PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w95 1/11 hlm. 22-25
  • ”Diempaskan, tetapi Tidak Binasa”

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • ”Diempaskan, tetapi Tidak Binasa”
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Kemunduran yang Nyata
  • Keluarga yang Bahagia
  • Mengatasi Kelumpuhan Rohani
  • Mengatasi Kemunduran Lain
  • Melakukan Apa yang Bisa Saya Lakukan
  • Yehuwa Memberi Saya Kekuatan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Bersyukur atas Dukungan Yehuwa yang Tak Habis-habisnya
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
  • Saya Akan ”Mendaki seperti Rusa”
    Sedarlah!—2006
  • Mendapat Kekuatan di Saat Lemah
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2014
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
w95 1/11 hlm. 22-25

”Diempaskan, tetapi Tidak Binasa”

SEBAGAIMANA DICERITAKAN OLEH ULF HELGESSON

Pada bulan Juli 1983, dokter-dokter yang menengok saya berseru, ”Ia sudah sadar!” Tumor sepanjang 12 sentimeter telah dikeluarkan dari jaringan saraf tulang belakang saya melalui pembedahan yang rumit yang memakan waktu 15 jam. Saya menjadi lumpuh total.

BEBERAPA hari kemudian, saya dipindahkan ke rumah sakit yang hampir 60 kilometer jauhnya dari kota kelahiran saya di Hälsingborg, di Swedia bagian selatan. Di sana saya mengikuti program rehabilitasi. Seorang ahli fisioterapi mengatakan bahwa program ini akan sangat berat, namun saya bersemangat untuk segera memulainya. Saya benar-benar ingin berjalan lagi. Dengan rajin mengikuti program latihan yang berlangsung lima jam sehari, saya membuat kemajuan pesat.

Sebulan kemudian pada waktu pengawas wilayah melayani sidang kami, ia dan para penatua Kristen lainnya membuat perjalanan jauh untuk mengadakan rapat penatua sidang di kamar saya di rumah sakit. Betapa girang hati saya melihat bukti kasih persaudaraan! Para juru rawat yang bertugas di bangsal rumah sakit menyajikan teh dan makanan kecil kepada seluruh kelompok setelah rapat.

Pada mulanya dokter-dokter kagum melihat kemajuan saya. Setelah tiga bulan saya dapat duduk tegak di kursi roda dan bahkan dapat berdiri sejenak. Saya bahagia dan bertekad penuh untuk dapat berjalan lagi. Keluarga saya dan rekan-rekan Kristen memberikan banyak anjuran kepada saya selama kunjungan mereka. Saya bahkan bisa pulang untuk waktu-waktu yang singkat.

Kemunduran yang Nyata

Akan tetapi, setelah itu, saya tidak membuat kemajuan lebih jauh. Tidak lama kemudian seorang ahli fisioterapi menyampaikan kabar yang menyakitkan, ”Keadaan Anda tidak akan menjadi lebih baik daripada sekarang!” Yang harus diupayakan sekarang adalah menguatkan saya agar dapat menjalankan sendiri kursi roda saya. Saya bertanya-tanya apa yang akan terjadi dengan saya. Bagaimana istri saya akan dapat mengatur segala sesuatu? Ia sendiri telah menjalani pembedahan besar dan membutuhkan bantuan saya. Apakah saya akan membutuhkan lembaga perawatan secara permanen?

Saya mengalami depresi berat. Tenaga, keberanian, dan kekuatan saya menyusut. Hari demi hari berlalu, dan saya tetap tidak dapat bergerak. Saya bukan hanya lumpuh secara fisik tetapi juga mati rasa secara emosi dan secara rohani. Saya ”diempaskan”. Saya selalu menganggap diri saya kuat secara rohani. Iman saya berakar kuat pada Kerajaan Allah. (Daniel 2:44; Matius 6:10) Saya yakin akan janji Alkitab bahwa semua penyakit dan kelemahan akan disembuhkan dalam dunia baru Allah yang adil-benar dan bahwa seluruh umat manusia akan dipulihkan kepada kehidupan yang sempurna di sana. (Yesaya 25:8; 33:24; 2 Petrus 3:13) Kini saya merasa lumpuh bukan hanya secara fisik melainkan secara rohani juga. Saya merasa ”binasa”.​—2 Korintus 4:9.

Sebelum saya bercerita lebih jauh, saya akan menceritakan sedikit mengenai latar belakang saya.

Keluarga yang Bahagia

Saya dilahirkan pada tahun 1934, dan kesehatan saya selalu baik. Pada awal tahun 1950-an, saya bertemu Ingrid, dan kami menikah pada tahun 1958 dan tinggal di kota Östersund, di Swedia tengah. Titik yang menentukan dalam kehidupan kami terjadi pada tahun 1963 sewaktu kami mulai mempelajari Alkitab bersama Saksi-Saksi Yehuwa. Pada waktu itu kami telah memiliki tiga anak​—Ewa, Björn, dan Lena. Segera seluruh keluarga kami belajar dan maju pesat dalam pengetahuan tentang kebenaran Alkitab.

Tidak lama setelah kami mulai belajar, kami pindah ke Hälsingborg. Di sana saya dan istri membaktikan diri kepada Yehuwa dan dibaptis pada tahun 1964. Kebahagiaan kami bertambah ketika putri kami yang tertua, Ewa, dibaptis pada tahun 1968. Tujuh tahun kemudian, pada tahun 1975, Björn dan Lena juga dibaptis, dan pada tahun berikutnya saya dilantik sebagai penatua di sidang Kristen.

Pekerjaan duniawi saya memungkinkan saya untuk menyediakan kebutuhan materi keluarga saya dengan baik. Dan kebahagiaan kami bertambah sewaktu Björn dan Lena memasuki dinas sepenuh waktu. Tak lama kemudian Björn diundang untuk melayani di kantor cabang Saksi-Saksi Yehuwa di Arboga. Kehidupan kami benar-benar menyenangkan. Kemudian pada awal tahun 1980, saya mulai merasakan secara fisik pengaruh dari tumor yang pada akhirnya dikeluarkan dalam pembedahan besar pada tahun 1983 itu.

Mengatasi Kelumpuhan Rohani

Pada waktu saya diberi tahu bahwa saya tidak akan dapat berjalan lagi, kehidupan saya tampaknya hancur. Bagaimana saya memperoleh kembali kekuatan rohani saya? Ternyata lebih mudah daripada yang saya bayangkan. Saya hanya mengambil Alkitab dan mulai membaca. Semakin banyak saya baca, semakin banyak kekuatan rohani yang saya dapatkan. Terutama sekali saya mulai menghargai Khotbah Yesus di Gunung. Saya membacanya berulang-kali dan merenungkannya.

Pandangan saya yang bahagia mengenai kehidupan pulih. Melalui pembacaan dan renungan, saya mulai melihat kesempatan sebaliknya daripada rintangan. Saya memperoleh kembali hasrat untuk membagikan kebenaran Alkitab kepada orang lain, dan saya memuaskan keinginan ini dengan memberikan kesaksian kepada staf rumah sakit dan orang-orang lain yang saya jumpai. Keluarga saya sepenuhnya mendukung saya dan mendapat pelatihan mengenai cara merawat saya. Belakangan saya dapat meninggalkan rumah sakit.

Akhirnya saya pulang. Sungguh hari yang membahagiakan bagi kami semua! Keluarga saya mengatur jadwal yang mencakup perawatan bagi saya. Putra saya, Björn, memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan di kantor cabang Saksi-Saksi Yehuwa, dan pulang untuk membantu merawat saya. Betapa sangat menghibur menjadi objek dari begitu banyak kasih dan perhatian dari keluarga saya.

Mengatasi Kemunduran Lain

Akan tetapi, seraya waktu berlalu, kesehatan saya memburuk, dan sukar bagi saya untuk bergerak. Akhirnya, meskipun keluarga saya mengerahkan upaya yang tulus, mereka tidak sanggup lagi merawat saya di rumah. Maka saya pikir lebih baik masuk panti perawatan. Sekali lagi, hal ini berarti perubahan dan rutin yang baru. Tetapi saya tidak mengizinkan hal ini menjadi kemunduran rohani.

Saya tidak pernah berhenti membaca dan menyelidiki Alkitab. Saya terus memikirkan apa yang dapat saya lakukan, bukan apa yang tidak dapat saya lakukan. Saya merenungkan berkat-berkat rohani yang dimiliki semua Saksi-Saksi Yehuwa. Saya tetap dekat kepada Yehuwa dalam doa dan menggunakan setiap kesempatan untuk mengabar kepada orang-orang lain.

Sekarang saya menghabiskan malam hari dan sebagian dari siang hari saya di panti perawatan. Pada sore atau petang hari saya menghabiskan waktu saya di rumah atau di perhimpunan-perhimpunan Kristen kita. Pelayanan sosial mengatur transportasi tetap tentu ke dan dari perhimpunan serta ke dan dari rumah saya. Keluarga yang menyayangi saya, saudara-saudara di sidang, dan personel di panti asuhan merawat saya dengan cara yang mengagumkan.

Melakukan Apa yang Bisa Saya Lakukan

Saya tidak menganggap diri saya cacat, dan saya tidak diperlakukan seperti itu oleh keluarga saya, maupun oleh saudara-saudara Kristen saya. Karena dirawat dengan penuh kasih, saya dapat meneruskan pelayanan secara efektif sebagai penatua. Saya memimpin Pelajaran Buku Sidang setiap minggu, termasuk pelajaran Menara Pengawal sidang tiap minggu di Balai Kerajaan. Saya sulit membalikkan halaman Alkitab, maka seseorang ditugaskan untuk membantu saya melakukan hal itu pada waktu perhimpunan. Saya memimpin perhimpunan dan memberikan khotbah-khotbah dari kursi roda saya.

Dengan demikian saya masih dapat melakukan banyak hal yang saya sukai sebelumnya, termasuk melakukan kunjungan penggembalaan. (1 Petrus 5:2) Saya melakukan hal ini sewaktu saudara-saudari datang kepada saya meminta bantuan atau nasihat. Saya juga menggunakan telepon, mengambil inisiatif dengan menelepon orang-orang lain. Hasilnya adalah saling menganjurkan. (Roma 1:​11, 12) Belum lama ini seorang teman mengatakan, ”Tepat pada waktu saya merasa kecil hati, Anda menelepon untuk menghibur saya.” Tetapi, saya juga dianjurkan, mengetahui bahwa Yehuwa memberkati upaya-upaya saya.

Sebelum dan setelah perhimpunan, saya menikmati pergaulan yang baik dengan anak-anak di dalam sidang. Karena saya duduk di kursi roda, kami dapat berbicara kepada satu sama lain dengan sama tinggi. Saya menghargai ketulusan dan keterusterangan mereka. Seorang anak lelaki pernah mengatakan kepada saya, ”Anda seorang cacat yang luar biasa tampan!”

Dengan memfokuskan pada apa yang dapat saya lakukan sebaliknya daripada mencemaskan apa yang tidak dapat saya lakukan, saya menikmati melayani Allah. Saya menyadari bahwa kita dilatih dan dikuatkan oleh cobaan-cobaan yang kita alami.​—1 Petrus 5:10.

Saya mengamati bahwa banyak orang yang sehat tidak mengerti bahwa kita hendaknya selalu memandang serius ibadat kepada Bapak surgawi kita. Jika tidak, jadwal pelajaran, perhimpunan, dan dinas pengabaran kita dapat menjadi sekadar rutin. Saya menganggap persediaan ini suatu hal yang penting untuk keselamatan melalui akhir dunia ini memasuki firdaus di bumi yang Allah janjikan.​—Mazmur 37:9-11, 29; 1 Yohanes 2:17.

Kita harus senantiasa menjaga tetap hidup di dalam hati kita harapan akan kehidupan dalam dunia baru Allah yang akan segera datang. (1 Tesalonika 5:8) Saya juga telah belajar untuk tidak menyerah dalam perjuangan melawan kecenderungan apa pun ke arah perasaan tawar hati. Saya telah belajar untuk memandang Yehuwa sebagai Bapak saya dan organisasi-Nya sebagai Ibu saya. Saya menyadari bahwa jika saya membuat upaya, Yehuwa dapat menggunakan siapa pun dari kita untuk menjadi hamba-Nya yang efektif.

Meskipun saya kadang-kadang merasa seolah-olah ”diempaskan”, saya ”tidak binasa”. Saya tidak pernah ditinggalkan oleh Yehuwa dan organisasi-Nya, maupun oleh keluarga saya dan saudara-saudara Kristen saya. Karena telah mengambil Alkitab dan mulai membacanya, saya kembali memperoleh kekuatan rohani. Saya berterima kasih kepada Allah Yehuwa, yang memberikan ”kuasa yang melampaui apa yang normal” bila kita percaya kepada-Nya.​—2 Korintus 4:7.

Dengan penuh keyakinan dan kepercayaan yang bulat kepada Yehuwa, saya dengan penuh semangat menanti-nantikan masa depan. Saya yakin bahwa tidak lama lagi Allah Yehuwa akan menggenapi janji-Nya mengenai firdaus yang dipulihkan di bumi ini beserta semua berkat menakjubkan yang akan dihasilkannya.​—Penyingkapan 21:3, 4.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan