PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Berbahagialah​—Perlihatkan Belas Kasihan kepada Orang Yang Menderita
    Menara Pengawal—1986 (Seri 29) | Menara Pengawal—1986 (Seri 29)
    • Berbahagialah​—Perlihatkan Belas Kasihan kepada Orang Yang Menderita

      ”Siapa menghina sesamanya berbuat dosa, tetapi berbahagialah orang yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita.”—AMSAL 14:21.

      1, 2. Apa yang terjadi atas tiga keluarga Filipina, yang membuat kita perlu memikirkan pertanyaan-pertanyaan apa?

      KETIKA tiga keluarga Filipina di Propinsi Pangasinan sedang menghadiri perhimpunan, rumah mereka habis terbakar. Setibanya di rumah, ternyata tidak ada makanan atau tempat untuk tidur. Mendengar tentang musibah itu, sesama rekan Kristen segera datang membawa makanan dan mengatur agar mereka tinggal bersama saudara-saudara lain di sidang. Keesokan hari, orang-orang Kristen datang dengan bambu dan bahan-bahan bangunan lain. Kasih persaudaraan ini mengesankan para tetangga. Ketiga keluarga itu mendapat pengaruh baik juga dari musibah ini. Memang api telah memusnahkan rumah mereka, tetapi iman dan sifat-sifat Kristen lain yang mereka miliki terpelihara dan bertumbuh karena adanya tanggapan yang penuh kasih.—Matius 6:33; bandingkan 1 Korintus 3:12-14.

      2 Bukankah pengalaman-pengalaman seperti ini membesarkan hati? Hal itu membina iman kita dalam kebaikan manusia dan terlebih lagi dalam kuasa dari Kekristenan yang sejati. (Kisah 28:2) Namun, apakah kita mengetahui dasar Alkitab untuk ’perbuatan baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman’? (Galatia 6:10) Dan bagaimana kita secara pribadi dapat berbuat lebih banyak dalam hal ini?

      Pola Yang Bagus Sekali bagi Kita

      3. Mengenai apa kita dapat yakin dalam hal perhatian Yehuwa untuk kita?

      3 Sang murid Yakobus memberitahu kita, ”Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas.” (Yakobus 1:17) Betapa benar hal itu, karena Yehuwa menyediakan dengan limpah demi kebaikan rohani dan jasmani kita! Namun, hal apakah yang Ia utamakan? Perkara-perkara rohani. Misalnya, Ia memberi kita Alkitab agar kita mendapat bimbingan rohani dan harapan. Harapan tersebut berpusat pada pemberian PutraNya sebagai karunia, yang korbannya merupakan dasar bagi pengampunan kita dan prospek untuk mendapat hidup kekal.—Yohanes 3:16; Matius 20:28.

      4. Bagaimana nyata bahwa Allah juga berminat dalam kebutuhan jasmani kita?

      4 Yehuwa juga berminat dalam kesejahteraan jasmani kita. Rasul Paulus membahas hal ini dengan orang-orang di kota Listra jaman dulu. Meskipun mereka bukan penyembah yang benar, mereka tidak dapat menyangkal bahwa sang Pencipta ’telah berbuat baik, dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur, memuaskan hati kita dengan makanan dan kegembiraan.’ (Kisah 14:15-17) Didorong oleh kasih, Yehuwa memenuhi kebutuhan rohani kita dan juga membuat persediaan yang perlu untuk kehidupan jasmani kita. Menurut saudara tidakkah hal ini turut membuat Dia ’Allah yang bahagia’?—1 Timotius 1:11.

      5. Apa yang dapat kita pelajari dari cara Allah berurusan dengan Israel purba?

      5 Cara Allah berurusan dengan Israel purba menggambarkan perhatianNya yang seimbang kepada kebutuhan rohani dan kebutuhan jasmani dari para penyembahNya. Mula-mula, Ia menyediakan hukum Taurat bagi umatNya. Raja-raja pilihanNya harus membuat salinan pribadi dari hukum Taurat, dan umat itu Secara berkala berkumpul untuk mendengarkan TauratNya dibacakan. (Ulangan 17:18; 31:9-13) Hukum Taurat mengatur agar sebuah tabernakel atau bait didirikan dan menetapkan imam-imam untuk menangani korban-korban sehingga umat itu dapat memperoleh perkenan Allah. Orang-orang Israel dengan tetap tentu berkumpul untuk perayaan-perayaan rohani, peristiwa-peristiwa penting dalam ibadat tahunan mereka. (Ulangan 16:1-17) Hasilnya, orang-orang Israel secara pribadi dapat menjadi kaya secara rohani di hadapan Allah.

      6, 7. Bagaimana Yehuwa dalam hukum Taurat memperlihatkan perhatianNya untuk kebutuhan jasmani orang-orang Israel?

      6 Akan tetapi, hukum Taurat juga memperlihatkan betapa besar perhatian Allah terhadap keadaan jasmani hamba-hambaNya. Mungkin timbul dalam pikiran saudara hukum-hukum yang diberikan kepada Israel mengenai kebersihan dan langkah-langkah untuk memperkecil penyebaran penyakit menular (Ulangan 14:11-21; 23:10-14) Namun jangan kita abaikan persediaan Allah yang istimewa untuk membantu mereka yang jatuh miskin dan menderita. Penyakit atau bencana seperti misalnya kebakaran atau banjir dapat mengakibatkan seorang Israel jatuh miskin. Dalam hukum TauratNya juga Yehuwa membenarkan bahwa tidak semua orang akan sama tingkat ekonominya. (Ulangan 15:11) Namun Ia berbuat lebih banyak dari sekedar menyatakan simpati kepada orang-orang yang miskin dan menderita. Ia mengatur agar diberikan bantuan.

      7 Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi orang-orang sedemikian. Jadi Allah memerintahkan agar orang-orang miskin di Israel dapat dengan bebas mengumpulkan sisa-sisa di ladang dan kebun-kebun anggur atau dari pohon-pohon ara. (Ulangan 24:19-22; Imamat 19:9, 10; 23:22) Cara Allah tidak menganjurkan orang untuk bermalas-malasan atau hidup dari sedekah umum jika mereka dapat bekerja. Seorang Israel yang memungut sisa harus berusaha keras, mungkin selama berjam-jam berada di bawah terik matahari mengumpulkan makanan untuk kebutuhan sehari. Namun, jangan kita abaikan bahwa dalam cara inilah Allah dengan penuh perhatian menyediakan kebutuhan orang-orang yang jatuh miskin.—Bandingkan Rut 2:2-7; Mazmur 69:34; 102:18.

      8. (a) Orang-orang Yahudi secara pribadi dianjurkan agar melakukan apa untuk saudara-saudara mereka? (Bandingkan Yeremia 5:26, 28.) (b) Bagaimana saudara akan membandingkan sikap yang dianjurkan Allah kepada orang-orang Yahudi dengan apa yang umum dewasa ini?

      8 Yehuwa selanjutnya menandaskan minatNya kepada orang-orang yang menderita melalui pernyataan-pernyataan seperti yang terdapat di Yesaya 58:6, 7. Pada suatu masa ketika ada orang-orang Israel yang mencari kepuasan diri dengan pura-pura berpuasa, nabi Allah menyatakan, ”Berpuasa yang Kukehendaki, ialah . . . supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!” Ada orang dewasa ini yang menjaga apa yang dapat disebut ’wilayah kesenangan’ mereka. Mereka mau membantu orang yang kekurangan hanya jika mereka tidak usah membuat pengorbanan pribadi atau jika tidak merepotkan mereka. Betapa berbeda semangat yang ditandaskan dalam kata-kata Allah melalui Yesaya!—Lihat juga Yehezkiel 18:5-9.

      9. Apa yang dinasihatkan oleh hukum Taurat dalam hal memberikan pinjaman, dan sikap apakah yang Allah anjurkan?

      9 Perhatian terhadap saudara-saudara Israel yang miskin dapat diperlihatkan dalam memberikan pinjaman. Seorang Israel dapat berharap untuk memperoleh bunga bila meminjamkan uang kepada seseorang yang ingin menggunakannya untuk memulai atau memperbesar bisnisnya. Namun, Yehuwa tidak mengizinkan pemungutan bunga dari uang yang dipinjamkan kepada seorang saudara yang miskin, yang karena putus asa bisa saja tergoda untuk berbuat salah. (Keluaran 22:25; Ulangan 15:7, 8, 11; 23:19, 20; Amsal 6:30, 31) Sikap Allah terhadap mereka yang kurang beruntung menjadi pola bagi umatNya. Kita bahkan dijanjikan, ”Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi [Yehuwa], yang akan membalas perbuatannya itu.” (Amsal 19:17) Coba bayangkan—memberi pinjaman kepada Yehuwa, dengan jaminan bahwa Ia akan membayar kembali dengan limpah!

      10. Setelah membahas teladan Allah, apa yang dapat saudara tanyakan pada diri sendiri?

      10 Maka kita semua hendaknya bertanya: Apa artinya pandangan dan perlakuan Allah terhadap orang-orang yang menderita bagi saya? Apakah saya belajar dari polaNya yang sempurna dan berusaha meniruNya? Dapatkah saya membuat perbaikan untuk menjadi serupa dengan Allah dalam hal ini?—Kejadian 1:26.

      Bapa dan Putra, Serupa

      11. Bagaimana perhatian Yesus sama dengan perhatian Bapanya? (2 Korintus 8:9)

      11 Yesus Kristus ”adalah cahaya kemuliaan [Yehuwa] dan gambar wujud Allah.” (Ibrani 1:3) Jadi, kita dapat berharap bahwa ia menaruh perhatian yang sama seperti Bapanya terhadap mereka yang berminat dalam ibadat yang sejati. Dan memang demikian. Yesus menunjukkan bahwa kemiskinan yang terutama perlu diperbaiki ialah kemiskinan rohani, ”Berbahagialah mereka yang sadar akan kebutuhan rohani mereka, karena merekalah yang empunya kerajaan surga.” (Matius 5:3, NW; bandingkan Lukas 6:20.) Kristus juga mengatakan, ”Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran.” (Yohanes 18:37) Sesuai dengan itu, ia tidak hanya dikenal khususnya sebagai seorang yang melakukan mujizat atau seorang tabib saja tetapi sebagai Guru. (Markus 10:17-21; 12:28-33) Sehubungan dengan ini, perhatikan Markus 6:30-34. Kita membaca tentang suatu saat ketika Yesus mencari waktu untuk dapat berada sendirian guna memulihkan tenaganya. Kemudian ”Ia melihat sejumlah besar orang banyak, . . . [yang] seperti domba yang tidak mempunyai gembala.” Bagaimana reaksinya? ”Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.” Ya, Yesus merelakan diri untuk memenuhi kebutuhan mereka yang paling besar: kebenaran agar mereka dapat hidup kekal.—Yohanes 4:14; 6:51.

      12. Apa yang dapat kita pelajari mengenai pandangan Yesus dari Markus 6:30-34 dan Markus 6:35-44?

      12 Meskipun Yesus memusatkan perhatian pada kebutuhan rohani dari orang-orang Yahudi yang rendah hati itu, ia tidak mengabaikan kebutuhan jasmani mereka. Kisah Markus menunjukkan bahwa Yesus sangat memperhatikan kebutuhan makanan jasmani. Para rasul mula-mula menyarankan agar kumpulan banyak orang itu disuruh pergi supaya ”mereka dapat membeli makanan.” Yesus tidak setuju. Kemudian para rasul mengusulkan untuk mengambil sedikit uang dari dana yang tersedia yang mereka bawa dan menggunakannya untuk membeli makanan. Tetapi, Yesus memutuskan untuk mengadakan mujizat yang terkenal, ia memberi makan 5.000 orang laki-laki, selain wanita dan anak-anak, makanan pokok berupa roti dan ikan. Dewasa ini ada yang mungkin merasa bahwa mudah bagi Yesus untuk memenuhi kebutuhan banyak orang secara mujizat. Meskipun demikian, jangan kita abaikan kenyataan bahwa ia mempunyai perhatian yang tulus dan bertindak sesuai dengan itu.—Markus 6:35-44; Matius 14:21.a

      13. Bukti lain apakah yang Yesus berikan mengenai minatnya akan kesejahteraan orang-orang lain?

      13 Saudara mungkin telah membaca kisah Injil yang membuktikan bahwa perasaan Yesus terhadap orang yang kurang beruntung tidak hanya terbatas kepada mereka yang miskin saja. Ia juga membantu orang sakit dan orang yang menderita. (Lukas 6:17-19; 17:12-19; Yohanes 5:2-9; 9:1-7) Hal itu juga bukan hanya soal menyembuhkan mereka yang kebetulan ada di dekatnya saja. Kadang-kadang ia bepergian jauh ke tempat orang yang sakit untuk memberikan batuan.—Lukas 8:41-55.

      14, 15. (a) Mengapa kita dapat yakin bahwa Yesus mengharapkan agar para pengikutnya memperlihatkan keprihatinan seperti dia? (b) Apa yang sebaiknya kita tanyakan pada diri sendiri?

      14 Namun, apakah kebutuhan dari murid-murid (atau para pencari kebenaran) yang miskin dan menderita hanya harus menjadi perhatian dari orang-orang yang dapat memberikan bantuan dengan mengadakan mujizat? Tidak. Semua murid Yesus harus prihatin dan bertindak sesuai dengan itu. Misalnya, ia menganjurkan seorang pria kaya yang ingin mendapat hidup kekal, ”Juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga.” (Lukas 18:18-22) Yesus juga menasihati, ”Apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”—Lukas 14:13, 14.

      15 Seorang Kristen adalah pengikut Kristus, jadi kita masing-masing dapat bertanya: Sejauh manakah saya meniru sikap dan perlakuan Yesus terhadap orang yang miskin, yang menderita, yang kurang beruntung. Dapatkah saya dengan jujur mengatakan, seperti rasul Paulus, ”Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus”?—1 Korintus 11:1.

      Paulus—Teladan Yang Berbahagia

      16. Apa yang terutama menarik minat rasul Paulus?

      16 Patut jika kita mengetengahkan Paulus dalam hal ini, karena ia juga suatu teladan untuk ditiru. Seperti dapat kita harapkan, ia terutama memperhatikan kebutuhan rohani dari orang-orang lain. Ia seorang ’utusan Kristus, dalam nama Kristus meminta orang-orang lain: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.’ (2 Korintus 5:20) Tugas istimewa Paulus ialah memberitakan dan meneguhkan sidang-sidang di kalangan orang-orang bukan Yahudi. Ia menulis, ”Kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat.”—Galatia 2:7.

      17. Bagaimana kita tahu bahwa Paulus juga memperhatikan kebutuhan jasmani?

      17 Tetapi karena Paulus mengatakan bahwa ia meniru Kristus, apakah ia (seperti Yehuwa dan Yesus) memperhatikan penderitaan dan kesulitan jasmani dari sesama penyembah? Biarlah Paulus sendiri menjawab. Dalam Galatia 2:9, ia melanjutkan, ’Yakobus, Kefas [Petrus] dan Yohanes berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat.’ Kemudian dalam ayat berikut Paulus menambahkan, ”Hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya.” (Galatia 2:10) Jadi Paulus menyadari bahwa, meskipun ia seorang rasul dan utusan injil dengan tanggung jawab terhadap banyak sidang, ia tidak dapat terlalu sibuk sehingga tidak berminat dalam kesejahteraan jasmani dari saudara-saudarinya.

      18. Kemungkinan besar, ”orang-orang miskin” manakah yang Paulus maksudkan di Galatia 2:10, dan mengapa mereka harus mendapat perhatian?

      18 Kemungkinan besar, ”orang-orang miskin” yang ia sebutkan dalam Galatia 2:10 terutama adalah orang-orang Kristen Yahudi di Yerusalem dan Yudea. Sebelumnya ”timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian [makanan] kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari.” (Kisah 6:1) Jadi, ketika menyebutkan bahwa ia seorang rasul untuk bangsa-bangsa, Paulus membuat jelas bahwa ia tidak mengabaikan satu orang pun dalam persaudaraan Kristen. (Roma 11:13) Ia memahami bahwa perhatian jasmani kepada saudara-saudara tercakup dalam kata-kata, ”Jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita.”—1 Korintus 12:25, 26.

      19. Apa buktinya bahwa Paulus dan orang-orang lain bertindak berdasarkan keprihatinan kepada orang-orang miskin?

      19 Pada waktu orang-orang Kristen di Yerusalem dan Yudea menderita karena kemiskinan, bala kelaparan setempat, atau pengejaran, sidang-sidang di tempat yang jauh ada yang memberikan bantuan. Mereka, tentu mengingat saudara-saudara mereka yang kekurangan dalam doa, memohonkan bantuan dan penghiburan dari Allah. Namun bukan hanya itu saja. Paulus menulis bahwa ”[mereka di] Makedonia dan Akhaya telah mengambil keputusan untuk menyumbangkan sesuatu kepada orang-orang miskin di antara orang-orang kudus di Yerusalem.” (Roma 15:26, 27) Mereka yang memberikan sumbangan uang kepada saudara-saudara mereka yang menderita ”diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.” (2 Korintus 9:1-13) Bukankah hal itu merupakan alasan bagi mereka untuk berbahagia?

      20. Mengapa saudara-saudara yang menyumbang untuk membantu ”orang-orang miskin” dapat berbahagia?

      20 Saudara-saudara yang memberikan uang kepada ”orang-orang miskin di antara orang-orang kudus di Yerusalem” mempunyai alasan tambahan untuk berbahagia. Dengan memperhatikan mereka yang menderita, para penyumbang itu dibantu untuk mendapat perkenan Allah. Kita dapat melihat alasannya dengan memperhatikan bahwa kata Yunani yang diterjemahkan ’sumbangan’ di Roma 15:26 dan 2 Korintus 9:13 (NW) mengandung gagasan ”tanda persaudaraan, bukti persatuan dalam persaudaraan bahkan pemberian.” Kata ini digunakan di Ibrani 13:16 yang berbunyi, ”Janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan [”memberi sesuatu kepada orang-orang lain”, NW], sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.”

      Apakah Kita Akan Bahagia?

      21. Apa yang dapat kita simpulkan, yang merupakan dasar untuk mendapat kebahagiaan?

      21 Dalam pembahasan ini, kita telah memeriksa bukti Alkitab bahwa Allah Yehuwa, Yesus Kristus, dan rasul Paulus memperhatikan orang-orang yang menderita. Kita telah melihat bahwa mereka semua mengakui, kebutuhan rohani harus mendapat perhatian utama. Tetapi mereka semua memang juga memperlihatkan dengan cara-cara yang sangat praktis, minat mereka kepada orang yang miskin, yang sakit, dan yang mengalami musibah. Mereka bisa mendapatkan kebahagiaan dalam memberikan bantuan yang praktis.

  • Berbuatlah Lebih Banyak Dari Pada Hanya Mengatakan, ”Kenakanlah Kain Panas dan Makanlah Sampai Kenyang”
    Menara Pengawal—1986 (Seri 29) | Menara Pengawal—1986 (Seri 29)
    • Berbuatlah Lebih Banyak Dari Pada Hanya Mengatakan, ”Kenakanlah Kain Panas dan Makanlah Sampai Kenyang”

      ”Jika . . . seorang dari antara kamu berkata [kepada saudara-saudara yang kekurangan]: ’Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!’, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? . . . Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.”—Yakobus 2:15-17.

      1. Bagaimana seorang saudara di Nigeria membutuhkan bantuan?

      DIPERKIRAKAN bahwa Lebechi Okwaraocha dilahirkan sebelum tahun 1880, jadi sekarang ia berusia lebih dari seratus tahun. Ia mewarisi dan menyembah jimat milik orangtuanya, bangsa Nigeria. Kemudian, ketika ia berusia 80-an, ia mulai belajar Alkitab dengan Saksi-Saksi Yehuwa. Ia menerapkan apa yang telah dipelajarinya dan dibaptis. Jadi ia sudah menjadi Saksi selama kira-kira 30 tahun. Baru-baru ini, setelah hujan yang sangat lebat, para penatua di sidangnya mengunjungi dia dan istrinya. Istrinya seorang Anglikan yang berusia 72 tahun. Kedua-duanya dalam keadaan putus asa—lantai pondok mereka yang beratap jerami terendam dalam air, dan mereka tidak mempunyai sanak keluarga yang akan memberikan penginapan atau membantu memperbaiki pondok mereka. Jika saudara ada di sana, apa yang akan saudara lakukan? Sebelum mencari tahu apa yang terjadi, mari kita membahas beberapa nasihat Alkitab.

      2. Mengapa kita berminat dalam ’perbuatan baik’?

      2 Kristus Yesus ”telah menyerahkan diriNya bagi kita untuk . . . menguduskan bagi diriNya suatu umat, kepunyaanNya sendiri, yang rajin berbuat baik.” (Titus 2:14) Perbuatan atau pekerjaan yang disebut di sini berpusat pada pengabaran Kerajaan yang menyelamatkan kehidupan. (Markus 13:10; Wahyu 7:9, 10) Tetapi, ’perbuatan baik’ Kristen tidak hanya mencakup pengabaran yang penting, karena saudara tiri Yesus, Yakobus menjelaskan, ”Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi [”menolong,” BIS] yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.”—Yakobus 1:27.

      3, 4. Apa yang dapat kita pelajari dari 1 Timotius pasal 3-5 mengenai ’perbuatan baik,’ yang mengarah kepada pertanyaan-pertanyaan apa?

      3 Sidang-sidang di abad pertama melakukan kedua macam ’perbuatan baik’ itu. Di 1 Timotius pasal 3, setelah menguraikan persyaratan untuk para pengawas dan pelayan sidang, rasul Paulus menulis bahwa ”jemaat dari Allah yang hidup, [adalah] tiang penopang dan dasar kebenaran.” (1 Timotius 3:1-15) Ia menunjukkan bahwa orang Kristen yang tetap berpaut pada ajaran-ajaran yang benar dapat menyelamatkan diri sendiri dan orang-orang yang mendengarkan mereka. (1 Timotius 4:16) Kemudian Paulus membahas ’perbuatan baik’ yaitu memperhatikan kebutuhan jasmani dari janda-janda yang setia yang ”sebatang kara”.—1 Timotius 5:3-5, Bode.

      4 Jadi, selain memberitakan injil, kita harus memperhatikan ’perbuatan baik,’ seperti misalnya ”menolong yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka.” Apa yang dapat dilakukan para penatua dan pelayan sidang dalam hal ini, sebagai ”pemimpin”? (Ibrani 13:17) Bagaimana yang lain-lain dari antara kita dapat membantu mereka dalam hal ini? Dan apa yang dapat kita lakukan secara pribadi dalam melakukan ’perbuatan baik’ semacam ini?

      Para Penatua Yang Memimpin Dengan Baik

      5. Bagaimana Paulus memenuhi kebutuhan istimewa, dengan persamaan apa pada jaman modern?

      5 Ketika bantuan istimewa diperlukan di Yudea, Paulus, seorang penatua, mengambil pimpinan dalam mengatur pelayanan untuk memberi bantuan. Kepemimpinan sedemikian memperkecil timbulnya kekacauan; barang-barang dapat dibagikan dengan adil, sesuai dengan kebutuhan. (1 Korintus 16:1-3; Kisah 6:1, 2) Para penatua di jaman modern juga telah mengambil pimpinan dalam memberikan pelayanan bantuan setelah bencana banjir, banjir lumpur, gelombang pasang, angin topan, atau gempa bumi, dengan demikian ’memperhatikan kepentingan orang lain juga.’—Filipi 2:3, 4.

      6. Ketika timbul bencana di Kalifornia, A.S., bagaimana tanggapan para penatua?

      6 Awake! tanggal 8 Oktober 1986, memberikan sebuah contoh dari Kekristenan dalam perbuatan. Para penatua memberikan bantuan ketika sebuah bendungan pecah sehingga menimbulkan banjir di Kalifornia, A.S. Gembala-gembala rohani ini segera memeriksa kawanan mereka untuk melihat siapa yang kemungkinan hilang atau membutuhkan pengobatan, makanan, atau perumahan. Para penatua bekerja sama dengan kantor pusat dari Saksi-Saksi Yehuwa. Suatu panitia untuk memberi bantuan dibentuk, dan seraya rekan-rekan Saksi-Saksi tiba untuk membantu, mereka diorganisasi menjadi regu-regu untuk membersihkan dan memperbaiki rumah-rumah yang rusak. Para penatua juga mengawasi pembelian dan pembagian bahan-bahan persediaan. Hal ini menggambarkan bahwa bila bantuan istimewa seperti itu diperlukan, ’murid-murid dapat memutuskan untuk mengumpulkan suatu sumbangan, atau melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing,’ tetapi adalah bijaksana untuk berunding dengan para penatua setempat dan mendapatkan petunjuk dari mereka.—Kisah 11:27-30.

      7. Kepada kebutuhan-kebutuhan yang lebih umum apa kita harus juga memberikan bantuan?

      7 Meskipun saudara (seorang penatua atau tidak) kadang-kadang dapat memberikan bantuan jika hal itu sangat dibutuhkan setelah suatu bencana, ada kebutuhan-kebutuhan yang lebih umum yang juga sama pentingnya—yaitu dalam sidang saudara sendiri. Karena kebutuhan-kebutuhan ini mungkin tidak menggemparkan seperti bencana yang besar, hal itu dengan mudah dapat terabaikan atau kurang mendapat perhatian. Tetapi kebutuhan-kebutuhan setempatlah yang sebenarnya disebutkan di Yakobus 2:15-17. Ya, sidang saudara bisa memberikan tantangan terbesar dalam hal apakah ’iman saudara disertai perbuatan, atau mati.’

      8. Bagaimana para pengawas dapat memperlihatkan kebijaksanaan dalam mengurus kebutuhan di sidang?

      8 Dalam mengambil pimpinan, para penatua hendaknya berusaha untuk ”bijak dan berbudi.” (Yakobus 3:13) Dengan hikmat, mereka dapat melindungi kawanan terhadap penipu-penipu yang pergi dari satu saudara ke saudara lain atau sidang ke sidang) meminjam uang atau mengarang cerita untuk mendapatkan ”bantuan.” Para penatua berlaku bijaksana dengan tidak menaruh simpati terhadap kemalasan, karena aturan Alkitab adalah, ”Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.” (2 Tesalonika 3:10-15) Meskipun demikian, mereka tidak ingin ”menutup pintu hati” atau menganjurkan saudara-saudara lain untuk berbuat demikian. (1 Yohanes 3:17) Alasan lain mengapa mereka harus memperlihatkan hikmat ialah bahwa Alkitab tidak memberi peraturan khusus yang tak terhitung banyaknya mengenai cara menangani orang-orang yang kekurangan dan menderita. Keadaan berbeda sesuai dengan jaman dan tempat.

      9. (a) Bagaimana janda-janda Kristen yang patut dibantu diperhatikan di abad pertama? (b) Bentuk bantuan apa dapat diperoleh orang-orang sedemikian dewasa ini?

      9 Misalnya, di 1 Timotius 5:3-10 (Bode) Paulus membahas janda-janda yang patut dibantu yang telah ”sebatang kara.” Sanak keluarga yang beriman terutama bertanggung jawab untuk membantu mereka; mengabaikan kewajiban itu dapat merusak kedudukan sanak keluarga tersebut dengan Allah. Tetapi, jika seorang janda yang miskin dan patut dibantu itu tidak dapat memperoleh bantuan dengan cara tersebut, para penatua dapat mengatur agar bantuan materi diberikan dari sidang. Pada waktu-waktu belakangan ini, juga, ada sidang-sidang yang telah membantu saudara-saudara, terutama yang sangat kekurangan. Tetapi, di kebanyakan negeri kini ada program yang ditunjang oleh pajak untuk yang lanjut usia, yang lemah, atau mereka yang ingin tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan. Para penatua Kristen mungkin ingin membantu dengan cara lain. Mereka yang benar-benar kekurangan dan yang benar-benar memenuhi syarat untuk menerima bantuan sosial dari pemerintah tidak mendapatkan hal itu karena tidak tahu cara bagaimana mengajukan permohonan atau malu untuk bertanya. Jadi para penatua dapat meminta keterangan dari lembaga-lembaga pemerintah atau menghubungi Saksi-Saksi yang berpengalaman dalam soal-soal ini. Kemudian mereka dapat mengatur agar seorang saudara atau saudari yang mampu membantu orang yang kekurangan itu mendapatkan bantuan yang tersedia.—Roma 13:1, 4.

      Mengorganisasi untuk Bantuan Praktis

      10. Pada waktu menggembalakan kawanan, apa yang hendaknya diperhatikan oleh para penatua?

      10 Para pengawas yang waspada sering kali menjadi kunci untuk mengusahakan agar orang-orang yang menderita dan kekurangan mendapat bantuan dari saudara-saudari yang pengasih. Para penatua hendaknya waspada terhadap kebutuhan rohani dan Jasmani seraya mereka menggembalakan semua dalam kawanan. Dapat dimengerti, bahwa para penatua lebih menekankan ”doa dan pelayanan Firman.” (Kisah 6:4) Jadi, mereka akan berusaha mengatur agar para anggota kawanan yang terbaring sakit atau dirawat di rumah sakit mendapat makanan rohani. Para penatua mungkin dapat merekam acara perhimpunan untuk orang yang tidak dapat hadir. Para penatua dan pelayan sidang yang secara bergilir mengantarkan pita-pita kaset itu mendapati bahwa kunjungan mereka memungkinkan mereka untuk memberikan pemberian-pemberian rohani lain. (Roma 1:11, 12) Pada waktu yang sama, mereka dapat mengetahui apa yang dibutuhkan pada saat itu.

      11. Jelaskan bagaimana bantuan dapat diatur bagi seorang saudari yang membutuhkannya.

      11 Mereka mungkin melihat bahwa seorang saudari yang cacat atau lanjut usia kadang-kadang dapat pergi ke Balai Kerajaan, atau ambil bagian dalam dinas pengabaran untuk waktu yang singkat, jika ada saudari yang membantunya mandi dan berpakaian. (Bandingkan Mazmur 23:1, 2, 5.) Para pengawas bahkan dapat menugaskan salah seorang untuk mengatur hal itu. Demikian pula, mereka dapat meminta sukarelawan dari sidang untuk pergi dengan orang yang menderita itu atau menyediakan transport. Jika diatur suatu jadwal, maka hal ini dapat dilakukan dengan lebih tertib lagi.

      12. Bagaimana orang-orang lain dapat bekerja sama dengan para pengawas dalam membantu mereka yang sakit atau lanjut usia?

      12 Para penatua mungkin mengamati hal-hal lain yang memerlukan bantuan atau penyelenggaraan yang pengasih yang dapat dibuat. Misalnya, seorang saudari yang berusia lanjut atau sakit tidak dapat mengurus rumah tangganya seperti biasa. Dapatkah seorang pelayan sidang dan orang-orang lain membantu? Dengan membantu memotong rumput atau tanaman boleh jadi akan membuat saudari itu merasa lebih tenang, karena mengetahui bahwa rumahnya kini tidak akan dicela di daerah sekitarnya. Apakah kebun itu perlu disiangi atau disiram? Apakah seorang saudari yang pergi berbelanja bahan makanan mau mengunjunginya dan kemudian membantu membelikan hal-hal yang dibutuhkan? Ingat, rasul-rasul berminat dalam segi-segi praktis tersebut, dan mereka mengorganisasi orang-orang yang cakap di sidang untuk membantu.—Kisah 6:1-6.

      13. Apa hasil dari bantuan para penatua kepada saudara Nigeria yang disebut sebelumnya?

      13 Perhatian Kristen sedemikian diperlihatkan oleh para penatua yang disebutkan sebelumnya yang, pada waktu mengadakan kunjungan penggembalaan, mendapati Lebechi Okwaraocha dan istrinya dalam keadaan yang menyedihkan. Badan penatua segera menangani persoalan tersebut dan memberitahu sidang apa yang ada dalam pikiran mereka—membangun kembali rumah itu. Banyak saudara-saudari menyumbangkan bahan-bahan dan rela ambil bagian dalam proyek itu. Dalam satu minggu, mereka membangun sebuah rumah kecil yang kokoh, dengan atap dari seng. Berikut ini laporan dari Nigeria:

      ”Orang-orang desa merasa heran dan dengan spontan membawa makanan dan minuman bagi saudara-saudari yang sepanjang hari sibuk bekerja menyelesaikan pekerjaan sebelum hujan datang lagi. Banyak orang desa mengutarakan keluhan mengenai kelompok-kelompok agama lain yang, kata mereka, merampas barang-barang dari penduduk dan bukannya membantu mereka yang miskin. Peristiwa ini menjadi pembicaraan dalam masyarakat setempat. Penduduk desa akhirnya senang menerima para [para Saksi], dan banyak pelajaran Alkitab rumahan dimulai.”

      Bagian Saudara dalam ’Perbuatan Baik’ Ini

      14. Pandangan apakah yang harus kita miliki mengenai melakukan ’perbuatan baik’ bagi saudara-saudara kita?

      14 Pasti, kita sering kali dapat memberikan bantuan secara pribadi dan langsung untuk kebutuhan dari orang-orang yang sudah lanjut usia, lemah, dirawat di rumah sakit, atau mereka yang menderita di sekitar kita. Jika kita melihat ada cara untuk memperlihatkan Kekristenan sejati, sebaiknya kita melakukan hal itu dan berusaha membantu. (Kisah 9:36-39) Motif kita, bukan karena didesak oleh orang-orang lain, tetapi karena kasih Kristen. Unsur pertama dari bantuan praktis adalah minat yang tulus dan belas kasihan. Tentu, tidak seorang pun dari kita dapat memutar kembali waktu bagi mereka yang sudah lanjut usia, menyembuhkan penyakit dengan mujizat, atau membuat pemerataan ekonomi dari semua di sidang. Tetapi tentu kita harus mempunyai semangat prihatin dan memberi. Jika hal itu ada pada kita, dan kita bertindak selaras dengan itu, maka ikatan kasih di antara kita dan orang yang kita bantu akan diperkuat. Hal itu demikian di antara Paulus dan Onesimus, yang secara relatif baru jadi Kristen, yang ’melayani Paulus selama dipenjarakan.’—Filemon 10-13; Kolose 3:12-14; 4:10, 11.

      15. Bagaimana kita dapat membantu mereka yang layak dibantu yang benar-benar membutuhkan?

      15 Kadang-kadang kita dapat memberikan bantuan materi dengan memberikan hadiah, memberikannya secara anonim (tanpa nama) atau secara pribadi. Apakah seorang saudara telah kehilangan pekerjaan dan belum bisa mendapatkan pekerjaan lain? Apakah seorang saudari harus membayar rekening pengobatan yang tidak terduga; apakah ia mendapat kecelakaan atau telah dirampok? Keadaan seperti ini bisa saja timbul di antara kita. Bila kita ”memberi sedekah,” Bapa kita yang melihat secara diam-diam akan mengamatinya dan berkenan atasnya. (Matius 6:1-4) Atau, sebaliknya dari memberikan uang, mungkin kita, seperti Ayub, dapat memberikan pakaian kepada orang yang miskin dan bahan makanan atau masakan yang kita buat sendiri bagi janda-janda atau anak-anak yatim.—Ayub 6:14; 29:12-16; 31:16-22.

      16. Dengan cara praktis lain apa bantuan kadang-kadang dapat diberikan? Lukiskan.

      16 Pengalaman saudara atau pengalaman orang-orang yang dikenal dapat menjadi sumber bantuan yang praktis. Seorang saudara ingin meminjam uang dari Saudara W——. Jawabannya yang ramah ialah, ’Mengapa saudara merasa bahwa saya mungkin mempunyai uang ekstra untuk dipinjamkan?’ Jawabannya ialah, ’Karena saudara dapat mengatur uang saudara dengan lebih baik.’ Saudara W——, yang sering meminjamkan uang kepada orang yang membutuhkan, dengan penuh pengertian, memberi saran, ’Mungkin apa yang benar-benar saudara butuhkan ialah bantuan untuk belajar mengatur uang saudara, dan saya akan senang membantu jika saudara menginginkan bantuan saya.’ Bantuan sedemikian khususnya dihargai oleh saudara-saudara yang perlu menyesuaikan standar gaya hidup mereka dengan keadaan-keadaan baru atau yang mau bekerja keras bahkan dengan jenis pekerjaan yang dianggap kurang terhormat. Tentu, jika pinjaman uang benar-benar dibutuhkan, ada baiknya hal itu dicatat dan dibubuhi tanda tangan agar tidak timbul problem di kemudian hari. Ada banyak saudara yang segan meminjam uang akan sangat menghargai bantuan pribadi dalam bentuk saran atau pengalaman. (Roma 13:8) Ini digambarkan oleh pengalaman dari Afrika Barat mengenai Emmanuel:

      Meskipun Emmanuel seorang pemangkas rambut yang terlatih, langganannya hanya sedikit, dan merasa kecil hati karena penghasilannya tidak memadai. Kemudian seorang penatua yang tajam pengamatannya di sidang menanyai Emmanuel apakah ia mau mempertimbangkan jenis pekerjaan lain. Ya, jawabnya, karena ia tidak mau membiarkan soal gengsi menghalanginya. Penatua itu berbicara dengan rekan-rekan di tempat kerjanya dan mendapatkan pekerjaan untuk Emmanuel sebagai pembantu di sebuah rumah sakit. Ia berhasil dalam pekerjaan ini dan dapat membantu orang-orang lain di sidang.

      17. Bagaimana kita dapat membantu saudara lain yang dirawat di rumah sakit? (Mazmur 41:2-4)

      17 Bila seorang saudara Kristen berada di rumah sakit atau di sebuah panti asuhan, ada kesempatan istimewa untuk membantu. Sekali lagi, minat dan perhatian yang tulus merupakan dasarnya. Saudara dapat memperlihatkan hal ini dengan rela membacakan untuk seorang pasien publikasi Kristen yang membina atau menceritakan pengalaman yang menganjurkan. Apakah ada kebutuhan jasmani yang saudara dapat bantu? Di beberapa daerah, fasilitas pengobatan dikenakan pajak yang begitu tinggi sehingga seorang pasien tidak dimandikan atau diberi makan kecuali ada pengunjung yang melakukan hal itu. Jadi, jika dokter-dokter setuju, saudara dapat membawa makanan yang bergizi baginya atau membantu mencuci rambutnya atau memandikannya. Apakah baju hangat atau sandal diperlukan? (2 Timotius 4:13) Atau dapatkah saudara menawarkan diri untuk mengurus soal-soal tertentu yang menguatirkan pasien tersebut? Mungkin ia memikirkan bagaimana gajinya yang berbentuk cek dapat diuangkan untuk membayar rekening-rekening. Saudara dapat memberi bantuan yang berguna dengan mengerjakan bahkan hal-hal sederhana baginya, seperti misalnya mengusahakan agar surat-surat tidak bertumpuk di rumahnya, agar tanaman-tanaman disiram, atau lampu-lampu dimatikan.

      18. Saudara bertekad untuk berbuat apa sehubungan dengan saudara-saudara yang kekurangan?

      18 Pasti, kita masing-masing dapat menemukan cara di mana kita dapat membuat perbaikan dalam berbuat lebih banyak dari hanya mengatakan, ”Kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang.” (Yakobus 2:16) Pikirkan mengenai saudara-saudari di sidang saudara. Adakah yang patut dibantu yang benar-benar kekurangan materi, sakit, cacat, atau harus berbaring di tempat tidur? Apa yang dapat saudara lakukan dengan cara praktis untuk membantu anggota-anggota sidang yang kekasih ini, yang untuk mereka Kristus telah mati? Dengan mempunyai sikap ini saudara dibantu untuk lebih siap memberikan bantuan secara cepat jika timbul kesulitan.

      19. (a) Mengapa keseimbangan begitu penting dalam bidang ini? (b) Apa kebaikan terbesar yang dapat kita lakukan untuk orang-orang lain, dan mengapa hal ini demikian? (Mazmur 72:4, 16)

      19 Dengan mengerahkan perhatian dan tenaga untuk membantu saudara-saudara kita, kita akan membuktikan bahwa iman kita tidak mati. Iman yang sama itu menggerakkan kita untuk bekerja keras dalam pengabaran Kristen. Kita perlu mempertahankan keseimbangan antara membantu orang-orang lain secara materi dan tetap tentu ambil bagian dalam penginjilan Kristen. (Bandingkan Matius 15:3-9; 23:23.) Nasihat Yesus kepada Marta dan Maria memperlihatkan keseimbangan itu. Ia mengatakan bahwa jika seseorang membandingkan hal-hal jasmani dengan makanan rohani, yang disebut belakangan ini adalah ”bagian yang terbaik,” yang tidak akan diambil. (Lukas 10:39-42) Mereka yang sakit dan yang miskin selalu akan ada dalam sistem ini. Kita dapat, dan seharusnya, melakukan hal-hal yang baik untuk mereka. (Markus 14:7) Meskipun demikian, kebaikan yang paling besar dan paling bertahan yang dapat kita lakukan ialah mengajar orang lain tentang Kerajaan Allah. Hal itulah yang menjadi pusat perhatian Yesus. (Lukas 4:16-19) Demikianlah caranya orang-orang yang miskin, yang sakit, yang menderita dapat memperoleh kelegaan kekal. Betapa besar sukacita untuk membantu saudara-saudara kita dan orang-orang lain agar menaruh harapan mereka pada Allah dan ”mencapai hidup yang sebenarnya.”—1 Timotius 6:17-19.

  • Berbuatlah Lebih Banyak Dari Pada Hanya Mengatakan, ”Kenakanlah Kain Panas dan Makanlah Sampai Kenyang”
    Menara Pengawal—1986 (Seri 29) | Menara Pengawal—1986 (Seri 29)
    • [Kotak di hlm. 29]

      Sidang Memperhatikan

      Suatu pasangan yang pindah ke sebuah sidang yang kecil di daerah pedesaan memberikan laporan yang menggugah pikiran ini:

      ’Tiga tahun yang lalu kami menjual rumah kami dan pindah ke sebuah sidang yang jauh yang membutuhkan bantuan saudara-saudara matang karena ada beberapa problem di sana. Tidak lama kemudian saya mendapat empat kedudukan dengan tanggung jawab. Kami mengasihi saudara-saudara di sana dan ingin bekerja sama dengan mereka. Setelah beberapa bulan semangat dari sidang itu menjadi lebih baik, dan dua penatua yang baik pindah ke sana.

      ’Istri saya mulai mengalami problem kesehatan, dan tahun lalu ia harus menjalani operasi besar. Pada hari ia masuk ke rumah sakit, saya mendapat hepatitis (penyakit lever). Dua bulan kemudian, saya diberhentikan dari pekerjaan karena ekonomi di daerah itu sangat buruk. Uang kami sudah habis, saya tidak mempunyai pekerjaan, dan kami berdua berusaha untuk memulihkan kesehatan. Saya sangat sedih karena kebaktian distrik sudah di ambang pintu dan saya mendapat bagian dalam acara. Saya juga mendapat penugasan pada kebaktian wilayah yang akan diadakan beberapa minggu lagi. Tetapi dengan tidak adanya uang, saya benar-benar tidak tahu bagaimana saya dapat pergi ke sana atau bahkan mengurus keluarga saya. Pada suatu pagi istri saya pergi dalam dinas pengabaran, dan saya duduk untuk memikirkan keadaan kami.

      ’Seraya saya memandang ke luar dari jendela, saya bertanya pada diri sendiri, Di manakah kepercayaan saya kepada Yehuwa? Saya mengatakan kepada istri saya untuk tidak merasa kuatir, namun kini saya mulai ragu-ragu. Saya kemudian menyatakan ”sedikit iman” saya kepada Yehuwa dan memohon bantuan dari padaNya. Ketika saya selesai berdoa, seorang saudara mengetuk pintu. Ia ingin agar saya pergi bersamanya untuk minum kopi. Saya menjelaskan bahwa saya tidak ingin pergi, karena saya harus mempersiapkan bagian untuk perhimpunan petang hari. Tetapi, ia terus mendesak dan mengatakan bahwa ini hanya beberapa menit saja. Jadi kami pergi. Setengah jam kemudian kami kembali, dan pada waktu saya keluar dari mobil saya merasa lebih baik.

      ’Ketika saya masuk ke dalam rumah, saya melihat bahwa meja dapur penuh dengan bahan makanan. Saya berpikir istri saya pasti telah berbelanja. ”Tetapi tunggu sebentar, bagaimana mungkin, karena kami tidak mempunyai uang.” Kemudian saya melihat sebuah amplop. Di atasnya tertulis:

      ’”Dari saudara-saudari yang sangat mengasihi kalian. Jangan masukkan uang ini ke dalam kotak sumbangan. Ini semua sudah diurus untuk kalian.”

      ’Saya tidak dapat menahan air mata. Saya berpikir tentang ”sedikit iman” saya, dan hal itu mengakibatkan air mata saya mengalir lebih deras. Kemudian istri saya pulang. Saya hanya menunjuk kepada makanan dan hadiah-hadiah lain. Ia juga mulai menangis, bersama-sama dengan kedua saudari yang datang bersamanya. Kami mencoba menjelaskan bahwa kami tidak mungkin dapat menerima begitu banyak, tetapi saudari-saudari itu memberitahu kami bahwa tidak seorang pun tahu siapa-siapa saja yang memberi berbagai barang tersebut. Seluruh sidang ambil bagian, dan mereka ingin melakukan hal itu karena mereka merasa bahwa kami telah mengajar mereka cara memberi kepada orang-orang lain. Hal itu justru mendatangkan lebih banyak air mata!’

      Belakangan, ketika ia menulis kisah ini, saudara itu sudah mendapat pekerjaan. Ia dan istrinya terjun dalam dinas perintis ekstra.

  • Berbuatlah Lebih Banyak Dari Pada Hanya Mengatakan, ”Kenakanlah Kain Panas dan Makanlah Sampai Kenyang”
    Menara Pengawal—1986 (Seri 29) | Menara Pengawal—1986 (Seri 29)
    • [Kotak di hlm. 30]

      Bukti dari Kasih Kristen

      Sebuah sidang dari Saksi-Saksi Yehuwa di Amerika Serikat bagian Barat menghadapi keadaan yang unik yang membuat mereka dapat memperlihatkan kasih Kristen, seperti yang disarankan dalam Alkitab. Di daerah mereka, pemerintah setempat membuka sebuah pusat perawatan untuk para korban kelumpuhan otak (cerebral palsy) yang menderita cacat berat. Salah satu penghuni pertama dari pusat perawatan itu ialah Gary, umur 25 tahun, yang tidak dapat diurus lagi di rumah. Penyakit itu telah membuatnya lumpuh dari leher ke bawah, dan kemampuan berbicaranya juga terpengaruh.

      Gary sudah dibaptis sebagai Saksi selama 7 tahun. Setelah berada di tempat yang baru, ia ingin menghadiri perhimpunan-perhimpunan dari sidang setempat. Orangtuanya tinggal tidak jauh dari situ, dan untuk beberapa waktu mereka mengantarkan dia. Tetapi mengingat usia mereka, saudara-saudara lain di sidang mulai membantu. Salah seorang mempunyai sebuah mobil mini-bus. Jadi ia, istrinya, dan kedua anak perempuan mereka bersiap-siap dan berangkat 45 menit sebelum perhimpunan agar mereka dapat menjemput Gary. Mereka mengantarkannya pulang ke pusat perawatan, dengan demikian sampai di rumah cukup malam.

      Namun ada suatu hal yang berkembang di pusat perawatan itu. Para korban kelumpuhan otak yang lain memperlihatkan minat akan kebenaran Alkitab. Tidak lama kemudian beberapa dari mereka menerima pelajaran Alkitab. Belakangan, yang lain-lain juga memperlihatkan minat. Bagaimana mereka semua dapat dibawa ke perhimpunan? Satu keluarga lain di sidang membeli sebuah mobil mini-bus, dan sebuah usaha bisnis milik Saksi-Saksi setempat menyediakan mobil mini-bus yang ketiga. Namun, sarana ini kadang-kadang tidak memadai atau cukup merepotkan. Apakah sidang dapat berbuat lebih banyak?

      Para penatua membahas hal ini dan kemudian mengusulkan untuk membeli sebuah mobil mini-bus khusus untuk antar-jemput mereka yang cacat ke perhimpunan. Sidang setuju dan dengan senang hati memberikan sumbangan. Ada Saksi-Saksi dari daerah di sekitar itu yang mendengar tentang usaha tersebut dan juga memberikan sumbangan. Sebuah mobil mini-bus dibeli dan disesuaikan agar kursi-kursi roda dapat dimasukkan ke dalamnya.

      Kini, tiap bulan kelompok Pelajaran Buku Sidang yang berbeda ambil bagian dalam mengemudikan mobil mini-bus itu ke perhimpunan dan kebaktian-kebaktian. Lima orang dari pusat perawatan korban kelumpuhan otak itu hadir dengan tetap tentu, empat dari mereka kini telah dibaptis menjadi Saksi-Saksi. Mereka dikenal dan dikasihi oleh banyak saudara-saudari yang merasakan kebahagiaan dengan memberikan bantuan. Bagaimana? Dengan memegang buku nyanyian dan mencarikan ayat-ayat selama perhimpunan. Pada kebaktian-kebaktian wilayah dan distrik, mereka bahkan membantu menyuapi makanan dan mengurus mereka yang tidak dapat melakukan ini sendiri. Ini menghasilkan suasana saling mengasihi yang benar-benar membesarkan hati. Dan bagaimana dengan Gary? Ia kini melayani sebagai pelayan sidang di sidang ini yang telah memberikan bukti tentang kasihnya.—Kisah 20:35.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan