-
Berapa Lamakah Kita Dapat Hidup?Sedarlah!—1990 (No. 33) | Sedarlah!—1990 (No. 33)
-
-
”Jutaan yang Sekarang Hidup Tidak Akan Pernah Mati.”
-
-
Berapa Lamakah Kita Dapat Hidup?Sedarlah!—1990 (No. 33) | Sedarlah!—1990 (No. 33)
-
-
J. F. Rutherford, sebaliknya, tidak membuat ramalan berdasarkan ilmu pengetahuan atau kedokteran. Pembahasannya berdasarkan Alkitab. Ia memperlihatkan melalui nubuat-nubuat Alkitab yang tergenap bahwa dunia umat manusia telah memasuki ”akhir zaman”. (Daniel 12:4) Kemudian ia menunjuk kepada harapan yang berdasarkan Alkitab bahwa sama seperti Nuh dan keluarganya selamat melewati akhir dunia pada zaman mereka, jutaan orang akan selamat melalui kebinasaan dunia ini dan hidup terus memasuki dunia baru yang adil-benar untuk menikmati hidup kekal dalam firdaus di bumi.—Matius 24:37-39; Wahyu 21:3, 4.
Bagi banyak dari antara hadirinnya, ceramah Rutherford sangat mengejutkan. Bahkan dewasa ini, banyak orang berpendapat bahwa ceramah mengenai kehidupan yang kekal di bumi di bawah pemerintahan Kerajaan Allah tidak realistis dan sukar untuk dipercaya. (Mazmur 37:10, 11, 29) Namun apakah keterangan Alkitab mengenai alasan kita menjadi tua dan mati benar-benar begitu sukar dipercaya? Sebenarnya, apa yang Alkitab katakan mengenai hal ini?
Diciptakan untuk Hidup, Bukan untuk Mati
Dengan logis, Alkitab dibuka dengan kisah tentang permulaan kehidupan manusia. Dalam pasal pertama dari buku Kejadian, kita membaca bahwa setelah menciptakan pasangan manusia yang pertama, ”Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: ’Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.’”—Kejadian 1:28.
Agar pasangan manusia yang pertama, Adam dan Hawa, dapat menjalankan tugas itu, mereka perlu hidup lama sekali, dan begitu pula keturunan mereka. Tetapi untuk berapa lama? Membaca terus dalam buku Kejadian dalam Alkitab, kita tidak menemukan jangka hidup tertentu yang ditetapkan untuk Adam dan Hawa. Sekalipun demikian, ada satu syarat yang harus mereka penuhi jika mereka ingin hidup terus. Allah berkata kepada Adam, ”Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”—Kejadian 2:17.
Jadi, kematian akan menimpa mereka hanya jika mereka tidak menaati perintah Allah. Kecuali itu, mereka mempunyai prospek untuk hidup selama-lamanya dalam Firdaus di bumi yang disebut Eden. Maka jelas, manusia diciptakan untuk hidup, bukan untuk mati.
Namun, catatan buku Kejadian selanjutnya menyatakan bahwa pasangan manusia yang pertama memilih untuk mengabaikan perintah Allah yang dinyatakan dengan jelas dan dengan demikian berbuat dosa. Haluan ketidaktaatan itu mendatangkan kutukan kematian atas mereka, dan selanjutnya atas keturunan mereka. Berabad-abad kemudian, rasul Paulus menerangkan, ”Dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.”—Roma 5:12.
Menurut hukum warisan, Adam dan Hawa hanya dapat mewariskan kepada keturunan mereka apa yang mereka sendiri miliki. Mereka telah diciptakan dengan kesanggupan untuk mewariskan kehidupan yang sempurna dan kekal kepada generasi-generasi yang akan datang. Tetapi setelah kehidupan mereka sendiri dinodai oleh dosa dan kematian, mereka tidak dapat lagi menurunkan warisan yang menakjubkan itu. Sejak itu dosa, ketidaksempurnaan, dan kematian telah menjadi bagian dari umat manusia, sekalipun banyak upaya untuk memperpanjang kehidupan.
Dalam beberapa hal, ini dapat diumpamakan seperti program komputer yang mempunyai cacat, atau mengalami gangguan. Jika gangguan tersebut tidak ditemukan dan diperbaiki, program tersebut tidak akan dapat bekerja dengan sepatutnya, dan hasilnya bisa mencelakakan. Manusia belum dapat menemukan, apalagi memperbaiki, cacat turunan yang mengakibatkan tubuh kita tidak berfungsi dengan benar, sehingga mengalami proses ketuaan dan kematian. Namun, Pencipta manusia, Allah Yehuwa, telah mengatur untuk memperbaikinya. Apa gerangan jalan keluar yang Ia sediakan?
Allah menyediakan kehidupan manusia sempurna dari Anak-Nya, Yesus Kristus, ”Adam yang akhir”, yang menggantikan Adam yang mula-mula sebagai bapa kita dan pemberi kehidupan. Oleh sebab itu, sebaliknya dari dijatuhi hukuman mati sebagai anak-anak si pedosa Adam, manusia yang taat dapat dianggap layak untuk menerima kehidupan kekal sebagai anak-anak dari ”Bapa yang Kekal” mereka, Yesus Kristus. Yesus sendiri menerangkan, ”Inilah kehendak BapaKu, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal.”—1 Korintus 15:45; Yesaya 9:5; Yohanes 3:16; 6:40.
Pada akhir pelayanannya di bumi, dalam doa kepada Bapa surgawinya, Yesus Kristus menyatakan syarat dasar untuk memperoleh pahala yang menakjubkan berupa kehidupan dengan mengatakan, ”Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.”—Yohanes 17:3.
”Sepanjang Umur Pohon”
Bayangkan anda menanam benih pohon sequoia dan mengamati ini tumbuh sampai setinggi ratusan meter menjulang ke langit, menikmati pertumbuhannya sepanjang umur hidup pohon itu. Lalu bayangkan anda masih hidup ketika pohon itu mati dan menanam sebuah pohon lagi ribuan tahun kemudian, dan menikmati lagi pertumbuhan dan keindahannya.
Apakah gagasan itu realistis? Ya, karena ini berdasarkan janji dari Pencipta manusia, Allah Yehuwa, yang mengatakan, ”Umur umatKu akan sepanjang umur pohon.” (Yesaya 65:22) Janji ini membantu menjawab pertanyaan, Berapa lama manusia dapat hidup? Jawabannya adalah: terus sampai masa depan yang tidak tertentu, ya, sebenarnya untuk selamanya.—Mazmur 133:3.
Sebuah undangan sedang disampaikan sekarang, yaitu, ”’Marilah!’ Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: ’Marilah!’ Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma.” (Wahyu 22:17) Ini adalah undangan yang Allah Yehuwa sampaikan kepada semua orang berhati jujur. Undangan tersebut adalah untuk menerima manfaat dari persediaan rohani Allah untuk kehidupan kekal dalam firdaus di bumi.
-