PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • yp psl. 26 hlm. 205-211
  • Masturbasi—Bagaimana Saya Dapat Melawan Keinginan Itu?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Masturbasi—Bagaimana Saya Dapat Melawan Keinginan Itu?
  • Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • “Siapkan Pikiranmu untuk Kegiatan”
  • Mengambil Tindakan Pencegahan
  • Serangan Rohani
  • Bantuan dari Orang Lain
  • Mengatasi Kemunduran
  • Pahala dari Perjuangan yang Baik
  • Bagaimana Aku Dapat Menaklukkan Kebiasaan Masturbasi?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 1
  • Bagaimana Aku Bisa Menghindari Pornografi?
    Sedarlah!—2007
  • Mengapa Menghindari Pornografi?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
  • Pornografi​—Sekadar Hiburan atau Racun Pikiran?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2013
Lihat Lebih Banyak
Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis
yp psl. 26 hlm. 205-211

Pasal 26

Masturbasi—Bagaimana Saya Dapat Melawan Keinginan Itu?

“HAL itu benar-benar membuat sangat ketagihan,” kata seorang pria muda yang telah berjuang melawan masturbasi selama lebih dari 15 tahun. “Itu dapat menjadi kebiasaan sama mengikatnya seperti narkotika atau minuman beralkohol.”

Tetapi, rasul Paulus tidak membiarkan keinginannya menjadi seperti majikan yang keras. Sebaliknya, ia menulis: “Aku menyiksa tubuhku [keinginan daging], dan aku memperhambakan dia.” (1 Korintus 9:27, Bode) Ia bersikap keras terhadap dirinya sendiri! Upaya yang sama akan memungkinkan siapapun juga untuk membebaskan diri dari masturbasi.

“Siapkan Pikiranmu untuk Kegiatan”

Banyak orang bermasturbasi untuk menghilangkan ketegangan dan kekhawatiran. Namun, masturbasi merupakan reaksi yang kekanak-kanakan terhadap problem-problem. (Bandingkan 1 Korintus 13:11.) Yang lebih baik ialah memperlihatkan “kesanggupan berpikir” dan menghadapi problem itu sendiri. (Amsal 1:4, NW) Bila problem dan frustrasi tampaknya sangat besar, “serahkanlah segala kekuatiranmu kepada [Allah].”—1 Petrus 5:6, 7.

Andai kata anda secara kebetulan melihat atau mendengar sesuatu yang merangsang secara seksual. Alkitab menganjurkan: “Siapkan pikiranmu untuk kegiatan; kendalikan dirimu.” (1 Petrus 1:13, New International Version) Gunakan pikiran anda dan tolak pikiran yang imoral. Rangsangan itu segera akan padam.

Namun, menolak pikiran yang buruk sangat sulit, bila berada seorang diri pada malam hari. Seorang wanita muda menyarankan: “Hal yang terbaik ialah segera turun dari tempat tidur dan menyibukkan diri dengan pekerjaan tertentu, atau makan makanan kecil, agar pikiran anda beralih kepada hal-hal lain.” Ya, paksa diri untuk ‘memikirkan semua hal yang mulia [“patut dipikirkan dengan serius,” NW], adil, suci, manis, sedap didengar.’—Filipi 4:8.

Bila anda sulit tidur, cobalah meniru Raja Daud yang setia, yang menulis: “Apabila aku ingat kepadaMu [Allah] di tempat tidurku, [aku] merenungkan Engkau sepanjang kawal malam.” (Mazmur 63:7) Memaksa pikiran anda untuk merenungkan tentang Allah dan sifat-sifat-Nya sering akan membuyarkan khayalan itu. Juga membantu jika anda terus memikirkan bagaimana pandangan Allah terhadap kebiasaan yang najis ini.—Mazmur 97:10.

Mengambil Tindakan Pencegahan

“Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka,” tulis pria bijaksana yang diilhami itu. (Amsal 22:3) Anda dapat menunjukkan bahwa anda bijaksana dengan pemikiran sebelumnya. Sebagai contoh, jika anda merasa bahwa melakukan kegiatan tertentu, mengenakan pakaian yang ketat, atau makan makanan tertentu telah membuat anda terangsang secara seksual, maka hindari sama sekali hal-hal seperti itu. Minuman beralkohol, contohnya, dapat mengurangi dan mempersulit pengendalian diri seseorang. Juga, hindari bagaikan suatu tulah, bacaan apapun, acara TV, atau film-film yang bertemakan hal-hal cabul. “Lalukanlah mataku dari pada melihat hal yang hampa,” demikian doa pemazmur.—Mazmur 119:37.

Tindakan pencegahan juga dapat diambil khususnya pada saat-saat anda sedang dalam keadaan mudah tergoda. Seorang wanita muda bisa jadi merasa bahwa keinginan seksnya menjadi lebih kuat pada saat-saat tertentu dalam satu bulan. Atau seseorang mungkin merasa sakit hati atau mengalami depresi. “Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu,” Amsal 24:10 memperingatkan. Jadi hindarilah berada seorang diri untuk waktu yang lama. Rencanakan kegiatan yang membina yang akan membuat pikiran anda sibuk dalam hal-hal yang bersifat memberi tantangan, sehingga mengurangi kesempatan untuk mengarah kepada pikiran yang imoral.

Serangan Rohani

Seorang pria berumur 27 tahun yang telah berjuang melawan kebiasaan itu sejak umur 11 tahun akhirnya dapat memperoleh kemenangan. “Ini adalah soal melancarkan serangan,” ia menjelaskan. “Saya membaca Alkitab, sedikitnya dua pasal setiap hari tanpa kecuali.” Ia telah melakukan ini terus-menerus selama lebih dari tiga tahun. Seorang Kristen lain lagi menyarankan: “Sebelum tidur, bacalah sesuatu yang ada hubungannya dengan hal-hal rohani. Sangat penting agar hal terakhir yang dipikirkan pada hari itu merupakan hal-hal rohani. Doa pada saat tersebut juga benar-benar sangat membantu.”

“Giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan,” seperti mengajar orang lain tentang Alkitab, juga membantu. (1 Korintus 15:58) Seorang wanita yang berhasil mengalahkan masturbasi menyatakan: “Satu hal yang sekarang benar-benar membantu saya menghindari kebiasaan ini ialah, sebagai penginjil sepenuh waktu segenap pikiran dan tenaga saya diarahkan untuk membantu orang lain memperoleh hubungan yang diperkenan dengan Allah.”

Dengan doa yang sungguh-sungguh, anda juga dapat memohon dari Allah “kekuatan melebihi yang biasa.” (2 Korintus 4:7, NW) “Curahkanlah isi hatimu di hadapanNya [Allah].” (Mazmur 62:9) Seorang wanita muda berkata: “Doa dengan sekejap dapat menjadi menara kekuatan. Berdoa pada saat keinginan itu timbul pasti akan membantu.” Juga, pada waktu bangun tidur dan sepanjang hari, nyatakan tekad anda kepada Allah dan mohonlah roh kudus-Nya yang menguatkan.—Lukas 11:13.

Bantuan dari Orang Lain

Jika upaya saudara sendiri tidak berhasil, berbicaralah kepada seseorang yang dapat membantu, seperti kepada orang-tua atau penatua Kristen. Wanita-wanita muda mungkin merasa dibantu bila berbicara empat mata dengan seorang wanita Kristen yang matang. (Titus 2:3-5) Seorang pria muda yang hampir putus asa berkata: “Saya berbicara empat mata dengan ayah saya mengenai hal itu pada suatu petang.” Ia mengungkapkan: “Dibutuhkan upaya yang keras untuk memberi tahu dia. Saya menangis pada waktu saya menyatakan hal itu kepadanya, saya merasa begitu malu. Namun saya tidak pernah melupakan apa yang ia katakan. Dengan senyum yang menentramkan di wajahnya, ia berkata: ‘Kau membuat saya merasa begitu bangga terhadap dirimu.’ Ia tahu apa yang harus saya atasi untuk sampai pada keadaan itu. Kata-kata tersebut benar-benar membangkitkan semangat dan tekad saya.

“Kemudian ayah menunjukkan kepada saya beberapa ayat untuk membantu saya menyadari bahwa saya masih belum ‘terlalu jauh,’” pemuda itu melanjutkan, “dan kemudian beberapa ayat lagi untuk meyakinkan bahwa saya mengerti seriusnya haluan saya yang salah. Ia berkata agar saya ‘memelihara diri bersih’ sampai suatu waktu tertentu, kemudian kami akan membahasnya lagi. Ia memberi tahu saya untuk tidak merasa putus asa jika saya jatuh, tetapi kali berikutnya tidak menyerah dan tiap kali mempertahankan diri untuk waktu yang lebih lama lagi.” Setelah mengatasi problem itu sepenuhnya, pria muda itu menambahkan: “Adanya seorang lain yang mengetahui problem saya dan yang membantu saya merupakan manfaat yang paling besar.”

Mengatasi Kemunduran

Setelah berupaya keras untuk mengatasi kebiasaan itu, seorang remaja gagal lagi. Ia mengakui: “Halnya seperti beban yang menghancurkan saya. Saya merasa begitu tidak berharga. Saya kemudian berpikir: ‘Saya telah terjerumus terlalu jauh. Bagaimanapun juga saya tidak mendapat perkenan Yehuwa, maka untuk apa saya harus bersikap keras terhadap diri sendiri?’” Tetapi, kegagalan tidak berarti bahwa seseorang telah kalah dalam perjuangan. Seorang gadis berumur 19 tahun berkata: “Mula-mula hal itu terjadi hampir setiap malam, namun kemudian saya mulai lebih bersandar kepada Yehuwa, dan dengan bantuan roh-Nya saya sekarang hanya gagal mungkin enam kali dalam setahun. Saya merasa sangat sedih setelah perbuatan itu, namun tiap kali saya gagal, bila godaan berikutnya datang, saya jauh lebih kuat.” Jadi lambat laun ia memenangkan perjuangannya.

Bila kita jatuh kembali, analisalah apa yang menyebabkan hal itu. Seorang remaja berkata: “Saya meninjau kembali apa yang telah saya baca atau pikirkan. Hampir selalu saya dapat langsung mengetahui apa yang menyebabkan saya tergelincir. Dengan demikian saya dapat berhenti melakukan hal itu dan memperbaikinya.”

Pahala dari Perjuangan yang Baik

Seorang remaja yang telah mengatasi masturbasi berkata: “Sejak berhasil mengatasi problem itu, saya dapat memiliki hati nurani yang bersih di hadapan Yehuwa, dan itulah sesuatu yang tidak akan saya tukar dengan apapun!”

Ya, hati nurani yang baik, perasaan harga diri yang lebih baik, kekuatan moral yang lebih besar, dan hubungan yang lebih erat dengan Allah, semua adalah imbalan untuk perjuangan yang baik melawan masturbasi. Seorang wanita muda yang akhirnya berhasil mengatasi maturbasi berkata: “Percayalah, kemenangan atas kebiasaan ini, sangat berarti dan membuat upaya yang dikerahkan tidak sia-sia.”

Pertanyaan-Pertanyaan untuk Diskusi

◻ Mengapa berbahaya untuk terus memikirkan hal-hal yang erotis? Apa yang dapat dilakukan seorang remaja untuk mengalihkan pikirannya kepada hal lain?

◻ Tindakan pencegahan apa dapat diambil seorang remaja untuk mengurangi godaan memuaskan hawa nafsu dalam masturbasi?

◻ Mengapa serangan rohani berguna?

◻ Apa peranan doa dalam mengatasi kebiasaan ini?

◻ Mengapa akan membantu untuk berbicara empat mata kepada orang lain jika ada problem dalam hal ini?

[Kotak di hlm. 208]

Pornografi—Membentuk Kebiasaan dan Berbahaya!

“Pornografi terdapat di mana-mana: anda berjalan di jalan-jalan—anda melihat ini dipamerkan secara terang-terangan di kios-kios buku,” cerita Ronald, 19 tahun. “Beberapa di antara guru-guru kami membawanya ke sekolah, membacanya di meja mereka pada waktu menunggu mata pelajaran berikut.” Ya, banyak orang dari berbagai usia, latar belakang, dan tingkat pendidikan gemar sekali membaca pornografi. Seorang remaja bernama Mark berkata: “Pada waktu saya membaca majalah-majalah yang memuat gambar-gambar wanita muda serta memandang foto-foto itu, saya merasa terangsang! . . . Saya menunggu-nunggu terbitan baru majalah-majalah semacam itu karena melihat-lihat kembali majalah yang sudah saya baca tidak memberi saya rangsangan yang sama. Hal ini akhirnya menjadi kebiasaan.” Namun apakah ini kebiasaan yang baik?

Pornografi memberikan pesan yang kuat: ‘Seks adalah semata-mata untuk pemuasan diri.’ Kebanyakan darinya dipenuhi dengan pemerkosaan dan tindak kekerasan yang sadis. Banyak orang yang melihatnya segera mendapati bahwa bentuk-bentuk pornografi yang “lebih ringan” tidak lagi merangsang, maka mereka mencari gambar-gambar atau film-film yang lebih cabul lagi! Seperti dikatakan Ernest van den Haag, asisten profesor di Universitas New York: “Pornografi mengundang kita untuk memandang orang lain sebagai potongan-potongan daging belaka, sebagai obyek untuk dieksploitasi demi nafsu kesenangan kita sendiri.”

Pornografi selanjutnya memberikan gambaran yang sesat tentang seks dan bersifat memujanya sehingga sering menimbulkan problem-problem perkawinan. Seorang istri yang masih muda berkata: “Membaca pornografi membuat saya ingin melakukan hal-hal yang abnormal seperti yang digambarkan dalam buku-buku tersebut dengan suami saya. Hal ini terus menimbulkan frustrasi dan kekecewaan secara seksual.” Pada tahun 1981 diadakan penelitian di kalangan beberapa ratus wanita mengenai dampak pornografi terhadap hubungan dengan pria-pria dalam kehidupan mereka yang membacanya. Hampir separuh melaporkan bahwa hal itu menimbulkan problem yang serius. Hal itu benar-benar menghancurkan beberapa perkawinan atau pertunangan. Seorang istri meratap: “Saya hanya dapat menduga dari kebutuhan dan keinginan [suami saya] untuk penyaluran seksual melalui pornografi bahwa saya tidak mampu . . . Saya sangat ingin menjadi wanita yang dapat memuaskan dia, namun ia lebih menyukai plastik dan kertas dan kebutuhannya telah menghancurkan sebagian dari diri saya. . . . Pornografi adalah . . . anti cinta . . . Ia buruk, jahat dan menghancurkan.”

Tetapi, yang perlu mendapat perhatian yang paling besar dari para remaja Kristen ialah kenyataan bahwa pornografi langsung bertentangan dengan upaya seseorang untuk bersih dalam pandangan Allah. (2 Korintus 6:17–7:1) Alkitab menunjukkan bahwa “karena kedegilan hati mereka” beberapa orang pada zaman dulu ‘telah tumpul perasaannya’ dan “menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran.” (Efesus 4:18, 19) Apakah anda ingin mengalami kebejatan semacam itu? Ingat, sekalipun anda hanya sewaktu-waktu memuaskan hawa nafsu dalam pornografi, akibatnya dapat menumpulkan kepekaan hati nurani. Hal itu telah mengakibatkan beberapa orang muda Kristen bermasturbasi, dan lebih buruk lagi melakukan imoralitas seks. Maka, hal yang bijaksana ialah berupaya keras untuk menjauhkan diri dari pornografi.

“Banyak kali ponografi terlihat langsung oleh saya,” kata remaja Darryl. “Maka saya dipaksa untuk melihatnya pada pandangan pertama; namun saya tidak perlu melihatnya untuk kedua kali.” Ya, jangan mau melihat ke tempat hal itu dipertunjukkan secara terang-terangan, dan tolaklah teman-teman sekolah yang ingin mendorong anda untuk melihatnya. Seperti dikatakan Karen yang berumur 18 tahun: “Sebagai seorang yang tidak sempurna, mencoba memusatkan pikiran pada hal-hal yang suci dan patut dipuji saja sudah cukup sulit. Tidakkah jauh lebih sulit lagi jika saya dengan sengaja membaca pornografi?”

[Gambar di hlm. 206]

“Doa dapat dengan sekejap menjadi menara kekuatan. Berdoa pada saat keinginan itu timbul pasti akan membantu”

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan