PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Tata Krama Ditolak oleh ”Moralitas Baru”?
    Sedarlah!—1994 | 8 Juli
    • Ini adalah persoalan mendahulukan kepentingan pribadi, dan jika kita mendahulukan kepentingan kita sendiri, kita tidak akan mudah mengalah kepada orang lain, tidak dapat mendahulukan orang lain, tidak dapat mempraktekkan tata krama yang baik terhadap orang lain. Dengan mendahulukan kepentingan pribadi, sebenarnya kita terlibat dalam suatu bentuk penyembahan kepada diri sendiri, penyembahan kepada Aku. Bagaimana Alkitab menggambarkan orang yang melakukan hal itu? Sebagai ”orang serakah, artinya penyembah berhala”, sehingga memperlihatkan ’keserakahan, yang adalah penyembahan berhala’. (Efesus 5:5; Kolose 3:5) Siapa yang sebenarnya dilayani orang-orang semacam itu? ”Tuhan mereka ialah perut mereka.” (Filipi 3:19) Gaya hidup alternatif yang buruk yang telah dipilih banyak orang sebagai sesuatu yang benar secara moral bagi mereka dan akibat yang mengerikan dan memautkan dari gaya hidup demikian, hanya membuktikan benarnya kata-kata Yeremia 10:23, ”Aku tahu, ya [Yehuwa], bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.”

      Alkitab menubuatkan semua hal ini dan meramalkannya sebagai suatu tanda peringatan ”hari-hari terakhir”, sebagaimana dicatat di 2 Timotius 3:1-5, ”Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!”

      Kita telah berada jauh dari keadaan pada waktu diciptakan—dalam gambar dan rupa Allah. Sifat-sifat potensial yaitu kasih, hikmat, keadilan, dan kuasa masih ada dalam diri kita namun telah menjadi tidak seimbang dan rancu. Langkah pertama untuk kembali ke keadaan awal adalah kalimat terakhir dari ayat Alkitab yang dikutip di atas, ”Jauhilah mereka itu.” Carilah lingkungan baru, lingkungan yang akan mengubah bahkan perasaan Anda yang terdalam.

  • Tata Krama Ditolak oleh ”Moralitas Baru”?
    Sedarlah!—1994 | 8 Juli
    • Akan tetapi, Alkitablah yang unggul dalam memberikan ramuan terilham untuk mengubah manusia batin yaitu hati.

      Pertama, Efesus 4:22-24, ”Kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.”

      Kedua, Kolose 3:9, 10, 12-14, ”Kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya. Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.”

      Sejarawan Will Durant berkata, ”Pertanyaan terbesar pada zaman kita bukanlah komunisme versus individualisme, bukan Eropa versus Amerika, bahkan bukan Timur versus Barat; melainkan apakah manusia dapat hidup tanpa Allah.”

      Untuk menjalani kehidupan yang sukses, kita harus mengindahkan nasihat-Nya. ”Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaran-Ku, dan biarlah hatimu memelihara perintah-Ku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu. Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia. Percayalah kepada [Yehuwa] dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”—Amsal 3:1-6.

      Tata krama yang baik hati dan penuh timbang rasa yang dipelajari orang-orang selama berabad-abad sama sekali bukan beban yang berlebihan, dan bimbingan Alkitab untuk kehidupan sama sekali tidak ketinggalan zaman namun akan terbukti menjadi keselamatan kekal bagi umat manusia. Tanpa Yehuwa, mereka tidak dapat terus hidup, karena ’pada Yehuwa ada sumber hayat’.—Mazmur 36:10.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan