-
PerkawinanBertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab
-
-
Perkawinan adalah suatu lembaga ilahi. Hal ini memungkinkan hubungan intim antara suami dan istri yang disertai perasaan aman karena ada suasana kasih dan karena masing-masing teman hidup telah membuat suatu komitmen secara pribadi. Sewaktu menetapkan perkawinan, Yehuwa tidak hanya memberikan sahabat karib yang akan menjadi pelengkap bagi pria, tetapi juga membuat persediaan untuk menghasilkan keturunan manusia dan melakukannya dalam penyelenggaraan keluarga.
-
-
PerkawinanBertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab
-
-
Apakah ada ”formalitas hukum” ketika Adam dan Hawa mulai hidup bersama?
Kej. 2:22-24: ”Allah Yehuwa membangun tulang rusuk yang telah diambilnya dari manusia itu [Adam] menjadi seorang wanita dan membawanya kepada manusia itu. Lalu manusia itu berkata, ’Inilah akhirnya tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Dia akan disebut wanita, karena dari pria dia diambil.’ Itulah sebabnya seorang pria akan meninggalkan bapaknya dan ibunya dan ia harus berpaut pada istrinya dan mereka harus menjadi satu daging.” (Perhatikan bahwa Allah Yehuwa sendiri, sang Penguasa Universal, yang mempersatukan Adam dan Hawa. Ini bukan soal seorang pria dan seorang wanita yang memutuskan untuk hidup bersama tanpa mempedulikan wewenang yang sah. Perhatikan pula bagaimana Allah menandaskan sifat permanen ikatan itu.)
Kej. 1:28: ”Allah memberkati mereka [Adam dan Hawa], dan Allah berfirman kepada mereka, ’Beranakcuculah dan bertambah banyak dan penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, tundukkanlah ikan-ikan di laut dan makhluk-makhluk terbang di langit dan segala makhluk hidup yang merayap di bumi.’” (Di sini, pihak berwenang yang tertinggi menyatakan berkat atas persatuan itu. Pasangan tersebut diberi kewenangan mengadakan hubungan seks dan mendapat tugas yang akan membuat kehidupan mereka penuh arti.)
-