PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w96 15/9 hlm. 10-15
  • Semua Harus Memberi Pertanggungjawaban kepada Allah

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Semua Harus Memberi Pertanggungjawaban kepada Allah
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Para Malaikat Bertanggung Jawab
  • Putra Allah Bertanggung Jawab
  • Bertanggung Jawab sebagai Bangsa
  • Contoh-Contoh Pertanggungjawaban Pribadi
  • Pertanggungjawaban Dalam Sidang Kristen
  • Semoga Yehuwa Berkenan akan Pertanggungjawaban Saudara
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
  • Moab
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Pertanyaan Pembaca
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2010
  • Roh yang Mendukung Orde Lama Yang Ada Sekarang
    Roh Suci—Tenaga yang Mendukung Orde Baru yang Mendatang!
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
w96 15/9 hlm. 10-15

Semua Harus Memberi Pertanggungjawaban kepada Allah

”Kita masing-masing akan memberi pertanggungjawaban bagi dirinya sendiri kepada Allah.”​—ROMA 14:12.

1. Batas-batas apa ditempatkan di atas kemerdekaan dari Adam dan Hawa?

ALLAH YEHUWA menciptakan orang-tua kita yang pertama, Adam dan Hawa, sebagai insan-insan bermoral bebas. Meskipun mereka lebih rendah daripada malaikat, mereka adalah makhluk-makhluk cerdas yang cakap membuat keputusan-keputusan yang bijaksana. (Mazmur 8:5, 6) Namun, itu tidak berarti bahwa kemerdekaan yang diberikan Allah ini memperbolehkan mereka untuk menetapkan sendiri apa yang benar dan apa yang salah. Mereka bertanggung jawab kepada Pencipta mereka, dan tanggung jawab ini telah diulurkan kepada semua keturunan mereka.

2. Yehuwa akan segera membuat perhitungan apa, dan mengapa?

2 Kini karena kita berada di ambang klimaks dari sistem perkara yang fasik ini, Yehuwa akan membuat perhitungan di bumi. (Bandingkan Roma 9:28.) Segera, orang-orang yang tidak saleh harus memberi pertanggungjawaban kepada Allah Yehuwa atas perusakan sumber daya bumi, pembinasaan kehidupan manusia, dan khususnya penganiayaan hamba-hamba-Nya.—Penyingkapan 6:10; 11:18.

3. Pertanyaan-pertanyaan apa akan kita bahas?

3 Menghadapi prospek yang serius ini, adalah bermanfaat bagi kita untuk merenungkan cara Yehuwa yang adil-benar dalam berurusan dengan ciptaan-Nya di masa lampau. Bagaimana Alkitab dapat membantu kita secara pribadi untuk memberi pertanggungjawaban yang diperkenan kepada Pencipta kita? Contoh-contoh apa yang mungkin berguna, dan yang mana yang hendaknya jangan kita tiru?

Para Malaikat Bertanggung Jawab

4. Bagaimana kita tahu bahwa Allah menuntut pertanggungjawaban para malaikat atas tindakan-tindakan mereka?

4 Malaikat-malaikat ciptaan Yehuwa di surga juga bertanggung jawab kepada-Nya sama seperti kita. Sebelum Air Bah pada zaman Nuh, beberapa malaikat dengan tidak taat menjelma agar dapat mengadakan hubungan seksual dengan wanita-wanita. Sebagai insan-insan bermoral bebas, makhluk-makhluk roh tersebut dapat membuat keputusan demikian, namun Allah menuntut pertanggungjawaban mereka. Sewaktu malaikat-malaikat yang tidak taat ini kembali ke alam roh, Yehuwa tidak mengizinkan mereka mendapatkan kembali kedudukan mereka yang semula. Sang murid Yudas memberi tahu kita bahwa mereka telah ’disimpan dengan belenggu kekal di bawah kegelapan yang pekat bagi penghakiman pada hari besar itu’.—Yudas 6.

5. Kejatuhan apa telah dialami Setan dan hantu-hantunya, dan bagaimana pertanggungjawaban atas pemberontakan mereka diselesaikan?

5 Malaikat-malaikat yang tidak taat, atau hantu-hantu, memiliki Setan si Iblis sebagai penguasa mereka. (Matius 12:24-26) Malaikat yang fasik ini memberontak melawan Penciptanya dan menantang kebenaran dari kedaulatan Yehuwa. Setan membawa orang-tua pertama kita ke dalam dosa, dan ini akhirnya mengakibatkan kematian mereka. (Kejadian 3:1-7, 17-19) Meskipun Yehuwa mengizinkan Setan memasuki pelataran surgawi untuk suatu periode setelah itu, buku Penyingkapan dalam Alkitab menubuatkan bahwa pada waktu yang telah ditentukan Allah, si fasik ini akan dicampakkan ke sekitar bumi. Bukti-bukti memperlihatkan bahwa hal ini terjadi segera setelah Yesus Kristus menerima kuasa Kerajaan pada tahun 1914. Pada akhirnya, si Iblis dan hantu-hantunya akan dibawa kepada kebinasaan abadi. Dengan dituntaskannya sengketa kedaulatan ini, pertanggungjawaban atas pemberontakan akhirnya akan diselesaikan dengan adil.—Ayub 1:6-12; 2:1-7; Penyingkapan 12:7-9; 20:10.

Putra Allah Bertanggung Jawab

6. Bagaimana Yesus memandang pertanggungjawabannya sendiri kepada Bapaknya?

6 Sungguh suatu teladan yang bagus ditetapkan oleh Putra Allah, Yesus Kristus! Sebagai pria sempurna yang setara dengan Adam, Yesus senang melakukan kehendak ilahi. Ia juga senang dituntut pertanggungjawaban untuk memenuhi hukum Yehuwa. Sehubungan dengan dia, sang pemazmur dengan tepat menubuatkan, ”Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku.”—Mazmur 40:9; Ibrani 10:6-9.

7. Sewaktu berdoa pada malam kematiannya, mengapa Yesus dapat mengucapkan kata-kata yang dicatat di Yohanes 17:4, 5?

7 Meskipun adanya pertentangan yang penuh kebencian yang Yesus alami, ia melakukan kehendak Allah dan memelihara integritas sampai mati pada tiang siksaan. Dengan demikian ia membayar harga tebusan untuk menebus umat manusia dari konsekuensi yang mematikan dari dosa Adam. (Matius 20:28) Oleh karena itu, pada malam sebelum kematiannya, Yesus dapat dengan penuh keyakinan berdoa, ”Aku telah memuliakan engkau di bumi, dengan menyelesaikan pekerjaan yang engkau berikan agar kulakukan. Maka sekarang engkau, Bapak, muliakanlah aku di sisimu sendiri dengan kemuliaan yang kumiliki di sisimu sebelum dunia ada.” (Yohanes 17:4, 5) Yesus dapat mengucapkan kata-kata tersebut kepada Bapak surgawinya karena ia dengan berhasil melewati ujian pertanggungjawaban dan diperkenan Allah.

8. (a) Bagaimana Paulus memperlihatkan bahwa kita harus memberi pertanggungjawaban atas diri kita kepada Allah Yehuwa? (b) Apa yang akan membantu kita untuk mendapatkan perkenan Allah?

8 Tidak seperti manusia Yesus Kristus yang sempurna, kita tidak sempurna. Namun, kita bertanggung jawab kepada Allah. Rasul Paulus mengatakan, ”Mengapa kamu menghakimi saudaramu? Atau mengapa kamu juga memandang rendah saudaramu? Karena kita semua akan berdiri di hadapan kursi penghakiman Allah; sebab ada tertulis, ’”Sebagaimana aku hidup,” kata Yehuwa, ”kepadaku setiap lutut akan bertekuk, dan setiap lidah akan membuat pengakuan terbuka kepada Allah.”’ Oleh karena itu, kita masing-masing akan memberi pertanggungjawaban bagi dirinya sendiri kepada Allah.” (Roma 14:10-12) Agar kita dapat berbuat demikian dan mendapat perkenan Yehuwa, Ia dengan pengasih telah memberikan kepada kita hati nurani maupun Firman-Nya yang terilham, Alkitab, untuk membimbing kita dalam apa yang kita katakan dan lakukan. (Roma 2:14, 15; 2 Timotius 3:16, 17) Memanfaatkan sepenuhnya persediaan rohani Yehuwa dan mengikuti hati nurani kita yang dilatih Alkitab akan membantu kita mendapat perkenan Allah. (Matius 24:45-47) Roh kudus, atau tenaga aktif Yehuwa, menjadi tambahan sumber kekuatan dan tuntunan. Jika kita bertindak selaras dengan pengarahan roh ini dan tuntunan hati nurani kita yang dilatih Alkitab, kita memperlihatkan bahwa kita ’memedulikan Allah’, yang kepada-Nya kita harus bertanggung jawab atas semua tindakan kita.—1 Tesalonika 4:3-8; 1 Petrus 3:16, 21.

Bertanggung Jawab sebagai Bangsa

9. Siapakah orang-orang Edom, dan apa yang terjadi atas mereka karena perlakuan mereka terhadap Israel?

9 Yehuwa menuntut pertanggungjawaban dari bangsa-bangsa. (Yeremia 25:12-14; Zefanya 3:6, 7) Pertimbangkan Kerajaan Edom zaman purba, yang terletak di sebelah selatan Laut Mati dan sebelah utara Teluk Aqaba. Orang-orang Edom adalah orang-orang Semit, masih bersaudara dekat dengan orang-orang Israel. Meskipun bapak leluhur orang-orang Edom adalah Esau, cucu Abraham, orang-orang Israel tidak diizinkan mengadakan perjalanan melewati Edom di ”jalan raya” ketika dalam perjalanan menuju Tanah Perjanjian. (Bilangan 20:14-21, NW) Selama berabad-abad kebencian Edom yang hebat berkembang menjadi kebencian yang tidak kenal belas kasihan kepada Israel. Pada akhirnya, orang-orang Edom harus bertanggung jawab atas perbuatan mereka mendesak orang-orang Babilon untuk membinasakan Yerusalem pada tahun 607 SM. (Mazmur 137:7) Pada abad keenam SM, tentara Babilon di bawah Raja Nabonidus menaklukkan Edom, dan tanah itu menjadi telantar, seperti yang Yehuwa tetapkan.—Yeremia 49:20; Obaja 9-11.

10. Bagaimana orang-orang Moab bertindak terhadap orang-orang Israel, dan bagaimana Allah menuntut pertanggungjawaban dari Moab?

10 Nasib Moab tidak lebih baik. Kerajaan Moab berada di sebelah utara Edom dan sebelah timur Laut Mati. Sebelum orang-orang Israel memasuki Tanah Perjanjian, orang-orang Moab tidak bertindak dengan ramah kepada mereka, tampaknya menyediakan bagi mereka roti dan air hanya demi keuntungan materi. (Ulangan 23:3, 4) Raja Balak dari Moab menyewa nabi Bileam untuk mengutuki Israel, dan wanita-wanita Moab digunakan untuk memikat pria-pria Israel ke dalam perbuatan amoral dan penyembahan berhala. (Bilangan 22:2-8; 25:1-9) Akan tetapi, kebencian Moab kepada Israel tidak luput dari pandangan Yehuwa. Seperti yang dinubuatkan, Moab mengalami kehancuran di tangan orang-orang Babilon. (Yeremia 9:25, 26; Zefanya 2:8-11) Ya, Allah menuntut pertanggungjawaban dari Moab.

11. Moab dan Amon menjadi seperti kota-kota apa, dan apa yang ditunjukkan oleh nubuat-nubuat Alkitab berkenaan sistem perkara yang fasik sekarang ini?

11 Tidak hanya Moab tetapi juga Amon harus memberi pertanggungjawaban kepada Allah. Yehuwa telah menubuatkan, ”Moab akan menjadi seperti Sodom dan bani Amon seperti Gomora, yakni menjadi padang jeruju dan tempat penggalian garam dan tempat sunyi sepi sampai selama-lamanya.” (Zefanya 2:9) Tanah Moab dan Amon hancur, tepat sebagaimana Allah telah membinasakan kota Sodom dan Gomora. Menurut Lembaga Geologi London, para peneliti menyatakan telah menemukan lokasi reruntuhan Sodom dan Gomora di pesisir timur Laut Mati. Bukti-bukti lain yang dapat diandalkan yang belum tersingkap berkenaan dengan hal ini, hanya akan mendukung nubuat-nubuat Alkitab yang menunjukkan bahwa sistem perkara yang fasik sekarang ini, juga akan dituntut pertanggungjawaban oleh Allah Yehuwa.—2 Petrus 3:6-12.

12. Meskipun Israel harus memberi pertanggungjawaban kepada Allah atas dosa-dosanya, apa yang telah dinubuatkan berkenaan suatu kaum sisa Yahudi?

12 Meskipun Israel telah sangat diperkenan Yehuwa, ia harus memberi pertanggungjawaban kepada Allah atas dosa-dosanya. Sewaktu Yesus Kristus datang kepada bangsa Israel, mayoritas orang menolaknya. Hanya suatu kaum sisa menjalankan iman dan menjadi pengikut-pengikutnya. Paulus menerapkan nubuat tertentu kepada kaum sisa Yahudi ini ketika ia menulis, ”Yesaya berseru sehubungan dengan Israel, ’Meskipun jumlah putra-putra Israel seperti pasir di laut, sisanyalah yang akan diselamatkan. Karena Yehuwa akan membuat perhitungan di bumi, mengakhirinya dan mempersingkatnya.’ Juga, sebagaimana dikatakan oleh Yesaya dahulu kala, ’Jika Yehuwa yang berbala tentara tidak meninggalkan suatu benih kepada kita, kita sudah menjadi sama seperti Sodom, dan kita sudah dibuat sama seperti Gomora.’” (Roma 9:27-29; Yesaya 1:9; 10:22, 23) Sang rasul mengutip contoh tentang ke-7.000 orang pada zaman Elia yang tidak sujud kepada Baal, dan kemudian ia mengatakan, ”Karena itu, dengan cara ini, pada musim sekarang ini juga suatu sisa telah muncul sesuai dengan suatu pemilihan karena kebaikan hati yang tidak layak diterima.” (Roma 11:5) Kaum sisa tersebut terdiri dari orang-orang yang secara pribadi bertanggung jawab kepada Allah.

Contoh-Contoh Pertanggungjawaban Pribadi

13. Apa yang terjadi atas Kain sewaktu Allah menuntut pertanggungjawaban darinya karena membunuh saudaranya Habel?

13 Alkitab mengutip banyak contoh pertanggungjawaban pribadi kepada Allah Yehuwa. Salah satunya, putra sulung Adam, Kain. Ia dan saudaranya Habel mempersembahkan korban kepada Yehuwa. Korban Habel diperkenan Allah, tetapi korban Kain tidak. Sewaktu dituntut pertanggungjawaban karena dengan brutal membunuh saudaranya, Kain tanpa perasaan memberi tahu Allah, ”Apakah aku penjaga adikku?” Karena dosanya, Kain diusir ke ”tanah Nod, di sebelah timur Eden”. Ia tidak memperlihatkan pertobatan yang tulus atas kejahatannya, hanya menyesali hukuman yang pantas ia terima.—Kejadian 4:3-16.

14. Bagaimana pertanggungjawaban pribadi kepada Allah diilustrasikan dalam kasus imam besar Eli dan putra-putranya?

14 Pertanggungjawaban pribadi seseorang kepada Allah juga diilustrasikan dalam kasus imam besar Israel bernama Eli. Putra-putranya, Hofni dan Pinehas, melayani sebagai imam yang bertugas namun ”bersalah karena ketidakadilan terhadap manusia dan ketidakhormatan terhadap Allah, dan tidak menjauhkan diri dari jenis kefasikan”, kata sejarawan Josephus. ”Pria-pria yang tidak berguna” ini tidak mengakui Yehuwa, terlibat dalam tingkah laku yang melanggar kesucian, dan bersalah karena perbuatan amoral yang bejat. (1 Samuel 1:3; 2:12-17, 22-25, NW) Sebagai ayah mereka dan imam besar Israel, Eli berkewajiban mendisiplin mereka, tetapi ia hanya menegur mereka dengan lembut. Eli ’menghormati anak-anaknya lebih daripada menghormati Yehuwa’. (1 Samuel 2:29) Ganjaran menimpa rumah Eli. Kedua putranya mati pada hari yang sama dengan ayah mereka, dan garis keimaman mereka pada akhirnya dimusnahkan sama sekali. Dengan demikian pertanggungjawaban diselesaikan.—1 Samuel 3:13, 14; 4:11, 17, 18.

15. Mengapa putra Raja Saul, Yonatan, diupahi?

15 Sebuah contoh yang sama sekali berbeda dibuat oleh putra Raja Saul, Yonatan. Segera setelah Daud membunuh Goliat, ”berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud”, dan mereka mengadakan suatu perjanjian persahabatan. (1 Samuel 18:1, 3) Kemungkinan, Yonatan menyadari bahwa roh Allah telah meninggalkan Saul, namun gairahnya sendiri akan ibadat yang murni tetap tidak terpadamkan. (1 Samuel 16:14) Penghargaan Yonatan atas wewenang Daud yang diberikan Allah tidak pernah goyah. Yonatan menyadari pertanggungjawabannya kepada Allah, dan Yehuwa mengupahi dia atas haluannya yang terhormat dengan memastikan bahwa garis keluarganya terus berlanjut dari generasi ke generasi.—1 Tawarikh 8:33-40.

Pertanggungjawaban Dalam Sidang Kristen

16. Siapakah Titus, dan mengapa dapat dikatakan bahwa ia memberi pertanggungjawaban yang baik atas dirinya kepada Allah?

16 Kitab-Kitab Yunani Kristen memujikan banyak pria dan wanita yang memberi pertanggungjawaban yang baik atas diri mereka. Misalnya, ada seorang Kristen Yunani bernama Titus. Telah diperkirakan bahwa ia menjadi seorang Kristen selama perjalanan utusan injil Paulus yang pertama ke Siprus. Karena orang-orang Yahudi dan proselit dari Siprus mungkin berada di Yerusalem selama hari Pentakosta tahun 33 M, kekristenan mungkin telah menjangkau pulau tesebut tidak lama setelah itu. (Kisah 11:19) Meskipun demikian, Titus terbukti sebagai salah seorang rekan sekerja Paulus yang setia. Ia menyertai Paulus dan Barnabas dalam perjalanan ke Yerusalem kira-kira tahun 49 M, sewaktu masalah penting tentang sunat diputuskan. Fakta bahwa Titus tidak bersunat menambah bobot kepada argumen Paulus bahwa orang-orang kafir yang berubah kepada kekristenan hendaknya tidak berada di bawah Hukum Musa. (Galatia 2:1-3) Pelayanan yang bagus dari Titus dibuktikan dalam Alkitab, dan Paulus bahkan menujukan sepucuk surat yang diilhami ilahi kepadanya. (2 Korintus 7:6; Titus 1:1-4) Tampaknya sampai akhir hayatnya di bumi, Titus terus memberi pertanggungjawaban yang bagus atas dirinya kepada Allah.

17. Pertanggungjawaban apa diberikan Timotius, dan bagaimana contoh ini dapat mempengaruhi kita?

17 Timotius adalah orang yang bergairah lainnya yang memberi pertanggungjawaban yang diperkenan atas dirinya kepada Allah Yehuwa. Meskipun Timotius memiliki beberapa problem kesehatan, ia mempertunjukkan ’iman tanpa kemunafikan’ dan ’bekerja bagaikan budak bersama Paulus dalam memajukan kabar baik’. Sang rasul dengan demikian dapat memberi tahu rekan-rekan Kristen di Filipi, ”Aku tidak mempunyai orang lain lagi dengan watak seperti [Timotius] yang dengan tulus akan memperhatikan perkara-perkara sehubungan dengan kamu.” (2 Timotius 1:5; Filipi 2:20, 22; 1 Timotius 5:23) Dalam menghadapi berbagai kelemahan manusiawi dan pencobaan lainnya, kita juga dapat memiliki iman yang tidak munafik dan dapat memberi pertanggungjawaban yang diperkenan atas diri kita sendiri kepada Allah.

18. Siapakah Lidia, dan semangat apa yang ia pertunjukkan?

18 Lidia adalah seorang wanita saleh yang terbukti memberi pertanggungjawaban yang bagus atas dirinya kepada Allah. Ia dan rumah tangganya termasuk di antara orang-orang pertama di Eropa yang menyambut kekristenan karena kegiatan Paulus di Filipi kira-kira pada tahun 50 M. Sebagai penduduk asli Tiatira, Lidia bisa jadi adalah seorang proselit Yahudi, namun di sana mungkin hanya ada sedikit orang Yahudi dan tidak ada sinagoge di Filipi. Ia dan wanita-wanita yang saleh lainnya berkumpul di sebuah sungai sewaktu Paulus berbicara kepada mereka. Sebagai hasilnya, Lidia menjadi seorang Kristen dan mendesak Paulus dan rekan-rekannya untuk tinggal bersamanya. (Kisah 16:12-15) Keramahtamahan yang Lidia perlihatkan terus menjadi ciri dari orang-orang Kristen sejati.

19. Dengan perbuatan-perbuatan baik apa Dorkas memberi suatu pertanggungjawaban yang bagus atas dirinya kepada Allah?

19 Dorkas adalah wanita lain lagi yang memberi pertanggungjawaban yang bagus atas dirinya kepada Allah Yehuwa. Sewaktu ia meninggal, Petrus pergi ke Yopa sebagai tanggapan atas permohonan murid-murid yang tinggal di sana. Kedua pria yang bertemu dengan Petrus ”membawanya naik ke dalam ruang atas; dan semua janda menghadap kepadanya dengan menangis dan mempertunjukkan banyak pakaian dalam dan pakaian luar yang pernah dibuat oleh Dorkas ketika ia bersama mereka”. Dorkas dibangkitkan. Namun apakah ia diingat hanya karena kemurahan hatinya? Tidak. Ia adalah seorang ”murid” dan tentu saja ambil bagian dalam pekerjaan menjadikan murid. Wanita-wanita Kristen dewasa ini juga ”melimpah dalam perbuatan baik dan pemberian belas kasihan”. Mereka juga senang memiliki bagian yang aktif dalam mengumumkan kabar baik Kerajaan dan menjadikan murid.—Kisah 9:36-42; Matius 24:14; 28:19, 20.

20. Pertanyaan-pertanyaan apa yang dapat kita ajukan kepada diri kita?

20 Alkitab dengan jelas memperlihatkan bahwa bangsa-bangsa dan orang-orang harus memberi pertanggungjawaban kepada Tuan Yang Berdaulat Yehuwa. (Zefanya 1:7) Jika kita berbakti kepada Allah, kita dengan demikian dapat menanyakan diri kita, ’Bagaimana saya memandang hak-hak istimewa dan tanggung jawab yang diberikan Allah kepada saya? Pertanggungjawaban macam apa yang saya berikan kepada Allah Yehuwa dan Yesus Kristus?’

Apa Jawaban Saudara?

◻ Bagaimana saudara akan membuktikan bahwa malaikat dan Putra Allah bertanggung jawab kepada Yehuwa?

◻ Contoh-contoh Alkitab apa yang memperlihatkan bahwa Allah menuntut pertanggungjawaban dari bangsa-bangsa?

◻ Apa yang Alkitab katakan tentang pertanggungjawaban pribadi kepada Allah?

◻ Siapa saja pribadi-pribadi dalam catatan Alkitab yang memberi pertanggungjawaban yang bagus kepada Allah Yehuwa?

[Gambar di hlm. 10]

Yesus Kristus memberi suatu pertanggungjawaban yang bagus atas dirinya kepada Bapak surgawinya

[Gambar di hlm. 15]

Seperti Dorkas, wanita-wanita Kristen dewasa ini memberi pertanggungjawaban yang baik atas diri mereka kepada Allah Yehuwa

[Keterangan Gambar di hlm. 13]

Kematian Habel/The Doré Bible Illustrations/Dover Publications, Inc.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan