PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Memperhatikan Kepentingan Orang-Orang Tua
    Menara Pengawal—1987 (Seri 37) | Menara Pengawal—1987 (Seri 37)
    • 1, 2. (a) Bagaimana badan pimpinan di abad pertama memperlihatkan minat dalam kebutuhan orang-orang tua? (b) Apa buktinya bahwa pekerjaan pengabaran tidak diabaikan?

      TIDAK lama setelah hari Pentakosta tahun 33 M. ”timbullah sungut-sungut [dalam sidang Kristen] di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari [yaitu pembagian makanan kepada orang miskin]”. Sejumlah dari janda-janda ini pasti sudah tua dan tidak dapat mengurus diri sendiri. Bagaimanapun juga, rasul-rasul sendiri turun tangan, dan mengatakan, ”Pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas [”urusan penting”, NW] itu.”—Kisah 6:1-3.

      2 Jadi orang Kristen yang mula-mula menganggap soal mengurus orang miskin sebagai ”urusan penting”. Bertahun-tahun kemudian sang murid Yakobus menulis, ”Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka.” (Yakobus 1:27) Maka, apakah ini berarti bahwa pekerjaan pengabaran yang sangat penting harus diabaikan? Tidak, karena dalam buku Kisah Para Rasul dikatakan bahwa setelah tugas membantu janda-janda diorganisasi dengan sepatutnya, ”firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak”.—Kisah 6:7.

  • Memperhatikan Kepentingan Orang-Orang Tua
    Menara Pengawal—1987 (Seri 37) | Menara Pengawal—1987 (Seri 37)
    • Menghormati Janda-Janda

      4. (a) Mengapa dan bagaimana sidang di abad pertama ’menghormati’ janda-janda? (b) Apakah penyelenggaraan sedemikian selalu perlu?

      4 Dalam 1 Timotius pasal 5, Paulus menunjukkan bagaimana orang Kristen yang mula-mula mengurus janda-janda tua di sidang. Ia menganjurkan Timotius, ”Hormatilah janda-janda yang benar-benar janda.” (Ayat 3) Janda-janda yang sudah tua khusus disebutkan layak untuk dihormati dalam bentuk bantuan keuangan secara tetap tentu. Orang-orang sedemikian sama sekali tidak mendapat bantuan jasmani apapun dan hanya dapat ”menaruh harapannya kepada Allah dan bertekun dalam permohonan dan doa siang malam”. (Ayat 5) Bagaimana doa-doa mereka memohonkan bantuan dijawab? Melalui sidang. Dengan cara terorganisasi, janda-janda yang layak menerima dibantu dengan biaya hidup yang bersahaja. Memang, jika seorang janda cukup berada atau mempunyai sanak keluarga yang dapat menunjangnya, pemberian sedemikian tidak perlu.—Ayat 4, 16.

      5. (a) Bagaimana ada janda-janda yang ingin ”hidup mewah dan berlebih-lebihan”? (b) Apakah sidang wajib membantu orang-orang sedemikian?

      5 ”Tetapi seorang janda yang hidup mewah dan berlebih-lebihan,” Paulus memperingatkan, ”ia sudah mati [secara rohani] selagi hidup.” (Ayat 6) Paulus tidak menjelaskan bagaimana demikian halnya dengan beberapa janda, karena Kingdom Interlinear secara aksara menyebutnya, ”suka menggoda”. Mungkin beberapa harus berjuang melawan ”keberahian mereka”. (Ayat 11) Akan tetapi menurut Liddell & Scottˈs Greek English Lexicon, ”suka menggoda” juga dapat termasuk ’hidup tenang atau terlalu santai atau dalam pemuasan hawa nafsu’. Pada waktu itu, mungkin ada yang ingin agar sidang membuat mereka lebih kaya, membiayai kehidupan yang mewah, pemuasan diri secara tidak bersahaja. Paulus menyatakan bahwa orang-orang sedemikian tidak memenuhi syarat untuk mendapat bantuan sidang.

      6, 7, dan catatan kaki. (a) Apa gerangan ’daftar’ itu? (b) Mengapa mereka di bawah usia 60 tidak memenuhi syarat untuk mendapat bantuan? (c) Bagaimana Paulus membantu janda-janda muda agar tidak mendatangkan ”hukuman atas dirinya”?

      6 Paulus kemudian mengatakan, ”Yang didaftarkan [akan menerima bantuan keuangan] sebagai janda, hanyalah mereka yang tidak kurang dari enam puluh tahun.” Pada jaman Paulus seorang wanita yang berusia lebih dari 60 tahun memang dianggap tidak dapat membiayai diri sendiri dan kemungkinan tidak akan menikah lagi.a ”Tolaklah pendaftaran janda-janda yang lebih muda,” kata Paulus, ”Karena apabila mereka sekali digairahkan oleh keberahian yang menceraikan mereka dari Kristus, mereka itu ingin kawin dan dengan memungkiri kesetiaan mereka yang semula kepadaNya, mereka mendatangkan hukuman atas dirinya.”—Ayat 9, 11, 12.

      7 Andaikata ’daftar’ itu terbuka bagi janda-janda muda, ada yang mungkin akan cepat menyatakan keinginan untuk tetap lajang. Tetapi, seraya waktu berlalu, mereka mungkin sulit mengendalikan ’gairah keberahian’ mereka dan ingin menikah lagi, sehingga ’mendatangkan hukuman atas dirinya dengan memungkiri kesetiaan [’janji’, Bode] mereka yang semula’ untuk tetap lajang. (Bandingkan Pengkhotbah 5:2-6.) Paulus menghindari problem-problem sedemikian, dan menyatakan selanjutnya, ”aku mau supaya janda-janda yang muda kawin lagi, beroleh anak”.—Ayat 14.

      8. (a) Bagaimana nasihat Paulus melindungi sidang? (b) Apakah janda-janda muda atau pria-pria tua yang jatuh miskin juga diurus?

      8 Rasul itu juga hanya mendaftarkan mereka yang untuk jangka waktu lama telah melaksanakan dinas Kristen dengan baik. (Ayat 10) Jadi sidang bukan suatu ”lembaga kesejahteraan sosial” bagi orang yang malas atau tamak. (2 Tesalonika 3:10, 11) Tetapi bagaimana dengan pria-pria tua atau janda-janda muda? Jika mereka jatuh miskin, secara pribadi anggota-anggota sidang pasti akan memelihara mereka.—Bandingkan 1 Yohanes 3:17, 18.

      9. (a) Mengapa penyelenggaraan untuk memelihara orang-orang tua dewasa ini berbeda dari yang diatur pada abad pertama? (b) Pembahasan Paulus mengenai janda-janda di 1 Timotius pasal 5 membantu kita menyadari apa dewasa ini?

      9 Penyelenggaraan sedemikian kemungkinan besar cukup memadai untuk kebutuhan sidang-sidang di abad pertama. Namun seperti dikatakan The Expositorˈs Bible Commentary, ”Dewasa ini, dengan adanya jaminan atau asuransi, jaminan sosial, dan kesempatan kerja, keadaannya jauh berbeda.” Akibat dari perubahan dalam keadaan sosial dan ekonomi, sidang-sidang dewasa ini hampir tidak perlu mempunyai daftar dari orang-orang tua yang harus diberi tunjangan. Meskipun demikian, kata-kata Paulus kepada Timotius membantu kita untuk menyadari: (1) Problem dari orang-orang tua merupakan urusan seluruh sidang—terutama para penatua. (2) Pemeliharaan atas orang-orang tua harus diorganisasi dengan sepatutnya. (3) Pemeliharaan sedemikian terbatas kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan