-
Haruskah Umat Kristiani Menggunakan Rosario?Sedarlah!—1990 (No. 36) | Sedarlah!—1990 (No. 36)
-
-
”MARIA dan Rosario adalah cara terbaik untuk menghampiri Allah Yang Mahakuasa dalam doa.”—Jean.
”Jika anda memerlukan bantuan dari Maria, sangat efektif untuk memperolehnya dengan menggunakan Rosario. Saya tidak pernah pergi ke manapun tanpa membawanya!”—Kevin.
”Kami diajar bahwa kami harus berdoa kepada Allah melalui Maria.”—Jeannine, bekas biarawati Katolik.
Apakah ada dasar yang benar untuk begitu bergantung kepada Rosario? Apakah Allah, Kristus, atau Maria menganjurkan untuk menggunakannya? Apa yang dikatakan oleh sejarah dan Firman Allah yang Suci mengenai hal ini?
-
-
Haruskah Umat Kristiani Menggunakan Rosario?Sedarlah!—1990 (No. 36) | Sedarlah!—1990 (No. 36)
-
-
Maria dan Rosario
Maria disebut ”Ratu Rosario Suci”. Ia dianggap telah mengingatkan umat Katolik untuk ”Berdoa Rosario”. Rosario yang paling umum, ”Rosario dari Perawan Maria yang Diberkati”, ditelusuri berasal dari abad ke-12 M. dan sampai pada bentuknya yang sekarang pada abad ke-15. Rosario dan Maria bergandengan tangan, karena ia dipandang sebagai penganjur Rosario dan pribadi yang paling penting kepada siapa doa ditujukan.
Mengapa Maria dan Rosario begitu ditekankan? Sebagai jawaban para pakar Katolik menunjuk kepada apa yang dikatakan malaikat Gabriel kepada Maria, ”Bergembiralah, perempuan yang sangat dikasihi! Tuhan menyertai engkau.” (Lukas 1:28, The New American Bible) Maria menyadari bahwa peranannya dalam mengandung dan melahirkan Yesus, meskipun penting, tidak ada artinya jika dibandingkan dengan kedudukan mulia yang akan diterima oleh Anak yang dikandungnya. Berkenaan dia, malaikat Gabriel selanjutnya berkata, ”Besar kehormatannya dan ia akan disebut Anak Yang Mahatinggi. Tuhan Allah akan memberinya takhta Daud bapanya. . . . PemerintahanNya tidak akan berkesudahan.”—Lukas 1:32, 33, NAB.
Camkan bahwa perhatian kelak tidak akan dipusatkan pada Maria, tetapi pada Anak yang akan ia kandung—Yesus. Dialah yang akan menjadi besar dan memerintah sebagai Raja. (Filipi 2:9, 10) Sama sekali tidak dikatakan bahwa Maria akan diangkat sebagai ”Ratu Rosario Suci”. Tetapi, Maria memang menerima berkat; ia menjadi ibu Yesus.—Lukas 1:42.
Maria bukan wanita yang ambisius, mencari kedudukan. Ia bahagia dan puas menjadi penyembah yang rendah hati dari Allah Yang Mahatinggi. Sifatnya yang lembut, dan ketundukannya dinyatakan melalui jawaban kepada malaikat Gabriel ketika ia berkata, ”Aku ini adalah hamba Tuhan.” (Lukas 1:38) Sepanjang hidupnya, Maria membuktikan diri sebagai wanita beriman yang tulus, cinta akan kebenaran, murid Kristus Yesus yang loyal dan setia yang bergabung dengan sesama penyembah dalam berdoa kepada Allah Yang Mahakuasa dengan rendah hati. Umat Kristiani pada masa awal berdoa bersama dengan Maria, bukan kepada dia.—Kisah 1:13, 14.
-