PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Rendah Hati Masih Penting
    Menara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2017 | Januari
    • Samuel memarahi Raja Saul

      Rendah Hati Masih Penting

      ”Kepada orang yang rendah hati [Allah] memberikan kebaikan hati yang tidak selayaknya diperoleh.”​—YAK. 4:6.

      NYANYIAN: 38, 69

      COBALAH JELASKAN

      • Mengapa rendah hati itu penting?

      • Apa artinya rendah hati?

      • Bagaimana kita bisa tetap puas dengan tugas dari Yehuwa?

      1, 2. Mengapa Allah tidak senang kepada Saul? (Lihat gambar di awal artikel.)

      SEWAKTU Yehuwa memilih Saul menjadi raja, Saul orang yang rendah hati. (1 Sam. 9:1, 2, 21; 10:20-24) Tapi setelah menjadi raja, dia mulai bertindak lancang. Suatu kali, ribuan orang Filistin datang untuk menyerbu bangsa Israel. Nabi Samuel berjanji akan datang untuk mempersembahkan korban kepada Yehuwa. Tapi, dia belum datang juga, dan banyak orang Israel lari meninggalkan Saul karena ketakutan. Karena tidak sabar, Saul dengan lancang mempersembahkan korban itu sendiri. Dia tidak berhak melakukan itu, dan Yehuwa tidak senang dengan tindakannya.​—1 Sam. 13:5-9.

      2 Saat Samuel datang, dia memarahi Saul karena tidak menaati Yehuwa. Tapi Saul merasa bahwa dia tidak berbuat salah. Dia mencari-cari alasan, bahkan menyalahkan orang lain. (1 Sam. 13:10-14) Sejak itu, Saul sering bertindak lancang. Akibatnya, Yehuwa tidak lagi mengakuinya sebagai raja. (1 Sam. 15:22, 23) Kehidupan Saul berawal dengan baik tapi berakhir dengan tragis.​—1 Sam. 31:1-6.

      3. (a) Apa pendapat banyak orang tentang kerendahan hati? (b) Pertanyaan apa yang akan kita bahas?

      3 Saat ini, banyak yang merasa bahwa orang yang rendah hati tidak bisa sukses. Mereka membanggakan diri agar kelihatan lebih hebat daripada orang lain. Misalnya, seorang aktor terkenal yang juga tokoh politik berkata, ”Rendah hati itu tidak cocok untuk saya. Itu tidak akan pernah cocok untuk saya.” Tapi, mengapa orang Kristen harus rendah hati? Apa artinya rendah hati? Apa pandangan yang benar tentang sifat itu? Dalam artikel ini, kita akan menjawabnya. Dalam artikel berikutnya, kita akan membahas caranya tetap rendah hati meski itu sulit.

      MENGAPA RENDAH HATI ITU PENTING?

      4. Apa artinya bertindak lancang?

      4 Menurut Alkitab, kerendahan hati adalah kebalikan dari keangkuhan. Orang yang angkuh biasanya bertindak lancang. (Baca Yakobus 4:6.) Daud memohon kepada Yehuwa, ”Tahanlah hambamu dari tindakan yang lancang.” (Mz. 19:13) Apa artinya bertindak lancang? Itu berarti melakukan sesuatu yang tidak berhak dilakukan, mungkin karena sombong atau tidak sabar. Kadang, kita semua bertindak lancang karena tidak sempurna. Tapi seperti Raja Saul, jika ini menjadi kebiasaan, Yehuwa tidak senang. Mazmur 119:21 berkata bahwa Yehuwa akan ”menghardik orang-orang lancang”. Mengapa?

      5. Mengapa kelancangan adalah kesalahan yang besar?

      5 Pertama, jika kita bertindak lancang, kita tidak menghormati Yehuwa, Allah dan Penguasa kita. Kedua, kalau kita melakukan sesuatu yang tidak berhak kita lakukan, kemungkinan besar kita akan bertengkar dengan orang lain. (Ams. 13:10) Ketiga, kalau orang lain tahu bahwa kita bertindak lancang, kita akan malu atau diejek orang. (Luk. 14:8, 9) Itulah alasannya Yehuwa ingin agar kita rendah hati.

      ARTI RENDAH HATI

      6, 7. Seperti apa orang yang rendah hati itu?

      6 Orang Kristen yang rendah hati itu tidak sombong. Dia menganggap orang lain lebih tinggi daripada dirinya sendiri. (Flp. 2:3) Dia menyadari bahwa kemampuannya terbatas. Dia mau mengakui kesalahannya. Dia mau mendengarkan pendapat orang lain dan belajar dari mereka. Orang yang rendah hati sangat disayang Yehuwa.

      7 Alkitab menunjukkan bahwa orang yang rendah hati mengenal dirinya dengan baik. Dia juga tahu bahwa ada hal-hal yang tidak bisa atau tidak boleh dia lakukan. Jadi, dia akan menghormati orang lain dan memperlakukan mereka dengan baik.

      8. Cara berpikir apa yang harus kita hindari agar tetap rendah hati?

      8 Tanpa sadar, kita bisa mulai tidak rendah hati karena cara berpikir yang salah. Kita bisa jadi mulai berpikir bahwa diri kita lebih penting daripada orang lain karena kita atau teman kita punya tanggung jawab tertentu di sidang. (Rm. 12:16) Atau, kita mulai menonjolkan diri sendiri. (1 Tim. 2:9, 10) Bahkan, kita mungkin mengatur-atur orang atau melarang orang melakukan sesuatu.​—1 Kor. 4:6.

      9. Mengapa beberapa orang menjadi lancang? Berikan contoh dari Alkitab.

      9 Kita bisa mulai bertindak lancang jika kita tidak mengendalikan keinginan yang salah. Banyak orang menjadi lancang karena ingin mencari nama, iri kepada orang lain, atau tidak mengendalikan emosi. Alkitab mencatat beberapa contohnya, seperti Absalom, Uzzia, dan Nebukhadnezar. Yehuwa menghukum mereka karena mereka tidak rendah hati.​—2 Sam. 15:1-6; 18:9-17; 2 Taw. 26:16-21; Dan. 5:18-21.

      10. Mengapa kita tidak boleh menghakimi orang lain? Berikan contoh dari Alkitab.

      10 Ada alasan lain mengapa orang kadang tidak rendah hati. Perhatikan contoh Abimelekh dan Petrus. (Kej. 20:2-7; Mat. 26:31-35) Apakah mereka lancang? Atau, mungkinkah mereka hanya tidak tahu semua fakta atau bertindak tanpa dipikir? Karena kita tidak bisa membaca hati, kita tidak boleh menghakimi orang lain.​—Baca Yakobus 4:12.

      PERANAN SAUDARA DALAM ORGANISASI ALLAH

      11. Apa yang perlu kita pahami?

      11 Orang yang rendah hati memahami peranannya dalam organisasi Allah. Yehuwa adalah Allah yang teratur. Jadi, tiap anggota sidang punya peranannya masing-masing dan semuanya penting. Yehuwa memberi tiap orang bakat, keterampilan, atau kemampuan yang berbeda-beda. Dia juga mengizinkan kita untuk memutuskan cara menggunakan itu semua. Jika kita rendah hati, kita akan menggunakan apa yang Yehuwa berikan kepada kita dengan cara yang Dia inginkan. (Rm. 12:4-8) Yehuwa ingin agar kita menggunakannya untuk menghormati Dia dan membantu orang lain.​—Baca 1 Petrus 4:10.

      Yesus membantu penciptaan, lahir sebagai manusia, mengajar murid-muridnya, mati sebagai korban, dan memerintah sebagai raja Kerajaan Allah

      Sewaktu tugas kita berubah, apa yang bisa kita pelajari dari teladan Yesus? (Lihat paragraf 12-14)

      12, 13. Apa yang harus kita ingat jika mengalami perubahan dalam pelayanan kepada Yehuwa?

      12 Kita bisa mengalami perubahan dalam pelayanan kepada Yehuwa. Coba pikirkan perubahan apa saja yang Yesus alami. Awalnya, dia hanya hidup berdua bersama Bapaknya. (Ams. 8:22) Lalu, dia membantu Yehuwa menciptakan malaikat, alam semesta, dan manusia. (Kol. 1:16) Kemudian, dia diutus ke bumi, dilahirkan sebagai bayi yang tidak berdaya, dan tumbuh menjadi pria dewasa. (Flp. 2:7) Setelah kematiannya, Yesus kembali ke surga. Dan pada 1914, dia menjadi raja Kerajaan Allah. (Ibr. 2:9) Dan di masa depan, tugasnya akan berubah lagi. Setelah Pemerintahan Seribu Tahun, dia akan mengembalikan Kerajaan itu kepada Yehuwa sehingga ”Allah menjadi segala sesuatu bagi setiap orang”.​—1 Kor. 15:28.

      13 Kehidupan kita juga bisa berubah-ubah. Kadang, tanggung jawab kita berubah karena keputusan kita sendiri. Misalnya, kita memutuskan untuk menikah atau punya anak. Atau, kita mungkin memutuskan untuk membuat beberapa perubahan agar bisa melayani Yehuwa sepenuh waktu. Tanggung jawab kita juga bisa berubah karena keadaan. Kita mungkin bisa melakukan lebih banyak atau malah sebaliknya. Tapi, tidak soal kita tua atau muda, sehat atau tidak, Yehuwa tahu peran terbaik bagi kita dalam melayani-Nya. Dia tidak meminta lebih daripada apa yang sanggup kita berikan. Dan, Dia sangat senang dengan apa pun yang kita lakukan untuk-Nya.​—Ibr. 6:10.

      14. Bagaimana sifat rendah hati bisa membantu kita untuk puas dan bahagia dalam berbagai keadaan?

      14 Yesus senang dengan tugas apa pun dari Yehuwa. Kita juga bisa seperti Yesus. (Ams. 8:30, 31) Orang yang rendah hati puas dengan tugas dan tanggung jawabnya di sidang. Dia tidak membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Sebaliknya, dia puas dengan peranannya dalam organisasi Allah. Dia menganggap itu berasal dari Yehuwa. Orang yang rendah hati juga menghargai orang lain dan rela membantu mereka. Dia menyadari bahwa Yehuwa juga menggunakan orang lain.​—Rm. 12:10.

      PANDANGAN YANG BENAR TENTANG KERENDAHAN HATI

      15. Apa yang bisa kita pelajari dari Gideon?

      15 Kita bisa belajar dari kerendahan hati Gideon. Saat Yehuwa menugaskannya untuk menyelamatkan Israel dari bangsa Midian, Gideon tetap rendah hati. Dia berkata, ”Seribu milikku adalah yang paling kecil di Manasye, dan aku yang paling muda di rumah bapakku.” (Hak. 6:15) Tapi, Gideon percaya kepada Yehuwa dan mau menerima tugas itu. Lalu, dia memastikan bahwa dia benar-benar memahami apa yang Yehuwa minta dan berdoa memohon bimbingan-Nya. (Hak. 6:36-40) Gideon adalah pria yang kuat dan berani, tapi dia juga bijaksana dan cerdik. (Hak. 6:11, 27) Belakangan, saat orang-orang ingin menjadikan Gideon penguasa mereka, dia menolak. Setelah menyelesaikan tugas dari Yehuwa, dia segera pulang.​—Hak. 8:22, 23, 29.

      16, 17. Apa artinya membuat kemajuan bagi orang yang rendah hati?

      16 Jika seseorang mau menerima tugas baru atau ingin berbuat lebih di sidang, itu tidak berarti dia sombong. Malah, Alkitab menganjurkan hamba Yehuwa untuk membuat kemajuan. (1 Tim. 4:13-15) Tapi, apakah untuk membuat kemajuan, seseorang harus mendapat tugas baru? Tidak. Kita semua bisa membuat kemajuan dengan terus memperbaiki sifat-sifat Kristen dan mengasah kemampuan yang Yehuwa berikan kepada kita. Tujuannya adalah untuk melayani Yehuwa dan membantu orang lain dengan lebih baik.

      17 Sebelum menerima sebuah tugas, orang yang rendah hati akan mencari tahu apa yang diminta darinya. Dia mendoakannya dan mempertimbangkan baik-baik apakah dia bisa menjalankan tugas itu. Apakah dia masih punya cukup waktu dan tenaga untuk melakukan hal penting lainnya? Jika tidak, bisakah dia mengalihkan sebagian dari tugasnya yang ada sekarang kepada orang lain? Setelah memikirkan ini, orang yang rendah hati bisa jadi memutuskan bahwa dia tidak sanggup menjalankan tugas baru itu dengan baik. Begitu juga, jika kita rendah hati, kita mungkin harus menolak tugas yang tidak sanggup kita lakukan.

      18. (a) Apa yang akan dilakukan orang yang rendah hati sewaktu diberi tugas baru? (b) Bagaimana Roma 12:3 membantu kita rendah hati?

      18 Yehuwa ingin agar kita ”bersahaja [rendah hati] dalam berjalan” dengan-Nya. (Mi. 6:8) Jadi sewaktu diberi tugas baru, kita akan mencari bimbingan dan bantuan Yehuwa, seperti Gideon. Kita perlu memikirkan dengan sungguh-sungguh apa yang Yehuwa katakan melalui Alkitab dan organisasi-Nya. Ingatlah bahwa apa pun yang bisa kita lakukan dalam pelayanan bukan karena kemampuan kita sendiri. Itu semua karena Yehuwa rendah hati dan mau membantu kita. (Mz. 18:35) Orang yang rendah hati tidak akan ”berpikir bahwa dirinya lebih tinggi daripada yang semestinya”.​—Baca Roma 12:3.

      19. Mengapa kita perlu rendah hati?

      19 Orang yang rendah hati menyadari bahwa hanya Yehuwa yang layak dimuliakan, karena Dia adalah Pencipta dan Pribadi Tertinggi di alam semesta. (Pny. 4:11) Jika kita rendah hati, apa pun yang bisa kita lakukan untuk Yehuwa akan membuat kita bahagia. Kita akan menghargai perasaan dan pendapat saudara-saudari. Hasilnya, kita semua akan bersatu. Orang yang rendah hati akan berpikir baik-baik sebelum bertindak sehingga terhindar dari kesalahan besar. Yehuwa sangat menyayangi orang yang rendah hati. Oleh sebab itu, kerendahan hati sangat penting bagi hamba Allah. Dalam artikel berikutnya, kita akan membahas cara kita bisa tetap rendah hati meski itu sulit.

  • Saudara Bisa Tetap Rendah Hati Meski Sulit
    Menara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2017 | Januari
    • Nabi dari Yehuda ditipu oleh seorang kakek

      Saudara Bisa Tetap Rendah Hati Meski Sulit

      ”[Hendaklah] bersahaja dalam berjalan dengan Allahmu!”​—MI. 6:8.

      NYANYIAN: 48, 95

      BAGAIMANA KERENDAHAN HATI BISA MEMBANTU KITA UNTUK . . .

      • mengerjakan tugas-tugas dengan baik?

      • menanggapi kritikan atau pujian dengan baik?

      • membuat keputusan yang bijaksana?

      1-3. Apa yang tidak dilakukan seorang nabi dari Yehuda, dan apa akibatnya? (Lihat gambar di awal artikel.)

      RAJA YEROBOAM dari Israel mendirikan mezbah untuk menyembah berhala di kota Betel. Jadi, Yehuwa mengutus seorang nabi dari Yehuda untuk menyampaikan hukuman kepada Yeroboam. Nabi yang rendah hati ini taat dan menyampaikan pesan itu. Raja sangat marah kepada sang nabi, tapi Yehuwa melindunginya.​—1 Raj. 13:1-10.

      2 Sebelumnya, Yehuwa memerintahkan nabi itu untuk tidak makan dan minum di Israel dan pulang melalui jalan yang berbeda. Sewaktu pulang, nabi itu bertemu dengan seorang kakek yang menipunya dengan mengatakan bahwa dia membawa berita dari Yehuwa. Kakek itu mengajak sang Nabi ke rumahnya untuk makan. Sang Nabi melanggar perintah Yehuwa dan ikut dengan kakek itu. Ini membuat Yehuwa tidak senang. Dalam perjalanan pulang, seekor singa menerkam dan membunuh nabi itu.​—1 Raj. 13:11-24.

      3 Kita tidak tahu mengapa sang Nabi mendengarkan kakek itu dan tidak menaati Yehuwa. Yang jelas, dia tidak terus ”bersahaja dalam berjalan” dengan Yehuwa. (Baca Mikha 6:8.) Menurut Alkitab, berjalan dengan Yehuwa berarti percaya kepada-Nya, mengandalkan bimbingan-Nya, dan menaati-Nya. Orang yang bersahaja, atau rendah hati, tahu bahwa dia perlu terus meminta petunjuk Yehuwa melalui doa. Jika nabi itu rendah hati, dia seharusnya bertanya kepada Yehuwa apakah perintah-Nya berubah. Kadang, kita sulit membuat keputusan, dan kita mungkin bingung apa yang Yehuwa inginkan dari kita. Tapi kalau kita rendah hati, kita akan meminta bimbingan Yehuwa agar tidak membuat kesalahan besar.

      4. Apa yang akan kita bahas di artikel ini?

      4 Dalam artikel sebelumnya, kita sudah belajar artinya rendah hati dan mengapa itu penting bagi kita. Tapi, bagaimana kita bisa lebih rendah hati? Dan, situasi apa yang bisa membuat kita sulit untuk rendah hati? Mari kita bahas tiga situasi.​—Yak. 4:6.

      SEWAKTU KEADAAN BERUBAH

      5, 6. Apa yang menunjukkan bahwa Barzilai rendah hati?

      5 Tanggapan kita saat keadaan atau tugas kita berubah bisa menunjukkan apakah kita benar-benar rendah hati. Kita bisa meniru Barzilai, sahabat Raja Daud. Saat Barzilai berumur 80, Daud mengundangnya untuk tinggal di istana. Ini adalah kehormatan besar. Tapi, Barzilai menolak dan mengatakan bahwa lebih baik tugas itu diberikan kepada Khimham, yang mungkin adalah anaknya.​—2 Sam. 19:31-37.

      6 Mengapa Barzilai menolak undangan itu? Apakah dia menghindari tanggung jawab dan mau hidup santai? Tidak. Barzilai rendah hati. Dia menerima kenyataan bahwa dia tidak sekuat dulu. (Baca Galatia 6:4, 5.) Kita juga perlu rendah hati seperti Barzilai. Kita tidak mau hanya memikirkan apa yang kita inginkan atau membandingkan diri dengan orang lain. Kita mau memberikan yang terbaik untuk Yehuwa. Ini lebih penting daripada mendapat tugas istimewa atau menjadi terkenal. (Gal. 5:26) Jika kita rendah hati, kita akan bekerja sama dengan saudara-saudari kita untuk memuliakan Yehuwa dan membantu orang lain.​—1 Kor. 10:31.

      7, 8. Mengapa orang yang rendah hati tidak mengandalkan dirinya sendiri?

      7 Sewaktu diberi lebih banyak tanggung jawab atau wewenang, kita mungkin sulit untuk tetap rendah hati. Tapi, kita bisa belajar dari Nehemia. Saat Nehemia mendengar bahwa ada banyak masalah di Yerusalem, dia langsung berdoa meminta bantuan Yehuwa. (Neh. 1:4, 11) Yehuwa menjawab doanya. Raja Artahsasta mengangkat Nehemia sebagai gubernur Yerusalem. Meski Nehemia berkuasa dan kaya, dia tidak mengandalkan dirinya sendiri. Dia meminta bimbingan Yehuwa dan selalu membaca Hukum-Nya. (Neh. 8:1, 8, 9) Dia sebenarnya bisa mengatur banyak orang sesuka hatinya. Tapi, dia tidak pernah bertindak kasar atau menggunakan wewenangnya untuk kepentingan sendiri.​—Neh. 5:14-19.

      8 Seperti Nehemia, jika kita menerima lebih banyak tanggung jawab atau jika tugas kita berubah, kita perlu tetap rendah hati. Kita tidak akan mengandalkan kemampuan atau pengalaman sendiri. Bagaimana orang bisa mulai mengandalkan diri sendiri? Misalnya, seorang penatua mungkin menangani masalah sidang tanpa berdoa dulu. Atau, seseorang mungkin membuat keputusan, dan baru setelah itu berdoa meminta Yehuwa memberkati keputusan itu. Tapi, orang yang rendah hati tidak akan mengandalkan diri sendiri, bahkan pada saat melakukan sesuatu yang sudah sering dia lakukan. Mengapa? Karena dia selalu ingat bahwa kemampuannya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kemampuan Yehuwa. (Baca Amsal 3:5, 6.) Di dunia ini, banyak orang egois dan selalu ingin menjadi nomor satu. Tapi, hamba Yehuwa berbeda. Kita tidak menganggap bahwa dengan punya tanggung jawab, kita lebih hebat daripada orang lain, baik dalam keluarga maupun sidang. Sebaliknya, kita akan selalu mengingat peranan kita dalam organisasi Allah dan saling mendukung.​—1 Tim. 3:15.

      SEWAKTU DIKRITIK ATAU DIPUJI

      9, 10. Bagaimana tanggapan orang yang rendah hati jika dia dikritik?

      9 Kita bisa kesal jika ada yang mengkritik kita dengan sembarangan. Itulah yang dialami Hana. Meski sangat dicintai suaminya, Hana tidak bahagia. Dia ingin punya anak tapi dia mandul. Penina, saingannya, selalu mengejeknya. Suatu hari, saat Hana sangat sedih, dia pergi ke tabernakel untuk berdoa. Imam Besar Eli melihatnya menangis, tapi malah menuduhnya sedang mabuk! Hana bisa saja sangat marah. Tapi, dia menjawab Eli dengan penuh respek. Belakangan, Hana mengucapkan doa yang menunjukkan iman dan kasihnya kepada Yehuwa.​—1 Sam. 1:5-7, 12-16; 2:1-10.

      10 Jika kita rendah hati, kita bisa ’terus menaklukkan apa yang jahat dengan apa yang baik’. (Rm. 12:21) Dunia Setan penuh dengan hal-hal buruk. Jadi, kita tidak heran jika kita diperlakukan dengan tidak adil. Meski wajar untuk merasa kesal, kita harus melawan perasaan itu. (Mz. 37:1) Tapi, jika masalahnya adalah dengan saudara-saudari, ini bisa lebih menyakitkan. Kalau begitu, tirulah Yesus. Alkitab berkata, ”Pada waktu ia dicerca, ia tidak membalas dengan mencerca.” Tapi, ia ”terus mempercayakan dirinya kepada pribadi yang menghakimi dengan adil-benar”. (1 Ptr. 2:23) Yesus rendah hati dan percaya bahwa Yehuwa akan menyingkirkan semua ketidakadilan. (Rm. 12:19) Kita juga perlu rendah hati dan ”tidak membalas kerugian dengan kerugian”.​—1 Ptr. 3:8, 9.

      11, 12. (a) Bagaimana tanggapan orang yang rendah hati saat dipuji atau disanjung? (b) Bagaimana sikap dan cara berpakaian orang yang rendah hati?

      11 Pujian atau sanjungan juga bisa menguji kerendahan hati kita. Ester menerima banyak pujian dan sanjungan. Dia salah satu wanita tercantik di Persia. Selama setahun, dia dimanja dengan perawatan kecantikan khusus bersama gadis-gadis muda lain yang bersaing untuk menarik perhatian Raja. Tapi, raja memilih Ester menjadi ratunya. Semua ini tidak mengubah Ester. Dia tidak menjadi egois. Dia tetap rendah hati, baik, dan sopan.​—Est. 2:9, 12, 15, 17.

      Contoh pakaian dan penampilan yang sopan dan tidak sopan di Balai Kerajaan

      Apa yang ditunjukkan oleh cara berpakaian kita? Apakah kita menghormati Yehuwa dan orang lain, atau apakah kita tidak rendah hati? (Lihat paragraf 12)

      12 Jika kita rendah hati, pakaian dan sikap kita akan sopan dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Daripada membual atau berusaha membuat orang lain terkesan, kita ingin mempunyai ”roh yang tenang dan lembut”. (Baca 1 Petrus 3:3, 4; Yer. 9:23, 24) Perasaan kita terhadap diri sendiri akan terlihat dari perkataan dan tindakan kita. Contohnya, kita mungkin ingin membuat orang berpikir bahwa kita hebat karena pekerjaan, pengetahuan, atau kenalan kita. Atau, kita mungkin ingin memberi kesan bahwa kita berhasil melakukan sesuatu yang penting dengan upaya sendiri, padahal kita dibantu orang lain. Tapi, ingatlah teladan Yesus. Dia bisa saja membuat orang lain terkesan dengan pengetahuannya. Tapi, Yesus sering mengutip Firman Allah. Dia tidak mau orang memuji dirinya. Dia selalu ingin agar Yehuwa-lah yang dipuji.​—Yoh. 8:28.

      SEWAKTU MEMBUAT KEPUTUSAN

      13, 14. Mengapa orang yang rendah hati bisa membuat keputusan yang bijaksana?

      13 Kita perlu rendah hati sewaktu membuat keputusan atau sewaktu keputusan orang lain memengaruhi kita. Saat Rasul Paulus berada di Kaisarea, dia ingin pergi ke Yerusalem untuk menyelesaikan tugas dari Yehuwa. Tapi, Nabi Agabus memberi tahu Paulus bahwa jika dia pergi, dia akan ditangkap dan bahkan bisa dibunuh. Saudara-saudara memohon agar Paulus tidak pergi. Tapi, Paulus memutuskan untuk tetap pergi. Apakah Paulus terlalu percaya diri? Tidak, Paulus rendah hati dan sangat percaya kepada Yehuwa. Saudara-saudara di Kaisarea juga rendah hati. Maka, mereka mendukung keputusan Paulus dan membiarkannya pergi.​—Kis. 21:10-14.

      14 Kerendahan hati bisa membantu kita untuk membuat keputusan yang bijaksana, bahkan pada saat kita tidak tahu atau tidak bisa mengendalikan apa yang akan terjadi. Misalnya, kita mungkin ingin melayani Yehuwa sepenuh waktu. Tapi, bagaimana jika kita sakit? Bagaimana jika orang tua kita sakit dan butuh bantuan? Bagaimana dengan hari tua kita? Kita tidak tahu jawabannya, bahkan setelah kita berdoa dan memikirkannya. (Pkh. 8:16, 17) Tapi, jika kita percaya kepada Yehuwa, kita akan mengakui keterbatasan kita. Jadi, kita akan mempertimbangkan semua fakta, meminta saran, dan yang terpenting, berdoa memohon bimbingan. Lalu, kita perlu mengikuti petunjuk dari roh Yehuwa. (Baca Pengkhotbah 11:4-6.) Yehuwa bisa memberkati keputusan kita atau membantu kita mengubah rencana kita.​—Ams. 16:3, 9.

      CARA KITA BISA LEBIH RENDAH HATI

      15. Bagaimana kita bisa tetap rendah hati jika kita merenungkan Yehuwa?

      15 Bagaimana kita bisa lebih rendah hati? Kita akan membahas empat cara. Pertama-tama, kita perlu merenungkan Yehuwa dengan memikirkan dalam-dalam sifat dan kedudukan Allah. Jika kita membandingkan diri dengan Yehuwa, kita akan menyadari betapa kecilnya kita dan betapa sedikit yang kita ketahui. (Yes. 8:13) Ingatlah bahwa kita melayani Allah Yang Mahakuasa, bukan manusia atau malaikat. Dengan merenungkan hal ini, kita bisa merendahkan diri ”di bawah tangan Allah yang perkasa”.​—1 Ptr. 5:6.

      16. Bagaimana kita bisa rendah hati jika kita merenungkan kasih Allah?

      16 Cara kedua adalah dengan merenungkan seberapa besar kasih Yehuwa kepada kita. Paulus menyamakan sidang dengan tubuh manusia. Yehuwa menganggap berharga semua bagian tubuh manusia yang Dia ciptakan. (1 Kor. 12:23, 24) Yehuwa juga menganggap kita masing-masing berharga. Dia tidak membanding-bandingkan kita dengan orang lain, dan Dia tetap mengasihi kita meski kita berbuat salah. Kita bisa merasa aman karena mengetahui bahwa Yehuwa mengasihi kita.

      17. Apa manfaat mencari kebaikan dalam diri orang lain?

      17 Ketiga, kita akan lebih rendah hati jika kita mencari kebaikan dalam diri orang lain, seperti yang Yehuwa lakukan. Kita mau meminta saran orang lain dan mau menerima pendapat mereka. Kita tidak akan selalu mencoba menjadi pusat perhatian atau mengatur-atur orang. (Ams. 13:10) Kita akan ikut senang saat saudara-saudari kita menerima tugas istimewa. Dan, kita bersyukur kepada Yehuwa karena Dia mengizinkan kita semua untuk melayani-Nya.​—1 Ptr. 5:9.

      18. Bagaimana kita bisa lebih rendah hati jika kita melatih hati nurani kita?

      18 Keempat, kita akan lebih rendah hati jika kita menggunakan prinsip Alkitab untuk melatih hati nurani kita. Prinsip Alkitab membantu kita memahami pikiran dan perasaan Yehuwa. Dengan belajar memandang segala sesuatu dari sudut pandang Yehuwa, kita bisa membuat keputusan yang menyenangkan Allah. Dengan terus belajar, berdoa, dan menerapkan apa yang kita pelajari, hati nurani kita akan semakin peka. (1 Tim. 1:5) Kita belajar mendahulukan orang lain. Jika kita melakukannya, Yehuwa berjanji akan ’menyelesaikan pelatihan kita’, termasuk membantu kita untuk lebih rendah hati.​—1 Ptr. 5:10.

      19. Bagaimana caranya kita bisa terus rendah hati untuk selamanya?

      19 Apakah Saudara ingat nabi dari Yehuda yang disebutkan di awal artikel ini? Dia kehilangan nyawa dan hubungan baik dengan Yehuwa karena tidak tetap rendah hati. Tapi, kita bisa tetap rendah hati bahkan dalam keadaan sulit. Buktinya, banyak hamba Yehuwa bisa tetap rendah hati. Semakin lama kita melayani Yehuwa, kita seharusnya semakin mengandalkan Dia. (Ams. 8:13) Apa pun keadaan kita, kita bisa tetap berjalan dengan Yehuwa. Ini kehormatan terbesar bagi kita. Jadi, mari kita lakukan yang terbaik untuk tetap rendah hati dan berjalan dengan Yehuwa untuk selamanya.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan