PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Perkawinan—Karunia dari Allah yang Pengasih
    ”Tetaplah Berada dalam Kasih Allah”
    • SIAPA YANG AKAN MENJADI TEMAN HIDUP YANG BAIK?

      9, 10. (a) Perbandingan apa yang Paulus berikan untuk menggambarkan bahayanya menjalin ikatan dengan orang yang tidak seiman? (b) Sering kali, apa akibatnya jika seseorang mengabaikan nasihat Allah untuk tidak menikahi orang yang tidak seiman?

      9 Paulus diilhami untuk menulis prinsip yang sangat penting yang hendaknya diterapkan sewaktu memilih teman hidup, ”Jangan memikul kuk secara tidak seimbang bersama orang-orang yang tidak percaya.” (2 Korintus 6:14) Ia menggunakan fakta dalam kehidupan pertanian sebagai perbandingan. Kalau dua binatang yang ukuran tubuh dan kekuatannya sangat berbeda memikul kuk bersama, keduanya akan menderita. Demikian pula, kalau seseorang memikul kuk, atau menjalani perkawinan, bersama orang yang tidak seiman, keduanya pasti akan mengalami gesekan dan ketegangan. Jika yang satu ingin tetap berada dalam kasih Yehuwa sedangkan yang lain kurang atau sama sekali tidak peduli akan hal itu, apa yang mereka utamakan dalam kehidupan tidak akan sejalan, sehingga kemungkinan besar banyak kesulitan akan timbul. Maka, jika seorang Kristen ingin menikah, Paulus menganjurkan agar ia ’menikah, asalkan dalam Tuan’.​—1 Korintus 7:39.

      10 Kadang-kadang, orang Kristen lajang menyimpulkan bahwa memikul kuk secara tidak seimbang lebih baik daripada merasa kesepian. Ada yang memutuskan untuk mengabaikan nasihat Alkitab, dan mereka menikahi orang yang tidak melayani Yehuwa. Hasilnya sering kali menyedihkan. Mereka baru menyadari bahwa mereka telah menikah dengan orang yang tidak bisa diajak bicara tentang hal-hal yang paling penting dalam kehidupan. Akibatnya, kesepian yang mereka alami mungkin jauh lebih besar daripada yang mereka rasakan sebelum mereka menikah. Untunglah, beribu-ribu orang Kristen lajang memercayai dan dengan loyal menaati nasihat Allah tentang hal ini. (Baca Mazmur 32:8.) Walaupun berharap untuk menikah pada suatu saat, mereka tetap melajang sampai mereka menemukan pasangan di antara para penyembah Allah Yehuwa.

      11. Apa yang dapat membantu Saudara memilih teman hidup dengan bijaksana? (Lihat juga kotak ”Apa yang Saya Cari dalam Diri Calon Teman Hidup?”.)

      11 Memang, sekalipun seseorang adalah hamba Yehuwa, belum tentu dia bisa menjadi teman hidup yang cocok. Kalau Saudara ingin menikah, carilah orang yang memiliki persamaan dengan Saudara dalam hal kepribadian, cita-cita rohani, dan kasih akan Allah. Budak yang setia dan bijaksana telah menerbitkan banyak artikel tentang pokok ini, dan sebaiknya Saudara merenungkan nasihat berdasarkan Alkitab itu disertai doa, menjadikannya sebagai pembimbing Saudara dalam membuat keputusan penting ini.a​—Baca Mazmur 119:105.

      12. Kebiasaan apa yang umum di banyak negeri sehubungan dengan pernikahan? Pelajaran apa yang bisa kita tarik dari sebuah contoh Alkitab?

      12 Di banyak negeri, ada kebiasaan orang tua yang memilihkan teman hidup bagi anak mereka. Dalam kebudayaan seperti itu, orang pada umumnya setuju bahwa orang tua memiliki lebih banyak hikmat dan pengalaman yang dibutuhkan untuk membuat pilihan yang penting tersebut. Pernikahan yang diatur sering sukses, sebagaimana halnya pada zaman Alkitab. Contoh Abraham yang mengutus hambanya untuk mencarikan calon istri untuk Ishak merupakan pelajaran yang baik bagi orang tua yang mungkin berada dalam situasi yang sama dewasa ini. Uang dan status sosial bukan hal utama bagi Abraham. Sebaliknya, ia mau repot-repot mencarikan calon istri untuk Ishak di antara para penyembah Yehuwa.b​—Kejadian 24:3, 67.

      APA YANG SAYA CARI DALAM DIRI CALON TEMAN HIDUP?

      Prinsip: ”Keduanya akan menjadi satu daging.”​—Matius 19:5.

      Pertanyaan untuk diri sendiri

      • Apabila ingin menikah, mengapa penting untuk menunggu hingga ”sudah melewati mekarnya masa remaja”?​—1 Korintus 7:36; 13:11; Matius 19:4, 5.

      • Walaupun saya sudah cukup dewasa untuk menikah, apa manfaatnya tetap melajang selama jangka waktu tertentu?​—1 Korintus 7:32-34, 37, 38.

      • Jika saya memutuskan untuk menikah, mengapa penting bahwa calon teman hidup saya sudah melayani Yehuwa dengan setia selama suatu jangka waktu?​—1 Korintus 7:39.

      • Bagaimana ayat-ayat berikut dapat membantu seorang saudari mengetahui sifat-sifat apa yang dibutuhkan dalam diri calon teman hidup?​—Mazmur 119:97; 1 Timotius 3:1-7.

      • Bagaimana Amsal 31:10-31 dapat membantu seorang saudara memilih calon teman hidup dengan bijaksana?

  • Perkawinan—Karunia dari Allah yang Pengasih
    ”Tetaplah Berada dalam Kasih Allah”
Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan