-
Bantulah Pria-Pria Maju Secara RohaniMenara Pengawal—2011 | 15 November
-
-
Bantulah Pria-Pria Maju Secara Rohani
”Mulai sekarang engkau akan menangkap manusia hidup-hidup.”—LUK. 5:10.
1, 2. (a) Bagaimana tanggapan pria-pria atas pengabaran Yesus? (b) Apa yang akan kita bahas dalam artikel ini?
YESUS dan murid-muridnya sedang melakukan pengabaran ke seluruh Galilea. Suatu hari, mereka naik perahu dan pergi ke tempat yang sepi. Tetapi, orang banyak mengikuti dia ke tempat itu dengan berjalan kaki. Jumlah mereka ”kira-kira lima ribu pria selain wanita dan anak-anak kecil”. (Mat. 14:21) Pada peristiwa lain, sekelompok orang mendatangi Yesus untuk disembuhkan dan diajar olehnya. Mereka semua berjumlah ”empat ribu pria, selain wanita dan anak kecil”. (Mat. 15:38) Jelaslah, di antara orang-orang itu, ada banyak pria yang datang kepada Yesus dan berminat pada ajarannya. Dan, Yesus juga tahu bahwa lebih banyak orang akan menerima kebenaran. Setelah ia secara mukjizat membuat murid-muridnya menangkap banyak sekali ikan, Yesus mengatakan kepada Simon, ”Mulai sekarang engkau akan menangkap manusia hidup-hidup.” (Luk. 5:10) Murid-muridnya akan menebarkan jala di lautan manusia dan ’tangkapan’ mereka akan mencakup banyak pria.
2 Dewasa ini, banyak pria memperlihatkan minat pada berita Alkitab yang kita sampaikan dan mau belajar Alkitab. (Mat. 5:3) Namun, banyak yang menahan diri dan tidak maju secara rohani. Bagaimana kita dapat membantu mereka? Dalam pelayanannya, Yesus tidak membedakan cara ia mengabar kepada kaum pria. Tetapi, ia menunjukkan cara mengatasi hal-hal yang dikhawatirkan kaum pria pada zamannya. Dengan bantuan teladannya, mari kita cari tahu bagaimana kita bisa membantu pria-pria mengatasi tiga kekhawatiran yang umum dewasa ini: (1) soal mencari nafkah, (2) takut akan pandangan orang lain, dan (3) perasaan kurang percaya diri.
Mencari Nafkah
3, 4. (a) Apa yang terutama dikhawatirkan banyak pria? (b) Mengapa kaum pria lebih mementingkan soal mencari nafkah dibanding hal-hal rohani?
3 ”Guru, aku akan mengikuti engkau ke mana pun engkau pergi,” kata seorang penulis kepada Yesus. Namun, ketika Yesus mengatakan bahwa ”Putra manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalanya”, penulis itu pun ragu-ragu. Alkitab tidak mengatakan bahwa ia akhirnya menjadi pengikut Kristus. Mungkin ia mengkhawatirkan apa yang akan ia makan dan di mana ia akan tinggal.—Mat. 8:19, 20.
4 Banyak pria menganggap uang dan pekerjaan lebih penting daripada hal-hal rohani. Mereka lebih mementingkan pendidikan tinggi dan pekerjaan bergaji besar. Dalam pikiran mereka, mencari uang jauh lebih urgen dan praktis dibanding belajar Alkitab dan menjalin hubungan yang akrab dengan Allah. Mereka mungkin menyukai ajaran Alkitab tetapi ”kekhawatiran sistem ini dan tipu daya kekayaan” membuat mereka berhenti belajar tentang Allah. (Mrk. 4:18, 19) Perhatikan bagaimana Yesus membantu murid-muridnya memutuskan apa yang paling penting dalam kehidupan.
5, 6. Apa yang membantu Andreas, Petrus, Yakobus, dan Yohanes menentukan pekerjaan terpenting yang harus mereka lakukan?
5 Andreas dan saudaranya, Simon Petrus, adalah mitra dalam usaha penangkapan ikan. Mereka bekerja sama dengan Yohanes dan saudaranya, Yakobus, beserta ayah mereka, Zebedeus. Usaha mereka cukup maju sampai-sampai perlu mempekerjakan orang lain. (Mrk. 1:16-20) Ketika Andreas dan Yohanes mendengar tentang Yesus dari Yohanes Pembaptis, mereka pun yakin telah menemukan Sang Mesias. Andreas memberi tahu saudaranya, Simon Petrus, dan mungkin Yohanes juga memberi tahu Yakobus. (Yoh. 1:29, 35-41) Beberapa bulan berikutnya, mereka menemani Yesus dalam pengabarannya di Galilea, Samaria, dan Yudea. Setelah itu, keempat murid kembali ke bisnis mereka. Mereka berminat pada hal-hal rohani, namun mereka tidak menganggap bahwa pengabaran itu lebih penting.
6 Beberapa waktu kemudian, Yesus mengundang Petrus dan Andreas untuk ikut bersamanya dan menjadi ”penjala manusia”. Apa tanggapan mereka? ”Saat itu juga mereka meninggalkan jala dan mengikuti dia.” Demikian pula dengan Yakobus dan Yohanes. ”Mereka segera meninggalkan perahu dan bapak mereka, lalu mengikuti dia.” (Mat. 4:18-22) Apa yang mendorong mereka untuk beralih ke pelayanan sepenuh waktu? Apakah itu hanya luapan emosi sesaat? Sama sekali bukan! Pada bulan-bulan sebelumnya, mereka mendengarkan Yesus, melihat ia mengadakan mukjizat, mengamati semangatnya dalam menegakkan keadilbenaran, dan menyaksikan tanggapan luar biasa atas pengabarannya. Hasilnya, iman mereka kepada Yehuwa dan keyakinan mereka kepada-Nya semakin kuat!
7. Bagaimana kita dapat membantu pelajar Alkitab mengandalkan Yehuwa?
7 Bagaimana kita dapat meniru Yesus sewaktu membantu pelajar Alkitab kita mengandalkan Yehuwa? (Ams. 3:5, 6) Hal-hal yang kita tonjolkan sewaktu mengajar mereka sangat menentukan. Sewaktu mengajar, kita dapat menyoroti janji Allah untuk memberkati kita dengan limpah jika kita menomorsatukan Kerajaan. (Baca Maleakhi 3:10; Matius 6:33.) Meskipun kita dapat menggunakan banyak ayat untuk menandaskan bahwa Yehuwa menyediakan kebutuhan umat-Nya, kita hendaknya tidak lupa untuk mengajar melalui teladan kita. Ceritakanlah pengalaman pribadi. Ini bisa membantu pelajar kita mengembangkan kepercayaan kepada Yehuwa. Kita juga dapat menceritakan pengalaman membina yang kita baca dalam publikasi kita.a
8. (a) Mengapa pelajar Alkitab perlu ’mengecap dan melihat bahwa Yehuwa itu baik’? (b) Bagaimana kita dapat membantu pelajar kita merasakan sendiri kebaikan Yehuwa?
8 Pelajar Alkitab tidak dapat memiliki iman yang kuat jika ia hanya membaca dan mendengar pengalaman orang-orang yang diberkati Yehuwa. Ia harus merasakan sendiri kebaikan Yehuwa. Sang pemazmur bernyanyi, ”Kecaplah dan lihatlah bahwa Yehuwa itu baik, hai, kamu sekalian; berbahagialah laki-laki yang berlindung kepadanya.” (Mz. 34:8) Bagaimana kita bisa membantu pelajar Alkitab merasakan bahwa Yehuwa itu baik? Misalnya, seorang pelajar yang punya problem keuangan berupaya mengatasi kebiasaan buruk seperti merokok, berjudi, atau minum berlebihan. (Ams. 23:20, 21; 2 Kor. 7:1; 1 Tim. 6:10) Kita bisa mengajarinya berdoa meminta bantuan Allah untuk mengatasi kebiasaan buruknya. Kalau ia berhasil, ia akan merasakan bahwa Yehuwa itu baik. Pikirkan juga manfaatnya jika kita menganjurkan dia untuk mendahulukan hal-hal rohani dengan meluangkan waktu untuk belajar Alkitab, mempersiapkan dan menghadiri perhimpunan setiap minggu. Pastilah, seraya ia sendiri merasakan berkat Yehuwa atas upayanya, imannya akan bertambah kuat!
Takut Akan Pandangan Orang Lain
9, 10. (a) Mengapa Nikodemus dan Yusuf dari Arimatea tidak mengaku sebagai murid Yesus? (b) Dewasa ini, mengapa ada pria-pria yang takut mengikuti Yesus?
9 Beberapa pria mungkin ragu-ragu menjadi pengikut Kristus, karena takut akan pandangan orang lain. Nikodemus dan Yusuf dari Arimatea tidak mengaku sebagai murid Yesus karena takut akan pandangan dan tindakan orang Yahudi seandainya ketahuan. (Yoh. 3:1, 2; 19:38) Rasa takut ini bukannya tanpa alasan. Para pemimpin agama sangat membenci Yesus sehingga siapa pun yang beriman kepadanya akan dikeluarkan dari sinagoga.—Yoh. 9:22.
10 Di beberapa tempat dewasa ini, jika seorang pria sangat berminat pada agama, Allah, atau Alkitab, dia mungkin akan dikritik oleh rekan sekerja, kenalan, atau kerabatnya. Di tempat lain, keselamatan seseorang bisa terancam jika ia menyatakan keinginannya untuk pindah agama. Tekanan dari orang lain bisa jadi sangat besar pengaruhnya bagi pria-pria yang berkecimpung di bidang militer, politik, atau kemasyarakatan. Misalnya, seorang pria di Jerman mengakui, ”Apa yang kalian Saksi-Saksi kabarkan tentang Alkitab memang benar. Tetapi, jika saya menjadi seorang Saksi hari ini, besok semua orang akan tahu. Apa pendapat mereka tentang saya di tempat kerja, di lingkungan tempat tinggal, dan di klub di mana saya dan sanak saudara saya bergabung? Saya tidak tahan menghadapi semua itu.”
11. Bagaimana Yesus membantu murid-muridnya mengatasi takut akan manusia?
11 Para rasul Yesus bukanlah pengecut. Tetapi, kadang-kadang mereka takut akan manusia. (Mrk. 14:50, 66-72) Bagaimana Yesus membantu mereka membuat kemajuan sekalipun menghadapi tekanan yang hebat dari orang lain? Yesus mengambil langkah-langkah untuk mempersiapkan murid-muridnya terhadap tentangan di kemudian hari. ”Berbahagialah kamu apabila orang membenci kamu,” katanya, ”dan apabila mereka mengucilkan kamu dan mencela kamu dan mencampakkan namamu sebagai fasik demi Putra manusia.” (Luk. 6:22) Yesus memperingatkan para pengikutnya bahwa mereka akan dicela ”demi Putra manusia”. Yesus juga memberi jaminan bahwa Allah akan mendukung mereka jika mereka terus mengandalkan bantuan dan kekuatan-Nya. (Luk. 12:4-12) Selain itu, Yesus mengajak orang-orang baru bergaul dengan murid-muridnya dan menjadi teman mereka.—Mrk. 10:29, 30.
12. Dengan cara apa saja kita dapat membantu orang-orang baru mengatasi rasa takut akan manusia?
12 Kita juga perlu membantu pelajar Alkitab mengatasi rasa takut akan manusia. Suatu tantangan lebih mudah diatasi jika sudah diantisipasi. (Yoh. 15:19) Misalnya, bantulah dia mempersiapkan jawaban berdasarkan Alkitab yang sederhana dan masuk akal untuk menanggapi pertanyaan atau keberatan dari rekan kerja atau orang lain. Selain itu, kita dapat menjadi temannya dan memperkenalkan dia kepada saudara-saudari di sidang, khususnya yang punya kesamaan dengannya. Yang terpenting, kita harus mengajarnya untuk berdoa secara rutin dan dari hati. Ini dapat membantunya mendekat kepada Allah dan menjadikan Yehuwa sebagai Gunung Batu dan Perlindungannya.—Baca Mazmur 94:21-23; Yakobus 4:8.
Kurang Percaya Diri
13. Mengapa beberapa pria menahan diri untuk berpartisipasi dalam hal-hal rohani?
13 Ada pria-pria yang menahan diri untuk berpartisipasi dalam hal-hal rohani di sidang karena mereka tidak lancar membaca, tidak fasih menyatakan diri, atau pada dasarnya pemalu. Yang lainnya merasa canggung untuk menyatakan pendapat atau perasaannya di hadapan banyak orang. Mereka merasa takut sewaktu membayangkan harus belajar, memberi komentar di perhimpunan, atau menceritakan iman mereka kepada orang lain. ”Sewaktu saya masih kecil,” kata seorang saudara, ”saya selalu berjalan cepat-cepat ke pintu, berpura-pura menekan bel pintu dan diam-diam berjalan pergi, sambil berharap tidak ada seorang pun yang mendengar atau melihat saya. . . . Gagasan untuk pergi dari rumah ke rumah membuat saya sakit.”
14. Mengapa murid-murid Yesus tidak dapat menyembuhkan anak yang kerasukan hantu?
14 Bayangkan perasaan murid-murid Yesus ketika mereka tidak dapat menyembuhkan seorang anak yang kerasukan hantu. Bapak anak itu datang kepada Yesus dan mengatakan, ”[Putraku] sakit ayan dan sedang sakit, sebab dia sering jatuh ke dalam api dan sering ke dalam air; dan aku membawanya kepada murid-muridmu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkan dia.” Yesus mengusir hantu tersebut dan anak itu pun sembuh. Belakangan, murid-murid mendekati Yesus dan bertanya, ”Mengapa kami tidak dapat mengusirnya?” Yesus menjawab, ”Oleh karena imanmu kecil. Sebab dengan sungguh-sungguh aku mengatakan kepadamu: Jika kamu mempunyai iman sebesar biji moster, kamu akan mengatakan kepada gunung ini, ’Pindahlah dari sini ke sana’, dan itu akan pindah, dan tidak akan ada yang mustahil bagimu.” (Mat. 17:14-20) Orang yang beriman kepada Yehuwa sanggup mengatasi rintangan yang bagaikan gunung. Namun, jika ia mengandalkan kesanggupannya sendiri, ia akan gagal dan merasa tidak cukup cakap untuk melayani Yehuwa.
15, 16. Bagaimana kita dapat membantu pelajar Alkitab mengatasi perasaan kurang percaya diri?
15 Cara yang baik untuk membantu seseorang mengatasi perasaan kurang percaya diri adalah dengan menganjurkan dia untuk tidak mengandalkan kemampuannya sendiri tetapi beriman bahwa Yehuwa akan membantu. Petrus menulis, ”Hendaklah kamu merendahkan diri di bawah tangan Allah yang perkasa, agar ia meninggikan kamu pada waktunya; seraya kamu melemparkan semua kekhawatiranmu kepadanya.” (1 Ptr. 5:6, 7) Kita harus membantu pelajar Alkitab kita untuk mengasihi Yehuwa dan ingin dibimbing oleh-Nya. Ini berarti ia harus mengasihi Firman Allah dan memperlihatkan ”buah roh” dalam kehidupannya. (Gal. 5:22, 23) Ia harus menganggap doa sangat penting. (Flp. 4:6, 7) Selain itu, ia harus berpaling kepada Allah, memohon keberanian dan kekuatan untuk menghadapi situasi apa pun atau agar berhasil melaksanakan tugas apa pun.—Baca 2 Timotius 1:7, 8.
16 Beberapa orang juga perlu bantuan untuk meningkatkan kesanggupan membaca, bercakap-cakap, atau berbicara di hadapan umum. Yang lainnya mungkin merasa tidak layak melayani Allah karena pernah melakukan perbuatan buruk sebelum mengenal Yehuwa. Apa pun situasinya, yang mereka butuhkan adalah kasih dan kesabaran kita. ”Orang sehat tidak membutuhkan tabib,” kata Yesus, ”tetapi orang sakit membutuhkannya.”—Mat. 9:12.
Bantulah Lebih Banyak Pria
17, 18. (a) Bagaimana kita dapat menjumpai lebih banyak pria dalam pelayanan? (b) Apa yang akan kita pelajari selanjutnya?
17 Kita ingin agar lebih banyak pria menyambut berita Alkitab yang dapat membuat orang benar-benar bahagia. (2 Tim. 3:16, 17) Jadi, bagaimana kita bisa menjumpai lebih banyak pria dalam pelayanan? Dengan memberikan kesaksian pada petang hari, pada sore hari di akhir pekan, atau pada hari libur sewaktu banyak pria ada di rumah. Penyiar pria bisa meminta untuk bertemu dengan kepala keluarga jika memungkinkan. Cobalah berikan kesaksian tidak resmi kepada rekan kerja pria jika cocok dan mendekati suami tidak seiman dari saudari-saudari kita di sidang.
18 Dengan mengabar kepada setiap orang yang kita jumpai, kita dapat yakin bahwa orang-orang yang mencari kebenaran akan menyambut berita kita. Mari kita dengan sabar membantu semua yang benar-benar berminat pada kebenaran. Namun, bagaimana kita dapat membantu pria-pria terbaptis di sidang agar memiliki keinginan dan memenuhi syarat untuk mengemban tanggung jawab dalam organisasi Allah? Artikel berikut akan menjawabnya.
[Catatan Kaki]
a Lihat Buku Tahunan Saksi-Saksi Yehuwa dan juga kisah-kisah hidup yang diterbitkan dalam Menara Pengawal dan Sedarlah!
-
-
Latihlah Pria-Pria Meraih Hak IstimewaMenara Pengawal—2011 | 15 November
-
-
Latihlah Pria-Pria Meraih Hak Istimewa
”Setiap orang yang diajar dengan sempurna akan menjadi seperti gurunya.”—LUK. 6:40.
1. Selama pelayanannya di bumi, apa yang telah Yesus lakukan?
RASUL YOHANES mengakhiri catatan Injil-nya dengan mengatakan, ”Sebenarnya, ada banyak hal lain lagi yang Yesus lakukan, yang, seandainya semuanya itu ditulis dengan perincian yang lengkap, aku kira, dunia ini tidak dapat memuat gulungan-gulungan yang ditulis itu.” (Yoh. 21:25) Yesus melaksanakan banyak hal dalam pelayanannya yang singkat. Di antaranya adalah mencari, melatih, dan mengorganisasi pria-pria yang akan meneruskan pekerjaannya. Ketika kembali ke surga pada 33 M, Yesus telah membubuh fondasi untuk suatu sidang jemaat yang jumlahnya segera menjadi ribuan.—Kis. 2:41, 42; 4:4; 6:7.
2, 3. (a) Mengapa dibutuhkan lebih banyak saudara untuk melayani di sidang? (b) Apa yang akan dibahas dalam artikel ini?
2 Dewasa ini, ada lebih dari tujuh juta pemberita Kerajaan yang aktif di lebih dari 100.000 sidang di seluruh dunia. Maka, dibutuhkan lebih banyak pria untuk mengemban tanggung jawab di sidang, antara lain sebagai penatua. Mereka yang berupaya meraih hak istimewa dinas ini patut dipuji, karena mereka ”menginginkan pekerjaan yang baik”.—1 Tim. 3:1.
3 Namun, pria-pria tidak secara otomatis memenuhi syarat untuk mengemban hak istimewa di sidang. Pendidikan sekuler ataupun pengalaman hidup tidak mempersiapkan mereka untuk pekerjaan ini. Mereka harus memenuhi syarat yang ditetapkan Alkitab bagi pria-pria yang melayani di sidang. Bagaimana kita bisa membantu mereka? Yesus mengatakan, ”Setiap orang yang diajar dengan sempurna akan menjadi seperti gurunya.” (Luk. 6:40) Dalam artikel ini kita akan membahas beberapa cara yang digunakan Guru yang Agung, Yesus Kristus, dalam membantu murid-muridnya mengemban tanggung jawab yang lebih besar, dan kita akan menarik pelajaran darinya.
”Aku Menyebut Kamu Sahabat”
4. Bagaimana Yesus menunjukkan bahwa ia adalah sahabat sejati murid-muridnya?
4 Yesus memperlakukan murid-muridnya sebagai sahabat dan bukan bawahan. Ia sering bersama mereka, memercayai dan ’memberi tahu mereka segala perkara yang ia dengar dari Bapaknya’. (Baca Yohanes 15:15.) Bayangkan betapa senangnya mereka sewaktu Yesus menjawab pertanyaan mereka, ”Apa yang akan menjadi tanda kehadiranmu dan tanda penutup sistem ini?” (Mat. 24:3, 4) Ia juga memberi tahu para pengikutnya apa yang ia pikirkan dan rasakan. Pada malam sebelum ia ditangkap, Yesus mengajak Petrus, Yakobus, dan Yohanes ke Taman Getsemani. Di sana, ia berdoa dengan sungguh-sungguh karena susah hati. Yesus tidak menyembunyikan perasaannya sehingga mereka pasti merasakan penderitaannya yang hebat. (Mrk. 14:33-38) Pada kesempatan lain, ia menguatkan mereka saat transfigurasi. (Mrk. 9:2-8; 2 Ptr. 1:16-18) Berkat persahabatan yang akrab dengan Yesus, murid-muridnya mendapat kekuatan untuk melaksanakan tugas yang berat di kemudian hari.
5. Dengan cara apa saja para penatua Kristen membantu orang lain?
5 Seperti Yesus, para penatua dewasa ini membantu orang lain dan menjadi sahabat mereka. Dengan meluangkan waktu dan menunjukkan minat pribadi, mereka menjalin hubungan yang hangat dan akrab dengan rekan seiman. Kadang-kadang, ada hal-hal yang tidak boleh diungkapkan para penatua. Tetapi, mereka memberitahukan apa yang mereka pelajari dari Firman Allah. Mereka percaya kepada saudara-saudara mereka. Para penatua tidak memandang rendah hamba pelayanan yang lebih muda. Sebaliknya, para penatua memandang mereka sebagai pria-pria rohani yang bersama-sama melayani sidang dan yang kelak akan mengemban tanggung jawab lebih besar.
”Aku Menetapkan Pola Bagimu”
6, 7. Teladan apa yang Yesus berikan kepada murid-muridnya? Apa manfaatnya bagi mereka?
6 Meskipun murid-murid Yesus menghargai hal-hal rohani, cara berpikir mereka kadang-kadang dipengaruhi oleh latar belakang dan budaya mereka. (Mat. 19:9, 10; Luk. 9:46-48; Yoh. 4:27) Namun, Yesus tidak mengkhotbahi atau mengancam mereka. Ia juga tidak menuntut hal-hal yang tidak masuk akal. Dan, ia tidak pernah meminta mereka melakukan apa yang ia sendiri tidak akan lakukan. Yesus mengajar mereka melalui teladan.—Baca Yohanes 13:15.
7 Teladan apa yang Yesus tinggalkan bagi murid-muridnya? (1 Ptr. 2:21) Ia hidup sederhana agar ia dapat melayani orang lain dengan leluasa. (Luk. 9:58) Yesus bersahaja dan ajarannya selalu berdasarkan Alkitab. (Yoh. 5:19; 17:14, 17) Ia mudah didekati dan baik hati. Apa pun yang ia lakukan selalu dimotivasi oleh kasih. (Mat. 19:13-15; Yoh. 15:12) Teladan Yesus sangat bermanfaat bagi murid-muridnya. Misalnya, Yakobus tidak takut menghadapi kematian, tetapi dengan loyal melayani Allah sampai ia dieksekusi. (Kis. 12:1, 2) Yohanes dengan setia mengikuti jejak Yesus selama lebih dari 60 tahun.—Pny. 1:1, 2, 9.
8. Teladan apa yang diberikan para penatua kepada pria-pria muda dan orang lain?
8 Para penatua dapat menjadi teladan bagi pria-pria muda dengan memperlihatkan kerendahan hati dan kasih, serta menggunakan waktu dan tenaga bagi orang lain. (1 Ptr. 5:2, 3) Selain itu, para penatua merasa puas karena memberikan contoh yang baik sehingga orang lain dapat meniru iman, cara mengajar, kehidupan Kristen, dan pelayanan mereka.—Ibr. 13:7.
’Setelah Memberi Perintah, Yesus Mengutus Mereka’
9. Bagaimana kita tahu bahwa Yesus melatih murid-muridnya untuk melaksanakan pekerjaan penginjilan?
9 Setelah dengan penuh semangat melaksanakan pelayanannya selama dua tahun, Yesus meluaskan kegiatan pengabarannya dengan mengutus ke-12 rasulnya. Pertama-tama, ia memberi mereka petunjuk. (Mat. 10:5-14) Sewaktu hendak memberi makan ribuan orang secara mukjizat, Yesus memberi tahu murid-muridnya cara mengorganisasi orang banyak itu dan membagikan makanan. (Luk. 9:12-17) Jelaslah, Yesus melatih murid-muridnya dengan memberikan arahan yang jelas dan spesifik. Karena mendapat pelatihan ini dan bantuan roh kudus, para rasul dapat mengorganisasi pekerjaan pengabaran yang lebih besar sejak 33 M.
10, 11. Dengan cara apa saja orang-orang baru dapat dilatih secara bertahap?
10 Dewasa ini, pelatihan dimulai ketika seseorang belajar Alkitab. Kita mungkin perlu membantunya membaca dengan baik. Seraya kita terus memberikan PAR, kita juga membantunya dengan cara-cara lain. Sewaktu ia mulai berhimpun secara rutin, ia akan dilatih dengan berpartisipasi dalam Sekolah Pelayanan Teokratis, dan menjadi penyiar belum terbaptis. Setelah dibaptis, ia terus mendapat pelatihan dengan ikut memelihara Balai Kerajaan. Seraya waktu berlalu, ia dapat dibantu untuk memahami apa yang diperlukan untuk bisa menjadi hamba pelayanan.
11 Sewaktu memberikan tugas kepada saudara terbaptis, seorang penatua dengan senang hati menjelaskan prosedur organisasi dan memberikan petunjuk yang dibutuhkan. Saudara yang sedang dilatih harus memahami apa yang perlu ia lakukan. Jika ia mengalami kesulitan dalam melaksanakannya, penatua yang pengasih tidak cepat-cepat menyimpulkan bahwa ia tidak memenuhi syarat. Sebaliknya, sang penatua dengan baik hati menjelaskan lagi apa yang perlu ia lakukan dan caranya. Sewaktu seorang saudara menyambut bantuan yang diberikan dan merasakan sukacita karena melayani orang lain di sidang, para penatua pun ikut senang.—Kis. 20:35.
’Orang Berhikmat Mendengarkan Nasihat’
12. Mengapa nasihat Yesus efektif?
12 Yesus melatih murid-muridnya dengan memberikan nasihat sesuai dengan kebutuhan mereka. Misalnya, ia menegur Yakobus dan Yohanes karena ingin agar api turun dari langit untuk membinasakan orang-orang Samaria yang menolak mereka. (Luk. 9:52-55) Sewaktu ibu Yakobus dan Yohanes mendekati Yesus untuk meminta agar putra-putranya diberi tempat terkemuka di Kerajaan, Yesus berbicara langsung kepada Yakobus dan Yohanes, ”Berkenaan dengan duduk di sebelah kananku dan di sebelah kiriku, aku tidak berhak memberikannya, tetapi itu telah dipersiapkan oleh Bapakku untuk orang-orang tertentu.” (Mat. 20:20-23) Setiap kali, Yesus memberikan nasihat yang jelas, dapat diterapkan, dan berdasarkan pada prinsip Firman Allah. Ia mengajar murid-muridnya untuk berpikir dan bertindak selaras dengan Firman Allah. (Mat. 17:24-27) Yesus juga menyadari keterbatasan para pengikutnya dan tidak mengharapkan kesempurnaan. Ia memberikan nasihat karena ia mengasihi mereka.—Yoh. 13:1.
13, 14. (a) Siapa yang membutuhkan nasihat? (b) Berilah contoh nasihat pribadi yang dapat diberikan oleh penatua kepada orang yang tidak maju secara rohani.
13 Saudara yang berupaya meraih hak istimewa di sidang kadang-kadang membutuhkan nasihat. ”Orang yang mendengarkan nasihat berhikmat,” kata Amsal 12:15. Seorang saudara muda mengatakan bahwa ia pernah merasa kurang cakap untuk melayani. Seorang penatua membantunya memahami bahwa ia tidak perlu sempurna untuk dapat melayani.
14 Jika para penatua mengamati bahwa tingkah laku seorang saudara menghambat kemajuan rohaninya, mereka akan berinisiatif untuk membantunya dengan ”roh kelemahlembutan”. (Gal. 6:1) Kadang-kadang, seseorang perlu dinasihati untuk memperbaiki kepribadiannya. Misalnya, jika seorang saudara kelihatannya kurang mengerahkan diri, seorang penatua dapat menunjukkan bahwa Yesus adalah pemberita Kerajaan yang bersemangat dan menugasi para pengikutnya untuk membuat murid. (Mat. 28:19, 20; Luk. 8:1) Jika seorang saudara tampaknya ambisius, seorang penatua dapat menjelaskan bahwa Yesus mengajar murid-muridnya agar tidak ingin menjadi yang terbesar. (Luk. 22:24-27) Bagaimana jika seorang saudara cenderung tidak mau mengampuni? Seorang penatua dapat membantunya dengan menggunakan ilustrasi tentang budak yang tidak mau membebaskan orang dari utangnya yang kecil padahal ia sendiri sudah dibebaskan dari utang yang jauh lebih besar. (Mat. 18:21-35) Sewaktu para penatua perlu memberikan nasihat, sebaiknya mereka segera melakukannya.—Baca Amsal 27:9.
”Latihlah Dirimu”
15. Bagaimana keluarga seorang saudara dapat mendukungnya dalam melayani orang lain?
15 Para penatua-lah yang terutama berupaya melatih pria-pria untuk meraih hak istimewa, namun orang lain dapat mendukung upaya mereka. Misalnya, keluarga seorang saudara dapat dan hendaknya membantu dia meraih hak istimewa. Jika ia sudah melayani sebagai penatua, istri dan anak-anaknya dapat mendukungnya. Mereka rela berkorban jika ia perlu menggunakan waktu dan tenaganya untuk orang lain. Hal itu sangat penting agar ia dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik. Ia menghargai semangat mereka yang rela berkorban, demikian pula orang-orang lain di sidang.—Ams. 15:20; 31:10, 23.
16. (a) Siapa yang terutama harus berupaya meraih hak istimewa di sidang? (b) Apa yang perlu dilakukan oleh seorang saudara yang ingin melayani sebagai hamba pelayanan atau penatua?
16 Walaupun orang lain dapat membantu dan mendukung seorang saudara untuk meraih hak istimewa, dia sendirilah yang terutama harus mengerahkan upaya. (Baca Galatia 6:5.) Memang, seorang saudara tidak harus menjadi hamba pelayanan atau penatua agar dapat membantu orang lain dan ikut serta sepenuhnya dalam pelayanan. Namun, jika ia ingin meraih hak istimewa di sidang, ia harus berupaya memenuhi persyaratan yang ditetapkan Alkitab. (1 Tim. 3:1-13; Tit. 1:5-9; 1 Ptr. 5:1-3) Jadi, jika seorang saudara ingin melayani sidang tetapi belum dilantik sebagai hamba pelayanan atau penatua, ia hendaknya memikirkan dalam bidang apa saja ia perlu membuat kemajuan rohani. Untuk itu, ia perlu membaca Alkitab secara rutin, belajar dengan rajin, merenung, berdoa dengan sungguh-sungguh, dan bersemangat dalam pelayanan Kristen. Dengan cara-cara itu, ia dapat menerapkan nasihat Paulus kepada Timotius, ”Latihlah dirimu dengan pengabdian yang saleh sebagai tujuanmu.”—1 Tim. 4:7.
17, 18. Apa yang dapat dilakukan seorang saudara terbaptis jika ia merasa tidak cakap, atau ia tidak terdorong untuk melayani?
17 Tetapi, bagaimana jika seorang pria terlalu khawatir atau merasa tidak cakap? Ia sebaiknya mengingat bahwa Allah Yehuwa dan Yesus Kristus melakukan banyak hal untuk kita. Ya, Yehuwa ”setiap hari memikul tanggungan bagi kita”. (Mz. 68:19) Jadi, Bapak surgawi kita dapat membantu seorang saudara memikul tanggung jawab di sidang. Saudara yang belum melayani sebagai hamba pelayanan atau penatua sebaiknya juga mengingat bahwa dibutuhkan banyak pria yang matang untuk mengemban hak istimewa dinas dalam organisasi Allah. Dengan merenungkan hal-hal tersebut, ia akan tergerak untuk berupaya mengatasi perasaan negatifnya. Ia dapat berdoa memohonkan roh kudus, karena buah roh mencakup damai dan pengendalian diri, sifat-sifat yang diperlukan untuk menyingkirkan kekhawatiran dan perasaan tidak cakap. (Luk. 11:13; Gal. 5:22, 23) Dan, kita dapat yakin bahwa Yehuwa memberkati semua orang yang berupaya meraih hak istimewa karena motif yang benar.
18 Seorang saudara terbaptis mungkin memang tidak terdorong untuk melayani di sidang. Apa yang dapat membantunya? Rasul Paulus menulis, ”[Allah], demi apa yang berkenan kepadanya, bertindak dalam dirimu agar kamu mempunyai kemauan dan juga bertindak.” (Flp. 2:13) Allah memberi seseorang keinginan dan kekuatan untuk melayani orang lain dan melakukan kehendak-Nya. (Flp. 4:13) Selain itu, orang Kristen dapat berdoa agar Allah membantunya untuk melakukan apa yang benar.—Mz. 25:4, 5.
19. Apa maksudnya Yehuwa akan mengangkat ”tujuh gembala, ya, delapan bangsawan tinggi”?
19 Yehuwa memberkati upaya para penatua untuk melatih orang lain. Ia juga memberkati orang-orang yang menanggapinya dan berupaya meraih hak istimewa di sidang. Alkitab meyakinkan kita bahwa Yehuwa akan mengangkat ”tujuh gembala, ya, delapan bangsawan tinggi”, artinya akan ada cukup banyak saudara yang cakap untuk melayani sidang. (Mi. 5:5) Kita sangat diberkati karena begitu banyak pria Kristen sedang dilatih dan dengan rendah hati berupaya meraih hak istimewa. Hal ini mendatangkan pujian bagi Yehuwa.
-