, banyak agama dan pakar Alkitab mengatakan bahwa harapan kehidupan kekal di bumi bukanlah ajaran Kristen. Kebanyakan orang berharap untuk hidup di alam roh setelah kematian. Jadi, sewaktu pembaca Kitab-Kitab Yunani Kristen menemukan istilah ”kehidupan abadi”, banyak yang mengira bahwa istilah itu selalu memaksudkan kehidupan di surga. Benarkah itu? Apa yang Yesus maksudkan sewaktu ia menyebutkan kehidupan abadi? Apa yang dipercayai murid-muridnya? Apakah Kitab-Kitab Yunani Kristen mengajarkan harapan kehidupan abadi di bumi?

      Kehidupan Abadi ”pada Penciptaan Kembali”

      4. Apa yang akan terjadi ”pada penciptaan kembali”?

      4 Alkitab mengajarkan bahwa orang-orang Kristen terurap akan dibangkitkan untuk memerintah bumi dari surga. (Luk. 12:32; Pny. 5:9, 10; 14:1-3) Tetapi, Yesus tidak selalu memikirkan kelompok itu saja sewaktu berbicara tentang kehidupan abadi. Perhatikan apa yang ia katakan kepada murid-muridnya setelah pemuda kaya itu pergi dengan pedih hati ketika diminta meninggalkan semua harta miliknya dan menjadi pengikut Kristus. (Baca Matius 19:28, 29.) Yesus memberi tahu para rasulnya bahwa mereka akan turut memerintah sebagai raja dan menghakimi ”kedua belas suku Israel”, yakni dunia umat manusia di luar mereka yang memerintah di surga. (1 Kor. 6:2) Ia juga berbicara tentang pahala bagi ”setiap orang” yang mengikuti dia. Mereka juga akan ”mewarisi kehidupan abadi”. Semua ini akan terjadi ”pada penciptaan kembali”.

      5. Apa artinya ”penciptaan kembali”?

      5 Apa yang Yesus maksudkan dengan ”penciptaan kembali”? Istilah itu diterjemahkan menjadi ”Dunia yang Baru” dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini, ”pada hari pembaruan” dalam Kitab Suci Komunitas Kristiani, dan ”pada masa kejadian alam yang baharu” dalam Alkitab Terjemahan Lama. Karena Yesus menggunakan istilah itu tanpa penjelasan, yang ia maksudkan pastilah apa yang telah menjadi harapan orang Yahudi selama berabad-abad. Keadaan di bumi akan mengalami penciptaan kembali, sehingga keadaannya akan sama seperti di Taman Eden sebelum Adam dan Hawa berdosa. Dengan demikian, tergenaplah janji Allah untuk ”menciptakan langit baru dan bumi baru”.​—Yes. 65:17.

      6. Apa yang kita pelajari dari perumpamaan tentang domba dan kambing mengenai harapan kehidupan abadi?

      6 Yesus sekali lagi menyebutkan kehidupan abadi ketika berbicara tentang penutup sistem ini. (Mat. 24:1-3) ”Apabila Putra manusia tiba dalam kemuliaannya, dan semua malaikat bersamanya,” katanya, ”ketika itu ia akan duduk di takhtanya yang mulia. Dan semua bangsa akan dikumpulkan di hadapannya, dan ia akan memisahkan orang, yang satu dari yang lain, sama seperti seorang gembala memisahkan domba dari kambing.” Orang-orang yang menerima penghukuman ”akan masuk ke dalam kemusnahan abadi, tetapi orang-orang yang adil-benar ke dalam kehidupan abadi”. ”Orang-orang yang adil-benar” yang menerima kehidupan abadi adalah mereka yang loyal mendukung ’saudara-saudara’ terurap Kristus. (Mat. 25:31-34, 40, 41, 45, 46) Karena kaum terurap dipilih untuk menjadi penguasa di Kerajaan surgawi, ”orang-orang yang adil-benar” itu pastilah rakyat Kerajaan tersebut di bumi. Alkitab menubuatkan bahwa Raja yang Yehuwa lantik akan ”mempunyai rakyat dari laut ke laut dan dari Sungai sampai ke ujung-ujung bumi”. (Mz. 72:8) Rakyat ini akan menikmati kehidupan abadi di bumi.

      Apa yang Diperlihatkan Injil Yohanes?

      7, 8. Kepada Nikodemus, Yesus berbicara tentang dua harapan apa?

      7 Sebagaimana dicatat dalam Injil Matius, Markus, dan Lukas, Yesus menggunakan istilah ”kehidupan abadi” pada peristiwa-peristiwa yang disebut di atas. Injil yang ditulis Yohanes mengutip kata-kata Yesus tentang kehidupan kekal sekitar 17 kali. Mari kita periksa beberapa di antaranya untuk melihat apa yang Yesus katakan tentang harapan kehidupan abadi di bumi.

      8 Menurut Yohanes, Yesus pertama kali berbicara tentang kehidupan abadi kepada seorang Farisi bernama Nikodemus. Ia memberi tahu Nikodemus, ”Jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan roh, ia tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah.” Orang-orang yang masuk ke dalam Kerajaan surga harus ”dilahirkan kembali”. (Yoh. 3:3-5) Yesus tidak berhenti sampai di situ. Ia selanjutnya berbicara tentang harapan yang terbuka bagi seluruh umat manusia. (Baca Yohanes 3:16.) Yesus berbicara tentang harapan kehidupan abadi bagi para pengikut terurapnya di surga dan bagi orang-orang lain di bumi.

      9. Harapan apa yang Yesus sampaikan kepada seorang wanita Samaria?

      9 Setelah berbicara kepada Nikodemus di Yerusalem, Yesus pergi ke utara menuju Galilea. Di perjalanan, ia bertemu dengan seorang wanita di sumber air Yakub dekat kota Sikhar di Samaria. Ia memberi tahu wanita itu, ”Barang siapa minum dari air yang akan kuberikan kepadanya tidak akan pernah haus lagi, tetapi air yang akan kuberikan kepadanya akan menjadi sumber air yang berbual-bual dalam dirinya untuk memberikan kehidupan abadi.” (Yoh. 4:5, 6, 14) Air ini menggambarkan persediaan Allah untuk memulihkan kehidupan abadi bagi seluruh umat manusia, termasuk mereka yang akan hidup di bumi. Dalam buku Penyingkapan, Allah sendiri digambarkan berkata, ”Siapa pun yang haus akan kuberi dengan cuma-cuma dari sumber air kehidupan.” (Pny. 21:5, 6; 22:17) Jadi, kepada wanita Samaria itu Yesus berbicara tentang kehidupan abadi bukan hanya bagi ahli waris Kerajaan yang terurap, melainkan juga bagi umat manusia yang percaya yang berpengharapan hidup di bumi.

      10. Setelah menyembuhkan seorang pria di kolam Betzata, apa yang Yesus katakan kepada para penentang mengenai kehidupan abadi?

      10 Pada tahun berikutnya, Yesus pergi lagi ke Yerusalem. Di sana, ia menyembuhkan seorang pria yang sakit di kolam Betzata. Kepada orang-orang Yahudi yang mengkritik apa yang ia lakukan, Yesus menjelaskan bahwa ”Putra tidak dapat melakukan satu perkara pun atas prakarsanya sendiri, tetapi ia hanya melakukan apa yang ia lihat dilakukan oleh Bapak”. Setelah memberi tahu mereka bahwa Bapak ”telah mempercayakan seluruh penghakiman kepada Putra”, Yesus mengatakan, ”Ia yang mendengar perkataanku dan percaya kepada dia yang mengutus aku memiliki kehidupan abadi.” Yesus juga mengatakan, ”Jamnya akan tiba ketika semua orang yang di dalam makam peringatan akan mendengar suara [Putra manusia] lalu keluar, mereka yang melakukan perkara-perkara baik kepada kebangkitan kehidupan, mereka yang mempraktekkan perkara-perkara keji kepada kebangkitan penghakiman.” (Yoh. 5:1-9, 19, 22, 24-29) Yesus memberi tahu orang-orang Yahudi yang menganiayanya bahwa dialah yang dilantik Allah untuk menggenapi harapan orang Yahudi untuk hidup abadi di bumi dan bahwa dia akan melakukannya dengan membangkitkan orang mati.

      11. Bagaimana kita tahu bahwa harapan kehidupan abadi di bumi tercakup dalam apa yang Yesus katakan sebagaimana dicatat di Yohanes 6:48-51?

      11 Di Galilea, ribuan orang mulai mengikuti Yesus; mereka menginginkan roti yang ia berikan melalui mukjizat. Yesus memberi tahu mereka tentang roti yang lain—”roti kehidupan”. (Baca Yohanes 6:40, 48-51.) ”Roti yang akan kuberikan adalah dagingku,” katanya. Yesus memberikan kehidupannya bukan hanya bagi orang-orang yang akan memerintah bersamanya di Kerajaan surga, melainkan juga ”demi kehidupan dunia”, yakni umat manusia yang dapat ditebus. ”Jika seseorang makan dari roti ini”, yaitu memperlihatkan iman kepada kuasa penebusan korban Yesus, ia bisa berharap memperoleh kehidupan abadi. Ya, ungkapan ”hidup selama-lamanya” mencakup harapan yang sudah lama dipercayai orang Yahudi untuk hidup abadi di bumi selama pemerintahan Mesias.

      12. Harapan apa yang Yesus bicarakan saat mengatakan kepada para penentang bahwa ’ia akan memberikan kehidupan abadi kepada domba-dombanya’?

      12 Belakangan, pada Perayaan Penahbisan di Yerusalem, Yesus memberi tahu para penentangnya, ”Kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-dombaku. Domba-dombaku mendengarkan suaraku, dan aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti aku. Dan aku memberi mereka kehidupan abadi.” (Yoh. 10:26-28) Apakah Yesus hanya berbicara tentang kehidupan di surga, atau juga tentang kehidupan kekal di bumi firdaus? Yesus baru saja menghibur para pengikutnya, ”Janganlah takut, kawanan kecil, karena Bapakmu telah berkenan memberikan kerajaan itu kepadamu.” (Luk. 12:32) Akan tetapi, pada Perayaan Penahbisan itu juga, Yesus mengatakan, ”Aku memiliki domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; mereka juga harus aku bawa.” (Yoh. 10:16) Karena itu, apa yang Yesus katakan kepada para penentang tersebut mencakup harapan kehidupan di surga bagi ”kawanan kecil” dan juga harapan kehidupan abadi di bumi bagi jutaan ”domba-domba lain”.

      Harapan yang Tidak Perlu Dijelaskan Lagi

      13. Apa yang Yesus maksud saat ia mengatakan, ”Engkau akan bersamaku di Firdaus”?

      13 Dalam penderitaannya di tiang siksaan, Yesus memberikan peneguhan yang tak dapat disangkal tentang harapan umat manusia. Seorang penjahat yang dipakukan di sebelah dia mengatakan, ”Yesus, ingatlah aku apabila engkau masuk ke dalam kerajaanmu.” Yesus berjanji kepadanya, ”Dengan sungguh-sungguh aku mengatakan kepadamu hari ini: Engkau akan bersamaku di Firdaus.” (Luk. 23:42, 43) Karena pria itu tampaknya seorang Yahudi, ia tidak membutuhkan penjelasan tentang Firdaus. Ia tahu tentang harapan kehidupan abadi di bumi di dunia yang akan datang.

      14. (a) Apa yang memperlihatkan bahwa perkataan tentang harapan surgawi sulit dimengerti oleh para rasul? (b) Kapan para pengikut Yesus mendapat pengertian yang jelas tentang harapan surgawi?

      14 Tetapi, yang perlu dijelaskan justru adalah perkataan Yesus tentang harapan surgawi. Sewaktu ia memberi tahu para muridnya bahwa ia pergi ke surga untuk menyiapkan tempat bagi mereka, mereka tidak mengerti apa yang ia maksudkan. (Baca Yohanes 14:2-5.) ”Masih banyak hal yang harus aku katakan kepadamu,” katanya kepada mereka belakangan, ”tetapi kamu tidak sanggup menanggungnya sekarang ini. Akan tetapi, apabila dia tiba, yaitu roh kebenaran, dia akan menuntun kamu ke dalam seluruh kebenaran.” (Yoh. 16:12, 13) Setelah Pentakosta 33 M, sewaktu mereka diurapi roh Allah untuk menjadi calon-calon raja, barulah para pengikut Yesus memahami bahwa takhta mereka ada di surga. (1 Kor. 15:49; Kol. 1:5; 1 Ptr. 1:3, 4) Harapan untuk menerima warisan surgawi merupakan penyingkapan baru, dan hal itu disoroti dalam surat-surat terilham di Kitab-Kitab Yunani Kristen. Tetapi, apakah surat-surat itu juga menegaskan kembali harapan umat manusia untuk hidup abadi di bumi?

      Apa Kata Surat-Surat Terilham?

      15, 16. Bagaimana surat terilham kepada orang Ibrani dan kata-kata Petrus menunjuk ke kehidupan abadi di bumi?

      15 Dalam suratnya kepada orang-orang Ibrani, rasul Paulus menyapa rekan-rekan seimannya sebagai ”saudara-saudara yang kudus, yang mengambil bagian dalam panggilan surgawi”. Akan tetapi, ia juga mengatakan bahwa kepada Yesus Allah telah menundukkan ”bumi yang berpenduduk yang akan datang”. (Ibr. 2:3, 5; 3:1) Dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen, kata dalam bahasa asli untuk ”bumi yang berpenduduk” selalu memaksudkan bumi yang dihuni oleh manusia. Karena itu, ”bumi yang berpenduduk yang akan datang” adalah sistem di bumi kelak di bawah pemerintahan Yesus Kristus. Pada saat itulah Yesus akan menggenapi janji Allah, ”Orang-orang adil-benar akan memiliki bumi, dan mereka akan mendiaminya selama-lamanya.”​—Mz. 37:29.

      16 Rasul Petrus juga diilhami untuk menulis tentang masa depan umat manusia. Ia menulis, ”Langit dan bumi yang ada sekarang disimpan untuk api dan disediakan untuk hari penghakiman dan hari kebinasaan orang-orang yang tidak saleh.” (2 Ptr. 3:7) Apa yang akan menggantikan langit, yaitu pemerintahan, dan masyarakat manusia yang fasik sekarang ini? (Baca 2 Petrus 3:13.) Itu akan digantikan dengan ”langit baru”​—Kerajaan Mesianik Allah—​dan ”bumi baru”​—masyarakat manusia adil-benar yang menganut ibadat sejati.

      17. Bagaimana harapan umat manusia digambarkan di Penyingkapan 21:1-4?

      17 Buku terakhir dalam Alkitab menggugah hati kita dengan menyuguhkan penglihatan tentang umat manusia yang dipulihkan kepada kesempurnaan. (Baca Penyingkapan 21:1-4.) Hal ini sudah menjadi harapan umat manusia yang beriman sejak kesempurnaan manusiawi hilang di Taman Eden. Orang-orang yang lurus hati akan hidup di Firdaus di bumi tanpa berkesudahan dan tanpa menjadi tua. Harapan ini didasarkan dengan kuat pada Kitab-Kitab Ibrani maupun Kitab-Kitab Yunani Kristen, dan hal itu terus menguatkan hamba-hamba Yehuwa yang setia sampai sekarang.​—Pny. 22:1, 2.

  • Kehidupan Abadi di Bumi​—Harapan yang Ditemukan Kembali
    Menara Pengawal—2009 | 15 Agustus
    • Kehidupan Abadi di Bumi​—Harapan yang Ditemukan Kembali

      ”Hai, Daniel, rahasiakanlah perkataan ini . . . sampai zaman akhir. Banyak orang akan menjelajah dan pengetahuan yang benar akan berlimpah.”​—DAN. 12:4.

      1, 2. Pertanyaan apa saja yang akan dibahas dalam artikel ini?

      JUTAAN orang dewasa ini sangat memahami dasar Alkitab untuk mengharapkan kehidupan kekal di firdaus di bumi. (Pny. 7:9, 17) Pada awal sejarah manusia, Allah menyingkapkan bahwa manusia dibuat, bukan untuk hidup beberapa tahun saja lalu mati, melainkan untuk hidup selama-lamanya.​—Kej. 1:26-28.

      2 Pemulihan manusia kepada kesempurnaan yang Adam hilangkan merupakan bagian dari harapan Israel. Kitab-Kitab Yunani Kristen menjelaskan sarana apa yang Allah gunakan untuk memberikan kehidupan abadi di Firdaus di bumi bagi umat manusia. Jadi, mengapa harapan manusia harus ditemukan kembali? Bagaimana hal itu disingkapkan dan diberitahukan kepada jutaan orang?

      Harapan yang Disembunyikan

      3. Mengapa tidak mengherankan bahwa harapan manusia untuk hidup abadi di bumi disembunyikan?

      3 Yesus menubuatkan bahwa nabi-nabi palsu akan merusak ajarannya dan bahwa kebanyakan orang akan disesatkan. (Mat. 24:11) Rasul Petrus memperingatkan orang Kristen, ”Akan ada juga guru-guru palsu di antara kamu.” (2 Ptr. 2:1) Rasul Paulus menyebutkan ”suatu jangka waktu ketika [orang-orang] tidak dapat menerima ajaran yang sehat, tetapi sesuai dengan keinginan mereka sendiri, mereka akan mengumpulkan guru-guru bagi diri mereka untuk menggelitik telinga mereka”. (2 Tim. 4:3, 4) Setan terlibat dalam menyesatkan manusia dan menggunakan Kekristenan yang murtad untuk menyembunyikan kebenaran yang menghangatkan hati tentang maksud-tujuan Allah bagi manusia dan bumi.​—Baca 2 Korintus 4:3, 4.

      4. Harapan apa bagi umat manusia yang ditolak oleh pemimpin agama yang murtad?

      4 Alkitab menjelaskan bahwa Kerajaan Allah adalah suatu pemerintahan di surga yang akan meremukkan dan mengakhiri semua pemerintahan buatan manusia. (Dan. 2:44) Selama pemerintahan seribu tahun Kristus, Setan akan dikurung dalam jurang yang tidak terduga dalamnya, orang mati akan dibangkitkan, dan umat manusia akan dikembalikan kepada kesempurnaan di bumi. (Pny. 20:1-3, 6, 12; 21:1-4) Namun, para pemimpin agama Susunan Kristen yang murtad menganut gagasan yang berbeda. Misalnya pada abad ketiga, seorang bapak gereja bernama Origenes dari Aleksandria mengecam orang-orang yang memercayai berkat-berkat Milenium di bumi. Teolog Katolik bernama Agustinus dari Hippo (354-430 M) ”menganut keyakinan bahwa tidak akan ada milenium”, kata The Catholic Encyclopedia.a

      5, 6. Mengapa Origenes dan Agustinus menentang milenialisme?

      5 Mengapa Origenes dan Agustinus menentang milenialisme? Origenes adalah murid Klemens dari Aleksandria, yang mengadopsi gagasan tentang jiwa yang tidak berkematian dari kisah turun-temurun Yunani. Karena sangat dipengaruhi oleh gagasan Plato tentang jiwa, Origenes ”membangun serangkaian ajaran yang lengkap mengenai jiwa, yang diambilnya dari Plato”, kata teolog Werner Jaeger. Karena itu, Origenes mengajarkan bahwa berkat-berkat Milenium tidak mungkin dinikmati di bumi tetapi di alam roh.

      6 Sebelum menjadi ”Kristen” pada usia 33 tahun, Agustinus telah menjadi penganut Neoplatonisme​—suatu versi filsafat Plato yang dikembangkan oleh Plotinus pada abad ketiga. Setelah Agustinus berganti agama, cara berpikirnya tetap mengikuti paham Neoplatonisme. ”Pikirannya bagaikan wadah peleburan antara agama Perjanjian Baru dan ajaran filsafat Yunani ala Plato,” kata The New Encyclopædia Britannica. Agustinus menjelaskan bahwa Pemerintahan Seribu Tahun yang digambarkan di Penyingkapan pasal 20 ”hanyalah suatu alegori [lambang]”, menurut The Catholic Encyclopedia. Ditambahkan juga, ”Penjelasan ini . . . diikuti oleh para teolog Barat yang hidup sesudahnya, dan milenialisme masa awal tidak lagi mendapat dukungan.”

      7. Kepercayaan palsu apa yang telah meruntuhkan harapan manusia untuk hidup abadi di bumi, dan bagaimana?

      7 Harapan manusia untuk hidup abadi di bumi diruntuhkan oleh gagasan yang marak di Babilon kuno dan menyebar ke seluruh dunia​—gagasan bahwa manusia memiliki jiwa atau roh yang tidak berkematian yang sekadar berdiam dalam tubuh jasmani. Sewaktu Susunan Kristen mengikuti gagasan itu, para teolog memutarbalikkan Alkitab sehingga ayat-ayat yang menjelaskan harapan surgawi dibuat seolah mengajarkan bahwa semua orang baik pergi ke surga. Menurut pandangan ini, kehidupan seseorang di bumi memang hanya untuk sementara​—guna menguji apakah ia layak hidup di surga. Hal serupa terjadi pada harapan orang Yahudi masa awal untuk hidup abadi di bumi. Seraya orang Yahudi makin menerima gagasan Yunani tentang jiwa tidak berkematian, harapan mereka yang semula untuk hidup di bumi semakin pudar. Hal ini sungguh berbeda dengan penjelasan Alkitab tentang manusia! Manusia adalah makhluk jasmani, bukan roh. Yehuwa berfirman kepada manusia pertama, ”Engkau debu.” (Kej. 3:19) Tempat tinggal abadi manusia adalah bumi, bukan surga.—Baca Mazmur 104:5; 115:16.

      Percikan Cahaya Kebenaran dalam Kegelapan

      8. Apa yang dikatakan beberapa pakar pada tahun 1600-an tentang harapan manusia?

      8 Meskipun kebanyakan agama yang mengaku Kristen tidak mengajarkan harapan kehidupan abadi di bumi, Setan tidak selalu berhasil menyembunyikan kebenaran. Selama berabad-abad, ada beberapa pembaca Alkitab yang melihat percikan-percikan cahaya kebenaran ketika mereka memahami beberapa hal tentang bagaimana Allah akan mengembalikan manusia kepada kesempurnaan. (Mz. 97:11; Mat. 7:13, 14; 13:37-39) Pada tahun 1600-an, dengan diterjemahkan dan dicetaknya Alkitab, semakin banyak orang bisa membaca Kitab Suci. Pada tahun 1651, seorang pakar menulis bahwa karena melalui Adam manusia ”telah kehilangan Firdaus, dan Kehidupan Kekal di Bumi”, maka di dalam Kristus ”semua orang akan dibuat hidup di Bumi; kalau tidak, perbandingannya tidak akan cocok”. (Baca 1 Korintus 15:21, 22.) Seorang pujangga berbahasa Inggris yang terkenal di dunia, John Milton (1608-1674), menulis buku berjudul Paradise Lost [Firdaus Hilang] dan lanjutannya Paradise Regained [Firdaus Dipulihkan]. Dalam karyanya itu, Milton menyebutkan pahala yang akan diterima orang-orang yang setia dalam firdaus di bumi. Meskipun Milton mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk mempelajari Alkitab, ia mengakui bahwa kebenaran Alkitab tidak akan dimengerti sepenuhnya sampai kehadiran Kristus.

      9, 10. (a) Apa yang Isaac Newton tulis tentang harapan umat manusia? (b) Mengapa waktu kehadiran Kristus tampak masih jauh bagi Newton?

      9 Matematikawan terkenal Sir Isaac Newton (1642-1727) juga suka sekali mempelajari Alkitab. Ia mengerti bahwa orang-orang kudus akan dibangkitkan untuk hidup di surga dan memerintah bersama Kristus tanpa dapat dilihat. (Pny. 5:9, 10) Mengenai rakyat Kerajaan itu, ia menulis, ”Bumi akan terus didiami oleh manusia setelah hari penghakiman, bukan hanya selama 1000 tahun tetapi bahkan selama-lamanya.”

      10 Menurut Newton, kehadiran Kristus baru akan terjadi berabad-abad kemudian. ”Satu alasan mengapa bagi Newton Kerajaan Allah masih jauh di masa depan adalah karena ia sangat pesimistis melihat banyaknya orang memercayai ajaran Tritunggal yang menyimpang,” kata sejarawan Stephen Snobelen. Kabar baik itu masih terselubung. Dan, Newton tidak melihat adanya gerakan Kristen yang bisa memberitakannya. Ia menulis, ”Nubuat-nubuat dari Daniel dan Yohanes ini [nubuat Yohanes dicatat di buku Penyingkapan] tidak akan dimengerti sampai zaman akhir.” Newton menjelaskan, ”’Lalu,’ kata Daniel, ’banyak orang akan berlari ke sana kemari, dan pengetahuan akan bertambah.’ Karena Injil harus diberitakan kepada segala bangsa sebelum kesengsaraan besar dan kesudahan dunia ini. Orang banyak yang membawa daun-daun palem, yang keluar dari kesengsaraan besar ini, tidak dapat menjadi tak terhitung jumlahnya dari segala bangsa, kecuali mereka terlebih dahulu dibuat demikian oleh pengabaran Injil.”—Dan. 12:4; Mat. 24:14; Pny. 7:9, 10.

      11. Mengapa harapan umat manusia tetap tersembunyi bagi kebanyakan orang pada zaman Milton dan Newton?

      11 Pada zaman Milton dan Newton, mengutarakan gagasan yang berbeda dengan doktrin resmi gereja adalah hal berbahaya. Karena itu, banyak tulisan mereka mengenai Alkitab tidak diterbitkan hingga setelah kematian mereka. Reformasi pada abad ke-16 tidak mereformasi ajaran tentang jiwa yang tidak berkematian, dan gereja-gereja utama Protestan terus mengajarkan gagasan Agustinus bahwa Milenium terjadi di masa lalu, bukan di masa depan. Apakah pengetahuan telah bertambah pada zaman akhir?

      ”Pengetahuan yang Benar Akan Berlimpah”

      12. Kapan pengetahuan yang benar berlimpah?

      12 Mengenai ”zaman akhir”, Daniel menubuatkan suatu perkembangan yang sangat bagus. (Baca Daniel 12:3, 4, 9, 10.) ”Pada waktu itu orang-orang yang adil-benar akan bersinar secemerlang matahari,” kata Yesus. (Mat. 13:43) Bagaimana pengetahuan yang benar akan berlimpah pada zaman akhir? Simaklah beberapa perkembangan sejarah selama beberapa puluh tahun sebelum tahun 1914, saat mulainya zaman akhir.

      13. Apa yang ditulis oleh Charles Taze Russell setelah menyelidiki pokok tentang pemulihan?

      13 Pada akhir tahun 1800-an, ada beberapa orang tulus yang berupaya memahami ”pola perkataan yang sehat”. (2 Tim. 1:13) Salah satunya ialah Charles Taze Russell. Pada tahun 1870, ia dan beberapa orang lain yang mencari kebenaran mengadakan kelas pelajaran Alkitab. Pada tahun 1872, mereka menyelidiki pokok tentang pemulihan manusia kepada kesempurnaan. Belakangan, Russell menulis, ”Sebelumnya, kita tidak bisa melihat dengan jelas perbedaan besar antara pahala bagi gereja [jemaat orang Kristen terurap] yang kini sedang diuji dan pahala bagi orang-orang setia di dunia ini.” Pahala bagi kelompok kedua adalah ”dipulihkan kepada kesempurnaan manusiawi yang pernah dinikmati di Eden oleh bapak leluhur dan kepala mereka, Adam”. Russell mengakui bahwa dalam pelajaran Alkitabnya, ia dibantu oleh orang-orang lain. Siapakah mereka?

      14. (a) Bagaimana Henry Dunn memahami Kisah 3:21? (b) Menurut Dunn, siapa yang akan hidup kekal di bumi?

      14 Henry Dunn adalah salah satunya. Ia pernah menulis tentang ”pemulihan segala sesuatu yang tentangnya Allah katakan melalui mulut nabi-nabinya yang kudus di zaman dahulu”. (Kis. 3:21) Dunn tahu bahwa pemulihan ini mencakup dikembalikannya umat manusia kepada kesempurnaan di bumi selama Pemerintahan Seribu Tahun Kristus. Dunn juga menyelidiki pertanyaan yang membingungkan banyak orang: Siapa yang akan hidup kekal di bumi? Ia menjelaskan bahwa jutaan orang akan dibangkitkan, diajar tentang kebenaran, dan mendapat kesempatan untuk memperlihatkan iman kepada Kristus.

      15. Apa yang dimengerti George Storrs mengenai kebangkitan?

      15 Pada tahun 1870, George Storrs juga mencapai kesimpulan bahwa orang-orang yang tidak adil-benar akan dibangkitkan dan mendapat kesempatan untuk hidup abadi. Storrs juga mengerti dari Alkitab bahwa jika setelah dibangkitkan seseorang tidak menyambut kesempatan ini, ia ”akan berakhir dalam kematian, sekalipun ’pedosa itu berusia seratus tahun’”. (Yes. 65:20) Storrs tinggal di Brooklyn, New York, sebagai editor majalah Bible Examiner.

      16. Apa yang membedakan Siswa-Siswa Alkitab dengan Susunan Kristen?

      16 Russell memahami dari Alkitab bahwa waktunya telah tiba untuk memberitahukan kabar baik ke mana-mana. Maka, pada tahun 1879, ia mulai menerbitkan Zion’s Watch Tower and Herald of Christ’s Presence, yang sekarang disebut Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa. Sebelumnya, hanya segelintir orang yang mengerti kebenaran tentang harapan manusia, namun kini kelompok-kelompok Siswa-Siswa Alkitab di banyak negeri bisa menerima dan mempelajari Menara Pengawal. Kepercayaan bahwa hanya sedikit yang akan pergi ke surga, sedangkan jutaan orang akan dikaruniai kehidupan sebagai manusia sempurna di bumi, membedakan Siswa-Siswa Alkitab dengan sebagian besar Susunan Kristen.

      17. Bagaimana pengetahuan yang benar menjadi berlimpah?

      17 ”Zaman akhir” yang dinubuatkan dimulai pada tahun 1914. Apakah pengetahuan yang benar tentang harapan umat manusia menjadi berlimpah? (Dan. 12:4) Pada tahun 1913, khotbah-khotbah Russell dicetak di 2.000 surat kabar dengan total pembaca 15.000.000 orang. Pada akhir tahun 1914, lebih dari 9.000.000 orang di tiga benua telah menyaksikan ”Drama-Foto Penciptaan”—suatu tayangan film dan slide yang menjelaskan tentang Pemerintahan Milenium Kristus. Dari tahun 1918 hingga tahun 1925, khotbah ”Jutaan Orang yang Sekarang Hidup Tidak Akan Pernah Mati”, yang menjelaskan harapan kehidupan abadi di bumi, disampaikan oleh hamba-hamba Yehuwa dalam lebih dari 30 bahasa di seluruh dunia. Pada tahun 1934, Saksi-Saksi Yehuwa menyadari bahwa orang-orang yang berpengharapan hidup kekal di bumi harus dibaptis. Pengertian ini membuat mereka makin bersemangat untuk memberitakan kabar baik Kerajaan. Dewasa ini, jutaan orang bersyukur kepada Yehuwa atas prospek kehidupan kekal di bumi.

      ”Kemerdekaan yang Mulia” Segera Terjadi!

      18, 19. Apa yang dinubuatkan di Yesaya 65:21-25 sehubungan dengan mutu kehidupan?

      18 Nabi Yesaya diilhami untuk menggambarkan kehidupan yang akan dinikmati oleh umat Allah di bumi. (Baca Yesaya 65:21-25.) Beberapa pohon yang hidup sekitar 2.700 tahun yang lalu sewaktu Yesaya menuliskan kata-kata itu tampaknya masih hidup sampai sekarang. Dapatkah Saudara bayangkan bila Saudara sendiri bisa hidup selama itu dengan tubuh yang kuat dan sehat?

      19 Sebaliknya dari perjalanan hidup yang singkat sejak kelahiran hingga kematian, kehidupan akan memberikan tak terhitung banyaknya kesempatan untuk membangun, menanam, dan belajar. Bayangkan banyaknya persahabatan yang bisa Saudara jalin. Hubungan yang penuh kasih itu akan terus bertumbuh tanpa batas. Alangkah indahnya ”kemerdekaan yang mulia” yang kelak dinikmati oleh ”anak-anak Allah” di bumi!​—Rm. 8:21.

      [Catatan Kaki]

      a Menurut Agustinus, Pemerintahan Seribu Tahun Kerajaan Allah tidak terjadi di masa depan tetapi telah dimulai dengan berdirinya gereja Katolik.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan