PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w88_s-48 hlm. 24-29
  • Layani Yehuwa dengan Seia Sekata

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Layani Yehuwa dengan Seia Sekata
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1988 (s-48)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Mereka Berbicara dalam ”Bahasa yang Murni”
  • Mereka Diinginkan
  • Kepribadian Mereka Baru
  • Menganggap Orang Lain Lebih Tinggi
  • Dengarkan dan Amati
  • Diberkati dan Dikuatkan
  • Bersyukur untuk Persaudaraan Kita
  • Dipersatukan oleh Bahasa yang Murni
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • Bahasa yang Murni bagi Segala Bangsa
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • Teruslah Melayani Bahu-membahu
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2002
  • Berbicaralah Bahasa yang Murni dan Terimalah Hidup Kekal!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1988 (s-48)
w88_s-48 hlm. 24-29

Layani Yehuwa dengan Seia Sekata

”Kemudian Aku akan memberikan kepada bangsa-bangsa bahasa yang murni, sehingga mereka semua menyerukan nama Yehuwa, untuk melayani Dia dengan seia-sekata.”—ZEFANYA 3:9, American Standard Version.

1, 2. (a) Yehuwa sekarang sedang menggenapi nubuat apa? (b) Nubuat ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan apa?

ALLAH YEHUWA sedang melakukan sesuatu dewasa ini yang tidak pernah dapat dicapai oleh manusia belaka. Kira-kira 3.000 bahasa dipakai dalam dunia yang terpecah-belah ini, namun Allah sekarang menggenapi nubuat ini: ”Aku akan memberikan kepada bangsa-bangsa bahasa yang lain yaitu bahasa yang murni, agar mereka semua menyerukan nama Yehuwa, untuk melayani Dia bahu-membahu.”—Zefanya 3:9, NW.

2 Apa gerangan ”bahasa yang murni” ini? Siapa yang berbicara dalam bahasa itu? Dan apa artinya ’melayani Allah bahu-membahu’?

Mereka Berbicara dalam ”Bahasa yang Murni”

3. Apa gerangan ”bahasa yang murni” itu, dan mengapa mereka yang berbicara dengan bahasa itu?

3 Pada hari Pentakosta tahun 33 M., roh suci Allah dicurahkan ke atas murid-murid Yesus Kristus, sehingga mereka mendapat kuasa untuk berbicara dalam bahasa-bahasa yang tidak pernah mereka pelajari. Ini memungkinkan mereka untuk menceritakan kepada orang-orang dari banyak bahasa ”tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah.” Dengan demikian Yehuwa mulai mempersatukan orang-orang dari segala latar belakang suku bangsa. (Kisah 2:1-21, 37-42) Ketika orang Kafir yang percaya belakangan menjadi pengikut Yesus, hamba-hamba Allah benar-benar suatu umat yang terdiri dari banyak bahasa, banyak ras. Namun mereka tidak pernah dipecah-belah oleh batas-batas duniawi, karena mereka semua berbicara dalam ”bahasa yang murni.” Ini adalah bahasa kebenaran Alkitab yang sama yang dinubuatkan di Zefanya 3:9 (NW). (Efesus 4:25) Mereka yang berbicara dalam ”bahasa yang murni” tidak terpecah-belah tetapi ”seia sekata,” ”erat bersatu dan sehati sepikir.”—1 Korintus 1:10.

4. Bagaimana Zefanya 3:9 menunjuk kepada kerja sama antar banyak bahasa dan banyak ras, dan dimana hal tersebut didapati dewasa ini?

4 Tujuan dari ”bahasa yang murni” ialah agar orang-orang dari segala bangsa dan ras dapat melayani Yehuwa ”bahu-membahu,” secara aksara, ’dengan satu bahu.’ Mereka akan melayani Allah dengan ”sepakat” (The New English Bible); ”dengan seia-sekata” (The New American Bible); atau ”dengan kata sepakat yang bulat dan satu bahu yang terpadu.” (The Amplified Bible) Terjemahan lain berbunyi: ”Kemudian aku akan membersihkan bibir semua bangsa, sehingga mereka semua dapat menyerukan nama Yehuwa dan bekerja sama dalam dinasNya.” (Byington) Kerja sama antar banyak bahasa dan banyak ras sedemikian dalam dinas Allah terdapat hanya di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa.

5. Saksi-Saksi Yehuwa dapat menggunakan bahasa manusia apapun untuk hal apa?

5 Karena semua Saksi-Saksi Yehuwa berbicara dalam ”bahasa yang murni” dari kebenaran Alkitab, mereka dapat menggunakan bahasa manusia apapun dengan cara yang paling mulia—memuji Allah dan memberitakan kabar baik dari Kerajaan. (Markus 13:10; Titus 2:7, 8; Ibrani 13:15) Alangkah bagusnya bahwa ”bahasa yang murni” memungkinkan orang dari semua rumpun bangsa untuk melayani Yehuwa dengan seia-sekata!

6. Bagaimana Yehuwa memandang orang-orang, namun apa yang akan membantu jika sikap memandang bulu masih ada dalam hati seorang Kristen?

6 Ketika Petrus memberi kesaksian kepada Kornelius dan orang Kafir lain, ia mengatakan: ”Aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepadaNya.” (Kisah 10:34, 35) Menurut terjemahan-terjemahan lain, Yehuwa ”bukan Pribadi yang menghormati pribadi-pribadi,” ”tidak mengadakan diskriminasi di antara bangsa-bangsa,” dan ”tidak memperlihatkan pilih kasih.” (The Emphatic Diaglott; Phillips; New International Version) Sebagai hamba Yehuwa, kita harus memandang orang-orang dari segala rumpun bangsa seperti Dia. Namun bagaimana jika masih ada sikap berat sebelah dalam hati seorang Kristen? Maka akan berguna untuk memperhatikan bagaimana Allah kita yang tidak membedakan orang berurusan dengan hamba-hambaNya dari segala bangsa, suku, umat, dan bahasa.—Lihat juga Awake! tanggal 8 Nopember 1984, halaman 3-11.

Mereka Diinginkan

7. Berkenaan hubungan dengan Allah, bagaimana seorang Kristen tidak berbeda dari orang Kristen dari bangsa atau ras lain?

7 Jika saudara seorang saksi yang terbaptis dari Yehuwa, kemungkinan besar pada suatu waktu saudara ”berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji” yang sedang terjadi dalam sistem yang jahat ini. (Yehezkiel 9:4) Saudara ’sudah mati karena dosa-dosa,’ namun Allah dengan belas kasihan menarik saudara kepadaNya melalui Yesus Kristus. (Efesus 2:1-5; Yohanes 6:44) Dalam hal ini, saudara tidak berbeda dari orang-orang lain yang sekarang adalah saudara-saudara seiman. Mereka juga merasa sedih menyaksikan kejahatan, ’mati karena dosa-dosa mereka,’ dan telah menerima belas kasihan Allah melalui Yesus Kristus. Dan tidak soal ras atau kebangsaan kita, hanya karena imanlah kita masing-masing sekarang dapat berdiri di hadapan Allah Yehuwa sebagai saksiNya.—Roma 11:20.

8. Bagaimana Hagai 2:8 sekarang sedang digenapi?

8 Firman nubuat dari Hagai 2:8 membantu kita menyadari bagaimana seharusnya kita memandang saudara-saudara seiman dari berbagai bangsa. Di ayat itu Yehuwa menyatakan: ”Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah [”hal-hal yang diinginkan,” NW] kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan.” Ditinggikannya agama yang murni seperti telah dinubuatkan ini terjadi di bait Allah yang sejati, kawasan ibadatNya. (Yohanes 4:23, 24) Namun apa gerangan ”hal-hal yang diinginkan kepunyaan segala bangsa”? Ini adalah ribuan pencinta kebenaran yang dengan baik menyambut pekerjaan pengabaran Kerajaan. Dari segala bangsa dan ras, mereka mengalir ke ’gunung rumah [Yehuwa],’ dengan menjadi saksiNya yang terbaptis dan bagian dari ”kumpulan besar” internasional. (Yesaya 2:2-4; Wahyu 7:9) Mereka yang memuji Yehuwa sebagai bagian dari organisasiNya di bumi adalah orang yang bersih, bermoral, saleh—benar-benar diinginkan. Maka tentu setiap orang Kristen sejati seharusnya ingin memperlihatkan kasih persaudaraan kepada semua orang yang diinginkan ini yang diperkenan oleh Bapa dari kita semua yang ada di surga.

Kepribadian Mereka Baru

9. Bahkan jika kita di masa lampau tidak mempunyai pandangan yang baik tentang orang asing, mengapa keadaan sekarang seharusnya berbeda setelah kita menjadi Kristen?

9 Saudara-saudari rohani kita di seluruh bumi juga diinginkan karena mereka mentaati nasihat untuk ’menanggalkan kepribadian yang lama serta kelakuannya dan mengenakan kepribadian yang baru.’ ”Melalui pengetahuan yang saksama [hal itu] diperbarui menurut gambar Pribadi yang menciptakannya, di mana tidak ada orang Yunani atau Yahudi, orang bersunat atau tak bersunat, orang asing, orang Skit, budak, orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.” (Kolose 3:9-11, NW) Jika seseorang dulunya tidak mempunyai pandangan yang baik tentang seorang Yahudi, seorang Yunani, atau orang-orang lain yang asing baginya, sekarang halnya harus berbeda setelah ia menjadi Kristen. Tidak soal ras, kebangsaan, atau kebudayaan, mereka yang memiliki ”kepribadian yang baru” memupuk dan memperlihatkan buah dari roh kudus Allah—kasih, sukacita, perdamaian, panjang sabar, kemurahan, kebaikan, iman, kelemahlembutan, dan pengendalian diri. (Galatia 5:22, 23) Hal ini membuat mereka dikasihi oleh sesama penyembah Yehuwa.

10. Jika kita tergoda untuk memberikan pernyataan yang tidak baik tanpa kecuali tentang saudara-saudari seiman dari ras atau bangsa manapun, bagaimana Titus 1:5-12 dapat membantu kita?

10 Tidak seperti hamba Yehuwa, ada orang-orang duniawi yang memberikan pernyataan yang merendahkan orang dari latar belakang kebangsaan yang lain. Ya, mengenai bangsanya sendiri, seorang nabi dari Kreta pernah mengatakan: ”Orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas”! Rasul Paulus diingatkan kepada kata-kata tersebut ketika ia merasa perlu untuk membungkamkan guru-guru palsu di kalangan orang Kristen di Pulau Kreta. Tetapi Paulus tentu tidak mengatakan: ’Semua orang Kristen di Kreta adalah pembohong dan suka merugikan, malas, dan gelojoh.’ (Titus 1:5-12) Tidak, karena orang Kristen tidak mengatakan hal-hal yang menghina orang lain. Selain itu, mayoritas orang Kristen di Kreta tersebut telah mengenakan ”kepribadian yang baru,” dan ada yang memenuhi syarat secara rohani untuk diangkat sebagai penatua. Ini patut dipikirkan dengan serius jika kita sewaktu-waktu tergoda untuk memberikan pernyataan yang tidak baik tanpa kecuali tentang saudara-saudari rohani kita dari ras atau kebangsaan tertentu.

Menganggap Orang Lain Lebih Tinggi

11. Jika ada sikap pandang bulu dalam hati seorang Kristen, apa yang dapat ia lakukan?

11 Sebaliknya, jika seorang Kristen berat sebelah terhadap suatu ras atau bangsa, kemungkinan hal ini akan nyata dari kata-kata atau perbuatan. Akibatnya, ini dapat menimbulkan perasaan sakit hati, terutama di sidang yang terdiri dari orang-orang yang mempunyai latar belakang berbagai suku bangsa. Tentu, tidak ada orang Kristen yang ingin menciptakan ketegangan sedemikian di kalangan umat Allah yang bersatu-padu. (Mazmur 133:1-3) Jadi jika ada sikap pandang bulu dalam hati seorang Kristen, sebaiknya ia berdoa: ”Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal.”—Mazmur 139:23, 24.

12. Mengapa kita tidak boleh membanggakan diri sendiri atau orang lain dari latar belakang suku kita sendiri?

12 Ada baiknya untuk mempunyai pandangan yang realistis bahwa kita semua adalah manusia yang tidak sempurna yang sama sekali tidak mungkin berdiri di hadapan Allah kalau bukan karena korban Yesus Kristus. (1 Yohanes 1:8–2:2) Maka, apa yang membuat kita berbeda dari orang lain? Karena kita tidak memiliki apapun yang tidak kita terima, mengapa kita harus membanggakan diri atau orang lain dari latar belakang suku kita sendiri?—Bandingkan 1 Korintus 4:6, 7.

13. Bagaimana kita dapat menyumbang kepada persatuan dari sidang, dan apa yang dapat dipelajari dari Filipi 2:1-11?

13 Kita dapat menyumbang kepada persatuan sidang jika kita mengakui dan memperlihatkan penghargaan terhadap sifat-sifat baik yang dimiliki orang lain. Rasul Yahudi Paulus memberi kita semua bahan pemikiran ketika ia mengatakan kepada orang Kafir di Filipi: ”Sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.” Yesus Kristus memberikan teladan sehubungan dengan sikap yang benar yang harus kita perlihatkan terhadap sesama kita dari ras atau bangsa manapun. Walaupun ia makhluk roh yang berkuasa, ia ”menjadi sama dengan manusia” dan merendahkan dirinya sampai mati di tiang siksaan demi kepentingan orang-orang yang berdosa dari semua ras dan bangsa. (Filipi 2:1-11) Maka, sebagai pengikut Yesus, tidakkah kita harus pengasih, rendah hati, dan mempunyai belas kasihan, sambil mengakui bahwa orang lain lebih tinggi dari kita?

Dengarkan dan Amati

14. Bagaimana kita dapat dibantu untuk menganggap orang lain lebih tinggi dari kita?

14 Kita dapat dibantu untuk menganggap orang lain lebih tinggi dari kita jika kita benar-benar mendengarkan bila mereka berbicara dan dengan saksama mengamati tingkah laku mereka. Misalnya, kita mungkin secara jujur harus mengakui pada diri sendiri bahwa sesama penatua—mungkin dari ras lain—lebih unggul dari kita dalam kecakapan memberi nasihat yang jitu dalam Sekolah Pelayanan Teokratis. Kita dapat melihat bahwa kerohaniannya, tidak perlu selalu gaya atau cara ia berbicara, yang memungkinkan dia untuk mendapatkan hasil baik dalam membantu saudara-saudara seiman menjadi pemberita Kerajaan yang mahir. Dan jelas bahwa Yehuwa memberkati usaha-usahanya.

15. Apa yang mungkin akan kita perhatikan bila kita mendengarkan pernyataan dari sesama penyembah?

15 Bila kita bercakap-cakap dengan saudara-saudari kita atau mendengarkan komentar mereka di perhimpunan, kita dapat melihat bahwa, ada di antara mereka yang mempunyai pengertian yang lebih baik mengenai kebenaran tertentu dari Alkitab daripada kita. Kita mungkin melihat bahwa kasih persaudaraan mereka tampak lebih kuat, mereka kelihatan mempunyai lebih banyak iman, atau mereka memberikan bukti akan kepercayaan yang lebih besar kepada Yehuwa. Jadi tidak soal apakah mereka dari latar belakang suku bangsa yang sama dengan kita atau tidak, mereka menggerakkan kita kepada kasih dan perbuatan-perbuatan baik, membantu menguatkan iman kita, dan mendorong kita untuk percaya dengan lebih penuh kepada Bapa surgawi kita. (Amsal 3:5, 6; Ibrani 10:24, 25, 39) Yehuwa jelas telah mendekat kepada mereka, dan demikian seharusnya kita.—Bandingkan Yakobus 4:8.

Diberkati dan Dikuatkan

16, 17. Berikan contoh-contoh yang memperlihatkan bahwa Yehuwa tidak berat sebelah dalam memberkati hamba-hambaNya dari bangsa atau ras manapun.

16 Yehuwa tidak pilih kasih dalam memberkati hamba-hambaNya dari bangsa atau ras manapun. Sebagai contoh, pertimbangkan negeri Brasilia. Bukan dari para utusan injil asing melainkan dari bibir delapan pelaut Brasilia, orang-orang di Brasilia pertama kali mendengar berita Kerajaan kira-kira pada tahun 1920. Berkat Allah nyata, karena pada tahun dinas 1987, ada puncak 216.216 pemberita Kerajaan di negeri itu yang jumlah penduduknya 141.302.000—perbandingan satu penyiar untuk 654 orang.

17 Pikirkan contoh lain dari berkat ilahi. Pada bulan April 1923 dua saksi Yehuwa kulit hitam dari Pulau Trinidad di Karibea diutus untuk mengabarkan berita Kerajaan di Afrika Barat. Demikianlah Saudara dan Saudari W. R. Brown melayani selama bertahun-tahun di sana, dan ia akhirnya dikenal sebagai ”Alkitab Brown.” Mereka ”menanam” dan ”Allah yang memberi pertumbuhan” seraya orang-orang lain juga bekerja di daerah yang sangat luas itu. (1 Korintus 3:5-9) Dewasa ini, ada lebih dari 32.600 pemberita Kerajaan di Ghana dan lebih dari 133.800 di Nigeria saja.

18, 19. Berikan contoh-contoh bagaimana Allah kita yang tidak membedakan orang menguatkan hamba-hambaNya dari semua ras dan bangsa.

18 Yehuwa tidak hanya memberkati hamba-hambaNya dari segala bangsa dan ras tetapi juga menguatkan mereka. Sebagai contoh, pertimbangkan pengalaman dua saksi Yehuwa Jepang. Pada tanggal 21 Juni 1939, Katsuo Miura dan istrinya ditangkap secara tidak adil, dipenjarakan, dan dipisahkan dari putra mereka yang berumur lima tahun, yang harus diurus oleh neneknya. Saudari Miura dibebaskan setelah delapan bulan, tetapi Saudara Miura dipenjarakan selama lebih dari dua tahun sebelum diajukan ke pengadilan. Ia menderita perlakuan yang buruk, didapati bersalah, dan mendapat hukuman lima tahun. Di penjara di Hiroshima, Allah menguatkan dia melalui Alkitab, yang merupakan hiburan dan kekuatan yang tak ada habisnya. Melalui apa yang tampaknya suatu mujizat, Saudara Miura selamat ketika pada tanggal 6 Agustus 1945 ledakan bom atom menghancurkan penjaranya. Dua bulan kemudian, ia dapat berkumpul kembali dengan istri dan putranya di Jepang sebelah utara.

19 Selama Perang Dunia II, Saksi-Saksi Yehuwa mengalami pengejaran yang hebat di banyak negeri. Sebagai contoh, Robert A. Winkler salah seorang saudara bangsa Jerman yang menderita di kamp konsentrasi Nazi di Jerman dan Negeri Belanda. Karena tidak mau mengkhianati sesama Saksinya, ia dipukul dengan begitu kejam sehingga ia tidak dapat dikenali lagi. Namun ia menulis: ”Pikiran mengenai janji-janji Yehuwa untuk membantu seseorang dalam segala macam kesulitan memberi saya penghiburan dan kekuatan untuk tekun menahan ini semua. . . . Hari Sabtu saya dipukuli oleh Gestapo, dan pada hari Senin berikutnya saya akan diinterogasi lagi oleh mereka. Apa yang akan terjadi sekarang dan apa yang harus saya lakukan? Saya berpaling kepada Yehuwa dalam doa, percaya kepada janji-janjiNya. Saya tahu ini berarti menggunakan strategi perang teokratis demi kepentingan pekerjaan Kerajaan dan perlindungan saudara-saudara Kristen saya. Benar-benar suatu ujian yang besar bagi saya untuk bertekun dan pada hari ketujuh belas saya benar-benar lelah sekali, namun saya bersyukur kepada Yehuwa bahwa dengan kekuatanNya saya dapat bertekun menahan ujian ini dan memelihara integritas saya.”—Mazmur 18:36; 55:23; 94:18.

Bersyukur untuk Persaudaraan Kita

20. Bagaimana respek kita terhadap rekan-rekan seiman dari segala ras dan bangsa dapat ditingkatkan?

20 Tidak diragukan lagi, Yehuwa memberkati dan menguatkan saksi-saksiNya dari segala bangsa dan ras. Ia tidak membedakan orang, dan sebagai hambaNya yang berbakti, kita tidak mempunyai dalih atau alasan untuk memperlihatkan sikap pandang bulu. Selain itu, respek kita terhadap saudara-saudari kita dari setiap ras dan bangsa akan bertambah jika kita memikirkan hal-hal yang membuat mereka lebih unggul dari kita. Mereka juga menerapkan hikmat surgawi, yang tidak membuat perbedaan yang berat sebelah tetapi menghasilkan buah yang baik sekali. (Yakobus 3:13-18) Ya, dan kebaikan, kemurahan, kasih, dan sifat-sifat saleh lain dari mereka memberi kepada kita contoh-contoh yang baik.

21. Apa hendaknya tekad kita?

21 Maka, betapa bersyukur kita seharusnya untuk persaudaraan kita yang terdiri dari banyak ras, banyak bangsa! Dengan bantuan dan berkat Bapa surgawi kita, marilah kita ”melayani Dia dengan bahu membahu” dalam kasih persaudaraan dan dengan saling menghormati. Ya, kita hendaknya betul-betul ingin dan bertekad bulat untuk melayani Yehuwa dengan seia-sekata.

Bagaimana Komentar Saudara?

◻ ”Bahasa yang murni” memungkinkan hamba-hamba Yehuwa dari segala latar belakang suku bangsa untuk melakukan apa?

◻ Bagaimana Hagai 2:8 sedang digenapi dewasa ini, dan bagaimana seharusnya ini mempengaruhi pandangan kita terhadap hamba-hamba Allah yang lain?

◻ Bagaimana Filipi 2:3 dapat mempengaruhi hubungan kita dengan orang-orang dari segala ras dan bangsa?

◻ Jika kita mendengarkan dan mengamati, apa yang akan kita lihat berkenaan saudara-saudara seiman dari latar belakang bangsa lain?

[Gambar di hlm. 26]

Orang-orang dari setiap ras dan bangsa memuji Yehuwa dengan seia-sekata

[Gambar di hlm. 27]

Dengarkan baik-baik dan amatilah. Saudara akan digerakkan oleh kasih dan iman yang nyata terlihat dalam kata-kata dan perbuatan dari saksi-saksi Yehuwa yang lain

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan